TM-10 UPN PII.pptx

24
PERPAJAKAN SYARIEF ACHMAD Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran -Jakarta 1

Transcript of TM-10 UPN PII.pptx

SEJARAH PAJAK DI INDONESIA

PERPAJAKANSYARIEF ACHMAD

Universitas Pembangunan Nasional (UPN)Veteran -Jakarta1PAJAK PENGHASILAN PASAL 222Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah pajak yang dipungut oleh bendaharawan pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan barang, dan badan-badan tertentu baik badan pemerintah maupun swasta berkenaan dengan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha lainnya.

Dasar Hukum pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah Undang-Undang Pajak Penghasilan dalam pasal 22 selanjutnya diikuti dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 210/PMK.03/2008 berlaku sejak 31 Agustus 2010

3OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 22Objek Pajak Penghasilan pasal 22, antara lain :

Impor BarangPembayaran atas pembelian barangPembelian barang dengan dana yang bersumber dari APBN dan atau APBDPembelian barang yang dananyabersumbedr dari APBN maupun non-APBNPenjualan hasil produksi di dalam negeriPenjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumasPembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor merekadari pedagang pengumpul

4BUKAN OBJEK PAJAK PENGHASILAN PASAL 22Bukan Objek Pajak Penghasilan pasal 22, antara lain :Impor Barang daan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan tidak terutang pajak penghasilanImpor Barang yang dibebaskan dari bea masuk dan atau PPN, antara lain barang keperluan badan internasional, hadiah untuk kepentingan ibadah, amal, sosial, atau kebudayaanPembayaran / pencairan dana jaring pengamanan sosial (JPS) oleh kantor perbendaharaan dan kas negaraImpor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah di ekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan, pengerjaan dan penguijian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai

5PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22 sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 Undang-Undang Pajak Penghasilan Pasal 22 adalah sebagai berikut :Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, atas impor barangBendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KAP) sebagai pemungut pajak pada pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barangBendahara pengeluaran untuk pembayaran yang dilakukan dengan mekanisme uan persediaanBadan usaha yang bergerak dibidang industri semen, kertas, baja, yang ditunjuk oleh Kepala KPP atas penjualan hasil produksinya di dalam negeriProdusen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas penjualan bahan bakar, gas, dan pelumasIndustri dan eksportir yang bergerak dalaam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Kepala KPP atas pembelian bahan-bahan untuk keperluaan industri atau ekspor6Dengan ketentuan baru ditegaskan bahwa Menteri Keuangan dapat menetapkan pemungut PPh pasal 22.

Bendahara pemerintah memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barangBadan-badan tertentu memungut pajak dari wajib pajak yang melakukan kegiatan dibidang impor atau kegiatan usaha dibidang lainWajib pajak badan tertentu memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah

7TARIF PAJAK PENGHASILAN PASAL 22Besarnya pungutan pajak penghasilan pasal 22 ditetapkan sebagai berikut :Atas Impor :Yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), 2,5% dari nilai impor, kecuali impor kedelai, gandum, dan terigu sebesar 0,5% dari nilai imporYang tidak menggunakan API, 7,5% dari nilai imporYang tidak dikuasi sebesar 7,5% dari harga jual lelang

Atas pembelian barang yang pemungut pajaknya Bendahara pemerintah dan KPA (Kuasa Pengguna Anggaran), sebesar 1,5% dari harga pembelian8Atas penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumasBahan bakar minyak, sebesar 0,25% dari penjualan untuk penjualan kepada SPBU Pertamina, sedangkan kepada SPBU non pertamina dan non-SPBU sebesar 0,3% dari penjualanBahan Bakar Gas sebesar 0,3% dari penjualan Pelumas sebesar 0,3% dari penjualan

Atas penjualan hasil produksi dalam negeriSemen, sebesar 0,25% dari dasar pengenaan PPNKertas, sebesar 0,1% dari dasar pengenaan PPNKendaraan Bermotor roda dua, sebesar 0,45% dari dasar pengenaan PPNBaja, sebesar 0,3% dari dasar pengenaan PPN

9Atas pembelian bahan-bahan nuntuk keperluan industri atau eksport, sebesar 0,25% dari harga pembelian tidak termasuk PPN

Saat Terutang dan Pelunasan PPh Pasal 22 :Atas kegiatan impor barang, terutang bersamaan dengan saat pembayaran bea masukAtas pembelian barang, terutang dan dipungut pada saat dilakukan pembayaranAtas penjualan hasil produksi, terutang dan dipungut saat penjualanAtas penjualan hasil industrin atau pengolaahan barang, terutang dan dipungut pada saat penerbitan surat pemerintah pengeluaran barang

10CONTOH PERHITUNGAN Menghitung PPh Pasal 22 atas Impor

PT. Kumbang Jati adalah importir barang-barang elektronik yang mempunyai API. Pada bulan Mei 2011 melakukan impor brang dari Jepang dengn harga faktur US$ 100.000, biaya asuransi yng dibayar diluar negeri dan biaya angkut pengapalan barang dari Jepang ke dalam daerah pabean (Indonesia) masing-masing sebesar 2% dan 5% dari harga faktur. Tarif bea masuk dan bea masuk tambahan masing-masing sebesar 20% dan 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah US$ 8.500PPh pasal22 dihitung sebagai berikut :

11a.Menentukan Nilai Impor-Harga Faktur (Cost) $ 100.000 -Biaya Asuransi (Insurance)2%x $ 100.000 = $ 2.000 -Biaya Angkut (freight)5%x $ 100.000 = $ 5.000 >Cost Insurance Freight (CIF) $ 107.000 Kurs US$ = Rp8.500,-CIF dalam Rupiah Rp 8.500 x $ 107.000 = Rp 909.500.000 + Bea Masuk20%x Rp 909.500.000 = Rp 181.900.000 + Bea masuk tambahan10%x Rp 909.500.000 = Rp 90.950.000 >> Nilai Impor Rp 1.182.350.000 b.Menghitung PPh Pasal 22 - Impor>Jika Importir memiliki API (Angka Pengenal Impor)2,50%x Rp 1.182.350.000 = Rp 29.558.750 >Jika Importir tidak memiliki API (Angka Pengenal Impor)7,50%x Rp 1.182.350.000 = Rp 88.676.250 12CONTOH PERHITUNGAN Menghitung PPh Pasal 22 atas Impor

PT. Melaju Perkasa pada bulan Juli 2011 melakukan impor kedelai dari Austarlia dengan harga US$ 250.000. Biaya angkut pengapalan barang dari Australia ke dalam daerah pabean (Indonesia) adalah 5% dari harga. Tarif bea masuk sebesar 20% dari CIF.Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan pada saat itu adalah US$ 1 = Rp 9.000,-. PPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut ;

1314a.Menentukan Nilai Impor-Harga Faktur (Cost) $ 250.000 -Biaya Angkut (freight)5%x $ 250.000 = $ 12.500 >Cost Insurance Freight (CIF) $ 262.500 Kurs US$ = Rp 9.000,-CIF dalam Rupiah Rp 9.000 x $ 262.500 = Rp 2.362.500.000 + Bea Masuk20%x Rp 2.362.500.000 = Rp 472.500.000 >> Nilai Impor Rp 2.835.000.000 b.Menghitung PPh Pasal 22 - Impor0,5%x Rp 2.835.000.000 = Rp 14.175.000 Menghitung PPh Pasal 22 atas pembelian barang oleh bendahara Instansi PemerintahPada tanggal 19 April 2011, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jakarta membeli mebel dan peralatan kantor lainnya dari Arief Furniture senilai Rp 220.000.000,- (termasuk PPN 10%)PPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh bendahara Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kota Jakarta dihitung sebagai berikut :

DPP ( 100/110) x Rp 220.000.000,-Rp 200.000.000,-PPh Pasal 22 :1,5% x Rp 200.000.000,-Rp 3.000.000-

15Menghitung PPh Pasal 22 atas pembayaran oleh bendahara pengeluaranBendahara pengeluaran pada dinas Pertnian Kabupaten Sleman pada tanggal 10 Juli 2011 membayar sejumlah Rp 7.150.000 (termasuk PPN). Pembayaran dilakukan dengan uang persediaanPPh Pasal 22 yang akan dipungut oleh bendahara pengeluaran Dinas Pertanian Kabupaten Sleman dihitung sebagai berikut :

DPP ( 100/110) x Rp 7.150.000,-Rp 6.500.000,-PPh Pasal 22 :1,5% x Rp 6.500.000,-Rp 97.500,-

16Menghitung PPh Pasal 22 atas pembayaran dengan mekanisme langsung oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)Pada tanggal 14 Juli 2011, dinas Pekerjaan Umum Depokmmbeli alat senilai Rp 962.500.000 (termasuk PPN) dari PT. Gatasa. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku di wilayah tersebutm untukpembelian senilai diatas Rp 100.000.000 dilakukan dengan cara mekanisme langsung yaitu pembayaran dilakukan oleh bendahara umum daerah dalam halini DPPKD Depok langsung kepada PT.GatasaPPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut :

DPP (100/110)x Rp 962.500.000,-Rp 875.000.000,-PPh Pasal 22 :1.5% x Rp 875.000.000,-Rp 13.125.000,-

17Menghitung PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri tertentu

PT. Indah Kiat Paper dalam bulan Mei 2011 menjual beberapa jenis kertas hasil produksinya dengan total harga sebesar Rp 88.000.000 (termasuk PPN 10%) kepada penerbit Limo Putra di Bogor.PPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut :

DPP (100/110)x Rp 88.000.000,-Rp 80.000.000,-PPh Pasal 22 :0,10% x Rp 80.000.000,-Rp 80.000,-

18PT. Semen Gresik dalam bulan Juni 2011 menjual hasil produksinya senilai Rp 165.000.000 (termasukPPN 10%) kepada PT. Dini Jaya AbadiPPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut :

DPP (100/110)x Rp 165.000.000,-Rp 150.000.000,-PPh Pasal 22 :0,25% x Rp 150.000.000,-Rp 375.000,-

PT. Baja Perkasa merupakan produsen baja, pada bulan Juli 2011 menjual hasil produksinya kepada PT.Jaya Kontruksi senili Rp825.000.000 (termasukPPN105)PPh Pasal 22 dihitung sebagai berikut :

DPP (100/110)x Rp 825.000.000,-Rp 750.000.000,-PPh Pasal 22 :0,3% x Rp 750.000.000,-Rp 2.250.000

19Menghitung PPh Pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri oleh atau importer bahan bkar dan pelumasPT.Pertamina adalah produsen dan importer bahan bakar minyak,gas,dan pelumas.Pada bulan Agustus 2011 melakukan penyerahan sebagai berikut ;Penyerahan bahan bakar minyak senilai Rp 816.000.000 kepada SPBU PertaminaPenyerahan bahan bakar minyak senilai Rp 523.000.000 kepada Non SPBUPenyerahan bhan bakar gas senilai 179.800.000 kepada Blue Gas DistributorPenyerahan pelumas senilai Rp 278.900.000 kepada PT. Oli Besarnya PPh pasal 22 yang dipungut oleh PT. Pertamina atas penyerahan tersebut adalah ;0.25% x Rp 816.000.000,-Rp 2.040.000,-0.30% x Rp 523.000.000,-Rp 1.569.000,-0.30% x Rp 179.800.000,-Rp 539.400,--0.30% x Rp 278.900.000,-Rp 836.700,-

20Menghitung PPh Pasal 22 atas pembelin bahan-bahan untukindustri atau ekspor oleh badan usaha sektor tertentuPT. Dini Bersaudara merupakan perusahaan yang pengolahan hasil-hsilpertanian. Pada bulan Juli 2011 membeli bahan-bahan untuk keperluan industri tersebut dari UD Petani sebgai pedagang pengumpul seharga Rp 326.000.000,-Besarnya PPh pasal22 ats pembelian tersebut adalah = 0.25% x Rp 326.000.000,-Rp 815.000,-21Latihan :PT. Arief Karyadi selama tahun 2011 mengimpor sebagian bahan baku untuk proses produksi dari Jepang dengan harga faktur $ 40.000. PT.Arief Karyadi membayar biaya-biaya sebagai berikut : biaya angkut dan biaya asuransi selama perjalanan antar daerah pabean masing-masing sebesar $3.000 dan $ 7.000, bea masuk sebesar 5% dari CIF, dan bea masuk tambahan sebesar 20% dari CIF. Kurs menurut Keputusan Menteri Keuangan adalah $ 1 = Rp 10.000. Berapakah PPh Psl 22 terutang jika Perusahaan memiliki API ?Berapakah PPh Psl 22 terutang jika Perusahaan tidak memiliki API ?

PT. Arief Karyadi selama tahun 2009 telah menjual hasil produksinya kepada PT. Telkom Yogyakarta senilai Rp 8.800.000.000 (termasukPPN 10%). Berapakah besarnya PPh pasal 22 ?

PT. Limo Perdana pada bulan Juli 2011 impor kedelai dari Australia dengan harga $ 275.000. Biaya angkut adalah 5% dari harga,tarif bea masuk 20% CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menterikeuangan adalah US$ 1 = Rp 8.950,-

221.Impor Bahan Bakua.Menentukan Nilai Impor-Harga Faktur (Cost) $ 40.000 -Biaya Asuransi (Insurance)= $ 7.000 -Biaya Angkut (freight)= $ 3.000 >Cost Insurance Freight (CIF) $ 50.000 Kurs US$ = Rp 10,000,-CIF dalam Rupiah Rp10.000 x $ 50.000 = Rp 500.000.000 + Bea Masuk5%x Rp 500.000.000 = Rp 25.000.000 + Bea masuk tambahan20%x Rp 500.000.000 = Rp 100.000.000 >> Nilai Impor Rp 625.000.000 b.Menghitung PPh Pasalb22 - Impor>Jika Importir memiliki API (Angka Pengenal Impor)2,50%x Rp 625.000.000 = Rp 15.625.000 >Jika Importir tidak memiliki API (Angka Pengenal Impor)7,50%x Rp 625.000.000 = Rp 46.875.000 232PPh Pasal22 atas penyerahan kepada PemungutDPP[ (100/110) x Rp 8.800.000.000,- ] Rp 8.000.000.000 PPh Pasal221,50%x Rp 8.000.000.000 = Rp 120.000.000 3a.Menentukan Nilai Impor-Harga Faktur (Cost) $ 275.000 -Biaya Angkut (freight)5%x $ 275.000 = $ 13.750 >Cost Insurance Freight (CIF) $ 288.750 Kurs US$ = Rp 8.950,-CIF dalam Rupiah Rp 8.950 x $ 288.750 = Rp 2.584.312.500 + Bea Masuk20%x Rp 2.584.312.500 = Rp 516.862.500 >> Nilai Impor Rp 3.101.175.000 b.Menghitung PPh Pasalb22 - Impor0,50%x Rp 3.101.175.000 = Rp 15.505.875 24