TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG...

82
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2013 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: ENGGARI KURNIA NINGRUM NIM: B10 018 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6

TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN

ARANG BOYOLALI

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

ENGGARI KURNIA NINGRUM

NIM: B10 018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6

TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN

ARANG BOYOLALI

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

ENGGARI KURNIA NINGRUM

NIM: B10 018

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2013

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6

TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN

ARANG BOYOLALI

TAHUN 2013

Diajukan Oleh:

ENGGARI KURNIA NINGRUM

NIM B10 018

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal 16 Mei 2013

Pembimbing

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK. 200582015

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6

TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN

ARANG BOYOLALI

TAHUN 2013

Karya Tulis Ilmiah

Disusun Oleh:

ENGGARI KURNIA NINGRUM

NIM B10 018

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program D III Kebidanan

Pada Tanggal 18 Juli 2013

PENGUJI I PENGUJI II

(HUTARI PUJI ASTUTI, S.SiT., M.Kes) (DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK. 200580012 NIK. 200582015

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Mengetahui,

Ka. Prodi DIII Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT)

NIK. 200582015

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul: “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 1-6

Tentang Senam Nifas Di RSUD Pandan Arang Boyolali Tahun 2013”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta dan Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

3. dr. Endang Widayati, selaku Direktur RSUD Pandan Arang Boyolali, yang

telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

4. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

5. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 15 Mei 2013

Penulis

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2013

Enggari Kurnia Ningrum

B10 018

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6

TENTANG SENAM NIFAS DI RSUD PANDAN

ARANG BOYOLALI TAHUN 2013

xvi + 63 halaman + 23 lampiran + 5 tabel + 14 gambar

ABSTRAK

Latar belakang: Senam nifas ini mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu

setelah melahirkan. Sebagian ibu sangat mengharapkan dapat mengembalikan

penampilannya seperti semula. Senam ini berguna untuk mengembalikan kondisi

kesehatan dan memperbaiki regangan otot-otot setelah kehamilan. Berdasarkan

studi pendahuluan di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tanggal 5 November

2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan hasil bahwa tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyoali masih

kurang.

Tujuan: Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang

senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali.

Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Lokasi

penelitian di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tanggal 11 Maret – 1 April

2013. Populasi dalam penelitian ini adalah 160 ibu nifas hari ke 1-6. Jumlah

sampel yang diambil sebanyak 40 ibu nifas hari ke 1-6, dengan teknik

pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Alat pengumpul data

yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diuji validitas dan

reliabilitasnya, sedangkan untuk analisa data dilakukan dengan komputerisasi

menggunakan program SPSS.

Hasil penelitian: Dari pengolahan data didapatkan hasil penelitian menunjukkan

pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas adalah baik sebanyak 8

responden (20%), cukup sebanyak 26 responden(65%), dan kurang sebanyak 6

responden (15%).

Kesimpulan: Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa

pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang

Boyolali sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 26 responden

(65%) dari 40 responden. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh umur dan

informasi.

Kata kunci : Pengetahuan, Nifas, Senam Nifas

Kepustakaan : 21 literatur (2006 s/d 2012)

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

vii

MOTTO

· Mungkin hasil yang paling berharga dalam pendidikan adalah kemampuan

kita untuk mengajarkan hal-hal yang harus kita kerjakan, tidak peduli kita

suka atau tidak pekerjaan tersebut (Thomas Henry Hexluy).

· Jika kamu mengalami kegagalan janganlah berputus asa, tetapi gunakanlah

pengalaman tersebut untuk menyalakan api semangat juangmu (Gufron Naba).

· Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua (Aristoteles).

· Keberhasilan tidak datang secara tiba-tiba, tetapi karena usaha dan kerja keras.

· Berusahalah jangan sampai terlengah walau sedetik saja, karena atas

kelengahan kita tak akan bisa dikembalikan seperti semula.

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan

untuk:

· Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

· Bapak dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa, semangat, dukungan,

kasih sayang dan perhatiannya kepadaku.

· Nenekku tercinta dan keluarga besarku yang selalu memberikan doa dan

semangatnya kepadaku.

· Sahabat-sahabatku tercinta Dyah, Riski, dan Inang yang selalu memberikan

dukungan dan semangat bahwa aku bisa melewati segala sesuatu dengan baik

dan tepat pada waktunya.

· Teman-teman STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2010 yang telah

bersama-sama merasakan suka duka dalam meraih impian dan cita-cita.

· Almamater tercinta Program Studi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

ix

CURICULUM VITAE

Nama : Enggari Kurnia Ningrum

Tempat/tanggal lahir : Sukoharjo, 2 Agustus 1991

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Perum Kopassus RT 4 / RW 3 Wirogunan Kartasura

Riwayat pendidikan :

1. SD Negeri Pucangan IV Kartasura LULUS Tahun 2003

2. SMP Negeri 3 Kartasura LULUS Tahun 2006

3. SMA Negeri 2 Sukoharjo LULUS Tahun 2009

4. Program Satu Tahun Bina Sarana Informatika

Solo Jurusan Akuntansi Komputer LULUS Tahun 2010

5. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta Angkatan Tahun 2010

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL…………………………………………………. i

HALAMAN PERSETUJUAN……………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………... iii

KATA PENGANTAR………………………………………………... iv

ABSTRAK……………………………………………………………. vi

MOTTO……………………………………………………………….. vii

PERSEMBAHAN…………………………………............................. viii

CURICULUM VITAE……………………………………………….. ix

DAFTAR ISI………………………………………………………….. x

DAFTAR TABEL…………………………………………………….. xiii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………. xiv

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………...... 1

B. Perumusan Masalah……………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian…………………………….................. 3

D. Manfaat Penelitian………………………………............ 4

E. Keaslian Penelitian………………………………............ 5

F. Sistematika Penulisan……………………………........... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori………………………………………….... 8

1. Pengetahuan…………………………………………. 8

a. Pengertian pengetahuan………………………….. 8

b. Tingkat pengetahuan…………………………….. 8

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan… 10

d. Cara memperoleh pengetahuan………………….. 12

e. Kriteria tingkat pengetahuan…………………….. 15

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xi

2. Nifas…………………………………………………. 15

a. Pengertian………………………………………... 15

b. Tahapan masa nifas……………………………… 16

c. Kunjungan masa nifas…………………………… 16

d. Perubahan fisiologis masa nifas…………………. 18

e. Perubahan psikologis pada masa nifas…………... 23

f. Kebutuhan dasar ibu masa nifas…………………. 24

3. Senam nifas………………………………………….. 27

a. Pengertian………………………………………... 27

b. Tujuan senam nifas………………………………. 28

c. Manfaat senam nifas……………………………... 29

d. Macam-macam senam nifas……………………... 29

B. Kerangka Teori………………………………………….. 42

C. Kerangka Konsep…………………………….................. 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian…………………………. 44

B. Lokasi dan Waktu Penelitian…………………................. 44

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel……. 45

D. Instrumen Penelitian…………………………………….. 47

E. Teknik Pengumpulan Data………………………............ 50

F. Variabel Penelitian………………………………………. 51

G. Definisi Operasional…………………………………….. 51

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data………………….. 52

I. Etika Penelitian………………………………………….. 55

J. Jadwal Kegiatan…………………………………………. 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………….. 57

B. Hasil Penelitian………………………………………….. 57

C. Pembahasan……………………………………………… 58

D. Keterbatasan…………………………………………….. 60

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………. 62

B. Saran……………………………………………………... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2,1 Kunjungan masa nifas…………………………………........ 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner………………………………………...... 48

Tabel 3.2 Definisi operasional penelitian……………………………... 52

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi………………………………..... 57

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 1-6 Tentang

Senam Nifas Di RSUD Pandan Arang Boyolali…………… 58

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Senam kaki……………………………………………..... 30

Gambar 2.2 Senam tranversus………………………………………… 32

Gambar 2.3 Senam mengangkat panggul…………………………….. 34

Gambar 2.4 Senam stabilitas batang tubuh………………………….... 35

Gambar 2.5 Senam stabilitas batang tubuh-menaikkan lutut……….... 36

Gambar 2.6 Abduksi paha dalam posisi miring………………………. 36

Gambar 2.7 Memutar lutut ke arah luar sambil mempertahankan tetap

diam……………………………………………………... 37

Gambar 2.8 Mengencangkan satu kaki sambil mempertahankan

panggul dan punggung diam…………………………….. 38

Gambar 2.9 Posisi miring yang nyaman……………………………… 39

Gambar 2.10 Berbaring telungkup dengan bantal di bawah pinggang… 39

Gambar 2.11 Posisi penyokongan ketika batuk, pada pasca-seksio

sesaria……………………………………………………. 40

Gambar 2.12 Dua senam yang tidak boleh dilakukan…………………. 41

Gambar 2.13 Kerangka teori………………………………………….... 42

Gambar 2.14 Kerangka konsep………………………………………… 43

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 2 Surat Ijin Studi Pendahuluan Kepada Kesbangpol

Lampiran 3 Surat Ijin Studi Pendahuluan Kepada RSUD Pandan Arang

Boyolali

Lampiran 4 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari Kesbangpol

Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Dari RSUD Pandan Arang

Boyolali

Lampiran 6 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Kepada RSUD Sukoharjo

Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabiltas Dari Bappeda

Lampiran 8 Surat Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Dari RSUD Sukoharjo

Lampiran 9 Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada RSUD Pandan Arang

Boyolali

Lampiran 10 Surat Balasan Ijin Penelitian Dari RSUD Pandan Arang Boyolali

Lampiran 11 Surat Permohonan Responden

Lampiran 12 Lembar Persetujuan Responden

Lampiran 13 Kuesioner Penelitian

Lampiran 14 Kunci Jawanan Kuesioner Penelitian

Lampiran 15 Tabulasi Data Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 16 Hasil Uji Validitas

Lampiran 17 Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 18 Tabulasi Data Hasil Penelitian

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

xvi

Lampiran 19 Perhitungan Mean dan Standar Deviasi

Lampiran 20 Perhitungan Skor Prosentase

Lampiran 21 Tabel nilai r Product Moment

Lampiran 22 Lembar Konsultasi Proposal Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 23 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) mengacu pada jumlah kematian ibu yang

terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Laporan Survei

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) terakhir memperkirakan Angka

Kematian Ibu adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007.

Bahkan WHO, UNICEF, UNFPA dan World Bank memperkirakan angka

kematian ibu yang lebih tinggi, yaitu 420 per 100.000 kelahiran hidup

(Prasetyawati, 2012 : 3). Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia

sebesar 90% terjadi pada saat persalinan dan segera setelah persalinan.

Penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%)

dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah Kurang

Energi Kronik (KEK) pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan

(40%) (Prasetyawati, 2012 : 21).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika

alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas

berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara

keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan (Anggraini, 2010 : 1). Selama

masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,

baik secara fisik maupun psikologis. Sebenarnya sebagian besar bersifat

fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

2

kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis

(Sulistyawati, 2009 : 1).

Pada umumnya, wanita yang setelah melahirkan seringkali mengeluh

tentang bentuk tubuhnya yang bertambah lebar yang diakibatkan oleh

membesarnya otot rahim karena pembesaran sel maupun pembesaran

ukurannya selama hamil. Selain itu, otot perut juga menjadi memanjang sesuai

dengan pertumbuhan kehamilan. Setelah melahirkan, otot-otot tersebut akan

mengendur. Dan ketika proses melahirkan kondisi tubuh menjadi kurang

prima akibat kelelahan, letih, tegang, dan peredaran darah serta pernapasan

juga belum kembali normal (Widianti dan Proverawati, 2010 : 1).

Oleh karena itu, untuk mengembalikan pada kondisi semula maka

diperlukan suatu senam yang dikenal dengan nama senam nifas. Senam nifas

memberikan latihan gerak secepat mungkin agar otot-otot yang mengalami

pengendoran selama kehamilan dan persalinan kembali normal, seperti

sebelum hamil sehingga terhindar dari segala perasaan yang kurang nyaman

(Widianti dan Proverawati, 2010 : 1).

Senam nifas ini mempunyai manfaat yang berarti bagi ibu setelah

melahirkan. Sebagian ibu sangat mengharapkan dapat mengembalikan

penampilannya seperti semula. Senam ini berguna untuk mengembalikan

kondisi kesehatan dan memperbaiki regangan otot-otot setelah kehamilan

(Widianti dan Proverawati, 2010 : 1).

Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Pandan Arang Boyolali yang

dilaksanakan pada tanggal 5 November 2012 didapatkan data jumlah ibu nifas

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

3

pada bulan Januari-September tahun 2012 terdapat sebanyak 1442 ibu nifas.

Setelah penulis melakukan wawancara terhadap 8 ibu nifas tentang senam

nifas didapatkan hasil bahwa 3 ibu nifas (37,5%) cukup mengetahui tentang

senam nifas sedangkan 5 ibu nifas (62,5%) lainnya kurang mengetahui tentang

senam nifas. Dari data yang diperoleh oleh peneliti, didapatkan tingkat

pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang

Boyolali masih kurang.

Berdasarkan latar belakang di atas dan masih kurangnya pengetahuan ibu

nifas tentang senam nifas serta perlunya peningkatan pemahaman ibu nifas

tentang pentingnya senam nifas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas hari ke 1-6 Tentang

Senam Nifas”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimanakah tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6

tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tingkat baik.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

4

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali pada tingkat kurang.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan bahan masukan untuk menambah teori atau ilmu

pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang senam nifas.

2. Bagi Penulis

Penelitian ini untuk mengaplikasikan teori yang diperoleh dalam bangku

kuliah dan memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan penelitian.

3. Bagi Insttitusi

a. RSUD Pandan Arang Boyolali

Memberi data bagi lembaga pendidikan mengenai aspek tingkat

pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas sekaligus

sebagai bahan masukan pentingnya senam nifas bagi ibu nifas.

b. Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam

memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara

keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

5

E. Keaslian Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil keaslian dari:

Novita Restiana Dewi (2011), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Senam Nifas Di BPS Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo”. Penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif dan menggunakan metode

penelitian yang dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang ada di BPS Supadmi Irianto Bulu

Sukoharjo pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2011 yang berjumlah

30 ibu nifas. Analisis data dengan analisis univariat, teknik sampling dengan

total sampling, instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian

ini didapatkan tingkat pengetahuan responden dalam kategori baik (40,0%),

kategori cukup (50,0%) dan dalam kategori kurang (10,0%). Kesimpulan

dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang senam nifas di BPS Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo dalam kategori

cukup dengan prosentasi paling banyak.

Persamaan keaslian dengan penelitian ini adalah jenis penelitiannya yaitu

deskriptif kuantitatif dan analisa data dengan univariat, sedangkan perbedaan

keaslian dengan penelitian ini adalah pada judul, lokasi, waktu, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel.

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

6

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah, terdiri dari 5

(lima) Bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini menjelaskan tentang teori-teori dari masalah yang

akan diteliti meliputi pengetahuan yang terdiri dari pengertian,

tingkat pengetahuan, faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan, cara memperoleh pengetahuan, kriteria pengetahuan.

Nifas terdiri dari pengertian, tahapan masa nifas, kunjungan masa

nifas perubahan fisiologis pada masa nifas, perubahan psikologis

pada masa nifas, kebutuhan dasar ibu masa nifas. Senam nifas

terdiri dari pengertian, tujuan senam nifas, manfaat senam nifas,

macam-macam senam nifas. Dalam bab ini juga menjalaskan

tentang kerangka teori dan kerangka konsep.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini berisikan tentang jenis dan rancangan penelitian,

lokasi penelitian, populasi dan sampel, alat penelitian, metode

pengambilan data, jalannya pengolahan data dan analisa data.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian,

hasil penelitian, pembahasan, dan keterbatasan penelitian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007 : 143).

Pengetahuan juga merupakan sesuatu yang tertinggal dari hasil

pengindraan manusia terhadap dunia luar. Selain itu, pengetahuan

merupakan deskripsi arsip informasi konsep dan kenyataan tentang

alam semesta, baik yang ada dalam memori perseorangan maupun

tertulis (Mahmud, 2011 : 15).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007 : 144-146), pengetahuan atau kognitif

merupakan domain penting bagi terbentuknya perilaku seseorang.

Pengetahuan yang mencakup domain kognitif mempunyai 6 tingkatan,

yakni:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkatan ini adalah

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

9

mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh sebab itu, “tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).

Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan

hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam

suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

10

kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Dewi dan Wawan (2010 : 16-18), yang dikutip dari

Notoatmodjo (2003) dan Nursalam (2003), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal

a) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita

tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

11

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi.

b) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.

Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang

dan banyak tantangan.

c) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja.

2) Faktor eksternal

a) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

b) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

12

d. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010 : 10-19), cara memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

a) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah

sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh

adalah penemuan enzim urease oleh Summers pada tahun 1926.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, para pemuka

agama, pemegang pemerintah, dan sebagainya. Dengan kata

lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada

pemegang otoritas, yakni orang yang mempunyai wibawa atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

13

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya cara menghukum

anak dengan dijewer telinganya atau dicubit sampai sekarang

berkembang menjadi teori atau kebenaran, bahwa hukuman

adalah merupakan metode (meskipun bukan yang paling baik)

bagi pendidikan anak. Pemberian hadiah dan hukuman

merupakakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk

mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini

harus diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama

yang bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut

rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat sekali

melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

14

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak

menggunakan cara-cara yang rasional dan yang sistematis.

Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya berdasarkan intuisi

atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan

pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Karena proses berpikir induksi itu beranjak dari hasil

pengamatan indra atau hal-hal yang nyata, maka dapat

dikatakan bahwa induksi beranjak dari hal-hal yang konkret

kepada hal-hal yang abstrak.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Aristoteles (384-322 SM)

mengembangkan cara berpikir deduksi ini ke dalam suatu cara

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

15

yang disebut “silogisme”. Silogisme ini merupakan suatu

bentuk deduksi yang memungkinkan seseorang untuk dapat

mencapai kesimpulan yang lebih baik.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut

metode penelitian ilmiah, atau lebih popular disebut metodologi

penelitian (research methodology).

e. Kriteria tingkat pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010 : 17), pengetahuan seseorang dapat

diketahui dalam 3 (tiga) kriteria, yaitu:

1) Baik: Bila nilai (x) > mean + 1 SD

2) Cukup: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

3) Kurang: Bila nilai (x) < mean ─ 1 SD

2. Nifas

a. Pengertian

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,

plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali

organ kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6

minggu (Saleha, 2009 : 4). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti

keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Ambarwati, 2010 : 1).

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

16

b. Tahapan masa nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2011 : 3), nifas dibagi dalam 3

periode yaitu:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan di mana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan, dalam agama Islam dianggap telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genital yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa

berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau tahunan.

c. Kunjungan masa nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai

status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi dan

menangani masalah-masalah yang terjadi. Kunjungan dalam masa

nifas antara lain:

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

17

Table 2.1 Kunjungan Masa Nifas

Kunjungan Waktu Asuhan

I 6-8 jam post

partum

1) Mencegah perdarahan masa nifas

karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab

lain perdarahan, rujuk bila

perdarahan berlanjut

3) Memberi konseling pada ibu dan

keluarga cara mencegah perdarahan

masa nifas karena atonia uteri

4) Pemberian ASI awal

5) Mengajarkan cara mempererat

hubungan antara ibu dan bayi baru

lahir

6) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara

mencegah hipotermia

7) Setelah bidan melakukan pertolongan

persalinan, maka bidan harus

menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam

pertama setelah kelahiran atau

sampai keadaan ibu dan bayi dalam

keadaan baik

II 6 hari post

partum

1) Memastikan involusi uterus berjalan

normal, uterus berkontraksi, fundus

di bawah umbilikus dan tidak ada

perdarahan abnormal

2) Menilai adanya tanda-tanda demam,

infeksi dan perdarahan

3) Memastikan ibu mendapat istirahat

yang cukup

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

18

4) Memastikan ibu mendapat makanan

yang bergizi dan cukup cairan

5) Memastikan ibu menyusui dengan

baik dan tidak memperlihatkan tanda-

tanda penyulit

6) Memberikan konseling tentan cara

perawatan bayi baru lahir

III 2 minggu

post partum

Asuhan pada 2 minggu post partum sama

dengan asuhan yang diberikan pada

kunjungan 6 hari post partum

IV 6 minggu

post partum

1) Menanyakan penyulit-penyulit yang

dialami ibu selama masa nifas

2) Memberi konseling KB secara dini

Sumber: Marmi (2012 : 13-14)

d. Perubahan fisiologis masa nifas

Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masa nifas adalah sebagai

berikut:

1) Perubahan sistem reproduksi

a) Involusi uterus

Involusi atau pengerutan uterus merupakan suatu proses

dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat

sekitar 60 gram (Anggraini, 2010 : 31).

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

19

b) Lokia

Menurut Saleha (2009 : 56), lokia adalah sekret yang berasal

dari kavum uteri dan vagina selama masa nifas. Berikut ini

adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada ibu dalam masa

nifas:

(1) Lokia rubra (cruenta) berwarna merah karena berisi darah

segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks

caseosa, lanugo, dan mekonium selama 2 hari

pascapersalinan. Ini adalah lokia yang keluar selama dua

sampai tiga hari postpartum.

(2) Lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah

dan lendir yang keluar pada hari ke-3 sampai ke-7 pasca

persalinan.

(3) Lokia serosa adalah lokia berikutnya. Dimulai dengan versi

yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbentuk

serum dan berwarna merah jambu kemudian menjadi

kuning. Cairan tidak berdarah lagi pada hari ke-7 sampai

hari ke-14 pascapersalinan.

(4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke-

14 kemudian makin lama makin sedikit hingga sama sekali

berhenti sampai satu atau dua minggu berikutnya.

Bentuknya seperti cairan putih berbentuk krim serta terdiri

atas leukosit dan sel-sel desidua.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

20

c) Endometrium

Perubahan pada endometrium adalah timbulnya thrombosis,

degenerasi dan nekrosis di tempat implantasi plasenta. Pada

hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, mempunyai

permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput

janin. Setelah tiga hari mulai rata, sehingga tidak ada

pembentukan jaringan parut pada bekas implantasi plasenta

(Saleha, 2009 : 56).

d) Serviks

Serviks mengalami involusi bersama-sama dengan uterus.

Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh

pembuluh darah. Konsistensi lunak, kadang terdapat perlukaan

kecil. Muara serviks yang berdilatasi 10 cm pada waktu

persalinan menutup secara bertahap. Setelah bayi lahir, tangan

masih bisa masuk ke rongga rahim, setelah 2 jam dapat

dimasuki 2-3 jari, pada minggu ke-6 post partum serviks

menutup (Wulandari dan Handayani, 2011 : 101-102).

e) Vulva, vagina dan perineum

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang

sangat besar selama proses melahirkan bayi. Setelah 3 minggu

vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan

rugae dalam vagina berangsur-angsur muncul kembali.

Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

21

perineum mengalami robekan. Pada hari ke-5 post partum,

perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya

sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum

melahirkan (Marmi, 2012 : 90-91).

2) Perubahan sistem pencernaan

Biasanya ibu akan mengalami konstipasi setelah melahirkan yang

disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan

mengalami tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,

pengeluaran cairan berlebihan pada waktu persalinan, kurangnya

asupan cairan dan makanan serta kurangnya aktifitas tubuh

(Sulistyawati, 2009 : 78).

3) Perubahan sistem perkemihan

Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan

terdapat spasine sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian

ini mengalami kompresi antara kepala janin dan tulang pubis

selama persalinan. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan

dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta

dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan

mengalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan

diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo

6 minggu (Anggraini, 2010 : 42).

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

22

4) Perubahan sistem muskuloskeletal

Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang

sewaktu kehamilan dan persalinan berangsur-angsur kembali

seperti sediakala. Tidak jarang ligamen rotundum mengendur,

sehingga uterus jatuh ke belakang. Fasia jaringan penunjang alat

genetalia yang mengendur dapat diatasi dengan latihan-latihan

tertentu. Mobilitas sendi berkurang dan posisi lordosis kembali

secara perlahan-lahan (Saleha, 2009 : 59).

5) Perubahan pada sistem endokrin

Saat plasenta terlepas dari dinding uterus, kadar HCG dan HPL

(Human Placental Lactogen), estrogen dan progesteron secara

berangsur-angsur turun dan normal kembali setelah 7 hari post

partum. HCG tidak terdapat dalam urine ibu setelah 2 hari post

partum. HPL tidak terdapat dalam plasma (Bahiyatun, 2009 : 61).

6) Perubahan sistem kardiovaskular

Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung

sampai kala tiga ketika volume darah uterus dikeluarkan.

Penurunan terjadi pada beberapa hari pertama post partum dan

akan kembali normal pada akhir minggu ke tiga post partum

(Bahiyatun, 2009 : 61-62).

7) Perubahan sistem hematologi

Peningkatan sel darah putih pada awal masa nifas barsamaan

dengan peningkatan tekanan darah serta volume plasma dan

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

23

volume sel darah merah. Pada 2-3 hari post partum , konsentrasi

hematokrit menurun sekitar 2% atau lebih. Total kehilangan darah

pada saat persalinan dan nifas kira-kira 700-1500 ml (200-500 ml

hilang pada saat persalinan, 500-800 ml hilang pada minggu

pertama post partum, dan 500 ml hilang pada saat masa nifas

(Bahiyatun, 2009 : 62).

8) Perubahan tanda vital

Tekanan darah harus dalam keadaan stabil. Suhu turun secara

perlahan, dan stabil pada 24 jam post partum. Nadi menjadi normal

setelah persalinan (Bahiyatun, 2009 : 62).

e. Perubahan psikologis pada masa nifas

Menurut Anggraini (2010 : 80-81), yang dikutip dari Rubin dalam

Varney (2007), perubahan psikologis ibu pada masa nifas dibagi dalam

3 periode, yaitu:

1) Taking in (1-2 hari post partum)

Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus pada

dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan

pengalaman proses bersalin yang dialami. Wanita yang baru

melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala

kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, yang

bercampur dengan proses pemulihan.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

24

2) Taking hold (2-4 hari post partum)

Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan

khawatir tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya.

Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam

mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai

kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan

menyusui, memberi minum, mengganti popok. Wanita pada masa

ini sangat sensitif akan ketidakmampuannya dan cepat tersinggung.

3) Letting go

Pada masa ini pada umumnya ibu sudah pulang dari RS. Ibu

mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayi, begitu juga adanya

grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi sosial

tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa ini.

f. Kebutuhan dasar ibu masa nifas

Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas,

maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein,

membutuhkan istirahat yang cukup dan sebagainya. Kebutuhan-

kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:

1) Nutrisi dan cairan

Nitrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup

kalori. Kalori bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ

tubuh, proses pembentukan ASI. Wanita dewasa memerlukan

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

25

2.200 kalori. Ibu menyusui memerlukan kalori yang sama dengan

wanita dewasa +700 kalori pada 6 bulan pertama kemudian +500

kalori pada bulan selanjutnya. Selain nutrisi, yang tidak kalah

penting untuk ibu nifas adalah cairan (air minum). Fungsi cairan

sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.

Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi.

Minum sedikitnya 3 liter setiap hari dan anjurkan ibu untuk minum

setiap kali menyusui (Marmi, 2012 : 135-137).

2) Ambulasi dini

Ambulasi dini adalah kebijaksanaan untuk selekas mungkin

membimbing pasien keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya untuk berjalan (Sulistyawati, 2009 : 100).

Mobilisasi perlu dilakukan agar tidak terjadi pembengkakan akibat

tersumbatnya pembuluh darah ibu. Pada persalinan normal,

biasanya ibu diperbolehkan untuk mandi atau pergi ke kamar

mandi dengan dibantu, 1 atau 2 jam setelah melahirkan. Pasien

section caesarea biasanya mulai ambulasi 24-36 jam sesudah

melahirkan (Marmi, 2012 : 137-138).

3) Eliminasi

Dalam 6 jam pertama post partum, pasien sudah harus dapat buang

air kecil. Semakin lama urine tertahan dalam kandung kemih maka

dapat mengakibatkan kesulitan pada organ perkemihan, seperti

infeksi. Dan dalam 24 jam pertama pasien sudah harus dapat buang

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

26

air besar karena semakin lama feses tertahan dalam usus maka

akan semakin sulit bagi ibu untuk buang air besar secara lancar

(Sulistyawati, 2009 : 101).

4) Kebersihan diri

Beberapa langkah penting pada perawatan kebersihan diri ibu post

partum menurut Sulistyawati (2009 : 102), antara lain:

(a) Jaga kebersihan seluruh tubuh untuk mencegah infeksi dan

alergi pada kulit bayi. Kulit ibu yang kotor karena keringat atau

debu dapat menyebabkan kulit bayi mengalami alergi melalui

sentuhan kulit ibu dengan bayi.

(b) Membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Pastikan

bahwa ibu mengerti untuk membersihkan daerah vulva terlebih

dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan

daerah anus.

(c) Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau

minimal 2 kali dalam sehari.

(d) Mencuci tangan dengan sabun dan air setiap kali selesai

membersihkan daerah kemaluannya.

(e) Jika mempunyai luka episiotomy, hindari untuk menyentuh

daerah luka.

5) Istirahat

Hal-hal yang bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan istirahat

dan tidur adalah menganjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

27

mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan ibu untuk kembali

pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur

siang atau beristirahat selama bayi tidur. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi

jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri

dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan deprsi dan

ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri

(Ambarwati, 2010 : 107-108).

6) Seksual

Secara fisik, aman untuk melakukan hubungan seksual begitu

darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua

jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri (Sulistyawati, 2009 : 102).

7) Latihan/Senam nifas

Senam nifas adalah senam yang dilakukan oleh ibu setelah

persalinan, setelah keadaan ibu normal (pulih kembali). Senam

nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan kondisi

tubuh ibu dan keadaan ibu secara fisiologis maupun psikologis

(Marmi, 2012 : 148).

3. Senam Nifas

a. Pengertian

Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu

setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali, dimana

fungsinya adalah untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

28

mempercepat penyembuhan, mencegah timbulnya komplikasi,

memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot setelah

kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul,

dan perut (Widianti dan Proverawati, 2010 : 2-3).

b. Tujuan senam nifas

Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan menurut

Wulandari dan Handayani (2011 : 134-135), adalah:

1) Mengurangi rasa sakit pada otot-otot

2) Memperbaiki peredaran darah

3) Mengencangkan otot-otot perut dan perineum

4) Melancarkan pengeluaran lokhea

5) Mempercapat involusi

6) Menghindari kelainan, misalnya emboli, thrombosis dan lain-lain

7) Untuk mempercepat penyembuhan, mencegah komplikasi dan

meningkatkan otot-otot punggung, pelvis dan abdomen

8) Kegel exercise: untuk membantu penyembuhan luka perineum

9) Meredakan hemoroid dan varikositas vulva

10) Meningkatkan pengendalian atas urine

11) Membangkitkan kembali pengendalian atas otot-otot spinkter

12) Memperbaiki respon seksual

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

29

c. Manfaat senam nifas

Menurut Wulandari dan Handayani (2011 : 135), manfaat senam nifas

antara lain:

1) Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah

2) Senam nifas membantu memperbaiki sikap tubuh dan punggung

setelah melahirkan

3) Memperbaiki tonus otot

4) Memperbaiki pelvis dan peregangan otot abdomen

5) Memperbaiki juga memperkuat otot panggul

6) Membantu ibu untuk lebih rileks dan segar pasca melahirkan

d. Macam-macam senam nifas

1) Senam pascanatal setelah persalinan normal

a) Senam sirkulasi

Senam ini harus dilakukan sesering mungkin setelah

persalinan. Senam ini bertujuan untuk mempertahankan

dan/atau meningkatkan sirkulasi ibu pada masa pascapartus

segera ketika ibu mungkin berisiko mengalami thrombosis

vena atau komplikasi sirkulasi lain. Senam ini dapat dilakukan

di tempat tidur beberapa kali setelah bangun tidur dan harus

dilanjutkan sampai ibu mampu mobilisasi total dan tidak ada

edema pergelangan kaki (Brayshaw, 2008 : 105).

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

30

(1) Senam kaki

Duduk atau berbaring dengan posisi lutut lurus. Tekuk lalu

regangkan secara perlahan sedikitnya 12 kali. Pertahankan

posisi lutut dan paha, putar kedua pergelangan sebesar

mungkin putarannya, sedikitnya 12 kali untuk satu arah

(Brayshaw, 2008 : 106).

Gambar 2.1 Senam kaki

(2) Mengencangkan kaki

Duduk atau berbaring dengan kaki lurus. Tarik kedua kaki

ke atas pada pergelangan kaki dan tekankan bagian

belakang lutut ke tempat tidur. Tahan posisi ini dalam

hitungan lima, bernafaslah secara normal, lalu rileks.

Ulangi gerakan sebanyak 10 kali (Brayshaw, 2008 : 106).

(3) Napas dalam

Pernapasan diafragma membantu mengembalikan aliran

vena melalui kerja pemompaan diafragma pada vena kava

inferior dan harus diulangi beberapa kali sehari sampai ibu

dapat mobilisasi. Dalam posisi apapun, tarik nafas dalam

sebanyak 3 atau 4 kali (tidak lebih) untuk memungkinkan

ventilasi penuh paru-paru (Brayshaw, 2008 : 105).

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

31

b) Senam dasar panggul

Senam dasar panggul menguatkan otot dasar panggul

pascapartus, tujuannya mengembalikan fungsi penuhnya

sesegera mungkin dan membantu mencegah masalah atau

prolaps urine jangka panjang. Namun, kontraksi dan relaksasi

otot-otot ini juga membantu meredakan ketidaknyamanan pada

perineum, rasa ini mungkin timbul akibat persalinan, dan

tujuan pemulihan dengan meningkatkan sirkulasi lokal dan

mengurangi edema (Brayshaw, 2008 : 106).

Menurut Brayshaw (2008 : 107), latihan senam dasar panggul

dengan cara:

(1) Mengencangkan anus seperti menahan defekasi, kerutkan

uretra dan vagina juga seperti menahan berkemih,

kemudian lepaskan ketiganya. Tahan dengan kuat selama

mungkin sampai 10 detik, bernapas secara normal. Relaks

dan istirahat selama tiga detik. Ulangi dengan perlahan

sebanyak mungkin sampai maksimum 10 kali.

(2) Ulangi senam dengan mengencangkan dan mengendurkan,

gerakan lebih cepat sampai 10 kali tanpa menahan

kontraksi. Jumlah pengulangan akan bertambah secara

bertahap bila ibu hanya menyanggupi beberapa kali

melakukan senam ini pada awalnya, namun ibu perlu diberi

tahu hal ini normal.

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

32

c) Senam abdomen

Selama kehamilan, otot abdomen mengalami peregangan

mencapai kira-kira dua kali lipat dari panjang semula pada

akhir minggu masa kehamilan. Seluruh otot abdomen

memerlukan latihan untuk mencapai panjang dan kekuatan

semula, namun otot yang terpenting karena perannya dalam

menjaga kestabilan panggul ialah otot transversus. Latihan

transversus dapat dimulai kapan pun ibu merasa mampu dan

harus dilakukan sering sambil ibu melakukan aktivitasnya

bersama bayi (Brayshaw, 2008 : 108).

(1) Senam tranversus

Berbaring dan kedua lutut ditekuk dan kaki datar menapak

di tempat tidur. Letakkan kedua tangan di abdomen bawah

di depan paha. Tarik nafas dan pada saat akhir hembuskan,

kencangkan bagian bawah abdomen di bawah umbilikus

dan tahan dalam hitungan 10, lanjutkan dengan bernafas

normal. Ulangi sampai 10 kali (Brayshaw, 2008 : 108).

Gambar 2.2 Senam tranversus

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

33

(2) Senam dasar pangul dan tranversus

Kerja otot dasar panggul dan transversus akan bertambah

dengan mengombinasikan kedua latihan tersebut. Aktivitas

bersama ini terutama bermanfaat pada masa pascanatal,

khusunya bila gerakan otot dasar panggul sulit dimulai.

Caranya ibu dapat mengontraksikan transversus terlebih

dahulu lalu otot dasar panggul atau sebaliknya. Penting

untuk menggunakan kontraksi kombinasi ini secara

fungsional selama melakukan aktivitas untuk melindungi

sendi panggul dan tulang belakang. Seorang ibu baru

melakukan banyak tugas yang melibatkan gerakan

mengangkat, misalnya, ketika sedang mengganti popok

bayi, meletakkan bayi ke tempat tidur, menyusui. Ibu juga

perlu diingatkan untuk menggunakan otot dasar panggul

dan transversus sebelum mulai melakukan tugas apa pun

(Brayshaw, 2008 : 109).

(3) Mengangkat panggul

Senam mengangkat panggul dapat dilakukan pada awal

pascapartum, dan khususnya bermanfaat bila ibu memiliki

riwayat nyeri punggung postural. Senam ini dilakukan

dengan cara berbaring telentang dan kedua lutut ditekuk

dan kaki ditapakkan ke lantai, kencangkan otot-otot

abdomen, kencangkan juga otot panggul dan tekan sedikit

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

34

area belakang lantai. Tahan posisi ini sampai hitungan

kelima, lalu bernafas dengan irama normal, kemudian

relaks seperti biasa. Ulangi gerakan ini gerakan ini 5 kali,

tingkatkan hingga pengulangan mencapai hitungan 10 kali

atau lebih pada minggu-minggu selanjutnya. Ulangi latihan

ini dengan lebih berirama (pelvic rocking), untuk

membantu meredakan kekakuan yang timbul akibat

pengaruh postural atau nyeri punggung yang mungkin

timbul setelah persalinan (Brayshaw, 2008 : 109-110).

Gambar 2.3 Senam mengangkat panggul

d) Senam stabilitas batang tubuh

Menurut Brayshaw (2008 111-113), untuk memicu tranversus

demi menstabilkan panggul sambil menggerakkan tungkai

bawah, senam berikut mulai dapat dilakukan kira-kira 5-10 hari

setelah persalinan normal bila tidak ada masalah

muskuloskelatal panggul.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

35

(1) Dengan posisi duduk dan kaki datar di atas lantai serta

tangan di atas otot abdomen bawah, tarik otot dasar panggul

dan tranversus serta naikkan satu lutut sehingga kaki

beberapa inci di atas lantai. Tahan selama lima detik

dengan bagian panggul dan tulang belakang tetap pada

posisinya. Ulangi sebanyak lima kali gerakan untuk setiap

kaki. Secara bertahap tingkatkan pengulangan, sehinga ibu

mampu menahan gerakan tersebut di atas, sampai 10 detik

dan ulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 2.4 Senam stabilitas batang tubuh

(2) Dengan posisi berbaring miring, tekuk kedua lutut kearah

atas-depan, tarik otot tranversus dan dasar panggul serta

angkat lutut atas, dengan cara memutar paha ke arah luar

sementara tumit saling berdekatan. Tahan selama 5 detik,

pastikan bahwa posisi panggul dan tulang belakang tidak

berotasi. Ulangi 5 kali untuk masing-masing kaki. Secara

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

36

bertahap tingkatkan penahanan gerakan tersebut sampai 10

detik dan ulangi sebanyak 10 kali.

Gambar 2.5 Senam stabilitas batang tubuh-menaikkan lutut

(3) Dalam posisi berbaring miring dan lutut kaki yang bawah

ditekuk ke arah belakang, tarik abdomen bagian bawah dan

naikkan kaki yang atas ke arah atap sejajar dengan tubuh.

Tahan gerakkan ini selama 5 detik, namun tetap pastikan

agar posisi punggung dan panggul tidak berotasi. Ulangi

selama 5 kali pada masing-masing kaki. Secara perlahan

tingkatkan kemampuan menahan gerakan tersebut sampai

10 detik dan ulangi gerakan sebanyak 10 kali.

Gambar 2.6 Abduksi paha dalam posisi miring

(4) Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke

atas dan kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di atas

abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan biarkan

lutut kanan sedikit ke arah luar dengan sedikit

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

37

mengendalikan untuk memastikan bahwa pelvis tetap pada

posisinya dan punggung tetap datar. Secara perlahan

kembalikan lutut pada posisi semula yakni posisi tegak

lurus. Ulangi gerakan sebanyak 5 kali pada lutut yang lain.

Secara bertahap tingkatkan gerakan pengulangan tersebut

sampai sebanyak 10 kali.

Gambar 2.7 Memutar lutut ke arah luar sambil

mempertahankan tetap diam

(5) Dengan posisi berbaring telentang, tekuk kedua lutut ke

atas dan kaki datar di atas lantai. Letakkan tangan di atas

abdomen depan paha, tarik abdomen bawah dan secara

perlahan luruskan tumit salah satu kaki dengan tetap

mempertahankan punggung datar setinggi panggul.

Hentikan bila panggul mulai bergerak. Secara perlahan

kembalikan posisi lutut menekuk. Ulangi gerakan 5 kali

tiap kali secara bergantian. Secara bertahap tingkatkan

pengulangan hingga 10 kali.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

38

Gambar 2.8 Mengencangkan satu kaki sambil

mempertahankan panggul dan punggung tetap diam

2) Senam pascapartus setelah persalinan dengan bantuan

Ibu yang baru menjalani persalinan dengan forcep atau ekstraksi

vakum akan mengalami penjahitan dan kemungkinan memar serta

edema. Ibu ini akan ragu-ragu melakukan senam, namun harus

dianjurkan untuk melakukan senam sirkulasi (khususnya bila

mereka pernah mengalami anestesi epidural) dan senam dasar

panggul ringan yang akan membantu penyembuhan perineum.

Senam transversus harus diperkenalkan kapan pun ibu siap.

Posisi istirahat yang nyaman adalah berbaring miring dengan

bantal diletakkan di antara kedua kaki (Gambar 2.9) dan posisi

berbaring telungkup (banyak ibu lupa bahwa ia sudah bisa

telungkup lagi), dengan satu buah bantal diletakkan di bawah

pinggang dan lainnya di bawah kepala dan bahu (Gambar 2.10).

Menyusui akan lebih nyaman dengan posisi miring daripada duduk

(Brayshaw, 2008 : 114).

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

39

Gambar 2.9 Posisi miring yang nyaman

Gambar 2.10 Berbaring telungkup dengan bantal di bawah

pinggang

3) Senam pascanatal dan saran setelah seksio sesaria

Ibu diajarkan bagaimana naik turun tempat tidur dengan menekuk

kedua lutut terlebih dahulu, tarik otot abdomennya dan berguling

ke depan, dengan dorongan tangan dan kaki. Ia akan mampu

berpindah ke arah atas atau bawah. Ibu tidak diperkenankan

langsung duduk dari posisi berbaring, namun tetap berguling ke

samping. Gerakan ini juga cara termudah untuk bangun dari tempat

tidur-kencangkan bagian transversus dan dorong ke posisi duduk di

samping tempat tidur. Nafas dalam diikuti dengan huffing

(ekspirasi paksa singkat), akan membantu mengeluarkan sekresi di

paru-paru yang mungkin dapat terjadi setelah pemberian anestesi

umum. Bila ibu perlu batuk, ia harus menekuk lututnya dan

menahan lukanya dengan tekanan tangan atau bantal, sementara

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

40

ibu bersandar atau duduk di tepi tempat tidur (Gambar 2.11). Posisi

ini mencegah regangan berlebihan pada sutura, meningkatkan rasa

percaya diri, mengurangi rasa nyeri (Brayshaw, 2008 : 114-115).

Gambar 2.11 Posisi penyokongan ketika batuk, pada pasca-seksio

sesaria

4) Senam pascanatal setelah pesalinan bayi lahir mati atau kematian

neonatus

Ibu yang baru mengalami kesedihan karena bayi lahir mati atau

kematian neonatus, atau mereka yang bayinya menderita sakit

parah, mungkin dirawat di ruang khusus dan cenderung tidak

mengikuti senam pascanatal. Dukungan yang khusus perlu

diberikan agar ibu mau melakukan senam ini serta saran tentang

aktivitas normalnya sehari-hari. Mereka biasanya cenderung ingin

mempraktekan dalam sesi tunggal. Sediakan leaflet yang tidak

menyinggung tentang bayi, misalnya tentang menyusui, mengganti

popok. Ibu biasanya kembali bekerja lebih awal dari perencanaan

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

41

semula dan memerlukan redukasi senam otot dasar panggul dan

abdomen, khususnya ketika harus melakukan aktivitas fungsional.

Mereka menginginkan pertemuan tindak lanjut dengan ahli

fisioterapi setelah beberapa minggu kemudian, karena sangat tidak

tepat baginya mengikuti kelas pascanatal (Brayshaw, 2008 : 116).

5) Senam yang harus dihindari

Dua latihan yang lazim “senam abdomen”, yaitu menaikkan kedua

kaki bersamaan dan sit-up dengan kaki lurus. Latihan ini

merupakan latihan yang berisiko tinggi untuk siapa pun dan

mungkin dapat mengakibatkan cedera kompresi terhadap diskus

vertebralis atau kerusakan otot dan ligament. Terdapat risiko

tambahan bagi ibu pascanatal karena terdapat peregangan otot

kelenturan ligamen (Brayshaw, 2008 : 119-120).

Gambar 2.12 Dua senam yang tidak boleh dilakukan

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

42

B. Kerangka Teori

Gambar 2.13 Kerangka Teori

Sumber: Modifikasi oleh Notoatmodjo (2007), Dewi dan Wawan (2010)

Tingkat pengetahuan:

a. Tahu

b. Memahami

c. Aplikasi

d. Analisis

e. Sintesis

f. Evaluasi

Senam nifas:

a. Pengertian senam

nifas

b. Tujuan senam

nifas

c. Manfaat senam

nifas

d. Macam-macam

senam nifas Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

d. Lingkungan

e. Sosial budaya

Pengetahuan

Nifas:

a. Pengertian nifas

b. Tahapan masa

nifas

c. Kunjungan masa

nifas

d. Perubahan

fisiologis pada

masa nifas

e. Perubahan

psikologis pada

masa nifas

f. Kebutuhan dasar

ibu masa nifas

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

43

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.14 Kerangka Konsep

Pengetahuan ibu nifas

hari ke 1-6 tentang

senam nifas

Faktor-faktor yang

mempengaruhi

pengetahuan:

a. Pendidikan

b. Pekerjaan

c. Umur

d. Lingkungan

e. Sosial budaya

Kurang

Baik

Cukup

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Ditinjau dari tujuan penelitian yang akan dicapai, jenis penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal

lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian (Arikunto, 2010 : 3). Kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka atau data kualitatif yang diangkakan (Sugiyono, 2007 : 23).

Penelitian ini mendeskripsikan tentang tingkat pengetahuan ibu nifas hari

ke 1-6 tentang senam nifas.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan digunakan oleh

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011 : 23).

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang waktu yang akan dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011 : 23).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Maret – 1 April 2013.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

45

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010 : 115). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah seluruh ibu nifas hari ke 1-6 di RSUD Pandan Arang Boyolali

dalam kurun waktu Januari-September 2012 yang berjumlah 1442.

Populasi rata-rata ibu nifas hari ke 1-6 setiap bulannya berjumlah 160 ibu

nifas.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011 : 68).

Besarnya sampel yang harus diambil, apabila subjek penelitian kurang dari

100 lebih baik diambil semua, sehinga penelitiannya merupakan penelitian

populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya lebih dari 100 bisa 10%-15% atau

20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006 : 134). Karena jumlah populasi

dalam penelitian ini sebanyak 160 ibu nifas, maka penelitian mengambil

sampel 25% yaitu sebanyak 40 ibu nifas.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel adalah proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011 : 81).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

Non Random Sampling dengan metode Accidental Sampling. Pengambilan

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

46

sampel secara accidental sampling ini dilakukan dengan mengambil kasus

atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai

dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010 : 125).

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka

sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi

maupun ekslusi. Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel.

Sedangkan kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak

dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2010 : 130). Dalam

pengambilan sampel ini peneliti menetapkan beberapa kriteria, antara lain:

a. Kriteria inklusi

1) Ibu nifas hari ke 1-6 yang ada di RSUD Pandan Arang Boyolali

2) Ibu nifas hari ke 1-6 yang mempunyai resiko thromboplebitis,

mempunyai riwayat nyeri punggung dan varises

3) Ibu nifas hari ke 1-6 yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria ekslusi

1) Ibu nifas yang kurang dari 1 hari atau lebih dari 6 hari yang ada di

RSUD Pandan Arang Boyolali

2) Ibu nifas hari ke 1-6 yang mengalami oedema pergelangan kaki,

mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru.

3) Ibu nifas hari ke 1-6 yang tidak bersedia menjadi responden

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

47

D. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data. Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data

penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan atau

pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, di mana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoadmodjo, 2010 : 152).

Dalam penelitian ini, kuesioner yang akan digunakan untuk mengetahui

pengetahuan ibu adalah kuesioner tertutup atau berstruktur dengan jawaban

benar dan salah di mana kuesioner tersebut dibuat sedemikian rupa sehingga

responden hanya tinggal memilih atau menjawab pada jawaban yang sudah

ada (Hidayat, 2011 : 98). Skala pengukuran yang digunakan dalam

pengukuran ini adalah skala Guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari

pernyataan: ya dan tidak, positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan

salah (Hidayat, 2011 : 103). Kuisioner dalam penelitian ini terdapat 2

pernyataan yaitu pernyataan positif dan negatif. Jika jawaban benar dengan

pernyataan positif (favorable) dan jawaban salah jika pernyataan negatif

(unfavorable) mendapat nilai 1. Jika jawaban yang salah dengan pernyataan

positif (favorable) dan jawaban benar dengan pernyataan negatif

(unfavorable) mendapat nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi

tanda centang (Ö) pada jawaban yang dianggap benar. Dalam instrumen ini

terdapat 25 pernyataan.

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

48

Tabel 3.1 Kisi-kisi kuesioner

Variabel

penelitian

Indikator Nomor

pernyataan

favorable

Nomor

pernyataan

unfavorable

Jumlah

soal

Tingkat

pengetahuan ibu

nifas hari ke 1-6

tentang senam

nifas

1. Pengertian senam nifas

2. Tujuan senam nifas

3. Manfaat senam nifas

4. Macam-macam senam

nifas

1,3,4,5,6

7,9,10

11,13

14,15,16,17,

18,20,22,24

Jumlah

2

8

12

19,21,23,25

6

4

3

12

25

Untuk mengetahui kuesioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen penelitian ini telah

diuji validitas dan reliabilitas di RSUD Sukoharjo kepada 30 ibu nifas,

kemudian diolah dan dianalisa dengan bantuan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution).

1. Uji validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar

mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010 : 164). Suatu instrumen

penelitian dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan

atau dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat

(Arikunto, 2010 : 211).

Untuk mengukur instrumen yang telah dibuat, digunakan rumus pearson

product moment. Pernyataan dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel

dimana nilai rtabel untuk n=30 dengan taraf signifikansi 0,05 adalah 0,361

(Riwidikdo, 2012 : 155-156).

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

49

Rumus Pearson Product Moment adalah:

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total

N : Jumlah responden

X : Skor pernyataan

Y : Skor total

XY : Skor pernyataan dikalikan skor total

Dari uji validitas yang telah dilakukan di RSUD Sukoharjo terhadap 30

responden dan jumlah kuesioner 30 soal diperoleh 25 pernyataan valid dan

5 pernyataan tidak valid yaitu nomor 1, 9, 21, 22, 26. Dan kemudian soal

yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitian.

2. Uji reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur

dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh

mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap asas (ajeg) bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,

dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2010 : 168).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan rumus Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for windows. Angket

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

50

atau kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki nilai alpha minimal 0,7

(Riwidikdo, 2010 : 155).

Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

úû

ùêë

é S-

-=

2

2

11

t

ii

s

s

k

kr

Keterangan:

ri : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir peryataan

∑ : Jumlah varian butir

2

ts : Varian total

Dari hasil uji reliabilitas yang telah dilakukan di RSUD Sukoharjo

didapatkan hasil nilai Alpha Chronbach 0,773 > 0,7 sehingga instrument

penelitian ini dikatakan reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

penyataan persetujuan dan membagikan kuesioner atau angket kepada ibu

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali, kemudian menjelaskan tentang cara

pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner sampai dengan selesai

dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

51

Data berdasarkan cara memperolehnya menurut Riwidikdo (2012 : 12),

terdiri dari:

1. Data primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari objek penelitian oleh

peneliti perorangan maupun organisasi. Data primer dalam penelitian ini

diperoleh dari jawaban atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian

kuesioner oleh responden tentang senam nifas.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari

objek penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan dari

RSUD Pandan Arang Boyolali yang dapat menunjang pelaksanaan

penelitian ini, berupa jumlah ibu nifas dalam kurun waktu Januari-

September 2012 yang berjumlah 1442 ibu nifas, serta data karakteristik

responden menurut umur dan pendidikan.

F. Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep

pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2010 : 103). Variabel dalam penelitian ini

menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6

tentang senam nifas.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

52

melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau

fenomena (Hidayat, 2011 : 87).

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian

Variabel Definisi

operasional

Skala Alat ukur Kategori

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas hari

ke 1-6 tentang

senam nifas

Segala sesuatu

yang diketahui

ibu nifas tentang

pengertian,

tujuan, manfaat,

macam-macam

senam nifas

Ordinal Kuesioner 1. Baik: Bila nilai (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup: Bila nilai mean –

1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

3. Kurang: Bila nilai (x) <

mean ─ 1 SD

(Riwidikdo, 2010 : 17)

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan data menurut

Notoatmodjo (2010 : 176-178), adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner. Apabila ada jawaban yang belum lengkap,

kalau memungkinkan perlu dilakukan pengambilan data ulang untuk

melengkapi jawaban tersebut. Tetapi apabila tidak memungkinkan,

maka pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tersebut tidak

dimasukkan dalam pengolahan data.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

53

b. Coding

Pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding atau pembetian kode

ini sangat berguna dalam memasukkan data (data entry).

c. Memasukkan data (Data entry) atau processing

Data entry yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau software komputer.

d. Tabulasi

Tabulasi yaitu membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

e. Pembersihan data (cleansing)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai

dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis data

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariate.

Analisis univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariate

tergantung dari jenis datanya. Untuk data numerik digunakan nilai mean

atau rata-rata, median dan standar deviasi. Pada umumnya dalam analisis

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

54

ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap

variabel (Notoatmodjo, 2010 : 182).

Selanjutnya menurut Riwidikdo (2010 : 17), untuk mengetahui hasil

tingkat pengetahuan ibu nifas ditunjukkan dengan prosentase dengan

keterangan sebagai berikut:

a. Pengetahuan baik: Bila nilai (x) > mean + 1 SD

b. Pengetahuan cukup: Bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean +1 SD

c. Pengetahuan kurang: Bila nilai (x) < mean ─ 1 SD

Untuk mencari nilai rata-rata (mean) diperoleh dengan rumus:

n

x

x

n

i

iå= 1:

Keterangan:

x : Rata-rata (mean)

ix : Besaran/nilai dari data

n : Jumlah data

Sedangkan untuk mencari SD (standar deviasi) yaitu dengan rumus:

( )

1

2

1

1

1

2

-

-=

åå =

=

n

n

x

x

SD

n

in

i

i

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

55

Keterangan:

SD : Simpangan baku

ix : Besaran/nilai dari data

n : Jumlah data

Rumus untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010 : 19),

adalah:

%100´=diperolehseharusnyayangmaksimumskortotal

respondendiperolehyangskor

prosentase

skor

I. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2011 : 93-95), masalah etika penelitian yang harus

diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut:

1. Informed Concent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka mereka

harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia,

maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Anonymity (tanpa nama)

Masalah etika kebidanan adalah merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

56

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan

oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset.

J. Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan merupakan uraian langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2010 : 88). Jadwal kegiatan penelitian ini terlampir.

Page 74: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang Dahlia RSUD Pandan Arang Boyolali

yang beralamat di Jalan Kantil nomor 14 Boyolali. Secara umum jenis

pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan masalah kesehatan meliputi

ruang poli kandungan, penyakit umum, gigi, mata, penyakit dalam, ruang

bersalin, ruang nifas dan rawat inap penyakit umum.

Fasilitas untuk mendukung pelayanan rawat inap khususnya persalinan

sudah cukup memadai yaitu 1 ruang bersalin dengan 4 tempat tidur, 1 ruang

periksa, ruang nifas yang terdiri dari 8 kamar yaitu kelas 1 terdiri dari 4 kamar

(4 tempat tidur), kelas 2 terdiri dari 1 kamar (4 tempat tidur) dan kelas 3 terdiri

dari 3 kamar (masing-masing 5 tempat tidur).

B. Hasil Penelitian

Setelah dilakukan analisa data terhadap tingkat pengetahuan ibu nifas hari

ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali didapatkan hasil:

a. Mean dan Standar Deviasi

Tabel 4.1

Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6

tentang senam nifas di RSUD Pandan

Arang Boyolali.

17,575 2,24

Sumber: Data Primer, Maret 2013

Page 75: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

58

b. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 1-6 Tentang Senam Nifas Di

RSUD Pandan Arang Boyolali

Tabel 4.2

Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Hari Ke 1-6 Tentang Senam Nifas Di

RSUD Pandan Arang Boyolali

No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Responden Prosentase (%)

1. Baik 8 20

2. Cukup 26 65

3. Kurang 6 15

Total 40 100

Sumber: Data Primer, Maret 2013

Berdasarkan tabel 4.2 dari 40 responden dapat diketahui responden

dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8 responden (20%), responden

dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (65%) dan

responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6 orang (15%).

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas

hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali adalah

dalam kategori cukup yaitu sebanyak 26 responden (65%).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 responden

menunjukkan hasil tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun 2013 terdapat 8 responden

(20%) dengan pengetahuan baik, 26 responden (65%) dengan pengetahuan

cukup dan 6 orang (15%) dengan pengetahuan kurang.

Menurut Notoatmodjo (2007 : 143), pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Page 76: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

59

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga.

Menurut Dewi dan Wawan (2010 : 16-18), faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain pendidikan karena pendidikan diperlukan untuk

mendapatkan informasi. Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi. Bila seseorang memperoleh banyak informasi maka ia

cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Umur mempengaruhi

cara berfikir dan bekerja. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan

kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Lingkungan

dan sosial budaya juga mempengaruhi perkembangan, perilaku dan sikap

seseorang atau kelompok dalam menerima informasi.

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,

serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu atau 42 hari

(Saleha, 2009 : 4).

Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah

melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali, dimana fungsinya adalah

untuk mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,

mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan

pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung,

dasar panggul, dan perut (Widianti dan Proverawati, 2010 : 2-3).

Page 77: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

60

Dari pembahasan diatas dapat diketahui bahwa tingkat pengetahuan ibu

nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali tahun

2013 adalah dalam kategori cukup. Hal ini dikarenakan masih banyak ibu

nifas yang menjawab salah pada pernyataan di dalam kuesioner mengenai

pengertian dan macam-macam senam nifas. Menurut peneliti hal ini

kemungkinan dipengaruhi oleh umur, semakin cukup umur tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan

bekerja. Serta informasi, semakin banyak memperoleh informasi maka

seseorang cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Masih

kurangnya informasi yang didapatkan responden kemungkinan berasal dari

masih kurangnya penyuluhan oleh tenaga kesehatan tentang senam nifas atau

kurangnya responden dalam memanfaatkan media yang ada untuk

mendapatkan informasi seperti buku, majalah, internet, dan lain-lain sehingga

pengetahuan responden menjadi kurang.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala

Lokasi penelitian yang cukup jauh, sehingga memerlukan lebih banyak

waktu oleh karena itu penelitian tidak dapat dilakukan setiap saat.

2. Kelemahan

a. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup dimana responden hanya bisa menjawab benar atau salah

sehingga belum bisa untuk menggali pengetahuan responden secara

mendalam.

Page 78: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

61

b. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6

tentang senam nifas saja sedangkan faktor-faktor yang

mempengaruhinya tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika

faktor yang mempengaruhinya diteliti.

Page 79: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam

nifas di RSUD Pandan Arang Boyolali dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD

Pandan Arang Boyolali dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 8

responden (20%).

2. Tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD

Pandan Arang Boyolali dengan tingkat pengetahuan cukup sebanyak 26

responden (65%).

3. Tingkat pengetahuan ibu nifas hari ke 1-6 tentang senam nifas di RSUD

Pandan Arang Boyolali dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 6

responden (15%).

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan responden dapat lebih meningkatkan pengetahuan tentang

senam nifas dengan cara mencari informasi melalui buku, internet, majalah

atau dengan berkonsultasi ke bidan atau tenaga kesehatan lainnya untuk

mendapat informasi yang lengkap tentang senam nifas.

2. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan dapat lebih meningkatkan lagi penyuluhan tentang pentingnya

senam nifas bagi ibu nifas.

Page 80: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

63

3. Bagi institusi

a. RSUD Pandan Arang Boyolali

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan

mengenai pentingnya senam nifas bagi ibu nifas sehingga dapat lebih

meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu nifas dengan memberikan

pendidikan kesehatan tentang senam nifas.

b. STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan dalam

memperkaya bahan pustaka yang berguna bagi pembaca secara

keseluruhan dan penelitian selanjutnya.

4. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan ada penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor .lain dan

menambah variabel-variabel penelitian yang berhubungan dengan senam

nifas sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.

Page 81: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R, Diah, W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha

Medika.

Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka

Rihama.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

_______, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Brayshaw, E. 2008. Senam Hamil & Nifas Pedoman Praktik Bidan. Jakarta: EGC.

Dewi, M, A, Wawan. 2010. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan

Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Dewi, N. R. 2011. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Nifas Di BPS

Supadmi Irianto Bulu Sukoharjo, Klaten, Stikes Muhammadiyah Klaten.

Karya Tulis Ilmiah.

Hidayat, A. 2011. Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika.

Mahmud, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka

Cipta.

___________, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prasetyawati, A. K. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Dalam Millenium

Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Nuha Medika.

Proverawati, A, Anggriyana, T.W. 2010. Senam Kesehatan Aplikasi Senam Untuk

Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riwidikdo, H. 2010. Statistik Untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Page 82: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS HARI KE 1-6 TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/7/01-gdl-enggarikur... · 2012 terhadap 8 ibu nifas tentang senam nifas didapatkan

Riwidikdo, H. 2012. Statistik Kesehatan Belajar Mudah Teknik Analisis Data

Dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Yogyakarta:

Nuha Medika.

Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salmeba Medika.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sulistyawati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

Andi.

Wulandari, S.R, Sri, H. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta:

Goysen Publishing.