TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

14
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009 109 TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI HIDROKARBON LAUT DALAM CEKUNGAN KUTAI KALIMANTAN TIMUR Oleh: P. Hadi Wijaya dan D. Kusnida Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Jl. Dr. Djundjunan No. 236 Bandung – 40174 Diterima : 10-04-2009; Disetujui : 28-11-2009 SARI Selat Makassar Utara yang terletak di bagian tenggara tepi paparan Sunda antara pulau Kalimantan dan Sulawesi merupakan wilayah eksplorasi laut-dalam. Wilayah ini berdekatan dengan Cekungan Kutai yang umumnya endapan delta dan paparan. Cekungan Kutai Laut-dalam yang termasuk daerah Kalimatan Timur bagian offshore telah dieksplorasi dengan penemuan beberapa lapangan migas yang signifikan pada sedimen umur Pliosen dan Miosen Akhir. Penemuan lapangan migas tersebut yang tersebar di tiga blok yaitu Makassar Strait PSC, Rapak PSC dan Ganal PSC yang dikontrol oleh tektonik kompresi berarah barat barat-laut dan timur tenggara. Setting geotektonik Selat Makassar dimulai dari Eosen yang diakibatkan tarikan pada kerak yang berkembang ke arah baratdaya dari pusat pemekaran di Laut Sulawesi. Setelah awal tarikan pada Selat Makassar, permukaan horst dan graben pada fase awal Eosen tertutupi di atasnya oleh sedimen dari hasil proses penurunan cekungan selama Oligosen sampai Miosen. Pada Plio-Pleistosen di Selat Makassar terjadi perubahan dari tektonik tarikan menjadi kompresi. Perkembangan antiklin toe-thrust terbentuk pada tingkat perkembangan yang bervariasi selama Miosen – Pliosen menjadikan hydrokarbon play pada laut-dalam purba. Keadaan tersebut berpengaruh terhadap pengendapan batuan reservoir dan batuan induk, sejarah penurunan cekungan dan tentunya tipe pematangan batuan induk, jalur migrasi dan pada puncaknya adalah dihasilkannya banyak perangkap lapangan migas dari struktur toe-thrust. Kata kunci: geotektonik, Selat Makassar Utara, Cekungan Kutai, laut-dalam, reservoir ABSTRACT The North Makassar Straits, located on the south-eastern margin of the Sundaland, between the islands of Kalimatan and Sulawesi, is an under-explored deepwater domain, adjacent to Kutai Basin which primarily coastal deltaic and shelfal deposits. Deepwater Kutei Basin, offshore East Kalimantan, has been explored with several significant hydrocarbon discoveries in Pliocene and Late Miocene sediments. The discoveries scattered in three blocks i.e., North Makassar Strait PSC, Rapak PSC and Ganal PSC controlled by compressional tectonics in W-NW and E-SE directions. Geotectonical setting of the Makassar Straits commenced during the Eocene in response to a crustal extension that propagated south-westwards from the Celebes Sea spreading centre. After initial opening of the Makassar Straits, early-phase Eocene horst and graben terrains were overlain by basinal sag sediments during the subsequent Oligocene to Miocene era. During the Plio-Pleistocene, prior extensional settings in the Makassar Straits that became compressional.

Transcript of TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

Page 1: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, IMPLIKASINYA TERHADAP POTENSI HIDROKARBON LAUT DALAM CEKUNGAN KUTAI KALIMANTAN TIMUR

Oleh:

P. Hadi Wijaya dan D. Kusnida

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi KelautanJl. Dr. Djundjunan No. 236 Bandung – 40174

Diterima : 10-04-2009; Disetujui : 28-11-2009

SARI

Selat Makassar Utara yang terletak di bagian tenggara tepi paparan Sunda antara pulauKalimantan dan Sulawesi merupakan wilayah eksplorasi laut-dalam. Wilayah ini berdekatan denganCekungan Kutai yang umumnya endapan delta dan paparan. Cekungan Kutai Laut-dalam yangtermasuk daerah Kalimatan Timur bagian offshore telah dieksplorasi dengan penemuan beberapalapangan migas yang signifikan pada sedimen umur Pliosen dan Miosen Akhir. Penemuan lapanganmigas tersebut yang tersebar di tiga blok yaitu Makassar Strait PSC, Rapak PSC dan Ganal PSC yangdikontrol oleh tektonik kompresi berarah barat barat-laut dan timur tenggara.

Setting geotektonik Selat Makassar dimulai dari Eosen yang diakibatkan tarikan pada kerak yangberkembang ke arah baratdaya dari pusat pemekaran di Laut Sulawesi. Setelah awal tarikan pada SelatMakassar, permukaan horst dan graben pada fase awal Eosen tertutupi di atasnya oleh sedimen darihasil proses penurunan cekungan selama Oligosen sampai Miosen. Pada Plio-Pleistosen di SelatMakassar terjadi perubahan dari tektonik tarikan menjadi kompresi.

Perkembangan antiklin toe-thrust terbentuk pada tingkat perkembangan yang bervariasi selamaMiosen – Pliosen menjadikan hydrokarbon play pada laut-dalam purba. Keadaan tersebut berpengaruhterhadap pengendapan batuan reservoir dan batuan induk, sejarah penurunan cekungan dan tentunyatipe pematangan batuan induk, jalur migrasi dan pada puncaknya adalah dihasilkannya banyakperangkap lapangan migas dari struktur toe-thrust.

Kata kunci: geotektonik, Selat Makassar Utara, Cekungan Kutai, laut-dalam, reservoir

ABSTRACT

The North Makassar Straits, located on the south-eastern margin of the Sundaland, between theislands of Kalimatan and Sulawesi, is an under-explored deepwater domain, adjacent to Kutai Basinwhich primarily coastal deltaic and shelfal deposits. Deepwater Kutei Basin, offshore East Kalimantan,has been explored with several significant hydrocarbon discoveries in Pliocene and Late Miocenesediments. The discoveries scattered in three blocks i.e., North Makassar Strait PSC, Rapak PSC andGanal PSC controlled by compressional tectonics in W-NW and E-SE directions.

Geotectonical setting of the Makassar Straits commenced during the Eocene in response to a crustalextension that propagated south-westwards from the Celebes Sea spreading centre. After initial opening ofthe Makassar Straits, early-phase Eocene horst and graben terrains were overlain by basinal sagsediments during the subsequent Oligocene to Miocene era. During the Plio-Pleistocene, prior extensionalsettings in the Makassar Straits that became compressional.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

109

Page 2: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

The development of these toe-thrust anticlines has influenced the development of this Miocene-Pliocene palaeo-deep-water play in varying degree. This influence ranges from the deposition of reservoir,source, to subsidence history and thereby source rock maturity, migration routes and, ultimately, many ofthe field traps are generated by these toe-thrust structures.

Key words: geotectonic, North Makassar Strait, Kutai basin, deepwater, reservoir

PENDAHULUANSelat Makassar Utara dan laut-dalam

Cekungan Kutai merupakan wilayah eksplorasimigas pertama di laut dalam (>1000 m) danfrontier area di Indonesia. Selat makassarmembentang arah Utara – Selatan sepanjang 600km dengan lebar antara 100 – 200 km dankedalaman air laut mencapai lebih dari 2000 m.Secara regional Selat Makassar terletak di batastenggara Sundaland, diantara kepulauanKalimantan dan Sulawesi yang merupakandaerah eksplorasi di laut dalam, berdekatandengan wilayah hidrokarbon kelas dunia yaituCekungan Kutai yang berupa delta dan paparan(Gambar 1).

Maksud dari tulisan ini pertama,menyampaikan informasi beragam hipotesageotektonik Selat Makassar bagian Utara.Kedua, menjabarkan stratigrafi sedimentasi dankompleksitas unit genesa sistem lingkunganlaut-dalam Cekungan Kutai. Ketiga, mengetahuipengaruh struktur geologi dan stratigrafiterhadap potensi migas (sistem hidrokarbon danlokasi play/lead/prospek).

METODE PENELITIANPada penelitian ini dilakukan kajian pustaka

dari penulisan terdahulu yang telahdipublikasikan dengan tahapan studi sebagaiberikut: pertama, pengumpulan data geofisikasecara regional yaitu data gravitasi dan magnetik

di Selat Makassar Utara dansekitarnya, kedua, data hasilinterpretasi seismik pantul 2-dimensi yang menunjukkanpola struktur geologi, ketigahasil kajian dari aspekstratigrafi berdasarkanintegrasi data seismik dansumur pemboran.

Berdasarkan pada hasilpengumpulan data sekunder,metode berikutnya adalahmembuat sintesa tentangimplikasi terhadap potensihidrokarbon khususnyaketerdapatan batuan reservoirdi laut-dalam Cekungan Kutai.

GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR BAGIAN UTARA

Asal mula kerak bawahpermukaan selat makassartelah lama menjadi perdebatanilmiah. Interpretasi ilmiah yangterdahulu terhadap formasiSelat Makassar telah dilakukan,diantaranya keadaan riftingbenua dengan benua atau benua

Gambar 1. Lokasi Cekungan Selat Makassar Utara dandaerah laut-dalam Cekungan Kutai. Potensihidrokarbon berkaitan dengan sistemhidrokarbon pada Cekungan Kutai sekitar deltaMahakam(modifikasi dari Reksalegora, drr.,2007)

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

110

Page 3: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

dengan oceanic, Tersier Tengah, Miosen ataukahPliosen yang kemudian menjadi jebakan kerakoceanic Kapur yang termasuk pada aktif forelandbasin Neogen – Kuarter.

Persoalan yang muncul terhadap adanyainterpretasi di atas masih merupakan hal yangdiperdebatkan. Benua atau pelemahan kerakbenua dan batas kerak oceanic telah mendukungadanya tektonik bawah permukaan SelatMakassar. Interpretasi lain menyatakan bahwakerak benua yang relatif tipis merupakan dasardari cekungan Selat Makassar.

Bukti adanya kerak oceanic bawahpermukaan Selat Makassar bagian utara adalahsebagai berikut :• Pengkerutan secara alamiah yang tampak

pada profil horison seismik dan refleksiseismik 3D pada reflektor horison batuandasar.

• Hilangnya konsistensi internal reflektorseismik yang tampak sebagai amplitudotinggi pada batuan dasar.

• Adanya interpretasi punggungan vulkanikpada puncak batuan dasar Eosen Tengah.

• Adanya peristiwa runtuhan low angle slopeberupa pecahan – pecahan batuan dari

beberapa punggungan sebagai indikasiadanya aliran lava.

• Keseksamaan karakter refleksi seismikdengan batas cekungan Tersier oceaniclainnya yang diungkapkan oleh Srivastavadan Artgur (1985) dan Laut Sulawesi.

• Peta anomali gravitasi udara – bebas,pemodelan gravitasi statis dan garitasiflexure yang memtotong selat makassar(Cloke, drr., 1999) pada Gambar 3.

• Kedalaman air laut, sesuatu yang tidak lazimapabila menentukan bawah Selat Makassarmerupakan kerak kontinen (di bawah air laut2000 m).

• Hasil pemodelan tektonik lempeng denganregim tarikan yang berada pada laut Filipinabagian barat dan Laut Sulawesi spreadingcenter ke arah timur menuju Kalimantantimur atau Sulawesi barat selama EosenTengah (Hall, 1998).

• Data magnetik di Laut Sulawesi terlihatadanya reverse magnetic anomaly yangditunjukkan dengan besaran nilaisuseptibilitas magnetik arah tenggarasemakin membesar, dimulai dari 18T, 19T

Gambar 2. A) Lokasi penelitian di laut-dalam Cekungan Kutei di blok NorthMakassar Strait, Rapak dan Ganal yang ditemukan beberapalapangan migas dengan reservoir utama endapan laut dalam berumurMiosen Akhir sampai Pliosen (Reksalegora, drr., 2007) B) Petatektonik regional di Cekungan Kutei yang menunjukkan pembagiantiga wilayah struktur (Guritno, drr., 2003)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

111

Page 4: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

dan 20T. Data ini menginformasikan pusatspreading berada di utara Laut Sulawesi(Gambar 4).Berdasarkan informasi lain yaitu batuan

dasar Mesozoik di daerah Lariang dan Karama diSulawesi Barat yang terdiri atas batuanmetamorfik yang menutupi secara tidak selarasbatuan serpih gelap dan batuan volkanikterdeformasi yang berumur Kapur Atas. Batuandasar ini menempati areal tinggian di areal inihingga 3000 m. Berdasarkan penelitiansebelumnya (Hadiwijoyo, drr., 1999; Sukamto,

1973) telah dilakukan perbandinganantara batuan dasar Mesozoik dibagian tengah Sulawesi Barat denganbatuan dasar ekuivalennya yang adadi selatan. Serpih gelap berumurKapur yang diamati dalam penelitianini juga diteliti oleh Van Leeuwen(1981) dan diduga hubungannyaadalah merupakan hubungan secaralateral. Batuan ini diinterpretasiterendapkan dalam cekungan busurdepan yang letaknya ke arah baratdari zona subduksi yang miring kearah barat (Hasan, 1991).

Batuan Mesozoik di sayapselatan Sulawesi memiliki kemiripandengan batuan Mesozoik diKalimantan Timur (Hamilton, 1979;Hasan, 1990; Moss dan Chambers,1999; Van Leeuwen , 1981). Datapaleomagnetik dari kedua areal inijuga sama (Fuller, drr., 1999). Keduapernyataan ini merupakan buktibahwa Sulawesi Barat danKalimantan Timur pernah beradapada posisi yang saling berdekatanpada Zaman Kenozoik (Calvert &Hall, IPA 2003)

Ragam Hipotesa Kerangka Tektonik Cekungan Kutai dan Jalur Lipatan Mahakam

Kondisi tektonik Selat MakassarUtara dalam konteks tektoniklempeng dan terrain Asia tenggaratelah didiskusikan secara detail olehHamilton (1979), Daly drr. (1991),van de Weerd dan Armin (1992), Hall(1996, 1997, 2002), dan Longley(1997). Interaksi antara lempengLaut Philipina, Lempeng Indo-

Australia, dan Lempeng Eurasia sejak Kapurtelah menyebabkan pertemuan yang kompleksantara blok oceanic-mikro dan blok kontinen-mikro yang dibatasi oleh zona penunjaman, batastarikan, dan trans-current faults utama diIndonesia. Pulau Kalimantan, terutamaCekungan Kutai dan jalur lipatan Mahakam,mempunyai sejarah tektonik yang kompleks dariPaleogen hingga sekarang (Moss drr., 1997;Cloke drr., 1999; Moss dan Chambers, 1999).Batuan dasar Cekungan Kutai berumur Kapur

Gambar 3. Kontur Anomali gaya berat BouguerSelat Makassar pada bagian daratKalimantar Timur dan Sulawesi Baratberdasarkan pada Pengukuran SatelitERS-1 dengan grid sepanjang 4000m,jarak ekstrapolasi 8000m dan radius17km (Cloke, drr., 1999)

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

112

Page 5: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

Atas yang merupakan kumpulan dari fragmenmicrocontinent, ofiolit, dan sedimen prismaakresi yang terintrusi oleh plutonik Kapus(Moss drr., 1997). Bagian ini muncul disekitarbatas pegunungan Kalimantan Tengah padautara – baratlaut, dan di barat Blok Schwaner.

Rifting antara Eosen Tengah sampaiOligosen Awal menghasilkan sistem extensionalfault yang menunjam ke arah timur danmembentuk half graben yang terisi oleh klastikdarat sampai laut (Moss drr., 1997). PadaOligosen Akhir, terdapat deformasi kontraksiregional yang penting dan uplift bagian barat dariCekungan Kutai (Moss drr., 1997; Chambers danDaley, 1997).

Secara umum telah diterima bahwaCekungan Kutai dan Selat Makassar dimulaioleh rifting dengan arah timurlaut hingga arahutara-timurlaut dari Eosen Tengah – Akhirdiikuti oleh tumbukan selama Kapur Akhirsampai Paleosen Awal dan mengumpulnyafragmen microcontinent, obduksi ofiolit, danpembentukan dari pegunungan KalimantanTengah (Longley, 1997; Moss drr., 1997).

Rifting pada Eosen Tengah - Akhirmengakibatkan dimulainya klastik synriftcontinental diikuti oleh silisiklastik delta-marineEosen Atas – Oligosen Bawah yang berasal dariuplift terrain yang berada di barat (Moss drr.,1997). Model gravitasi terkini diusulkan bahwaSelat Makassar dan Delta Mahakam saat inididasari oleh kerak samudra Eosen (Cloke drr.,1999). Miosen Awal – Tengah menunjukkanadanya evolusi dan progresif progradasi kearahtimur dari Sistem Delta Mahakam.

Sepanjang sejarah pembalikan CekunganKutai, dari Miosen Tengah hingga sekarang,arah dominan pemendekan adalah baratlautsebagai kesimpulan dari pergerakan lempengrelatif, dari arah utama struktur lipatan yangdiamati di onshore dan offshore, juga daripenelitian pada borehole di Cekungan Kutai(Ferguson and McClay, 1997).

Deformasi kontraksional dari 14 Ma yangmenuju ke baratlaut menghasilkan reaktifasi danpembalikan patahan ekstensional yang lebih tuadengan penampakan rangkaian lipatan dankehadiran pengangkatan setelah pengendapanpada 8.2 Ma. Selama pembalikan progradasidelta berlanjut, terjadi pengendapan di bagiantimur bersamaan terjadinya pengangkatan danerosi kuat di bagian barat yang ditunjukkansecara konseptual model 3D untuk sistemprogradasi delta dan sistem delta terbalik.Sistem graben puncak delta (depobelts), dibatasioleh patahan tumbuh, terbentuk olehpembebanan yang disebabkan oleh aliran serpihsearah dengan ujung delta, bersamaan denganpembentukan formasi yang terhubung dan jugajalur lipatan – patahan naik.

Kontraksi pada sistem terjadi ketikaprogradasi delta berlanjut menghasilkanreaktifasi patahan tumbuh ekstensional untukmenghasilkan detachment, antiklin, pengetatandan amplifikasi jalur lipatan – patahan naik padaujung delta detachment yang sama atau modelinversi thin-skinned delta kemungkinan jugabisa diaplikasikan di tempat lain di Kalimantan.

Paleo-rekronstruksi tektonik dari Hall(2000) terdapat dua kejadian penting dalamsejarah Tersier di Cekungan Selat MakassarUtara. Pertama, rifting dan sea-floor spreadingpada Paleogen yang menghasilkan accomodationspace yang memungkinkan pengendapansedimen klastik dari Kalimantan. Kedua,tektonik kompresi yang dimulai sejak Miosen

Gambar 4. Reverse magnetic anomaly. Adanyareverse magnetic anomaly yangditunjukkan dengan besaran nilaisuseptibilitas magnetik arahtenggara semakin membesar,dimulai dari 18T, 19T dan 20T(Fraser, drr., 2003)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

113

Page 6: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

yang menyebabkan terjadi inversi yang awalnyatarikan. Hasil kompresi berkembangnya sabuklipatan di Sulawesi Barat (the West Sulawesi FoldBelt) selama Pliosen awal. Tektonik kompresimasih aktif sampai saat ini yang menyebabkanproses penyempitan Cekungan Selat MakassarUtara (Gambar 5).

Paleo-rekronstruksi tektonik darimodifikasi Soeria-Atmadja drr., (1998) terlihatbeberapa perbedaan dengan Hall (2000). Awalbukaan di Cekungan Selat Makassar Utaradimulai dari 45-40 Ma sedangkan Hall (2000)pada 47 Ma. Kejadian bukaan dari sea-floorspreading dari Eosen Awal telah berlangsungselain utara Laut Sulawesi dan Selat MakassarUtara juga terjadi di selatan Selat Makassarbahkan tiga proses bukaan juga terjadi dibaratdaya dan barat-baratdaya dari SelatMakassar bagian selatan. Sesar strike-slip utamadi batas antara Cekungan Selat Makassar Utaradan Selatan terjadi di Miosen Awal (20-18 Ma).Sesar strike-slip ini oleh Satyana drr., 1999dikenal sebagai Adang-Lupar Mega Shear.Namun dari Hall (2000), tidak direkonstruksi(Gambar 6).

STRUKTUR GEOLOGI LAUT-DALAM CEKUNGAN KUTAI

Secara struktur regional Cekungan Kuteidibatasi Tinggian Mangkalihat di utara (strukturPaleogen) dan Platform Paternoster di selatansebagai tinggian struktur Mesozoic. Di antaradua tinggian struktur tersebut dijumpaicekungan laut dalam yang dapat dibedakandalam tiga wilyah struktur yang dikontrol olehtektonik kompresi dari arah barat-baratlaut dantimur-tenggara bagian utara, tengah dan selatan.(Gambar 7).

Pada wilayah struktur utara didominasi olehpenipisan lapisan, patahan melengkung karenakontraksi di bagian timur dan lipatanterpatahkan yang dirujuk sebagai ‘toe-thrustanticlines’ yang telah berkembang dari MiosenTengah dan aktif sampai kini (Gambar 8).Wilayah tengah struktur laut-dalam yangberhubungan langsung dengan Delta Mahakamsaat ini menunjukkan deformasi struktur yanglebih lemah daripada bagian Utara. Modelinversi yang diusulkan (McClay drr, 2000, diSherwood, drr., 2001) untuk area paparaninboard, struktur-struktur geologi padaumumnya antiklin dengan lipatan curam,

Gambar 5. Paleo-rekonstruksi Asia Tenggara termasuk cekungan Selat Makassar Utara dari EosenAwal (52 Ma) sampai Pliosen Awal (5 Ma) (Fraser drr., 2003 dari Hall, 2000)

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

114

Page 7: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

diinterpretasikan terbentuk olehinversi patahan tarikan tumbuh. Diwilayah ini, posisi lereng dan lantaicekungan dari umur Miosen Akhirsampai Resen relatif sama yangdihasilkan dari perkembanganlereng yang didominasipengendapan agradasi sampaiprogradasi. Adapun wilayah lautdalam bagian selatandiinterpretasikan terbentuknyaantiklin-antiklin east-vergent toe-thrust yang berkembang padaMiosen Tengah. Dalam rentangwaktu Miosen Akhir sampai Resendicirikan oleh struktur kompresiyang semakin lemah tidak sepertidi utara dan tengah. Pada periodeini dominan dijumpai agradasisedimen di bagian lereng.

Gambar 6. Paleo-rekonstruksi Asia Tenggara termasuk cekungan Selat Makassar Utara dari EosenTengah (45-40 Ma) sampai Miosen Akhir (10-7 Ma) (Soeria-Atmadja drr., 1998)

Gambar 7. Peta struktur geologi regional diCekungan Kutai yangmenunjukkan pembagian tigawilayah struktur (Guritno, drr.,2003)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

115

Page 8: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

STRATIGRAFI DAN PALEOGEOGRAFI CEKUNGAN KUTAI

Stratigrafi Regional Unsur penting dalam kegiatan eksplorasi

yang intensif antara tahun 1999 – 2001 di laut-dalam Cekungan Kutai adalah mengkonstruksiskema stratigrafi sekuen untuk endapan lautdalam (Gambar 3A). Skema stratigrafi iniberdasarkan integrasi data seismik dan datasumur. Zonasi konvensional nannofosil danforamifera dilakukan untuk mendukung data 3Dseismik yang disebabkan tingginya sedimentasiwalaupun zonasi ini memberikan batas yangkurang tajam. Mengenai stratigrafi secara umumCekungan Kutei di tepi paparan relatif hanyabergerak ke arah darat secara perlahan-lahandari Miosen Akhir sampai Resen.

Berdasarkan stratigrafi sekuen seismikyang diawali dengan penentuan dan kalibrasidata biostratigrafi, episode utama input klastikterjadi di dekat batas sekuen. Batas sekuen yangdiidentifikasi pada lereng adalah mengikutimorfologi lereng ke arah cekungan danmengidentifikasi keselarasan yang berhubungan.

Penentuan batas sekuen (SB) dan maximumflooding surfaces (MFS) membantu dalampenentuan system tract pada data sumur yangdikontrol oleh data biostratigrafi khususnya datakuantitatif assemblages. Tanpa kontrol ini,flooding surface cukup sulit diidentifikasi karenasedimentasi tinggi dan kurang pastinya systemtract.

Berdasarkan kajian literatur bahwa endapanlaut-dalam terutama sistem sub-marine channeldan sub-marine fan berkaitan sangat erat denganendapan Delta Mahakam. Untuk itu perludijelaskan stratigrafi Cekungan Kutai di daerahtransisi dan laut dangkal (sekitar deltaMahakam) (Gambar 9).

Cekungan Kutai secara umum tersusun atasendapan-endapan sedimen berumur Tersieryang memperlihatkan hasil siklus transgresi danregresi laut. Sistem delta yang berumur MiosenTengah berkembang secara cepat ke arah timurdan tenggara. Progradasi ke arah timur disertaioleh tumbuhnya delta yang terus-menerus yangdiselingi oleh fase genang laut secara lokal.Urutan stratigrafi dari tua ke muda padaCekungan Kutai secara umum yaitu Formasi

Gambar 8. Evolusi struktur geologi di wilayah Utara dari Miosen Tengah awal, Miosen Tengahakhir dan Miosen Atas sampai resen. Terjadi uplift yang lebih kuat berdampak padalereng lebih terjal pada tepi paparan. Kombinasi dengan proses kompresi memperluasseri toe thrusting faults di area outboard (Guritno, drr., 2003)

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

116

Page 9: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

Pamaluan, Kelompok Bebulu, KelompokBalikpapan, Kelompok Kampung Baru danKelompok Mahakam (Gambar 10).

Paleogeografi Cekungan Selat Makassar Utara

Kondisi tektonik di Cekungan SelatMakassar Utara berimplikasi pada polapaleogeografi dan lingkungan sedimentasi lautdalam. Selama Eosen Akhir terjadi kondisidimana serpih berkembang di cekungan hasiltektonik tarikan. Pasir dijumpai di sekitar bataslereng dan sedimen turbidit terendapkan dilereng bagian tengah dan dasar.

Pada Miosen Akhir, Delta Mahakam telahberkembang sampai pada progradasi maksimumsehingga volume kipas basin-floor low-standterendapkan di tengah cekungan secara

asimetris (dilihat dari kondisi sekarang lebihdekat ke pulau Sulawesi) pada Gambar 11a.

Peta paleografi pada masa awal Pliosen,menggarisbawahi amalgamasi dalam jumlahbesar dan komplek-komplek tanggul kanalsepanjang poros cekungan, yang dapat diamatimelalui data seismik. Penempatan KomplekOfiolit Lamasi di bagian utara Sulawesi terjadipada Pliosen Awal, berkisar kurang lebih 4 Ma.Bersamaan dengan itu, benua mikro Banggai/Sula berkoalisi dengan batas timur pre-riftCekungan Makassar. Efek dari koalisi ini sangatbesar dan terus berlanjut, menghasilkan jalurlipatan Sulawesi Barat, yang menjadi wilayahonshore dan offshore Sulawesi Barat.

Pada bagian utara dari jalur lipatanimbricated, kemungkinan besar berhubungan

Gambar 9. Penampang stratigrafi Cekungan Kutei dari Delta Mahakam sampai laut-dalam,Cekungan Selat Makassar Utara dan Sulawesi Barat. Batas tengah cekungan bergeserdengan dua pola yaitu mendekat ke Sulawesi (Miosen Awal - Akhir) dan kembalimendekat ke Kalimantan Timur (Miosen Akhir - Pleistosen). Endapan lereng kanal danturbidit kipas lantai cekungan di laut-dalam Cekungan Kutai berkorelasi dengan endapandi sekitar Delta Mahakam (Reksalegora, drr, 2007)

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

117

Page 10: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

118

Gambar 10. Kolom stratigrafi dan Tatanan Tektonika Cekungan Kutai (Satyana, drr., 1999). Korelasibiostratigrafi menunjukkan reservoir endapan laut dangkal dijumpai kesamaan umurdengan reservoir endapan laut dalam (Guritno, drr., 2003)

Gambar 11. Paleogeografi Miosen Akhir (10 - 5,5 Ma) dan Pliosen Awal (5,5 - 3,5 Ma) (Fraser, drr.,2005)

Page 11: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

dengan lapisan tebal, bentukan batuan dasarsebelumnya, berumur Eosen Akhir, lempengsamudera, sementara bagian selatan terdiri dariantiklin-antiklin dalam jumlah besar, terangkumdari lapisan tipis, pelepasan basalt toe-thrust didalam serpih mobile yang berumur Eosen-Oligosen. Komplek Granitoid Mamasa yangterdapat di Sulawesi bagian barat daya terjadipada masa Pliosen Tengah, menghasilkandominasi dari batupasir, turbidit kanal lerengyang tersebar berbentuk corong (funneled)hingga ke Cekungan Makassar utara (Gambar11b)

KESIMPULANDari data geofisika yaitu data gravitasi dan

magnentik, batuan dasar Selat Makassar Utaraadalah kerak samudera. Terjadi pembukaan diSelat Makassar utara setelah diawali di LautSulawesi. Patahan geser terjadi di PunggunganMangkalihat dan utara Paternoster Platform yangdari data seismik terlihat sebagai positive flowerstructure periode Eosen Awal-Tengah dan Plio-Pleistosen.

Aspek struktur geologi di wilayah laut-dalam Cekungan Kutai karena kompresi dariarah barat-baratlaut dan timur-tenggara dapatdibagi tiga zona: utara, tengah dan selatan. Zonautara merupakan struktur kompleks fold-thrustbelts paling kuat dan melemah di zona tengahdan selatan.

Stratigrafi laut-dalam Kutai secara umumdikontrol dua kali sejarah sedimentasi utama,periode transgresi (Eosen – akhir Miosen Awal)dan regresi (akhir Miosen Awal – Pleistosen).Model paleogeografi dan sedimentasi umurMiosen – Pliosen wilayah laut-dalam Kutaimerupakan sistem kanal lereng dan kipas lantaicekungan yang kompleks

Evolusi tektonik di Cekungan SelatMakassar Utara berimplikasi pada polapaleogeografi dan lingkungan sedimentasi lautdalam. Selama Eosen Akhir, lapisan pasirdijumpai di sekitar batas lereng dan sedimenturbidit terendapkan di lereng bagian tengah dandasar. Pada Miosen Akhir, kipas basin-floor low-stand terendapkan di tengah cekungan yangasimetris. Lingkungan ini berpotensi sebagaireservoir di laut-dalam.

Beberapa tahun mendatang, peluang untukeksplorasi reservoir endapan laut-dalam diCekungan Kutei ini semakin terbuka seiring

dengan harga minyak mentah yang berkisar padaharga US$ 75/barel dan semakin tersedianyadata seismik 3D yang mempermudah akurasiinterpretasi lokasi dan tipe satuan genesa.Namun sistem hidrokarbon yang tidaksederhana menjadi tantangan tersendiri dalammeningkatkan rasio keberhasilan eksplorasi.

ACUANAllen, G.P dan Chambers, J.L.C., 1998, Deltaic

Sediment in The Modern and MioceneMahakam Delta, Proceedings of theIndonesian Petroleum Association, Jakarta

Bouma, Arnold H., 2000, Coarse-grained andFine-grained turbidite systems as endmember models: applicability and dangers,Marine and Petroleum Geology Magazine,Elsevier Science Ltd

Calvert, S. J., 2000, The Cenozoic geology of theLariang and Karama regions, WesternSulawesi, Indonesia, Ph.D. thesis,University of London (unpublished).

Chambers, J. C., dan Daley, T. E., 1996, Atectonic model for the onshore KutaiBasin, east Kalimantan. In: Fraser, A. J.,Matthews, S. J. and Murphy, R. W. (eds),Petroleum Geology of Southeast Asia,Geological Society Special Publication 126,h.375–393.

Chudanov, Donald A., Terry, A., Partono, Y.,Inaray, J., 2004, Fied Overview of WestSeno, Offshore Technology Conference,Houston Texas US

Cloke I.R., Milsom, J. & Blundell, D.J.B, 1999,Implications of gravity data from EastKalimantan and the Makassar Straits: asolution to the origin of the MakassarStraits? Journal of Asian Earth Sciences,17, h.61-78

Cloke, I.R, 1997, Structural controls on thebasin evolution of the Kutai Basin and theMakassar Straits, PhD Thesis, Universityof London, p. 374.

Cloke, I. R., S. J. Moss, and J. C. Craig, 1997,The influence of basement reactivation onthe extensional and inversion history ofthe Kutai Basin, eastern Kalimantan:Journal of the Geological Society, London,v. 154, p. 157-161.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

119

Page 12: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

Cloke, I. R., S. J. Moss, and J. C. Craig, 1999,Structural controls on the evolution of theKutai Basin, east Kalimantan, Journal ofAsian Earth Sciences, v. 17, h. 137-141.

Daly, M.C., Cooper, M.A., Wilson, I., Smith, D.G.dan Hooper, B.G.D, 1991, Cenozoic platetectonics and basin evolution in Indonesia,Marine and Petroleum Geology, 8, h.2-21.

Darman, Herman., Sidi, F. Hasan., 2000, anOutline of the Geology of Indonesia,Published by IAGI

Fowler, J.N., Guritno, E., Sherwood, P., Smith,M.J., 2001, Depositional architectures ofRecent Deep Water Deposits in the KuteiBasin, East Kalimantan., Proceedings of theIndonesian Petroleum Association

Fraser, T.H., Jackson, BA., Barber, PM., Bailie,PW., Myers, K., 2005, The West SulawesiFold Belt – a New Exploration Play in theMakassar Straits Indonesia, Proceedings ofthe Indonesian Petroleum Association

Fraser, T.H., Jackson, BA., Barber, PM., Bailie,P.W., Myers, K., 2003, The West SulawesiFold Belt and Other New Plays within theNorth Makassar Straits – A ProspectivityRevies, Proceedings of the IndonesianPetroleum Association

Fuller, M., J.R., Ali, J.R., Moss, S.J., Frost, G.M.,Richter, B. dan Mahfi, A., 1999,Palaeomagnetism of Borneo, Journal ofAsian Earth Sciences, 17, h.3-24.

Guntoro, A, 1999, The formation of theMakassar Straits and the separationbetween SE Kalimantan and SW Borneo,Journal of Asian Earth Sciences, 17, h.79-98.

Guritno, E., Hakim, F.B., Salvadori, L., Dunham,J., Syaiful, M., Decker, J., Busono, I., Algar,S., Mortimer, A., 2003, Deep-water KuteiBasin: a New Petroleum Province,Proceedings of the Indonesian PetroleumAssociation

Hadiwijoyo, S., Sukarna, D. & Sutisna, K., 1993,Geology of the Pasangkayu Quadrangle,Sulawesi. (Quadrangle 2014) Scale 1:250,000, Geological Survey of Indonesia,Directorate of Mineral Resources,Geological Research and DevelopmentCentre, Bandung, h.19

Hall, R., 1996, Reconstructing Cenozoic SEAsia, in R. Hall and D. J. Blundell, eds.,Tectonic evolution of southeast Asia:Geological Society of London, SpecialPublication 106, h.153-184.

Hall, R., 1997, Cenozoic plate tectonicreconstructions of SE Asia, in A. Fraser, S.Matthews, and R. W. Murphy, eds.,Petroleum geology of southeast Asia:Geological Society of London, SpecialPublication 126, p. 11-25.

Hall, R. & Wilson, M.E.J, 2000, Neogenesutures in eastern Indonesia, Journal ofAsian Earth Sciences, 18, h.781-808.

Hamilton, W., 1979, Tectonics of the Indonesianregion, U.S. Geological Survey Professional

Hasan, K., 1990, The Upper Cretaceous flyschsuccession of the Balangbaru Formation,Southwest Sulawesi, Indonesia. Ph.D.Thesis, University of London, 337 h.

Longley, I.M., 1997, The Tectonostratigraphicevolution of SE Asia. In: Fraser, A. J.,Matthews, S. J. & Murphy, R.W. (eds.),Petroleum Geology of Southeast Asia,Geological Society of London SpecialPublication, 126, h.311-339.

McClay, K.R., Dooley, T., Ferguson, A. danPoblet, J., 2000, Tectonic Evolution of theSanga-Sanga Block, Mahakam Delta,Kalimantan, Indonesia, AmericanAssociation of Petroleum GeologistsBulletin, 84, h.765-786.

McKee, Doug., Dunham, John., 2004, Does 2DSeismic Still Have a Role in FrontierExploration? A Perspective from theDeepwater Kutei Basin, Proceedings ofDeepwater And Frontier Exploration InAsia and Australasia Symposium

Malecek, Steven., Lunt, Peter., 1995, SequenceStratigraphic Interpretation of Middle-Late Miocene Lowstand Sand in TheMakassar Strait, Offshore EastKalimantan, Indonesia, Proceedings of theInternational Symposium on SequenceStratigraphy in SE Asia

McClay, K., dan T. Dooley, 1995, Structuralevolution of the Mahakam fold belt, Kutai

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 7, No. 3, Desember 2009

120

Page 13: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …

Basin, Kalimantan, Indonesia, 2nd Reportfor VICO, Indonesia, 111 h.

Moss, S. J., Chambers, J., Cooke, I., Satria, D.,Ali, J., Milsom, J. dan Carter, A., 1997,New observations on the sedimentary andtectonic evolution of the Tertiary KutaiBasin, East Kalimantan. In: Fraser, A. J.,Matthews, S. J. and Murphy, R. W. (eds),Petroleum Geology of Southeast Asia.Geological Society Special Publicationv.126, h.395–416.

Moss, S dan Chambers, J.L.C., 1999,Depositional Modelling and FaciesArchitecture of Rift and InversionEpisodes in The Kutai Basin, Kalimantan,Indonesia, Proceedings of the IndonesianPetroleum Association, Presented at TheTwenty Seventh Annual Convention andExhibition

Moss, S. J., Clark, W., Baillie, P. W., Hermantoro,A.E. dan Oemar, S., 2000, Tectono-stratigraphic evolution of the NorthMakassar Basin, Indonesia, AAPGInternational Conference and Exhibition,Bali (abstract), h.A-63

Moss, Steve J., 2003, Tectono-StratrigraphyEvolution of the North Makassar BasinIndonesia, Proceedings of the IndonesianPetroleum Association

Reksalegora, Sena W., Dharmasamadhi, I.N.Widya., Imouokhome, Aig., Barker, Craig.,2007, Subsurface Uncertaities of aDeepwater Field: an Example From KutaiBasin East Kalimantan, Proceedings JointConvention Bali of The 32nd HAGI, The36th IAGI, and The 29th IATMI AnnualConference and Exhibition

Satyana, A.H., Nugroho, D, Surontoko, I, 1999,Tectonic Controls on The HydrocarbonHabitats of The Barito, Kutai and Tarakanbasin, East Kalimantan, Indonesia, Journalof Asian Earth Sciences Special Issue,Vol.17, No.1-2, Elsevier Science, Oxfordh. 99-120

Sherwood, P., Fowler, J.N., Algar, S., Francois,J., G. Goffey, G., Smith, M.J., Busono, I.,Strong, A., 2001, Comparison of Recentand Mio-Pliocene Deep Water Deposits inthe Kutei Basin, East Kalimantan, 28th

IPA Proceedings, Jakarta

Srivastava, S.P. & Arthur, M.A., 1985, Tectonicevolution of the Labrador Sea and BaffinBay: Constraints imposed by regionalgeophysics and drilling results from Leg105. In: Srivastava, S.P., Arthur, M.A.,Clement B., et al 1989, Proceedings of theOcean Drilling Program, ScientificResults, Vol. 105, h.989-1009

Sukamto, R., 1973, Reconnaissance geologicmap of Palu Area, Sulawesi – scale1:250,000, Geological Survey of Indonesia,Directorate of Mineral Resources,Geological Research and DevelopmentCentre, Bandung.

Sukamto, R., 1982, The geology of thePangkajene and Western part ofWatampone, Sulawesi (Quadrangles 2011,2111) Scale 1:250,000. Geological Surveyof Indonesia, Directorate of MineralResources, Geological Research andDevelopment Centre, Bandung, 20 h.

van Leeuwen, T.M., 1981, The Geology ofSouthwest Sulawesi with SpecialReference to the Biru Area. In: Barber, A.J. & Wiryosujono, S. (eds.), The Geologyand Tectonics of Eastern Indonesia,Geological Research and DevelopmentCentre, Bandung, Special Publication 2, p.277-304.

van de Weerd, A. & Armin, R.A., 1992, Originand Evolution of the Tertiary HydrocarbonBearing Basins in Kalimantan (Borneo),Indonesia. American Association ofPetroleum Geologists Bulletin, 76, h.1778-1803.

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 7, No. 3, Desember 2009

121

Page 14: TINJAUAN GEOTEKTONIK SELAT MAKASSAR UTARA, …