Makalah Ham Dan Demokrasi Dalam Islam1

32
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Jika kita berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti : hukum adat, hukum pidana, dan sebagainya. Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan hukum yang lain. Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya. Dengan demikian untuk memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan di atas, perlu adanya pengkajian lebih lanjut terutama menyangkut : “Hukum Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Islam “.

description

agama islam

Transcript of Makalah Ham Dan Demokrasi Dalam Islam1

BAB 1PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.Jika kita berbicara tentang hukum, yang terlintas dalam pikiran kita adalah peraturan-peraturan atau seperangkat norma yang mengatur tingkah laku manusia dalam suatu masyarakat, yang dibuat dan ditegakkan oleh penguasa atau manusia itu sendiri seperti : hukum adat, hukum pidana, dan sebagainya.Berbeda dengan sistem hukum yang lain, hukum islam tidak hanya merupakan hasil pemikiran yang dipengaruhi oleh kebudayaan manusia di suatu tempat pada suatu massa tetapi dasarnya ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya yang terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh Nabi Muhammad sebagai rasulnya melalui sunnah beliau yang terhimpun dalam kitab hadits. Dasar inilah yang membedakan hukum Islam secara fundamental dengan hukum yang lain.Adapun konsepsi hukum Islam, dasar dan kerangka hukumnya ditetapkan oleh Allah. Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia lain dan benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dalam bermasyarakat, dan hubungan manusia dengan benda serta alam sekitarnya.Dengan demikian untuk memberikan gambaran yang jelas tentang permasalahan di atas, perlu adanya pengkajian lebih lanjut terutama menyangkut : Hukum Hak Asasi Manusia dan Demokrasi dalam Islam .

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :1. Bagaimana ruang lingkup hukum Islam sebagai bagian dari Agama Islam di Indonesia ?2. Bagaimana hak-hak asasi manusia menurut pandangan dalam Islam dan pandangan Barat ?3. Bagaimana pelaksanaan demokrasi dalam Islam ?

C. TUJUAN DAN MANFAAT Tujuan dan Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui ruang lingkup hukum Islam sebagai bagian dari Agama Islam di Indonesia 2. Untuk memahami hak-hak asasi manusia menurut pandangan dalam Islamdan pandangan Barat 3. Untuk mengetahui pelaksanaan demokrasi dalam Islam

BAB 2HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

A. KONSEP HAM

Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar demokrasi dan sekaligus merupakan indikator daripada supremasi hukum. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 dijabarkan bahwa Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara hukum, pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

Ciri pokok dari hakikat hak asasi manusia antara lain:1. Hak asasi manusia tidak perlu diberikan, dibeli ataupun diwarisi. Hak asasi manusia adalah bagian dari manusia secara otomatis2. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, asal usul, ras, agama, etnik, dan pandangan politik.3. Hak asasi manusia tidak boleh dilanggar. Tidak seorang pun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap memiliki hak asasi manusia meskipun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi bahkan melanggar hak asasi manusia.

1. Konsep HAM dalam IslamKedudukan manusia dalam Islam adalah sama antara satu dengan lainnya walaupun berbeda akan keturunan, kekayaan, jabatan atau jenis kelaminnya, melainkan yang membedakan antara manusia satu dengan lainnya adalah dalam ketaqwaannya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Hujarat: 13 sebagai berikut:Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Selanjutnya dalam sebuah Hadist riwayat Ahmad dalam salafiyunpad.files.wordpress.com/2011/04/ham_dalam_pandangan_islam.pdfmemaparkan sebagai berikut:

Ketakwaan menjadi standar manusia mulia disisi Allah. Islam telah menghancurkan pilih kasih dalam hukum dan menganggap bangsa arab dengan bangsa lainnya sama. Lihat sabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang disampaikan ketika haji wada:

Tidak ada kelebihan Arab dari non arab dan tidak juga non arab dengan arab. Tidak juga yang merah lebih baik dari yang hitam dan yang hitam dari yang merah kecuali ketakwaan.(HR Ahmad).

Berdasarkan firman Allah SWT dan hadits riwayat Al-Quran di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam telah menerangkan bahwa semua manusia sama tidak ada bedanya, kecuali ketaqwaannya karena manusia dilahirkan dari tubuh laki-laki dan perempuan yang berarti perlindungan akan Hak Asasi Manusia (HAM).Dalam Islam, nilai-nilai yang terkandung mengenai Hak Asasi Manusia disasarkan pada norma-norma hukum Allah SWT, yakni dalam Al-Quran dan hadits. Berdasarkan pandangan Islam tegak dan terpeliharanya HAM adalah untuk kebaikan umat manusia rahmatan li allamin secara keseluruhan.

Karakteristik HAM dalam Islam berdasarkan Kholid Syamhudi, antara lain:1. Rabbaniyyah. Semua hak telah di jelaskan dalam al-Qur`an dan sunnah. Sumbernya berasal langsung dari Allah. Oleh karena ia lepas dan bebas dari kezhaliman dan kesesatan.2. Tsabat (tidak berubah-rubah). Walaupun banyak usaha penyesatan dan perancuan kebenaran islam dengan kebatilan namun tetap hujjah kebenaran kuat dan tidak goyah.3. Al-Hiyaad, sehingga jauh dari rasisme dan mengikuti hawa nafsu.4. Asy-Syumul (universal). Karena mencakup seluruh kepentingan dan kemaslahatan manusia sekarang dan masa depan5. Alamiyah (bersifat mendunia), karena cocok untuk segala waktu dan tempat, karena mampu memenuhi kebutuhan manusia dan bisa menjadi solusi terbaik semua masalah mereka.

Selanjutnya dalam situs yang sama Kholid Syamhudi memaparkan tujuan HAM atau dalam hal ini disebut Maqaashid HAM dalam Islam, antara lain:1. Mewujudkan kesempurnaan ibadah kepada Allah2. Menjaga kehidupan manusia dalam semua marhalahnya.3. Menyebarkan ajaran Islam keseluruh dunia melalui pembinaan dan pendidikan manusia. Juga memberikan solusi atas perbedaan yang ada dengan cara yang efektif dan efesien.4. Mewujudkan keadilan sosial dengan menyebarkan keadilan dimuka bumi dan menghilangkan kasta sosial yang ada.5. Menjaga kepentingan dan kemashlahatan manusia dengan menjaga lima dharuraat.6. Memuliakan manusia.2. Perbandingan antara HAM dalam Dunia dengan HAM dalam IslamDalam hal ini terdapat beberapa perbandingan antara konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Islam dengan konsep Hak Asasi Manusia (HAM) dalam pandangan dunia. Perbandingan dalam hal ini mengacu pada kelebihan yang ditampilkan Islam dalam membahas mengenai Hak Asasi Manusia (HAM), berikut perbandingannya.

a) Dari Segi Sumber Pengambilan HukumPerbandingan antara HAM dalam Islam dengan HAM dalam pandangan dunia adalah bahwa HAM dalam Islam bersumber dari Al-Quran dan hadist sedangkan HAM dalam pandangan dunia berasal dari manusia;

b) Dari Segi Konsekuensi HukumanDalam Islam, HAM bersifat abadi, pasti, dan memiliki konsekuensi hukum serta tidak memungkinkan adanya perubahan ataupun penghapusan. Sedangkan HAM dalam pandangan dunia hanyalah sekedar konsep dan harapan yang berasal dari PBB yang konsekuensinya tersebut tidak jelas;

c) Dari Segi Perlindungan HAM dan JaminannyaDalam pandangan Islam, HAM merupakan anugerah Allah SWT untuk manusia sebagai perlindungan dan penjamin kehidupan manusia karena dalam hal ini HAM dalam Islam menjamin kewibawaan dan permuliaan manusia. Sedangkan HAM dalam pandangan dunia perlindungan HAM serta jaminannya belum jelas dalam arti hanya sekedar himbauan etika dalam sebuah kertas;

d) Dari Segi AsalnyaHAM dalam Islam berasal sejak masuknya Islam di dunia, sedangkan Ham dalam pandangan dunia pertama kali ada pada tahun 1215 M atau di abad ke-13 Masehi; dan

e) Dari Segi UniversalPerbandingan HAM dalam Islam dan HAM dalam pandangan dunia dari segi universal, bahwa HAM dalam Islam memiliki keuniversalan yang lebih dibandingkan dengan HAM dalam pandangan dunia. Berikut beberapa peraturan HAM dalam Islam yang lebih lengkap dibanding aturan HAM dunia, antara lain:(a) Hak anak yatimDalam piagam HAM internasional untuk pengaturan hak anak yatim hanya berupa isyarat pemeliharaan anak yatim saja. Sedangkan dalam Islam hak anak yatim ini memiliki perhatian khusus dengan penjagaan hak-haknya dan anjuran berbuat baik pada mereka dengan seluruh jenis kebaikan. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa: 2:Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar. (QS. an-Nisa:2)(b) Hak Orang yang Lemah AkalnyaHAM dalam Islam memberikan perhatian untuk menjaga hak-hak orang yang lemah akalnya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa:5:

DDan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik. (an-Nisa:5)

(c) Hak WarisHAM dalam Islam memberikan perhatian lebih terhadap hak waris. HAM dalam Islam memberikan perhatian yang besar atasnya hingga menjelaskan semua tata cara pembagiannya dengan lengkap dalam Al-Quran. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa:7:

Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.(an-Nisa` :7).(d) Hak Membela DiriHAM dalam Islam mengatur mengenai hak membela diri. Sebagaimana dalam firman Allah SWT QS. al-Baqarah:194:

Bulan Haram dengan bulan haram, dan pada sesuatu yang patut dihormati berlaku hukum qishaash. Oleh sebab itu Barangsiapa yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu. bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa. (al-Baqarah:194)

B. KONSEP DEMOKRASIIstilah demokrasi diperkenalkan kali pertama oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan banyak orang (rakyat). Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:a) Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).b) Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.c) Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.d) Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

Menurut International Commission of Jurist menyatakan bahwa, ...demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan di mana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang dipilih oleh mereka dan yang bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu proses pemilihan yang bebas...

Selain itu, disini terdapat juga definisi demokrasi menurut C.F. Strong, bahwa...demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut...Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang kekuasaan tingginya dipegang oleh rakyat. Masyarakat ikut serta dalam pembuatan keputusan mengenai hak-haknya melalui dewan perwakilan rakyat yang menjamin pemerintah yang nantinya akan mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya. Untuk lebih lanjut untuk mengetahui konsep dari demokrasi bahwa bentuk dari demokrasi dalam pemerintahan negara terdapat dua bentuk, yaitu:a) Pemerintahan Monarki yaitu pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa seperti sistem pemerintahan kerajaan. b) Pemerintahan Republik yaitu pemerintahan yang dijalankan oleh dan untuk kepentingan orang banyak.

Demokrasi juga mengenal mengenai sistem kepartaian yang dikenal adanya tiga sistem kepartaian, yaitu sistem multi partai (poliparty system), sistem dua partai (biparty system), dan sistem 1 partai (monoparty system). Menurut Menurut Robert A. Dahl, bahwa sebuah demokrasi yang ideal harus memiliki:1) Persamaan hak pilih dalam menentukan keputusan kolektif yang mengikat,2) Partisipasi efektif, yaitu kesempatan yang sama bagi semua warga negara dalam proses pembuatan keputusan secara kolektif,3) Pembeberan kebenaran, yaitu adanya peluang yang sama bagi setiap orang untuk memberikan penilaian terhadap jalannya proses politik dan pemerintahan secara logis,4) Kontrol terakhir terhadap agenda, yaitu adanya kekuasaan eksklusif bagi masyarakat untuk menentukan agenda mana yang harus dan tidak harus diputuskan melalui proses pemerintahan, termasuk mendelegasikan kekuasaan itu pada orang lain atau lembaga yang mewakili masyakat, dan5) Pencakupan, yaitu terliputnya masyarakat yang tercakup semua orang dewasa dalam kaitannya dengan hukum.Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan mengenai ciri-ciri dari demokrasi modern antara lain:1) Kedaulatan yang berada di tangan rakyat. ( Winarno, 2009: 106)2) Pembuatan peraturan adalah badan legislatif. ( Winarno, 2009: 211)3) Keputusan ditentukan melalui musyawarah, suara terbanyak. ( Drs. Abdul Aziz Thaba, M.A., 1996:43)4) Merupakan hasil pemikiran manusia. ( Drs. Abdul Aziz Thaba, M.A., 1996:43)5) Bersifat relatif. ( Drs. Abdul Aziz Thaba, M.A., 1996:43)6) Terdapat badan legislatif sebagai penampung aspirasi rakyat. 7) Masih terdapat revilige (hak khusus).

1. Konsep Demokrasi dalam IslamIslam dan demokrasi adalah dua hal yang berbeda. Dimana Islam adalah sistem politik yang self-sufficient dan merupakan agama yang sempurna yang tidak saja mengatur persoalan teologi dan ibadah melainkan mengatur segala aspek kehidupan. Karena sesungguhnya kedaulatan mutlak dan Keesaan Tuhan yang terkandung dalam konsep tauhid dan peranan manusia yang terkandung dalam konsep khilafah memberikan kerangka dimana para cendekiawan belakangan ini mengembangkan teori politik tertentu yang dapat dianggap demokratis. Yang didalamnya tercakup definisi khusus dan pengakuan terhadap kadaulatan rakyat, tekanan pada kesamaan derajat manusia, dan kewajiban rakyat sebagai pengemban pemerintah.Penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual Islam, banyak memberikan perhatian pada beberapa aspek khusus dari ranah social dan politik. Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berurat berakar yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma) dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad).Demokrasi itu sendiri bisa bisa lahir dan ada dari masarakat yang memiliki tiga keadaan yaitu keadilan, persamaan, dan kebebasan. Menurut Elie Khudourie dalam Tim ICCE UIN ( 2005:143) bahwa, ...gagasan demokrasi masih cukup asing dalam mind-set Islam, yang kemudian dihubungkan dengan pemahaman doktrinal yang ada. Yang mana kebanyakan kaum muslim cenderung memahami demokrasi sebagai sesuatu yang bertentangan dengan Islam...

Namun, terdapat pendapat juga dari tokoh lain yang diantaranya seperti Fahmi Huwaidi, al-Aqqad, M Husain Haekal, Zakaria Abdul Munim Ibrahim, Robert N. Bellah, Nurcholish madjid, Amien Rais, Munawir Syadzali, A. Syafii Maarif, Abdurrahman Wahid dll bahwa :...demokrasi sudah menjadi bagian integral sistem pemerintahan Indonesia dan negara-negara muslim lainnya. Karena dalam hal ini, Islam menurut mereka ialah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi seperti yang dipraktekkan negara-negara maju...

Penulis juga setuju mengenai pendapat yang dikemukakan diatas mengenai Islam membenarkan dan mendukung sistem politik demokrasi. Namun, harus tetap berpegangan pada prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam. Demokrasi dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan prinsip dasar demokrasi Islam yang telah mengakar sejak dulu. Sehingga, disini penulis akan menjelaskan prinsip-prinsip dari demokrasi dalam Islam, antara lain:

a) MusyawarahMenurut Dr. M. Dhiauddin Rais (2001: 273) bahwa, ...musyawarah berasal dari perkataan syartu-al-asala-asyuurahu yang berarti mengambil madu lebah dari tempatnya dan mengeluarkannya. Makna ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain, termasuk pendapat. Musyawarah dapat juga berarti mengatakan atau mengajukan sesuatu. Kata musyawarah pada dasarnya hanya digunakan untuk hal-hal yang baik, sejalan dengan makna dasarnya...

Masalah musyawarah ini dengan jelas disebutkan dalam Al Quran surat Ali Imran (3) ayat 159.

Artinya : Dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Berdasarkan ayat di atas dijelaskan bahwa perintah kepada para pemimpin dalam kedudukan apa pun untuk menyelesaikan urusan mereka yang dipimpinnya dengan cara bermusyawarah. Dengan demikian, tidak akan terjadi kesewenang-wenangan dari seorang pemimpin terhadap rakyat yang dipimpinnya. Oleh karena itu, wakil rakyat dalam sebuah negara Islam tercermin terutama dalam doktrin musyawarah (syura). Dalam bidang politik, umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada penguasa dan pendapat mereka harus diperhatikan dalam menangani masalah negara.

b) IjmaIjma merupakan kesepakatan seluruh mujtahid di antara umat Islam pada suatu ketika tentang hukum syariat Islam. Demokrasi dalam perspektif Islam berbeda dengan demokrasi secara umum yang terdapat, antara lain:1) Kedaulatan tertinggi di tangan Allah SWT. ( Khalid Ibrahim Jindan,1994: 66)2) Pembuat peraturan hanya Allah SWT. ( Khalid Ibrahim Jindan,1994: 66)3) Keputusan diambil dari ijtihad, dan pada akhirnya keputusan khalifah sebagai ulul amri. 4) Bersumber pada kitab suci Al Quran. ( Drs. Abdul Aziz Thaba, M.A., 1996:43)5) Bersifat mutlak. ( Drs. Abdul Aziz Thaba, M.A., 1996:43)6) Terdapat majelis syura sebagai badan musyawarah dalam memecahkan persoalan. 7) Tidak mengakui ada pandangan hak istimewa bagi golongan tertentu.

2. Contoh Pelanggaran HAM di Negara DemokrasiDewasa ini, sebagian besar media massa Barat, baik cetak maupun elektronik, berusaha untuk menampilkan wajah Islam secara tidak benar. Masalah hak asasi manusia dalam Islam merupakan salah satu serangan media massa Barat. Apalagi sebagian media massa di Barat seperti Perancis, Jerman, dan Inggris, umumnya berada dalam genggaman para kapitalis Yahudi yang menyimpan dendam mendalam terhadap islam yang berakar sejak mulai munculnya Islam yang berabad-abad lampau. Jika kita melihat secara teliti, akan tampak bahwa negara-negara yang secara zahir mengumbar isu hak asasi manusia dan demokrasi, justru yang pertama-tama melecehkan kehormatan bangsa-bangsa lain dan melanjutkan kezaliman dan diskriminasi terhadap yang lain. Salah satu contoh dari adanya pelanggaran HAM di negara demokrasi yaitu sentimen anti hijab yang terjadi di negara Eropa. Dengan melihat kepada beberapa pasal dari Piagam Hak Asasi Manusia, kita akan melihat bahwa sesungguhnya sentimen anti hijab yang terjadi di negara-negara Eropa adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia. Pasal ketiga Piagam Hak Asasi Manusia menyebutkan, Setiap orang mendapat hak kebebasan individu dan keamanan.Sedangkan dalam pasal kelima disebutkan: Tidak ada siapapun yang boleh disiksa atau dianiaya secara tidak manusiawi, atau menjadi sasaran penghinaan. Pasal 18 dan 19 dari piagam itu mengungkapkan: Setiap orang mempunyai hak kebabasan agama, berpendapat, berkeyakinan, dan kebebasan bersuara. Selain piagam HAM, perjanjian lain seperti Perjanjian Hak Asasi Manusia Eropa turut mendukung hal itu.Masalah hijab di beberapa negara Eropa boleh disebut sebagai contoh dari pelanggaran hak asasi manusia yang disebutkan dalam undang-undang dasar negara-negara tersebut. Di Perancis, krisis serius pertama yang berhubungan dengan hijab bermula pada tahun 1989 saat massa media meliput berita dikeluarkannya tiga orang pelajar yang mengenakan pakaian Islami dari sekolah mereka. Pada tahun 1990, di pinggiran kota Paris, lima orang pelajar berhijab diberhentikan dengan alasan melanggar ketentuan sekolah. Peristiwa ini terus berlanjut pada tahun-tahun seterusnya hingga saat ini. Dan belum ada keputusan apapun di Prancis yang memihak kepada pelajar muslimah berhijab.

3. Solusi Pelanggaran HAM di Negara DemokrasiPeradilan dinilai tidak akan mampu menyelesaikan berbagai aksi kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) yang terjadi di negara demokrasi. Solusi efektif penyelesaian masalah tersebut adalah melalui jalan rekonsiliasi atau membangun kembali hubungan antara kedua belah pihak yang berkonflik. Penyelesaian lewat pengadilan itu tidak realistis karena bukan tidak bisa tapi terbentur oleh transformasi politik yang abu-abu dimana dari sistem otoritarian ke demokrasi dan pertentangan antara kelompok lama dan baru yang ingin melakukan perubahan. Pelanggaran HAM terjadi dapat diselesaikan dengan berbagai cara, terdapat dua bentuk penyelesaian pelanggaran HAM yaitu:a. LigitasiPenyelesaian hukum secara litigasi adalah penyelesaian hukum melalui jalur pengadilan baik itu pengadilan negeri, pengadilan agama, pengadilan tata usaha Negara, dan pengadilan militer tergantung perkara apa yang diaujukan oleh pihak yang bersengketa.Secara litigasi tahap pertama dilakukan penyidikan di kepolisian, penuntutan di kejaksaan, dan sampai putusan di pengadilan.

b. Non ligitasiNon litigasi merupakan proses penyelesaian perkara atau kasus diluar pengadilan. Penyelesaiannya bisa terjadi melalui cara mediasi, konsiliasi dan bisa juga terjadi dengan kesepakatan bersama untuk mengakhiri persengketaan antar kedua belah pihak. Ciri utama dalam penyelesaian melalui jalur non litigasi adalah kesepakatan pihak-pihak yang berperkara, apabila kedua belah pihak sudah sepakat maka perkara tersebut selesai. Penyelesaian dalam bentuk non ligitasi yaitu dengan cara rekonsiliasi, negosiasi, musyawarah dan perdamaian atas dasar persetujuan kedua belah pihak.

BAB 3PENUTUP

A. KESIMPULANHak Asasi Manusia (HAM) merupakan salah satu nilai dasar demokrasi dan sekaligus merupakan indikator daripada supremasi hukum. Menurut pandangan islam bahwa hak-hak asasi manusia tidak hanya menekankan kepada hak-hak manusia saja, tetapi hak-hak itu dilandasi oleh kewajiban asasi untuk mengabdi hanya kepada Allah sebagai penciptanya. Aspek khas dalam konsep HAM Islami adalah tidak adanya orang lain yang dapat memaafkan pelanggaran hak-hak jika pelanggaran itu terjadi atas seseorang yang harus dipenuhi haknya. Bahkan suatu negara Islam pun tidak dapat memaafkan pelanggaran hak-hak yang dimiliki seseorang. Sedangkan demokrasi menurut pandangan Islam bahwa Demokrasi Islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami yang sudah lama berurat berakar yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma) dan penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad). Demokrasi itu sendiri bisa bisa lahir dan ada dari masarakat yang memiliki tiga keadaan yaitu keadilan, persamaan, dan kebebasan.B. SARANBerdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :1. Sebagai umat Islam hendaknya memahami hukum Islam dengan baik, karena hukum ini mengatur berbagai kehidupan umat manusia untuk mencapai kemaslahatan.2. Setiap manusia hendaknya menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia, karena hak ini sebagai dasar yang melekat pada diri tiap manusia.3. Dalam mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh, baik dibidang hukum, hak dan kewajiban asasi manusia, serta kehidupan berdemokrasi hendaknya berdasarkan prinsip-prinsip yang diajarkan Islam.DAFTAR PUSTAKA

Krisno,M. (2012). Tugas Pancasila (Hukum dan HAM). [Online] tersedia: http://simbolonmulatiar.blogspot.com/2012/06/tugas-pancasila.html. [08 Desember 2012]

Luthfi. (2012). Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam. [Online] Tersedia: http://ueu6448.blog.esaunggul.ac.id/2012/08/04/10/ [15 Desember 2012]

Mansur, N. (2012). Hukum, HAM, dan Demokrasi dalam Islam. [Online] Tersedia: http://blog.unsri.ac.id/nabilahmansur/makalah-/makalah-agama/mrdetail/106837/ [15 Desember 2012]

Permana. (2011). Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli. [Online] Tersedia: http://permanaz.blogspot.com/2011/11/pengertian-demokrasi-menurut-para-ahli_03.html [14 Desember 2012]

Syamhudi, K. (2011). Ham dalam Pandangan Islam. [Online] Tersedia: salafiyunpad.files.wordpress.com/2011/04/ham_dalam_pandangan_islam.pdf. [15 Desember 2012]

Sentimen Anti Hijab, Sebuah Pelanggaran HAM. [Online] Tersedia:http://www2.irib.ir/worldservice/melayuRadio/perempuan/anti_hijab.htm#PROVINSI BUSHER. [18 Desember 2012]

MAKALAH HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

Disusun Oleh :NAMA : RIYAN NASRULNIM : 410014188

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTAJURUSAN TEKNIK GEOLOGI2015KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, dan diharapkan dapat membantu mahasiswa yang sedang mengambil makalah agama islam. Pembuatan makalah ini merupakan rangkuman dari beberapa sumber buku maupun webside. Sehingga makalah ini masih jauh dengan kata sempurna, karenanya penyusun mengharapkan kritik, masukan, dan saran, sehingga di masa yang akan datang makalah ini bisa sempurna.

Yogyakarta, 15 Maret 2015

Riyan nasrul

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR..........................................................................IDAFTAR ISI.......................................................................................IIBAB I . PENDAHULUAN................................................................IIIA. Latar Belakang........................................................................................1B. Rumusan Masalah...................................................................................2C. Tujuan dan Manfaat.................................................................................2BAB II. HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM ..................IV

BAB III.PENUTUP............................................................................VA. Kesimpulan..............................................................................................1B. Saran .......................................................................................................2DAFTAR PUSTAKA........................................................................VI