TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA...

83
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN DI DESA SITUGADUNG KABUPATEN TANGERANG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Oleh: Dendi Purwagandi NIM: 1113046000104 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M/ 1440 H

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA

RUMAH KONTRAKAN DI DESA SITUGADUNG KABUPATEN

TANGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh:

Dendi Purwagandi

NIM: 1113046000104

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M/ 1440 H

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN
Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN
Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN
Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS DIRI

Nama : Dendi Purwagandi

NIM : 1113046000104

TTL : Cianjur, 25 Desember 1995

Alamat : Jl. Kp. Sinangpalai Rt 02/01 Des.Situgadung Kec.

Pagedangan Kab. Tangerang Banten

No. Telp : 085774579161 Telp/WA

Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

SDN Situgadung 2 (2001 – 2007)

MTS Ruhul Bayan (2007 – 2010)

SMAN 17 Kab. Tangerang (2010 – 2013)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2013 – 2019)

C. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Kepala Divisi Ekonomi Kreatif Himpunan Mahasiswa Program Studi

(HMPS) Muamalat Tahun 2015

2. Anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Fakultas Syari‟ah

dan Hukum

3. Ketua Bidang Pemberdayaan Masyarakat Himpunan Pemuda Sinangpalai

(HIPSI) 2016

4. Ketua Muamalat Riders (Mulder) Tahun 2015

5. Ketua Komunitas Motor Black Bird South Tangerang Community (BBSTC)

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

ABSTRAK

DENDI PURWAGANDI, NIM 1113046000104. “Tinjauan Hukum Islam

Terhadap Praktek Sewa-menyewa Rumah Kontrakan di Desa Situgadung

Kabupaten Tangerang”, Skripsi. Program Studi Ekonomi Syariah, Konsentrasi

Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 1440 H/2019 M. Jumlah halaman 68 + lampiran halaman

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana Akad Sewa-

menyewa pada Bisnis Rumah Kontrakan daerah Situgadung Kec. Pagedangan

dalam Tinjauan Hukum Islam. Mewabahnya bisnis sewa menyewa rumah

kontrakan ini membuat punulis tertarik untuk meneliti bagaimana hukum islam

memandang akad sewa menyewa rumah kontrakan ini berlangsung.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif kualitatif, karena

metode ini dirasa sangat relevan dengan objek penelitian. Data yang digunakan

adalah data kualitatif yang bersumber dari dua jenis sumber, yaitu data primer dan

data sekunder. Kemudian data tersebut diformulasikan dan diintreprestasikan

sehingga tersusun rapi menjadi satu. Adapun pengumpulan data dilakukan dengan

teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, berlangsungnya akad sewa

menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung ini terbilang sudah sesuai dengan

hukum Islam, namun dalam beberapa hal terdapat sesuatu yang sepertinya harus

ditambahkan demi tercapainya prinsip syariah secara utuh, seperti membuat

perjanjian tertulis dalam perjanjian awal dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Akad, Sewa Menyewa, Bisnis Rumah Kontrakan.

Pembimbing : Drs. Hamid Farihi, MA.

Daftar Pustaka : 1992 – 2015

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

ABSTRACT

DENDI PURWAGANDI, NIM 1113046000104. “Overview of Islamic Law on

the Practice of Rented Houses for Rent in Situgadung Village, Tangerang

Regency.", Thesis. Sharia Economics Study Program, Sharia Banking

Concentration, Faculty of Economics and Business, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, 1440 H / 2019 M. Number of pages 68 + page

attachments

This study aims to explain how the contract of leasing in the contracted

home business in the Situgadung district Pagedangan in the Overview of Islamic

Law. The expulsion of the rented house rental business made the writers

interested in examining how Islamic law views the contractual leasing contract.

The research is descriptive qualitative research, because this method is

very relevant to the object of research. The data used are qualitative data sourced

from two types of sources, namely primary data and secondary data. Then the

data is formulated and interpreted so neatly arranged into one. The data

collection is done by observation, interview, documentation and literature study.

The results of the study show that the contract of leasing for rented houses

in Situgadung village is in accordance with Islamic law, but in some cases there

seems to be something to add to the achievement of sharia principles as a whole,

such as making a written agreement in the initial agreement and so forth.

Key Word : Contract, Lease, Rented House Business

Advisor : Drs. Hamid Farihi, MA.

References : 1992 – 2015

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat, rahmat

dan hidayah, serta kasih sayang-Nya sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam tak lupa selalu tercurah kepada Sang Pembawa Kebenaran

yakni Nabi Muhammad SAW yang membawa umatnya dari zaman kegelapan ke

zaman yang terang benderang.

Alhamdulillah dengan didorong rasa semangat dan dukungan dari orang

sekitar,Skripsi yang berjudul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP

PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN DI DESA

SITUGADUNG KABUPATEN TANGERANG” dapat diselesaikan penulis.

Penulisan karya ilmiah dalam bentuk Skripsi ini merupakan salah satu syarat

untuk menyelesaikan studi strata satu (S1) guna memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi (SE) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Merupakan suatu kehormatan bagi penulis untuk mempersembahkan yang

terbaik kepada orang sekitar penulis, yaitu kedua orang tua, keluarga besar

penulis, pihak civitas akademika dan pihak-pihak lain yang telah ikut andil dalam

penyelesaian Skripsi ini. Sebagai bentuk penghargaan, penulis sampaikan ucapan

rasa terimakasih sedalam dalamnya kepada:

1. Dr. Ahmad Tholabi Kharlie, S.H., M.H., M.A. Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP., CRMP. Dekan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. AM. Hasan Ali, Ketua Pogram Studi Muamalat, dan Abdurrauf, LC, MA.

Sekertaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah, sekaligus Tim Task

Force Passing Out Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

ix

4. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si Ketua Program Studi Ekonomi

Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Abdurrauf, LC, MA. Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan nasehat, saran, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6. Drs. Hamid Farihi, MA. Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

meluangkan waktu, fikiran, dan tenaganya dan dengan sabar membimbing

saya, menasehati, serta memberikan motivasinya dalam penulisan Skripsi

ini.

7. Seluruh pihak Staf Kantor Desa Situgadung dan Bapak Aca selaku kepala

desa situgadung yang telah membantu dan mengizinkan penulis dalam

melakukan penelitian di tempat tersebut.

8. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Karyawan Akademik Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memberikan banyak ilmu dan pengalaman kepada penulis selama

mengikuti perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.

9. Tak lupa pula Kedua orang tua dan kakak penulis beserta keluarga yang

dengan tulus selalu mendoakan, memberi semangat dan selalu mendukung

penulis baik moril maupun materil. Semoga selalu dalam lindungan dan

berkah Allah SWT.

10. Teman-teman Crew Lay‟s, Ripazri, Azie, Adhi Qari, Rudy, Arif, Dicky,

yang sangat mendukung dan mensuport penulis.

11. Teman-teman Muamalat C 2013, teman-teman Perbankan Syariah

angkatan 2013 yang selalu memberikan semangat dan hiburan kepada

penulis.

12. Kakak-kakak penulis selama di UIN dan HmI, Kak Ume, kak Zaky, kak

Abeng, Kak Husnul, Kak Kevin, Kak Diaz, Kak Aslam. Juga sahabat-

sahabat penulis, Matin, Wirda, Nurul, Rendy, Aam dan lainnya. Juga

Adik-Adik penulis, Fay, Amel, Bakrie, Aziz, Tacki, Fikri, Iqbal, Richad,

Akmal, Ilham, Bowo, Ragil dan lainnya, yang telah mendukung,

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

x

membantu, membimbing, menyemangati dan menemani penulis dalam

berjuang dan menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya penulis memanjatkan doa semoga kebaikan berupa motivasi dan

kontribusi yang telah diberikan mereka, mendapat balasan berupa pahala yang

berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR ................................................................................ viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR ILUSTRASI ............................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................. 6

C. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 7

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ................................. 8

F. Metode Penelitian ..................................................................... 11

G. Tekhnik Penulisan ..................................................................... 12

H. Sistematika Penulisan ................................................................ 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konsep Akad .............................................................................. 14

1. Pengertian Akad .................................................................. 14

2. Rukun dan Syarat Akad ...................................................... 15

B. Konsep Ijarah ........................................................................... 16

1. Pengertian Ijarah ................................................................ 16

2. Dasar Hukum Ijarah ........................................................... 19

3. Rukun dan Syarat Ijarah ..................................................... 21

4. Hal dan Kewajiban Kedua Belah Pihak .............................. 23

5. Kesepakatan Mengenai Harga Sewa dan Berakhirnya akad

Ijarah ................................................................................... 24

C. Wanprestasi ............................................................................... 25

D. Tujuan Hukum Islam dan Prinsip Ekonomi Islam .................... 28

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

xii

BAB III HASIL DATA AKAD SEWA-MENYEWA KONTRAKAN DI

DAERAH DESA SITUGADUNG

A. Gambaran Umum Desa Situgadung ........................................... 31

B. Karakteristik Responden dan Rumah Kontrakan ....................... 34

C. Akad Sewa-menyewa Rumah Kontrakan di Desa Situgadung ..

.................................................................................................... 38

D. Penentuan Harga Sewa dan Masa Sewa Rumah Kontrakan di

Desa Situgadung ........................................................................ 39

E. Pelanggaran Perjanjian dan Akibat Hukumnya ........................ 40

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Akad Sewa-menyewa Rumah Kontrakan di

Desa Situgadung ....................................................................... 41

B. Analisa Penetapan Harga Sewa ................................................ 48

C. Wanprestasi dan Akibat Hukumnya ......................................... 50

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 54

B. Saran ......................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 57

LAMPIRAN ................................................................................................ 60

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

xiii

DAFTAR ILUSTRASI

Ilustrasi 3.1 Jumlah Penduduk Desa Situgadung ......................................... 31

Ilustrasi 3.2 Jumlah KK Berdasarkan Agama ............................................. 32

Ilustrasi 3.3 Jumlah KK Berdasarkan Pendidikan ....................................... 32

Ilustrasi 3.4 Jumlah KK Berdasarkan Usia .................................................. 33

Ilustrasi 3.5 Jumlah KK Berdasarkan Pekerjaan .......................................... 33

Ilustrasi 3.6 Jumlah Pemilik dan Penyewa Kontrakan ................................ 34

Ilustrasi 3.7 Jumlah Penyewa Berdasarkan Daerah Asal ............................. 34

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................... 35

Tabel 3.2 Responden Berdasarkan usia ...................................................... 35

Tabel 3.3 Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ............................ 35

Tabel 3.4 Responden Berdasarkan Penghasilan ......................................... 36

Tabel 3.5 Karakteristik Kontrakan Berdasarkan Bangunan ........................ 37

Tabel 3.6 Karakteristik Kontrakan Berdasarkan Jumlah Kontrakan .......... 37

Tabel 3.7 Karakteristik Kontrakan Berdasarkan Lama Kepemilikan ......... 38

Tabel 3.8 Bentuk Akad atau Perjanjian Sewa-menyewa Kedua Belah

Pihak ............................................................................................ 38

Tabel 3.9 Lama Waktu Sewa ...................................................................... 38

Tabel 3.10 Harga Sewa Kontrakan ............................................................. 39

Tabel 3.11 Cakupan Harga Sewa dengan Beban Listrik dan lain-lain ....... 39

Tabel 3.12 Negosiasi Harga Sewa .............................................................. 40

Tabel 3.13 Harga Sewa Berdasarkan Manfaat yang di Terima .................. 40

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari segala perilaku

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan tujuan memperoleh

falah (kedamaian dan kesejahteraan dunia akhirat). Perilaku manusia disini

berkaitan landasan-landasan syariah sebagai rujukan berperilaku dan

kecenderungan-kecenderungan dari fitrah manusia. Kedua hal tersebut

berinteraksi dengan porsinya masing-masing sehingga terbentuk sebuah

mekanisme ekonomi yang khas dengan dasar-dasar nilai ilahiah. Akibatnya,

masalah ekonomi dalam Islam adalah masalah menjamin berputarnya harta

diantara manusia agar dapat memaksimalkan fungsi hidupnya sebagai hamba

Allah mencapai falah di dunia dan diakhirat (hereafter), bukan individual.1

Salah satu kegiatan ekonomi Islam atau dapat disebut muamalah yaitu

sewa-menyewa, ini mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari

sejak zaman dahulu hingga kini. Kita dapat membayangkan betapa kesulitan

akan timbul dalam kehidupan sehari-hari, seandainya sewa-menyewa ini tidak

dibenarkan oleh hukum.2

Dalam Bahasa Arab sewa-menyewa diistilahkan dengan “al-Ijarah”.

Menurut bahasa Ijarah berarti upah, ganti atau imbalan, dalam istilah umum

dinamakan sewa-menyewa. Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas

suatu barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan (ownership/milkiyyah) atas barang itu sendiri.3

1 Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. Ketiga), h. 7.

2 Hamzah Ya‟qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1992).

3 Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, (Tazkia Insitute), h.167.

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

2

Menurut Amir Syarifuddin al-ijarah secara sederhana dapat diartikan

dengan akad atau transaksi manfaat atau jasa dengan imbalan tertentu. Bila

yang menjadi objek transaksi adalah manfaat atau jasa dari suatu benda disebut

Ijarah al‟ain, seperti sewa-menyewa rumah untuk ditempati. Bila yang objek

transaksi manfaat atau jasa dari tenaga seseorang disebut Ijarah ad-dzima atau

mengupah, seperti upah jasa pembantu rumah tangga. Sekalipun objeknya

berbeda dalam konteks fiqih di sebut al-ijarah.4

Sebagaimana yang terjadi dalam masyarakat di Desa Situgadung

Kecamatan Pagedangan, Kab. Tangerang, dalam rangka menambah

penghasilan mereka melakukan transaksi dalam memanfaatkan tempat tinggal

sebagai usaha sewa rumah kontarakan, hal ini dikerenakan latar belakang

warga yang sebagian besar adalah masyarakat mampu yang memiliki lahan

tempat tinggal yang luas, selain itu banyaknya para pendatang sangat

mempengaruhi pelaksanaan kegiatan sewa–menyewa ini, jumlah para

pendatang yang banyak serta beraneka ragam ini menjadikan atau

menimbulkan akibat dari praktek sewa–menyewa rumah kontrakan didaerah

Situgadung. Ditinjau dari segi bisnis sewa rumah kontrakan ini sangat diminati

oleh warga setempat selain sebagai usaha sampingan, usaha ini juga disebut

sebagai ladang bisnis yang menjanjikan.

Namun apabila kita perhatikan pada masa sekarang jarang orang yang

memperhatikan transaksi mereka sesuai dengan hukum Allah. Bahkan

kebanyakan mereka menitikberatkan pada transaksi yang mempunyai prospek

keuntungan semata. Jadi pertimbangan mereka adalah kalkulasi untung dan

rugi, bukan halal dan haramnya transaksi tersebut.5

Didesa Situgadung sendiri terdapat banyak rumah kontrakan dan semua

pemilik kontrakan adalah seorang Muslim namun dalam sistem sewa–

menyewanya hanya menggunakan perjanjian dengan lisan.

4 Amir Syarifudin, Garis-Garis Besar Fiqih, (Jakarta: Kencana, 2003), h.216.

5Muhammad Sholahuddin. Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer, (Surabaya: Pustaka Progresif,

2004), h.3.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

3

Dengan perjanjian secara lisan ini dapet menimbulkan masalah

dikarekan manusia yang memiliki sifat lupa akan suatu hal. Jadi perjanjian

secara lisan ini dapat menjadi masalah apabila terjadi wanprestasi atau

kegagalan kontrak. Karena perjanjian secara lisan ini bersifat tidak kuat dan

dapat menimbulkan permasalahan apabila terjadi wanprestasi atau kegagalan

kontrak/perjanjian.

Masalah yang ditimbulkan dari perjanjian secara lisan ini apabila terjadi

wanprestasi atau kegagalan kontrak berbagai macam, salah satunya dapat

timbulnya fitnah yang di akibatkan terjadinya perselisihan persoalan kerusakan

rumah yang seharusnya di perbaiki oleh pemilik rumah kontrakan atau

penyewa kontrakan dan juga banyak pemilik rumah kontrakan yang hanya

memikirkan keuntungannya saja tidak ada unsur keadilan dalam

kontrak/perjanjian tersebut.

Akad dalam sebuah transaksi merupakan hal yang sangat penting. Akad

(ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau kesepakatan atau

transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang terbingkai dalam nilai-nilai

syariah.6

Akad adalah kontrak antara dua belah pihak. Akad mengikat kedua

belah pihak yang saling bersepakat, yakni masing-masing pihak terkait dengan

melaksanaan kewajiban mereka masing-masing yang telah disepakati terlebih

dahulu. Dalam akad term and conditionnya sudah ditetapkan secara rinci dan

spesifik. Bila salah satu salah atau kedua belah pihak yang terikat pada kontrak

itu tidak memenuhi kewajibannya, maka ia menerima sanksi seperti yang

sudah disepakati dalam akad.7

6Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet.3), h.35

7Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, ed. Ketiga), h. 65

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

4

Akad dapat dilakukan secara lisan (ucapan), perbuatan, isyarah maupun

tulisan.8 Namun alangkah lebih baiknya jika perjanjian dibuat secara tertulis

agar para pihak memahami dan mengetahui dengan jelas kewajiban dan hak

masing-masing pihak. Karena akibat hukum perjanjian tidak tertulis

mengakibatkan salah satu pihak tidak mengetahui hak dan kewajibannya

sehingga peluang terjadinya wanprestasi cukup besar dimana wanprestasi

tersebut akan mengakibatkan pihak lain mengalami kerugian.9 Selain itu di Al-

Qur‟an dijelaskan untuk menuliskan perjanjian jika kita melakukan muamalah

secara tidak tunai transaksi pada sewa-menyewa. Seperti dalam QS. Al-

Baqarah ayat 282 yang berbunyi:

ي ي ااا إ ي إ إ ي ي اي ااا إ لاااذت يذ يبااا س يااااك اس يإ ي ااا إ نياإ ااا ااانينني اااين ااانيايذا يياااييا ااا ي إ اااا يإ

إ اااا اي اااالين يإ اااا ين اااان ي ي ذإ إ ي اااا إ ي إ إ ي ي ي ذاااال اااا ي ذااااي يي إ ياإ اااا ييااااتإ ي ي ي إ عاااا إ ي

إي يلاا ي ي إ اا ا االين يإ ي اااين اان ي ني ي االاإ اايإ ي اال يذاإ إ يياا إ ي اال يب اا ي ي إ يي ي إ ضااعي ي

إي يااا ي ي ااالاإ إ يببااا ايذااااإ يإ ااا ي ني ااا إ نلإ ي ي إ عااا إ ي ااال يا ي ااا إ ي ذإ إ ي ااا ي يي ذااا ياإ عيأ ااا ييلإ

ااا ذي ن ااا ي إ ضااا ي نمياإ ااا ا ايذااااين إ ضااا بإ ي ااااإ اااايذذ ب نذإ ي ااا اي بب ااايإ اااايبب بيي ن

ي إ اااا ي اااا يبني إ ي نياإ اااتذ لإ ي ااااني ي يننيذااااي نم ااا ا ييااااتإ ين ي ي اااابلك إ ذينخإ ن ااا إ

ي ااا ني ي بإ ي ي اااااك إ ي ااا ي ااا إ ي ي ااا اإ ي لاااع إ ي إ ااا

يبااالي ينك اااايي يااابنيااااك ي اإ

ي ااايعإ نينني ااا إ ااايي إ ي ي اااا يب إ ااايإ ي ي ااايإ إ اااا ا ي يإ يب ااا ي ي ضاااب ي يباااب إ

ي عذ ي ي ي ااااني ن يي إ اااا ي اااا ي ل اااال ع ااااني لا إ ي اإ ي ي اااا ي ي ي اااا ي يي ضااااب يي ي اااا

ي ي ي مس يإ ي ي

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak

secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan

hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan

janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya,

meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu

mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada

Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya.

Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau

dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan

8Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamlat, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 133.

9Dita Kartika Putri, Akibat Hukum terhadap perjanjian tidak tertulis sewa-menyewa alat berat

CV. Marissa Tangerang, Jurnal Baraja Niti Volume 2 No. 5 Tahun 2015.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

5

dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang

lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki

dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang

lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan

(memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu

menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya.

Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan

lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu

itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara

kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan

persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling

sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal

itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah

mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Pada ayat tersebut dijelaskan bahwa setiap transaksi (muamalah) yang

tidak dilakukan secara tunai harus dicatat untuk kepastian waktu dan ketentraman

pihak yang terkait, maka dari itu praktek kegiatan sewa-menyewa ini tidak

semudah yang diperkirakan karena memang dalam prakteknya pun banyak sekali

transaksi tunai khusunya sewa-menyewa yang masih belum sesuai dengan ayat

diatas, dimana harus adanya pencatatan. Isi perjanjian hendaknya disepakati kedua

belah pihak. Jika nantinya perjanjian ini dilanggar ataupun diingkari, akan

menjadi permasalah yang perlu diselesaikan dengan mempertimbangkan segala

aspek yang ada. Dalam muamalah sewa-menyewa dilakukan dengan memelihara

nilai-nilai keadilan, memelihara unsur-unsur penganiayaan, unsur-unsur

pengambilan kesempatan dan kesempitan. Jadi hendaklah dalam suatu hubungan

dilandasi dengan prinsip diatas.10

Dari pemaparan diatas maka penulis tertarik

untuk meneliti tentang transaksi pada akad sewa-menyewa rumah diderah

10Ratri Widiastuti, “Tinjuan Hukum Islam terhadap praktek sewa-menyewa kamar kost di

kelurahan Baciro Kota Yogyakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah Universitas Isalm Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2010), h.4-5

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

6

Situgadung dalam judul “Tinjauan Hukum Islam terhadap Praktek Sewa-

menyewa Rumah Kontrakan di Desa Situgadung Kabupaten Tangerang.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang, maka ada beberapa masalah yang

dapat teridentifikasi dalam penelitian ini diantaranya sebagai berikut:

1. Bagaimanakah mekanisme dan prosedur dalam melakukan akad sewa-

menyewa rumah konrakan di daerah situgadung?

2. Bagaimanakah syarat-syarat yang dipenuhin calon penghuni rumah

kontrakan?

3. Bagaimanakah solusi bila terjadi pelanggaran kontrak?

4. Apakah penentuan harga sudah sesuai dengan manfaat yang diterima

penyewa?

5. Apa kewajiban dan hak dari si pemilik kontrakan sebagai pemberi jasa

rumah kontrakan?

6. Apa kewajiban dan hak yang diterima oleh penyewa kontrakan?

7. Apakah pemilik rumah kontrakan memberikan peraturan-peraturan tertentu

kepada penghuni kontrakan?

8. Apakah akad sewa-menyewa rumah kontrakan yang dilakukan sesuai

dengan prinsip ekonomi Islam?

C. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan ini fokus dan tidak melebar, maka permasalah yang

ini diteliti pada penelitian ini dibatas pada akad sewa-menyewa rumah

kontrakan di daerah Des. Situgadung Kec. Pagedangan Kab. Tangerang.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah yang telah

ditulis, maka penulis merumuskan masalahnya yaitu:

a. Bagaimanakah mekanisme serta prosedur dalam melakukan akad sewa-

menyewa rumah kontrakan di daerah Situgadung?

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

7

b. Bagaimanakah solusi bila terjadi pelanggaran kontrak?

c. Apakah penentuan harga sewa sudah sesuai dengan manfaat yang

diterima?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan

dapat tercapai dalam penelitian ini adalah:

a. Mengetahui mekanisme serta prosedur dalam melakukan akad sewa-

menyewa kontrakan di daerah Situgadung Kec. Pagedangan.

b. Mendeskripsikan solusi yang ditempuh jika terjadi pelanggaran kontrak

pada bisnis rumah kontrakan didaerah Situgadung Kec. Pagedangan.

c. Menganalisis penetapan harga sewa dengan hukum Islam dan nilai

keadilan.

d. Mengingatkan para pemilik bisnis kontrakan dalam menjalankan akad

sewa-menyewa kontrakan sesuai dengan syairat Islam.

2. Manfaat Penelitian

adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah wawasan serta ilmu yang

luas demi miningkatkan kopetensi diri, kecerdasan intelektual dan

emosional dalam bidang syariah khusunya mengenai kesesuaian akad yang

digunakan dengan hukum Islam, dan sebagai bahan pustaka yang nantinya

diharapkan dapat menambah pemahaman secara mendalam mengenai

transaksi syariah.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada masyarakat khususnya para pelaku bisnis mengenai pilihan akad

yang sesuai dengan prinsip syariat Islam agar mendapatkan keberkahan

disertiap bisnis yang dijalankan. Serta sebagai bahan pertimbangan dalam

menetapkan kebijaksanaan yang berhubungan dengan sewa-menyewa

rumah di daerah situgadung kec. Pagedangan.

E. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

8

Dalam penyusunan skripsi ini, sebelum penelitian lebih lanjut kemudian

menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis

lakukan adalah mengkaji terlebih dahulu skripsi – skripsi yang mempunyai judul

hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Dari survei awal diketaui ada

beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan akad sewa-menyewa atau Ijarah,

yaitu :

No.

Nama Penulis/ Judul

Skripsi/ Tahun/

Instansi

Substansi

Perbedaan dengan

Penulis

1. Ratri Widiastuti/

Tinjauan Hukum

Islam Terhadap

Praktek Sewa

Menyewa Kamar

Kost di Kelurahan

Baciro Kota

Yogyakarta/2010/U

IN Syarif

Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini membahas

tentang mekanisme

sewa menyewa kamar

kost di Kelurahan

Baciro Kota

Yogyakarta yang di

tinjau dari hukum

Islam.

Rencananya penulis

akan memaparkan

tentang mekanisme

akad sewa menyewa

rumah kontrakan di

desa Situgadung

Kabupaten

Tangerang jika di

tinjau dengan hukum

Islam.

2. Muchsin/ Wanprestasi

Perjanjian Sewa

Menyewa Ruangan

Perkantoran di

Gedung Patra Jasa

Jakarta/ 2006/ UIN

Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Dalam skripsi ini

membahas tentang

terjadinya

wanprestasi dalam

sebuah perjanjian

sewa menyewa

gedung perkantoran

di Jakarta

Dalam penelitian yang

akan penulis bahas

yaitu tentang seperti

apakah sebuah akad

sewa menyewa itu

berjalan, dan

bagaimana

penyelasaiannya jika

terjadi wanprestasi

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

9

3. Lukman Yutomo/

Upaya Perusahaan

Rental

Menyelesaikan

Wanprestasi dan

Overmach yang

terjadi Kerusakan

Pada Perjanjian

Sewa-Menyewa

Mobil/ 2013/

Universitas

Brawijaya

Penelitian ini membahas

tentang Cara

Perusahaan

menyelesaikan

wanprestasi pada

perjanjian sewa-

menyewa mobil.

Dalam penelitian yang

akan penulis bahas

yaitu tentang akad

sewa-menyewa

rumah kontrakan di

desa situgadung

4. Rahmi Nur Kholisoh/

Akad Sewa

Menyewa Rumah

Kontrakan Daerah

Pondok Aren

Ditinjau Dari

Hukum Islam/

2014/ UIN Syarif

Hidayatullah

Jakarta

Penelitian ini membahas

tentang mekanisme

akad sewa menyewa

rumah kontrakan di

kelurahan Pondok

Aren

Dalam Penelitian yang

penulis angkat

membahas tentang

mekanisme akad

sewa menyewa juga,

tapi di tempat yang

berbeda yaitu di desa

Situgadung

5. Astika Nur

Dianingsih/

Tinjauan Hukum

Islam Terhadap

Akad Sewa

Menyewa (Ijarah)

Kamar Indekos/

2016 / IAIN

Penelitian ini membahas

tentang akad sewa

menyewa kamar kos

di daerah kampus

IAIN Purwokerto

Dalam penelitian yang

akan penulis bahas

yaitu tentang akad

sewa-menyewa

rumah kontrakan di

desa situgadung

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

10

Purwokerto

6. Nurhikma Djufri/

Tinjauan Hukum

Islam Terhadap

Akad Sewa-

Menyewa Rumah

Kontrakan/ 2013/

Jurnal

Jurnal ini menjelaskan

tentang pengambilan

keuntungan dari sewa

menyewa rumah

kontrakan di

Kecamatan Satio,

Manado

Skripsi ini menjelaskan

tentang praktek sewa

menyewa dan

pelanggaran serta

sanksi untuk

pelanggar perjanjian

sewa menyewa jika

di tinjau dengan

hukum Islam

7. Sukardi/ Tinjauan

Yuridis

Pengakhiran Sewa-

Menyewa Rumah

yang di Buat

Secara Lisan di

Kelurahan Sungai

Belitung

Kecamatan

Pontianak barat/

Jurnal

Jurnal ini menjelaskan

tentang Sanksi yang

diberikan kepada

penyewa yang telah

habis masa sewanya,

tapi belum

mengosongkan

rumah sewanya

Skripsi ini menjelaskan

tentang praktek sewa

menyewa dan

pelanggaran serta

sanksi untuk

pelanggar perjanjian

sewa menyewa jika

di tinjau dengan

hukum Islam

Dari beberapa referensi yang penulis temui memang semuanya membahas

mengenai pokok dari sewa-menyewa rumah, ruangan atau kendaraan, namun

berbeda dengan skripsi yang akan penulis teliti ini terdapat beberapa perbedaan

yaitu penulis memfokuskan pada akad sewa-menyewa pada bisnis rumah

kontrakan daerah Situgadung kec. Pagedangan kab. Tangerang dan penyelesaian

wanprestasi.

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

11

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Yaitu dengan mengumpulkan,

menyusun dan mendeskripsikan data dan informasi aktual. Penelitian deskriptif

juga untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau

fenomena.

2. Jenis Data dan Sumber Data

Jenis dalam penelitian ini adalah data kualitatif berupa deskripsi praktek

akad sewa-menyewa di daerah Situgadung Kec. Pagedangan Kab. Tangerang

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Data Primer, yaitu data langsung yang diperoleh dari pihak pemilik

bisnis sewa-menyewa rumah kontrakan dan penyewa rumah kontrakan

melalui instrumen kuesioner.

b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai literatur dan

referensi lain seperti buku, majalah, makalah, serta surat kabar dan

setiap artikel yang mengandung informasi yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas, dihimpun dari berbagai tempat mulai dari

perpustakaan hingga situs internet.

3. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengumplan data yang digunakan pada penelitian kali ini adalah penelitian

lapangan (Field Research). Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang

akurat dengan cara mendatangi langsung objek penelitian. Objek penelitian ini

adalah kegiatan sewa-menyewa rumah kontrakan didaerah Situgadung Kec.

Pagedagan Kab. Tangerang. Untuk memperoleh data dari lapangan ini, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

12

a. Oberservasi, dengan pengamatan serta melihat proses sewa-menyewa

rumah kontrakan di daerah Situgadung Kec. Pagedangan Kab.

Tangerang.

b. Wawancara, untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari pihak

pemilik sewa rumah kontrakan daerah Situgadung Kec. Pagedangan

Kab. Tangerang terkait informasi yang dijadikan objek penelitian.

Adapun teknik pengelolaan data pada penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, analisa data dilakukan secara bersamaan dengan pengumpulan data.

Proses analisis bersifat induktif, yaitu mengumpulan informasi-informasi khusus

menjadi satu kesatuan dengan jalan mengumpulkan data , menyusun dan

mengklarifikasinya dan menganalisa praktek sewa-menyewa umah kontrakan

yang ditinjau hukum Islam.

G. Tekhnik Penulisan

Teknik penulisan serta penyusunan skripsi ini, semua berpedoman pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi Tahun 2017 yang diterbitkan oleh Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press 2017.

H. Sistematika Penulisan

Agar skripsi yang disusun tersusun rapi, sistematis, dan akhirnya mudah

dipahami, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing

bab. Penulis membaginya menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing bab terdiri

dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. Adapun

sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULIAN, dalam bab ini diawali dengan membahas apa

yang menjadi landasan pemikiran dalam penulisan skripsi ini

yang dituangkan dalam latar belakang masalah, identifikasi

masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, metode penelitian, review studi terdahulu,

sistematika penulisan, kerangka teori, dan teknik penulisan.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

13

BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini menguraikan tentang

landasan teori yang relevan yaitu tentang akad , konsep ijarah,

dan tinjauan hukum Islam serta review studi terdahulu.

BAB III HASIL DATA AKAD SEWA-MENYEWA RUMAH

KONTRAKAN DI DAERAH SITUGADUNG, menyajikan

tentang data yang didapat di lapangan yaitu tentang gambaran

umum Desa Situgadung, karakteristik responden dan

karakteristik rumah kontrakan di daerah Situgadung, penetapan

harga dan masa sewa rumah kontrakan, dan pelanggaran kontrak

dan akibat hukum yang terjadi.

BAB IV ANALISIS PRAKTIK SEWA MENYEWA RUMAH

KONTRAKAN DAERAH SITUGADUNG, menganalisis data

tentang akad sewa-menyewa di daerah Situgadung, analisis

penetapan harga dan masa sewa rumah kontrak dengan hukum

Islam dan nilai keadilan, serta pelanggaran kontrak dan akibat

hukumnya.

BAB V PENUTUP, menguraikan tentang penutup yang berisi

kesimpulan dan saran penulis.

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Akad

1. Pengertian Akad

Akad sering disebutkan ketika sedang malakukan transaksi dalam

bermuamalah, „aqad mneurut bahasa mempunya beberapa arti, antara lain

yaitu mengikat (الستظ), sambungan (ػقدج), dan janji (الؼد).Sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur‟an QS. Al Maidah ayat 1 yang berbunyi.11

فا تالؼقد ا الريي آها أ يا أي

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. (QS.

Al Maidah:1).

Secara termilogi akad didefinisikan sebagai pertalian atau perikatan

antara ijab dan kabul sesuai dengan kehendak syariah yang menetapkan

adanya akibat hukum pada objek perikatan.12

Akad (ikatan, keputusan, atau penguatan) atau perjanjian atau

kesepakatan atau transaksi dapat diartikan sebagai komitmen yang

terbingkai dengan nilai-nilai syariah.13

Dalam istilah fiqih, secara umum akad berarti sesuatu yang terjadi

tekad sesorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak,

seperti wakaf, talak, dan sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak,

seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai.14

11

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.44-55. 12

Ma‟ruf Amin, Fatwa dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Paramuda Advertising, 2008), h. 284. 13

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 71. 14

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah: Fiqih Muamalah, (Jakarta: kencana, 2012), h. 72.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

15

Secara khusus akad berarti keterkaitan antara ijab (pernyataan

penawaran/pemindahan kepemilikan) dan qabul (pernyataan penerimaan

kepemilikan) dalam lingkup yang disyaratkan dalam berpengaruh pada

sesuatu.15

Dari definisi-definisi diatas yang dikemukakan diatas dapat

disimpulkan bahwa, perjanjian adalah suatu perbuatan kesepakatan antara

satu orang atau beberapa orang dengan seseorang atau beberapa orang

lainya untuk melakukan perbuatan tertentu.

2. Rukun dan Syarat Akad

Menurut ahli-ahli hukum islam kontemporer, rukun yang

membentuk akad itu ada empat yaitu :16

a. Para pihak yang membuat akad.

b. Pernyataan kehendak para pihak.

c. Objek akad.

d. Tujuan akad.

Sedangkan syarat dalam akad ada empat yaitu:

a. Syarat berlakunya akad, yaitu bukan sesuatu yang diharamkan dan

memiliki manfaat.

b. Syarat syah akad, yaitu syarat yang diperlakukan secara syariah agar

akad berpengaruh. Yaitu tidak terdapatnya lima hal perusak sahnya

dalam akad yaitu, ketidakjelasan jenis yang menyebabkan

pertengkaran, adanya paksaan, membatasi kepemilikan suatu barang,

terdapat unsur tipuan, dan terdapat bahaya dalam pelaksanaan akad. 17

c. Syarat terealisasinya akad (nafidz), yaitu akad adanya kepemilikan

terhadap barang atau adanya otoritas untuk mengadakan akad baik

15

Ascarya, Akad dan produk perbanka syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet. ketiga), h. 35. 16

Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007), h.96. 17

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah, (Jakarta: Kencana, 2012) h. 75.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

16

secera langsung maupun perwakilan dan pada barang atau jasa

terserbut tidak ada hak orang lain.

d. Syarat lazim, yaitu bahwa akad harus dilaksanakan apa bila tidak ada

cacat.

Macam-macam akad yaitu terdiri dari:

1. Segala macam pertukan misalnya jual beli, pinjam pakai, sewa-

menyewa, upah, perkwainan, kongsi dan lain-lain.

2. Memberi dengan sukarela misalnya sedekah, wasiat, hibah,

meminjamkan, wakaf dan lain-lain.

3. Menyerahkan hak misalnya mewakilkan.

4. Mengurangi hak misalnya melepaskan perwakilan, kongsi, memberi

jaminan dan lain-lain.18

B. Konsep Ijarah

1. Pengertian Ijarah

Ijarah secara bahasa berarti upah dan sewa. Jasa atau imbalan.

Tansaksi ijarah merupakan salah satu bentuk kegiatan muamalah yang

banyak dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup.19

Secara etimologi, terdapat beberapa pengertian yang beragam yang

dikemukakan oleh para ulama, diantaranya yaitu :

a. Menurut ulama Hanafiah : akad untuk memperbolehkan pemilikan

manfaat yang diketahui dan sengaja dari suatu zat yang disewa dengan

imbalan.

b. Menurut ulama Malikiah : nama bagi akad-akad untuk memanfaatkan

yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat

dipindahkan.20

18

Ibrahim Lubis, Ekonomi Islam Suatu Pengantar 2, (Jakarta: Kalam Mulia, 1995), h.324 19

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Konstekstual, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

h.181. 20

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.144.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

17

c. Menurut ulama Syafi‟iyah : akan atas suatu pemanfaatan yang

mengandung maksud tertentu dan mubah serta menerima imbalan atau

kebolehan dengan imbalan tertentu.

d. Menurut ulama Hanabilah : akad atas suatu kemanfaatan yang mubah,

dalam waktu tertentu, sifat tanggungan, atau dengan imbalan tertentu.

e. Menurut muhammad Al Syarbini al Khatib bahwa yang di maksud

dengan ijarah adalah pemikiran manfaat dengan adanya imbalan dan

syarat-syarat.21

Sedangkan dalam peratutan Bank Indonesia, Ijarah didefinisikan

dengan transaksi sewa-menyewa atas suatu barang dan atau upah-

mengupah atas suatu jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa

atau imbalan jasa.22

Ijarah adalah akad untuk memanfaatkan jasa, baik jasa atau barang

ataupun jasa atas tenaga kerja. Bila digunakan untuk mendapatkan manfaat

barang maka disebut sewa-menyewa. Sedangkan jika digunkan untuk

mendapatkan manfaat tenaga kerja, disebut upah-mengupah.23

Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,

melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan (ownership/milkkiyah) atas barang itu sendiri.24

Transakasi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat (hak

guna), bukan perpindahan kepemilikan (hak Milik). Jadi pada dasarnya

prinsip Ijarah sama saja dengan prinsip jual beli, tapi perbedaannya

terletak pada objek transaksinya. Bila pada jual beli objek transaksinya

barang, pada Ijarah objek transaksinya barang maupun jasa. Pada

21

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, ed. Ketiga), h.74. 22

Pasal 1 ayat (10) Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005 23

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, ed. Ketiga), h74 24

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),

h.117

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

18

dasarnya, Ijarah didefinisikan sebagai hak untuk memanfaatkan

barang/jasa dengan membayar imbalan tertentu.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ijarah adalah akad

pemindah hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu

tertentu melalui pembayaran sewa/upah, tanpa diikuti dengan pemindahan

kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian dalam akad Ijarah tidak

ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya perpindahan hak guna saja dari

yang menyewakan kepada penyewa.25

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, Ijarah adalah akad

pemindahan hak guna (manfaaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu

tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanopa diikuti dengan

pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Dengan demikian, dalam akad

Ijarah tidak ada perubahan kepemilikan, tetapi hanya pemindahan hak

guna saja dari yang menyewakan kepada penyewa.26

Sedangkan dalam KUHPerdata Al Ijarah disebut sebagai sewa-

menyewa. Sewa-menyewa adalah suatu perjanjian dimana pihak yang satu

mengikatkan diri untuk memberikan kepada pihak lainnya kenikmatan dari

suatu barang, selama waktu tertentu dengan pembayaran sejumlah harga

yang besarnya sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan dalam Ensiklopedi

Muslim Ijarah diartikan sebagai akad terhadap manfaat untuk masa

tertentu dengan harga tertentu. Maka dari itu setiap perjanjian sewa-

menyewa harus ditentukan jangka waktu yang tegas. Hal ini penting

karena sewa-menyewa tidak bisa diputuskan oleh jual beli atau peralihan

hak lainnya.27

Dari pengertian diatas terlihat bahwa yang dimaskud dengan sewa-

menyewa itu adalah pengambilan manfaat, dengan kata lain dengan

25

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek , (Jakarta: Gema Insani,

2001), h.137-138 26

Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek, (Jakarta: Gama Insani, 2001),

h.173-13. 27

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (konsep, regulasi dan

implementasi), (Yogyakarta: UGM Press, 2010), h. 69-70

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

19

terjadinya peristwa sewa-menyewa yang berpindah hanyalah manfaat dari

benda yang disewakan tersebut sedangkan kepemilikan benda tidak

beralih, dalam hal ini dapat berupa manfaat barang seperti kendaraan,

rumah, dan manfaat karya seperti pemusik, bahkan juga berupa karya

pribadi seperti pekerja.

Sewa-menyewa sebagaimana pekerjaan lainya, adalah merupakan

perjanjian yang bersifat konsensual, perjanjian ini mempunyai kekuatan

hukum yaitu pada saat sewa-menyewa itu berlangsung, dan apabila akad

sudah berlangsung, maka pihak yang menyewa (mu‟ajjir) berkewajiban

untuk menyerahkan barang (ma‟jur) kepada pihak penyewa (musta‟jir),

dan dengan disertakan dengan manfaat barang/benda maka pihak penyewa

berkewajiban pula untuk menyerahkan uang sewa (ujrah).

Jika seseorang menyewa sebuah rumah tempat tinggal, maka ia

berhak memanfaatkan fungsi rumah tersebut sebagai tempat tinggal, baik

untuk dirinya maupun untuk orang lain. Ia juga berhak mentashrufkan

fungsi rumah tersebut. Sepanjang tidak menyalahi fungsi rumah tersebut.28

2. Dasar Hukum Ijarah

Adapun yang menjadi dasar hukum Ijarah antara lain :

a. Alqur‟an

Firman Allah QS. Al. Baqarah : 233

إى أزدذن أى ذسرسضؼا فئى أزادا وا ز فل جاح ػلي ذشا وا فصالا ػي ذساض ه

اػلوا أى اذقا للا لدكن فل جاح ػليكن إذا سلورن ها آذيرن تالوؼسف توا ذؼول أ ى للا

تصيس

Artinya: “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, Maka

tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut

28

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Konstekstual, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persadaa, 2002),

h.187

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

20

yang patut. bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah

Maha melihat apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al- Baqarah: 233)

Dalam tafsir Jalalayn di jelaskan bahwa menyusukan anak kepada

orang lain karena suatu alasan yang tidak diharamkan oleh allah, jika

suaminya membayar biaya yang pantas dan juga dengan kerelaan untuk

yang menyusuinya. Karena Ujrah merupakan rukun dari terlaksananya

ijarah.29

Firman Allah QS. Al- Qashash : 26

الهيي قالد إدداوا يا أتد اسرأجس إى خيس هي اسرأجسخ الق

Artinya : “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya Bapakku

ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena

sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja

(pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya". (QS. Al-

Qashash: 26).30

Dari ayat diatas dijelaskan bahwa salah seorang anak nabi Syu‟aib

yang bernama Shofuro mengusulkan kepada ayahnya agar Nabi Musa

diangkat menjadi pekerja dikeluarganya. Dan maka dari itu nabi Musa

berkerja selama 10 tahun dengan nabi Syu‟aib sebagai pengembala ternak

dan hasi kerja kerasnya dijadikan sebagai mas kawin untuk menikahi

Shofuro.

Maksud dari ayat tersebut jika kita ingin memperkejakan seseorang

di keluarga kita maka pilihlah ia yang kuat secara ilmu dan

kemampuan/Skil, dan perbuatan dan pilihlah ia yang bersikap jujur lagi

dapat dipercaya atau baik alkhlaqnya.

b. Hadits

29

https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-233#tafsir-jalalayn 30

Al – Qur‟an

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

21

Sedangkan landasan sunnahnya adalah:

“Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upah kepada tukang

bekam itu”. (`HR. Bukhari dan Muslim)

Maksud hadits tersebut jika kita memperkerjakan seseorang maka

berikan upah tersebut kepadanya.31

Rasulullah Saw bersabda, “Berikanlah olehmu upah orang sewaan

sebelum keringatnya kering”. (HR. Ibnu Majah)

Maksud dari hadits tersebut juga kita harus membayar upah kepada

orang yang berkerja pada kita tepat waktu jangan sampai menunda-nunda

pembayarannya.32

c. Ijma Ulama

Semua ahli fiqih sepakat akan kebolehan Ijarah, dikerenakan

kebutuhan manusia akan kemanfaatan dari Ijarah.

3. Rukun dan Syarat Ijarah

Menuerut ulama Hanafiyah, rukun Ijarah ada dua, yakni ijab dan

qabul, dengan menggunankan kalimat : al ijarah, al istijar, al iktira, dan al

ikra. Sedangkan mayoritas ulama berpendapat bahwa rukun Ijarah ada

empat yaitu:33

a. „Aqid (orang yang berakad) yaitu mu‟ajir/muajir(orang yang

menyewakan atau memberi upah) dan musta‟jir (orang yang

menyewa sesuatu atau yang menerima upah).

b. Sighat akad yaitu ijab kabul antara mu‟jir dan musta‟jir.

c. Ujrah (upah)

d. Ma‟qud „alaih/manfaah (manfaat /barang yang disewakan atau

sesuatu yang dikerjakan). Sesuatu yang harus menjadi objek Ijarah

adalah manfaat pengguna aset. Bukan aset itu sendiri. Menfaat

31

Chairuman Pasaribu dan Suhrawardi Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam, (Jakarta, Sinar

Grafika, 2004). H.52-53. 32

Paguyuban Pedagang Besar Islam, “Bab 8 : Ijarah (sewa Menyewa dan Upah Mengupah)”,

artikel diakses dari http://pasar-islam.blogspot.com/20010/10/bab-8-ijarah-sewa-menyewa-dan-

upah.html 33

Isnawati rais dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS. (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 159

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

22

harus dinilai dan memang dimungkinkan untuk dilaksanakan dalam

kontrak.34

Adapun yang menjadi syarat Ijarah yang harus ada agar terpenuhi

ketentuan-ketentuan hukum islam, adalah sebagai berikut:

a. „Aqid (mu‟jir dan musta‟jir) telah timyiz, berakal sehat dan tidak

dibawah pengampunan. Selain itu masing-masing pihak rela untuk

melakukan perjanjian sewa-menyewa.35

b. Sighat. Sighat Ijarah adalah berupa pernyataan dari keduabelah

pihak yang berkontrak, baik secara verbal atau dalam bentuk lain

yang equivalent.

c. Ujrah. Berupa harta tetap yang diketahui oleh kedua belah pihak.

Dan tidak boleh sejenis dengan barang manfaat dari Ijarah, seperti

upah menyewa rumah dengan menempati rumah tersebut atau

menyewa mobil dengan mempergunakan mobil.36

d. Ma‟qud „alaih (barang/manfaat).

Syarat barang dalam sewa-menyewa:

1) Harus jelas dan terang mengenai objek yang diperjanjikan.

Maksudnya barang yang dijadikan objek sewa-menyewa harus sudah

ada dan statusnya jelas, yaitu benar-benar milik orang yang

menyewakan.

2) Objek sewa-menyewa dapat digunakan sesuai dengan pertukarannya

atau mempunyai nilai manfaat.

3) Objek sewa-menyewa dapat diserahkan.

34

Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-Akad Syariah.

(Jakarta: Renaisan, 2005), h.41 35

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Konsep, Regulasi dan

Implementasi), (Yogyakarta: UGM Press, 2010), h.73 36

Isnawati Rais dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS. (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 159

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

23

4) Harus ada kejelasan mengenai berapa lama barang atau suatu barang

itu akan disewa dan harga sewa atas barang tersebut.37

5) Kemafaatan dibolehkan secara syara‟. Pemanfaatan barang harus

digunakan untuk hal-hal yang dibolehkan secara syara‟.

6) Manfaat barang sesuai dengan keadaan yang umum. Dan barang

sewaan terhindar dari cacat.38

4. Hak dan kewajiban kedua belah pihak

Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa – menyewa

adalah.

a. Pihak pemilik objek perjanjian sewa-menyewa.

1) Wajib menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa.

2) Memelihara barang yang disewakan.

3) Memberikan manfaat atas barang yang disewakan selama waktu

berlangsungnya sewa-menyewa.

4) Menanggung si penyewa terhadap semua cacat barang sewaan.

5) Pemilik yang menyewakan wajib mempersiapkan barang yang

disewakan untuk dapat digunakan secara optimal oleh

penyewa.39

6) Berhak atas uang sewa dan menerima kembali objek perjanjian

diakhir masa sewa.40

Semua bentuk perbaikan fisik rumah yang berkenaan dengan

fungsi utamanya sebagai tempat tinggal pada prinsipnya menjadi kewaiban

pemilik rumah. Sekalipun demikian pihak penyewa tidak berhak menuntut

perbaikan fasilitas rumah. Sebab pihak pemilik menyewakan rumah

dengan segala kekurangannya yang ada. Dan kesepakatan pihak

37

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Konsep, Regulasi dan

Implementasi), (Yogyakarta: UGM Press, 2010), h.73-74 38

Isnawati Rais dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada LKS. (Jakarta: Lembaga

Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011), h. 162 39

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, ed. Ketiga), h.138 40

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Konsep, Regulasi dan

Implementasi), (Yogyakarta: UGM Press, 2010), h.73

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

24

penyewatentunya dilakukan setelah mempertimbangkan segala

kekurangan yang ada. Kecuali perbaikan fasilitas tersebut dinyatakan

dalam akad.

Adapun juga kewajiban pihak penyewa sebatas pada perawatan,

seperti menjaga kebersihan dan tidak merusak, sebab ditangan pihak

penyewa barang sewaan sesungguhnyamerupakan amanat.

Kalau kerusakan tersebut tidak disebabkan karena kesalah pihak

penyewaan dalam memanfaatkan barang sewaan, maka pihak penyewa

berhak membatalkan sewa dan menuntut ganti rugi atas tidak terpenuhinya

haknya manfaat barang secara optimal. Sebaliknya jika kerusakan tersebut

disebabkan kesalah pihak penyewa, maka pihak pemilik tidak berhak

membatalkan akad sewa, tetapi ia berhak menuntut perbaikan atas

kerusakan barangnya.41

5. Kesepakatan mengenai harga sewa dan berakhirnya akad Ijarah.

Fatwa ulama menjelaskan bahwa harga sewa yang lazim yang

berlaku bila tidak ditentukan dimuka, “bila manfaat telah dinikmati, harga

sewa tidak ditentukan, maka sewa untuk manfaat yang sama harus

dibayar”.42

Uang sewa harus disesuaikan dengan kepatutan yang ada didalam

masyarakat. Dan mengingat untuk saat ini, yang manjadi objek perjanjian

sewa-menyewa berupa barang-barang yang mempunyai nilaiekonomis

tinggi, misalnya tanah atau bangunan maka besarnya uang sewa

41

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalat Kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),

h. 188-189 42

Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007, ed. Ketiga), h.139

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

25

seharusnya sudah ditentukan perjanjian disertai dengan jangka waktu

perjanjian sewa-menyewa tersebut.43

Sedangkan berakhirnya akad Ijarah disebabkan oleh:

1. Salah satu pihak yang meninggal dunia (Hanafi) : jika barang yang

disewakan itu berupa barang hewan maka kematiannya mengakhiri

akad Ijarah (jumhur).

2. Kedua pihak membatalkanya akad dengan iqolah.

3. Barang yang disewakan rusak atau hancur.

4. Masa berlakunya akad sewa telah selesai.44

C. Wanprestasi

Pengertian dari wanprestasi berasal dari istilah aslinya dalam

bahasa Belanda “wanprestatie” artinya tidak memenuhi kewajiaban

perjanjian maupun perikatan yang timbul karena undang-undang.

Wanspestasi adalah perbuatan ingkar janji, yang didalam hal ini

terdapat kondisi bahwa suatu pihak tidak memenuhi kewajibannya.

Adapun macam-macan bentuk wanprestasi, yakni:

1. Tidak melaksanakan sama sekali hal yang diperjanjikan.

2. Melaksanakan tetapi tidak sesuai dengan perjanjian.

3. Melaksanakan tetapi tidak tepat waktu.

Dalam pelaksanaan sewa-menyewa tidak menutup kemungkinan

adanya suatu wanprestasi atau yang lebih dikenal tidak menepati janji yang

sebelumnya telah disepakati kedua belah pihak, pihak yang telah

menyewakan atau pihak penyewa. Dan apabila hal ini terjadi akibat

hukumnya adalah salah satu pihak yang telah mengingkari isi janji harus

membayar atau melaksanakan suatu kewajibannya yang telah dilanggar

sehingga salah satu pihak tidak ada yang dirugikan. Apabila ada yang

43

Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (Konsep, Regulasi dan

Implementasi), (Yogyakarta: UGM Press, 2010), h.71 44

Wahbah Zuhaily, Alfiqh Al Islami wa Adilatuhu, (Dimsi: Dar Al Fikr, 1989), Juz IV, hlm. 781-

782

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

26

dirugikan pihak tersebut boleh menggugat ke jalur hukum terhadap pihak

yang telah melanggar perjanjian tersebut.45

Dalam islam diajarkan untuk memberikan kemudahan kepada orang

yang memiliki hutang. Seperti sabda Rasulullah SAW, dari Abu Hurairah

radhiyallahu „anhu, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

م القياهح كستحا هي كسب ي ػ يا فس للا هي فس ػي هؤهي كستحا هي كسب الد

هي يسس ػل هؼسس ف ا سرس للا هي سرس هسلوا اآلخسج يا ف الد ػلي يسس للا

ى أخي ى الؼثد ها كاى الؼثد ف ػ ف ػ للا اآلخسج يا الد

Artinya “Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan)

seseorang mukmin di dunia, Allah akan meringkankan kesusahanya pada

hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang dalam keadaan

sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat.

Barangsiapa menutup „aib seseorang Allah pun akan menutupi „aibnya

didunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama

hambanya tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 4867)46

Selain itu dalam islam juga telah diajarkan untuk

memberikemudahan dalam menagih hak (utang) seperti dalam hadist dari

Jabir bin „Abdillah, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

إذا اقرض إذا اشرس ، ا إذا تاع ، زجلا سوذا زدن للا

Artinya “Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika

menjual, ketika membeli dan menagih haknya (utangnya),” (HR. Bukhari

no. 1934).47

45

Wira Sutirta, “Akad Sewa Menyewa ( Ijarah) dalam Hukum Islam”, artikel diakses dari

http://wirasonline.blogspot.com/2008/07/akad-sewa-menyewa-ijarah-dalam-hukum.html 46

Muslim ibnu Hujjaajji Abu Hasan Qusyairy, Aljaami asshahih almusma shahih muslim, jilid 13,

nomor 4867, bab tentang dzikir doa taubat dan istighfar, h.212 47

Muhammad ibnu Ismail ibnu Ibrahim ibnu mughriyat al Bukhari, Aljaami Asshahih Almusnad

min Hadits Rasulullah SAW wa Sunnah wa Ayaamihi, jilid 7, nomor 1934, bab tentang kemudahan

dalam jual beli, h. 240

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

27

Dalam al qur‟an pun telah dijelaskan untuk memberikan tenggang

waktu bagi orang yang kesulitan seperti dalam firman Allah berbunyi

أى إى كاى ذ ػسسج فظسج إل هيسسج رن ذؼلوى ذصدقا خيس لكن إى ك

Artinya “Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu. Jika kamu

mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 280)

Begitu pula dalam beberapa hadits disebtukan mengenai

keutamaan orang – orang yang memberi tenggangan waktu bagi orang –

orang yang sulit melunasi utang. Dari salah seorang sahabat Rasulullah

shallallahu „alaihi wa sallam –Abul Yasar-, Rasulullah shallallahu „alaihi

wa sallam bersabda,

ليضغ ػ ظس الوؼسس أ فلي جل ف ظل ػز للا هي أدة أى يظل

Artinya “Barangsiapa ingin mendapat naungan Allah, hendaklah dia

memberi tanggungan waktu bagi orang yang mendapat kesulitan untuk

melunasi hutang atau bahkan dia membebaskan utangnya tadi.” (HR Ibnu

Maajah no. 2410)48

Jika terjadi masalah maka dapat dilakukan dengan jalan

perdamaian. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah

Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu „alaihi wa salla bersabda:

ى ػل الوسلو ا أدل دساها ا دسم دللا أ لخ جائز تيي الوسلويي إل صلذا الص

ن ط ا شس أدل دساها م دللا أ إل شسطاا دس

Artinya “Berdamai dengan sesama muslim itu diperbolehkan kecuali

perdamaian yang mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan

sesuatu yang haram. Dan Kaum Muslimin itu terikat dengan syarat–syarat

48

Ibnu Maajah, Sunanu Ibnu Maajah, jilid 7, nomor 2410, bab tentang waktu dalam hutang

tertentu, h. 259

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

28

yang mereka telah sepakati kecuali syarat yang mengharamkan sesuatu

yang halal atau menghalalkan sesutu yang haram.” (HR. Abu Daud no.

3120).

Hadits ini menjelaskan bahwa seluruh macam shulh (perdamaian)

antara kaum muslimin itu boleh dilakukan, selama tidak menyebabkan

pelakuya terjerumus kedalam suatu yang diharamkan oleh Allah

Subhanahu wa Ta‟ala dan Rasul-Nya.49

D. Tujuan Hukum Islam dan Prinsip Ekonomi Islam

Tujuan hukum islam adalah kebahagiaan hidup manusia didunia

dan di akhirat, dengan mengambil (segala) yang bermanfaat den mencegah

atau menolak yang mudarat, yaitu yang tidak berguna bagi hidup dan

kehidupan. Dengan kata lain, tujuan Hukum Islam adalah kemaslahatan

hidup manusia, baik rohani maupun jasmani, individu dan sosial.

Kemaslahatan tidak hanya untuk kehidupan didunia saja tetapi juga untuk

kehidupan yang kekal di akhirat kelak. Abu Ishaq al Shatibi merumuskan

lima tujuan Hukum Islam, yakni memelihara agama, jiwa, akal, keturunan

dan harta.50

Tujuan syar‟i dalam mensyariatkan ketentuan – ketentuan hukum

kepada orang – orang mukallaf adalah dalam upaya mewujudkan kebaikan

– kebaikan bagi kehidupan mereka. Baik melalui ketentuan – ketentuan

yang dharuri, hajiy, atau pun yang tahsini.51

Secara umum sering dirumuskan bahwa tujuan hukum islam adalah

kebahagian hidup manusia didunia dan diakhirat kelak, dengan jalan

mengambil yang bermanfaat dan mencegah atau menolak yang mudharat,

yaitu yang tidak berguna bagi hidup dan kehidupan. Dengan kata lain,

49

Abu Dawud, Sunanu Abu dawud, Jilid 9, no 3120, bab tentang perdamaian, h. 491 50

Mohammad Daud Ali, Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di

Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), h. 61 51

Dede Rosyada, Hukum Islam dan Pranata Sosial Disarah Islamiyah III, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 1995), Ed. 1 cet. 3, h. 29

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

29

tujuan hukum islam adalah kemaslahatan hidup manusia, baik rohani

maupun jasmani, individual, dan sosial. Kemaslahatan itu tidak hanya

untuk kehidupan didunia ini saja, tetapi juga untuk kehidupan yang kekal

diakhirat kelak.52

Sedangkan prinsip bermuamalah yaitu:

1. Prinsip tauhid

Adalah dasar utama dari setiap bentuk bengunan yang ada dalam

syariat Islam. Setiap bangunan dan aktivitas kehidupan manusia

harus didasarkan pada nilai – nilai tauhid. Maka akan terjadi

muamalah yang jujur, amanah dan sesuai dengan ketentuan syariah.

2. Prinsip Halal

M. Nadratuzzaman Husen mengemukakan bahwa alasan mencari

rezeki dengan cara halal yaitu karena Allah memerintahkan untuk

mencari rezeki dengan jalan yang halal. Pada harta yang halal

mengandung keberkahan. Pada harta yang halal mengandung

manfaat dan maslahah yang agung bagi manusia. Pada harta halal

akan membawa pengaruh positif bagi manusia. Pada harta halal

melahirkan pribadi yang istiqamah, selalu berada dalam kebaikan,

kesalehan, ketaqwaan, keikhlasan dan keadilan. Pada harta yang

halal akan membentuk pribadi yang zahid, wira‟i, santun dan suci

dalam segala tindakan. Pada harta yang halal akan melahirkan

pribadi yang berani menegakan keadilan dan membela yang benar.

3. Prinsip maslahah. Hendaknya bermanfaat bagi pihak – pihak yang

melakukan transaksi dan juga harus dirasakan oleh masyarakat.

4. Prinsip ibadah. Harus dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT.

5. Prinsip kebebasan bertransaksi. Namun harus didasari pada prinsip

suka sama suka. Dan tidak ada pihak yang didzalimi dengan

didasari dengan akad yang sah.

52

Musthofa dan Abdul Wahid, Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 6

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

30

6. Prinsip kerjasama. Kerjasama saling menguntungkan dan

solidaritas.

7. Prinsip membayar zakat. Mengimplementasikan zakat merupakan

kewajiban seorang muslim yang mampu secara ekonomi.

8. Prinsip keadilan. Terpenuhinya nila – nilai keadilan antara pihak

yang melakukan akad muamalah.

9. Prinsip amanah yaitu kepercayaan, kejujuran, tanggung jawab.

10. Prinsip komitmen terhadap akhlaqul karimah. Harus komitmen

kuat untuk mengamalkan akhlak mulia.

11. Prisip terhindar dari jual beli dan investasi yang dilarang.53

53

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: kencana 2012), h. 7-12

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

31

BAB III

HASIL DATA AKAD SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN DI

DAERAH DESA SITUGADUNG

A. Gambaran Umum Desa Situgadung

Desa Situgadung adalah desa yang berada di Kecamatan Pagedangan

Kabupaten Tangerang dengan Luas Wilayah 7,63 Ha. Dengan batas wilayah

sebelah utara Desa Cicalengka, sebelah timur Desa Sampora Kec. Cisauk,

sebelah barat Desa Kadusirung, sebelah selatan Kelurahan Cisauk. Terdiri dari

8 RW dan 24 RT. Dengan Jumlah penduduk 7.500 Jiwa, Laki-laki sebanyak

3.878 Jiwa, dan Perempuan 3.622 Jiwa.

Ilustrasi 3.1 Jumlah Penduduk Desa Situ Gadung

1232

924

1021

832

911

845

788

947

Jumlah Penduduk

RW 01

RW 02

RW 03

RW 04

RW 05

RW 06

RW 07

RW 08

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

32

Ilustrasi 3.2 Jumlah KK berdasarkan agama

Ilustrasi 3.3 Jumlah KK Desa Situgadung berdasarkan pendidikan

0

2000

4000

6000

8000

IslamKatolik

ProtestanBudha

Hindu

7317

13 0

170 0

Jumlah KK berdasarkan agama

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

S2 S1Sarjana

MudaSLTA

SLTP SDTK

7 115

18

1258

891

640

120

Jumlah KK berdasarkan pendidikan

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

33

Ilustrasi 3.4 Jumlah penduduk berdasarkan usia.

Ilustrasi 3.5 Jumlah peduduk berdasarkan pekerjaan

0

100

200

300

400

500

600

700

Series 1

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

12%

1% 4% 3%

5%

1%

10%

6% 9%

1%

15%

33%

Jumlah KK berdasarkan pekerjaan

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

34

Ilustrasi 3.6 Jumlah Pemilik dan Penyewa kontrakan

Ilustrasi 3.7 Jumlah Penyewa kontrakan berdasarkan daerah asal

B. Karakteristik responden dan karakteristik rumah kontrakan

1. Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

Identitas dibawah ini menjelaskan tentang jenis kelamin dari responden

pemilik dan penyewa rumah kontrakan.

0

5

10

15

20

25

30

35

RW 01 RW 02 RW 03 RW 04 RW 05 RW 06 RW 07 RW 08

33

12

9

25

34

5

18 19

20

12

3

23

34

0

16

19

Pemilik

Penyewa

0

10

20

30

40

16 12

9 12

38

0 0

23

4

13

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

35

Tabel 3.1 Responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)

Pria 10 50%

Wanita 10 50%

Total 20 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

2. Identitas responden berdasarkan usia

Identitas ini menjelaskan tentang usia responden pemilik dan penyewa

rumah kontrakan.

Tabel 3.2 Responden berdasarkan usia

Usia Frekuensi Presentase (%)

< 20 tahun 1 5%

20-29 tahun 4 20%

30-39 tahun 10 50%

40-49 tahun 3 15%

> 50 tahun 2 10%

Tota; 20 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

3. Identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir

Identitas ini menjelaskan tentang pendidikan terakhir dari responden

pemilik dan penyewa rumah kontrakan.

Tabel 3.3 Responden berdasarkan pendidikan terakhir

Pendidikan

terakhir

Frekuensi Presentase

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

36

Lulusan SMP 4 20%

Lulusan SMA 12 60%

Lulusan S1 3 15%

Lulusan S2 1 5%

Total 20 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

4. Identitas responden berdasarkan penghasilan

Identitas ini menjelaskan tentang penghasilan rata-rata dari responden

pemilik dan penyewa rumah kontrakan.

Tabel 3.4 Responden berdasarkan penghasilan rata-rata perbulan

Jumlah Penghasilan Frekuensi Presentase

<Rp. 1.000.000 1 5%

Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 2 10%

Rp. 2.100.000 – Rp. 3.000.000 6 30%

Rp. 3.100.000 – Rp. 4.000.000 9 45%

>Rp. 4.000.000 2 10%

Total 20 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

5. Karakteristik kontrakan

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

37

Karakteristik dibawah ini menjelaskan tentang kontrakan berdasarkan

jenis bangunannya, jumlah kontrakan dan lama waktu pemilik kontrakan

memiliki kontrakan tersebut.

Tabel 3.5 Karakteristik kontrakan berdasarkan jenis bangunan

Jenis Kontrakan Frekuensi Presentase

Mewah 1 10%

Sedang 6 60%

Sederhana 3 30%

Total 10 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Tabel 3.6 Karakteristik kontrakan berdasarkan jumlah kontrakan

Jenis Kontrakan Frekuensi Presentase

Kurang dari 5 pintu 4 40%

5-10 pintu 4 40%

Lebih dari 10 pintu 2 20%

Total 10 100%

Sumber: Data premier yang sudah diolah

Tabel 3.7 karakteristik kontrakan berdasarkan lama kepemilikan

Lama kepemilikan Frekuensi Presentase

Kurang dari 5 tahun 1 10%

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

38

5-10 tahun 5 50%

Lebih dari 10 tahun 4 40%

Total 10 100%

Sumber: Data yang sudah diolah

C. Akad sewa-menyewa rumah kontrakan di daerah Situgadung

Tabel 3.8 bentuk perjanjian atau akad sewa menyewa kedua belah pihak

Perjanjian Frekuensi Presentase

Lisan 20 100%

Tertulis 0 0%

Lisan dan Tertulis 0 0%

Total 20 100%

Sumber: Data primer yang sudah diolah

Tabel 3.9 Lama waktu sewa

Waktu Frekuensi Presentase

Bulanan 15 75%

Tahunan 5 25%

Bulan dan Tahunan 0 0%

Total 20 100%

Data primer yang sudah diolah

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

39

Dari tabel diatas didapatkan bahwa 100% perjanjian sewa-menyewa di desa

Situgadung dilakukan secara lisan antara pemilik dan penyewa kontrakan.Dan

75% lama waktu sewa adalah bulanan sedangkan 25% nya adalah tahunan.

D. Penentuan harga sewa dan masa sewa rumah kontrakan di desa

Situgadung

Tabel 3.10 harga sewa kontrakan

Harga Frekuensi Presentase

>Rp. 600.000 0 0%

Rp. 400.000 – Rp. 600.000 3 15%

Rp. 250.000 – Rp. 300.000 17 85%

Total 20 100%

Sumber: data primer yang sudah diolah

Tabel diatas menjelaskan tentang harga sewa yang ditetapkan oleh pemilik

kontrakan.

Tabel 3.11 cakupan harga sewa dengan beban listrik dan lain-lain.

Beban listrik dll Frekuensi Presentase

Dibayarkan langsung dengan uang sewa 1 5%

Dibayar terpisah 19 95%

Total 20 100%

Sumber: data primer yang sudah diolah

Dari tabel diatas didapatkan bahwa harga sewa 95% belum termasuk beban

listrik dan biaya lain-lain.

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

40

Tabel 3.12 negosiasi harga sewa

Negosiasi harga Frekuensi Presentase

Tanpa Negosiasi 16 80%

Dengan Negosiasi 4 20%

Total 20 100%

Sumber: data primer yang sudah diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa harga sewa yang ditetapkan oleh pemilik

kontrakan 80% tidak dapat dinegosiasikan dan 20 % masih dapat

dinegosiasikan.

Tabel 3.13 harga sewa berdasarkan manfaat yang diterima

Harga sewa dengan manfaat Frekuensi Presentase

Sesuai 20 100%

Tidak sesuai 0 0%

Total 20 100%

Sumber: data primer yang sudah diolah

Dari tabel diatas diketahui bahwa harga sewa yang dibayarkan sudah sesuai

dengan manfaat yang diterima oleh penyewa kontrakan.

E. Pelanggaran perjanjian dan akibat hukumnya

Pada akad sewa menyewa di desa Situgadung ini pengingkaran janji

hanya sebatas pada telat membayar uang sewa dari waktu yang telah

ditentukan pada awal perjanjian.Dan pemilik kontrakan menyelesaikannya

dengan musyawarah, teguran, memberikan tenggak waktu.Selain itu tidak

pernah ada pelanggaran isi perjanjia

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

41

BAB IV

ANALISIS SEWA MENYEWA RUMAH KONTRAKAN DI DESA

SITUGADUNG

A. Analisa pelaksanaan akad sewa menyewa rumah kontrakan

Sewa menyewa adalah satu bentuk muamalah dalam masyarakat, agar

nantinya tidak terjadi suatu perselisihan atau ketidakpahaman maka perlu

adanya suatu perjanjian yang dibuat sebelum dilakukannya sewa-menyewa.

Dalam islam sudah ditetapkan syarat sahnya sewa-menyewa.

Akad sewa menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung ini menurut

hukum islam dibenarkan atau diperbolehkan karena telah memenuhi syarat

sahnya sewa-menyewa yaitu pertama, Para pihak yang melakukan perbuatan

hukum dan sudah cukup umur dapat dilihat dari tabel 3.2 yang menunjukan

bahwa para pihak yang melakukan akad sewa-menyewa rumah kontrakan

sudah berusia 19 tahun keatas sehingga sudah dapat membedakan antara yang

baik dan yang buruk.

Kedua, kesepakatan atau kerelaan kedua belah pihak dalam

melaksanakan perjanjian. Dalam sewa-menyewa perumahan ini telah adanya

persetujuan dari kedua belah pihak dalam melakukan akad sewa-menyewa dan

perjanjian tersebut dilakukan tanpa unsure paksaan dari pihak lain dan tanpa

tipuan dari pihak manapun, karena jika terjadi unsur paksaan dan tipuan maka

akad sewa-menyewa ini akan batal dan tidak sah.

Ketiga, objek akad dalam sewa-menyewa ini pun sudah jelas yaitu

rumah tinggal sementara yang dimana pihak penyewa sudah melihat terlebih

dahulu rumah tersebut seblum memutuskan untuk menyewanya. Sehingga

tidak akan menimbulkan perselisihan antara keduanya. Apabila rumah

tersebut tidak diketahui maka tasrruf menjadi batal. Untuk mengetahui rumah

yang disewakan dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan

menunjukkan rumahnya apabila calon penyewa berada ditempat akad, dengan

dilihat, ditunjukkan atau menyebutkan sifat dan cirri-ciri dari rumah tersebut.

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

42

Keempat, akad sewa-menyewa rumah kontrakan ini memiliki tujuan

yang jelas dan diakui oleh syara‟ yaitu untuk saling tolong menolong karena

akad sewa-menyewa rumah kontrakan desa Situgadung untuk mendapatkan

tempat tinggal sementara dan akad sewa-menyewa ini memiliki manfaat yang

sangat banyak bagi kehidupan masyarakat di desa Situgadung tersebut. Akad

ini sangat penting untuk para pendatang dari luar daerah desa Situgadung

untuk mendapatan tempat tinggal sementara dengan mudah. Dan dapat

dijadikan sebagai lahan penghasilan bagi para pemilik kontrakan itu sendiri

karea sewa-menyewa ini adalah sebagai salah satu bisnis atau investasi yang

menguntungkan dan dibolehkan oleh hukum islam. Selain itu banyaknya

rumah kontrakan di desa Situgadung pun dapat menghidupkan perekonomian

desa Situgadung karena banyaknya para pendatang yang menyewa rumah dan

membuka usaha sendiri.

Kelima, rumah yang dijadikan objek akad sewa-menyewa di desa

Situgadung pun dapat diserahkan pada waktu akad karena jika rumah tidak

dapat diserahkan pada waktu akad, maka akad menjadi batal.

Dalam menjalankan bisnis, satu hal yang sangat penting adalah

masalah akad (perjanjian). Akad sebagai salah satu cara untuk memperoleh

harta dalam syariat Islam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-

hari. Akad merupakan cara yang diridhai Allah dan harus ditegakkan isinya.54

Akad sewa-menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung dilakukan

dengan cara lisan antara pemilik rumah kontrakan dengan penyewa rumah.

Dalam akad sewa-menyewa ini ucapan dan bahasanya harus dapat dipahami

kedua belah pihak yang melakuka akad agar tidak terjadi perselisihan antar

pihak yang melakukan perjanjian.Ungkapan yang diucapkan juga harus

merupakan ungkapan yang menunjukkan kerelaan tanpa paksaan, karena

prinsip dalam suatu akad adalah kerelaan sesuai dengan firman Allah QS. An-

Nisa ayat 29 yang berbunyi:

ا الريي آها ل ذأكلا كن يا أي الكن تيكن تالثاطل إل أى ذكى ذجازجا ػي ذساض ه أه

ا كاى تكن زديوا فسكن إى للا ل ذقرلا أ 54

Abdul Rahman, dkk, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana, 2012), h.71.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

43

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denga jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu, dan

janganlah kamumembunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu.”

Akad dapat dilakukan secara lisan (ucapan), perbuatan, isyarah

maupun tulisan.55

Namun menurut saya alangkah lebih baiknya jika

pemilik rumah membuat perjanjian secara tertulis agar para pihak

memahami dan mengetahui dengan jelas kewajiban dan hak masing-

masing pihak. Hal ini pula yang membuat sebuah perjanjian dikataka

belum sesuai dengan ketentuan Islam, karena jika kita lihat kembali dalam

surat Al-Baqarah ayat 282, dikatakan dalam ayat tersebut kewajiban untuk

melakukan sebuah pencatatan atau penulisan dalam sebuah akad

muamalah, pun juga sewa-menyewa. Hal ini dilakukan sebagai

pengukuhan dan menghilangkan pertikaian.56

Dan akibat hukum tidak

tertulis mengakibatkan pihak penyewa tidak mengetahui hak dan

kewajibannya sehingga peluang untuk terjadinya wanprestasi cukup besar,

dimana wanprestasi tersebut akan mengakibatkan pihak yang menyewakan

mengalami kerugian.57

Selain itu jika perjanjian dilakukan secara tertulis

maka perjanjian itu akan mudah untuk diingat dan dapat dijadikan bukti

jika terjadi pelanggaran kontrak. Selain itu dalam Al-Qur‟an Surat Al-

Baqarah ayat 282 telah dijelaskan bahwa jika kita melakukan

muamalahsecara tidak tunai seperti Ijarah (sewa-menyewa) maka kita

harus menuliskan perjanjian tersebut agar tiap pihak dapat memahami dan

mengerti yang menjadi hak dan kewajibannya masing-masing.

1. Dari segi subjek akad atau para pihak yang membuat perjanjian:

a. Para pihak cakap melakukan perbuatan hukum.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan desa Situgadung

yang melakukan akad sewa-menyewa ini adalah masyarakat yang

55

Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 133. 56

https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-282#tafsir-jalalayn 57

Dita Kartika Putri, Akibat Hukum terhadap Perjanjian Tidak Tertulis Sewa-Menyewa Alat Berat

CV. Marissa Tenggarong, Jurnal Beraja Niti Volume 2 No. 5 Tahun 2013.

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

44

berumur mulai dari 19 tahun sampai 60 tahun keatas sehingga

mereka sudah mampu membedakan antara baik dan buruk.

b. Identitas para pihak dan kedudukannya masing-masing dalam

dirinya sendiri.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan para penyewa dan

pemilik rumah memiliki identitas masing-masing dan sudah jelas

karena sebelum menyewa rumah pemilik rumah ada yang

mewajibkan untuk memberikan fotocopy KTP dan Kartu Keluarga.

c. Tempat dan syarat perjanjian dibuat untuk kebaikan.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan, contohnya

disyaratkan untuk memberikan KTP dan KK ini bertujuan agar

pihak pemilik mengetahui dengan jelas siapa yang akan menyewa

rumah kontrakannya. Adapula yang mensyaratkan untuk tidak telat

membayar uang sewa, syarat tersebut dimaksudkan untuk

mempermudah jalannya sewa-menyewa rumah agar jika terjadi

kerusakan yang harus diperbaiki oleh pemilik rumah, pemilik

rumah dapat segera memperbaikinya dengan uang sewa tersebut

atau untuk kepentingan lain yang berkaitan dengan objek sewa.

Ada pula pemilik kontrakan yang mensyaratkan jumlah maksimal

orang yang menempati rumah kontrakannya, syarat tersebut

bertujuan agar kondisi rumah tetap nyaman untuk ditempati.Selain

itu juga ada syarat untuk tidak menutup pintu pada saat menerima

tamu yang berlainan jenis, itu bertujuan agar tidak terjadi fitnah

diantara yang lainnya.

2. Dari segi tujuan dan objek akad.

a. Disebutkan secara jelas tujuan dari dibuatnya akad tersebut.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan ini tujuannya adalah

untuk mendapatkan tempat tinggal sementara yang kemudian ada

pula yang menjadikan bukan hanya sebagai tempat tinggal namun

juga tempat untuk membuka usaha.

b. Objek akad harus halal dan thoyyib.

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

45

Objek dari akad sewa-menyewa ini pun sudah jelas hala dan

thoyyibyaitu rumah kontrakan yang sudah jelas kepemilikan tanah

dan bangunannya.

3. Adanya kesepakatan dalam hal yang berkaitan dengan:

a. Waktu perjanjian.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan ini waktu perjanjian

sudah disebutkan dari awal perjanjian yaitu ada yang menyewa

dalam hitungan bulan dan adapula yang menyewa rumah langsung

dalam hitungan tahun.Dalam akad sewa-menyewa rumah

kontrakan desa Situgadung 75% menyewa dalam hitungan bulan,

dan 25% menyewa dalam hitungan tahun.

b. Jumlah dana.

Jumlah biaya sewa dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan

desa Situgadung pun sudah disebutkan sejak awal dan telah

disepakati oleh para pihak terkait.

c. Mekanisme kerja.

Dalam akad sewa-menyewa ini pihak penyewa sudah melihat

terlebih dahulu rumah yang akan disewanya setelah

menyetujuinya, jika sudah membayar uang sewa maka pihak

penyewa sudah dapat menempati rumah tersebut. Jika masa sewa

telah habis, maka pihak penyewa bisa memperpanjang waktu sewa

atau jika telah selesai dapat meninggalkan rumah dengan keadaan

kosong atau dengan keadaan semula.

d. Jaminan.

Dalam akad sewa-menyewa ini jaminannya adalah dengan

keputusan kedua belah pihak.

e. Penyelesaian jika terjadi ketidaksesuaian antara kedua belah pihak.

Jika terjadi ketidaksesuaian antara kedua belah pihakmaka para

pihak dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan ini melakukan

musyawarah dan menyelesaikannya dengan cara kekeluargaan.

f. Objek yang dijanjikan dan cara pelaksanaanya.

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

46

Dalam akad sewa-menyewa ini objek yang dijanjikan adalah

rumah.

4. Adanya persamaan atau keadilan dalam hal menentukan hak-hak dan

kewajiban-kewajiban antar pihak dan dalam penyelesaian ketika

mengalami suatu masalah.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung

pemilik kontrakan berlaku adil pada setiap penyewanya.Baik dalamhal

menentukan hak dan kewajiban dalam mengatsi suatu masalah.

5. Pilihan hukum. Ditegaskan dengan jelas pilihan hukum dalam akad

tersebut.

Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian sewa-menyewa

adalah pertama, pihak pemilik obyek perjanjian sewa-menyewa

memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut :

a. Wajib menyerahkan barang yang disewakan kepada

penyewa.

b. Memelihara barang yang disewakan.

c. Memberikan manfaat atas barang yang disewakan selama

berlangsungnya sewa-menyewa.

d. Menanggung si penyewa terhadap semua cacat barang

sewaan.

e. Pemilik yang menyewakan wajib mempersiapkan barang

yang disewakan untuk dapat digunakan secara optimal oleh

penyewa.

f. Berhak atas uang sewa dan menerima kembaliobyek

perjanjian diakhir masa sewa.

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan di desa

Situgadung pemilik rumah memberikan rumah yang dijadikan objek

sewanya jika penyewa telah sepakat untuk menyewanya dan telah

membayar uang sewanya.Pemilik kontrakan juga sudah memberikan

manfaat dari rumah kontrakan tersebut yaitu sebagai tempat tinggal

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

47

sementara dan ikut menanggung biaya kerusakan yang bukan

disebabkan oleh penyewa.Namun adapula pemilik kontrakan yang

tidak mau menanggung biaya kerusakan seperti memperbaiki atap

yang sudah bocor padahal itu salah satu kewajiban pemilik kontrakan

untuk menanggung cacat rumah sewaan agar penyewa dapat

mempergunakan fingsi rumah secara nyaman dan optimal.Semua

bentuk perbaikan fisik rumah yang berkenaan dengan fungsi utamanya

sebagai tempat tinggal pada prinsipnya menjadi kewajiban pemilik

rumah. Jika penyewa mendapatkan cacat dari rumah yang akan

ditempatinyaia berhak menuntut/mensyaratkan perbaikan terlebih

dahulu di awal perjanjian, karena penyewa juga berhak mendapatkan

kenyamanan dari rumah yang akan ditempatinya.

Sedangkan pihak penyewa memiliki kewajiban dan hak sebagai

berikut :

1. Membayar sewa pada waktu yang telah ditentukan.

2. Ia berhak mendapatkan manfaat dari barang yang telah disewanya.

3. Menerima ganti rugi jika terdapat cacat.

4. Tidak mendapat gangguan dari pihak lain.

5. Penyewa wajib menggunakan barang yang disewakan menurut

syarat-syarat akad atau menurut kelaziman penggunanya. Penyewa

juga wajib menjaga barang yang disewakan agar tetap utuh.

Dalam pelaksanaan akad sewa-menyewa rumah kontrakan di

desa Situgadung kewajiban pihak penyewa hanya sebatas perawatan,

seperti menjaga kebersihan dan tidak merusak.Sebab ditangan pihak

penyewa barang sewaan sesungguhnya merupakan amanat.Namun

sesungguhnya jika ada kerusakan yang bersifat ringan, penyewa juga

memilik tanggung jawab untuk menanggung biaya perbaikannya.

Penyewa juga harus meninggalkan rumah dengan keadaan

kosong atau dengan keadaan seperti semula jika masa sewa telah

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

48

habis.Karena itu merupakan salah satu kewajiban dari penyewa.Jangan

sampai sebagai penyewa meninggalkan rumah dengan keadaan rusak

atau kotor dan sebagainya.Karena sesungguhnya Islam telah

mengajarkan kita untuk menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah

sebagian dari iman.

Rumah yang disewakan juga wajib digunakan sesuai dengan

syariat Islam dan tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan

norma kesusilaan yaitu sebagai tempat tinggal ataupun untuk usaha

yang halal. Tidak boleh digunakan sebagai tempat untuk melakukan

maksiat. Misalnya penyewa yang belum menikah membawa masuk

orang lain yang bukan muhrimnya kedalam rumah kontrakan secara

diam-diam. Jika ingin menerima tamu lain jenis sebaiknya pintu tidak

tertutup agar tidak menimbulkan fitnah.

Maka dari itu sebaiknya pemilik kontrakan membuatkan isi

perjanjian dan peraturan-peraturan yang telah disepakati oleh keduanya

agar kedua belah pihak dapat mengetahui apa-apa yang menjadi hak

dan kewajibannya masing-masing.

B. Analisa Penetapan Harga Sewa

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan ini penyewa ada

yang dapat melakukan negosiasi mengenai harga sewa ada juga yang tidak

dapat melakukan negosiasi. Dalam melakukan sebuah akad sebaiknya

tidak terdapat unsur paksaan karena jika sudah terdapat unsur paksaan

maka akad menjadi tidak sah, maka alangkah lebih baiknya jika harga

sewa dapat dinegosiasikan terlebih dahulu. Namun apabila tidak bisa

dinegosiasikan dan kedua belah pihak sudah sepakat mengenai harga sewa

yang telah disebutkan oleh pemilik kontrakan maka sah-sah saja, karena

sesungguhnya dalam bermuamalah yang terpenting adalah sama-sama

ridho.Jangan sampai harga sewa menzalimi kedua belah pihak.Maka dari

itu perlu untuk menetapkan harga yang sesuai bagi keduanya.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

49

Harga sewa seharusnya ditetapkan berdasarkan fasilitas yang

diberikan.Sehingga harga sewa yang diberikan juga diharapkan seimbang

dengan manfaat dan fasilitas yang diterima oleh penyewa, dan jangn

sampai harga sewa tersebut membebani salah satu pihak.

Di desa Situgadung sendiri untuk harga sewa rumah kontrakan

dengan kategori sedang harga sewa rumahnya Rp. 400.000 – Rp. 500.000

perbulan dengan tidak termasuk biaya listrik.Sedangkan untuk rumah

dengan kategori sederhana harga sewanya Rp. 200.000 – Rp. 300.000

perbulan dengan biaya listrik yang dibayarkan terpisah dari harga sewa.

Harga sewa sebaiknya dapat dinegosiasikan agar mendapat

kesepakatan dan tidak ada unsur paksaan.Harga sewa dapat pula

ditentukan dengan „urf yang berlaku di daerah tersebut.Jangan sampai

pemilik kontrakan menetapkan harga diatas kisaran harga rata-rata daerah

tersebut karena itu termasuk Gabhn Fahisy yaitu penyamaran harga diatas

harga pasaran yang termasuk transaksi yang dilarang dalam ajaran

Islam.Dalam menjalankan bisnis kita boleh mengambil keuntungan namun

tidak boleh diatas keuntungan harga normal.

Dalam akad sewa menyewa rumah kontrakan desa Situgadung

harga sewa yang ditetapkan sudah sesuai atau seimbang dengan manfaat

yang diterima oleh penyewa, hal ini berdasarkan dengan hasil wawancara

kami dengan para penyewa yang mengatakan bahwasanya harga sesuai

dengan fasilitas an lingkungan yang ada disekitaran rumah kontrakan.

Maka dari itu sebelum menetapkan harga sewa sebaiknya dilihat dari

fasilitas yang diberikan dan harus dijelaskan terlebih dahulu harga sewa

tersebut termasuk dalam biaya-biaya apa saja. Jika memang harga sewa

tidak termasuk dengan biaya listrik sebaiknya dijelaskan diawal.Dan

tanggung jawab mengenai biaya-biaya jika terjadi kerusakan sebaiknya

dijelaskan diawal perjanjian.Segala biaya perbaikan fisik rumah

sesungguhnya adalah kewajiban pemilik rumah kontrakan, namun jika

memang kerusakan disebabkan oleh penyewa rumah maka itu merupakan

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

50

tanggung jawab penyewa.Dan pemilik kontrakan berhak untuk meminta

ganti rugi atas kerusakan tersebut.

Maka jika dilihat dari penatapan harga dalam akad sewa-menyewa

rumah kontrakan di desa Situgadung sudah sesuai dengan hukum Islam

karena telah sesuai dengan nilai keadilan yaitu seimbang antara yang

diberikan dengan yang diterima. Selain itu juga harga diberlakukan sama

dengan orang-orang (penyewa) yang mempunyai hak yang sama, sehingga

tidak menimbulkan kecemburuan antar penyewa. Harga sewa pun tidak

menzalimi pihak penyewa dan pihak pemilik kontrakan.Dapat dilihat dari

tabel 3.4 yang menunjukan rata-rata penghasilan perbulan penyewa

kontrakan adalah sebesar Rp. 3.100.000 – Rp. 4.000.000 sehingga dengan

biaya sewa yang ditetapkan tidak memberatkan penyewa.

C. Wanprestasi dan akibat hukumnya

Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan desa Situgadung

pelanggaran kontrak yaitu seperti:

1. Telat membayar uang sewa

Jika penyewa telat membayar uang sewa maka akan dilakukan

teguran dan musyawarah untuk menyelesaikannya. Itu sudah sesuai

dengan ajaran Islam karena dalam Islam diajarkan untuk memberikan

kemudahan kepada orang yang memiliki hutang. Maka dari itu pihak

penyewa harus menjelaskan terlebih dahulu alasan telat membayarnya,

dan pemilik pun harus mendengarkan dan menerima alasan tersebut.

Selain itu pihak pemilik pun harus meminta dipenuhi haknya

dengan member kemudahan tanpa terus mendesak. Jadi sebaiknya jika

ada penyewa yang telat membayar maka pemilik tidak harus mendesak

terus menerus untuk membayarnya namun memberikan tenggang

waktu bagi orang yang kesulitan, seperti dalam firman Allah yang

berbunyi :

ذ اي عإ ي إ اإ ي ي ياإ إ ي ب يإ ني ي اإ سي ي لب يذيإ سي اظب ياك ب لإ ي ي اين اإ

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

51

Artinya :“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan

(sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu

mengetahui.”(QS. Al Baqarah: 280)

Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersabar

terhadap orang yang berada dalam kesulitan, dan member tenggang

waktu terhadap orang yang kesulitan adalah wajib. Begitu pula dalam

beberapa hadits disebutkan mengenai keutamaan orang-orang yang

member tenggang waktu bagi orang yang sulit melunasi hutang.Selain

member kemudahan pada orang yang kesulitan, berilah kemudahan

juga kepada orang yang mudah melunasi hutang.Namun bagi penyewa

jika sudah mampu melunasi hutangnya, maka segeralah melunasi dan

jangan menunda-nundanya lagi.

Dalam menghadapi masalah pun pemilik kontrakan harus

berlaku adil pada setiap penyewanya dan jangan membeda-bedakan.

Jika terjadi perselisihan antar penyewa dan sebagainya pemilik

kontrakan pun harus membantu meneyelesaikannya dan berlaku adil.

Seperti hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu

Anhu, menjelaskan bahwa seluruh macam shulh (perdamaian) antara

kaum muslimin itu diperbolehkan, selama tidak menyebabkan

pelakunya terjerumus kedalam suatu yang diharamkan oleh Allah

SWT dan Rasul-Nya.

Maka dari itu sebaiknya segala pihak harus menepati segala isi

perjanjian yang telah disepakati agar tidak terjadi perselisihan. Karena

dalam Islam pun sudah diperintahkan untuk memenuhi akad-akad yang

telah disepakati bersama seperti dalam Qur‟an Surat Al-Maidah ayat 1,

permulaan ayat ini memerintahkan kepada setiap orang beriman untuk

menepati janji-janji yang telah diucapkannya baik janji prasetia hamba

kepada Allah maupun janji yang dibuat sesame manusia.

Selain itu kita juga harus memenuhi akad yang telah diucapkan

karena seriap kita akan dimintai pertnggung jawabannya kelak,

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

52

begitupun dengan janji. Seperti firman Allah dalam Qur‟an Surat Al-

Isra ayat 34 yang berbunyi :

ي يا ي إع إ ي ن إ ي ي ي غ يي إ اك ي لا يي إ يي ي ي ييإ ب نيذ ين إ ي ي إع إ ن

ي ن ايذلإ

Artinya :“Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim,

kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia

dewasa dan penuhilah janji, sesungguhnya janji nitu pasti

diminta pertanggungan jawabnya.”

Namun tak sedikit pula pelanggaran terkait

pembayaran sewa ini berujung kepada pengusiran, karena

ada beberapa penyewa yang sudah diperingatkan tapi tetap

enggan untuk membayar sewanya. Hal ini jelas tidak sesuai

dengan apa yang telah di firmankan Allah SWT dalam

Qur‟an Surat Al Maidah Ayat 1:

فا تالؼقد ا الريي آها أ يا أي

Artinya “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. (QS.

Al Maidah:1).

Allah menjelaskan dalam firmannya bahwasanya, pihak penyewa pun juga

pemilik kontrakan harus memenuhi segala akad yang sudah disepakati di

awal perjanjian, maka dari itu jelas menunda pembayaran dan bahkan

tidak membayar sewa merupakan perbuatan yang tidak diperbolehkan

dalam konsep sewa kontrakan syariah ini.

2. Ada juga pelanggaran yang dilakukan berupa perbuatan asusila, namun

tidak dilarang oleh pemilik kontrakan. Artinya hal ini pun bertentangan

dengan sabda rasul yang artinya: “Berdamai dengan sesama muslim itu

diperbolehkan kecuali perdamaian yang menghalalkan sesuatu yang

haram atau mengharamkan sesuatu yang halal. Dan kaum Muslimin harus

memenuhi syarat – syarat yang mereka telah sepakati kecuali syarat yang

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

53

mengharamkan sesuatu yang halal atau menghalalkan sesutu yang haram.”

(HR. Abu Daud no. 3120).Hal ini pun bisa dikatakan tidak sesuai dengan

apa yang telah Allah firmankan di dalam surat Al-Maidah ayat 2 yang

berbunyi:

الرق ا ػل الثس ذؼا اى الؼد ثن ا ػل ال ل ذؼا

Artinya: “Dan tolong menolonglah kamu dalam kebajikan dan taqwa, dan

jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

Jelas dalam riwayat dan firman-Nya itu dijelaskan tentang tidak

diperbolehkannya berdamai dan saling membantu dalam hal yang haram.

Namun dalam kasus ini, pemilik kontrakan memperbolehkan adanya

tindakan asusila tersebut, dan atas dasar itulah warga Desa Situgadung

mengambil tindakan pengusiran kepada penyewa dan memberikan sanksi

berupa peringatan kepada pemilik rumah kontrakan tersebut.

Maka dari itu untuk menghindari dan menyelesaikan segala macam

sengketa yang mungkin terjadi para pemilik rumah dapat melakukan upaya

dengan membuat surat perjanjian tertulis untuk menghindari hal yang sama

terulang kembali.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis memaparkan dan menganalisa praktek sewa-

menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sewa-menyewa rumah kontrakan di desa Situgadung keberadaanya

masih dipertahankan sampai saat ini karena merupakan ladang bisnis

yang menguntungkan bagi para pemilik rumah kontrakan. Proses

sewa-menyewa ini terjadi melalui akad yang dilakukan secara lisan

oleh pemilik kontrakan dengan penyewa rumah. Isi perjanjian dalam

akad tersebut tidak dijelaskan secara detail didalam tulisan yang

merupakan kewajiban dan hak-hak yang harus dipenuhi oleh pihak

pemilik dan penyewa rumah kontrakan. Dalam prakteknya penyewa

memberikan sejumlah uang yang telah disepakati sebagai pembayaran

atas manfaat tempat tinggal yang disewanya. Sedangkan pemilik

kontrakan menerima uang sewa dan berkewajiban memberikan

manfaat rumah kontrakan kepada penyewa sesuai dengan perjanjian

yang disepakati. Dalam akad sewa-menyewa ini kedua belah pihak

telah menyepakati perjanjian yang telah diperjanjikan, seperti berapa

biaya sewa yang harus dibayarkan, kapan waktu pembayarannya,

berapa lama waktu sewanya, apa saja yang harus dipenuhi oleh

penyewa sebelum menempati rumahnya, dan dengan rela penyewa

menyetujuinya tanpa ada unsur paksaan dari pihak manapun.

2. Akad sewa-menyewa ini telah memenuhi prinsip ekonomi islam

karena memberikan maslahat bagi banyak orang. Dalam menetapkan

harga pun sudah disepakati oleh kedua pihak dengan kerelaan tanpa

ada paksaan dan manfaat yang diterima oleh penyewa pun sudah

sesuai dengan biaya yang dikeluarkannya sehingga sesuai dengan nilai

keadilan.

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

55

3. Dalam akad sewa-menyewa rumah kontrakan desa Situgadung,

beberapa pelanggaran kontrak kerap terjadi seperti telat membayar

uang sewa, sampai ada juga yang melakukan pelanggaran asusila.

Dalam hal pelanggaran telat membayar maka dilakukan musyawarah

atau negosiasi antara kedua belah pihak untuk menyelesaikannya,

namun jika terdapat pelanggaran asusila makan sanksi yang dilakukan

berupa pengusiran kepada penyewa dan juga teguran kepada pemilik

kontrakan.

4. Pelanggaran asusila disekitar praktek sewa menyewa rumah kontrakan

di desa Situgadung terjadi karena adanya kerenggangan dari pemilik

rumah kontrakan. Maka dari itu beberapa praktek sewa menyewa

rumah kontrakan di desa situgadung ini terbilang belum sesuai dengan

prinsip syariah yang tidak mengizinkan adanya hubungan badan antar

lawan jenis yang belum menjadi muhrim.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan yang telah dilihat penulis memberikan saran

sebagai berikut :

1. Sebelum memulai suatu sewa-menyewa sebaiknya diadakan perjanjian

atau kesepakatan secara lisan dan dianjurkan juga untuk membuatnya

secara tertulis antara kedua belah pihak sehingga masing-masing pihak

dapat mengetahui dengan jelas apa-apa saja yang menjadi hak dan

kewajibannya, sehingga tidak akan menimbulkan ketidak jelasan dan

kesalah pahaman dikemudian hari yang dapat merugikan salah satu

pihak. Dan untuk para pihak selalu harus menjaga komitmen dari apa

yang telah disepakati bersama.

2. Isi perjanjian sewa-menyewa rumah setidaknya harus mencatumkan

ketentuan mengenai hak dan kewajibannya, batas jangka waktu sewa,

dan besarnya harga sewa.

3. Pemilik kontrakan harus lebih memperhatikan lagi mengenai

kewajibannya terutama mengenai fungsi rumah sebagai tempat tinggal,

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

56

untuk itu diharapkan pemilik kontrakan bertanggung jawab terhadap

kerusakan yang terjadi padarumah kontrakan agar manfaat rumah

dapat dirasakan penyewa secara maksimal. Penyewa rumah pun harus

merawat rumah dengan baik.

4. Pemerintah pun hendaknya ikut bertindak dalam mengatur jalannya

sewa-menyewa ini agar tercipta suasana yang nyaman dan sejahtera

dalam bermasyarakat di desa Situgadung. Seperti peraturan-0peraturan

yang wajib dipatuhi bagi siapapun yang ingin menyewa rumah

kontrakan. Selain itu mengenai data kepemilikan dan penyewa rumah

kontrakan pun harus didata dengan lebih baik lagi agar tidak terdapat

kesalahan dak kekurangan dengan data kontrakan yang ada di desa

Situgadung.

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

57

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Al-Qur‟an Al Kariim

A.Mas‟adi, Ghufran.Fiqh Muamalat Kontekstual. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2002.

Amin, Ma‟ruf. Fatwa dalam sistem hukum Islam, Jakarta: Paramuda

Advertising, 2008.

Antonio, Syafi‟i. Bank Syariah Suatu Pengenalan Umum, Tazkia Insitute.

Anwar, Syamsul.Hukum Perjanjian Syariah, Jakarta: RajaGrafindo Persada,

2007.

Ascarya, Akad Dan Produk Bank Syariah, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, cet.

Ketiga.

Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah Cara Mudah Memahami Akad-akad

Syariah. Jakarta: Renaisan, 2005.

Daud Ali, Mohammad.Hukum Islam pengantar ilmu hukum dan tata hukum

islam di Indonesia, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2009.

Daud Sulaiman, Abu. Sunanu Abu daud, Jilid 9, no 3120, bab tentang perdamaian.

Ghofur Anshori, Abdul. Hukum Perjanjian Islam Di Indonesia (konsep, regulasi

dan implementasi), Yogyakarta: UGM Press, 2010.

Ibnu Hujjaajji, Muslim, Abu Hasan Qusyairy, Aljaami asshahih almusma

shahih muslim, jilid 13, nomor 4867, bab tentang dzikir doa taubat dan

istighfar.

Ibnu Ismail, Muhammad, ibnu Ibrahim ibnu mughriyat al Bukhari, aljaami

asshahih almusnad min hadits Rasulullah SAW wa sunnih wa

ayaamihi, jilid 7, nomor 1934, bab tentang kemudahan dalam jual beli.

Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan,Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2007.

Kartika Putri, Dita. Akibat Hukum terhadap perjanjian tidak tertulis sewa-

menyewa alat berat CV. Marissa Tangerang, Jurnal Baraja Niti

Volume 2 No. 5 Tahun 2015.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

58

Lubis, Ibrahim. Ekonomi Islam suatu pengantar 2, Jakarta: Kalam Mulia,

1995.

Maajah, Ibnu. Sunanu Ibnu Maajah, jilid 7, nomor 2410, bab tentang waktu

dalam hutang tertentu.

Mardani. Fiqh Ekonomi syariah: Fiqih Muamlah, Jakarta: Kencana, 2012.

Musthofa dan Abdul Wahid, Hukum Islam Kontemporer, Jakarta: Sinar

Grafika, 2009.

Pasal 1 ayat (10) Peraturan Bank Indonesia No.7/46/PBI/2005.

Pasaribu, Chairuman dan Suhrawardi Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam,

Jakarta, Sinar Grafika, 2004.

Rahman, Abdul, dkk, Fiqh Muamalat, Jakarta: Kencana, 2012.

Rais, Isnawati dan Hasanuddin, Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada

LKS.Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2011.

Rosyada, Dede. Hukum Islam dan Pranata Sosial Disarah Islamiyah III,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1995.

Sholahuddin, Muhammad.Fatwa-Fatwa Muamalah Kontemporer, Surabaya:

Pustaka Progresif, 2004.

Suhendi, Hendi.Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Syafi‟I Antonio, Muhammad. Bank Syariah dari teori ke praktik,Jakarta:

Gema Insani, 2001

Syarifudin, Amir. Garis-Garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana, 2003.

Wardi Muslich, Ahmad. Fiqh Muamlat, Jakarta: Amzah, 2010.

Widiastuti, Ratri. “Tinjuan Hukum Islam terhadap praktek sewa-menyewa

kamar kost di kelurahan Baciro Kota Yogyakarta”, Skripsi S1

Fakultas Syariah Universitas Isalm Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta,

2010.

Ya‟qub, Hamzah. Kode Etik Dagang Menurut Islam, Bandung: CV.

Diponegoro, 1992.

Zuhaily, Wahbah. Alfiqh Al Islami wa Adilatuhu,Dimsi: Dar Al Fikr, 1989.

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

59

Jurnal

Paguyuban Pedagang Besar Islam, “Bab 8 : Ijarah (sewa Menyewa dan puah

mengupah)”, artikel diakses dari http://pasar-

islam.blogspot.com/20010/10/bab-8-ijarah-sewa-menyewa-dan-

upah.html

Sutirta, Wira. “akad sewa menyewa ( Ijarah) dalam hukum islam”, artikel

diakses dari http://wirasonline.blogspot.com/2008/07/akad-sewa-

menyewa-ijarah-dalam-hukum.html

WEB

https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-233#tafsir-jalalayn

https://tafsirq.com/2-al-baqarah/ayat-282#tafsir-jalalayn

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

60

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

61

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

62

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

63

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

64

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

65

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

66

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

67

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

68

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45389/2/DENDI...TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK SEWA-MENYEWA RUMAH KONTRAKAN

69