TOR Pemberdayaan Kalimendong

9
Lampiran I (TOR) KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN DAN FASILITASI AKSES KE SUMBER-SUMBER PRODUKSI DAN EKONOMI DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG, KECAMATAN LEKSONO, KABUPATEN WONOSOBO Kementerian Negara/ Lembaga : Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN Unit Eselon I : Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat Program : Program Pemberdayaan Masyarakat Hasil : Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Pengelola Hutan Rakyat di Desa Kalimendong Unit Eselon II/Satker : Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo Kegiatan : Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan dan Fasilitasi Akses ke Sumber-sumber Produksi dan Ekonomi dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Hutan Rakyat Indikator Kinerja : Capaian tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui i

description

Tugas

Transcript of TOR Pemberdayaan Kalimendong

KEGIATAN PEMETAAN PERTANAHAN

Lampiran I (TOR)

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN DAN FASILITASI AKSES KE SUMBER-SUMBER PRODUKSI DAN EKONOMI DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT DI DESA KALIMENDONG,

KECAMATAN LEKSONO, KABUPATEN WONOSOBO Kementerian Negara/ Lembaga:Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN

Unit Eselon I:Deputi Bidang Pengendalian Pertanahan dan Pemberdayaan Masyarakat

Program:Program Pemberdayaan Masyarakat

Hasil:Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Pengelola Hutan Rakyat di Desa Kalimendong

Unit Eselon II/Satker:Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo

Kegiatan:Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penyuluhan dan Fasilitasi Akses ke Sumber-sumber Produksi dan Ekonomi dalam Rangka Optimalisasi Pengelolaan Hutan Rakyat

Indikator Kinerja Kegiatan:Capaian tahapan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui penyuluhan dan fasilitasi akses ke sumber produksi dan ekonomi dalam rangka peningkatan kesejahteraan penerima manfaat.

Satuan Ukur dan Jenis Keluaran:Laporan

A. LATAR BELAKANG1. Dasar Hukum

Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan berlandaskan pada dasar-dasar hukum sebagai berikut:

a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

b. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2006 tentang Badan Pertanahan Nasional.

c. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

d. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2006 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia;

e. Peraturan Kepala BPN No. 4 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia dan Kantor Pertanahan;2. Gambaran UmumKebijakan nasional di bidang agraria diupayakan agar menjadikan tanah sebagai sumber kesejahteraan bagi rakyat Indonesia dengan mendorong hidup mandiri dan berkelanjutan. Seiring dengan pertumbuhan organisasi dan diterbitkannya Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia, paradigma kebijakan di bidang pertanahan tidak lagi terkonsentrasi kepada legalisasi aset dan penataan administrasi bidang pertanahan semata, namun juga berorientasi pada kemakmuran dan peningkatan kesejahteraan rakyat melalui akses reform yang berprinsip pada keadilan, kemakmuran, penanganan sengketa, kemandirian dan keberlanjutan.

Permasalahannya saat ini BPN belum secara menyeluruh dan komprehensif melakukan kegiatan-kegiatan akses reform seperti penyuluhan dan fasilitasi dalam rangka mewujudkan tanah sebagai sumber kesejahteraan bagi rakyat Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UUPA dan Tap MPR No. IX/MPR/2001 tentang Pembaruan Agraria dan Pengelolaan SDA.Pengelolaan hutan rakyat di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo dilakukan demi mencapai kesejahteraan masyarakat dalam frame konservasi. Pengelolaan yang telah berjalan sudah cukup baik, namun ternyata keterlibatan para pemangku kepentingan dinilai masih kurang. Oleh karena itu, diperlukan adanya penyuluhan dan fasilitasi akses ke sumber produksi dan ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan tanah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan UUPA, terutama bagi masyarakat penerima manfaat.B. TUJUAN KEGIATANProgram pemberdayaan berupa penyuluhan dan fasilitasi akses ke sumber-sumber produksi dan ekonomi dalam rangka optimalisasi pengelolaan hutan rakyat ini bertujuan agar para pemilik hutan rakyat memiliki pemahaman dan persepsi yang benar dalam pengelolaan hutan rakyat tersebut, serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat sehingga pengelolaan tanah hutan rakyat di Desa Kalimendong ini dapat berkembang ke arah yang lebih baik untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dalam frame konservasi. Sementara itu, adanya fasilitasi bertujuan untuk memberikan akses kepada masyarakat terhadap sumber-sumber produksi dan ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan tanah untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan UUPA. Penerima manfaat dari program pemberdayaan ini adalah para pemilik hutan rakyat di Desa Kalimendong.C. OUTPUT (HASIL KEGIATAN)

Hasil kegiatan yang akan dicapai adalah sebagai berikut :

1. Peningkatan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan hutan rakyat di Desa Kalimendong beserta pengolahan hasil produksinya.

2. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan program-program yang diinginkan, berdasarkan kajian-kajian yang telah dibahas.3. Terpenuhinya akses masyarakat pemilik hutan rakyat di Desa Kalimendong terhadap sumber-sumber produksi dan ekonomi dengan indikator berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat.

D. OUTCOME (DAMPAK KEGIATAN)

Dampak yang dihasilkan dari program pemberdayaan berupa penyuluhan dan fasilitasi akses ke sumber-sumber produksi dan ekonomi dalam rangka optimalisasi pengelolaan hutan rakyat di Desa Kalimendong ini adalah meningkatnya kesejahteran masyarakat dalam frame konservasi.

E. PARTISIPAN1. Asosiasi Pemilik Hutan Rakyat (APHR) di Desa Kalimendong, Kecamatan Leksono.

2. Pemerintah Desa Kalimendong.

3. Dinas Pertanian dengan melaksanakan pembinaan dan pelatihan mengenai peningkatan produktifitas, pemberian akses reform meliputi akses ke teknologi pertanian untuk peningkatan produksi, pengelolaan hasil pertanian, pemasaran, dan akses pemberdayaan lainnya.

4. Dinas UKM, Dinas Perdagangan dan Perindustrian dengan melaksanakan pembinaan dan pelatihan mengenai peningkatan produktifitas usaha, pengembangan potensi sektor strategis UMK, dan akses pemberdayaan lainnya.

5. BPN beserta SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang terkait melakukan fasilitasi akses permodalan perbankan bagi masyarakat peserta akses reform yang membutuhkan tambahan modal dari bank untuk peningkatan usahanya.

6. Akademisi, membantu tugas BPN sebagai pendamping dalam menentukan langkah-langkah yang perlu diambil oleh BPN dan instansi terkait dalam rangka fasilitasi akses ke sumber-sumber produksi dan ekonomi kepada masyarakat Desa Kalimendong, termasuk penyediaan jasa-jasa bantuan peningkatan kemampuan pemasaran, perbaikan teknologi, dan manajemen.

7. Perbankan memberikan akses permodalan bagi masyarakat untuk mengembangkan usahanya.

F. STRATEGI PENCAPAIAN OUTPUT1. Jadual Kegiatan

Output program pemberdayaan berupa penyuluhan dan fasilitasi akses ke sumber-sumber produksi dan ekonomi dalam rangka optimalisasi pengelolaan hutan rakyat di Desa Kalimendong ini akan dicapai dalam waktu satu tahun anggaran 2016.

2. Tahap Pelaksanaan

2.1. Perencanaan:Membentuk Pokja, rapat koordinasi dengan instansi terkait.2.2. Pelaksanaan:Sosialisasi, kajian secara partisipatif, lokakarya hasil kajian, perumusan renstra, pelaksanaan program kerja, monitoring dan evaluasi.E. PELAPORAN

Laporan dan Dokumentasi berisi seluruh kegiatan pelaksanaan kegiatan yang sudah dilaksanakan dan laporan penggunaan dananya. Dokumen laporan akhir sebaiknya juga didesain untuk dokumen pembelajaran proses pemberdayaan yang sudah dilakukan sehingga dapat dimanfaatkan oleh desa atau organisasi lain yang memerlukan

F. BIAYA YANG DIPERLUKANUntuk menghasilkan keluaran sebagaimana ditargetkan dalam tahun 2016, biaya yang dipergunakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut Rp. 119.804.000,- (Seratus sembilan belas juta delapan ratus empat ribu rupiah) sebagaimana Rancangan Anggaran Biaya terlampir.

Demikian kerangka acuan kerja dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Wonosobo, 15 Mei 2015

Kepala Kantor Pertanahan

Kabupaten Wonosobo

BUDI SATRIO, S.ST., M.Sc.

NIP. 19790226 199903 1 001iiii