Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)

21
I. OWNER REQUIREMENT Owner Requirement adalah ketentuan yang diinginkan oleh pemilik kapal / ship owner, yang selanjutnya dijadikan acuan dasar dalam merancang suatu kapal. Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait dengan owner requirement, diantaranya : a. Kesesuaian antara kapal yang dirancang dengan permintaan ship owner. b. Kesesuaian antara kapal dengan daerah pelayaran yang ditentukan oleh ship owner. c. Kesesuaian kondisi dan kelas pelabuhan tempat singgah kapal sementara (sesuai yang direncanakan) dengan kondisi kapal, terutama ukuran utama kapal atau hal lain yang disyaratkan oleh pelabuhan yang bersangkutan. d. Analisa ekonomis yang dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik kapal, baik itu yang menyangkut unit biaya investasi kapal, unit biaya pembuatan kapal, ataupun biaya operasional kapal, dan lain-lain. Owner Requirement yang digunakan dalam Tugas Merancang I ini antara lain : 1. Jenis Kapal : Bulk Carrier 2. Jenis Muatan : Pasir Kuarsa 3. DWT : 7150 ton 4. Kecepatan Dinas: 13 knot 5. Radius Pelayaran : 939 NM 6. Rute : Pelabuhan Panjang (Lampung) – Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) 7. Daerah Pelayaran : Perairan Indonesia 8. Bunkering port : Lampung 9. Klasifikasi : BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) II. DATA KAPAL PEMBANDING Dalam proses menentukan ukuran utama kapal yang sesuai dengan ship owner, salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Parametric Design Approach. Kegunaannya adalah untuk memperoleh ukuran utama yang dihasilkan dari regresi, digunakan sebagai parameter dalam merancang suatu kapal. Pencarian data kapal pembanding dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : buku register kapal (diterbitkan oleh biro klasifikasi), internet, program software register kapal, dan lain-lain.

Transcript of Laporan tm 1 adnin pras (2-10-14)

I. OWNER REQUIREMENT

Owner Requirement adalah ketentuan yang diinginkan oleh pemilik kapal / ship

owner, yang selanjutnya dijadikan acuan dasar dalam merancang suatu kapal. Beberapa

pertimbangan yang perlu diperhatikan terkait dengan owner requirement, diantaranya :

a. Kesesuaian antara kapal yang dirancang dengan permintaan ship owner.

b. Kesesuaian antara kapal dengan daerah pelayaran yang ditentukan oleh ship owner.

c. Kesesuaian kondisi dan kelas pelabuhan tempat singgah kapal sementara (sesuai yang

direncanakan) dengan kondisi kapal, terutama ukuran utama kapal atau hal lain yang

disyaratkan oleh pelabuhan yang bersangkutan.

d. Analisa ekonomis yang dilakukan sebagai bahan pertimbangan bagi pemilik kapal, baik

itu yang menyangkut unit biaya investasi kapal, unit biaya pembuatan kapal, ataupun

biaya operasional kapal, dan lain-lain.

Owner Requirement yang digunakan dalam Tugas Merancang I ini antara lain :

1. Jenis Kapal : Bulk Carrier

2. Jenis Muatan : Pasir Kuarsa

3. DWT : 7150 ton

4. Kecepatan Dinas: 13 knot

5. Radius Pelayaran : 939 NM

6. Rute : Pelabuhan Panjang (Lampung) – Pelabuhan Tanjung Perak

(Surabaya)

7. Daerah Pelayaran : Perairan Indonesia

8. Bunkering port : Lampung

9. Klasifikasi : BKI (Biro Klasifikasi Indonesia)

II. DATA KAPAL PEMBANDING

Dalam proses menentukan ukuran utama kapal yang sesuai dengan ship owner,

salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode Parametric Design Approach.

Kegunaannya adalah untuk memperoleh ukuran utama yang dihasilkan dari regresi,

digunakan sebagai parameter dalam merancang suatu kapal. Pencarian data kapal

pembanding dapat diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya : buku register kapal

(diterbitkan oleh biro klasifikasi), internet, program software register kapal, dan lain-lain.

Adapun ukuran-ukuran utama yang perlu diperhatikan dalam menentukan kapal

pembanding adalah :

A. Lpp (Length between perpendicular)

Panjang yang di ukur antara dua garis tegak yaitu, jarak horizontal antara

garis pada sumbu poros kemudi (After Perpendicular/ AP) dan garis tegak haluan

(Fore Perpendicular/ FP).

B. Loa (Length Of All)

Panjang seluruhnya dari kapal, yaitu jarak horizontal yang di ukur dari titik

terluar depan sampai titik terluar belakang kapal.

C. Bm (Moulded Breadth)

Adalah lebar terbesar yang diukur pada bidang tengah kapal (midship)

diantara dua sisi dalam kulit kapal untuk kapal-kapal baja atau kapal yang terbuat

dari logam lainnya. Untuk kulit kapal yang terbuat dari kayu atau bahan bukan logam

lainnya, diukur jarak antara dua sisi terluar kulit kapal (ketebalan material diikutkan).

D. H (Height)

Adalah jarak tegak yang diukur pada bidang tengah kapal (midship), dari atas

lunas sampai sisi atas balok geladak disisi kapal.

E. T (Draught)

Disebut juga dengan sarat Kapal, yaitu jarak tegak yang diukur dari sisi atas

lunas sampai ke permukaan air atau bagian badan kapal yang tercelup air.

F. DWT (Dead Weight Ton)

Adalah Perbedaan anatara displacement suatu kapal dengan massa kapal

kosong. Atau berat dari semua barang/benda yang bisa dipindahkan dari kapal.

Antara lain adalah jumlah massa dari muatan yang diangkut, bahan bakar, minyak

pelumas, air tawar, perbekalan, ABK atau penumpang, dll.

G. Vs (Service Speed)

Adalah kecepatan dinas, yaitu kecepatan rata-rata yang dicapai dalam

serangkaian dinas pelayaran yang telah dilakukan suatu kapal. Kecepatan ini juga

dapat diukur pada saat badan kapal dibawah permukaan air dalam keadaan bersih

(pada saat sea trial), dimuati sampai dengan sarat penuh, motor penggerak bekerja

pada keadaan daya rata-rata dan cuaca normal.

Berdasarkan Owner Requirement payload yang diinginkan adalah 6000 ton.

Kemudian dikonversikan ke dalam DWT dengan menggunakan pendekatan dimana DWT =

110% Payload. Untuk data kapal pembanding yang diambil dari Internet dan Program

Register Kapal terdapat beberapa kelas, antara lain : China Classification Society, Nippon

Kaiji Kyokai, Bureau Veritas, Germanischer Lloyd, Vietnam Shipping Register, dll ). Data yang

diambil berjumlah 30 kapal. Data kapal pembanding dengan 27% < DWT > 30% yang

didasarkan dari payload yang diinginkan oleh shipowner.

No. Nama Kapal Tipe Kapal DWT LPP B D T Tahun Pembuatan

1 Hung Cuong 168 Bulk Carrier 5266 84,97 15,30 7,90 6,30 2010

2 Phuong Nam 68 Bulk Carrier 5298,6 84,81 15,40 8,00 6,50 2010

3 Thai Son 18 Bulk Carrier 5368 90,24 15,60 8,10 6,45 2009

4 Ionian Sea Bulk Carrier 9246 110,01 18,51 9,53 7,4 1985

5 Vinh 02 Bulk Carrier 5466 84,95 15,30 7,90 6,45 2010

6 Turbocem Bulk Carrier 5861 84,50 17,00 8,20 6,55 1992

7 Genesis Wave Bulk Carrier 6036 99,95 16,40 8,50 6,62 1996 8 Sultan Atasoy Bulk Carrier 6634 99,50 16,30 8,15 6,86 2010

9 Zao Maru Bulk Carrier 6682 104,00 16,00 8,50 7,05 2012

10 Brens Bulk Carrier 6790 103 18,2 9 6,63 1998 11 Nasico Eagle Bulk Carrier 6795 93,80 16,80 9,10 7,10 2010

12 Sai Gon Princess Bulk Carrier 6828 94,69 17,00 9,10 7,20 2009

13 Sarine Bulk Carrier 7000 106,00 17,20 9,10 6,90 2008

14 Ocean Bright Bulk Carrier 7127 98,55 16,80 8,80 6,88 2008

15 Seleina Bulk Carrier 7300 106,17 17,20 9,10 6,90 2009

16 Dynamic Ocean 02

Bulk Carrier 7307 98,56 16,80 8,80 6,88 2011

17 Meiyu Maru Bulk Carrier 7400 99,99 18,70 9,15 7,01 2008 18 Kanyo Maru Bulk Carrier 7560 108,00 17,50 9,30 7,09 1992

19 Phu Hung 06 Bulk Carrier 7694 97,13 17,60 9,30 7,10 2009

20 Vinacomin Hanoi Bulk Carrier 7763 107,81 17,20 9,20 6,80 2010

21 Tsuruwa Maru Bulk Carrier 7900 99,99 18,70 9,45 7,09 1990

22 Jin Fu Xing 6 Bulk Carrier 7998 115,00 17,20 9,30 6,90 2011

23 NL Glory Bulk Carrier 8000 110,00 17,20 9,30 7,00 2012

24 Hokuto Maru Bulk Carrier 8009 109,00 18,20 9,40 7,21 2010

25 Koyo Maru Bulk Carrier 8023 108,00 17,40 9,10 7,02 1993

26 Nakaharu Maru Bulk Carrier 8112 105,00 18,00 9,30 7,09 1990 27 Altrany Bulk Carrier 8490 110,01 18,51 9,53 7,43 1988

28 Thai binh star Bulk Carrier 8822 105,70 17,60 9,50 7,00 2009

29 Sumise Maru No.

2 Bulk Carrier 8881 110,00 18,80 9,20 7,28 2002

30 He Chen 1 Bulk Carrier 9261 110,22 18,51 10,01 8,00 1990

III. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN

A. Perhitungan Ukuran Utama Kapal

Ukuran utama diperoleh dari hasil regresi ukuran utama kapal pembanding dimana

persamaan dari masing – masing kurva disubstitusikan dengan DWT, sehingga diperoleh

ukuran utama baru yang akan digunakan dalam perhitungan awal.

Langkah – langkah perhitungan ukuran utama kapal tersebut adalah sebagai berikut :

1) Awalnya diambil ± 30 kapal pembanding yang sesuai dengan DWT yang telah

ditentukan dengan range 27% < DWT > 30%. Kemudian dari data-data kapal

pembanding tersebut dibuat grafik dengan absis (DWT) dan ordinat ukuran utama

kapal lainnya, diantaranya: Grafik DWT-L, DWT-B, DWT – T, DWT – H, dll.

2) Selanjutnya adalah memperhatikan harga R² yang besarnya semakin mendekati 1

akan semakin baik. Untuk persamaan regresi dapat dipilih linear, kuadrat,

eksponensial, log, power atau yang lainnya (disesuaikan dengan sebaran data kapal

pembanding). Untuk kapal ini tipe regresi yang digunakan adalah regresi linear,

karena antara DWT dan ukuran utama kapal berbanding lurus. Untuk

mendapatkan harga R2 yang baik dapat dilakukan dengan mengeliminasi data kapal

yang dapat menyebabkan harga R² rendah dan kemudian mengganti dengan data

kapal lain sehingga mendapatkan harga R² yang besar.

3) Terakhir dengan membaca grafik pada DWT yang diminta, akan didapatkan ukuran

utama awal L0, B0, T0 dan H0.

B. Perhitungan koefisien utama kapal

Perhitungan koefisien utama kapal bisa dilakukan dengan menggunakan

harga dari Froude Number yang didapatkan berdasarkan ukuran utama yang telah

diperoleh sebelumnya. Adapun koefisien utama kapal yang dimaksud antara lain :

Cb, Cm, Cwp, LCB, Cp, Volume Displacement () dan Displacement (). Sehingga

untuk tiap ukuran utama terdapat koefisien utama kapal.

Berikut rumus-rumus yang dipakai untuk menghitung koefisien utama kapal :

1. Block Coefficient (Cb)

3Fn 46.639.1FnFn27.84.22Cb

[Parson, 2001, Parametric Design Chapter 11, hal.11]

2. Midship Coefficient (Cm)

0.6)-0.085(Cb+ 0.977Cm

[Parson, 2001, Parametric Design Chapter 11, hal 11-12]

3. Waterplane Coefficient (Cwp)

Cp 0.860+0.180Cwp

[Parson, 2001, Parametric Design Chapter 11, hal 11-16]

4. Longitudinal Center of Bouyancy (LCB)

Fn 38.9-8.80LCB (dalam %)

[Parson, 2001, Parametric Design Chapter 11, hal 11-19]

5. Prismatic Coefficient (Cp)

Cm

CbCp

[Parson, 2001, Parametric Design Chapter 11]

6. Volume Displacement ()

L.B.T.Cb

7. Displacement ()

025.1*

Dengan ukuran utama yang telah diperoleh beserta koefisien utama maka perhitungan

selanjutnya dapat dilakukan. Untuk detail perhitungan koefisien utama kapal terlampir.

C. Contoh Perhitungan

C.1 Data Ukuran Utama Dasar

Dalam metode Parametric Design Approach ini untuk memperoleh data ukuran

utama yang baru, diambil beberapa data kapal pembanding terlebih dahulu. Data

kapal pembanding tersebut adalah sebagai berikut :

No. Nama Kapal Tipe Kapal DWT LPP B D T Tahun Pembuatan

1 Hung Cuong 168 Bulk Carrier 5266 84,97 15,30 7,90 6,30 2010

2 Phuong Nam 68 Bulk Carrier 5298,6 84,81 15,40 8,00 6,50 2010

3 Thai Son 18 Bulk Carrier 5368 90,24 15,60 8,10 6,45 2009

4 Ionian Sea Bulk Carrier 9246 110,01 18,51 9,53 7,4 1985

5 Vinh 02 Bulk Carrier 5466 84,95 15,30 7,90 6,45 2010

6 Turbocem Bulk Carrier 5861 84,50 17,00 8,20 6,55 1992

Dari data kapal pembanding yang didapat, kemudian dibuat grafik regresi dan persamaan

garis sebagai berikut :

7 Genesis Wave Bulk Carrier 6036 99,95 16,40 8,50 6,62 1996

8 Sultan Atasoy Bulk Carrier 6634 99,50 16,30 8,15 6,86 2010

9 Zao Maru Bulk Carrier 6682 104,00 16,00 8,50 7,05 2012

10 Brens Bulk Carrier 6790 103 18,2 9 6,63 1998

11 Nasico Eagle Bulk Carrier 6795 93,80 16,80 9,10 7,10 2010

12 Sai Gon Princess Bulk Carrier 6828 94,69 17,00 9,10 7,20 2009 13 Sarine Bulk Carrier 7000 106,00 17,20 9,10 6,90 2008

14 Ocean Bright Bulk Carrier 7127 98,55 16,80 8,80 6,88 2008

15 Seleina Bulk Carrier 7300 106,17 17,20 9,10 6,90 2009

16 Dynamic Ocean 02

Bulk Carrier 7307 98,56 16,80 8,80 6,88 2011

17 Meiyu Maru Bulk Carrier 7400 99,99 18,70 9,15 7,01 2008

18 Kanyo Maru Bulk Carrier 7560 108,00 17,50 9,30 7,09 1992

19 Phu Hung 06 Bulk Carrier 7694 97,13 17,60 9,30 7,10 2009

20 Vinacomin Hanoi Bulk Carrier 7763 107,81 17,20 9,20 6,80 2010

21 Tsuruwa Maru Bulk Carrier 7900 99,99 18,70 9,45 7,09 1990

22 Jin Fu Xing 6 Bulk Carrier 7998 115,00 17,20 9,30 6,90 2011

23 NL Glory Bulk Carrier 8000 110,00 17,20 9,30 7,00 2012

24 Hokuto Maru Bulk Carrier 8009 109,00 18,20 9,40 7,21 2010 25 Koyo Maru Bulk Carrier 8023 108,00 17,40 9,10 7,02 1993

26 Nakaharu Maru Bulk Carrier 8112 105,00 18,00 9,30 7,09 1990

27 Altrany Bulk Carrier 8490 110,01 18,51 9,53 7,43 1988

28 Thai binh star Bulk Carrier 8822 105,70 17,60 9,50 7,00 2009

29 Sumise Maru No. 2

Bulk Carrier 8881 110,00 18,80 9,20 7,28 2002

30 He Chen 1 Bulk Carrier 9261 110,22 18,51 10,01 8,00 1990

y = 0.0064x + 54.274

R² = 0.71

80.00

85.00

90.00

95.00

100.00

105.00

110.00

115.00

120.00

5000 6000 7000 8000 9000 10000

Lpp

DWT

DWT-Lpp

DWT-Lpp

Linear (DWT-Lpp)

y = 0.0008x + 11.623R² = 0.7056

14.00

15.00

16.00

17.00

18.00

19.00

20.00

5000 6000 7000 8000 9000 10000

B

DWT

DWT-B

DWT-B

Linear (DWT-B)

Berdasarkan grafik yang telah diatas dapat dibuat persamaan garis (dipilih regresi linier)

dengan variable x sebagai DWT (requirement) dan variable y sebagai ukuran utama awal

yang dicari, sehingga menghasilkan ukuran utama awal sebagai berikut :

Perhitungan ukuran utama kapal :

DWT - Lpp = Slope(DWT) + Intercept

SLOPE = 0,00644691 INTERCEPT = 54,2736698

Lpp0 estimasi 100,369 m

y = 0.0004x + 5.715R² = 0.8408

7.00

8.00

9.00

10.00

11.00

5000 6000 7000 8000 9000 10000

D

DWT

DWT-D

DWT-D

Linear (DWT-D)

y = 0.0003x + 5.098

R² = 0.7142

6.00

6.50

7.00

7.50

8.00

8.50

5000 6000 7000 8000 9000 10000

T

DWT

DWT-T

DWT-T

Linear (DWT-T)

= Lpp0 diambil

= 100,369 m

DWT - B = Slope(DWT) + Intercept

SLOPE = 0,00076845 INTERCEPT = 11,6234321

B0 estimasi= 17,118 m B0 diambil = 17,118 m

DWT - H = Slope(DWT) + Intercept

SLOPE = 0,00044479 INTERCEPT = 5,31468139

H0 estimasi = 8,495 m

H0 diambil = 8,495 m

DWT - T =

Slope(DWT) +

Intercept SLOPE = 0,00025462

INTERCEPT = 5,09803235 T0 estimasi = 6,919 m

T0 diambil = 6,919 m

Data ukuran utama dasar :

Perhitungan Koefisien

Input Data :

Lo = 100,369 M Bo/To = 2,474

Ho = 8,495 M Lo/To = 14,507

Bo = 17,118 M Vs = 13 Knots

To = 6,919 M = 6,687 m/s

Fn = 0,213 ρ = 1,025

Lo/Bo = 5,863

Perhitungan :

• Froude Number Dasar

Fno =

g = 9,81 m/s2

= 0,213113 0,667489

• Perhitungan ratio ukuran utama kapal :

Lo/Bo = 5,863 OK

4.7 < L/B <

7.63

Hambata

n

Bo/To = 2,474 OK

1.84 < B/T <

2.98 Stabilitas

Lo/To = 14,507 OK 10 < L/T < 30

L/H = 11,815 OK 8.12 < L/H > 15.48

Kekuatan Memanjang

B/H = 2,015 OK 1.47 < B/H < 2.38 Stabilitas

H/T = 1,228 Freeboard

• Block Coeffisien (Watson & Gilfillan) :

Cb perhitungan =

– 4.22 + 27.8 √Fn – 39.1 Fn + 46.6 Fn3 →

0,15 ≤ Fn ≤ 0,32

Cb perhitungan = 0,73196

Cb diambil = 0,732

• Midship Section Coeffisien (Tankers & Bulk Carrier)

Cm = 0.977 +0.085(Cb-0.6)

= 0,988

• Waterplan Coeffisien

Cwp = CB/(0.471+0.551*CB)

= 0,837

• Longitudinal Center of Bouyancy (LCB)

LCB = -13.5 + 19.4*Cp

= 0,869% Lpp, LCB dari Midship

= 51,057 m, LCB dari Ap

• Prismatic Coeffisien • Lwl

g.L

Vs

Cp = Cb/Cm Lwl = 1.04 Lpp

= 0,741 =

104,383

8 m

(m3) • Δ (ton) = L*B*T*CB Δ = L*B*T*CB*ɤ

= 9048,719 m3 = 9274,937 ton

• Frame Spacing (f)

f = 600 mm f = 0,6 m

IV. PERHITUNGAN HAMBATAN KAPAL

A. Pendahuluan

Perhitungan hambatan total kapal dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan

daya mesin yang dibutuhkan kapal. Dengan demikian kapal dapat berlayar dengan

kecepatan sebagaimana yang diinginkan oleh owner (owner requirement).

Untuk menghitung hambatan kapal, digunakan metode Holtrop. Di dalam metode

ini, Holtrop membagi hambatan total menjadi beberapa komponen hambatan. Komponen

tersebut yaitu viscous resistance (hambatan kekentalan), appendages resistance (hambatan

karena bentuk kapal), dan wave making resistance (hambatan gelombang karena gerak

kapal). Dalam melakukan perhitungan hambatan utama kapal, ada ukuran utama yang

terlebih dahulu harus diubah, yaitu Lpp menjadi Lwl dengan rumus sebagai berikut :

1.04LppLwl

Adapun untuk rumus hambatan total adalah sebagai berikut :

WW

RCk1C*S*V*ρ*

2

1R W

AFtot

2

T

[Lewis, 1988, Principle of Naval Architecture Vol.II, hal.93]

B. Viscous Resistance

Rumus viscous resistance dalam ”Principle of Naval Architecture Vol.II, hal. 90”

diberikan sebagai berikut :

S k1.CV.2

1R 1FO

2

V

dimana :

ρ = mass density salt water(1025 kg/m3)

V = service speed [m/s2]

CFO = friction coefficient (ITTC 1957)

= 22Rn log

0.075

Rn = Reynold Number

= υ

V.Lwl

υ = kinematic viscosity

= 1.18831 x 106 m/s2

1+k1 = form factor of bare hull

[Principle of Naval Architecture Vol.II, hal 91]

Keterangan :

c = 1 + 0.011 cstern

Choice No. Cstern Used for

1 -25 Pram with Gondola

2 -10 V - Shaped Sections

3 0 Normal Sectional Shape

4 10 U - Shaped Section With Hogner Stern

Kemudian dipilih cstern = 0 for normal section shape

LR = length of run

LCB = longitudinal center of buoyancy as percentage of L

1C4

LCB.C0.06C1

L

L

P

P

P

R

6042 . 0 3 16 12 . 0 4611 . 0 0681 . 1

1 . 3649 , 0 . . . . . 487 , 0 93 , 0

p

R C

L

L

L

L

T

L

B c

L = length of water line ( Lwl ) and all of coeffcient base on Lwl [m]

T =moulded draft [m]

B = moulded breadth [m]

C. Appendages Resistance Dalam menghitung hambatan kapal yang diakibatkan oleh bentuk badan kapal yang

tercelup dalam air, dibutuhkan luas permukaan basah kapal (Stot) yang terdiri dari luas

badan kapal WSA (S) dan luas tonjolan-tonjolan seperti kemudi, bulbous bow, dan bilge keel

(Sapp).

1. Pengecekan Kebutuhan Bulbous Bow

Setelah semua koefesien telah di dapatkan untuk semua kapal maka kita bisa

melakukan pengecekan apakah perlu dipasang bulbous bow dan bentuk buritan yang

seperti apa yang akan digunakan berdasarkan Practical Ship Design, Watson dan Ship

design for Efeciency and Economy, Schneekluth (1998)

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung appendages resistanceyaitu :

k1SCρV2

1R totFO

2

V [PNA Vol.II hal 90]

dimana :

Harga (1+k2) = 1.4 → for bilge keel

= 1.3 – 1.5 → for single screw propeller

1 + k = tot

app

121S

Sk1k1k1 [PNA Vol.II hal 92]

S = wetted surface area [PNA Vol.II hal 91]

=

ABT = cross sectional area of bulb inFP

= 10% Amidship

= 10% x B x T x Cm (B-series)

ABT = 0, dari grafik [D.G.M. Watson, “Practical Ship Design”, Elsevier, Amsterdam,

1998, hal 233] (dari kapal yang paling optimal ), untuk Cb = 0.737 dan Fn =

0.2112 hanya memiliki keuntungan 0% - 5% jika menggunakan bulbous bow

k2 = effective form factor of appendages (lihat tabel dibawah)

Sapp = total wetted surfaceof appendages

= Srudder + Sbilge keel

SBilge keel = LKeel .HKeel . 4

LKeel = 0.6 .Cb . L

HKeel = 1.8 / (Cb- 0.2)

Stot = S + Sapp

Tabel 1 Harga effective form factor

Type of Appendages Value of 1 + k2

Rudder of single screw ship 1.3 to 1.5

Spade-type rudders of twin-screw ships 2.8

Skeg-rudders off twin-screw ships 1.5 to 2.0

Watson 1998, hal 254

Principle of Naval Architecture Vol II hlm.102

B

BTWPMB

0.5

MC

A2.380.3696C

T

B0.03460.2862C0.4425C0.4530CB2TL

i

effectives

ikk

2i

2

1S)1(

Shaft brackets 3.0

Bossings 2.0

Bilge keel 1.4

Stabilizer fins 2.8

Shafts 2.0

Sonar dome 2.7

C1 =factor type kapal

C2 =factor type kemudi

C3 =factor type profil kemudi

C4 = faktor letak baling-baling

SBilge keel = LKeel .HKeel . 4

LKeel = 0.6 .Cb . L

HKeel = 1.8 / (Cb- 0.2)

Jika harga k2 lebih dari 1, maka dihitung menggunakan rumus ini :

i

i2i

effective2ΣS

k1ΣSk1

Catatan : Srudder harus dikali dengan 2

D. Wave making Resistance

Untuk menghitung hambatan gelombang, dibutuhkan masukan data seperti berat

displacement, sudut masuk, luasan bulbous bow dan transom. Adapun rumus

diberikan sebagai berikut :

22

d1 Fn λ cos mFn m

321W .e.C.CC

W

R [PNA Vol.II hal 92]

dimana :

untuk kecepatan rendah (Fn 0.4)

W = displacement weight

Biro Klasifikasi Indonesia 2006 Vol.II 14-1

Watson 1998, hal 254, Practical Ship Design

100

T.L.1.75....S 4321Rudder CCCC

= . g . [N]

C1 = 1.3757

E

1.07963.7861

4 i90BT2223105C

keterangan :

C4 = 0.2296. ((B/Lwl)^0.3333) untuk ( B/Lwl ≤ 0.11)

C4 = B/Lwl untuk ( 0.11 B/Lwl 0.25 )

C4 = 0.5-0.0625*(Lwl/B) untuk ( B/Lwl > 0.25 )

d = -0.9

iE = half angle of entrance at the load waterline

= 3

fa3

P

2

PT

TT6.8LCB0.1551234.32C162.25C

L

B125.67

Ta =moulded draft at AP [m]

Tf = moulded draft at FP [m]

Ta = Tf = T

m1 = 53

1

CLB4.7932L1.7525TL0.01404

keterangan :

C5 = 8.0798.CP – 13.8673.CP2 – 6.9844.CP

3 [untuk Cp 0.8]

C5 = 1.7301 – 0.7067 .CP [untuk Cp 0.8]

m2 =3290.034Fn

6 0.4e*C

keterangan :

C6 = -1.69385 [untuk L3 / 512]

C6= -1.69385 + (Lwl / 1/3-8)/2.36 [untuk 512 Lwl3 / ≤ 1727]

C6 = 0[untuk Lwl3 / ≥ 1727]

= BL0.031.446C P [untuk L / B 12]

= 0.361.446C P [untuk Lwl / B ≥ 12]

C2 = iγBT

γAe

B

BBT1.89

C2 = 1, tidak ada bulb

keterangan :

B = effective bulb radius

= 0.5

BT0.56A

i = effective submergence of the bulb

= BBf 0.4464 γhT

Tf = moulded draft at FP = T

hB = height of the centroid of the area ABT above base line

= 2

D85%

C3 = MT CTBA0.81

keterangan :

AT = immersed area of the transom at zero speed = 0

E. Model Ship Correlation Allowance Untuk menghitung model ship correlation allowance diberikan rumus sebagai berikut :

CA = 0.00205100L0.0060.16

WL [untuk Tf/LWL> 0.04]

CA = f

0.4

0.5

WL0.16

WL T0.04Cb7.5

L0.0030.00205100L0.006

[untuk Tf/LWL< 0.04]

Setelah semua harga komponen hambatan total sudah didapatkan, maka

selanjutnya hambatan total dengan kulit kapal dalam keadaan bersih dapat dihitung

dengan rumus yang sudah diberikan sebelumnya di atas. Kemudian pada harga

hambatan total tersebut ditambahkan sea margin sebesar 15 % (penambahan

hambatan kapal ketika kapal beroperasi ; kekasaran pada lambung kapal).

Untuk detail perhitungan hambatan total kapal terlampir pada lampiran.

3. Resistance Calculation [ Holtrop & Mennen Method]

Input Data :

Lo = 100,37 m Cb = 0,732

Ho = 8,495 m Cm = 0,988

Bo = 17,12 m Cwp = 0,837

To = 6,919 m Cp = 0,741

Fn = 0,213

Choice No. Cstern Used for

1 -25 Pram with Gondola

2 -10 V - Shaped Sections

3 0 Normal Sectional Shape

4 10 U - Shaped Section With Hogner Stern

Perhitungan :

Viscos Resistance

Lwl = 104%.Lpp = 104,384 m

Fn =

=

0,213

• CF0 ( Friction Coefficient - ITTC 1957)

Rn =

v = 1.18831.10-6

= 587418779,84

CF0 =

= 0,001637

Rn =

v = 1.18831.10-6

= 587418779,84

• Harga 1 + k1

1 + k1 =

= 1,262

c = 1+ 0.011 cstern cstern = 0, karena bentuk Afterbody normal

= 1

LR

L

= 0,271

Lwl3 / V = 125,693

Resistance of Appendages

• Wetted Surface Area

ABT = cross sectional area of bulb in FP

=

10%.B.T.Cm

= 0

S =

= 2553,341

SRudder =

= 24,304

SBilge Keel = LKeel . HKeel . 4 LKeel = 0.6 . Cb . L HKeel = 1.8 / (Cb- 0.2)

= 62,048 = 45,84288 = 0,338371295

Sapp = total wetted surface of appendages

= SRudder + SBilge Keel

= 86,352

Stot = wetted surface of bare hull and appendages

= S + Sapp

= 2639,693

• Harga 1 + k2

(1+k2)effective =

= 1,4

Harga

(1+k2) = 1.3 -1.5

= 1,4

1 + k =

= 1,266

Wave Making Resistance

C1 =

=

tanpa bulb

→ rudder of single screw ship

→ for Bilge Keel

→ 0.11 ≤ B/L ≤ 0.25

3,567

C4 = B/L B/L = 0,164

= 0,164

Ta = T

Tf = T

iE =

= 34,731

• Harga m1

m1 =

= -2,139

C5 = 8.03798 Cp - 13.8673 Cp2 + 6.9844 Cp

= 1,215

• Harga m2

m2 =

Fn-3.29 = 0,00172

= 0,00409

=

-0,003

C6 = -1,69385 = 125,693

• Harga λ

λ = 1.446 Cp - 0.03 L/B

= 0,888

• Harga C2

C2 = 1 d = -0,9

• Harga C3 AT = 0

C3 = 1- 0.8 AT / (B.T.CM) AT = the immersed area of the transom at zero speed

= 1 Saat V = 0 , Transom tidak tercelup air

• Harga Rw/w

=

= -0,0015

• CA (Correlation Allowance)

Even Keel →

→ Cp

≤ 0.8

→ L3 / ≤ 512

→ L/B ≤ 12

→ without bulb

→ Tf/Lwl ≥ 0.04

CA = 0.006 (Lwl + 100)-0.16 - 0.00205 Tf/Lwl = 0,066

= 0,0005

• W (gaya berat)

W =

= 90987,135 N

• Rtotal

RT =

= 156197,107 N

= 156,197 kN

• Rtotal+15%(margin)

= 179,627 kN