Tipus

7
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Jenis Perkerasan Perkerasan merupakan suatu permukaan material yang solid dan tahan lama yang di pasang di atas permukaan tanah pada suatu area tertentu untuk mendukung fungsi lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki di atasnya (Mariana, 2008). Perkerasan dibuat agar permukaan tanah yang dilewati menjadi lebih aman dan lebih mudah pemeliharaannya. Berdasarkan material dan konstruksinya, perkerasan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (Mariana, 2008): 1. Perkerasan kedap air Perkerasan kedap air maksudnya adalah suatu perkerasan dengan material dan konstruksi tertentu yang menutupi permukaan tanah namun air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Material yang biasanya digunakan seperti aspal, beton sor, semen, keramik, dan paving block yang dipasang rapat dan juga paving block yang ada jaraknya namun tertutup material lain yang kedap air seperti nat semen. 2. Perkerasan menyerap air Perkerasan menyerap air adalah suatu perkerasan dengan material dan konstruksi tertentu yang menutupi permukaan tanah namun masih memungkinkan

description

Kesling Institusi

Transcript of Tipus

Page 1: Tipus

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Jenis Perkerasan

Perkerasan merupakan suatu permukaan material yang solid dan tahan

lama yang di pasang di atas permukaan tanah pada suatu area tertentu untuk

mendukung fungsi lalu lintas kendaraan maupun pejalan kaki di atasnya

(Mariana, 2008). Perkerasan dibuat agar permukaan tanah yang dilewati

menjadi lebih aman dan lebih mudah pemeliharaannya.

Berdasarkan material dan konstruksinya, perkerasan dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu (Mariana, 2008):

1. Perkerasan kedap air

Perkerasan kedap air maksudnya adalah suatu perkerasan dengan

material dan konstruksi tertentu yang menutupi permukaan tanah namun

air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Material yang biasanya

digunakan seperti aspal, beton sor, semen, keramik, dan paving block

yang dipasang rapat dan juga paving block yang ada jaraknya namun

tertutup material lain yang kedap air seperti nat semen.

2. Perkerasan menyerap air

Perkerasan menyerap air adalah suatu perkerasan dengan material dan

konstruksi tertentu yang menutupi permukaan tanah namun masih

memungkinkan air maupun udara untuk meresap ke dalam tanah.

Material yang digunakan adalah material yang berpori atau berongga.

Selain itu, bisa juga material yang padat namun penataannya dilakukan

sedemikian rupa sehingga ada rongga untuk peresapan air maupun

tempat tumbuhnya rumput.

2.2 Perkerasan Tembus Air (Porous Pavement)

Harris (1998, dalam Mariana, 2008), mengatakan bahwa perkerasan

tembus air itu merupakan sejenis perkerasan yang disusun sedemikian rupa

sehingga memungkinkan air meresap ke dalam tanah melalui permukaan

material maupun jarak di antara materialnya. Perkerasan tembus air

berperan penting dalam menangani masalah air di suatu lingkungan.

Page 2: Tipus

Penggunaan perkerasan tembus air akan mendukung fungsi alamiah tanah

sebagai area resapan air.

Perkerasan tembus air dapat dibedakan menjadi dua tipe berdasarkan

material yang digunakan dan cara pemasangannya, yaitu:

1. Tipe infiltration

Tipe ini merupakan tipe yang mungkin paling sering dijumpai. Tipe

ini memungkinkan air meresap atau merembes secara langsung ke dalam

tanah melalui jarak atau celah antar unit paving yang satu dengan yang

lain. Material paving yang digunakan dapat bersifat kedap air maupun

yang tembus air.

2. Tipe porous

Tipe ini memungkinkan air meresap melalui paving itu sendiri.

Paving yang digunakan adalah paving yang berpori dan tembus air

sehingga pemasangannya bisa tanpa jarak.

2.3 Paving Block

2.3.1 Definisi Paving Block

Menurut SNI 03-0691-1996, bata beton (paving block) didefinisikan

sebagai suatu komposisi bahan bangunan yang terbuat dari campuran semen

portland atau bahan perekat hidrolis sejenisnya, air dan agregat dengan atau

tanpa bahan tambahan lainnya yang tidak mengurangi mutu bata beton itu.

Page 3: Tipus

Diantara berbagai macam alternatif penutup permukaan tanah, paving

block lebih banyak memiliki variasi baik dari segi bentuk, ukuran, warna,

corak dan tekstur permukaan serta kekuatan. Penggunaan paving block

dapat divariasikan dengan jenis paving atau bahan bangunan penutup tanah

lainnya.

2.3.2 Keunggulan dan Kelemahan Paving Block

Paving Block memiliki beberapa keunggulan, diantaranya (Nurzal dan

Joni, 2013):

1. Daya serap air melalui paving block dapat menjaga keseimbangan air

tanah untuk menopang betonan/rumah diatasnya.

2. Berat paving block relatif lebih ringan.

3. Paving Block memungkinkan air terserap ke dalam tanah sehingga akan

menjamin ketersediaan air tanah untuk keperluan sehari-hari bagi

rumah/tempat usaha disekitarnya.

4. Pemasangannya mudah dan tidak memerlukan alat berat serta dapat

diproduksi secara masal.

5. Pemeliharannya mudah dan dapat di pasang kembali setelah dibongkar.

Selain memiliki keunggulan, paving block juga memiliki kelemahan,

diantaranya yaitu bila pondasi paving block tidak kuat maka kan menjadi

mudah bergelombang sehingga menjadi kurang nyaman untuk kendaraan

dengan kecepatan tinggi.

2.3.3 Klasifikasi Paving Block

Mutu paving block dapat diklasifikasikan menjadi empat berdasarkan

SNI 03-0691-1996, yaitu:

1. Mutu A : digunakan untuk jalan

2. Mutu B : digunakan untuk parkir

3. Mutu C : digunakan untuk pejalan kaki

4. Mutu D : digunakan untuk taman

2.3.4 Syarat Mutu Paving Block

Page 4: Tipus

Adapun syarat-syarat paving block yang digunakan berdasarkan SNI 03-

0691-1996 adalah:

1. Sifat tampak

Permukaan paving block harus rata, tidak retak-retak dan cacat, bagian

sudut dan rusuk tidak mudah direpihkan dengan kekuatan jari tangan.

2. Ukuran

Paving block mempunyai ukuran tebal nominal minimum 60 mm

dengan toleransi ± 8 %.

3. Sifat fisika

Sifat fisika yang harus dimiliki paving block adalah:

Tabel 1. Sifat-sifat fisika

MutuKuat tekan (Mpa)

Ketahanaan arus

(mm/menit)

Penyerapan air

rata-rata maks

(%)Rata-rata Min Rata-rata Min

A 40 35 0,090 0,103 3

B 20 17,0 0,130 0,149 6

C 15 12,5 0,160 0,184 8

D 10 8,5 0,219 0,251 10

4. Tahan terhadap natrium sulfat saat diuji

5. Cacat dan kehilangan berat yang diperbolehkan maksimum 1%.

2.4 Peraturan terkait Paving

Berdasarkan hasil pencarian di internet, kami belum menemukan peraturan

yang mewajibkan penggunaan paving. Namun terdapat standart tentang

paving yang baik yaitu Standar Nasional Indonesia 03-0691-1996.

Page 5: Tipus

DAFTAR PUSTAKA

Mariana, Setya. 2008. SKRIPSI. PENGGUNAAN PERKERASAN YANG BERFUNGSI EKOLOGIS PADA TAMAN KOTA, Studi Kasus: Taman Menteng dan Taman Honda-Galunggung. Depok: Universitas Indonesia.

Nurzal dan Joni Mahmud. 2013. PENGARUH KOMPOSISI FLY ASH TERHADAP DAYA SERAP AIR PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK dalam Jurnal Teknik Mesin, Vol. 3, No.2, Oktober, hal. 41-48. Padang: Institut Teknologi Padang.

Standar Nasional Indonesia 03-0691-1996.