ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26...
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26 TAHUN
P2 A0 DENGAN ENGORGEMENT DI BPM DYAH SUMARMO
TANJUNGSARI BANYUDONO BOYOLALI
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Endah Ayu Bintari
NIM B12 072
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26 TAHUN
P2 A0 DENGAN ENGORGEMENT DI BPM DYAH SUMARMO
TANJUNGSARI BANYUDONO BOYOLALI
TAHUN 2015
Diajukan oleh :
Endah Ayu Bintari
NIM B12072
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal………………
Pembimbing
Hutari Puji Astuti S.SiT.,M.Kes
NIK.200580012
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26 TAHUN
P2 A0 DENGAN ENGORGEMENT DI BPM DYAH SUMARMO
TANJUNGSARI BANYUDONO BOYOLALI
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh :
Endah Ayu Bintari
NIM B12072
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal…………………
PENGUJI I PENGUJI II
Deny Eka W SST.,M.Kes Hutari Puji Astuti S.SiT.,M.Kes
NIK 201188075 NIK.200580012
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka.Prodi DII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.N umur 26 Tahun
P2A0 dengan Engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari Banyudono
Boyolali Tahun 2015”Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.N umur 26 Tahun P2
A0 dengan Engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari Banyudono
Boyolali Tahun 2015”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D
III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu dra. Agnes Sri Harti M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
2. Ibu Retno Wulandari S.ST selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Hutari Puji Astuti S.SiT., M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
4. Ibu Dyah Sumarmo selaku pimpinan BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari
Banyudono Boyolali yang telah bersedia memberikan ijin dalam pelaksanaan
penelitian.
5. Ny.N selaku pasien yang dengan sukarela memberikan informasi tentang
keadaan dirinya, sehingga dapat membantu dalam kelancaran dan
kelengkapan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
6. Seluruh dosen dan staf Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga
Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 4 Juni 2015
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Endah Ayu Bintari
B12 072
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26 TAHUN
P2 A0 DENGAN ENGORGEMENT DI BPM DYAH SUMARMO
TANJUNGSARI BANYUDONO BOYOLALI
xi + 79 halaman + 14 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Masa nifas membutuhkan pengawasan dan perawatan agar
tidak terjadi komplikasi misalnya engorgement dimana ibu merasa nyeri pada
payudaranya sehingga dapat mengganggu rasa nyaman ibu. Data AKI tahun 2012
terdapat 359 per 100.000 kelahiran hidup, dan 57,93% nya terjadi pada masa
nifas. Data angka kejadian kasus ibu nifas dengan engorgement di BPM Dyah
Sumarmo Tanjungsari Banyudono Boyolali pada bulan Januari 2014 hingga bulan
September 2014 terdapat 3 kasus (3,09%).
Tujuan Studi Kasus : Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada
Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah Sumarmo
Tanjungsari, Banyudono, Boyolali dengan manajemen 7 langkah varney.
Jenis Studi Kasus : Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah
deskriptif. Studi kasus dilakukan di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari Banyudono
Boyolali pada Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement,menggunakan
format asuhan kebidanan pada ibu nifas menurut manajemen kebidanan varney
dan dilaksanakan pada tanggal 26- 29 Desember 2014. Teknik pengumpulan data
melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil Studi Kasus : Setelah 3 hari diberikan terapi amoxicillin, paracetamol, ctm,
perawatan payudara dan menyusui bayi dengan baik dan benar didapatkan hasil
masalah teratasi, kecemasan ibu tidak ada, panas ibu turun, rasa nyeri dan
bengkak hilang, laktasi menjadi lancar, ibu dapat menyusui bayinya dengan lancar
dan engorgement sudah teratasi.
Kesimpulan : Kesimpulan dari hasil penulisan Karya Tulis Ilmiah ini bahwa
engorgement dapat diatasi dengan penanganan yang tepat yaitu terapi amoxicillin,
paracetamol, ctm, perawatan payudara, dan menyusui bayinya dengan baik dan
benar sehingga ASI dapat keluar dengan lancar dan engorgement sudah teratasi.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Ibu Nifas, Engorgement.
Kepustakaan : 24 literatur (Tahun 2007-2014)
vii
MOTTO
v Jika anda tidak bisa menjadi orang pandai, jadilah orang yang baik dan
rasa takut bukanlah untuk dikmati, tetapi untuk dihadapi ( Penulis)
v Membantu anak- anak bertumbuh, membantu keluarga bertumbuh,
membantu masyarakat bertumbuh, distu juga kebahagian bertumbuh
( Franklin P. Jones)
v Obat adalah sebuah seni, karunia dari alam, peraturan bagi pasien, dan
mempunyai prinsip tindakan dan alasan pada setiap kasus
(Plato – Filsof Yunani)
v Jadilah yang terbaik untuk diri sendiri, orang yang kita sayangi dan orang
lain (Bung Karno)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini peulis persembahkan :
v Bapak dan ibu tercinta terima kasih atas segala doa restunya dan cinta
kasihnya selama ini.
v Kakak tercinta yang selalu memberikan support setiap langkahku.
v Dosen Pembimbing Ibu Hutari Puji Astuti S.SiT., M.Kes terima kasih
atas segala bimbingannya, dari awal hingga akhir dalam pembuatan tugas
akhir Karya Tulis Ilmiah.
v Teman- teman (Ririn, diyas, sundari, atika, yekti) dan teman-teman
senasib seperjuangan lainnya yang telaha berpartisipasi dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
v Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Endah Ayu Bintari
Tempat/ Tanggal Lahir : Boyolali, 06 Januari 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Klego, RT 04/01, Klego, Boyolali.
Riwayat Pendidikan
1. SDN 01 KLEGO LULUS TAHUN 2006
2. SMPN 01 KLEGO LULUS TAHUN 2009
3. SMAN 01 SIMO, BOYOLALI LULUS TAHUN 2012
4. Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Angkatan 2012/2013
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN. ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN. .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
MOTTO .......................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus ................................................................ 3
1. Umum.............................................................................. 3
2. Khusus ............................................................................. 4
D. Manfaat Studi Kasus ............................................................. 5
E. Keaslian Studi Kasus.............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................ 8
1. Masa Nifas ...................................................................... 8
2. Engorgement ................................................................... 17
B. Teori Manajemen Kebidanan ................................................. 20
1. Pengertian........................................................................ 20
2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney .............. . 20
3. Data Perkembangan . ...................................................... 36
C. Landasan Hukum ................................................................... 37
x
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi .............................................................................. 38
B. Lokasi Studi Kasus ................................................................. 38
C. Subjek Studi kasus ................................................................. 38
D. Waktu Studi Kasus ................................................................. 39
E. Instrumen Studi Kasus ........................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 39
G. Alat- alat Yang Dibutuhkan ................................................... 43
H. Jadwal Studi Kasus ................................................................ 44
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ....................................................................... 45
1. Pengkajian data.................................................................. 45
2. Interpretasi data ................................................................. 57
3. Diagnosa potensial ............................................................ 59
4. Antisipasi/ Tindakan segera .............................................. 59
5. Perencanaan ....................................................................... 59
6. Pelaksanaan ....................................................................... 60
7. Evaluasi ............................................................................. 61
B. Pembahasan ............................................................................ 72
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 77
B. Saran ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien
Lampiran 8. Format ASKEB
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. SAP Perawatan Payudara
Lampiran 11. SAP Cara Menyusui yang Baik dan Benar
Lampiran 12. SAP Gizi Ibu Menyusui
Lampiran 13. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 14. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
B. Latar Belakang
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun
2012 AKI mencapai 359 per 100.000 kelahiran. Millenium Development
Goals (MDG’s) tahun 2015 memiliki target pencapaian AKI 102/100.000
kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Penyebab utama AKI berupa perdarahan
60 % (343.000 orang), infeksi 25% (143.250 orang), Gestosis 15% (885.595
orang), dan penyebab lainnya 5% (28.650 orang) (Manuaba, 2007).
Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 berdasarkan
laporan dari kabupaten/kota sebesar 116,34/100.000 kelahiran hidup,
mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2011
sebesar 116,01/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu terjadi pada
waktu hamil 24,74 %, waktu persalinan 17,33% terjadi pada waktu nifas
57,93% (Dinkes Jateng, 2012).
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Daerah, Angka kematian ibu
melahirkan di Boyolali masih cukup tinggi, mencapai angka 110/100.000
kelahiran hidup. Begitu pula dengan angka kematian bayi yang tercatat
mencapai 16/1000 kelahiran hidup. Dengan masih banyaknya kasus tersebut
Boyolali menempati peringkat ke-16 dari 45 kabupaten/kota di Jawa Tengah
(Dinkes Jateng, 2012).
2
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula(sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Sulistyawati, 2009). Masalah menyusui pada umumnya terjadi dalam dua
minggu pertama masa nifas, pada masa ini pengawasan dan perhatian petugas
kesehatan sangat diperlukan agar masalah menyusui dapat segera
ditanggulangi, sehingga tidak menjadi penyulit atau menyebabkan kegagalan
menyusui (Saleha, 2009).
Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak dihisap oleh bayi
secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system duktus yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara bengkak sering terjadi
pada hari ketiga atau keempat sesudah ibu melahirkan. Statis pembuluh darah
dan limfe akan mengakibatkan tekanan intraduktural, yang mempengaruhi
berbagai segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh payudara
meningkat. Akibatnya, payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri.
Selanjutnya, diikuti penurunan produksi ASI dan penurunan reflex let down.
Bra/kutang yang ketat juga dapat menyebabkan engorgement segmental,
demikian pula puting yang tidak bersih dapat menyebabkan sumbatan pada
duktus. Pencegahan yang dapat ibu lakukan yaitu susukan bayi segera setelah
lahir, susukan bayi tanpa jadwal, keluarkan ASI dengan tangan atau pompa,
bila produksi ASI melebihi kebutuhan bayi, melakukan perawatan pasca
persalinan secara teratur (Saleha, 2009).
3
Berdasarkan data Studi Pendahuluan didapatkan dari data rekam
medis di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari, Banyudono, Boyolali pada bulan
Januari 2014 hingga bulan September 2014 jumlah seluruh ibu nifas adalah
97 orang, ibu nifas normal adalah 64 orang (66%), ibu nifas dengan
perdarahan pervaginam 8 orang (8,3%), ibu nifas dengan anemia ringan 18
orang (18,55%), ibu nifas dengan engorgement 3 orang(3,09%) dan ibu nifas
dengan bendungan ASI 4 orang (4,12%). Berdasarkan data tersebut maka
penulis tertarik untuk melakukan studi kasus yang berjudul ”Asuhan
Kebidanan Ibu Nifas pada Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan Engorgement di
BPM Dyah Sumarmo, Tanjungsari, Banyudono, Boyolali”.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas,
maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana
penanganan Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. N umur 26 tahun P2A0
dengan Engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari, Bayudono,
Boyolali dengan Pendekatan Manajemen Varney?”.
D. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
a. Penulis :
Mampu memberikan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. N umur
26 tahun P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah Sumarmo
4
Tanjungsari, Banyudono, Boyolali dengan manajemen 7 langkah
varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian (data subyektif dan obyektif) pada ibu
nifas Ny.N umur 26 tahun P2A2 dengan engorgement di BPM
Dyah Sumarmo Tanjungsari, Bayudono, Bayolali
2) Menginterpretasi data (dignosa kebidanan, masalah dan
kebutuhan) pada ibu nifas Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan
engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari, Banyudono,
Boyolali
3) Menentukan diagnose potensial yang timbul pada ibu nifas
Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah
Sumarmo Tanjungsari, Banyudono, Boyolali
4) Melakukan tindakan segera pada ibu nifas Ny.N umur 26 tahun
P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari,
Banyudono, Boyolali
5) Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada ibu nifas Ny.N
umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah
Sumarmo Tanjungsari, Banyudono, Boyolali
6) Melaksanakan perencanaan pada ibu nifas Ny.N umur 26 tahun
P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari,
Banyudono, Boyolali
5
7) Melakukan evaluasi terhadap asuhan kebidanan pada ibu nifas
Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement di BPM Dyah
Sumarmo Tanjungsari, Banyudono, Boyolali
b. Mampu membandingkan kesenjangan antara teori dan kasus dalam
asuhan kebidanan Ibu nifas Ny.N umur 26 tahun P2A0 dengan
engorgement di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari, Banyudono,
Boyolali
E. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan penulis dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement.
2. Bagi profesi
Dapat memberikan masukan kepada tenaga kerja lainnya dalam
melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement.
3. Bagi Institusi
a. BPM
Sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pelayanan asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement.
b. Pendidikan
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya
asuhan kebidanan pada engorgement dan sebagai bahan referensi
diperpustakaan.
6
F. Keasliaan Studi Kasus
Dari penelusuran pustaka, peneliti menemukan penelitian yang serupa dengan
penelitian yang akan dilakukan diantaranya :
1. Ida Etika (2009), STIKes Ngudi Waluyo Ungaran dengan judul ”Asuhan
Kebidanan pada Ibu Nifas Hari ke 7 pada Ny.S P1A0 dengan
Engorgement di BPS Ny. Pujiati Kandangan Temanggung. Engorgement
terjadi karena ibu menyusui yang salah dan kelenjar yang tidak
dikosongkan. Asuhan kebidanan yang diberikan adalah susui bayinya
tanpa dijadwal(on demand), breast care, mengajari ibu tekhnik menyusui
yang benar dan terapi paracetamol 3×500 mg (10 tablet) dan amoxilin
3×500 mg (10 tablet) peroral. Hasilnya menunjukan bahwa setelah
dilakukan asuhan tersebut, keadaan ibu baik dan payudara sudah tidak
bengkak lagi.
Perbedaaan antara kasus yang dulu dengan sekarang adalah pada
lokasi, subyek, waktu pengambilan kasus dan terapi obat
chlorpheniramine maleat 3×4 mg (10 tablet).
2. Sri Astuti (2013), STIKes Kapuas Raya Jl.Dr. Wahidin Sudirohusodo
Sintang dengan judul ”Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny.Y P1A0
dengan Pembengkakan payudara di Rumah Sakit Umum Daerah Ade
Mohammad Djoen Sintang”. Pembengkakan payudara terjadi karena
pada ibu tidak menyusui bayinya kelenjar yang tidak dikosongkan.
Asuhan kebidanan yang diberikan adalah menyusui bayinya secara on
demand dan melakukan perawatan payudara. Terapai analgetik dan
7
antibiotik yaitu paracetamol 3×500mg (10 tablet), amoxilin 3×500mg (10
tablet), chlorpheniramine maleat 3×4 mg (10 tablet). Hasilnya
menunjukkan bahwa setelah diberi asuhan tersebut, masalah teratasi
keadaan ibu baik, payudara sudah tidak bengkak lagi, dan ASI keluar
lancar.
Perbedaaan antara kasus yang dulu dengan sekarang adalah pada
lokasi, subyek, waktu pengambilan kasus.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TEORI MEDIS
1. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperenium) adalah masa yang dimulai
setelah plasenta keluar dan berakhir ketia alat-alat kandungan
kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil)
(Sulistyawati, 2009).
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah
lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan
(Nugroho, dkk. 2014).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran
bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan
kembali orang kandungan seperti sebelum hamil dengan waktu
kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
b. Tujuan Asuhan Masa Nifas
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), Tujuan asuhan masa
nifas normal dibagi menjadi dua yaitu:
1) Tujuan umum
Membantu ibu dan pasangannya selama masa transisi awal
mengasuh anak.
9
2) Tujuan khusus
a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun
psikologinya
b) Melaksnakan skirining yang komprehensif, mendeteksi
masalah, mengobati/merujuk bila terjadi komplikasi pada
ibu dan bayinya
c) Memberikan pendidikan kesehatan,tentang Perawatan
kesehtan diri, Nutrisi, KB, Menyusui, Pemberian Imunisasi
dan perawatan bayi sehat
d) Memberikan pelayanan keluarga berencana.
c. Tahapan Masa Nifas
Menurut Marmi (2014), Masa nifas terbagi menjadi tiga
tahapan,yaitu :
1) Puerperenium dini
Suatu masa kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan.
2) Puerperenium intermedial
Suatu masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ reproduksi
selama kurang lebih enam sampai delapan minggu.
3) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat kembali dalam
keadaan sempurna terutama ibu apabila ibu selama hamil atau
waktu persalinan mengalami komplikasi.
10
d. Kunjungan Masa Nifas
Menurut Vivian (2011), kunjungan masa nifas dilakukan paling
sedikit empat kali kujungan:
1) 6-8 jam setelah persalinan.
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain pendarahan, rujuk
bila pendarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluargabagaimana mencegah pendarahan masa nifas
karena atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
f) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
g) Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi.
2) 6 hari setelah persalinan
a) Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus
berkontraksi, fundus di bawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan
pendarahan abnormal.
c) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan
istirahat.
11
d) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi
dan tali pusat, serta menjaga bayi tetap hangat dan merawat
bayi sehari-hari.
3) 2 minggu setelah persalinan.
Memastikan rahim sudah kembali normal dengan mengukur dan
meraba bagian rahim
4) 6 minggu setelah persalinan
a) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami
b) Memberikan konseling untuk KB secara dini.
e. Perubahan Sistem Reproduksi pada Masa Nifas
Menurut Marmi (2014), perubahan sistem reproduksi pada masa
nifas, antara lain :
1) Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses
dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot
60 gram.
2) Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan
permukaan kasar, tidak rat dan kira-kira sebesar telapak tangan,
pada akhir Minggu kedua hanya sebesar 3-4 cm, dan pada akhir
nifas 1-2 cm.
12
3) Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelcis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir,
berangsur-angsur menciut kembali seperti sedia kala.
4) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.
Macam-macam lochea :
a) Lochea rubra (cruenta)
Warnanya merah kehitaman terdiri dari sel desidua, verniks
caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah,
muncul pada hari 1-3 postpartum.
b) Lochea sanguinolenta
Warnanya putih bercampur merah berisi sisa darah
bercampur lendir yang keluar pada hari ke 3-7 postpartum.
c) Lochea serosa
Berwarna kekuningan atau kecoklatan lebih sedikit darah
dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta, pada hari ke 7-14 postpartum.
d) Lochea alba
Cairan putih mengandung leukosit, selaput lender serviks
dan serabut jaringan yang mati, pada hari ›14.
13
5) Perubahan pada vulva,vagina dan perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap
berada dalam keadaan kendur (Marmi, 2014).
f. Masalah yang sering muncul dalam pemberian ASI
Menurut Marmi (2014), ada beberpa masalah yang sering muncul
dalam pemberian ASI diantaranya sebagai berikut :
1) Mastitis
Mastitis adalah peradangan pada payudara.mastitis ini dapat
terjadi kapan saja sepanjang periode menyususui, tapi paling
sering terjadi antara hari ke-10 dan hari ke-28 setelah kelahiran.
2) Abses payudara
Abses payudara berbeda dengan mastitis. Abses payudara terjadi
apabila mastitis tidak tertangani dengan baik, sehingga
memperbaiki infeksi.
3) Puting susu lecet
Puting susu lecet dapat disebabkan trauma pada puting susu saat
menyusui, selain itu dapat pula terjadi retak dan pembentukan
celah-celah. Retakan pada puting susu dapat kembali pada 48
jam.
14
4) Saluran susu tersumbat
Penyebab :
a) Air susu mengental hingga menyumbat lumen saluran. Hal
ini terjadi sebagai akibat air susu jarang di keluarkan
b) Adanya penekanan saluran air susu dari luar
c) Pemakaian bra yang terlalu ketat
5) Putting susu nyeri
Putting susu nyeri disebabkan oleh kesalahan dalam teknik
menyusui, yaitu bayi tidak menyusu sampai kalang payudara,
moniliasis pada mulut bayi yang menular pada putting susu ibu
(Wulandari, 2011).
g. Perubahan Fisiologis pada Tanda-tanda Vital
Menurut Anggraini (2010) pada masa nifas tanda-tanda vital yang
harus dikaji antara lain :
1) Suhu Badan
Satu hari (24jam) postpartum suhu badan akan naik sdikit
(37,50C-38
0C) sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan,
kehilangan cairan dan kelelahan.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit,
pasca persalinan denyut nadi dapat meningkat menjadi
bradikardi melebihi 100 kali permenit.
15
3) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
4) Pernafasan
Frekwensi penafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24
kali per menit, pada ibu post partum umumnya pernafasan
lambat atau normal (Marmi, 2014).
h. Kebutuhan dasar Ibu Nifas
1) Nutrisi dan Cairan
Nutrisi yang dikomsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan
mengandung cukup kalori yang berfungsi untuk proses
metabolism tubuh (Maritalia, 2012).
2) Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) adalah kebijakan untuk
selekas mungkin membimbing ibu keluar dari tempat tidurnya
dan membimbingnya selekas mungkin berjalan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
3) Eliminasi
a) BAK
BAK normal bila dapat BAK spontan setiap 3-4 jam.
b) BAB
Ibu diharapkan dapat BAB sekitar 3-4 hari post partum
(Marmi, 2014).
16
4) Personal Hygiene
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
Anjurkan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya 2 kali
sehari.
5) Istirahat/Tidur
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan.
6) Senam Nifas
Senam nifas merupakan latihan yang tepat untuk memulihkan
kondisi tubuh ibu dan keadaan ibu secara fsiologis maupun
psikologis (Marmi, 2014).
i. Tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan baik.
Menurut Marmi (2014), tanda-tanda posisi bayi menyusu dengan
baik yaitu :
1) Tubuh bagaian depan bayi menempelkan pada tubuh ibu
2) Dagu bayi menempel padapayudara ibu
3) Dada bayi menempel pada pada dada ibu yang berada di dasar
payudara bagian bawah
4) Telinga bayi berada pada satu garis dengan leher dan lengan
bayi
5) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
6) Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
17
7) Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya
putting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
8) Lidah bayi menopang putting susu dan areola bagian bawah
9) Bibir bawah bayi melengkuh keluar
10) Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-
kadang di sertai berhenti sesaat
11) Terkadang terdengar suara bayi menelan
12) Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
13) Putting susu tidak terasa sakit dan lecet
2. Engorgement
a. Pengertian
Engorgement (payudara bengkak) terjadi karena ASI tidak
disususi dengan adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada system
duktus yang mengakibatkan terjadinya pembengkakan
(Saleha, 2009).
Engorgement (payudara bengkak) adalah payudara sering
terasa penuh dan nyeri disebabkan bertambahnya aliran darah
kepayudara bersama dengan ASI mulai diproduksi dengan banyak
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
b. Etiologi
Menurut Wulandari dan Handayani (2011), penyebab engorgement :
1) Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah
2) Produksi ASI belebihan
18
3) Terlambat menyusui
4) Pengeluaran ASI yang jarang
5) Waktu menyusui yang terbatas
c. Gambaran Klinis
Payudara bengkak ini sering terjadi pada hari ketiga atau keempat
sesudah melahirkan. Stasis pada pembuluh darah dan limfe akan
mengakibatkan meningkatnya tekanan intrakaudal, yang akan
mempengaruhi segmen pada payudara sehingga tekanan seluruh
payudara meningkat. Akibatnya, payudara sering terasa penuh,
tegang, serta nyeri. Kemudian diikuti oleh penurunan produksi ASI
dan penurunan let down (Saleha, 2009).
d. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala menurut Vivian (2011), yaitu
1) Payudara oedema
2) Payudara sakit
3) Putting susu kencang
4) Kulit mengkilap walau tidak merah
5) ASI tidak keluar
6) Badan menjadi demam setelah 24 jam
e. Pencegahan
1) Menyusui bayi segera setelah lahir dengan posisi dan perlekatan
yang benar
2) Menyusui bayi tanpa jadwal (non jadwal dan on demand)
19
3) Keluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila produksi
melebihi kebutuhan bayi
4) Jangan memberikan minuman lain pada bayi
5) Lakukan perawatan payudara pasca persalinan (massase dan
sebagainya) (Marmi, 2014).
f. Penatalaksanaan
1) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut
bayi
2) Bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan
atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau sendok
3) Tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan sampai
bendungan teratasi
4) Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres hangat
dan dingin
5) Bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan
pengurang sakit
6) Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak,
bermanfaat utuk membantu memperlancar pengelaran ASI
7) Pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks
8) Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
dan perbanyak minum (Marmi, 2014).
20
B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, dan keterampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan
yang terfokus pada klien (Jannah, 2011).
2. Proses Asuhan Manajemen Kebidanan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada penerapan
manajemen kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement menurut 7
langkah Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan
analitik sehingga memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah
terhadap klien. Dalam proses ketujuh langkah tersebut dimulai dari
pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, yaitu :
a. Langkah I : Pengkajian Data
Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Merupakan langkah pertama untuk mengumpulkan semua
informasi yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi
pasien (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
21
1) Data subyektif (Anamnesa)
Data subyektif adalah data yang diperoleh hasil bertanya dari
pasien, suami, atau keluarga (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
a) Identitas pasien menurut Ambarwati dan Wulandari (2010),
meliputi:
(1) Nama : Nama jelasdan lengkap, bila perlu
nama panggilan sehari-hari agar tidak
keliru dalam memberikan penanganan.
(2) Umur : Dicatat dalam tahun untuk
mengetahuai adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat–alat
reproduksi belum matang, mental dan
psikisnya belum siap. Sedangkan umur
lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk
terjadi pendarahan dalam masa nifas
(3) Agama : Untuk mengetahui keyakinan pasien
tersebut untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam berdoa.
(4) Pendidikan : Berpengaruh dalam tindakan kebidanan
dan untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya,sehingga bidan
dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
22
(5) Suku bangsa : Berpengaruh pada adat–istiadat atau
kebiasaan sehari – hari.
(6) Pekerjaan : Untuk mengetahui dan mengukur
tingkat sosial ekonominya, karena ini
juga mempengaruhi dalam gizi pasien
tersebut.
(7) Alamat : Ditanyakan untuk mempermudah
kunjungan rumah bila diperlukan.
b) Alasan datang atau keluhan utama adalah untuk mengetahui
masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan masa nifas
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Keluhan pada ibu
dengan engorgement ini adalah ibu mengatakan bahwa
payudaranya sakit bila menyusui bayinya (Marmi, 2014).
c) Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010). Riwayat
kesehatan meliputi :
(1) Riwayat kesehatan sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui
kemungkinan adanya penyakit yang diderita pada saat
ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan
bayinya.
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya riwayat atau penyakit akut, kronis seperti :
23
jantung, Diabetes Militus, hipertensi, asma yang dapat
mempengaruhi pada masa nifas.
(3) Riwayat kesehatan keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan
adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan
kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada
penyakit keluarga yang menyertainya.
(4) Riwayat keturunan kembar
Dikaji untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada
yang mempunyai riwayat keturunan kembar.
(5) Riwayat operasi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah dilakukan
tindakan operasi atau belum, yang sekiranya dapat
mengganggu dalam proses kehamilan ini.
d) Riwayat menstruasi
Data ini memang tidak secara langsung berhubungan
dengan masa nifas, namun dari data yang bidan diperoleh,
bidan mempunyai gambaran tentang dsar dari organ
reproduksinya antara lain, menarche, siklus, lamamya,
volume, keluhan (Sulistyawati, 2009).
e) Riwayat keluarga berencana (KB)
Untuk mengetahui KB apa yang pernah digunakan , jika
ber KB lamanya berapa tahun, alat kontrasepsi apa yang
24
digunakan.
f) Riwayat perkawinan
Yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah, status
menikah syah atau tidak, karena bila melahirkan tanpa
status yang jelas bakan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses nifas
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
g) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan sebelumnya dan hasil
akhirnya yaitu : abortus, lahir mati, lahir hidup dan apakah
dalam kesehatan yang baik, apakah terdapat komplikasi
atau intervensi pada kehamilan, persalinan ataupun masa
nifas sebelumnya, dan apakah ibu hamil itu mengetahui
penyebabnya (Sulisyawati, 2009).
h) Riwayat kehamilan sekarang
Untuk mengetahui kapan hari pertama haid terakir dan
perkiraan lahir ANC dimana, berapa kali, teratur atau tidak,
imunisasi TT berapa kali, masalah dan kelainan pada
kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan
selama hamil (Manuaba, 2007).
i) Pola kebiasaan sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
25
frekuensi, banyaknuya, jenis makanan, makanan
pantangan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia,
karena pada masa nifas masih mengeluarkan lochea
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(3) Eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB
dan BAK dalam sehari, apakah mengalami kesulitan
atau sudah pergi ke kamar mandi sendiri. Dalam
keadaan normal, ibu dapat BAK secara spontan dalam
8 jam setelah melahirkan, sedangkan BAB biasanya
tertunda 2 sampai 3 hari setelah melahirkan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Istirahat/tidur
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu dapat istirahat
atau tidur sesuai kebutuhannya. Berapa jam ibu
tidur dalam sehari dan kesulitan selama ibu melakukan
istirahat. Kebutuhan tidur ± 8 jam pada malam hari dan
1 jam pada siang hari. Pola istirahat dan aktivitas ibu
selama nifas yang kurang dapat menyebabkan
kelelahan dan berdampak pada produksi ASI.
26
(5) Pola Seksual : Dikaji bidan untuk mengetahui pasien
melakukan hubungan seksual berapa
kali dalam satu Minggu dan ada
keluhan atau tidak (Sulistyawati, 2009)
j) Psikososial budaya
Menurut Suherni, dkk. (2008), yang ditanyakan antara lain:
Pribadi : Kehamilan sekarang direncanakan atau tidak.
Suami : Mendukung atau tidak dengan kehamilan
sekarang.
Keluarga : Mendukung atau tidak dengan kehamilan
sekarang
k) Penggunaan obat-obatan dan jamu atau rokok
Merokok, minum alkohol dan minum obat-obatan tanpa
indikasi perlu untuk diketahui.
2) Data obyektif
Data obyektif adalah data data yang diperoleh melalui
pemeriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi yang
dilakukan secara berurutan (Sulistyawati, 2009). Adapun data
obyektif meliputi:
a) Status Generalis
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui kedaaan ibu secara umum
nifas normal biasanya baik, ibu dengan engor-
27
gement biasanya keadaan umumnya sedikit lemas
(Marmi, 2014).
(2) Kesadaran
Untuk mendapatkan gambaran tentang kesadaran
pasien, bidan dapat melakukan pengkajian derajat
kesadaran pasien dari keadaan composmentis (kesadarn
maksimal) sampai dengan coma (pasien dalam keadaan
tidak sadar). Ibu dengan engorgement kesadarannya
composmentis (Marmi, 2014).
(3) Tensi
Untuk mengetahui,tekanan darah normal, faktor
hipertensi 140/90 mmHg, tekanan darah normal 110/70
sampai 120/80mmHg. Tekanan darah pada ibu nifas
dengan engorgememt normal 120/80 mmHg
(Sulistyawati, 2009).
(4) Suhu
Peningkatan suhu badan mencapai pada 24 jam
pertama masa nifas pada umumnya disebabkan oleh
dehidrasi, yang disebabkan oleh keluarnya cairan pada
waktu melahirkan, selain itu bisa juga disebabkan
karena istirahat dan tidur yang diperpanjang selama
masa persalinan. Tetapi pada umumnya setelah 12 jam
post partum suhu tubuh kembali normal. Normalnya
28
suhu 36,5oC
-37,5
oC. Pada kasus ibu nifas dengan
engorgement Ibu kenaikan suhu yang mencapai >
38°C adalah mengarah ke tanda-tanda infeksi
(Sulistyawati, 2009).
(5) Nadi
Berkisar antara 60 – 80 x/menit. Denyut nadi diatas
100 x/menit pada massa nifas adalah mengidentifikasi
adanya suatu infeksi. Nadi pada ibu nifas dengan
engorgement 82 x/menit (Sulistyawati, 2009).
(6) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung
dalam menit, respirasi normal dewasa 16-24 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari 2008). Pada ibu nifas
pernafasan berada dalam rentang yang normal, sekitar
20–30 x/menit (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(7) Tinggi badan
Untuk mengetahui tinggi badan ibu kurang dari
145 cm atau tidak termasuk resti atau tidak
(Sulistyawati, 2009).
(8) Berat badan
Penambahan berat badan ibu hamil menggambar
status gizi selama hamil, oleh karena ituharus dipantau
29
tiap bulan (Sulistyawati, 2009).
(9) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan ibu kurang dari 23,5
cm atau tidak, termasuk resti atau tidak (Sulistyawati,
2009).
b) Pemeriksaan sistematis
Menurut Marmi (2014), Pemerikasaan sitematis adalah
pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut
sampai kaki, yaitu :
(1) Kepala
(a) Rambut
Untuk mengetahui apakah bersih atau tidak,
rontok, tidak ada ketombe
(b) Muka
Keadaan muka pucat atau tidak, ada odema atau
tidak Ibu nifas dengan engorgement muka tidak
oedema
(c) Mata
Untuk mengetahui konjungtiva berwarna
kemerahan atau tidak, sklera berwarna putih atau
tidak. Ibu nifas dengan engorgement konjungtiva
agak pucat (Marmi, 2014).
30
(d) Hidung
Untuk mengetahui ada benjolan atau tidak.
(e) Telinga
Untuk mengetahui ada serumen atau tidak
(f) Mulut dan gigi
Bersih atau kotor, ada stomatitis atau tidak, ada
caries gigi atau tidak.
(2) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar limfe
atau parotitis (Sulistyawati, 2009).
(3) Dada
(a) Mammae
Ada pembesaran atau tidak, ada tumor atau tidak,
simetris atau tidak, areola hyperpigmentasi atau
tidak, puting susu menonjol atau tidak, kolostrum
sudah keluar belum (Suherni dkk, 2008). Pada kasus
engorgement teraba bengkak, benjolan, putting susu
tidak menonjol, warna kemerahan
(Suherni dkk, 2008).
(b) Axilla
Untuk mengetahui apakah ada pembesaran kelenjar
limfe pada ketiak dan adakah nyeri tekan.
31
(c) Perut
Untuk mengetahui apakah ada striae, kontraksi
uterus, bekas luka jahitan (Sulistyawati, 2009).
(d) Ekstremitas
Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak,
adanya varices atau tidak, adanya kelainan atau
tidak, reflek patella positif atau negative
(Varney, 2007).
c) Pemeriksaan khusus obstetri (Lokalis)
(1) Abdomen
Bagaimana ukuran, bentuk dan perubahan kulit
(Janah, 2011)
(2) Genital
adakah oedema/tidak, eritema/tidak dan pengeluaran
secret.
b. Langkah kedua : Interpretasi Data
Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah
berdasarkan interpretasi yang benar-benar atas data-data yang telah
dikumpulkan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
1) Diagnosa
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan yang
berkaitan dengan para, abortus, anak hidup, umur ibu dan
keadaan nifas (Sulistyawati, 2009). Diagnosa ibu nifas Ny.N
32
umur 26 tahun P2A0 nifas hari ke 7 dengan engorgement.
a) Data subyektif
Ibu mengatakan payudaranya bengkak, sakit dan payudaranya
terasa sakit bila menyusui bayinya (Marmi, 2014).
b) Data obyektif
Tekanan darah 110/70 mmHg, suhu tubuh 38-390C, pada
pemeriksaan payudara terlihat bengkak, sakit, putting susu
kencang, kulit mengkilap walau tidak merah serta ASI tidak
keluar (Vivian, 2011).
2) Masalah
Masalah yang muncul berdasarkan pernyataan pasien
(Sulistyawati, 2009). Ibu merasa cemas karena payudaranya
bengkak dan terasa sakit bila menyusui bayinya (Vivian, 2011).
3) Kebutuhan
Berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu
biasanya dibutuhkan konseling lebih (Marmi, 2014). Kebutuhan
pada ibu nifas dengan engorgement adalah penjelasan tentang
penyebab supaya ibu tidak cemas dan perawatan payudara
(Vivian, 2011).
c. Langkah ketiga : Diagnosa potensial
Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang mungkin
akan terjadi. Pada langkah ini diidentifikasi maslah atau diagnose
potensial berdasarkan rangkaian masalah dan dignosa, hal ini
33
membutuhkan antisipasi, pencegahan, bila memungkinkan
menunggu mengamati dan bersiap-siap apabila hal tersebut benar-
benar terjadi (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Diagnosa yang
mungkin terjadi pada nifas dengan engorgement adalah terjadinya
mastitis (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
d. Langkah keempat : Antisipasi tindakan segera
Langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen kebidanan.
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Antisipasi pertama yang
dilakukan pada ibu nifas dengan engorgement adalah pemberian
paracetamol 500mg peroral setiapn4 jam serta memberikan kompres
hangat (Vivian, 2011).
e. Langkah kelima : Perencanaan
Langkah-langkah ini ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya
yang merupakan lanjutan dari masalah dan diagnose yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
Perencanaan asuhan pada ibu nifas dengan engorgement menurut
Marmi (2014), adalah
1) Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut
bayi
34
2) Anjurkan bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan
cangkir atau sendok
3) Anjurkan untuk tetap mengeluarkan ASI sesering yang
diperlukan sampai bendungan teratasi
4) Anjurkan untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres
hangat dan dingin
5) Anjurkan bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam
dan pengurang sakit
6) Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak,
bermanfaat utuk membantu memperlancar pengelaran ASI
7) Anjurkan pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks
8) Anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya
tahan tubuh dan perbanyak minum
f. Langkah keenam : Pelaksanaan rencana asuhan
Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan
pada klien dan keluarga. Mengarahkan atau melaksanakan rencana
asuhan secara efisien dan aman (Sulistyawati, 2009). Pelaksanaan
rencana asuhan sesuai dengan pelaksanaan.
1) Mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara
lebih lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam
mulut bayi
35
2) Menganjurkan bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan
cangkir atau sendok
3) Menganjurkan untuk tetap mengeluarkan ASI sesering yang
diperlukan sampai bendungan teratasi
4) Menganjurkan untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan
kompres hangat dan dingin
5) Menganjurkan bila ibu demam dapat diberikan obat penurun
demam dan pengurang sakit
6) Melakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak,
bermanfaat utuk membantu memperlancar pengelaran ASI
7) Menganjurkan pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks
8) Menganjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan
daya tahan tubuh dan perbanyak minum
g. Langkah ketujuh : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan
yang diberikan, ulangi kembali manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sulistyawati, 2009).
Evaluasi pada ibu nifas dengan engorgement antara lain :
1) ASI telah keluar
2) Bayi sudah dapat menyusu
36
3) Telah dilakukan pemijatan daerah payudara yang bengkak
4) Payudara bengkak teratasi
3. Data perkembangan
Metode pendokumentasian untuk data perkembangan dalam asuhan
kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement ini menggunakan SOAP,
yaitu :
S : Subyektif
Berisi data dari pasien melalui anamnesis (wawancara) yang
merupakan ungkapan langsung (Hidayat, 2010)
O : Obyektif
Data yang didapat dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik
(Hidayat, 2010)
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalam satu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnose atau masalah potensial
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi
atau kolaborasi
P : Planning
Merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk
asuhan mandiri, kolaborasi, tes diagnosis atau laboratorium, serta
konseling untuk tindak lanjut (Hidayat, 2010).
37
C. LANDASAN HUKUM
Berdasarkan Permenkes NO. 1464/MENKES/PER/X/2010 pasal 10
ayat (1) tentang izin dan penyelenggaraan praktek bidan. Bidan dalam
menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi
pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan,
masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan
(Depkes RI, 2010).
38
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi
Jenis studi yang digunakan penulis dalam studi ini adalah metode
diskriptif. Metode diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang digunakan
dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif keadaan suatu
objek. Studi kasus adalah melakukan penelitian yang rinci tentang seseorang
atau suatu unit selam kurun waktu tertentu (Notoatmodjo, 2012).
Studi kasus ini menggambarkan tentang Asuhan Kebidanan Ibu
Nifas Pada Ny. N Umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement dengan
menggunakan asuhan kebidanan menurut tujuh langkah Varney.
B. Lokasi Studi
Lokasi studi merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut
dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di BPM Dyah
Sumarmo Tanjungsari, Banyudono, Boyolali.
C. Subyek Studi
Subyek merupakan orang yang dijadikan sebagai pasien untuk
mengambil kasus (Arikunto, 2010). Subyek yang dilaksanakan pada kasus ini
adalah ibu nifas Ny. N Umur 26 tahun P2A0 dengan engorgement.
39
D. Waktu Studi
Waktu studi kasus adalah waktu yang dibutuhkan penulis untuk
mendapatkan data penelitian yang dilaksanaan sampai batas yang ditentukan
(Nursalam, 2009). Studi kasus ini dilaksanakan pada bulan September 2014
sampai Juni 2015.
E. Instrumen Studi
Instrumen adalah alat yang akan digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini instrumen yang
digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan ibu nifas
menurut tujuh langkah Varney dan SOAP dalam bentuk data perkembangan.
F. Teknik Pengumpilan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder :
1. Data Primer
Data primer adalah daftar bacaan dari hasil penelitian atau studi
pustaka yang diperoleh dari jurnal penelitian / jurnal ilmiah
(Hidayat A, 2008). Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu :
40
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematik. Pada kasus ibu nifas dengan engorgement.
Inspeksi dilakukan dengan menggunakan indera penglihatan
untuk mengobservasi keadaan payudara (Nursalam, 2008).
Inspeksi dilakukan secara berurutan dari kepala sampai kaki.
Pada kasus ibu nifas dengan engorgement terlihat payudara
bengkak (Ambarwati, 2010).
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik pemeriksaan menggunakan indera
peraba. Tangan dan jari-jari adalah instrumen yang
sensitif (Nursalam, 2008). Pada kasus ibu nifas dengan
engorgement teraba payudara keras, putting susu kencang
(Sulistyawati, 2009).
3) Perkusi
Perkusi adalah teknik pemeriksaan dengan mengetuk-
ngetukkan jari ke bagian tubuh klien yang akan dikaji untuk
membandingkan bagian yang kiri dengan yang kanan
(Nursalam, 2008). Perkusi pada ibu nifas dengan engorgement
dengan pemeriksaan reflek patella untuk mengetahui apakah
terjadi tromboflebitis pada ibu nifas.
41
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan menggunakan
stetoskop untuk mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh
tubuh (Nusalam, 2008). Auskultasi pada kasus pada ibu nifas
dengan engorgement yaitu mengukur tekanan darah umumnya
normal 120/80 mmHg.
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode untuk mengumpulkan data,
dimana peneliti mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan
dari seseorang sasaran peneliti responden, atau bercakap – cakap
berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini wawancara dilakukan
pada pasien, keluarga dan tenakes dengan pedoman wawancara
menggunakan format asuhan kebidanan ibu nifas menurut tujuh
langkah Varney.
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah suatu hasil perbuatan jiwa secara aktif dan
penuh perhatian untuk menyadari adanya rangsangan dari luar
mengenai indra, dan terjadilah pengindraan, kemudian apabila
rangsangan tersebut menarik perhatian dan dilanjutkan dengan
adanya pengamatan (Notoatmodjo, 2012). Dalam studi kasus ini
observasi pada ibu nifas dengan engorgement dilakukan
42
pemeriksaan keadaan umum, kesadaran, TTV, kontraksi, ASI,
payudara.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah pustaka yang diperoleh dari berbagai sumber
buku teks, indeks, ensiklopedia, dan lain- lain (Hidayat A, 2008).
Data sekunder diperoleh dengan cara :
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang dipersiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik (Sugiyono, 2012).
Dalam studi kasus ini, dokumentasi dilakukan dengan cara
pengumpulan data ibu nifas dengan engorgement yang diambil dari
rekam medik di BPM Dyah Sumarmo Tanjungsari Banyudono
Boyolali.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoritis dari
permasalahan penelitian sehingga penelitian yang dilakukan bukan
kegiatan yang bersifat trial and error akan tetapi, krgiatan tersebut
benar-benar untuk mencari dasar-dasar teoritis (Hidayat A, 2010).
Pada kasus ini studi kepustakaan berupa buku-buku referensi, artikel
internet, karya ilmiah yang terdahulu, dan sumber pustaka lainnya
yang menunjang studi kasus ini dari tahun 2007 - 2014.
43
G. Alat – alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara lain:
1. Alat dan bahan pengambilan data :
a. Format pengkajian pada ibu nifas dan lembar observasi
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan melakukan pemeriksaan dan observasi :
a. Lembar panduan observasi
b. Tensi meter dan stetoskop
c. Termometer
d. Jam tangan petujuk detik
e. Breast care
1) Dua baskom berisi air hangat dan dingin
2) Satu waslap
3) Dua handuk besar
4) Minyak kelapa atau baby oil sebagai pelicin
5) Kapas secukupnya
3. Alat untuk pendokumentasian :
a. Status atau catatan pasien
b. Rekam medik
c. Alat tulis
44
H. Jadwal Studi Kasus
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
45
45
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY.N UMUR 26 TAHUN
P2 A0 DENGAN ENGORGEMENT DI BPM DYAH SUMARMO
TANJUNGSARI BANYUDONO BOYOLALI
Tempat : BPM Dyah Sumarmo
Tanggal masuk : 26 Desember 2014
No. Register : -
A. TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1. Nama : Ny. N 1. Nama : Tn. F
2. Umur : 26 tahun 2. Umur : 32 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Suku, Bangsa : Jawa/ Indo 4. Suku, Bangsa :Jawa/ Indo
5. Pendidikan : SD 5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT 6. Pekerjaan : Swasta
7. Alamat : Drimosari RT 14/01, Tanjungsari, Boyolali
b. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
Tanggal : 26 Desember 2014 Pukul : 10.00 WIB
1) Alasan utama pada waktu masuk
Ibu mengatakan ingin memeriksakan payudaranya.
46
2) Keluhan
Ibu mengatakan bahwa payudaranya sebelah kiri terasa
bengkak, panas, nyeri, bayinya susah menyusu. Mulai menyusu
segera setelah lahir, perlekatannya pada payudara belum tepat,
ASI yang keluar sedikit, dan lupa cara menyusui yang benar.
3) Riwayat penyakit
a). Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit
apapun seperti flu, batuk, dan diare.
b). Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa cepat
lelah saat beraktifitas ringan dan tidak
pernah merasa berdebar- debar pada dada
kiri.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada pinggang dan sakit saat BAK.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sesak
nafas
(4) TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat warna
kuning pada kulit, ujung kuku dan mata
47
(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasa haus,
lapar, tidak sering BAK pada malam hari
(7) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
tekanan darah > 140/90 mmHg dan tidk
pernah mengeluh pusing yang menetap
(8) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami
kejang disertai keluar busa dari mulut
(9) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit apapun seperti HIV/AIDS dan ISK
c). Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Epilepsi,
Hepatitis, dan penyakit menurun seperti Jantung, Asma,
DM dan Hipertensi.
d). Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suami tidak
ada riwayat keturunan kembar
e). Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah operasi apapun.
4) Riwayat menstruasi
a). Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama saat
umur 12 tahun
b). Siklus : Ibu mengatakan jarak menstruasinya 28 hari
48
c). Lama : Ibu mengatakan lama menstruasinya 6-7 hari
d). Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 3 kali sehari
selama menstruasi
e). Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur
f). Sifat darah : Ibu mengatakan darah yang keluar encer,
berwarna merah dan kadang menggumpal
g). Disminorhoe : Ibu mengatakan perutnya tidak nyeri pada
saat mentruasi dan tidak mengganggu
aktifitasnya
5) Riwayat perkawinan
a). Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali
b). Kawin I : Umur 14 tahun, dengan suami umur
20 tahun Lamanya : 12 tahun, anak 2
orang
6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
NO Tahun
Partus
Tempat
Partus UK
Jenis
Partus
Penolo
ng JK BB PB
Nifas Keada
an
anak Kead Laktasi
1
2
2008
19/12/14
BPM
BPM
37
mgg
38
mgg
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
Pr
Pr
3100
gr
3800
gr
48
cm
49
cm
Baik
Baik
Lancar
Engorge
ment
Hidup
Hidup
7) Riwayat hamil ini
a). HPHT : Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir
tanggal 29 Maret 2014
49
b). HPL : Ibu mengatakan hari perkiraan lahir tanggal
06 Januari 2015
c). Keluhan – Keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan sering mual dan muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan apapun
Trimester III : Ibu mengatakan sering pegal di pinggang
d). ANC : 11 kali teratur di bidan
Trimester I : 1 kali pada umur kehamilan 10 mgg
Trimester II : 3 kali pada umur kehamilan 15 mgg, 21
mgg, 23 mgg
Trimester III : 7 kali pada umur kehamilan 25 mgg, 27
mgg, 31 mgg, 32 mgg, 33 mgg, 34 mgg,
38 mgg
e). Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang
tablet Fe
f). Imunisasi TT
Ibu mengatakan imunisasi TT 2 kali
TT I : Pada umur kehamilan 3 bulan
TT II : Pada umur kehamilan 4 bulan
g). Pergerakan Janin
Ibu mengatakan mulai merasakan gerakan janin saat umur
kehamilan 5 bulan
50
8) Riwayat Persalinan Ini
a). Tempat : BPM Penolong : Bidan
b). Tanggal / Jam Persalinan : 19 Desember 2014/ 19.00 WIB
c). Jenis Persalinan : Normal
d). Komplikasi / Kelainan Dalam Persalinan : Tidak ada
komplikasi
e). Placenta
(1) Ukuran : ± 500 gram
(2) Insersi Tali Pusat : Sentralis
(3) Kelainan : Tidak ada
f). Perineum
(1) Ruptur / tidak : Tidak ada ruptur
(2) Dijahit / tidak : Tidak dijahit
g). Perdarahan
(1) Kala I : ± 20 ml
(2) Kala II : ± 100 ml
(3) Kala III : ± 50 ml
(4) Kala IV : ± 100 ml +
Total : ± 270 ml
h). Tindakan Lain : Tidak ada
i). Lama persalinan
(1) Kala I : 6 jam 10 menit
(2) Kala II : 15 menit
51
(3) Kala III : 10 menit
(4) Kala IV: 2 jam +
Total : 8 jam 35 menit
j). Keadaan bayi
(1) BB/ PB : 3800 gram/ 49 cm
(2) Apgar Score : 9/10/10
(3) Cacat bawaan : Tidak ada
9) Pola Kebiasaan Saat Nifas
a) Nutrisi
(1) Diet makanan : Ibu mengatakan tidak ada
pantangan makanan apapun
(2) Perubahan pola makan
Selama hamil : Ibu mengatakan sehari makan 3x
porsi sedang jenis nasi sayur,
lauk, air putih 6-7 gelas dan susu
ibu hamil 1 gelas perhari
Selama nifas : Ibu mengatakan sehari makan 3x
sehari porsi sedang, jenis nasi
sayur, lauk dan minum 6-7
gelas/hari, jenis air putih, teh,
susu
52
b) Eliminasi
(1) BAB
Selama hamil : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari,
konsistensi lunak, warna kuning kecoklatan,
bau khas feses
Selama nifas : Ibu mengatakan BAB 1 hari sekali, kadang-
kadang 2 hari sekali, konsistensi lembek,
warna kuning, bau khas feses
(2) BAK
Selama hamil : Ibu mengatakan BAK 4-5 kali dalam sehari,
konsistensi cair, warna kuning jernih, bau
khas urine
Selama nifas : Ibu mengatakan BAK 4-6 kali dalam sehari
konsistensi cair, warna kuning jernih, bau
khas urine
(3) Istirahat/ tidur
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang ± 2 jam dan tidur
malam ± 8 jam
Selama nifas : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam dan tidur
malam ± 6 jam
53
(4) Personal hygine
Selama hamil : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, mengganti pakaiannya 2 kali
sehari serta keramas 3 kali dalam seminggu
Selama nifas : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, gosok
gigi 2 kali sehari, mengganti pakaian 2 kali
sehari serta keramas 2 kali dalam seminggu
(5) Keadaan Psikologis
Ibu mengatakan suami dan seluruh keluarganya senang atas
kelahiran bayinya tetapi ibu mengatakan cemas dengan keadaan
payudaranya
(6) Riwayat sosial budaya
(a) Dukungan keluarga
Ibu mengatakan suami dan keluarganya senang atas
kelahiran bayinya
(b) Keluarga lain yang tinggal serumah
Ibu mengatakan tinggal dengan suami, anak dan
orangtuanya
(c) Pantangan makanan
Ibu mengatakan tidak memiliki pantangan makanan
(d) Kebiasaan adat – istiadat
Ibu mengatakan saat usia kehamilan 7 bulan diadakan adat
istiadat mitoni
54
(7) Penggunaan obat- obatan/ rokok
Ibu mengatakan hanya mengkonsumsi obat-obatan dari bidan
dan ibu mengatakan baik dari ibu sendiri, suami, dan juga orang
tua tidak merokok.
c. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
1). Status generalis
a). Keadaan umum : Baik
b). Kesadaran : Composmentis
c). TTV : TD : 120/ 90 mmHg R : 20x/mnt
N : 82x/mnt S : 38o C
d). TB : 159 cm
e). BB sebelum hamil : 60 kg
f). BB sekarang : 70 kg
g). LILA : 30 cm
2). Pemeriksaan sistematis
a). Kepala
(1) Rambut : Bersih, hitam, lurus, tidak mudah
rontok
(2) Muka : Tidak ada oedema dan tidak ada
cloasma
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak oedema
55
(b) Conjungtiva : Merah muda
(c) Sklera : Putih
(4) Hidung : Bersih, tidak ada secret, tidak ada
benjolan
(5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi: Bersih, tidak ada stomatitis/tidak ada
caries/tidak mudah berdarah
b). Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran
gondok
(2) Tumor : Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran
c). Dada dan axilla
(1) Mammae
(a) Pembengkakan : Ada, keras, disebelah kiri
(b) Tumor : Tidak ada benjolan
(c) Simetris : Tidak simetris
(d) Areola : Hiperpigmentasi
(e) Puting susu : Menonjol
(f) Kolostrum/ASI : Keluar sedikit
(g) Nyeri : Ada, payudara kiri nyeri saat
ditekan
56
(2) Axilla
(a) Benjolan : Tidak ada benjolan
d). Ekstermitas
(1) Varices : Tidak ada varices
(2) Oedema : Tidak oedema
(3) Reflek Patella : Positif kanan dan kiri
(4) Betis merah / Lembek / Keras : Tidak merah/ tidak
lembek/ tidak keras
3). Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis)
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(a) Pembesaran perut : Tidak ada
(b) Linea alba / nigra : Linea nigra
(c) Strie albican/ livide : Strie albican
(d) Kelainan : Tidak ada kelainan
(2) Palpasi
(a) Kontraksi : Tidak ada
(b) TFU : Pertengahan pusat simfisis
(c) Kandung Kencing : Kosong
b) Anogenital
(1) Vulva vagina
(a) Varices : Tidak ada varices
(b) Kemerahan : Tidak kemerahan
57
(c) Nyeri : Tidak nyeri
(d) Lochea : Sanguinolenta
(2) Perineum
(a) Keadaan Luka : Baik
(b) Bengkak/ kemerahan : Tidak bengkak/ tidak
kemerahan
(3) Anus
(a) Haemoroid : Tidak haemoroid
(b) Lain-lain : Tidak ada
(4) Inspekulo
(a) Vagina : Tidak dilakukan
pemeriksaan
(b) Portio : Tidak dilakukan
pemeriksaan
4). Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan
b) Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan pemeriksaan
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal: 26 Desember 2014 Pukul: 10. 20 WIB
a. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. N Umur 26 Tahun P2 A0 nifas hari ke 7 dengan engorgement
58
Data Dasar
DS :
1). Ibu mengatakan bernama Ny. N dan berumur 26 tahun
2). Ibu mengatakan persalinan yang kedua dan tidak pernah
keguguran
3). Ibu mengatakan melahirkan tanggal 19 Desember 2014 jam
19.00 WIB
4). Ibu mengatakan payudaranya bengkak, tegang, nyeri dan badan
terasa panas
5). Ibu mengatakan bayinya susah menyusu
DO :
1). Keadaan umum : Baik
2). Kesadaran : Composmentis
3). TTV : TD : 120/90 mmHg R : 20x/mnt
N : 82x/mnt S : 380 C
4). Mammae
a) Pembengkakan : Ada, di sebelah kiri
b) Simetris : Tidak simetris
c) Areola : Hyperpigmentasi
d) Putting susu : Menonjol, kencang
e) Kolostrum : Sedikit keluar
f) Nyeri tekan : Ada nyeri saat ditekan
g) Kemerahan : Tidak kemerahan
59
b. MASALAH
Ibu mengatakan cemas dengan keadaan payudaranya
c. KEBUTUHAN
1). Memberi support mental pada ibu
2). Memberikan konseling tentang perawatan payudara
3. DIAGNOSA POTENSIAL
Tidak ada
4. TINDAKAN SEGERA
a. Breast care
b. Beri terapi obat amoxicillin, paracetamol, chlorpheniramine maleat
5. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 26 Desember 2014 Pukul : 10. 25 WIB
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu
b. Anjurkan ibu mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar
payudara lebih lembek dan lebih mudah memasukkannya ke dalam
mulut bayi
c. Anjurkan ibu bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir
atau sendok
d. Anjurkan ibu untuk tetap mengeluarkan ASI sesering mungkin
sampai bengkak teratasi
e. Anjurkan ibu mengompres hangat dan dingin pada payudara
60
f. Anjurkan bila ibu demam dapat diberikan obat penurun demam dan
pengurang sakit
g. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak
h. Anjurkan ibu pada saat menyusui,sebaiknya tetap rileks
i. Anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan perbanyak minum
j. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
6. IMPLEMENTASI / PELAKSANAAN
Tanggal : 26 Desember 2014
a. Pukul 10.30 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa ibu mengalami pembengkakan
disebabkan karena ibu kurang maksimal dalam
menyusui bayinya
b. Pukul 10. 32 WIB Menganjurkan ibu mengeluarkan sedikit ASI
sebelum menyusui agar payudara lebih lembek
dan lebih mudah memasukkannya ke dalam
mulut bayi
c. Pukul 10. 35 WIB Menganjurkan ibu bila bayi belum dapat
menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau
pompa dan diberikan pada bayi dengan
cangkir atau sendok
d. Pukul 10. 37 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap mengeluarkan
ASI sesering mungkin sampai bengkak teratasi
61
e. Pukul 10. 39 WIB Menganjurkan ibu mengompres hangat dan
dingin pada payudara
f. Pukul 10. 41 WIB Memberikan paracetamol 3×500 mg 10
(tablet), amoxcilin 3×500 mg (10 tablet),
chlorpheniramine maleat 3×4 mg 10 (tablet)
g. Pukul 10. 42 WIB Melakukan pemijatan pada daerah payudara
yang bengkak
h. Pukul 10. 50 WIB Menganjurkan ibu pada saat
menyusui,sebaiknya tetap rileks
i. Pukul 10. 53 WIB Menganjurkan makan makanan bergizi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh dan perbanyak
minum
j. Pukul 10.55 WIB Mengajarkan ibu cara menyusui yang benar
7. EVALUASI
Tanggal : 26 Desember 2014 Pukul : 11.10 WIB
a. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu besedia mengeluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar
payudara lebih lembek dan lebih mudah memasukkannya ke dalam
mulut bayi
c. Ibu bersedia bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan
dengan tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir
atau sendok
62
d. Ibu bersedia untuk tetap mengeluarkan ASI sesering mungkin
sampai bengkak teratasi
e. Ibu bersedia mengompres hangat dan dingin pada payudara
f. Ibu telah mendapatakan therapy sesuai kebutuhan
g. Telah dilakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak
h. Ibu bersedia saat menyusui dalam keadaan rileks
i. Ibu bersedia makan makanan bergizi untuk menngkatkan daya tahan
tubuh dan perbanyak minum
j. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar
63
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 27 Desember 2014 Pukul : 10. 00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan payudaranya terasa tegang, nyeri dan
ASI keluar sedikit.
2. Ibu mengatakan badanya meriang.
3. Ibu mengatakan cemas dengan keadaan payudaranya
saat ini.
4. Ibu mengatakan bayinya susah menyusu
5. Ibu mengatakan sudah minum sisa obat.
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82x/mnt
R : 20x/mnt S : 380 C
4. Inspeksi
a. Mammae : Payudara bengkak
b. Areola : Menghitam, hiperpigmentasi
c. Putting susu : Menonjol
5. Palpasi
a. Mammae : Tegang, keras, nyeri tekan, ASI keluar
sedikit
64
6. Abdomen : Pertengahan antara pusat dan symphisis
7. PPV : Lochea serosa bewarna kekuningan dan
cairan tidak berdarah
8. Perineum : Tidak bengkak/ tidak kemerahan
A : Assesment
Ny. N umur 26 tahun P2 A0, nifas hari ke 8 dengan
engorgement.
P : Planing
Tanggal : 27 Desember 2014
1. 10.10 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan
pada ibu bahwa ibu masih
mengalami pembengkakan payudara
2. 10. 12 WIB Memberikan bimbingan cara
menyusui yang benar
3. 10. 17 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap
melakukan perawatan payudara
4. 10. 20 WIB Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan bergizi dan
banyak minum air putih
5. 10. 22 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin
6. 10. 24 WIB Menganjurkan ibu minum terapi
obat amoxilin 3x500 mg (7 tablet)
65
paracetamol 3x500 mg (7 tablet),
chlorpheniramine maleat 3×4 mg (7
tablet)
Evaluasi
Tanggal : 27 Desember 2014 Pukul : 10.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui keadaannya bahwa masih
mengalami pembengkakan payudara
2. Ibu sudah mengerti cara menyusui yang benar
3. Ibu bersedia untuk tetap melakukan perawatan payudara
4. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan
banyak minum air putih
5. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin
dan bayi belum bisa menyusu
6. Ibu bersedia untuk minum obat yang sudah diberikan
secara teratur
66
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 28 Desember 2014 Pukul : 10. 00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan nyeri pada payudara sudah sedikit
berkurang
2. Ibu mengatakan sudah mulai teratur menyusukan
secara bergantian
3. Ibu mengatakan ASI sudah keluar sedikit lebih
banyak dari pada sebelumnya
4. Ibu mengatakan sudah melakukan perawatan
payudara sendiri
5. Ibu mengatakan sudah tidak meriang
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82x/mnt
R : 20x/mnt S : 370 C
4. Inspeksi
a. Mammae : Ketegangan sedikit berkurang
b. Areola : Menghitam
c. Putting susu : Menonjol
67
5. Palpasi
a. Mammae : Payudara sudah tidak keras, sudah
terasa agak lunak
6. Abdomen : Pertengahan antara pusat dan
symphisis
7. PPV : Lochea serosa berwarna kekuningan
dan cairan tidak berdarah
8. Perineum : Tidak bengkak/ tidak kemerahan
A : Assesment
Ny. N umur 26 tahun P2 A0, nifas hari ke 9 dengan
engorgement.
P : Planing
Tanggal : 28 Desember 2014
1. 10. 10 WIB Menganjurkan ibu untuk melakukan
perawatan payudara secara ritun
2. 10. 12 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui
dengan benar
3. 10. 14 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sampai payudara benar-
benar kosong
4. 10. 16 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui
bayinya sesering mungkin
68
5. 10. 17 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak lupa
minum obat
Evaluasi
Tanggal : 28 Desember 2014 Pukul : 10. 25 WIB
1. Ibu sudah melakukan perawatan payudara tiap pagi dan
sore
2. Ibu dapat melakukan teknik menyusui yang benar
3. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sampai payudara
benar- benar kosong
4. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya sesering mungkin
5. Ibu bersedia minum obat yang sudah diberikan secara
teratur
69
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 29 Desember 2014 Pukul : 10. 00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan rasa nyeri dan bengkak di payudara
sudah tidak ada lagi
2. Ibu mengatakan putting susunya menonjol dan ASI
sudah keluar lancar
3. Ibu mengatakan sudah lebih nyaman dengan
keadaanya yang sekarang
O : Obyektif
1. KU : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHg N : 82x/mnt
R : 20x/mnt S : 360 C
4. Inspeksi
a. Mammae : Tidak bengkak
b. Areola : Menghitam
c. Putting susu : Menonjol
5. Palpasi
a. Mammae : Payudara sudah tidak keras, sudah
terasa lunak
70
6. Abdomen : Pertengahan antara pusat dan symphisis
7. PPV : Lochea serosa berwarna kekuningan
dan cairan tidak berdarah
8. Perineum : Tidak bengkak/ tidak kemerahan
A : Assesment
Ny. N umur 26 tahun P2 A0, nifas hari ke 10 normal.
P : Planing
Tanggal : 29 Desember 2014 Pukul : 10.10 WIB
1. 10. 10 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan
2. 10. 12 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap
melakukan payudara secara teratur
3. 10. 14 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap
menyusui bayinya sesring mungkin
sesuai keinginan bayi
4. 10. 16 WIB Menganjurkan ibu untuk
mengkonsumsi makanan bergizi dan
banyak minum air putih
5. 10. 18 WIB Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan
6. 10. 23 WIB Memberikan KIE tentang kunjungan
masa nifas
71
Evaluasi
Tanggal : 29 Desember 2014 Pukul : 10. 35 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu bersedia untuk tetap melakukan perawatan payudara
secar teratur
3. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin dan
sesuai keinginan bayi
4. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bergizi dan
banyak minum air putih
5. Ibu bersedia memberikan ASI ekslusif pada bayinya
6. Ibu sudah mengetahui KIE tentang kunjungan masa nifas
72
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan tentang kesenjangan
yang terjadi antara praktek yang dilakukan di BPM Dyah Sumarmo
Tanjungsari Banyudono Boyolali dengan teori yang ada. Disini penulis akan
menjelaskan kesenjangan tersebut menurut langkah- langkah dalam
manajemen kebidanan menurut Varney. Pembahasan ini dimaksudkan agar
dapat diambil suatu kesimpulan dan pemecahan maslah dari kesenjangan-
kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang meliputi :
1. Pengkajian
Sesuai dengan teori varney, pengkajian atau pengumpulan data
dasar adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan pasien Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010),
tanda dan gejala pada pasien dengan pembengkakan payudara yaitu
payudara oedema, sakit, putting susu kencang, kulit mengkilap walau
tidak merah, ASI tidak keluar, badan demam setelah 24 jam (Vivian,
2011). Sedangkan keluhan dari Ny. N yaitu payudara bengkak, sakit,
putting kencang dan badan terasa panas (suhu 380
C). Dari data
pengkajian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
2. Interpretasi Data
Pada tinjauan kasus dalam interpretasi data didapatkan
diagnose kebidanan yang berkaitan dengan para, abortus, anak hidup,
umur ibu dan keadaan nifas (Sulistyawati, 2009). Masalah yang muncul
73
berdasarkan pernyataan pasien (Sulistyawati, 2009) dan kebutuhan
berdasarkan atas keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya
dibutuhkan konseling lebih (Marmi, 2014). Diagnosa dari kasus ini
adalah ibu nifas Ny.N Umur 26 Tahun P2 A0 nifas hari ke 7 dengan
engorgement. Masalah ibu mengatakan cemas dengan keadaan
payudaranya, dan kebutuhan memberi support mental pada ibu,
memberikan konseling tentang perawatan payudara. Setelah diberi
penjelasan rasa cemas ibu sudah mulai berkurang. Jadi tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Diagnosa Potensial
Mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial yang
mungkin terjadi. Pada kasus pembengkakan payuadara tidak
segera ditangani akan mengakibatkan infeksi mastitis
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Akan tetapi pada tinjauan kasus Ny.
N tidak terjadi mastitis karena ibu sudah diberi terapi, penjelasan
bagaimana cara perawatan payudara, cara menyusui yang benar, dan
ditunjukkan agar ibu tetap memberikan ASI secara eksklusif sehingga
tidak ada tanda- tanda dan gejala kearah mastitis. Jadi tidak didapati
kesenjangan antara kasus dan teori.
4. Antisipasi
Pada langkah ini memerlukan kesinambungan dari manajemen
kebidanan. Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh
bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
74
dengan anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi pasien
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Tinjauan teori menurut Vivian
(2011), antisipasi engorgement adalah pemberian paracetamol peroral
setiap 4 jam dan kompres hangat. Antisipasi pada Ny. N adalah
pemberian kompres hangat dan paracetamol 3×500 mg (10 tablet),
amoxicillin 3×500 mg (10 tablet), chlorpheniramine maleat 3×4 mg (10
tablet). Pada tahap ini antisipasi tetap dilakukan meskipun diagnose
potensial tidak muncul. Jadi ada kesenjangan antara kasus dan teori
dalam pemberian terapi obat yaitu amoxicillin 3×500 mg (10 tablet),
chlorpheniramine maleat 3×4 mg (10 tablet)
5. Perencanaan
Pada tahap ini, merupakan lanjutan dari masalah dan diagnose
yang telah diidentifikasi atau diantisipasi (Ambarwati dan Wulandari,
2010), adalah
a. Keluarkan sedikit ASI sebelum menyusui agar payudara lebih
lembek, sehingga lebih mudah memasukkannya ke dalam mulut bayi
b. Anjurkan bila bayi belum dapat menyusu, ASI dikeluarkan dengan
tangan atau pompa dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau
sendok
c. Anjurkan untuk tetap mengeluarkan ASI sesering yang diperlukan
sampai bendungan teratasi
d. Anjurkan untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan kompres
hangat dan dingin
75
e. Berikan ibu terapi obat paracetamol 3×500 mg (10 tablet),
amoxicillin 3×500 mg (10 tablet), chlorpheniramine maleat 3×4 mg
(10 tablet).
f. Lakukan pemijatan pada daerah payudara yang bengkak, bermanfaat
utuk membantu memperlancar pengelaran ASI
g. Anjurkan pada saat menyusui, sebaiknya ibu tetap rileks
h. Anjurkan makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan perbanyak minum
Pada kasus Ny. N rencana tindakan yang dilakukan sama
dengan perencanaan dalam teori. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.
6. Pelaksanaan
Merupakan pelaksanaan rencana asuhan penyuluhan pada
klien dan keluarga sesuai dengan diagnose masalah yang ditemukan
untuk mengantisipasi terjadinya masalah yang lebih membahayakan.
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman
(Sulistyawari, 2009). Dalam tahap ini terdapat kesenjangan antara teori
dan kasus yaitu Ny. N diberi amoxicillin 3×500 mg (10 tablet),
chlorpheniramine maleat 3×4 mg (10 tablet).
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali manajemen dengan benar terhadap setiap
76
aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Sulistyawati, 2009).
Dari studi kasus diperoleh hasil pasien sembuh dalam tiga hari, keadaan
umum ibu baik, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/mnt, respirasi
20x/mnt, suhu badan normal 360
C, kecemasan ibu berkurang, rasa nyeri
dan bengkak sudah teratasi, ASI keluar lancar, ibu dapat menyusui
bayinya dengan lancer, ibu bisa melakukan perawatan payudara sendiri
dan engorgement sudah teratasi.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dari Asuhan Kebidanan pada ibu nifas dengan engorgement yang
diberikan pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0 dapat disimpulkan :
a. Pengkajian telah dilakasanakan dengan mengumpulkan semua data
menurut lembar format yang tersedia melalui teknik wancara dan
observasi sistemik. Dimulai dari identitas pasien sampai
pemeriksaan penunjang. Pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0 dengan
keluhan payudara bengkak, putting tegang, badan terasa panas (suhu
380
C), ASI tidak keluar, payudaranya terasa sakit bila menyusui dan
ada nyeri bila ditekan.
b. Interpretasi data dari hasil pengkajian diperoleh Ny. N umur 26
tahun P2 A0 nifas hari ke 7 dengan engorgement, masalah yang
terjadi adalah ibu merasa cemas dengan keadaan payudaranya dan
kebutuhan yang dilakukan adalah memberi support mental pada ibu
dan memberikan konseling tentang perawatan payudara.
c. Pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0 diagnosa potensial mastitis tidak
terjadi.
d. Pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0 antisipasi dengan breast care dan
pemberian paracetamol 3x 500mg (10 tablet), amoxcilin 3x 500mg
(10 tablet), chlorpheniramine maleat 3x 4mg (10 tablet).
78
e. Perencanaaan yang diberikan pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0
dengan engorgement antara lain kompres payudara dengan air
hangat dan dingin, beri terapi obat paracetamol 3x 500mg (10
tablet), amoxcilin 3x 500mg (10 tablet), chlorpheniramine maleat 3x
4mg (10 tablet), beri konseling dan latihan tentang perawatan
payudara, susui dengan rileks, dan makan- makanan bergizi
f. Pelaksanaan yang diberikan pada Ny. N umur 26 tahun P2 A0 dengan
engorgement antara lain mengkompres payudara dengan air hangat
dan dingin, memberi terapi obat paracetamol 3x 500mg (10 tablet),
amoxcilin 3x 500mg (10 tablet), chlorpheniramine maleat 3x 4mg
(10 tablet), memberi konseling dan latihan tentang perawatan
payudara, menyusui dengan rileks, dan makan- makanan bergizi
g. Evaluasi adalah tahapan penilaian terhadap keberhasilan asuhan
yang telah diberikan dala mengatasi masalah pasien. Setelah penulis
melaksanakan asuahan kebidanan kepada pasien selama 3 hari,
engorgement sudah teratasi.
2. Pada kasus Ny. N umur 26 tahun P2 A0 dengan engorgement terdapat
kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan yaitu pada langkah
antisipasi dan pelaksanaan dalam pemberian terapi obat amoxcilin 3x
500mg (10 tablet), chlorpheniramine maleat 3x 4mg (10 tablet).
Amoxcilin sebagai antibiotik dan chlorpheniramine maleat sebagai anti
alergi yang menyebabkan rasa kantuk jadi untuk ibu beristirahat.
79
B. SARAN
Dari adanya kesimpulan tersebut diatas maka penulis dapat memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Pasien
Pentingnya informasi tetang perawatan payudara pada setiap ibu nifas
sehingga bila terjadi kasus pada ibu nifas dengan engorgement ibu segera
ke petugas kesehatan untuk mendapatkan penanganan.
2. Bagi Profesi
Diharapkan lebih meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu nifas terutama
pada kasus ibu nifas dengan engorgement.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan lebih meningkatkan dan menambah sarana/ referensi buku
pada ibu nifas terutama pada kasus ibu nifas dengan engorgement.
4. Bagi BPM
Diharapkan meningkatkan mutu pelayanan terhadap kasus ibu nifas
dengan engorgement.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R, Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Anggraini, Y. 2010. Asuahan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian suatu pndekatan praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Astuti, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny. Y P1 A0 dengan
Pembengkakan Payudara di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang.
Karya Tulis Ilmiah. Sintang : STIKes Kapuas Raya Jl.Dr. Wahidin
Sudirohusodo Sintang. Tidak Dipublikasikan.
Dinkes Jawa Tengah. 2012. AKI di Jawa Tengah (online). Available :
http://www.jatengtime.com/2013/nasional/aki-di-jawa-tengah-selama-
2012-capai-675-kasus/#.VFlXqFfczMw html 31 Oktober 2014.
Depkes RI. 2012. AKI di Indonesia (online). Available :
http://theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/POLICY%20UPDATE%20
KIA_CY.pdf html 31 Oktober 2014.
Depkes RI. 2010. Permenkes 1464/MENKES/PER/X/2010 (online). Available :
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171 html 31 Oktober
2014.
Etika, I. 2009. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas HariKe-7 Pada Ny S P1A0 dengan
Engorgement di BPS NY.Pujiati Kndangan Temanggung. Karya Tulis
Ilmiah.Ungaran: STIKes Ngudi Waluyo. Tidak Dipublikasikan.
Hidayat, A.A. 2008. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
__________. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
Jannah, N. 2011. Konsep Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta : AR- Ruzz
Media.
Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Maritallia, D. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “Puerperium Care”.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan 3 (Nifas). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta.
Suherni dkk. 2008. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta : Fitramaya.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
Varney, H. 2007. Asuhan Kebidanan. Edisi 4: Jakarta. EGC.
Vivian. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Wulandari, S.R, Handayani, S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas.
Yogyakarta: Gosyen Publishing