Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

9
Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah Pengertian Akhlak Karakteristik Akhlak dan Etika Islam Faktor Pembentuk Akhlak Manusia Kelompok: Akhlak merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at. Akhlak sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang telah ada pada diri manusia sejak ketika dia lahir dan akan terus melekat pada jiwa manusia untuk mendorongnya melakukan tindakan-tindakan yang tidak melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu. Jika sifat hatinya baik, maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah) dan sebaliknya jika sifat hatinya tidak baik maka akan muncul akhlak yang buruk dalam perilakunya (al-akhlaq al-mazmumah). Hamzah Ya’qub (1996: 11) memberikan karakteristik etika Islam sebagai berikut: Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk. Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT.

description

referensi membangun masyarakat profesional berbasis akhlakul karimah. untuk memenuhu tugas pendidikan agama

Transcript of Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Page 1: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah Pengertian Akhlak

Karakteristik Akhlak dan Etika Islam Faktor Pembentuk Akhlak Manusia Kelompok: Akhlak

merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, yang memiliki arti budi pekerti, perangai,

tingkah laku atau tabi’at.

Akhlak sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang telah ada pada diri manusia sejak

ketika dia lahir dan akan terus melekat pada jiwa manusia untuk mendorongnya melakukan

tindakan-tindakan yang tidak melalui pertimbangan fikiran terlebih dahulu.

Jika sifat hatinya baik, maka yang muncul adalah akhlak yang baik (al-akhlaq al-karimah)

dan sebaliknya jika sifat hatinya tidak baik maka akan muncul akhlak yang buruk dalam

perilakunya (al-akhlaq al-mazmumah). Hamzah Ya’qub (1996: 11) memberikan karakteristik

etika Islam sebagai berikut:

Etika Islam mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan

menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk.

Etika Islam menetapkan bahwa yang menjadi sumber moral, ukuran baik buruknya

perbuatan, didasarkan kepada ajaran Allah SWT.

Etika Islam bersifat universal dan komprehensif, dapat diterima dan dijadikan pedoman oleh

seluruh umat manusia di segala waktu dan tempat.

Etika Islam mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan

meluruskan perbuatan manusia. Perwujudan akhlak dalam kehidupan manusia mengalami

perbedaan. Hal ini dipengaruhi dua faktor utama (menurut Thohir Luth, 2005:119-133):

Faktor Internal, yakni sifat-sifat bawaan atau yang dibawa sejak lahir

Faktor Eksternal, merupakan pengaruh yang terjadi di luar diri manusia karena adanya suatu

aksi dan interaksi

Page 2: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

1. Insting (Naluri)

Naluri merupakan tabiat yang dibawa manusia sejak lahir, atau merupakan suatu pembawaan

asli dari manusia itu sendiri.

Naluri dalam diri manusia dapat berupa:

a. Naluri makan (nutritive instinct)

b. Naluri berjodoh (sexual instinct)

c. Naluri keibu-bapakan (paternal instinct)

d. Naluri berjuang (combative instinct)

e. Berbagai naluri lain seperti naluri takut, naluri memiliki maupun naluri ber-Tuhan

2. Keturunan

Manusia mendapatkan warisan fisik dan mental, mulai dari sifat-sifat umum sampai sifat-sifat

khusus seperti sifat kemanusiaan, akal pikiran, perasaan, maupun kekhasan lain yang berupa

identitas (lahiriyah) seperti warna kulit, dll. Dalam hubungan ini dikemukakan dalam Al-

Qur’an “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan

seorang perempuan, dan kami menjadikan kalian beberapa bangsa dan suku-suku bangsa,

supaya kalian saling mengenal satu sama lain”. (surah 49: 13)

Salah satu kekuatan yang berlindung di balik tingkah laku manusia adalah kemauan keras

(‘Azam) yang menggerakkan manusia untuk berbuat dengan sungguh-sungguh. Karena sifat

ini telah dianjurkan oleh Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an “Hendaklah engkau

tabah seperti ketabahan Rasul-rasul yang memiliki kehendak yang keras (‘azam)”. (surah 42:

35).

Dalam diri manusia terdapat suatu kekuatan yang sewaktu-waktu memberikan peringatan

(isyarat) jika tingkah laku manusia berada di ambang bahaya dan keburukan. Kekuatan

tersebut adalah suara batin atau “dlamir”. Fungsi dari suara batin adalah untuk

memperingatkan bahayanya perbuatan buruk dan berusaha mencegahnya. Selain itu juga

untuk mendorong manusia melakukan perbuatan yang baik (kewajiban).

Page 3: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Kebiasaan adalah suatu perbuatan yang selalu diulang-ulang sehingga menjadi mudah

dikerjakan. Kebiasaan mempunyai pengaruh yang kuat bagi diri manusia karena dengan

adanya kebiasaan maka manusia akan mau melakukan perbuatan yang dia jadikan kebiasaan

tersebut. Dalam hubungannya dengan hal tersebut, kita sebagai seorang muslim harus

senantiasa membangun kebiasaan yang baik dalam pribadi kita untuk menjadi individu yang

baik dan berakhlak mulia

3. ‘Azam

4. Suara Batin (dlamir)

5. Kebiasaan

Faktor Eksternal

1. Lingkungan

Lingkungan (milieu) adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang hidup, misalnya

tumbuh-tumbuhan, keadaan tanah, udara dan keadaan lingkungan pergaulan manusia.

Lingkungan dapat dibagi menjadi dua bagian:

a. Lingkungan alam

Alam yang melingkungi manusia merupakan faktor luar yang mempengaruhi dan

menentukan tingkah laku umat. Lingkungan alam ini dapat mematahkan atau

mematangkan pertumbuhan bakat yang dibawa oleh seseorang sejak dia lahir, atau

dengan kata lain kondisi alam ini ikut “mencetak” akhlak manusia-manusia yang

dipangkunya.

b. Lingkungan pergaulan

Manusia hidup selalu berhubungan dengan manusia lainnya. Itulah sebabnya manusia

harus bergaul. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an “Katakanlah, setiap orang dapat

bekerja menurut keadaannya, dan tuhanmu itu lebih tahu bagi siapa yang menempuh

jalan yang lebih betul”. (surah 17: 84). Manusia sebagai pelaku akhlak

berhuhubungan juga dengan faktor-faktor kemanusiaan, karena hal tersebut

menentukan kesanggupan manusia dalam menjalankan amal kebaikan berdasar akhlak

tersebut. Aktualisasi Akhlak Dalam Kehidupan Dalam pandangan Islam, Akhlak

merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang

baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus

ditampilkan dalam perilaku nyata sehari-hari.

Page 4: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah

akumulasi dari aqidah dan syariat yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang.

Menurut obyek atau sasarannya, akhlak dibagi menjadi 3 bagian yaitu akhlak terhadap

Allah, akhlak kepada manusia dan akhlak kepada lingkungan.

1. Akhlak kepada Allah

Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya

sesuai dengan perintah-Nya. Makna dari beribadah ini adalah untuk membuktikan

kepatuhan dan ketundukan terhadap perintah Allah SWT. Berakhlak kepada Allah

melalui ibadah ini antara lain dapat dilakukan melalui ibadah shalat.

Berdzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi,

baik secara lisan maupun dalam hati. Berdzikir kepada Allah melahirkan ketenangan

dan ketentraman hati. Sebagaimana diungkapkan dalam firman Allah:

“Ingatlah, dengan dzikir kepada Allah akan menentramkan hati.”

(Surah 13: 28)

Berdoa kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Doa merupakan inti

ibadah, karena hal tersebut merupakan pengakuan atas keterbatasan dan

ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan kemahakuasaan Allah atas segala

sesuatu.

Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu

hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan. Tawakal merupakan tahapan

yang dilakukan sesudah kita melakukan ikhtiar atau usaha. Sebagaimana dijelaskan

dalam Al-Qur’an “Dan kepunyaan Allah-lah segala rahasia langit dan bumi, dan

kepada-Nyalah dikembalikan segala urusan. Oleh karena itu sembahlah Dia dan

bertawakallah kepada-Nya. Dan sekali-kali Tuhanmu tidak akan melupakan apa yang

kamu kerjakan”. (surah 11: 123)

Tawaduk kepada Allah, adalah sikap rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa

dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Mahakuasa, karena manusia

diciptakan dari bahan yang hina nilainya, yaitu tanah. 2. Akhlak kepada diri sendiri

Ridha, menurut bahasa artinya rela atau menerima segala sesuatu yang terjadi dengan

perasaan senang hati. Orang yang ridha menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi

itu merupakan kehendak Allah SWT.

Page 5: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

Adil, menurut bahasa adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya atau dapat juga

berarti tidak berat sebelah, tidak memihak, seimbang atau memposisikan diri untuk

menyamakan antara hak dan kewajiban. Allah SWT memerintahkan kepada Hamba-

Nya yang beriman supaya dapat berlaku adil.

Syukur, adalah sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa

terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam ucapan dan perbuatan. Syukur

dalam ucapan maupun lisan dapat diwujudkan dalam bentuk ucapan hamdalah,

sedangkan syukur dengan ucapan dapat dilakukan dengan menggunakan dan

memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan seharusnya.

3. Akhlak kepada orang tua

Akhlak kepada orang tua adalah berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain)

dengan ucapan dan perbuatan. Allah memerintahkan manusia untuk berbakti kepada

kedua orang tua kita dengan cara mengajak manusia untuk menghayati pengorbanan

yang diberikan ibu ketika mengandung, melahirkan, merawat dan mendidik anaknya

Penutup

3.1 Kesimpulan

Akhlak adalah sebagai penentu kemuliaan seseorang dan juga sebagai penentu

kemuliaan sebuah komunitas bangsa. Kemuliaan dan kehormatan bangsa banyak

ditentukan oleh pelaksanaan akhlak di dalamnya. Semakin mulia seseorang, semakin

baik akhlaknya, dan akhlak juga sebagai ukuran kualitas ketakwaan seseorang.

Dalam proses pembangunan bangsa diperlukan masyarakat professional yang berbasis

akhlakul karimah. Dengan niatdan budi pekerti yang baik seorang muslim

dalambekerja memiliki tujuan, karena memiliki tujuan maka kerja penuh semangat,

penuh perhitungan, dan perencanaan dengan berpijak pada tauhid.

Page 6: Transcript of Membangun Masyarakat Professional Berbasis Akhlakul Karimah

3.2 Saran

1. Kita harus senantiasa berbuat baik dan menjaga akhlak kita dimanapun berada,

karena setiap perbuatan manusia, baik secara individu maupun interaksi sosial tidak

bisa terlepas dari pengawasan Allah SWT.

2. Kita telah diwajibkan oleh Allah untuk beribadah dan menyembah kepadanya

sebagai bentuk ketaatan serta pengakuan kita akan keesaan Allah SWT, karena itu

kita harus selalu berusaha untuk beribadah kepada Allah dengan khusuk dan penuh

kerendahan.

3. Kita harus mampu menjaga perilaku dan tingkah laku kita melalui akhlak yang baik

untuk diri kita sendiri seperti ridha atas musibah yang dihadapi, bersikap adil antara

hak dan kewajiban serta menanamkan rasa syukur pada diri kita atas nikmat yang kita

miliki.

4. Kita dianjurkan untuk berbakti kepada kedua orang tua kita. Berbuat baik kepada

orang tua dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan seperti menyayangi dan

mencintai keduanya sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan

lemah lembut, menaati apa yang diperintahkan oleh mereka, meringankan beban,

serta menyantuni mereka ketika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha. Selain itu,

kita dapat mendoakan dan meminta ampunan untuk mereka serta meneruskan tali

silaturahmi dengan sahabat-sahabat mereka ketika mereka telah meninggal dunia.