TOR Sekolah.docx
-
Upload
muhammad-restu-wandi -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
Transcript of TOR Sekolah.docx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, dunia pendidikan terus berkembang dari
waktu ke waktu.Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan yang diperlukan untuk diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan
Negara.
Pendidikan mempunyai peranan kunci dalam pembentukan generasi yang harus
siap perubahan zaman, yang dikernal sebagai era teknologi dan globalisasi. Pada era
tersebut dituntut mutu, sikap dan mental tertentu. Persiapan pembentukan perilaku dan
watak perlu disaring dan diarahkan kepada suatu tuntuan watak yang pada muaranya
mampu menjawab tantangan dan cita-cita bangsa secara murni dan konsekwen pada
era globalisasi.
Hal tersebut merupakan perubahan dan pergeseran nilai dari tradisional ke modern
tidak selalu menguntungkan, bila terjadi melalui proses pendidikan dalam pedekatan
pendidikan perlu dilakukan secara terarah dan tepat sehingga menghasilkan sikap
manusia mampu hidup dalam perkembangan yang terjadi dengan sangat cepat.
Perubahan nilai kearah modern dapat menimbulkan ekses yang akan menggangu
perkembangan bangsa yang kita cita-citakan.
1
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana menentukan jenis kegiatan, kebutuhan ruang, besaran ruang pola
hubungan ruang, serta skema ruang yang ada di dalam sekolah ini ?
2. Bagaimana pengaturan ruang-ruang yang memenuhi syarat-syarat teknis
pencahayaan dan penghawaan?
C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
Tujuan pembahasan adalah menyusun suatu landasan konsepsual perencanaan
yang diarahkan pada penentuan konsep dasar perencanaan fisik bagi fasilitas
pendidikan dasar dan menengah umum
Sasaran pembahasan meliputi:
1. Merancang sekolah dengan bentuk dan penampilan bangunan yang menarik
dan komersil.
2. Menghadirkan ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan besaran ruang
yang memadai, sistem struktur pendukung bangunan yang sesuai dengan
fungsinya, serta penerapan sistem utilitas yang sesuai dengan kebutuhan.
2
BAB II
PROGRAM RUANG
A. PENGERTIAN
a. Pengertian Sekolah
Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang
memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah
kegiatan di waktu luang bagi anak-anak mereka, yaitu bermain dan menghabiskan
waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu
adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf, dan mengenal tentang moral
(budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola, anak-anak
didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan
kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya
melalui berbagai pelajaran di kelas.
Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi bangunan atau lembaga untuk belajar
dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Bangunan sekolah
disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan
fasilitas yang lain.
Fungsi Sekolah
Fungsi sekolah adalah menciptakan seorang intelek yang berkualitas dan berkarakter
sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita yang
diharapkan di dalam berbagai lingkungan, yang menonjol di segala aspek kedidupan.
3
Jenis Sekolah
Menurut status, sekolah terbagi menjadi 2 yaitu:
a) Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah mulai dari
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah menegah Atas, dan
Perguruan Tinggi.
b) Sekolah swasta, yairu sekolah yang diselenggarakan oleh
non-pemerintah/swasta. Penyelenggara berupa badan yayasan pendidikan yang
sampai saat ini badan hukum penyelenggaranya masih berupa rancangan
peraturan pemerintah.
B. PROGRAM RUANG
a. Kebutuhan ruang
Fasilitas ruang memperhatikan aspek efisiensi, yaitu yang dapat memberikan
kemudahan proses belajar mengajar dan dapat mengembangkan potensi siswa, sesuai
dengan kondisi kebutuhan lingkungan, karakteristik program dan taraf perkembangan
psikologis siswa. Dasar pertimbangan yang digunakan sebagai pendekatan dalam
analisis kebutuhan ruang adalah:
1. Kurikulum yang berlaku
2. Kebijaksanaan menyangkut pengelolaan sekolah
3. Jumlah siswa dalam satu kelas teori maupun praktek
4. Ukuran besar kecilnya suatu sekolah didasarkan atas jumlah kelas/kelompok
belajar
4
5. Macam, sifat dan unsure pelaku kegiatan.
b. Hubungan Ruang
Tingkat hubungan ruang berdasarkan frekuensinya, terbagi atas:
a) Hubungan erat (tingkat privasi rendah
b) Hubungan kurang erat (tingkat privasi sedang)
c) Tidak ada hubungan sama sekali
Tipe pola hubungan yang dapat diterapkan dalam hubungan antar ruang adalah
sebagai berikut
Ruang didalam ruang, yaitu ruang yang luas dapat membungkus dan mengandung
ruang lain yang lebih kecil
Ruang-ruang saling berkaitan, merupakan hubungan ikatan ruang yang terdiri dari
dua buah ruang yang kawasannya bersatu membentuk suatu daerah ruang
bersama, sehingga masing-masing ruang tetap mempertahankan identitasnya
Ruang yang bersebelahan, merupakan hubungan ruang yang memungkinkan
masing-masing ruang menjadi jelas batasnya dan saling menanggapi menurut cara
masing-masing ke fungsi dan persyaratannya. Bidang pemisah dapat berupa
pembatas pencapaian visual dan fisik, bidang yang berdiri sendiri, perbedaan lantai
atau penegasan permukaan diantara dua ruang
Ruang-ruang yang dihubungkan oleh sebuah ruang bersama, merupakan ruang-
ruang berjarak yang dihubungkan oleh kedua ruang akan tergantung pada sifat
ruang ketiga dimana kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.
c. besaran ruang.
5
Studi besaran ruang berdasarkan:
1. Fungsi dan jenis kegiatan.
2. Dimensi dan tata letak perabotan/peralatan.
3. Standar gerak dan persyaratan luas perorangan.
4. Standar persyaratan dan nilai/kesan ruang.
5. Kapasitas pemakai ruang.
6. Reduksi presentase besaran masing-masing ruang berdasarkan asumsi yang
diperkirakan ideal.
d. Persyaratan ruang
a. Pencahayaan.
Kualitas pencahayaan suatu ruang ditentukan oleh:
Macam ruang dan jenis kegiatan
Tuntutan persyaratan ruang
Ukuran bukaan untuk pencahayaan alami
Menghindari sinar langsung dengan meletakkan arah bangunan agar
pencahayan alam dapat merata, membuat sunscreen, menanam pohon
pelindung, membuat elemen pengontrol sinar dan menghindari elemen
pemantul sinar silau.
b. Peghawaan.
Memanfaatkan penghawaan alamiah sebanyak mungkin secara cross
ventilasi dengan mempertimbangkan temperature, kecepatan angin dan
kelembaban udara.
Kondisi yang dianggap normal:
6
Suhu/temperature 22 - 25°c
Kelembaban udara 40 – 55 %
Untuk ruang dengan bentangan besar dapat dibantu dengan exhauster untuk
mengalirkan udara.
c. Penataan suara
Pemanfaatan bahan akustik untuk mereduksi kebisingan pada ruangan yang
membutuhkan ketenangan maksimal.
Cara penanggulangan kebisingan yaitu mereduksi bunyi dari sumber bunyi,
jalan yang dilalui bunyi dengan jalan menjauhkan sumber bunyi, penggunaan
bahan akustik pada dinding.
7
Air kotor berlemak
Gresse trap
Sewage Trearment Plant (STP)
Septictank
Riol kota
Air septictank
BAB III
PERLENGKAPAN BANGUNAN
A. AIR
1) Air Bersih
Sumber air bersih untuk kebutuhan sarana utama pada bangunan memanfaatkan
fasilitas kota melalui jasa PDAM dan sebagai cadangan menggunakan sumur dalam
(deep wall), dengan mempertimbangkan kebersihan serta kebutuhan yang besar akan
air bersih tersebut.
2) Air kotor
Pembuangan air kotor yang berasal dari air buangan kamar mandi serta air hujan
dialirkan melalui bak penampungan lebih terlebih dahulu kemudian diteruskan
kesaluran pembuangan kota.Sedangkan untuk air septictank, sebelum disalurkan ke riol
kota terlebih dahulu dialirkan ke bak penampungan kemudian diolah pada Sewage
Treatment Plant (STP) dengan proses aerasi dan chlorinasi sehingga kadar Biological
Oxygen Demand (BOD) menjadi sangat rendah.
Skema Penyaluran Kotoran Padat Melalui STP
8
PLN
Gen-set
Sub Station Distribution sekolah
B. LISTRIK
Sumber utama tenaga listrik pada bangunan yang direncanakan berasal dari
jaringan PLN dengan tenaga cadangan berasal dari generator set dengan kapasitas
100% dari kebutuhan listrik utama, untuk keadaan darurat digunakan hanya 60% dari
kebutuhan listrik utama.
Skema Jaringan Listrik
C. ALAT KOMUNIKASI
1) Komunikasi internal
Sound System Call, digunakan untuk komunikasi satu arah uantuk
pemberitahuan atau panggilan.
2) Komunikasi eksternal
Telephone, sebagai komunikasi dua arah baik keluar maupun kedalam
bangunan yang menggunakan jasa Perumtel.
9
D. PEMADAM KEBAKARAN
1) Pencegahan kebakaran di luar bangunan
Pencegahan bahaya kebakaran diluar bangunan menggunakan Pilar Hydrant
yang diletakkan di halaman dengan jarak antar hydrant ± 90-150 m.
(Depatemen Pekerjaan Umum, Pemasangan Sistem Hydrant)
2) Pencegahan kebakaran didalam bangunan
3) Pencegahan kebakaran dalam bangunan terdiri dari :
Thermo Detector
Smoke Detector
Spinkler
Fire Hydrant
Fire Alarm
Alat pemadam kebakaran ringan
Alat bantu evakuasi
E. AIR CONDITIONER
Pada bangunan ini menggunakan sistem AC central dan sistem AC unit.Sistem AC
central digunakan untuk ruang-ruang yang dipergunakan untuk umum dan tidak
memerlukan pengaturan masing-masing ruang.Pemakaian ini juga lebih efektif
10
mengingat besar dan luasnya ruangan.Sedangkan AC unit adalah AC yang di pasang
pada ruangan yang memerlukan pengaturan udara dan ruang relatif kecil dibanding
ruang yang digunakan untuk umum. Pengkondisian udara menggunakan AC tentunya
akan mengeluarkan biaya yang sangat besar karena energi listrik yang harus
digunakan untuk tenaga AC sekitar 60% dari seluruh pasokan listrik yang tersedia pada
bangunan tersebut. Untuk mengurangi pasokan listrik maka bisa digunakan tenaga
pengerak untuk AC dengan tenaga Genset.
11
TERM OF REFERENCE“SEKOLAH”
St Harmayanti AminD51112127
Jurusan ArsitekturFaktultas Teknik
Universitas HasanuddinGowa2014
12