Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web...

21
BAB I PENDAHULUAN “Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.” (Al-Baqarah:78) Pendidikan adalah kunci kemajuan suatu bangsa. Tak jarang kita dapati Negara miskin didominasi oleh masyarakat buta huruf. Sedangkan jumlah masyarakat yang tecatat buta huruf di Indonesia adalah sebanyak 17.097.220 dari 220 juta lebih penduduk. Bahkan, laporan bank dunia menyatakan bahwa ketrampilan membaca siswa SD kelas 4 Indonesia paling rendah se Asia Timur (Prasetyo,2005). Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 78 diatas, buta huruf dalam bahasa Arab dikenal dengan al-ummy (mufradnya ummiyyuuna) dimaknai dalam sebuah syair : ب س ح ن ولا ب ت ك ن لا ة ي م ا ة امة ان“Kami adalah ummat yang ummy tidak bisa menulis dan tak menghitung.” Sedangkan ummiyyah (bentuk jama’ dari amany) berarti bacaan- bacaan. Makna yang senada maknanya dengannya diungkapkan oleh penyair bernama Ka’ab Ibnu Zubair, “Membaca di awal dan di akhir malam tetapi hasilnya menjumpai ajal yang telah ditakdirkan.” Penyair mengkonstantir sikap mereka dalam membaca kitab Taurat, mereka hanya membaca lafadz-lafadznya saja tanpa melakukan amaliyah kehidupan sehari-hari seperti yang disebutkan dalam surat Al- Jum’ah ayat 5 yang artinya; 1

Transcript of Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web...

Page 1: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

BAB IPENDAHULUAN

“Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al-Kitab (Taurat),

kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga.”

(Al-Baqarah:78)

Pendidikan adalah kunci kemajuan suatu bangsa. Tak jarang kita dapati

Negara miskin didominasi oleh masyarakat buta huruf. Sedangkan jumlah

masyarakat yang tecatat buta huruf di Indonesia adalah sebanyak 17.097.220 dari

220 juta lebih penduduk. Bahkan, laporan bank dunia menyatakan bahwa

ketrampilan membaca siswa SD kelas 4 Indonesia paling rendah se Asia Timur

(Prasetyo,2005).

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 78 diatas, buta huruf dalam bahasa

Arab dikenal dengan al-ummy (mufradnya ummiyyuuna) dimaknai dalam sebuah

syair :

والنحسب النكتب امية امة انه“Kami adalah ummat yang ummy tidak bisa menulis dan tak menghitung.”

Sedangkan ummiyyah (bentuk jama’ dari amany) berarti bacaan-bacaan. Makna

yang senada maknanya dengannya diungkapkan oleh penyair bernama Ka’ab Ibnu

Zubair, “Membaca di awal dan di akhir malam tetapi hasilnya menjumpai ajal yang

telah ditakdirkan.” Penyair mengkonstantir sikap mereka dalam membaca kitab

Taurat, mereka hanya membaca lafadz-lafadznya saja tanpa melakukan amaliyah

kehidupan sehari-hari seperti yang disebutkan dalam surat Al-Jum’ah ayat 5 yang

artinya;

“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, Kemudian mereka

tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.

Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. dan

Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

Mereka adalah kaum kerdil, tingkah laku yang mereka lakukan hanya berdasarkan

sangkaan belaka (taqlid pada sesuatu yang ia tidak mengetahui asal usulnya). Hal ini

menunjukkan bahwa ketiadaan pendidikan dapat menyebabkan ummat yang kerdil.

Ayat tersebut menerangkan tentang keadaan kaum yahudi pada masa Nabi

Musa as yang ummy terhadap kitabNya yakni taurat, sedangkan Indonesia adalah

1

Page 2: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

negara yang memiliki mayoritas penduduk Islam namun mengapa masih kita temui

banyak masyarakatnya yang belum menjalankan syari’at Islam, bahkan masih ada

yang buta huruf Al-Qur’an? Padahal telah tersebar luas sekolah-sekolah umum,

madrasah-madrasah, bahkan pondok pesantren yang mengajarkan pendidikan

agama Islam. Bahkan tak jarang kita temui orang muslim yang faham ilmu agama

namun tidak mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang terjadi

pada sebuah SMA swasta di Yogyakarta, pihak sekolah lebih membanggakan

kejuaraan dalam bidang olah raga tanpa mempedulikan karakter para siswanya yang

belum faham tentang Islam secara menyeluruh. Dan seolah-olah pendidikan Islam

dinomer duakan setelah pendidikan umum. Sebenarnya, bagaimanakah sistem

pendidikan Islam di Indonesia dan apakah sistem pendidikan tersebut sudah dapat

merealisasikan metode pengajaran Rasulullah SAW dalam mengajarkan islam pada

ummatnya?

Dengan penyusunan makalah ini, diharapkan dapat terdeskripsikan keadaan

pendidikan islam di Indonesia yang dibandingkan dengan metode pendidikan ideal

yang diajarkan Rasulullah SAW.

2

Page 3: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

BAB IIPEMBAHASAN

A. PENDIDIKAN DALAM ISLAM1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan diambil dari kata dasar didik yang berimbuhan pe-an.

Mendidik berarti memelihara latihan mengenai akhlaq dan kecerdasan

fikiran.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah suatu

usaha manusia untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang atau

sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya

pengajaran dan latihan.2 Sehingga menurut penulis, pendidikan dapat

membentuk sebuah karakter manusia dan dapat mengubah tabi’at asal

dengan proses pembiasaan dalam kehidupan menjadi sebuah akhlaq (nilai-

nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan timbangannya

seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian

memilih melakukan atau meninggalkannya).3

Pendidikan dalam bahasa Inggris dikenal dengan education yang

berasal dari kata “educare” yang artinya “menggiring keluar”. Dalam konteks

ini, sesuatu yang digiring keluar adalah potensi-potensi manusia. Sedangkan

dalam Islam dikenal dengan kata “tarbiyyah” yang bermakna “meningkatkan”

atau “membuat sesuatu lebih tinggi”. Dengan demikian, pendidikan pada

dasarnya mengandung pra anggapan bahwa dalam diri manusia terdapat

bibit-bibit kebaikan yang harus digiring keluar atau ditingkatkan.4

Dari pengertian diatas, terbuktilah kebenaran Kitabullah yang

menunjukkan bahwa Allah SWT hanya akan memberikan ilmu kepada orang-

orang yang berakal dalam surat Al-Baqarah ayat 269 yang artinya; “Allah

menganugerahkan al-hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan

As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang

dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.

Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran

(dari firman Allah)”. Jadi, objek pendidikan adalah manusia sebagai seorang 1 Artikel mahasiswa Universitas Negeri Padang yang didapat dari www.google.com pada 16 April 2010 2 ibid3 Menurut Abdul Karim Zaidan4 Artikel “Pendidikan Seharusnya Murah” karya Aad Setya Permadi yang disampaikan pada seminar pendidikan IRM

3

Page 4: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

khalifah yang bertugas menggantikan Allah dalam menjalankan hukumnya

dimuka bumi ini5 dalam mewujudkan baldatun thoyyibatun wa rabbun

ghofuur.

2. Kewajiban Pendidikan bagi Ummat IslamSurat pertama yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad SAW

melalui malaikat Jibril adalah surat Al-‘Alaq. Sejarah menceritakan bahwa

ketika Muhammad bertahannuts (berdiam diri di tempat sepi) di gua Hiro,

malaikat Jibril datang kepadanya dan menyuruhnya membaca, padahal ia tak

dapat membaca sehingga Jibril mendekapnya hingga Muhammad mengalami

kepayahan. Kejadian itu terjadi hingga tiga kali, dan kemudian Jibril

melanjutkan dengan membacakan pada Muhammad “Bacalah dengan

menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan(1). Ia telah menciptakan

manusia dari segumpal darah(2). Bacalah, dan tuhanmulah yang Maha

Pemurah(3). Yang mengajarkan dengan kalam(4). Ia telah mengajarkan

manusia terhadap apa yang tidak ia ketahui (5).”6

Dalam tafsir Al-Maraghi, ayat diatas ditafsirkan sebagai berikut :

Ayat pertama, menunjukkan bahwa Dzat Yang menciptakan makhluq

mampu membuat Muhammad bisa membaca, meskipun sebelum itu ia tidak

pernah belajar membaca.

Ayat kedua, sesungguhnya Dzat Yang menciptakan manusia dari

segumpal darah, kemudian membekalinya dengan kemampuan berfikir,

sehingga bisa menguasai seluruh makhluq bumi.

Ayat ketiga, Perintah “Bacalah!” diulang-ulang karena membaca tidak

akan dapat meresap kedalam jiwa melainkan setelah berulang-ulang dan

dibiasakan. Berulang-ulangnya perintah ilahi berpengertian sama dengan

berulang-ulangnya membaca. Dengan demikian, membaca adalah bakat Nabi

SAW. Seperti yang dijanjikan Allah dalam surat Al-A’la ayat 6;

“Kami akan membacakan (Al-Qur’an) kepadamu (Muhammad) maka kamu

tidak akan lupa.”

Namun ketika Muhammad diperintah membaca ia menerangkan bahwa dia

seorang ummi maka Allah pun menyingkirkan halangan yang ia kemukakan

dengan firman berikutnya bahwa Allah adalah Dzat Yang Pemurah pada

5 Tafsir Jalalain hal 66 Q.S. Al-‘Alaq: 1-5

4

Page 5: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

hambaNya yang senantiasa memohon pada pemberianNya. Kemudian Allah

menentramkan hatinya dengan firmanNya pada ayat keempat.

Ayat keempat, Yang menjadikan kalam sebagai alat komunikasi antar

sesama manusia sekalipun letaknya berjauhan. Qalam adalah sebuah benda

mati yang tidak bisa diberikan pengertian (lisan/tulisan), sehingga membuat

kemudahan Muhammad untuk dapat membaca dan member penjelasan dan

pengajaran. Apalagi ia adalah manusia sempurna. Allah juga menyatakan

bahwa diri-Nyalah yang telah menciptakan manusia dari ‘alaq kemudian

mengajari dengan perantara kalam. Dengan itu, seolah-olah dikatakan kepada

semua manusia “Renungkanlah wahai manusia! Kelak engkau akan

menjumpai dirimu telah berpindah dari tingkatan yang paling rendah dan hina

kepada tingkatan yang mulia. Demikian itu tentu ada kekuatan yang

mengaturnya dan kekuasaan yang menciptakan kesemuanya dengan baik.”

Ayat kelima, Allah adalah Dzat Yang mengajarkan kepada manusia

tentang berbagai ilmu sehingga manusia berbeda dari makhluq yang lain.

Pada awalnya tidak mengetahui apa-apa (bodoh). Inilah inti pokok tentang

keutamaan membaca, menulis, dan ilmu pengetahuan. Sungguh jika tidak ada

qalam, maka segala ilmu pengetahuan akan kabur.

Dengan wahyu ini, teranglah bahwa pendidikan dan pengajaran

merupakan hal pokok yang menjadi bekal setiap manusia dalam menjalankan

tugasnya. Rasullah SAW juga pernah bersabda:

“menuntut ilmu adalah wajib hukumnya bagi setiap muslim.”7

Kata muslim bermakna menyeluruh yakni pemeluk Islam baik laki-laki maupun

perempuan.

Dalam hadits lain disebutkan pula bahwa Nabi penah berkhutbah:

“Mengapa ada orang-orang yang enggan memberi pemahaman kepada

orang lain, tidak mau mengajari mereka, tidak berusaha mencerdaskan

mereka, tidak pernah menganjurkan mereka untuk berbuat baik, dan tidak

mau mencegah mereka dari perbuatan munkar? Selain itu mengapa ada juga

orang yang enggan belajar kepada orang lain, tidak mau mencari

pemahaman dari orang lain, serta enggan menjadi orang cerdas dengan

belajar dari orang lain? Demi Allah, suatu kaum hendaknya mengajari kaum

yang lain, memberikan mereka pemahaman, mencerdaskan mereka,

menganjurkan mereka berbuat baik dan mencegah mereka dari berbuat

7 HR. Thabrani5

Page 6: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

munkar. Selain itu, hendaknya suatu kaum mau belajar dari kaum yang lain,

berusaha mencari pemahaman dari mereka dan membangun kecerdasan diri

dengan belajar kepada mereka. Karena jika suatu kaum enggan

melaksanakan anjuran-anjuran tersebut maka sama halnya mereka

mengharapkan agar aku (memohon pada Allah supaya) menyegerakan

hukuman bagi mereka didunia.”8

Dari Hadits diatas, teranglah perintah pendidikan antar sesama

manusia, yaitu proses belajar mengajar yang dapat dilaksanakan dimanapun

dan kapanpun tidak terikat pada sistem pendidikan yang dibatasi oleh

Negara maupun sistem yang dibuat manusia.

3. Rasulullah SAW sebagai Teladan Para PendidikRasulullah SAW adalah sang edukator (pendidik, pengajar, guru) bagi

seluruh manusia. Seperti yang disebutkan dalam surat Al-Jumu’ah ayat 2:

“Dialah Tuhan yang telah mengutus kepada kaum ummy (buta huruf) seorang

rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan ayat-ayatNya kepada

mereka, (berjuang) mensucikan mereka, serta mengajarkan mereka kitab dan

hikmah (Sunnah). “Sesungguhnya mereka sebelum diutusnya Muhammad

benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”

Dan Rasulullah juga pernah bersabda:

“Sungguh aku telah diutus (oleh Allah) sebagai seorang pengajar.” (HR. Ibnu

Majah)

Rasulullah memperoleh kesuksesan yang gemilang dalam mendidik

dan mengajar ummat manusia dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat

terwujud karena kepiawaiannya dan kapabilitas beliau dalam menciptakan

suasana pembelajaran yang sinergis, serta membebaskan mereka dari

kebodohan dan menganjurkan mereka untuk senantiasa bersikap tegas dan

konsisten dalam merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan.9 Selain itu, hal

penting yang menyebabkan kesuksesan pendidikan beliau adalah karena

akhlaq (perangai) beliau yang sangat agung, Aisyah ra pernah berkata bahwa

akhlaq Rasul adalah Al-Qur’an.

Meskipun beliau seorang yang ummy namun Allah SWT telah

menganugerahinya dengan ilmu pengetahuan yang tidak dimiliki oleh orang

lain. Allah menyempurnakan akhlaq beliau dengan kepribadian tunggal,

8 Diriwayatkan dari Al-Qamah bin Sa’ad bin ‘Abdurrahman bin Abza, dari ayahnya, dari kakeknya. 9 Ibid hal 28

6

Page 7: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

inklusif, dan tidak dimiliki orang lain seperti disebutkan dalam nukilan surat

Annisa ayat 113 yang artinya:

“…dan Dia (Allah) telah mengajarimu (Muhammad) tentang apa yang tidak

engkau ketahui. Sungguh, karunia Allah yang telah dianugerahkan kepadamu

sangat besar.”

Dalam kitab Sirah Nabawiyyah karya Dr. Musthafa As-Siba’i dapat

penulis simpulkan beberapa aspek yang dimiliki oleh Rasulullah SAW

sehingga beliau dapat memperoleh kesuksesan dalam membawa masyarakat

dari gelapnya kebodohan menuju pada terangnya cahaya Islam dalam waktu

singkat, diantaranya adalah:

a. Aspek Nashab / Keturunan

Beliau berasal dari keluarga yang mulia dan terhormat diantara

masyarakat sekitarnya.

b. Aspek Emotional

Beliau memiliki kesabaran, keadilan dalam berperilaku serta rasa simpati

dan empati terhadap sesama.

c. Aspek Sosial

Beliau senantiasa menjaga kehormatan diri, dengan tidak menceburkan

diri dalam kemaksiatan, dan menjaga pergaulan dengan sesama manusia

serta tidak mengenal pamrih dalam sabilillah.

d. Aspek Spiritual

Beliau selalu selalu mendekatkan diri pada Allah, bermuhasabah pada

sepertiga malam terkhir dengan mendirikan sholat tahajjud. Beliau juga

memiliki fithrah yang suci.

e. Aspek Intelektual

Beliau adalah seorang yang ummy, namun beliau memiliki kecerdasan

yang lebih dalam berfikir.

B. WAJAH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIAKetertinggalan peradaban Islam adalah salah satu akibat dari krisis pemikiran

yang berpangkal pada krisis pendidikan Islam. Hal ini dapat terjadi karena

pendidikan Islam tidak fungsional tehadap perkembangan zaman. Keadaan

pendidikan di Indonesia saat ini pun masih mengalami dualisme, yakni antara

pendidikan umum dan pendidikan agama. Kebanyakan di Indonesia kesadaran

nilai-nilai agama belum tersentuh. Selain itu, pembinaan aspek afektif dan 7

Page 8: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

konasif-volutif (kemauan dan tekad) untuk mengamalkan nilai-nilai ajaran agama

juga masih terabaikan. Pendidikan di Indonesia masih terpaku pada

ketercapaian aspek kognitif saja. Pendidikan di Indonesia belum dapat

menggarap karakter manusia.

Seperti yang dinyatakan oleh Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, Rektor UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang pada seminar nasional tentang Format dan

Tantangan Pendidikan Muhammadiyah di depan Auditorium Universitas

UHAMKA Jakarta,

“Saya melihat kebanyakan pendidikan masih bersifat dikotomik, yaitu

membedakan antara pendidikan umum dengan pendidikan agama, antara

pelajaran umum dan pelajaran agama dan antara ilmu umum dan ilmu

agama…”

Ketua Ikatan Dosen Provinsi Lampung Syaiful Anwar juga mengatakan bahwa

pendidikan agama dan pembinaan keimanan dan ketaqwaan lebih banyak

terkonsentrasi pada persoalan-persoalan teoritis keagamaan yang besifat

kognitif dan kurang kurang menjadikannya nilai yang perlu diinternalisasikan

pada jiwa peserta didik.

Pernyataan lain juga dinyatakan oleh seorang dosen FakultasTarbiyah IAIN

Raden Intan Bandar Lampung pada disertasi Doktoral by research bidang ilmu

agama di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

“Pendidikan agama di sekolah-sekolah perlu terintegrasi dengan kegiatan-

kegiatan pendidikan keseluruhan mata pelajaran yang lain melalui sistem

pendidikan terpadu,”

Menurut KH.A. Mushtofa Bishri atau Gus Mus Pendidikan di Indonesia

mengalami reduksi atau terjerembab menjadi sekedar pengajaran belaka, yang

hanya sebagai proses ta’lim (proses transfer pengetahuan) saja belum mencapai

proses tarbiyyah. Sehingga belum dapat menciptakan manusia yang terdidik dan

beradab. Padahal hal itulah yang dijadikan sebagai pembentuk bangsa yang

berkarakter sehingga berpeluang memainkan masa depan.

Muhammadiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang dirintis oleh KH.

Ahmad Dahlan datang untuk melakukan transformasi pendidikan di Indonesia

guna mengintegrasikan antara ilmu agama dengan ilmu umum. Kajian keilmuan

yang bersumber pada hasil observasi, eksperimen, dan penalaran logis sebagai

ayat kauniyah dikaitkan dengan kitab suci Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai

ayat-ayat qauliyah sebagai instrument untuk mendapatkan kebenaran yang 8

Page 9: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

dicari sehingga mendapatkan keselamatan dan mendekatkan diri pada Allah

SWT. Muhammadiyah menamakan pendidikannya dengan pendidikan holistik

yskni pendidikan yang menyangkut tiga domain yaitu domain kognitif (Intelectual

Question), domain afektif (emotional Question), dan domain psikomotorik.

Kurikulum pendidikan di Indonesia belum bersifat holistic, karena

kecenderungannya dalam menilai peserta didik hanya dengan hasil kognitif saja

seperti dilaksanakannya Ujian Akhir Nasional (UAN) dengan standar nilai yang

telah ditetapkan dan bagi Negara, yang terpenting adalah mencapai target walau

bagaimanapun caranya, sehingga seringkali banyak peserta didik yang

mempunyai prestasi segudang tidak dapat melanjutkan pendidikan formalnya

hanya karena ada satu mata pelajaran saja yang belum mencapai target

kelulusan. Sedangkan ada peserta didik yang mencapai target kelulusan dengan

jalan yang dilarang oleh syari’at Islam. Pendidikan yang mengalami ketimpangan

kurikulum inilah yang menurut penulis dapat menjebak kepada kemunduran

bangsa.

C. PENDIDIKAN AGAMA ISLAM IDEAL1. Kedudukan Agama Islam

Dalam Masalah Lima (Masaailul khoms), agama didefinisikan sebagai

apa yang disyari’atkan Allah SWT dengan perantaraan Nabi-nabiNya berupa

perintah-perintah, larangan-larangan, serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan

manusia didunia dan akhirat.10

Sedangkan pengertian Islam menurut Ahmad Abdullah Al-Masdoosi

adalah satu-satunya aturan hidup yang diwahyukan untuk segenap ummat

manusia dari zaman ke zaman; dan bentuk terakhir yang sempurna adalah

Islam yang ajarannya tersebut dalam Al-Qur’an yang diwahyukan kepada

Rasul terakhir yakni Nabi Muhammad SAW.11

Hubungan antara Islam (agama terakhir) dengan agama samawi yang

diwahyukan kepada Nabi sebelumnya itu sangat erat, terutama dalam

hubungan fungsional, yaitu:

a. Jika agama sebelumnya berlaku untuk segenap ummat, maka Islam

berlaku universal, seluruh ummat manusia dan hingga akhir zaman.

10 “Panduan Materi dasar Baitul Arqam ‘Aisyiyah” hal. 4111 Materi kuliah Aqidah semester I yang disusun oleh Drs. Zaini Munir F., M.Ag

9

Page 10: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

b. Agama Islam adalah agama penyempurna agama-agama sebelumnya.

Semua agama yang dibawa oleh Nabi sebelum Muhammad dinasikh

dengan agama yang dibawa Nabi terakhir.

c. Agama Islam juga merupakan agama pengoreksi terhadap

penyimpangan yang terjadi pada agama sebelumnya.

2. Pendidikan Ala Rasulullah SAWSecara epistemologi keilmuan, konsepsi dasar pendidikan Islam

berpijak pada pendidikan seumur hidup. Pendidikan Islam tidak dipilah-pilah

secara dikotomis. Baik antara pendidikan formal dengan non formal, atau

pendidikan agama dengan umum maupun memilah-milah antara aspek

logika, etika maupun estetika. Karena agama Islam mencakup seluruh aspek

kehidupan. Rasulullah SAW sebagai mu’allim mendidik ummatnya dengan

kepribadian yang luhur dan ajaran yang ia ajarkan terhindar dari kesia-siaan,

apa yang beliau ajarkan senantiasa selaras dengan akhlaq yang beliau

tampilkan. Hal ini dapat menerangkan kepada para peserta didiknya bahwa

ilmu yang telah diajarkan tidak akan sia-sia karena perlu pengamalan dalam

kehidupan sehari-hari yang akan membawanya pada keberhasilan ummat.

Rasulullah memiliki tujuan yang sangat mulia yakni membebaskan

umatnya dari kesulitan dan penderitaan hidup sebagaimana termaktub dalam

QS. At-Taubah 128 yang artinya;

“Telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri. Ia

merasa berat melihat penderitaan kalian; dan ia sangat mengharapkan

(keimanan dan keselamatan) atas diri kalian; dan ia sangat berbelas kasihan

lagi menyayangi orang-orang mukmin.”

Sebagai mu’allim, beliau tidak pernah menuntut kepada ummatnya

untuk memahami ajarannya dengan cepat. Beliau akan selalu mengajarkan

kepada siapapun yang mau berusaha belajar tentang Islam, beliau

senantiasa sabar lagi rendah hati terhadap ummatnya yang memiliki daya

penalaran lemah sekalipun. Seperti hadits Rasulullah SAW berikut;

“aku pernah datang kepada Rasulullah SAW ketika sedang berpidato. Aku

berkata kepada beliau; ‘Wahai Rasul, seorang asing telah datang kepada

engkau untuk menanyakan perihal agama. Ia tidak tahu perihal agamanya.’

Rasulullah SAW lalu menemuiku dan menghentikan pidatonya. Setelah

beliau bersamaku, beliau diambilkan kursi yang setahuku berasal dari besi. 10

Page 11: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

Rasulullah kemudian duduk diatasnya dan mulai mengajariku tentang

sesuatu yang telah diajarkan Allah kepadanya.Setelah itu, beliau melanjutkan

pidatonya hingga selesai.”12

Pendidikan adalah perancang kepribadian manusia, maka diperlukan

adanya pemahaman tentang tentang pribadi manusia seperti keadaan yang

terpancar dari tingkah lakunya. Rasulullah telah mengajarkan pada kita

dengan menjadi sosok yang sangat memahami keadaan psikologi para

peserta didiknya. Sebagaimana sikap beliau dalam hadits;

“Kami golongan pemuda yang berumur sebaya pernah datang kepada

Rasulullah SAW dan tinggal bersama beliau selama 20 malam. Kami

mendapati beliau adalah seorang yang amat penyayang lagi santun. Ketika

beliau mengira kami telah merindukan keluarga kami di kampung halaman,

beliau menanyakan siapa saja yang kami tinggal dirumah. Kami pun

menceritakannya kepada beliau dan beliau bersabda: ‘Sekarang, silahkan

kalian pulang kepada keluarga kalian; tinggallah bersama mereka; ajarilah

mereka; anjurkanlah mereka berbuat kebajikan; dan kerjakanlah sholat

sebagaimana kalian melihat aku sholat. Jika telah datang waktu sholat,

hendaklah kalian mengumandangkan adzan dan hendaknya yang menjadi

imam adalah orang yang paling dewasa diantara kalian.’”13

Dan dalam nukilan hadits;

“Beliau mudah melupakan hal-hal yang tidak berkenan dihati beliau (tidak

menyimpan dendam); tidak memupuskan harapan orang lain; dan berusaha

membuat orang lain punya sikap optimis.”14

Dalam menyampaikan ajaran (proses belajar mengajar), Rasulullah

memiliki beberapa metode untuk mencapainya. Menurut Abdul Fattah Abu

Ghuddah, ada 40 metode yang dilakukan Nabi SAW, yaitu

1. Metode modeling dan etika mulia (keteladanan)

2. Metode pengajaran graduasi (pentahapan sesuai tingkatan)

3. Metode situasional dan kondisional

4. Metode selektif dan proporsional

5. Metode interaktif dialogis (tanya jawab)

6. Metode pertanyaan (berpikir logis dan rasional)

12 HR. Imam Bukhori dalam kitab Adabul Mufrad juga Imam Muslim dan Nasa’I, ilmu pengetahuan, dengan teks redaksi hadits dari Imam Muslim.13 HR. Imam Bukhori dan Muslim14 HR. Imam Tirmidzi

11

Page 12: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

7. Metode pertanyaan untuk menyelami kecerdasan dan pemahaman

8. Metode analogi

9. Metode tasybih (membuat persamaan antara beberapa hal yang berbeda)

10.Metode menulis (menggambar)

11.Metode bahasa lisan dan isyarat (anggota tubuh)

12.Metode demonstrasi dengan alat peraga

13.Metode pre tes

14.Metode jawaban proporsional

15.Metode jawaban secara panjang lebar

16.Metode menjawab diluar konteks dan tema

17.Metode pengulangan pertanyaan

18.Metode menggunakan metode jawaban orang lain

19.Metode pertanyaan dan pujian

20.Metode membenarkan kasus dengan sikap diam

21.Metode memilih momentum kondusif

22.Metode humor

23.Metode meyakinkan dengan cara bersumpah

24.Metode mengulang-ulang materi

25.Metode mengubah posisi, dan mengulang pertanyaan

26.Metode membangkitkan perhatian dengan mengulangi penjelasan dan

menunda jawaban

27.Metode membangkitkan perhatian dengan memegang tangan peserta

didik

28.Metode membangkitkan kuriositas dengan membiarkan sesuatu tetap

tidak jelas

29.Metode penjelasan secara global dan detail

30.Metode penyebutan bilangan secara global

31.Metode nasehat dan peringatan

32.Metode motivasi dan ultimatum

33.Metode cerita

34.Metode memberikan kata pengantar

35.Metode bahasa isyarat

36.Metode konsistensi dan prioritas tehadap pendidikan perempuan

37.Metode menampakkan kemarahan

38.Metode media teks12

Page 13: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

39.Metode menggunakan bahasa asing

40.Metode menampilkan kepribadian luhur

Dari metode-metode tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa

Rasulullah SAW melakukan pendidikan yang berhubungan langsung dengan

peserta didik. Komunikasi yang terbangun antara pendidik dan yang dididik

sangatlah erat sehingga motivasi yang dimiliki peserta didik untuk

mengamalkan ilmu lebih besar jika dibandingkan dengan pengajaran yang

tidak dibekali kedekatan psikologis antara guru dan murid.

13

Page 14: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

BAB IIIPENUTUP

Manusia adalah khalifah di muka bumi dengan membawa tugas

menggantikan peran Tuhan dalam menegakkan hukum-hukumnya. Maka,

manusia diciptakan dengan bentuk yang berbeda dengan makhluq lainnya dan

memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu (membaca semua ayat yang Allah

turunkan, yaitu ayat kauniyah dan qauliyah) dan menyebarluaskan ilmuNya

dengan kalamNya.

Pada khususnya, pendidikan Islam di Indonesia masih mengalami

dualisme yang dapat menghalangi Indonesia menuju kepada kemajuan karena

tidak terbentuknya kepribadian yang mulia. Sehingga diperlukan sebuah

kurikulum yang holistik yang dapat mensinergiskan antara pendidikan agama

dengan pendidikan umum sehingga dapat menciptakan kemashlahatan dunia

dengan hidup adil, aman dan makmur, dan menciptakan kemashlahatan akhirat

yaitu mendapatkan keridhoan Allah dan mendapatkan kedudukan agung

disisiNya.

Islam telah memberikan solusi yang terbaik pada permasalahan

pendidikan di Indonesia dengan mensinergiskan antara pendidikan Islam dengan

pendidikan umum, yakni dengan menciptakan pendidikan yang holistik serta

tidak memilah-milah antara ilmu umum dengan ilmu agama, maupun antara

pendidikan formal dan non formal, karena esensi pendidikan adalah membentuk

sebuah pribadi. Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Dengan konsep ini diharapkan dapat mewujudkan peserta didik yang memiliki

kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual.Beliau juga telah

memberikan keteladanan dalam proses belajar mengajar dengan menawarkan

40 metode pengajaran.

Islam tidak dapat terpisah dengan pendidikan. Semoga dengan konsep

kurikulum yang Al-Qur’an dan As-Sunnah tawarkan dapat membawa kemajuan

peradaban Islam dimasa sekarang sebagaimana yang pernah menghiasi dunia

Islam pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasyiah. Wallahu a’lam.

14

Page 15: Transformasi Pendidikan Islamblog.umy.ac.id/.../11/Transformasi-Pendidikan-Islam1.docx · Web viewSejarah menceritakan bahwa ketika Muhammad ber tahannuts (berdiam diri di tempat

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Al-Maraghi, Ahmad Mushthofa.1992.Terjemah Tafsir Al-Maraghi 1.Semarang: Thoha Putra.

Al-Maraghi, Ahmad Mushthofa.1992.Terjemah Tafsir Al-Maraghi 30.Semarang: Thoha Putra.

Ghuddah, Abdul Fattah Abu.2009. 40 Metode Pendidikan & Pengajaran Rasulullah SAW.Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Ilyas, Lc MA. DR.H Yunahar.2006. Kuliah Akhlaq.Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Ma’arif,dkk Prof. DR. H A Syafi’i.2003.Islam Dan Pengembangan Disiplin Ilmu Sebuah Transformasi Nilai.Yogyakarta: LPPI Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

As-Siba’I, DR. Mushthofa.1972.As-Siratun Nabawi.Saudi Arabia: Daarul Kutub.

Jurnal, Makalah, Internet

“Pendidikan Seharusnya Mudah” oleh Aad Satria Permadi yang disampaikan pada Seminar Pendidikan IRM 2007.

www.google.com. 16 April 2010 pukul 11.30 WIB

“Menyoal Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Indonesia”. www.voa-islam.com. 16 April 2010 pukul 11.30 WIB

Suara Muhammadiyah.Sajian Utama.No.05/Tahun ke 95 1-15 Maret 2010.

Saran dari Ustadzah Latisy

- Kembangkan metode pengajaran ala Rasul

- Kaitkan dengan pendidikan formal (TK, SD, SMP, SMA)

15