TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

28
Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 1 Study Kasus Analisis Fundamental PT TELKOM ANALISIS FUNDAMENTALTERHADAP SAHAM PT TELKOM, Tbk DAN PT INDOSAT, Tbk PENDAHULUAN I. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1. Latar Belakang Maraknya perkembangan harga saham di pasar modal kita beberapa saat terakhir ini telah mendorong banyaknya calon investor yang ingin lebih mengetahui saham-saham yang prospektif untuk dibeli. Untuk keperluan tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai harga saham itu sendiri dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Penilaian harga saham suatu perusahaan dalam kaitannya untuk melakukan investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal pada dasarnya dilakukan dengan cara melihat pergerakan saham dari waktu ke waktu dengan menggunakan grafik, sedangkan analisis fundamental merupakan analisis yang lebih didasarkan pada nilai (value) dari perusahaan yang bersangkutan. Di antara metode fundamental yang sering digunakan menganalisa saham antara lain: 1. Value. Tujuan dari penganut ‘resep’ ini adalah membeli saham dengan diskon sebesar mungkin dari nilai intrinsik atau mencari saham yang nilainya lebih dari yang mereka bayarkan. Dengan analogi lain seperti mencari dan membeli sebuah mobil dengan harga murah dari harga semestinya di pasaran untuk keesokan harinya dijual dengan harga yang lebih tinggi (wajar). Bagi value investor, mereka biasa melihat ukuran seperti: Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Transcript of TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Page 1: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 1

Study Kasus Analisis Fundamental PT TELKOM

ANALISIS FUNDAMENTALTERHADAP SAHAM PT TELKOM, Tbk DAN PT INDOSAT, Tbk

PENDAHULUAN

I.       Latar Belakang dan Permasalahan

1.1. Latar Belakang

Maraknya perkembangan harga saham di pasar modal kita beberapa saat terakhir ini telah mendorong

banyaknya calon investor yang ingin lebih mengetahui saham-saham yang prospektif untuk dibeli. Untuk

keperluan tersebut maka dibutuhkan suatu pemahaman yang mendalam mengenai harga saham itu sendiri

dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakannya. Penilaian harga saham suatu perusahaan dalam

kaitannya untuk melakukan investasi pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan analisis

teknikal dan analisis fundamental.

Analisis teknikal pada dasarnya dilakukan dengan cara melihat pergerakan saham dari waktu ke waktu

dengan menggunakan grafik, sedangkan analisis fundamental merupakan analisis yang lebih didasarkan

pada nilai (value) dari perusahaan yang bersangkutan.

Di antara metode fundamental yang sering digunakan menganalisa saham antara lain:

1.      Value. Tujuan dari penganut ‘resep’ ini adalah membeli saham dengan diskon sebesar mungkin dari

nilai intrinsik atau mencari saham yang nilainya lebih dari yang mereka bayarkan. Dengan analogi lain

seperti mencari dan membeli sebuah mobil dengan harga murah dari harga semestinya di pasaran untuk

keesokan harinya dijual dengan harga yang lebih tinggi (wajar).

Bagi value investor, mereka biasa melihat ukuran seperti:

o    Price/Earning Ratio (PER)

1.

o Dividend Yieldo Book value per shareo Total Sales/Kapitalisasi Pasar

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 2: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 2

2. Growth. Bagi pemegang resep ini mencari saham berarti mencari perusahaan dengan pertumbuhan penjualan dan keuntungan yang tinggi. Mereka menganalisa kualitas dari usaha yang dijalankan dan pertumbuhan sebelum memutuskan untuk melakukan investasi.

3. Income. Walaupun saat sekarang kebanyakan investor membeli saham mengharapkan capital gain akan tetapi beberapa investor membeli saham dengan mengharapkan dividen yang dibayarkan. Biasanya saham yang cocok kriteria ini adalah saham yang berada pada industri yang sudah matang dengan pertumbuhan lambat tetapi membayarkan dividen payout yang tinggi.

4. GRAP. Merupakan resep yang dipopulerkan sang koki ‘ John Irving’ pada buku ‘The World According to GARP‘. GARP singkatan dari growth at reasonable price. GARP menggabungkan resep growth dan value, dan mencari perusahaan dengan pertumbuhan tinggi dan harga pasar dibawah nilai intrinsik. Pendekatan yang sering dipakai GARP adalah membeli saham ketika P/E ratio lebih rendah dari pertumbuhan earning per share (laba per saham) dimasa mendatang.

5. Quality. Selain memakai pendekatan gabungan yang menilai kualitas fundamental perusahaan pendekatan ini juga menilai kualitas dan integritas manajemen sebelum membeli suatu saham.

Investor terkenal Warren Buffet memakai pendekatan ini dan selalu menilai kualitas fundamental dan

kualitas manajemen sebelum membeli saham tersebut untuk jangka panjang.

1.2. Permasalahan

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah penggunaan analisis fundamental, terutama

berdasarkan nilai intrinsik saham untuk menentukan pergerakan harga saham perusahaan sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi pada saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan PT Indonesian

Satellite Corporation, Tbk.

II.    Profil Perusahaan

2.1  PT Indonesian Satellite Corporation, Tbk.

Pendirian Perusahaan

PT Indonesian Satellite Corporation Tbk (“Perusahaan”) didirikan dalam rangka Undang-undang

Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 berdasarkan akta notaris Mohamad Said Tadjoedin, S.H. No.

55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia. Akta pendirian ini diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 26 tanggal 29 Maret 1968, Tambahan No. 24. Anggaran dasar

Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta notaris

Poerbaningsih Adi Warsito, S.H. No. 34 tanggal 16 Juli 2003, antara lain mengenai perubahan Direksi

Perusahaan.

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 3: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 3

Berdasarkan keputusan dalam Rapat Umum Tahunan Pemegang Saham Perusahaan tanggal 27 Desember

2002 yang diaktakan dengan notaris Rini Yulianti, S.H. (sebagai notaris pengganti Poerbaningsih Adi

Warsito, S.H.) No. 6 tanggal 8 Januari 2003, pemegang saham menyetujui untuk mengubah status

Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing berdasarkan Undang-undang No. 1 Tahun 1967

Republik Indonesia yang diubah dengan Undang-undang No. 11 tahun 1970. Pemegang saham juga

memutuskan untuk mengubah anggaran dasar Perusahaan, antara lain mengenai perubahan nama

Perusahaan dari Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesian Satellite Corporation Tbk menjadi PT

Indonesian Satellite Corporation Tbk.

Pada tanggal 7 Februari 2003, Badan Koordinasi Penanaman Modal, dalam surat keputusannya No.

14/V/PMA/2003, menyetujui perubahan status Perusahaan menjadi Perusahaan Penanaman Modal Asing.

Di samping itu, melalui surat No. C-06145 HT.01.04.TH.2003 tanggal 21 Maret 2003, Menteri

Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia menyetujui perubahan anggaran dasar

Perusahaan mengenai perubahan status Perusahaan seperti yang dijelaskan di atas.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar, Perusahaan bertujuan untuk menyelenggarakan jaringan dan/atau

jasa telekomunikasi serta informatika dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut:

• Penyediaan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika;

• Perencanaan, pembangunan dan pengadaan fasilitas telekomunikasi dan informatika

termasuk sumber daya pendukung;

• Pengoperasian (yang meliputi pemasaran jaringan dan/atau jasa telekomunikasi dan

informatika yang diselenggarakan Perusahaan), pemeliharaan dan pengembangan dan penelitian, sarana

dan/atau fasilitas telekomunikasi dan informatika, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, baik di

dalam maupun di luar negeri; dan

• Pengembangan jaringan, jasa telekomunikasi dan informatika.

Perusahaan memulai kegiatan operasinya pada tahun 1969. Saat ini, kegiatan usaha utama Perusahaan

adalah menyelenggarakan jasa telekomunikasi sentral internasional, termasuk jasa telepon internasional,

teleks, telegram, sambungan komunikasi data paket, jasa faksimili penyimpanan dan pengiriman dan jasa

Inmarsat untuk komunikasi bergerak. Perusahaan juga memberikan berbagai jasa telekomunikasi

internasional non-sentral, termasuk sirkit sewa berkecepatan rendah dan tinggi, video-link, TV

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 4: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 4

link, Integrated Services Digital Network (“ISDN”) dan jasa lainnya yang khususnya meliputi  transmisi

data atau gambar selain suara.

Kedudukan Perusahaan sebagai badan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional ditegaskan

kembali berdasarkan Undang-undang No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi dan Peraturan

Pemerintah No. 77 Tahun 1991.

Pada tahun 1999, Pemerintah menerbitkan Undang-undang No. 36 mengenai Telekomunikasi yang

berlaku efektif mulai bulan September 2000. Berdasarkan Undang-undang tersebut, penyelenggaraan jasa

telekomunikasi meliputi:

• Jaringan telekomunikasi

• Jasa telekomunikasi

• Jasa telekomunikasi khusus

Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Swasta dan Koperasi dapat

menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi. Sedangkan penyelenggaraan telekomunikasi khusus

dapat diselenggarakan oleh perorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain penyelenggara

jaringan dan jasa telekomunikasi. Undang-undang No. 36 melarang kegiatan yang dapat mengakibatkan

terjadinya praktek monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat.

Pada tanggal 14 Agustus 2000, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Perhubungan,

memberikan izin prinsip kepada Perusahaan sebagai penyelenggara nasional jasa telekomunikasi Digital

Communication System (“DCS”) 1800, sebagai kompensasi atas penghentian lebih awal hak jasa

telekomunikasi internasional Perusahaan efektif tanggal 1 Agustus 2003 yang diberikan sebelum izin

tersebut diperoleh. Izin prinsip ini berlaku untuk dua tahun apabila Perusahaan dapat membangun

sekurang-kurangnya 10% cakupan wilayah layanan nasional di daerah geografi yang berpenduduk dalam

kurun waktu dua tahun. Pada tanggal 23 Agustus 2001, Perusahaan memperoleh izin penyelenggaraan

dari Menteri Perhubungan. Lebih lanjut, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. KP.247

tanggal 6 November 2001, izin penyelenggaraan tersebut dialihkan ke anak perusahaan yang baru

didirikan PT Indosat Multi Media Mobile

Pada tanggal 7 September 2000, Pemerintah Republik Indonesia melalui Menteri Perhubunganjuga

memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan telepon lokal dan sambungan

langsung jarak jauh dalam negeri, sebagai kompensasi atas penghentian hak jasa telekomunikasi

internasional Perusahaan. Di lain pihak, Telkom telah diberikan izin prinsip untuk menyelenggarakan jasa

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 5: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 5

telekomunikasi internasional sebagai kompensasi atas penghentian lebih awal hak penyelenggaraan jasa

telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh. Izin prinsip Perusahaan untuk jasa

telekomunikasi lokal dan sambungan langsung jarak jauh tersebut berlaku untuk dua tahun dari tanggal

penerbitannya agar Perusahaan memiliki cukup waktu untuk membangun dan melakukan persiapan

komersial dalam penyediaan jasa tersebut.

Pada tanggal 28 Juni 2001, Pemerintah Republik Indonesia, melalui Direktorat Jenderal Pos dan

Telekomunikasi memberikan izin prinsip kepada Perusahaan untuk menyelenggarakan jasa Voice Over

Internet Protocol (“VoIP”). Pada tanggal 26 April 2002, Perusahaan memperoleh izin operasi VoIP

dengan cakupan nasional. Izin operasi Perusahaan untuk VoIP akan dievaluasi setiap lima tahun setelah

tanggal dikeluarkannya.

Berdasarkan surat dari Menteri Perhubungan tanggal 1 Agustus 2002, Perusahaan diberikan izin

penyelenggaraan jaringan telekomunikasi tetap lokal dengan wilayah operasi Jakarta dan Surabaya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan No. KP. 130 Tahun 2003, izin penyelenggaraan ini akan

diperbaharui menjadi izin nasional pada tanggal 17 April 2003. Nilai dari izin yang diberikan ke Telkom

dan Perusahaan masih dihitung oleh penilai independen, sebagai kompensasi kepada Telkom dan

Perusahaan atas penghentian hak eksklusif mereka masingmasing atas penyelenggaraan jasa

telekomunikasi lokal/domestik dan internasional. Per 8 Agustus 2003, laporan penilai independen tersebut

belum difinalisasi. Perusahaan berkedudukan di Jalan Medan Merdeka Barat No. 21, Jakarta dan

memiliki sentral gerbang internasional yang terletak di Jakarta, Medan, Batam dan Surabaya.

Penawaran Umum Efek Perusahaan

Seluruh saham Seri B Perusahaan dicatatkan dan diperdagangkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya sejak tahun 1994. American Depository Shares (“ADS”, setiap ADS mewakili 10 saham

Seri B) Perusahaan juga telah diperdagangkan di Bursa Efek New York sejak tahun 1994.

Struktur Anak Perusahaan

Perusahaan mempunyai penyertaan modal baik langsung maupun tidak langsung pada anak perusahaan

berikut:

1. PT Satelit Palapa Indonesia (Jakarta)2. Satelindo International Finance B.V.(Amsterdam)3. PT Satelindo Multi Media (Jakarta)4. PT Indosat Multi Media Mobile (Jakarta)5. PT Bimagraha Telekomindo (Jakarta)6. PT Aplikanusa Lintasarta (Jakarta)7. PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Jakarta)

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 6: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 6

8. PT Indosat Mega Media (Jakarta)9. PT Sisindosat Lintasbuana (Jakarta)10. PT Asitelindo Data Buana (Jakarta)11. PT Indosatcom Adimarga (Jakarta)

PT Satelindo

Indosat memiliki 100% kepemilikan saham pada PT Satelindo (secara langsung dan melalui PT

Bimagraha Telekomindo) yang mengelola jasa provider selular GSM 900, jasa SLI 008, dan penyewaan

transponder satelit. Satelindo saat ini merupakan operator selular terbesar kedua di Indonesia. Satelindo

memiliki 2 anak perusahaan, yaitu PT Satelindo International Finance B.V. and PT Satelindo Multimedia.

PT Indosat Multimedia Mobile (IM3)

99,94% saham IM3 dikuasai oleh Indosat, dan merupakan anak perusahaan yang melayani jasa selular

GSM 1800 dengan kemampuan GPRS. IM3 saat ini menempati peringkat keempat dalam pasar jasa

selular di Indonesia.

PT Indosat Mega Media (IM2)

IM2 pada saat ini menangani jasa internet dan multimedia, termasuk jasa TV kabel, IP-based multimedia,

dan jasa jaringan komunikasi IP-based LAN & WAN. IM2 juga merupakan pelopor jasa MIDI di

Indonesia. IM2 memiliki 3 anak perusahaan, yaitu PT Yasawirya Indah Mega Media, PT Menara Jakarta,

dan PT Multimedia Nusantara (telah didivestasi pada April 2003). Kepemilikan saham Indosat di IM2

saat ini adalah sebesar 99,84%.

PT Aplikanusa Lintasarta

Lintasarta yang 69,46% sahamnya dimiliki oleh Indosat merupakan perusahaan yang memberikan

pengadaan jasa komunikasi data berkecepatan tinggi dan juga jasa jaringan perusahaan. Lintasarta

mempelopori pengembangan sistem transfer perbankan secara elektronik di Indonesia, termasuk di

dalamnya adalah ATM Bersama yang merupakan jaringan ATM bersama pertama di Indonesia.

Lintasarta memiliki PT Arthajasa dan PT Swadarma Marga Inforindo (SMI) sebagai anak perusahaannya.

PT Sisindosat

Indosat saat ini menguasai 96,87% saham PT Sisindosat. Sisindosat merupakan perusahaan yang terlibat

dalam penyediaan jasa pengembangan teknologi informasi (IT), perangkat lunak IT, dan pelatihan IT.

Perusahaan ini memiliki beberapa anak perusahaan, yaitu PT Electronic Data Interchange Indonesia

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 7: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 7

(EDI), PT Sistelindo Mitralintas, PT Graha Lintas Properti, PT Kalimaya Perkasa Finance, PT Asitelindo

Data Buana, dan PT Intikom Telepersada.

Susunan Kepemilikan Saham Indosat

Posisi 31 Oktober 2003PEMEGANG SAHAM %

Indonesia Communication Ltd. 41,94

Negara RI 15,00

The Bank of New York 7,27

Publik :

Pemodal Nasional 10,39

Pemodal Asing 25,40

Total Publik 35,80

JUMLAH SAHAM 100,00

2.2 PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk.

Pendirian Perusahaan

Telkom merupakan kelanjutan dari bagian suatau badan usaha bernama Post-en- Telegraaafdienst yang

didirikan dengan Staatsblad No.52 tahun 1884. Berdasarkan Staatsblaad No.395 tahun 1906, Pemerintah

Hindia Belanda mengambil alih pemilikan harta kekayaan (aset) Post-en Telegraafdienst serta mengubah

namanya menjadi Post, Telegraaf en Telefoondienst atau disebut juga PTT-Dienst. Pada tahun 1931,

PPT-Dienst ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasrkan Staatsblad No.419 tahun 1972 tentang

Indonesische Bedrijvenwet (I.B.W., Undang-Undang Perusahaan Negara). Selanjutnya pada tahun 1960,

Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

No.19 tahun 1960, tentang persyaratan suatu Perusahaan Negara dan PTT-Dienst memenuhi syarat untuk

tetap menjadi suatu Perusahaan Negara (PN). Dalam Peraturan Pemerintah No. 240 tahun 1961 tentang

Pendirian Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi diseutkan bahwa Perusahaan Negara sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 2 I.B.W. dilebur kedalam Perusahaan negara Pos dan Telekomunikasi (PN Pos dan

Telekomunikasi).

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 8: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 8

Sejalan dengan pesatnya perkembangan lapangan usaha PN Pos dan Telekomunikasi, maka pada tahun

1965 Pemerintah memendang perlu untuk membagi PN Pos dan Telekomunikasi menjadi 2 Perusahaan

Negara yang berdiri sendiri. Berdasrkan Peraturan Pemerintah No.29 than 1965 tentang Pendirian

Perusahaan Negara Pos dan Giro didirikan Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos dan Giro) dan

berdasarkan Peraturan Pemerintah No.30 tahun 1965 tentang Pendirian Perusahaan Negara

Telekomunikasi didirikan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).

Pada tahun 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.36 tahun1974 tentang Perusahaan Umum

Telekomunikasi, status PN Telekomunikasi diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) dengan nama

Perusahaan Umum telekomunikasi (PERUMTEL), yang merupakan badan usaha tunggal penyelenggara

jasa telekomunikasi untuk umum, baik hubungan telekomunikasi dalam negeri maupun luar negeri.

Pada akhir tahun 1980, Pemerintah mengambil kebijakan bahwa Negara Republik Indonesia membeli

seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation (Indosat) dari American Cable & Radio Corporation,

suatu perusahaan yang didirkian berdasarkan peraturan perundangan negara bagian Delaware, Amerika

Serikat. Setalah seluruh saham American Cable & Radio Corporation dalam Indosat dibeli oleh Negara

Republik Indonesia, Indosat yang semula merupakan suatu Perseroan Terbatas yang didirikan menurut

dan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia khususnya dalam rangka Undang-

Undang Penanaman Modal Asing, diubah statusnya menjadi suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

berbentuk Perusahaan Perseroan (Persero).

Selanjutnya guna lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunkasi untuk umum, dengan Peraturan

Pemerintah No.53 tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No.22 tahun 1974 tentang

Telekomunkasi untuk umum, PERUMTEL ditetapkan sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk

menyelenggarakan telekomunkasi untuk umum dalam negeri dan Indosat ditetapkan sebagai badan usaha

yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan telekomunikasi untuk umum internasional.

Untuk dapat lebih mengantisipasi tuntutan perkembangan telekomunikasi yang semakin pesat dimana

dibutuhkan management yang lebih profesional, maka berdasrkan Perturan Pemerintah No.25 tahun 1991

tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan

(Persero), status PERUMTEL diubah menjadi Perusahaan Persroan (Persero), sbagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang No.9 tahun 1969. Selanjutnya, dalam Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991

disebutkan bahwa dengan dialihkannya bentuk PERUMTEL menjadi Perusahaan Perseroan (Persero),

PERUMTEL dinyatakan bubar pada saat pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut, dengan

ketentuan segala hak dan kewajiban, kekayaan serta karyawan PERUMTEL yang ada pada saat

pembubarannya, beralih sepenuhnya kepada Perusahaan Perseroan (Persero) yang bersangkutan. Dalam

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 9: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 9

Pasal 3 Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991 disebutkan bahwa Modal Ditempatkan dan Modal

Disetor TELKOM pada saat pendiriannya berasal dari kekayaan Negara yang tertanam dalam

PERUMTEL. Berdasarkan Pasal 4 Peraturan Pemerintah No.25 tahun 1991, pelaksanaan pendirian

Perusahaan Perseroan (Persero) tersebut diatas dilakukan menurut ketentuan Kitab Undang-Undang

Hukum Dagang yang berlaku di Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakhir dengan Undang-Undang No.4 tahun 1971. Selanjutnya dalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah

No.25 tahun 1991 disebutkan bahwa penyelesaian pendirian Perusahaan Perseroan (Persero)

bersangkutan dikuasakan kepada Menteri Keuangan, yang dalam hal ini dapat menyerahkan kuasa dengan

hak substitusi kepada Menparpostel. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Menparpostel Republik

Indonesia selaku kuasa dari Menteri Keuangan Republik Indonesia bersama-sama dengan Soetjipto, S.H.,

M.H., selaku Kepala Biro Hukum dan Organisasi Depparpostel Republik Indonesia mendirikan

TELKOM berdasarkan Akta Pendirian No. 128, tanggal 24 September 1991, dibuat dihadapan Imas

Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana diubah dengan Akta Perubahan No.68, tanggal 11

November 1991, dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah, S.H., Notaris di

Jakarta. Kedua akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK

No.C2-6870.HT.01.01.Th.91,tanggal 19 November 1991 dan didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan masing-masing di bawah No.1188/Not/1991/PN.JKT.SEL dan

No.1189/Not/1991/PN.JKT.SEL, keduanya tanggal 4 Desember 1991 serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No.5, tanggal 17 Januari 1992, Tambahan No.210.

Pada tahun 1993, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan pada

tanggal 14 Januari 1993 yang dinyatakan kembali dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar TELKOM

No.111, tanggal 26 Februari 1993, dibuat di hadapan Achmad Bajumi, S.H., pengganti Imas Fatimah,

S.H., Notaris di Jakarta, yang telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK

No.C2-1679.HT.01.04.Th.93, tanggal 17 Maret 1993 dan didaftarkan di kantor Panitera Pengadilan

Negeri Bandung di bawah No.290 dan No.291, tanggal 7 April 1993 serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No.47, tanggal 11 Juni 1993, Tambahan No.2654, telah dilakukan perubahan

pada pasal 1 Anggaran Dasar TELKOM sehubungan dengan perubahan tempat kedudukan TELKOM,

dari Jakarta ke Bandung.

Dalam rangka Penawaran Umum, seluruh ketentuan Anggaran Dasar Telkom diubah sebagaimana

dituangkan dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar No.74, tanggal 25 Juli 1995 dan Akta Perubahan

No.15 tanggal 7 Agustus 1995, keduanya dibuat di hadapan Imas Fatimah, S.H., Notaris di Jakarta, yang

telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan SK No.C2-9834.HT.01.04.Th.95,

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 10: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 10

tanggal 8 Agustus 1995 dan didaftarkan di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Bandung masing-masing di

bawah No.1008 dan No.1009, tanggal 21 Agustus 1995 serta berdasarkan Surat Keterangan Perum

Percetakan Negara Republik Indonesia, tanggal 23 Agustus 1995, diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No.76, tanggal 22 September 1995, Tambahan No.7900.

Struktur Anak Perusahaan

PT   Telekomunikasi Selular Indonesia

PT Telkomsel merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. yang bergerak sebagai

penyelenggara jasa telekomunikasi bergerak selular.

PT Indonusa Telemedia

PT Indonusa Telemedia menangani bisnis multimedia penyiaran dan Internet dengan nama produk

TELKOMVision.

PT Infomedia Nusantara

PT Infomedia Nusantara mengelola bisnis penerbitan Buku Petunjuk Telepon (Yellow Pages) dan Call

Center.

Selain anak perusahaan tersebut, PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. dalam menjalankan operasi

perusahaannya telah mengelompokan unit-unit yang ada dalam organisasi ke dalam bentuk Divisi,

Center, dan Yayasan.

Susunan Kepemilikan Saham Telkom

Posisi 30 Juni 2003PEMEGANG SAHAM Posisi 30 Juni 2003 %

Dwi Warna 1

Negara RI 5.160.235.355 51,19

Pemodal Nasional 280.999.809 2,78

Pemodal Asing 4.638.769.475 46,02

Total Publik 4.919.764.284 48.81

JUMLAH SAHAM 10.079.999.640 100,00

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 11: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 11

PEMBAHASAN MASALAH

Analisis Fundamental

Analisis fundamental digunakan untuk mengidentifikasi perkembangan dan trend perusahaan,

mengevaluasi tingkat efisiensi perusahaan dan memperoleh gambaran secara umum karakteristik operasi

sebuah perusahaan.

Dalam kasus telkom dan indosat, kelompok kami akan menggunakan analisis fundamental dengan

menggunakan rasio keuangan dan analisis beta.  Rasio keuangan yang digunakan, yaitu :

1. Liquidity Ratio, yaitu kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendek.  Dalam melakukan analisis likuiditas ini digunakan current ratio.  Current ratio adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki perusahaan pada tanggal neraca dengan hutang jangka pendek.

Aktiva lancar

Current ratio =

Hutang lancar

1. Activity Ratio, yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan sumber – sumber dana yang ada.  Ratio – ratio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung terjadinya penjualan.

§  Average Collection Period, yaitu ukuran efektivitas penagihan piutang.

A/R

Average Collection Period =

Sales

§  Inventory Turnover, yaitu persediaan ditentukan secara rata – rata

Sales

Inventroy Turnover =

Inventory

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 12: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 12

1. Profitability Ratio, yaitu ratio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan.  Profitability ratio yang digunakan adalah return on total asset.o Return on total asset, yaitu ratio yang mengukur seberapa efektif perusahaan

memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba.

Net Income

Return on total asset =

Total Asset

§  Return on Equity, yaitu ratio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan quity yang

ada untuk menciptakan laba.

Net Income

Return on Equity =

Common Equity

§  Net Profit Margin, yaitu untuk menghitung perbandingan laba bersih dengan penjualan.

Net Income

Net Profit Margin =

Sales

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 13: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 13

Berikut ini adalah hasil ratio keuangan PT Telkom, Tbk dan PT Indosat :

Tabel 1. Financial Ratio for September 2002 & 2003

PT Telkom, Tbk

Ratio 2002 2003

1 2 (%) 3 (%)

Current ratio 108.95 83.64

Equity to total assets 34.75 36.7

Equity to total liabilities 112.17 124.57

Fixed assets to total equity 203.97 215.75

Total liabilities to total assets 30.97 29.47

Total liabilities to total equity 89.14 80.27

Net income to sales 48.44 21.88

Sales to total assets 36.97 43.38

Return on assets (ROA) 17.91 9.49

Return on Equity (ROE) 51.55 25.86

Inventory turnover 67.81 107.63

Average collection period (day) 49.78 43.94

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 14: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 14

Tabel 2. Financial Ratio for September 2002 & 20032

PT Indosat, Tbk

Ratio 2002 2003

1 2 3

Current ratio 167.67 170.96

Equity to total assets 47.25 48.03

Equity to total liabilities 297.21 368.161

Fixed assets to total equity 155.18 161.74

Total liabilities to total assets 15.9 13.04

Total liabilities to total equity 33.64 27.16

Net income to sales 9 9

Sales to total assets 21.05 26.23

Return on assets (ROA) 2 2

Return on Equity (ROE) 4 5

Inventory turnover 53.1 78.7

Average collection period (day) 44 24

Analisis beta digunakan untuk mengukur fluktuasi saham maupun portofolio dibandingkan dengan

fluktuasi pasar secara keseluruhan.  Jika nilai beta lebih dari 1 maka mengindikasikan bahwa harga saham

tersebut lebih berfluktuatif daripada pasar, sedangkan beta kurang dari 1 berarti harga saham tersebut

tidak berfluktuatif terhadap pasar.  Berikut ini adalah nilai beta berdasarkan asumsi kelompok kami :

Perusahaan Nilai beta

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk 0.914

PT Indonesia Satellite Corporation Tbk 0.724

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 15: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 15

Analisis Devidend Discount ModelANALISIS SAHAM PT TELKOM & PT INDOSAT BERDASARKAN DEVIDEND DISCOUNT MODEL

Keterangan Tahun (Telkom) Tahun (Indosat)

2002 2003 2002 2003

laba (Rp) 7,568,457,000,000 4,371,964,000,000 435,467,000,000 566,569,000,000

Jumlah lbr saham beredar 10,079,999,639 10,079,999,639 1,035,494,840 1,035,499,999

EPS 751 434 421 547

Deviden yang dibayarkan 1,767,489,000,000 1,225,844,000,000 581,119,704,208 151,317,614,854

Deviden per lembar 175.35 121.61 561.2 146.13

Deviden Payout Ratio (DPR) * 0.23 0.28 1.33 0.27

b (playback ratio) ** 0.77 0.72 -0.33 0.73

Equity14,682,869,000,000 16,907,807,000,000

10,679,837,000,000 11,050,631,000,000

Return on equity (ROE) *** 51.55% 25.86% 4% 5%

Growth **** 0.3951 0.1861 -0.0134 0.0293

k (required return) ***** 0.2210 0.1927

Ket :

* DPR = Deviden yang dibayarkan/Laba Bersih

** b=1-DPR

*** ROE = Net Income/Common Equity

**** k = rf + b (rm – rf)

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 16: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 16

Dimana :

rf dari SBI  thn 2003= 8.48%

rpremium = suku bunga+risk country di Indonesia

rpremium = 8.48% + 6.42% (2003)

rpremium = 14.9

beta telkom = 0.914 (asumsi)

beta indosat = 0.724 (asumsi)

rf dari SBI thn 2002 = 13%

rpremium = 11% + 8.49%

rpremium = 19.49 %

Untuk menghitung nilai intrinsic dari saham PT Telkom dan PT Indosat adalah sebagai berikut : (dalam

perhitungan menggunakan beberapa asumsi karena keterbatasan data)

Data yang diperoleh dari analisis saham PT Telkom dan PT Indosat, yaitu :

PT Telkom                                                     PT Indosat

Do = 175.35                                                    Do = 561.2

K = 0.2210                                                      k = 0.1927

G1 = 0.3951                                                    g1 = -0.0134

G2 = 0.1861                                                    g2 = 0.0293

Ditanyakan : Nilai intrinsic PT Telkom dan PT Indosat?

Jawab :

Rumus :

D1 = Do(1+g)

D2 = D1(1+g)

P2 = D2/k-g

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 17: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 17

Vo = D1/(1+g) + (D2+P2)/(1+g)2

PT Telkom

D1 = Do (1+g1)                                                          P2 = D2/k-g2

D1 = 175.35 (1+0.3951)                                             P2 = 290.15/0.2210-0.1861

= 244.63                                                                     =  8313.75

D2 = D1 (1+g2)

D2 = 244.63 (1+0.1861)

=290.15

Vo = D1/(1+k) + (D2+P2)/(1+k)2

Vo = 244.63/(1+0.2210) + (290.15+8313.75)/(1+0.2210)2

= 5974.77

PT Indosat

D1 = Do (1+g1)                                                          P2 = D2/k-g

D1 = 561.2(1-0.0134)                                                 P2 = 537.9/(0.1927-0.0293)

= 553.67                                                                      = 3291.92

D2 = D1(1+g2)

D2 = 553.67(1+0.0293)

= 537.9

Vo = D1/(1+k) + (D2+P2)/(1+k)2

Vo = 553.67/(1+0.1927) + (537.9+3291.92)/(1+0.1927)2

= 2692.25

Berdasarkan analisa kelompok kami, harga saham PT Telkom pada tanggal 11 November 2003 adalah

Rp. 11.950,- dan harga saham PT Indosat pada tanggal 11 November 2003 adalah Rp. 5.700,-.  Jika harga

pasar lebih besar dari intrinsic value maka overvalue sehingga saham tersebut sebaiknya dijual dan jika

harga pasar lebih kecil dari intrinsic value maka undervalue sehingga saham tersebut di beli.

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 18: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 18

Berdasarkan analisa diatas, intrinsic value PT Telkom sebesar Rp 5974.77 lebih kecil dari harga pasar

saham tersebut.  Maka kelompok kami tidak akan membeli saham tersebut atau kami akan menjual saham

PT Telkom jika kami memiliki saham tersebut. Sedangkan kami tidak akan membeli untuk saham PT

Indosat karena nilai intrinsic dari saham PT Indosat sebesar Rp 2692,25 lebih kecil dari harga saham

dipasar.

Kesimpulan

Untuk mengukur kinerja sebuah perusahaan dan nilai intrinsic saham dari sebuah perusahaan dapat

digunakan beberapa pendekatan, dimana salah satunya adalah pendekatan fundamental.  Kelompok kami

menggunakan studi kasus perusahaan PT Telkom, Tbk dan PT Indosat, Tbk untuk menghitung nilai

intrinsik dari saham – saham perusahaan tersebut.

Kelompok kami menggunakan pendekatan fundamental untuk menganalisa kinerja perusahaan tersebut

diatas.  Pendekatan fundamental yang digunakan yaitu :

1.      Liquidity Ratio

2.      Activity Ratio

3.      Profitability Ratio

Kemudian untuk menghitung nilai intrinsic saham – saham tersebut, kelompok kami

menggunakan Devidend Discount Model.  Dengan menggunakan model tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa nilai intrinsic kedua saham tersebut lebih kecil dari harga saham di pasar, sehingga

kelompok kami tidak akan membeli kedua saham tersebut.  Analisa tersebut didasarkan beberapa asumsi

yang kami lakukan karena keterbatasan data untuk menghitung faktor – faktor yang mempengaruhi harga

saham perusahaan tersebut.

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 19: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 19

Analisis Fundamental

Analisis faktor fundamental didasarkan pada laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui

analisis rasio-rasio keuangan dan ukuran-ukuran lainnya seperti cash flow untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan.

Analisis fundamental merupakan suatu teknik analisis yang beranggapan bahwa setiap saham mempunyai

nilai intrinsik (intrinsic value), atau nilai yang tepat sebagaimana yang diperkirakan oleh investor, yang

merupakan fungsi gabungan variabel perusahaan baik dalam menghasilkan pengembalian (return) yang

diharapkan maupun risiko yang mungkin timbul.

Dalam analisa fundamental, cukup banyak analisa rasio-rasio yang dipergunakan. Salah satu rasio yang

paling favorit dipergunakan adalah rasio harga dengan laba bersih (price earning ratio - PER). PER

menjadi favorit karena cukup mudah dipahami oleh investor maupun calon investor. PER merupakan

bagian dari rasio pasar dimana sudut pandang rasio pasar ini lebih banyak pada sudut pandang investor

dan juga merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar memberi nilai/harga pada suatu

perusahan.

Jones (1991) menyatakan pendekatan fundamental yang dapat digunakan untuk penilaian saham adalah:

1. Present Value Approach, pendekatan ini digunakan dalam memperkirakan nilai saham dengan cara

mengkapitalisasi income dan nilai sekarang (present value) dari arus kas di masa yang akan datang.

Dalam pasar efisien, nilai saham ditentukan atas dasar arus kas yang diharapkan dan tidak akan

berpengaruh pada nilai saham yang beredar di pasar.

2. Price Earning Ratio Approach,pendekatan ini digunakan untuk memperkirakan nilai saham dengan

cara membagi harga saham pada saat ini dengan earning per share (EPS). PER merupakan rasio

pengukuran yang paling komprehensif tentang prestasi perusahaan karena rasio penilaian tersebut

mencerminkan perpaduan antara pengaruh rasio risiko (rasio likuiditas dan rasio leverage) dan rasio

pengembalian (rasio aktivitas dan rasio profitabilitas).

3. Price to book value, pendekatan ini menghitung antara harga saham dengan nilai buku dari kekayaan

perusahaan yang menerbitkan saham berdasarkan data yang terdapat di dalam neraca .

4. Sales to price ratio, pendekatan ini dihitung dari perbandingan antara penjualan dari perusahaan

dengan total nilai pasar saham.

2. Analisis Rasio Keuangan

2.1. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu

jumlah tertentu dengan jumlah yang lain (Munawir, 2000:54).

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 20: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 20

Rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmathical terms yang dapat digunakan

untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial (Bambang Riyanto, 2001:329).

Rasio keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan hubungan antara berbagai macam

akun (accounts) dari laporan keuangan yang mencerminkan keadaan keuangan serta hasil operasional

perusahaan. Sedangkan studi yang berfungsi untuk mempelajari rasio keuangan tersebut disebut analisa

rasio keuangan (financial ratios analysis).

Financial ratio analysis ini dapat dibagi atas dua jenis berdasarkan variate yang digunakan dalam

analisa (Robert Ang, 1997:18.23), yaitu:

a. Unvariate Ratio Analysis

Unvariate ratio analysis merupakan analisa rasio keuangan yang menggunakan satu variate didalam

melakukan analisa (profit margin ratio, return on assets, return on equity, dan sebagainya)

b. Multivariate Ratio Analysis

Multivariate ratio analysis merupakan rasio keuangan yang menggunakan lebih dari satu variate didalam

melakukan analisa (alman’s z-score, zeta score, dan sebagainya). Penganalisa finansial dalam

mengadakan analisa rasio finansial pada dasarnya dapat melakukannya dengan dua macam pembanding

(Bambang Riyanto, 2001:329), yaitu:

1) Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (ratio historis)

atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang

dari perusahaan yang sama.

2) Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan/company ratio) dengan rasio-rasio

semacam dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (rasio industri/rasio rata-rata/rasio standard)

untuk waktu yang sama.

2.2. Penggolongan Rasio

Untuk menganalisis laporan keuangan tersebut diperlukan suatu alat analisis yaitu rasio keuangan.

Menurut Munawir (2000:68), angka rasio dapat dibedakan menjadi tiga menurut sumber datanya, antara

lain:

a. Rasio-rasio neraca (balance sheet ratio)

Adalah semua rasio yang semua datanya diambil atau bersumber pada neraca (misalnya: current ratio,

acid test ratio).

b. Rasio-rasio Laporan laba rugi (income statement ratio)

Yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari Laporan laba rugi

(misalnya: gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan sebagainya).

c. Rasio-rasio antar laporan (interstatement ratio)

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 21: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 21

Ialah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan laba

rugi (misalnya: inventory turnover, account receivable turnover, sales to fixed assets, dan sebagainya)

Sedangkan menurut Robert Ang (1997:18.23-18.38) rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima

jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:

1) Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios)

Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi obligasi (kewajiban) yang

jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari: current ratio (rasio lancar), quick ratio, dan net working

capital.

2) Rasio Aktivitas (Activity Ratios)

Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam memanfaatkan harta-harta yang

dimilikinya. Rasio aktivitas ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable

turnover, inventory turnover, average collection period (day’s sales inaccounts receivable) dan day’s

sales in inventory.

3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas (Profitability Ratios)

Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Rasio rentabilitas ini

terdiri dari: gross profit margin, net profit margin, operating return on assets, return on assets, return on

equity, dan operating ratio.

4) Rasio Solvabilitas (Solvency Ratios)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini

juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman

(debt) untuk memperoleh keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: debt ratio, debt to equity ratio,

long-term debt to equity ratio, long-term debt to capitalization ratio, times interest earned, cash flow

interest coverage, cash flow to net income, dan cash return on sales.

5) Rasio Pasar (Market Ratios)

Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio

pasar ini terdiri dari:

dividend yield, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, price earning ratio, book

value per share, dan price to book value.

Dari rasio-rasio tersebut, yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam

penelitian ini meliputi:

¾ Current Rasio

Current Rasio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang. Menurut Sawir (2001)

Current Rasio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadi masalah dalam likuiditas.

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002

Page 22: TP - 4 Studi Kasus Analisis Fundamental PT Telkom Syaiful

Study kasus analsis Fundamental PT Telkom 22

¾ Debt to Equity Ratio

Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat leverage(penggunaan

hutang) terhadap total shareholders’ equity yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi

atau struktur modal dari total pinjaman (hutang) terhadap total modal yang dimliki perusahaan. Semakin

tinggi DER menunjukkan komposisi total hutang (jangka pendek dan jangka penjang) semakin besar

dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap

pihak luar (kreditur).

¾ Inventory Turnover

Rasio aktivitas yang cukup populer untuk menilai operasional yang memperlihatkan seberapa baiknya

manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan adalah Inventory Turnover. Semakin besar rasio

inventory turnover berarti semakin baik, tetapi rasio inventory turnover yang terlalu tinggi dapat berarti

perusahaan kekurangan persediaan yang cukup sehingga mengecewakan para pelanggannya (Robbert

Ang, 1997).

¾ Return On Equity

Rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur

tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan dari pemilik modal sendiri atau pemegang saham.

Pasar Modal & Manajemen Keuangan – P : 4 By : Syaiful Rachman - 041223143002