TOR Terminal Agropolitan.doc
-
Upload
hasbullah-hasan -
Category
Documents
-
view
375 -
download
0
Transcript of TOR Terminal Agropolitan.doc
KERANGKA ACUAN KERJA
PENYUSUNAN MASTER PLAN TERMINAL AGROPOLITANKABUPATEN MAROS
PROPINSI SULAWESI SELATAN
AGUSTUS 2010
DINAS PERHUBUNGANKABUPATEN MAROS
PROPINSI SULAWESI SELATAN
LOGO daerah
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)PENYUSUNAN MASTER PLAN TERMINAL AGROPOLITAN
KABUPATEN MAROS PROPINSI SULAWESI SELATAN
A. Latar Belakang
Pendekatan pembangunan yang lebih menonjolkan pertumbuhan ekonomi secara cepat tidak bisa dipungkiri telah mengakibatkan pertumbuhan diperkotaan melampaui kawasan lainnya atau dengan kata lain telah mendorong percepatan urbanisasi (punctuated urbanization). Percepatan urbanisasi ini selain menimbulkan akibat-akibat positif juga menimbulkan dampak negatif yakni terserapnya sumberdaya yang dimiliki perdesaan oleh kawasan perkotaan, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia (migrasi dari desa ke kota).
Sementara itu, sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian utama di sektor pertanian. Pertanian dalam arti luas menyangkut pertanian tanaman pangan perkebunan, tanaman hortikultura, kehutanan, perikanan dan kelautan yang pada dasarnya berbasis sumber daya domestik yang dapat diperbaharui (renewable resources). Adapun potensi sumber daya yang dimaksud adalah sumber daya alam meliputi aspek potensi wilayah yang dapat dikelolah dan sumber daya buatan meliputi ketersediaan prasarana dan sarana wilayah. Sumber daya tersebut apabila di daya gunakan dan di kembangkan dengan sungguh-sungguh diharapkan akan tercapai peningkatan kesejahteraan masyarakat petani yang selanjutnya akan mendorong peningkatan pendapatan daerah dan pada akhirnya akan memperkokoh pertumbuhan perekonomian nasional. Untuk itu Kegiatan pengembangan kawasan agropolitan merupakan salah satu model pendekatan pengembangan wilayah berbasis pertanian di wilayah perdesaan, yang dikembangkan secara bersinergi oleh para departemen dan Stakeholder terkait mulai dari tingkat pusat, provinsi, sampai ke tingkat kabupaten.
Pengembangan kawasan agropolitan dapat dijadikan alternatif solusi dalam pengembangan kawasan perdesaan tanpa melupakan kawasan perkotaan. Melalui pengembangan agropolitan, diharapkan terjadi interaksi yang kuat antara pusat kawasan agropolitan dengan wilayah produksi pertanian dalam sistem kawasan agropolitan. Melalui pendekatan ini, produk pertanian dari kawasan produksi akan diolah terlebih dahulu di pusat kawasan agropolitan sebelum di jual (ekspor) ke pasar yang lebih luas sehingga nilai tambah tetap berada di kawasan agropolitan.
Penyediaan Prasarana dan Sarana Agropolitan untuk dapat menunjang pengembangan sistem dan usaha agribisnis mulai dari hulu sampai hilir dalam suatu kesisteman yang utuh dan menyeluruh, sehingga diharapkan akan dapat mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Lokal di Kawasan Agropolitan. Dengan penyediaan prasarana dan sarana diharapkan akan dapat berfungsi sebagai Prime Over (Penggerak Utama) pengembangan kawasan agropolitan, sehingga seluruh subsistem yang terkait dengan pengembangan kawasan agropolitan dapat berjalan secara simultan dan harmonis. Secara simultan artinya subsistem agribisnis hulu, subsistem usaha tani, subsistem agribisnis hilir dan subsistem jasa penunjang harus dapat dikembangkan sekaligus.
Kabupaten Maros dengan jumlah wilayah kecamatan definitif adalah sebanyak 14 (empat belas) kecamatan yang secara topografis wilayah terdiri atas wilayah kecamatan yang masuk pada kategori wilayah pedataran tinggi (pegunungan) dataran rendah dan wilayah pantai. Ketiga kategori wilayah ini yang membentuk wilayah kabupaten maros merupakan aspek yang sangat potensial yang dapat memperkaya hasil potensi ekonomi wilayah, yang meliputi sektor pertanian, perkebunan, pertambangan, kehutanan, dan perikanan dengan luas wilayah daratan kurang lebih 1.619,12 km². Selain itu, posisi geografis wilayah Kabupaten Maros yang berbatasan langsung dengan Kota Makassar sebagai wilayah ibukota Propinsi Sulawesi Selatan yang dengan sendirinya menjadikan posisinya sebagai pintu gerbang pada bagian wilayah utara maupun bagian timur wilayah Propinsi Sulawesi Selatan dan jika dilihat dari pergerakan barang hasil pertanian merupakan peluang yang sangat besar sebagai pusat pemasaran perdagangan hasil-hasil pertanian, baik untuk kebutuhan domestik maupun untuk kebutuhan ekspor.
Berdasarkan gambaran singkat tersebut memperlihatkan bahwa Kabupaten Maros memiliki potensi untuk mengembangkan agropolitan sebagaimana yang tergambar pada Profil Kabupaten Maros Tahun 2008, perolehan PDRB menurut lapangan usaha yang sangat dominan adalah pada sektor pertanian, yakni 40.34 % dari total PDRB. Jumlah produksi padi sebanyak 226,631.75 ton dengan produksi surflus sebanyak 112,997.57 ton beras, tanaman jagung 19,950 ton, ubi jalar 5,709.30 ton, ubi kayu 57,157.20 ton, kacang tanah 5,405.40 ton, kacang kedelai 1,799.38 ton, kacang hijau 2,809.30 ton, atau dengan totyal produksi tanaman palawija sebanyak 92,830.58 ton. Untuk jenis tanaman sayur-sayuran mencapai 786.50 ton, buah-buahan 14,802.23 ton yang meliputi jenis tanaman alpukat, pepaya, jeruk dan sebainya. Sedangkan jenis tanaman perkebunan yang meputi tanaman tanaman kelapa, kopi, kapok, cengkeh, coklat, kemiri, jambu mete, dan kapas dengan total produksi 7.552 ton. Pada kegiatan sub sektor pertanian lainnya, yakni kegiatan perikanan yang meliputi perikanan laut dan budidaya yang mencapai 18,880.60 ton.
Pemasaran hasil pertanian tersebut dilakukan masih secara parsial, termasuk hasil produk yang berasal dari luar yang diperdagangkan di wilayah Kabupaten Maros. Kegiatan perdagangan hasil produksi perekonomian masyarakat pedesaan umumnya berlangsung pada lokasi-lokasi pasar tradisional dan sebagian lagi dilakukan perdagangan antar wilayah propinsi, terutama pada produksi perikanan. Sulitnya melacak potensi yang selama ini telah tereksploitasi disebabkan belum adanya prasarana pendukung daripada kegiatan perekonomian yang lebih memadai. Oleh karena itu, pengembangan kawasan agropolitan sebagai salah satu bentuk program pengembangan wilayah, khususnya pada wilayah pedesaan dapat menjadi penghubung pengalokasian potensi wilayah di Kabupaten Maros dimasa mendatang.
Sebagai salah satu dukungan pengembangan kawasan agropolitan adalah tersedianya prasarana transportasi berupa terminal-terminal agropolitan. Terminal agropolitan tersebut berfungsi dan berperan sebagai pusat koleksi dan distribusi potensi pertanian pada masing-masing kawasan agropolitan yang lebih terarah dan efektif sebagai pusat transaksi jual beli komoditas pertanian yang pada gilirannya akan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi yang berpeluang untuk diusahakan oleh masyarakat atau yang dapat memicu teralokasinya investasi-investasi baru pada kegiatan-kegiatan yang berbasis agropolitan.
B. Permasalahan dan Isu Strategis
Pelaksanaan program pembangunan merupakan langkah strategis dalam upaya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, karena sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatkan PDRB Kabupaten MAROS.
Pada sisi lain pencapaian sasaran program Pengembangan Kawasan Agropolitan tidak terlepas dari masalah yang bersifat klasik yaitu terbatasnya modal untuk pengembangan usaha. Permasalahan lain (dari sudut pandang sektor pertanian) yang teridentifikasi baik yang berasal dari alam maupun keterbatasan manusia dalam pencapaian program pembangunan pertanian adalah:1. Belum optimalnya kemampuan dan keterampilan petani dalam manajemen usaha
tanai,2. Masih tingginya tingkat kehilangan hasil (losses), akibat penanganan teknologi panen
dan pasca panen yang tidak tepat,3. Masih terbatasnya tingkat permodalan yang dimiliki petani.4. Masih rendahnya minat swasta dalam berinvestasi di sektor tanaman pangan dan
hortikultura,5. Persaingan pasar global yang menyediakan produk yang lebih kompetitif,6. Masih banyaknya alih fungsi lahan,7. Masih terbatasnya fasilitas sarana dan prasarana pendukung seperti transportasi
menuju ke sentra-sentra produksi pertanian,8. belum adanya sarana dan prasarana Sub Terminal Agribisnis (STA) sebagai pusat
transaksi jual beli komoditas pertanian,9. Belum terdatanya dengan baik kawasan pengembangan sesuai dengan potensi dan
sumber daya yang ada.
Selain permasalahan di atas, terdapat beberapa isu setrategis yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan penyusunan suatu kegiatan, yakni Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros, antara lain adalah:1. Penjualan langsung petani/nelayan ke daerah-daerah hinterland Kabupaten Maros
dengan harga yang relative murah2. Secara geografis wilayah, Kabupaten Maros merupakan pintu gerbang nasional
melalui bandar udara dan penyangga bagi Kota Makassar sebagai pusat kegiatan industri
3. Penyelenggaraan system transportasi di wilayah Kabupaten Maros yang meliputi transportasi darat, laut dan udara,
4. Pengembangan pertanian yang mengarah kepada orientasi agribisnis sehingga membutuhkan pemapanan seluruh kegiatan pertanian mulai dari penyediaan sarana dan prasarana, proses produksi hingga panen dan pasca panen,
5. Tingginya fluktuasi harga jual produk pertanian sehingga perlu upaya mencari peluang pasar yang lebih luas dan pengembangan komoditas yang memiliki harga jual stabil
C. Maksud, Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan Kegiatan1. Maksud
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyusun Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros yang sekaligus sebagai bagian dari pengembangan sistem transportasi di Kabupoaten Maros sebagaimana yang tertuang dalam Tatralok Kabupaten Maros berdasarkan wilayah-wilayah yang berpotensi sebagai kawasan pengembangan agropolitan. Studi ini diwujudakan secara terorganisir dan kesisteman dari sistem transportasi jalan, transportasi sungai, transportasi laut dan transportasi udara yang keseluruhannya memiliki sarana dan prasarana yang saling berinteraksi membentuk suatu kesisteman pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien. Selain daripada itu, kegiatan ini juga dimaksudkan mendapatkan kawasan-kawasan agropolitan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kebijakan program yang berkelanjutan dari tahun ke tahun,
2. TujuanTujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah merumuskan atau merekomendasikan berbagai upaya dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan mendukung pengembangan kawasan agropolitan dan kebutuhan prasarana terminal agropolitan pada setiap kawasan agropolitan, termasuk Sub Terminal Agribisnis (STA)
3. SasaranDalam penyusunan Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan adalah :a. Tersusunnya pemetaan potensi dan permasalahan wilayah untuk mendukung
kegiatan agropolitanb. Tergambarnya pola distribusi pergerakan barang hasil kegiatan pertanian
secara lokal, regional dan nasional.c. Teridentifikasinya peluang-peluang investasi pada sektor pertanian, termasuk
potensinya dalam perekonomian wilayahd. Teridentifikasinya struktur pengembangan terminal agropolitan dalam
wilayah Kabupoaten Marose. Terciptanya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien guna
mendukung kegiatan agropolitan yang berbasis pada lokasi terminal agropolitan
f. Tersusunnya perencanaan pembangunan dan pengembangan prasarana terminal agropolitan dan bentuk kemitraannya dalam pembangunan
D. Ruang Lingkup
1. Lingkup kegiatan adalah menyusun Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros Propinsi Sulawesi Selatan;
2. Lingkup kegiatan ini meliputi: a. Mengindentifikasi potensi daerah atau wilayah yang akan dimasukkan
sebagai wilayah pengembangan kawasan agropolitan;b. Menggambarkan kondisi dan potensi masing-masing wilayah saat ini dan
masa mendatangg. Mengidentifikasi perkembangan lingkungan strategis internal dan eksternalh. Melakukan pemetaan pengembangan kawasan agropolitan menurut klasifikasi
potensi kawasan agropolitan
i. Melakukan proyeksi potensi perekonomian wilayah untuk kebutuhan lokal dan kebutuhan pengembangan industri
j. Menyusun arah pengembangan jaringan prasarana, jaringan pelayanan, dan penetapan pusat dan sub terminal agribisnis
k. Menentukan prioritas pembangunan dan pengembangan jaringan prasarana dan pelayanan transportasi.
l. Mengidentifikasi pola pergerakan barang untuk mendukung arus angkutan barang pada Terminal agropolitan;
m. Mengidentifikasi dan mengevaluasi sistem jaringan transportasi;n. Menganalisis dan evaluasi land use baik eksisting maupun rencana yang akan
datang;o. Memperkirakan pola pergerakan dan permintaan angkutan barang di masa
yang akan datang;p. Identifikasi rencana pengembangan wilayah dan rencana pengembangan
sentra produksi perekonomian wilayahq. Mengembangkan simpul dan lintas strategis serta simpul transfer di dalam
dimasing-masing kawasan agropolitanr. Memprediksi kebutuhan prasarana dan sarana dalam mendukung sistem
perangkutan pada setiap wilayahs. Menyusun suatu Road Map, pola distribusi dan koleksi potensi wilayah serta
kebutuhan prasarana dan sarana terminal agropolitan
E. Output (Hasil Pekerjaan) Output dari dokumen Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros
adalah mengembangkan kawasan agropolitan menurut kondisi dan potensi yang dimiliki pada setiap wilayah, termasuk permasalahan-permasalahan pegembangannya dan peluang investasi yang berbasis pada kegiatan pertanian; tersusunnya kelayakan peluang investasi pengembangan; serta Road Map atau blue print Lokasi Terminal Agropolitan pada horizon waktu 5 tahun hingga 20 tahun
F. Layanan Tenaga Ahli Yang DibutuhkanKegiatan penyusunan Studi Lokasi Terminal Agropolitan di Kabupaten Maros
Propinsi Sulawesi Selatan akan dilaksanakan secara kontraktual dan personil Layanan Tenaga ahli yang dibutuhkan adalah tenaga ahli non PNS, kecuali jika mendapatkan izin dari pimpinan instansi ia bekerja dengan klasifikasi sebagai berikut :a) Ketua Tim ; Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota atau
Magíster Transportasi yang memiliki pengalaman pekerjaan pada perencanaan transportasi dan berpengalaman minimal 8 tahun yang bersertifikasi keahlian. Pada saat pemasukan berkas, lembaran sertifikat keahlian harus diperlihatkan aslinya kepada panitia pengadaan pekerjaan.
b) Anggota; merupakan Tenaga Ahli minimal sarjana dan berpengalaman minimal 5 tahun sesuai bidangnya, meliputi : - Tenaga Ahli Perencanaan Transportasi;- Tenaga Ahli Ekonomi Wilayah dan Transportasi;- Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota;- Tenaga Ahli Pertanian;- Tenaga Ahli Perikanan;- Tenaga Ahli Administrasi Kebijakan Publik;- Tenaga Ahli Teknik Arsitektur;- Tenaga Ahli Teknik Sipil;- Asisten Ahli Perencanaan Transportasi- Asisten Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota- Asisten Ahli Teknik Arsitektur;- Asisten Ahli Teknik Sipil;
c) Masing-masing tenaga ahli memiliki NPWP
G. Tata Cara PelaksanaanPelaksanaan pekerjaan secara teknis akan diarahkan dan dikendalikan oleh Panitia
Pelelangann yang ditunjuk oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten MAROS Provinsi SULAWESI SELATAN.
H. Syarat-syarat Peserta Seleksi UmumPeserta seleksi umum adalah penyedia jasa konsultansi sesuai dengan KREPRES
RI No. 80 tahun 2003 tanggal 3 Nopember 2003 Paragraf Kedua Pasal 22 mengenai Metoda Pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi dan sesuai dengan Surat Edaran BAPPENAS dan Departmen Keuangan Nomor SE.1203/D.II/03/2000 tanggal 17 Maret 2000 perihal SE.38/A/2000Penyusunan RAB untuk Jasa Konsultansi Biaya Langsung Non Personal dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK,02/2005, tentang Estándar Biaya Tahun Anggaran 2010.
I. Bentuk Surat Penawaran dan Cara Penyampaian untuk Mengikuti Lelang
1. Peserta seleksi umum mengajukan surat penawaran berisi :a. Syarat administrasi yang terdiri dari :
1) Surat pengesahan notaris atau copy akte pendirian dari Perusahaan Jasa Konsultansi beserta perubahan-perubahannya;
2) Surat pernyataan minat untuk mengikuti pengadaan (contoh terlampir);3) Pakta integritas (contoh terlampir);4) Formulir isian penilaian kualifikasi (contoh terlampir);5) Surat keterangan mempunyai peralatan dan personil yang mampu
mendukung penyelesaian pekerjaan;6) Pernyataan tunduk kepada peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan
di lingkungan Dinas Perhubungan Kabupaten MAROS;7) Surat tersebut 2) dan 3) masing-masing bermaterai tempel Rp. 6.000,-
(enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh Direktur/Pimpinan;8) Surat keterangan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);9) Bukti laporan pajak-pajak;10) Pengalaman kerja yang pernah dilakukan.
b. Syarat Teknis yang terdiri dari :1) Latar belakang2) Tujuan dan ruang lingkup3) Cara pendekatan/metodologi yang digunakan sejalas mungkin;4) Pemahaman terhadap TOR;5) Tanggapan terhadap TOR;6) Apresiasi dan Inovasi;7) Pengalaman perusahaan lima tahun terakhir dan sedang dilaksanakan;8) Rencana Kerja;9) Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan;10) Bidang keahlian dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan;11) Daftar riwayat hidup para tenaga ahli yang ditugaskan. Daftar riwayat
hidup harus ditandatangani oleh tenaga ahli yang bersangkutan dan disahkan pimpinan konsultan (contoh terlampir);
12) Organisasi pelaksanaan pekerjaan;13) Pelaporan;14) Staf Pendukung;15) Fasilitas Pendukung;16) Penutup.
2. Surat penawaran (usulan harga pekerjaan)a. Surat penawaran harga pekerjaan dibuat seperti dalam contoh surat
penawaran (lihat lampiran), dibuat rangkap 4 (empat) yang terdiri dari 1 (satu) surat penawaran asli bermmaterai Rp. 6.000 (enam ribu rupiah), sedangkan ketiga lainnya tanpa materai. Semua surat penawaran harus dibubuhi tanda tangan, nama terang dan cap dari konsultan;
b. Lampiran Surat Penawaran1) Perincian rencana anggaran biaya pekerjaan (cost proposal);2) Rekapitulasi rencana anggaran biaya;3) Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan (sesuai dengan teknical proposal).
J. Syarat-Syarat Administratif
1. Jangka waktu pelaksanaan untuk Pekerjaan ”Master Plan Terminal Agropolitan Kabupaten MAROS Propinsi SULAWESI SELATAN”, ditentukan paling lambat selama 6 (enam) bulan kalender terhitung dari tanggal dikeluarkan Surat Pemberian Pekerjaan. Pelaksanaan kegiatan ini diseminarkan dihadapan pemerintah Kabupaten MAROS yang memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan kegiatan pada tahap sebagai berikut :
a. Seminar I, merupakan seminar awal dengan lingkup materi seminar adalah latar belakang kegiatan, metodologi kegiatan, dan rencana kerja pelaksanaan kegiatan
b. Seminar II, merupakan seminar tahap kedua dengan lingkup materi seminar adalah hasil kegiatan berupa rancangan rencana.
2. Hasil Pekerjaan ” Master Plan Terminal Agropolitan Kabupaten MAROS Propinsi SULAWESI SELATAN”, harus sudah diserahkan oleh Pihak Kedua (konsultan) kepada Pihak Pertama (Dinas Perhubungan Kabupaten MAROS) selambat-lambatnya pada tanggal ..................... Desember 2010.
3. Syarat-syarat Pembayaran Cara pembayaran kepada Pihak Kedua diatur secara bertahap sebagai berikut :Angsuran I : Sebesar 40% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan setelah
Pihak Kedua menyerahkan Laporan Pendahuluan (Inception Report) yang memuat penjabaran Kerangka Acuan yang mencakup tentang pendekatan, metodologi pengumpulan data dan model analisis data baik primer maupun sekunder serta rencana dan jadwal kegiatan yang diterima dengan baik oleh Pihak Pertama sebanyaknya 10 eksemplar;
Angsuran II : Sebesar 30% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan setelah Pihak Kedua menyerahkan Konsep Laporan Akhir (Draft Final Report) yang mencakup pengelolaan informasi dan data, analisis dan evaluasi terhadap beberapa kemungkinan pengembangan rencana yang dihimpun dan digali berdasarkan orientasi kondisi saat ini dan masa mendatang yang diterima baik oleh Pihak Pertama sebanyak 15 (lima) eksemplar disertai executive summary sebanyak 20 (duapuluh) dan diseminarkan di depan pemerintah Kabupaten MAROS yang memiliki keterkaitan dengan lingkup pelaksanaan kegiatan
Angsuran III : Sebesar 30% dari nilai kontrak yang akan dibayarkan setelah Pihak Kedua menyerahkan Laporan Akhir (Final Report) yang mencakup perumusan seluruh hasil studi dan merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari Konsep Laporan Akhir setelah melalui seminar berdasarkan masukan-masukan atau tanggapan peserta seminar dan diterima baik oleh Pihak Pertama sebanyak 15 (lima belas) eksemplar.
Setiap penyerahan laporan harus dinyatakan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.
4. Denda atas kelambatan
Pihak Kedua akan dikenakan denda oleh Pihak Pertama apabila batas jangka waktu penyerahan hasil pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dan besarnya denda adlah 1/1000 (satu perseribu) dari harga borongan untuk setiap hari keterlambatan penyerahan.
K. Pelaporan Pelaporan kemajuan hasil kegiatan dilakukan tiga tahap yang diuraikan sebagai
berikut :
1. Laporan Pendahuluan (Inception Report)Laporan ini berisikan metodologi pelaksanaan pekerjaan, rincian rencana kerja dan gambaran umum proyek, yang harus diserahkan oleh Konsultan maksimum 1 (satu) bulan kalender setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) kepada Pengguna Jasa sebanyak 20 eksemplar (ukuran kertas A4).
2. Laporan Sementara (Draft Akhir)Laporan ini berisikan informasi dan analisa survey lapangan, analisa terhadap beberapa kemungkinan pengembangan rencana yang dihimpun dan digali berdasarkan orientasi kondisi saat ini dan masa mendatang. Laporan ini dibuat 20 (dua puluh) eksemplar disertai executive summary sebanyak 20 (dua puluh) dan diseminarkan di depan pemerintah Kabupaten MAROS yang memiliki keterkaitan dengan lingkup pelaksanaan kegiatan (ukuran kertas A4).
3. Laporan Akhir (Final Report)Laporan ini merupakan perbaikan atau penyempurnaan dari laporan sementara setelah melalui seminar berdasarkan masukan-masukan atau tanggapan peserta seminar. Laporan ini dibuat 20 (dua puluh) eksemplar (ukuran kertas A4) disertai CD laporan sebanyak 2 (dua) buah.
L. PendanaanSeluruh biaya pelaksanaan kegiatan penyusunan Master Plan Terminal Agropolitan Kabupaten MAROS Propinsi SULAWESI SELATAN sebesar Rp. 600.000.000,- (Enam Ratus Juta Rupiah) yang berasal dari APBD Kabupaten MAROS Tahun Anggaran 2010.
MAROS, 2010
Pemerintah Kabupaten MAROS Propinsi SULAWESI SELATAN
Kepala Dinas Perhubungan Kab. MAROS
….. ………………………………….
NIP. ………………………
Kepada Yth.
Bapak Ir. ALAMSYAH. MT Staf Dinas Perhubungan Kabupaten MAROS
Alamat : MAROS, Telp. 02465214969 (Kantor)
Hp. 085242170066