TINJAUAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED …repository.unjaya.ac.id/2471/2/Febe Agustina...
-
Upload
phungnguyet -
Category
Documents
-
view
225 -
download
1
Transcript of TINJAUAN KELENGKAPAN PENGISIAN LEMBAR INFORMED …repository.unjaya.ac.id/2471/2/Febe Agustina...
i
TINJAUAN KELENGKAPAN PENGISIAN
LEMBAR INFORMED CONSENT RAWAT INAP
DI RSUD PRAMBANAN
KARYA TULIS ILMIAH
HALAMAN JUDUL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya
Perekam Medis Dan Informasi Kesehatan
Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
Disusun oleh:
FEBE AGUSTINA SAMOSIR
1314058
PROGRAM STUDI
PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN (D-3)
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2017
ii
iii
HALAMAN P ERNYATAAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Tinjauan Kelengkapan Pengisian Lembar Informed
Consent Rawat Inap di RSUD Prambanan”.
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tentunya tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak yang telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran. Pada
kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada:
1. Kuswanto Hardjo, dr., M.Kes., sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jenderal Achmad Yani Yogyakarta dan Pembimbing yang telah senantiasa
memberikan waktu untuk bimbingan, semangat, arahan dalam menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Sis Wuryanto, A.Md.PerKes., SKM., MPH., sebagai Ketua Prodi Perekam
Medis dan Informasi Kesehatan (D-3) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Yogyakarta dan Penguji dalam Penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
3. Segenap dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang teah membekali
penulis ilmu pengetahuan yang bermanfaat selama perkuliahan.
4. drg. Isa Dharmawidjaja, M.Kes selaku direktur RSUD Prambanan Sleman.
5. Akbar Arif Stiawan, A.Md. RMIK selaku CI di unit rekam medis RSUD
Prambanan Sleman.
6. Teristimewa Papah dan mamah tersayang yang telah memberi semangat,
dukungan, perhatian serta Doa.
7. Semua teman–teman dan semua pihak yang telah mendukung dan membantu
dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan baik dalam
penulisan maupun isi dari Karya Tulis Ilmiah ini. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun
untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini akan
lebih berguna dan bermanfaat di waktu yang akan datang.
Yogyakarta, 20 Juli 2017
Febe Agustina Samosir
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... x
INTISARI ............................................................................................................... xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 3
E. Keaslian Penelitian ....................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 7
A. Tinjauan Teori .............................................................................................. 7
1. Rekam Medis ...................................................................................................... 7
2. Persetujan Tindakan Kedokteran (Informed Consent) ........................................ 9
3. Pasien Rawat Inap ............................................................................................. 16
4. Kelengkapan ..................................................................................................... 17
5. Analisis Kuantitatif ........................................................................................... 17
6. Standar Pelayanan Minimal Kelengkapan pengisian Informed Consent .......... 18
B. Kerangka Teori........................................................................................... 19
C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 21
A. Desain Penelitian ........................................................................................ 21
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 21
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................. 21
D. Variabel dan Definisi Operasional (DO)................................................... 23
vii
E. Alat dan Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 24
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 24
G. Etika Penelitian .......................................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 26
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Mutu Informed Consent..........................................................18
Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................23
Tabel 4.1 Kelengkapan Pengisian Identifikasi Pasien...........................................30
Tabel 4.2 Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting......................................31
Tabel 4.3 Kelengkapan Pengisian Autentikasi Laporan yang Penting..................32
Tabel 4.4 Kelengkapan Pengisian Identifikasi Penanggung jawab.......................32
Tabel 4.5 Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting Penanggung jawab......33
Tabel 4.6 Kelengkapan Pengisian Autentikasi Penanggung jawab & Saksi.........33
Tabel 4.7 Ketepatan Pengisian Pendokumentasian yang Benar............................34
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori Kelengkapan pengisisan lembar informed consent
rawat inap...............................................................................................................19
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Kelengkapan pengisisan lembar informed consent
rawat inap...............................................................................................................20
Gambar 4.1 Struktur Oganisasi Instalasi Rekam Medis RSUD Prambana............29
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Lembar Informed Consent di RSUD Prambanan
Lampiran 2 : Tabel Kelengkapan Pengisian Lembar Informed Consent
Lampiran 3 : Surat Izin Studi Pendahuluan
Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 : Rekomendasi Penelitian
Lampiran 6 : Etik Penelitian
Lampiran 7 : SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran
Lampiran 8 : SPO Pengembalian Dokumen Rekam Medis Tidak Lengkap
Lampiran 9 : Lembar Kehadiran Mengikuti Ujian Usulan Karya Ilmiah
Lampiran 10 : Lembar Bimbingan Karya Ilmiah
xi
TINJAUAN KELENGKAPAN PENGISIAN
LEMBAR INFORMED CONSENT RAWAT INAP
DI RSUD PRAMBANAN
Febe Agustina Samosir¹ , Kuswanto Hardjo²
INTISARI
Latar belakang: Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang seseorang dan
riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau
yang ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan
kesehahatan kepada pasien. Dalam berkas rekam medis rawat inap terdapat
berbagai lembaran, salah satunya adalah lembar informed Consent atau
persetujuan tindakan medik. informed consent dapat dijadikan alat bukti hukum,
apabila terjadi gugatan atas kesalahan tindakan kedokteran. Semua tindakan
kedokteran yang akan dilakukan, pasien harus mendapat persetujuan dan
penjelasan. Kelengkapan pengisian lembar informed consent pada berkas rekam
medis rawat inap di RSUD Prambanan masih terdapat pengisian yang tidak
lengkap.
Tujuan penelitian : Mengetahui kelengkapan pengisian lembar informed consent
rawat inap di RSUD Prambanan Sleman.
Metode Penelitian : Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Alat pengumpulan data dalam penulisan ini yaitu
lembar checklist mengenai kelengkapan pengisian lembar informed consent.
Penelitian ini dilaksanakan di bagian rekam medis RSUD Prambanan yang
berlokasi di Jl. Prambanan-Piyungan km.07 Delegan Sumber Harjo Prambanan
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Hasil Penelitian : Dari 70 sampel berkas rekam medis rawat inap periode bulan
Januari-Maret 2016 didapat kelengkapan pengisian identifikasi pasien adalah
92.28%, kelengkapan pengisian laporan yang penting adalah 84.89%,
kelengkapan pengisian autentikasi laporan yang penting adalah 69.99%,
kelengkapan pengisian identifikasi penanggung jawab adalah 84.44%,
kelengkapan pengisian laporan yang penting penanggung jawab adalah 94.28%,
kelengkapan pengisian autentikasi penanggung jawab dan saksi adalah 93.33%,
ketepatan pengisian pendokumentasian yang benar adalah 53.80%.
Kesimpulan : Secara umum kelengkapan dan ketepatan pengisian lembar
informed consent pada berkas rekam medis rawat inap periode bulan Januari-
Maret belum 100% lengkap dan tepat.
Kata Kunci: Kelengkapan, Informed Consent, Rawat Inap.
¹Mahasiswa D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
²Dosen Pembimbing Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
xii
REVIEW COMPLETENESS CHARGING ABOUT
INPATIENT INFORMED CONSENT FORM
IN PRAMBANAN REGIONAL GENERAL HOSPITAL
Febe Agustina Samosir¹ , Kuswanto Hardjo²
ABSTRACT
Background: Medical record is a fact collecting about one people and her or his
diseases history, include sickness, now and past treatment’s has writed by
practitionaire health in an effort giving health care to patient. Inpatient medical
record folder there was various sheet, include medical informed consent sheet.
Informed consent sheet can used to law evidence, if lawsuit occur for medical
treatment error. Medical treatment all was be do, the patient must be get consent
and explanationn. Informed consent sheet charging completness on inpatient
medical record folder in Prambanan Regional General Hospital was still not
complete for charging.
Research Purpose: Knowing about inpatient informed consent sheet charging
completness in Sleman Prambanan Regional General Hospital.
Research Method: Reseaarch type which be used is descriptive with quantitative
approach. The data colection tool in this research is informed consent charging
completness checklist sheet. This research was be doing at medical record in
Prambanan Regional General Hospital which located in Prambanan Piyungan
Street km.07 Delegan Sumber Harjo Prambanan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Result: Of the 70 samples of medical records records of hospitalization period
from January to March 2016, the completeness of completing the patient
identification is 92.28%, the important reporting completeness is 84.89%, the
completeness of the important report authentication is 69.99%, the completeness
of the identification of the responsible person is 84.44% , Completeness of filling
the important report of the responsible person is 94.28%, the completion of the
responsibility of the responsible person and witness is 93.33%, the accuracy of the
correct document filling is 53.80%.
Conclussion: In general, the completeness and accuracy of filling out the
informed consent sheet in the inpatient medical record file for the period of
January-March is not yet 100% complete and correct.
Key Word: Completness, Informed Consent, Inpatient
¹Mahasiswa D-3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Stikes Jenderal Achmad
Yani Yogyakarta
²Dosen Pembimbing Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fasilitas pelayanan kesehatan adalah rumah sakit. Menurut
Undang-Undang RI No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
Sakit mempunyai kewajiban memberikan pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan Rumah Sakit. Tujuan yang paling
utama dalam pelayanan kesehatan adalah untuk menghasilkan outcome yang
menguntungkan bagi pasien, provider, dan masyarakat. Pencapaian keluaran
outcome sangat tergantung dari mutu pelayanan kesehatan (Hatta, 2010).
Salah satu mutu pelayanan di rumah sakit adalah kualitas data terhadap
rekam medis. Data rekam medis yang ada di pelayanan kesehatan akan berubah
menjadi suatu informasi. Menurut Permenkes RI No.
269/MENKES/PER/III/2008 yang dimaksud rekam medis adalah berkas yang
berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien, hasil pemeriksaan,
pengobatan, serta tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada
pasien.
Rekam medis merupakan kumpulan fakta tentang seseorang dan riwayat
penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang
ditulis oleh para praktisi kesehatan dalam upaya memberikan pelayanan
kesehahatan kepada pasien (Hatta, 2008). Rekam medis adalah keterangan baik
yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnesis, pemeriksaan
fisik, laboratorium, diagnosa, segala pelayanan dan tindakan medis yang
diberikan kepada pasien, dan tentang pengobatan, baik rawat inap, rawat jalan,
maupun pengobatan melalui pelayanan gawat darurat (Rustiyanto, 2012).
Kelengkapan dan keakuratan isi rekam medis sangat bermanfaat, baik bagi
2
perawatan dan pengobatan pasien, bukti hukum bagi rumah sakit dan
dokter, maupun bagi kepentingan penelitian medis dan administratif (Hatta,
2010).
Pengisian berkas rekam medis menjadi tanggung jawab para tenaga
kesehatan. Hal ini dijelaskan dalam UU Praktik Kedokteran No. 29 tahun 2004
pasal 46 ayat (1) :’Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktek
wajib membuat rekam medis.”. Selanjutnya dalam ayat (2) disebutkan bahwa
“Rekam medis sebagaimana dimaksud ayat (1) harus segera dilengkapi setelah
pasien selesai menerima pelayanan kesehatan. Dalam ayat (3) disebutkan
bahwa,” Setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama, waktu dan tanda
tangan petugas yang memberikan pelayanan atau tindakan”
Dalam berkas rekam medis rawat inap terdapat berbagai lembaran, salah
satunya adalah lembar Informed Consent atau persetujuan tindakan medik.
Menurut Permenkes 290/Menkes/Per/III/2008 pengertian Informed Consent
adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat setelah
mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan kedokteran atau
kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap pasien. Informed consent dapat
dijadikan alat bukti hukum, apabila terjadi gugatan atas kesalahan tindakan
kedokteran. Semua tindakan kedokteran yang akan dilakukan, pasien harus
mendapat persetujuan dan penjelasan. Pemberian persetujuan tindakan
kedokteran tidak menghapuskan tanggung gugat hukum dalam hal terbukti
adanya kelalaian dalam melakukan tindakan kedokteran yang mengakibatkan
kerugian pada pasien. Kelengkapan pengisian pada lembar Informed consent di
berkas rekam medis rawat inap sangatlah penting karena akan memengaruhi
aspek hukum rekam medis dan mutu rekam medis, sehingga kelengkapan
pengisian data dalam lembar informed consent perlu dilakukan dengan
pelaksanaan yang maksimal.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 03 Juni 2017 sampai
dengan 06 Juni 2017 di bagian rekam medis RSUD Prambanan Sleman
3
Yogyakarta, dari 15 berkas rekam medis rawat inap yang ada lembar informed
consent rata-rata kelengkapan tertinggi terdapat pada komponen identifikasi
pasien sebanyak 94,66%, sedangkan untuk ketidaklengkapan tertinggi terdapat
pada komponen laporan yang penting item pemberi informasi sebanyak
53,33%.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian kelengkapan pengisian lembar informed consent rawat inap di
RSUD Prambanan Kabupaten Sleman.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana kelengkapan pengisian lembar Informed
Consent Rawat Inap di RSUD Prambanan Sleman ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui kelengkapan pengisian lembar informed consent rawat inap
di RSUD Prambanan Sleman.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui angka kelengkapan pengisian lembar Informed Consent
rawat inap berdasarkan identifikasi
b. Mengetahui angka kelengkapan pengisian lembar Informed Consent
rawat inap rawat inap berdasarkan laporan yang penting
c. Mengetahui angka kelengkapan pengisian lembar Informed Consent
rawat inap inap berdasarkan autentikasi
d. Mengetahui angka ketepatan pengisian lembar Informed Consent rawat
inap rawat inap berdasarkan pendokumentasian yang benar
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan atau informasi dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan dan
meningkatkan kinerja petugas rekam medis yang akan datang di RSUD
Prambanan
4
2. Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan di bidang
rekam medis dan informasi kesehatan, serta sebagai pertimbangan dan
panduan untuk mahasiswa yang akan melakukan penelitian atau praktik
kerja lapangan di masa yang akan datang, serta menambah kerja sama
dengan rumah sakit pemerintah maupun swasta.
3. Manfaat bagi Mahasiswa
Sebagai wawasan untuk mahasiswa di samping teori yang dipelajari serta
keterampilan di dunia kerja, juga sebagai tolok ukur untuk memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
E. Keaslian Penelitian
1. Anggun P, (2016), dengan judul penelitian “Hubungan Antara
Pengetahuan Dokter Dengan Kelengkapan Pengisian Informed Consent di
RSGM Prof.Soedomo Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukan Tingkat
pengetahuan informed consent yang diperoleh dari 30 dokter, yaitu 15
orang (50%) mempunyai pengetahuan baik, 14 orang (47%) mempunyai
pengetahuan cukup, dan 1 orang (3%) mempunyai pengetahuan kurang.
Persentase kelengkapan pengisian informed consent adalah item identitas
pasien terisi sebesar 98.97%, jenis tindakan medis terisi sebesar 58.94%,
nama dan tandatangan dokter yang memberikan informasi terisi sebanyak
63.92%, nama dan tandatangan yang membuat pernyataan terisi sebanyak
100%, saksi dari rumah sakit terisi sebanyak 1.03%, dan saksi dari
keluarga terisi sebanyak 8.24%. Persamaan dari penelitian Anggun P
(2016) dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian yang dilakukan
yaitu deskriptif kuantitatif, dan pengumpulan data menggunakan
kuisioner. Kesamaan lainnya adalah sama-sama meneliti kelengkapan
mengenai informed consent. Perbedaan penelitian Anggun P (2016) adalah
Tujuan umum dalam yaitu menganalisis hubungan antara pengetahuan
dokter dengan kelengkapan pengisian informed consent di RSGM
Prof.Soedomo Yogyakarta. Tujuan khusus yaitu mengetahui tingkat
pengetahuan dokter terhadap informed consent, mengetahui tingkat
5
kelengkapan informed consent yang diisi oleh dokter, dan mengetahui
hubungan antara pengetahuan dokter dengan kelengkapan pengisian
informed consent. Sedangkan tujuan umum penelitian ini adalah
mengetahui kelengkapan pengisian lembar informed consent rawat inap di
RSUD Prambanan Sleman, dan Tujuan khusus penelitian ini yaitu
mengetahui persentase angka kelengkapan pengisian lembar Informed
Consent rawat inap berdasarkan identifikasi, laporan yang penting,
autentikasi, pendokumentasian yang benar. Selain itu perbedaan penelitian
Anggun P (2016) dengan penelitian ini adalah waktu dan lokasi penelitian.
2. Haryani Octaria (2016) dengan judul “Pelaksanaan Pemberian Informasi
dan Kelengkapan Informed Consent di Rumah Sakit Umum Daerah
Bangkinang”. Jenis penelitian Haryani octaria (2016) adalah kualitatif dan
kuantitatif. Teknik pengumpulan data observasi dan pedoman wawancara.
Teknik analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis
kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukan pengisian identitas
pasien untuk alamat pasien 14 (14.6%) terisi lengkap dan kelengkapan
pengisian identitas penanggung jawab pasien untuk alamat 25 (26.0%)
diisi lengkap. Kelengkapan untuk pengisian autentikasi pasien untuk jenis
tindakan medik 39 (40.6%) diisi lengkap, dan juga untuk pengisian istilah
medis 45(46.9%) diisi lengkap, nama dan tanda tangan saksi I yaitu dari
pihak pasien 52 (54.2%) diisi lengkap. Persamaan penelitian ini adalah
menganalisis tentang kelengkapan lembar informed consent. Perbedaan
penelitian adalah metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif,
sedangkan penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Selain itu perbedaan penelitian Haryani octaria (2016) dengan
penelitian ini adalah waktu dan lokasi penelitian
3. Anas Handayani (2016) dengan judul “Kelengkapan pengisian informed
consent rawat inap pada kasus bedah saraf di Rumah Sakit Berhesda
Yogyakarta Tahun 2016” . Hasil penelitian menunjukan bahwa analisis
prosentase kelengkapan terendah pada variabel laporan penting komponen
analisis perkiraan biaya 40% dan pada variabel autentikasi komponen
6
analisis nama terang dokter 34,28%. Faktor yang memepengaruhi
ketidaklengkapan pengisian informed consent adalah faktor man yaitu
kesibukan tenaga kesehatan dan kesadaran tenaga kesehatan dalam
pengisian informed consent, selain itu faktor money yaitu belum adanya
reward bagi tenaga kesehatan yang mengisi lengkap informed consent.
Persamaan penelitian yang lalu dengan yang sekarang adalah menganalisis
tentang kelengkapan lembar informed consent. Perbedaan penelitian
adalah metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif, sedangkan
penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Selain itu perbedaan penelitian Anas Handayani (2016) dengan penelitian
ini adalah waktu dan lokasi penelitian.
4. Leni Herfiyanti (2015) dengan judul “Kelengkapan Informed Consenr
Tindakan Bedah Menunjang Akreditasi JCI Standar HPK 6 Pasien
Orthopedi” di RSUP Hasan Sadikin Bandung, Hasil penelitian
menunjukkan adanya ketidaklengkapan terbesar terdapat pada pengisian
Informed Consent item penjelasan Prognosis sebesar 54,1% , Alternatif &
Resiko sebesar 52,5%, dan Komplikasi sebesar 50,8%. Persamaan
penelitian ini adalah tujuan untuk mengetahui angka kelengkapan pada
lembar informed consent. Perbedaan penelitian adalah pada metode
penelitian yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, sedangkan
penelitian ini yaitu menggunakan deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.
Selain itu perbedaan penelitian Leni Herfiyanti (2015) dengan penelitian
ini adalah waktu dan lokasi penelitian.
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran umum RSUD Prambanan
a. Sejarah
Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan merupakan rumah sakit kedua di
kabupaten Sleman yang mulai operasional tahun 2010. Rumah Sakit
Umum Daerah Prambanan terletak di Jl. Prambanan-Piyungan km.07
Dusun Delegan, Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan Kabupaten
Sleman. Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan berdiri pada akhir tahun
2009 berdasarkan Surat Izin Bupati Sleman Nomor :
503/2316/DKS/2009 tentang Izin Penyelenggaraan Sementara Rumah
Sakit Umum Daerah Prambanan. Kemudian diperkuat dengan terbitnya
Peraturan Daerah Prambanan Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman.
Pelaksanaan tugas, fungsi, dan tata kerja diatur dalam peraturan
Bupati Sleman Nomor 49 tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi, dan
Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Prambanan. Sebagai pengakuan
legal terhadap berdirinya RSUD Prambanan dilakukan pengurusan izin
operasional yang kemudian terbit Surat Keterangan Kode RSUD
Prambanan 3404168 dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Sektretaris Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik, Direktorat
Jenderal Pelayanan Medik Nomor : IR.02.01/I.I/2456/2010 tertanggal 30
April 2011.
Pada tanggal 29 Desember 2011 sesuai dengan SK Bupati Sleman
Nomor 3662/Kep.KDH/A/2011 RSUD Prambanan menerapkan pola
pengelolaan keuangan BLUD terhadap berdasarkan pada peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sejak tanggal 22 Desember 2014
status BLUD bertahap berubah menjadi BLUD penuh dengan SK Bupati
27
Sleman Nomorr 88.1/Kep.KDH/A/2014. Pada tanggal 4 Oktober 2014
RSUD Prambanan memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 dengan unit
Poli Spesialistik, IGD, Ruang Perawatan, Ruang Operasi, Instalasi
Penunjang, Pendaftaran dan Rekam Medik, Kepegawaian, Kasir dan
Jaminan, Pengadaan, Direktur, dan MR & Dokument Control.
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 02.02 Tahun 2015 tertanggal 2 Maret 2015, RSUD Prambanan
ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C. Tipe kelas ini dilakukan
melalui audit dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman dan berdasarkan
rekomendasi dari Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. RSUD
Prambanan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Umum Kelas C tanpa
melalui penetapan kelas D sebelumnya.
b. Visi
Visi merupakan tujan jangka panjang yang akan dicapai oleh RSUD
Prambanan adalah “Menjadi Rumah Sakit Pilihan Masyarakat”.
c. Motto
“melayani dengan IKHLAS” yaitu : Iman-Ketulusan-Hormat-Lestari-
Amanah-Santun. Iman memberikan arti bahwa pelayanan diberikan atas
dasar perwujudan iman dan ketakwaan sebagai bagian dari ibadah.
Ketulusan artinya bahwa pelayanan diberikan atas dasar ketulusan dari
hati sebagai wujud keikhlasan. Hormat artinya bahwa dalam memberikan
pelayanan tidak membeda-bedakan pasien, dan menempatkan pelanggan
sebagai orang yang dihormati. Lestari artinya pelayanan diberikan secara
berkesinambungan dan paripurna serta akan memberikan kesan abadi
atas pelayanan prima. Amanah memberikan makna bahwa pelayanan
dilaksanakan sebaik-baiknya karena tanggungjawab moral dan agama.
Santun artinya bahwa petugas memberikan pelayanan dengan tetap
memegang norma kesopanan dan menjunjung tinggi harkat manusia.
d. Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna sesuai standar
2) Meningkatkan profesionalisme petugas
28
3) Mewujudkan manajemen kinerja yang akuntabel
4) Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai
2. Gambaran Umum Instalasi Rekam Medis RSUD Prambanan
Dengan adanya Peraturan Bupati Sleman No. 49 Tahun 2009 tentang
uraian tugas, fungsi dan tata kerja Rumah Sakit Umm Daerah
Prambanan. Berdasarkan peraturan bupati tersebut penyelenggaraan
Rekam Medis dibawah seksi pelayanan medis dan keperawatan.
Sedangkan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) Direktur RSUD
Prambanan Nomor 445/137/RSUD Pramb/2015 tentang Struktur
Organisasi dan Uraian Tugas Instalasi Rekam Medis RSUD Prambanan
maka dalam melaksanakan kegiatannya Kepala Seksi pelayanan medis
dan keperawatan membawahi langsung kepala Instalasi Rekam Medis
yang membawahi satu kepala ruang rekam medis serta beberapa kepala
bagian antara lain : Bagian Pendaftaran Pasien, bagian Filling dan
Distribusi, bagian Assembling, Koding, dan Indeksing, Pelaporan. Visi
Instalasi rekam medis RSUD Prambanan yaitu memberikan pelayanan
informasi yang cepat, tepat, dan akurat serta terwujudnya pelayanan
rekam medis yang efektif dan efisien berbasis Teknologi Informasi. Misi
Instalasi rekam medis RSUD Prambanan yaitu menggunakan teknologi
informasi untuk input, proses maupun output di instalasi rekam medis
sesuai SPO yang ditetapkan. Falsafah instalasi rekam medis RSUD
Prambanan yaitu dokumen pasien akurat merupakan dasar untuk
menentukan pelayanan kesehatan bagi pasien.
Nilai Instalasi rekam medis adalah CERMAT, yaitu:
a. C : Cepat yaitu “memberikan pelayanan secara cepat kepada mitra
kerja, pasien dan keluarga”
b. E : Efektif yaitu “efektif dalam pelayanan administratif dan informasi
kesehatan”.
c. R : Rahasia yaitu “kerahasiaan informasi pasien aman dan terjaga
dengan baik”.
29
d. M : Memuaskan yaitu “memuaskan artinya pelayanan rekam medis
yang diberikan dapat memuaskan semua pihak”
e. A : Akurat yaitu “informasi yang dikeluarkan selalu akurat”
f. T : Tepat dan Terpercaya yaitu “menunjang terciptanya tertib
administrasi yang tepat dan terpercaya dalam rangka upaya
peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit”.
Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUD Prambanan yaitu :
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis RSUD Prambanan
Sumber : Pedoman Perorganisasian Rekam Medis RSUD Prambanan Kabupaten
Sleman
30
B. Hasil Penelitian
Hasil Penelitian yang telah dilaksanakan di RSUD Prambanan dengan
melakukan observasi dan studi dokumentasi berkas rekam medis rawat inap
yang ada lembar informed consent periode bulan Januari-Maret 2016 yang
diketahui bahwa dari 70 sampel berkas rekam medis rawat inap, peneliti
melakukan analisis kelengkapan pengisian pada lembar informed consent
berdasarkan Komponen Analisis Identifikasi, Laporan yang penting,
Autentikasi, dan Pendokumentasian yang benar.
1. Kelengkapan Pengisian Identifikasi Pasien
Hasil penelitian kelengkapan pengisian identifikasi pasien digambarkan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Kelengkapan Identifikasi Pasien
No Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Identifikasi Pasien Jumlah % Jumlah %
1 Nama 70 100 0 0
2 Tanggal Lahir 68 97.14 2 2.86
3 Jenis kelamin 63 90 7 10
4 No RM 70 100 0 0
5 Ruang/Kelas 52 74.28 18 25.72
Rata-rata kelengkapan 92.28 7.72
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata kelengkapan pengisian
identifikasi pasien sebanyak 92,28%. Item yang paling tinggi tidak
lengkap adalah item ruang/kelas sebanyak 25.72%.
31
2. Kelengkapan Pengisian Laporan Yang Penting
Hasil penelitian kelengkapan pengisian laporan yang penting
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting
No Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Laporan yang penting Jumlah % Jumlah %
1 Dokter Pelaksana Tindakan 59 84.28 11 15.72
2 Pemberi Informasi 52 74.28 18 25.72
3 Penerima Informasi 17 24.28 53 75.72
4 Diagnosis 70 100 0 0
5 Dasar Diagnosis 70 100 0 0
6 Tindakan Kedokteran 70 100 0 0
7 Indikasi Tindakan 70 100 0 0
8 Tata Cara 70 100 0 0
9 Tujuan 70 100 0 0
10 Risiko 70 100 0 0
11 Komplikasi 68 97.14 2 2.86
12 Prognosis 55 78.57 15 21.43
13 Alternatif & Risiko 24 34.28 46 65.72
14 Pemberian Tanda √ 67 95.71 3 4.29
Rata-rata kelengkapan 84.89 15.11
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata kelengkapan pengisian
laporan yang penting adalah 84.89%. Item yang paling tinggi pengisian
tidak lengkap adalah pada item penerima informasi sebanyak 75.72%.
32
3. Kelengkapan Pengisian Autentikasi Laporan yang Penting
Hasil penelitian kelengkapan pengisian autentikasi laporan yang penting
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Kelengkapan Pengisian Autentikasi Laporan yang Penting
No Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Autentikasi Laporan yang
penting
Jumlah % Jumlah %
1 Tanda tangan Dokter 69 98.57 1 1.43
2 Nama Terang Dokter 47 67.14 23 32.86
3 Tanda tangan pasien/keluarga 58 82.85 12 17.15
4 Nama Terang pasien/keluarga 10 14.28 60 85.72
5 Tanggal 68 97.14 2 2.86
6 Waktu 42 60 28 40
Rata-rata kelengkapan 69.99 30.01
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata kelengkapan pengisian
Autentikasi laporan yang penting adalah 69.99% Item yang paling tinggi
pengisian tidak lengkap adalah pada item nama terang pasien/keluarga
sebanyak 85.72%.
4. Kelengkapan Pengisian Identifikasi Penanggung jawab
Hasil penelitian kelengkapan pengisian identifikasi penanggung jawab
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.4 Kelengkapan Identifikasi Penanggung jawab
No Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Identifikasi Penanggung
jawab
Jumlah % Jumlah %
1 Nama Penanggung jawab 69 98.57 1 1.43
2 Umur Penanggungjawab 68 97.14 2 2.86
3 JK Penanggungjawab 38 54.28 32 45.72
4 Alamat Penanggungjawab 68 97.14 2 2.86
5 Hubungan dengan pasien 48 68.57 22 31.43
6 Nama pasien 69 98.57 1 1.43
7 Umur pasien 67 95.71 3 4.29
8 Jenis Kelamin pasien 38 54.28 32 45.72
9 Alamat pasien 67 95.71 3 4.29
Rata-rata kelengkapan 84.44 15.56
33
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata kelengkapan pengisian
identifikasi penanggung jawab adalah 84.44%. Item yang paling tinggi
pengisian tidak lengkap adalah pada item jenis kelamin penanggung jawab
dan item jenis kelamin pasien sebanyak 45.72%.
5. Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting Penanggung Jawab
Hasil penelitian kelengkapan pengisian laporan yang penting penanggung
jawab digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.5 Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting Penanggung
Jawab
Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Laporan yang penting
Penanggung Jawab
Jumlah % Jumlah %
Tindakan 66 94.28 4 5.72
Berdasarkan tabel di atas, terdapat kelengkapan pengisian laporan yang
penting penanggung jawab adalah 94.28%. Item kelengkapan pengisian
tidak lengkap adalah 5.72%.
6. Kelengkapan Pengisian Autentikasi Penanggung jawab dan Saksi
Hasil penelitian kelengkapan pengisian autentikasi penanggung jawab dan
saksi digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.6 Kelengkapan Pengisian Autentikasi Penanggung jawab dan Saksi
No Komponen Analisis Lengkap Tidak Lengkap
Autentikasi Penanggung
jawab dan Saksi
Jumlah % Jumlah %
1 Tanda tangan pasien 70 100 0 0
2 Nama terang pasien 70 100 0 0
3 Tanda tangan Saksi 1 62 88.57 8 11.43
4 Nama terang Saksi 1 56 80 14 20
5 Tanda tangan Saksi 2 68 97.14 2 2.86
6 Nama terang Saksi 2 66 94.28 4 5.72
Rata-rata kelengkapan 93.33 6.67
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata kelengkapan pengisian
autentikasi penanggung jawab dan saksi adalah 93.33%. Item yang paling
34
tinggi pengisian tidak lengkap adalah pada item Nama Terang saksi 1
sebanyak 20%.
7. Ketepatan Pengisian Pendokumentasian yang Benar
Hasil penelitian ketepatan pengisian pendokumentasian yang benar
digambarkan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.7 Ketepatan Pengisian Pendokumentasian yang Benar
Komponen Analisis Benar Salah
No Pendokumentasian yang
benar
Jumlah % Jumlah %
1 Nama 20 28.57 50 71.43
2 Diagnosa 26 37.14 44 62.86
3 Pembetulan Kesalahan 67 95.71 3 4.29
Rata-rata ketepatan 53.80 46.2
Berdasarkan tabel di atas, terdapat rata-rata ketepatan pengisian
pendokumentasian yang benar adalah 53.80 %. Item ketepatan pengisian
yang tidak tepat paling tinggi adalah item nama sebanyak 71.43%.
C. Pembahasan
Dalam hasil penelitian kelengkapan pengisian lembar informed consent
rawat inap di RSUD Prambanan pada berkas rekam medis rawat inap yang ada
lembar informed consent periode bulan Januari-Maret Tahun 2016 berikut
pembahasan hasil penelitian :
1. Kelengkapan Pengisian Identifikasi Pasien
Rata-rata persentase kelengkapan pengisian identifikasi pasien di lembar
informed consent RSUD Prambanan adalah 92.28%. Pengisian item yang
lengkap terdapat pada item Nama dan Nomor Rekam Medis yaitu 100%.
Dari item yang terdapat tidak lengkap, item yang paling tinggi tidak
lengkap adalah item ruang/kelas sebanyak 25.72%. Berdasarkan hasil
penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta oleh Anas (2016) diperoleh
data bahwa persentase kelengkapan pengisian identifikasi pasien 100%.
Berdasarkan Permenkes RI No.129 Tahun 2008 bahwa dengan rekam medis
yang lengkap adalah rekam medis (termasuk informed consent) yang telah
diisi lengkap dalam waktu < 24 jam setelah pelayanan rawat jalan atau
35
setelah pasien inap diputuskan untuk pulang dengan standar pengisian 100%
terisi, yang meliputi identitas pasien, anamnesis, rencana asuhan,
pelaksanaan asuhan, tindak lanjut, dan resume.
2. Kelengkapan Pengisian Laporan Yang Penting
Rata-rata persentase kelengkapan pengisian laporan yang penting di lembar
informed consent RSUD Prambanan adalah 84.89%. Pengisian item yang
lengkap terdapat pada item diagnosis, dasar diagnosis, tindakan kedokteran,
indikasi tindakan, tata cara, tujuan dan risiko yaitu 100%. Dari item yang
terdapat tidak lengkap, item yang paling tertinggi tidak lengkap adalah item
penerima informasi sebanyak 75.72%. Pada komponen analisis laporan
yang penting di lembar informed consent RSUD Prambanan belum terdapat
kolom pengisian perkiraan biaya. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah
Sakit Bethesda Yogyakarta oleh Anas (2016) diperoleh persentase
kelengkapan pengisian laporan yang penting yang paling tinggi adalah pada
item tindakan dan tujuan sebanyak 94,28%, sedangkan untuk persentase
item yang paling tinggi tidak lengkap adalah item perkiraan biaya sebanyak
60%. Berdasarkan Undang–Undang No. 29 Tahun 2004 penjelasan
tentang informed consent meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis,
tujuan tindakan medis, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan
komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosisnya. Berdasarkan
Permenkes RI No. 290/MENKES/PER/III/2008 pasal 7 ayat 3 menyebutkan
penjelasan tentang tindakan kedokteran sekurang–kurangnya mencangkup :
Diagnosa dan tata cara tindakan kedokteran, tujuan tindakan kedokteran
yang dilakukan, alternatif tindakan lain dan risikonya, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan,
perkiraan pembiayaan.
3. Kelengkapan Pengisian Autentikasi Laporan yang Penting
Rata-rata persentase kelengkapan pengisian autentikasi laporan yang
penting di lembar informed consent RSUD Prambanan adalah 69.99%.
Presentase kelengkapan pengisian yang paling tinggi terdapat pada item
tanda tangan dokter sebanyak 98.57%. Dari item yang terdapat tidak
36
lengkap, item yang paling tertinggi tidak lengkap adalah item nama terang
pasien/keluarga sebanyak 85.72%. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP
Hasan Sadikin Bandung oleh Leni (2015) diperoleh persentase kelengkapan
pengisian autentikasi laporan yang penting kelengkapan pada item tanda
tangan dokter adalah 91.8%, persentase ketidaklengkapan sebanyak 8.2%.
Untuk persentase kelengkapan pada item tanda tangan pasien atau keluarga
adalah 83.6%, persentase ketidaklengkapan sebanyak 16.4%. Berdasarkan
Permenkes RI No. 290/MENKES/PER/III/2008 pasal 1 tentang persetujuan
tindakan kedokteran adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai
tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap
pasien sedangkan sesuai dengan pasal 3 yaitu setiap tindakan kedokteran
yang mengandung risiko tinggi harus memperoleh persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.
4. Kelengkapan Pengisian Identifikasi Penanggung jawab
Rata-rata persentase kelengkapan pengisian identifikasi penanggung jawab
di lembar informed consent RSUD Prambanan adalah 84.44%. Persentase
kelengkapan pengisian yang paling tinggi terdapat pada item nama
penanggung jawab dan nama pasien sebanyak 98.57%. Dari item yang
terdapat tidak lengkap, item yang paling tertinggi tidak lengkap adalah item
jenis kelamin penanggung jawab dan jenis kelamin pasien sebanyak
45.72%. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Hasan Sadikin Bandung oleh
Leni (2015) diperoleh persentase kelengkapan pengisian yang paling tinggi
terdapat pada item nama pemberi persetujuan yaitu 100%, Sedangkan
persentase pengisian ketidaklengkapan yang paling tinggi adalah item
alamat pemberi persetujuan sebanyak 21%.
5. Kelengkapan Pengisian Laporan yang Penting Penanggung Jawab
Persentase Kelengkapan pengisian laporan yang penting penanggung jawab
di lembar informed consent RSUD Prambanan pada item tindakan adalah
94.28%. Persentase kelengkapan pengisian tidak lengkap pada item
tindakan adalah 5.72%. Berdasarkan hasil penelitian di RSUP Hasan
37
Sadikin Bandung oleh Leni (2015) persentase kelengkapan pengisian item
laporan yang penting item tindakan sebanyak 100%.
6. Kelengkapan Pengisian Autentikasi Penanggung jawab dan Saksi
Rata-rata persentase kelengkapan pengisian Autentikasi Penanggung jawab
dan saksi di lembar informed consent RSUD Prambanan adalah 93.33%.
Pengisian item yang lengkap terdapat pada item tanda tangan pasien dan
nama terang pasien yaitu 100%. Dari item yang terdapat tidak lengkap,
item yang paling tinggi tidak lengkap adalah item nama terang saksi 1
sebanyak 20%. Berdasarkan hasil penelitian di Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta oleh Anas (2016) diperoleh data Pengisian item yang lengkap
terdapat pada item tanda tangan pasien yaitu 100%. Dari item yang terdapat
tidak lengkap, item yang paling tinggi tidak lengkap adalah item nama
terang dokter sebanyak 34.28%.
7. Ketepatan Pengisian Pendokumentasian yang Benar
Rata-rata ketepatan pengisian pendokumentasian yang benar di lembar
informed consent RSUD Prambanan adalah 53.80 %. Item pengisian yang
tidak tepat paling tinggi adalah item nama sebanyak 71.43%. Berdasarkan
hasil penelitian di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta oleh Anas (2016)
diperoleh data Pengisian pendokumentasian yang benar pada item penulisan
diagnosa 85.71% dan keterbacaannya 100%. Penulisan diagnosa pada
lembar informed consent sebagian besar menggunakan huruf kapital yang
ditulis oleh dokter. Berdasarkan Permenkes RI No.
269/MENKES/PER/III/2008 pasal 5 ayat 5 dan 6 yaitu dalam hal ini terjadi
kesalahan dalam melakukan pencatatan pada rekam medis dapat dilakukan
pembetulan. Pembetulan yang dimaksud hanya dapat dilakukan dengan cara
pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan dibubuhi
paraf dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang bersangkutan.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul “Tinjauan
Kelengkapan Pengisian Lembar Informed Consent Rawat Inap di RSUD
Prambanan” dapat dirinci secara umum menjadi kategori :
1. Kelengkapan pengisian identifikasi pasien dikatakan baik (92.28%),
Kelengkapan pengisian identifikasi penanggung jawab dikatakan baik
(84.44%).
2. Kelengkapan pengisian laporan yang penting dikatakan baik (84.89%),
Kelengkapan pengisian laporan yang penting penanggung jawab
dikatakan baik (94.28%), pada komponen analisis laporan yang penting di
lembar informed consent belum terdapat informasi tentang perkiraan
biaya.
3. Kelengkapan pengisian autentikasi laporan yang penting dikatakan cukup
(69.99%), Kelengkapan pengisian autentikasi penanggung jawab dan
saksi dikatakan baik (93.33%)
4. Ketepatan pengisian pendokumentasian yang benar dikatakan kurang
(53.80%).
B. Saran
1. Pengisian lembar informed consent diisi secara lengkap dan tepat.
2. Laporan yang penting pada lembar informed consent ditambah tentang
informasi perkiraan biaya.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2008. Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Hatta, G. R. (2008). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Keseehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hatta, G. R. (2010). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana
Pelayanan Keseehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Hendrik, (2012). Etika dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Guwandi. 2005. Rahasia Medik. Jakarta ; FKUI-Balai Pustaka.
Notoadmojo, S. 2012. Metodologi penulisan kesehatan edisi revisi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metode penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Nomor 18/KKI/KEP/IX/2006.
Manual Persetujuan Tindakan Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
Rustiyanto, E. 2012. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Yang
Terintegrasi. Yogyakarta : Politeknik Kesehatan Permata Indonesia
Sugiyono, 2011. Metode Penulisan Kuantitatif, Kualitatifm dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Undang-Undang Republik Indonesia No.29 Tahun 2004 tentang Izin praktik
Kedokteran. Jakarta: Menkes RI
L
A
M
P
I
R
A
N