Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Publik untuk Pemajuan HAM oleh Wijayanti (IDEA)
Transcript of Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran Publik untuk Pemajuan HAM oleh Wijayanti (IDEA)
TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS ANGGARAN PUBLIK UNTUK PEMAJUAN HAK ASASI MANUSIA*
*Pengalaman Perkumpulan IDEA belajar bersama warga, dipaparkan dalam
Training Penguatan Kapasitas Jurnalis DIY-Jateng Dalam Mendukung Proses Transparansi Anggaran
2
PRINSIP-PRINSIP HAM :UDHR (Universal Declaration of Human Rights) dan segala instrumen-kesepakatan penjabarannya hak asasi manusia melekat dgn prinsip-prinsip :
(1) kesetaraan,
(2) non diskriminasi,
(3) inalienability (= tidak bisa diambil, diserahkan, ditransfer),
(4) (menjadi) tanggung jawab (semua pemangku kepentingan),
(5) ketidakterbagian,
(6) universalitas,
(7) kesalingtergantungan dan kesalingmemengaruhi.,
(8) (menjunjung) martabat manusia.
RINGKASAN DUHAM : Right to equality
Freedom from discrimination
Right to life, liberty, personal security
Freedom from slavery
Freedom from torture and degrading treatment
Right to recognition as a person before the law
Right to equality before the law
Right to remedy by competent tribunal
Freedom from arbitrary arrest, exile
Right to a fair public hearing
Right to be considered innocent until proven guilty
Freedom from interference with privacy, family, home, and correspondence
Right to free movement in and out of any country
Right to asylum in other countries from persecution
Right to a nationality and freedom to change it
3
RINGKASAN DUHAM (lanj.) : Right to marriage and family
Right to own property
Freedom of belief and religion
Freedom of opinion and information
Right of peaceful assembly and association
Right to participate in government and free elections
Right to social security
Right to desirable work and to join trade unions
Right to rest and leisure
Right to adequate living standards
Right to education
Right to participate in cultural life and community
Right to social order assuring human rights
Community duties essential to free and full development
Freedom from state and personal interference in the above rights
4
INSTRUMEN HAM International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) /
Perjanjian Dunia tentang Hak Sipil dan Politik (diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005)
International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (ICESCR) / Perjanjian Dunia tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005)
International Convention on Elimination of All Forms of Racial Discrimination (CERD) / Konvensi Dunia tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1999)
Convention on the Elimination of All Forms of Discrimination Against Women (CEDAW) / Konvensi Dunia tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (diratifikasi oleh Indonesia melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1984)
Convention on the Rights of the Child (CRC) / Konvensi Hak Anak (disahkan dengan Keppres No. 36 Tahun 1990)
Convention (No. 169) Concerning Indigenous and Tribal Peoples in Independent Countries
5
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
INSTRUMEN HAM (lanj.)Deklarasi Hak Atas Pembangunan (diadopsi dalam
Resolusi Sidang Umum PBB No 41/128 tanggal 4 Desember 1986)
UUD 1945 dan Amandemennya.
UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
UU No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
PP No. 28 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah
Inpres No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Sistem Pembangunan Nasional
Permendagri No. 15 Tahun 2008 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender Di Daerah
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
6
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
KEWAJIBAN NEGARA ATAS HAK ASASI MANUSIA Click to edit Master
text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Menghormati
Melindungi
Memenuhi
[bdk. Konvensi Wina, 1993]
7
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
PENDEKATAN BERBASIS HAK : suatu keharusanElemen pendekatan berbasis
hak :
Berkaitan langsung dengan hak asasi manusia
Meningkatkan akuntabilitas (dan dengan sendirinya transparan)
Mengubah ketergantungan menjadi pemberdayaan
Partisipasi
Non-diskriminasi
8
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
LINGKUP HAK ATAS PEMBANGUNAN
Partisipasi
Akses
Kontrol
Manfaat
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
9
UNSUR DAN PROSES PEMBENTUKAN KEBIJAKAN PUBLIK
10Roem Topatimasang, Merubah Kebijakan Publik
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
FUNGSI ANGGARAN Fungsi otorisasi
Fungsi alokasi
Fungsi distribusi
Fungsi stabilisasi
Sebagai pedoman bagi pemerintah
Sebagai alat penilai kinerja pemerintah
Sebagai alat pengawasan oleh masyarakat
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
11
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
PRINSIP ANGGARAN TERKAIT PEMAJUAN HAM Realisasi progresif :
nilai pemajuan HAM jika dikonversi dalam nilai uang lebih besar daripada besaran laju inflasi
Penggunaan sebesar-besarnya atas sumber daya yang tersedia (full use of maximum available resources)
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
12
EMPAT PENDEKATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
13
PROSES PERENCANAAN TAHUNAN s.d. Tk. KABUPATEN MUSRENBangdu
s
MUSRENBANGDES
MUSRENBANGKEC
MUSRENBANGKAB
FORUM SKPD
1. Dokumen R K P yang berisi:a. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan didanai oleh Alokasi Dana
Desa dan atau swadaya.b. Prioritas Kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan melalui S K P
D yang akan dibahas pada forum Musrenbang Kecamatan.2. Daftar nama delegasi untuk mengikuti Musrenbang Kecamatan.3. Berita acara Musrenbang Desa/Kelurahan.
1. Daftar prioritas kegiatan pembangunan di wilayah kecamatan menurut fungsi/SKPD atau gabungan SKPD yang akan didanai melalui APBD Kabupaten/Kota dan sumber pendanaan lainnya.
2. Terpilihnya delegasi kecamatan untuk mengikuti Forum S K P D dan Musrenbang Kabupaten/Kota.
3. Berita Acara Musrenbang Tahunan Kecamatan.
1. Rancangan Renja-SKPD berdasarkan hasil Forum SKPD yang memuat kerangka regulasi dan kerangka anggaran SKPD.
2. Prioritas kegiatan yang sudah dipilah menurut sumber pendanaan dari APBD setempat, APBD Provinsi maupun APBN yang termuat dalam Rancangan Renja-SKPD disusun menurut kecamatan dan desa/kelurahan.
3. Terpilihnya delegasi dari Forum SKPD yang yang berasal dari organisasi kelompok-kelompok masyarakat untuk mengikuti Musrenbang Kabupaten/Kota.
4. Berita Acara Forum SKPD Kabupaten/Kota.1. Penetapan arah kebijakan, prioritas pembangunan, dan plafon/pagu dana berdasarkan fungsi/SKPD.2. Daftar prioritas kegiatan yang sudah dipilah berdasarkan sumber pembiayaan dari APBD Kabupaten/Kota; APBD Provinsi, APBN, dan sumber pendanaan lainnya.3. Daftar usulan kebijakan/regulasi pada tingkat pemerintah Kabupaten/Kota, Provinsi dan/atau Pusat.4. Rancangan pendanaan untuk Alokasi Dana Desa.
14
[satu] DAUR PENGANGGARAN PERENCANAAN
JAN – MEI tahun n-1
PENYUSUNANJUN – OKT tahun n-1
PENGESAHANNOV-DES tahun n-1
PELAKSANAANJAN – DES tahun n
PERTANGGUNGJAWABANJAN – JUN tahun n+1
15
<== PENGAWASAN ==>
HAKIKAT DAN NALAR ANGGARAN : ALIRAN DANA PUBLIK
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
Situasi yang jamak……Click to edit Master text
stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Sumber: Buku Perempuan dan Anggaran, IDEA
Penyebab korupsi/penyimpangan anggaran
Seluruh daur terkait APBD hanya dipandang sebagai kegiatan administratif pemerintahan tanpa perlu partisipasi publik.
Birokrat yang melakukan penyusunan anggaran mengedepankan kepentingan pribadi / golongan dan bukan pemajuan hak asasi manusia warga.
DPRD sebagai pemegang hak penganggaran cenderung melayani partai daripada pemajuan hak asasi manusia warga.
Suara rakyat dianggap sebagai angin lalu sehingga persoalan warga diabaikan.
* Catatan: terminologi korupsi dalam paparan ini bukan korupsi dalam UU Tipikor namun korupsi dalam arti lebih luas.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
Korupsi anggaran dan alternatif penyembuhan1. Anggaran tidak mencerminkan problem nyata yang dihadapi-dialami masyarakat
Persoalan penting-urgent yang dihadapi masyarakat tidak difasilitasi
Alokasi anggaran yang besar diberikan tidak kepada rakyat tetapi kepada pejabat.
Anggaran di dinas hanya sedikit ---bahkan tidak ada--- yang dialokasikan untuk masyarakat secara langsung.
Pemerintah dan DPR harus bertemu warga saat reses maupun tidak
Musrenbang (mulai dari desa sampai kabupaten) harus melibatkan berbagai kelompok masyarakat
Warga harus terlibat dalam setiap tahapan daur penganggaran.
DPRD dan pemerintah memberikan ‘ruang’ yang memadai untuk partisipasi warga
Sumber: Buku Perempuan dan Anggaran, IDEA
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
2. Birokrasi memakan dana relatif besarBesaran anggaran untuk
gaji, tunjangan, fasilitas (makan-minum, transportasi, dll) relatif tinggi
Birokrasi yang menggemuk; banyak orang yang direkrut untuk menjadi pegawai pemerintah tanpa menghitung besaran beban pekerjaan
Belanja Barang dan Jasa yang tidak efektif dan efisien
Realokasi anggaran untuk aparatur ke anggaran untuk rakyat
Memperbaiki sistem pemantauan dan evaluasi pegawai dan pensiun dini atau pemecatan bagi pegawai yang tidak kompeten
Basis kegiatan yang budget oriented alias menghabiskan anggaran diubah menjadi didasarkan atas capaian out put dan efisiensi – efektivitas.
Inilah profil anggaran kesehatan Kota Yogyakarta tahun 2004
Kompas, 22 Feb 2008
Realokasi anggaran aparatur untuk kebutuhan dasar rakyat tak bisa ditunda lagi!
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
3. Anggaran bias genderKebutuhan kelompok
perempuan tidak diperhitungkan di setiap alokasi anggaran
Tidak ada persyaratan khusus dalam mengalokasikan anggaran terkait dengan penerima manfaat
Alokasi khusus untuk perempuan hanya dalam organisasi perempuan seperti PKK.
Pemerintah dan DPRD harus lebih banyak berdialog dengan kelompok perempuan untuk menyelami persoalannya
Alokasi anggaran perlu memperjelas penerima manfaatnya apakah perempuan atau laki-laki, kelompok masyarakat miskin atau kaya, kelompok rentan atau mapan, dll.
Kelompok perempuan harus membuat usulan program ke pemerintah (PKK, Posyandu, perempuan usaha kecil, perempuan petani, perempuan nelayan, dll.)
Perbanyak perwakilan perempuan di parlemen dan pengambil kebijakan.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
Anggaran Posyandu dan PAUD Kab.Bantul dan Kab. Gunungkidul
Program SKPD 2009 2010 2011
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
Dinas Kesehatan
- 50.000.000 -
Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
Dinas Kesehatan
195.227.500 210.420.000 120.894.000
Program pendidikan anak usia dini
Dinas Pendidikan Dasar
- - 54.947.500
Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PAUD
- - 551.962.500
Program SKPD 2009 2010 2011
Pengembangan kegiatan Gerakan Sayang Ibu
Dinas Kesehatan
73,260,000
28.950.000
69,125,000
Deteksi tumbuh kembang balita
Dinas Kesehatan
31,575,000
25.090.000
9,125,000
Pengembangan Posyandu
Dinas Kesehatan
382,220,000 457.500.000
512,445,000
Program pendidikan Anak Usia Dini
Dinas Pendidikan
387,765,000 92.926.000 211,788,000
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
4. Pemerintah dan DPRD ‘bersahabat’Adanya anggaran-
anggaran yang saling dititipkan (misal legislatif titip ke anggaran eksekutif)
Adanya proyek-proyek TITIPAN
Otak-atik rumus ADD sehingga besaran ADD yang tertera dalam dokumen APBD berada di bawah plafon rumus yang ada.
Pengawasan anggaran harus semakin ketat, baik dari BPK, BPKP, maupun RAKYAT
Kalau legislatif kuat, akan banyak titip proyek ke eksekutif dan sebaliknya, kalau eksekutif kuat maka akan titip kepada fraksi-fraksi untuk mempertahankan proyeknya.
Lihat rumusan ADD dan check.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
5. Pemerintah daerah dan pemerintah pusat ‘main mata’Rumusan dana perimbangan
yang bergeser dari yang seharusnya diterima oleh daerah.
Untuk mendapat dana yang besar harus menyiapkan kail dengan umpan yang besar pula.
Dan dekonsentrasi tanpa pengawasan di daerah.
Aturan direvisi berulang-ulang sehingga membuat masyarakat bingung mengikutinya.
Cek berapa alokasi yang seharusnya diterima daerah!
Awasi proyek-proyek pusat terutama proyek dana dekonsentrasi !
Informasi dana dekonsentrasi dan lokasi proyek serta pengawasan dari DPRD atas implementasi dana itu (meskipun kuasa anggarannya adalah pemerintah pusat)!
‘mau tidak mau-suka tidak suka’ masyarakat pegiat advokasi anggaran harus terus-menerus mengikuti aturan yang ada.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
6. Potensi pendapatan besar tetapi pendapatan minim
Melihat target pendapatan asli daerah yang sangat minim (misalnya restribusi parkir)
Adanya potensi pemasukan daerah yang ‘sengaja’ tidak ditargetkan dalam pendapatan.
Menjebak masyarakat untuk membayar segala jenis pajak atau retribusi yang tidak jelas.
Perhitungan dana perimbangan yang membutuhkan tawar-menawar.
Pengawasan terhadap ‘obyek’ potensi PAD.
Menggali potensi daerah yang dapat digali untuk menambah PAD asal bukan ditujukan pada obyek yang dikelola oleh orang miskin.
Melarang pemerintah daerah untuk mengemplang orang miskin sebagai target pendapatan terutama untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti kesehatan.
Dana perimbangan yang sudah fix perlu dibuka kepada publik sejak awal.
NO. JENIS BAGI HASIL
% UNTUK DAERA
H
PORSI
PROV
KAB/KOTA
PENGHASIL
KAB/KOTA LAIN
DALAM PROV
PERTAMBANGAN UMUM
A. LAND RENT KAB/KOTA PENGHASIL 80% 16% 64%
-
B. LAND RENT PROVINSI PENGHASIL 80% 80%
-
-
C. ROYALTI KAB/KOTA PENGHASIL 80% 16% 32% 32%D. ROYALTI PROVINSI PENGHASIL 80% 26%
- 54%
Porsi DBH SDA
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
7. Besaran belanja aparat dan fasilitasnya yang melambung
Banyak rapat dan pertemuan yang menggunakan fasilitas mewah.
Makan-minum pejabat yang tinggi, biaya perjalanan dinas juga melambung.
Perbaikan atas gedung-gedung yang relatif masih bagus.
Efisiensi bisa dilakukan dengan memaksimalkan ruang pertemuan yang dimiliki oleh pemerintah.
Minta untuk mengurangi standar makan-minum dan perjalanan dinas.
Fasilitas yang masih layak, tidak perlu di-repair. Pengawasan atas aset perlu dilakukan.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
Bandingkan!Uraian Tahun 2009 % Tahun 2010 % Tahun 2011 %
Pendapatan Asli Daerah 65.991.513.134 8,0 90.238.879.583 10,3 106.885.124.343 11,9
Total Pajak 13.000.000.000
1,6 16.489.578.000
1,9 28.752.000.000 3,2
Total Retribusi 38.366.191.550
4,6 56.473.038.662
6,4 21.452.299.343 2,4
Dana Perimbangan 656.885.490.000 79,2 683.081.409.250 78,0 707.595.997.410 78,5
Dana Alokasi Umum 568.510.000.000 68,5 573.512.337.000 65,5 625.350.000.000 69,4
Dana Alokasi Khusus 55.635.000.000 6,7 60.565.500.000 6,9 45.925.400.000 5,1
Dana Bagi Hasil 41.216.251.900 5,0 49.003.572.250 5,6 36.320.597.410 4,0
Total pendapatan 829.474.653.164 876.204.469.555 900.867.639.269
2009 2010 20110
10
20
30
40
50
60
70
80
Perbandingan % belanja langsung dan tidak langsung
% belanja langsungSeries2
%
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
8. Aset daerah menyusutAsset pemda
menyusut karena barang yang sudah ‘dianggap’ tidak layak pakai dilelang dan dibeli oleh orang dalam.
Lelang barang dinas tidak dibuka / diumumkan kepada publik.
Pengawasan aset dan lelang aset daerah.
Tidak menggunakan fasilitas kantor untuk kepentingan individu.
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
9. Pilkada menjadi awalanMempertinggi
anggaran untuk bantuan sosial atau hibah.
Menghabiskan belanja bantuan sosial sesegera mungkin sebelum berakhir masa jabata.
Sesegera mungkin mengetok anggaran sebelum berakhirnya masa jabatan, meski masih ada waktu.
Analisis anggaran dengan membandingkan anggaran tahun sebelumnya.
Lakukan pengawasan dana bantuan sosial sebelum pilkada berlangsung!
Pastikan sudah ada sosialisasi dan partisipasi agar pengesahan tidak terburu-buru!
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
Apa analisis anda?Click to edit Master text stylesSecond levelThird level
Fourth level Fifth level
Click to edit the outline text format
Second Outline Level
Third Outline Level
Fourth Outline Level
Fifth Outline Level
Sixth Outline Level
Seventh Outline LevelClick to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level Fifth level
9. Pengadaan barang dan jasa yang mengkhawatirkanAdanya penunjukan
langsung padahal seharusnya lelang terbuka.
Adanya lelang yang diikuti oleh perusahaan milik ‘orang dalam pemerintah atau DPRD’.
Pengumuman Lelang / Tender sengaja dipasang dengan space kecil dan diletakkan di koran /tempat yang jarang dibaca oleh masyarakat.
Awasi proses pengadaan barang dan jasa! Siapa yang melakukan tender, apakah itu perusahaan boneka atau benar-benar perusahan yang bergerak di bidang yang ditenderkan.
Mendorong pemerintah daerah untuk melakukan e-procurement ‘yang sebenar-benarnya’.
Bacaan .. Anatomi ‘Korupsi’ Anggaran Daerah,
Wasingatu Zakiyah, paparan untuk Pelatihan Anti Korupsi SIDAK.
IDEA Yogyakarta
bisa dihubungi di :
Jl. Kaliurang Km 5 Gg Tejomoyo CT III/3 Yogyakarta 55281 Indonesia
Telp. / fax +62-274-583900
E-mail : [email protected]
Web : www.ideajogja.or.id
Facebook : Idea Yogyakarta
Terima kasih…
Thank you very much…
Matur nuwun sanget…
Valentina Sri Wijiyati
Koord. Div. Adv. Anggaran untuk Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial Budaya
+62 81392413509, [email protected],