TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG...
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA
TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS
NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
GALUH POPY YULIA SUSIANTI
NIM B11 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA
TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS
NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
GALUH POPY YULIA SUSIANTI
NIM B11 022
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara
Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Grobogan Tahun 2014”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes
Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak M. Abdul Rauf,S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Ngaringan, yang
telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian.
5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,...................2014
Penulis
v
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Galuh Popy Yulia Susianti
B110 22
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA
TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS
NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN
TAHUN 2014
Xii + 50 halaman + 16 lampiran + 3 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012
menurut Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
ada 32 AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).Tingkat pemahaman
masyarakat yang masih rendah dan adanya mitos yang keliru tentang perawatan
bayi menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian bayi.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan
bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif kuantitatif. Lokasi
penelitian di ambil di Puskesmas Ngaringan Grobogan pada tanggal 1 Maret
2014. Jumlah sample sebanyak 40 ibu nifas primipara, dengan menggunakan
tehnik sample Sampling Jenuh. Instrument yang di gunakan adalah kuisioner,
sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang
menghasilkan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan
bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan pengetahuan baik
sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14 responden (35%), dan
pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar dalam kategori kurang yaitu
sebanyak 16 responden (40%).
Kata kunci : Pengetahuan, ibu nifas primipara, perawatan bayi.
Keperpustakaan : 26 literatur (Tahun 2003 s/d 2010)
vi
MOTTO DANPERSEMBAHAN
MOTTO
à Ketika berada dalam keterpurukan, harapan adalah sesuatu
yang kita bangun sendiri, bukan orang lain tapi diri kita
sendiri
à Jangan tetap tinggal dimasa lalu, atau bermimpi tentang masa
depan, namun pusatkan perhatian anda pada masa sekarang
à Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu
yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah
yang diperhatikan
à Latihan adalah hal terbaik dari semua pelatih yang ada.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis
persembahan kepada :
Allah SWT yang atas rahmat-Nya KTI ini
bisa terselesaikan, Papa dan Mama, terima
kasih atas do’a dan kasih saying yang
tulus sehingga aku mampu seperti ini.
Adikku tercinta Andreana terimakasih
atas suportnya. Aan Istichan yang selalu
mendewasakanku dan menjadi semangat
bagiku dalam pembuatan KTI ini.
Sahabatku D’Bandys : Iis, Ajeng, Tutik,
Hendry, Aziz, Samsul, Nurul yang sama-
sama berjuang membuat KTI demi wisuda
bersama, semoga ini akan abadi, semoga
perjalanan ini menjadikan kita semakin
dewasa. Serta Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Galuh Popy Yulia Susianti
Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan, 19 Juli 1993
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dsn. Krajan 2/1 Ds. Sumberagung, Kec.
Ngaringan, Kab. Grobogan
Riwayat Pendidikan
1. SD N 4 Sumberagung tahun 2005
2. SMP N 1 Wirosari tahun 2008
3. SMA N 1 Wirosari tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan2011
viii
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAM PERSETUJUAN ........................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK .................................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
CURICULUM VITAE .................................................................................. vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 5
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ................................................................................. 9
1. Pengetahuan ............................................................................... 9
2. Masa Nifas ............................................................................... 17
3. Ibu Nifas Primipara .................................................................... 24
4. Perawatan Bayi .......................................................................... 24
B. Kerangka Teori ................................................................................ 32
C. Kerangka Konsep ........................................................................... 33
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 34
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 35
D. Variabel Penelitian .......................................................................... 36
E. Definisi Operasional ........................................................................ 36
F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 37
G. Teknik Pengambilan Data ............................................................... 41
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 42
I. Etika Penelitian ................................................................................ 44
J. Jadwal Penelitian ............................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................. 46
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 46
C. Pembahasan ..................................................................................... 49
D. Keterbatasan .................................................................................... 52
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 54
B. Saran ................................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel......................................................... 37
Tabel 3.2 Kisi – kisi Kuesioner ................................................................. 38
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………………… 47
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……………. 47
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……………... 48
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang
Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun
2014 ........................................................................................... 48
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangkat Teori .............................................................. 32
Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................ 33
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian (Dalam Bentuk Tabel)
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesione
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas dan Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 15. Product Moment
Lampiran 16. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka
Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006
menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian bayi di Indonesia masih
tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian
Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama
kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan salah satu indikator
derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka Kematian bayi ini dapat menjadi
petunjuk bahwa pelayanan maternal dan noenatal kurang baik, untuk itu
dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.
Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012, menurut
Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada 32
AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).
Sedangkan target MDGs ( Millenium Development Goals) ke-4
diharapkan tahun 2015 yaitu 23/1000 per kelahiran hidup. Penyebab kematian
bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49 -
60%, infeksi 24 - 34%, premature / Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15 –
20%, Trauma persalinan 2 – 7%, dan cacat bawaan 1 – 3% (Manuaba, 2007) .
Masa nifas terbagi dalam beberapa fase, yaitu fase pertama puerperium
dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
2
Pandangan agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari. Fase kedua adalah puerperium intermedial, merupakan kepulihan
menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. Fase ketiga adalah
remote puerperium, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan
atau tahunan (Mochtar, 2003).
Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah
melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas
primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan
pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan
bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007).
Perawatan yang diperlukan oleh bayi sangat membawa perubahan
dalam kehidupan ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain. Saat-saat yang
tidak dapat ditentukan, bayi menuntut diberi minum, diganti popok dan
menangis. Akan tetapi sulit membedakan, terutama dalam minggu-minggu
pertama antara tangisan lapar, ketidaksukaan dan tangisan memanggil ibu.
Menghadapi masalah ini, orang tua sering kali kurang mengetahui dan
memahami tentang kebutuhan bayi, sehingga orang tua akan merasa bahwa
tuntutan bayi terlalu berlebihan (Damanik, 2004).
Merawat bayi sehari-hari merupakan tugas yang harus dikuasai dan
mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan
dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi
3
yang terpenting didalamnya mencegah komplikasi akibat perawatan yang
kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah
memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa
lemak tubuh serta keringat, merangsang peredaran darah dan memberi rasa
segar dan nyaman (Bobak, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 November 2013 di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan
jumlah ibu nifas selama bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2013 di
Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan jumlah ibu nifas 660
ibu nifas, diantaranya ibu nifas primipara 400 (60,60%), ibu nifas multipara
260 (39,39%). Rata-rata kunjungan tiap bulannya 66 ibu nifas, ibu nifas
primipara 40 (60,60%), ibu nifas multipara 26 (39,39%), setelah dilakukan
wawancara terhadap 10 ibu nifas primipara dengan 5 pertanyaan yang sama
tentang perawatan bayi maka di dapatkan hasil 4 ibu nifas primipara dapat
menjawab lebih dari 3 pertanyaan yang di berikan, dan 6 ibu nifas primipara
hanya dapat menjawab pertanyaan kurang dari 3 pertanyaan.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti
"Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014".
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas
4
primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan Tahun 2014?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun
2014 pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun
2014 pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun
2014 pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
mengenai cara merawat bayi yang baik dan benar.
5
2. Bagi diri sendiri
Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapat
pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.
3. Bagi institusi pendidikan
a. Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi tentang
perawatan bayi yang baik dan benar.
b. Puskesmas Ngaringan
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat pada petugas
kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi
mengenai perawatan bayi yang baik dan benar.
c. Masyarakat
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang perawatan bayi
yang baik dan benar di masyarakat setempat.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi antara lain :
1. Dwi Hastuti (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Dengan Perilaku Mencegah Infeksi
Tali Pusat di RSUD Surakarta”. Penelitian inimenggunakan metode
observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Dari 64
responden, mayoritas responden berpengetahuan yinggi tentang
6
perawatan tali pusat yaitu 37 responden (59%). Dan responden
berperilaku baik dan cukup baik dalam mencegah infeksi tali pusat yaitu
sebanyak 27 responden (43%) dari 63 responden. Ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali
pusat dengan perilaku pencegahan infeksi tali pusat dengan perilaku
pencegahan infeksi tali pusat pada bayi di buktikan nilai p value
0,003<0,005.
2. Dewi Lestari (2011), “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Di BPS Ny.Ari Wahyu Desa
Tenggulan”. Metode penelitian ini adalah diskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua ibu post partum di BPS Ny.Ari Wahyu Desa
Tenggulan pada bulan Juni-Juli sebanyak 17 responden yang di ambil
secara total sampling. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu
post partum tentang perawatan bayi baru lahir. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner dan analisa data dengan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa 8 ibu post partum (47,1%)
berpengetahuan cukup dan 4 orang ibu pos partum berpengetahuan baik
(23,5%).
Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan yaitu
waktu, lokasi, sampel, dan analisis data. Persamaan penelitian diatas
dengan penelitian yang dilakukan adalah variable dan tehnik
pengambilan sampel.
7
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan
masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan
diteliti yaitu tinjauan teori, kerangka teori, kerangka konsep, dan
variabel penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang jenis dan desain penelitian, waktu dan
tempat penelitian, populasi, sample dan tehnik sampling, variabel
penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, tehnik
pengumpulan data, cara pengolahan dan analisa data, etika
penelitian, dan jadwal penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat
penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.
8
BAB V PENUTUP
Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan
telinga (Notoatmodjo, 2007).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam
kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.
Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,
10
menguraikan, memdefinisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang
telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau
penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi
masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu
11
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
sebuah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi – forrmulasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.
c. Cara memperoleh pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara
yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan
sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:
1) Cara tradisional (nonilmiah)
a) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini telah digunakan orang dalam waktu yang
cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan
sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan,
terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui
suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan masalah
yang dihadapi.
b) Cara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi
karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.
12
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari - hari, banyak
sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut
baik atau buruk. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada
otoritas baik tradisi, pemerintahan, pemimpin agama
maupun ahli ilmu pengetahuan.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi
pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa
pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi
pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan.
e) Cara akal sehat
Akal sehat atau common sense kadang-kadang
dapat menemukan teori atau kebenaran. Pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh
banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks
pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang
13
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini
harus diterima dan diyakini oleh pengikut - pengikut agama
yang bersangkutan, terlepas apakah kebenaran tersebut
rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara
cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa
melalui proses penalaran atau berpikir.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat
manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang.
Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran
pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,
baik melalui induksi maupun deduksi.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang
dimulai dari pernyataan - pernyataan khusus ke pernyataan
yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi
pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman -
pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari
pernyataan - pernyataan umum ke khusus. Didalam proses
14
berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap
benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga
kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada
setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses
berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum
mencapai pengetahuan yang khusus.
2) Cara ilmiah
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan
pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini
disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut
metodolgi penelitian research methodology.
d. Cara mendeskripsikan tingkat pengetahuan
Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat
pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi 3 kategori
yaitu : baik, cukup, kurang dengan menggunakan parameter :
1) Baik: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD
2) Cukup: Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x≤ mean + 1SD
3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD
e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Menurut Hendra (2008), ada 7 faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang :
1) Umur
Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh
15
pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi
pada umur – umur tertentu atau menjelang uasia lanjut
kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan
akan berkurang.
2) Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai kemampuan untuk
belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara
mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.
Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal
berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah
sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari
seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat
pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana
seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga
hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.
Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman
yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.
16
4) Sosial budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada
pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu
kebudayaan dalam hubungan dengan orang lain, karena
hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan
memperoleh suatu pengetahuan.
5) Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan
seseorang semakin baik pula pengetahuannya.
6) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada
pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki
pendidikan rendah tetapi bila mendapatkan informasi yang
baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat
kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang.
7) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah
tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan
sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk
memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman
pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan.
17
2. Masa Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra
hamil (Mochtar, 2003).
Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan
selaput janin (menandakan akhir dari periode intrapartum) hingga
kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil
(Varney, 2007).
b. Menurut Mochtar (2003), Periode Masa Nifas terdiri dari :
1) Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Pandangan agama islam, dianggap telah bersih
dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2) Puerperium Intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
3) Remote Puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
18
c. Menurut Mochtar (2003), Involusi Alat Kandungan terdiri dari :
1) Uterus
Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat. Setelah
uri lahir, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Satu minggu
postpartum, tinggi fundus uteri pertengahan pusat simfisis. Dua
minggu postpartum, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba diatas
simfisis. Delapan minggu postpartum, tinggi fundus uteri sebesar
normal.
2) Bekas Implantasi Uri
Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke
kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi
3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm. Dan akhirnya pulih.
3) Luka-Luka
Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam
6-7 hari.
4) Rasa Sakit
Disebut after pains, disebabkan kontraksi rahim. Biasanya
berlangsung 2-4 hari postpartum.
5) Lochea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas.
a) Lochea Rubra
Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
19
verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum. Selama dua hari
postpartum.
b) Lochea Sanguinolenta
Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7
postpartum.
c) Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke
7-14 postpartum.
d) Lochea Alba
Cairan putih, setelah 2 minggu.
6) Serviks
Setelah persalianan, bentuk serviks agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-
kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,
tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah dua jam dapat
dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
7) Ligamen-Ligamen
Ligamen, fasia dan difragma pelvis yang meregang pada
waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur
menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh
kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum
menjadi kendor.
20
d. Menurut Mochtar (2003), Perawatan Pasca Persalinan antara lain :
1) Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh
miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya
trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke dua diperbolehkan
duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat atau lima sudah
diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi,
bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya
luka-luka.
2) Diet
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.
Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak
cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3) Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter
uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus
sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung
kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
21
4) Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.
Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi
berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal.
Jika masih belum bias dilakukan klisma.
5) Perawatan Payudara (Mammae)
Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil
supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu
menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan
bayinya.
6) Laktasi
Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu
merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris
mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi Air
Susu Ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah
involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan
bahan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,
menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih
sayang antara ibu dan anaknya.
7) Pemeriksaan Pasca Persalinan
Wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan
untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita
22
dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol
seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan meliputi:
a) Pemeriksaan keadaan umum: tekanan darah, nadi, suhu
badan, selera makan, keluhan dan lain-lain.
b) Keadaan payudara dan putting susu.
c) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.
d) Sekret yang keluar (lochea, flour albus)
e) Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa)
e. Menurut Saleha (2009), Tujuan Asuhan Masa Nifas adalah :
1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi
kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
f. Menurut Saleha (2009), Program dan Kebijakan Teknis adalah :
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk
menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi
dan menangani masalah-masalah yang terjadi.
1) Kunjungan Pertama (6 jam-2 hari postpartum)
Tujuan:
23
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk
bila perdarahan berlanjut).
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah
hipotermi.
2) Kunjungan Kedua (3-7 hari postpartum)
Tujuan:
a) Memastikan invousi uterus berjalan normal (uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau).
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal.
c) Memasikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan
istirahat.
d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat
24
bayi sehari-hari.
3) Kunjungan Ketiga (8-28 Postparum)
Tujuan sama seperti tujuan kunjungan kedua (6 hari postpartum).
4) Kunjungan keempat (29-42 hari postpartum)
Tujuan:
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami.
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
3. Ibu Nifas Primipara
Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah
melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas
primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena
dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan
perawatan bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007).
4 Perawatan Bayi
Perawatan bayi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan
tetanus neonaturum pada bayi serta menurunkan angka mortalitas dan
morbilitas (Dep Kes RI, 2005). Ada beberapa factor yang diperlukan
dalam perawatan bayi adalah kasih saying, makanan yang cukup gizi,
serta lingkungan higienis (Dep Kes RI, 2005).
25
a. Memandikan Bayi
Memandikan bayi adalah suatu cara untuk menjaga
kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan
pada kulit (Dewi dan Sunarsih, 2011). Tujuan memandikan bayi itu
sendiri adalah membersihkan tubuh bayi, memberikan rasa nyaman
serta menghindarai terjadinya infeksi dan iritasi. Beberapa hal yang
perlu di perhatikan sebelum memandikan bayi adalah mengukur
suhu tubuh bayi, jika kurang dari 36,50
C sebaiknya hangatkan
dulu, sebelum mandi kita perlu mempersiapkan peralatan mandi
serta baju ganti, kemudian menyiapkan air hangat secukupnya
(Yunita, 2012).
Menurut Yunita (2012), langkah-langkah memandikan bayi yaitu :
1) Mempersiapkan peralatan mandi yaitu 1 ember berisi air
hangat, sabun mandi, sampo bayi, handuk bayi, kassa steril,
pakaian bayi lengkap, minyak telon, bedak dan sisir.
2) Mencuci tangan dengan sabun kemudian mengeringkan
tangan.
3) Mendekatkan semua peralatan
4) Jika bayi masih tidur bangunkan bayi dengan memberikan
rangsangan ke bayi, misalnya menepuk perlahan pada telapak
kaki.
5) Membersihkan kotoran bayi (jika ada) dengan kapas yang
sudah di basahi air atau tisu basah.
26
6) Meletakkan bayi pada tempat yang sudah disediakan yang
sudah di beri handuk atau bedong bekas yang dipakai.
7) Membersihkan mata dengan kapas yang sudah di basahi
dengan air bersih dan hangat, dari ujung mata ke pangkal
hidung.
8) Membasuh dan membersihkan muka tanpa sabun.
9) Membersihkan tubuh bayi dengan sabun mulai dari kepala,
telinga, leher, dada, perut, lengan, punggung dan terakhir alat
kelamin dengan menggunakan waslap dan sabun.
10) Meletakkan bayi kedalam ember bayi secara pelan-pelan. Cara
memegang bayi dengan cara menyisipkan lengan bayi pada
sela-sela jari dengan kepala bayi berada pada lengan bawah
lipat siku.
11) Membilas tubuh bayi secara pelan-pelan sampai bersih.
12) Mengeringkan bayi dengan handuk sambil memperhatikan
kemungkinan adanya kelainan-kelainan.
13) Meletakkan bayi pada tempat yang sudah disiapkan
(gedong,baju, dan popok).
14) Merawat tali pusat dengan kassa steril.
15) Memakaikan popok tanpa bedak, baju serta sarung tangan dan
sarung kaki.
16) Membedong bayi dengan benar, menyisir rambutnya dan
kenakan topi pada kepala bayi.
27
17) Meletakkan bayi di tempat yang nyaman atau bayi disusui oleh
ibunya.
18) Membereskan dan mengembalikan alat.
19) Mencuci tangan.
b. Perawatan Tali Pusat
Perawatan tali pusat adalah merawat tali pusat dalam keadaan
steril, bersih, kering, agar terhindar dari infeksi tali pusat (Irawan,
2011). Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah masuknya spora
kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, pemakaian obat-obatan
bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga
mengakibatkan infeksi (DepKes RI, 2009). Prinsip perawatan tali pusat
ialah jangan membungkus atau mengoles tali pusat dengan ramuan,
sedangkan menggunakan alcohol atau betadin masih diperkenankan
sepanjang menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Sodikin, 2009).
Menurut DepKes RI (2008), langkah-langkah perawatan tali pusat
antara lain :
1) Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan cairan /
bahan apapun ke punting tali pusat.
2) Lipat popok dibawah punting tali pusat.
3) Jika punting tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air hangat
dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain
bersih.
4) Bungkus tali pusat kembali dengan kassa steril.
28
5) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas dan
fasilitas kesehatan, jika tali pusat berdarah, menjadi merah, bernanah
dan berbau.
c. Kebersihan Popok
Hal-hal yang diperhatikan dalam mengganti popok yaitu
popok bersih serta salep jika bayi mengalami ruam popok (Juwono,
2004).
Menurut Maharani (2009), langkah-langkah mengganti popok yaitu :
1) Menggulung pakaian atas agar tidak kotor.
2) Jika bayi menggunakan popok kain, lepaskan popok kain dengan
perlahan, dan jika bayi menggunakan popok sekali pakai, langsung
lepaskan perekatnya pada sisi kanan dan kiri bayi.
3) Memegang pergelangan kaki bayi dengan satu tanggan dan angkat
pantatnya, lipat popok yang kotor (bagian yang kotor didalam).
4) Membersihkan pantat bayi dengan air hangat dan kapas atau kassa
atau dengan tisu basah.
5) Untuk bayi perempuan, bersihkan pantat bayi dari depan ke
belakang supaya kuman tidak masuk ke dalam saluran kencing
bayi.
6) Memasang popok bersih dan kencangkan perekat atau pasang
pengikatnya dengan benar.
29
d. Merawat Kuku
Kuku bayi harus senantiasa dijaga kebersihanya karena kuku
bayi lembab sehingga kuman dan jamur akan bersarang dalam kuku
bayi (Juwono,2004).
Menurut Yuanita (2012), langkah-langkah dalam memotong kuku
yaitu :
1) Mempersiapkan alat-alat : gunting khusus bayi, alcohol, kapas,
air hangat.
2) Sebelum gunting kuku digunakan, sebaiknya di bersihkan
terlebih dahulun dengan alcohol 70%.
3) Memegang salah satu telapak tangan bayi dengan tangan kiri,
kemudian lebarkan jarak jari-jari tangan bayi.
4) Menggunting kuku bayi dengan tangan kanan secara perlahan dan
hati-hati.
5) Membersihkan kotoran yang ada dibalik kuku dengan
menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat.
6) Jangan terlalu sering menggunting kuku bayi, karena akan
mempermudah terjadinya kerusakan kulit disekitar kuku.
7) Jika saat memotong kuku bayi terjadi luka pada jari dan kuku
bayi, bersihkan daerah dengan kapan dan berikan obat antiseptik.
e. Merawat Kulit
Kulit bayi sangat rentan terhadap gangguan kulit hal ini
disebabkan karena sensitifnya kulit bayi. Untuk itu diperlukan adanya
30
perawatan yang cermat terhadap kulit bayi. Ketidak cermatan dalam
perawatan kulit bayi dapat menyebabkan berbagai gangguan terhadap
kulit bayi yang disebabkan oleh biang keringat atau ruam popok. Bayi
baru lahir sangat rentan terhadap intisari dari bahan kimia yang ada
dalam pakaian baru, dari sisa sabun atau deterjen yang menempel
pada pakaian yang sudah dicuci (Juwono, 2004).
Menurut Yunita (2012), langkah-langkah merawat kulit bayi yaitu :
1) Membiasakan bayi mandi secara teratur sebaiknya dua kali sehari
sekali menggunakan sabun khusus untuk bayi.
2) Setelah bayi selesai mandi, keringkan dengan handuk bayi yang
lembut dan pastikan bahwa daerah yang tertutup maupun lipatan
benar-benar kering.
3) Menggunakan pakaian bayi yang berbahan katun karena katun bersifat
ramah kulit, memiliki pori-pori dan menyerap kelambaban.
4) Setiap bayi berkeringat usap daerah yang berkeringat dengan kain atau
tisu basah dan lembut,kemudian keringkan dengan kain bersih dan
menaburkan bedak bayi yang lembut secara tipis pada kulit bayi.
5) Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi keseluruh tubuh bayi
untuk menjaga kulit bayi dari iritasi.
6) Sebaiknya bayi diletakkan dalam ruang yang memiliki ventilasi yang
cukup untuk pertukaran udara.
7) Jangan memaksa bayi memakai popok terlalu lama, segera mengganti
popok jika sudah basah dan penuh.
31
f. Pemberian ASI
Pemberian ASI pada bayi sebaiknya tidak dijadwalkan waktunya,
berikan sesuai kebutuhan bayi. Diusahakan memberikan ASI eksklusif
pada bayi sampai dengan usia 6 bulan (Vivian, 2012). ASI eksklusif
adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
tambahan cairan ataupun makanan lain (Dewu dan Sunarsih, 2011).
Manfaat ASI ada berbagai macam antara lain : sebagai nutrisi, sebagai
daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih
saying, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi
lebih baik (Dewu dan Sunarsih, 2011).
Menurut Varney (2007), beberapa posisi menyendawakan bayi
yang benar ialah menggendong bayi di bahu dan duduk dipangkuan.
Menggendong bayi di bahu ialah bayi di gendong dibahu dengan posisi
tegak, kemudian menggosok atau menepuk punggung bayi dengan
lembut sampai bayi bersendawa. Jika perlu meletakkan selembar kain
dibahu untuk menjaga pakaian agar tidak kotor. Sedangkan dengan
duduk dipangkuan caranya dudukkan bayi dipangkuan dan sedikit
dicondongkan kedepan kemudian menggosok dan menepuk punggung
bayi dengan lembut sampai bersendawa. Jangan lupa menopang kepala
bayi dengan tangan karna lehernya masih lemah.
g. Menjaga Kehangatan Bayi
Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat
dilakukan dengan cara melakukan kontak kulit, cara ini digunakan untuk
32
semua bayi. Tempelkan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu
misalnya dengan merangkul, menggendong atau pada saat menyusui.
Letakkan bayi jangan dekat dengan jendela, kipas angin serta jika
popoknya basah segera mengganti popok (Karyuni dan Meilya, 2003).
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi Notoatmodjo (2007), Anggraini dan Martini (2012), Saifuddin (2010)
Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Perawatan Bayi
Perawatan Bayi :
a. Memandikan Bayi
b. Perawatan Tali Pusat
c. Kebersihan Popok
d. Merawat Kuku
e. Merawat Kulit
f. Pemberian ASI
g. Menjaga Kehangatan
Bayi
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Umur
2. Intelegensi
3. Lingkungan
4. Sosial budaya
5. Pendidikan
6. Informasi
7. pengalaman
33
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Baik
Cukup
Kurang
Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas Primipara Tentang
Perawatan Bayi
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Umur
2. Intelegensi
3. Lingkungan
4. Sosial budaya
5. Pendidikan
6. Informasi
7. pengalaman
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian yang
akan digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa
adanya. Penelitian ini sering disebut penelitian non-ekperimen karena peneliti
tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian.
Kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan
dianalisis dengan teknik statistik (Sangadji dan Sopiah, 2010).
B. Lokasi dan waktu penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi dilakukan
penelitian tersebut. Lokasi penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup
penelitian tersebut, misalnya apakah ditingkat provinsi, kabupaten,
kecamatan, atau tingkat institusi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Lokasi
penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan
terlaksananya penelitian (Notoatmodjo, 2010).
35
Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan pada tanggal 1-28 Maret 2014.
C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel
1. Populasi
Menurut Notoatmodjo (2010), populasi penelitian adalah
keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti. Populasi yang
akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang
ada di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap
bulannya 40 ibu nifas primipara.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,
2010). Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau
subjeknya besar, maka diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih
tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka
semua anggota populasi menjadi sampel. Sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang ada di Puskesmas
Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap bulannya 40 ibu
nifas primipara.
3. Teknik pengambilan sampel
Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Cara cara yang di tempuh dalam mengambil
36
sample yang benar- benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian
(Nursalam, 2009). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu Sampling Jenuh yaitu dengan mengambil
semua anggota populasi menjadi sampel (Sangadji dan Sopiah, 2010).
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi.
E. Definisi operasional
Definisi operasional adalah definisi yang membatasi ruang lingkup
atau pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
37
Tabel 3.1. Definisi operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi D I Puskesmas
Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014
Variabel Pengertian Alat ukur Kategori Skala
Tingkat
pengetahu
an ibu
nifas
primipara
tentang
perawatan
bayi
Kemampuan ibu
untuk menjawab
kuesioner
tentang
perawatan bayi :
Memandikan
Bayi, Perawatan
Tali Pusat,
Kebersihan
Popok,
Merawat Kuku,
Merawat Kulit,
Pemberian ASI,
Menjaga
Kehangatan
Bayi
Kuesioner a. Baik, bila (x) >
mean +1SD
b. Cukup, bila
mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
c. Kurang, bila x <
mean -1SD
(Riwidikdo,2013)
Ordinal
F. Intrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang akan
digunakan dalam penelitian ini kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadi atau hal – hal yang responden ketahui
(Sangadji dan Sopiah, 2010) .
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu
sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
38
Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ada 2 pilihan jawaban yaitu benar
dan salah. Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu pernyataan yang
jawabannya benar, jika responden menjawab benar maka skornya 1, jika
responden menjawab salah maka diberi skor 0. Dan pernyataan negatif
(unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden
menjawab benar maka skornya 0, jika menjawab salah maka skornya 1.
Pengisian kuisioner dengan memberi tanda √ pada jawaban yang dianggap
benar (Hidayat, 2007).
Tabel.3.2 Kisi – kisi Kuisioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara
Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan Tahun 2014
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
item
Favorable
(+)
Unfavorable
(-)
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Nifas
primipara
tentang
perawatan
bayi
a. Memandikan
Bayi
b. Perawatan Tali
Pusat
c. Kebersihan Popok
d. Merawat Kuku
e. Merawat Kulit
f. Pemberian ASI
g. Menjaga
Kehangatan Bayi
1,2,3,5*
7,8,9,10*,11*
14,15,16,18
19,20,21
24,25,26,27
29,30,32*,34
35,36,37*,38,
39
4,6
12,13
17
22,23
28
31,33
40
6
7
5
5
5
6
6
Jumlah item 29 11 40
Keterangan : * pernyataan yang tidak valid.
berkualitas, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan
reliabilitas terhadap karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di
Puskesmas Wirosari 1 Kabupaten Grobogan
39
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu
benar – benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah
kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak
kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai)
tiap – tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut
(Notoatmodjo, 2010). Dilaksanakan di Puskesmas Wirosari 1
Grobogan dengan jumlah 30 ibu nifas primipara dan menggunakan 40
item pernyataan.
Instrumen di katakan valid jika nilai Rhitung > Rtabel (0,361)
(Ghozali, 2009). Penghitungan dapat dilakukan dengan rumus korelasi
pearson product moment (Riwidikdo, 2013). Rumus pearson product
moment adalah :
Keterangan :
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien skorelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Hasil uji validitas korelasi item* total dengan person product moment
diperoleh hasil r hitung P5 =-0,098, P10=-199, P11=0,241, P32=-0,230,
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
40
P37=0,096. Karena niali r hitung (P5, P10, P11, P32, dan P37) < r tabel (r
tabel n3 =0,361) maka dapat di artikan bahwa soal P5, P10, P11, P32, dan
P37 tidak valid. Pertanyaan P5, P10, P11, P32, dan P37 yang tidak valid
dihapus dari instumen penelitian karena sudah terwakili pada pertanyaan
sebelumnya.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini
berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten
atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur sama.
Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan –
pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus
menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas
(Notoatmodjo, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti akan
menggunakan rumus Alpha chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 : Reliabilitas Instrument
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
41
2 : Jumlah varian butir
t2
: Varians total
Kuasioner atau angket dikatakan reliabilitas jika memiliki nilai alpha
chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo,2010).
Hasil uji reliabilitas di peroleh nilai Alpha 0,752, karena niali Alfa >
0,6 maka dapat diartikan semua pertanyaan pada kuisioner telah
reliable / konsisten.
G. Teknik pengumpulan data
Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan
lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket
pada ibu nifas primipara di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan.
Data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu :
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek /
objek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013).
Data primer dalam penelitian yang akan dilakukan diperoleh dari
jawaban atas pertanyan yang sudah disediakan melalui pengisian
kuesioner oleh responden tentang perawatan bayi yang baik dan benar.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2013).
42
Data sekunder dalam penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas
Ngaringan Kabupaten Grobogan yang dapat menunjang pelaksanaan
penelitian ini, berupa data jumlah ibu nifas primipara di Puskesmas
Ngaringan Kabupaten Grobogan pada tahun 2014.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan
selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010),
proses pengolahan data terdiri dari 4 tahap:
a. Editing (Penyuntingan Data)
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau
dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih
dahulu. Apabila ternyata masih ada data atau informasi yang tidak
lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka
kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).
b. Coding Sheet (Lembaran Kode)
Setelah semua kuesioner telah diedit atau disunting
selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah
data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.
c. Data Entry (Memasukkan Data)
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing
responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan
43
kedalam program atau software computer.
d. Tabulasi
Tabulasi yaitu membuat tabel – tabel data, sesuai dengan
tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.
e. Cleaning (Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses
ini disebut pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis data
Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian adalah
Analisis Univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil
tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari variabel (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat
pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi, ditunjukan
dengan rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut :
1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD
3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus
menurut Riwidikdo (2013), yaitu:
44
=
Keterangan :
: Nilai rata – rata
: Jumlah seluruh data
n : Banyaknya data
Untuk mencari simpangan baku dengan rumus menurut
Riwidikdo (2013), yaitu :
SD:1
)(1
2
1
-
-å=
n
xxn
i
Keterangan :
SD : Simpangan baku
xi : Nilai dari data
: Nilai rata – rata
n : Banyaknya data
Untuk memperoleh prosentase menurut Riwidikdo (2010),
yaitu sebagai berikut:
Skor prosentase = x 100%
I. Etika Penelitian (Landasan Hukum)
Etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Pemberian informed consent ini bertujuan agar responden
45
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.
Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar
persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati keputusan tersebut.
2. Anonymity (Tanpa Nama)
Bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan
nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya
jadwal kegiatan disusun dalam suatu “gant‘s chart” (Notoatmodjo, 2010).
Jadwal penelitian terlampir.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan. Secara umum jenis pelayanan kesehatan ada rawat inap dan
rawat jalan, yang meliputi loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, apotek,
KIA, KB, laboratorium, ruang tata usaha, pelayanan Gigi, imunisasi, mata,
UGD, dan penyakit umum.
Fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap khususnya
persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 2 tempat
tidur, 1 ruang periksa, dan 1 ruang nifas dengan 2 tempat tidur, dan
perawatan nifas di Puskesmas Ngaringan berlangsung 3 hari setelah itu ibu
di perbolehkan pulang jika kondisinya baik.
Puskesmas Ngaringan terletak di Desa Tanjung Harjo, Kecamatan
Ngaringan, Kabupaten Grobogan dengan batas wilayah sebelah barat
adalah Kecamatan Wirosari, timur dan utara adalah Kabupaten Blora, serta
sebelah selatan adalah Kecamatan Kradenan.
B. HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngarigan Kabupaten
47
Grobogan Tahun 2014”. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi dapat di lihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan
Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 16 - 18 15 37,5
2 19 - 21 15 37,5
3 22 - 25 10 25
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.1 diatas karakteristik responden berdasarkan
umur 16-18 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), umur 19-21 tahun
sebanyak 15 responden (37,5%), dan umur 22-25 tahun sebanyak 10
responden (25%). Mayoritas umur responden yaitu 16-21 tahun.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan
Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1 SD 17 42,5
2 SMP 16 40
3 SMA 7 17,5
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas karakteristik responden berdasarkan
pendidikan yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden (42,5%),
tingkat pendidikan SMP sebanyak 16 responden (40%), dan tingkat
pendidikan SMA sebanyak 7 responden (17,5%). Mayoritas tingkat
pendidikan responden yaitu SD dengan 17 responden (42,5%).
48
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan
Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1 Buruh 8 20
2 Industri 4 10
3 Pedagang 8 20
4 IRT 20 50
Total 40 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan yaitu bekerja sebagai buruh sebanyak 8 responden (20%),
bekerja di industri sebanyak 4 responden (10%), bekerja sebagai pedagang
sebanyak 8 responden (20%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 20 responden (50%).
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara
Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten
Grobogan Tahun 2014
No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 10 25
2 Cukup 14 35
3 Kurang 16 40
Total 40 100
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan
pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14
responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).
Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
Puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar berpengetahuan kurang
yaitu sebanyak 16 responden (40%).
49
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang
perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat dikategorikan
pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14
responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah
hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.
Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu nifas
primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan
dapat di kategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%)
sebagian besar responden mengenyam pendidikan di bangku SMA serta
berusia antara 22-25 tahun, pengetahuan cukup 14 responden (35%)
responden mengenyam pendidikan di bangku SD dan SMP serta jarang
yang melanjutkan sampai bangku SMA sebagian besar berusia antara 19-
21 tahun dan mempunyai pekerjaan sebagai pedagang dan ibu rumah
tangga saja, dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%)
responden mayoritas hanya mengenyam pendidikan SD serta masih jarang
yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku SMP ataupun SMA
mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka hanya mampu
bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja. Dalam hal ini
50
pengetahuan responden di pengaruhi oleh umur, informasi, pendidikan,
pekerjaan, lingkungan dan pengalaman.
Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan seseorang di
pengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh
pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur –
umur tertentu atau menjelang uasia lanjut kemampuan penerimaan atau
mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Dalam penelitian ini
sebagian besar responden berusia 16-25 tahun.
Menurut Notoatmodjo (2010), faktor yang mempengaruhi
pengetahuan antara lain ingkungan. Lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat
mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung
pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam
penelitian ini mayoritas masyarakatnya menganggap bahwa wanita tidak
perlu berpendidikan tinggi.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan di pengaruhi oleh
pendidikan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik pula pengetahuannya. Dalam penelitian ini sebagian besar responden
mengenyam pendidikan SD, SMP dan hanya beberapa yang mengenyam
pendidikan SMA.
Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang di pengaruhi
51
oleh informasi. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah tetapi bila
mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio,
atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan
seseorang. Dalam penelitian ini mayoritas responden belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara merawat bayi.
Menurut Notoatmodjo (2010), lingkungan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan
memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat
mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung
pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh
pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam
penelitian ini lingkungan setempat tidak mempunyai kebiasaan membaca
buku tentang perawatan bayi.
Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan seseorang dapat di
pengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman merupakan guru yang terbaik.
Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan
sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dalam penelitian ini
responden yang di teliti adalah ibu yang baru pertama kalinya melahirkan
bayi hidup atau anak pertama.
52
Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa mayoritas
Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan berpengetahuan
kurang dengan jumlah responden sebanyak 16. Pengaruh pengetahuan
kurang pada responden adalah mayoritas hanya mengenyam pendidikan
SD serta masih jarang yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku
SMP ataupun SMA mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka
hanya mampu bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja.
D. KETERBATASAN PENELITIAN.
1. Kendala Penelitian
a. Pelaksanaan penelitian ibu nifas pada bulan Maret, tempatnya
berjauhan, letak geografisnya pegunungan, sarana transportasi
terbatas, tidak bisa di lewati kendaraan sehingga harus melewati
jalur lain seperti persawahan atau sungai, kondisi psikologis
responden,
b. Banyak responden yang bertanya kepada peneliti tentang maksud
dan isi kuesioner tentang perawatan bayi sehingga peneliti harus
menjelaskan kembali meskipun peneliti sudah menjelaskan
sebelum responden mengisi jawaban kuesioner.
53
2. Keterbatasan penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya
meneliti tingkat pengetahuan saja sehingga kurang mendalam
dalam mengetahui pengetahuan responden.
b. Kuasioner dalam penelitian ini adalah kuasioner tertutup sehingga
tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain
itu dengan kuasioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar
atau salah dapat membuat responden memilih asal-asalan.
54
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
Primipara Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupatern
Grobogan Pada Tahun 2014”. Kesimpuan dari hasil penelitian ini yaitu :
1. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan baik sebanyak 10
responden (25%).
2. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan cukup sebanyak 14
responden (35%).
3. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di
puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan kurang sebanyak 16
responden (40%).
B. SARAN
1. Bagi Responden
Diharapkan perlu adanya keaktifan dari ibu-ibu untuk mengikuti
penyuluhan kesehatan khususnya ibu nifas primipara yang mempunyai
bayi sehingga dengan pengetahuan yang baik diharapkan akan
merubah perilaku kunjungan ibu ke puskesmas.
55
2. Bagi Petugas Kesehatan
Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dan perawat diharapkan
mencari waktu yang tepat dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya perawatan bayi di daerah setempat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Di harapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain
dan variable-variabel yang berhubungan dengan perawatan bayi seiring
dengan bertambahnya pengetahuan.
4. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Kusuma Husada Surakarta
Di harapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi
penelitian khususnya tentang perawatan bayi sehingga dapat untuk
memperluas pengetahuan mahasiswa dalam penelitian serupa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka
Cipta.
APN. 2010. Asuhan Persalinan Normal. From: Error! Hyperlink reference not
valid.diakses 2 September 2013
Karyuni dan Meilya. 2003. Cara Perawatan Tali Pusat. From: Error! Hyperlink
reference not valid. Diakses 5 September 2013
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Juwono. 2004. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Moncer Publisher.
Dewu dan Sunarsih. 2011. Masalah Perawatan Pada Bayi Prematur. Pelatihan
Perawatan Neonatologi.
Depkes RI. 2005. Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan
Bayi. Jakarta : Depkes RI.
Faisal. 2008. Perdarahan Pasca Persalinan. http://www.scribd.com/ doc/8649214
. diakses pada tanggal 8 September 2013
Anggraini dan Martini. 2012. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta:
Salemba Medika.
Saifudin. 2010. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.
Kemenkes. 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.
Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Mochtar. 2003. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Riwidikdo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Damanik. 2004. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Bobak . 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo.
Hendra. 2008. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Rumpiati. 2004. Hubungan antara teknik menyusui dengan keberhasilan laktasi
pada ibu nifas primipara di wilayah puskesmas Kaibon kabupaten Madiun.
Jurnal penelitian kesehatan suara Forikes volume III Nomor 1, Januari
2012 From: http://suaraforikes.webs.com/volume3%20nomor1.pdf. Diakses
16 Juni 2013.
Saifuddin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta. YBPSP.
Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Siti Fatimah. 2009. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Postpartum
Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang.
From: http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf diakses 16 Juni
2013.
Yuanita. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran untuk Calon
Ibu dan Ayah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.
Maharani . 2009. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Yunita. 2012. Panduan Perawatan Bayi. Jakarta: Rineka Cipta.
Varney. 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.