Topik 5.docx

20
TOPIK 5 5.1 Teori Akuntansi Sektor Publik Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama dalam hal pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Pada dasarnya, terdapat 3 tujuan mempelajari teori akuntansi yaitu: 1. Untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini. 2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang dilakukan saat ini. 3. Memperbaiki praktik akuntansi di masa yang akan datang. Akuntansi sektor publik merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri. Oleh karena itu, pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat tergantung pada perkembangan ilmu akuntansi. Hal ini terkait dengan upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan sektor publik, yakni laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi akuntansi sektor publik, seperti: a. Objektivitas b. Konsistensi c. Daya banding d. Tepat waktu e. Ekonomis dalam penyajian laporan f. Materialitas

Transcript of Topik 5.docx

Page 1: Topik 5.docx

TOPIK 5

5.1 Teori Akuntansi Sektor Publik

Teori akuntansi memiliki kaitan yang erat dengan akuntansi keuangan, terutama

dalam hal pelaporan keuangan kepada pihak eksternal. Pada dasarnya, terdapat 3 tujuan

mempelajari teori akuntansi yaitu:

1. Untuk memahami praktik akuntansi yang ada saat ini.

2. Mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang

dilakukan saat ini.

3. Memperbaiki praktik akuntansi di masa yang akan datang.

Akuntansi sektor publik merupakan salah satu cabang dari ilmu akuntansi itu sendiri.

Oleh karena itu, pengembangan teori akuntansi sektor publik sangat tergantung pada

perkembangan ilmu akuntansi. Hal ini terkait dengan upaya meningkatkan kualitas laporan

keuangan sektor publik, yakni laporan keuangan yang mampu menyajikan informasi

keuangan yang relevan dan dapat diandalkan. Untuk menghasilkan laporan keuangan sektor

publik yang relevan dan dapat diandalkan, terdapat beberapa kendala yang dihadapi

akuntansi sektor publik, seperti:

a. Objektivitas

b. Konsistensi

c. Daya banding

d. Tepat waktu

e. Ekonomis dalam penyajian laporan

f. Materialitas

5.2 Sistem Akuntansi Sektor Publik

Ruang lingkup akuntansi keuangan pemerintah meliputi semua kegiatan yang

mencakup pengumpulan data, penganalisaan, pengklasifikasian, pencatatan dan pelaporan

atas transaksi keuangan pemerintah sebagai suatu entitas serta penafsiran terhadap

hasilnya. Masisi (1978) dalam Glynn (1993) menjelaskan aturan dasar sistem akuntansi

keuangan sebagai berikut:

a. Identifikasi kegiatan operasi yang relevan.

b. Pengklasifikasian kegiatan operasi secara tepat.

Page 2: Topik 5.docx

c. Adanya sistem pengendalian untuk menjamin reliabilitas.

d. Menghitung pengaruh masing – masing operasi.

Akuntansi keuangan sektor publik terkait dengan dengan tujuan dihasilkannya

laporan eksternal dan penghitungan biaya pelayanan. Oleh karena itu, akuntansi keuangan

sektor publik pada dasarnya berbicara masalah tujuan laporan keuangan sektor publik, jenis

laporan, sistem akuntansi, standar akuntansi keuangan sektor publik dan akuntansi biaya

sektor publik.

5.3 Standar Akuntansi Sektor Publik

Penetapan standar akuntansi sangat diperlukan untuk memberikan jaminan dalam

aspek konsistensi pelaporan keuangan. Tidak adanya standar akuntansi yang memadai akan

menimbulkan implikasi negatif berupa rendahnya reliabilitas dan objektivitas informasi yang

disajikan, inkonsistensi dalam pelaporan keuangan serta menyulitkan pengauditan. Proses

penetapan dan pelaksanaan standar akuntansi sektor publik merupakan masalah yang

serius bagi praktek akuntansi, profesi akuntan, dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Pembuatan suatu standar mungkin dapat bermanfat bagi suatu pihak, namun dapat juga

merugikan bagi pihak lain. Penentuan mekanisme yang terbaik dalam menetapkan

keseragaman standar akuntansi merupakan faktor penting agar standar akuntansi dapat

diterima pihak-pihak yang berkepentingan dan bermanfaat bagi pengembangan akuntansi

sektor publik itu sendiri. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penetapan

standar akuntansi, antara lain:

1. Standar memberikan pedoman tentang informasi yang harus disajikan dalam laporan

posisi keuangan, kinerja, dan aktivitas sebuah organisasi bagi seluruh pengguna

informasi.

2. Standar memberikan petunjuk dan aturan tindakan bagi auditor yang

memungkinkan pengujian secara hati-hati dan independen saat menggunakan

keahlian dan integritasnya dalam mengaudit laporan suatu organisasi serta saat

membuktikan kewajaran.

3. Standar memberikan petunjuk tentang data yang perlu disajikan yang berkaitan

dengan berbagai variabel yang patut dipertimbangkan dalam bidang perpajakan,

regulasi, perencanaan serta regulasi ekonomi dan peningkatan efisiensi ekonomi

serta tujuan sosial lainnya.

Page 3: Topik 5.docx

4. Standar menghasilkan prinsip dan teori yang penting bagi seluruh pihak yang

berkepentingan dalam disiplin ilmu akuntansi.

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dan penetapan standar adalah

sedapat mungkin menghindari terjadinya standar yang overload. Standar yang overload

terjadi ketika:

a. Standar terlalu banyak,

b. Standar terlalu rumit,

c. Tidak ada standar yang tegas sehingga sulit untuk membuat pilihan dalam

penerapannya,

d. Standar mempunyai tujuan yang sifatnya umum sehingga gagal dalam

menyajikan perbedaan kebutuhan diantara para penyaji dan pengguna.

e. Standar kurang spesifik sehingga gagal dalam mengidentifikasi perbedaan

antara: entitas publik dan non publik, laporan keuangan tahunan dan interim,

organisasi besar dan kecil serta laporan keuangan auditan dan non auditan.

f. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks dan

kedua-duanya.

5.4 Teknik – Teknik Akuntansi Keuangan Sektor Publik

Teknik akuntansi keuangan yang dapat diadopsi oleh sektor publik:

a. Akuntansi Anggaran

Merupakan teknik akuntansi yang menyajikan jumlah yang dianggarkan dengan

jumlah aktual dan dicatat secara berpasangan (double entry). Lebih menekankan

pada bentuk dari akun-akun keuangan bukan pada isi akun tersebut. Dapat

membandingkan secara sistematik dan kontinyu jumlah anggaran dengan realisasi

anggaran, sehingga dapat dilakukan tindakan koreksi bila terdapat varians.

Tujuannya untuk menekankan peran anggaran dalam siklus perencanaan,

pengendalian, dan akuntabilitas. Kelemahannya teknik ini sangat kompleks.

b. Akuntansi Komitmen

Akuntansi komitmen adalah sistem akuntansi yang mengakui transaksi dan

mencatatnya pada saat order dikeluarkan. Tujuannya untuk pengendalian anggaran,

Page 4: Topik 5.docx

agar tidak over-commit the budget. Masalahnya, akun yang dicatat hanya didukung

oleh order yang dikeluarkan, tak ada legal-liability untuk patuh pada order yang

terjadi dan order tersebut dapat dengan mudah dibatalkan. Sehingga sulit untuk

mengakui biaya untuk periode tertentu yang didasarkan pada order yang

dikeluarkan

c. Akuntansi Dana

Masalah utama orang publik adalah pencarian sumber dan alokasi dana. Teori

akuntansi dana dikembangkan oleh Vatter (1947) untuk tujuan organisasi bisnis.

Dengan melihat beberapa kelemahan perusahaan pribadi dengan perusahaan

badan, yaitu :

1. Perusahaan perorangan (milik pribadi) kurang menguntungkan daripada

perusahaan milik publik/PT.

2. Adanya kesalahan dalam memahami makna entitas.

d. Akuntansi Kas

Penerapan akuntansi kas yaitu pendapatan dicatat pada saat kas diterima dan

pengeluaran dicatat ketika kas dikeluarkan. Kelebihannya, mencerminkan

pengeluaran yang aktual, riil dan obyektif. Namun GAAP tidak menganjurkan

pencatatan dengan dasar kas karena tidak dapat mencerminkan kinerja

sesungguhnya.

e. Akuntansi Akrual

Akuntansi akrual dianggap lebih baik daripada akuntansi kas. Akuntansi akrual

diyakini dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih dapat dipercaya, akurat,

komprehensif dan relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sosial dan politik.

Pengaplikasian akrual basis dalam akuntansi sektor publik adalah untuk menentukan

cost of services dan charging for services, yaitu untuk mengetahui besarnya biaya

yang dibutuhkan untuk menghasilkan pelayanan publik serta penentuan harga

pelayanan yang dibebankan kepada publik. Aplikasi akrual basis sektor swasta

digunakan untuk proper matching cost againts revenue. Perbedaan ini disebabkan

Page 5: Topik 5.docx

karena pada sektor swasta lebih profit oriented, sedangkan sektor publik pada public

service oriented. Teknik akuntansi tersebut tidak bersifat mutually, artinya

penggunaan satu teknik tidak berarti menolak penggunaan teknik lain.

Single Entry dan Double Entry

Single entry digunakan sebagai dasar pembukuan dengan alasan kemudahan dan

kepraktisan. Namun tidak dapat memberikan informasi yang komprehensif dan

mencerminkan kinerja sesungguhnya. Tuntutan good governance (transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan organisasi sektor publik) menjadikan perubahan dari

sistem single entry menjadi double entry sebagai solusi mendesak diterapkan. Aplikasi

pencatatan transaksi dengan sistem double entry ditujukan untuk:

1. Menghasilkan laporan keuangan yang auditable dan traceable yang merupakan

faktor utama menghasilkan informasi keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan

kepada publik.

2. Dapat dilakukan pengukuran kinerja secara lebih tepat.

5.5 Laporan Keuangan Sektor Publik

Akuntansi sektor publik memiliki peran penting untuk menyiapkan laporan

keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan

laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan,

dan pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk

menilai kinerja organisasi. Informasi keuangan berfungsi memberikan dasar pertimbangan

untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan alat untuk melaksanakan

akuntabilitas sektor publik secara efektif, bukan tujuan akhir sektor publik itu sendiri.

Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka informasi tidak terbatas

pada informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi organisasi. Informasi non-

moneter seperti ukuran output pelayanan harus juga dipertimbangkan dalam pembuatan

keputusan.

Organisasi sektor publik dituntut untuk dapat membuat laporan keuangan

eksternal yang meliputi laporan keuangan formal, seperti Laporan Surplus/Defisit, Laporan

Realisasi Anggaran, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Neraca, serta Laporan Kinerja

Page 6: Topik 5.docx

yang dinyatakan dalam ukuran finansial dan non-finansial. Terdapat beberapa alasan

mengapa perlu dibuat laporan keuangan. Dilihat dari sisi manajemen perusahaan, laporan

keuangan merupakan alat pengendalian dan evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.

Sedangkan dari sisi pemakai eksternal, laporan keuangan merupakan salah satu bentuk

mekanisme pertanggungjawaban dan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Organisasi sektor publik diwajibkan untuk membuat laporan keuangan dan laporan tersebut

perlu diaudit untuk menjamin telah dilakukannya true and fair presentation.

5.6 Tujuan dan Fungsi Laporan Keuangan Sektor Publik

Secara umum, tujuan dan fungsi laporan keuangan sektor publik adalah :

1. Kepatuhan dan Pengelolaan (compliance and stewardship)

Laporan keuangan digunakan untuk memberikan jaminan kepada pengguna

laporan keuangan dan pihak otoritas penguasa bahwa pengelolaan sumber daya

telah dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan lain yang telah

ditetapkan.

2. Akuntabilitas dan Pelaporan Retrospektif (accountability and retrospective

reporting).

Laporan keuangan digunakan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada

publik, untuk memonitor kinerja dan mengevaluasi manajemen, memberikan

dasar untuk mengamati trend antar kurun waktu, pencapaian atas tujuan yang

telah ditetapkan, dan membandingkannya dengan kinerja organisasi lain yang

sejenis jika ada serta memungkinkan pihak luar untuk memperoleh informasi

biaya atas barang dan jasa yang diterima dan untuk menilai efisiensi dan

efektivitas penggunaan sumber daya organisasi.

3. Perencanaan dan Informasi Otorisasi (planning and authorization information)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan dasar perencanaan kebijakan

dan aktivitas di masa yang akan datang dan untuk memberikan informasi

pendukung mengenai otorisasi penggunaan dana.

4. Kelangsungan Organisasi (viability)

Page 7: Topik 5.docx

Laporan keuangan berfungsi untuk membantu pembaca dalam menentukan

apakah suatu organisasi atau unit kerja dapat meneruskan menyediakan barang

dan jasa (pelayanan) di masa yang akan datang.

5. Hubungan Masyarakat (public relation)

Laporan keuangan berfungsi untuk memberikan kesempatan kepada organisasi,

untuk mengemukakan pernyataan atas prestasi yang telah dicapai kepada

pemilik yang dipengaruhi karyawan dan masyarakat serta sebagai alat

komunikasi dengan publik dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

6. Sumber Fakta dan Gambaran (source of facts and figures)

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi kepada kelompok

kepentingan yang ingin mengetahui organisasi secara lebih mendalam.

Secara rinci tujuan akuntansi dan laporan keuangan organisasi pemerintah adalah :

1. Memberikan informasi keuangan untuk menemukan dan memprediksi aliran kas,

saldo neraca dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi

ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi di

dalamnya.

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya dengan

peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah di sepakati dan ketentuan lain

yang di syaratkan.

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk

memprediksi pengaruh akuisisi dan alokasi sumber daya terhadap pencapaian tujuan

operasional.

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan operasional.

Laporan keuangan untuk mendukung pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik

tersebut meliputi informasi yang digunakan untuk :

a. Membandingkan kinerja keuangan aktual dengan yang dianggarkan.

b. Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi.

c. Membantu menentukan tingkat kepatuhan terhadap peraturan perundangan yang

terkait dengan masalah keuangan lainnya.

Page 8: Topik 5.docx

d. Membantu dalam mengevaluasi efisiensi dan efektivitas.

5.7 Tujuan Laporan Keuangan Menurut SFAC No 4

Tujuan laporan keuangan organisasi nirlaba dalam SFAC 4 tersebut adalah:

1. Laporan keuangan organisasi non-bisnis hendaknya dapat memberikan informasi

yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber daya, serta pemakai dan

calon pemakai lainnya dalam pembuatan keputusan yang rasional mengenai alokasi

sumber daya organisasi.

2. Memberikan informasi untuk membantu para penyedia dan calon penyedia sumber

daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai pelayanan yang

diberikan oleh organisasi non-bisnis serta kemampuannya untuk melanjutkan

member pelayanan tersebut.

3. Memberikan informasi yang bermanfaat bagi penyedia dan calon penyedia sumber

daya, serta pemakai dan calon pemakai lainnya dalam menilai kinerja manajer

organisasi nonbisnis atas pelaksanaan tanggung jawab pengelolaan serta aspek

kinerja lainnya.

4. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi, kewajiban, dan kekayaan

bersih organisasi, serta pengaruh dari transaksi, peristiwa dan kejadian ekonomi

yang mengubah sumber daya dan kepentingan sumber daya tersebut.

5. Memberikan informasi mengenai kinerja organisasi selama satu periode. Pengukuran

secara periodik atas perubahan jumlah dan keadaan/kondisi sumber kekayaan bersih

organisasi non-bisnis serta informasi mengenai usaha dan hasil pelayanan organisasi

secara bersama-sama yang dapat menunjukkan informasi yang berguna untuk

menilai kinerja.

6. Memberikan informasi mengenai bagaimana oganisasi memperoleh dan

membelanjakan kas atau sumber daya kas, mengenai utang dan pembayaran

kembali utang dan mengenai faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi likuiditas

organisasi.

7. Memberikan penjelasan dan interprestasi untuk membantu pemakai dalam

memahami informasi keuangan yang diberikan.

Page 9: Topik 5.docx

5.8 Pemakai Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kepentingannya

Drebin et al. (1981) mengidentifikasikan terdapat sepuluh kelompok pemakai

laporan keuangan. Lebih lanjut Drebin menjelaskan keterkaitan antar kelompok pemakai

laporan keuangan tersebut dan menjelaskan kebutuhannya. Kesepuluh kelompok pamakai

laporan keuangan tersebut adalah:

1. Pembayar pajak (taxpayers)

2. Pemberi dana bantuan (grantors)

3. Investor

4. Pengguna jasa (fee-paying service recipients)

5. Karyawan/pegawai

6. Pemasok (vendor)

7. Dewan legislatif

8. Manajemen

9. Pemilih (voters)

10. Badan pengawas (oversight bodies)

Pengklasifikasian tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa pembayar pajak,

pemberi dana bantuan, investor, dan pembayar jasa pelayanan merupakan sumber

penyedia keuangan organisasi, karyawan dan pemasok merupakan penyedia tenaga kerja

dan sumber daya material, dewan legislatif dan manajemen membuat keputusan alokasi

sumber daya dan aktivitas mereka semua diawasi oleh pemilih dan badan pengawas,

termasuk level pemerintahan yang lebih tinggi.

Anthony mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan sektor publik menjadi lima

kelompok, yaitu:

1. Lembaga pemerintah (governing bodies)

2. Investor dan kreditor

3. Pemberi sumber daya (resource providers)

4. Badan pengawas (oversight bodies)

5. konstituen

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan yang dilakukan Anthony adalah dengan

mempertimbangkan semua organisasi nonbisnis, bukan untuk organisasi pemerintahan saja

sedangkan Drebin et al. mengklasifikasikan pemakai laporan keuangan untuk sektor

Page 10: Topik 5.docx

pemerintahan saja. Jika dibandingkan dengan analisis Drebin et al., Anthony memasukkan

pembayar pajak, pemilih dan karyawan dalam satu kelompok yang ia sebut konstituen, ia

mengelompokkan pemberi dana bantuan dan pembayar jasa sebagai pemberi sumber daya,

investor dan kreditor dikelompokkan menjadi satu.

Sementara itu, Hanley et al. (1992) mengklasifikasikan pengguna laporan keuangan

sektor publik menjadi dua belas kelompok, yaitu:

1. Anggota terpilih (elected members)

2. Masyarakat sebagai pemilih dan/atau pembayar pajak

3. Pelanggan atau klien

4. Karyawan/pegawai

5. Pelanggan dan pemasok

6. Pemerintah

7. Pesaing (competitors)

8. Regulator

9. Pemberi pinjaman (lenders)

10. Donor dan sponsor

11. Investor atau partner bisnis

12. Kelompok penekan lainnya

Pengklasifikasian pemakai laporan keuangan sektor publik menurut Borgonovi dan

Anessi-Pessina (1997):

1. Masyarakat pengguna jasa publik

2. Masyarakat pembayar pajak

3.Perusahaan dan organisasi sosial ekonomi yang menggunakan pelayanan publik

sebagai input atas aktivitas organisasi

4. Bank dan masyarakat sebagai kreditor pemerintah

5. Badan-badan international, seperti Bank Dunia, IMF, ADB, PBB, dan sebagainya.

6. Investor asing dan Country Analyst

7. Generasi yang akan datang

8. Lembaga Negara

9. Partai Politik

10. Manajer Publik

11. Pegawai Pemerintah

Page 11: Topik 5.docx

Serikat dagang sektor publik GASB (1999, p. B184) mengidentifikasikan pemakai laporan

keuangan pemerintah menjadi 3 kelompok besar yaitu:

1. Masyarakat yang kepadanya pemerintah bertanggung jawab.

2. Legislatif dan Badan Pengawasan yang secara langsung mewakili rakyat.

3. Investor dan kreditor.

5.9 Hak dan Kebutuhan Pemakai Laporan Keuangan

Pada dasarnya masyarakat (publik) memiliki hak dasar terhadap pemerintah, yaitu :

a. Hak untuk mengetahui (right to know), yaitu :

· Mengetahui kebijakan pemerintah

· Mengetahui keputusan yang diambil pemerintah

· Mengetahui alasan dilakukannya suatu kebijakan dan keputusan tertentu

b. Hak untuk diberi informasi (right to be informed ) yang meliputi hak untuk diberi

penjelasan secara terbuka atas permasalahan – permasalahan tertentu yang

menjadi perdebatan publik.

c. Hak untuk didengar aspirasinya ( right to be heard and to be listen to ).

Kebutuhan informasi pemakai laporan keuangan pemerintah tersebut dapat

diringkas sebagai berikut :

1. Masyarakat pengguna pelayanan publik membutuhkan informasi atas biaya, harga dan

kualitas pelayanan yang diberikan.

2. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaan dan

penggunaan dana yang telah diberikan. Publik ingin mengetahui apakah pemerintah

melakukan ketaatan fiskal dan ketaatan pada peraturan perundangan atas pengeluaran

yang dilakukan.

3. Kreditor dan investor membutuhkan informasi untuk menghiitung tingkat risiko,

likuiditas dan solvabilitas.

4. Parlemen dan kelompok politik memerlukan informasi keuangan untuk melakukan

fungsi pengawasan, mencegah terjadinya laporan yang bias atas kondisi keuangan

pemerintah dan penyelewengan keuangan negara.

5. Manajer publik membutuhkan informasi akuntansi sebagai komponen sistem informasi

manajemen untuk membantu perencanaan dan pengendalian organisasi, pengukuran

Page 12: Topik 5.docx

kinerja dan membandingkan kinerja organisasi antar kurun waktu dan dengan

organisasi lain yang sejenis.

6. Pegawai membutuhkan informasi atas gaji dan manajemen kompensasi.

5.10 Perbedaan Laporan Keuangan Sektor Publik dengan Sektor Swasta

PERBEDAAN

Laporan Departemen Pemerintah Laporan Keuangan Sektor Swasta

Fokus Finansial dan Politik

Kinerja diukur secara finansial dan non-finansial

Pertanggungjawaban kepada parlemen dan masyarakat luas

Berfokus pada bagian organiasasi

Melihat ke masa depan secara detail

Aturan pelaporan ditentukan oleh departemen keuangan

Laporan diperiksa oleh Treasury

Cash Accounting

Fokus Finansial

Sebagian besar diukur secara finansial

Pertanggungjawaban kepada pemegang saham dan kreditur

Berfokus pada organisasi secara keseluruhan

Tidak dapat melihat masa depan secara detail

Aturan pelaporan ditentukan oleh undang – undang, standar akuntansi, pasar modal, dan praktik akuntansi.

Laporan keuangan diperiksa oleh auditor independen

Accrual AccountingPERSAMAAN

Dokumen – dokumen sumber

Berperan sebagai hubungan masyarakat

Laporan keuangan pemerintahan yang buruk dapat menimbulkan implikasi negatif, antara

lain :

a. Menurunkan kepercayaan masyarakat kepada pengelola dana publik.

b. Investor akan takut menanamkan modalnya karena laporan keuangan tidak dapat

diprediksi yang berakibat meningkatnya risiko investasi.

c. Pemberi donor akan mengurangi atau menghentikan bantuannya.

d. Kualitas keputusan menjadi buruk.

Page 13: Topik 5.docx

e. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan kinerja aktual.

Pemberi informasi keuangan yang tidak dapat diandalkan akan mempengaruhi kualitas

keputusan baik bagi pemakai internal maupun pemakai eksternal.

5.11 Luas Pengungkapan (Disclosure) yang Diperlukan

Pemerintah harus menentukan kebijakan yang menjelaskan komponen apa saja yang

dapat dikategorikan sebagai pendapatan atau biaya operasi yang tepat untuk suatu unit

kerja yang dilaporkan, luas pengungkapan (disclosure) dan kebijakan – kebijakan akuntansi

yang dipraktikkan secara konsisten. Pemerintah diharapkan dapat memberikan tambahan

informasi untuk hal – hal sebagai berikut :

1. Fokus pengukuran dan dasar akuntansi yang digunakan untuk pembuatan laporan.

2. Kebijakan menghapuskan / menghentikan aktivitas internal unit kerja pada Laporan

Aktivitas.

3. Kebijakan kapitalisasi aktiva dan menaksir umur ekonomi aktiva – aktiva tersebut untuk

menentukan biaya depresiasinya.

4. Deskripsi mengenai jenis – jenis transaksi yang masuk dalam penerimaan program dan

kebijakan untuk mengalokasikan biaya – biaya tidak langsung kepada suatu fungsi atau

unit kerja dalam Laporan Aktivitas.

5. Kebijakan pemerintah dalam menentukan pendapatan operasi dan non – operasi.

6. Pemerintah harus mengungkapkan secara detail/lengkap dalam catatan (notes) laporan

keuangan mengenai aset modal dan utang jangka panjang. Aset modal yang tidak

didepresiasi harus diungkapkan secara terpisah dari aset modal yang didepresiasi.

Informasi mengenai kewajiban jangka panjang meliputi: obligasi, utang wesel, pinjaman,

utang leasing, tuntutan dan sebagainya.

REFERENSI

Prof.Dr,Mardiasmo,MBA,Ak.(2002).”Akuntansi Sektor Publik”.Yogyakarta.Penerbit:ANDI

Page 14: Topik 5.docx

http://dedew-ofthinkingabout.blogspot.com/2010/06/teknik-akuntansi-keuangan-

dalam-sektor.html. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2012.

http://raisa-umami.blogspot.com/2012/01/teknik-akuntansi-keuangan-sektor-

publik.html. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2012.

http://harahapinhere.blogspot.com/2009/11/laporan-keuangan-sektor-

publik_14.html. Di akses pada tanggal 16 Oktober 2012.