TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA...

73
i TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR SUMBER SURAKARTA TAHUN 2014 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh: Darsini NIM B11 126 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

i

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR

SUMBER SURAKARTA

TAHUN 2014

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh:

Darsini

NIM B11 126

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

ii

2014

HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR

SUMBER SURAKARTA

Diajukan oleh :

Darsini

B11 126

Telah diperiksa dan disetujui

Pada tanggal : 7 Juni 2014

Pembimbing

Erinda Nur Pratiwi, SST

NIK. 201391118

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUR SUMBER

SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

Darsini

B11 126

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji

Ujian Akhir Program Diploma III Kebidanan

Pada tanggal :

PENGUJI I PENGUJI II

Anis Nurhidayati, SST, M.Kes Erinda Nur Pratiwi, SST

NIK. 200685025 NIK. 201391118

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan

Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Pada Tanggal :

Mengetahui,

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Retno Wulandari, SST

NIK. 200985034

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta Tahun 2014”. Karya Tulis Ilmiah ini di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai

salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma

Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena

itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dra.Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan Kusuma

Husada Surakarta.

3. Erinda Nur Pratiwi, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Hj. Sri Surti Mulyani, Amd.Keb selaku Pimpinan RB An Nuur Sumber

Surakarta, yang telah memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Seluruh responden yang telah meluangkan waktu dan membantu dalam

penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada

Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

v

Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014

Darsini

NIM : B11 126

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA

PENINGKATAN PRODUKSI ASI DI RB AN NUUR

SUMBER SURAKARTA

TAHUN 2014

Xii + 59 halaman + 19 lampiran + 6 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan dengan

sepenuhnya, upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki

bayi masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya

kurangnya kesadaran akan pentingnya ASI.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB AN Nuur Sumber Surakarta pada kategori baik, cukup, dan

kurang.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Diskriftif Kuantitatif . Lokasi

penelitian diambil di RB An Nuur Sumber Surakarta. Jumlah sampel sebanyak 30 ibu nifas, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Sampling Jenuh.

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk analisis data

dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi frekuensi.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta, ibu nifas dengan pengetahuan

baik sebanyak 12 responden (25,0%), pengetahuan cukup sebanyak 27 responden

(56,2%), dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (18,8%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi

ASI di RB AN Nuur Sumber Surakarta sebagian besar dalam kategori cukup yaitu

sebanyak 27 responden (56,2%).

Kata Kunci : Pengetahuan, Ibu nifas, cara peningkatan produksi ASI

Kepustakaan : 20 literatur (Tahun 2003 s/d 2013)

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

vi

MOTTO

v Jika anda tidak tahu apa yang ingin anda capai, bagaimana mungkin anda akan

mencapainya

(Mario Teguh)

v Your future is determined by what you start today

(Penulis)

v You do not need to be great start something. Do it now and do not ever put off

because the change may not come twice

(Penulis)

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis

ilmiah ini penulis persembahkan :

Bapak dan Ibu tercinta terimakasih atas

doa restu dan pengorbananmu selama

ini.

Kakak dan adikku tersayang terima kasih

atas support dalam setiap langkahku.

Sahabat-sahabat yang selama ini telah

bersama melalui hitam putih menuju

kemenangan.

Almamater tercinta.

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

vii

CURICULUM VITAE

Nama : Darsini

Tempat , Tanggal Lahir : Karanganyar, 22 Juli 1993

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat :Kacangan Rt 02/08, Tawangsari, Kerjo,

Karanganyar

Riwayat Pendidikan

1. SD N 02 Tawangasari LULUS TAHUN 2005

2. SMP N 1 Kerjo, Karanganyar LULUS TAHUN 2008

3. SMK N 1 Sambirejo, Sragen LULUS TAHUN 2011

4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2011

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi

CURICULUM VITAE .................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................. 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 4

E. Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

F. Sistematika Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan ................................................................................. 8

2. Nifas .............................................................................................. 14

3. Laktasi .......................................................................................... 14

4. Peningkatan Produksi ASI ........................................................... 28

A. Kerangka Teori .................................................................................... 36

B. Kerangka Konsep Penelitian ............................................................... 37

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

ix

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pencana Penelitian .............................................................. 38

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 39

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................... 39

D. Variabel Penelitian .............................................................................. 40

E. Definisi Operasional ............................................................................. 41

F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 41

G. Teknik Pengumpulan data ................................................................... 45

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................ 46

I. Etika Penelitian .................................................................................... 49

J. Jadwal Penelitian ................................................................................. 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian, Hasil ....................................... 51

B. Penellitian, Pembahasan, Keterbatasan ............................................... 51

C. Pembahasan ........................................................................................ 53

D. Keterbatasan ....................................................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 58

B. Saran .................................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

x

DAFTAR TABEL

2.1 Daftar kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu menyusui ...................... 23

3.1 Definisi operasional penelitian .................................................................. 41

3.2 Kisi-kisi kuesioner tentang cara peningkatan produksi ASI ..................... 43

4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur ............................................... 52

4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikann ................................... 52

4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan Produksi ASI di RB

An Nuur Sumber Surakarta ............................................................................. 53

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

xi

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 36

2.2 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 37

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1. Jadwal Penelitian

Lampiran2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran9. Surat Persetujuan Responden

Lampiran10. Kuesioner Penelitian

Lampiran11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabillitas

Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Hitungan manual hasil penelitian

Lampiran 17. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peneingkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta

Lampiran 18. Tabel r Product Moment

Lampiran 19. Lembar Konsultasi

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) yaitu bertujuan untuk

meningkatkan status gizi masyarakat, yang diperioritaskan pada kelompok

masyarakat resiko tinggi yaitu golongan bayi, balita, usia sekolah, remaja, ibu

hamil, ibu menyusui serta usia lanjut. Upaya tersebut dilakukan secara

terintregrasi dengan penanggulangan kemiskinan secara nasional. UPGK

perlu dilakukan secara terpadu lintas sektoral maupun lintas program agar

lebih berdaya guna dan berhasil guna sehingga dapat terlaksananya kegiatan

secara nyata dan bertanggungjawab dengan memperhatikan faktor

epidemiologi, geografi, sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat

(Depkes RI, 2009).

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan dengan sepenuhnya,

upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi masih

dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya

kesadaran akan pentingnya ASI. Pelayanan kesehatan yang belum

sepenuhnya mendukung peningkatan penggunaan ASI, gencarnya promosi

susu formula dan ibu bekerja (Roesli, 2008). Survai Demografi 2007

gambaran pemberian ASI di Indonesia yaitu 32,3% masih jauh dari rata-rata

dunia yaitu 38%. Saat ini bayi kurang dari 6 bulan yang diberi susu formula

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

2

meningkat dari 16,7% tahun 2002 menjadi 27,9% pada tahun 2007

(SDKI, 2007).

Sedangkan data yang diperoleh dari profil Kesehatan Kabupaten/ Kota

di Provinsi Jawa Tengah tahun 2009 menunjukan cakupan pemberian ASI

eksklusif sekitar 40,21%. Pemberian ASI eklusif oleh ibu di Kota Solo masih

sangat rendah, terbukti pada tahun 2010 hanya 30 persen dari total 3.970 bayi

usia 0-6 bulan yang diberikan ASI (Depkes, 2009).

Menyusui merupakan suatu proses yang alamiah, namun sering ibu-

ibu tidak berhasil atau menghentikan menyusui lebih dini. Banyak alasan

yang dikemukakan ibu-ibu antara lain, ibu merasa air susunya tidak cukup

dan tidak keluar pada hari-hari pertama kelahiran bayi, hal ini disebabkan

karena kurang percaya diri bahwa air susunya cukup untuk bayi dan kurang

informasi tentang cara-cara menyusui yang baik dan benar. Di daerah

pedesaan pada umumnya ibu menyusui, namun hasil penelitian menunjukan

bahwa pengaruh kebiasaan kurang baik, yaitu memberikan makanan dan

minuman untuk mengganti air susu apabila belum keluar pada hari pertama

kelahiran. Kebiasaan ini dapat membahayakan kesehatan bayi dan kurangnya

kesempatan untuk merangsang produksi air susu ibu sedini mungkin melalui

isapan pada payudara ibu (Depkes RI, 2009).

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang

optimal baik fisik maupun mental, dan kecerdasannya, maka perlu perhatian

agar dapat terlaksana dengan benar. Kunci utama untuk memulai produksi

ASI dengan sukses adalah membuat bayi menghisap payudara sesering

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

3

mungkin dan teratur, berdasarkan kebutuhan dan dengan posisi yang benar.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran ASI yaitu rangsangan otot-

otot buah dada (perawatan payudara), keteraturan bayi menghisap, keadaan

ibu, makanan dan istirahat ibu (Sunarsih, 2007).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RB An Nuur Sumber

Surakarta pada tanggal 19 Oktober 2013, didapatkan data jumlah ibu nifas

pada bulan Agustus sampai bulan Oktober sebanyak 48 ibu nifas di dapat 39

ibu menyusui dan 9 ibu tidak menyusui. Hasil wawancara tentang bagaimana

cara meningkatkan produksi ASI terhadap 10 responden didapatkan informasi

6 ibu menyatakan belum mengetahui cara meningkatkan produksi ASI dan 4

ibu menyatakan sudah mengetahui cara meningkatkan produksi ASI.

Berdasarkan latar tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih

lanjut tentang “ Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

4

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB An Nur Sumber Surakarta.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI pada tingkat pengetahuan baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI pada tingkat pengetahuan cukup.

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI pada tingkat pengetahuan kurang.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi ilmu

pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Bagi diri sendiri

a. Menambah wawasan dalam hal pengetahuan tentang cara

peningkatan produksi ASI pada ibu nifas dan memperluas

pengetahuan serta pengalaman dalam bidang penelitian.

b. Mengaplikasikan ilmu dari mata kuliah Metodologi Peneitian.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

5

3. Bagi institusi

a. Pendidikan

Sebagai sumber referensi dan masukan secara konseptual sesuai

hasil penelitian pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya cara

peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.

b. RB An Nuur Sumber Surakarta

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi

tenaga kesehatan di RB An Nuur Sumber Surakarta mengenai cara

peningkatan produksi ASI pada ibu nifas.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang sudah dilakukan antara lain:

Ifa Sari, 2010 : Dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja

dengan Pemberian ASI Eksklusif di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen

Kabupaten Demak. Dengan metode Diskriptif analitik dengan rancangan

cross sectional. Yaitu hasil penelitian ada hubungan antara tingkat

pengetahuan ibu bekerja dengan pemberian ASI eksklusif di Desa Sumberejo

Kecamatan Mranggen Kabupaten Demak, dari 35 responden didapatkan 7

responden (20%) mengetahui tentang pentingnya pemberian ASI eklsklusif,

12 responden (34,3%) cukup mengetahui pentingngnya ASI eksklusif,

sedangkan 16 responden (45,7%) tidak memahami pentingnya pemberian ASI

eksklusif. Instrument penelitian dengan menggunakan lembar kuesioner.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

6

Dari keaslian tersebut terdapat beberapa persamaan dan perbedaan dengan

penelitian ini persamaan tersebut terletak pada judul mengenai ASI. Dan

perbedaan itu terletak pada metode penelitian yang digunakan, responden,

jumlah responden, tempat, waktu, dan hasil penelitian.

F. Sistematika Penelitian Karya Tulis Ilmiah

Sistematika dalam penulisan karya tulis ilmiah terdiri dari 5 bab sebagai

berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang Latar Belakang Masalah, Perumusan

Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Keaslian

Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi tentang teori medis tentang pengertian nifas, laktasi,

peningkatan produksi ASI, Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Jenis dan Rancangan Penelitian, Lokasi dan

Waktu Penelitian, Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan

Sampel, Variabel Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen

Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Metode Pengolahan dan

Analisis Data, Etika Penelitian, Jadwal Penelitian.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

7

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

Bab ini terdiri dari Gambaran Umum Tempat Penelitian, Hasil

Penellitian, Pembahasan, Keterbatasan.

BAB V PENUTUP

Dalam bab ini berisi Kesimpulan dan Saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya

(penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba) dengan

sendirinya, pada waktu pengindraan sampai menghasilkan

pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan

persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra pendengaran (telinga) dan indra penglihatan

(mata) (Notoatmodjo, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimilikinya.

Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang

diperkenalkan.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

9

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2005) pengetahuan yang dicakup

dalam domain kongnitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu, untuk

mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat

menggunakan pertanyaan-pertanyaan.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap

objek tersebut tetapi orang tersebut, tidak sekedar menyebut,

tetapi orang tersebut dapat menginterpretasikan secara benar

tentang objek yang diketahui tersebut.

3) Aplikasi (Apllication)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami

objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan

prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain.

4) Analisa (Analisys)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk

menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari hubungan

antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah

atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan

seseorang sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

10

orang tersebut telah dapat membedakan atau memisahkan,

melaporkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan

dan objek tersebut.

5) Sintesis (Sintesys)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam suatu hubungan yang logis

dari suatu komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki.

Dengan kata lain, sintesis adalah suatu komponen untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Penilaian ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku

di masyarakat.

Tingkat pengetahuan menurut Riwidikdo (2013) adalah

sebagai berikut :

1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1SD

2) Cukup, bila nilai Mean -1SD ≤ x≤ Mean + 1SD

3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean –

1SD

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

11

c. Cara Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), dari berbagai macam cara yang telah

digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

1) Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Yakni tanpa penelitian ilmiah, cara kuno atau tradisional dipakai

orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara

sistematik dan logis adalah cara ilmiah, tanpa melakukan

penelitian.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara coba salah (Trial and Eror)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum ada peradaban. Cara coba-coba

ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan itu

tidak berhasil maka dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua gagal pula, maka dicoba lagi dengan

kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat

dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang-orangn yang bersangkutan.

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

12

2) Cara ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

dengan metode penelitian ilmiah atau metode penelitian.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), terrdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi pengetahuan, antara lain :

1) Umur

Umur adalah waktu untuk hidup atau ada sejak dilahirkan. Umur

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin cukup

umur maka tingkat kematangan seseorang akan matang dalam

berfikir.

2) Pendidikan

Pendidikan seseorang mempengaruhi cara pandangnya terhadap

diri dan lingkungan. Oleh karena itu akan berbeda orang yang

berpendidikan tinggi dibandingkan dengan yang berpendidikan

rendah dalam menyikapi proses dan berinteraksi.

3) Pekerjaan

Dengan adanya pekerjaan seseorang memerlukan banyak waktu

untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting,

masyarakat yang sibuk akan memiliki waktu yang sedikit untuk

memperoleh informasi, sehingga tingkat pengetahuan yang

mereka miliki jadi berkurang.

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

13

4) Paritas

Paritas adalah keadaan wanita yang pernah melahirkan bayi

hidup. Dimana para wanita memperoleh pengetahuan dari

pengalaman pribadi. Pengetahuan merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Baik diperoleh secara langsung

ataupun tidak langsung, namun tidak semua pengalaman pribadi

dapat menuntun seseorang untuk menarik kesimpulan dengan

benar.

5) Intelegensia

Intelegensia prinsipnya mempengaruhi kemampuan penyesuaian

diri dan cara-cara pengambilan keputusan.

6) Sosial Ekonomi dan Budaya

Individu yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi baik

dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memendang diri dan

masa depannya dibandingkan dengan keluarga yang sosial

ekonominya lebih rendah. Adat istiadat yang berlaku setiap

daerah akan berpengaruh terhadap perilaku seseorang.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

14

2. Nifas

a. Pengertian Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir

dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelumnya

(sebelum hamil) dan berlangsung selama ±6 minggu

(Sulistyowati, 2009).

b. Periode Masa Nifas

Menurut Sulistyawati (2009), masa nifas dibagi dalam 3 periode:

1) Peurperium dini yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan

untuk berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama Islam dianggap

telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Peurperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote peurperium yaitu masa yang diperlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu

persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna

dapat berlangsng berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan

tahunan (Sulistyawati, 2009).

3. Laktasi

a. Pengertian Laktasi

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI

diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

15

Laktasi merupakan bagian integral dari siklus reproduksi mamalia

termasuk manusia. Masa laktasi mempunyai tujuan meningkatkan

pemberian ASI eksklusif dan merumuskan pemberian ASI sampai

anak 2 tahun secara baik dan banar serta anak mendapatkan

kekebalan tubuh secara alami (Ambarwati & Wulandari, 2010).

b. Komposisi Gizi dalam ASI

ASI adalah suatu emuisi lemak dalam larutan protein, lactose

dan garam organik yang disekresi oleh ke dua kelenjar payudara ibu,

sebagai makanan utama bagi bayi. Komposisi ASI tidak sama dari

waktu-kewaktu, hal ini berdasarakan stadium laktasi

(Ambarwati &Wulandari, 2010).

Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:

1) Kolostrum

Menurut Ambarwati &Wulandari (2010). Kolostrum adalah ASI

yang dikeluarkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah

bayi lahir.

Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna

kekuning-kuningan, lebih kuning dibanding dengan ASI matur,

bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan

sel-sel epitel, dengan kasiat kolostrum sebagai berikut :

a) Sebagai pembersih selaput usus bayi baru lahir sehingga

saluran pencernaan siap untuk menerima makanan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

16

b) Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama

globulin sehingga dapat memberikan perlindungan tubuh

terhadap infeksi.

c) Mengndung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh

bayi dari berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu

sampai dengan 6 bulan.

2) ASI Peralihan

ASI peralihan adalah ASI yang dihasilkan setelah

kolostrum (4-10 hari atau 3-5 minggu) dimana kadar lemak,

laktosa, vitamin larut air lebih tinggi dan kadar protein, mineral

lebih rendah, serta mengandung banyak kalori daripada

kolostrum ( Marmi, 2012).

ASI peralihan adalah ASI yang dikeluarkan dari hari

keempat sampai hari kesepuluh.

(Ambarwati &Wulandari, 2010).

3) ASI matur

ASI matur adalah ASI yang dihasilkan 10 hari setelah

melahirkan atau minggu ke 3-5, komposisinya baru konstan

dengan volume bervariasai 300-850 ml/hari tergantung pada

besarnya stimulasi saat laktasi. ASI matur 90%nya adalah air

yang diperlukan untuk memelihara hidrasi bayi, sedangkan 10%

kandunganya adalah karbohidrat, protein, lemak yang

diperlukan untuk kebutuhan hidup dan perkembangan bayi

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

17

sampai 6 bulan. Volume ASI pada tahun pertama 400- 700

ml/24 jam, tahun kedua 200- 400 ml/24 jam, dan sesudahnya

200 ml/24 jam (Marmi, 2012).

Ada 2 tipe ASI matur

a) Foremik : ASI yang mengalir pertama kali atau saat 5

menit pertama, lebih encer, mempunyai kandungan rendah

lemak , tinggi laktosa, gula, protein, mineral dan air.

b) Hind-milk : ASI jenis ini dihasilakan setelah pemberian

awal saat menyusui yang kaya akan lemak dan nutrisi,

sehingga bayi akan lebih cepat kenyang.

Kedua jenis tersebut diatas sangat dibutuhkan selama

ibu ketika menyusui yang akan menjamin nutrisi bayi

secara adekuat yang diperlukan sesuai tumbuh kembang

bayi.

c. Manfaat Menyusui

Menurut Marmi (2012), manfaat menyusui antara lain:

1) Bagi bayi

a) ASI mempunyai komponen perlindungan terhadap infeksi,

mengandung protein yang spesifik untuk perlindungan

terhadap alergi dan merangsang sistem kekebalan tubuh.

b) Komposisi ASI sangat baik karena mempunyai kandungan

protein, karbohidrat, lemak dan mineral yang seimbang.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

18

c) ASI memudahkan kerja pencernaan, mudah diserap oleh

usus bayi serta mengurangi timbulnya gangguan pencernaan

seperti diare atau sembelit.

d) Bayi yang minum ASI mempunyai kecenderungan memiliki

berat badan ideal.

e) ASI mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi termasuk untuk

kecerdasan bayi.

f) ASI bebas kuman karena diberikan langsung dari payudara

sehingga kebersihannya terjamin.

g) Menyusui akan melatih daya hisap bayi dan membantu

membentuk otot pipi yang baik.

2) Manfaat bagi ibu

a) Aspek kesehatan ibu

(1) Membantu mempercepat pengembalian uterus ke

bentuk semula dan mengurangi perdarahan post

partum, karena isapan bayi pada payudara akan

merangsang kelenjar hipofise untuk mengeluarkan

mengeluarkan hormon oksitosin. Sedangkan oksitosin

sendiri merangsang kontraksi saluran ASI dan kontraksi

uterus.

(2) Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan

secara bertahap, karena pengeluaran energi untuk ASI

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

19

dan proses pembentukannya mempercepat kehilangan

lemak.

(3) Pemberian ASI yang cukup lama akan memperkecil

kejadian karsionoma payudara dan karsinoma uterus.

b) Aspek Keluarga Berencana

Pemberian ASI secara eksklusif dapat berfungsi sebagai

kontrasepsi karena hisapan bayi merangsang hormon

prolaktin yang menghambat terjadinnya ovulasi sehingga

menunda kesuburan.

c) Aspek psikologi

Menyusui memberikan rasa puas, bangga dan bahagia pada

ibu yang berhasil menyusui bayinya dan memperkuat ikatan

batin antara ibu dan anak.

3) Manfaat untuk keluarga

a) Aspek ekonomi

(1) Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu

di beli.

(2) Mengurangi biaya perawatan sakit karena bayi yang

minum ASI tidak mudah terkena infeksi.

b) Aspek psikologis

Memberi kebahagiaan pada keluarga dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dan keluarga.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

20

c) Aspek kemudahan

Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan setiap saat.

4) Manfaat untuk Negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak

Faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI

menjamin status gizi bayi baik, karena ASI melindungi bayi

dan anak dari infeksi.

b) Menurunkan subsidi untuk rumah sakit

Subsidi untuk rumah sakit berkurang karena rawat gabung

akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi serta

mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi nokosomial.

c) Mengurangi devisa untuk membeli susu formula

ASI dapat diartikan sebagai kekayaan nasional, karena jika

semua ibu menyusui dapat menghemat devisa untuk

membeli susu formula.

d) Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara

optimal sehingga kualitas penerus bangsa akan terjamin.

d. Fisiologi Laktasi

Pada masa hamil, hormon esterogen dan progesteron

menginduksi perkembangan alveoli dan duktus lactiferous di dalam

payudara, serta merangsang produksi kolostrum.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

21

Produksi ASI tidak berlangsung pada masa sesudah kelahiran bayi

seketika kadar hormon esterogen menurun. Penurunan kadar

esterogen ini memunginkan naiknya kadara prolaktin dan produksi

ASI. Produksi prolaktin yang berkesinambungan disebabkan oleh

menyusunya bayi pada payudara ibu.

Pelepasan ASI berada dibawah kendali neuro endokrin.

Rangsangan sentuhan pada payudara (bayi menghisap) akan

merangang produksi oksitosin yang menyebabkan kontraksi sel-sel

myoepitel. Proses ini disebut sebagai ” reflex prolaktin” atau milk

prodaction reflect yang membuat ASI tersedia bagi bayi. Hisapan

bayi memicu pelepasan ASI dari alveolus mammae melalui duktus

ke sinus lactiferous. Hisapan merangsan produksi oksitosin oleh

kelenjar hipofisis posterior. Oksitosin memasuki darah dan

menyebabkan kontraksi sel-sel kusus ( sel-sel myoepitel) yang

mengelilingi alveolus mammae dan duktus lactiferous. Kontyraksi

sel-sel khusus ini mendorong ASI keluar dari alveoli melalui duktus

lactiferous menuju sinus lactiferous, tempat ASI akan disimpan.

Pada saat bayi menghisap ASI didalam sinus tertekan keluar kemulut

bayi. Gerakan ASI dari sinus ini dinamakan let down reflect atau “

pelepasan, pada akhirnya let down dapat dipacu tanpa rangsangan

hisapan. Pelepasan dapat terjadi bila ibu mendengar bayi menangis

atau sekedar memikirkan bayinya (Sulistyawati, 2009).

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

22

e. Gizi Ibu Menyusui

Kebutuhan ibu menyusui meningkat 25% dibandingkan gizi

wanita yang tidak menyusui. Peningkatan gizi ini dipetrlukan untuk

tetap mempertahankan produksi ASI, sehingga bayi dapat menikmati

ASI eksklusif sampai 4-6 bulan (Roesli, 2008).

Makanan yang sehat harus selalu seimbang, yaitu menu yang

lengkap sesuai dengan kebutuhan tubuh. Menu makanan yang

seimbang mengandung unsur-unsur seperti sumber tenaga,

pembangun, pengatur dan pelindung.

1) Sumber tenaga (energi)

Sumber tenaga diperlukan untuk pembakaran tubuh,

pembentukan jaringan baru,serta penghemat protein.

2) Sumber pembangun (protein)

Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel

yang rusak atau mati.

3) Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)

Unsur-unsur tersebut digunakan untuk melindungi tubuh dari

serangan penyakit dan mengatur kelancrn metabolisme di dalam

tubuh. Sember zat pengatur dan pelindung bisa diperoleh dari

semua jenis sayurdan buah-buahan segar (Roesli, 2008).

Ibu menyusui juga dianjurkan minum dan jumlah yang

cukup, paling sedikit usahakan sebanyak 8 gelas sehari.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

23

Selama masa nifas juga dianjurkan untuk minum vitamin A

(200.000 unit) dan minum tablet zat besi selama 40 hari post

partum .

Tabel 2.1

Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan bagi Ibu Menyusui

Zat Gizi

Wanita tidak

Hamil Ibu menyusui bayi umur:

0-6 bulan 7-12 bulan

Energi (kalori) 2200 2900 2700

Protein (g) 48 62 60

Vitamin A (mg) 500 850 800

Vitamin E (mg) 7,5 15 15

Vitamin D (mg) 5 18 18

Vitamin K (mg) 55 55 55

Riboflavin (mg) 1,1 1,6 1,6

Niasin (mg) 14 17 17

Tiamin (mg) 1,1 1,5 1,5

Vitamin B12 (mg) 2,4 2,8 2,8

Asam folat (mg) 400 500 500

Vitamin C (mg) 60 85 85

Kalsium (mg) 600 600 600

Fosfor (mg) 600 600 600

Besi (mg) 29 44 44

Seng (mg) 7,4 14,1 14,1

Iodium (mg) 110 200 200

Selenium (mg) 26 41 41

Sumber : (Djoko, 2006).

Ibu menyusui umumnya makan 6 kali sehari sesuai dengan

frekuensi menyusui bayi, karena setiap habis menyusui merasa lapar,

selain cukup makan, dianjurkan pula banyak minum minuman

berkhasiat yang dapat mempengaruhi produksi ASI, misalnya minum

air, susu, jus buah sebanyak mungkin, serta perhatian pola makan

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

24

dengan baik agar produksi ASI lancar dalam masa laktasi

(Yanti, 2011).

Makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI, antara lain

sayuran seperti bayam, selada, tomat, mentimun, jamur, oyong,

kacang polong, jagung, kentang dan labu, buah-buahan yang banyak

mengandung vitamin A,B,K dan C, serta kacang-kacangan seperti :

kenari, kacang pinus, kemiri, hazelnut, kacang brasil dan pistachio

(Marmi, 2012).

Contoh menu sehat untuk ibu menyusui

Pagi : susu 1 gelas (200 cc)

Pukul 08.00 : nasi (100 gr), pecel sayuran (100 gr), semur daging

(30 gr), tempe goring atau bacem (15 gr).

Pukul 11.00 : sup kacang merah segar (25 gr), ditambah ayam (15 gr),

dan wortel (50 gr).

Pukul 13.30 : nasi (200 gr), pepes ikan (75 gr), daun singkong (25 gr),

ayam panggang kalasan (50 gr), tahu bacem (50 gr), sayur bening

daun katuk , oyong (150 gr), dan 100 gr buah.

Pukkul 16.00 : slada buah (150 gr) atau rujak buah 9150 gr), dan

minum air kacang ijo.

Pukul 19.00 : nasi (200 gr), sate ati ayam (50 gr), daging ayam (25 gr),

tempe bumbu mangut (50 gr), aneka sayur (100 gr), dan buah sesuai

musim.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

25

Pukul 22.00 : susu 1 gelas (200 cc)

Sumber : Yanti (2011).

f. Cara Menyusui yang Benar

Menurut Chumbley (2003), langkah-langkah menyusui yang benar :

1) Menyusui bayi segera atau selambatnya setengah jam setelah

bayi lahir. Mintalah kepada bidan untuk membantu hal ini.

2) Biasakan mencuci tangan dengan sabun setiap kali sebelum

menyusui.

3) Perah atau keluarkan sedikit kolostrum atau ASI dan oleskan

pada daerah puting dan sekitarnya.

4) Ibu duduk,tidur, atau berbaring dengan santai.

5) Bayi dilekatkan menghadap ibu dengan posisi :

Perut bayi menempel perut ibu, dagu bayi menempel pada

payudara, telinga dan lengan bayi berada dalam satu garis lurus,

mulut bayi terbuka lebar menutupi daerah gelap sekitar puting

susu.

6) Agar mulut bayi membuka adalah dengan menyentuhkan puting

susu pada bibir atau pipi bayi.

7) Setelah mulut bayi terbuka lebar, segera masukan puting susu

dan sebagian besar lingkaran hitam atau daerah gelap sekitar

puting susu ke dalam mulut bayi.

8) Berikan ASI secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke

sebelah kanan sampai merasa kenyang.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

26

9) Cara melepas puting susu dari mulut bayi dengan menekan dagu

bayi kearah bawah atau dengan memasukan jari ibu antara mulut

bayi dan payudara ibu.

10) Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan pipi bayi dibersihkan

dengan kapas yang telah direndam dengan air hangat.

11) Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan terlebih dahulu

supaya udara yang tersisa bisa keluar.

12) Bila kedua payudara masih ada sisa ASI keluarkan dengan alat

pompa susu.

g. Cara Pengamatan Teknik Menyusui yang Benar

Menurut Mulyani (2013) untuk mengetahui bayi telah menyusu

dengan teknik yang benar, dapat dilihat :

1) Badan bayi menempel pada perut ibu.

2) Mulut bayi terbuka lebar.

3) Dagu ibu menempel pada payudara ibu.

4) Sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi, areola bagian

bawah lebih banyak yang masuk.

5) Bayi tampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

6) Puting susu ibu tidak terasa nyeri.

7) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

8) Kepala agak menengadah.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

27

h. Faktor yang Menyebabkan Ibu Tidak Menyusui Bayinya

Menurut Marmi (2012), faktor yang mempengaruhi ibu tidak

menyusui bayinya :

1) Permasalahan atau kelainan payudara

a) Payudara bengkak (Engorgement) yang disebabkan karena

menyusui yang tidak kontinyu, sehingga sisa ASI terkumpul

pada daerah duktus.

b) Mastitis adalah peradangan pada payudara yang terjadi

akibat bengkak yang tidak teratasi dengan baik.

c) Abses payudara dapat terjadi apabila mastitis tidak dapat

tertangani dengan baik.

d) Puting susu lecet (Abraded and or cracked nipple)

Puting susu lecet dapat disebabkan karena trauma pada

puting susu saat menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak

dan pembentukan celah-celah. Retak pada puting susu dapat

sembuh sendiri dalam waktu 48 jam.

e) Saluran susu tersumbat (Obstructed Duct) dapat terjadi

karena air susu mengental dan menyumbat lumen saluran.

2) Masalah menyusui pada keadaan khusus

a) Ibu melahirkan dengan bedah sesar

b) Ibu sakit adalah alasan ibu tidak menyusui anaknya

c) Ibu penderita penyakit HIV/AIDS dan Kepatitis (HbsAg+)

d) Ibu penderita TBC Paru

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

28

e) Ibu penderita Diabetes

3) Masalah menyusui masa pasca persalinan lanjut

a) Sindrom ASI kurang diakibatkan oleh kecukupan bayi akan

ASI tidak terpenuhi sehingga bayi mengalami ketidakpuasan

setelah menyusu, bayi sering menanngis, rewel, tinja bayi

keras dan payudara tidak terasa membesar.

b) Ibu bekerja

4) Masalah menyusu pada bayi

a) Bayi sering menangis, tangisan bayi dapat dijadikan sebagai

cara komunikasi antara ibu dan buah hati. Pada saat menangis

cari sumber penyebabnya dan yang paling sering adalah

karena kurang ASI.

b) Bayi bingung puting (Nipple Confusion) yang dapat

diakibatkan pemberian susu formula dalam botol yang

berganti-ganti.

4. Peningkatan Produksi ASI

a. Produksi ASI

Proses terjadinya pengeluaran air susu dimulai atau

dirangsang oleh isapan mulut bayi pada puting susu ibu. Gerakan

tersebut merangsang kelenjar pituitary anterior untuk memproduksi

sejumlah prolaktin, hormon utama yang mengandalkan pengeluaran

air susu (Siregar, 2004).

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

29

Prosses pengeluaran air susu juga tergantung pada let down

reflex, dimana hisapan puting dapat merangsang kelenjar pituitary

posterior untuk menghasilkan hormon oksitosin, yang dapat

merangsang serabut otot halus di dalam dinding saluran susu agar

membiarkan susu dapat mengalir secara lancer (Siregar, 2004).

Kegagalan dalam pengembangan payudara secara fisiologis

untuk menampung air susu sangat jarang terjadi. Payudara secara

fisiologis merupakan tenunan aktif yang tersusun seperti pohon

tumbuh di dalam puting dengan cabang yang menjadi ranting

semakin mengecil (Siregar, 2004).

Susu diproduksi pada akhir ranting dan mengalir kedalam

cabang-cabang besar menuju saluran dalam puting. Secara visual

payudara dapat digambarkan sebagai setangkai buah anggur,

mewakili tenunan kelenjar yang mengsekresi dimana setiap selnya

mampu memproduksi susu, bila sel-sel myoepthel di dalam dinding

alveoli berkontraksi, anggur tersebut terpencet dan mengeluarkan

susu kedalam ranting yang mengalir ke cabang-cabang lebih besar,

yang secara perlahan-lahan bertemu di dalam areola dan membentuk

sinus lactiferous. Pusat dari areola (bagian yang berpigmen) adalah

putingnya, yang tidak kaku lataknya dan dengan mudah dihisap

(masuk kedalam) mulut bayi (Arini, 2012).

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

30

b. Volume Produksi ASI

Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar

payudaranya tidaklah sama setiap waktunya. Dikatakan bahwa

volume ASI akan menurun sesuai dengan waktu (Mulyani, 2013).

Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan

puting susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap

10-100 ml ASI. Produksi ASI akan obtimal setelah 10-14 hari usia

bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800 ml/hari. Produksi ASI

mulai menurun 500-600 ml setelah 6 bulan pertama, 400-600 ml

pada bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-500 ml pada

tahun kedua usia anak (Mulyani, 2013).

c. Cara Peningkatan Produksi ASI

Menyusui (breast feeding) adalah pilihan yang indah dan

sehat untuk bayi, tapi kadang-kadang ingin meningkatkan produksi

ASI membuat bayinya stress, penyakit dan kelainan dapat

berdampak negatif terhadap peningkatan produksi ASI saat

menyusui (Arini, 2011).

Menurut Tulus (2011), cara untuk meningkatkan produksi ASI :

1) Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapat ASI selama

bayi inginkan , bayi biasanya menyusu 6 kali tiap jam tambahlah

menjadi tujuh atau delapan kali ketika membiarkan bayi

menyusu lebih sering, tubuh ibu akan menerima respon untuk

meghasilkan lebih banyak susu.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

31

2) Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui.

Pastiakan bayi menyusu pada payudara pertama selama

mungkin sampai bayi memperlambat atau berhenti menghisap,

kemudian tawarkan payudara kedua. Periksa bahwa bibir bayi

menempel dengan benar dan harus dibagian areola payudara dan

juga diluar puting.

3) Gunakan pompa payudara diantara waktu menyusui. Ketika bayi

tidur atau baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 5-

10 menit di setiap payudara untuk memberikan stimulasi dan

meningkatkan produksi ASI. Jangan berkecil hati jika tidak

mennghasilkan susu banyak selama pemompaan, karena

tujuannya adalah stimulasi.

4) Melakukan diet yang benar agar bisa terpenuhi. Seorang ibu

menyusui membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau

300-500 kalori diatas diet pra-kehamilan. Lanjukan dengan

vitamin untuk ibu menyusui.

5) Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus mengkonsumsi

sekitar 3 liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak,

tapi menyusui pasti akan selalu merasa haus. Jumlah air yang

tetap akan membantu meningkatkan produksi ASI.

6) Menggunakan suplemen herbal (ekstrak daun katuk) dapat

menjadi cara yang paling baik untuk meningkatkan produksi

ASI.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

32

7) Jika ibu menyusui telah mencoba semua dan masih perlu untuk

meningkatkan suplai ASI, berbicara dengan dokter. Ada resep

tersedia memiliki efek untuk meningkatkan produksi ASI.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi Produksi ASI

Menurut Siregar (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

ASI sebagai berikut :

1) Makanan Ibu

Makanan yang dimakan seorang ibu yang sedang dalam masa

menyusui tidak secara langsung mempengaruhi mutu ataupun

jumlah air susu yang dihasilkan. Dalam tubuh terdapat cadangan

berbagai gizi yang dapat digunakan bila sewaktu-waktu

diperlukan. Akan tetapi jika makanan ibu terus menerus tidak

mengandung cukup zat gizi yang diperlukan tentu pada akhirnya

kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam buah dada ibu tidak

akan dapat bekerja dengan sempurna dan akhirnya akan

berpengaruh terhadap produksi ASI.

Unsur gizi dalam satu liter ASI setara dengan unsur gizi yang

terdapat dalam dua piring nasi tambah satu butir telur. Jadi

diperlukan kalori yang setara dengan jumlah kalori yang

diberikan satu piring nasi untuk membuat satu liter ASI

diperlukan makanan tambahan disamping untuk keperluan diri

sendiri, yaitu setara dengan 3 piring nasi dan satu butir telur.

Apabila ibu yang sedang menyusui bayinya tidak mendapat

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

33

tambahan makanan, maka akan terjadi kemunduran dalam

pembuatan ASI. Terlebih jika pada masa kehamilan ibu juga

mengalami kekurangan gizi.

Karena itu tambahan makanan bagi seorang ibu yang

sedang menyusui anaknya mutlak diperlukan. Walaupun tidak

jelas pengaruh jumlah air minum dalam jumlah yang cukup.

Dianjurkan disamping bahan makanan sumber protein seperti

ikan, telur dan kacang-kacangan, bahan makanan sumber

vitamin juga diperlukan untuk menjamin kadar berbagai vitamin

dalam ASI.

2) Ketentraman Jiwa dan Pikiran

Pembuahan air susu ibu sangat dipengaruhi oleh faktor

kejiwaan. Ibu yang selalu dalam keadaan gelisah, kurang

percaya diri, tertekan dan berbagai bentuk ketegangan

emosional, mungkin akan gagal dalam menyusui bayinya. Pada

ibu ada 2 macam reflek yang menentukan keberhasilan dalam

menyusui bayinya, reflek tersebut adalah Reflek Prolaktin,

Let-down Refleks ( Refleks Milk Ejection).

3) Pengaruh Persalinan dan Klinik Bersalin

Banyak ahli mengemukakan adanya banyak pengaruh yang

kurang baik terhadap kebiasaan memberikan ASI pada ibu-ibu

yang melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin lebih

menitik beratkan upaya agar persalinan dapat berlangsung

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

34

dengan baik, ibu dan anak berada dalam keadaan sehat dan

selamat, masalah pemberian ASI kurang mendapat perhatian.

Sering makanan yang pertama yang diberikan justru susu buatan

atau susu sapi. Hal ini memberikan kesan yang tidak mendidik

pada ibu dan ibu selalu beranggapan bahwa susu sapi lebih baik

dari ASI. Pengaruh itu akan semakin memburuk apabila di

sekeliling kamar bersalin dipasang poster atau gambar-gambar

yang memuji penggunaan susu buatan.

4) Penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung estrogen dan

progesteron

Ibu yang dalam masa menyusui tidak dianjurkan menggunakan

kontrasepsi pil yang mengandung estrogen, karena hal ini dapat

mengurangi jumlah produksi ASI secara keseluruhan oleh

karena itu alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) yaitu IUD atau

spiral. Karena AKDR dapat merangsang uterus ibu sehingga

secara tidak langsung dapat meningkatkan kadar hormon

oksitosin, yaitu hormon yang dapat merangsang produksi ASI.

5) Perawatan payudara

Perawatan fisik payudara menjelang masa laktasi perlu

dilakukan, yaitu dengan mengurut payudara selama 6 minggu

terakhir masa kehamilan.

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

35

Pengurutan tersebut diharapkan apabila terdapat penyumbatan

pada duktus lactiferous dapat dihindarkan sehingga pada

waktunya ASI akan keluar dengan lancar (Siregar, 2004).

Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan,

tetapi juga dilakukan sebelum melahirkan. Perawatan yang

dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan

sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu

sehingga memperlancar saluran ASI. Hal-hal yang perlu

diperhatikan adalah :

a) Perawatan payudara secara teratur

b) Pemeliharaan kebersihan sehari-hari

c) Konsumsi gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk

mencukupi produksi ASI

d) Ibu harus percaya diri akan kemampuan menyusui bayinya

e) Ibu harus merasa nyaman dan santai

f) Hindari rasa cemas dan stress akan menghambat reflek

oksitosin

Sumber : Siregar (2004).

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

36

B. Kerangka Teori

Berdasarkan uraian teori diatas, maka penulis memodifikasi kerangka teori

sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Notoatmodjo (2010), Riwidikdo (2013), Arikunto (2007) dengan

modifikasi

Tingkat

pengetahuan:

a. Baik

b. Cukup

c. Kurang

Pengetahuan Ibu Nifas

Cara

Peningkatan

Produksi

ASI

Cara meningkatkan produksi ASI antara

lain :

1. Menyusui bayi yang lebih sering

2. Menyusui dengan kedua payudara

setiap menyusui

3. Gunakan pompa payudara di sela

menyusui

4. Lakukan diet yang benar

5. Minum banyak air

6. Menggunakan suplemen herbal

(ekstrak daun katuk)

Tingkat

pengetahuan ibu

nifas tentang cara

peningkatan

produksi ASI

Faktor-faktor yang

mempengaruhi :

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Paritas

5. Intelegensia

6. Sosial Ekonomi

dan Budaya

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

37

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas

1. Umur

2. Pendidikan

3. Pekerjaan

4. Paritas

5. Intelegensia

6. Sosial Ekonomi dan

Budaya

Baik

Cukup

Kurang

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian diskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal

yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan

penelitian (Arikunto, 2010). Sedangkan kuantitatif yaitu penelitian dilakukan

terhadap terhadap sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu

populasi tertentu (Notoatmodjo, 2012).

Kuantitatif adalah data yang dipaparkan dalam bentuk bilangan

(angka-angka) dan harganya berubah-ubah atau bersifat variabel

(Riwidikdo, 2013).

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan rencana cross sectional yaitu adalah dilihat dari waktu

pengambilan data pada waktu yang ditentukan dan sekali waktu pengambilan

data (Riwidikdo, 2013).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB

An Nur Sumber Surakarta.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

39

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh

peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007).

Lokasi ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini telah dilakukan di RB An Nur

Sumber Surakarta.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan

dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya

(Hidayat, 2010). Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal

16 Desember 2013 sampai 24 Januari 2014.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karaktristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan (Sugiyono, 2012).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas dan ibu

bersalin yang tercatat di RB An Nur Sumber Surakarta yaitu sejumlah 48

responden.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

40

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

(Notoatmodjo, 2012). Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010).

Dikarenakan dalam penelitian jumlah populasi kecil yaitu <100

resonden, maka sampel diambil semua. Sampel dalam penelitian ini

adalah semua ibu nifas yang tercatat di RB An Nur Sumber Surakarta

pada bulan 16 Desember 2013 sampai 24 Januari 2014., yaitu sebanyak

48 responden.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan suatu proses

menjelaskan sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang

ada dengan menggunakan teknik sampling. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh yaitu teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sampel (Sugiyono, 2010). Sampel penelitian ini yaitu 48 responden.

D. Variable Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012).

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

41

Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu

pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati ketika melakukan

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena dengan

menggunakan parameter yang jelas (Hidayat, 2007). Definisi pada penelitian

ini dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian

Nama

Variabel

Definisi

Operasional

Alat Ukur Skala

Ukur

Hasil Ukur

Tingkat

pengetahua

n ibu nifas

tentang cara

peningkatan

produksi

ASI

Apa saja yang

diketahui oleh ibu

nifas tentang cara

peningkatan

produksi ASI

yang meliputi

pengertian ASI,

cara menyusui

yang

benar,manfaat

ASI, gizi ibu

menyususi,

perawatan

payudara,

ketentraman jiwa

Kuesioner Ordinal a. Baik apabila

nilai responden

yang diperoleh :

X> mean+1 SD

b. Cukup apabila

nilai responden

yang diperoleh :

mean -1

SD≤X≤mean+1

SD

c. Kurang :

apabila nilai

responden yang

diperoleh :

X<mean-1 SD Sumber : (Riwidikdo, 2013).

F. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumen penelitian dalam

penelitian ini dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner.

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

42

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

tertutup yang diisi langsung oleh responden.

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner tertutup adalah sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan

menyediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih jawaban

(Arikunto, 2010).

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang cara peningkatan produksi ASI. Dalam kuesioner menggunakan

pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini

bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila

responden memilih pilihan jawaban “Benar” medapat skor 1 dan apabila

responden memilih pilihan jawaban “Salah” mendapat skor 0. Sedangkan

untuk pernyataan negatif, apabila responden memilih pilihan jawaban “Salah”

mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “Benar”

mendapat skor 0. Pengisian kuesioner tersebut degan memberikan tanda

centang (√) pada jawaban yang dianggap benar.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

43

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Tentang Cara Peningkatan produksi ASI

Variabel Indikator No. Pertanyaan Jumlah

Favorable Un Favorable

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

Tentang Cara

Peningkatan

Produksi ASI

Pengertian ASI 1,2 2

Cara menyusui

yang benar

3,4,5,6,7,10,11 8,9,12,24* 11

Manfaat ASI 13,14,15,16 18,35 6

Gizi ibu

menyusui

17,19,20 21,22,23 6

perawatan

Payudara

25,26,27*,28 29,30 6

ketentraman jiwa 31,32,33 34 4

Jumlah 35

Keterangan :

* : Tidak valid

Untuk mengetahui apakah kuesioner yang digunakan sebagai alat

ukur penelitian ini sah atau tidak, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

realibilitas dengan karakteristik seperti sejenis diluar lokasi penelitian. Uji

coba instrument dilakukan di RB Marga Waluya Surakarta dengan jumlah

responden 30 orang dengan jumlah pertanyaan 35 soal.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid

apaila mampu mengukur apa yang diinginkan.

Instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi, dan instrument

yang kurang valid maka akan dilakukan dengan menghitung korelasi

antara masing-masing pertanyaan dengan nilai total, dengan rumus

product moment (Arikunto, 2010).

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

44

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik product moment.

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

r : koefisien korelasi

x : pernyataan

y : skor total

xy : skor pernyataan

N : jumlah sampel

Instrumen dinyatakan valid apabila r hitung > r tabel, dengan taraf

signifikansi 5% (Arikunto, 2010).

Berdasarkan uji coba validitas yang dilakukan di RB Margo Waluyo

dengan data sebanyak 30 responden dan 35 soal. Perhitungan dilakukan

menggunakan program SPSS 16 for Windows didapatkan 2 angka tidak

valid yaitu nomer 24 dan 27 dikarenakan nilai r hitung < r tabel (0, 361),

untuk selanjutnya nomor yang tidak valid dihilangkan sedangkan nilai

yang valid sebanyak 33 pernyataan. Perhitungan SPSS selengkapnya

terdapat dalam lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang baik tidak akan

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

45

bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-

jawaban tertentu. Apabila data memang benar sesuai dengan kenyataan,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama (Arikunto, 2010).

Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut :

Keterangan :

ri : realibilitas instrument seluruh instrumen

k : mean kuadrat antara subjek

: jumlah mean kuadrat kesehatan

: Varians total

Istrumen dikatakan reliabel jika nilai Alpha Choronbach lebih dari 0,7

(Riwidikdo, 2013).

Berdasarkan uji reliabilitas yang dilakukan di RB Margo Waluyo, didapatkan

nilai reliabel dikarenakan nilai alpha choronbach 0,882 > 0,70.

Perhitungan SPSS selengkapnya terdapat dalam lampiran.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Hidayat (2010), tehnik pengumpulan data merupakan cara

peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian.

Data yang diperoleh terdiri dari :

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

46

1. Data primer

Data primer adalah data dikumpulkan sendiri oleh peneliti dari

yang sebelumnya tidak ada dan tujuannya disesuaikan dengan keperluan

penelitian (Hidayat, 2010). Pengumpulan data primer didapatkan dari

pengisian kuesioner oleh responden tentang tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang cara peningkatan produksi ASI.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung

dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang

dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik

secara komersial maupun non komersial (Riwidikdo, 2013).

Data sekunder dari penelitian ini adalah data ibu nifas yang didapat dari

studi dokumentasi.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Teknik pengolahan data dan analisa data adalah langkah

terpenting untuk memperoleh hasil atau simpulan dari masalah yang

diteliti. Data yang sudah terkumpul sebelum dianalisis harus selalu

melalui pengolahan data terlebih dahulu. Najmah (2011), menyatakan

bahwa setelah data terkumpul, kemudian dilakukan penngolahan data

dengan cara :

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

47

a. Pengeditan Data (Editing)

Kegiatan untuk melakukan pengecekan isi formulis atau kuesioner

apakah jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan,

dan konsisten.

b. Pengkodean data (Coding)

Coding merupakan kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi

data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari Coding adalah untuk

mempermudah saat analisis data dan juga mempercepat pada saat

memesukan data.

c. Pemasukan data (entry data)

Langkah selanjutnya adalah memasukan data agar dapat dianalisis.

Pemasukan data dilakukan dengan cara memasukan data dari

kuesioner ke paket program komputer.

d. Pembersihan data (Cleaning)

Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan

kembali data yang sudah dimasukan apakah ada kesalahan atau

tidak.

2. Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan analisis univariat yaitu menganalisis terhadap tiap

variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan distribusi frekuensi

dan rentan nilai dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2012).

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

48

Selanjutnya hasil untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas maka,

ditujukan dengan rentang nilai dengan keterangan sebagai berikut :

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah x> mean+1SD

b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD ≤X≤

mean +1SD

c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah x <mean – 1SD

(Riwidikdo, 2013)

Untuk menghitung mean menggunakan rumus menurut

Riwidikdo (2013), yaitu :

=

Keterangan :

X : Rata-rata (mean)

∑x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah maksimal yang harus diperoleh responden

Untuk mencari simpangan baku dengan menggunakan rumus menurut

Riwidikdo (2013), yaitu :

SD =

Keterangan :

SD : Simpangan baku

xi : Nilai dari data

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

49

n : Banyaknya data

Untuk memperoleh skor presentase menurut Riwidikdo (2013),

yaitu sebagai berikut :

Skor presentase = x 100%

Sedangkan rumus presentase untuk jumlah pengetahuan ibu nifas

tentang cara peningkatan produksi ASI adalah :

Skor presentase = x 100%

I. Etika Penelitian

Melaksanakan penelitian khususnya jika yang menjadi subjek

penelitian adalah manusia, peneliti harus memahami hak dasar manusia.

Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian

yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia

(Hidayat, 2007). Setiap penelitian yang menggunakan objek manusia tidak

boleh bertentangan dengan etika agar hak responden dapat terlindungi,

kemudian kuesioner dikirim kesubjek yang diteliti dengan menekankan pada

masalah etika penelitian. Untuk penelitian ini menekankan pada masalah

etika yang meliputi :

1. Informed Consent

Informed Consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed

Consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian Informed Consent ini bertujuan agar subjek mengerti maksud

dan tujuan penelitian serta mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

50

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika

responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan

tersebut (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini semua responden akan

diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan nama/identitas)

Anonymity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuesioner).

Peneliti hanya menulliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut.

Pada penelitian ini peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada

lembar pengumpulan data (Hidayat, 2007).

3. Kerahasiaan hasil (Confidentiality)

Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2007).

Penelitian ini kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan

dari setiap subjek akan dijamin oleh peneliti.

J. Jadwal Penelitian

Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,

beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut

(Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian terlampir.

Page 63: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RB An Nuur Sumber Surakarta terletak

di Jl. Pakel no 33 Baturan, Colomadu.

RB An Nuur adalah salah satu Rumah Bersalin yang memiliki 4

Bidan. Sarana dan prasarana ruang di RB An Nuur terdiri dari 1 ruang

BKIA, 1 ruang bersalin yang terdiri dari 3 bad ginekologi, 6 ruang nifas (2

ruang kelas 1, 2 ruang kelas 2 dan 2 ruang kelas 3), pendaftaran dan ruang

tunggu. Pelayanan yang diberikan RB An Nuur meliputi Pertolongan

Persalinan, Periksa Hamil dan USG, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga

Berencana, Imunisasi Bayi dan Anak, PAP Smear.

B. Hasil Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang datang ke RB

An Nuur Sumber Surakarta, dengan jumlah responden sebanyak 48 orang.

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini dilakukan penyebaran

kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dkembalikan kepada

peneliti untuk diolah.

Berikut adalah hasil pengelompokan responden berdasarkan

karakteristik masing-masing :

Page 64: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

52

1. Karakretistik responden

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

No Umur Jumlah Prosentase

(%) 1. < 20 tahun 1 2,08

2. 20-35 tahun 44 91,6

3. > 35 tahun 3 6,25

Total 48 100

Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel 4.1 umur kurang dari 20 tahun terdapat

sebanyak 1 responden (2,08%), umur 20 - 35 tahun sebanyak 44

responden (9 1,6%), dan umur lebih dari 35 tahun terdapat

sebanyak 3 responden (6,25%).

b. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Jumlah Prosentase

(%) 1. SMP 2 4,16

2. SMA 35 72,9

3. Perguruan Tinggi 11 22,9

Total 48 100

Sumber : Data primer 2014

Berdasarkan tabel 4.2 diatas pendidikan SMP sebanyak 2

responden (4,16), SMA sebanyak 35 responden (72,9%), dan

perguruan tinggi sebanyak 11 responden (22,9%).

Page 65: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

53

Tabel 4.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta

No Pengetahuan Jumlah Presentase (%)

1 Baik 12 25,0

2 Cukup 27 56,2

3 Kurang 9 18,8

Total 48 100

Sumber : Data Primer

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 12 responden

(25,0%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI,

pengatahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI sebanyak 27

responden (56,2%) dan pengetahuan kurang tentang cara peningkatan

produksi ASI sebanyak 9 responden (18,8%). Jadi tingkat pengetahuan ibu

nifas tentang cara peningkatan produksi ASI di RB An Nuur Sumber

Surakarta kebanyakan pada tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 27

responden (5 6,2%). Hasil penelitian terdapat pada lampiran.

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara peningkatan

produksi ASI di RB An Nuur Sumber Surakarta didapatkan sebanyak 12

responden (2 5,0%) dengan pengetahuan baik tentang cara peningkatan

produksi ASI, pengetahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI

Page 66: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

54

sebanyak 27 responden (56,2%), dan pengetahuan kurang tentang cara

peningkatan produksi ASI sebanyak 9 responden (18,8%).

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah

orang mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap objek terjadi melelui panca indra manusia yaitu penglihatan,

penciuman, pendengaran, raba dan rasa dengan sendirinya. Sebagian besar

pengetahuan manusia didapatkan melalui indera penglihatan dan

pendengaran.

Hasil penelitian menunjukan karakteristik responden berpendidikan

SMA sebanyak 35 responden (72,9%). Menurut Notoatmodjo (2005), faktor-

faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya pendidikan, makin

tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima

informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Menurut Notoatmodjo (2010),

bahwa umur mempengaruhi tingkat penerimaan informasi yakin semakin tua

umur seorang ingatannya semakin berkurang. Sehingga sulit menerima

informasi yang diberikan, sebaliknya semakin muda umur akan mudah

menerima informasi yang didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui

sesuatu hal.

Berdasarkan karakteristik responden berdasarkan umur kebanyakan

responden berumur 20 - 35 tahun sebanyak 44 responden (9 1,6%),

Page 67: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

55

Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa umur mempengaruhi tingkat

penerimaan informasi yaitu semakin tua umur seseorang ingatannya semakin

berkurang, sehingga sulit menerima informasi yang diberikan, sebaliknya

semakin muda umur seseorang maka akan mudah menerima informasi yang

didapat dan akan lebih tertarik untuk mengetahui sesuatu.

Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari

ASI diproduksi sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI.

(Ambarwati & Wulandari, 2008).

Menurut Roesli (2008), manfaat menyusui dan keunggulan ASI

antara lain:

Kualitas dan kuantitas nutrisi yang optimal

1. Anak lebih sehat

2. Mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak

Membantu mengurangi kelaparan karena ASI mampu memenuhi

kebutuhan kalorin 31%, protein 38%, vitamin A 45%, dan vitamin C 95%.

Keadaan ini akan ssecara bermakna memenuhi kebutuhan. Hal tersebut dapat

mengurangi angka kejadian kurang gizi dan pertumbuhan yang berhenti yang

umumnya terjadi pada usia ini.

Menurut Arini (2011) Cara untuk meningkatkan produksi ASI, yaitu dengan

cara :

a. Menyusui bayi lebih sering, biarkan bayi mendapat ASI selama

bayi inginkan, bayi biasanya menyusu 6kali tiap jam tambahlah menjadi

tujuh atau delapan kali ketika membiarkan bayi menyusu lebih sering,

Page 68: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

56

tubuh ibu akan menerima respon untuk meghasilkan lebih banyak susu.

b. Menyusui dengan kedua payudara setiap menyusui. Pastiakan bayi

menyusu pada payudara pertama selama mungkin sampai bayi

memperlambat atau berhenti menghisap, kemudian tawarkan payudara

kedua. Periksa bahwa bibir bayi menempel dengan benar dan harus

dibagian areola payudara dan juda diluar puting.

c. Gunakan pompa payudara diantara waktu menyusui. Ketika bayi tidur

atau baru saja selesai makan, gunakan pompa payudara 5-10 menit di

setiap payudara untuk memberikan stimulasi dan meningkatkan produksi

ASI. Jangan berkecil hati jika tidak mennghasilkan susu banyak selama

pemompaan, karena tujuannya adalah stimulasi.

d. Melakukan diet yang benar agar bisa terpenuhi. Seorang ibu menyusui

membutuhkan lebih dari 2000 kalori per hari, atau 300-500 kalori diatas

diet pra-kehamilan. Lanjukan dengan vitamin buat ibu menyusui.

e. Minum banyak air, seorang ibu menyusui harus mengkonsumsi sekitar 3

liter air per hari. Mungkin terdengar seperti banyak, tapi menyusui pasti

akan selalu merasa haus. Jumlah air yang tetap akan membantu

meningkatkan produksi ASI.

f. Menggunakan suplemen herbal dapat menjadi cara yang paling baik

untuk meningkatkan produksi ASI.

Jika ibu menyusui telah mencoba semua dan masih perlu untuk

meningkatkan suplai ASI, berbicara dengan dokter. Ada resep tersedia

memiliki efek untuk meningkatkan produksi ASI.

Page 69: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

57

Hasil penelitian yang telah dilakukan di RB An Nuur Sumber

Surakarta didapatkan hasil yang paling banyak adalah pengetahuan ibu nifas

tentang cara peningkatan produksi ASI dalam kategori cukup yaitu sebanyak

27 responden (56,2%).

D. Keterbatasan Penelelitian

1. Kendala Penelitian

Dalam penelitian ini memerlukan waktu yang cukup lama karena tidak

setiap hari ada orang yang bersalin ataupun periksa nifas.

2. Keterbatasan Kuesioner

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal sehingga

hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga

responden hanya bisa menjawab benar atau salah dan jawaban

yang diberiakan belum bisa mengukur pengetahuan secara

mendalam.

Page 70: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

58

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Responden dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang bersalin dan

kunjungan di RB An Nuur Sumber Surakarta yang berjumlah 48 responden.

1. Tingkat pengetahuan baik tentang cara peningkatan produksi ASI di RB

An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 12 responden (25,0%).

2. Tingkat pengetahuan cukup tentang cara peningkatan produksi ASI di

RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 27 responden (56,2%).

3. Tingkat pengetahuan kurang tentang cara peningkatan produksi ASI

di RB An Nuur Sumber Surakarta sebanyak 9 responden (18,8%).

B. Saran

1. Bagi RB An Nuur Sumber Surakarta

Diharapkan lebih meningkatkan pelayanan khususnya tentang cara

peningkatan produksi ASI sehingga pasien merasa aman, nyaman dan

puas melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komperhensif,

tepat dan professional untuk meningkatkan mutu pelayanan di RB

tersebut.

2. Bagi ibu nifas

Diharapkan ibu nifas mampu meningkatkan pengetahuan terutama cara

peningkatan produksi ASI melalui media masa, media elektronik maupun

dari petugas kesehatan.

Page 71: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

59

3. Institusi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Diharapkan institusi mampu meningkatkan pengetahuan mahasiswa

terutama tentang cara peningkatan produksi ASI sehingga tercipta

generasi penerus bidan yang terampil dan kompeten dimasa depan.

4. Peneliti selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya mampu mengembangkan keterbatasan

dalam penelitian ini sehingga penelitian tidak hanya terbatas pada tingkat

pengetahuan dan variabelnya lebih dikembangnkan lagi.

Page 72: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati E.R dan Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :

Nuha Medika.

Arikunto, S . 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Arini, H. 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus Menyusui. Yogyakarta : Flash

Books.

Bahiyatun. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: ECG.

Chumbley, J. 2003. Tips Soal ASI dan Menyusui. Jakarta : Erlangga.

Depkes RI. 2009. Teknologi Sederhana Turunkan Kematian Bayi. Availabel

online (http ://www.go.id). Diakses pada tanggal 17 November 2013.

Hidayat, A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Masa Nifas “peurperium Care”.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

. 2012. ASI Saja Mama…. Berikan Aku ASI Karena Aku Bukan Anak Sapi.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Mulyani, N.S. 2013. ASI dan Pedoman Ibu Menyusui. Yogyakarta : Nuha Medika.

Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta :

Rineka Cipta.

. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus ASI Ekslusif. Jakarta : PT. Pustaka

Pembangunan Swadaya Nusantara.

Page 73: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG CARA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/...gdl-darsininim-809-1-kticomp-e.pdf · pengetahuan tentang cara peningkatan produksi ASI. 2. Bagi

SDKI. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Hyperlink reference not

valid. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2013.

Siregar, A. 2004. Pemberian ASI Ekslusif dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya. Sumatra Utara : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung :

Alfabata.

Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Sulistyowati, A. 2009. Buku Ajar Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas. Yogjakarta :

Rosulana Fiva.

Sunarsih, 2007. Hubungan Pemberian ASI Dini dengan Kelancaran produksi ASI pada Hari ke III Post Partum. Balikpapan, Poltekes Samarinda. Karya

Tulis Ilmiah.

Yanti, Y.P.A., 2011. Panduan Lengkap Obat dan Terapi yang Aman untuk

Kehamilan dan Menyusui : Dian Rakyat