BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN...

22
45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN ROWOSARI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG A. Gambaran Umum wilayah Kelurahan Rowosari 1. Kondisi Geografi Sebagai lembaga pemerintahan yang terkecil dalam struktur pemerintahan, pemerintah desa maupun kelurahan mempunyai fungsi yang strategis yakni sebagai ujung tombak dalam pembangunan nasional dalam sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia tinggal di pedesaan, dan sebagian besar dari mereka hidup sebagai petani. Oleh karena itu pemerintah desa atau kelurahan diharapkan dapat lebih memberdayakan segala potensi yang ada di wilayah masing-masing. Secara geografis Kelurahan Rowosari terletak dalam ketinggian + 47 meter diatas permukaan laut, yang berarti bahwa wilayah kelurahan ini secara topografi termasuk dalam dataran rendah, sehingga curah hujan yang dialami wilayah ini sekitar 2.655 mm/tahun. Kelurahan Rowosari adalah suatu wilayah kelurahan yang terletak di pinggiran Kota Semarang, di wilayah Kecamatan Tembalang. Secara administratif batas wilayah Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut : 1) Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kebonbatur Kabupaten Demak 2) Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kalikayen Kecamatan

Transcript of BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN...

Page 1: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

45

BAB III

PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN

TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN ROWOSARI

KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

A. Gambaran Umum wilayah Kelurahan Rowosari

1. Kondisi Geografi

Sebagai lembaga pemerintahan yang terkecil dalam struktur

pemerintahan, pemerintah desa maupun kelurahan mempunyai fungsi yang

strategis yakni sebagai ujung tombak dalam pembangunan nasional dalam

sektor pertanian. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk Indonesia

tinggal di pedesaan, dan sebagian besar dari mereka hidup sebagai petani.

Oleh karena itu pemerintah desa atau kelurahan diharapkan dapat lebih

memberdayakan segala potensi yang ada di wilayah masing-masing.

Secara geografis Kelurahan Rowosari terletak dalam ketinggian +

47 meter diatas permukaan laut, yang berarti bahwa wilayah kelurahan ini

secara topografi termasuk dalam dataran rendah, sehingga curah hujan

yang dialami wilayah ini sekitar 2.655 mm/tahun.

Kelurahan Rowosari adalah suatu wilayah kelurahan yang terletak

di pinggiran Kota Semarang, di wilayah Kecamatan Tembalang. Secara

administratif batas wilayah Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut :

1) Sebelah Utara berbatasan dengan desa Kebonbatur Kabupaten Demak

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Kalikayen Kecamatan

Page 2: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

46

Ungaran

3) Sebelah Timur berbatasan dengan desa Banyumeneng Kabupaten

Demak

4) Sebelah Barat berbatasan dengan desa Meteseh Kecamatan Tembalang

Orbitrasi Kelurahan Rowosari adalah sebagai berikut :

1) Jarak dari pusat Pemerintahan Kecamatan : + 3 Km

2) Jarak dari pusat Pemerintahan Kota : + 17 Km

3) Jarak dari Ibukota Propinsi : + 15 Km

4) Jarak dari Ibukota Negara : + 563 Km

Adapun luas wilayah Kelurahan Rowosari adalah 719,577 Ha,

yang terdiri dari 9 RW dan 41 RT. Dalam pemerintahan di Kelurahan

Rowosari setiap RW merupakan satu dukuh yang terdiri dari beberapa RT.

Keadaan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1.

Nama Dukuh, RW dan Jumlah RT di Kelurahan Rowosari

No. Nama Desa RW Jumlah RT

1. Dukuh Sambung I 3

2. Dukuh Krajan II 5

3. Dukuh Krasak III 5

4. Dukuh Rowo Tengah IV 5

5. Dukuh Tampirejo V 4

6. Dukuh Muntuk Sari VI 5

7. Dukuh Pengkol VII 5

Page 3: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

47

8. Dukuh Kedung Sari VIII 4

9. Dukuh Kebuntaman IX 5

Sumber Data : Monografi Kelurahan Rowosari Pebruari 2006

Dalam struktur pemerintahan, Kelurahan Rowosari berada

dibawah Pemerintah Kecamatan Tembalang dan Pemerintah Kota

Semarang dan dipimpin oleh seorang Lurah. Dalam menjalankan

pemerintahan, Lurah dibantu oleh seorang Sekretaris Lurah, tiga orang

Kepala Seksi (Ka. Sie.) dan empat orang staf kelurahan. Berikut ini

susunan pemerintahan Kelurahan Rowosari tahun 2006 :

No. Nama Jabatan

1. H. Nurrohim, SH. Lurah

2. Iwan Sutami, S.Sos. Sekretaris Lurah

3. Sumadi Ka. Sie. Pemerintahan

4. Edi Nugroho, SH. Ka. Sie. Pembangunan

5. Supandi, SH. Ka. Sie. Keamanan dan Ketertiban

6. Budi Setiawan Staf Kelurahan

7. Tas’an Staf Kelurahan

8. Rofi'ah Staf Kelurahan

9. Rohani Staf Kelurahan

Kelurahan Rowosari terdiri dari 2.243 Kepala Keluarga dengan

penduduk yang berjumlah 8.722 jiwa, yang terdiri dari 4.212 orang laki-

Page 4: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

48

laki dan 4.510 orang perempuan. Adapun perincian jumlah penduduk

Kelurahan Rowosari dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel 2.

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur pada Tahun 2005

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

0 – 4 563 583 1146

5 – 9 478 487 965

10 – 14 489 492 981

15 – 19 478 489 967

20 – 24 481 498 979

25 – 29 367 378 745

30 – 34 320 356 676

35 – 39 242 298 540

40 – 44 225 237 462

45 – 49 190 229 419

50 – 54 174 218 392

55 - 59 124 156 280

60 - 64 59 51 110

65 + 22 38 60

Jumlah 4212 4510 8722

Sumber Data : Monografi Kelurahan Rowosari Pebruari 2006

Page 5: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

49

2. Kondisi Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan

a. Keadaan Sosial Ekonomi

Kehidupan penduduk di Kelurahan Rowosari pada awalnya

bercorak agraris dan mata pencaharian masyarakatnya bersifat

homogen, karena hampir seluruh penduduk di wilayah Kelurahan

Rowosari ini berprofesi sebagai petani, baik pada musim hujan

maupun musim kemarau. Namun akhir-akhir ini jumlah petani sangat

menurun drastis, karena hasil dari bertani tidak dapat dijadikan sebagai

penghasilan tetap, karena tidak menentunya musim. Sehingga hal ini

menyebabkan para penduduk yang berusia tua masih bertani dan yang

berusia muda sebagian besar menjadi buruh bangunan.

Namun perlu diketahui bahwa jenis tanah di Kelurahan

Rowosari bersifat sawah tadah hujan, jadi para petani tidak selalu

menanami sawahnya dengan padi. Hal ini dikarenakan musim hujan

yang tidak menentu, sehingga masa tanam padi hanya bisa dilakukan

satu sampai dua kali dalam setahun. Dan pada musim kemarau para

petani menanaminya dengan tanaman palawija.

Berikut ini tabel jenis areal tanah di Kelurahan Rowosari :

Tabel 3.

Jenis Areal Tanah Kelurahan Rowosari

No. Jenis Areal Tanah Luas (Ha)

1. Sawah 225,077

2. Tambak -

Page 6: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

50

3. Tanah Tegalan 155,130

4. Areal Pemukiman Penduduk 264,735

5. Pabrik -

6. Lain-lain 74,615

7. Jumlah 719,557

Sumber Data : Monografi Kelurahan Rowosari Pebruari 2006

Keadaan sosial ekonomi Kelurahan Rowosari sebagian besar

ditopang dari buruh bangunan. Selain hal tersebut keadaan sosial

ekonomi masyarakat Kelurahan Rowosari juga ditopang oleh sumber-

sumber lain, seperti usaha perdagangan, Pegawai Negeri Sipil (PNS),

Pegawai Swasta, buruh pabrik, anggota TNI/Polri, dan lain sebagainya.

Untuk menggambarkan keadaan sosial ekonomi masyarakat

Kelurahan Rowosari tersebut dengan lebih jelas, table berikut ini akan

mendeskripsikan tentang mata pencaharian mereka sebagai berikut :

Tabel .4

Jenis Mata Pencaharian Penduduk pada Tahun 2006

No. Jenis Mata Pecaharian Jumlah

1. Petani pemilik tanah 491

2. Buruh tani 729

3. Nelayan 0

4. Pengusaha 12

5. Buruh Industri 1.061

Page 7: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

51

6. Buruh Bangunan 1.675

7. Pedagang 52

8. Pengangkutan 16

9. PNS + TNI/Polri 28

10. Pensiunan 22

11. Pelajar/Mahasiswa 2.841

12. Usia Non Produktif (0 – 7 th) 1.743

13. Lain-lain 52

Jumlah 8722

Sumber Data : Monografi Kelurahan Rowosari Pebruari 2006

Penduduk di Kelurahan Rowosari mengutamakan pendidikan,

baik pendidikan umum maupun pendidikan keagamaan. Hal inidapat

terlihat dari banyaknya jumlah penduduk usia sekolah yang berhasil

menamatkan pendidikannya setaraf dengan SMU dan kemudian

melanjutkan ke Perguruan Tinggi (D 3, S 1) maupun ke Pondok

Pesantren.

Berikut ini klasifikasi penduduk menurut pendidikan mereka :

Tabel 5.

Jenis Pendidikan Penduduk Tahun 2006

No. Pendidikan Jumlah

1. Perguruan Tinggi 51

2. Akademi 64

Page 8: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

52

3. Tamat SMU/MA 1.876

4. Tamat SMP/MTs 1.118

5. Tamat SD/MI 1.706

6. Belum tamat SD/MI 1.583

7. Tidak tamat SD/MI 790

8. Tidak Sekolah 1.534

9. Jumlah 8.722

Sumber Data : Monografi Kelurahan Rowosari Pebruari 2006

Di Kelurahan Rowosari ini juga terdapat beberapa fasilitas

umum seperti tempat peribadatan, sekolah, lapangan olah raga, balai

kelurahan dan lain sebagainya yang menunjang berbagai kegiatan

dalam kehidupan bermasyarakat di Kelurahan Rowosari.

Tabel 6.

Banyaknya Sarana Umum di Kelurahan Rowosari

No. Jenis Sarana Jumlah

1. Masjid 7

2. Musholla 40

3. Taman Kanak-Kanak (TK) 2

4. Sekolah Dasar (SD) 3

5. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 4

6. Madrasah Tsanawiyah (MTs) 1

7. Madrasah Aliyah (MA) 1

Page 9: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

53

8. Puskesmas 1

9. Balai Kelurahan 1

10. Lapangan Olah Raga 2

11. Taman Pendidikan Al Qur’an 10

Sumber Data : Monografi kelurahan Rowosari Pebruari Tahun 2006

b. Keadaan Sosial Budaya dan Keagamaan

Masyarakat Kelurahan Rowosari sebagai masyarakat yang

beretnis Jawa mempunyai corak kehidupan sosial sebagaimana

masyarakat jawa lainnya. Namun keadaan sosial budaya masyarakat

Kelurahan Rowosari hampir sebagian besar dipengaruhi oleh agama

Islam. Budaya tersebut dipertahankan oleh masyarakat Kelurahan

Rowosari sejak dulu sampai sekarang.

Adapun budaya tersebut antara lain:

1) Barzanji

Kegiatan ini dilaksanakan oleh para pemuda pemudi serta anak-

anak yakni dengan mnembaca kitab Al Barzanji. Biasanya kegiatan

barzanji ini dilaksanakan seminggu sekali yakni setiap hari Kamis

malam dan bertempat di Musalla dan Masjid.

2) Yasinan

Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali setiap hari Ahad malam

oleh para remaja dengan acara pembacaan Surat Yasin secara

bersama-sama dan dilanjutkan dengan ceramah keagamaan. Hal ini

dilakukan untuk memupuk pengetahuan keagamaan para remaja

Page 10: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

54

dan menjaga mereka agar tidak terjerumus dalam kegiatan yang

bertentangan dengan agama. Kegiatan ini biasanya dilakukan di

rumah penduduk secara bergantian.

3) Rebana

Rebana merupakan salah satu budaya Islami yang masih

dipertahankan oleh masyarakat di berbagai wilayah, karena

merupakan salah satu peninggalan budaya Islam. Di daerah Demak

dan sekitarnya termasuk Semarang, group rebana menjamur di

berbagai desa maupun kelurahan. Di Kelurahan Rowosari ini pun

terdapat delapan group, yang masing-masing bertujuan sama yaitu

mempertahankan budaya Islam.

Kegiatan kesenian ini biasanya dilakukan untuk

memeriahkan berbagai acara baik kegiatan yang bersifat umum

maupun dalam kegiatan keagamaan, antara lain Karnaval

peringatan Hari Kemerdekaan, Acara Khitanan, Acara Pernikahan,

Acara Peringatan Hari Besar Islam dan lain sebagainya.

4) Tahlilan

Kegiatan tahlil ini dilakukan oleh bapak-bapak seminggu sekali

yakni setiap hari Kamis malam setelah salat Isya’. Kegiatan ini di

dalamnya berisi acara pembacaan kalimah tayyibah dan siraman

rohani. Selain diadakan rutin seminggu sekali, kegiatan ini juga

dilakukan pada saat seorang penduduk mempunyai hajatan baik

Page 11: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

55

hajatan kematian, pernikahan, khitanan, syukuran dan lain

sebagainya.

5) Manaqiban

Adalah kegiatan membaca kitab Manaqib yang biasanya

dilaksanakan secara bergantian di setiap rumah. Kegiatan ini

biasanya dilakukan oleh ibu-ibu setiap hari Rabu malam.

Begitu pula dalam berbagai upacara adat yang ada di

Kelurahan Rowosari sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai ajaran Islam,

misalnya acara selamatan, upacara pernikahan, upacara nyadran,

upacara sedekah desa dan lain sebagainya. Dalam acara tersebut pasti

tidak akan ketinggalan akan bacaan Al Qur’an dan bacaan kalimah

tayyibah serta doa-doa yang sesuai dengan ajaran Islam. Jadi nilai-nilai

Islam telah meresap dalam setiap aktivitas kehidupan sosial budaya

masyarakat Kelurahan Rowosari.

Dalam kehidupan keagamaan masyarakat Kelurahan Rowosari

Kecamatan Tembalang Kota Semarang seratus persen beragama Islam.

Jadi, di setiap desa (RW) maupun RT kita akan selalu menemukan

tempat peribadatan bagi kaum muslim baik berupa masjid maupun

musholla.

B. Praktek sewa menyewa dan Pemanfaatan tanah eks bengkok di

Kelurahan Rowosari

Pada awalnya Kelurahan Rowosari adalah sebuah desa yang

merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Ungaran Kabupaten Semarang.

Page 12: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

56

Sebagaimana sebuah desa yang terletak di wilayah kabupaten, di Kelurahan

Rowosari ini terdapat bermacam-macam budaya maupun sistem dalam

pemerintahan sebagaimana layaknya desa yang lain. Salah satu diantara hal

tersebut adalah adanya tanah milik pemerintah yang sering disebut dengan

tanah kas desa atau tanah bondo desa ataupun tanah bengkok.

Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa Kelurahan Rowosari

dahulu adalah sebuah desa, oleh karena itu susunan pemerintahannya dipimpin

oleh Kepala Desa dengan dibantu oleh para pejabat desa atau pamong desa.

Pamong desa adalah seseorang yang bekerja dan mengabdi kepada masyarakat

dimana ia tinggal, dan dia diangkat oleh Kepala Desa. Sedangkan Kepala

Desa seorang pemimpin yang diangkat oleh masyarakat untuk memimpin

dalam waktu yang telah ditentukan melalui Pemilihan Kepala Desa

(PILKADES).

Dalam kepemimpinannya Kepala desa beserta para pamong desa tidak

digaji secara langsung oleh negara setiap bulannya, akan tetapi sebagai ganti

gajinya mereka diberikan hak untuk mengelola tanah bengkok yang

merupakan tanah milik Negara. Tanah tersebut diberikan kepada mereka

selama menjadi pejabat desa atau pamong desa, dan apabila telah selesai masa

jabatannya, tanah tersebut dikembalikan lagi ke desa. Hal tersebut harus

dikembalikan ke desa dikarenakan tanah bengkok adalah tanah milik desa

(tanah milik Negara) sebagaimana dalam arti lain tanah bondo desa. Setelah

jabatan yang ditinggalkan oleh pejabat lama terisi, maka tanah bengkok

tersebut diberikan kepada pejabat baru untuk mengelolanya.

Page 13: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

57

Berikut ini akan penulis uraikan mengenai praktek sewa menyewa

tanah eks bengkok dari masa pemerintahan desa hingga saait ini :

1. Sewa menyewa tanah bengkok pada masa pemerintahan desa

Sebagaimana telah diuraikan di atas, bahwa pada masa

pemerintahan desa, seorang Kepala Desa dan perangkatnya adalah tidak

digaji oleh pemerintah. Sebagai gantinya maka mereka diberikan tanah

bengkok (tanah milik negara) untuk dikelola sendiri, disewakan, atau

dipergunakan untuk keperluan lain dengan tidak merubah status tanah

tersebut.

Dengan melihat keadaan warga, bahwa tidak semua warga

Rowosari mempunyai tanah garapan (sawah), maka lurah dan para

perangkatnya berinisiatif membantu mereka dengan menyewakan tanah

bengkok bagian masing-masing kepada para warga. Selain hal tersebut,

alasan lain yang dikemukakan adalah bahwa mereka juga tidak sanggup

jika harus menggarap lahan tanah bengkok miliknya yang sangat luas.

Praktek sewa menyewa pada masa itu terjadi dengan sistem yang

sangat sederhana, yakni antara petani penyewa dengan perangkat desa

yang menyewakan tanah bengkoknya hanya didasari dengan sikap saling

percaya dan pembayaran sewa berada di depan. Hal tersebut dapat

diketahui dari tidak adanya alat bukti yang berupa surat otentik baik

berupa kuitansi maupun perjanjian tertulis antara keduanya.1

1 Wawancara dengan Bp. H. Karomi tanggal 12 Desember 2005

Page 14: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

58

2. Sewa menyewa tanah Eks bengkok pada masa pemerintahan

kelurahan

Seiring dengan bergulirnya waktu, pada tahun 1981 wilayah

Rowosari berpindah status dari pemerintah desa menjadi pemerintah

kelurahan dengan kedudukan wilayah di bawah Pemerintah Kotamadya

Dati II Semarang dan Pemerintah Kecamatan Semarang Selatan. Beberapa

tahun kemudian terjadi pemekaran di beberapa wilaya di Kota Semarang,

salah satunya adalah wilayah Kecamatan Semarang Selatan, sehingga

berdiri sendiri Kecamatan Tembalang yang termasuk didalamnya wilayah

Kelurahan Rowosari.

Pada masa pemerintahan kelurahan ini, praktek sewa menyewa

tidak lagi ditangani oleh masing-masing pejabat kelurahan, namun hanya

di koordinir oleh seorang staf Kelurahan dan uang sewa tanah eks bengkok

tersebut disetor ke kas daerah. Dalam prakteknya, sewa menyewa tanah

eks bengkok ini tidak mengalami banyak perubahan yang signifikan.

Hanya saja sistem saling percaya yang digunakan pada masa pemerintahan

terdahulu lebih ditingkatkan, yakni dengan adanya penulisan surat tanda

terima yang sah dalam bentuk kuitansi oleh pihak kelurahan, sehingga

para petani penyewa mempunyai alat bukti bahwa dirinya berhak

memanfaatkan tanah eks bengkok yang mereka sewa sesuai waktu yang

telah ditentukan. Akan tetapi peningkatan ini tidak disempurnakan lagi

dengan adanya surat perjanjian antara petani penyewa dengan pihak

kelurahan yang menyewakan tanah eks bengkok tersebut.

Page 15: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

59

Dalam prakteknya, sistem pembayaran sewa dilakukan di awal

masa tanam, setiap tahun pembayaran dilakukan pada bulan Oktober. Pada

bulan tersebut Pemerintah Kelurahan mengadakan lelang garapan tanah

bengkok. Namun sebagaimana diketahui bahwa para petani penyewa tidak

mau melepaskan tanah garapannya, maka pihak penyewa adalah orang

yang sama pada tahun-tahun sebelumnya, maka kegiatan lelang garapan

tanah bengkok hanya sebagai formalitas saja. Yang terpenting dari hal

tersebut adalah pembayaran sewa untuk masa tanam setahun ke depan.

Oleh karena itu hingga sekarang ini dapat dilihat bahwa para petani

penyewa tanah eks bengkok adalah tidak berubah, dan jika pun berubah

mereka yang menjadi penyewa baru adalah para ahli waris dari para

penyewa tanah yang telah meninggal.

3. Sewa menyewa dan Pemanfaatan tanah Eks bengkok setelah

Keputusan Kepala Kelurahan Rowosari tentang pelepasan tanah eks

bengkok

Dengan semakin bertambahnya kebutuhan manusia, maka

semakin lama tanah yang ada di negeri ini harus dimanfaatkan dengan

sebaik-baiknya. Berbagai macam cara digunakan baik oleh pemerintah,

swasta maupun perorangan. Dalam koran Semarang Post disebutkan

bahwa di beberapa kelurahan akan diadakan konservasi tanah eks

bengkok. Keterangan lebih lengkapnya adalah sebagai berikut :

Sebanyak 162,06 hektar lahan eks bengkok dari 442,93 hektar akan dipergunakan untuk keperluan program konservasi dan

Page 16: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

60

pengentasan kemiskinan. Lahan yang berada di lima kecamatan tersebut rencananya akan dikembangkan sebagai lahan tanaman pangan, seperti buah-buahan dan sayuran. Kelima kecamatan itu adalah Kecamatan Tembalang, Banyumanik, Gunung Pati, Mijen serta Ngaliyan. Dari kelima kecamatan tersebut lebih dari 35 kelurahan dilibatkan dalam program yang juga menggandeng pemerintah Jepang ini. Rencananya program konservasi lahan bengkok di Semarang ini dilakukan dalam tiga tahapan. Tahap pertama dilakukan pada tahun 2005 dengan wilayah yang digarap yakni Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang, Kelurahan Pudak Payung Kecamatan Banyumanik, dan Kelurahan Kedungpane Kecamatan Mijen. Tahap kedua yang dilaksanakan pada tahun 2006 dilakukan di Kelurahan Gunung Pati Kecamatan Gunung Pati dan Kelurahan Purwosari Kecamatan Mijen. Dan sisanya sebanyak 31 kelurahan dilakukan pada tahap tiga tahun 2007.2 Selain digunakan untuk konservasi, tanah eks bengkok juga

digunakan untuk menyediakan perumahan yang semakin dibutuhkan

masyarakat dengan perkembangan bertambahnya penduduk di negeri ini.

Hal ini dilakukan pemerintah guna memenuhi kebutuhan pemukiman yang

mulai padat di setiap daerah. Dengan situasi tersebut pemerintah Kota

Semarang juga mengalokasikan tanah eks bengkok yang berada di

beberapa wilayah di kota Semarang untuk digunakan sebagai perumahan.

Salah satu diantaranya adalah pelepasan tanah eks bengkok 3 di kelurahan

Rowosari yang luasnya sekitar 40. 000 m2. yang terdiri dari tanah bekas

bengkok Carik Persil 26 yang luas seluruhnya + 64.300 m2 dilepas

2 Semarang Post, Selasa Pon, 11 Januari 2005 3 Sebenarnya masalah pelepasan tanah eks bengkok di kota Semarang sempat menuai

kontroversi. Beberapa fraksi di DPRD Kota Semarang mempertanyakan alasan pelepasan aset tanah eks-bengkok milik Pemkot Semarang tersebut. Bahkan mereka sempat mengadakan rapat paripurna pembentukan panitia khusus (pansus) pelepasan beberapa tanah eks-bengkok. Pembentukan Pansus Mutasi Tanah Eks-Bengkok merupakan tindak lanjut dari Surat Wali Kota No 143/03039 bertanggal 18 Juli 2005. Dalam surat itu disebutkan, tujuh lokasi tanah eks-bengkok yang ada di Kelurahan Mangunharjo, Pongangan, Plalangan, Gunungpati, Muktiharjo Kidul, Lamper Tengah, serta Rowosari, akan dilepaskan untuk kepentingan warga. Lihat : Suara Merdeka, Minggu, 16 Oktober 2005.

Page 17: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

61

seluas + 31.100 m2, dan tanah bekas bengkok Bekel Persil 28 seluas +

8.900 m2.

Tanah eks bengkok yang dilepas tersebut tercantum dalam Surat

Keputusan Kepala Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang

Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 143/09/Tahun1997

tanggal 8 Nopember 1997 tentang Pelepasan Tanah Bekas

Bengkok/Bondo Desa Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang seluas

+ 40.00 m2, untuk lokasi pembangunan perumahan karyawan/karyawati

Inspektorat Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang. Taksiran

nilai ganti rugi tanah bekas bengkok tersebut adalah seharga

Rp. 4.500,-/ m2, sehingga untuk tanah seluas itu nilai ganti

ruginya adalah Rp. 180.000.000,- (Seratus Delapan Puluh Juta Rupiah).

Atas pelepasan tanah bekas bengkok/bondo desa tersebut, maka

Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang akan mendapatkan

pengembalian dana sebesar Rp. 100.000.000,- yang selanjutnya akan

digunakan sebagai berikut :

a. Pembangunan pagar bumi keliling kantor/balai/rumah dinas Kepala

Kelurahan

b. Pengadaan Mebelair dan

c. Selebihnya sebesar Rp. 80.000.000,- disetor ke Kas Daerah.

Dalam membuat keputusan tersebut Kepala Kelurahan Rowosari

mendapat surat perintah dari walikota melalui Surat Walikota Kepala

Darerah Tingkat II Semarang tanggal 4 Nopember 1997 Nomor 143/7013

Page 18: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

62

tentang Perintah Musyawarah Kelurahan. Pemerintah Kelurahan Rowosari

menindak lanjuti surat tersebut dengan mengadakan Musyawarah

Kelurahan Rowosari pada tanggal 8 Nopember 1997 dengan dihadiri oleh

beberapa pihak antara lain Ketua LKMD dan stafnya, staf kelurahan

Rowosari, Ketua RW/RT, tokoh masyarakat dan para petani penyewa

tanah eks bengkok. Dalam musyawarah tersebut telah diperoleh

kesepakatan mengenai pokok-pokok hasil pembicaraan para peserta

sebagai berikut :

a. Tidak keberatan atas pelepasan tanah bekas bengkok/bondo desa

Kelurahan Roweosari Kecamatan Tembalang tersebut untuk lokasi

pembangunan Perumahan Karyawan/Karyawati Inspektorat Wilayah

Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang

b. Taksiran nilai ganti rugi tanah bekas bengkok tersebut adalah

Rp. 4.500,- / m2, sehingga untuk tanah seluas + 40.000 m2 nilai ganti

ruginya adalah Rp. 180.000.000,- dan atas pelepasan tanah bekas

bengkok/bondo desa tersebut, maka Kelurahan Rowosari Kecamatan

Tembalang akan mendapatkan pengembalian dana sebesar Rp.

100.000.000,- 4

Sebagaimana diketahui bahwa masa sewa tanah bengkok

berakhir pada bulan Oktoober setiap tahunnya, maka pada bulan Oktober

1997, kelurahan sebagai pihak yang menyewakan tanah eks bengkok tidak

lagi menyewakannya. Hal ini dikarenakan turunnya Surat Perintah

4 Sumber : Surat Keputusan Kepala Kelurahan Rowosari

Page 19: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

63

Walikota Kepala Daerah Tingkat II Semarang untuk mengadakan

Musyawarah Kelurahan tentang pengalihan tanah eks bengkok untuk

pembangunan Perumahan Karyawan/Karyawati Inspektorat Wilayah

Kotamadya Semarang. Setelah mengadakan musyawarah Kelurahan dan

disetujui oleh perserta musyawarah (Kepala Kelurahan dan stafnya,

LKMD, Tokoh masyarakat, Ketua RW/RT serta para petani penyewa

tanah eks bengkok), Kepala Kelurahan Rowosari pun mengeluarkan Surat

Keputusan Kepala Kelurahan. tentang pelepasan tanah bekas

bengkok/bondo desa Kelurahan Rowosari Kecamatan Tembalang tersebut

untuk lokasi pembangunan Perumahan Karyawan / Karyawati

Inspektorat Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang.

Setelah terbitnya Surat Keputusan Kepala Kelurahan tersebut,

praktis para petani penyewa tanah eks bengkok tidak dapat menyewanya

kembali, karena status tanah eks bengkok tersebut telah berubah hak

kepemilikannya yaitu milik pribadi Karyawan/Karyawati Inspektorat

Wilayah Kotamadya Semarang yang telah membelinya. Namun perlu

diketahui bahwa hingga saat itu para petani yang dahulu menyewa tanah

eks bengkok tersebut masih memanfaatkannya. Mereka beralasan bahwa

tanah tersebut masih dapat dimanfaatkan hingga pemiliknya datang ke

lokasi dan bertemu dengan petani pengggarap dan ditindak lanjuti dengan

membuat perjanjian baru baik berupa sewa menyewa maupun perjanjian

lainnya. Dalam rentang waktu tersebut secara prakstis mereka (para

Page 20: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

64

penyewa tanah eks bengkok) tidak lagi membayar uang sewa, namun

mereka masih memanfaatkan tanah tersebut.

Menurut Bapak Sairi dan beberapa petani penggarap yang

sependapat dengannya, tanah eks bengkok yang masih ia manfaatkan

sekarang ini belum diketahui siapa pemiliknya. Karena hingga saat ini

pemilik tanah tersebut belum pernah meninjau tanahnya, sehingga ia

belum pernah bertemu pemilik tanah sekaligus belum pernah melakukan

perjanjian lanjutan. Ia berpendapat bahwa rentang waktu sampai pemilik

tanah mengetahui penggarapnya sekarang ini adalah hanya memanfaatkan

tanah eks bengkok daripada tanah tersebut ditumbuhi oleh tanaman liar.

Dan ia akan memanfaatkan tanah tersebut sampai kapan pun, dan sampai

pemiliknya mengetahui, ataupun sampai tanah itu dibangun perumahan

oleh pemiliknya. Karena ia juga beranggapan bahwa sangatlah rugi apabila

tanah yang subur tersebut tidak dimanfaatkan atau dibiarkan tumbuh

tanaman yang tidak berguna. 5

Lain lagi bagi Bapak Rasijan dan beberapa orang yang telah

bertemu dengan pemilik tanah yang digarapnya. Karena ia telah bertemu

dengan pemilik tanah yang digarapnya, maka perjanjiannya ia harus rela

jika tanaman yang ditanamnya digusur ketika tanah tersebut didirikan

sebuah bangunan. Ia yakin bahwa apa yang ia lakukan adalah sesuai

dengan aturan perjanjian, karena hal itu berarti bahwa ia telah diberi

5 Wawancara dengan Bapak Sairi tanggal 15 Desember 2005

Page 21: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

65

kepercayaan pemilik tanah untuk memanfaatkan tanah tersebut tanpa

pembayaran ataupun bagi hasil sekalipun. 6

Menurut Bapak Suroto (pemilik tanah eks bengkok) dan

sebagian besar pemilik tanah di tempat tersebut, bagi dirinya tidak terlalu

mempermasalahkan apabila tanah itu digarap oleh petani penyewa

sebelumnya, karena ia mengetahui keadaan masyarakat daerah Rowosari

yang tergolong masih pas-pasan. Hanya saja mereka perlu mengetahui

bahwa tanah yang mereka garap itu sewaktu-waktu akan didirikan

bangunan, dan mereka juga harus mau jika bangunan tersebut didirikan

tidak ada ganti rugi apabila telah ditanami. 7

Dengan berbagai keadaan tersebut maka penulis akan

menganalisis praktek sewa menyewa tersebut yang telah habis masa

sewanya dengan dikaitkan dengan hukum Islam.

6 Wawancara dengan Bapak Rasijan tanggal 15 Desember 2005 7 Wawancara dengan Bapak Suroto tanggal 18 Desember 2005

Page 22: BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · 45 BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA DAN PEMANFAATAN TANAH EKS BENGKOK DI KELURAHAN

66