Pelatihan Olahraga Untuk Usia Sekolah.docx

download Pelatihan Olahraga Untuk Usia Sekolah.docx

of 30

Transcript of Pelatihan Olahraga Untuk Usia Sekolah.docx

Pelatihan Olahraga Untuk Usia Sekolah Sukses dalam arena kompetisi adalah hasil dari perencanaan, kerja keras, dan komitmen, serta tentunya dengan latihan. Sukses atlet adalah individu yang dilatih dalam aktivitas fisik yang dirancang dengan baik, program latihan yang berlangsung dalam jangka yang panjang (tidak dilakukan secara instan) sehingga dapat menampilkan prestasi yang istimewa (excellence).

Latihan olahraga haruslah mulai dari usia anak-anak sehingga tubuh dan pikiran (body and mind) dapat dikembangkan secara terus menerus (progresif) dan sistematis. Hal ini harus dilakukan dengan perencanaan program yang benar-benar matang dan hati-hati dan tidak melakukan hanya untuk jangka yang pendek (singkat)Dalam melatih anak-anak calon atlet haruslah dengan seksama memperhatikan dan memahami prinsip-prinsip latihan yang dikaji dalam ilmu faal, teori pertumbuhan dan perkembangan anak, psikologi, nutrisi dan juga pedagogik agar prestasi puncak dapat dicapai sesuai dengan rencana

Aspek latihan yang perlu dikembangkan pada anak usia muda adalah terutama keterampilan (teknik) gerak dasar yang benar dengan kemampuan fisik dasar yang baik. Oleh karena itu, setiap pelatih dituntut untuk memahami tahapan-tahap latihan dari aspek-aspek latihan tersebut sehingga mengetahui kapan dan berapa besar porsi latihan untuk multilateral dan spesialisasi

Untuk mempertegas dan memperjelas pemahaman perjalanan seorang atlet untuk spesialisasi dan pencapai puncak prestasinya berikut deskripsi pada beberapa cabang olahraga (Multievent).

Guna melengkapi pemahaman perlu kiranya kita mengetahui karakteristik individu karena setiap calon atlet dan atlet mempunyai ciri yang berbeda dan unik, seperti kepribadian (personalities), karakter fisik (physical characteristics), perilaku sosial (social behaviors), dan kapasitas intelektual (intellectual capacities).Oleh karena itu, kita cermati tahapan usia anatomik sebagai bagian dari karaketer dari individu tersebut yang dapat dilihat pada tabel berikut.

Lalu bagaimana pelatihan yang harus diberikan pada anak usia sekolah (pelajar) ?Hal ini tentunya tidak dapat dicapai dalam waktu singkat, perlu proses yang cukup panjang. Dan, dalam periodisasi latihan jangka panjang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan hal-hal tersebut di atas.Untuk menjawab pertanyaan di atas, maka sesuai dengan prinsip periodisasi latihan bahwa untuk usia sekolah (6 18 tahun) terbagi dalam dua penerapan prinsip, yaitu : mulilateral development principle dan specialized principle sehingga masing-masing mempunyai tahapan proses seperti terlihat pada gambar berikut

pemilih pilihlahOlahraga Di Usia Lanjut, Mana Yang Sesuai?BERITA - penuaan.infogue.com - Konsultasi dengan Dr Samsuridjal Djauzi di Harian Saya bekerja pada perusahaan asing dan pensiun pada umur 56 tahun. Sekarang saya mempunyai waktu banyak untuk membaca, menulis, dan mulai berolahraga. Sejak dua tahun lalu saya diketahui menderita diabetes melitus. Gula darah saya meningkat 200 mg lebih. Memang, berat badan saya lebih dan saya kurang berolahraga. Saya berhasil menurunkan berat badan dua kilogram, namun kegiatan olahraga belum dapat saya laksanakan. Pada waktu itu sekaligus saya menjalani pemeriksaan mata, jantung, dan ginjal. Hasilnya ternyata masih baik, kecuali mata saya memerlukan kacamata baca. Tekanan darah saya sedikit tinggi dan untuk menurunkannya saya mengurangi konsumsi garam dan minum tablet penurun tekanan darah pada pagi hari.Karena saya sudah pensiun, maka saya berniat untuk berolahraga lebih sering. Kebetulan saya tinggal dekat rumah kakak saya. Kakak saya sudah berumur 62 tahun, namun beliau berolahraga secara teratur. Setiap pagi beliau berjalan kaki sedikitnya 30 menit mengelilingi kompleks perumahan. Dia menderita penyakit jantung koroner dan darah tinggi, namun tetap rajin berolahraga. Bersama kami juga ikut jalan pagi beberapa teman yang sudah lanjut usia. Mereka pada umumnya memilih olahraga jalan kaki karena khawatir olahraga lain akan berakibat kurang baik pada orang yang sudah lanjut usia. Pertanyaan saya adalah olahraga apa yang boleh dilakukan oleh orang yang berusia lanjut? Apakah kalau sudah lanjut usia olahraga harus dikurangi? Penyakit apa saja yang tak memungkinkan orang berusia lanjut berolahraga? Terima kasih atas penjelasan dokter.(M di J)Jawaban:Olahraga bermanfaat untuk kesehatan jasmani maupun rohani.Manfaat olahraga di nya melancarkan sirkulasi darah, memperkuat otot, mencegah pengeroposan tulang, menurunkan tekanan darah, menurunkan kolesterol jahat, dan menaikkan kolesterol baik. Olahraga juga bermanfaat untuk membakar kalori, meningkatkan keseimbangan dan koordinasi otot, bahkan olahraga juga dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Sedangkan manfaat lain olahraga adalah biasanya dapat menghilangkan sembelit, membuat tidur lebih nyenyak, serta mengurangi depresi.Setiap orang hendaknya berusaha untuk menyempatkan diri berolahraga tidak hanya di usia muda, namun perlu pula diteruskan pada usia lanjut. Olahraga perlu dijalankan secara teratur. Pemilihan jenis olahraga yang akan dijalankan tentu disesuaikan dengan kegemaran, biaya, serta kemampuan fisik seseorang. Olahraga dapat dilaksanakan sendiri, misalnya jalan kaki, naik sepeda, atau berenang. Namun, olahraga dapat juga dilakukan bersama, misalnya tenis, badminton, dan golf. Olahraga sendiri memungkinkan kita melaksanakan olahraga tanpa bergantung pada orang lain. Namun, olahraga bersama juga menyenangkan karena kita dapat bergaul dengan peserta lain.Adakalanya pada usia lanjut seseorang menderita penyakit tertentu. Ini tak berarti dia tidak boleh berolahraga. Pada umumnya dia dapat melanjutkan kebiasaan berolahraga, hanya dia perlu membicarakan dengan dokternya apakah olahraga yang dipilihnya cocok dan tidak memengaruhi penyakitnya. Sering juga terjadi, semasa muda tak sempat berolahraga, barulah setelah pensiun dia mempunyai waktu luang. Sudah tentu akan lebih baik bila kebiasaan berolahraga dimulai secara teratur sejak kecil. Namun, memulai olahraga pada usia lanjut juga tetap bermanfaat.Mulailah berolahraga secara bertahap. Mulai dengan olahraga ringan dan sedikit demi sedikit intensitas serta lamanya berolahraga ditingkatkan. Setiap berolahraga jangan lupa mulai dengan masa pemanasan dan ditutup dengan masa pendinginan.-Pada beberapa penyakit, pemilihan olahraga disesuaikan dengan penyakitnya. Pada radang sendi, misalnya, olahraga yang terlalu banyak mengerakkan sendi mungkin akan menimbulkan rasa nyeri. Namun, sendi yang meradang juga tak boleh dibiarkan tak bergerak karena dapat menimbulkan sendi menjadi kaku. Salah satu pilihan yang cukup baik untuk penderita radang sendi kronik adalah berenang. Pada penyakit jantung koroner, dokter akan menganjurkan olahraga sesuai dengan keadaan pasien. Biasanya olahraga yang dianjurkan adalah olahraga bersifat aerobik. Jenis olahraga aerobik di nya adalah jalan kaki, bersepeda, dansa, berenang, dan golf.Pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, olahraga juga bermanfaat. Pada umumnya penyakit ini berkaitan dengan kebiasaan merokok. Karena itu, merokok harus dihentikan. Olahraga pada penderita penyakit paru obstruktif menahun dapat meningkatkan kualitas hidup penderita.

Pada tahap awal, penderita mungkin memerlukan pendamping fisioterapi untuk latihan bernapas secara efisien. Selanjutnya, penderita dapat mulai berlatih sendiri dan jika keadaan memungkinkan dapat berolahraga, misalnya olahraga jalan kaki.Pada usia lanjut olahraga perlu tetap diteruskan. Pada umumnya orang lanjut usia dapat tetap berolahraga. Memang ada beberapa penyakit yang mengharuskan penderita istirahat total di tempat tidur, misalnya penyakit infark jantung akut. Namun, biasanya masa istirahat total ini hanya beberapa hari. Secara bertahap penderita akan dilatih mobilisasi dan kemudian akan dianjurkan untuk berolahraga ringan.Pada usia lanjut dapat terjadi penurunan fungsi pendengaran, penglihatan, dan koordinasi gerak. Karena itu, dalam melaksanakan olahraga perlu dihindari terjadinya kecelakaan. Kecelakaan dapat terjadi terutama jika berolahraga di jalan umum. Jika berjalan kaki pagi hari, hendaknya jangan berjalan di jalan raya. Gunakan pakaian yang mudah terlihat. Hati-hati dengan lubang di jalan atau kendaraan yang mungkin muncul secara mendadak.Sebaiknya orang yang berusia lanjut berolahraga bersama agar memungkinkan untuk saling menolong dan mengingatkan agar tak terjadi kecelakaan. Anda mendapat pensiun pada usia yang relatif muda. Anda dapat menikmati masa pensiun Anda dengan memanfaatkan waktu yang ada untuk kegemaran Anda serta berolahraga. Anda juga punya kesempatan untuk menolong orang lain, misalnya dengan melatih remaja, menulis

Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga Di (Usia) SekolahDasarNovember 7, 2008 Meningkatkan kualitas hidup siswa masa kini, dan mempersiapkan mutu sumber daya manusia, dan atlet elite masa depanOleh :H.Y.S.Santosa Giriwijoyo,Drs Physiol., Drs Med., Dokter, Prof. (Emeritus) Ilmu Faal dan Ilmu Faal OlahragaFakultas Pendidikan OlahragadanKesehatan Universitas Pendidikan Indonesia2008Kesehatan, Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) OlahragaDi (Usia) Sekolah DasarOleh :H.Y.S.Santosa Giriwijoyo,Drs Physiol., Drs Med., Dokter, Prof.(Emeritus) Ilmu Faal dan Ilmu Faal OlahragaFakultas Pendidikan Olahraga dan KesehatanUniversitas Pendidikan Indonesia2008Anak (usia SD):- kenyataan masa kini dan- harapan masa depan,perlu dibina pertumbuhan dan perkembangannya untuk masa kini maupun untuk masa depan.. Lembaga Pendidikan : Lembaga formal pembinaan anak masa kini dan masa depan:* Siswa sehat dan unggul masa kini* SDM bermutu masa depan* Atlet elite masa depan. Diperlukan waktu 8-12 tahun untuk dapat menjadi Atlet elite bagi anak yang terus dan terus berolahraga dengan tekun > jangan pernah kecewakan anak dalam olahraga.Masa pertumbuhan dan perkembangan anak:* masa pembentukan Pengetahuan dan Kecerdasan (Domain Kognitif)* masa internalisasi nilai-nilai moral, sosial dan kultural (Domain Afektif)* masa pembelajaran gerak ketrampilan dasar (keolahragaaan) dan pembentukan pola perilaku (Domain Psikomotorik).Sehat dan Kesehatan.- Sehat: Modal dasar bagi segala aktivitas jasmani, rohani maupun sosial.- Acuan Sehat: Rumusan Organisasi Kesehatan Dunia (Sehat Paripurna): Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan.- Harus dipelihara, bahkan ditingkatkan- Memelihara dan meningkatkan kesehatan: cara terpenting, termurah dan fisiologis adalah Olahraga (kesehatan).- Seluruh Siswa/ anak usia SD perlu Olahraga:- sebagai konsumsi yaitu mendapatkan manfaat langsung dari melakukan kegiatan Olahraga,- sebagai media bagi Pendidikan. Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga (Penjas-Or).- Bagian dr kurikulum standar Lembaga Pendidikan Dasar dan Menengah.- Pendidikan Jasmani: pendidikan dengan media kegiatan Jasmani- Hanya Penjas-Or yang dapat menyentuh secara massif ketiga aspek sehatnya WHO ? Sangat penting bagi pembinaan anak.- (Pembelajaran) Olahraga = pelatihan Jasmani- Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Penjas-Or) intra kurikuler = Pendidikan dan Pelatihan Jasmani menuju sejahtera paripurna (Jasmani, Rohani dan Sosial) = peningkatan mutu sumber daya manusia (Siswa) masa kini dan masa depan. Sayang Penjas-Or masih sering dilecehkan; menjelang ujian, Penjas-Or dihapus! Alasan: agar para siswa tidak terganggu dalam belajarnya(!). Gerak Olahraga.* Olahraga = gerak raga yang teratur dan terencana dengan intensitas yang sesuai untuk keperluan berbagai tujuan (pendidikan, kesehatan, rekreasi, prestasi)* Gerak = ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak. Apa guna hidup bila tak mampu bergerak.* Memelihara gerak = mempertahankan hidup,* Meningkatkan kemampuan gerak = meningkatkan kualitas hidup.* Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup.* Olahraga = kebutuhan hidup:o merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan sosialo merangsang kecerdasan intelektualo menyehatkan dan mencegah penyakit non-infeksi* Hanya orang yang mau bergerak-berolahraga yang akan mendapatkan manfaat dari Olahraga. Konsep Dasar (Pembelajaran) Olahraga intra kuri-kuler di Sekolah Dasar.* Massaal, mudah, murah, menggembirakan, manfaat dan aman !* Padat gerak, menekankan pengembangan dan pengayaan kemampuan menguasai koordinasi berbagai macam gerak (dasar)* Singkat dan adekuat (durasi 10-30 menit tanpa henti, intensitas 65-80% DNM),* Semua siswa hrs berpartisipasi aktif, tidak ada siswa yang hanya menjadi penonton* Menyehatkan masa kini dan mempersiapkan SDM bermutu bagi masa depan* Membekali kemampuan koordinasi gerak utk menjadi Atlet elite masa depan* Untuk usia SD tidak perlu ada pemisahan jenis kelamin (Watson,1992),* Olahraga Kesehatan: intensitas (takaran) sedang, bukan olahraga berat !Bagan konsep (Pembelajaran) Olahraga di (usia) Sekolah Dasar:Kotak MemoriKemampuan koordinasi: ???? Or kemampuan dasar:> Pembelajaran: > Pelatihan:* KETRAMPILAN GERAK : * KESEHATAN : Akurasi gerak/ keindahan gerak: Anaerobik dan aerobik:* Gerak berirama: Tari, Senam aerobik, dsb ? Sehat dinamis* Gerak komplex: Senam irama, p.silat, karate, dsb > Kebugaran Jasmani* Pembekalan mjd Atl elit masa depan.(Pengayaan kemampuan koordinasi gerak)* Intensitas sesuai utk tujuan Or-Kes Kesehatan.* Pembelajaran ketrampilan gerak dasar (kemampuan koordinasi) akan masuk ke dalam kotak memori oleh karena itu pembelajaran ketrampilan gerak dasar harus bersifat pengalaman dan pengayaan, yang akan tersimpan menjadi kekayaan gerak (dalam kotak memori) untuk keperluan pembelajaran ketrampilan gerak kecabangan olahraga di masa depan, atau untuk dipergunakan lagi dimasa yg akan datang.* Pelatihan (untuk meningkatkan) kemampuan dasar tidak masuk ke kotak memori, artinya tidak dapat disimpan dan harus senantiasa dipelihara agar sesuai dengan kebutuhan masa kini. Artinya sehat dinamis / kebugaran jasmani harus senantiasa dipelihara agar sesuai dengan kebutuhan masa kini.* Pembelajaran dapat dilakukan dengan intensitas yang adekuat (denyut nadi mencapai 60-85% DNM), sehingga sekaligus menjadi Pelatihan untuk memelihara / meningkatkan derajat sehat dinamis/ kebugaran jasmani.* Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri Hukumnya = makan : Siapa yang makan, dia yang kenyang ! Siapa yang mengolah-raganya, dia yang sehat ! Tidak diolah berarti siap dibungkus ! Klub Olahraga Kesehatan (Or-Kes) = Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan.* Lembaga Pendidikan Umum (Sekolah) Dasar harus berfungsi sbg Lembaga Pelayanan Kesehatan lapangan, dalam rangka program pokok Meningkatkan kualitas hidup anak (siswa) masa kini, maupun mutu sumber daya manusia masa depan dan atlet elite masa depan.* Takaran Or-Kes ibarat makan:o berhenti makan menjelang kenyango tidak makan dapat menjadi sakito kelebihan makan mengundang penyakit.* Jadi berolahragalah secukupnya (adekuat), jangan tidak berolahraga karena kalau tidak berolahraga mudah menjadi sakit, sebaliknya kalau berolahraga berlebihan dapat menyebabkan sakit ! Makna dan Misi Pendidikan Jasmani dan (Pembela-jaran) Olahraga di Lembaga Pendidikan.* Lembaga Pendidikan = Lembaga formal pembinaan mutu sumber daya manusia terpenting. Membina anak (siswa) menjadi sumber daya manusia yang unggul dalam aspek jasmani, rohani dan sosial melalui berbagai bentuk media pendidikan dan keilmuan yang sesuai.* Acuan tertinggi mutu SDM ??SEHAT WHO: SDM yang Sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari penyakit, cacat ataupun kelemahan. Sehat WHO = konsep sehat sempurna ? sehat yang menjadi cita-cita, tujuan atau acuan pembinaan mutu SDM. Pendidikan Jasmani = kegiatan jasmani untuk media pendidikan. Pendidikan adalah proses mengembangkan:* Domain kognitif = Pengetahuan / keilmuan* Domain afektif :o Sikap rohaniah meliputi: aspek mental, intelektual dan spiritual,o Sikap sosial yang sesuai dengan pengetahuan baru yang telah diperolehnya, yang sesuai dengan norma sosial kehidupan masyarakat, yang diperoleh melalui Pendidikan Jasmani. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui pendekatan ke aspek sejahtera Jasmani, sejahtera Rohani dan sejahtera Sosial melalui kegiatan jasmani, untuk menghasilkan manusia-manusia yang santun, bukan bobotoh (supporters) yg merusak.* Domain psikomotor = perilaku sehari-hari yang sesuai dengan pengetahuan baru yang telah diperolehnya melalui Penjas-Or.Olahraga (Intra Kurikuler) ? kegiatan jasmani untuk Pembelajaran dan Pelatihan jasmani = kegiatan jasmani untuk memperkaya dan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan gerak dasar. Merupakan pendekatan ke aspek sejahtera jasmani atau sehat jasmani (sehat dinamis) = sehat dikala bergerak utk dpt memenuhi segala tuntutan gerak kehidupan sehari-hari anak dalam tugasnya sebagai siswa; yaitu memiliki tingkat Kebugaran Jasmani yang adekuat (memadai) dan untuk mempersiapkan anak menjadi Atlet masa depan. Olahraga intra kurikuler adalah Olahraga massaal, BUKAN olahraga kecabangan . Olahraga massaal: olahraga yang (dapat) dilakukan sejumlah besar orang secara bersamaan / beramai-ramai = olahraga masyarakat, hakekatnya adalah olahraga kesehatan: karena tujuan utamanya yaitu memelihara atau meningkatkan derajat sehat (dinamis), di samping dapat pula untuk tujuan rekreasi dan sosialisasi. Olahraga masyarakat atau olahraga kesehatan dapat mewujudkan kebersamaan dan kesetaraan dalam berolahraga oleh karena tidak ada tuntutan ketrampilan olahraga tertentu sehingga semua orang merasa akan bisa dan setara. Dengan demikian maka olahraga kesehatan (Or-Kes) atau olahraga masyarakat (Or-Masy) merupakan bentuk pendekatan ke aspek sejahtera rohani dan terutama ke aspek sejahtera sosial (sehat sosial = kebugaran sosial). Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga intra Kurikuler:* Membina mutu sumber daya manusia (anak) seutuhnya untuk masa kini maupun untuk masa depan, untuk mendapatkan manusia yang sehat / bugar seutuhnya atau sejahtera seutuhnya yaitu sejahtera jasmani, rohani dan sosial sesuai rumusan sehat WHO.* Anak yang berolahraga dan terus berolahraga dalam cabang Olahraga pilihannya (extra kurikuler), adalah atlet elite masa depan. Oleh karena itu para Pembina Olahraga Anak dan khususnya para Guru Penjas-Or di Sekolah, tidak boleh membuat anak menjadi frustrasi dalam berolahraga!Domain Afektif dan Domain Psikomotor dari Pendidikan Jasmani tidak dibahas dlam naskah ini.Olahraga Kesehatan :- Intensitasnya sedang, setingkat di atas intensitas aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari, jadi bukan olahraga berat- Titik berat Olahraga (Kesehatan) intra kurikuler adalah: Pengembangan dan pengayaan kemampuan koordinasi gerak dengan intensitas yang dapat merangsang dan / atau memelihara derajat Kesehatan, untuk kebutuhan anak pada masa kini dan mempersiapkan anak menjadi Atlet elite masa depan.- Meningkatkan derajat kesehatan dinamis sehat dengan kemampuan gerak yang dapat memenuhi kebutuhan gerak sehari-hari dalam tugasnya sebagai siswa.- Bersifat padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 10-30 menit tanpa henti), mudah, murah, menggembirakan, massaal, fisiologis (manfaat & aman).- Massaal : - Ajang silaturahim ? Sejahtera Rohani dan Sosial- Ajang pencerahan stress ? Sejahtera Rohani Ajang komunikasi sosial ? Sejahtera SosialKetiga hal diatas merupakan pendukung untuk menuju Sehatnya WHO ? Sejahtera Paripurna.- Sehat dinamis dan kemampuan koordinasi gerak (mampu memperagakan berbagai gerak secara lincah dan akurat merupakan landasan bagi pelatihan ketrampilan kecabangan Olahraga Prestasi.- Dalam pelaksanaan Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) ollahraga intra kurikuler seluruh siswa harus terlibat aktif, tidak boleh ada siswa yang hanya menjadi Penonton, demi mendapatkan manfaat dari proses Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga yang sedang dilaksanakan.Kondisi Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di Sekolah Dasar saat ini.- Waktu = 3 x 45 menit/minggu- Sarana prasarana sangat terbatas- Kurikulum Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga pada saat ini lebih berorientasi kepada Olahraga Kecabangan :1. Cenderung individual dan cenderung mengacu pencapaian prestasi2. Olahraga prestasi mahal dalam hal :o Sarana prasaranao Waktu, perlu masa pelatihan yang panjango Tenaga dan biaya.- Olahraga kecabangan/ prestasi hendaknya menjadi pilihan dan diselenggarakan sebagai kegiatan extra kurikuler.Demi kenyataan Masa Kini dan Harapan bagi Masa Depan:1. Reposisi : pikir ulang apa perlunya Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di (usia) SD secara intra kurikuler?Penjas-Or perlu dikembalikan pada posisi dasar fungsinya yaitu :- Penggunaan Olahraga/Kegiatan Jasmani sebagai media Pendidikan- Penggunaan Olahraga sebagai alat pelatihan untuk memelihara dan meningkatkan derajat sehat dinamis menuju kondisi Sejahtera paripurna siswa masa kini dan pembekalan anak untuk menjadi Atlet elite dan SDM bermutu bagi masa depan.2. Reorientasi : pikir ulang arah pembinaan Penjas-Or bagi Siswa SD?Penjas-Or sebagai program kurikuler perlu ditinjau kembali:- Relevansinya dengan kebutuhan siswa / santri- Manfaat yang diharapkan- Kondisi nyata persekolahan :i. Jatah waktu / jam pelajaran per mingguii. Sarana prasarana yang tersedia.3. Reaktualisasi : pikir ulang apakah Penjas-Or di SD sudah sesuai kebutuhan nyata?Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren perlu menekankan kembali (reaktualisasi) kepada konsep dasar Olahraga untuk tujuan Pendidikan dan Kesehatan untuk masa kini dan Pendidikan dan Pengayaan kemampuan koordinasi gerak untuk pembekalan menjadi Atlit elite dan SDM bermutu di masa depan. Jatah waktu pertemuan 3 x 45 menit/minggu, dapat disajikan untuk 3 x pertemuan/minggu @ 45 menit.4. Revitalisasi : pikir ulang bagaimana cara melaksanakan dan menggalakkan pelaksanaan Penjas-Or di SD untuk mencapai tujuan masa kini dan masa depan?Penjas-Or di Sekolah dan Pondok Pesantren harus bersifat massaal dan disajikan dengan iklim yang menggembirakan siswa, sehingga semua siswa merasa butuh berolahraga dan selalu ingin berpartisipasi secara aktif, karena Penjas-Or sebagai bagian dari paket kurikuler tidak membolehkan adanya siswa yang hanya menjadi Penonton, kecuali yang sakit.5. Kualitas PetugasKeberhasilan misi di tingkat lapangan sangat ditentukan oleh kualitas Petugas (dalam hal ini guru Penjas-Or) serta pemahamannya mengenai makna pembelajaran Penjas-Or di Sekolah Dasar. Ketulusan dan kesungguhan dalam pengabdiannya, serta kreativitas dan inovasinya dalam pembelajaran Penjas-Or pada anak (usia) SD akan sangat menentukan keberhasilan misi yang diembannya.6. KebutuhanPendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di (usia) Sekolah Dasar dan di Pondok Pesantren harus dirasakan sebagai kebutuhan dan kenikmatan oleh siswa/santri, sehingga mereka akan merasa dirugikan manakala mata pelajaran Penjas-Or ditiadakan.7. Olahraga prestasiOlahraga kecabangan yang bersifat prestatif perlu pula dikembangkan namun sebagai materi ekstra kurikuler, sebagai pilihan untuk menyalurkan bakat dan minat siswa/santri terhadap sesuatu cabang Olahraga. Apapun Garis Besar Program Pengajaran(GBPP)nya, pelaksanaannya di lapangan selalu dapat disesuaikan dengan semua hasil pikir-ulang tersebut diatas. Memang diperlukan creativitas dan innovasi pada pelaksanaannya di lapangan!KesimpulanPendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga di Sekolah Dasar (intra kurikuler) harus berlandaskan pada olahraga massaal/ olahraga kesehatan dengan titik berat pada pelatihan jasmani untuk meningkatkan derajat sehat dinamis dan kemampuan koordinasi motorik yang lebih baik, agar para siswa selama masa belajar memiliki kesehatan, Kebugaran Jasmani dan kualitas hidup yang memenuhi kebutuhan masa kini dan dapat diharapkan menjadi atlet elite dan sumber daya manusia yang bermutu di masa depan. Saran1. Pembinaan anak usia Sekolah Dasar melalui Pendidikan Jasmani dan (Pembelajaran) Olahraga untuk masa kini harus dicermati sebagai awal dari pembinaan secara berkelanjutan untuk mempersiapkan anak menjadi Sumber Daya Manusia bermutu dan Atlet elite bagi masa depan.2. Pembelajaran Olahraga pada anak usia Sekolah Dasar hendaknya bertitik berat pada pengayaan perbendaharaan (Memori) kemampuan koordinasi sebanyak mungkin ragam gerak dasar, dengan intensitas gerak yang adekuat, agar juga dapat diperoleh derajat sehat dinamis/ Kebugaran Jasmani yang mampu mendukung segala tuntutan tugasnya sebagai siswa.3. Anak yang berolahraga dan terus berolahraga secara teratur adalah Atlet elite untuk masa depan! Jangan pernah kecewakan anak yang berolahraga!!!Kepustakaan1 Cooper, K.H. (1994) : Antioxidant Revolution, Thomas Nelson Publishers, Nashville-Atlanta-London-Vancouver.2 Giriwijoyo,Y.S.S. (1992) : Ilmu Faal Olahraga, Buku perkuliahan Mahasiswa FPOK-IKIP Bandung.3 Giriwijoyo,H.Y.S.S. dan H.Muchtamadji M.Ali (1997) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, IKIP Bandung.4. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2000) : Olahraga Kesehatan, Bahan perkuliahan Mahasiswa FPOK-UPI.5. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2001) : Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga, kontribusinya terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik, Mahad Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat.6. Watson,A.S. (1992): Children in Sports, dalam Textbook of Science and Medicine in Sport Edited by J.Bloomfield, P.A.Fricker and K.D.Fitch; Blackwell Scientific Publications.7. Giriwijoyo,H.Y.S.S. dan Komariyah,L (2007): Makalah : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Lembaga Pendidikan, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia, 2007.8. Giriwijoyo,H.Y.S.S. (2008) : Pendidikan Jasmani dan Olahraga di Sekolah Dasar, Makalah disajikan pada Penataran Guru Pen-Jas, diselenggarakan oleh PERWOSI Jawa Barat, Maret 2008 di gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia.

Manfaat Olahraga untuk Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah Oleh dr. Rai Wahyuni

OLAHRAGA atau latihan sering diidentifikasikan sebagai suatu kegiatan yang meliputi aktivitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Tujuan olahraga adalah menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan sehat dan aktif. Olahraga merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program rehabilitasi bagi mereka yang telah menderitanya.

Secara umum, olahraga membuat fisik dan mental bertambah baik serta memberi suatu perasaan segar. Apakah keaktifan fisik seperti olahraga ada hubungannya dengan timbulnya penyakit jantung dan pembuluh darah? Ya. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah terkena penyakit itu. Sebaliknya, mereka yang kurang aktif berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner dan stroke.

Olahraga juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu menurunkan kadar total kolesterol, LDL, dan trigliserida. Pun, olahraga dapat memperbaiki HDL, yaitu jenis kolesterol yang kadarnya sulit dinaikkan. Di samping itu, berbagai faktor risiko seperti hipertensi, kegemukan, dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan olahraga yang tepat takaran, durasi, dan frekuensinya.

Lebih rinci manfaat olahraga untuk kesehatan jantung dan pembuluh darah adalah sbb.:

1. Memperbaiki metabolisme lipoprotein dan karbohidrat. Menaikkan kadar kolesterol baik (HDL), menurunkan kadar kolesterol jahat. Memperbaiki metabolisme karbohidrat, misalnya meningkatkan sensitivitas insulin yang akan menurunkan risiko diabetes mellitus. Perbaikan profil lipoprotein berarti menurunkan risiko atheroselerosis.

2. Menurunkan kerja otot jantung dan keperluan akan oksigen, sehingga kerja jantung lebih efisien. Menurunkan detak nadi pada waktu istirahat dan latihan. Menurunkan tekanan darah sehingga memperbaiki penyakit hipertensi. Meningkatkan aliran darah dari jantung pada waktu latihan. Meningkatkan daya kontraksi jantung. Memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih lancar.

3. Kerja sistem listrik jantung. Meningkatkan stabilitas kerja sistem listrik jantung. Berpotensi mengurangi debaran jantung yang tidak normal.

4. Meningkatkan kebugaran jasmani. Memperkuat otot-otot tubuh dan melenturkan gerakan-gerakan yang diperlukan. Tidak cepat merasa lelah dan ringan menghadapi tugas-tugas selanjutnya.

5. Sikap kejiwaan (mental) lebih mantap. Mereka yang melakukan olahraga teratur akan memiliki kejiwaan yang lebih mantap. Tidak mudah tergoncang atau stres oleh persoalan-persoalan hidup yang muncul.

6. Bagi mereka yang telah ada tanda-tanda penyumbatan di pembuluh darah arteri, latihan yang dilakukan bersama dengan diet dan obat akan banyak membantu memperbaiki kondisinya. Bagi mereka yang telah dioperasi balon atau pintas koroner, latihan akan menjaga pembuluh darah tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Dapat mendorong timbulnya sistem kolateral, yaitu semacam saluran darah baru ke otot jantung.

Perlu Persiapan

Agar olahraga atau latihan berjalan lancar dan aman, perlu diadakan persiapan sebaik-baiknya, antara lain persiapan sebelum memulai latihan dan pengujian fisik serta mempelajari riwayat pasien. Mereka yang berusia lebih dari 40 tahun tanpa tanda-tanda atherosclerosis pada arteri, dan telah lama tidak melakukan latihan, harus memeriksakan diri ke dokter untuk memulai program latihan. Sedangkan pada yang memiliki tanda-tanda atherosclerosis, tidak pandang umur, harus diperiksa dulu oleh dokter.

Pemeriksaan fisik atau uji fisik dapat berupa tes dengan treadmil. Tes ini membantu dokter mengidentifikasi persoalan yang mungkin tidak terlihat jika pasien dalam keadaan istirahat. Uji fisik ini untuk mengetahui fungsi jantung dan keterbatasannya. Setelah itu barulah akhirnya dokter menentukan jenis latihan, intensitas dan durasi terbaik bagi pasien.

Olahraga atau latihan yang teratur dapat memperbaiki fisik. Namun, berapa besar manfaat latihan terhadap sistem kardiovaskuler, termasuk perbaikan kadar lemak dan kolesterol darah? Ternyata masalah ini tergantung pada berbagai faktor seperti frekuensi, intensitas, durasi, jenis dan urutan olahraga yang hendak dilakukan.

Menurut berbagai penelitian, di samping intensitas latihan, frekuensi latihan mempengaruhi keefektifan hasil latihan secara keseluruhan. Jika dilakukan terlalu sering, misalnya setiap hari, otot tidak punya kesempatan untuk istirahat, sedangkan jika terlalu jarang hasilnya tidak efektif. Hasil penelitian menganjurkan olahraga dilakukan 5 kali seminggu. Detak nadi dipakai sebagai ukuran intensitas. Dengan memonitor detak nadi pada waktu latihan, akan diketahui intensitas latihan sehingga dapat ditahan pada tingkat optimal dan tidak melampaui kesanggupan tubuh seseorang yang mungkin dapat mengakibatkan cedera.

Latihan harus berlangsung secara aman dan menghindari cedera. Untuk itu, ditentukan terlebih dahulu denyut jantung per menit atau nadi latihan. Hal ini disesuaikan dengan umur dan tingkat kesehatan yang bersangkutan. Dikenal dua cara yang sering digunakan yaitu estimasi berdasarkan umur atau dengan treadmill test -- ini akan membantu dokter menentukan angka yang lebih akurat sesuai kemampuan yang bersangkutan. Untuk program rehabilitasi, umumnya digunakan tredmill test ini.

Sirkulasi atau aliran darah dalam tubuh akan meningkat sesuai dengan bertambahnya denyut nadi. Jika dipertahankan, denyut nadi pada zona latihan, kemampuan kerja, dan daya tahan jantung serta otot-otot yang bersangkutan akan meningkat dan sistem kardiovaskuler akan makin tangguh. Pada umumnya, sekali latihan berlangsung antara 30-60 menit. Latihan lebih dari 30 menit akan punya efek tambahan yang amat berguna, yaitu membantu metabolisme (memecahkan) lemak dan kolesterol -- kadar kolesterol dalam darah akan turun.

Untuk mendapatkan hasil latihan yang optimal dan menghindari kemungkinan cedera, peserta dianjurkan mengikuti urutan atau pola tertentu, yaitu pemanasan, latihan utama, dan relaksasi atau pendinginan. Pada saat ini tersedia berbagai fasilitas dan jenis latihan, misalnya bergabung dengan klub kebugaran, klub senam, dan pusat rehabilitasi. Dapat juga dilakukan senam secara perorangan, jalan kaki, jogging, naik sepeda, berenang, dll

Memelihara Kesehatan Jantung Melalui Olahraga

Ragam - Kesehatan

Pernahkah anda mengalami rasa nyeri pada dada? Umumnya masyarakat yang mengalami nyeri sangat hebat pada dada sering menganggapnya sebagai masuk angin. Untuk mengatasi rasa nyeri itu, masyarakat mengkonsumsi jamu, obat-obatan yang dicampur dengan minuman bersoda dan lain-lain. WASPADA Online

Pernahkah anda mengalami rasa nyeri pada dada? Umumnya masyarakat yang mengalami nyeri sangat hebat pada dada sering menganggapnya sebagai masuk angin. Untuk mengatasi rasa nyeri itu, masyarakat mengkonsumsi jamu, obat-obatan yang dicampur dengan minuman bersoda dan lain-lain.

Namun ahli jantung dan pembuluh darah RSU Dr. Pirngadi Medan dr. Amran Lubis, SpJP berpendapat, rasa nyeri pada dada itu kemungkinan gejala awal dari serangan jantung akut atau penyakit jantung koroner.

Menurut Amran, serangan jantung akut dengan gejala awal berupa rasa nyeri di dada tersebut, akibat penyumbatan pembuluh darah secara tiba-tiba. Hal ini terjadi karena faktor risiko yang sudah ada pada masyarakat itu sendiri, seperti kebiasaan merokok, menderita darah tinggi, diabetes, kadar lemak darah tinggi, kegemukan, aktivitas olahraga yang kurang.

Hasil studi yang dilakukan Pramingham di Amerika Serikat dari 1,5 juta penderita jantung koroner baru di negara tersebut, sekira 375 ribu (25 persen) di antaranya mengalami kematian di luar rumah sakit karena keterlambatan penanganan. Rata-rata, penderita jantung koroner itu meninggal satu jam sebelum tiba di rumah sakit.

Karena itu, lanjut Amran, olahraga merupakan aktivitas yang penting untuk menjaga kesehatan jantung. Sayangnya, masih banyak masyarakat enggan meluangkan waktu untuk berolahraga.

Sementara itu, para ilmuwan dari Universitas Leipzig Jerman menemukan otot-otot jantung yang mengkerut akibat gagal jantung mengalami perbaikan daya kerja saat pasien melakukan latihan olah fisik.

Untuk pasien yang mengalami gagal jantung kronik, jantung tidak dapat melakukan kerja memompa darah ke seluruh tubuh.

Seringkali hal tersebut menyebabkan otot-otot dari tubuh menjadi lemah dan seringkali tidak dapat bekerja sama sekali.

Dari penelitian klinis melibatkan 25 pria dengan serangan mulai dari yang ringan hingga ke yang paling berat diminta melakukan latihan bersepeda statis sedikitnya 30 menit dalam sehari.

Setelah enam bulan, mereka dibandingkan dengan kelompok lainnya yang juga terdiri dari 25 orang pria yang tidak melakukan latihan olah fisik sama sekali. Hasilnya, kelompok pria yang melakukan olahraga secara rutin ditemukan memiliki sel-sel Progenitor' yang belum matang di dalam otot mereka.

Jumlah sel-sel progenitor yang berubah menjadi sel-sel otot bertambah dengan semakin besar persentase jumlah sel progenitor yang belum matang.

Pada saat melakukan latihan fisik, kelompok pasien yang bersepeda mengatakan mereka merasa lebih sehat dan kemampuan latihan olahraga mereka meningkat sebanyak 20 persen.

"Dengan melakukan latihan olahraga maka akan diperoleh manfaat bagi para pasien penderita gagal jantung baik dari mereka yang dapat serangan ringan sampai berat," kata Dr Axel Linke dari Universitas Leipzig yang memimpin penelitian.

Hasil penelitian memperlihatkan manfaat yang diperoleh adalah terjadinya regenerasi sel otot sekaligus terbentuknya pembuluh darah baru

Olah Raga dan Kesehatan Jantung (Serial )

Oleh Prof.Dr.dr.Dede Kusmana. Sp.JP (K)

Rabu, 01 April 2009 06:46

MENGAPA KITA HARUS BEROLAHRAGAPertanyaan di atas sangat masuk akal, mengapa kita harus berolahraga? Apakah ada bukti-bukti ilmiah yang mengharuskan kita berolahraga, padahal banyak sekali yang tidak suka berolahraga. Mungkin banyak yang berpikiran olahraga hanya akan membuang waktu, lebih baik tidur saja atau berleha-leha, lebih baik nonton TV atau membaca buku, atau makan makanan yang enak-enak daripada berolahraga. Untuk apa olahraga kalau hanya membuat tubuh kita menjadi letih dan yang paling diplomatis adalah tidak ada waktu untuk berolahraga. Masih banyak lagi berbagai macam alasan kita untuk tidak berolahraga.OLAHRAGA DAN SEJARAH MANUSIAOlahraga atau gerak badan sudah ada sejak manusia hidup, sebab yang dimaksud dengan olahraga adalah menggerakkan tubuh dalam jangka waktu tertentu. Manusia sejak zaman purba tentu sudah menggerakkan kaki dan tangannya agar hidupnya berkelanjutan. Mungkin berjalan atau berlari, menaiki bukit atau menuruni lembah, melempar atau menangkap, memukul atau menangkis, mendayung, berenang, menyelam, mengangkat atau memikul barang.Demikian berbagai gerakan yang dilakukan manusia, yang kemudian diformulasikan sebagai olahraga. Sebut saja olahraga jalan kaki, olahraga lintas alam, olahraga mendaki bukit, olahraga bela diri, bulu tangkis, sepak?bola, joging, lari, berenang, mendayung dan angkat besi.Pertandingan olahraga yang resmi mungkin ada sejak zaman Yunani kuno, dimana berlangsung pertandingan Olimpiade di kota Olympia, sebagai bagian dari ritual agama yang merupakan bagian dari pemujaan terhadap dewa Zeus (776 S.M.) sekitar 2.700 tahun yang lalu. Olimpiade modern berkembang sejak tahun 1896 setelah dihidupkan kembali oleh Baron Pierre de Coubertin dari Perancis. Olimpiade modern pertama berlangsung di kota Athena.Bagi pemeluk agama Islam olahraga sudah menjadi bagian dalam kesehariannya. Dalam melaksanakan ibadah salat kita selalu melakukan berbagai gerakan tubuh yang dipadukan dengan berbagai sikap tubuh. Gerak tubuh yang menyerupai gerakan senam yaitu berdiri, mengangkat tangan, membungkuk, duduk, sujud, serta gerakan mengangkat badan setelah sujud sebagai gerakan menyerupai push-up.Lebih luas dari itu sewaktu berhaji ke Mekah, umat Islam akan melakukan tawaf dan sa'i. Tawaf adalah ritual berjalan mengelilingi Ka'bah 7 kali. Sa'i artinya berjalan antara dua tempat, yaitu antara Safa dan Marwa yang jaraknya 400 meter dan dilakukan sebanyak 7 kali. Untuk kaum pria disunahkan berlari-ari kecil diantara dua tiang yang dicat hijau. Sa'i pada awalnya adalah napak tilas atas apa yang dilakukan Siti Hajar ibunya Nabi Ismail. Saat Nabi Ismail lahir tidak ada air, maka di antara 2 bukit itulah Siti Hajar berjalan dan diselingi berlari-lari kecil mencari air. Akhirnya Allah mentakdirkan mata air keluar didekat kaki Ismail, yang saat ini dikenal dengan sumur Zam-Zam. Begitulah setiap tahun antara 2 sampai 3 juta kaum muslimin dan muslimah beribadah haji, dimana berjalan dan joging dilakukan oleh mereka yang berhaji dan mampu melakukannya. Berdasarkan fakta tersebut olahraga erobik yang dianjurkan Cooper pada era modern sebenarnya lebih tepat meniru apa yang dilakukan Siti Hajar. Atau secara konseptual seorang yang beragama Islam dianjurkan untuk berhaji 1 kali dalam seumur hidup, berarti ia minimal mengikuti suatu ujian erobik Internasional di Makkah Al Mukarramah

Kiat Menjaga Kesehatan Jantung dr. Salma Oktaria

Artikel Terkait Kenali Lemak Baik, Jahat, dan Buruk Faktor Gen Perbesar Risiko Terjangkit Kanker Kulit Sepuluh Fakta Seputar "Pil Ajaib"28/09/2009 10:04|Info KesehatanLiputan6.com, Jakarta: Federasi Jantung Sedunia (World Heart Federation/WHF) memperkirakan penyakit kardiovaskuler akan menjadi penyebab utama kematian di Asia pada 2010. Oleh karena itu, diharapkan dengan pencanangan program Indonesia Sehat 2010 oleh Departemen Kesehatan RI, angka kematian akibat penyakit jantung dapat ditekan hingga batas yang paling rendah.

Sesungguhnya tidak sulit untuk menekan risiko ancaman penyakit jantung. Untuk langkah awal, Anda dapat mengikuti beberapa kiat berikut ini:

1. Menyesuaikan pola makana. Cobalah mengonsumsi lebih banyak makanan seperti beras, sayur-sayuran (buncis, bayam, dsb), buah-buahan, ikan, biji-bijian dan yogurt.b. Kurangi asupan makanan seperti susu, keju dan kacang-kacangan. Tambahkan bawang putih pada resep makanan Anda. c. Makan makanan yang mengandung beta karoten seperti wortel, kubis dan umbi-umbian. d. Kurangi asupan natrium, tidak lebih dari 1 1/4 sendok teh garam dalam sehari. Makan makanan secara teratur. Minum air secukupnya. Ubah kebiasaan minum kopi dengan teh.

2. Merubah pola dan gaya hidup a. Olahraga secara teratur. Pada awalnya dapat dipilih jenis olahraga berintensitas ringan hingga sedang seperti jalan cepat, atau sepeda statis yang dilakukan minimal selama 30 menit tiga hingga lima kali dalam seminggu. Biasakan menggunakan tangga setiap ingin naik ke lantai yang lebih tinggi.b. Manfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk melakukan aktivitas fisik. Apabila Anda mengendarai kendaraan bermotor, usahakan untuk memarkirnya sedikit lebih jauh dari tempat tujuan agar Anda terbiasa berjalan.c. Lakukan pekerjaan rumah seperti menyapu, mengepel, membersihkan rumah sebagai tambahan olahraga Anda. Pertahankan berat badan ideal Anda. d. Berhentilah merokok dan hindari minuman beralkohol. e. Istirahat yang cukup. Atur jadwal kegiatan harian Anda agar terhindar dari stres.f. Lakukanlah latihan yang berguna untuk mengurangi stres seperti terapi relaksasi, yoga dan meditasi. Banyak tertawa juga merupakan obat yang baik.

3. Periksakan kesehatan Anda secara teratur a. Ketahuilah riwayat penyakit jantung dan pembuluh darah dalam silsilah keluarga Anda. b. Lakukan medical check up secara berkala, termasuk di dalamnya adalah memonitor tekanan darah dan kolesterol tubuh Anda.

4. Minumlah obat-obat yang sudah diresepkan oleh dokter untuk Anda

5. Berilah dan dapatkan rasa kasih sayang dari orang-orang yang Anda sayangi

Cobalah mengaplikasikan beberapa kiat dasar di atas dalam kehidupan Anda sehari-hari, karena pengobatan yang paling tepat untuk penyakit jantung sebenarnya adalah mencegah penyakit jantung itu sendiri.(LUC)Top of Form

Bottom of Form Home About

Pembinaan Kesehatan Melalui Olahraga Kesehatan Seni Pernafasan SATRIA NUSANTARA(bag1)Oktober 25, 2007 Pembinaan Kesehatan Melalui Olahraga Kesehatan Seni Pernafasan SATRIA NUSANTARAOleh : H.Y.S.Santosa Giriwijoyo.Pendahuluan.Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat dan kemampuan. Nikmatnya makan, minum, tidur serta kemampuan bergerak, bekerja dan berfikir akan berkurang atau bahkan hilang dengan terganggunya kesehatan kita. Oleh karena itu kita harus selalu mensyukuri nikmat sehat karunia Allah ini dengan memelihara dan bahkan meningkatkannya, khususnya melalui Olahraga Kesehatan.Pembinaan?pemeliharaan kesehatan, selalu harus mengacu pada konsep Sehat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyatakan bahwa SEHAT adalah : Sejahtera Jasmani, Rohani dan Sosial, bukan hanya bebas dari Penyakit, Cacat ataupun Kelemahan. Pembinaan kesehatan mempunyai 4 (empat) facet yaitu pembinaan kesehatan yang bersifat: (1) Promotif, (2) Preventif, (3) Rehabilitatif dan (4)mKuratif. Dalam hubungan dengan Olahraga Kesehatan, maka pembicaraan dalam makalah ini dibatasi hanya pada facet Promotif dan Preventif saja. Tujuan pembinaan-pemeliharaan Kesehatan adalah memelihara dan/atau meningkatkan kemandirian dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologisnya, yaitu secara biologis menjadi (lebih) mampu menjalani kehidupannya secara mandiri, mampu mengurus dirinya sendiri, tidak tergantung pada bantuan orang lain, secara psikologis menjadi (lebih) mampu mensyukuri segala nikmat karunia Allah baginya, sehingga tiada rasa frustrasi, tekanan batin maupun beban-beban psikologis lainnya misalanya ?post power syndrome? dan secara sosiologis menjadi (lebih) mampu bersosialisasi dengan masyarakat lingkungannya sehingga senantiasa dapat menyumbangkan manfaat dari pengetahuan dan pengalaman hidupnya, bukannya menjadi beban bagi keluarga dan/atau masyarakatnya. Meningkatnya kemampuan mandiri dalam peri kehidupan bio-psiko-sosiologis ini berarti meningkatnya kualitas atau kesejahteraan hidup, yang sesuai dengan ketiga aspek Sehatnya WHO yaitu sejahtera Jasmani (kemandirian biologis), sejahtera Rohani (kemandirian psikologis) dan sejahtera Sosial (kemandirian sosiologis)! Oleh karena itu wujud kegiatan Pembinaan-pemeliharaan Kesehatan melalui olahraga kesehatan apapun, harus ditujukan kepada ketiga aspek Sehatnya WHO tersebut di atas. Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rohaniah dilakukan dengan upaya untuk menghilangkan sebanyak mungkin stress dan beban-beban psikologis lainnya dengan cara meningkatkan volume dan kualitas pemahaman dalam peri kehidupan beragama beserta peningkatan frekuensi dan intensitas pelaksanaan ibadahnya. Olahraga Kesehatan Seni Pernafasan Satria Nusantara sangat berperan dalam masalah ini. Kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan jasmaniah dilakukan dengan upaya untuk meningkatkan derajat Sehat Dinamis melalui berbagai bentuk Olahraga Kesehatan. Olahraga Kesehatan adalah Olahraga untuk memelihara dan/atau untuk meningkatkan derajat Kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (Sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang memenuhi kebutuhan hidupnya (Sehat dinamis). Olahraga Kesehatan memang dapat dilakukan sendiri-sendiri, akan tetapi akan lebih semarak serta menggembirakan (aspek Rohaniah) apabila dilakukan secara berkelompok. Berkelompok merupakan rangsangan dan sarana untuk meningkatkan kesejahteraan Sosial, oleh karena masing-masing individu akan bertemu dengan banyak teman sesamanya, sedangkan suasana lapangan pada Olahraga (Kesehatan) akan sangat mencairkan kekakuan yang disebabkan oleh adanya perbedaan status sosial-ekonomi para Pelakunya. Suasana lapangan dikala melakukan olahraga, sangat meningkatkan gairah dan semangat hidup para Pelakunya! Demikianlah lingkup pembinaan Kesehatan yang sangat perlu difahami oleh semua fihak yang berkepentingan.Top of Form

Bottom of Form Home About

Pembinaan Kesehatan Melalui Olahraga Kesehatan Seni Pernafasan SATRIA NUSANTARA(bag2)Oktober 25, 2007 lanjutan dari bagian pertamaMengapa perlu Olahraga?Gerak adalah ciri kehidupan. Tiada hidup tanpa gerak. Apa guna hidup bila tak mampu bergerak. Memelihara gerak adalah mempertahankan hidup, meningkatkan kemampuan gerak adalah meningkatkan kualitas hidup. Oleh karena itu : Bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup. Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk memperta-hankan hidup dan meningkatkan kualitas hidup. Olahraga Kesehatan meningkatkan derajat Sehat Dinamis (Sehat dalam gerak), pasti juga Sehat Statis (Sehat dikala diam), tetapi tidak pasti sebaliknya. Gemar berolahraga : mencegah penyakit, hidup sehat dan nikmat ! Malas berolahraga : mengundang penyakit. Tidak berolahraga : menelantarkan diri ! Kesibukan dalam kehidupan ?Duniawi? sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, disertai stress yang dapat mengundang penyakit kardio-vaskular (penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke). Olahraga (Kesehatan) : Banyak gerak dan bebas stress, menggembirakan dan memperluas pergaulan, mencegah penyakit dan menyehatkan secara paripurna (jasmani, rohani dan sosial) ! Olahraga adalah kebutuhan hidup bagi orang yang mau berpikir. Bukan Allah menganiaya manusia, tetapi manusia menganiaya dirinya sendiri ! Konsep Olahraga Kesehatan : Padat gerak, bebas stress, singkat (cukup 30 menit tanpa henti, tiada selang waktu berhenti yang nyata), massaal, mudah dan murah ! Massaal : Ajang silaturahim, ajang pencerahan stress, ajang komunikasi sosial ! Jadi Olahraga Kesehatan membuat manusia menjadi sehat Jasmani, Rohani dan Sosial yaitu Sehat seutuhnya sesuai konsep Sehat WHO ! Sehat Dinamis hanya dapat diperoleh bila ada kemauan mendinamiskan diri sendiri khususnya melalui kegiatan Olahraga (Kesehatan). Hukumnya adalah : Siapa yang makan, dialah yang kenyang! Jadi makanlah! Siapa yang mengolah raganya, dialah yang sehat! Jadi berolahragalah! Bila raga tidak diolah berarti siap dibungkus ! Klub Olahraga Kesehatan adalah Lembaga Pelayanan Kesehatan (Dinamis) di lapangan. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar dari segala nikmat yang lain ! Karena itu syukurilah nikmat sehat karunia Allah ini dengan meningkatkan derajat sehat dinamis Anda melalui gerak, khususnya melalui Olahraga Kesehatan Seni Pernafasan Satria Nusantara ! Wahai manusia, bergeraklah untuk lebih hidup, jangan hanya bergerak karena masih hidup ! SHALATLAH, SEBELUM DISHALATI !

Manfaat Olahraga Bagi KesehatanAugust 21, 2009 Posted in Pengetahuan Olahraga, manfaat olahraga apa sih?hhh, banyaaaak sekali sebenarnya manfaat olahraga bagi tubuh, namun secara umum olahraga sangat berguna untuk menyehatkan diri, baik jasmani juga rohani.Kenapa saya katakan olahraga baik untuk rohani juga, karena Dalam Tubuh Yang Sehat Terdapat Jiwa Yang Sehat dan sebuah penelitian menunjukkan bahwa olahraga secara bawah sadar dapat menimbulkan perasaan bahagia, berpikiran jernih bahkan jika dilakukan sedikitnya 10 menit setiap hari dapat membuat mental menjadi lebih sehat. Tapi ini bukan berarti pasien RSJ yang selalu olahraga akan membaik mentalnya dengan selalu berolahraga, untuk kasus yang beras seperti di RSJ ada porsi olahraga yang berbeda.Bahkan menurut Daniel Landers, seorang profesor pendidikan olahraga dari Arizona State University menemukan manfaat lain olahraga untuk otak manusia. Menurut Daniel Landers, manfaat olahraga terhadap otak sebagai berikut:1. Meningkatkan kemampuan otakLatihan fisik yang rutin dapat meningkatkan konsentrasi, kreativitas, dan kesehatan mental. Karena olahraga bisa meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah menuju otak. Para ahli percaya bahwa hal-hal ini dapat mendorong reaksi fisik dan mental yang lebih baik.2. Membantu menunda proses penuaanRiset membuktikan bahwa latihan sederhana seperti jalan kaki secara teratur dapat membantu mengurangi penurunan mental pada wanita di atas 65 tahun. Semakin sering dan lama mereka melakukannya makan penurunan mental kian lambat. Kabarnya, banyak orang merasakan manfaat aktivitas itu setelah sembilan minggu melakukannya secara teratur tiga kali seminggu. Latihan ini tidak harus dilakukan dalam intensitas tinggi. Cukup berupa jalan kaki di sekitar rumah.3. Mengurangi stresOlahraga dapat mengurangi kegelisahan. Bahkan lebih jauh lagi, bisa membantu Anda mengendalikan amarah. Latihan aerobik dapat meningkatkan kemampuan jantung dan membuat Anda lebih cepat mengatasi stres. Aktivitas seperti jalan kaki, berenang, bersepeda, dan lari merupakan cara terbaik mengurangi stres.4. Menaikkan daya tahan tubuhJika Anda senang melakukan olahraga meski tak terlalu lama namun sering atau lama namun dengan santai melakukannya, maka aktivitas itu bisa meningkatkan hormon-hormon baik dalam otak seperti adrenalin, serotonin, dopamin, dan endorfin. Hormon ini berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh. Studi yang dilakukan di Inggris memperlihatkan bahwa 83 persen orang yang memiliki ganguan mental mengandalkan olahraga untuk meningkatkan mood dan mengurangi kegelisahan.5. Memperbaiki kepercayaan diriUmumnya semakin mahir seseorang dalam suatu jenis aktivitas, maka kepercayaan diri pun akan meningkat. Bahkan suatu riset membuktikan bahwa remaja yang aktif berolahraga merasa lebih percaya diri dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak melakukan kegiatan serupa.Untuk itu untuk anda yang saat ini mungkin merasa kurang dalam berolahraga segera ubah gaya hidup anda untuk mulai memasukkan menu olahraga dalam jadwal harian anda. Apalagi untuk anda seorang perokok, porsi olahraganya harus lebih tinggi karena tentu saja dengan merokok kadar toksik dalam tubuh anda lebih tinggi dan anda butuh lebih banyak olahraga untuk mengeluarkan toksik tersebut dan menhindarkan diri dari bahaya merokok

Peranan Kesehatan dalam Meningkatan Mutu Pendidikan29 Jan 2010 Nasional PelitaBandung, PelitaKesehatan, pendidikan dan daya beli merupakan komponen yang dijadikan tolok ukur Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Karena peranan kesehatan dapat mendongkrak mutu pendidikan yang berkualitas. Maka dari itu, ketiga komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Betapa tidak, karena bagaimana mau meningkalkan kualitas pendidikan kalau tubuh kita tidak sehat.Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian serta kecerdasan ahlak."Tentunya dari beberapa hal tersebut peranan kesehatan sangatlah penting." kata dr H Agus Koswara. MPd. ketika ditemui Pelita, Kamis (28/1) di ruang kesehatan Dinas Pendidikan (Dis-dik) Provinsi Jawa Barat.Dikatakan Agus, keberadaan klinik kesehatan di lingkungan Disdik Jawa Barat ini, sudah cukup lama, semenjak belum di merger antara Disdik dengan Kanwil. Sampai saat ini setiap harinya, klinik kesehatan tersebut selalu melayani karyawan-karyawati Disdik Jabar, untuk memeriksakan kesehatan.(ck-O4)

HUBUNGAN PENDIDIKAN JASMANI DAN PEDAGOGI OLAHRAGA

Meskipun rumusan lingkup unsur pedagogi olahraga (sport pedagogy) beragam pada berbagai negara, karena terkait dengan perbedaan budaya, akar sejarah, dan standar metodologi, namun pada tingkat internasional, terdapat persamaan pemahaman yaitu pendidikan jasmani dipahami sebagai sebuah bidang studi (mata pelajaran) di sekolah, dan pedagogi olahraga dipandang sebagai sebuah subdisipIin iImu dalam kerangka iImu keolahragaan.Di berbagai negara di seluruh dunia, perkembangan pendidikan jasmani dan pedagogi olahraga terkait dengan sejarah, yang mencerminkan perbedaan perkembangan secara nasional dan perbedaan konsep, seperti juga perbedaan teori dan paradigma. Meskipun perspektif sejarah tampak merupakan bagian terpadu dari semua Subdisiplin ilmu ke olahraggaan (misalnya, sport medicine, sport psychology), namun ada elemen sejarah yang amat khusus yang mengaitkan kedua subdisiplin ilmu keolahragaan, pedagogi olahraga, dari sejarah olahraga (sport history).Elemen elemen sejarah yang menjadi cakupan kajian sejarawan olahraga dan ahli pedagogi olahraga, secara umum ditekankan pada: semua aktivitas jasmani dan olahraga yang dilakukan siswa di dalam dari di luar sekolah; dampak gerakan olimpiade modern terhadap pendidikan jasmani; kebijakan pendidikan suatu negara tentang penyelenggaraan pendidikan jasmani; perbedaan tipe program intra dan ekstrakurikuler; perubahan latar belakang falsafah dan ilmu sosial yang melandasi program dari tujuan pendidikan jasmani dan olahraga; Tujuan program studi dan lingkup mala kuliah lembaga pendidikan tenaga kependidikan (guru) dan perkembangan lembaga tersebut; sejarah perkembangan struktur kurikulum dan silabi; metode pengajaran, evaluasi dan pengukuran tradisional dari sebagian sudah terlupakan; bentuk bentuk latihan terpilih, termasuk fasilitas, perlengkapan, dan lain lain.Seperti dikemukakan oleh para ahli lainnya (Pieron, Cheffers, dan Barette (1994; dalam Naul, 1994) pedagogi olahraga merupakan sebuah disiplin yang terpadu dalam struktur ilmu keolahragaan. Paradigma ini telah diadopsi di Indonesia dalam pengembangan pedagogi olahraga di FIK/ FPOK/JPOK dengan kedudukan bahwa pedagogi olahraga dianggap sebagai "induk" yang berpotensi untuk memadukan konsep/teori terkait dari relevan dari beberapa subdisiplin ilmu keolahragaan lainnya terutama dalam konteks pembinaan dalam arti luas dan paradigma interdisiplin (Matveyev, dalam Rush Lutan, 1988) Pandangan ini tak berbeda dengan tradisi di Jerman yang menempatkan pedagogi olahraga dalam kedudukan sentral dalam struktur ilmu keolahragaan (Wasmund, 1973). Dalam model yang dikembangkan di Universitas Olahraga Moskow, pedagogi olahraga ditempatkan sebagai "pusat" yang berpotensi untuk memadukan beberapa subdisiplin ilmu dalam taksonomi ilmu keolahragaan, sementara para ahli meletakkan sport, medicine yang mencakup aspek keselamatan (safety) dan kesehatan sebagai landasan bagi pedagogi olahraga (Rush Lutan, 1998; dalam laporan hasil The Second Asia Pacific Congress of Sport and Physical, Education University President).Widmer (1972) menjelaskan objek formal pedagogy olahraga yaitu "fenomena olahraga dari fenomena pendidikan, tatkala manusia dirangsang agar mampu berolahraga. Bagi Grupe & Kruger (1994), pedagogi olahraga mencakup dua hal utama: (1) tindakan pendidikan praktis dalam bermain dan olahraga, dan karena itu ada landasan teoretis bagi kegiatan olahraga yang mengandung maksud mendidik tersebut; dan (2) praktik yang dimaksud berbeda dengan praktik dan konsep lama dalam pendidikan jasmani yang mengutamakan latihan gaya militer dan drill di beberapa negara, khsusnya di Jerman; praktik baru itu disertai konsep teoretis pendidikan jasmani, kontrol terhadap badan, dan disiplin, yang menyatu dengan gerak fisik, ability, dan keterampilan di bawah pengendalianjiwa dan kemauan.Lingkup kajian dan layanan pedagogi olahraga tidak terbatas di sekolah tetapi juga di luar sekolah, sehingga bukan hanya peduli terhadap anak anak tetapi juga kepada semua lapisan khalayak sasaran, termasuk kelompok khusus dari orang cacat atau lainnya yang berpartisipasi untuk meningkatkan kondisi fisiologis, mental, atau psikososial. Dalam konteks keterpaduan antar subdisiplin, Wasmund (1972) menjelaskan kaitan antara pedagogi olahraga dan teori pelatihan yaitu pedagogi olahraga untuk menjawab "why" dan teori pelatihan (training theory) untuk menjawab "how", sehingga interface antara keduanya adalah pada didaktik dan metodik.

Pedagogi olahraga di FPOK Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung misalnya, memanfaatkan filsafat olahraga (sport philosophy) dan sejarah olahraga (sport history) sebagai landasan pokok bagi pengembangan batang tubuh keilmuan pedagogi Pandangan ini, secara independen, pernah dikupas oleh Naul (1986; 1994) yang menyatakan bahwa "perspektif sejarah pedagogi olahraga berkaitan erat dengan sejarah olahraga untuk alasan metodologis." Karena itu, perspektif sejarah merupakan elemen penting dari kajian pedagogi olahraga, seperti halnya pendidikan jasmani merupakan unsur penting dalam sejarah olahraga.Memang kita jumpai masalah dalam memahami keterkaitan pedagogi olahraga dengan subdisiplin ilmu lainnya, terutama masalah metodologis yang menempatkan pedagogi olahraga sebagai induk bagi subdisiplin lainnya dalam ilmu ke olahragaan, yang sesungguhnya berakar pada sejarah. Di beberapa negara seperti di Perancis (Andrieu, 1990; Zoro, 199 1); McIntosh, 1968), Swedia (Lindorth, 1993), Belanda (Kramer & Lommen, 1987), dan Amerika Serikat (Bennet, 1972; Spears & Swanson, 1988), dijumpai keragaman aspek sejarah pendidikan jasmani yang muncul dalam penelitian sosiologis dan sejarah. Di negara ini, seperti di negara lainnya, pedagogi olahraga sebagai sebuah bidang kajian akademik tidak berkembang dalam konsep nasional ilmu keolahragaan mereka. Hal ini karena di Amerika, Kanada, Inggris, Perancis, dan negara negara Eropa lainnya, konsep "physical education" atau "education physique," masih dominan penggunaannya, ketimbang pengembangan pedagogi olahraga (Pieron keragaman Cheffers, 1988; dalam Naul, 1994).Di Indonesia, baik dalam pengertian paradigma pengembangan keilmuannya maupun substansinya, pedagogi olahraga ini baru merupakan sebuah "embrio" dalam taksonomi ilmu keolahragaan. Lebih dari dua dasawarsa, setelah mengenal struktur dasar ilmu keolahragaan dalam International Workshop on Sport Science, 1975 di Bandung yang diikuti pimpinan dan dosen dari Sekolah Tinggi Olahraga se Indonesia dengan nara sumber ahli ahli Jerman Barat (Prof. H. Haag, Prof. Nowacki, Dr. Jansen, dan Bodo Schmidt), Indonesia tenggelam dalam pencarian struktur ilmu keolahragaan, asyik dengan tema tema diskusi olahraga kompetitif'. di sekitar feri feri ilmu kepelatihan dari sport medicine.Melalui pendekatan struktural, proses pencarian itu sampai pada tahap kesepakatan tentang sosok, tubuh ilmu keolahragaan, yang antara lain didorong oleh proses percepatan konversi IK113 menjadi universitas. Melalui seminar lokakarya tentang konsep ilmu keolahragaan yang di eclat di IKIP Surabaya (sebelum menjadi Universitas Negeri Surabaya) pada tahun 1998 yang lalu, berhasil diidentifikasi taksonomi ilmu keolahragaan. Hasil seminar nasional itulah yang kemudian melahirkan kurikulum program ilmu keolahragaan yang berorientasi pada kesehatan olahraga dengan bobot muatan sekitar 60% yang IPA. yang mulai dibuka pada tahun 1999, dan lebih signifikan lagi, setelah itu Komisi Disiplin Ilmu Keolahragaan diakui eksistensinya, termasuk ke dalam Komisi Disiplin Ilmu berdasarkan surat keputusan Dirjen Dikti yang diterbitkan pada tahun yang sama pula.Sejak tahun 1980 an perubahan memang banyak terjadi di tingkat internasional, terutama di Amerika Utara, yaitu para ilmuan bidang keolahragaan, mulai memperkenalkan "sport pedagogy" dengan alasan yang berbeda, dan mereka mulai menengok ke perspektif sejarah sistem pendidikan jasmani (]ini kurikulum pendidikan jasmani mereka sendiri (Siedentop, 1990). Di antara alasan yang dikemukakan Siedentop ialah dampak krisis ekonomi yang menyebabkan penyerapan lulusan program pendidikan jasmani yang amat rendah di pasar kerja (sekolah) sehingga melalui pengembangan pedagogi olahraga akan terbuka spektrum layanan jasa profesional di luar sekolah dan menyerap tenaga kerja.Pedagogi olahraga bukanlah merupakan perluasan istilah pendidikan jasmani. Perkembangan pedagogi olahraga dalam paradigma interdisiplin intergratif didorong oleh kebutuhan secara akademik, yakni dari aspek metodologi, sebab pendekatan hermenetik dalam pendidikan jasmani sudah tidak memadai untuk mampu mengembangkan segi keilmuannya. Banyak ilmuan internasional sepaham bahwa istilah pedagogi olahraga berasal dari Jerman, tatkala latar belakang filsafat/hermentik dari "teori pendidikan jasmani" mengalami kemunduran pada akhir tahun 1960 an, sehingga diganti dengan istilah pedagogi olahraga (Grupe, 1969; dalam Naul, 1994).Namun informasi lainnya (misalnya Naul, 1994) menyebutkan bahwa istilah pedagogi olahraga itu tidak sepenuhnya benar berasal dari Jerman yang muncul pada tahun 1960 an, karena Pierre de Coubertin menulis buku Pedagogi Sportive pada tahun 1922. Gerakan Olimpiade sejak tahun 1898 hingga Perang Dunia 1. seperti juga buah fikiran yang tertuang dalam beberapa naskah dari artikel yang ditulis de Coubertin (Perancis) Gebbardt dan Diem (Jerman), dan Kemeny serta Guth Jarkowsky (Austria Hungaria), sempat diabaikan oleh para pedagogi olahraga. Tulisan mereka tentang pendidikan olahraga menonjolkan pengembangan moral, kemauan untuk berolahraga, dan semangat Olimpiade, dan pokok fikiran itu sungguh sangat relevan dengan konsep dalam pedagogi olahraga. Para tokoh peletak dasar pedagogi olahraga ini berfikiran sama dengan para pendidik lainnya tentang hakikat dan gerakan pengembangan "body and mind" di Amerika Serikat dan Jerman.Sejarah pedagogi olahraga mencakup bukan hanya model Inggris yang menekankan etik Kristiani atau model semangat korps dalam olahraga pertandingan dan permainan yang berpengaruh banyak terhadap reorganisasi pendidikan jasmani di sekolah Perancis, Denmark, Jerman, Swedia dan negara Eropa lainnya setelah tahun 1880 an. Seperti juga pernah kita kenal di Indonesia, tiga tokoh besar yang tulisannya, sistem pendidikan jasmaninya, dan metode pengajarannya memperoleh pengakuan internasional di Eropa dan Amerika Utara pada abad ke 19 ialah: Guthsrnuths (I 7 93) dart Jerman yang berpengaruh di Denmark, Inggris, Swedia, Nederland, Belgia, Italia dan negara lainnya; Pestalozzi (1807) di Swedia, melalui Spies kemudian berpengaruh terhadap perkembangan pendidikan jasmani di sekolah sekolah Jerman, dan Amoros dan Clias berpengaruh terhadap latihan fisik guru guru dan militer pria di Perancis dan Inggris; Per Henrik Ling dan puteranya Hjalmar, bersama dengan para penerusnya Royal Central Institute of Gymnastic di Stockholm, mempengaruhi semua sistem nasional pendidikan jasmani di seluruh Eropa dan Amerika Utara dalam periode yang berbeda beda, yang bermula pada abad ke 19.Di berbagai negara, pendidikan jasmani dibentuk kembali setelah tahun 1900, khususnya tahun 1920 an. Perkembangan ini didukung kuat oleh dokter olahraga yang dikenal di tingkat internasional yaitu Sargent (1906) di Amerika Serikat, dan Schmidt (1912) di Jerman. Kedua tokoh itu menganjurkan tipe latihan senam dan metode pengajaran yang tekanannya pada pembentukan (forming) fisik. Metoda alamiah menjadi populer di Denmark dan Swedia yang dipromosi oleh Torngren (1914), Knudsen (1915) dan Bukh (1923). Usaha mereka mendorong terjadinya reorganisasi pendidikan jasmani di negara negara Eropa. Di Perancis, metode alamiah (la methode naturelle) dikembangkan oleh Demeny dan Herbert, dan di Amerika Serikat, di kenal Thomas D. Wood dengan pembaharuan dalam senam, dan di Jerman, Erich Harte menjadi pendukung kuat aliran Austria "Gaulhofer dan Streicher" (1922) yang keduanya dipengarubi oleh senam Denmark dan Swedia. Tulisan dan hasil kuliah Gaulhofer dan Streicher membantu pelaksanaan reformasi pendidikan jasmani di Jerman, Belanda, Inggris, dan negara Eropa lainnya pada tahun 1920 an dan 1930 an (Grossing. 1991; Kramer membantu Lommen, 1987; McIntosh, 1968; dalam Naul. 1994).Pada masa itu didirikan lembaga pendidikan tenaga guru bertaraf universitas dan diperkenalkan ke dalam dunia akademik yang tumbuh di beberapa negara di Eropa. Namun sekarang, di beberapa negara Eropa itu, masih terdapat perbedaan status akademik pendidikan jasmani dan pendidikan tenaga guru.Pada tahun 1960 an terjadi perubahan di beberapa negara. Kebugaran jasmani dianggap sebagai bagian penting dari tujuan pendidikan jasmani baik di Barat maupun di Timur, semacam kebangkitan kembali aliran Swedia yang menekankan kebugaran jasmani sebagai tujuan utama, manusia sebagai "mesin" yang harus dibina agar berfungsi dengan baik, sementara landasan ilmiahnya adalah biologi (lihat, Crum, 1994). Aspek performa menjadi bagian yang lebih penting karena berbagai alasan. Pada tahun 1970 an, kebijakan pendidikan jasmani banyak diperbaharui oleh kebijakan negara bagian seperti di Negara negara Eropa.Tahun 1970 an merupakan puncak perkembangan pendidikanl jasmani dengan peningkatan yang amat dramatis, ditandai dengan perbaikan dalam fasilitas, peningkatan kualifikasi tenaga guru, dan pengalokasian jam pelajaran 3 jam per minggu, di samping pendidikan jasmani harian di SD, sementara di pendidikan tinggi diperkenalkan dari diorganisasi program pemeliharaan kesehatan.Namun sejak tahun 1980 an terjadi kemunduran pendidikan jasmani pada tingkat global karena pengaruh ekonomi, politik, dan perubahan pada pendidikan itu sendiri. Krisis pendidikan jasmani, seperti yang dimunculkan dalam kongres dunia di Berlin tahun 1999 1 terjadi tidak hanya pada tingkat nasional suatu negara seperti di AS, Australia, Inggris dan Jerman, namun menjadi persoalan akut di bekas negara blok sosialis (Foldesi, 1993; dalam Naul, 1994). Bahkan dalam paparan Ken Hardman pada konferensi internasional di Bangkok diungkapkan yakni tidak banyak perubahan atau kemajuan yang dicapai sebagai implementasi dari Deklarasi Berlin. Konferensi internasional bertema Sport and Education di Bangkok (2005) kembali mengetengahkan isu keterlaksanaan pendidikan jasmani, seperti dipaparkan oleh Ken Hardman, sampai pada kesimpulan yakni tidak banyak perubahan yang dicapai pada tataran praksis. Lahirnya Bangkok Agenda, sebagai "gong" dari konferensi bertujuan untuk mengakselerasi perubahan untuk mendorong peningkatan mutu pendidikan jasmani, yang juga untuk tujuan yaitu peningkatan mutu pendidikan.Rangkaian pembahasan tentang pemberdayaan pendidikan jasmani ini berlanjut dalam kongres internasional ke 46 ICHPERSD (International Council on Health, Physical Education, Recreation, Sport .md Dance) di Istambul (2006) yang menghasilkan pemikiran tentang visi dan misi baru pendidikan iasmani, termasuk komponen komponen pendidikan jasmani yang dipandang bermutu.

HUBUNGAN PENDIDIKAN JASMANI DENGAN BERMAIN DAN OLAHRAGA

Dalam memahami arti pendidikan jasmani, kita harus juga mempertimbangkan hubungan antara bermain (play) dan olahraga (sport), sebagai istilah yang lebih dahulu populer dan lebih sering digunakan dalam konteks kegiatan sehari-hari. Pemahaman tersebut akan membantu para guru atau masyarakat dalam memahami peranan dan fungsi pendidikan jasmani secara lebih konseptual.Bermain pada intinya adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik. Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain dapat ditemukan di dalam keduanya.Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional, olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.Ketika kita menunjuk pada olahraga sebagai aktivitas kompetitif yang terorganisir, kita mengartikannya bahwa aktivitas itu sudah disempurnakan dan diformalkan hingga kadar tertentu, sehingga memiliki beberapa bentuk dan proses tetap yang terlibat. Peraturan, misalnya, baik tertulis maupun tak tertulis, digunakan atau dipakai dalam aktivitas tersebut, dan aturan atau prosedur tersebut tidak dapat diubah selama kegiatan berlangsung, kecuali atas kesepakatan semua pihak yang terlibat.Di atas semua pengertian itu, olahraga adalah aktivitas kompetitif. Kita tidak dapat mengartikan olahraga tanpa memikirkan kompetisi, sehingga tanpa kompetisi itu, olahraga berubah menjadi semata-mata bermain atau rekreasi. Bermain, karenanya pada satu saat menjadi olahraga, tetapi sebaliknya, olahraga tidak pernah hanya semata-mata bermain; karena aspek kompetitif teramat penting dalam hakikatnya.Di pihak lain, pendidikan jasmani mengandung elemen baik dari bermain maupun dari olahraga, tetapi tidak berarti hanya salah satu saja, atau tidak juga harus selalu seimbang di antara keduanya. Sebagaimana dimengerti dari kata-katanya, pendidikan jasmani adalah aktivitas jasmani yang memiliki tujuan kependidikan tertentu. Pendidikan Jasmani bersifat fisik dalam aktivitasnya dan penjas dilaksanakan untuk mendidik. Hal itu tidak bisa berlaku bagi bermain dan olahraga, meskipun keduanya selalu digunakan dalam proses kependidikan.Bermain, olahraga dan pendidikan jasmani melibatkan bentuk-bentuk gerakan, dan ketiganya dapat melumat secara pas dalam konteks pendidikan jika digunakan untuk tujuan-tujuan kependidikan. Bermain dapat membuat rileks dan menghibur tanpa adanya tujuan pendidikan, seperti juga olahraga tetap eksis tanpa ada tujuan kependidikan. Misalnya, olahraga profesional (di Amerika umumnya disebut athletics) dianggap tidak punya misi kependidikan apa-apa, tetapi tetap disebut sebagai olahraga. Olahraga dan bermain dapat eksis meskipun secara murni untuk kepentingan kesenangan, untuk kepentingan pendidikan, atau untuk kombinasi keduanya. Kesenangan dan pendidikan tidak harus dipisahkan secara eksklusif; keduanya dapat dan harus beriringan bersama