Titrasi asam basa

2
Titrasi asam basa : titrasi yang didasrkan pada reaksi asam basa yg trjd antara analit dan titran Faktor pemilihan larutan asam (standar) : 1. Asam harus kuat yaitu terdisosiasi tinggi 2. Asam tidak boleh menguap 3. Larutan asam harus stabil 4. Garam dari asamnya harus larut 5. Asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup kuat untuk merusak senyawa organic yg digunakan seperti indicator Sifat indicator PP : asam diprotik dan tidak berwarna, ia mula-mula terdisosiasi ke dalam suatu bentuk tak berwarna dan kemudian kehilangan hydrogen kedua, menjadi ion berwarna merah. Sifat Senyawa KHP (Kalium Hidrogen Ftalat, KHC8H4O4 : Zat ini stabil apabila dikeringkan, tidak higroskopis dan berat ekivalen yang tinggi 204,2 g/ek. Merupakan asam monoprotik lemah. Syarat standar primer : 1. Murni, jumlah perngotornya tidak lebih dari 0,01 – 0,02 % 2. Stabil, tidak higroskopis, dan tidak mudah bereaksi dengan udara 3. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi untuk mengurangi kesalahan pada waktu penimbangan PP bekerja sebagai indicator untuk titrasi tahap petama dengan perubhan wrn dari merah ke tidak berwarna. Metal orange bekerja sebagai indicator tahap kedua denga perubahan warna dari kuning menjadi jingga. PP dengan jangkauan pH 8,0 - 9,6. Metil Orange dengan jangkauan pH ± 3,9 Zat Hub. Utk Identifikasi Kualitatif Milimol zat NaOH V2 = 0 M x V1 Na2CO3 V1 = v2 M x V1 NaHCO3 V1 = 0 M x V2 NaOH + Na2CO3 V1 > V2 NaOH : M(V1- V2) Na2CO3 : M x V2 NaHCO3 + Na2CO3 V1 < V2 NaHCO3 : M(V2- V1 Na2CO3 : M x V1 Analisa Gravimetri : analisa kuantitatif dengan cara mengisolasi dan menimbang unsure atau senyawa yang akan dianalisa. Persyaratan agar gravimetric berhasil : 1. Proses pemisahan harus cukup sempurna hingga kuantitas analit yang tidak mengendap secara analit tidak ditemukan 2. Zat yang ditimbang harus mempunyai kemurnian yg cukup tinggi. Faktor gravimetri didefinisikan sebagai jlh garam analit dalam gr dari endapan. Longsoran Bidang : - Adanya bidang luncur sejajar/hampir sejajar terhadap permukaan lerengdengan perbedaan maksimum 20 0 - Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari bidang permukaan - Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam - Adanya bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan yang longsor Longsoran Baji : - Adanya dua struktur geologi (dapat sama jenis atau berbeda dan dapat single ataupun set) yang saling berpotongan - Sudut garis potong kedua bidang lebih besar dari sudut geser dalam dan lebih kecil dari sudut lereng. Longsoran guling : struktur geologi yang berkembang adalah hampir sama pada longsoran bidang tetapi pada longsoran guling bidang lemahnya relatif tegak dan berbentuk kolom Longsoran busur: Longsoran ini biasanya terjadi pada material tanah atau batuan lunak dengan struktur yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur Kemantapan suatu lereng tergantung pada gaya penggerak dan gaya penahan yang ada pada lereng tersebut. Gaya penggerak adalah gaya-gaya yang berusaha untuk membuat lereng longsor, Gaya penahan adalah gaya-gaya yang mempertahankan kemantapan lereng tersebut. Jika gaya penahan lebih besar dari gaya penggerak, maka lereng tidak akan mengalami gangguan atau beraarti lereng tersebut mantap. Longsoran/luncuran dalam arti sebenarnya : DIHASILKAN PADA UMUMNYA PADA SUATU MATERIAL YANG KURANG RAPUH. GERAKAN INI TERJADI SEPANJANG SATU ATAU BEBERAPA BIDANG LUNCURAN. GERAKAN INI BISA BERUPA ROTASI ATAU TRANSLASI YANG TERGANTUNG PADA KEADAAN MATERIAL SERTA STRUKTURNYA. KALAU LUNCURANNYA MERUPAKAN ROTASI, MAKA BIASANYA AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BUSUR ATAU LINGKARAN. TETAPI BILA GERAKAN INI MERUPAKAN TRANSLOSI, MAKA AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BIDANG. GABUNGAN KEDUA GERAKAN INI AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BIDANG DAN BUSUR. JENIS GERAKAN INI YANG PALING BANYAK TERJADI, SEPERTI YANG DIALAMI DESA SUKASARI, BOGOR TIMUR, PADA TANGGAL 22 NOVEMBER 1992 YANG LALU DAN MEMINTA KORBAN SEMBILAN ORANG MENINGGAL. JUGA DI DESA CIKALONG, TASIKMALAYA YANG TERJADI PADA TANGGAL 11 OKTOBER 1992 DAN MEMINTA KORBAN 56 ORANG MENINGGAL (M.M.PURBO HADIWIDJOYO, 1992). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANTAPAN LERENG LOKASI, ARAH, FREKUENSI, KEKUATAN DAN KARAKTERISTIK DARI BIDANG-BIDANG LEMAH. KEADAAN TEGANGAN ALAMIAH DALAM MASSA BATUAN/TANAH. KONSENTRASI LOKAL DARI TEGANGAN. KARAKTERISTIK MEKANIK DARI MASSA BATUAN/TANAH. IKLIM TERUTAMA JUMLAH HUJAN UNTUK DI DAERAH TROPIS. GEOMETRI LERENG. Penyebab longsoran dpt dikategori : Geometrik, hidraulik, mekanik PENYEBAB GERAKAN MASSA TANAH DAN BATUAN (TERZAGHI, 1950 DAN BRUNSDEN, 1979) Penyebab eksternal : 1. Perubahan geometri lereng : pemotongan kaki lereng, erosi, perubahan sudut kemiringan, panjang dll. 2. Pembebasan beban : erosi, penggalian 3. Pembebanan : penambahan material, penambahan tinggi 4. Shock dan vibrasi : buatan, gempa bumi dll 5. Penurunan permukaan air 6. Perubahan kelakuan air : hujan, tekanan pori dll Penyebab Internal : 1. Longsoran, progresif : mengikuti ekspansi lateral, fissuring dan erosi 2. Pelapukan 3. Erosu seepage : solution, pemipaan (piping) lebar bench :35 m tinggi bench : 50 m lebar jalan : 100 m sudut kemiringan single bench : 75 Titrasi redoks : titrasi yang didasrkan pada reaksi oksidasi dan reduksi antara analit dan titran. Redoks digunakan utk penentuan sbagian bsar logam-logam. KMnO4 : pereaksi yg mdah diperoleh, tdk mhal, dan tidak perlu indicator kecuali kalu digunakan lrutan yg sgt encer. Reaksi lambat Titrasi pengendapan : titrasi yg didarkan pd reaksi pembentukan endapan antara analit dan titran. Metode Mohr menggunakan in kromat CrO4 utk mengendapkan AgCrO4 berwwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe utk membentuk larutan kompleks berwrn dgn ion tiosianat SCN. Metode Fajans menggunakan indicator adsorbs. Prosedur percobaan : AgNO3 - Timbang 8,5 gr perak nitrat dan tmbah aquadest smpai 500 ml dlm labu takar. Jaga jangan smpai terkena matahari - Timbang dgn teliti 3 cuplikan NaCl yg murni dan kering seberat 0,2 gr dalam 3 erlenmeyer - Larutkan tiap cth dlm 50 ml aquadest dan tambah 2 ml 0,1 M Kalium Kromat - Titrasi cuplikan dgn larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan warna menjadi kemerah- merahan yg stabil Penentuan Klorida : - Timbang dgn teliti cuplikan, larutkan ke dalam air sampai 100 ml. - Ambil 25 ml alikot masukkan kedalam Erlenmeyer - Tambah 3 tetes indicator kalium kromat Overall. Slope=tan 1 5x50 4x 35+ 5 x50 tan75 0 +100 =39.2 0

Transcript of Titrasi asam basa

Page 1: Titrasi asam basa

Titrasi asam basa : titrasi yang didasrkan pada reaksi asam basa yg trjd antara analit dan titranFaktor pemilihan larutan asam (standar) :1. Asam harus kuat yaitu terdisosiasi tinggi2. Asam tidak boleh menguap3. Larutan asam harus stabil4. Garam dari asamnya harus larut5. Asamnya harus tidak merupakan suatu pereaksi oksidator yang cukup

kuat untuk merusak senyawa organic yg digunakan seperti indicatorSifat indicator PP : asam diprotik dan tidak berwarna, ia mula-mula terdisosiasi ke dalam suatu bentuk tak berwarna dan kemudian kehilangan hydrogen kedua, menjadi ion berwarna merah.Sifat Senyawa KHP (Kalium Hidrogen Ftalat, KHC8H4O4 :Zat ini stabil apabila dikeringkan, tidak higroskopis dan berat ekivalen yang tinggi 204,2 g/ek. Merupakan asam monoprotik lemah.Syarat standar primer :1. Murni, jumlah perngotornya tidak lebih dari 0,01 – 0,02 %2. Stabil, tidak higroskopis, dan tidak mudah bereaksi dengan udara3. Mempunyai berat ekivalen yang cukup tinggi untuk mengurangi

kesalahan pada waktu penimbangan

PP bekerja sebagai indicator untuk titrasi tahap petama dengan perubhan wrn dari merah ke tidak berwarna. Metal orange bekerja sebagai indicator tahap kedua denga perubahan warna dari kuning menjadi jingga. PP dengan jangkauan pH 8,0 - 9,6. Metil Orange dengan jangkauan pH ± 3,9

Zat Hub. Utk Identifikasi Kualitatif

Milimol zat

NaOH V2 = 0 M x V1Na2CO3 V1 = v2 M x V1NaHCO3 V1 = 0 M x V2NaOH + Na2CO3 V1 > V2 NaOH : M(V1-V2)

Na2CO3 : M x V2NaHCO3 + Na2CO3 V1 < V2 NaHCO3 : M(V2-V1

Na2CO3 : M x V1Analisa Gravimetri : analisa kuantitatif dengan cara mengisolasi dan menimbang unsure atau senyawa yang akan dianalisa.Persyaratan agar gravimetric berhasil :1. Proses pemisahan harus cukup sempurna hingga kuantitas analit yang

tidak mengendap secara analit tidak ditemukan2. Zat yang ditimbang harus mempunyai kemurnian yg cukup tinggi.Faktor gravimetri didefinisikan sebagai jlh garam analit dalam gr dari endapan.

Longsoran Bidang :

- Adanya bidang luncur sejajar/hampir sejajar terhadap permukaan lerengdengan perbedaan maksimum 200

- Kemiringan bidang luncur harus lebih kecil dari bidang permukaan- Kemiringan bidang luncur lebih besar dari sudut geser dalam- Adanya bidang bebas yang merupakan batas lateral dari massa batuan

yang longsorLongsoran Baji :- Adanya dua struktur geologi (dapat sama jenis atau berbeda dan dapat

single ataupun set) yang saling berpotongan- Sudut garis potong kedua bidang lebih besar dari sudut geser dalam

dan lebih kecil dari sudut lereng. Longsoran guling :struktur geologi yang berkembang adalah hampir sama pada longsoran bidang tetapi pada longsoran guling bidang lemahnya relatif tegak dan berbentuk kolomLongsoran busur:Longsoran ini biasanya terjadi pada material tanah atau batuan lunak dengan struktur yang rapat. Bidang longsornya berbentuk busur

Kemantapan suatu lereng tergantung pada gaya penggerak dan gaya penahan yang ada pada lereng tersebut. Gaya penggerak adalah gaya-gaya yang berusaha untuk membuat lereng longsor, Gaya penahan adalah gaya-gaya yang mempertahankan kemantapan lereng tersebut. Jika gaya penahan lebih besar dari gaya penggerak, maka lereng tidak akan mengalami gangguan atau beraarti lereng tersebut mantap.Longsoran/luncuran dalam arti sebenarnya : DIHASILKAN PADA UMUMNYA PADA SUATU MATERIAL

YANG KURANG RAPUH. GERAKAN INI TERJADI SEPANJANG SATU ATAU BEBERAPA

BIDANG LUNCURAN. GERAKAN INI BISA BERUPA ROTASI ATAU TRANSLASI

YANG TERGANTUNG PADA KEADAAN MATERIAL SERTA STRUKTURNYA.

KALAU LUNCURANNYA MERUPAKAN ROTASI, MAKA BIASANYA AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BUSUR ATAU LINGKARAN.

TETAPI BILA GERAKAN INI MERUPAKAN TRANSLOSI, MAKA AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BIDANG. GABUNGAN KEDUA GERAKAN INI AKAN MENGHASILKAN LONGSORAN BIDANG DAN BUSUR.

JENIS GERAKAN INI YANG PALING BANYAK TERJADI, SEPERTI YANG DIALAMI DESA SUKASARI, BOGOR TIMUR, PADA TANGGAL 22 NOVEMBER 1992 YANG LALU DAN MEMINTA KORBAN SEMBILAN ORANG MENINGGAL. JUGA DI DESA CIKALONG, TASIKMALAYA YANG TERJADI PADA TANGGAL 11 OKTOBER 1992 DAN MEMINTA KORBAN 56 ORANG MENINGGAL (M.M.PURBO HADIWIDJOYO, 1992).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANTAPAN LERENG LOKASI, ARAH, FREKUENSI, KEKUATAN DAN

KARAKTERISTIK DARI BIDANG-BIDANG LEMAH. KEADAAN TEGANGAN ALAMIAH DALAM MASSA

BATUAN/TANAH. KONSENTRASI LOKAL DARI TEGANGAN. KARAKTERISTIK MEKANIK DARI MASSA

BATUAN/TANAH. IKLIM TERUTAMA JUMLAH HUJAN UNTUK DI DAERAH

TROPIS. GEOMETRI LERENG.Penyebab longsoran dpt dikategori : Geometrik, hidraulik, mekanikPENYEBAB GERAKAN MASSA TANAH DAN BATUAN (TERZAGHI, 1950 DAN BRUNSDEN, 1979)Penyebab eksternal :

1. Perubahan geometri lereng : pemotongan kaki lereng, erosi, perubahan sudut kemiringan, panjang dll.

2. Pembebasan beban : erosi, penggalian3. Pembebanan : penambahan material, penambahan tinggi4. Shock dan vibrasi : buatan, gempa bumi dll5. Penurunan permukaan air6. Perubahan kelakuan air : hujan, tekanan pori dllPenyebab Internal :1. Longsoran, progresif : mengikuti ekspansi lateral, fissuring dan

erosi2. Pelapukan3. Erosu seepage : solution, pemipaan (piping)

lebar bench :35 mtinggi bench : 50 mlebar jalan : 100 msudut kemiringan single bench : 75

Titrasi redoks : titrasi yang didasrkan pada reaksi oksidasi dan reduksi antara analit dan titran. Redoks digunakan utk penentuan sbagian bsar logam-logam.KMnO4 : pereaksi yg mdah diperoleh, tdk mhal, dan tidak perlu indicator kecuali kalu digunakan lrutan yg sgt encer.Reaksi lambatTitrasi pengendapan : titrasi yg didarkan pd reaksi pembentukan endapan antara analit dan titran.Metode Mohr menggunakan in kromat CrO4 utk mengendapkan AgCrO4 berwwarna coklat. Metode Volhard menggunakan ion Fe utk membentuk larutan kompleks berwrn dgn ion tiosianat SCN. Metode Fajans menggunakan indicator adsorbs.Prosedur percobaan : AgNO3- Timbang 8,5 gr perak nitrat dan tmbah aquadest smpai 500 ml dlm

labu takar. Jaga jangan smpai terkena matahari- Timbang dgn teliti 3 cuplikan NaCl yg murni dan kering seberat 0,2 gr

dalam 3 erlenmeyer- Larutkan tiap cth dlm 50 ml aquadest dan tambah 2 ml 0,1 M Kalium

Kromat- Titrasi cuplikan dgn larutan perak nitrat sampai terjadi perubahan

warna menjadi kemerah-merahan yg stabilPenentuan Klorida :- Timbang dgn teliti cuplikan, larutkan ke dalam air sampai 100 ml.- Ambil 25 ml alikot masukkan kedalam Erlenmeyer- Tambah 3 tetes indicator kalium kromat- Titrasi dgn larutan baku perak nitrat sampai terjadi perubahan warna

menjadi kemerah-merahan yg stabilKesadahan air :

Air sadah mengakibatkan konsumsi sabun lebih tinggi, karena adanya hub kimiawi antara ion kesadahan dengan molekul sabun menyebabkan sifat sabun/deterjen hilang.Kesadahan air dapat ditentukan dengan titrasi langsung dgn titrasi asam etillen diamin tetra asetat (EDTA) dengan menggunakan indicator eriochrome Black T / Calmagite. EDTA : senyawa yg membentuk kompleks 1;1 dgn ion logam, larut dalam air,Indicator metalokromik: senyawa organic berwarna yang membentuk kelat dgn ion logam.

Overall .Slope=tan−1 5 x50

4 x35+5x 50

tan 750+100

=39.20

Page 2: Titrasi asam basa

Faktor Metoda Penambangan, a.l.:

a. Data mineralogisb. Karakteristik sifat fisik, kimia & mekanis (ore & country rock)c. Kondisi Geologid. Ukuran, bentuk & lokasi endapane. Grade dan penyebarannyaf. Modal tersediag. Material Pembantuh. Manajemen & Tenaga Ahli

2. Faktor Effisiensi Kerja, a.l. :a. Type dan Jumlah alatb. Koordinasi / synkronisasi peralatanc. Manajemen yang baikd. Buruh yang terlatih

@ Keuntungan Tambang Terbuka, a.l.:

1. Biaya operasi lebih murah

2. Monitoring relatif simple

3. Kondisi kerja lebih baik (no ventilasi)

4. Seleksi alat mekanis lebih mudah

5. Mining recovery tinggi

6. Pakai eksplosif lebih efisien & leluasa

7. Resiko teknik lebih sedikit/aman

@ Kerugian Tambang Terbuka, a.l.:

1. Kondisi medan kerja dipengaruhi cuaca

2. Ultimate pit limit SR

3. Koordinasi kerja alat lebih sulit

4. Pembuangan OB sulit Dumping problem

5. Pencemaran Lingkungan relatif tinggi

# Jenis Endapan

Berdasarkan cara penambangan, dikaitkan OB, maka ada 4 endapan dpt dgn TT, yaitu :

1. Endapan Elluvial : terangkut < 100 m

2. Endapan Alluvial : terangkut > 100 m

3. Endapan Horizontal yang luas (maasive)

4. Endapan Vein, tebal > 5m dan tersingkap

# Klassifikasi Tambang Terbuka Pada prinsipnya Tambang Terbuka dapat dikelompokkan dalam 4 golongan, yaitu :

1. Open Pit/Cast/Cut Penerapan pada “ore” atau bijih (misal nikel, tembaga, dll)

2. Strip Mine Penerapan khusus endapan horizontal/sub-horizontal (misal batubara, garam , dll)

3. Quarry MinePenerapan khusus mineral industri (missal, batu kapur, marble, sulphur,l)4. Alluvial Mine/Placer Mine/Beach Mine Penerapan pada endapan alluvial atau placer (misal cassiterit, ilmenit, intan, dll)