TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR...

109
1 TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR (Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala Timur Kab.Tulang Bawang) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah dan Hukum Oleh: YUPITA SARI PANGGABEAN NPM. 1321030027 Program Study : Muamalah (Hukum Ekonomi Syari’ah) Pembimbing I : Drs. H. Irwantoni M.Hum. Pembimbing II : Dr. Siti Mahmudah,. S.Ag,. M.Ag. FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG LAMPUNG 1438 H/ 2017 M

Transcript of TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR...

Page 1: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

1

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI

KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR

(Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala

Timur Kab.Tulang Bawang)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah dan Hukum

Oleh:

YUPITA SARI PANGGABEAN

NPM. 1321030027

Program Study : Muamalah (Hukum Ekonomi Syari’ah)

Pembimbing I : Drs. H. Irwantoni M.Hum.

Pembimbing II : Dr. Siti Mahmudah,. S.Ag,. M.Ag.

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

Page 2: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

2

TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI

KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR

(Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala

Timur Kab.Tulang Bawang)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Ilmu Syari’ah dan Hukum

Oleh:

YUPITA SARI PANGGABEAN

NPM. 1321030027

Program Study : Muamalah (Hukum Ekonomi Syari’ah)

Pembimbing I : Drs. H. Irwantoni M.Hum.

Pembimbing II : Dr. Siti Mahmudah,. S.Ag,. M.Ag.

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

LAMPUNG

1438 H/ 2017 M

Page 3: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

3

ABSTRAK

Jual beli merupakan suatu bagian dari muamalah yang biasa

dialami oleh manusia sebagai sarana berkomunikasi dalam hal

ekonomi.. Jual beli merupakan sebuah transaksi yang dilakukan oleh

kedua belah pihak, yakni penjual dan pembeli dalam hal pemindahaan

hak pemilikan suatu benda yang didahuli dengan akad dan penyerahan

sejumlah uang yang telah ditentukan. Dari pelaksanaan jual beli itu

maka apa yang dibutuhkan manusia dapat diperoleh, bahkan dengan

jual beli ini pula manusia dapat memperoleh keuntungan yang

akhirnya dapat meninggkatkan taraf hidup perekonomian mereka.

Banyak orang beramai-ramai melakukan penyimpangan atau

kecurangan demi memperoleh keuntungan yang lebih banyak lagi.

Seperti yang terjadi di Desa Tri Makmur Jaya Kec. Menggala Timur Kab.

Tulang bawang, penyimpangan atau kecurangan yang dilakukan oleh

penjual (petani karet) dalam memanipulasi berat timbangan karet diisi

dengan kadar air yang banyak sehingga timbangan pun bertambah

sedangkan pembeli (tengkulak karet) merasakan ruginya. Fenomena

tentang adanya kecurangan atau penyimpangan banyak terjadi pada

masyarakat Muslim. Kurangnya pemahaman masyarakat Muslim

tentang aturan jual beli dalam Islam merupakan salah satu penyebab

terjadinya penimpangan-penyimpangan tersebut.

Rumusan masalah skripsi ini adalah bagaimana praktik jual beli

karet dengan tambahan kadar air di Desa Tri Makmur Jaya dan

bagaimana tinjauan hukum Islam tentang jual beli karet dengan

tambahan kadar air di Desa Tri Makmur Jaya.

Adapun tujuan yaitu untuk mengetahui praktik jual beli karet

yang terjadi di Desa Tri Makmur Jaya dan mengetahui tinjauan hukum

Islam tentang jual beli karet dengan tambahan kadar air di Desa Tri

Makmur Jaya.

Page 4: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

4

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (Field

research), yang bersifat deskriftif kualitatif. Sumber data yang

dikumpulkan adalah data primer yang diambil dari sejumlah responden

yang terdiri dari pihak petani selaku penjual karet dan tengkulak selaku

pembeli karet. Sedangkan data sekunder dapat dilakukan melalui

kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data-data dan informasi

dengan bantuan buku-buku yang terdapat pada perpustakaan.

Pengumpulan data menggunakan metode observasi, interview dan

pustaka.

Berdasarkan penelitian ini dapat dikemukakan bahwa praktik yang

terjadi di Desa Tri Makmur Jaya Kec. Menggala Timur Kab.Tulang

Bawang bahwa pembeli hanya melihat bagian luar saja yang nampak.

Sedangkan bagian dalamnya pembeli tidak mengetahui secara pasti

apakah karet yang dibagian dalam kualiatasnya sama seperti karet yang

diperlihatkan di bagian luar. Disini pembeli merasa dirugikan karena

pada praktiknya kualitas karet pada bagian luar dengan karet yang berada

pada bagian dalam terdapat perbedaan. Sedangkan pandangan hukum

Islam, jual beli karet dengan praktik tambahan kadar air ini tidak sah

karena tidak sesuai dengan ketentuan Islam, karena mengandung unsur

gharar adanya ketidakjelasan kualitas dan julmah berat karet yang

diperjualbelikan, mendorong adanya spekulasi dan masuk dalam unsur

penipuan.

Page 5: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

5

Page 6: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

6

Page 7: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

7

MOTTO

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di

antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.

Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

(Q.S. An-Nisa : 29)1

1 Departemen AgamaRI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro),

h. 47.

Page 8: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

8

PERSEMBAHAN

Skripsi sederhana ini penulis persembahkan sebagai

tanda cinta, kasih sayang, dan hormat yang tak tehingga kepada:

1. Kedua orang tuaku Ayahanda Muhammad Yunan Panggabean (Alm) dan

Ibunda Suwartini tercinta yang telah melindungi, mengasuh, menyayangi

dan mendidik saya sejak dari kandungan hingga dewasa, serta senantiasa

mendo‟akan dan sangat mengharapkan kerberhasilan saya. Dan berkat

do‟a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan kuliah ini. Semoga

semua ini merupakan hadiah terindah untuk kedua orang tua saya.

2. Kakak-kakakku tersayang Jeri Setiawan Panggabean dan Desma Sari,

kakak tersayang Neliana Dewi Kartika Panggabean, yang telah tulus dan

ikhlas membiayai, dan adik Achmad Juniardo Panggabean serta Keluarga

besar saya, yang selalu mendo‟akan dan memberikan semangat motivasi

bagi keberhasilan saya selama studi.

3. Seluruh dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmunya dengan

tulus ikhlas.

4. Almamater Tercinta, Universitas Islam Negri Raden Intan Lampung.

Page 9: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

9

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Penulis mempunyai nama lengkap Yupita Sari

Panggabean, anak ketiga dari empat bersaudara putri pasangan

Bapak Muhammad Yunan Panggabean (Alm) dan Ibu Suwartini.

Lahir di Tulang Bawang pada tanggal 13 Februari 1996.

Penulis mempunyai riwayat pendidikan pada :

1. Taman Kanan-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal, Kec. Banjar Agung, kab.

Tulang Bawang, diselesaikan pada tahun 2001;

2. Sekolah Dasar Negeri 1 Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung,

Kab. Tulang Bawang, diselesaikan pada tahun 2007;

3. SMP Negeri 6 Banjar Agung, Kec. Banjar Agung, Kab. Tulang Bawang,

diselesaikan pada tahun 2010;

4. MAN 1 Metro, Kec. Batang Hari, Kab. Lampung Timur, Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS), diselesaikan pada tahun 2013;

5. Tahun 2013, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Islam

Negri Raden Intan Lampung pada Fakultas Syari‟ah dan Hukum pada

Program Studi Muamalah (Hukum ekonomi syari‟ah).

Page 10: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

10

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Swt. yang telah

melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan, kesehatan,

dan petunjuk sehingga skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum

Islam tentang Jual Beli Karet Dengan Tambahan Kadar Air

(Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala Timur

Kab.Tulang Bawang) dapat diselesaikan. Shalawat serta salam

penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, para

sahabat, dan para pengikutnya yang setia kepadanya hingga akhir

zaman.

Skripsi ini ditulis dan diselesaikan sebagai salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan studi pada program Strata Satu

(S1) Jurusan Mu‟amalah Fakultas Syari‟ah UIN Raden Intan

Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Hukum (S.H.) dalam

bidang Ilmu Syari‟ah.

Atas semua pihak dalam proses penyelesaian skripsi ini,

tak lupa penulis haturkan terima kasih sebesar-besarnya. Secara

rinci ungkapan terima kasih itu disampaikan kepada :

1. Dr. Alamsyah, S.Ag., M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syari‟ah UIN Raden

Intan Lampung yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan

mahasiswa;

2. Dr. H. Khairuddin, M.H., selaku Wakil Dekan I Fakultas Syari‟ah dan

Hukum UIN Raden Intan Lampung.

3. Drs. Haryanto H, M.H., selaku Wakil Dekan II Fakultas Syari‟ah dan

Hukum UIN Raden Intan Lampung.

4. Drs. H. Chaidir Nasution, M.H,. selaku Wakil Dekan III Fakultas

Syari‟ah dan Hukum UIN Raden Intan Lampung.

5. H. A. Khumedi Ja‟far, S.Ag., M.H., dan Khoiruddin M.S.I selaku Ketua

Jurusan Mu‟amalah dan Sekertaris Jurusan Mu‟amalah Fakultas Syari‟ah

UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan pengarahan dalam

penyelesaian skripsi ini.

6. Drs. H. Irwantoni M.Hum. selaku Pembimbing I dan Dr. Siti Mahmudah,

S.Ag., M.Ag., selaku Pembimbing II yang yang telah banyak

meluangkan waktu untuk membantu dan membimbing serta memberi

arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak / Ibu Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Syari‟ah;

8. Ayah (alm) dan Ibu yang selalu mendukung setiap langkahku serta doa

yang tak pernah henti dihanturkan disetiap sujudmu.

9. Kakak tersayang dan tercinta Neliana Dewi Kartika Panggabean yang tak

pernah putus memberi masukan, dukungan, semangat dan kasih sayang.

10. Kakak Jeri Setiawan Panggabean, Desma Sari dan adik Achmad Juniardo

Panggabean.

11. Keluarga besarku, saudara-saudara, paman, bibi, kakek dan nenek yang

medukungku.

Page 11: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

11

12. Sahabat-sahabat tersayangku Rohmah Fauziah, Anggita, Resti

Ramayanti, dan Cucu Anggun.

13. Orang-orang yang selalu mendukungku Antoni Miftah, Mugiyarti,

Sinorita Winahyu, Yayuk Cholifah, Aminatuz, Firdamila, Riza Aprilia,

Juwita, Eka Permata, Laela Eka S, Ayu Sintia, Arlicia Dzulva, mba Eva

Artemis & mas pujo, Bang Basri, Rini Sanjaya, Diana Oktafiani, Nofilia

Citra, Diana Ngadira W, Indah Pangestuti.

14. Teman-teman Muamalah angkatan 2013, yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu, terimakasih atas kebersamaan perjuangan selama

ini.

15. Teman-teman Al-Kahfi angkatan 2010 MAN 1 Lamtim, teman KKN,

begitu juga teman SD 1 DWT JAYA,SMP 2 Banjar Agung dan semua

adik-adik dan kakak-kakak tingkatku.

16. Dan semua pihak yang membantu dan terlibat dalam perjalanan

kehidupanku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat

membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan

ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

penulis pada khususnya. Aamiin.

Bandar Lampung, 29 Oktober 2017

Penulis,

Yupita Sari Panggabean

Page 12: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

12

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i

ABSTRAK.................................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

PENGESAHAN ........................................................................... iv

MOTTO........................................................................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................ vi

RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................ x

DAFTAR TABEL ........................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................... xiii

BAB I

................................................................................................ PEN

DAHULUAN ......................................................................... 1

A. Penegasan Judul .......................................................................... 1

B. Alasan Memilih Judul ................................................................. 2

C. Latar Belakang Masalah ............................................................. 3

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 7

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................ 7

F. Metode Penelitian ....................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 15

A. Hukum Islam tentang Jual Beli ................................................... 15

1. Pengertian Jual Beli ............................................................. 15

2. Dasar Hukum Jual Beli ........................................................ 19

3. Rukun dan Syarat Jual Beli .................................................. 24

4. Khiyar dalam Jual Beli ........................................................ 30

5. Macam-macam Jual Beli ..................................................... 32

6. Jual Beli yang Dilarang........................................................ 36

Page 13: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

13

B. Karet ............................................................................................ 49

1. Pengertian Karet .................................................................. 49

2. Jenis-jenis Karet ................................................................... 50

3. Budi Daya Karet .................................................................. 57

4. Penyadapan Karet ................................................................ 60

5. Prakoagulasi ......................................................................... 62

6. Aneka Barang Karet............................................................. 66

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN .............................................. 67

A. Gambaran Umum Masyarakat Desa Tri Makmur Jaya Kec.

Menggala Timur Kab. Tulang Bawang ...................................... 67

1. Sejarah berdirinya Desa Tri Makmur Jaya .......................... 67

2. Kondisi geografis dan demografis Desa Tri Makmur Jaya . 68

3. Kondisi sosial ekonomi ........................................................ 70

4. Kondisi sosial budaya .......................................................... 71

5. Kondisi sosial keagamaan .................................................... 73

6. Struktur organisasi ............................................................... 74

B. Sistem Jual Beli Karet ................................................................. 75

C. Praktik Penambahan Kadar Air dalam Karet .............................. 78

BAB IV ANALISIS DATA .......................................................................... 80

A. Praktik Jual Beli dengan Penambahan Kadar Air di Desa Tri

Makmur Jaya Kec.Menggala Timur Kab.Tulang Bawang ......... 80

B. Jual Beli Karet dengan Penambahan Kadar Air dalam Perspektif

Hukum Islam ............................................................................... 85

BAB V PENUTUP ...................................................................................... 90

A. Kesimpulan ................................................................................. 90

B. Saran ........................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

14

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Surat Permohonan Seminar Proposal

2. Surat Rekomendasi Penelitian / Survei Kesbangpol Lampung

3. Surat izin Penelitian / Survei Kesbangpol Menggala

4. Surat Keterangan Izin Riset Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Kecamatan

Menggala Timur Kampung Tri Makmur Jaya

5. Daftar Pertanyaan Wawancara Pembeli

6. Daftar Pertanyaan Wawancara Penjual

7. Surat Keterangan Wawancara

8. Kartu Konsultasi Bimbingan Skripsi

Page 15: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

15

DAFTAR TABEL

1. Jumlah Penduduk Desa Tri Makmur Jaya Kec. Menggala Timur

Kab. Tulang Bawang Menurut Kelompok Umur ................................. 69

2. Jumlah Penduduk Desa Tri Makmur Jaya Kec. Menggala Timur

Kab. Tulang Bawang Menurut Kelompok Pendidikan ........................ 69

3. Perincian Penduduk Desa Tri Makmur Jaya Kec. Menggala Timur

Kab. Tulang Bawang Menurut Tingkat Ekonomi ................................ 70

4. Perincian Bangunan Peribadatan Umat Islam Desa Tri Makmur Jaya

Kec. Menggala Timur Kab. Tulang Bawang ....................................... 73

5. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tri Makmur Jaya

Kec. Menggala Timur Kab. Tulang Bawang ....................................... 74

6. Daftar Nama Responden Jual Beli Desa Tri Makmur Jaya

Kec. Menggala Timur Kab. Tulang Bawang ....................................... 79

Page 16: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul

Sebagai kerangka awal guna mendapatkan gambaran yang jelas dan

memudahkan dalam memahami proposal ini, maka perlu adanya uraian

terhadap penegasan arti dan makna dari beberapa istilah yang terkait dengan

tujuan proposal ini. Dengan penegasan tersebut diharapkan tidak akan terjadi

kesalah pahaman terhadap pemaknaan judul dari beberapa istilah yang

digunakan, disamping itu langkah ini merupakan proses penekanan terhadap

pokok permasalahan yang akan dibahas.

Adapun skripsi ini berjudul “Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli

Karet dengan Tambahan Kadar Air (Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya

Kab.Tulang Bawang Kec.Menggala Timur)”. Untuk itu perlu diuraikan

pengertian dari istilah-istilah judul tersebut yaitu sebagai berikut :

Hukum Islam adalah seperangkat peraturan berdasarkan wahyu Allah

dan Sunnah Rasul tentang tingkah laku manusia mukallaf yang diakui dan

diyakini mengikat untuk semua yang beragama Islam.2

Jual Beli adalah suatu perjanjian tukar menukar barang atau barang

dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang

lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan

2Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 1, Cet ke-1 (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), h.

5.

Page 17: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

17

syara‟ (hukum islam).3 Sedangkan dalam syari‟at islam jual beli adalah

pertukaran harta tertentu dengan harta lain berdasarkan keridhaan antar

keduanya. Atau dengan pengertian lain memindahkan hak milik dengan hak

milik lain berdasarkan persetujuan dan hitungan materi.4

Karet adalah tumbuhan besar yang kulit batangnya menghasilkan

getah sebagai bahan pembuat ban, bola, dan sebagainya.5

Kadar air adalah persentase air yang ada pada pulp, kertas, atau

karbon yang ditetapkan dengan cara mengeringkan.6 Kadar air disini ialah

persentase air yang ada dalam karet.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

maksud judul skripsi ini adalah aturan hukum Islam mengenai jual beli karet

yang dalam pelaksanaannya ditemukan adanya proses,cara atau perbuatan

menambahkan kadar air.

B. Alasan Memilih Judul

Adapun yang menjadi alasan penulis memilih dan menetapkan judul

ini adalah sebagai berikut :

1. Alasan Objektif, mengingat perkembangan jual beli yang beraneka ragam

maka persoalan muamalah pun berkembang pada zaman sekarang ini,

3 A. Khumedi Ja‟far, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Aspek Hukum Keluarga dan

Bisnis), (Pusat Penelitian dan Penerbitan IAIN Raden Intan Lampung:Bandar Lampung, 2015), h.

140. 4 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, Jilid 12, Cet ke-10 (Bandung: Al-Ma‟arif, 1996), h. 120

5 Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemprer, Modern English

Pers, (Jakarta, 1991), h. 665 6 Ibid., h. 640.

Page 18: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

18

lebih spesifik kepada praktik jual beli karet dengan penambahan kadar air

di Study Kasus di Desa Tri Makmur Jaya Kab.Tulang Bawang

Kec.Menggala Timur

2. Alasan subjektif

a. Tema tentang “Tinjauan Hukum Islam Tentang Jual Beli Karet

dengan Tambahan Kadar Air” menurut penulis sangatlah menarik

untuk dikaji dan diteliti.

b. Judul ini dipilih oleh penulis karena sangat relevan dengan disiplin

ilmu yang diketahui penulis di fakultas syari‟ah jurusan Mu‟amalah.

C. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai makhluk individu yang memiliki berbagai keperluan

hidup, telah disediakan Allah SWT beragam benda yang dapat memenuhi

kebutuhannya. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan yang beragam tersebut

tidak mungkin dapat diproduksi sendiri oleh individu yang bersangkutan.

Oleh karena itu, ia harus bekerja sama dengan orang lain.7 Hal ini disebabkan

karena manusia tidak mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa peran

dan bantuan orang lain. Karna itu Allah memberikan naluri kepada manusia

untuk melakukan interaksi sosial dengan manusia lain (muamalah), seperti:

pinjam-meminjam, jual beli, sewa-menyewa, utang piutang dan sebagainya.

Setiap orang Islam berkewajiban untuk bertingkah laku dalam

hidupnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan Al-Qur‟an dan Sunnah yang

7Suhrawardi, Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta Timur: Sinar

Grafika Offset,2012), h. 4.

Page 19: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

19

telah menentukan batasan-batasan dan aturan-aturan hukum seperti syarat dan

rukun yang dipenuhi ketika akan melakukan transaksi jual beli.

Menurut hukum Islam, yang dimaksud dengan jual beli adalah

menukar barang dengan barang atau barang dengan uang dengan jalan

melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang lain atas dasar saling

merelakan.8

Dan jual beli disyariatkan berdasarkan Al-Qur‟an surat Al-Baqarah

ayat 275, yakni:

Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba9

Oleh karena itu, setiap orang harus memperhatikan mana yang

dilarang (haram),mana yang dibolehkan (halal) dan mana yang mana haq

(kebenaran), juga batil (kesesatan).

Karena jual beli itu sendiri memberikan kemanfaatan di antara kedua

belah pihak, jual beli juga tidak diperbolehkan melakukan praktek-praktek

kecurangan, seperti pengurangan atau penambahan didalam timbangan,

penipuan dan praktek-praktek lainnya yang dapat merugikan salah satu pihak.

firman Allah SWT dalam surah An-Nisa‟ ayat 29:

8 Idris Ahmad, Fiqh al-Syafi‟iyah,( Jakarta: Karya Indah, 1986), h. 5.

9 Departemen AgamaRI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung : Diponegoro), h. 47.

Page 20: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

20

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang

kepadamu”.10

Namun prilaku kecurangan dalam jual beli sering sekali terjadi antara

penjual dengan pembeli dan sebaliknya karena sebagian hanyut dalam

komoditi angka dan laba. Hampir-hampir mereka tidak pernah ingat akan

keberadaan Allah SWT, kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya, atau meningingat

akhirat.Dalam islam tujuan dari seseorang berdagang bukanlah semata-mata

mencari keuntungan yang sebesar-besarnya akan tetapi, untuk mendapatkan

keberkahan. Keberkahan usaha adalah kemantapan dari usaha itu dengan

memperoleh keuntungan yang wajar dan diridhai Allah SWT.11

Desa Tri Makmur Jaya merupakan salah satu desa yang sangat subur

diantara desa-desa yang ada di Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang. Dimana sebagian masyarakatnya bekerja dalam bidang

perkebunan karet, alasannya bahwa kondisi tanah di desa tersebut sangat

cocok untuk tanaman sejenis karet, selain alasan tersebut tanaman karet juga

merupakan model tanaman yang mudah dirawat.

Hasil dari perkebunan tersebut menjadi sebuah aktifitas tersendiri

(selain bertani) bagi petani untuk melakukan perdagangan (jual beli) baik di

rumah maupun di pabrik. Jual beli yang dilakukan di rumah biasanya petani

menjual hasil panen ke pembeli karet (tengkulak) terdekat yang ada di desa,

10

Ibid, h. 83. 11

Burhannudin, Etika Individu Pola Dasar Filsafat Moral, (Jakarta:PT.Rineka

Cipta,2000),h.202.

Page 21: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

21

sedangkan jual beli yang dilakukan di pabrik yaitu pembeli karet (tengkulak)

menjual hasilnya ke pabrik karet yang terletak jauh dari pedesaan.

Adapun yang menjadi ketetapan praktik yang dilakukan tengkulak

bahwa setiap penimbangan bahwasannya memotong berat karet mencapai 2

kg dan berat karet rata-ratanya kurang lebih mencapai 30kg setiap sekali

timbangan guna memotong kadar air yang melekat pada karet tersebut.12

Dan

dalam pelaksanaan transaksi jual beli sebagian dari pembeli karet (tengkulak)

mengeluh dengan hasil panen yang dibeli dari petani yang selalu menyusut

kadar air dari karet tersebut sebelum disetor ke pabrik, ini disebabkan petani

melakukan penyelewengan yakni dengan memanipulasi berat dengan cara

menemambahkan air ke dalam karet, hal tersebut merupakn upaya petani

untuk melakukan kecurangan dan merugikan pihak tengkulak.

Dengan demikian kecurangan yang dilakukan para petani merupakan

sebuah kejanggalan yang dirasakan oleh pembeli karet (tengkulak) Desa Tri

Makmur Jaya. Adanya kecurangan tersebut terkadang membuat pembeli

enggan untuk membeli haseil panen petani, namun karena kecurangan ini

sudah umum dan telah menjadi kebiasaan yang terjadi di tersebut, bahkan

dilapangan tidak nampak adanya transaksi yang jelas terutama pada lafadz

yang diucapkan oleh pemjual maupun pembeli. Sehingga sangat menarik bagi

penyusun melakukan penelitian terhadap permasalahan yang timbul dari

praktik jual beli karet dengan penambahan kadar air yang telah berlangsung

12

Bapak Suwito, tengkulak karet di Desa Tri Makmur Jaya, Wawancara, pada tanggal 24

Juni 2017.

Page 22: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

22

sejak lama di Desa Tri Mkamur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang yang kemudian akan ditinjau dari pandangan hukum Islam.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah proposal ini adalah :

1. Bagaimana praktik jual beli karet dengan tambahan kadar air di Desa Tri

Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang?

2. Bagaimana tinjauan hukum Islam tentang jual beli karet dengan tambahan

kadar air di Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui praktik jual beli karet dengan tambahan kadar air

di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala Timur Kab.Tulang

Bawang.

b. Untuk mengetahui tinjauan hukum Islam tentang jual beli karet

dengan tambahan kadar air di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala

Timur Kab.Tulang Bawang.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun keinginan penelitian adalah sebagai berikut:

Page 23: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

23

a. Secara teoritis, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan mampu

memberikan pemahaman mengenai sistem praktik dalam jual beli

menurut perspektif hukum Islam dan diharapkan dapat memperkaya

khazanah pemikiran Keislaman pada umumnya civitas akademik

Fakultas Syari‟ah dan Hukum Jurusan Muamalah pada khususnya.

Selain itu diharapkan menjadi stimulus bagi penelitian selanjutnya

sehingga proses pengkajian akan terus berlangsung dan akan

memperoleh hasil yang maksimal.

b. Secara Praktis, penelitian ini dimaksudkan sebagai suatu yarat

memenuhi tugas akhir guna memperoleh gelar S.H pada Fakultas

Syari‟ah UIN Raden Intan Lampung.

F. Metode Penelitian

Dalam hal ini, penulis memperoleh data dari penelitian lapangan

langsung tentang jual beli makanan dengan penambahan kadar air yang akan

dianalisa menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan induktif,

alasannya unyuk menarik sebuah kesimpulan dari hasil penelitian dengan

metode yang dipelajari dari suatu gejala yang khusus untuk mendapatkan

kaidah-kaidah yang berlaku dilapangan dan lebih umum mengenai fenomena

yang diselidiki.

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang penulis gunakan yaitu penelitian lapangan

(field research). Field research , yaitu penelitian yang dilakukan di

Page 24: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

24

lapangan dalam fakta yang sebenarnya. Penulis melakukan penelitian

langsung terhadap warga masyarakat yang melakukan jual beli karet

dengan tambahan kadar air di Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala

Timur Kab.Tulang Bawang.

Selain lapangan penelitian ini juga menggunakan penelitian

kepustakaan (library resach) sebagai pendukung dalam melakukan

penelitian, dengan menggunakan berbagai literature yang ada di

perpustakaan yang relevan dengan masalah yang diangkat untuk diteliti.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berwujud uraian

dengan kata atau kalimat baik tertulis maupun lisan dari orang-orang

yang berprilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini

menggambarkan permasalahan yang ada secara obyektif, guna

mendeskripsikan pelaksanaan jual beli karet terhadap tambahan kadar air

di Desa Tri Makmur Jaya Kac.Menggala Timur Kab.Tulang Bawang

sebagaimana adanya, kemudian menganalisa berdasarkan data yang ada

dari hasil penelitian dan literature-literatur yang ada kaitannya dengan

permasalahan tersebut, supaya mendapatkan sebuah kesimpulan.

3. Data Penelitian

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah:

Page 25: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

25

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari

responden atau objek yan diteliti. Yang menjadi sumber dari data

primer adalah pedagang karet (petani) dan pembeli karet (tengkulak)

di Desa Tri Makmur Jaya Kab.Tulang Bawang Kec.Menggala

Timur.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak lain,

tidak langsung diperoleh peneliti dari subyek penelitiannya. Berupa

data yang diambil dari beberapa buku, dokumen, dan wawancara

dengan petani dan tengkulak yang berhubungan dengan

permasalahan yang diteliti.

4. Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang

memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap, objek atau nilai yang

akan diteliti dalam populasi dapat berupa orang, perusahaan, lembaga,

media dan sebagainya.13

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

keseluruhan dari tengkulak (berjumlah 3 orang) dan petani (berjumlah

lebih dari 100 orang). Jadi populasi dari penelitian ini berjumlah lebih

dari 103 orang yang terdiri dari petani karet (penjual) dan tengkulak karet

(pembeli).

13

Susiadi, Metodologi Penelitian, (Bandar lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan

LP2M Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2015), h. 95.

Page 26: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

26

Sample adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara-

cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap

dan dapat dianggap mewakili populasi.14

Jumlah populasi yang tersedia

lebih dari 103 orang.

Berdasarkan buku Dr. Suharsimi Arikunto yang menyebutkan

apabila subjuknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika

objeknya lebih besar dapat di ambil antara 10%-15% atau 20%-25%.

Oleh karena itu berdasarkan penentuan jumlah sampel yang dijelaskan,

penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari populasi yang tersedia

yaitu kurang lebih sebanyak sepuluh orang yang terdiri dari petani karet

yang berjumlah 7 orang dan tengkulak karet yang berjumlah 3 orang.

Jadi, maksud dari metode purposive sampling yaitu dalam

penetapan sampel didasarkan pada pertimbangan bahwa orang-orang

yang mengetahui permasalahan yang dikaji, sehingga sampel dapat

benar-benar mewakili dari keseluruhan sampel yang ada. Adapun yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Pembeli karet (tengkulak)berjumlah 3 orang

b. Penjual karet (petani) 7 orang sebagai responden dalam

penulisan proposal ini.

14Ibid., h. 95.

Page 27: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

27

5. Metode Pengumpulan Data

Medapatkan data dan informasi yang falid dan lengkap, maka

digunakan beberapa metode sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi (pengamatan) adalah pengamatan dan pencatatan

dengan sistematika atas fenomena-fenomena yang diteliti, dalam hal

ini peneliti memperoleh data yang diperlukan dengan cara datang

dan melihat di lapangan terhadap praktik jual beli karet terhadap

tambahan kadar air itu berlangsung, yaitu pada salah satu rumah si

tengkulak yang digunakan untuk transaksi pelaksanaan jual beli

karet.

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang

variable yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, dan lain

sebagainya. Data yang terkait dengan data dilapangan yaitu nota

transaksi jual beli dan catatan-catatan transaksi oleh tengkulak.

c. Wawancara (interview)

Wawancara adalah proses tanya-jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap

muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau

Page 28: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

28

keterangan-keterangan.15

Yang diwawancarai yaitu para tengkulak

(pembeli karet) dan petani (penjual karet). Dengan tujuan

memperoleh informasi faktual, untuk menarik dan menimba

kepribadian individu atau untuk tujuan-tujuan konseling atau

penyuluh. Dalam wawancara ini mengadakan wawancara dengan

beberapa masyarakat Desa Tri Makmur Jaya untuk memperoleh

informasi yang berhubungan dengan skripsi.

6. Metode Pengolahan Data

a. Pemeriksaan data (editing)

Pemeriksaan data atau editing adalah memeriksa daftar

pertanyaan yang telah diserahkan oleh para pengumpul data.16

Tujuannya yaitu untuk menghilangkan kesalahan-kesalahan yang

terdapat pada pencatatan dilapangan dan bersifat koreksi, sehingga

kekurangannya dapat dilengkapi dan di perbaiki.

b. Sistematika Data

Bertujuan menempatkan data menurut kerangka sistematika

bahasan berdasarkan urutan masalah, dengan cara melakukan

pengelompokan data yang telah diedit dan kemudian diberi tanda

menurut kategori-kategori dan urutan masalah.

15

Cholid Narbuko, Abu Achmad, Metodologi Penelitian, Cet.ke-4, (Jakarta: Bumi

Aksara,2015), h.83. 16

Ibid, h.153.

Page 29: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

29

7. Metode Analisis Data

Setelah semua data terkumpul melalui instrumen pengumpulan

data, selanjutnya data tersebut akan dianalisa. Metode analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan kajian penelitian,

yaitu jual beli karet dengan penambahan kadar air yang kemudian

ditinjau dari pandangan hukum islam. Setelah analisis data selesai maka

hasilnya akan disajikan secara deskriptif analisis kualitatif secara

bertahap dan berlapis, yaitu suatu penjelasan dan penginterprestasian

secara logis, sistemetis. Yang kemudian akan ditarik suatu kesimpulan

yang merupakan jawaban atas permasalahan yang diangkat dalam

penelitian ini dengan menggunkan cara berpikir induktif.

Page 30: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

30

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hukum Islam Tentang Jual Beli

1. Pengertian Jual Beli

Jual beli menurut bahasa (etimologi) berarti “al-bai‟ البيح) )” yang

berarti menjual, mengganti dan menukar sesuatu dengan sesuatu lain.

Perdagangan atau jual beli menurut bahasa berarti al-ba‟i, al-tijarah, dan

al-mubadalah, hal ini sebagaimana firman Allah Swt. : 17

Artinya : …mereka mengharapkan tijarah (perdagangan) yang tidak akan

rugi” (Q.S. Fathir (35) : 29) 18

Secara istilah (terminologi) terdapat beberapa pendapat ulama fiqh

mendefinisikan jual beli, sekalipun memiliki substansi dan tujuan yang

sama antara lain sebagai berikut :

a. Menurut ulama Hanafiah membagi definisi jual beli ke dalam dua

macam, yaitu :

17

Hendi Suhendi, Fiqh Mu‟amalah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 67. 18

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahannya, Cetakan

Kedua, (Bandung: PT Mizan Buaya Kreativa, 2012), h. 438.

Page 31: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

31

1) Definisi dalam arti umum, yaitu :

ىب والفضة ونوىا أومبادلة السلعة بالن قد وىوب يع العي بالن قدين الذ

19 .أو نوىا ل و و و

Artinya : “Jual beli adalah menukar benda dengan dua mata

uang (emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar menukar barang

dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus.”

2) Definisi dalam arti khusus, yaitu :

20. ال ا بال ا ل و و و وىو مبا د

Artinya : “Jual beli adalah tukar menukar harta dengan harta

menurut cara yang khusus.”

b. Menurut ulama Malikiyah membagi definisi jual beli ke dalam dua

macam, yaitu dalam arti umum dan arti khusus.

1) Definisi dalam arti umum, yaitu :

عة لذ 21 . و قد معا و ة ل منا ع و م

Artinya : “Jual beli adalah akad mu‟awadhah (timbal balik)

atas selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan.”

19

Adurrahman Al-Jazairy, Khitabul Fiqh „Alal Madzahib al-Arba‟ah, Juz II,

(Beirut: Darul Kutub Al-Ilmiah, 1990), h. 134 20

Ibid., h. 135 21

Syamsudin Muhammad ar-Ramli, Nihayah Al-Muhtaj, Juz III, (Beirut: Dar Al-

Fikr, 2004), h. 204

Page 32: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

32

Jual beli dalam arti umum ialah suatu perikatan tukar menukar

sesuatu yang bukan kemanfaatan atau kenikmatan. Perikatan adalah

akad yang mengikat kedua belah pihak. Sesuatu yang bukan

manfaat ialah bahwa benda yang ditukarkan adalah dzat

(berbentuk), ia berfungsi sebagai objek penjualan, jadi bukan

manfaatnya atau hasilnya.22

2) Definisi dalam arti khusus, yaitu :

أو مكا يسة أحد عة لذ و قد معا و ة ل منا ع و م 23 . و ية ي ىب و ضة معي ي العي يو

Artinya : “Jual beli adalah akad mu‟awadhah (timbal balik)

atas selain manfaat dan bukan pula untuk menikmati kesenangan,

bersifat mengalahkan salah satu imbalannya bukan emas dan bukan

perak, objeknya jelas bukan utang.”

Jual beli dalam arti khusus ialah ikatan tukar-menukar sesuatu

yang bukan kemanfaatan dan bukan pula kelezatan yang

mempunyai daya tarik, penukarannya bukan mas dan bukan pula

perak, bendanya dapat direalisir dan ada seketika (tidak

ditangguhkan), tidak merupakan utang baik barang itu ada di

hadapan si pembeli maupun tidak, barang yang sudah diketahui

sifat-sifatnya atau sudah diketahui terlebih dahulu.24

c. Menurut Imam Syafi‟i memberikan definisi jual beli yaitu pada

prinsipnya, praktik jual beli itu diperbolehkan apabila dilandasi dengan

22

Hendi Suhendi, Op.Cit., h. 69 23

Syamsudin Muhammad ar-Ramli, Op.Cit., h. 372 24

Hendi Suhendi, Op.Cit., h. 70

Page 33: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

33

keridhaan (kerelaan) dua orang yang diperbolehkan mengadakan jual

beli barang yang diperbolehkan.25

d. Menurut Ibnu Qudamah berpendapat bahwa jual beli adalah :

26 .مبا دلة ال ا با ال ل تليكا و تلكا

Artinya : “Pertukaran harta dengan harta (yang lain) untuk saling

menjadikan milik.”

e. Menurut Wahbah Az-Zuhaili mendefinisikan jual beli menurut istilah

adalah tukar menukar barang yang bernilai dengan semacamnya

dengan cara yang sah dan khusus, yakni ijab-qabul atau mu‟athaa

(tanpa ijab qabul).27

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa

pengertian jual beli ialah suatu perjanjian untuk melakukan pertukaran

benda atau barang dalam bentuk pemindahan hak milik dan kepemilikan

secara sukarela antara kedua belah pihak yang melakukan perjanjian

dimana salah satu pihak sebagai pemberi benda atau barang dan pihak

lain sebagai penerima benda atau barang sesuai dengan ketentuan yang

dibenarkan oleh syara‟ dan disepakati.

25

Imam Syafi‟i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Ringkasan kitab Al Umm,

penerjemah: Imron Rosadi, Amiruddin dan Imam Awaluddin, Jilid 2, (Jakarta: Pustaka Azzam,

2013), h. 1 26

Ibnu Qudamah, Al-Mughni, Juz III, h. 559 27

Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillathuhu, Jilid V, Penerjemah: Abdul Hayyie

al-Kattani, (Jakarta: Gema Insani, 2011), h. 25

Page 34: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

34

2. Dasar Hukum Jual Beli

Al-bai‟ atau jual beli merupakan akad yang diperbolehkan, hal ini

berdasarkan atas dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Qur‟an, Hadits dan

Ijma‟ Ulama. Adapun sumber-sumber hukum jual beli dalam Islam

diantaranya yaitu:

a. Al-Qur‟an

Al-Qur‟an adalah kalam Allah yang diturunkan oleh-Nya

melalui perantara malaikat Jibril ke dalam hati Rasul dengan lafadz

bahasa arab dan makna-maknanya yang benar untuk menjadi hujjah

bagi Rasul atas pengakuannya sebagai Rasul, menjadi undang-undang

bagi manusia yang mengikuti petunjuknya dan menjadi ibadah dengan

membacanya.28

Ada beberapa ayat Al-Qur‟an yang menyingung tentang jual

beli, di antaranya:

1) Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 275 :

...

Artinya : “…Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba…”(Q.S. Al-Baqarah : 275) 29

Quraish Shihab menafsirkan ayat di atas dalam bukunya

yaitu jual beli adalah transaksi yang menguntungkan.

28

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Ushul Fiqh, (Jakarta: Pustaka Amam, 2003), h. 18 29

Departemen Agama Republik Indonesia, Op.Cit., h. 48

Page 35: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

35

Keuntungan yang pertama diperoleh melalui kerja manusia, yang

kedua yang menghasilkan uang bukan kerja manusia dan jual beli

menurut aktivitas manusia.30

Dalam ayat tersebut menjelaskan tentang kebolehan

melakukan transaksi jual beli dan mengharamkan riba. Riba

adalah salah satu kejahatan jailiyah yang amat hina.31

Menurut

Syeikh Ali Ahmad Al-Jurjawi adapun yang disebabkan riba

tersebut yaitu bencana besar, musibah yang kelam, dan penyakit

yang berbahaya. Orang yang menerima riba maka kefakiran akan

datang padanya dengan cepat.32

2) Q.S. Al-Baqarah (2) ayat 198 :

Artinya : “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki

hasil perniagaan) dari Tuhanmu.” (Q.S. Al-Baqarah (2) : 198) 33

3) Q.S. An-Nisaa‟ (4) ayat 29 :

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu

memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara

30

M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah,(Jakarta: Lentera Hati, 2009), h. 721 31

Haji Abdul Maluk Karim Amrullah (HAMKA), Tafsir Al-Azhar, Juz‟ 1-3, Yayasan

Nurul Islam, h. 65 32

Surawardi K. Lubis dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,

2012), h. 31 33

Departemen Agama Republik Indonesia, Op.Cit., h. 47

Page 36: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

36

kamu, dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya

Allah Maha Penyayang kepadamu.” (Q.S. An-Nisaa (4) : 29) 34

Isi kandungan ayat di atas menjelaskan bahwa larangan

memakan harta yang berada di tengah mereka dengan bathil itu

mengandung makna larangan melakukan transaksi atau

perpindahan harta yang tidak mengantar masyarakat kepada

kesuksesan, bahkan mengantarkannya kepada kebejatan dan

kehancuran, seperti praktek-praktek riba, perjudian, jual beli yang

mengandung penipuan, dan lain-lain.35

Penghalalan Allah Swt. terhadap jual beli itu mengandung

dua makna, salah satunya adalah bahwa Allah Swt. mengahalalkan

setiap jual beli yang dilakukan oleh dua orang pada barang yang

diperbolehkan untuk diperjualbelikan atas dasar suka sama suka.36

Maka dari itu, Allah menganjurkan kita untuk melakukan

perniagaan atas dasar suka sama suka.

b. Hadits

1) Hadits Riwayat Bukhari Muslim

ث نا إب اىيم بن موس أخب نا يس ن ث ور ن خالد بن معدان حد: ن ال قداا ر اا نو ن رسو اا ل اا ليو وسلم ا

ماأكل أحد طعاما ط خي ا من أن يأكل من ل يده وإن نب اا (رواه البخاري ومسلم). داود ليو السالا كان يأكل من ل يده

37

34 Departemen Agama Republik Indonesia, Op.Cit., h. 84

35 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Op.Cit., h. 413

36 Imam Syafi‟i Abu Abdullah Muhammad bin Idris, Loc.Cit., h. 1

37 Al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Op.Cit., No. Hadits

1944, h. 788

Page 37: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

37

Artinya : Diceritakan Ibrahim bin Musa, mengabarkan „Isa, dari

Tsaur, dari Kholidi bin Ma‟dan, dari Miqdam r.a. bahwa

Rasulullah Saw. berkata : “Tidak ada makanan yang dimakan

seseorang, sekali-kali tidak ada yang lebih baik daripada makanan-

makanan dari hasil usahanya sendiri. Sesungguhnya Nabi Allah

Daud a.s. makan dari hasil usaha tangan beliau sendiri.” (H.R.

Bukhari Muslim)

2) Hadits Riwayat Al-Bazzar

ن ر ا ة ابن را ع ر اا نو ان النب ل اا ليو و سلم سئل . ل ال ل بيده و كل ب يع مب ور : اي الكسب الطيب ؟ ا : 38 (رواه البزار و ححو احلاكم)

Artinya : Dari Rifa‟ah bin Rafi‟i r.a., bahwasanya Nabi Saw.

pernah ditanya, “Pekerjaan apa yang paling baik?”, maka Beliau

menjawab : “Pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan

setiap jual beli yang baik.” (H.R. Al-Bazzar dan dianggap shahih

menurut Hakim)

c. Ijma‟

Para ulama fiqih dari dahulu sampai sekarang telah

sepakat bahwa jual beli itu diperbolehkan, jika di dalamnya

telah terpenuhi rukun dan syarat. Alasannya karena manusia

tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan

orang lain.39

Kebutuhan manusia untuk mengadakan

transaksi jual beli sangat urgen, dengan transaksi jual beli

seseorang mampu untuk memiliki barang orang lain yang

38

Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam, penerjemah

Achmad Sunarto, Cetakan Pertama, (Jakarta: Pustaka Amani, 1995), h. 303 39

Rachman Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 75

Page 38: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

38

diinginkan tanpa melanggar batasan yang di syari‟at. Oleh

karena itu praktik jual beli yang dilakukan manusia

semenjak masa Rasulullah SAW, hingga saat ini

menunjukkan bahwa umat telah sepakat akan

disyariatkannya jual beli.40

Agama Islam melindungi hak manusia dalam

pemilikan harta yang dimilikinya dan memberi jalan keluar

untuk masing-masing manusia untuk memiliki harta orang

lain dengan jalan yang telah ditentukan, seingga dalam

Islam prinsip perdagangan yang diatur adalah kesepakatan

kedua belah pihak yaitu penjual dan pembeli. Sebagaimana

yang telah di gariskan oleh prinsip muamalah,41

yaitu:

1) Prinsip Kerelaan

2) Prinsip Bermanfaat

3) Prinsip Tolong Menolong

4) Prinsip Tidak Terlarang

Berdasarkan kandungan ayat-ayat Allah, sabda-

sabda Rasul dan Ijma‟ di atas, para fuqaha mengatakan

bahwa hukum asal dari jual beli adalah mubah (boleh).

Akan tetapi, pada situasi-situasi tertentu, hukum jual beli

40

Sayid Sabiq, Fiqih Sunnah, alih bahasa oleh Kamaluddin A. Marzuki, Terjemahan

Fiqih Sunnah, Jilid III (Bandung: Al Ma‟arif, 1987), h. 46 41

H. M. Daud Ali, Asas-asas Hukum Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 1991), h. 144

Page 39: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

39

bisa berubah. Jual beli bisa menjadi manbud pada waktu

harga mahal, bisa menjadi makruh seperti menjual mushaf,

beda dengan Imam Ghozali sebagaimana dikutip dalam

bukunya Abdul Aziz Muhammad Azzam yang bejudul Fiqih

Muamalah bahwa bisa juga menjadi haram jika menjual

anggur kepada orang yang bisa membuat arak, atau menjual

kurma basah kepada orang yang bisa membuat arak

walupun si pembeli adalah orang kafir.42

Hukum asal jual beli adalah boleh, akan tetapi

hukumnya bisa berubah menjadi wajib, mahdub, makruh

bahkan bisa menjadi haram pada situasi-situasi tertentu.43

3. Rukun dan Syarat Jual Beli

a. Rukun Jual Beli

Dalam menetapkan rukun jual beli, diantara para ulama terjadi

perbedaan pendapat. Menurut Mazhab Hanafi rukun jual beli hanya

ijab dan kabul saja, menurut mereka, yang menjadi rukun dalam jual

beli itu hanyalah kerelaan antara kedua belah pihak untuk berjual beli.

Namun, karena unsur kerelaan itu berhubungan dengan hati yang

sering tidak kelihatan, maka diperlukan indikator (qarinah) yang

menunjukkan kerelaan tersebut dari kedua belah pihak. Dapat adalam

42

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqih Muamalah: Sistem Transaksi Dalam

Islam, Penerjemah: Nadirsyah Hawari (Jakarta: Amzah, 2010), h. 89 43

Ibid., h. 90

Page 40: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

40

bentuk perkataan (ijab dan kabul) atau dalam bentuk perbuatan, yaitu

saling memberi (penyerahan barang dan penerimaan uang).44

Adapun rukun jual beli adalah:

1) Penjual

Penjual, yaitu pemilik harta yang menjual barangnya, atau orang

yang diberi kuasa untuk menjual harta orang lain. Penjual

haruslah cakap dalam melakukan transaski jual beli (mukallaf).

2) Pembeli

Yaitu orang yang cakap yang dapat membelanjakan hartanya

(uanganya).45

Tidak boleh orang bodoh dan anak kecil yang

belum diizinkan untuk itu

3) Barang yang dijual

Barang yang dijual harus mubah dan bersih serta dapat diterima,

dan diketahui (walaupun hanya sifatnya) oleh pembeli.

4) Sighat

Shighat (ijab dan qabul) yaitu persetujuan antara pihak penjual

dan pihak pembeli untuk melakukan transaksi jual beli, dimana

pihak pembeli menyerahkan uang dan pihak penjual menyerahkan

barang (serah terima), baik transaksi menyerahkan barang lisan

maupun tulisan.46

44

Ibid, h. 76.

45

Kumedi Ja‟far, Op.Cit, h. 141

46

Ibid, h. 142.

Page 41: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

41

5) Persetujuan kedua belah pihak

Tanpa adanya persetujuan kedua belah pihak (penjual dan

pembeli), jual beli tidak sah.47

Dengan demikian jika suatu pekerjaan tidak memenuhi rukun-

rukunnya maka suatu pekerjaan tersebut batal karena tidak

terpenuhinya syara‟, tidak terkecuali dalam urusan jual beli harus

memenuhi rukun-rukunnya agar jual beli tersebut dinyatakan sah.

b. Syarat Jual Beli

Syarat adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi oleh rukun itu

sendiri. Jual beli haruslah memenuhi syarat, baik tentang lafal. Adapun

syarat jual beli antara lain:

1) Dua pihak yang berakad (aqidain), syaratnya yaitu:

a) Baligh

Baligh yaitu menurut hukum Islam(fiqh), dikatakan baligh

(dewasa apabila telah berusia 15 tahun bagi anak laki-laki dan

telah datang bulan(haidh) bagi anak perempuan). Ciri-ciri

baligh yaitu:

(1) Ihtilam : keluarnya mani dari kemaluan laki-laki atau

perempuan, dalam keadaan jaga atau tidur.

(2) Haidh : keluarnya darah kotor bagi prempuan

(3) Rambut : tumbuhnya rambut-rambut pada area kemaluan.

(4) Umur : umurnya tidak kurang dari 15 tahun.

47

Abu Bakar Jabir El-Jazairi, Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Muamalah,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991), h. 40.

Page 42: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

42

Oleh karena itu, setiap manusia yang sudah memasuki

masa baligh artinya sudah wajib baginya untuk menjalankan

syariat Islam.48

b) Berakal

Berakal yaitu dapat membedakan atau memilih mana yang

terbaik bagi dirinya. Oleh karena itu, apabila salah satu pihak

tidak berakal maka jual beli yang dilakukan tidak sah. Hal ini

sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya : “dan janganlah kamu memberikan hartamu kepada

orang-orang yang belum sempurna akalnya....” (Q.S. An-Nissa

(4) :5)

c) Dengan kehendak sendiri

Dengan kehendak sendiri atau tidak terpaksa, maksudnya

bahwa dalam melakukan transaksi jual beli salah satu pihak

tidak melakukan suatu tekanan atau paksaan kepada pihak lain,

sehingga pihak lain pun melakukan transaksi jual beli bukan

karena kehendaknya sendiri. Oleh karena itu jual beli yang

dilakukan bukan atas dasar kehendak sendiri adalah tidak

sah.49

d) Tidak pemboros atau tidak mubazir

Maksudnya bahwa para pihak yang mengikatkan diri dalam

transaksi jual beli bukanlah orang-orang yang boros (mubazir),

48

Hamzah Ya‟qub, Kode Etik Dagang Menurut Hukum Islam,(Bandung: CV Diponegoro,

1992), h. 80.

49

Hamzah Ya‟qub, Ibid, h. 142

Page 43: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

43

sebab orang yang boros menurut hukum dikatakan sebagai

orang yang tidak cakap bertindak, artinya ia tidak dapat

melakukan sendiri sesuatu perbuatan hukum meskipun hukum

tersebut menyangkut kepentingan semata.50

2) Objek akad atau (ma‟qud alaih), harus memenuhi syarat-syarat

sebagai berikut:

a) Suci atau bersihnya barang

Maksudnya bahwa barang yang diperjual belikan bukanlah

barang atau benda yang digolongkan sebagai barang atau

benda yang najis atau yang diharamkan.

b) Harus dapat dimanfaatkan

Oleh sebab itu, bangkai, khamar, dan benda-benda haram

lainnya, tidak sah menjadi objek jual beli, karena benda-benda

tersebut tidak bermanfaat bagi manusia dalam pandangan

syara‟.

c) Barang itu hendaklah dimiliki oleh orang yang berakad

Syarat yang ketiga ialah barang yang dijual harus dimiliki

orang yang berakad (si penjual). Apabila dia sendiri yang

melakukan akad jual beli itu, maka barangnya harus ia miliki.

Dan apabila dia melakukan akad untuk orang lain, ada kalanya

dengan pemberian kekuasaan, atau atas nama wakil, maka

barang itu harus dimiliki orang lain itu.

50

Kumedi Ja‟far, Op.Cit, h. 143.

Page 44: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

44

Al Wazir pernah berpendapat bahwa para ulama sepakat

bahwa diperbolehkan menjual barang yang bukan miliknya

sendiri dan bukan kekuasaannya, kemudian ada yang

membelinya. Proses jual beli semacam ini dianggap sebagai

proses jual beli yang bathil.51

d) Berkuasa menyerahkan barang itu

Syarat yang keempat ialah berkuasa atau mampu menyerahkan

barang yang dijual. Baik kemampuan yang dapat dilihat mata,

ataupun kemampuan menurut ukuran syara‟.

e) Barang itu dapat diketahui

Adalah barang yang hendak diperjualbelikan harus dapat

diketahui oleh pembeli. Syarat yang ini tidak boleh

ditinggalkan, sebab Nabi SAW melarang jual beli yang

mengandung penipuan. Akan tetapi tidak disyaratkan tahu

segala-galanya, cukup pemberi tahu bendanya, ukurannya, dan

sifat-sifatnya. Oleh karenanya, penjual harus menerangkan

barang yang hendak diperjualbelikan.

3) Lafadz akad atau shighat (ijab dan qabul)

Menurut ulama yang mewajibkan lafadz, terdapat bebrapa syarat

yang perlu diperhatikan, antara lain:52

a) Satu sama yang lainnya berhubungan disuatu tempat tanpa ada

pemisahan yang merusak.

51

Saleh Al-Fauzan, Op.Cit., h. 367. 52

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, Cet. Ke-27, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), h.

282.

Page 45: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

45

b) Ada kesepakatan ijab dengan qabul pada barang yang saling

mereka rela berupa barang yang dijual dan harga barang. Jika

sekiranya kedua belah pihak tidak sepakat, jual beli (akad)

dinyatakan tidak sah.

c) Tidak disngkutkan dengan sesuatu urusan seperti perkataan

saya jual jika sya jadi pergi dan perkataan lain yang serupa.

d) Tidak berwaktu, artinya tidak boleh jual beli dalam tempo

waktu yang tertentu atau jual beli yang sifatnya sementara

waktu.53

4. Khiyar Dalam Jual Beli

Khiyar adalah jual beli di mana para pihak memberikan

kesempatan untuk memilih.54

Khiyar seacara syar‟i adalah hak orang yang

berakad dalam membatalkan akad atau meneruskannya sesuai dengan

kesepakatan ketika berakad.

Khiyar ada tiga macam, yaitu:55

a. Khiyar majelis, artinya si pembeli dan si penjual boleh mamilih selama

keduanya masih berada di tempat jual beli;

b. Khiyar syarat, artinya khiyar itu dijadikan syarat sewaktu akad oleh

keduanya atau oleh salah satu pihak;

53

Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh Kamaluddin A.Marzuki, Op.Cit., h. 50. 54

Abdul Aziz Muhammad Azzam, Fiqh Mu‟amalat, penerjemah Nadirsyah Hawari, Cet.

Ke-1, (Jakarta:Amzah, 2010), h. 99. 55

Sulaiman Rasjid, Op.Cit., h. 286.

Page 46: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

46

c. Khiyar aib‟, artinya pembeli boleh mengembalikan barang yang

dibelinya apabila pada barang terdapat suatu cacat yang mengurangi

harganya, sedangkan pada biasanya barang itu baik, dan sewaktu akad

cacatnya itu sudah ada, tetapi si pembeli tidak tahu, atau terjadi

sesudah akad, yaitu sebelum diterimanya.

Selain ketiga kategori khiyar tersebut, Prof. Dr Muhammad Thahir

Mansori membagi khiyar ke dalam empat macam, tambahannya adalah

khiyar al-ghabn. Khiyar al-ghabn adalah hak untuk membatalkan kontrak

karena penipuan. Khiyar al-ghabn dapat diimpelentasikan ke dalam situasi

berikut ini:56

a. Tasriyah

Tasriyah bermakna mengikat kantong susu unta betina

atau kambing supaya air susu binatang tersebut berkumpul di

kanting susunya untuk memberikan kesan kepada yang berniat

membeli bahwa air susunya sudak banyak.

Menurut pandangan nayoritas ulama, tindakan tasriyah ini

membuat kontrak dapat dibatalkan, tergantung pilihan pembeli

yang telah menderita karena penipuan.

b. Tanajush

Tanajush bermakna menawar harga yang tinggi suatu

barang tanpa ada niat untuk membelinya, dengan tujuan semata-

56

Mardani, Op.Cit., h. 71.

Page 47: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

47

mata untuk menipu orabg lain yang ingin benar-benar membeli

barang tersebut.

c. Ghabn Fahisy

Ghabn fahisy adalah kerugian besar yang diderita oleh

suatu pihak dari kontrak sebagai hasil dari penggelapan atau

penggambaran yang salah, atau penipuan oleh pihak lain.

d. Talaqqi al-Rukban

Talaqqi al-rukban merupakan transaksi dimana orang kota

mengambil keuntungan dari ketidaktahuan orang Badui yang

membawa barang primer dan kebutuhan pokok untu dijual.

5. Macam-macam Jual Beli

Dalam macam atau bentuk jual beli, terdapat beberapa klasifikasi

yang dikemukakan oleh para ulama, antara lain:

a. Ulama Hanafiyah, membagi jual beli dari segi atau setidaknya tiga

bentuk, yaitu:

1) Jual beli yang shahih

Suatu jual beli dikatakan sebagai jual beli yang shahih

apabila jual beli itu disyariatkan, memenuhi rukun dan syarat yang

ditentukan, bukan milik orang lain, dan tidak tergantung pada

Khiyar lagi. Misalnya, seseorang membeli sebuah kendaraan roda

empat. Seluruh rukun dan syarat jual beli telah terpenuhi.

Kendaraan roda empat itu telah diperiksa oleh pembeli dan tidak

Page 48: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

48

ada cacat, tidak ada yang rusak, tidak terjadi manipulasi harga dan

harga buku itu pun telah diserahkan, serta tidak ada lagi hak khiyar

dalam jual beli itu. Jual beli seperti ini hukumnya shahih dan

mengikat kedua belah pihak.

2) Jual beli yang batal

Jual beli dikatakan sebagai jual beli yang batal apabila salah

satu atau seluruh rukunnya tidak terpenuhi, atau jual beli tersebut

pada dasar dan sifatnya tidak disyari‟atkan atau barang yang dijual

adalah barang-barang yang diharamkan syara‟. Jenis-jenis jual beli

yang batil antara lain :

a) Jual beli sesuatu yang tidak ada. Para ulama fiqh sepakat

menyatakan jual beli yang seperti ini tidak sah atau batil.

Misalnya, memperjualbelikan buahan yang putiknya pun

belum muncul di pohon.

b) Menjual barang yang tidak boleh diserahkan oleh pembeli,

seperti menjual barang yang hilang atau burung piaraan yang

lepas dan terbang di udara. Hukum ini disepakati oleh ulama

fiqh dan termasuk ke dalam kategori bai al-gharar (jual beli

tipuan).

c) Jual beli yang mengandung unsur penipuan, yang pada

lahirnya baik, tetapi ternyata dibalik itu semua terdapat unsur

tipuan.

Page 49: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

49

d) Jual beli benda-benda najis, seperti khamar, babi, bangkai, dan

darah, karena semuanya itu dalam pandangan Islam adalah

najis dan tidak mengandung harta.

e) Jual beli al-„arbun, yaitu jual beli yang bentuknya dilakukan

melalui perjanjian, pembeli membeli sebuah barang dan

uangnya seharga barang yang diserahkan kepada penjual,

dengan syarat apabila pembeli tertarik dan setuju maka jual

beli sah. Tetapi apabila pembeli tidak setuju dan barang

dikembalikan, maka uang yang telah diberikan kepada penjual,

menjadi hibah bagi penjual.

f) Memperjual belikan air sungai, air danau, air laut, dan air yang

tidak boleh dimiliki seseorang karena air yang tidak dimiliki

seseorang merupakan hak bersama ummat manusia, tidak

boleh diperjualbelikan.

3) Jual beli fasid adalah jual beli yang rusak dan apabila kerusakan

itu menyangkut harga barang dan boleh diperbaiki. Jenis-jenis jual

beli fasid, antara lain:

a) Jual beli al-majhul, yaitu jual beli yang barangnya secara

global tidak dapat diketahui, dengan syarat kemajhulannya

bersifat menyeluruh . Akan tetapi, apabila kemajhulannya

bersifat sedikit, maka jual belinya sah.

b) Jual beli yang dikaitkan dengan suatu syarat. Menurut ulama

Hanafiyah, jual beli seperti ini dianggap sah pada saat

Page 50: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

50

syaratnya terpenuhi atau tenggang waktu yang disebutkan

dalam akad jatuh tempo.

c) Menjual barang ghaib yang tidak dapat dihadirkan pada saat

jual beli berlangsung, sehingga tidak dapat dilihat langsung

oleh pembeli.

d) Jual beli yang dilakukan oleh orang buta.

e) Barter dengan barang yang diharamkan, umpamanya

menjadikan barang-barang yang diharamkkan sebagai harta,

seperti babi, khamr, bangkai, dan darah.

f) Jual beli ajal, misalnya seseorang menjual barangnya kepada

orang lain yang pembayarannya ditunda selama satu bulan,

kemudian setelah penyerahan kepada pembeli, pemilik barang

pertama membeli barang itu dengan harga yang lebih rendah,

sehingga pertama tetap berhutang kepada penjual. Jual beli

seperti ini dikatakan fasid karena jual beli ini menyerupai dan

menjurus kepada riba.

g) Jual beli anggur dan buah-buahan lainnya untuk tujuan

pembuaan khamr.

h) Jual beli dnegan dua syarat. Misalnya seperti ungkapan

pedagangyang mengatakan, “Jika tunai harganya Rp. 50.000,

dan jika berutang harganya Rp. 75.000”.

Page 51: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

51

i) jual beli barang yang sama sekali tidak dapat dipisahkan dari

satuannya. Misalnya membeli tanduk kerbau pada kerbau yang

masih hidup.

j) Jual beli buah-buahan atau padi-padian yang belum sempurna

matangnya untuk dipanen.

b. Ulama malikiyah, membagi jual beli dari segi terlihat atau tidaknya

barang dan kepastian akad, antara lain:

1) Jual beli dilihat dari segi terlihat atau tidaknya barang, yaitu:

a) Jual beli yang hadir, artinya barang yang dijadikan objek jual beli

Nampak pada saat transaksi berlangsung;

b) Jual beli yang barangnya dianggap kelihatan seperti jual beli

salam. Salam atau salaf itu sama artinya dengan pesan. Dikatakan

jual beli salam karena orang yang memesan itu sanggup

menyerahkan uang modal di majelis akad.

2) Jual beli dilihat dari segi kepastian akad, yaitu:

a) Jual beli tanpa Khiyar,

b) Jual beli Khiyar.

6. Jual Beli yang dilarang menurut hukum Islam

Rasulullah SAW. Melarang jual-beli barang yang terdapat unsur

penipuan sehingga mengakibatkan termakannya harta manusia dengan

cara bathil. Begitu pula jual beli yang mengakibatkan lahirnya kebencian,

Page 52: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

52

perselisihan, dan permusuhan dikalangan kaum muslim.57

Berkaitan

dengan hal ini, Wahbah al-Juhaili58

membagai :

a. Jual beli yang dilarang karena ahliah atau ahli akad (penjual dan

pembeli), antara lain :

1) Jual beli orang gila

Maksudnya bahwa jual beli yang dilakukan orang yang

gila tidak sah, begitu juga jual beli orang yang sedang mabuk

juga dianggap tidak sah, sebab ia dipandang tidak berakal.

2) Jual beli anak kecil

Maksudnya bahwa jual beli yang dilakukan anak kecil

(belum mumazzis) dipandang tidak sah, kecuali dalm perkara-

perkara yang ringan.

3) Jual beli orang buta

Jumhur ulama sepakat bahwa jual beli yang dilakukan

orang buta tanpa diterangkan sifatnya dipandang tidak sah,

karena ia dianggap tidak bisa membedakan barang yang jelek

dan yang baik, bahkan menurut ulama Syafi‟iyah walaupun

diterangkan sifatnya tetap dipandang tidak sah.59

4) Jual beli Fudhlul

Yaitu jual beli milik orang lain tanpa seizing pemiliknya,

oleh karena itu menurut para ulama jual beli yang demikian

57

Hendi Suhendi, Op.Cit, h. 78 58

Wahbah Az-Zuhaili, Op.Cit., h. 99 59

Ibid., h. 100

Page 53: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

53

dipandang tidak sah, sebab dianggap mengambil hak orang

lain (mencuri).60

5) Jual beli orang yang terhalang (sakit, bodoh atau pemboros)

Maksudnya bahwa jual beli yang dilakukan oleh orang-

orang yang terhalang baik karena sakit maupun kebodohannya

dipandang tidak sah, sebab ia dianggap tidak punya

kepandaian dan ucapannya dipandang tidak dapat dipegang.

6) Jual beli Malja‟

Yaitu jual beli yang dilakukan oleh orang yang sedang

dalam bahaya. Jual beli yang demikian menurut kebanyakan

ulama tidak sah, karena dipandang tidak normal sebagaimana

yang terjadi pada umumnya.

b. Jual beli yang dilarang karena objek jual beli (barang yang diperjual-

belikan), antara lain:

1) Jual beli Gharar

Gharar menurut bahasa artinya keraguan, tipuan atau

tindakan yang bertujuan untuk merugikan phak lain. Suatu

akad mengandung unsur penipuan, karena tidak ada kepastian

baik mengenai ada atau tidak adanya obyek akad, besar kecil

jumlah maupun menyerahkan objek akad tersebut.

Pengertian gharar menurut para ulama fiqh Imam Al-

Qarafi, Imam Sarakhsi, Ibnu Taimiyah, Ibnu Qayyim al-

60

H.A. Khumaedi Ja‟far, Op. Cit., h. 150

Page 54: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

54

Jauziyah, Ibnu Hazam, sebagaimana dikutip oleh M. Ali

Hasan61

sebagai berikut: Imam al-Qarafi mengemukakan

gharar adalah suatu akad yang tidak diketahui dengan tegas,

apakah efek akad terlaksana atau tidak, seperti melakukan jual

beli ikan yang masih dalam air (tambak). Pendapat al-Qarafi

ini sejalan dengan pendapat Imam Sarakhsi dan Ibnu

Taimiyah yang memandang gharar dari ketidakpastian akibat

yang timbl dari suatu akad. Ibnu Qayyim al-Jauziyah

mengatakan, bahwa gharar adalah suatu akad yang tidak

mampu diserahkan, baik obyek itu ada maupun tidak ada,

seperti menjual sapi yang sedang lepas. Ibnu Hazam

memandang gharar dari segi ketidaktahuan salah satu pihak

yang berakad tentang apa yang menjadi akad tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil pengertian

bahwa jual beli gharar adalah jual beli yang mengandung tipu

daya yang merugikan salah satu pihak karena barang yang

diperjual-belikan tidak daoat dipastikan adanya, atau tidak

dapat dipastikan jumlah dan ukurannya, atau karena tidak

mungkin dapat diserah-terimakan.62

Hukum jual beli gharar dalam Islam berdasarkan al-

Qur‟an dan hadist. Larangan jual beli gharar didasarkan pada

61 M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2003), h. 147-148. 62

Ghufron A. Mas‟adi, Fiqh Muamalah Konstektual, (Jakarta: PT Grafindo Persada,

2002), h. 133.

Page 55: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

55

ayat-ayat al-Qur‟an yang melarang memakan harta orang lain

dengan cara bathil, sebagaimana firman Allah dalam surat An-

Nissa‟ ayat: 29.

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu

saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang bathil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka

sama suka diantara kamu. Dan janganlah kamu membunuh

dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

kepadamu.” (QS. An-Nissa‟ :29)

Dan sebagaimana sabda Nabi :

و ن ابن مسعود ر ي اا نو أن النب ل اا ليو وسلم تش وا 63(رواه أمحد)الس ك ف ال اء إنو ر

Artinya : Abdullah bin Mas‟ud ra bahwasanya Nabi

SAW,Janganlah kamu membeli ikan di dalam air, karena jual

beli seperti ini termasuk gharar (menipu). (HR. Ahmad).

Menurut ulama fikih, bentuk-bentuk gharar yang dilarang

adalah:

a) Tidak adanya kemampuan penjual untuk menyerahkan

objek akad pada waktu terjadi akad.

b) Menjual sesuatu yang belum berada di bawah kekuasaan

penjual.

63

Maktabu Syamilah, Sunan Al-Kubro Lil Baihaqi, Bab Tamrin Bay‟I Fadhlil Ma‟i Ladzi

Yakunu Bil Falati Wa Yahtaju Ilaihi Yar‟I Kala‟I Tahrim Mani Badlaihi WA Tahrimu Bay‟I

Dhirobi Al-Fahli, Juz : 8, h.3494

Page 56: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

56

c) Tidak adanya kepastian tentang jenis pembayaran atau

jenis benda yang dijual.

d) Tidak adanya kepastian tentang sifat tertentu dari benda

yang dijual.

e) Tidak adanya kepastian tentang jumlah harga yang harus

dibayar.

f) Tidak adanya kepastian tentang waktu penyerahan objek

akad.

g) Tidak adanya ketegasan untuk transaksi.

h) Tidak adanya kepastian objek akad.

i) Kondisi objek akad tidak dapat dijamin kesesuaiannya

dengan yang ditentukan dalam transaksi.

j) Adanya keterpaksaan.64

Sedangkan dalam ketidak tahuan akan zat barang atau

harga adalah bentuk dari gharar yang terlarang. Hal ini karena

dzat dari komoditi tidak diketahui, walaupun jenis, macam,

sifat dan kadarnya diketahui. Sehingga berpotensi untuk

menimbulkan perselisihan dalam penentuan. Berikut pendapat

para puqaha antara lain65

:

64 Abu Dawud Sulaiman Ibnu Al-Asyasy al-Sajtani, Op.Cit, h. 379. 65

http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/08/gharar.html tanggal diakses: 24 Agustus

2017.

Page 57: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

57

a) Mazhab Sayafi‟I, Hambali dan Dhahiri, melarang transaksi

jual beli semacam ini baik dalam kuantitas banyak maupun

sedikit karena adanya unsur gharar.

b) Sedangkan mazhab Maliki membolehkan baik dalam

kuantitas banyak maupun sedikit dengan syarat ada khiyar

bagi pembeli yang menjadikan unsur gharar tidak

berpengaruh terhadap akad.

c) Mazhab Hanafiyah membolehkan dalam jumlah dua atau

tiga dan melarang yang melebihi dari tiga.

Dengan adanya pendapat para fuqaha mengenai ketidak

tahuan akan zat barang atau harga termasuk gharar yang sedang

karena hukumnya diperselisihkan oleh para ulama, apakah

boleh atau tidak.

2) Jual beli barang yang tidak dapat diserahkan

Maksudnya bahwa jual beli barang yang tidak dapat

diserahkan, seperti burung yang ada di udara dan ikan yang

ada di air dipandang tidak sah, karena jual beli seperti ini

dianggap tidak ada kejelasan yang pasti.

3) Jual beli Majhul

Yaitu jual beli yang tidak jelas, misalnya jual beli

singkong yang masih ditanah, jual beli buah-buahan yang baru

berbentuk bunga dan lain-lain. Jual beli seperti ini menurut

Page 58: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

58

Jumhur ulama tidak sah karena akan mendatangkan

pertentangan di antara manusia.66

4) Jual beli sperma binatang

Maksudnya bahwa jual beli sperma (mani) binatang

seperti mengawinkan seekor sapi jantan dengan betina agar

mendapat keturunan yang baik adalah haram.

5) Jual beli barang yang hukumnya najis oleh agama (Al-Qur‟an)

Menurut Imam Syafi‟i benda benda najis bukan hanya

tidak boleh diperjual belikan tetapi juga tidak sah untuk

diperjualbelikan. Penjualan seperti bangkai, darah, daging

babi, khamar, nanah, kotoran manusia, kotoran hewan dan

lainnya meskipun dapat dimanfaatkan.67

Hal ini sebagaimana

sabda nabi :

ي ة واخلنزي واأل ناا رواه البخا)إن اللو ورسولو ح ا ب يع اخل وادل

68(رىومسلم Artinya : Dari Jabir RA, RAsulullah SAW bersabda :

sesungguhnya Allah dan rasulnya telah mengharamkan jual

beli arak, bangkai, babi dan berhala. (HR. Bukhori dan

Muslim).

66

Khumaedi Ja‟far, Op.Cit., h. 152 67

Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari, Fathul Mu‟in, Darul Ihya‟, Mesir. Tt, h.67 68

Muhammad Asy-Syarbini, Mugni Al-Muutoj, Juz II, h. 2

Page 59: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

59

6) Jual beli anak binatang yang masih berada dalam perut

induknya

Jual beli yang demikian itu adalah haram, sebab

barangnya belum ada dan belum tampak jelas. Hal ini

sebagaimana sabda nabi:

أن النب ل اا ليو و سلم ن ن ب يع حبل احلبلة(رواه البخارومسلم)69

Artinya : Sesungguhnya, Rasulullah SAW melarang

jual-beli calon anak dari janin yang dikandung. (HR Bukhori

Muslim)

7) Jual beli Muzabanah

Jual beli buah yang basah dengan buah yang kering,

misalnya jual beli padi kering dengan bayaran padi yang bsah,

sedangkan ukurannya sama, sehingga akan merugikan pemilik

padi yang kering. Oleh karena itu jual beli yang seperti itu

dilarang. Hal ini sebagaimana sabda nabi:

ثن ملك ن نا ع ن بد اا بن ر ي حد ث نا إسا يل حداا ن ا أن رسو اا اا ل اا ليو وسلم ن ن

رواه ). ال زاب نة ب يع الل بال كيال و ب يع الز بيب بالك ا كيال 70(البخاري و مسلم

Artinya : Diceritakan Ismail diceritakan Malik dari Nafi‟ dari

Abdullah Bin Umar r.a. berkata : “Rasulullah Saw. melarang

69

Imam Abi Al-Husain Muslim bin Hajaj Al-Qusyairi Al-Naisabury, Shahih Muslim,

Dahlan Indonesia, Juz III, tt, h. 1514 70

Al Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail Al Bukhori, Op.Cit., No. Hadits 2039,

hlm. 820

Page 60: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

60

penjualan muzabanah, yiatu menjual buah di pohon dengan

tamar yang jelas berat timbangannya, dan menjual kismis

dengan anggur yang masih di pohon.” (H.R. Bukhari Muslim).

8) Jual beli Muhaqallah

Adalah jual beli tanam-tanaman yang masih di ladang

atau kebun atau di sawah. Jual beli seperti ini dilarang oleh

agama, karena mengandung unsur riba di dalamnya (untung-

untungnya).71

9) Jual beli Mukhadharah

Yaitu jual beli buah-buahan yang belum pantas untuk

dipanen, misalnya rambutan yang masih hijau, mangga yang

masih kecil (kruntil) dan lain sebagainya. Jual beli seperti ini

dilarang oleh agama, sebab barang tersebut masih samar

(belum jelas), dalam artian bisa saja bua tersebut jatuh

(rontok) tertiup angin sebelum dipanen oleh pembeli, sehingga

menimbulkan kekecewaan salah satu pihak.72

10) Jual beli Mulammasah

Yaitu jual beli secara sentuh menyentuh, misalnya

seseorang menyentuh sehelai kain dengan tangan atau kaki

(memakai), maka berarti ia dianggap telah membeli kain itu.

Jual beli seperti ini dilarang oleh agama, karena menggandung

tipuan (akal-akalan) dan kemungkinan dapat menimbulkan

kerugian pada salah satu pihak.

71

Sayyid Sabid, Op.Cit., h.79 72

Hendi Suhendi, Op.Cit., h. 143

Page 61: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

61

11) Jual beli Munabadzah

Yaitu jual beli secara lempar-melempar, misalnya

seseorang berkata : lemparkanlah kepadaku apa yang ada

padamu, nanti kulemparkan pula kepadamu apa yang ada

padaku, setelah terjadi lempar-melempar, maka terjadilah jual

beli. jual beli yang seperti ini juga dilarang oleh agama, karena

mengandung tipuan dan dapat merugikan salah satu pihak.73

c. Jual beli yang dilarang karena Lafadz (ijab Kabul)

1) Jual beli Mu‟athah

Yaitu jual beli yang telah disepakati oleh pihak (penjual

dan pembeli) berkenaan dengan barang maupun harganya

tetapi tidak memakai ijab kabul, jual beli seperti ini dipandang

tidak sah, karena tidak memenuhi syarat dan rukun jual beli.

2) Jual beli tidak bersesuaian antara ijab dan kabul

Maksudnya bahwa jual beli yang terjadi tidak sesuai

antara ijab dari pihak penjual dengan kabul dari pihak

pembeli, maka dipandang tidak sah, karena ada kemungkinan

untuk meninggalkan harga atau menurunkan kualitas barang.74

3) Jual beli Munjiz

Yaitu jual beli yang digantungkan dengan syarat tertentu

atau ditangguhkan pada waktu yang akan datang. Jual beli

73

Ibid., h.144 74

H.A. Khumaedi Ja‟far, Op. Cit., h. 156

Page 62: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

62

seperti ini dipandang tidak sah, karena dianggap bertentangan

dengan syarat dan rukun jual beli.75

4) Jual beli Najasyi

Yaitu jual beli yang dilakukan dengan cara menambah

atau melebihi harga temannya, dengan maksud mempengaruhi

orang agar orang itu mau membeli barang kawannya. Jual beli

seperti ini dipandang tidak sah, Karena dapat menimbulkan

keterpaksaan (bukan kehendak sendiri).

5) Menjual di atas penjualan orang lain

Maksudnya bahwa menjual barang kepada orang lain

dengan cara menurunkan harga, sehingga orang itu mau

membeli barangnya. Contohnya seseorang berkata :

kembalikan saja barang itu kepada penjualnya, nanti barangku

saja kamu beli dengan harga yang lebih murah dari barang itu.

Jual beli seperti ini dilarang agama karena dapat menimbulkan

perselisihan (persaingan) tidak sehat di antara penjual

(pedagang). Hal ini sebagaimana sabda Nabi :

76(رواه البخا رى ومسلم) يبع ال ل ل ب يع أخيو و.ا. ا رسو اللو

Artinya : Rasulullah SAW bersabda : Janganlah

seseorang menjual di atas jualan saudaranya. (HR. Bukhori

Muslim)

75

Sayyid Sabid, Op.Cit., h.79 76

Ibid., No. Hadist 2008, h. 812.

Page 63: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

63

6) Jual beli dibawah harga pasar

Maksudnya bahwa jual beli yang dilaksanakan dengan cara

menemui orang-orang (petani) desa sebelum mereka masuk

pasar dengan harga semurah-murahnya sebelum tahu harga

pasar, kemudian ia menjual dengan harga setinggi-tingginya.

Jual beli seperti ini dipandang kurang baik (dilarang), karena

dapat merugikan pihak pemilik barang (petani) atau orang-

orang desa. Hal ini sebagaimana sabda Nabi :

ث نا ابن ون ن م د ث نا معا حد ث نا م د بن ال ل ن حد حدنا ان يبيع حا : ا ن أنس بن ملك ر ي اا نو ا ني

77(رواه البخاري و مسلم) .لباد

Artinya : Diceritakan Muhammad bin Mutsanna, diceritakan

Ibnu „Un dri Muhammad berkata dari Anas bin Malik r.a.

berkata: Kami dilarang (oleh Nabi Saw.) seorang penduduk

menjualkan barang orang yang baru datang dari dusun. (H.R.

Bukhari Muslim)

7) Menawar barang yang sedang ditawar orang lain

Contoh seseorang berkata : jangan terima tawaran orang itu

nanti aku akan membeli dengan harga yang lebih tinggi. Jual

beli seperti ini juga dilarang oleh agama sebab dapat

menimbulkan persaingan tidak sehat dan dapat mendatangkan

perselisihan di antara pedagang (penjual). 78

77

Ibid., No. Hadits 2029, hlm. 818 78

H.A. Khumaedi Ja‟far, Op. Cit., h. 158

Page 64: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

64

B. Karet

1. Pengertian Karet

Karet merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Latin,

khususnya Brazil. Karenanya, nama ilmiahnya Hevea brasiliensis.

Sebelum dipopulerkan sebagai tanaman budi daya yang dikebunkan searea

besar-besaran, penduduk asli di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia

sebernya telah memanfaatkan beberapa jenis tanaman penghasil getah.

Morfologi tanaman karet, tanaman karet berupa pohon yang

tingginya bisa mnecapai 25 meter dengan diameter batang cukup besar.

Umumnya batang karet tumbuh lurus keatas dengan percabangan di bagian

atas. Di batang inilah terkandung getah yang lebih terkenal dengan nama

lateks. Daun karet terdiri dari tangkai utama sepanjang 3-20 cm dan 3-10

cm dengan kelenjar di ujungnya. Setiap daun karet biasanya terdiri dari 3

anak daun yang berbentuk elips memanjang dengan ujung runcing. Daun

karet ini berwarna hijau dan menjadi kuning atau merah menjelang rontok.

Seperti kebanyakan tanaman tropis, daun-daun karet akan rontok pada

puncak musim kemarau untuk mengurangi penguapan tanaman.

Karet termasuk tanaman sempurna karena memiliki bunga jantan

danbetina dalam mali payung yang jarang. Pangkal tenda bunga berbentuk

lonceng dan di ujungnya terdapat lima taju yang sempit. Bunga betina

berambut vilt dengan ukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan

jantannya dan mengandung bakal buah yang beruang tiga.

Kepala putik yang merupakan organ kelamin betina dalam posisi

duduk berjumlah tiga buah. Organ kelamin jantan berbentuk tiang yang

Page 65: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

65

merupakan gabungan dari 10 benang sari. Kepala sari terbagi enjadi dua

ruangan, yang satu letaknya lebih tinggi dari pada yang lainnya.

Buah karet yang diameter 3-5 cm, terbentuk dari penyerbukan

bunga karet dan memiliki pembagian ruangan yang jelas, biasanya 3-6

ruang. Setiap ruangan berbentuk setengah bola. Jika sudah tua, buah karet

akan pecah dengan sendirinya menurut ruang-ruangnya dan setiap pecahan

akan tumbuh menjadi individu baru jika jatuh ke tempat yang

tepat.Sebagai tanaman berbiji belah, akar pohon karet berupa akar

tunggang yang mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi ke

atas. Dengan akar seperti itu pohon karet bisa berdiri kokoh, meskipun

tingginya bisa mencapai 25 meter.79

2. Jenis-jenis Karet

Ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintesis. Setiap jenis

karet ini memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaannya

saling melengkapi. Kelemahan karet alam bisa diperbaiki oleh karet

sintesis dan sebaliknya, sehingga kedua jenis karet tersebut tetap

dibutuhkan.80

a. Karet Alam

Sesuai dengan namanya, karet alam berasal dari alam, yakni

terbuat darigetah tanaman karet, baik spesies Ficus elastica maupun

Hevea brasiliensis. Sifat-sifat atau kelebihan karet alam, yaitu: Daya

79

Ir. Didit Heru Setiawan & Drs. Agus Andoko, Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet, Cet.

Ke-1, (Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2005), h. 5-7. 80

Ibid, h. 8.

Page 66: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

66

elastisitas atau daya lentingnya sempurna; Sangat plastis, sehingga

mudah diolah; Tidak mudah panas; dan Tidak mudah retak.81

Kelemahan karet alam terletak pada keterbatasannya dalam

memenuhi kebutuhan pasar. Saat pasar membutuhkan pasokan tinggi,

para produsen karet alam tidak bisa menggenjot produksinya dalam

waktu singkat, sehingga harganya cenderung tinggi.

Adapun jenis karet alam yang dikenal di pasaran sebagai berikut:

1) Bahan olahan karet

Adalah lateks kebun dan gumpalan lateks kebun yang

didapat dari penyadapan pohon karet Hevea brasiliensis. Bahan

olahan karet ini umumnya merupakan produksi perkebunan karet

rakyat, sehingga sering disebut dengan bokar (bahan olahan karet

rakyat). Berdasarkan proses pengolahan-pengolahan bokar terdiri

atas empat jenis sebagai berikut:

a) Lateks kebun, adalah getah yang didapat dari kegiatan

menyadap pohon karet. Syarat lateks kebun yaitu:82

(1) Telah disaring menggunakan saringan berukuran 40

mesh.

(2) Bebas dari kotoran atau benda-benda lain, seperti

serpihan kayu atau daun.

81

Tim Penulis PS, Panduan Lengkap Karet, Cet. Ke-7, (Jakarta: Penebar Swadaya,

2013), h. 19. 82

Ibid, h. 20.

Page 67: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

67

(3) Tidak bercampur dengan bubur lateks, air, atau serum

lateks.

(4) Warna putih dan berbau khas karet segar.

(5) Kadar karet kering untuk mutu 1 sekitar 28% dan untuk

mutu 2 sekitar 20%.

b) Sheet Angin

Merupakan produk lanjutan dari lateks kebun yang

telah disaring dan digumpalkan menggunakan asam semut.

Karet sheet ini berbentuk gilingan. Kriteria sheet angin yang

baik sebagai berikut:

(1) Tidak ada kotoran.

(2) Kadar karet kering untuk mutu 1 sebesar 90% dan mutu

2 sebesar 80%.

(3) Tingkat ketebalan pertama 3 mm dan ketebalan kedua 5

mm.

Untuk mendapatkan sheet angin dengan kualifikasi

tersebut, bahan bakunya yang berupa lateks kebun harus

digiling menggunakan gilingan kembang agar air dan

serumnya keluar. Selain itu dalam penyimpanannya tidak

boleh terkena air dan sinar matahari secara langsung.

Page 68: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

68

c) Slab Tipis

Merupakan bahan olah karet yang terbuat dari lateks

yang sudah digumpalkan dengan asam sumat. Syarat-syarat

slab tipis yang baik sebagai berikut:

(1) Bebas dari air atau serum.

(2) Tidak bercampur gumpalan yang tidak segar.

(3) Tidak terdapat kotoran.

(4) Slab tipis mutu 1 berkadar karet kering sebesar 70% dan

mutu 2 memiliki kadar karet kering 60%.

(5) tingkat ketebalan pertama 30 mm dan ketebalan kedua 40

mm.

Untuk mendapatkan salab tipis dengan kualifikasi

tersebut, air atau serum harus dikeluarkan dengan cara digiling

atau dikempa. Semtara itu, penyimpanannya harus terbebas

dari sinar matahari langsung dan genangan air.

d) Lump Segar

Bahan olah karet yang bukan berasal dari gumpalan

lateks kebun yang terjadi secara alamiah dalam mangkuk

penampung disebut lump segar.

2) Karet Alam Konvensional

Karet alam konvensional hanya tediri dari golongan karet

sheet atau crape. Dalam Green Book yang diterbitkan oleh

International Rubber Quality and Packing Conference (IRQPC),

Page 69: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

69

jenis-jenis karet alam olahan yang termasuk karet alam

konvensional dengan mutu standar mutunya sebagai berikut,

Ribbed Smoked Sheet, X RSS, RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4,RSS 5,

White Crape Pale Crape, No. 1 X Thin White Crape, dan lain

sebagainya.83

3) Lateks Pekat

Berbeda dengan jenis karet lain yang berbentuk lembaran

atau bongkahan, lateks pekat berbntuk cairan pekat. Pemrosesan

bahan baku menjadi lateks pekat bisa melalui pendidihan

(creamed latex) atau pemusingan (centrifuged latex). Lateks pekat

ini biasanya merupakan bahan untuk pembuatan barang-barang

yang tipis dan bermutu tinggi.

4) Karet Bongkah

Karet bongkah berasal dari karet ramah yang dikeringkan

dan dikilang menjadi bendela-bendela dengan ukuran yang telah

ditentukan. Standar mutu karet bongkah agak berbeda antara

negara produsen yang satu dan negara produsen lainnya. Standar

karet bongkah indonesia yang dikeluarkan SIR (Standard

Indonesia Rubber).

5) Karet Spesifikasi Teknis

Karet spesifikasi taknis atau crumb rubber merupakan

karet yang dibuat secra khusus, sehingga mutu teknisnya terjamin

83

Ibid, h. 22.

Page 70: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

70

yang penetapannya didasarkan pada sifat-sifat teknis. Penilaian

mutu yang hanya berdasarkan aspek visual, seperti berlaku pada

karet sheep, crepe, dan lateks pekat tidak berlaku untuk karet

jenis ini. Karet spesifikasi tekni ini dikemas dalam bongkah-

bongkah kecil dengan berat dan ukuran seragam.

6) Tyre Rubber

Tyre rubber merupakan karet setengah jadi, sehingga bisa

langsung digunakan oleh konsumen, seperti untuk membuat ban

atau barang-barang lain yang berbahan karet alam. Tujuannya

pembuatan tyre rubber adalah meningkatkan daya saring karet

alam terhadap karet sintesis. Karet ini juga memiliki daya campur

yang baik, sehingga mudah digabungkan dengan karet sintesis.

7) Karet Reklim

Karet reklim atau reclaimed rubber adalah karet yang

didaur ulang dari karet bekas. Umumnya bekas ban mobil atan

ban bejalan di pabrik-pabrik besar. Karet reklim diusahakan

pertam akli pada tahun 1848 oleh Alexander Perkes dan ternyata

tetap dibutuhkan sampai sekarang, bahkan dalam jumlah yang

cukup banyak. Kelebihan karet reklim ini adalah daya lateksnya

bagus, kokh, tahan lama dalam pemakaian, serta lebih tahan

terhadap bensin dan minyak pelumas dibandingkan dengan karet

Page 71: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

71

yang baru dibuat. Kelemahannya, kurang kenyal dan kurang tahan

gesekan.84

b. Karet sintesis

Karet sintesis sebagian besar dibuat dengan mengandalkan

bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintesis secara besar-

besaran dilakukan sejak zaman Perang Dunia II. Ini berdasarkan

anggapan yang terjadi selama dan sesudah perang bahwa

kenyataannya jumlah suplai karet alam tidak akan mampu memenuhi

seluruh kebutuhan dunia akan karet. Negara-negara industri maju

merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintesis.

Sekarang banyak karet sintesis yang dikenal. Biasanya tiap jenis

memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap

panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang

kedap gas.

Ada dua macam karet sintesis yang dikenal, yaitu:

1) Karet sintesis untuk kegunaan umum: SBR (Styrena Butadiene

Rubber), BR (Butadiene Rubber) atau PR (Polybutadiene Rubber),

IR (Isoprene Rubber).

2) Karet sintesis untuk kegunaan khusus, seperti karet yang memiliki

ketahanan terhadap minyak, oksidasi, panas atau suhu tinggi, dan

kedap gas. Diantaranya: IIR (Isobutene Isoprene Rubber), NBR

84

Ibid, h.24.

Page 72: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

72

(Nytrite Butadine Rubber), CR (Chloroprene Rubber), dan EPR

(Etylene Propylene Rubber).

Disebabkan kelebihannya dibandingkan karet alam, seperti

tanah minyak, karet ini banyak digunakan untuk pembuatan pipa karet

untuk minyak dan bensin, seal, gasket. Karet CR mempunyai

kelebihan tahan api, untuk pembuatan pipa karet, pembungkus kabel,

seal, gasket, sabuk/ban berjalan. Jenis IR yang tahan gas digunakan

untuk campuran pembuatan ban kendaraan bermotor, pembalut kabel

listrik, serta pelapis tangki penyimpan minyak atau lemak.85

3. Budi Daya Karet

Sistem budi daya yang baik juga akan menghasilkan hasil panen

yang lebih tinggi. Dengan dihasilkannya karet bermutu tinggi maka harga

yang diperoleh juga akan tinggi. Beberapa faktor budi daya yang harus

diperhatikan di antaranya sebagai berikut:86

a. Pemilihan Lokasi

Karet akan baik pertumbuhannya jika ditanam di daerah yang

memeliki ketinggian antara 0-400 m di atas permukaan laut, dengan

kemiringan maksimum 45‟. Jika ditanam di daerah yang memiliki

ketinggian di atas 400 m dari permukaan laut, maka pertumbuhannya

menjadi lambat. Apalagi jika tumbuh di ketinggian 600 m dari

85

Wikipedia, 2017, “Jenis Karet”, dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jenis_karet,

diakses pada 25 Agustus 2017. 86

Djoehana Setyamidjaja, Seri Budi Daya Karet, Cet. Ke-13, (Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 2012), h. 18-26.

Page 73: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

73

permukaan laut dan tanahnya mulai kritis, hasil yang diperoleh sangat

rendah dan mudah terjangkit penyakit meskipun dirawat dengan baik.

Dan juga tananaman karet menghendaki daerah dengan curah hujan

antara 1.500-4.000 mm per tahun dan merata sepanjang tahun, yang

terbaik antara 2.500-4.000 mm dengan 100-150 hari hujan.

b. Pengolahan Tanah dan Persiapan Tanam

Dalam penanaman karet dikenal dua istilah: replanting

(penanaman ulang tanaman karet setelah tanaman yang lama dianggap

tidak ekonomis lagi) dan newplanting (penanaman bukaan baru yang

sebelumnya tidak ditanami karet). Pengolahan tanah dan persiapan

tanam kedua cara ini tidak jauh berbeda, yang berbedda hanya

penebangan pohon lama dan pohon-pohon besar atau alang-alang.

c. Penanaman

1) Sistem penanaman karet, ada dua sistem penanaman karet yaitu,

sebagai berikut:

a) Sistem tumpang sari, penanaman yang harus direncanakan

dari semula, jarak tanaman harus sesuai kalau tidak akan

menyebabkan tanaman terlalu rapat dan berakibat terjadi

persaingan penyerapan unsur hara. Dalam penanamn terdapat

beberapa istilah jarak tanam, yaitu jarak segi tiga, bujur

sangkar, pagar, jalanan, dan tidak teratur. Jarak pagar dan

jalanan disiapkan untuk sistem penanaman tumpang sari.

Page 74: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

74

b) Sistem monokultur, sistem penanamannya dengan jarak segi

tiga, bujur sangkar, dan tidak teratur. Sistem jarak segitiga

dan bujur sangkar menghasilkan jarak tanam yang teratur dan

hanya bisa diterapkan pada penanaman di tanah datar sampai

agak datar. Sedangkan jarak tidak beratur hanya untuk

penanaman karet di tanah miring yang diteras.

2) Cara penanaman bibit

a) Pembongkaran bibit, dilakukan dengan jalan menggali parit

50 cm di sisi barisan bibit. Kemudian bibit diegang pada

bagian atas okulasi dan dicabut. Dan jumlah akar

tunggangnya harus satu buah dan lurus, jika terdapat lebih

dari satu, akar yang lain dipotong. Setelah itu, bibit siap

ditanam.

b) Pengangkutan, untuk bibit yang harus menempuh jarak yang

cukup jauh dilakukan dengan membungkus bibit. Tujuannya

unutk menghindari terjadinya kerusakan mata tunas atau

batang okulasi. Bahan pembungkus yang bisa digunakan

adalah gedebok pisang yang disusun selapis demi selapis dan

di antaranya disusun bibit karet.

3) Pelaksanaan penanaman, sebelum penanaman sudah disiapkan

lubang tanam. Lubang tanam dibuat dengan jarak antarlubnag

(7x3) m, bibit dapat ditanam. Dan setelahnya unutk menahan dan

Page 75: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

75

mencegah terjadinya erosi, dilakukan penanamn tanaman penutup

tanah.

d. Kebutuhan Bibit

Tiap hektar dipengaruhi oleh jarak tanamnya. Dengan jarak

tanam (7x3) m jumlah pohon yang bisa ditanam untuk satu hektar

adalah 476 pohon. Di samping bibit untuk sulaman sebanyak 5% dari

jumlah yang akan ditanam sehingga jumlah bibit yang harus disiapkan

berjumlah 500 batang.

e. Perawatan Tanaman sebelum menghasilkan dan yang sudah

menghasilan, tanaman sebelum menghasilkan menjalani tahap

penyulaman, penyiagan, pemupukan tanaman, seleksi dan

penjarangan, pemeliharaan tanaman penutup tanah, sedangkan

tanaman yang sudah menghasilakan hanya melakukan penyiagan dan

pemupukan serta pemberantasan hama dan penyakit.

4. Penyadapan Karet

Merupakan salah satu kegiatan pokkok dari pengusahaan tanaman

karet.Tujuannya adalah membuka pembuluh lateks pada kulit pohon agar

lateks cepat mengalir. Untuk memperoleh hasil sadap yang baik,

penyadapan harus mengikuti tertentu agar diperoleh produksi yang tinggi,

menguntungkan, sarta berkesinambungan dengan tetap memperhatikan

faktor kesehatan tanaman. 87

87

Tim Penulis PS, Loc.Cit, h. 172-177.

Page 76: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

76

a. Penentuan matang sadap, cara menentukan kesiapan atau

kematangannya adalah dengan melihat umur dan mengukur lilit

batangnya. Kebun karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal

siap disadap pada umur 5 tahun dengan masa produksi selama 25-35

tahun.

b. Peralatan sadap

1) Mal sadap atau patron (untuk membuat gambar sadapan yang

menyangkut kemiringan sadapannya).

2) Pisau sadap(untuk menyadap kulit karet pada bidang sadap atas,

ketinggian di atas 130 cm).

3) Talang lateks atau spout (digunakan untuk mengalirkan cairan

lateks atau getah karet dari irisan sadap ke dalam magkuk).

4) Mangkuk atau cawan (untuk menampung lateks yang mengalir dari

bidang irisan melalui talang).

5) Cincin mangkuk (sebagai tempat meletakkan mangkuk sadap atau

cawan).

6) Tali cincin (untuk mencantolkan cincin mangkuk sehingga mutlak

harus disediakan).

7) Meteran (untuk menentukan tinggi bidang sadap dan mengukur lilit

batang pohon karet).

8) Pisau mal (untuk menoreh kulit batang karet saat akan membuat

gambar bidang sadap).

Page 77: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

77

9) Quadri atau sigmat (untuk mengukur tebalnya kulit yang disisakan

saat penyadapan).

c. Pelaksanaan penyadapan

1) Ketebalan irisan sadap, tebal irisan yang dianjurkan adalah 1,5-2

mm.

2) Kedalaman irisan sadap, ketebalan irisan yang dianjurkan 1-1,5

mm.

3) Waktu penyadapan, dilakukan pada pagi hari antara 5.00-6.00 pagi,

sedangkan pengumpulan lateksnya dilakukan antara pukul 8.00-

10.00.

4) Pemulihan kulit bidang sadap, penentuan layak tidaknya kulit

pilihan untuk disadap kembali ditentukan oleh tebal kulit pulihan,

minimum sudah mencapai 7 mm.

5. Prakoagulasi

Prakoagulasi merupakan pembekuan pendahuluan yang

menghasilkan lumps atau gumpalan-gumpalan pada cairan getah sadapan.

Kejadian ini sering terjadi di areal perkebunan karet sebelum karet sampai

ke pabrik atau tempat pengolahan. Bila hal ini terjadi akan timbul kerugian

yang tidak sedikit. Hasil sadapan yang mengalami prakoagulasi hanya

dapat diolah menjadi karet yang bukan jenis baku dan kualitasnya pun

rendah.

Page 78: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

78

Penyebab terjadinya prakoagulasi antara lain sebagai berikut:88

a. Jenis karet yang ditanam

Perbedaan jenis yang ditanam akan menghasilkan lateks yang

berbeda-beda pula. Otomatis kestabilan atau kemantapan koloidalnya

berbeda. Klon-klon tertentu ada yang rendah dan tinggi kadar

kestabilannya. Kadar kestabilan koloid ini sedikit banyak berpengaruh

terhadap faktor lain yang juga mampu menyebabkan terjadinya

prakoagulasi.

b. Enzim-enzim

Enzim dikenal sebagai biokatalis yang mampu mempercepat

berlangsungnya suatu reaksi walaupun hanya terdapat dalam jumlah

kecil. Cara kerjanya adalah dengan mengubah susuanan protein yang

melapisi bahan-bahan karet. Akibatnya, kemantapan lateks berkurang

dan terjadilah prakoagulasi. Biasanya enzim-enzim mulai aktif setelah

lateks keluar dari batang karet yang disadap.

c. Mikroorganisme atau jasad renik

Terdapat di lingkungan perkebunan karet. Jasad ini dapat

berada di pepohonan, udara, tanah, air, atau menempel pada alat-alat

yang digunakan. Lateks yang berasal dari pohon karet yang sehat dan

baru disadap dapat dikatakan steril atau bersih sama sekali dari

mikroorganisme. Tetapi, pohon yang baru disadap mudah sekali

terinfeksi oleh jasad-jasad renik. Apabila mikroorganisme masuk ke

88

Dr. Ir. Tumpal, H. S. Siregar, Dip. Agr., Ir. Irawan Suhendry, MM. Budi Daya &

Teknologi Karet, Cet. Ke-1, (Jakarta: Penebar Swadaya, 2013), h. 98-104.

Page 79: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

79

dalam getah yang baru disadap, dan melakukan aktivitas hidup di

dalamnya maka akan terjadi reaksi dengan senyawa-senyawa yang

terkandung dalam lateks. Akibatnya, timbul senyawa-senyawa seperti

asam dan sejenisnya. Bila banyak mikroorganisme dalam lateks maka

senyawa asam yang dihasilakan akan banyak pula.

d. Faktor cuaca atau musim

Pada saat tanaman karet menggugurkan daunnya (musim

gugur daun),dan pada saat musim hujan prakoagulasi terjadi lebih

sering. Menyebabkan penyadapan pada saat banyak turun hujan sering

tidak dilakukan di perkebunan-perkebunan. Selain pelaksanaannya

sulit, juga untuk mencegah prakoagulasi. Akan tetapi, bila tindakan

pencegahan prakoagulasi telah dilaksanakan maka penyadapan pada

musim hujan bisa terus dilakukan. Lateks yang baru disadap juga

mudah menggumpal jika terkena sinar matahari yang terik karena

kestabilan koloidnya rusak oleh panas matahari.

e. Kondisi tanaman

Penyadapan pada tanaman yang belum siap sadap akan

menghasilkan lateks yang kurang mantap, mudah menggumpal. Hasil

sadapan dari tanaman yang menderita penyakit fisiologis sering

membeku di dalam mangkok. Sedangkan tanaman karet tua dan sakit-

sakitan sering manghasilakan lateks yang sudah membeku di atas

bidang sadap.

Page 80: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

80

f. Air sadah, atau hard water

Adalah air yang memiliki reaksi kimia, biasanya bereaksi

asam. Apabila air ini tercampur ke dalam lateks maka prakoagulasi

akan terjadi dengan cepat. Untuk menjaga jangan sampai air sadah

dipakai dalam pengolahan maka dilakukan analisis kimia. Derajat

kesdahan air yang masih mungkin digunakan adalah 6oJ (derajat

Jerman).

g. Cara pengangkutan

Sarana transportasi baik jalan atau kendaraan, yang buruk akan

menambah frekuensi tejadinya prakoagulasi. Jalan yang buruk atau

angkutan yang berguncang-guncang mengakibatkan lateks yang

diangkut terkocok-kocok seccara kuat sehingga merusak kestabilan

koloidal. Jarak yang jauh yang menyebabkan lateks baru tiba di

tempat pengolahan pada siang hari dan sempat terkena terik matahari

di perjalanan juga dapat menyebabkan terjadiny prakoagulasi.

h. Kotoran atau bahan-bahan lain yang tercampur

Prakoagulasi sering terjadi karena tercampurnya kotoran atau

bahan lain yang mengandung kapur atau asam. Air yang kotor juga

berpengaruh sama. Lateks dari kebun karet rakyat biasanya lebih

banyak tercampur kotoran atau bahan-bahan lain daripada lateks hasil

perkebunan besae swasta atau milik pemerintah.

Page 81: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

81

6. Aneka Barang Karet

Karet dapat diolah menjadi aneka jenis barang yang sangat luas

penggunaannya. Aneka jenis barang tersebut di antaranya sebagai

berikut:89

a. Sepatu karet.

b. Ban sepeda, mobil.

c. Sabuk V, untuk menggerakkan mesin besar dan mesin kecil seperti

pompa, dan generator.

d. Sabuk pengangkut.

e. Pipa karet.

f. Kabel.

g. Pembungkus logam.

h. Bantalan karet.

i. Rol karet.

j. Lantai karet.

k. Karet Spons dan Busa.

l. Benang Karet.

m. Kerpet Berlapis Karet.

89

Tim Penulis PS, Loc.Cit, h. 219.

Page 82: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

82

BAB III

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Masyarakat Desa Tri Makmur Jaya Kec.Menggala

Timur Kab.Tulang Bawang

1. Sejarah Berdirinya Desa Tri Makmur Jaya

Pada tahun 1979 pemerintah pusat melalui jawatan transmigrasi

Kabupaten Lampung Utara, sebanyak 200 Kepala Keluarga, yang berasal

dari pulau jawa, yaitu:Dari Jawa Timur, Jawa Barat dan Jawa Tenggah.

Sebelum terbentuknya kampung tri makmur jaya pada tahun 1979,

kampung tri makmur jaya bergabung dengan Kampung Bawang Sakti Jaya

yang terbagi atas dua Blok yaitu Blok C1 dan Blok C2, maka pada tahun

1981 antara Blok C1 dan Blok C2 telah sepakat mengadakan pemekaran

dan bergabung ke Kampung Cempaka Jaya, saat itu Kampung Bawang

Sakti Jaya di kepalai oleh Bapak Harsoyo.

Pada tahun 2009 pemerintah Daerah telah mengadakan program

pemekaran Kecamatan dan Kampung, Kampung Cempaka Jaya saat

pemimpinan Bapak Hasan dari Kecamatan Kampung Cempaka Jaya

Kecamatan Banjar Agung telah di mekarkan menjadi dua kampug yaitu

Kampung Tri Makmur Jaya dan Kampung Cempaka Dalem yang di

resmikan pada tanggal 3 maret 2009 di Mahbang. Dan bergabung ke

Kecamatan Menggala Timur pecahan dari Kecamatan Menggala.90

90

Profil Desa Tri Makmur Jaya pada Tahun 2015, dicatat pada tanggal 23 Agustus 2017.

Page 83: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

83

2. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tri Makmur Jaya

Kondisi geografis secara administratif Desa Tri Makmur Jaya

terletak di Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang.

Adapun luas wilayah Desa Tri Makmur Jaya 505 Ha. Dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bawang Sakti Jaya

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Cempaka Dalem

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bawang Tirti Mulyo

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bedarou Indah

Kondisi geografis Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang, sebagai berikut:

1) Ketinggian atau jarak dari permukaan laut 29,7 m

2) Banyaknya curah hujan 3,232 mm/th

3) Suhu udara rata-rata 20-300C

Sedangkan menurut kondisi demografis Desa Tri Makmur Jaya

memiliki jumlah penduduk 264 KK, dari jumlah tersebut laki-laki

berjumlah 473 jiwa dan perempuan berjumlah 501 jiwa. Berikut

merupakan jumlah penduduk menurut klasifikasi umur di Desa Tri

Makmur Jaya yaitu:

Page 84: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

84

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

Menurut Kelompok Umur

No Usia

(Tahun)

Jumlah

(Jiwa)

Prentase

1. 0-5 97 orang 9,96

2. 6-12 149 orang 15,29

3. 13-15 64 orang 6,57

4. 16-18 39 orang 4,00

5. 19-26 120 orang 12,32

6. 27-35 162 orang 16,61

7. 36-40 66 orang 6,80

8. 41-55 167 orang 17,13

9. 56-60 38 orang 3,90

10. 60-< 72 orang 7,40

Jumlah Total 974 orang 100,00

Sumber: Monografi Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang, pada tahun 2015.

Tabel 2

Jumlah Penduduk Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang Menurut Kelompok Pendidikan

No Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1. Tidak Tamat SD 56

2. SD 307

3. SLTP 252

4. SLTA 97

5. Diploma 7

6. Sarjana 1

Sumber: Monografi Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang, pada tahun 2015.

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan

masyarakat diDesa Tri Makmur Jaya paling banyak lulusan SD/Sederajat.

Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat di Desa Tri Makmur Jaya

dalam bidang pendidikan masih tergolong kurang maju. Kondisi

pendidikan seperti ini pada akhirnya akan sulit menerima berbagai macam

Page 85: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

85

perubahan sosial ekonomi, yang akibatnya akan berpengaruh pada pola

kehidupan masyarakatnya.

3. Kondisi Sosial Ekonomi

Adapun kondisi perekonomian atau mata pencaharian masyarakat

Desa Tri Makmur Jaya sebagian besar adalah petani dan buruh tani yang

sebagian besar hanya lulusan SD dan SLTP, sedangkan mata pencaharian

sebagai PNS sebagian besar lulusan dari Akademik atau Perguruan Tinggi.

Tabel 3

Perincian Penduduk Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

Menurut Tingkat Ekonomi

No Mata Pencaharian Jumlah

(Jiwa)

1. Buruh Tani 50

2. Petani 750

3. Peternak -

4. Pedagang 18

5. Tukang Kayu 11

6. Tukang Batu -

7. Penjait -

8. PNS 4

9. Pensiunan 1

10. TNI/Polri 1

11. Perangkat Kampung 25

12. Pengrajin 1

13. Industri Kecil 2

Page 86: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

86

14. Buruh Industri -

Sumber: Monografi Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang, pada tahun 2015.

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tingkat ekonomi

masyarakat Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggla Timur Kabupaten

Tulang Bawang memiliki jenis usaha ekonomi yang beragam. Sebagian

besar memiliki mata pencaharian petani dan buruh tani. Jenis usaha ini

secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap tingkat perekonomian

masyarakat Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang. Masyarakat amat tergantung pada keadaan

cuaca yang nantinya akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat

yang akhirnya mempengaruhi tingkat perkembangan penduduk.

4. Kondisi Sosial Budaya

Masyarakat Desa Tri Makmur Jaya sebagian besar masyarakatnya

ber-etnis Jawa. Budaya Masyarakat Desa Tri Makmur Jaya sebagian besar

dipengaruhi oleh ajaran Islam, budaya tersebut dipertahankan oleh

masyarakat Desa Tri Makmur Jaya sejak dahulu sampai sekarang, adapun

budaya tersebut adalah:

a. Berzanji

Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat Desa Tri Makmur Jaya

dengan cara membaca kitab Al-Berzanji, biasanya dilakukan

Page 87: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

87

seminggu sekali pada malam Jum‟at bertempat di masjid dan

musholla.

b. Yasinan

Budaya ini dilakukan seminggu sekali oleh masyarakat Desa

Tri Makmur Jaya dengan mambaca surat Yasin pada malam Jum‟at.

c. Tahlil

Kegiatan tahlil merupakan kegiatan membaca kalimat toyyibah

yang dilaksanakan pada saat masyarakat Desa Tri Makmur Jaya

mempunyai hajat, dan kematian. Bacaan tahlil tersebut dapat

dilakukan oleh siapa saja termasuk Bapak-bapak, Ibu-ibu di rumah

penduduk yang mempunyai hajat tersebut.

Begitu pula dalam berbagai upacara adat yang ada di Desa Tri

Makmur Jaya sangat terpengaruh oleh nilai-nilai ajaran Islam, misalnya

pada selamatan, upacara pernikahan, upacara sedekah desa dan

sebagainya.

Selain budaya tersebut, masyarakat Desa Tri Makmur Jaya juga

berusaha melestarikan budaya bangsa agar bisa mencerminkan nilai-nilai

leluhur bangsa yang berdasarkan pancasila dengan melakukan pembinaan

kepada generasi muda agar mereka tidak melupakan nilai-nilai tradisi yang

telah turun temurun dilakukan.

Page 88: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

88

5. Kondisi Sosial Keagamaan

Bagi orang Islam kegiatan keagamaan diwujudkan dalam bentuk

ibadah, pengajian, peringatan hari besar Islam, sillahturahmi, zakat

sadaqah, infak, dan sebagainya. Hal tersebut dapat diselenggarakan di

masjid, mushola dan rumah penduduk. Kondisi masyarakat Tri Makmur

Jaya yang brgama Islam, membuat kegiatan di Desa Tri Makmur Jaya

tersebut sangat erat berhubungan dengan nuansa Islam. Hal tersebut

terlihat dari kegiatan-kegiatan yang ada dan dilaksanakan seperti pengajian

rutin, peringatan hari besar Islam dan yang lainnya.

Adapun jumlah bangunan pribadatan umat Islam di Desa Tri

Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4

Perincian Bagunan Peribadatan Umat Islam Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

No Bangunan Peribadatan Jumlah (Buah)

1. Masjid 1

2. Mushalla 3

Jumlah 4

Sumber: Monografi Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur

Kabupaten Tulang Bawang, dicatat tanggal 23 Agustus 2017

Berdasarkan tabel diatas nampak bahwa di Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang memiliki 1 buah

masjid dan 3 buah mushalla. Untuk memajukan kegiatan keagamaan di

Page 89: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

89

Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang sudah berjalan pengajian-pengajian rutin Ibu-ibu dan Bapak-

bapak.

6. Struktur Organisasi

Struktur pemerintahan Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang dipimpin oleh seorang

Kepala Desa. Dalam menjalankan pemerintahannya, Kepala Desa dibantu

oleh Sekretaris Desa dan Kepala Urusan (kaur). Adapun susunan

pemerintahan Desa Tri Makmur Jaya tahun 2017 sebagai berikut:

Tabel 5

Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

B.

Kepala Desa

Jaja Suhaja

Sekretaris

Slamet. M

Kepala Seksi

Pembangunan

Joko. P

Kaur Pemerintah

Iswanto

Kaur Keuangan

Wahyu

Kaur Umum

Sukardio

Ketua RK 03

Supardi

Ketua RK 02

Suyono

Ketua RK 01

E. Bachrudin

Ketua RK 04

Asep M

Page 90: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

90

Sumber: Papan Struktur Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala

Timur Kabupaten Tulang Bawang, dicatat tanggal 23 Agustus 2017.

B. Sistem Jual Beli Karet

Proses jual beli karet ini melalui beberapa tahap, antara lain:

1. Cara Menghubungi Pembeli

Masyarakat di Desa Tri Makmur Jaya merupakan masyarakat

yang berpotensi di sektor pertanian, terutama dalam bidang perkebunan

karet. Dikatakan demikian, karena hampir seluruh lahan pertanian di

Desa Tri Makmur Jaya dijadikan sebagai lahan perkebunan karet.

Sebelum masyarakat petani beralih pada perkebunan karet, dahulu

petani di Desa Tri Makmur Jaya memproduktifitaskan lahannya untuk

ditanami singkong, padi dan lain-lain.

Seperti yang kita ketahui Desa Tri Makmur Jaya merupakan

salah satu desa yang terkenal sebagai penghasil karet di Kabupaten

Menggala Timur dan masyarakatnya pun mayoritas bermatapencaharian

sebagai petani karet.

Hasil wawancara dengan beberapa petani,91

cara yang dilakukan

petani untuk menghubungi tengkulak yaitu petani langsung mendatangi

rumah tengkulak untuk melakukan transaksi jual beli sadapan karet

tersebut.

91

HBapak Juhari, Bapak Rio Sutrisno, dkk, petani karet di Desa Tri Makmur Jaya

Kec.Menggala Timur Kab.Tulang Bawang, Wawancara, pada tanggal 27-29 Agustus 2017.

Page 91: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

91

2. Cara Melaksanakan Perjanjian

Dalam praktik jual beli karet yang terjadi di Desa Tri Makmur

Jaya ini tidak ada perjanjian secara tertulis hanya menggunakan akad

saling percaya antar petani dan tengkulak. Di sini petani karet dan

tengkulak menyatakan sebuah kesepakatan yang sudah biasa dilakukan

oleh masyarakat pada umumnya. Misalnya petani langsung datang

kepada tengkulak, lalu tengkulak menjawab, ya siap untuk melakukan

penimbangan dan transaksi jual beli karet.92

Maka dalam hal ini sudah

terjadilah kesepakatan untuk melakukan transaksi jual beli karet.

Perjanjian ini tidak menyebutkan bagaimana jika terjadi untung dan

rugi diluar perkiraan. Setelah terjadinya kesepakatan tengkulak

memberikan uang serta nota kepada petani.

3. Cara Menetapkan Harga

Dalam penetapan harga karet, tergantung pada kesepakatan

petani dan tengkulak yang melakukan transaksi jual beli karet. Untuk

mengetahui standar harga tersebut, seperti biasa tangkulak mengurangi

timbangan seberat 2kg dengan hasil sadapan karet diatas 30kg untuk

meminimalisir kadar air yang berada dalam karet tersebut.93

Harga standar yang diberikan tengkulak seharga Rp 7.000/kg,

bisa lebih mencapai Rp 7.500-Rp 8.000/kg dan bisa kurang dari harga

92

Bapak Suwito, Bapak Tanu, dan Bapak Rubani , tengkulak karet di Desa Tri Makmur

Jaya Kec.Menggala Timur Kab.Tulang Bawang, Wawancara, pada tanggal 27-29 Agustus 2017. 93

Ibid

Page 92: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

92

standar tersebut sekurang-kurangnya mencapai Rp 6.500/kg itu

tergantung dengan kualitas karet yang dibeli dari petani.

4. Cara Melaksanakan Penyerahan Karet

Adapun kebiasaan yang terjadi di masyarakat Desa Tri Makmur

Jaya menurut Bapak Awaliwono,94

setelah terjadinya kesepakatan jual

beli, karet yang telah ditimbang sudah menjadi milik pembeli.

Dengan penyerahan barang tersebut, maka perjanjian yang ia

adakan sudah berakhir. Dengan demikian masing-masing pihak sudah

tidak ada ikatan lagi dengan penyerahan barang tersebut maka berakhir

pula semuanya.

5. Cara Melakukan Pembayaran

Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Tanu,95

bahwa sistem

pembayaran dalam jual beli karet adalah dengan sistem kepercayaan,

yaitu pembayaran yang dilakukan dengan kontan kepada petani atas

semua hasil sadapan yang dijual. Tapi pada saat tengkulak memjual

hasil yang diperoleh dari petani ke pabrik terjadi penurunan berat karet

yang lumayan tinggi sehingga tengkulak mengalami kerugian yang

tidak sedikit.

94

Bapak Awaliwono, petani karet di Desa Tri Makmur Jaya, Wawancara, tanggal 27

Agustus 2017. 95

Bapak Tanu, tengkulak karet di Desa Tri Mkamur Jaya, Wawancara, tanggal 27

Agustus 2017.

Page 93: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

93

C. Praktik Penambahan Kadar Air Dalam Karet

Di Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten

Tulang Bawang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani kurang

lebih hampir 85% dari jumlah penduduk Desa Tri Makmur Jaya. Dengan

banyaknya perkebunan karet disana membuat masyarakat menyadari untuk

menyadap hasil karet yang bernilai ekonomi untuk memenuhi kebutuhan,

untuk itu sebagian masyarakat memilih untuk menyadap karet dan kemudian

menjualnya kepada tengkulak.

Berdasarkan praktik pencampuran sadapan karet yang dicampurkan

dengan kadar air seperti yang kita ketahui Objek atau barang dari jual beli

tersebut adalah sadapan karet dimana sebelum menjadi olahan harus melalui

beberapa proses pengelolaan karet.

Adapun proses pengolahan getah karet dengan penambahan air guna

menambah berat karet adalah sebagai berikut :96

1. Hasil sadapan getah karet tersebut dimasukkan ke dalam

bak/wadah/cetakan plastik kemudian di campur dengan kadar air yang

dicampur dengan zat kimia yang sifatnya untuk menambah berat karet

yang akan dijual nantinya.

2. Mengaduk zat dengan kadar air dicamprkan dan diratakan terlebih

dahulu.

96

Bapak Juhari, Bapak Rio Sutrisno, dkk, Loc.Cit., pada tanggal 27-29 Agustus 2017.

Page 94: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

94

3. Kemudian lateks yang sudah penuh dengan mangkuk-mangkuk sadap

dimasukkan kedalam cetakan/wadah dan ditambahkan kadar air yang

sudah dicampur zat dan disusun rata.

4. Dosis yang diberikan petani berbeda untuk masing-masing petani sesuai

dengan jalan menambahkan bahan non-karet seperti tatal, kotoran, tanah

dan bahan ikutan lainnya kedalam lateks tersebut.

5. Sebelum dipasarkan biasanya petani menyimpan hasil sadapan yang telah

jadi dengan cara merendam terlebih dahulu didalam kolam yang sudah

kotor selama tujuh hari sampai satu bulan, yang tujuannya untuk

memanipulasi berat.

Tabel 6

Daftar Nama Responden Jual Beli Desa Tri Makmur Jaya

Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang

No Nama Umur

(Tahun)

Pekerjaan Alamat Pendidikan

1. Juhari 35 Petani RK4 RT4 SD

2. Rio Sutrisno 38 Petani RK4 RT3 -

3. Suwito 45 Tengkulak RK3 RT4 SMP

4. Indra Yanto 39 Petani RK1 RT3 -

5. Haryoto 37 Petani RK3 RT4 SLTA

6. Awaliwono 31 Petani RK3 RT4 SMP

7. Rintoko 40 Petani RK3 RT4 SMP

8. Tanu 50 Tengkulak RK3 RT2 SLTA

9. Eko pracoyo 34 Petani RK2 RT3 SD

10. Rubani 38 Tengkulak RK1 RT2 -

Page 95: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

95

BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah penulis mengumpulakan data-data yang bersifat data lapangan yang

diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan langsung dari kitab-kitab aslinya

atau terjemahan, jurnal-jurnal, buku-buku dan sumber-sumber lain yang berkaitan

dengan judul penelitian ini, yaitu berjudul “Jual Beli Karet Degan Penambahan

Kadar Air Dalam Perspektif Hukum Islam studi kasus di Desa Tri Makmur Jaya

Kecamtan Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang”, maka sebagai langkah

selanjutnya penulis akan menganalisis data yang telah penulis kumpulkan untuk

menjawab permasalahan dalam penelitian. Hasil analisa penulis yaitu sebagai

berikut :

A. Praktik Jual Beli Hasil

Dalam praktik jual beli memiliki tata cara atau sistem yang berlaku

berdasarkan hukum-hukum dan norma-norma yang telah diterapkan baik

hukum Islam maupun hukum dalam suatu hubungan di masyarakat. Nafsu

mendorong manusia untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya

memalui cara apa saja, misalnya berlaku curang dalam ukuran dan takaran

serta memanipulasi dalam kualitas barang dan jika hal itu dilakukan maka

rusaklah perekonomian di masyarakat.

Pada praktiknya jual beli yang terjadi di Desa Tri Makmur Jaya

merupakan transaksi jual beli dimana ada pembeli merasa dirugikan pada

Page 96: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

96

kualitas karet yang dibeli, pembeli tidak dapat melihat dan megetahui kondisi

karet yang mereka beli, karena karet dikemas dalam cetakan berbentuk balok.

Sebelum menganalisis praktik jual beli karet dengan penambahan

kadar air yang terjadi di Desa Tri Makmur Jaya, sekilas tentang jual beli.

Rukun jual beli adalah sesuatu yang harus ada untuk mewujudkan hukum jual

beli, yaitu berupa adanya penjual dan pembeli itu sendiri, shighat dari kedua

belah pihak, ada barang yang dibeli (ma‟qud alaih) yang menjadi objyek jual

beli.

Adapun mengenai adanya orang yang melakukan akad (aqidain) yaitu

penjual dan pembeli pada praktik di Desa Tri Makmur Jaya ini tidak ada

masalah karena pelaku akad yakni penjual dan pembeli ini tetap ada. Rukun

yang harus terpenuhi lagi yaitu mengenai barang yang dijadikan obyek jual

beli.

Pada dasarnya bersih/sucinya barang dalam jual beli di Desa Tri

Makmur Jaya tidak ada masalah, karena barang yang diperjualbelikan adalah

berupa karet, maupun barang yang ditambahkan ke dalam air berupa kadar air

sehingga tidak tergolong benda-benda najis ataupun benda-benda yang

diharamkan. Dengan demikian dari segi syarat terhadap barang yang

diperjualbelikan haruslah bersih/suci telah terpenuhi dan tidak ada masalah.

Kaitannya dengan syarat terhadap barang yang diperjualbelikan harus

dapat dimanfaatkan dalam hal ini bahwa karet yang diperjualbelikan di Desa

Tri Makmur Jaya dapat bermanfaat karena merupakan salah satu kebutuhan

Page 97: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

97

yang harus terpenuhi untuk memenuhi kebutuhan perekonomian masyarakat

setempat.

Mengenai syarat yang harus terpenuhi lagi yaitu barang yang

dijadikan obyek jual beli adalah milik orang yang melakukan akad, dalam hal

ini tidak ada masalah karena karet yang dijual benar-benar milik penjual

tersebut. Hak terhadap sesuatu itu menunjukan kepemilikan. Dengan

demikian mengenai kepemilikan tidak ada masalah.

Adapun kaitannya dengan syarat berkuasa menyerahkan barang,

maksudnya keadaan barang haruslah dapat diserahterimakan, dalam hal ini

tidak ada masalah karena dalam jual beli di Desa Tri Makmur Jaya ini

barangnya dapat diserahkan langsung kepada pembeli dan barang tersebut

juga ada di tangan. Maka sah karena barang dapat diserahterimakan.

Syarat obyek jual beli harus terpenuhi lagi adalah barang itu dapat

diketahui, maksudnya adalah cukup dengan mengetahui nilai harga dan

kiloannya. Akan tetapi, ada pula ulama yang mensyaratkan harus mengerti

baik kualitas maupun kuantitasnya secara detail.

Salah satu rukun akad jual beli adalah shighat akad. Shight akad

adalah bentuk ungkapan dari ijab dan qabul. Para ulama sepakat berlandasan

untuk terwujudnya suatu akad adalah timbulnya sikap yang menunjukkan

kerelaan atau persetujuan kedua belah pihak untuk merealisasikan kewajiban

di antara mereka. Dalam shighat akad disyariatkan harus timbul dari pihak-

pihak yang melakukan akad menurut cara yang dianggap sah oleh syara‟.

Page 98: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

98

Cara tersebut adalah bahwa akad harus menggunakan lafadz yang

menunjukan kerelaan dari masing-masing pihak untuk saling tukar-menukar

kepemilikan dalam harta, sesuai dengan adat kebiasan yang berlaku. Di

zaman modern, perwujudan ijab dan qabul tidak lagi di ucapkan, tetapi

dilakukan engan sikap mengambil barang dan membayar uang oleh pembeli,

serta menerima uang dan menyerahkan barang oleh penjual tanpa ucapan.

Dalam pembahasan tentang jual beli sebernya sudah dijelaskan dalam

fiqh Islam yaitu adanya jual beli yang disebut dengan bai al-mu‟athah. Dalam

kasus perwujudan ijab dan qabul melalui sikap ini (bai al-mu‟athah) terdapat

perbedaan pendapat dikalangan ulama fiqh. Jumhur ulama berpendapat

bahwa jual beli seperti ini hukumnya boleh, apabila telah menjadi kebiasaan

masyarakat, karena unsur terpenting dalam transaksi jual beli adalah suka

sama suka, hal ini sesuai dengan kandungan surah An-Nisa‟ ayat 29.

Karet yang dikatakan berkualitas jelek biasanya jika:

1) Karet yang berkualitas jelek biasanya jika dipegang akan terasa

lembek(tidak keras),

2) Karet yang berkualitas jelek berwarna putih,

3) Dan karet yang berkualitas jelek setelah diolah pabrik biasanya hasilnya

tidak elastis(putus putus) dikarnakan kadar air terlalu tinggi.

Kaitannya dengan jual beli karet dengan tambahan kadar air yang

terjadi di Desa Tri Makmur Jaya, para pelaku usaha yang dilakukan penjual

menanggapi permasalahan tersebut, mereka kurang memahami tentang

praktik jual beli yang bener dan sesuai dengan aturan hukum Islam. Mereka

Page 99: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

99

hanya berangggapan serta berkeyakinan bahwa baginya semua karet yang

dapat laku terjual dengan untung dari penambahan kadar air tersebut.

Jual beli karet dengan tambahan kadar air merupakan satu dari banyak

fenomena yang terjadi terkait aktivitas jual beli. Tambahan yang dimaksud

adlah menambahkan kadar air ke dalam cetakan getah karet murni. Dalam

permasalahan ini timbulah masalah yang mewajibkan panjual untuk

mengatakan yang sebenarnya tentang kualitas karet yang dijual, sehingga

pembeli tidak merasa kecewa dan terugikan.

Para pelaku pembuatan karet dengan tambahan kadar air di Desa Tri

Makmur Jaya seharusnya lebih memahami ketentuan hukum Islam dan

tanggung jawab apabila barang yang diserahkan itu terdapat ketidak sesuaian

pada karet yang dijual sehingga harta yang mereka peroleh menjadi berkah

dan semakin tumbuh.

Rukun pada praktek jual beli karet di Desa Tri Makmur Jaya meliputi

unsur orang yang berakad atau aqaid (penjual dan pembeli), shighat (ijab dan

qabul), barang yang dibeli (ma‟qud alaih) maupun adanya keridhaan diantara

kedua belah pihak. Pada dasarnya jual beli karet dengan tambahan kadar air

di Desa Tri Makmur Jaya sah dilakukan karena rukunnya terpenuhi, namun

jual beli ini haram dilakukan karena pada obyek yang dijadikan jual beli

mengandung unsur penipuan (gharar) yang dapat merugikan pihak pembeli.

Page 100: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

100

B. Perspektif Hukum Islam

Jual beli karet yang ditambahkan dengan kadar air pada dasarnya

tidak dibahas secara rinci dalam Islam, tidak ada dalil Al-qur‟an dan Hadist

yang menyebutkan hukum dari penjualan karet dengan penambahan kadar air.

Masalah hukum boleh atau tidaknya sebenarnya hukum setiap kegiatan

mu‟amalah adalah boleh, sesuai dengan kaidah fiqih. Jual beli disyariatkan

berdasarkan Al-Qur‟an yakni:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang

kepadamu”. (An-Nisa‟ : 29)

Jual beli adalah suatu perjanjian tukar-menukar barang atau barang

dengan uang dengan jalan melepaskan hak milik dari yang satu kepada yang

lain atas dasar saling merelakan sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan

syara‟ (hukum Islam). Jual beli termasuk perbuatan yang paling serng

dilakukan oleh setiap orang, baik itu jual beli dalam skala kecil atau besar.

Tapi, tidak semua transaksi jual beli ini dilakukan secara benar. Terkadang

terdapat penjual yang beritikad buruk sehingga menjual barang yang tidak

sesuai dengan kualitasnya demi mengejar keuntungan semata. Secara umum,

tambahan tersembunyi dapat diartikan sebagai suatu penambahan yang tidak

Page 101: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

101

diketahui pada saat jual beli dilakukan, yang apabila diketahui dapat

membatalkan pembelian ataupun harga yang ditawarkan berkurang.

Dalam menjaga jangan sampai terjadinya perselisihan antara pembeli

dengan penjual, maka syari‟at Islam memberikan hak khiyar, yaitu hak

memilih untuk melangsungkan atau tidak jual beli tersebut, karena ada suatu

hal bagi kedua belah pihak. Jika dikaitkan dengan khiyar maka permasalahan

yang diangkat peneliti termasuk khiyar „aib yaitu dalam prakteknya telah

terjadi. Khiyar „aib adalah si pembeli boleh mengembalikan barang yang

dibelinya, apabila ternyata ada barang yang dibelinya itu terdapat suatu

tambahan yang dapat mengurnagkan nilai/kualitasnya.

Menurut ketentuan dasar yang telah diakui umum setiap barang yang

dijual belikan itu adalah bebas dari tambahan. Atas dasar inilah barang siapa

yang membeli suatu barang dengan tidak mengadakan perjanjian bebas dari

tambahan, hendaklah dianggap bahwa barang tersebut bebas dari tambahan.

Demikian si penjual tidak diperkenankan menjual barangnya yang

mempunyai penamabahan, jika tanpa menerangkan kepada si pembeli.

Mengenai tambahan yang terdapat dalam barang yang diperjual

belikan (obyek) maka dalam Islam sendiripun mengatur tentang adanya hak

khiyar „aib. Khiyar „aib adalah adanya hak pilih dari kedua belah pihak yang

melakukan akad, apabila terdapat penambahan pada benda yang diperjual

belikan dan penambahan itu tidak diketahui pemiliknya pada saat akad

berlangsung. Seharusnya seorang muslim tidak boleh menyembunyikan „aib

Page 102: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

102

yang ada pada barang yang akan dijualnya. Pihak pembeli pun harus cermat

memilih barang yang akan dibelinya.

Jadi, karet yang dijual memang ada unsur ketidakpastiaannya yaitu

dari sisi kualitas barang tidak menjamin baik atau tidaknya barang tersebut.

Dan pada dasarnya syari‟at Islam dari awal masa banyak yang menampung

dan mengakui adat atau tradisi yang baik dalam masyarakat selama tradisi itu

tidak bertentangan dengan Al-Qur‟an dan Hadist. Para ulama sepakat

menolak adat keiasaan yang salah („Urf fasiq) untuk dijadikan landasan

hukum.

د مك ة العا Artinya: “Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum”.

Adapun adat adalah suatu perbuatan atau perkataan yang terus

menerus dilakukan oleh manusia lantaran dapat diterima akal dan secara

terus-menerus manusia mau mengulanginya. Sedangkan „Urf ialah sesuatu

perbuatan atau perkataan dimana jiwa merasakan suatu ketenangan dalam

mengerjakannya karena sudah sejalan dengan logika dan dapat diterima oleh

watak kemanusiaannya.97

Suatu adat atau „Urf dapat diterima jika memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Tidak bertentangan dengan degan syari‟at.

2. Tidak menyebabkan kemadhorotan dan tidak menghilangkan

kemaslahatan.

3. Tidak berlaku pada umumnya orang muslim.

97

Ahmad Djazuli, Kaidah-kaidah Hukum Islam Dalam Menyelesaikan Masalah-masalah

Yang Praktis, (Jakarta: Kencana, 2007), h. 130.

Page 103: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

103

4. Tidak berlaku dalam ibadah mahdlah (ialah ibadah dalam arti sempit

yaitu aktifitas atau perbuatan yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya).

5. „Urf tersebut sudah memasyarakat ketika akan ditetapkan hukumnya.

6. Tidak bertentangan dengan yang diungkapkan dengan jelas.98

Adapun dasar hukum firman Allah:

Artinya: “jadilah engkau pema‟af dan suruhlah orang menegrjakan

yang ma‟ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (QS.

Al-A‟raf: 199).

Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa sistem jual beli ini

para petani seharusnya dalam menjual karet jangan terlalu berlebihan dalam

upaya mendapatkan keuntungan yang lebih sehingga menumbulkan

kemudharatan. Dalam jual beli sebaiknya antara penjual dan pembeli harus

bertransakasi dengan baik. Dengan kaidah yaitu, sebagai berikut:

عا د ين ون ي و ما إل ز ماه باات عا د األ ل ف العقد ر ي ادل

Artinya: “Hukum asal transakasi adalah keridhaan kedua belah pihak

yang berakad, hasilnya adalah berlaku sahnya yang dilakukan”.

Keridhaan dalam transaksi adalah merupakan prinsip. Oleh karena itu,

transaksi barulah sah apabila didasarkan kepada keridhaan kedua belah pihak.

Artinya, tidak sah suatu akad apabila salah satu pihak dalam keadaan terpaksa

atau dipaksa atau juga merasa tertipu. Bisa terjadi pada waktu akad sudah

saling meridhai, tetapi kemudian salah satu pihak merasa tertipu, artinya

98 Burhanudin, Fiqih Ibadah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2001), h. 263.

Page 104: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

104

hilang keridhaannya, maka akad tersebut bisa batal. Disini pembeli merasa

tertipu karena dirugikan oleh penjual dikarnakan barangnya cacat.

Dari penjelasan diatas bahwa penjual yang menggunakan atau

melakukan praktik jual beli karet dengan tambahan kadar air dengan alasan

memperoleh keuntungan yang lebih dan karna sudah menjadi kebiasaan

masyarakat di Desa Tri Makmur Jaya ini tidak bisa dijadikan hukum

dibolehkannya sistem jual beli. maka perlu adanya solusi bagi masyarakat

agar tetap bisa bertransakasi tetapi tidak melanggar hukum Islam.

Page 105: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

105

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang berhasil dikumpulkan oleh

peneliti dalam judul skripsi “ Tinjauan Hukum Islam Tentang Jial Beli

Karet Dengan Tambahan Kadar Air (Study Kasus di Desa Tri

Makmur Jaya Kecamatan Menggala Timur Kabupaten Tulang

Bawang)” maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pelaksanaan jual beli karet di Desa Tri Makmur Jaya Kecamatan

Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang dilakukan dengan cara

pembeli mendatangi sendiri rumah/lokasi untuk ditimbang dan dijual.

Adapun praktik penambahan kadar air ke dalam karet yaitu kadar air

dicampurkan zat kimia yang kemudian dimasukkan ke dalam cetakan

berupa bak balok karet dan kemudian disusun dan ditambahkan

sedikit demi sedikit anatara hasil sadapan getah karet dengan kadar air

dan dimasukkan ke dalam kolam kotor untuk hasil yang diinginkan.

Sedangkan takaran pencampuran kadar air yang dimasukkan ke dalam

karet tidak terhingga beratnya dan sudah menjadi kebiasaan di Desa

Tri Makmur Jaya.

2. Jual beli karet dengan penambahan kadar air menurut pandangan

hukum Islam adalah tidak sah karena tidak sesuai dengan ketentuan

hukum Islam. Hal ini berdasarkan dengan hadist Sunan Ibnu Majah

Page 106: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

106

menyebutkan suatu riwayat, yang artinya “Rasulullah SAW telah

melarang jual beli gharar”. Karena dalam jual beli karet dengan

tambahan kadar air yang terjadi di Desa Tri Makmur Jaya ini

mengandung unsur gharar, ketidakpastian pada kualitas objek

akadnya sehingga dari sebab unsur-unsur tersebut mengakibatkan

adanya ketidakrelaan dalam bertransaksi.

B. Saran

1. Untuk para petani karet agar dapat menghasilkan hasil produksi

dengan lebih bernilai ekonomis, sebaiknya diperhatikan dari

pengelolaan yang digunakan yang lebih baik lagi agar kualitas dan

mutu karet itu terjaga.

2. Untuk tengkulak karet jika merasa mengalami kerugian dan tidak

ridho terhadap pembelian hasil sadapan karet maka jual beli tersebut

tidak sah. Sebaiknya pembeli lebih teliti dan berhati-hati dalam

memperhatikan kualitas, kondisi ketika melakukan transaksi jual beli.

Page 107: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

107

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam. Fiqh mu‟amalat, penerjemah: Nadirsyah Hawari

(cet 1). Jakarta: Amzah, 2010.

Abu Bakar Jabir El-Jazairi. Pola Hidup Muslim (Minhajul Muslim) Muamalah.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991.

Al Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani. Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam,

penerjemah: Achmad Sunarto (cet 1). Jakarta: Pustaka Amani, 1995.

Amir Syarifuddin. Ushul Fiqh Jilid . Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

A. Khumedi Ja‟far. Hukum Perdata Islam di Indonesia (Aspek Hukum Keluarga

dan Bisnis). Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan IAIN

Raden Intan Lampung, 2015.

Adurrahman Al-Jazairy. Khitabul Fiqh „Alal Madzahib al-Arba‟ah Juz II. Beirut:

Darul Kutub Al-Ilmiah, 1990.

Abdul Wahab Khallaf. Ilmu Ushul Fiqh. Jakarta: Pustaka Amam, 2003.

Burhannudin. Etika Individu Pola Dasar Filsafat Moral. Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2000.

Cholid Narbuko dan Abu Achmad. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara,

2015.

Depertemen Agama RI. Al-qur‟an dan Terjemahannya. Bandung: Diponegoro,

2012.

Didit Heru Setiawan dan Agus Andoko. Petunjuk Lengkap Budi Daya Karet.

Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2005.

Djoehana Setyamidjaja. Seri Budi Daya Karet. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

2012.

H. M. Daud Ali. Asas-asas Hukum Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 1991.

Haji Abdul Maluk Karim Amrullah (HAMKA). Hukum Ekonomi Islami. Jakarta:

Sinar Grafika, 2012.

Hamzah Ya‟qub. Kode Etik Dagang Menurut Hukum Islam. Bandung: CV

Diponegoro, 1992.

Page 108: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

108

Hendi Suhendi. Fiqh Mu‟amalah. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Ibnu Qudamah. Al-Mughni, Jus III. Beirut-Lebanon: Dar Al-Fikr, t,th.

Idris ahmad. Fiqh al-Syafi‟iyah. Jakarta: Karya Indah, 1986.

Imam Abi Al-Husain Muslim bin Hajaj Al-Qusyairi Al-Naisabury. Shahih

Muslim. Dahlan Indonesia, t,th.

Imam Syafi‟i Abu Abdullah Muhammad bin Idris. Ringkasan kitab Al Umm,

penerjemah: Imron Rosadi, Amiruddin dan Imam Awaludin, Jilid V.

Jakarta: Pustaka Azzam, 2013.

Maktubu Syamilah. Sunan Al-Kubro Lil Baihaqi. Libanon: Daar al-Kutub al-

Ilmiah, t,th.

M Quraish Shihab. Tafsir Al-Misba. Jakarta: Lentera Hati, 2009.

Peter Salim dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modern english Pers, 1991.

Rachman Syafei. Fiqih Muamalah. Bandung: Pustaka Setia, 2001.

Sayyid Sabiq. Fiqh Sunnah Jilid 12 (cet. 10). Bandung: Al-ma‟arif, 1996.

Suhrawardi, Lubis dan Farid Wajdi. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta Timur: Sinar

Grafika Pffset, 2012.

Sulaiman Rasjid. Fiqh Islam. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.

Susiadi. Metodologi Penelitian. Bandar Lampung: Pusat Penelitian dan Penerbitan

LP2M IAIN Raden Intan Lampung, 2015.

Syamsudin Muhammad ar-Ramli. Nihayah Al-Muhtaj Juz III. Beirut: Dar Al-Fikr,

2004.

Tim Penulis PS. Panduan Lengkap Karet. Jakarta: Penebar Swadaya, 2013.

Tumpal, Siregar, dan Irawan Suhendry. Budi Daya & Teknologi Karet. Jakarta:

Penebar Swadaya, 2013.

Wahbah Az-Zuhaili. Fiqih Islam Wa Adillathuhu, Jilid V, penerjemah: Abdul

Hayyie al-Kattani. Jakarta: Gema Insani, 2011.

Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malibari. Fathul Mu‟in. Mesir: Darul Ihya‟, t,th.

Page 109: TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI KARET DENGAN TAMBAHAN KADAR AIR ...repository.radenintan.ac.id/2296/1/SKRIPSI_PDF_YUPITA.pdf · memudahkan dalam memahami proposal ini, maka

109

“Gharar dalam objek transaksi” tersedia di :

http://wardahcheche.blogspot.co.id/2014/08/gharar.html tanggal akses : 24

Agustus 2017.

“Jenis Karet” tersedia di : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jenis_karet tanggal

akses: 25 Agustus 2017.