TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG...

70
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : GALUH POPY YULIA SUSIANTI NIM B11 022 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2014

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA

TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS

NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

GALUH POPY YULIA SUSIANTI

NIM B11 022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA

TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS

NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

GALUH POPY YULIA SUSIANTI

NIM B11 022

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2014

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

ii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

iii

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : ”Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara

Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Grobogan Tahun 2014”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir

sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Retno Wulandari, S.ST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Ambarsari, S.ST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak M. Abdul Rauf,S.Kep, selaku Kepala Puskesmas Ngaringan, yang

telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian.

5. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

6. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta,...................2014

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014

Galuh Popy Yulia Susianti

B110 22

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA

TENTANG PERAWATAN BAYI DI PUSKESMAS

NGARINGAN KABUPATEN GROBOGAN

TAHUN 2014

Xii + 50 halaman + 16 lampiran + 3 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012

menurut Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

ada 32 AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).Tingkat pemahaman

masyarakat yang masih rendah dan adanya mitos yang keliru tentang perawatan

bayi menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka kematian bayi.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan

bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriptif kuantitatif. Lokasi

penelitian di ambil di Puskesmas Ngaringan Grobogan pada tanggal 1 Maret

2014. Jumlah sample sebanyak 40 ibu nifas primipara, dengan menggunakan

tehnik sample Sampling Jenuh. Instrument yang di gunakan adalah kuisioner,

sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang

menghasilkan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan

bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan pengetahuan baik

sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14 responden (35%), dan

pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar dalam kategori kurang yaitu

sebanyak 16 responden (40%).

Kata kunci : Pengetahuan, ibu nifas primipara, perawatan bayi.

Keperpustakaan : 26 literatur (Tahun 2003 s/d 2010)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

vi

MOTTO DANPERSEMBAHAN

MOTTO

à Ketika berada dalam keterpurukan, harapan adalah sesuatu

yang kita bangun sendiri, bukan orang lain tapi diri kita

sendiri

à Jangan tetap tinggal dimasa lalu, atau bermimpi tentang masa

depan, namun pusatkan perhatian anda pada masa sekarang

à Sukses bukanlah akhir dari segalanya, kegagalan bukanlah sesuatu

yang fatal: namun keberanian untuk meneruskan kehidupanlah

yang diperhatikan

à Latihan adalah hal terbaik dari semua pelatih yang ada.

PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini penulis

persembahan kepada :

Allah SWT yang atas rahmat-Nya KTI ini

bisa terselesaikan, Papa dan Mama, terima

kasih atas do’a dan kasih saying yang

tulus sehingga aku mampu seperti ini.

Adikku tercinta Andreana terimakasih

atas suportnya. Aan Istichan yang selalu

mendewasakanku dan menjadi semangat

bagiku dalam pembuatan KTI ini.

Sahabatku D’Bandys : Iis, Ajeng, Tutik,

Hendry, Aziz, Samsul, Nurul yang sama-

sama berjuang membuat KTI demi wisuda

bersama, semoga ini akan abadi, semoga

perjalanan ini menjadikan kita semakin

dewasa. Serta Almamater tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Galuh Popy Yulia Susianti

Tempat / Tanggal Lahir : Grobogan, 19 Juli 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Dsn. Krajan 2/1 Ds. Sumberagung, Kec.

Ngaringan, Kab. Grobogan

Riwayat Pendidikan

1. SD N 4 Sumberagung tahun 2005

2. SMP N 1 Wirosari tahun 2008

3. SMA N 1 Wirosari tahun 2011

4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan2011

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

viii

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAM PERSETUJUAN ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

CURICULUM VITAE .................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ......................................................................... 5

F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ................................................................................. 9

1. Pengetahuan ............................................................................... 9

2. Masa Nifas ............................................................................... 17

3. Ibu Nifas Primipara .................................................................... 24

4. Perawatan Bayi .......................................................................... 24

B. Kerangka Teori ................................................................................ 32

C. Kerangka Konsep ........................................................................... 33

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................ 34

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 34

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 35

D. Variabel Penelitian .......................................................................... 36

E. Definisi Operasional ........................................................................ 36

F. Instrumen Penelitian ........................................................................ 37

G. Teknik Pengambilan Data ............................................................... 41

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 42

I. Etika Penelitian ................................................................................ 44

J. Jadwal Penelitian ............................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian .............................................. 46

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 46

C. Pembahasan ..................................................................................... 49

D. Keterbatasan .................................................................................... 52

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 54

B. Saran ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Tabel......................................................... 37

Tabel 3.2 Kisi – kisi Kuesioner ................................................................. 38

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ………………… 47

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……………. 47

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ……………... 48

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang

Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun

2014 ........................................................................................... 48

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangkat Teori .............................................................. 32

Gambar 2.2. Kerangka Konsep ............................................................ 33

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian (Dalam Bentuk Tabel)

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesione

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas dan Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 15. Product Moment

Lampiran 16. Lembar Konsultasi

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 Angka

Kematian Bayi (AKB) didunia 54 per 1000 kelahiran hidup dan tahun 2006

menjadi 49 per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian bayi di Indonesia masih

tinggi dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Angka Kematian

Bayi (AKB) adalah jumlah kematian bayi dalam usia 28 hari pertama

kehidupan per 1000 kelahiran hidup. Angka ini merupakan salah satu indikator

derajat kesehatan bangsa. Tingginya angka Kematian bayi ini dapat menjadi

petunjuk bahwa pelayanan maternal dan noenatal kurang baik, untuk itu

dibutuhkan upaya untuk menurunkan angka kematian bayi tersebut.

Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah tahun 2012, menurut

Ringkasan Eksekutif Data Informasi Kesehatan Provinsi Jawa Tengah ada 32

AKB per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2012).

Sedangkan target MDGs ( Millenium Development Goals) ke-4

diharapkan tahun 2015 yaitu 23/1000 per kelahiran hidup. Penyebab kematian

bayi di Indonesia seperti halnya di negara lain yaitu asfiksia neonaturum 49 -

60%, infeksi 24 - 34%, premature / Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) 15 –

20%, Trauma persalinan 2 – 7%, dan cacat bawaan 1 – 3% (Manuaba, 2007) .

Masa nifas terbagi dalam beberapa fase, yaitu fase pertama puerperium

dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

2

Pandangan agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari. Fase kedua adalah puerperium intermedial, merupakan kepulihan

menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu. Fase ketiga adalah

remote puerperium, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan

atau tahunan (Mochtar, 2003).

Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah

melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas

primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena dengan

pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan perawatan

bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007).

Perawatan yang diperlukan oleh bayi sangat membawa perubahan

dalam kehidupan ibu dan ayah, serta anggota keluarga lain. Saat-saat yang

tidak dapat ditentukan, bayi menuntut diberi minum, diganti popok dan

menangis. Akan tetapi sulit membedakan, terutama dalam minggu-minggu

pertama antara tangisan lapar, ketidaksukaan dan tangisan memanggil ibu.

Menghadapi masalah ini, orang tua sering kali kurang mengetahui dan

memahami tentang kebutuhan bayi, sehingga orang tua akan merasa bahwa

tuntutan bayi terlalu berlebihan (Damanik, 2004).

Merawat bayi sehari-hari merupakan tugas yang harus dikuasai dan

mampu dilakukan oleh setiap orang tua. Dukungan emosional dan bantuan

dalam ketrampilan merawat, sangat dibutuhkan oleh mereka. Perawatan bayi

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

3

yang terpenting didalamnya mencegah komplikasi akibat perawatan yang

kurang baik. Faktor terpenting dalam perawatan setiap hari adalah

memandikan bayi dengan tujuan membersihkan kulit tubuh bayi dari sisa

lemak tubuh serta keringat, merangsang peredaran darah dan memberi rasa

segar dan nyaman (Bobak, 2005).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 1 November 2013 di

Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan

jumlah ibu nifas selama bulan Januari sampai dengan bulan Oktober 2013 di

Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan di dapatkan jumlah ibu nifas 660

ibu nifas, diantaranya ibu nifas primipara 400 (60,60%), ibu nifas multipara

260 (39,39%). Rata-rata kunjungan tiap bulannya 66 ibu nifas, ibu nifas

primipara 40 (60,60%), ibu nifas multipara 26 (39,39%), setelah dilakukan

wawancara terhadap 10 ibu nifas primipara dengan 5 pertanyaan yang sama

tentang perawatan bayi maka di dapatkan hasil 4 ibu nifas primipara dapat

menjawab lebih dari 3 pertanyaan yang di berikan, dan 6 ibu nifas primipara

hanya dapat menjawab pertanyaan kurang dari 3 pertanyaan.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti

"Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara Tentang Perawatan Bayi Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014".

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

4

primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan Tahun 2014?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun

2014 pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun

2014 pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun

2014 pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Hasil penelitian dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya

mengenai cara merawat bayi yang baik dan benar.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

5

2. Bagi diri sendiri

Mengaplikasikan ilmu yang diperoleh saat perkuliahan dan mendapat

pengalaman nyata dalam melakukan penelitian.

3. Bagi institusi pendidikan

a. Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah referensi tentang

perawatan bayi yang baik dan benar.

b. Puskesmas Ngaringan

Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat pada petugas

kesehatan khususnya bidan dalam memberikan informasi-informasi

mengenai perawatan bayi yang baik dan benar.

c. Masyarakat

Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang perawatan bayi

yang baik dan benar di masyarakat setempat.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa tentang tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi antara lain :

1. Dwi Hastuti (2010), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas Tentang Perawatan Tali Pusat Dengan Perilaku Mencegah Infeksi

Tali Pusat di RSUD Surakarta”. Penelitian inimenggunakan metode

observasional analitik dengan pendekatan Cross sectional. Dari 64

responden, mayoritas responden berpengetahuan yinggi tentang

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

6

perawatan tali pusat yaitu 37 responden (59%). Dan responden

berperilaku baik dan cukup baik dalam mencegah infeksi tali pusat yaitu

sebanyak 27 responden (43%) dari 63 responden. Ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali

pusat dengan perilaku pencegahan infeksi tali pusat dengan perilaku

pencegahan infeksi tali pusat pada bayi di buktikan nilai p value

0,003<0,005.

2. Dewi Lestari (2011), “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Post Partum

Tentang Perawatan Bayi Baru Lahir Di BPS Ny.Ari Wahyu Desa

Tenggulan”. Metode penelitian ini adalah diskriptif. Populasi dalam

penelitian ini adalah semua ibu post partum di BPS Ny.Ari Wahyu Desa

Tenggulan pada bulan Juni-Juli sebanyak 17 responden yang di ambil

secara total sampling. Variabel penelitian ini adalah pengetahuan ibu

post partum tentang perawatan bayi baru lahir. Pengumpulan data

menggunakan kuesioner dan analisa data dengan distribusi frekuensi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa 8 ibu post partum (47,1%)

berpengetahuan cukup dan 4 orang ibu pos partum berpengetahuan baik

(23,5%).

Perbedaan penelitian diatas dengan penelitian yang dilakukan yaitu

waktu, lokasi, sampel, dan analisis data. Persamaan penelitian diatas

dengan penelitian yang dilakukan adalah variable dan tehnik

pengambilan sampel.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

7

F. Sistematika Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan

masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan teori-teori dari masalah yang akan

diteliti yaitu tinjauan teori, kerangka teori, kerangka konsep, dan

variabel penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisi tentang jenis dan desain penelitian, waktu dan

tempat penelitian, populasi, sample dan tehnik sampling, variabel

penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, tehnik

pengumpulan data, cara pengolahan dan analisa data, etika

penelitian, dan jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini menjelaskan tentang gambaran umum tempat

penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

8

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan

telinga (Notoatmodjo, 2007).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang tercakup dalam

kawasan kognitif mempunyai enam tingkatan yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

10

menguraikan, memdefinisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum – hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian dalam suatu

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

11

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

sebuah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi – forrmulasi yang ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.

c. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai macam cara

yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni:

1) Cara tradisional (nonilmiah)

a) Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah digunakan orang dalam waktu yang

cukup lama untuk memecahkan berbagai masalah. Bahkan

sampai sekarang pun metode ini masih sering digunakan,

terutama oleh mereka yang belum atau tidak mengetahui

suatu cara tertentu yang tepat dalam memecahkan masalah

yang dihadapi.

b) Cara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

12

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari - hari, banyak

sekali kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut

baik atau buruk. Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

otoritas baik tradisi, pemerintahan, pemimpin agama

maupun ahli ilmu pengetahuan.

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi

pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi

pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan.

e) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang

dapat menemukan teori atau kebenaran. Pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh

banyak orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks

pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma adalah suatu kebenaran yang

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

13

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut - pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara

cepat sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa

melalui proses penalaran atau berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya,

baik melalui induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan - pernyataan khusus ke pernyataan

yang bersifat umum. Hal ini berarti dalam berfikir induksi

pembuatan kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman -

pengalaman empiris yang ditangkap oleh indra.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan - pernyataan umum ke khusus. Didalam proses

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

14

berpikir deduksi berlaku bahwa sesuatu yang dianggap

benar secara umum pada kelas tertentu, berlaku juga

kebenarannya pada semua peristiwa yang terjadi pada

setiap yang termasuk dalam kelas itu. Disini terlihat proses

berpikir berdasarkan pada pengetahuan yang umum

mencapai pengetahuan yang khusus.

2) Cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini

disebut metode penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut

metodolgi penelitian research methodology.

d. Cara mendeskripsikan tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2013), untuk mengetahui tingkat

pengetahuan seseorang dapat dikategorikan menjadi 3 kategori

yaitu : baik, cukup, kurang dengan menggunakan parameter :

1) Baik: Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

2) Cukup: Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x≤ mean + 1SD

3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1SD

e. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Hendra (2008), ada 7 faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang :

1) Umur

Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

15

pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi

pada umur – umur tertentu atau menjelang uasia lanjut

kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan

akan berkurang.

2) Intelegensi

Intelegensi diartikan sebagai kemampuan untuk

belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara

mental dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar.

Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal

berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah

sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari

seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat

pengetahuan.

3) Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana

seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga

hal – hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman

yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

16

4) Sosial budaya

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu

kebudayaan dalam hubungan dengan orang lain, karena

hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh suatu pengetahuan.

5) Pendidikan

Pada umumnya semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin baik pula pengetahuannya.

6) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada

pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki

pendidikan rendah tetapi bila mendapatkan informasi yang

baik dari berbagai media misalnya TV, radio, atau surat

kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang.

7) Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah

tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan

sumber pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk

memperoleh pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk

memperoleh pengetahuan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

17

2. Masa Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra

hamil (Mochtar, 2003).

Periode pasca partum adalah masa dari kelahiran plasenta dan

selaput janin (menandakan akhir dari periode intrapartum) hingga

kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak hamil

(Varney, 2007).

b. Menurut Mochtar (2003), Periode Masa Nifas terdiri dari :

1) Puerperium Dini

Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan-jalan. Pandangan agama islam, dianggap telah bersih

dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium Intermedial

Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang

lamanya 6-8 minggu.

3) Remote Puerperium

Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

18

c. Menurut Mochtar (2003), Involusi Alat Kandungan terdiri dari :

1) Uterus

Setelah janin lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat. Setelah

uri lahir, tinggi fundus uteri 2 jari bawah pusat. Satu minggu

postpartum, tinggi fundus uteri pertengahan pusat simfisis. Dua

minggu postpartum, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba diatas

simfisis. Delapan minggu postpartum, tinggi fundus uteri sebesar

normal.

2) Bekas Implantasi Uri

Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke

kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah dua minggu menjadi

3,5 cm, pada minggu keenam 2,4 cm. Dan akhirnya pulih.

3) Luka-Luka

Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan sembuh dalam

6-7 hari.

4) Rasa Sakit

Disebut after pains, disebabkan kontraksi rahim. Biasanya

berlangsung 2-4 hari postpartum.

5) Lochea

Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas.

a) Lochea Rubra

Berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

19

verniks kaseosa, lanugo, dan mekoneum. Selama dua hari

postpartum.

b) Lochea Sanguinolenta

Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, hari ke 3-7

postpartum.

c) Lochea Serosa

Berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi. Pada hari ke

7-14 postpartum.

d) Lochea Alba

Cairan putih, setelah 2 minggu.

6) Serviks

Setelah persalianan, bentuk serviks agak menganga seperti

corong berwarna merah kehitaman. Konsistensinya lunak, kadang-

kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir,

tangan masih bisa masuk rongga rahim. Setelah dua jam dapat

dilalui oleh 2-3 jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.

7) Ligamen-Ligamen

Ligamen, fasia dan difragma pelvis yang meregang pada

waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara berangsur-angsur

menjadi ciut dan pulih kembali sehingga tidak jarang uterus jatuh

kebelakang dan menjadi retrofleksi, karena ligamentum rotundum

menjadi kendor.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

20

d. Menurut Mochtar (2003), Perawatan Pasca Persalinan antara lain :

1) Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur

terlentang selama 8 jam pasca persalinan. Kemudian boleh

miring-miring ke kanan dan ke kiri untuk mencegah terjadinya

trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke dua diperbolehkan

duduk, hari ketiga jalan-jalan dan hari ke empat atau lima sudah

diperbolehkan pulang. Mobilisasi diatas mempunyai variasi,

bergantung pada komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya

luka-luka.

2) Diet

Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori.

Sebaiknya makan-makanan yang mengandung protein, banyak

cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.

3) Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

Kadang-kadang wanita mengalami sulit kencing, karena spingter

uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi musculus

sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema

kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung

kemih penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan

kateterisasi.

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

21

4) Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan.

Bila masih sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi

berak keras dapat diberikan obat laksans per oral atau per rectal.

Jika masih belum bias dilakukan klisma.

5) Perawatan Payudara (Mammae)

Perawatan mammae telah dimulai sejak wanita hamil

supaya putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai

persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan sekali supaya ibu

menyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan

bayinya.

6) Laktasi

Bila bayi mulai disusui, isapan pada putting susu

merupakan rangsangan psikis yang secara reflektoris

mengakibatkan oksitosin dikeluarkan oleh hipofise. Produksi Air

Susu Ibu (ASI) akan lebih banyak. Sebagai efek positif adalah

involusi uteri akan lebih sempurna. Disamping ASI merupakan

bahan makanan utama bayi yang tidak ada bandingannya,

menyusukan bayi sangat baik untuk menjelmakan rasa kasih

sayang antara ibu dan anaknya.

7) Pemeriksaan Pasca Persalinan

Wanita yang bersalin secara normal, sebaiknya dianjurkan

untuk kembali 6 minggu sesudah melahirkan. Namun bagi wanita

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

22

dengan persalinan luar biasa harus kembali untuk kontrol

seminggu kemudian. Pemeriksaan pasca persalinan meliputi:

a) Pemeriksaan keadaan umum: tekanan darah, nadi, suhu

badan, selera makan, keluhan dan lain-lain.

b) Keadaan payudara dan putting susu.

c) Dinding perut, perineum, kandung kemih, rektum.

d) Sekret yang keluar (lochea, flour albus)

e) Keadaan alat-alat kandungan (cervix, uterus, adnexa)

e. Menurut Saleha (2009), Tujuan Asuhan Masa Nifas adalah :

1) Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.

2) Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan

diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi

kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

4) Memberikan pelayanan keluarga berencana.

f. Menurut Saleha (2009), Program dan Kebijakan Teknis adalah :

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk mencegah, mendeteksi

dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

1) Kunjungan Pertama (6 jam-2 hari postpartum)

Tujuan:

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

23

a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan (rujuk

bila perdarahan berlanjut).

c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota

keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri.

d) Pemberian ASI awal.

e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

f) Menjaga bayi tetap hangat dengan cara mencegah

hipotermi.

2) Kunjungan Kedua (3-7 hari postpartum)

Tujuan:

a) Memastikan invousi uterus berjalan normal (uterus

berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada

perdarahan abnormal, tidak ada bau).

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan

abnormal.

c) Memasikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.

d) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak

memperlihatkan tanda-tanda penyulit.

e) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada

bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

24

bayi sehari-hari.

3) Kunjungan Ketiga (8-28 Postparum)

Tujuan sama seperti tujuan kunjungan kedua (6 hari postpartum).

4) Kunjungan keempat (29-42 hari postpartum)

Tujuan:

a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia

atau bayi alami.

b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

3. Ibu Nifas Primipara

Ibu nifas primipara yaitu seorang wanita yang belum pernah

melahirkan bayi yang viabel untuk pertama kali. Pengetauan ibu nifas

primipara dalam merawat bayinya adalah sangat penting karena

dengan pengetahuan yang cukup, maka ibu nifas mampu melakukan

perawatan bayinya dengan benar (Wiknjosastro, 2007).

4 Perawatan Bayi

Perawatan bayi bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi dan

tetanus neonaturum pada bayi serta menurunkan angka mortalitas dan

morbilitas (Dep Kes RI, 2005). Ada beberapa factor yang diperlukan

dalam perawatan bayi adalah kasih saying, makanan yang cukup gizi,

serta lingkungan higienis (Dep Kes RI, 2005).

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

25

a. Memandikan Bayi

Memandikan bayi adalah suatu cara untuk menjaga

kebersihan, memberikan rasa segar, dan memberikan rangsangan

pada kulit (Dewi dan Sunarsih, 2011). Tujuan memandikan bayi itu

sendiri adalah membersihkan tubuh bayi, memberikan rasa nyaman

serta menghindarai terjadinya infeksi dan iritasi. Beberapa hal yang

perlu di perhatikan sebelum memandikan bayi adalah mengukur

suhu tubuh bayi, jika kurang dari 36,50

C sebaiknya hangatkan

dulu, sebelum mandi kita perlu mempersiapkan peralatan mandi

serta baju ganti, kemudian menyiapkan air hangat secukupnya

(Yunita, 2012).

Menurut Yunita (2012), langkah-langkah memandikan bayi yaitu :

1) Mempersiapkan peralatan mandi yaitu 1 ember berisi air

hangat, sabun mandi, sampo bayi, handuk bayi, kassa steril,

pakaian bayi lengkap, minyak telon, bedak dan sisir.

2) Mencuci tangan dengan sabun kemudian mengeringkan

tangan.

3) Mendekatkan semua peralatan

4) Jika bayi masih tidur bangunkan bayi dengan memberikan

rangsangan ke bayi, misalnya menepuk perlahan pada telapak

kaki.

5) Membersihkan kotoran bayi (jika ada) dengan kapas yang

sudah di basahi air atau tisu basah.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

26

6) Meletakkan bayi pada tempat yang sudah disediakan yang

sudah di beri handuk atau bedong bekas yang dipakai.

7) Membersihkan mata dengan kapas yang sudah di basahi

dengan air bersih dan hangat, dari ujung mata ke pangkal

hidung.

8) Membasuh dan membersihkan muka tanpa sabun.

9) Membersihkan tubuh bayi dengan sabun mulai dari kepala,

telinga, leher, dada, perut, lengan, punggung dan terakhir alat

kelamin dengan menggunakan waslap dan sabun.

10) Meletakkan bayi kedalam ember bayi secara pelan-pelan. Cara

memegang bayi dengan cara menyisipkan lengan bayi pada

sela-sela jari dengan kepala bayi berada pada lengan bawah

lipat siku.

11) Membilas tubuh bayi secara pelan-pelan sampai bersih.

12) Mengeringkan bayi dengan handuk sambil memperhatikan

kemungkinan adanya kelainan-kelainan.

13) Meletakkan bayi pada tempat yang sudah disiapkan

(gedong,baju, dan popok).

14) Merawat tali pusat dengan kassa steril.

15) Memakaikan popok tanpa bedak, baju serta sarung tangan dan

sarung kaki.

16) Membedong bayi dengan benar, menyisir rambutnya dan

kenakan topi pada kepala bayi.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

27

17) Meletakkan bayi di tempat yang nyaman atau bayi disusui oleh

ibunya.

18) Membereskan dan mengembalikan alat.

19) Mencuci tangan.

b. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat adalah merawat tali pusat dalam keadaan

steril, bersih, kering, agar terhindar dari infeksi tali pusat (Irawan,

2011). Tujuan perawatan tali pusat adalah mencegah masuknya spora

kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, pemakaian obat-obatan

bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga

mengakibatkan infeksi (DepKes RI, 2009). Prinsip perawatan tali pusat

ialah jangan membungkus atau mengoles tali pusat dengan ramuan,

sedangkan menggunakan alcohol atau betadin masih diperkenankan

sepanjang menyebabkan tali pusat basah atau lembab (Sodikin, 2009).

Menurut DepKes RI (2008), langkah-langkah perawatan tali pusat

antara lain :

1) Jangan membungkus punting tali pusat atau mengoleskan cairan /

bahan apapun ke punting tali pusat.

2) Lipat popok dibawah punting tali pusat.

3) Jika punting tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air hangat

dan segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain

bersih.

4) Bungkus tali pusat kembali dengan kassa steril.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

28

5) Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan ke petugas dan

fasilitas kesehatan, jika tali pusat berdarah, menjadi merah, bernanah

dan berbau.

c. Kebersihan Popok

Hal-hal yang diperhatikan dalam mengganti popok yaitu

popok bersih serta salep jika bayi mengalami ruam popok (Juwono,

2004).

Menurut Maharani (2009), langkah-langkah mengganti popok yaitu :

1) Menggulung pakaian atas agar tidak kotor.

2) Jika bayi menggunakan popok kain, lepaskan popok kain dengan

perlahan, dan jika bayi menggunakan popok sekali pakai, langsung

lepaskan perekatnya pada sisi kanan dan kiri bayi.

3) Memegang pergelangan kaki bayi dengan satu tanggan dan angkat

pantatnya, lipat popok yang kotor (bagian yang kotor didalam).

4) Membersihkan pantat bayi dengan air hangat dan kapas atau kassa

atau dengan tisu basah.

5) Untuk bayi perempuan, bersihkan pantat bayi dari depan ke

belakang supaya kuman tidak masuk ke dalam saluran kencing

bayi.

6) Memasang popok bersih dan kencangkan perekat atau pasang

pengikatnya dengan benar.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

29

d. Merawat Kuku

Kuku bayi harus senantiasa dijaga kebersihanya karena kuku

bayi lembab sehingga kuman dan jamur akan bersarang dalam kuku

bayi (Juwono,2004).

Menurut Yuanita (2012), langkah-langkah dalam memotong kuku

yaitu :

1) Mempersiapkan alat-alat : gunting khusus bayi, alcohol, kapas,

air hangat.

2) Sebelum gunting kuku digunakan, sebaiknya di bersihkan

terlebih dahulun dengan alcohol 70%.

3) Memegang salah satu telapak tangan bayi dengan tangan kiri,

kemudian lebarkan jarak jari-jari tangan bayi.

4) Menggunting kuku bayi dengan tangan kanan secara perlahan dan

hati-hati.

5) Membersihkan kotoran yang ada dibalik kuku dengan

menggunakan kapas yang sudah dibasahi dengan air hangat.

6) Jangan terlalu sering menggunting kuku bayi, karena akan

mempermudah terjadinya kerusakan kulit disekitar kuku.

7) Jika saat memotong kuku bayi terjadi luka pada jari dan kuku

bayi, bersihkan daerah dengan kapan dan berikan obat antiseptik.

e. Merawat Kulit

Kulit bayi sangat rentan terhadap gangguan kulit hal ini

disebabkan karena sensitifnya kulit bayi. Untuk itu diperlukan adanya

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

30

perawatan yang cermat terhadap kulit bayi. Ketidak cermatan dalam

perawatan kulit bayi dapat menyebabkan berbagai gangguan terhadap

kulit bayi yang disebabkan oleh biang keringat atau ruam popok. Bayi

baru lahir sangat rentan terhadap intisari dari bahan kimia yang ada

dalam pakaian baru, dari sisa sabun atau deterjen yang menempel

pada pakaian yang sudah dicuci (Juwono, 2004).

Menurut Yunita (2012), langkah-langkah merawat kulit bayi yaitu :

1) Membiasakan bayi mandi secara teratur sebaiknya dua kali sehari

sekali menggunakan sabun khusus untuk bayi.

2) Setelah bayi selesai mandi, keringkan dengan handuk bayi yang

lembut dan pastikan bahwa daerah yang tertutup maupun lipatan

benar-benar kering.

3) Menggunakan pakaian bayi yang berbahan katun karena katun bersifat

ramah kulit, memiliki pori-pori dan menyerap kelambaban.

4) Setiap bayi berkeringat usap daerah yang berkeringat dengan kain atau

tisu basah dan lembut,kemudian keringkan dengan kain bersih dan

menaburkan bedak bayi yang lembut secara tipis pada kulit bayi.

5) Gunakan bedak dan minyak telon setelah mandi keseluruh tubuh bayi

untuk menjaga kulit bayi dari iritasi.

6) Sebaiknya bayi diletakkan dalam ruang yang memiliki ventilasi yang

cukup untuk pertukaran udara.

7) Jangan memaksa bayi memakai popok terlalu lama, segera mengganti

popok jika sudah basah dan penuh.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

31

f. Pemberian ASI

Pemberian ASI pada bayi sebaiknya tidak dijadwalkan waktunya,

berikan sesuai kebutuhan bayi. Diusahakan memberikan ASI eksklusif

pada bayi sampai dengan usia 6 bulan (Vivian, 2012). ASI eksklusif

adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa

tambahan cairan ataupun makanan lain (Dewu dan Sunarsih, 2011).

Manfaat ASI ada berbagai macam antara lain : sebagai nutrisi, sebagai

daya tahan tubuh, meningkatkan kecerdasan, meningkatkan jalinan kasih

saying, menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi

lebih baik (Dewu dan Sunarsih, 2011).

Menurut Varney (2007), beberapa posisi menyendawakan bayi

yang benar ialah menggendong bayi di bahu dan duduk dipangkuan.

Menggendong bayi di bahu ialah bayi di gendong dibahu dengan posisi

tegak, kemudian menggosok atau menepuk punggung bayi dengan

lembut sampai bayi bersendawa. Jika perlu meletakkan selembar kain

dibahu untuk menjaga pakaian agar tidak kotor. Sedangkan dengan

duduk dipangkuan caranya dudukkan bayi dipangkuan dan sedikit

dicondongkan kedepan kemudian menggosok dan menepuk punggung

bayi dengan lembut sampai bersendawa. Jangan lupa menopang kepala

bayi dengan tangan karna lehernya masih lemah.

g. Menjaga Kehangatan Bayi

Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh bayi dapat

dilakukan dengan cara melakukan kontak kulit, cara ini digunakan untuk

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

32

semua bayi. Tempelkan kulit bayi langsung pada permukaan kulit ibu

misalnya dengan merangkul, menggendong atau pada saat menyusui.

Letakkan bayi jangan dekat dengan jendela, kipas angin serta jika

popoknya basah segera mengganti popok (Karyuni dan Meilya, 2003).

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Modifikasi Notoatmodjo (2007), Anggraini dan Martini (2012), Saifuddin (2010)

Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Perawatan Bayi

Perawatan Bayi :

a. Memandikan Bayi

b. Perawatan Tali Pusat

c. Kebersihan Popok

d. Merawat Kuku

e. Merawat Kulit

f. Pemberian ASI

g. Menjaga Kehangatan

Bayi

Faktor Yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial budaya

5. Pendidikan

6. Informasi

7. pengalaman

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

33

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Baik

Cukup

Kurang

Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas Primipara Tentang

Perawatan Bayi

Faktor Yang

Mempengaruhi

Pengetahuan :

1. Umur

2. Intelegensi

3. Lingkungan

4. Sosial budaya

5. Pendidikan

6. Informasi

7. pengalaman

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian yang

akan digunakan yaitu penelitian deskriptif kuantitatif. Deskriptif yaitu metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek apa

adanya. Penelitian ini sering disebut penelitian non-ekperimen karena peneliti

tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian.

Kuantitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan

dianalisis dengan teknik statistik (Sangadji dan Sopiah, 2010).

B. Lokasi dan waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian menjelaskan tempat atau lokasi dilakukan

penelitian tersebut. Lokasi penelitian sekaligus membatasi ruang lingkup

penelitian tersebut, misalnya apakah ditingkat provinsi, kabupaten,

kecamatan, atau tingkat institusi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Lokasi

penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rentang waktu yang digunakan

terlaksananya penelitian (Notoatmodjo, 2010).

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

35

Penelitian ini telah dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan pada tanggal 1-28 Maret 2014.

C. Populasi, Sampel dan Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Menurut Notoatmodjo (2010), populasi penelitian adalah

keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti. Populasi yang

akan digunakan dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang

ada di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap

bulannya 40 ibu nifas primipara.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo,

2010). Menurut Arikunto (2010), apabila jumlah populasi atau

subjeknya besar, maka diambil 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih

tergantung pada kemampuan peneliti. Jika populasi kecil (<100) maka

semua anggota populasi menjadi sampel. Sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah ibu nifas primipara yang ada di Puskesmas

Ngaringan Kabupaten Grobogan data rata-rata setiap bulannya 40 ibu

nifas primipara.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi. Cara cara yang di tempuh dalam mengambil

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

36

sample yang benar- benar sesuai dengan keseluruhan objek penelitian

(Nursalam, 2009). Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu Sampling Jenuh yaitu dengan mengambil

semua anggota populasi menjadi sampel (Sangadji dan Sopiah, 2010).

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007).

Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi.

E. Definisi operasional

Definisi operasional adalah definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variabel – variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

37

Tabel 3.1. Definisi operasional Variabel Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi D I Puskesmas

Ngaringan Kabupaten Grobogan Tahun 2014

Variabel Pengertian Alat ukur Kategori Skala

Tingkat

pengetahu

an ibu

nifas

primipara

tentang

perawatan

bayi

Kemampuan ibu

untuk menjawab

kuesioner

tentang

perawatan bayi :

Memandikan

Bayi, Perawatan

Tali Pusat,

Kebersihan

Popok,

Merawat Kuku,

Merawat Kulit,

Pemberian ASI,

Menjaga

Kehangatan

Bayi

Kuesioner a. Baik, bila (x) >

mean +1SD

b. Cukup, bila

mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

c. Kurang, bila x <

mean -1SD

(Riwidikdo,2013)

Ordinal

F. Intrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2010). Instrumen penelitian yang akan

digunakan dalam penelitian ini kuesioner yaitu sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden

dalam arti laporan tentang pribadi atau hal – hal yang responden ketahui

(Sangadji dan Sopiah, 2010) .

Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi, kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu

sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

38

Jawaban yang tersedia dalam kuesioner ada 2 pilihan jawaban yaitu benar

dan salah. Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu pernyataan yang

jawabannya benar, jika responden menjawab benar maka skornya 1, jika

responden menjawab salah maka diberi skor 0. Dan pernyataan negatif

(unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden

menjawab benar maka skornya 0, jika menjawab salah maka skornya 1.

Pengisian kuisioner dengan memberi tanda √ pada jawaban yang dianggap

benar (Hidayat, 2007).

Tabel.3.2 Kisi – kisi Kuisioner Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara

Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan Tahun 2014

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

item

Favorable

(+)

Unfavorable

(-)

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

primipara

tentang

perawatan

bayi

a. Memandikan

Bayi

b. Perawatan Tali

Pusat

c. Kebersihan Popok

d. Merawat Kuku

e. Merawat Kulit

f. Pemberian ASI

g. Menjaga

Kehangatan Bayi

1,2,3,5*

7,8,9,10*,11*

14,15,16,18

19,20,21

24,25,26,27

29,30,32*,34

35,36,37*,38,

39

4,6

12,13

17

22,23

28

31,33

40

6

7

5

5

5

6

6

Jumlah item 29 11 40

Keterangan : * pernyataan yang tidak valid.

berkualitas, maka terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan

reliabilitas terhadap karakteristik sejenis diluar lokasi penelitian yaitu di

Puskesmas Wirosari 1 Kabupaten Grobogan

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

39

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar – benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah

kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak

kita ukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skors (nilai)

tiap – tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner tersebut

(Notoatmodjo, 2010). Dilaksanakan di Puskesmas Wirosari 1

Grobogan dengan jumlah 30 ibu nifas primipara dan menggunakan 40

item pernyataan.

Instrumen di katakan valid jika nilai Rhitung > Rtabel (0,361)

(Ghozali, 2009). Penghitungan dapat dilakukan dengan rumus korelasi

pearson product moment (Riwidikdo, 2013). Rumus pearson product

moment adalah :

Keterangan :

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien skorelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Hasil uji validitas korelasi item* total dengan person product moment

diperoleh hasil r hitung P5 =-0,098, P10=-199, P11=0,241, P32=-0,230,

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

40

P37=0,096. Karena niali r hitung (P5, P10, P11, P32, dan P37) < r tabel (r

tabel n3 =0,361) maka dapat di artikan bahwa soal P5, P10, P11, P32, dan

P37 tidak valid. Pertanyaan P5, P10, P11, P32, dan P37 yang tidak valid

dihapus dari instumen penelitian karena sudah terwakili pada pertanyaan

sebelumnya.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini

berarti menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten

atau tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur sama.

Perhitungan reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan –

pertanyaan yang sudah memiliki validitas. Dengan demikian harus

menghitung validitas terlebih dahulu sebelum menghitung reliabilitas

(Notoatmodjo, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti akan

menggunakan rumus Alpha chronbach adalah sebagai berikut:

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 : Reliabilitas Instrument

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

41

2 : Jumlah varian butir

t2

: Varians total

Kuasioner atau angket dikatakan reliabilitas jika memiliki nilai alpha

chronbach minimal 0,7 (Riwidikdo,2010).

Hasil uji reliabilitas di peroleh nilai Alpha 0,752, karena niali Alfa >

0,6 maka dapat diartikan semua pertanyaan pada kuisioner telah

reliable / konsisten.

G. Teknik pengumpulan data

Cara pengumpulan data akan dilakukan dengan cara memberikan

lembar pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket

pada ibu nifas primipara di Puskesmas Ngaringan Kabupaten Grobogan.

Data yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2, yaitu :

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek /

objek penelitian oleh peneliti (Riwidikdo, 2013).

Data primer dalam penelitian yang akan dilakukan diperoleh dari

jawaban atas pertanyan yang sudah disediakan melalui pengisian

kuesioner oleh responden tentang perawatan bayi yang baik dan benar.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang di dapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2013).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

42

Data sekunder dalam penelitian yang akan dilakukan di Puskesmas

Ngaringan Kabupaten Grobogan yang dapat menunjang pelaksanaan

penelitian ini, berupa data jumlah ibu nifas primipara di Puskesmas

Ngaringan Kabupaten Grobogan pada tahun 2014.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan

selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010),

proses pengolahan data terdiri dari 4 tahap:

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau

dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih

dahulu. Apabila ternyata masih ada data atau informasi yang tidak

lengkap, dan tidak mungkin dilakukan wawancara ulang, maka

kuesioner tersebut dikeluarkan (drop out).

b. Coding Sheet (Lembaran Kode)

Setelah semua kuesioner telah diedit atau disunting

selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding yaitu mengubah

data berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing

responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

43

kedalam program atau software computer.

d. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel – tabel data, sesuai dengan

tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

e. Cleaning (Pembersihan Data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses

ini disebut pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis data

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian adalah

Analisis Univariat yaitu menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil

tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan

presentase dari variabel (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Riwidikdo (2013), hasil untuk mengetahui tingkat

pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi, ditunjukan

dengan rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut :

1) Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

2) Cukup : Bila nilai responden mean – 1SD ≤ x ≤ mean + 1SD

3) Kurang: Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Untuk memperoleh nilai rata – rata (mean) dengan rumus

menurut Riwidikdo (2013), yaitu:

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

44

=

Keterangan :

: Nilai rata – rata

: Jumlah seluruh data

n : Banyaknya data

Untuk mencari simpangan baku dengan rumus menurut

Riwidikdo (2013), yaitu :

SD:1

)(1

2

1

-

-å=

n

xxn

i

Keterangan :

SD : Simpangan baku

xi : Nilai dari data

: Nilai rata – rata

n : Banyaknya data

Untuk memperoleh prosentase menurut Riwidikdo (2010),

yaitu sebagai berikut:

Skor prosentase = x 100%

I. Etika Penelitian (Landasan Hukum)

Etika penelitian atau pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi :

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Pemberian informed consent ini bertujuan agar responden

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

45

mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya.

Jika responden bersedia, maka harus menandatangani lembar

persetujuan dan jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati keputusan tersebut.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Bentuk penulisan kuesioner dengan tidak perlu mencantumkan

nama pada lembar pengumpulan data, hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah dari mulai menyusun

proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut. Biasanya

jadwal kegiatan disusun dalam suatu “gant‘s chart” (Notoatmodjo, 2010).

Jadwal penelitian terlampir.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM

Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan. Secara umum jenis pelayanan kesehatan ada rawat inap dan

rawat jalan, yang meliputi loket pendaftaran, ruang pemeriksaan, apotek,

KIA, KB, laboratorium, ruang tata usaha, pelayanan Gigi, imunisasi, mata,

UGD, dan penyakit umum.

Fasilitas yang mendukung pelayanan rawat inap khususnya

persalinan sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 2 tempat

tidur, 1 ruang periksa, dan 1 ruang nifas dengan 2 tempat tidur, dan

perawatan nifas di Puskesmas Ngaringan berlangsung 3 hari setelah itu ibu

di perbolehkan pulang jika kondisinya baik.

Puskesmas Ngaringan terletak di Desa Tanjung Harjo, Kecamatan

Ngaringan, Kabupaten Grobogan dengan batas wilayah sebelah barat

adalah Kecamatan Wirosari, timur dan utara adalah Kabupaten Blora, serta

sebelah selatan adalah Kecamatan Kradenan.

B. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngarigan Kabupaten

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

47

Grobogan Tahun 2014”. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan

Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 16 - 18 15 37,5

2 19 - 21 15 37,5

3 22 - 25 10 25

Total 40 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas karakteristik responden berdasarkan

umur 16-18 tahun sebanyak 15 responden (37,5%), umur 19-21 tahun

sebanyak 15 responden (37,5%), dan umur 22-25 tahun sebanyak 10

responden (25%). Mayoritas umur responden yaitu 16-21 tahun.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan

Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase (%)

1 SD 17 42,5

2 SMP 16 40

3 SMA 7 17,5

Total 40 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas karakteristik responden berdasarkan

pendidikan yaitu tingkat pendidikan SD sebanyak 17 responden (42,5%),

tingkat pendidikan SMP sebanyak 16 responden (40%), dan tingkat

pendidikan SMA sebanyak 7 responden (17,5%). Mayoritas tingkat

pendidikan responden yaitu SD dengan 17 responden (42,5%).

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

48

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi DI Puskesmas Ngaringan

Kabupaten Grobogan Tahun 2014 Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Buruh 8 20

2 Industri 4 10

3 Pedagang 8 20

4 IRT 20 50

Total 40 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas karakteristik responden berdasarkan

pekerjaan yaitu bekerja sebagai buruh sebanyak 8 responden (20%),

bekerja di industri sebanyak 4 responden (10%), bekerja sebagai pedagang

sebanyak 8 responden (20%), dan bekerja sebagai ibu rumah tangga

sebanyak 20 responden (50%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Primipara

Tentang Perawatan Bayi di Puskesmas Ngaringan Kabupaten

Grobogan Tahun 2014

No Tingkat Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)

1 Baik 10 25

2 Cukup 14 35

3 Kurang 16 40

Total 40 100

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan

pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14

responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).

Jadi tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

Puskesmas Ngaringan Grobogan sebagian besar berpengetahuan kurang

yaitu sebanyak 16 responden (40%).

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

49

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang

perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan dapat dikategorikan

pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%), pengetahuan cukup 14

responden (35%), dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan (knowledge) adalah

hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga.

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan ibu nifas

primipara tentang perawatan bayi di Puskesmas Ngaringan Grobogan

dapat di kategorikan pengetahuan baik sebanyak 10 responden (25%)

sebagian besar responden mengenyam pendidikan di bangku SMA serta

berusia antara 22-25 tahun, pengetahuan cukup 14 responden (35%)

responden mengenyam pendidikan di bangku SD dan SMP serta jarang

yang melanjutkan sampai bangku SMA sebagian besar berusia antara 19-

21 tahun dan mempunyai pekerjaan sebagai pedagang dan ibu rumah

tangga saja, dan pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (40%)

responden mayoritas hanya mengenyam pendidikan SD serta masih jarang

yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku SMP ataupun SMA

mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka hanya mampu

bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja. Dalam hal ini

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

50

pengetahuan responden di pengaruhi oleh umur, informasi, pendidikan,

pekerjaan, lingkungan dan pengalaman.

Menurut Notoatmodjo (2010), bahwa pengetahuan seseorang di

pengaruhi oleh umur. Bertambahnya umur seseorang dpat berpengaruh

pada pertambahan pengetahuan yang diperoleh, akan tetapi pada umur –

umur tertentu atau menjelang uasia lanjut kemampuan penerimaan atau

mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. Dalam penelitian ini

sebagian besar responden berusia 16-25 tahun.

Menurut Notoatmodjo (2010), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain ingkungan. Lingkungan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat

mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung

pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam

penelitian ini mayoritas masyarakatnya menganggap bahwa wanita tidak

perlu berpendidikan tinggi.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan di pengaruhi oleh

pendidikan. Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin

baik pula pengetahuannya. Dalam penelitian ini sebagian besar responden

mengenyam pendidikan SD, SMP dan hanya beberapa yang mengenyam

pendidikan SMA.

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan seseorang di pengaruhi

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

51

oleh informasi. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan

seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan rendah tetapi bila

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio,

atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang. Dalam penelitian ini mayoritas responden belum pernah

mendapatkan penyuluhan tentang bagaimana cara merawat bayi.

Menurut Notoatmodjo (2010), lingkungan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan

memberikan pengaruh pertama bagi seseorang dimana seseorang dapat

mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang buruk tergantung

pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh

pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. Dalam

penelitian ini lingkungan setempat tidak mempunyai kebiasaan membaca

buku tentang perawatan bayi.

Menurut Notoatmodjo (2010) pengetahuan seseorang dapat di

pengaruhi oleh pengalaman. Pengalaman merupakan guru yang terbaik.

Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber

pengetahuan, atau pengetahuan itu suatu cara untuk memperoleh

pengetahuan. Oleh sebab itu, pengalaman pribadi pun dapat digunakan

sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Dalam penelitian ini

responden yang di teliti adalah ibu yang baru pertama kalinya melahirkan

bayi hidup atau anak pertama.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

52

Dari hasil pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa mayoritas

Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

puskesmas Ngaringan Grobogan dapat di kategorikan berpengetahuan

kurang dengan jumlah responden sebanyak 16. Pengaruh pengetahuan

kurang pada responden adalah mayoritas hanya mengenyam pendidikan

SD serta masih jarang yang melanjutkan pendidikan sampai ke bangku

SMP ataupun SMA mereka berusia rata- rata 16-18 tahun sehingga mereka

hanya mampu bekerja sebagai buruh dan bahkan ada yang tidak bekerja.

D. KETERBATASAN PENELITIAN.

1. Kendala Penelitian

a. Pelaksanaan penelitian ibu nifas pada bulan Maret, tempatnya

berjauhan, letak geografisnya pegunungan, sarana transportasi

terbatas, tidak bisa di lewati kendaraan sehingga harus melewati

jalur lain seperti persawahan atau sungai, kondisi psikologis

responden,

b. Banyak responden yang bertanya kepada peneliti tentang maksud

dan isi kuesioner tentang perawatan bayi sehingga peneliti harus

menjelaskan kembali meskipun peneliti sudah menjelaskan

sebelum responden mengisi jawaban kuesioner.

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

53

2. Keterbatasan penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu hanya

meneliti tingkat pengetahuan saja sehingga kurang mendalam

dalam mengetahui pengetahuan responden.

b. Kuasioner dalam penelitian ini adalah kuasioner tertutup sehingga

tidak melakukan wawancara mendalam dengan responden, selain

itu dengan kuasioner tertutup yang hanya tinggal menjawab benar

atau salah dapat membuat responden memilih asal-asalan.

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

54

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Primipara Tentang Perawatan Bayi Di Puskesmas Ngaringan Kabupatern

Grobogan Pada Tahun 2014”. Kesimpuan dari hasil penelitian ini yaitu :

1. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan baik sebanyak 10

responden (25%).

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan cukup sebanyak 14

responden (35%).

3. Tingkat pengetahuan ibu nifas primipara tentang perawatan bayi di

puskesmas Ngaringan Grobogan pengetahuan kurang sebanyak 16

responden (40%).

B. SARAN

1. Bagi Responden

Diharapkan perlu adanya keaktifan dari ibu-ibu untuk mengikuti

penyuluhan kesehatan khususnya ibu nifas primipara yang mempunyai

bayi sehingga dengan pengetahuan yang baik diharapkan akan

merubah perilaku kunjungan ibu ke puskesmas.

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

55

2. Bagi Petugas Kesehatan

Bagi petugas kesehatan khususnya bidan dan perawat diharapkan

mencari waktu yang tepat dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan

tentang pentingnya perawatan bayi di daerah setempat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Di harapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor lain

dan variable-variabel yang berhubungan dengan perawatan bayi seiring

dengan bertambahnya pengetahuan.

4. Bagi Institusi Pendidikan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Di harapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi

penelitian khususnya tentang perawatan bayi sehingga dapat untuk

memperluas pengetahuan mahasiswa dalam penelitian serupa.

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka

Cipta.

APN. 2010. Asuhan Persalinan Normal. From: Error! Hyperlink reference not

valid.diakses 2 September 2013

Karyuni dan Meilya. 2003. Cara Perawatan Tali Pusat. From: Error! Hyperlink

reference not valid. Diakses 5 September 2013

Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.

Juwono. 2004. Panduan Terpenting Merawat Bayi dan Balita. Yogyakarta :

Moncer Publisher.

Dewu dan Sunarsih. 2011. Masalah Perawatan Pada Bayi Prematur. Pelatihan

Perawatan Neonatologi.

Depkes RI. 2005. Gerakan Partipasif Penyelamatan Ibu Hamil, Menyusui dan

Bayi. Jakarta : Depkes RI.

Faisal. 2008. Perdarahan Pasca Persalinan. http://www.scribd.com/ doc/8649214

. diakses pada tanggal 8 September 2013

Anggraini dan Martini. 2012. Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta:

Salemba Medika.

Saifudin. 2010. Perawatan Ibu Pasca Melahirkan. Jakarta: Puspa Swara.

Kemenkes. 2012. Survei Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.

Mochtar. 2003. Sinopsis Obstetry Jilid I. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS PRIMIPARA TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/15/01-gdl... · 2018-12-28 · KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Riwidikdo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Damanik. 2004. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.

Bobak . 2005. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo.

Hendra. 2008. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.

Rumpiati. 2004. Hubungan antara teknik menyusui dengan keberhasilan laktasi

pada ibu nifas primipara di wilayah puskesmas Kaibon kabupaten Madiun.

Jurnal penelitian kesehatan suara Forikes volume III Nomor 1, Januari

2012 From: http://suaraforikes.webs.com/volume3%20nomor1.pdf. Diakses

16 Juni 2013.

Saifuddin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta. YBPSP.

Saleha. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Siti Fatimah. 2009. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Postpartum

Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bugenvile RSUD Tugurejo Semarang.

From: http://eprints.undip.ac.id/10729/1/ARTIKEL.pdf diakses 16 Juni

2013.

Yuanita. 2009. Panduan Mempersiapkan Kehamilan dan Kelahiran untuk Calon

Ibu dan Ayah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Maharani . 2009. Keperawatan Ibu dan Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.

Yunita. 2012. Panduan Perawatan Bayi. Jakarta: Rineka Cipta.

Varney. 2007. Buku Saku Bidan. Jakarta: EGC.