SYAIFUL AMRI SIREGAR
-
Upload
yeahrightskripsi -
Category
Documents
-
view
228 -
download
0
description
Transcript of SYAIFUL AMRI SIREGAR
-
Rubrik Modifikasi Majalah Motor dan Inovasi Klub Mobil Medan Honda
Squad
(Studi Korelasional Tentang Rubrik Modifikasi Majalah Motor terhadap Inovasi
Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana
(S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu
Komunikasi
DisusunOleh :
SYAIFUL AMRI SIREGAR
090904060
Hubungan Masyarakat
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
2013
-
ABSTRAKSI
Penelitian ini mengambil judul Rubrik Modifikasi Majalah Motor dan Innovasi (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Modifikasi Majalah Motor Terhadap Innovasi Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang. Keseluruhan Populasi merupakan sampel dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi rubrik modifikasi majalah motor yang dapat menambah informasi dalam memodifikasi mobil, untuk megetahui peranan rubrik modifikasi majalah motor di kalangan anggota klub mobil Medan Honda Squad. Untuk mengetahui tentang rubrik modifikasi Majalah Motor Indonesia terhadap inovasi klub Mobil Medan Honda Squad. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuisioner. Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang,sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Spearman. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara Rubrik Modifikasi Majalah Motor terhadap Innovasi Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nilai r yaitu 0,625yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford menunjukkan hubungan yang cukup berarti dengan hasil 0,625, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara rubrik modifikasi majalah motor terhadap innovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad terdapat hubungan yang cukup berarti. Dapat disimpulkan bahwa rubrik modifikasi pada majalah motor dapat dijadikan sebagai salah satu variabel hubungan yang cukup signifikan terhadap inovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad. Karena dapat menarik minat anggota klub mobil Medan Honda Squad yang menjadi responden dalam penelitian ini, untuk mulai ikut berinovasi memodifikasi mobil sesuai dengan daya kreatifitas yang mereka miliki.
Kata Kunci :
Rubrik Modifikasi, Majalah Motor, Inovasi Klub Mobil
-
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................. i
Lembar Pengesahan .......................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................. iii
Lembar Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ................................ v
Abstraksi ............................................................................................ vii
Daftar Isi............................................................................................ viii
Daftar Gambar .................................................................................. xi
Daftar Tabel....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah ................................................. 5
1.3 Perumusan Masalah .................................................... 5
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................... 6
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 KerangkaTeori ........................................................... 7
2.1.1 Komunikasi Massa........................................... 7
2.1.1.1 Defenisi Komunikasi Massa ................. 7
2.1.1.2 Ciri Ciri Komunikasi Massa .............. 8
2.1.1.3 Unsur Unsur Komunikasi Massa ........ 9
2.1.1.4 Fungsi Komunikasi Massa .................... 10
2.1.1.5 Hambatan Komunikasi Massa .............. 11
2.1.1.6 Karakter Komunikasi Massa ................ 12
2. 1.2 Media Massa ...................................................... 13
2.1.1.1 Pengertian Media Massa ....................... 13
2.1.2.2 Fungsi Media Massa ............................. 14
2.1.2.3 Jenis Media Massa.............................. 14
-
2.1.3 Majalah.............................................................. 15
2.1.3.1 Sejarah Majalah Di Indonesia .............. 15
2.1.3.2 Defenisi dan Karakter Majalah ............ 17
2.1.4 Rubrik dan Feature........................................... 18
2.1.4.1 Rubrik .................................................. 18
2.1.4.2 Feature ................................................. 18
2.1.5 Teori AIDDA................................................... 21
2.2 Kerangka Konsep ....................................................... 23
2.3 Model Teoritis ............................................................ 24
2.4 Operasional Variabel ................................................... 25
2.5 Defenisi Operasional ................................................... 25
2.6 Hipotesis ...................................................................... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ......................................... 28
3.2 Metode Penelitian .......................................................... 28
3.3 Populasi dan Sampel ..................................................... 29
3.3.1 Populasi ... 29
3.3.2 Sampel. 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data... 31
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahapa PelaksanaanPenelitian ........................................ 34
4.1.1 Tahap Awal ......................................................... 34
4.1.2 Pengumpulan data ............................................... 34
4.1.3 Proses Pengolahan Data ...................................... 35
4.1.3.1 Penomoran Kuesioner .......................... 35
-
4.1.3.2 Editing ............................................... 35
4.1.3.3 Coding ............................................... ... 35
4.1.3.4 Inventarisasi Tabel ................................ 35
4.1.3.5 Tabulasi Data ........................................ 35
4.2 Analisis Tabel Tunggal ................................................. 35
4.2.1 Karakteristik Responden .................................... 36
4.3 Analisis Tabel Silang..................................................... 60
4.4 Uji Hipotesis .................................................................. 65
4.5 Pembahasan .. 67
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...................................................................... 66
5.2 Saran ................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
DAFTAR GAMBAR
Gambar1.1 Daftar Kota Teraman . 1
Gambar 1.2 Contoh Mobil Pemenang Kontes ... 3
Gambar 2.1 Skema AIDDA ...... 22
Gambar 2.2 Model Teoritis ....... 24
-
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Operasional Variabel .. 24
Tabel 3.1 Data Anggota Medan Honda Squad... 29
Tabel 4.1 Lama Menjadi Anggota Medan Honda Squad 37
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ... 38
Tabel 4.3 Tingkat Penghasilan Responden 39
Tabel 4.4 Frekuensi Membaca Majalah Motor . 40
Tabel 4.5 Judul yang digunakan menggambarkan
keseluruhan cerita ... 41
Tabel 4.6 Ketertarikan terhadap judul ... 42
Tabel 4.7 Alur cerita ....................... 43
Tabel 4.8 Isi paragraf .. 44
Tabel 4.9 Gambaran jembatan perangkai ... 45
Tabel 4.10 Trend jembatan perangkai .. 46
Tabel 4.11 Feature . 47
Tabel 4.12 Aktualitas Rubrik . 48
Tabel 4.13 Penutup Feature .. 49
Tabel 4.14 Rubrik Feature ............................. 50
Tabel 4.15 Perhatian isi pesan .... 51
Tabel 4.16 Rubrik modifikasi ................................. 52
Tabel 4.17 Ketertarikan terhadap tips dan trik 53
Tabel 4.18 Ketertarikan terhadap informasi... 54
Tabel 4.19 Keinginan untuk meniru .. 55
-
Tabel 4.20 Dorongan untuk meniru 56
Tabel 4.21 Mempengaruhi keputusan . 57
Tabel 4.22 Keyakinan rubrik modifikasi 58
Tabel 4.23 Mengikuti rubrik modifikasi . 59
Tabel 4.24 Tertantang mengikuti 60
Tabel 4.25 Hubungan antara ketertarikan rubrik modifikasi
mengikuti rubrik modifikasi.. 62
Tabel 4.26 Hubungan antara Feature rubrik modifikasi dan dorongan
untuk meniru .. 63
Tabel 4.27 Hubungan antara aktualitas rubrik modifikasi
dan keyakinan rubrik Modifikasi ... 64
Tabel 4.28 Hubungan antara isi rubrik modifikasi dan
keinginan untuk mengetahui rubrik modifikasi .. 65
Tabel 4.29 Uji korelasi rubrik modifikasi dan
keinginan untuk meniru . 66
-
ABSTRAKSI
Penelitian ini mengambil judul Rubrik Modifikasi Majalah Motor dan Innovasi (Studi Korelasional Pengaruh Rubrik Modifikasi Majalah Motor Terhadap Innovasi Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad. Penelitian ini menggunakan metode korelasional yaitu metode yang bertujuan mencari hubungan antara dua variabel yang diteliti. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 orang. Keseluruhan Populasi merupakan sampel dari penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui isi rubrik modifikasi majalah motor yang dapat menambah informasi dalam memodifikasi mobil, untuk megetahui peranan rubrik modifikasi majalah motor di kalangan anggota klub mobil Medan Honda Squad. Untuk mengetahui tentang rubrik modifikasi Majalah Motor Indonesia terhadap inovasi klub Mobil Medan Honda Squad. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan dan kuisioner. Analisa data menggunakan analisa tabel tunggal dan analisa tabel silang,sedangkan hipotesa penelitian diuji dengan korelasi Spearman. Berdasarkan analisa data diketahui bahwa terdapat hubungan antara Rubrik Modifikasi Majalah Motor terhadap Innovasi Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya nilai r yaitu 0,625yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Merujuk pada skala Guilford menunjukkan hubungan yang cukup berarti dengan hasil 0,625, dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan antara rubrik modifikasi majalah motor terhadap innovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad terdapat hubungan yang cukup berarti. Dapat disimpulkan bahwa rubrik modifikasi pada majalah motor dapat dijadikan sebagai salah satu variabel hubungan yang cukup signifikan terhadap inovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad. Karena dapat menarik minat anggota klub mobil Medan Honda Squad yang menjadi responden dalam penelitian ini, untuk mulai ikut berinovasi memodifikasi mobil sesuai dengan daya kreatifitas yang mereka miliki.
Kata Kunci :
Rubrik Modifikasi, Majalah Motor, Inovasi Klub Mobil
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bagi sebagian besar orang mobil merupakan alat transportasi yang
nyaman.Pada iklim tropis seperti di Indonesia ini, cuaca seringkali berubah secara
drastis.Iklim tropis juga memberikan curah hujan yang tinggi bagi kita.Untuk
menghindari kondisi panas atau hujan yang sering kita alami, masyarakat
Indonesia memilih mobil sebagai alat transportasi. Belum lagi ditinjau dari sisi
kriminalitas, penggunaan mobil dipandang lebih aman dibandingkan dengan
menggunakan kendaraan bermotor.Aksi kriminalitas sering kali ditujukan kepada
pengguna sepeda motor. Bahkan Kota Medan tercatat sebagai kota paling tidak
aman bagi pengendara motor. Hal ini ditunjukkan dalam sebuah survei yang
diadakan oleh K. Yudha Wirakusuma yang dipublikasikan melalui Okezone
(http://news.okezone.com/read/2013/03/20/337/778779/medan-bukan-sebuah-
kota-yang-aman). Berikut tabel yang bisa kita lihat :
Gambar 1.1
Daftar kota Aman di Indonesia
Data di atas menunjukkan bahwa kota Medan memiliki tingkat rasa aman
paling kecil dibanding dengan 10 kota lain di Indonesia. Hal ini menunjukkan
bahwa tingkat kriminalitas di Kota Medan masih cukup tinggi.Kondisi ini
mendorong masyarakat Kota Medan untuk membeli mobil agar tercipta rasa
aman.
-
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan
jumlah kendaraan roda empat di Indonesia mencapai angka 17 juta unit
(bps.go.id). Jumlah ini naik 3 kali lipat dari tahun 2000 yang hanya mencapai 6
juta unit mobil.Sementara majalah Tempo pada tanggal 19 Agustus menyebutkan
bahwa Jumlah kendaraan di Indonesia terbanyak se ASEAN
(Tempo.com).Jumlah kendaraan di Indonesia menempati urutan pertama di
kawasan Asia Tenggara. Pasalnya, pada saat yang sama jumlah kendaraan di
Thailand hanya 25,29 juta unit, Vietnam 14,51 juta unit, Malaysia 7,28 juta unit,
serta Filipina 2,15 juta unit.
Pada beberapa kasus atau contoh orang, apa yang ditampilkan oleh data di
atas tidak mewakili jati diri mereka. Data data di atas menunjukkan penggunaan
mobil secara manifest, artinya mobil digunakan sebagai alat untuk membantu
manusia berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain secara aman.Bagi beberapa
kelompok masyarakat, mobil memiliki fungsi tersembunyi (latent) selain menjadi
alat transportasi.
Fungsi tersembunyi penggunaan mobil bisa kita lihat pada komunitas
mobil.Mobil mobil dimodifikasi sebagai bentuk eksistensi. Mobil mobil
modifikasi ini terkadang diperlombakan pada kompetisi dan pemenang kompetisi
akan mendapatkan prestise dari pihak lain. Pada beberapa orang, mobil bisa
menjadi aktualisasi bagi dirinya.
Orang-orang ini berkreasi atau berkarya melalui mobil yang dia
miliki.Kreatifitas pada mobil tidak jarang harus mengeluarkan biaya yang besar.
Bahkan modifikasi yang dilakukan melebihi harga dari mobil itu sendiri. Untuk
menularkan hobi dan kreasi ini, sering sekali para penggemar modifikasi mobil ini
membuat komunitas.Komunitas berguna selain sebagai tempat berinteraksi juga
sebagai tempat diskusi seputar mobil.
Di kota Medan sendiri ada banyak komunitas ataupun klub mobil yang
terbentuk. Salah satu yang memiliki anggota yang cukup banyak dan sering
memenangkan perlombaan adalah klub mobil Medan Honda Squad.Klub Mobil
ini berdiri di kota medan pada tanggal 1 Oktober tahun 2010. Tidak seperti klub
mobil yang lain, klub ini dikhususkan untuk mobil bermerek Honda. Hingga saat
ini, klub ini sudah memiliki puluhan anggota yang tersebar di seluruh penjuru
-
Kota Medan.
Klub mobil ini mengkhususkan diri pada modifikasi mobil, walaupun ada
beberapa anggota yang memiliki minat pada balapan.Ketertarikan terhadap
modifikasi mobil membuat anggota klub mobil ini secara rutin mengadakan
diskusi seputar mesin dan modifikasi setiap hari Jumat di kawasan Komplek Setia
Budi Indah. Bukti dari keseriusan klub mobil ini dalam modifikasi adalah
beberapa penghargaan kompetisi modifikasi, antara lain :
1. Kompetisi AAC Medan 2011 : The best colour, The best airbrush, The
best engine look, The best pickup, The best owner atitude, Nomenie king
extreme.
2. ABT Medan 2011 :Motorized master, Hottes car display, Best pick up,
Hottest indonesian. modified car, The iluminated.
Gambar 1.2
Contoh Mobil Pemenang Kontes
Beberapa prestasi membanggakan di atas membawa klub mobil Medan
Honda Squad sebagai salah satu klub mobil papan atas.Prestasi ini tidak lantas
membuat para anggota klub mobil Medan Honda Squad ini merasa puas.Selain
melakukan diskusi rutin seputar mobil, hampir seluruh dari anggota klub Mobil
ini secara rutin mengakses informasi seputar mobil. Berbagai cara untuk
mendapatkan informasi tersebut salah satunya dengan membaca majalah khusus
mobil.
-
Majalah yang paling sering dinikmati oleh para anggota Medan Honda
Squad adalah Majalah Motor. Majalah terbitan Kompas Gramedia secara rutin
hadir menyapa para pembacanya satu kali sebulan. Majalah yang khusus
membahas serba-serbi mengenai mobil ini pertama kali terbit pada tahun 2001
hingga sekarang. Dari awal terbit hingga sekarang, majalah ini memfokuskan diri
pada modifikasi mobil serta tips-tips seputar mobil.
Dengan motto Modified Cars & Lifestyle majalah yang mempunyai
konsep panduan modifikasi mobil serta gaya hidup yang menyertainya. Terdiri
dari artikel-artikel menarik dan menginspirasi mulai dari profil-profil modifikasi
pilihan, tren serta tips dan trik modifikasinya. Juga meyajikan artikel kreatif yang
membahas gaya hidup pelaku modifikasi, komunitasnya, gadget, fashion serta
aktivitas lain yang mendukung. Hanya dengan harga Rp. 35.000,- per edisi
majalah setebal 98 halaman ini menjadi panduan hampir seluruh anggota Medan
Honda Squad.
Sesuai dengan mottonya majalah ini terbagi dalam dua kontent
berita.Berita pertama mengulas modifikasi mobil dapat kita jumpai dengan
mudah. Hampir 75 persen rubrik dalam majalah motor membahas seputar
modifikasi. Tips dan trik modifikasi diulas secara mendalam langkah per langkah
bahkan dengan menampilkan spesifikasi secara rinci dan ditambah dengan foto.
Sedangkan selebihnya, majalah motor mengulas mengenai gaya hidup seputar
penggemar mobil.
Pada beberapa edisi, rubrik modifikasi ini juga sering sekali membahas
mengenai inovasi dalam bidang modifikasi.Trik-trik baru modifikasi berasal dari
luar negeri ditampilkan secara sederhana dalam majalah ini.Mulai dari hidrolik
pada ban, perawatan body, kaki-kaki mobil dan teknologi baru lainnya dijelaskan
secara baik dalam majalah ini.Majalah ini tidak jarang menjadi panduan bagi
sebuah inovasi dalam modifikasi mobil.
Dari beberapa kali peneliti mengamati komunitas ini, prestasi yang telah
diukir anggota klub mobil ini banyak diinsprasi setelah membaca majalah motor.
Banyak trik dan tips yang dijabarkan secara rinci oleh majalah motor ini
diterapkan anggota klub dalam memodifikasi mobil. Hal ini menjadi ketertarikan
penelitia untuk meneliti sejauhmana pengaruh dari majalah motor tersebut
-
terhadap anggota klub mobil Medan Honda Squad. Berdasarkan penjelasan
tersebut di atas, peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauhtentang sejauh manakah
rubrik modifikasiMajalah Motor berpengaruhterhadap inovasiklub Mobil
Medan Honda Squad.
1.2 Pembatasan Masalah
Dikarenakan keterbatasan kemampuan yang penulis miliki serta untuk
hasil yang spesifik dan maksimal, maka untuk memudahkannya ruang lingkup
penelitian ini akanpenulis batasi. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini yaitu sebagai berikut :
3. Penelitian ini terbatas pada pengaruh rubrik modifikasi Majalah Motor
terhadap inovasi klub Mobil Medan Honda Squad.
4. Objek penelitian ini terbatas pada anggota klub mobil Medan Honda
Squad
5. Penelitian ini terbatas pada rubrik modifikasiMajalah Motor Indonesia
edisi bulan Juli, Agustus, dan September
6. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2013-Desember 2013.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah : Sejauhmanakah rubrik modifikasiMajalah
Motor berpengaruh terhadap inovasi klub Mobil Medan Honda Squad.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
7. Untuk mengetahui isi rubrik modifikasiMajalah Motor.
8. Untuk mengetahui peranan rubrik modifikasi Majalah Motor di kalangan
anggota Klub Mobil.
-
9. Untuk mengetahui tentang rubrik modifikasi Majalah Motor Indonesia
terhadap inovasi klub Mobil Medan Honda Squad.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
10. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan menambah
pengetahuan bagi penelitian ilmu komunikasi, khususnya komunikasi
massa tentang majalah dan otomotif.
11. Secara akademis, penelitian ini dapat memperkaya khasanah keilmuan
dalam Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai komunikasi massa tentang
majalah dan otomotif.
12. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi
pihak Majalah Motor agar dapat lebih memperbaharui dan melengkapi
isi rubric modifikasi.
-
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1 Kerangka Teori
Fungsi teori dalam riset adalah membantu periset menerangkan fenomena
sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah
himpunan konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang mengemukakan
pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel,
untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Kriyantono, 2007: 45)
Adapun teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
2.1.1 Komunikasi Massa
2.1.1.1 Defenisi Komunikasi Massa
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicatio, yang
bersumber darikata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah
sama makna. Jadikomunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna
mengenai suatu pesan yangdisampaikan oleh komunikator dan diterima oleh
komunikan (Effendy, 2000: 9).Dalam pandangan ini komunikator memiliki
kekuatan yang kuat untuk mempengaruhi komunikan. Pesan yang disampaikan
komunikator akan diterima secara utuh komunikan. Pandangan ini tidak
memandang komunikan aktif, melainkan pasif.
Komunikasi massa dapat diartikan pula sebagai proses komunikasi yang
berlangsungdimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada
khalayak yang sifatnya massalmelalui alat-alat yang bersifat mekanis sebagai
radio, televisi, dan film (Cangara, 2002: 36). Dari pengertian diatas kita dapat
melihat peran baru yang ditemukan dalam proses komunikasi. Peran alat alat
seperti radio, televisi dan film dipandang sebagai salah satu dari unsur yang
mempengaruhi komunikasi.
-
Sedangkan Severin dan Tankard, menyatakan bahwakomunikasi massa
adalah sebagian keterampilan (skill), sebagian seni (art), dan sebagianilmu
(science) (Onong, 2005 : 21). Maksudnya, tanpa adanya dimensi menata pesan,
tidak mungkin mediamassa dapat memikat khalayak yang pada akhirnya pesan
tersebut dapat mengubah sikap,pandangan dan perilaku komunikan. Dari beberapa
pengertian diatas, komunikasi massa adalah proses mempengarungi khalayak
banyak melalui berbagai media massa seperti televisi, radio dan majalah oleh
komunikator. Komunikator memiliki keterampilan, seni dan ilmu untuk
mempengaruhi khalayaknya.
2.1.1.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa
Ada banyak jenis komunikasi, mulai dari komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok, komunikasi organisasi dan Komunikasi massa. Masing-
masing jenis komunikasi memiliki ciri-ciri yang khas. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan teori komunikasi massa. Adapun komunikasi massa
memiliki ciri-ciri tertentu, seperti:
13. Komunikator bersifat melembaga. Artinya, gabungan antarberbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud di sini menyerupai sebuah sistem. Dengan demikian, komunikator dalam komunikasi massa setidak-tidaknya mempunyai ciri-ciri berupa kumpulan individu, dalam berkomunikasi individu-individu itu terbatasi perannya dengan sistem dalam media massa, pesan yang disebarkan atas nama media yang bersangkutan dan bukan atas nama pribadi unsur-unsur yang terlibat, apa yang dikemukakan oleh komunikator biasanya untuk mencapai keuntungan atau mendapatkan laba secara ekonomis.
14. Komunikan bersifat heterogen. Artinya, mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan, berasal dari berbagai kelompok dalam masyarakat, tidak saling mengenal, tidak saling berinteraksi secara langsung, tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.
15. Pesannya bersifat umum. Artinya, dapat ditujukan kepada semua kalangan, pesan-pesan tidak boleh bersifat khusus, tidak disengaja untuk golongan tertentu.
16. Komunikasinya berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi yang hanya berjalan satu arah akan memberi konsekuensi umpan balik (feedback) yang sifatnya tertunda atau tidak langsung (delayed feedback).
-
17. Menimbulkan keserempakan. Artinya, ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak berarti khalayak bisa menikmati media massa hampir bersamaan.
18. Mengandalkan peralatan teknis. Artinya, media massa sebagai alat utama dalam penyampaian pesan kepada khalayaknya sangat memerlukan bantuan peralatan teknis. Agar proses pemancaran atau penyebaran pesan lebih cepat dan serentak kepada khalayak yang tersebar.
19. Dikontrol oleh gatekeeper. Gatekeeper berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi, menyederhanakan, mengemas agar semua informasi yang disebarkan lebih mudah dipahami (Nurudin, 2003: 63).
2.1.1.3 Unsur-Unsur Komunikasi Massa
Ciri-ciri khas yang dimiliki komunikasi massa berpengaruh pada unsur-
unsur yang ada di dalamnya. Adapun komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur
(source), pesan (message), saluran dan penerima (receiver) serta efek (effect).
Harold D.Laswell mengatakan untuk memahami komunikasi massa dapat
dipahami dengan bentuk pertanyaan yang dibuatnya, who says what in which
channel to whom and with what effect:
1. Who (sumber atau komunikan)
Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau
orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga. Lembaga yang dimaksudkan adalah
surat kabar, stasiun radio, televisi, studio film, penerbit buku dan majalah.
2. What (pesan)
Organisasi memiliki rasio keluaran yang tinggi atas masukannya dan
sanggup melakukan encode terhadap pesan-pesan yang sama pada saat yang
bersamaan. Pesan dalam komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang
besar dan menjangkau audiens yang jumlahnya cukup banyak.
3. Which (saluran atau media)
Menyangkut pada peralatan mekanik yang digunakan untuk
menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa. Media itu bisa berupa televisi,
surat kabar, majalah, radio, film dan internet.
-
4. Whom (penerima atau mass audience)
Unsur ini menyangkut sasaran komunikasi massa. Menurut Charles
Wright, ada tiga karakteristik audiens, yaitu: (1) large, dimana besarnya mass
audience yang relatif dan menyebar di berbagai lokasi tidak dilakukan dengan
tatap muka dan tidak terikat di tempat yang sama; (2) heterogen, dalam hal ini
diartikan sebagai semua lapisan masyarakat dengan berbagai keanekaragamannya;
dan (3) anonim diartikan sebagai anggota-anggota dari mass audience, pada
umumnya tidak saling mengenal secara pribadi dengan komunikator (vice versa)
5. What (unsur efek atau akibat)
Dalam komunikasi massa, jumlah umpan balik relatif sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah khalayak secara keseluruhan yangmerupakan
sasaran komunikasi massa dan sering tidak mewakili seluruh khalayak. Oleh
karena itu, pengetahuan mass communication atau mass audience sangat terbatas
dan cenderung terlambat atau delayed.
2.1.1.4 Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi komunikasi massa diinspirasi oleh pendapat ahli mengenai fungsi
komunikasi. Sean Mac Bride, ketua komisi masalah-masalah komunikasi
UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi massa dapat berfungsi
sebagai:
20. Informasi, yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta, dan pesan, opini dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaaan yang terjadi diluar dirinya.
21. Sosialisasi, yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai anggota masyarakat secara efektif.
22. Motivasi, yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang mereka baca, lihat dan dengar dari media massa.
23. Bahan diskusi, yakni menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang menyangkut orang banyak.
24. Pendidikan, yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan secara luas, baik untuk pendidikan formal maupun non formal.
25. Memajukan kebudayaan, yakni menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran.
26. Hiburan, yakni media massa memberikan situasi yang menyenangkan atau hiburan bagi khalayaknya. Karena salah satu kebutuhan manusia adalah mendapatkan hiburan yang cukup.
-
27. Integrasi, yakni menjembatani perbedaan-perbedaan dari khalayak di seluruh tempat (http://kosmik.web.id/ilmu-komunikasi/).
2.1.1.5 Hambatan dalam Komunikasi Massa
Ada berbagai hambatan dari sebuah proses komunikasi, apalagi proses
komunikasi massa yang melibatkan banyak pihak. Berikut ini beberapa hambatan
dalam komunikasi massa, yakni :
1) Gangguan
Jika pembicara menyampaikan pesan dengan suara seperti menggerutu,
maka efektivitas pesannya akan terganggu. Ketidakjelasan ucapan dan hambatan
hambatan lain dalam proses komunikasi sebelum pesan mencapai audiens
dinamakan gangguan (noise). Dalam komunikasi massa yang didasarkan pada
peralatan mekanik dan elektronik yang kompleks, peluang terjadinya gangguan
adalah tak terbatas karena ada banyak hal yang bisa berjalan secara keliru.
Gangguan terjadi dalam tiga bentuk :
28. Gangguan Semantik komunikasi massa itu sendiri dapat mengganggu kesuksesan pesannya jika disusun dengan buruk. Susunan kata yang buruk salah satu contohnya, bicara seperti orang ngedumel juga termasuk dalam bentuk ini.
29. Gangguan Saluran, ketika mendengar radio AM tapi suaranya terputus-putus, berarti itu dinamakan sedang mengalami gangguan saluran. Bentuk lainnya adalah tinta yang blobor di halaman majalah dan mikrofon yang tidak berbunyi saat penyiar membacakan berita.
30. Gangguan Lingkungan. Instrusi yang terjadi di tempat penerimaan disebut juga gangguan lingkungan, misalnya saat membaca tiba-tiba bel pintu rumah berbunyi, terdengar suara anak menjerit, yang menggangu proses decoding yang sedang berlangsung saat proses komunikasi massa terjadi (Vivian, 2008 : 459 460).
2) Filter
Orang-orang yang menerima pesan media massa mungkin secara tidak
sadar melakukan intervensi yang mengganggu kesuksesan proses komunikasi.
Penyebabnya itu dikenal dengan filter. Ada beberapa filter dalam komunikasi
massa, yakni :
31. Filter Informasional. Jika seseorang tidak memahami bahasa satu simbol yang dipakai komunikator, proses komunikasi akan cacat. Orang tidak punya informasi untuk menguraikan pesan. Filter semacam ini dapat datang dari pihak komunikator yang kosakatanya
-
tidak cocok dengan kosakata yang dimiliki audien, tetapi juga kebanyakan merupakan kekurangan di pihak audien.
32. Filter Fisik. Ketika pikiran penerima sedang kelelahan, maka filter fisik akan menganggu proses komunikasi massa. Orang mabuk merupakan salah satu contohnya dan komunikator massa tidak punya banyak kontrol atas filter fisik ini.
33. Filter Psikologis. Pandangan dan pengalaman yang berbeda bisa saja mempengaruhi dalam menanggapi pesan massa. Misalnya, ada dua orang pria menonton film Sang Penari yang menceritakan tarian Jeger yang pernah dipakai Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam kampanye ke desa-desa. Bagi orang biasa film itu biasa saja, tapi bagi yang pernah merasakan langsung atau menjadi korban dalam pembersihan PKI di Indonesia, film ini bisa menjadi sebuah gambaran hidupnya (Vivian, 2008: 462) .
2.1.1.6 Karakter Komunikasi Massa
Everett M. Rogers membagi karakteristik komunikasi massa dalam
beberapa karakter, antara lain :
34. Komunikator Terlembaga.
35. Pesan bersifat umum.
36. Komunikannya Anonim dan Heterogen.
37. Media Massa Menimbulkan Keserempakan.
38. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan.
39. Komunikasi Massa bersifat satu arah.
40. Stimulasi Alat Indera Terbatas.
41. Umpan Balik Tertunda (Delayed) (Onong, 2005 : 20).
-
2.1.2 Media Massa
2.1.2.1 Pengertian Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakanpada
tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khususdidesain
untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraansehari-hari,
istilah ini sering disingkat menjadi media.Media adalah bentuk jamakdari medium
yang berarti tengah atau perantara.Massa berasal dari bahasa Inggrisyaitu mass
yang berarti kelompok atau kumpulan. Berarti, pengertian mediamassa adalah
perantara atau alat-alat yang digunakan oleh massa dalamhubungannya satu sama
lain (Soehadi, 1978: 38).
Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat
kabar,majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan The Big
Five OfMass Media (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua
macam,media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik
(electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film,
termasuk Compact Disk. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi
menjadi enam yaitu:
42. Koran atau surat kabar.
43. Tabloid.
44. Majalah.
45. Buku.
46. Newsletter.
47. Buletin.
-
2.1.2.2 Fungsi Media Massa
Menurut Wright fungsi media terbagi menjadi 4, yaitu :
48. Fungsi pengawasan (surveillance), yaitu memberi informasi dan menyediakan berita. Fungsi pengawasan ini juga termasuk berita yang tersedia di media yang penting dalam ekonomi, publik dan masyarakat, seperti laporan bursa pasar, lalu lintas, cuaca dan sebagainya. Fungsi pengawasan bisa saja menjadi disfungsi. Kepanikan bisa terjadi karena ada penekanan yang berlebihan terhadap bahaya atau ancaman terhadap masyarakat.
49. Fungsi penghubungan (correlation), yaitu seleksi dan interpretasi informasi tentang lingkungan. Media sering kali memasukkan kritik dan cara bagaimana seseorang harus bereaksi terhadap kejadian tertentu. Karena itu korelasi menjadi bagian media yang berisi editorial dan propaganda. Dalam menjalankan fungsikorelasi, media sering kali bisa menghalangi ancaman terhadapstabilitas sosial dan memonitor atau mengatur opini publik.
50. Fungsi pentransferan budaya (transmission), yaitu dimana media menyampaikan informasi, nilai, dan norma dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota masyarakat ke kaum pendatang. Dengan cara ini, mereka bertujuan untuk meningkatkan kesatuan masyarakat dengan cara memperluas dasar pengetahuanumum mereka.
51. Fungsi hiburan (entertainment), sebagian besar isi media mungkin dimaksudkan sebagai hiburan, bahkan di surat kabar sekalipun, mengingat banyaknya kolom, fitur, dan bagian selingan. Media hiburan dimaksudkan untuk mengisi waktu luang. Media mengekspos budaya massa berupa seni dan musik pada berjuta-juta orang, dan sebagian orang merasa senang karena bisa meningkatkanrasa dan pilihan publik dalam seni (Severin, 2009: 386).
2.1.2.3 Jenis media massa
Ada beberapa jenis media massa, antara lain:
52. Media cetak adalah media massa pertama kali muncul di dunia pada tahun 1920an. Di kala itu pada awalnya media massa digunakan pemerintah untuk mendoktrin masyarakat, sehingga masyarakat membawa pembaca kepada suatu tujuan tertentu. Seperti teori jarum suntik pada komunikasi massa. Namun sekarang sudah sangat berbeda, kebebasan pers memberi banyak ruang dalam kepemilikan media massa. Contoh contoh media cetak seperti : surat kabar, majalah dan tabloid.
53. Media elektronik. Setelah media cetak muncullah media elektronik pertama yaitu radio. Radio adalah media audio yang menyampaikan pesan lewat suara. Kecepatan dan ketepatan waktu dalam penyampaian pesan
-
radio lebih cepat dengan menggunakan siaran langsung. Setelah itu muncul televisi yang lebih canggih menayangkan gambar. Yaitu sebagai media massa audio visual.
54. Media massa internet baru populer di abad 21, google lahir pada tahun 1997. Media internet bisa melebihi kemampuan media massa cetak dan elektronik. Apa yang ada pada kedua media tersebut bisa masuk dalam jaringan internet melalui website. Namun akses internet yang masih terbilang bebas bisa berbahaya bagi pengguna yang belum mengerti. Misalnya penipuan dan pornografi (kompas.com).
2.1.3 Majalah
2.1.3.1 Sejarah Majalah di Indonesia
Pada akhir abad ke-19, di Indonesia (waktu itu Hindia Belanda) mulai
tampak ada penerbitan pers yang bercorak dan berdasar pada suatu program
politik, Karangan yang disajikan bersikap kritis terhadap politik kolonial Belanda
di Hindia Belanda. Muncullah majalah yang dikenal dengan nama Bondsblad,
terbit 1897. Majalah ini membawa suara Indische Bond, perkumpulan kaum Indo-
Belanda, yang memperjuangkan Hindia Belanda sebagai tanah airnya serta
mengusahakan perlakuan yang sama bagi mereka dalam bidang politik.
Selain Bondsblad, terbit juga Jong Indie, yang didirikan oleh Mr. Th.
Thomas. Pada awal abad 20, muncul organisasi pergerakan kemerdekaan seperti
Boedi Oetomo, Sarekat Islam dan Indische Partij. Mereka butuh corong untuk
menyampaikan program organisasi. Boedi Oetomo menerbitkan Majalah Retno
Doemilah dalam bahasa Melayu Jawa, dan Soeara Goeroe. Tahun 1907 di
Bandung terbit Majalah Medan Prijaji yang dipimpin RM Tirtoadisoerjo, yang
sebelumnya menerbitkan Majalah Soenda Berita.
Di masa-masa itulah terbit banyak majalah, yang kebanyakan isunya
mengenai pergerakan kemerdekaan. Akhir 1910, Douwes Dekker menerbitkan
majalah dwi mingguan Het Tijdschrift yang sangat radikal pembahasan
politiknya dengan menyerukan aksi melawan kolonial. Pada tahun 1913, giliran
Tjipto Mangoenkoesoemo menerbitkan Majalah De Indier.
RM Soewardi Soerjaningrat mendirikan Hindia Poetra, memakai bahasa
pengantar Belanda. Majalah ini berubah menjadi Indonesia Merdeka, yang
-
kemudian terbit dalam dua bahasa. Peredarannya sangat luas, hingga ke Jerman,
India, Mesir, Malaya, dan Prancis. Pembacanya mulai dari guru, kalangan swasta,
mahasiswa, pejabat belanda dan Indonesia, redaksi surat kabar, dan sebagainya.
Balai Poestaka, salah satu penerbit tertua, juga menerbitkan beberapa
majalah untuk rakyat, antara lain Majalah Pandji Poestaka, Majalah Kedjawen dan
Parahijangan, majalah anak-anak berbahasa Melayu Taman Kanak-Kanak, dan
yang berbahasa Jawa Taman Botjah. Majalah-majalah lain yang terbit dalam
kurun ini antara lain: Fikiran Rakjat milik Partai Nasional Indonesia (PNI), dan
Daulat Rajat (diterbitkan Bung Hatta). Lalu, muncul pula Majalah Weekblad Sin
Po tahun 1923 yang merupakan terbitan grup Sin Po. Di majalah mingguan ini
pula naskah lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman untuk pertama kalinya
dimunculkan.
Tercatat, hinggga tahun 1920-an, sudah ada 127 majalah dan surat kabar.
Setelah era ini, masih ada lagi majalah tri wulanan De Chineesche Revue (1927),
Timboel (membahas soal budaya, tahun 1930-an), hingga Pedoman Masjarakat
yang terbit di Medan (diasuh HAMKA), serta Pandji Islam. Dari segi bisnis,
disebutkan bahwa mutu kebanyakan majalah masih amat rendah, mengingat
situasi yang tidak memungkinkan memperoleh iklan pada waktu itu.
(http://duamata.blogspot.com/2006/02/majalah-bag-2-indonesia-punya-cerita).
Selama lebih sepuluh tahun pasca kemerdekaan (1950-an), tercatat jumlah
mingguan dan majalah berkala yang beredar sebanyak 226 judul, sementara surat
kabar berbahasa Indonesia 67 judul, bahasa Belanda 11 judul, dan Cina 15 judul.
Majalah berasal dari kata magazine yang berarti storehouse ataugudang.
Dikatakan gudang karena majalah menampung segala jenis tulisanseperti: artikel,
puisi, cerita pendek, sketsa, berita dan sebagainya dengangaya penulisan feature.
Pada abad 21 majalah mengalami kemajuandengan ditandai semakin menarik isi
majalah. Pada awal penerbitannya,majalah hanya berupa katalog dari buku-buku
yang saat itu akan dijual. Lama-kelamaan sudah dilengkapi dengan essay, artikel
dan ulasan yang sifatnya umum serta ditujukan untuk umum.
-
2.1.3.2 Defenisi dan Karakterisktik Majalah
Pengertian majalah menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer adalah
sebuah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagai laporan jurnalistik,
pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca dan menurut waktu
penerbitannya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan
sebagainya, dan menurut pengkhususan isinya dibedakan atas majalah berita,
majalah wanita, remaja, olah raga, otomotif, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan
sebagainya (Balai Pustaka, 1990: 242).
Meskipun majalah dan surat kabar sama-sama sebagai media
cetak,majalah tetap dapat dibedakan dengan surat kabar karena majalah memiliki
karakteristik sendiri, antara lain:
55. Penyajian lebih dalam
Frekuensi terbit majalah pada umumnya adalah mingguan, selebihnya dwi
mingguan, bahkan sebulanan. Berita-berita dalam majalah disajikan lebih lengkap,
karena dibubuhi latar belakang peristiwa dikemukakan secara kronologis.
56. Nilai aktual lebih lama
Apabila aktualitas surat kabar hanya berumur satu hari, maka nilai
aktualitas majalah bisa satu minggu bahkan lebih. Kita tidakakan menganggap
usang majalah yang terbit dua atau tiga hariyang lalu. Sebagaimana kita alami
bersama, membaca majalah tidak akan tuntas dalam sehari saja.
57. Gambar atau foto lebih banyak
Jumlah halaman majalah yang lebih banyak, sehingga selain penyajian
beritanya yang mendalam, majalah juga menampilkan gambar atau foto yang
lengkap, dengan ukuran kertas yang kadang berwarna, serta kualitas kertas yang
lebih baik daripada surat kabar. Foto-foto yang ditampilkan di majalah biasanya
memiliki daya tarik tersendiri, apalagi bila foto tersebut sifatnya eksklusif.
-
58. Cover (sampul) sebagai daya tarik
Cover atau sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri selain foto.
Cover ibarat pakaian dan aksesorisnya pada manusia. Cover majalah biasanya
menggunakan kertas yang bagus dengangambar dan warna yang menarik.
Menarik tidaknya cover suatumajalah sangat bergantung pada tipe majalah serta
konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri khasnya
(imaginativecenda.blogspot.com.karakteristik-media.html).
2.1.4 Rubrik dan Feature
2.1.4.1 Rubrik
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), rubrik adalahkarangan
yang bertopik tertentu dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya. Misalnya
dalam suatu majalah remaja terdapat rubrikpuisi, cerita pendek, rubrik kesehatan,
rubrik zodiak, rubrik iptek, atau pun rubrik musik (Balai Pustaka,1990)
Onong Uchjana Effendy mengutarakan definisi mengenai rubrik dalam
Kamus Komunikasi, bahwa Rubrik berasal dari bahasa Belanda yaitu Rubriek,
yang artinya ruangan pada halaman surat kabar, majalah atau media cetak lainnya
mengenai suatu aspek atau kegiatan dalam kehidupan masyarakat, misalnya rubrik
wanita, rubrik olahraga, rubrik pendapat pembaca dan sebagainya (Effendy, 1989:
316). Dalam kegiatan membaca kita banyak mendapatkan banyak informasi.
Salah satu jenis bacaan yang dapat dibaca adalah majalah remaja ataupun majalah
anak-anak.Dalam suatu majalah banyak sekali rubrik yang menarik untuk dibaca.
Bacaan berbentuk rubrik sangatmembantu kita yang memiliki hobi
tertentu. Misalnya anda yang memiliki hobi bermain musik akan terbantu dengan
kehadiran rubrik musik. Beberapa rubrik dalam majalah disebut rubrik tetap dan
ada jugayang tidak tetap. Rubrik tetap adalah rubrik yang selalu ada pada tiap
edisi.
2.1.4.2 Feature
Sampai saat ini belum ada definisi yang baku tentang feature. Para ahli
mendefinisikan dengan definisi-definisi yang berbeda. Menurut Daniel R.
-
Williamson (dalam Sudarman, 2008: 179) feature adalah artikel yang kreatif,
kadang-kadang subjektif, yang dirancang terutama untuk menghibur dan
memberitahu pembaca tentang suatu peristiwa atau kejadian, situasi, atau aspek
kehidupan seseorang. Sementara Richard Weiner mendefinisikan feature adalah
suatu artikel atau karangan yang lebih ringan, atau lebih umum, tentang daya pikat
manusiawi atau gaya hidup, daripada berita lempang yang ditulis dari peristiwa
yang masih hangat.
Tulisan feature berbeda dengan berita. Berita identik dengan kecepatan,
makin cepat makin up to date, makin lama maka berita semakin basi. Sedangkan
untuk menulis feature, si penulis harus memiliki kepekaan untuk memilih objek
dan membawakannya secara memikat. Penulis harus memilih bagian yang paling
kuat untuk tulisannya. Kalaupun beropini, maka tulisan itu tidak kentara
mengemukakan opininya.
Tulisan feature memiliki berbagai jenis, yang diantara lainnya adalah :
59. Soft news, yaitu berita yang sifatnya enteng dan tidak serius. Tulisannya
tidak mendalam dan pada umumnya feature jenis ini ditulis dengan singkat
saja.
60. News feature, yaitu tulisan feature yang biasanya dimuat dalam majalah
berita. Muatan beritanya sangat dominan, bahkan dibuat lebih rinci dan
mendalam.
61. How to do, yaitu tulisan yang mengajarkan masyarakat atau pembaca
untuk bisa melakukan sesuatu pekerjaan sesuai yang diajarkan oleh pakar
atau ahlinya.
62. Artikel ilmiah populer, yaitu tulisan feature yang menampilkan tema yang
terkait dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
63. Pengalaman pribadi, yaitu tulisan feature yang selalu ditampilkan di media
massa tentang pengalaman seseorang yang luar biasa. Semakin seru cerita
pengalamannya semakin baik.
-
64. Human interest, yaitu tulisan feature yang sasarannya adalah orang-orang
terkenal atau yang memiliki nilai jual tinggi, namun bisa juga tulisan yang
menjual kesedihan orang-orang kebanyakan.
65. Memperkenalkan produk, yaitu tulisan feature yang memuat informasi
tentang produk-produk tertentu.
66. Sejarah, yaitu jenis tulisan feature yang fungsinya untuk mengingatkan
masyarakat akan sejarah yang sudah lama.
Untuk mempermudah penulisan feature, ada beberapa anatomi feature
atau susunan bangunan dalam tulisan feature. Anatomi tersebut antara lain :
67. Judul (title). Judul dalam karya feature sering pula disebut dengan title.
Fungsi utama dari judul (title) feature adalah untuk menggugah pembaca.
68. Intro. Intro adalah kalimat pembuka pada penulisan feature. Intro
merupakan paragraf pertama dalam penulisan feature. Tujuan utamanya
adalah untuk menarik pembaca untuk mengikuti cerita yang kita tulis dan
membuat jalan supaya alur ceritanya tetap lancar. Sedangkan fungsi intro
adalah untuk memicu perhatian khalayak sekaligus sebagai pintu masuk ke
dalam suatu bangunan cerita yang kita tulis.
69. Jembatan/perangkai. Jembatan/perangkai seringkali disebut dengan istilah
peralihan, merupakan kalimat penghubung antara intro dengan tubuh
tulisan. Fungsi dari jembatan adalah sebagai perantara antara intro dan
tubuh tulisan. Jembatan ini masih kait-mengait dengan tubuh, yang
melukiskan identitas dan situasi dari sesuatu hal yang hendak kita
tuturkan.
70. Tubuh. Tubuh feature berisi tentang situasi dan proses yang disertai
dengan penjelasan mendalam tentang mengapa dan bagaimana sesuatu
yang kita tulis itu terjadi.
71. Penutup. Penutup feature merupakan alenia terakhir yang berisi pesan-
pesan yang mengesankan. Bagian penutup, biasanya digambarkan dengan
-
melingkar, maksudnya bahwa penutup merupakan gambaran yang bulat
dari keseluruhan isi tulisan (Sudarman, 2008:54).
2.1.5 Teori AIDDA
Teori AIDDA atau disebut juga teori pendekatan persuasi adalah proses
komunikasi yang terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut :
1. A Attention Perhatian
2. I Interest Rasa Tertarik
3. D Desire Keinginan
4. D Decistion Keputusan
5. A Action Sikap atau tindakan
Proses pentahapan ini mengandung makna bahwa konumikasi dimulai
dengan membangkitkan perhatian (Attention), apabila perhatian komunikan telah
terbangkit harus disusul dengan upaya menumbuhkan minat (Interest), minat
adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya keinginan
(Desire) komunikan untuk melakukan hal yang diinginkan komunikator. Setelah
timbul keinginan harus diikuti oleh keputusan (Decision) yakni keputusan untuk
mengambil sikap atau tindakan (Action) (Effendy, 2000 ; 305).
Dalam model AIDDA hal utama yang harus dilakukan
adalahmembangkitkan dan menumbuhkan perhatian komunikan. Dalam hal ini
berhasilatau tidaknya perhatian dipengaruhi oleh daya tarik komunikator
(sourceattractiveness). Komunikasi yang diawali dengan membangkitkan
perhatian (attention) akan merupakan awal suksesnya komunikasi. Apabila
perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya
menumbuhkan minat (interest) yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari
perhatian.
Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi
timbulnya hasrat (desire) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan oleh
komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan belum berarti apa-apa,
sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan (decision), yakni keputusan
untuk melakukan kegiatan (action). Berikut akan ditampilkan skema AIDDA.
-
Gambar 2.1 Skema AIDDA
Appeal
Attractiveness
Komunikator
Appeal +
72. 73.
(Sumber : Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, 2003)
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangkitkan perhatian adalah
dihindarkannya kemunculan himbauan (appeal) yang negatif. Himbauan negatif
tidak menumbuhkan kegilisahan (anxiety arrousing), melainkan menumbuhkan
kegelisahan (anxiety arrousing).
Berdasarkan formula AIDDA maka komunikasi persuasif didahului
dengan upaya membangkitkan perhatian (attention). Dalam hal ini adalah majalah
menarik perhatian pembacanya dengan tampilan dan warna yang menarik.
Apabila perhatian komunikan (pembaca) telah terbangkitkan, maka hal ini akan
disusul dengan upaya menumbuhkan minat (interest).
Minat, yaitu suatu keinginan yang kuat ataupun kecenderungan hati yang
sangat tinggi terhadap sesuatu, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari
perhatian, yang dalam hal ini adalah minat menyaksikan iklan kembali. Dari
bentuk perhatian yang seperti ini akhirnya menjadi sebuah titik tolak bagi
timbulnya hasrat (desire). Hasrat, yaitu suatu keinginan yang amat sangat untuk
membaca kembali tersebut. Dengan adanya hasrat, pembaca (komunikan) akan
dapat menentukan kemana harus dilanjutkan keinginan kuat tersebut (hasrat)
dengan datangnya sebuah keputusan (decision).
Preventif (penolakan)
Anexity Arrousing Rasa Takut Tidak Ada
Perhatian
A-I-D-D-A
-
Keputusan, yaitu segala putusan yang telah ditetapkan, sesudah
dipertimbangkan ataupun dipikirkan, dan merupakan sikap terakhir ataupun
langkah yang harus dijalankan. Tindakan, yaitu perbuatan atau sesuatu yang
dilaksanakan untuk mengatasi/memenuhi sesuatu hasrat dan keinginan dalam diri.
Dalam hal ini adalah meniru modifikasi yang ditampilkan dalam majalah di mobil
yang pembaca miliki.
2.1 Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk
menggambarkan secara tepat fenomena yang hendak ditelitinya, inilah yang
disebut konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan
secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat
perhatian ilmu sosial, melalui konsep. Peneliti diharapkan akan dapat
menyederhanakan pemikirannya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa
kejadian (event) yang berkaitan satu sama lain (Singarimbun, 2011 ; 32)
Kerangka konsep merupakan hipotesis terurai, karena hipotesis yang
sebenarnya adalah rumusan definitif (singkat, padat dan kompak) tentang dugaan
rasional sebagai jawaban sementara dari masalah yang akan diuji kebenaran dan
ketidakbenarannya. Kerangka konsep sebagai hasil pemikiran nasional merupakan
uraian yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian
yang akan dicapai (Nawawi, 1995 : 40) .
Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian
dalam bentuk kelompok variabel sebagai berikut :
74. Variabel bebas (x)
Variabel bebas merupakan sejumlah gejala faktor, unsur-unsur,yang
menentukan atau mempengaruhi munculnya gejala ataufaktor lain yang pada
gilirannya gejala atau faktor yang kedua itu disebut variabel terikat. Variabel
bebas disini adalah rubrik modifikasi Majalah Motor.
-
75. Variabel terikat (y)
Variabel terikat adalah sejumlah gejala yang dipengaruhi olehadanya
variabel bebas bukan karena adanya variabel lain.Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah inovasi anggota klub Mobil Medan Honda Squad.
76. Variabel antara (z)
Variabel antara berada diantara variabel bebas dan terikat, yangberfungsi
sebagai penguat atau pelemah hubungan antaravariabel bebas dan terikat.Variabel
antara dalam penelitian iniadalah karakteristik identitas responden
2.2 Model Teoritis
Gambar 2.3
Model Teoritis
Variabel Bebas (X)
Rubrik Modifikasi Majalah Motor
Variabel Terikat (Y)
Innovasi Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad
Variabel Antara (Z)
Karakteristik Responden
-
2.3 Operasional Variabel
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telahdiuraikan
diatas, maka variabel operasional sebagai berikut :
Tabel 2.1
Operasional Variabel
Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (x)
Rubrik Modifikasi Majalah Motor
77. Judul (title)
78. Intro
79. Jembatan/perangkai
80. Tubuh
81. Penutup
Variabel Terikat (y)
Inovasi Anggota Klub Mobil
Medan Honda Squad
82. Perhatian 83. Ketertarikan 84. Keinginan untuk meniru 85. Keputusan untuk meniru 86. Action/tindakan meniru
Variabel Antara (z) 87. frekuensi membaca 88. tingkat pendidikan 89. penghasilan
2.3.1 Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjabaran lebih lanjut tentangkonsep
yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Definisi operasional adalah
suatu petunjuk pelaksanaan mengenai cara-cara untuk mengukur variabel-
variabel. Definisi operasional juga merupakan suatu informasi alamiah yang
sangat membantu penelitian lain yang akan menggunakan variabel yang sama
(Singarimbun, 2011: 46).
-
90. Variabel bebas (Rubrik Modifikasi Majalah Motor)
91. Judul/title : Pilihan kalimat judul yang digunakan dalam rubrik
Modifikasi Majalah Motor.
92. Intro : Kalimat-kalimat dalam paragraf pertama yang digunakandalam
bangunan cerita yang ditulis dalam rubrik Modifikasi Majalah
Motor.
93. Jembatan/perangkai : Mencoba melukiskan identitas dan situasi
tertentu yang dipaparkan dalam tulisan rubrik Modifikasi Majalah
Motor.
94. Tubuh : Penjelasan mendalam mengenai isu tertentu dalam rubrik
Modifikasi Majalah Motor.
95. Penutup : Pesan-pesan yang dari sebuah tulisan rubrik Modifikasi
Majalah Motor yang terletak di akhir penulisan.
2. Variabel Terikat (inovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad)
96. Perhatian : keinginan yang timbul untuk membaca majalahterutama
rubrik modifikasiMajalah Motor.
97. Ketertarikan : ketertarikan untuk meniru modifikasi di dalam rubrik
modifikasiMajalah Motor.
98. Keinginan untuk meniru : keinginan untuk meniru modifikasi mobil
yang ada dalam rubrik modifikasiMajalah Motor.
99. Keputusan untuk meniru : keputusan untuk meniru modifikasi mobil
yang ditampilkan dalam rubrik modifikasiMajalah Motor.
100. Action/tindakan meniru : imitasi atau meniru modifikasi mobil
yangditampilkan rubrik modifikasiMajalah Motor.
-
2.4 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementaramengenai
hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Champion, hipotesis merupakan
penghubung antar teori dan dunia empiris (Rakhmat, 2004:14).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara rubrik modifikasi Majalah Motor terhadap
inovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad.
Ha : terdapat pengaruh antara rubrik modifikasi Majalah Motor terhadap
inovasi anggota klub mobil Medan Honda Squad.
-
BAB III
Metodologi Penelitian
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Sebuah Klub Mobil Honda yang berdiri di kota medan pada tanggal 1
Oktober tahun 2010, awal mula terbentuknya club ini didasari oleh faktor ketidak
sengajaan saat melihat semua mobil yang mereka bawa memiliki kesamaan
merek, yakni Honda. Seriring berjalannya waktu banyak yang ingin bergabung
dengan berbagai tipe mobil bermerek Honda, maka mereka sepakat untuk
memberi nama klub mobil mereka menjadi Medan Honda Squad.
Dengan visi dan misi mereka menciptakan sebuah klub mobil yang
merupakan organisasi yang bersifat independen dan mandiri yang berfungsi
sebagai wadah komunikasi, koordinasi dan konsultasi bagi para anggotanya untuk
meningkatkan kemampuan dan saling pengertian di antara sesama anggotanya
juga menjadi klub pecinta mobil Honda yang berperan sebagai pilar penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan dunia otomotif di Indonesia. Dan angota klub
dapat memberikan sumbangan pikiran, tenaga dan waktu baik untuk kegiatan
otomotif, kegiatan sosial maupun kegiatan yang lainnya, juga untuk
menghantarkan bangsa Indonesia menjadi masyarakat otomotif yang berperilaku
otomotif yang positif, baik dan benar sesuai dengan etika dan norma yang berlaku.
3.2 Metode Penelitian
Metode atau dalam bahasa Inggris method berasal dari bahasa Yunani
yaitu methodos yang berarti rangkaian yang sistematis dan yang merujuk kepada
tata cara yang sudah dibina berdasarkan rencana yang pasti, mapan dan logis pula
(Effendy, 2003: 56). Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah metode korelasional. Metode korelasional adalah metode yang berusaha
menjelaskan suatu permasalahan atau gejala yang lebih khusus dalam menjelaskan
antara 2 objek.
Metode penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada-tidaknya hubungan
dan apabila ada, seberapa besar eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya
hubungan tersebut. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan
-
untuk mengetahui sejauh mana pengaruh rubrik modifikasi Majalah Motor
terhadap inovasi anggota Klub Mobil Medan Honda Squad. Adapun cara yang
digunakan adalah dengan mengambil data melalui kuisioner yang disebarkan
kepada responden.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang dapat terdiri dari
manusia, benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam penelitian
(Nawawi, 1995: 141).Populasi dalam penelitian ini adalah anggota klub Mobil
Medan Honda Squad.Secara resmi dari data yang dikeluarkan pengurus klub
Mobil Medan Honda Squadanggota klub mobil ini berjumlah 35 orang.Berikut
nama dan data anggota klun mobil ini :
Tabel 3.1
Data Anggota Klub Mobil Medan Honda Squad
NO Nama Umur Pekerjaan Jenis Mobil
1 Asrul Alfiansyah 23 Mahasiswa Honda Jazz
2 Kevin Pratama 18 Pelajar Honda Jazz
3 Rizki Nurdelima 23 Mahasiswa Honda Jazz
4 Fadel Hasibuan 19 Mahasiswa Hoda civic
5 Arie Maulana 17 Pelajar Honda Jazz
6 Tengku Muda Ikhsan 28 Mahasiswa Honda Cielo
7 Fahri 18 Mahasiswa Honda Jazz
8 Riski Pratama 22 Mahasiswa Honda Jazz
9 Andry Lubis 17 Pelajar Honda Jazz
10 Farhan Nabil Hamzah
17 Pelajar Honda Jazz
11 Adrian Tobing 22 Mahasiswa Honda Civic
12 Mike Siagian 22 Mahasiswa Honda City
13 M.Rifai 30 Wiraswasta Honda Civic
14 Akbar Syadam 23 Mahasiswa Honda Jazz
-
15 Arief Rangkuti 23 Mahasiswa Honda Jazz
16 Lukman Hakim 22 Mahasiswa Honda Crv
17 Alwin Lubis 22 Mahasiswa Honda City
18 Agung Nugraha 22 Mahasiswa Honda nouva
19 Rico Setiawan 24 Mahasiswa Honda Civic
20 Andrie Milala 24 Mahasiswa Honda Crv
21 Michael Law 22 Mahsiswa Honda Civic
22 Adit Damanik 22 Mahasiswa Honda Crv
23 Zahra Maharani 17 Pelajar Honda Jazz
24 Fachri Ardika 22 Mahasiswa Honda Civic
25 Elvrida junita 17 Pelajar Honda Jazz
26 Reiza Amien Nasution
24 Mahasiswa Honda Civic
27 Indra Sahat 27 Wiraswasta Honda Crv
28 M.Rizky Faizha Putra
22 Mahasiswa Honda Jazz
29 Imam Nasution 27 Wiraswasta Honda Crv
30 M.Aditya iskandar 17 Pelajar Honda Jazz
31 M.Chairul Satria 17 Pelajar Honda Jazz
32 M.Dariansyah 22 Mahasiswa Honda Crv
33 Andry Miraza 20 Mahasiswa Honda Jazz
34 Aulia Malik 17 Pelajar Honda jazz
35 George Calvin 22 Mahasiswa Honda Civiv
-
3.3.2 Sampel
Sedangkan sampel secara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi
yang menjadi sumber data sebenarnya dalam suatu penelitian. Dengan kata lain,
sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi,
1995: 144). Ada banyak rumus dalam menentukan jumlah sampel, namun dalam
penelitian ini peneliti akan mengambil seluruh populasi sebagai sampel. Hal ini
dikarenakan jumlah populasi yang tidak terlalu besar dan peneliti merasa sanggup
untuk menemui seluruh populasi.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Agar diperoleh data yang objektif, maka penulis menggunakan teknik
unuk memperoleh data tersebut melalui cara:
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan ini merupakan data primer yang diperoleh dengan cara
terjun langsung ke lapangan terhadap objek yang telah dipilih yaitu dengan cara
mengedarkan kuesioner (questioner). Kuesioner, yaitu suatu daftar yang berisikan
suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau suatu bidang. Kuesioner ini
di maksudkan sebagai daftar pertanyaan untuk memperoleh jawaban-jawaban dari
para responden (Kriyantono, 2009 : 93). Kuesioner ini merupakan sebaran
pertanyaan kepada responden dan bersifat tertutup.
b. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini merupakan data sekunder yakni data yang
didapat melalui kepustakaan, dengan mempelajari buku-buku, majalah-majalah,
bahan perkuliahan yang kiranya punya relevansi langsung dengan masalah skripsi
penulis.
-
3.5 Teknik Analisa Data
Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisa dalam beberapa tahap
analisa yaitu:
a. Analisa Tabel Tunggal
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar
frekuensi. Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisa data yang
terdiri dari 2 kolom yaitu sejumlah frekuensi dan kolom persentase untuk setiap
kategori (Singarimbun, 1995 : 266).
b. Analisa Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisa dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut positif atau negatif (Singarimbun, 1995: 273).
101. Uji Hipotesa
Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data
sehingga mudah dibaca dan diinterpretasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisi hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik
inferinsial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
Kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien
asosiasi (korelasi). Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diukur terdapat
dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang
berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test
statistik Spearman (Spearmans Rho Order Correlation). Rumus koefisien
korelasinya adalah (Kriyantono, 2008: 169) :
-
Rumus koefisien korelasinya adalah:
Rho = 1 = 6. 2dn(n2 1) Keterangan: Rho = koefisien korelasi rank order
d = perbedaan antara pasangan jenjang
= sigma atau jumlah
n = jumlah individu dalam sampel
1 = bilangan konstan
6 = bilangan konstan
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan
untuk melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika Rho < 0, maka hipotesis ditolak
Jika Rho > 0, maka hipotesis diterima
Untuk menguji tingkat signifikasi korelasi, jika n > 0 maka digunakan
rumus uji thitung pada tingkat signifikasi 0,05 sebagai berikut:
= n21 r2
Keterangan:
t = nilai thitung
r = nilai koefisien korelasi
n = jumlah sampel
jika thitung > ttabel, maka hubungannya signifikan Ha diterima dan Ho
ditolak
jika thitung < ttabel, maka hubungannya tidak signifikan Ho diterima dan Ha
ditolak
Selanjutnya untuk melihat derajat hubungan digunakan skala Guilford,
(Kriyantono, 2006: 170) yaitu sebagai berikut:
-
< 0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
> 0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali.
Untuk mengetahui sejauhmanakah hubungan antara variabel X
terhadap variabel Y ditentukan dengan rumus koefisien determinasi sebagai
berikut:
KP = r2 x 100% Keterangan:
KP = besarnya koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
-
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Dalam proses penelitian ini, terdapat beberapa tahapan pengumpulan data
yang peneliti lakukan yaitu :
4.2 Tahapan Awal
Sebelum melakukan penelitian ke lokasi peneltian, peneliti terlebih dahulu
meminta izin kepada pihak Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sumatera Utara (USU). Namun sebelum itu peneliti mengajukan surat
permohonan izin melakukan peneltian dari bagian pendidikan FISIP USU. Setelah
penelitian memperoleh surat-surat izin tersebut, maka peneliti dapat melakukan
peneltian di lokasi penelitain tersebut.
4.3 Pengumpulan Data
Mulai tanggal 01 November 15 November 2013, penelti menyebarkan
kuesioner kepada responden. Lamanya waktu penyebaran kuesioner lebih
dikarenakan masalah teknis. Para responden hanya memiliki beberapa waktu
untuk bertemu peneliti. Peneliti melakukan penelitian saat para responden
melakuakan diskusi/ pertemuan setiap Jumat malam. Penelti menyebarkan
kuesioner tersebut sebnayak 35 kuesioner kepada responden ( Anggota Klub
Mobil Medan Honda Squad ).
Kuesioner penelitian tersebut berisi 24 pertanyaan yang seluruhnya harus
dijawab responden, dimana terdiri dari 2 pertanyaan untuk karakteristik
responden, 22 pertanyaan mengenai pengaruh rubric modifikasi majalah motor
anggota klub mobil Medan Hjonda Squad. Dalam menjawab pertanyaan
pertanyaan tersebut peneliti juga menjelaskan pertanyaan-perntanyaan yang
kurang dimengerti responden untuk memastikan agar tidak terdapat satu pun
pertanyaan yang terlewatkan.
-
4.1.3 Proses Pengolahan Data
Setelah peneliti selesai mengumpulkan data dari 35 responden, maka
pengolahan data akan dimulai. Terdapat tahapan pengolahan data yang akan
peneliti lakukan terdapatlah sebagi berikut :
4.3.1.a Penomoran Kuesioner
Kuesioner yang telah dikumpulkan akan diberi nomor urut sebagai
pengenal (01-35).
4.3.1.b Editing
Editing terdaptlah proses pengeditan jawaban responden untuk
memperjelas setiap jawaban yang meragukan dan mengindari terjadinya
kesalahan pada saat pengisian data kedalam kotak yang disediakan.
4.3.1.c Coding
Coding terdapatlah proses pemindahan jawaban-jawaban responden ke
kotal kode yang disedesiakan di kuesioner dalam bentuk anngka (score).
4.3.1.d Inventarisasi Variabel
Inventarusasi variabel yaitu data mentah yang diperoleh akan
dimaksdukkan kedalam lemabr Fotron Conol (FC) sehingga memuat seluruh data
dalam satu kemasan.
4.3.1.e Tabulasi Data
Dalam tahap ini, data dari Fotron Cobol (FC) dimasukkan kedalam tabel
yaitu tabel tunggal dan tabel silang. Penyebaran dta dalam tabel secara rinci
meliputi kategori frekuensi, presentasi dan selanjutnya dianalisis.
4.2 Analisis Tabel Tunggal
Merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan
variabel penelitian kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi.
Tabel tunggal merupakan langkah awal dalam menganalisis data yang terdiri dari
kolom, sejumlah frekuensi dan persentase untuk setiap kategori.
-
4.2.1 Karakteristik Responden
Tabel 4.1
Lama Menjadi Anggota Klib Mobil Medan Honda Squad
Lama Menjadi Anggota Frekuensi Persen (%)
1 Tahun
2 Tahun
3 Tahun
7
11
17
20
31,4
48,6
Total 35 100,0
Tabel 4.1 menunjukkan mayoritas dari anggota klub mobil Medan Honda Squad
sudah tergabung dalam klub ini selama tiga tahun sebanyak 17 responden atau
48.6%. Hal ini menunjukkan bahwa klub mobil Medan Honda Squad telah
menjadi identitas setiap anggota klub. Keberterdapatan klub mobil ini telah
menjadi kebiasaan rutin dari anggota yang terdapat. Waktu tiga tahun menurut
peneliti bisa mempererat silaturahmi diantara sesama anggota. Kita lihat contoh
ketiga kita sekolah SMP / SMA, teman teman pterdapat masa ini memiliki
ikatan yang cukup dekat bagi kita dan biasanya menjadi identitas responden lain
mengenal kita. Apalagi mayoritas sampel ini termasuk anggota aktif yang sering
mengikuti kegiatan internal maupun eksternal klub mobil ini.
Berikut yang terdapat 11 responden (31.4%) dari sampel yang telah menjadi
anggota klub mobil ini selama dua tahun. Waktu dua tahun menjadi transisi dari
anggota untuk menemukan identitas dirinya kepterdapat dunia luar. Identitas
dalam klub mobil sangat ditentukan klub mobil dimana anggotanya terdaftar.
Waktu dua tahun menjadi transisi anggota ini untuk menunjukkan eksistensi
dirinya di lingkungan luar klub mobil Medan Honda Squad. Sementara hanya 7
(tujuh) responden (20%) yang terdaftar sebagai anggota baru klub mobil ini
selama setahun. Ketujuh responden ini didominasi oleh pelajar yang baru saja
memiliki surat izin mengemudi dan belum menamatkan sekolah menengah atas.
Tabel 4.2
-
Tingkat Pendidikan Responden
Tingkat Pendidikan Responden
Frekuensi Persen (%)
Tidak sekolah
SD/SMP
SMA
Sarjana / S2
1
2
17
14
2,8
8,6
48,6
40
Total 35 100,0
Tabel
4.2 Klub mobil Medan Honda Squad yang berdiri lebih dari tiga tahun
didominasi oleh kalangan eksekutif maupun pekerja. Mayoritas anggota klub
mobil ini sudah menyelesaikan program Sarjananya. Selebihnya terdapat 14
responden (40%) sudah bergelar Sarjana dan terdaftar dalam anggota Klub Mobil
ini. Mayoritas dari anggota klub mobil ini sebanyak 17 responden (48.6%)
merupakan mahasiswa yang telah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah
Atas. Selebihnya 3 (tiga) responden (8.6%) yang telah menamatkan SD/SMP dan
hanya 1 (satu) responden (2.8%) yang tidak bersekolah. Tabel 4.2 ini
menunjukkan bahwa anggota klub mobil ini didominasi anggota yang terpelajar
daripterdapat yang berpendidikan rendah. Hal ini lebih dikarenakan banyak dari
anggota klub mobil ini memiliki latar belakang ekonomi menengah ke atas yang
mengutamakan pendidikan formal.
Tabel 4.3
-
Penghasilan Responden
Penghasilan Responden
Frekuensi Persen
(%)
Rp. 1.000.000,- s.d Rp. 5.000.00,-
Rp 5.000.000,- s.d Rp. 10.000.000,-
Rp. 10.000.000,- s.d Rp. 15.000.000,-
Di atas Rp. 15.000.000,-
25
8
2
0
71,5
22,8
5,7
0
Total 35 100,0
Tabel 4.3 menunjukkan penghasilan responden yang merupakan anggota
klub mobil Medan Honda Squad. Mayoritas responden berjumlah 25 responden
(71.5%) memiliki penghasilan per bulan sebesar Rp. 1.000.000,- s.d Rp.
5.000.000,-. Pterdapat mayoritas mahasiswa penghasilan sebanyak itu sudah lebih
dari cukup. Sementara terdapat 8 (delapan) responden (22.8%) anggota klub
mobil ini memiliki penghasilan Rp. 5.000.000,- s.d Rp. 10.000.000,-. Terdapat2
(dua) responden (5.7%) memiliki penghasilan per bulan antara Rp. 10.000.000,-
s.d Rp. 15.000.000,-. Tabel ini menunjukkan bahwa anggota klub mobil ini
memiliki penghasilan lebih dari rata rata.
Tabel 4.4
Frekuensi Membaca Majalah Motor
-
Frekuensi Membaca Majalah Motor
Frekuensi Persen
(%)
1-3 kali
4-6 kali
7-9 kali
10-12 kali
7
12
9
7
20
34,2
25,8
20
Total 35 100,0
Mayoritas responden yaitu 12 responden (34.2%) memiliki frekuensi membaca 4-
6 kali dalam setahun. Data ini menunjukkan kecenderungan bahwa mayoritas
anggota klub mobil ini membaca setengah dari edisi majalah per tahun. Terdapat 9
(sembilan) responden (25.8%) memiliki frekuensi membaca majalah ini 7-9 kali
lebih dari mayoritas anggota klub mobil ini. Bahkan terdapat 7 (tujuh) responden
(20%) yang membaca hampir setiap edisi majalah motor dalam setahun.
Sementara hanya 7 (tujuh) responden (20%) dari total 35 responden yang
membaca kurang dari 3 edisi dalam setahun. Tabel 4.4 ini menunjukkan
kecenderungan hampir sebagian besar dari anggota klub mobil atau 28 responden
yang mengikuti secara intens setiap edisi majalah ini.
Tabel 4.5
Judul Yang Digunakan Menggambarkan Keseluruhan Cerita
Judul Yang Digunakan Menggambarkan Keseluruhan
Frekuensi Persen
-
Cerita
(%)
Tidak Menggambarkan
Kurang Menggambarkan
Menggambarkan
Sangat Menggambarkan
0
10
21
4
0
26,6
60
11,4
Total 35 100,0
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 21 responden
(60%) menyatakan bahwa judul yang ditampilkan dalam feature majalah motor
menggambarkan keseluruhan isi cerita. Bahkan terdapat 4 (empat) responden
(11.4%) yang menyatakan bahwa judul yang ditampilkan dalam feature sangat
menggambarkan keseluruhan isi cerita. Sementara hanya terdapat 10 responden
(28.6%) menyatakan bahwa judul featureyang menggambarkan keseluruhan isi
cerita.
Beberapa responden menjelaskan bahwa judul feature rubrik modifikasi majalah
motor menggunakan bahasa yang sederhana. Kesederhaaan judul tersebut sama
sekali tidak mengurangi esensi ulasan yang mengikutinya. Feature modifikasi
merupakan penjelasan teknis dan detail mengenai perawatan dan atau modifikasi
mobil. Judul feature yang digunakan rubrik ini memudahkan pembacanya untuk
memahami secara baik ulasan teknik mengenai rubrik tersebut. Contoh : Tips dan
Trik menjaga ban tetap awet, Mengawinkan mobil sport dengan teknologi ramah
lingkungan, First Class MPV : menghadirkan kenyamanan hiburan kelas satu di
hterdapatpan kamu , dan sebagainya.
Tabel 4.6
Ketertarikan Terhadap Judul
Ketertarikan Terhadap Judul
Frekuensi Persen
(%)
-
Tidak Menarik
Kurang Menarik
Menarik
Sangat Menarik
1
7
21
6
2,8
20
60
17,2
Total 35 100,0
Judul merupakan sebuah elemen penting dalam tulisan feature. Judul berguna
mewakili makna yang terkandung dalam sebuah tulisan feature. Tabel 4.6
menunjukkan bahwa mayoritas responden sebanyak 21 responden (60%)
menyatakan bahwa judul feature rubrik modifikasi majalah motor menarik
perhatian mereka. Bahkan terdapat 6 (enam) responden (17.2%) menyatakan
bahwa judul feature rubrik modifikasi sangat menarik.
Terdapat 7 (tujuh) responden (20%) menyatakan bahwa judul kurang menarik.
Hanya terdapat 1 (satu) responden (2.8%) yang menyatakan bahwa judul feature
rubrik modifikasi tidak menarik. Tabel di atas menunjukkan mayoritas responden
menyetujui pernyataan ketertarikan terhterdapatp judul. Fungsi utama judul
feature terdapatlah menggugah pembaca, berbeda dengan judul straight news
yang terkesan bombastis. Judul feature menarik perhatian pembaca yang
membutuhkan informasi seputar modifikasi mobil. Modifikasi mobil juga terdiri
dari beberapa jenis yaitu : jenis perawatan, race atau inovasi dalam modifikasi.
Pembaca yang memiliki hobi racing tentu saja kurang menarik membaca
perawatan sementara pembaca yang ikut kontes akan senang membaca inovasi
terbaru mengenai modifikasi. Majalah Motor ini memberikan judul sesuai
dengan motif dari pembaca.
Tabel 4.7
Alur Cerita
Alur Cerita Membangun
Frekuensi Persen
(%)
-
Tidak Membangun
Kurang Mmbangun
Membangun
Sangat Membangun
0
9
21
5
0
25,7
60
14,3
Total 35 100,0
Tabel 4.7 menunjukkan alur cerita yang dibangun dalam feature rubrik
modifikasi majalah motor. Tulisan feature biasa menggunakan alur piramida
terbalik dalam penulisannya. Kesimpulan dalam tulisan feature dilekatkan
pterdapat akhir penulisan. Terdapat 9 (sembilan) responden (25.7%) menyatakan
alur yang digunakan kurang membangun cerita secara keseluruhan. Walaupun
terdapat 21 responden (60%) menyatakan bahwa alur yang digunakan dalam
tulisan feature membangun cerita. Terdapat 5 responden (14.3%) menyatakan
bahwa alur cerita yang digunakan sangat membangun keseluruhan isi cerita.
Padamajalah motor ini, tulisan feature banyak menceritakan tentang how to
do, artinya tulisan ini memberi tahu pembaca bagaimana melakukan perawatan
dan modifikasi mobil. Jenis tulisan ini memberi kesempatan bagi penulis untuk
memulai tulisannya dengan menggambarkan terlebih dahulu tentang kondisi dan
konteks perawatan dan modifikasi. Penulis menampilkan terlebih dahulu tentang
apa yang dia lihat dan rasakan mengenai kondisi suatu mobil. Setelah
penggambaran tersebut penulis kemudian membangun cerita mengenai bagaimana
membuat mobil menjadi seperti itu dengan bahasa yang sederhana dan langkah
demi langkah.
Tabel 4.8
Isi Paragraf
Isi Paragraf Frekuensi Persen
(%)
-
Tidak Dapat
Kurang Dapat
Dapat
Sangat Dapat
0
8
27
0
0
22,8
77,2
0
Total 35 100,0
Isi paragraf juga merupakan elemen penting dalam tulisan feature. Tulisan
feature majalah ini sangat spesifik dalam menggambarkan sebuah keterdapatan.
Spesifikasi teknis ini memungkinkan penulis hanya menggunakan 5-9 paragraf
saja. Berbeda dengan majalah lain yang menggunakan ulasan panjang tentang
sebuah keterdapatan. Terdapat 27 responden (77.2%) menyatakan isi paragraf
dapat menjelaskan keseluruhan isi cerita. Hanya terdapat 8 responden (22.8%)
menyatakan isi paragraf kurang dapat menjelaskan keseluruhan isi cerita.
Penggunaan paragraf yang sedikit 5-9 paragraf tidak mengurangi ulasan feature
tentang suatu keterdapatan. Kelebihan majalah ini dibandingkan dengan majalah
lain terdapatlah pendekatan yang sangat spesifik serta teknis mengenai kondisi
mobil. Pterdapat beberapa tulisan bahkan feature majalah ini hanya menjelaskan
untuk merk tertentu dan pterdapat bagian tertentu saja. Contoh : judul feature
inspirasi segar buat membangun Accord generasi keenam dan ketujuh. Pterdapat
tulisan ini hanya membahas Honda Accord, itupun tidak secara keseluruhan tetapi
hanya pterdapat generasi keenam dan ketujuh. Tulisan ini juga dibagi dalam dua
bagian yakni generasi keenam 5 paragraf dan generasi ketujuh 6 paragraf. Detail
isi paragraf ini memudahkan pembaca untuk memahami keseluruhan cerita
feature.
Tabel 4.9
Gambaran Jembatan Perangkai
Gambaran Jembatan Perangkai
Frekuensi Persen
(%)
-
Tidak Emnggambarkan
Kurang Menggambarkan
Menggambarkan
Sangat Menggambarkan
0
13
19
3
0
37,1
54,3
8,6
Total 35 100,0
Tabel 4.9 menunjukkan mayoritas responden atau sebanyak 19 responden
(54.3%) menyatakan bahwa Jembatan perangkai menggambarkan keseluruhan isi
cerita. Bahkan terdapat 3 responden (8.6) menyatakan jembatan perangkai sangat
menggambarkan isi cerita. Walaupun terdapat 13 responden (37.1%) menyatakan
jembatan perangkai kurang menggambarkan isi cerita. Jembatan perangkai tulisan
feature rubrik modifikasi majalah motor menggunakan bahasa yang sederhana dan
masih terhubung dengan intro dan tubuh. Penulis feature rubrik modifikasi di
awal tulisan biasa menggambarkan tentang keunggulan pterdapat modifikasi dan
masyarakat. Kalimat penghubung yang menjadi jembatan perangkai biasanya
berbentuk pertanyaan yang memicu pembaca untuk membaca lebih dalam
mengenai ulasan feature.
Tabel 4.10
Trend Jembatan Perangkai
Trend Jembatan Perangkai
Frekuensi Persen
(%)
Tidak Mengikuti 0 0
-
Kurang Mengikuti
Mengkuti
Sangat Mengikuti
11
17
7
31,4
48,6
20
Total 35 100,0
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa 17 responden (48.6%) menyatakan bahwa
jembatan perangkai dalam tulisan feature rubrik modifikasi majalah motor
mengikuti trend yang berkembang seputar modifikasi. Bahkan terdapat 7
responden (20%) yang menyatakan bahwa jembatan perangkai sangat mengikuti
trend. Walaupun terdapat 11 responden (48.6%) menyatakan jembatan perangkai
kurang mengikuti trend yang terdapat. Hal ini dikarenakan oleh sirkulasi dari
majalah ini yang memakan waktu satu bulan. Terdapat beberapa event yang
kterdapatng tidak mengikuti trend karena waktunya terlalu lama. Tapi dalam
penjelasan mengenai modifikasi dan inovasi, majalah motor ini mengikuti trend
yang berkembang di negara lain.
Tabel 4.11
Feature
Feature
Frekuensi Persen
(%)
Tidak Setuju 0 0
-
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
4
23
8
11,4
65,8
22,8
Total 35 100,0
Tabel 4.11 menunjukkan 23 responden (65.8%) setuju bahwa feature
rubrik modifikasi majalah motor menampilkan keseluruhan isi cerita. Terdapat 8
(delapan) responden (22.8%) menyatakan sangat setuju. Sementara terdapat 4
(empat) responden (11.4%) menyatakan kurang setuju feature rubrik modifikasi
menampilkan keseluruhan isi cerita. Hal ini membuktikan bahwa feature rubrik
modifikasi majalah motor yang menggunakan bahasa sederhana tapi mendetail
menampilkan keseluruhan isi cerita.
4.12
Aktualitas Rubrik
Aktualitas Rubrik
Frekuensi Persen
(%)
Tidak Aktual 7 20
-
Kurang Aktual
Aktual
Sangat Aktual
6
22
0
17,2
62,8
0
Total 35 100,0
Tabel 4.12 menunjukkan 22 responden (62.8%) menyatakan bahwa rubrik
modifikasi majalah motor aktual. Sementara terdapat 6 (enam) responden yang
menyatakan aktualitas rubrik modifikasi majalah motor kurang aktual. Bahkan
terdapat 7 (tujuh) responden (20%) menyatakan bahwa rubrik modifikasi majalah
motor tidak aktual. Aktualitas rubrik yang terdapat dalam majalah motor sangat
bergantung pterdapat sirkulasi majalah tersebut. Majalah motor memiliki waktu
sirkulasi yang cukup lama yakni selama sebulan. Tabel diatas menunjukkan
bahwa responden cenderung menganggap majalah ini kurang aktual.
Tabel 4.13
Penutup Feature
Penutup Feature Frekuensi Persen
(%)
-
Tidak Menutup
Kurang Menutup
Menutup
Sangat Menutup
0
16
14
5
0
45,8
40
14,2
Total 35 100,0
Penutup feature merupakan bagian penting dalam tulisan feature.
Penggunaan konsep piramida terbalik dalam penulisan feature menempatkan
kesimpulan pterdapat bagian akhir tulisan. Tabel 4.13 menunjukkan 14 responden
(40%) menyatakan penutup feature rubrik modifikasi majalah motor sudah
menutup tulisan. Pendapat ini didukung 5 (lima) responden (14.2%) menyatakan
bahwa penutup feature sangat berperan untuk menutup tulisan. Walaupun terdapat