TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI...

173
TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI TAHUN 2007 DAN 2009 DI KELURAHAN KETAPANG KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: NURMALASARI NIM. 061492 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2011

Transcript of TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI...

Page 1: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI TAHUN 2007 DAN 2009 DI KELURAHAN KETAPANG

KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

NURMALASARI

NIM. 061492

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG

2011

Page 2: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini: Nama : Nurmalasari

NIM : 061492

Tempat Tanggal Lahir : Tangerang, 08 Mei 1988

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang adalah hasil karya saya sendiri,

dan seluruh sumber yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar. Apabila dikemudian hari skripsi ini terbukti mengandung unsur

plagiat, maka gelar kesarjanaan saya bisa dicabut.

Serang, Januari 2011 Materai Rp.6.000

Nurmalasari

Page 3: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : NURMALASARI

NIM : 061492

Judul Skripsi : TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)

MANDIRI TAHUN 2007 DAN 2009 DI

KELURAHAN KETAPANG KECAMATAN

CIPONDOH KOTA TANGERANG

Serang, Januari 2011 Skripsi ini Telah Disetujui untuk Diujikan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I,

Dr. H. Asnawi Syarbini, MPA NIP. 195207261981031002

Dosen Pembimbing II,

Ipah Ema Jumiati, S.Ip, M.Si NIP. 197501312005012004

Mengetahui,

Dekan FISIP UNTIRTA

Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. NIP. 196507042005011002

Page 4: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI Nama : NURMALASARI NIM : 061492 Judul Skripsi : TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) MANDIRI TAHUN 2007 DAN 2009 DI KELURAHAN KETAPANG KECAMATAN CIPONDOH KOTA TANGERANG

Telah diuji di hadapan Dewan Penguji Sidang Skripsi di Serang, tanggal 14 bulan Februari tahun 2011 dan dinyatakan LULUS.

Serang, Maret 2011

Ketua Penguji: Maulana Yusuf, S.Ip, M.Si (……………………) NIP. 197603192005011004 Anggota: Rahmawati, S.Sos, M.Si (……………………) NIP. 197905252005012001 Anggota: Ipah Ema Jumiati, S.Ip, M.Si (…….......……….....) NIP. 197501312005012004

Mengetahui, Dekan FISIP Untirta Ketua Program Studi Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si. Kandung Sapto N, S.Sos, M.Si. NIP. 196507042005011002 NIP. 19780918200501100

Page 5: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mendapatkan yang Anda kejar adalah Kesuksesan Tapi mencintai perjalanan selama Anda berusaha

Mendapatkannya adalah Kebahagiaan

Skripsi ini kupersembahkan untuk: Kedua Orangtuaku dan kakakku tersayang

Terima kasih untuk menanti keberhasilanku

Page 6: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

ABSTRAK

Nurmalasari, 061492, “Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang,” Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kata Kunci: Implementasi, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Fokus penelitian ini adalah tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Teori yang digunakan adalah teori dari Van Metter dan Van Horn yang terdiri dari enam indikator, antara lain ukuran dan tujuan kebijakan, sumber daya, karakteristik agen pelaksana, sikap dan kecenderungan para pelaksana, komunikasi antarorganisasi dan aktifitas pelaksana, dan lingkungan ekonomi, sosial dan politik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin sebagai penerima manfaat dari program PNPM Mandiri yaitu sebanyak 1.000 orang. Dengan menggunakan Tabel Issac dan Michael dengan tingkat kesalahan 5% maka sampel yang didapat adalah sebesar 258 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Proportional Area Random Sampling. Untuk menganalisis data menggunakan uji hipotesis t-test satu sampel. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang masih kurang maksimal. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa angka t-hitung ≤ t-tabel ( -4,43 < 1,645) dan didukung dari hasil yang dicapai hanya 68,29% dari nilai yang diharapkan. Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang menjadi kurang maksimal dikarenakan kurangnya sosialisasi, tidak adanya kegiatan ekonomi berupa pinjaman dana bergulir untuk mengembangkan usaha masyarakat, dan program ini hanya sebatas memberikan keterampilan dan pembinaan saja, tidak berkelanjutan. Sehingga peneliti memberikan saran agar pihak pelaksana dapat lebih teliti lagi dalam mengidentifikasi masalah yang ada di masyarakat, meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara petugas/pelaksana dengan masyarakat, dan meningkatkan pengawasan oleh ketua BKM beserta anggotanya dalam pelaksanaan kegiatan.

Page 7: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

ABSTRACT Nurmalasari, 061492, "Level Implementation of National Program of The Mandiri Peoples Empowerment of 2007 and 2009 in District Ketapang, Sub-District Cipondoh, Tangerang City," Public Administration Departement, Social and Politic Faculty, Sultan Ageng Tirtayasa University. Keywords: Implementation, PNPM Mandiri The research focus is the implementation of National Program of The Mandiri Peoples Empowerment of 2007 and 2009 in District Ketapang, Sub-District Cipondoh, Tangerang City. The research purpose is to find out how much the level of implementation of National Program of The Mandiri Peoples Empowerment of 2007 and 2009 in District Ketapang, Sub-District Cipondoh, Tangerang City. The theory used from Van Metter’s and Van Horn’s theory is composed of six indicators, such as size and policy objectives, resources, characteristics of the implementing agency, attitudes and trends of the executor, interorganization communication and implementing activities, and economic environment, social and political. The method used in this research is quantitative descriptive. The research subject is the poor as beneficiaries of PNPM Mandiri as many as 1,000 people. By using Table Issac and Michael with an error rate of 5% then the samples were obtained at 258 people. The sampling technique using Proportional Area Random Sampling. To analyze the data using hypothesis testing one sample t-test. Based on research results indicate that level implementation of National Program of The Mandiri Peoples Empowerment of 2007 and 2009 in District Ketapang, Sub-District Cipondoh, Tangerang City is still less than the maximum. The results show that t-count ≤ t-table (-4.43 <1.645) and supported from the results achieved only 68.29% of the expected value. Level Implementation of National Program of The Mandiri Peoples Empowerment of 2007 and 2009 in District Ketapang, Sub-District Cipondoh, Tangerang City of be less than the maximum because of the lack of socialization, absence of economic activity in the form of revolving loan funds to develop the business community, and the program is only limited to providing skills and coaching course, not sustainable. So the researcher gave suggestion for implementers to more closely identify the existing problems in society, improve coordination and communication between officers / implementers with the community, and improve supervision by the head of the BKM and their members in the implementation of activities.

Page 8: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada kita semua. Salawat serta salam

senantiasa selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW

kepada Keluarga, Sahabat serta tak lupa juga kita yang senantiasa selalu istiqomah

dan ikhlas untuk menjadi umatnya.

Hasil penelitian yang selanjutnya dinamakan skripsi ini diajukan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Studi

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang”. Hasil Penelitian ini tentunya

tak lepas dari doa orang tua dan bantuan berbagai pihak yang selalu mendukung

peneliti secara moril dan materil. Maka dengan ketulusan hati, peneliti ingin

mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak sebagai

berikut:

1. Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. selaku Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Page 9: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2. Dr. H. Ahmad Sihabudin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Dr. Agus Sjafari, S.Sos, M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Rahmi Winangsih, S.Sos., M.Si, selaku Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

5. Idi Dimyati, S.IKom, Selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, Selaku Ketua Jurusan Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Rina Yulianti, S.Ip, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. Dr. H. Asnawi Syarbini, MPA, selaku Pembimbing I Skripsi ini yang selalu

membimbing penulis dengan masukan yang bermanfaat.

9. Ipah Ema Jumiati, S.Ip, M.Si selaku Pembimbing II Skripsi ini yang selalu

membimbing penulis dengan masukan yang bermanfaat.

10. Semua Dosen dan staff TU Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

11. Semua Staff PNPM Mandiridi Kelurahan Ketapang, Bpk. Rusman selaku

Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang.

12. Untuk semua staff Kelurahan Ketapang, terima kasih atas bantuannya. Dan

teruntuk masyarakat kelurahan yang telah memberikan bantuannya untuk

kelancaran skripsi ini.

Page 10: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

13. Kakakku tersayang Irfan Fauzi, terima kasih atas suportnya dan bantuan

materinya dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Untuk seluruh keluarga besarku terimakasih atas dukungan moril yang telah

diberikan walaupun tidak selalu bertemu namun melekat dihati.

15. Sahabat – sahabat ku tersayang dan teman seperjuangan suka duka,

terimakasih karena sedikit banyak kalian telah membantu aku dalam

pengerjaan Skripsi ini. Untuk teman-teman Brondols: Erwinda Eka Juwita,

Dewi Purnami, Reni Khaerani, Rifa’ Aulia Insani, Medina Fitriani, Widya

Rachmawati, Yunia Tri Astuti, Manda Lestari, Juniartati Siswati L, Anneke

Nainggolan, dan Martini Sunansah, serta kawan-kawan Mahasiswa Jurusan

Ilmu Administrasi Negara angkatan 2006, khususnya kelas B yang tidak

disebutkan satu persatu saya ucapkan terima kasih.

16. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, mulai dari teman

masa kecil hingga teman SMA yang telah memberikan perhatian, dukungan

dan mendoakan penulis, saya ucapkan terima kasih sedalam-dalamnya.

Selain itu, peneliti menyadari pula banyaknya kekurangan dari apa yang

coba telah dipaparkan dan dibahas dalam penelitian ini. Maka dari itu peneliti

dengan segala keterbukaan, kerendahan hati, dan juga kelapangan dada bersedia

menerima segala masukan baik itu saran dan kritik yang dapat membangun

peneliti dalam melangkah dan memutuskan, serta membuat karya yang lebih baik

dan lebih bermanfaat lagi untuk kemudian hari.

Page 11: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Serang, Januari 2011

Nurmalasari NIM. 061492

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... vii

DAFTAR GRAFIK ......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................ 10

1.3. Batasan dan Rumusan Masalah ................................................ 11

Page 12: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

1.4. Tujuan Penelitian ..................................................................... 11

1.5. Manfaat Penelitian .................................................................. 12

1.6. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori ........................................................................ 18

2.1.1. Pengertian Kebijakan.................................................... 18

2.1.2. Pengertian Kebijakan Publik ........................................ 19

2.1.3. Pengertian Implementasi Kebijakan ............................ 22

2.1.4. Pengertian Pemberdayaan ............................................ 34

2.1.5. Pengertian Partisipasi ................................................... 40

2.1.6. Pengertian Kemiskinan ................................................ 44

2.2. Deskripsi PNPM Mandiri ......................................................... 47

2.3. Kerangka Berpikir .................................................................... 55

2.4. Hipotesis Penelitian ................................................................. 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian .................................................................... 59

3.2. Instrumen Penelitian ............................................................... 59

3.3. Populasi Dan Sampel Penelitian .............................................. 63

3.4. Teknik Pengolahan Dan Analisis Data ................................... 65

3.5. Lokasi Dan Jadwal Penelitian ................................................. 69

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ....................................................... 71

Page 13: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4.1.1 Deskripsi Kelurahan Ketapang .................................... 71

4.1.2 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sejahtera ... 72

4.1.3 Deskripsi Kegiatan PNPM Mandiri ............................ 74

4.2. Pengujian Persyaratan Statistik ................................................. 75

4.2.1 Uji Validitas Instrumen ............................................... 75

4.2.2 Uji Reliabilitas Instrumen ........................................... 77

4.2.3 Uji Frekuensi dan Normalitas Data ............................. 78

4.3. Deskripsi Data ........................................................................... 83

4.3.1 Identitas Responden .................................................... 83

4.3.2 Analisis Data ............................................................... 87

4.4. Pengujian Hipotesis .................................................................. 131

4.5. Interpretasi hasil Penelitian ...................................................... 134

4.6. Pembahasan .............................................................................. 136

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .............................................................................. 147

5.2. Saran ......................................................................................... 150

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Penduduk Kecamatan Cipondoh ............................................... 6

Tabel 2 Skor Item Instrumen ........................................................................... 61

Tabel 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ........................................................... 62

Tabel 4 Perhitungan Sampel ............................................................................ 64

Tabel 5 Jadwal Penelitian ............................................................................... 70

Tabel 6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur .................................. 72

Tabel 7 Kegiatan Pemberdayaan Fisik/Lingkungan ....................................... 74

Tabel 8 Kegiatan Pemberdayaan Sosial .......................................................... 75

Tabel 9 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................ 76

Tabel 10 Reliability Statistics ......................................................................... 78

Tabel 11 Standar Deviasi Implementasi PNPM Mandiri ................................ 79

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Implementasi PNPM mandiri ......................... 80

Tabel 13 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................ 83

Tabel 14 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia .............................. 84

Tabel 15 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan .................... 85

Tabel 16 Identitas responden Berdasarkan Pekerjaan ..................................... 86

Page 15: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 1 Distribusi Data Implementasi PNPM Mandiri ............................... 82

Grafik 2 Kesesuaian Tujuan program PNPM Mandiri dengan yang

Diharapkan ...................................................................................... 88

Grafik 3 Kesesuaian kegiatan-kegiatan yang Dilaksanakan Dalam Program

PNPM Mandiri dengan Yang Diharapkan ...................................... 90

Grafik 4 Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Sudah Tepat Pada sasaran yang

Dituju .............................................................................................. 91

Grafik 5 Kegiatan Yang Dilaksanakan PNPM Mandiri Mengutamakan

Kepentingan Masyarakat Miskin .................................................... 93

Grafik 6 Jumlah Tenaga Pelaksana Sudah Mencukupi Untuk melaksanakan

Kegiatan ........................................................................................... 95

Grafik 7 Pembangunan Sarana Umum Dilakukan Oleh Tenaga Ahli Yang

Sesuai ............................................................................................... 96

Grafik 8 Dana Pembangunan Infrastruktur Terdistribusi Secara Merata ...... 97

Grafik 9 Masyarakat Yang Mengetahui Laporan Keuangan dari Petugas PNPM

Mandiri ............................................................................................. 99

Page 16: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 10 Petugas PNPM Mandiri Dalam Melaksanakan Kegiatan Bersikap

Tegas Kepada Masyarakat ............................................................ 101

Grafik 11 Petugas PNPM Mandiri Memberikan Teguran Kepada Masyarakat

Yang Tidak Ikut Dalam Melaksanakan Kegiatan ........................ 102

Grafik 12 Pembangunan Infrastruktur Didukung oleh Teknologi Canggih .. 103

Grafik 13 Tersedianya Sarana Komputer Untuk Pembuatan Proposal/Laporan

Kegiatan ....................................................................................... 105

Grafik 14 Adanya Pihak-pihak Yang Mengutamakan Kepentingan

Individu/Kelompok ...................................................................... 106

Grafik 15 Adanya pihak-pihak yang Mendominasi Dalam Melaksanakan

Kegiatan ....................................................................................... 107

Grafik 16 Petugas PNPM Mandiri Disiplin Dalam Melaksanakan

Kegiatan ....................................................................................... 109

Grafik 17 Pelaksanaan Kegiatan Program PNPM Mandiri Sesuai Dengan Waktu

Yang Telah Ditentukan ................................................................ 110

Grafik 18 Petugas PNPM Mandiri Bersikap Ramah Kepada Masyarakat ... 111

Grafik 19 Kegiatan Sosialisasi Petugas PNPM Mandiri Memberikan Senyuman

Kepada Masyarakat ...................................................................... 113

Grafik 20 Adanya Komunikasi Yang Baik Antara Petugas PNPM Mandiri

dengan Masyarakat ....................................................................... 114

Grafik 21 Petugas PNPM Mandiri sering Melakukan Sosialisasi Kepada

Masyarakat ................................................................................... 116

Page 17: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 22 Masyarakat yang Selalu Hadir dan Aktif Dalam Kegiatan Sosialisasi

yang Dilakukan Petugas PNPM Mandiri ..................................... 117

Grafik 23 Masyarakat yang Paham dan Mengerti informasi yang Diberikan oleh

Petugas PNPM Mandiri ................................................................ 118

Grafik 24 Masyarakat yang Mengetahui Kegiatan Apa Saja yang Dilakukan

dalam Program PNPM Mandiri ................................................... 120

Grafik 25 Petugas PNPM Mandiri Memberikan Konfirmasi Kembali Pada

Masyarakat tentang Kegiatan yang akan Dilaksanakan ............... 121

Grafik 26 Kegiatan-kegiatan dalam Program PNPM Mandiri Dapat Menciptakan

Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat ......................................... 123

Grafik 27 Adanya Peningkatan Pendapatan Masyarakt Setelah Diadakan

Program PNPM Mandiri .............................................................. 124

Grafik 28 Adanya Dukungan yang Positif dari Masyarakat terhadap Pelaksanaan

Program PNPM Mandiri .............................................................. 126

Grafik 29 Kerjasama yang Terjalin Antara para Pelaksana PNPM Mandiri

dengan Masyarakat ....................................................................... 127

Grafik 30 Pengaruh Lingkungan Politik Terhadap Pelaksanaan Kegiatan

Program PNPM Mandiri .............................................................. 128

Grafik 31 Adanya Dukungan yang Baik dari Pemerintah Daerah terhadap

Program PNPM Mandiri .............................................................. 130

Page 18: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Kerangka Berpikir .......................................................................... 57

Gambar 2 Struktur Organisasi DPK BKM Sejahtera ...................................... 73

Gambar 3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ................................. 134

Page 19: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 3 Surat Ijin Penelitian dari Kelurahan Ketapang

Lampiran 4 Surat Ijin Menyebarkan Kuesioner

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian dari KMW

Lampiran 6 Tabel Skoring instrumen

Lampiran 7 Tabel Uji validitas

Lampiran 8 Tabel Nilai r tabel

Lampiran 9 Tabel nilai t tabel

Lampiran 10 Tabel Issac & Michael

Lampiran 11 Nama Responden

Lampiran 12 Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

Lampiran 14 Daftar Riwayat Hidup

Page 20: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan dewasa ini bukan saja menjadi persoalan bangsa

Indonesia. Kemiskinan telah menjadi isu global dimana setiap negara merasa

berkepentingan untuk membahas kemiskinan, terlepas apakah itu negara

berkembang maupun sedang berkembang. Masalah kemiskinan di Indonesia

ditandai oleh rendahnya mutu kehidupan masyarakat yang ditunjukkan oleh

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Di antara beberapa negara

ASEAN, Indonesia masih lebih rendah dari Malaysia dan Thailand. Sementara itu

Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) Indonesia lebih tinggi dari Philipina dan

Thailand. (Chamsyah, 2007).

Kemiskinan di Indonesia memiliki tiga karakteristik yang menonjol.

Pertama, banyaknya rumah tangga yang berkerumun di sekitar garis kemiskinan

nasional dari segi pendapatan. Kedua, perhitungan angka kemiskinan dari segi

pendapatan tidak dapat mencerminkan kemiskinan di Indonesia secara

sepenuhnya, banyak penduduk Indonesia yang tidak miskin dari segi pendapatan

dapat tergolong miskin berdasarkan kurangnya akses mereka terhadap layanan

publik dan buruknya indikator-indikator pembangunan manusia mereka. Ketiga,

Page 21: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

dengan kondisi geografis Indonesia yang sangat luas dan alam yang sangat

berbeda, profil kemiskinan antara satu daerah dengan daerah lainnya sangat

berbeda, dan ini menjadi satu karakteristik dari kemiskinan di Indonesia. (Ridwan,

2009).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa:

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 37,12 juta jiwa atau 16,58%. Angka ini lebih rendah dibanding periode yang tahun lalu, yaitu 39,30 juta jiwa atau 17,75% dari total penduduk. Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada bulan Juli 2008 sebesar 34,96 juta orang atau 15,42%. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 yang berjumlah 37,12 juta orang berarti jumlah penduduk miskin tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 2,21 juta orang. Sedangkan jumlah pengangguran mengalami penurunan sebesar 1,12 juta orang dibandingkan dengan keadaan Februari 2007 yaitu dari 10,55 juta orang menjadi 9,43 juta orang pada Februari 2008. (Modjo, 2008) Data diatas menunjukkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia

mengalami penurunan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan orang

miskin banyak ditemukan dimana-mana. Sejak krisis ekonomi melanda bangsa

Indonesia, pemerintah telah meluncurkan beberapa program penanggulangan

kemiskinan, diantaranya adalah Bantuan Langsung Tunai (BLT), Jaring

Pengaman Sosial (JPS), dan Program Pemberdayaan Daerah dalam Mengatasi

Dampak Krisis Ekonomi (PDMDKE). Meskipun berbagai bentuk program

pengentasan kemiskinan diterapkan pemerintah tetapi permasalahan kemiskinan

belum juga terselesaikan.

Pada dasarnya ada dua faktor penting yang dapat menyebabkan kegagalan

program penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Pertama, program- program

penanggulangan kemiskinan selama ini cenderung berfokus pada upaya

Page 22: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

penyaluran bantuan sosial untuk orang miskin. Kedua, kurangnya pemahaman

berbagai pihak tentang penyebab kemiskinan itu sendiri sehingga program-

program pembangunan yang ada tidak didasarkan pada isu-isu kemiskinan, yang

penyebabnya berbeda-beda secara lokal. Strategi untuk mengatasi krisis

kemiskinan tidak dapat lagi dilihat dari satu dimensi saja (pendekatan ekonomi),

tetapi memerlukan diagnosa yang lengkap dan menyeluruh (sistemik) terhadap

semua aspek yang menyebabkan kemiskinan secara lokal. (Hamonangan Ritonga,

Penyebab kegagalan kemiskinan).

Belajar dari kegagalan program-program penaggulangan kemiskinan yang

selama ini dilakukan, Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri dikembangkan sebagai suatu alternatif penyempurnaan program

sebelumnya. PNPM Mandiri meyakini bahwa pendekatan yang lebih efektif untuk

mewujudkan proses perubahan perilaku masyarakat adalah melalui pendekatan

pemberdayaan dan penguatan kapasitas untuk mengedepankan peran pemerintah

daerah dalam mengapresiasi dan mendukung kemandirian masyarakatnya.

Program pemberdayaan ini merupakan suatu sistem yang berinteraksi dan

berkolaborasi dengan lingkungan sosial dan fisik. Dengan makna lainnya

pemberdayaan bukanlah merupakan upaya pemaksaan kehendak terhadap

subyeknya dalam membuat kekuatan dan menciptakan kekuasaannya, akan tetapi

sesuai dengan potensi yang dimilikinya.

Pemberdayaan masyarakat (community empowerment) sangat strategis

dalam konteks pemenuhan kebutuhan masyarakat saat ini. Dalam perspektif

sosiologis bahwa pemberdayaan menampilkan peran-peran aktif dan kolaboratif

Page 23: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

antara masyarakat dan mitranya. Dalam mengatasi masalah kemiskinan

diperlukan kajian yang menyeluruh (komprehensif), sehingga dapat dijadikan

acuan dalam merancang program pembangunan kesejahteraan sosial yang lebih

menekankan pada konsep pertolongan. Pada konsep pemberdayaan,

pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk menolong yang lemah atau

tidak berdaya (powerless) agar mampu (berdaya) baik secara fisik, mental dan

pikiran untuk mencapai kesejahteraan sosial hidupnya.

Penguatan kapasitas pemerintah daerah dalam rangka mengedepankan

peran dan tanggung jawab pemerintah daerah dilakukan melalui: pelibatan intensif

pemerintah daerah pada pelaksanaan PNPM Mandiri, penguatan peran dan fungsi

Komite Penanggulangan Kemiskinan Daerah (KPK-D) agar mampu menyusun

Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPK-D) dan PJM

Pronangkis berbasis program masyarakat.

Semua pendekatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri ditujukan untuk

mendorong proses percepatan terbangunnya landasan yang kokoh bagi

terwujudnya kemandirian penanggulangan kemiskinan dan juga melembaganya

pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, pelaksanaan PNPM Mandiri

sebagai “gerakan bersama membangun kemandirian dan pembangunan

berkelanjutan yang berbasis nilai-nilai universal” diyakini akan mampu

membangun kesadaran kritis dan perubahan perilaku individu ke arah yang lebih

baik lagi. Kebijakan PNPM Mandiri dilaksanakan sesuai dengan mekanisme

bottom-up dimana daerah mengusulkan lokasi yang akan menjadi sasaran program

sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditetapkan oleh pusat. Selanjutnya strategi

Page 24: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

pemberdayaan disusun di pusat setelah menerima masukan dari bawah, tetapi

pelaksanaan kegiatan diserahkan kepada masyarakat.

Dalam penanggulangan kemiskinan, visi yang menjadi pemersatu.

Kelompok Swadaya masyarakat (KSM) berorientasi pada penanggulangan

kemiskinan sehingga harus dipastikan warga miskin terdaftar dan terlibat dalam

kegiatan kelompok dan merupakan penerima manfaat primer sebagai kelompok

sasaran dari program-program yang sudah dikembangkan dalam PJM Pronangkis.

Manfaat yang dirasakan dapat berupa peningkatan pengetahuan dan kemampuan

serta peningkatan kualitas hidup seperti kualitas pendidikan, kesehatan,

peningkatan ekonomi, pemukiman dan lainnya.

Bantuan kepada orang miskin diberikan dalam bentuk dana yang dapat

dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan usaha yang diusulkan dan dalam bentuk

pendampingan teknis yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan. Dana dalam

PNPM Mandiri merupakan dana bantuan hibah dan pinjaman dari Bank Dunia

yang disalurkan kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) secara langsung

dengan sepengetahuan konsultan yang mengelola PNPM Mandiri di suatu wilayah

kerja, sepengetahuan Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) yang

ditunjuk, dan sepengetahuan warga masyarakat setempat melalui kelembagaan

lokal masyarakat yang dibentuk.

Berikut ini merupakan data penduduk miskin di Kecamatan Cipondoh

Kota Tangerang:

Page 25: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 1

DATA PENDUDUK

KECAMATAN CIPONDOH

NO KELURAHAN Penduduk Penduduk Miskin Prosentase 2008 2009 2008 2009

1 Cipondoh 18.954 19.270 1.128 1.095 1.4 %

2 Cipondoh Indah 23.769 23.989 1.769 1.756 0.3 %

3 Cipondoh Makmur 23.355 23.570 880 884 0.2 %

4 Poris Plawad 11.755 12.852 1.503 1.497 0.2 %

5 Poris Plawad Utara 12.210 12.334 707 702 0.3 %

6 Poris Plawad Indah 8.535 8.684 552 548 0.3 %

7 Kenanga 9.864 9.960 1.245 1.231 0.5 %

8 Ketapang 10.144 10.155 1.900 1.926 0.6 %

9 Gondrong 13.151 13.261 1.265 1.128 5.7 %

10 Petir 15.021 15.042 1.207 1.157 2.1 % Sumber: Laporan Tahunan Kecamatan Cipondoh, 2009

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin

di Kecamatan Cipondoh dari tahun 2008 sampai tahun 2009 ada yang mengalami

peningkatan dan ada juga yang mengalami penurunan. Hasil prosentase tertinggi

diperoleh pada Kelurahan Gondrong sebesar 5,7%, tetapi itu merupakan hasil

penurunan, sedangkan kelurahan yang jumlah penduduk miskinnya bertambah

yaitu Kelurahan Cipondoh Makmur sebesar 0,2% dan Kelurahan Ketapang

sebesar 0,6%. Oleh karena itu peneliti memilih Kelurahan Ketapang sebagai lokus

penelitiannya, karena prosentase peningkatan jumlah penduduk miskinnya lebih

Page 26: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

besar dibandingkan dengan Kelurahan Cipondoh Makmur, yaitu dari 1.900 jiwa

menjadi 1.926 jiwa.

Kelurahan Ketapang terdiri dari 5 RW dan 28 RT. Kelurahan Ketapang

merupakan daerah yang berada di pinggiran kota dan juga berbatasan langsung

dengan wilayah Jakarta Barat. Tetapi pemukiman penduduk yang kurang tertata

dengan baik dan ditambah masih kurangnya sarana dan prasarana lingkungan

menjadikan Kelurahan Ketapang masih tertinggal dengan kelurahan yang ada di

sekitarnya.

Permasalahan-permasalahan yang terdapat di Kelurahan Ketapang dapat

dikelompokkan menjadi permasalahan lingkungan fisik, masalah sosial, dan

masalah ekonomi. Masalah lingkungan fisik berupa pasarana seperti jalan, saluran

air, sumber air bersih, dan penerangan jalan. Masalah sosial berkaitan dengan

sumber daya manusia yang ada. Sumber daya manusia di Kelurahan Ketapang

dirasa masih kurang karena masih kebanyakan masyarakatnya hanya bisa

menempuh pendidikan pada tingkat SLTA saja, sedangkan masalah ekonomi

berkaitan dengan modal yang dimiliki oleh masyarakat. Kebanyakan masyarakat

di Kelurahan Ketapang tidak mempunyai cukup modal untuk membuka usaha,

padahal banyak jenis usaha yang dapat dikembangkan apalagi jumlah lahan yang

tersedia masih cukup luas.

Langkah-langkah yang dilakukan PNPM Mandiri di Kelurahan Ketapang

yaitu sosialisasi substansi PNPM Mandiri, rembug kesiapan masyarakat yang

merupakan proses konfirmasi kembali masyarakat apakah menerima atau tidak

Page 27: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

pelaksanaan PNPM Mandiri, dengan konsekuensi masyarakat ikut berpartisipasi

secara langsung. Focus Group Discussion (FDG) merupakan proses rembug yang

melibatkan partisipasi masyarakat kelurahan untuk mengidentifikasi kriteria,

karakteristik, dan faktor-faktor penyebab kemiskinan. Berikutnya Pemetaan

Swadaya yang meliputi Tridaya (lingkungan, ekonomi, sosial). Kemudian

pembentukan BKM, dimana anggotanya berasal dari masyarakat itu sendiri.

Terakhir yaitu pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) yang

merupakan kelompok sasaran penerima manfaat dana pinjaman.

Sebelum ada Program PNPM Mandiri, di Kelurahan Ketapang sudah

dilaksanakan Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP). Program

P2KP di Kelurahan Ketapang dilaksanakan mulai tahun 2002 sampai tahun 2006,

kemudian pada tahun 2007 diganti menjadi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) yang merupakan kelanjutan dari P2KP. Kegiatan-kegiatan

yang dilakukan pada program P2KP yaitu pelaksanaan pembangunan fisik berupa

perbaikan jalan dan pembuatan jembatan, kegiatan sosial berupa pemberian

bantuan kepada usaha-usaha kecil, dan kegiatan ekonomi yang berbentuk dana

pinjaman bergulir.

Pada tahun 2005 kegiatan ekonomi yang berupa pinjaman dana bergulir

yang diberikan kepada masyarakat mulai macet, karena masyarakat tidak

mengembalikan dana yang telah mereka pinjam. Pada tahun berikutnya kegiatan

ekonomi tersebut tidak dapat berjalan lagi karena terdapat peraturan mengenai

pencairan dana bergulir, sehingga kegiatan yang dilaksanakan pada program

Page 28: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

PNPM pada tahun 2007 hanya kegiatan fisik dan sosial dan pada tahun 2009

hanya kegiatan fisik saja.

Program PNPM Mandiri tahun 2007 di Kelurahan Ketapang mendapat

dana BLM sebesar 200 juta yang dibagi ke dalam dua jenis kegiatan yaitu

fisik/lingkungan dan sosial. Kegiatan fisik mendapatkan dana sebesar 180 juta dan

untuk kegiatan sosial 20 juta. Untuk kegiatan fisik memperoleh dana yang lebih

besar karena membutuhkan dana yang besar pula untuk pembangunan lingkungan

seperti pembuatan jembatan, drainase dan paving block. Kegiatan sosial yang

dilaksanakan berupa pelatihan menjahit dan membuat anyaman yang diadakan di

setiap RW. Karena tidak ada kegiatan ekonomi maka KSM yang dibentuk yaitu

KSM untuk lingkungan yang berjumlah 11 KSM dan untuk KSM sosial berjumlah

2 KSM, tiap-tiap KSM terdiri dari 8 sampai 10 orang. Program PNPM Mandiri di

tahun 2009 mendapatkan dana BLM sebesar 100 juta dan hanya digunakan untuk

kegiatan lingkungan/fisik saja.

Setelah kegiatan program PNPM Mandiri berlangsung mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai pemeliharaan, maka peneliti bermaksud

melakukan penelitian terhadap pelaksanaan program PNPM Mandiri tesebut.

Dalam hal ini banyak ditemukan permasalahan-permasalahan yang terjadi.

Pertama, kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh para pelaksana dan juga

aparatur yang terlibat sehingga pemahaman masyarakat terhadap program PNPM

Mandiri masih kurang. Masih banyak masyarakat yang belum tahu tentang PNPM

Mandiri dan mengakibatkan program ini belum tepat pada sasaran yang dituju.

Page 29: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Kedua, tidak adanya kegiatan ekonomi berupa dana pinjaman bergulir yang dapat

mengembangkan usaha masyarakatnya. Dana bergulir merupakan salah satu

upaya menekan tingkat pengangguran, karena melalui dana bergulir masyarakat

miskin diberikan modal untuk usaha atau menambah modal bagi masyarakat yang

sebelumnya sudah memiliki usaha agar bisa lebih berkembang. Terakhir yaitu

bahwa program PNPM Mandiri hanya sebatas memberikan pembinaan atau

keterampilan kepada masyarakat yang putus sekolah atau menganggur sehingga

setelah program PNPM Mandiri ini selesai masyarakat tetap menganggur dan

program ini tidak berkelanjutan.

Bertolak dari permasalahan yang penulis uraikan sebelumnya, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Tingkat Implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007

dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang .”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, penelitian ini perlu adanya

identifikasi permasalahan-permasalahan yang ada pada lokasi penelitian dari hasil

penelitian awal peneliti, peneliti mengidentifikasikan masalah yang ada sebagai

berikut :

1. Kurangnya sosialisasi yang mengakibatkan kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap program PNPM Mandiri.

2. Tidak adanya kegiatan ekonomi berupa pinjaman dana bergulir yang

dapat mengembangkan usaha masyarakat.

Page 30: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

3. Program PNPM Mandiri hanya sebatas memberikan pembinaan atau

keterampilan kepada masyarakat dan tidak berkelanjutan.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah

1.3.1 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian

lebih diarahkan kepada kajian mengenai :

Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang.

1.3.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah tersebut, peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah:

Berapa besar tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang?

1.4 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mempunyai tujuan yaitu untuk

mengetahui berapa besar tingkat implementasi dari Program Nasonal

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Page 31: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diadakan dengan harapan mempunyai manfaat besar bagi

kita semua, umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi peneliti sendiri.

Dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) bentuk, yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.

2. Untuk mengembangkan Ilmu Administrasi Negara yang berkaitan

dengan Kebijakan Publik dan Implementasi Kebijakan.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

kepada Tim Pelaksana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang.

2. Untuk pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai

dasar atau referensi dalam melakukan penelitian sejenis atau penelitian

selanjutnya di bidang Kebijakan Publik.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan

pemikiran untuk meningkatkan implementasi pada prgram PNPM

Mandiri.

Page 32: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah berisikan tentang latar belakang atau

alasan mengapa peneliti mengambil permasalahan tersebut

sekaligus menjabarkan fakta-fakta yang ada dari fokus penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah menyebutkan permasalahan yang muncul

dari fokus penelitian yang kita teliti. Identifikasi masalah biasanya

diketahui melalui studi pendahuluan ke fokus masalah, observasi

dan wawancara atau sekedar informasi yang masih berkaitan

dengan masalah tersebut.

1.3 Batasan dan Rumusan Masalah

Pembatasan masalah mencakup pembahasan lokus atau tempat

dan fokus penelitian. Sedangkan perumusan masalah adalah

mendefinisikan permasalahan yang telah kita tetapkan berdasarkan

desain penelitian yang disusun dengan memperhatikan maksud dan

tujuan penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian

Page 33: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tujuan penelitian mengungkapkan tentang sasaran yang ingin

dicapai dengan dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang

telah dirumuskan.

1.5 Manfaat Penelitian

Bagian ini menjelaskan manfaat yang akan di dapat baik

teoritis maupun praktis.

1.6 Sistematika Penulisan

Sub bab terakhir ini merupakan yang terakhir dalam bab

pendahuluan, dimana menjelaskan bab per bab tentang sistematika

penulisan laporan secara singkat dan jelas.

BAB II DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Deskripsi teori memuat hasil kajian terhadap sejumlah teori

yang relevan dengan permasalahan dan variabel penelitian

sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang jelas.

2.2 Deskripsi PNPM Mandiri

Deskripsi PNPM Mandiri memuat tentang petunjuk-petunjuk

pelaksanaan dan kegiatan yang dilakukan dalam program PNPM

Mandiri tersebut.

2.3 Kerangka Berpikir

Page 34: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Menggambarkan alur berpikir dari peneliti sebagai kelanjutan

dari deskripsi teori yang telah dikemukakan dan memberikan

penjelasan terhadap pembaca tentang anggapan peneliti.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari

peneliti terhadap permasalahan yang diteliti dan akan diuji

kebenarannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada sub bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang

dipergunakan dalam penelitian ini.

3.2 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang bagaimana proses penyusunan dan jenis

alat pengumpulan data yang digunakan. Proses pengumpulan data

serta teknis penentuan kualitas instrumen.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menjelaskan wilayah generalisasi atau proposal

penelitian, sedangkan sampel adalah bagian dari populasi yang

diambil serta dapat mewakili dari populasi.

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Page 35: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Teknik pengolahan dan analisis data menjelaskan teknik analisa

beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan sifat data yang diteliti.

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian yang

dilaksanakan.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi

penelitian secara jelas. Struktur organisasi dari populasi atau

sampel yang telah ditentukan serta hal lain yang berhubungan

dengan objek penelitian.

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

Menjelaskan hasil pengujian persyaratan statistik melalui

teknik SPSS seperti pengujian validitas dan realibilitas instrumen.

4.3 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan mempergunakan teknis analisa data yang relevan.

4.4 Pengujian Hipotesis

Menguji kebenaran dari dugaan sementara yang telah dibuat

oleh peneliti dengan pelaksanaan PNPM Mandiri di Kelurahan

Ketapang.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Page 36: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Melakukan penafsiran suatu keterangan-keterangan yang nyata

terhadap hasil pengujian hipotesis

4.6 Pembahasan

Membahas hasil penelitian dilapangan terkait dengan jawaban

dari rumusan penelitian itu.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara

singkat, jelas dan mudah dipahami. Kesimpulan juga harus sejalan

dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Berisikan rekomendasi yang ditawarkan peneliti terhadap

permasalahan yang diteliti.

Page 37: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

BAB II

DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori

Dalam melakukan penelitian, peneliti berpedoman pada beberapa teori

yang menjadi landasan dasar bagi peneliti. Berkaitan dengan judul penelitian yaitu

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang, maka landasan teori yang digunakan yaitu teori Kebijakan, Kebijakan

Publik, Implementasi Kebijakan, Pemberdayaan, Partisipasi, Kemiskinan, dan

PNPM Mandiri.

2.1.1 Kebijakan

Mendefinisikan tentang kebijakan dalam kerangka teori amatlah luas.

Banyak penafsiran mengenai arti kebijakan itu sendiri. Menurut Anderson dalam

Wahab (2008:2) merumuskan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor

Page 38: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

(pejabat, kelompok, instansi pemerintah) atau serangkaian aktor dalam suatu

bidang kegiatan tertentu.

Menurut Friedrich dalam Wahab (2008:3) menyatakan bahwa kebijakan

adalah:

”Suatu tindakan yang mengarah pada tujuan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai tujuan atau mewujudkan sasaran yang diinginkan.” Menurut Budiarjo (2008:20) dalam bukunya dasar-dasar ilmu politik

menjelaskan pengertian kebijakan sebagai berikut:

”Kebijakan (policy) adalah suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya, pihak-pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk melaksanakannya.” Definisi lain mengenai kebijakan dikemukakan oleh Laswell dalam

bukunya The Policy Orientation (1951:5) dalam Wicaksono (2006:57):

”The word ”policy” commonly used to disignate the most important choices made either in organized or in private life...”policy’ is free of many of undesirable connotation clustered about the word political, which is often believed to imply ”partisanship” or ”coruption”. (Kata ”kebijakan” (policy) pada umumnya dipakai untuk menunjukkan pilihan terpenting yang diambil baik dalam kegidupan organisasi atau privat...”Kebijakan” bebas dari konotasi yang dicakup dalam kata politis (political) yang diyakini mengandung makna ”keberpihakan” dan ”korupsi”) Dari teori-teori yang disebutkan dari beberapa ahli tersebut, peneliti dapat

menarik kesimpulan mengenai arti dari kebijakan. Kebijakan adalah

pilihan/tindakan baik itu pemerintah, organisasi, atau swasta dalam mengambil

sebuah keputusan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 39: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2.1.2 Kebijakan Publik

Definisi teori kebijakan publik menurut Eyestone dalam bukunya The

Threads of Public Policy, dalam Agustino, (2006:40) mendefinisikan kebijakan

publik sebagai “hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya.

Hubungan antara unit pemerintah dengan lingkungannya dapat meliputi hampir

semua elemen dalam konteks negara.”

Freidrich dalam Agustino (2006:41) mendefinisikan kebijakan publik

sebagai berikut:

“Serangkaian tindakan atau kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.” Tokoh lain yang mendefinisikan kebijakan publik adalah Anderson, dalam

Islamy (2004:17), yakni:

“Kebijakan publik sebagai serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.” Dari beberapa definisi kebijakan publik yang telah dipaparkan oleh

beberapa tokoh tersebut, maka yang dimaksud dengan Kebijakan Publik adalah

serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan untuk menyelesaikan suatu

permasalahan dalam suatu lingkungan tertentu atau negara oleh para aktor

pembuat kebijakan yang berada dalam lingkungan tersebut.

Page 40: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pengertian kebijakan publik menurut Nugroho dalam bukunya yang

berjudul ”Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi” (2003:54)

adalah hal-hal yang diputuskan pemerintah untuk tidak dikerjakan atau dibiarkan.

Masih menurut Nugroho (2003:57) kebijakan publik itu dibagi kedalam dua

kelompok.

”Kelompok yang pertama adalah kebijakan yang dalam bentuk peraturan-peraturan pemerintah yang tertulis dalam bentuk peraturan perundangan, dan kelompok yang kedua adalah peraturan-peraturan yang tidak tertulis namun disepakati, yaitu apa yang kita sebut konvensi-konvensi”. Jadi pada dasarnya kebijakan publik tidak selalu berbentuk peraturan

perundangan tetapi kebijakan publik juga dapat berupa peraturan yang tidak

tertulis namun disepakati, sebagai contoh dalam aktivitas belajar di kampus adalah

kontrak perkuliahan.

Kebijakan publik dibuat bukannya tanpa maksud dan tujuan. Maksud dan

tujuan kebijakan publik dibuat adalah untuk memecahkan masalah publik yang

tumbuh kembang di masyarakat. Masalah tersebut tentu saja beraneka ragam

bentuk dan intensitasnya serta keharusan untuk segera menyelesaikan

permasalahan yang ada. Dalam setiap permasalahan publik tidak semuanya yang

menjadi suatu kebijakan publik, hanya masalah publik yang dapat menggerakkan

orang banyak untuk ikut memikirkan dan mencari solusi yang bisa menghasilkan

sebuah kebijakan publik.

Dalam membuat kebijakan publik yang baik dan benar memang tidak

mudah, perlu adanya kejelian dari para pembuat kebijakan publik itu dalam

memformulasi kebijakan publik itu sendiri. Selain itu, dalam kebijakan publik

tersebut berisikan masukan-masukan yang bersifat ideal-teoritis-metodologis,

Page 41: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

caranya adalah dengan menggunakan beberapa tahapan dalam proses kebijakan

publik. Menurut Nugroho (2003:73) ada beberapa tahap dalam kebijakan publik,

yaitu”

1. Perumusan kebijakan 2. Implementasi kebijakan 3. Evaluasi kebijakan

2.1.3 Implementasi Kebijakan

2.1.3.1 Pengertian Implementasi Kebijakan

Definisi Implementasi Kebijakan menurut Van Meter dan Horn dalam

Agustino (2006:153) mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai:

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diharapkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.”

Selanjutnya Mazmanian dan Sabatier, dalam Wahab (2008:65)

menjelaskan makna implementasi kebijakan sebagai berikut:

“Memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau dirumuskan merupakan fokus perhatian implementasi kebijaksanaan, yakni kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan yang timbul mencakup baik usaha-usaha untuk mengadministrasikannya maupun untuk menimbulkan akibat/dampak nyata pada masyarakat atau kejadian-kejadian.”

Menurut Jenkins dalam Parsons (2006:463) “Studi implementasi adalah

suatu perubahan : Bagaimana perubahan terjadi, bagaimana kemungkinan

perubahan bisa dimunculkan. Ia juga merupakan studi tentang mikrostruktur

dari kehidupan politik ; bagaimana organisasi diluar dan didalam sistem politik

Page 42: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

menjalankan motivasi – motivasi mereka bertindak seperti itu, dan apa motivasi

lain yang mungkin membuat mereka bertindak secara berbeda”.

Dari beberapa definisi implementasi yang telah diuraikan di atas, peneliti

merumuskan definísi implementasi sebagai tindakan atau usaha untuk

melaksanakan keputusan yang telah ditentukan bersama pada waktu perumusan

kebijakan dan kebijakan tersebut dilaksanakan oleh seluruh stakeholder (baik

masyarakat secara individu, pemerintah maupun swasta).

Implementasi kebijakan publik model Van Metter dan Horn dalam

Agustino (2006:161) yaitu model pendekatan top-down yang disebut dengan A

Model of The Policy Implementation. Model ini menandakan bahwa

implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang

tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik.

Menurut Van Meter dan Horn dalam Agustino (2006:161), ada enam

variabel yang dapat meempengaruhi kinerja kebijakan publik tersebut, antara

lain:

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur yang berada di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran kebijakan atau tujuan kebijakan terlalu ideal untuk dilaksanakan di level warga maka agak sulit merealisasikan kebijakan publik hingga untuk yang dapat dikatakan berhasil.

2. Sumberdaya Keberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang terpenting dalam menentukan suatu keberhasilan proses implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara apolitik. Tetapi diluar

Page 43: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

sumber daya manusia, sumber-sumber daya lain yang perlu diperhitungkan juga ialah sumber daya finansial dan sumber daya waktu.

3. Karakteristik Agen Pelaksana Pusat perhatian pada agen pelakana meliputi organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal ini sangat penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi kebijakan perlu juga diperhitungkan manakala hendak menentukan agen pelaksana. Semakin luas cakupan implementasi kebijakan, maka seharusnya semakin besar pula agen yang dilibatkan.

4. Sikap/Kecenderungan para Pelaksana Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana sangat mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat yang mengenal betul persoalan yang mereka rasakan. Tetapi kebijakan yang akan dilaksanakan implementor adalah kebijakan “dari atas” (top down) yang sangat mungkin para pengambilan keputusannya tidak pernah mengetahui kebutuhan, keinginan, atau permasalahan yang ingin diselesaikan warga.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Pelaksana Koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya kesalahan-kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi. Dan begitu pula sebaliknya.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi kebijakan adalah, sejauhmana lingkungan eksternal mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan. Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.

Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya. Tidak lebih dan tidak kurang. Untuk

Page 44: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

mengimplementasikan kebiijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada,

yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau

melalui formulasi kebijakan derivet atau turunan dari kebijakan publik tersebut.

Secara umum dapat digambarkan sebagai berikut: (Nugroho, 2003:159)

Kebijakan publik dalam bentuk Undang-Undang atau Perda adalah jenis

kebijakan publik yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau yang sering

diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa langsung

operasional antara lain Keppres, Inpres, Kepmen, Keputusan Kepala Daerah,

Keputusan Kepala Dinas, dan lain-lain.

Kebijakan Publik

Kebijakan Publik Penjelas Program Intervensi

Proyek Intervensi

Kegiatan Intervensi

Publik/Masyarakat/Beneficiaries

Page 45: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Dari gambar diatas dapat dilihat dengan jelas rangkaian implementasi

kebijakan yaitu dimulai dari program, ke proyek, dan ke kegiatan. Tujuan

kebijakan pada prinsipnya adalah melakukan intervensi. Oleh karena itu,

implementasi kebijakan sebenarnya adalah tindakan (action) intervensi itu sendiri.

Menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Nugroho, 2003:162) memberikan

gambaran bagaimana melakukan intervensi atau implementasi kebijakan dalam

langkah sebagai berikut:

Dengan demikian program harus disusun secara jelas dan harus

dioperasionalkan dalam bentuk proyek.

Dalam tataran praktis, implementasi adalah proses pelaksanaan keputusan

dasar. Proses tersebut terdiri atas beberapa tahapan yakni ("ryn" Moelya, 2010):

1. Tahapan pengesahan peraturan perundangan;

2. Pelaksanaan keputusan oleh instansi pelaksana;

3. Kesediaan kelompok sasaran untuk menjalankan keputusan;

4. Dampak nyata keputusan baik yang dikehendaki atau tidak;

Identifikasi masalah yang harus diintervensi

Menegaskan tujuan yang hendak dicapai

Merancang struktur proses implementasi

Page 46: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

5. Dampak keputusan sebagaimana yang diharapkan instansi pelaksana;

6. Upaya perbaikan atas kebijakan atau peraturan perundangan.

Proses persiapan implementasi setidaknya menyangkut beberapa hal

penting yakni ("ryn" Moelya, 2010):

1. Penyiapan sumber daya, unit dan metode;

2. Penerjemahan kebijakan menjadi rencana dan arahan yang dapat diterima

dan dijalankan;

3. Penyediaan layanan, pembayaran, manfaat dan hal lain secara rutin.

Aktivitas penorganisasian (Organivation) merupakan suatu upaya untuk

menetapkan dan menanta kembali sumber daya (units), dan metode-metode

(methods) yang mengarah pada upaya mewujudkan atau merealisasikan kebijakan

menjadi hasil (outcomes) sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dan sasaran

kebijakan. Aktivitas interprestasi (penjelasan) merupakan subtansi dari suatu

kebijakan dalam bahasa yang lebih operasional dan mudah dipahami. Aktivitas

aplikasi merupakan aktivitas penyediaan layanan secara rutin sesuai dengan tujuan

dan sarana kebijakan yang ada.

Page 47: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berikut ini merupakan tahapan-tahapan operasional implementasi sebuah

kebijakan ("ryn" Moelya, 2010):

1. Tahapan intepretasi. Tahapan ini merupakan tahapan penjabaran sebuah

kebijakan yang bersifat abstrak dan sangat umum ke dalam kebijakan atau

tindakan yang lebih bersifat manajerial dan operasional. Kebijakan abstrak

biasanya tertuang dalam bentuk peraturan perundangan yang dibuat oleh

lembaga eksekutif dan legislatif, bisa berbentuk perda ataupun undang-

undang. Kebijakan manajerial biasanya tertuang dalam bentuk keputusan

eksekutif yang bisa berupa peraturan presiden maupun keputusan kepala

daerah, sedangkan kebijakan operasional berupa keputusan pejabat

pemerintahan bisa berupa keputusan/peraturan menteri ataupun keputusan

kepala dinas terkait. Kegiatan dalam tahap ini tidak hanya berupa proses

penjabaran dari kebijakan abstrak ke petunjuk pelaksanaan/teknis namun

juga berupa proses komunikasi dan sosialisasi kebijakan tersebut – baik

yang berbentuk abstrak maupun operasional – kepada para pemangku

kepentingan.

2. Tahapan pengorganisasian. Kegiatan pertama tahap ini adalah penentuan

pelaksana kebijakan (policy implementor) – yang setidaknya dapat

diidentifikasikan sebagai berikut: instansi pemerintah (baik pusat maupun

daerah); sektor swasta; LSM maupun komponen masyarakat. Setelah

pelaksana kebijakan ditetapkan; maka dilakukan penentuan prosedur tetap

kebijakan yang berfungsi sebagai pedoman, petunjuk dan referensi bagi

pelaksana dan sebagai pencegah terjadinya kesalahpahaman saat para

pelaksana tersebut menghadapi masalah. Prosedur tetap tersebut terdiri

atas prosedur operasi standar (SOP) atau standar pelayanan minimal

(SPM). Langkah berikutnya adalah penentuan besaran anggaran biaya dan

sumber pembiayaan. Sumber pembiayaan bisa diperoleh dari sektor

pemerintah (APBN/APBD) maupun sektor lain (swasta atau masyarakat).

Selain itu juga diperlukan penentuan peralatan dan fasilitas yang

diperlukan, sebab peralatan tersebut akan berperan penting dalam

Page 48: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

menentukan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan. Langkah

selanjutnya – penetapan manajemen pelaksana kebijakan – diwujudkan

dalam penentuan pola kepemimpinan dan koordinasi pelaksanaan, dalam

hal ini penentuan focal point pelaksana kebijakan. Setelah itu, jadwal

pelaksanaan implementasi kebijakan segera disusun untuk memperjelas

hitungan waktu dan sebagai salah satu alat penentu efisiensi implementasi

sebuah kebijakan.

3. Tahapan implikasi. Tindakan dalam tahap ini adalah perwujudan masing-

masing tahapan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

2.1.3.2 Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Implementasi

Implementasi kebijakan merupakan suatu proses yang dinamis, dimana

pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan sehingga pada

akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran

kebijakan itu sendiri. Hal ini sesuai pula dengan apa yang diungkapkan oleh

Lester dan Stewart Jr (dalam Agustino, 2006:154) mengatakan bahwa

implementasi merupakan suatu proses sekaligus suatu hasil (output).

Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dapat diukur atau dilihat dari proses

dan pencapaian tujuan yang ingin diraih. Grindle (dalam Agustino, 2006:154)

juga menambahkan sebagai berikut:

“Pengukuran keberhasilan implementasi dapat dilihat dari prosesnya, dengan menyertakan apakah pelaksanaan program sesuai dengan yang telah ditentukan yaitu melihat pada action program dan individual projects dan yang kedua apakah tujuan program tersebut tercapai”.

Page 49: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam

keseluruhan struktur kebijakan, karena melalui prosedur ini proses kebijakan

secara keseluruhan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidak

tercapainya tujuan.

1. Faktor Penentu Keberhasilan Implementasi, antara lain:

1. Logika kebijakan itu sendiri

2. Kemampuan pelaksana dan ketersediaan sumber

3. Manajemen yang baik

4. Lingkungan dimana kebijakan diimplementasikan

2. Faktor Penentu Kegagalan Implementasi

1. Bad Policy

Perumusannya asal-asalan, kondisi internal belum siap, kondisi

eksternal tak memungkinkan.

2. Bad Implementation

Pelaksana tak memahami juklak, terjadi implementasi gap.

3. Bad Luck

Kebijakan itu memang bernasip jelek.

2.1.3.3 Peluang dan Hambatan Implementasi Faktor-faktor yang mempengaruhi peluang dan hambatan implementasi

(Agustino, 2006:170) adalah sebagai berikut:

1. Faktor Penentu Pelaksanaan / Peluang Implementasi 1. Respek Anggota Masyarakat pada Otoritas dan Keputusan Pemerintah

Kodrat manusia, dikatakan memiliki state of nature yang berkarakter positif. Ini artinya, manusia dapat menerima dengan baik hubungan

Page 50: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

relasional antarindividu. Ketika relasi ini berjalan dengan baik, logikanya, ada sistem sosial yang menggerakkan seluruh warga untuk saling menghormati, memberikan respek pada otoritas orang tua, memberikan penghargaan yang tinggi pada ilmu dan pengetahuan, menghormati undang-undang yang dibuat oleh politisi, mematuhi aturan hukum yang ditetapkan, mempercayai pejabat-pejabat pemerintah yang menjabat, dan sebagainya. Kepatuhan-kepatuhan tersebut akan berlangsung hingga individu dan warga masih menganggap cukup beralasan dan masuk akal untuk menghormati persoalan-persoalan itu.

2. Adanya Kesadaran Untuk Menerima Kebijakan Dalam masyarakat yang digerakkan oleh pilihan-pilihan yang rasional banyak dijumpai bahwa individu/kelompok warga mau menerima dan melaksanakan kebijakan publik sebagai sesuatu yang logis, rasional, serta memang dirasa perlu. Di sisi lain, banyak orang yang tidak suka untuk membayar pajak, apalagi dalam kondisi perekonomian yang tengah melemah seperti saat ini; tetapi bila mereka percaya bahwa membayar pajak itu perlu untuk memberikan kontribusi atas pelayanan pemerintah pada publik, maka orang akan sadar dan patuh untuk membayar pajak. Tetapi hal ini tidak mudah. Karena bermain di ranah “kesadaran” artinya pemerintah harus mampu merubah mindset warga dengan cara sikap dan perilaku yang sesuai dengan mindset yang hendak dibentuk oleh aparatur itu sendiri.

3. Adanya Sanksi Hukum

Orang dengan akan sangat terpaksa mengimplementasikan dan melaksanakan suatu kebijakan karena ia takut terkena sanksi hukuman, misalnya denda, kurungan, dan sanksi-sanksi lainnya. Karena itu, salah satu strategi yang sering digunakan oleh aparatur administrasi atau aparatur birokrasi dalam upaya mangimplementasikan kebijakan publik ialah dengan cara menghadirkan sanksi hukum yang berat pada setiap kebijakan yang dibuatnya. Selain itu, orang atau kelompok warga seringkali mematuhi dan melaksanakan kebijakan karena ia tidak suka dikatakan sebagai orang yang melanggar aturan hukum, sehingga dengan terpaksa ia melakukan isi kebijakan publik tersebut.

4. Adanya Kepentingan Publik Masyarakat mempunyai keyakinan bahwa kebijakan publik dibuat secara sah, konstitusional, dan dibuat oleh pejabat publik yang berwenang, serta melalui prosedur yang sah yang telah tersedia. Bila suatu kebijakan dibuat berdasarkan ketentuan tersebut, maka masyarakat cenderung mempunyai kesediaan diri untuk menerima dan melaksanakan kebijakan itu. Apalagi ketika kebijakan itu memang berhubungan erat dengan hajat hidup mereka.

Page 51: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

5. Adanya Kepentingan Pribadi Seseorang atau sekelompok orang sering memperoleh keuntungan langsung dari suatu projek implementasi kebijakan, sehingga dengan senang hati mereka akan menerima, mendukung, dan melaksanakan kebijakan yang ditetapkan. Sebagai contoh, pemerintah berencana untuk membuat jalan pintas antarkota yang menyita beberapa hektar tanah milik warga, melalui mekanisme pembebasan tanah. Ada beberapa warga yang menolak dan ada juga warga yang menerima. Ketika diperhatikan, ternyata tanah sebagian warga yang mau memenuhi keputusan pemerintah adalah warga yang tidak terkena pembebasan, dan bahkan tanahnya yang tidak jauh dari jalan antarkota yang tengah dibangun menghasilkan hasil-hasil kebun yang baik. Dengan jelas sebagian warga ini memperoleh keuntungan dengan terbukanya jalur distribusi bagi hasil-hasil kebun yang diproduksi mereka, sehingga tanpa diminta pun mereka bersedia membantu projek pemerintah demi keuntungan yang akan diperolehnya melalui pembangunan jalan transkota tersebut.

6. Masalah Waktu Kalau masyarakat memandang ada suatu kebijakan yang bertolak belakang dengan kepentingan publik, maka warga akan cenderung untuk menolak kebijakan tersebut. Tetapi begitu waktu berlalu, pada akhirnya suatu kebijakan yang dulunya pernah ditolak dan dianggap controversial, berubah menjadi kebijakan yang wajar dan dapat diterima.

2. Faktor Penentu Penolakan atau Hambatan Implementasi 1. Adanya Kebijakan yang Betentangan dengan Sistem Nilai yang

Mengada Bila suatu kebijakan dipandang bertentangan secara ekstrim atau secar tajam dengan sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat secara luas, atau kelompok-kelompok tertentu secara umum, maka dapat dipastikan kebijakan publik yang hendak diimplementasikan akan sulit untuk terlaksana.

2. Tidak Adanya Kepastian Hukum Tidak adanya kepastian hukum, ketidakjelasan aturan-aturan hukum, ada kebijakan-kebijakan yang saling bertentangaan dapat menjadi sumber ketidakpatuhan warga pada kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang tidak jelas, kebijakan yang bertentangan isinya, atau kebijakan yang

Page 52: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

ambigu dapat menimbulkan salah pengertian, sehingga cenderung untuk ditolak implementasinya oleh warga.

3. Adanya Keanggotan Seseorang dalam Suatu Organisasi Seseorang yang patuh atau tidak patuh pada peraturan atau kebijakan publik yang ditetapkan oleh pemerintah dapat disebabkan oleh keterlibatannya dalam suatu organisasi tertentu. Jika tujuan organisasi yang dimasuki oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu organisasi seide atau segagasan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah, maka ia akan mau bahkan mengejahwantahkan atau melakukan ketetapan pemerintah itu dengan tulus. Tetapi apabila tujuan organisasi yang dimasukinya bertolak belakang dengan ide dan gagasan kebijakan, maka sebagus apapun kebijakan yang sudah dibuat oleh pemerintah akan sulit untuk terimplementasi dengan baik.

4. Adanya Konsep Ketidakpatuhan Selektif Terhadap Hukum Masyarakat ada yang patuh pada suatu jenis kebijakan tertentu, tetapi ada juga yang tidak patuh pada jenis kebijakan lain. Ada orang yang patuh pada kebijakan kriminalitas tetapi di saat yang bersamaan ia dapat tidak patuh dengan kebijakan pelarangan pedagang kaki lima.

2.1.3.4 Pendekatan-Pendekatan Implementasi

Berikut ini merupakan beberapa pendekatan yang digunakan dalam

implementasi kebijakan (Wahab, 2008:110) antara lain:

1. Pendekatan-pendekatan Struktural Analisis organisasi modern telah memberikan sumbangan yang berharga pada studi implementasi, karena rancang bangun kebijaksanaan dan rancang bangun organisasi, sedapat mungkin dipertimbangkan secara bersamaan. Kendatipun demikian, masa jaya ketika orang percaya akan prinsip-prinsip universal mengenai organisasi yang baik kini telah ketinggalan zaman dan pusat perhatian kini diberikan pada keyakinan bahwa struktur organisasi tertentu hanya cocok pada tipe tugas dan lingkungan yang tertentu pula. Struktur-struktur yang bersifat organis dianggap cocok dalam lingkungan/situasi yang penuh dengan ketidakpastian atau lingkungan yang sedang mengalami perubahan yang cepat. Struktur-struktur seperti ini mampu menyesuaikan diri dengan cepat dan efektif, sebagian karena mereka memiliki kemampuan yang besar untuk mengolah informasi, khususnya bila dibandingkan dengan kekurangan-kekurangan yang ada

Page 53: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

pada organisasi birokrasi yang tradisional yang menekankan pada saluran-saluran resmi dan komunikasi vertikal.

2. Pendekatan-pendekatan Prosedural dan Manajerial Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya tingkat kemampuan

pengawasan yang sangat tinggi atas pelaksanaan dan hasil akhir suatu program dan dinggap terisolasi dari pengaruh lingkungan. Teknik manajerial yang merupakan perwujudan dari pendekatan ini ialah perencanaan jaringan kerja dan pengawasan yang menyajikan suatu kerangka kerja di mana proyek dapat direncanakan dan implementasinya dapat diawasi dengan cara mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus diselesaikan, hubungan diantara tugas-tugas tersebut dan urutan logis di mana tugas-tugas itu harus dilaksanakan. Bentuk-bentuk jaringan kerja yang canggih, semisal Programme Evaluation and Review Technique (PERT) memungkinkan untuk memperkirakan secara tepat jangka waktu penyelesaian tiap-tiap tugas, menghitung lintasan kritis di mana setiap keteledoran akan dapat menghambat penyelesaian keseluruhan proyek, memonitor setiap luang waktu yang tersedia bagi penyelesaian tugas dalam jaringan kerja, dan merealokasikan sumber-sumber guna memungkinkan kegiatan-kegiatan yang terletak di sepanjang lintasan kritis dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

3. Pendekatan pendekatan Keperilakuan Pendekatan keperilakuan diawali dengan suatu kesadaran bahwa seringkali terdapat penolakan terhadap perubahan. Dalam kenyataannya, alternatif-alternatif yang tersedia jarang sekali yang sederhana seperti menerima atau menolak. Penerapan analisis keperilakuan pada masalah-masalah manajemen yang paling terkenal ialah yang disebut “OD” (Organization Depelopment/Pengembangan Organisasi). OD salah satu proses untuk menimbulkan perubahan-perubahan yang diinginkan oleh suatu organisasi melalui penerapan ilmu0ilmu keperilakuan. Di samping itu OD juga merupakan salah satu bentuk konsultasi manajemen di mana seorang konsultan bertindak selaku agen perubahan untuk mempengaruhi seluruh budaya organisasi, termasuk sikap dan perilaku dari pegawai yang menduduki posisi-posisi kunci.

4. Pendekatan-pendekatan Politik Dalam pembahasan ini pengertian politik lebih mengacu kepada pola-pola kekuasaan dan pengaruh di antara dan di dalam lingkungan organisasi. Alasan sederhana yang dapat dikemukakan ialah bahwa implementasi suatu kebijaksanaan bisa saja telah direncanakan dengan seksama, baik dilihat dari sudut organisasinya, prosedurnya, manajemennya dan pengaruh-pengaruh pada perilaku, tetapi apabilai ia tidak/kurang memperhitungkan realita-realita kekuasaan maka mustahil

Page 54: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

kebijaksanaan tersebut dapat berhasil. Dengan demikian, keberhasilan suatu kebijaksanaan.

2.1.4 Pemberdayaan

Bennis dan Mische dalam Makmur (2008:61) mengemukakan bahwa

pemberdayaan berarti menghilangkan batasan birokratis yang mengotak-

ngotakkan orang dan membuat mereka menggunakan seefektif mungkin

keterampilan, pengalaman, energi, dan ambisinya.”

Menurut Kartasasmita dalam Makmur (2008:55) menyatakan pengertian

pemberdayaan sebagai berikut:

“Pemberdayaan merupakan unsur yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan (survive), dan dalam pengertian yang dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Pemberdayaan ini menjadi sumber dari apa yang di dalam wawasan politik pada tingkat nasional disebut ketahanan nasional.” Menurut Parsons dalam Suhartono (2004:106), pemberdayaan adalah:

“Sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang yang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.” Dari beberapa definisi pemberdayaan yang dipaparkan, pada dasarnya

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau

keberdayaan kelompok atau individu yang mengalami masalah kemiskinan

dengan tujuan pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin

dicapai oleh sebuah perubahan sosial.

Bagi seorang pelaku perubahan, hal yang dilakukan terhadap klien mereka

(baik pada tingkat individu, keluarga, kelompok, ataupun komunitas) adalah

Page 55: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

upaya memberdayakan (mengembangkan klien dari keadaan tidak atau kurang

berdaya menjadi mempunyai daya) guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

Dalam kaitan dengan hal ini, Payne dalam Adi (2003:54) mengemukakan bahwa

suatu proses pemberdayaan (empowerment), pada intinya ditujukan guna:

“Membantu klien mempermudah daya untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan dilakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya.” Dalam buku Pedoman Umum PNPM Mandiri, pemberdayaan masyarakat

adalah upaya untuk menciptakan atau meningkatkan kapasitas masyarakat, baik

secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait

upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian, dan kesejahteraannya.

Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari

perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan

dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai.

Pemberdayaan masyarakat juga dapat diartikan sebagai upaya untuk

memulihkan atau meningkatkan keberdayaan suatu komunitas agar mampu

berbuat sesuai dengan harkat dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak

dan tanggung jawab mereka sebagai komunitas manusia dan warga.

Pemberdayaan sebagai konsep yang sedang popular mengacu pada usaha

menumbuhkan keinginan pada seseorang untuk mengaktualisasikan diri,

melakukan mobilitas ke atas serta memberikan pengalaman psikologis yang

membuat seseorang berdaya. Manusia yang berdaya adalah manusia yang mampu

menjalankan harkat dan martabatnya sebagai manusia, merdeka dalam bertindak

Page 56: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

sebagai manusia dengan didasari akal sehat serta hati nurani. Artinya manusia

tidak harus terbelenggu oleh lingkungan, akan tetapi semata-mata menjadikan

nilai-nilai luhur kemanusiaan sebagai kontrol terhadap sikap dan perilakunya.

Manusia dikaruniai hati nurani sehingga mempunyai sifat-sifat yang baik dalam

dirinya sesuai dengan fitrahnya.

Munculnya konsep pemberdayaan ini pada awalnya merupakan gagasan

yang ingin menempatkan manusia sebagai subjek dunianya sendiri. Oleh karena

itu, wajar apabila konsep ini menampakkan dua kecenderungan. Pertama,

pemberdayaan menekankan kepada proses memberikan atau mengalihkan

sebagian kekuasaan, kekuatan, atau kemampuan (power) kepada masyarakat,

organisasi atau individu agar menjadi lebih berdaya. Proses ini sering disebut

sebagai kecenderungan primer dari makna pemberdayaan. Kedua, kecenderungan

sekunder, menekankan pada proses menstimulasi, mendorong, dan memotivasi

individu agar mempunyai kemampuan atau pemberdayaan untuk menentukan apa

yang menjadi pilihan hidupnya.

Menurut Hanna dan Robinson dalam Makmur (2008:48) strategi

pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari tiga hal, yaitu:

1. Apa yang dikerjakan dalam strategi pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat dapat berfungsi?

2. Strategi pemberdayaan yang bagaimana yang membuat masyarakat berfungsi?

3. Mengapa suatu strategi pemberdayaan dapat membuat masyarakat berfungsi? Di lingkungan birokrasi pemerintahan, khususnya pemerintahan desa,

upaya-upaya pemberdayaan terhadap SDM menjadi keharusan karena di level

inilah terjadinya kemandegan atau stagnasi penyelenggaraan pemerintahan.

Page 57: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pemberdayaan SDM dalam level pemerintah desa dapat menumbuhkembangkan

motivasi, inovasi, dan kreativitas penyelenggaraan pemerintahan desa. Dan hal ini

dapat terwujud jika pemberdayaan SDM pemerintah desa dapat berfungsi dengan

baik.

Kemampuan masyarakat untuk mewujudkan dan mempengaruhi arah serta

pelaksanaan suatu program ditentukan dengan mengandalkan power yang

dimilikinya sehingga pemberdayaan merupakan central line atau jiwa partisipasi

yang sifatnya aktif dan kreatif. Perlu dimaklumi juga bahwa konsep

pemberdayaan (empowerment) muncul karena adanya dua premis mayor, yakni

kegagalan dan harapan. Kegagalan yang dimaksud adalah gagalnya model-model

pembangunan ekonomi dalam menanggulangi masalah kemiskinan dan

lingkungan yang berkelanjutan. Sedangkan harapan, adanya alternatif-alternatif

pembangunan yang memasukkan nilai-nilai demokrasi, persamaan gender,

persamaan antar generasi, dan pertumbuhan ekonomi secara memadai. Kegagalan

dan harapan ini bukan merupakan alat ukur ilmu-ilmu sosial, melainkan cerminan

nilai-nilai normatif dan moral yang terasa sangat nyata di tingkat individu dan

masyarakat. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya adalah

nilai kolektif pemberdayaan individu.

Pemberdayaan, sebagai konsep alternatif pembangunan, dengan demikian

menekankan otonomi pengambilan keputusan suatu kelompok masyarakat yang

berlandaskan pada sumber daya pribadi, partisipasi, demokrasi, dan pembelajaran

sosial melalui pengalaman langsung. Konsep pemberdayaan merupakan hasil

interaksi di tingkat ideologis maupun praktis. Di tingkat ideologis, konsep ini

Page 58: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

merupakan hasil interaksi antara konsep top-down dan bottom-up, antara growth

strategy dan people-centered strategy, sedangkan di tingkat praktis, interaksi

terjadi lewat pertarungan antar-otonomi.

Indikator terpenting keberhasilan program pemberdayaan masyarakat

adalah perubahan struktur secara alamiah. Perubahan struktur ini bisa terjadi bila

kemampuan lokal meningkat signifikan dan kesejahteraan meningkat secara

memadai dan lestari, yang ditandai dengan meningkatnya akumulasi modal di

tingkat lokal.

Pemberdayaan masyarakat berarti meningkatkan kemampuan atau

meningkatkan kemandirian masyarakat. Dalam kerangka pembangunan nasional,

upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sisi: pertama, menciptakan

suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang. Kedua,

meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai

bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun

sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, melindungi/memihak

yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang dan menciptakan

kemitraan saling menguntungkan.

Pembangunan melalui pendekatan pemberdayaan dan pemihakan pada

hakikatnya mempunyai prinsip sebagai berikut (Sumodiningrat, 2007:108):

Pertama, concern. Pembangunan harus dipahami sebagai proses perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat untuk mewujudkan, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia, perubahan struktur ekonomi, penanggulangan kemiskinan, dan stabilitas ekonomi. Kedua, consistent. Kerangka kebijakan pembangunan nasional yang termanifestasi dalam program-program pembangunan harus diselenggarakan secara terpadu, terarah, tepat sasaran, bermanfaat bagi

Page 59: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

segenap lapisan masyarakat, transparan, dapat dipertanggung jawabkan, dan berkesinambungan. Ketiga, continuous. Semua warga masyarakat dapat mengambil manfaat pembangunan secara berkelanjutan. Apabila masih ada warga masyarakat yang belum mengambil manfaat pembangunan, maka kebijakan dan programnya harus disempurnakan. Dengan demikian, sasaran pokok kebijakan pemberdayaan masyarakat

adalah (Sumodiningrat, 2007:110):

1. Meningkatnya pendapatan masyarakat di tingkat bawah dan turunnya jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan.

2. Berkembangnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kegiatan sosial ekonomi produktif di pedesaan.

3. Berkembangnya kemampuan masyarakat baik aparat maupun warga.

2.1.5 Partisipasi

Istilah partisipasi masyarakat belakangan ini hampir setiap hari dapat kita

dengar, berbagai pernyataan mereka mengharapkan keikutsertaan anggota

masyarakat dalam suatu kegiatan, istilah itu merupakan seruan dan semboyan

yang merupakan yang hampir tidak pernah ketinggalan. Demikian istilah

partisipasi ini didefinisikan banyak ilmuan sosial sangat beragam belum terdapat

kesepakatan adapun teori-teori yang digunakan pada umumnya langsung

menyangkut kepada penerapannya atau aplikasinya.

Menurut Soetrisna dalam Karina (2003:23) menyatakan ada 2 definisi

partisipasi yang beredar di masyarakat, yaitu:

Definisi pertama, partisipasi rakyat dalam pembangunan sebagai dukungan rakyat terhadap rencana proyek pembangunan yang dirancang dan ditentukan tujuannya oleh perencana. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi masyarakat dalam definisi inipun disamakan dengan kemauan rakyat

Page 60: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

untuk ikut menanggung biaya pembangunan baik berupa uang maupun tenaga dalam melaksanakan proyek pembangunan pemerintah. Dipandang dari sudut sosiologis definisi ini tidak dapat dikatakan sebagai partisipasi rakyat dalam pembangunan melainkan mobilisasi rakyat dalam pembangunan. Definisi kedua, partisipasi dalam pembangunan merupakan kerjasama yang erat antara perencana dan rakyat dalam merencanakan, melaksanakan, melestarikan, dan mengembangkan hasil pembangunan yang telah dicapai. Ukuran tinggi rendahnya partisipasi rakyat untuk menanggung biaya pembangunan tetapi juga dengan ada tidaknya hak rakyat untuk ikut menentukan arah dan tujuan proyek yang dibangun di wilayah mereka serta ada tidaknya kemauan rakyat untuk secara mandiri melestarikan proyek itu. Menurut Bhattachrya dalam Wahyu (2005:224) partisipasi adalah

pengambilan bagian dalam kegiatan bersama. Selanjutnya menurut Kurnia dalam

Wahyu (2005:224) partisipasi adalah pengikutsertaan seluruh anggota masyarakat

di dalam seluruh kegiatan pengambilan keputusan yang mencakup perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi dan pemanfaatan hasil.

Partisipasi menurut Tangkilisan (2005:321) adalah keterlibatan seseorang

dalam kegiatan bersama yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembangunan,

terutama yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup, sedangkan

menurut Steere dalam Tangkilisan (2005:321) partisipasi adalah:

”Merupakan unsur kunci pembangunan, pengertian partisipasi bukan semata-mata melalui pemikiran umum saja, ia juga mengandung suatu sistem yang benar-benar menjamin terwujudnya hak soaial dan ekonomi selain hak-hak sipil dan politik beserta pendidikan kewarganegaraan. Didalamnya harus ada budaya partisipasi (a culture of participation) dimana rakyat membutuhkan sejumlah kemampuan dan sumber daya untuk berperan.” Dari beberapa definisi diatas maka peneliti menyimpulkan definisi

partisipasi sebagai keikutsertaan masyarakat dalam menjalankan suatu program

Page 61: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

dengan memberikan dukungan maupun bantuan untuk mencapai tujuan dari suatu

kebijakan yang sedang dilaksanakan.

Adanya partisipasi masyarakat didasarkan pada pertimbangan bahwa

kedaulatan ada ditangan rakyat yang melaksanakannya melalui kegiatan bersama

untuk menetapkan tujuan serta masa depan masyarakat itu dan untuk menentukan

orang-orang yang akan memegang tampuk pimpinan untuk masa berikunya.

Dalam rangka pembangunan bangsa yang meliputi segala aspek kehidupan,

partisipasi masyarakat memainkan peranan penting, bahkan Tjokroamidjojo

dalam Kaho (2007:125) menegaskan: “pembangunan yang meliputi segala segi

kehidupan, politik, ekonomi dan sosial budaya itu baru akan berhasil apabila

merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi dari seluruh rakyat dalam suatu

negara”. Sementara itu, Katz dalam Kaho (2007:126) menempatkan partisipasi

sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pembangunan disamping

faktor-faktor tenaga terlatih, biaya, informasi, peralatan dan kewenangan yang

sah.

Sanit dalam Kaho (2007:126) juga menambahkan apabila kita berbicara

tentang pembangunan, sesungguhnya yang diperbincangkan adalah keterlibatan

seluruh masyarakat sebagai sistem terhadap masalah yang dihadapinya dan

pencarian jawaban bagi masalah tersebut. Masyarakat sendiri dapat berpartisipasi

pada beberapa tahap terutama dalam pembangunan, yakni pada tahap inisiasi,

legitimasi, dan eksekusi. Atau dengan kata lain pada tahap decision making,

implementation, benefit, dan tahap evaluation. Seperti yang dirumuskan

Tjokroamidjojo dalam Kaho (2007:127) sebagai berikut:

Page 62: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

“Pertama keterlibata aktif atau partisipasi masyarakat tersebut dapat berarti keterlibatan dalam proses penentuan arah, strategi, dan kebijaksanaan. Kedua, adalah keterlibatan dalam memikul hasil dan manfaat pembangunan secara berkeadilan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dapat

terjadi pada empat jenjang, yaitu:

1. Partisipasi dalam Proses Pembuatan keputusan

Partisipasi masyarakat dalam tahap ini sangat mendasar sekali, terutama

karena “putusan politik” yang diambil menyangkut nasib mereka secara

keseluruhan. Semakin besar kemampuan untuk menentukan nasib sendiri,

semakin besar partisipasi masyarakat dalam pembangunan.

2. Partisipasi dalam Pelaksanaan

Partisipasi dalam pembangunan ini dapat dilakukan melalui keikutsertaan

masyarakat dalam memberikan kontribusi guna dalam menunjang pelaksanaan

pembangunan yang berwujud tenaga, uang, barang material, ataupun

informasi yag berguna bagi pelaksanaan pembangunan.

3. Partisipasi dalam Memanfaatkan Hasil

Setiap usaha bersama manusia, bagaimanapun ditujukan untuk kepentingan

dan kesejahteraan bersama anggota masyarakat. Oleh karena itu, anggota

masyarakat berhak untuk berpartisipasi dalam menikmati setiap usaha

bersama yang ada.

4. Partisipasi dalam Evaluasi

Page 63: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sikap ikut memelihara dan melestarikan hasil yang telah dicapai, dapat dilihat

sebagai indikator adanya dukungan positif anggota masyarakat terhadap apa

yang dihasilkan. Karenanya mudah diperkirakan hal tersebut sesuai dengan

kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Sebaliknya sikap apatisme dan tak

adanya perasaan ikut memiliki merupakan indikasi bahwa apa yang

diselenggarakan belum sesuai dengan kepentingan masyarakat. Dan ini

tentunya berguna sekali dalam penyusunan kegiatan berikutnya.

Tjokroamidjojo (1995:222) mengemukakan empat aspek mengenai

partisipasi, yaitu:

1. Terlibatnya dan ikut sertanya rakyat sesuai dengan mekanisme proses politik dalam suatu negara turut menentukan arah, strategi, dan kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah.

2. Meningkatkan artikulasi (kemampuan) untuk meruuskan tujuan-tujuan dan terutama cara-cara dalam merencanakan tujuan itu yang sebaiknya.

3. Pertisipasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan nyata yang konsisten dengan arah, strategi, dan rencana yang telah ditentukan dalam proses politik.

4. Adanya perumusan dan pelaksanaan program-program partisipatif dalam pembangunan yang berencana.

2.1.6 Kemiskinan

2.1.6.1 Pengertian Kemiskinan

Secara umumnya, kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seseorang itu

kekurangan bahan-bahan keperluan hidup. Dalam masyarakat modern

kemiskinan biasanya disamai dengan masalah kekurangan uang. Kemiskinan

merupakan kondisi absolut atau relatif yang menyebabkan seseorang atau

kelompok masyarakat dalam suatu wilayah tidak mempunyai kemampuan untuk

mencukupi kebutuhan dasarnya sesuai dengan tata nilai atau norma tertentu

Page 64: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

yang berlaku dalam masyarakat karena sebab-sebab natural, kultural, atau

struktural.

Menurut Seabrook (2006:20) mendefinisikan kemiskinan yaitu suatu

keadaan kekurangan yang absolut dimana tidak adanya suatu kebutuhan pokok

yang menunjang untuk bertahan hidup.

BAPPENAS dalam Sahdan (2005:2) mendefinisikan kemiskinan sebagai

berikut:

”Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar masyarakat antara lain, terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan dan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik, baik bagi perempuan maupun laki-laki.’

BPS dan Departemen Sosial, dalam Suhartono (2004:3) mengartikan

kemiskinan sebagai berikut:

”Kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah garis nilai standar kebutuhan minimum, baik untuk makanan maupun non-makanan yang disebut garis kemiskinan (poverty line) atau batas kemiskinaan (poverty threshold). Garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar kebutuhan makanan setara 2100 kilo kalori per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang.” Dari beberapa definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa kemiskinan

adalah suatu kondisi seseorang yang serba kekurangan baik itu sandang, pangan

maupun papan.

2.1.6.2 Penyebab Kemiskinan

Page 65: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Menurut Sharp dalam Kuncoro (2004:157) mengidentifikasi penyebab

kemiskinan dipandang dari sisi ekonomi. Pertama. Secara mikro, kemiskinan

muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang

menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya

memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua,

kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia.

Rendahnya kalitas sumber daya manusia ini karena rendahnya pendidikan, nasib

yang kurang beruntung, adanya diskriminasi, atau karena keturunan. Ketiga,

kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam modal.

Ketiga penyebab kemiskinan ini bermuara pada teori lingkaran setan

kemiskinan (vicious circle of poverty). Adanya keterbelakangan,

ketidaksempurnaan pasar, dan kurangnya modal menyebabkan rendahnya

produktivitas kemudian menyebabkan rendahnya pendapatan yang mereka

terima. Rendahnya pendapatan akan berimplikasi pada rendahnya tabungan dan

investasi. Rendahnya investasi berakibat pada keterbelakangan, dan seterusnya.

2.1.6.3 Indikator Kemiskinan

Adapun indikator-indikator kemiskinan sebagaimana di kutip dari Badan

Pusat Statistika Tahun 2005, antara lain sebagi berikut:

1. Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2 per orang 2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah/ bambu/ kayu

murahan 3. Jenis dinding tempat tinggal terbuat dari bambu/ rumbia/ kayu berkualitas

rendah/ tembok tanpa plester 4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar/ bersama-sama dengan rumah

tangga lain 5. Sumber Penerangan Rumah Tangga tidak menggunakan listrik

Page 66: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

6. Sumber air minum berasal dari sumur/ mata air tidak terlindungi/ sungai /air hujan.

7. Bahan bakar untuk memasak sehari-hari adalah kayu bakar/ arang/ minyak tanah

8. Hanya mengkomsumsi daging/ susu/ ayam satu kali dalam seminggu 9. Hanya membeli satu stel pakaian baru dalam setahun 10. Hanya sanggup makan sebanyak satu/ dua kali dalam sehari 11. Tidak sanggup membayar biaya pengobatan di Puskesmas/ poliklinik 12. Sumber penghasilan kepala rumah tangga adalah: petani dengan luas lahan

0.5 ha, buruh tani, nelayan, buruh perkebunan atau pekerjaan lainnya dengan pendapatan dibawah Rp.600.000 (enam ratus ribu rupiah) per bulan

13. Pendidikan tertinggi kepala rumah tangga: tidak sekolah/ tidak tamat SD/ hanya SD

14. Tidak memiliki tabungan/ barang yang mudah dijual dengan nilai Rp.500.000.-(lima ratus ribu rupiah), seperti: Sepeda motor (kredit/ non kredit), emas, ternak, kapal motor atau barang modal lainnya.

Sumber: http://bersamatoba.com

Kriteria Kemiskinan Masyarakat Kelurahan Ketapang:

1. Pekerjaan Suatu keluarga dianggap miskin karena pekerjaan yang diberlakukan umumnya tidak menghasilkan pendapatan yang mencukupi kebutuhan pokok hidup kesehatan.

2. Pendapatan Suatu keluarga dianggap miskin dengan tingkat pendapatan yang kurang dari Rp. 400.000,- per bulan.

3. Aset/Kepemilikan Suatu keluarga dianggap miskin dilihat dari kepemilikan rumah dan kondisi rumah hunian, kendaraan, sumber air bersih, penerangan, dan penggunaan bahan bakar untuk memasak.

4. Kemampuan Suatu keluarga dianggap miskin dilihat dari tingkat kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan. (Laporan PJM Pronangkis tahun 2007). Menurut World Bank dalam Nugroho (2004:170) mengukur kemiskinan

bertujuan antara lain:

Page 67: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

1. Melihat sejauhmana kemiskinan terjadi: lokasi, jumlah, sebaran, kondisi masyarakat, dan ketampakan lainnya;

2. Memberikan data statistik yang berguna bagi analisis dan perencanaan pembangunan serta penghapusan kemiskinan;

3. Mempengaruhi pola kebijakan dan pengambilan keputusan yang kelak diterapkan.

2.2 Deskripsi PNPM Mandiri

2.2.1 Pengertian PNPM Mandiri

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah

gerakan nasional yang dituangkan dalam kerangka kebijakan yang menjadi acuan

pelaksanaan berbagai program penanggulangan kemiskinan berbasis

pemberdayaan masyarakat. Dalam pengertian ini, pemberdayaan masyarakat

bertujuan menciptakan kapasitas masyarakat baik secara individu maupun

kelompok, untuk memutuskan berbagai persoalan pembangunan yang

dihadapinya dengan baik dan benar

Agar pemberdayaan masyarakat tidak hanya dilakukan oleh para konsultan

pendamping maupun LSM, pemahaman aparat pemerintah dan berbagai pihak

lainnya terhadap pemberdayaan masyarakat memerlukan rekonstruksi yang benar.

Untuk itu, dalam PNPM dilakukan harmonisasi kebijakan, program, dan kegiatan

pembangunan khususnya yang berbasis pemberdayaan masyarakat.

2.2.2 Pendekatan PNPM Mandiri

Pendekatan atau metode/cara yang digunakan untuk mewujudkan tujuan

PNPM adalah yang berbasis masyarakat dengan:

1. Menggunakan basis kecamatan sebagai pendekatan lokus program.

Page 68: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2. Memposisikan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan.

3. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses

pembangunan partisipatif.

4. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan

karakteris geografis.

5. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran,

pelembagaan dan keberlanjutan.

2.2.3 Strategi PNPM Mandiri

2.2.3.1 Strategi Dasar

1. Mengintensifkan upaya-upaya pemberdayaan untuk meningkatkan

kemampuan dan kemandirian masyarakat.

2. Menjalin kemitraan yang seluas-luasnya dengan berbagai pihak untuk

bersama-sama mewujudkan keberdayaan dan kemandirian masyarakat.

3. Menerapkan keterpaduan dan sinergi pendekatan pembangunan sektoral,

pembangunan kewilayahan, dan pembangunan partisipatif.

2.2.3.2 Strategi Operasional

1. Mengoptimalkan seluruh potensi dan sumber daya yang dimiliki

masyarakat, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi,

perguruan tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), organisasi

masyarakat, dan kelompok peduli lainnya secara sinergis.

2. Menguatkan peran pemerintah kota/kabupaten sebagai pengelola

program-program penanggulangan kemiskinan di wilayahnya.

Page 69: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

3. Mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dipercaya, mengakar dan

akuntabel.

4. Mengoptimalkan peran sektor dalam pelayanan dan kegiatan

pembangunan secara terpadu di tingkat komunitas.

5. Meningkatkan kemampuan pembelajaran di masyarakat dalam memahami

kebutuhan dan potensinya serta memecahkan berbagai masalah yang

dihadapinya.

6. Menerapkan konsep pembangunan partisipatif secara konsisten dan

dinamis serta berkelanjutan.

2.2.4 Dasar Hukum PNPM Mandiri

Dasar hukum pelaksanaan PNPM Mandiri mengacu pada landasan

konstitusional UUD 1945 beserta amandemennya. Landasan Idiil Pancasila, dan

Peraturan perundang-Undangan yang berlaku, serta landasan khusus Pelaksanaan

PNPM Mandiri yang akan khususnya terkait sistem pemerintahan, Perencanaan,

Keuangan Negara, dan kebijakan penanggulangan kemiskinan adalah sebagai

berikut:

Dasar peraturan perundangan sistem pemerintahan yang digunakan adalah:

1. Undang-Undang No. 22 tahun 1990 jo Undang-Undang No.32 Tahun 2004

tenteng Pemerintahan Daerah.

2. Peraturan Pemerintah No.72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa.

Page 70: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

3. Peraturan Pemerintah No.73 Tahun 2005 tentang Kelurahan.

4. Peraturan Presiden No.54 tahun 2005 tentang Tim Koordinasi

Penanggulangan Kemiskinan.

Dasar Peraturan Perundangan sistem Perencanaan terkait yang digunakan

adalah:

1. Undang-Undang No.25 tahun 2004 tentang Rencana Perencanaan

Pambangunan Nasional (SPPN).

2. Undang-Undang No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025.

3. Peraturan Presiden No.7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah (RPJM) Nasional 2004-2009.

4. Peraturan Pemerintah No.39 tahun 2006 tentang Tata cara Pengendalian

dan Evaluasi pelaksanaan Rencana Pembangunan.

5. Peraturan Pemerintah No.40 tahun 2007 tentang Tata cara Penyusunan

Rencana Pembangunan Nasional.

2.2.5 Prinsip Dasar

PNPM-Mandiri menekankan prinsip-prinsip dasar berikut ini:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia. Pelaksanaan PNPM Mandiri

senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia

seutuhnya.

Page 71: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2. Otonomi. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki

kewenangan secara mandiri untuk berpartisipasi dalam menentukan dan

mengelola kegiatan pembangunan secara swakelola.

3. Desentralisasi. Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral

dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah atau masyarakat

sesuai dengan kapasitasnya.

4. Berorientasi pada masyarakat miskin. Semua kegiatan yang dilaksanakan

mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan

kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

5. Partisipasi. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap proses

pengambilan keputusan pembangunan dan secara gotong royong

menjalankan pembangunan.

6. Kesetaraan dan keadilan gender. Laki-laki dan perempuan mempunyai

kesetaraan dalam perannya di setiap tahap pembangunan dan dalam

menikmati secara adil manfaat kegiatan pembangunan.

7. Demokratis. Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan

secara musyarawah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada

kepentingan masyarakat miskin.

8. Transparansi dan Akuntabel. Masyarakat harus memiliki akses yang

memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan

sehingga pengelolaan kegiatan dapat dilaksanakan secara terbuka dan

dipertanggunggugatkan baik secara moral, teknis, legal, maupun

administratif.

Page 72: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

9. Prioritas. Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan

kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan secara

optimal berbagai sumberdaya yang terbatas.

10. Kolaborasi. Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan

kemiskinan didorong untuk mewujudkan kerjasama dan sinergi antar

pemangku kepentingan dalam penanggulangan kemiskinan.

11. Keberlanjutan. Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan

kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat tidak hanya saat ini

tapi juga di masa depan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

12. Sederhana. Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan

PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah

dikelola, serta dapat dipertanggungjawabkan oleh masyarakat. (Pedoman

Umum PNPM Mandiri Tahun 2007)

2.2.6 Tujuan PNPM Mandiri

Tujuan Pelaksanaan PNPM Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan masyarakat “berdaya“ dan “mandiri” yang mampu mengatasi

berbagai persoalan kemiskinan di wilayahnya, sejalan dengan kebijakan

PNPM Mandiri.

2. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dalam menerapkan model

pembangunan partisipatif yang berbasis kemitraan dengan masyarakat dan

kelompok peduli setempat.

3. Mewujudkan harmonisasi dan sinergi berbagai program pemberdayaan

masyarakat untuk optimalisasi penanggulangan kemiskinan.

Page 73: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4. Meningkatkan capaian manfaat bagi masyarakat miskin untuk mendorong

peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran

MDGs.

2.2.7 Sasaran

Sasaran Pelaksanaan PNPM Mandiri adalah sebagai berikut:

1. Terbangunnya lembaga kepemimpinan masyarakat yang aspiratif,

representatif, dan akuntabel untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya

partisipasi serta kemandirian masyarakat.

2. Tersedianya PJM Pronangkis sebagai wadah untuk mewujudkan sinergi

berbagai program penanggulangan kemiskinan yang komprehensif dan

sesuai dengan aspirasi serta kebutuhan masyarakat.

3. Meningkatnya akses terhadap pelayanan kebutuhan dasar bagi warga

miskin dalam rangka meningkatkan IPM dan MDGs.

2.2.8 Kategorisasi PNPM Mandiri

Masyarakat yang mandiri melaksanakan pembangunan dan upaya

penanggulangan kemiskinan tidak dapat diwujudkan secara instan. Kemandirian

masyarakat dapat terwujud melalui serangkaian proses kegiatan pemberdayaan

masyarakat yang direncanakan, dilaksanakan, dan dimanfaatkan oleh masyarakat

sendiri. Agar pelaksanaan berbagai program pemberdayaan di suatu wilayah

berjalan efektif dan sinergis mendukung upaya penanggulangan kemiskinan,

dilakukan harmonisasi pelaksanaan berbagai program tersebut dalam kerangka

kebijakan PNPM mandiri.

Page 74: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Program penanggulangan kemiskinan yang berbasis pemberdayaan

masyarakat dapat dikategorisasikan sebagai:

1. PNPM-Inti: terdiri dari program/proyek penanggulangan kemiskinan

berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di tingkat

kecamatan atau desa/kelurahan. Untuk tahun 2008, termasuk dalam

PNPM-Inti adalah Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program

Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP), Pengembangan

Infrastruktur Sosial dan Ekonomi Wilayah (PISEW), dan program

Pengembangan Daerah Tertinggal dan Khusus (P2DTK)

2. PNPM-Pendukung: terdiri dari program-program pembangunan struktural

berbasis pemberdayaan masyarakat yang pelaksanaannya terkait dengan

pencapaian target sektor tertentu. Dalam rangka efektivitas dan efisiensi

upaya penanggulangan kemiskinan, pelaksanaan program-program ini di

tingkat masyarakat mengacu pada kerangka kebijakan PNPM.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini dimana peneliti membahas Implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di

Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

merupakan salah satu program pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan

melalui pembangunan kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah.

Masyarakat miskin ditempatkan sebagai komponen utama mulai dari perencanaan,

Page 75: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

penyusunan, pelaksanaan sampai dengan pengawasan. Sebenarnya banyak

program pengentasan kemiskinan yang sudah dilakukan oleh pemerintah, seperti

Jaring Pengaman Sosial (JPS), Bantuan Langsung Tunai (BLT), PDMDKE dan

lain-lain. Program-program tersebut menggunakan pendekatan top-down dimana

keterlibatan masyarakat kurang diperhatikan sehingga hasil yang diharapkan

masih kurang. Berbeda dengan program-program sebelumnya, PNPM Mandiri

dalam pengentasan kemiskinan tersebut menggunakan pendekatan bottom-up,

artinya melibatkan masyarakat itu sendiri dalam pelaksanaannya sehingga

pemerintah tahu apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakatnya dalam rangka

pengentasan kemiskinan.

Dalam PNPM bukan pemerintah pusat yang secara penuh menjalankan

program tersebut tetapi diserahkan kepada daerah masing-masing agar lebih

terfokus. Kemudian di setiap daerah tersebut dibentuk BKM dan KSM yang

mengelola kegiatan dan ada seorang konsultan sebagai pendamping dan juga

pengawas dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Anggota KSM dan BKM dipilih

dari anggota masyarakat itu sendiri. Karena program ini difokuskan pada daerah-

daerah maka masyarakat melakukan kegiatan berupa penyusunan kriteria

kemiskinan lokal yang dilakukan di tingkat RT untuk menyepakati secara bersama

kriteria seseorang disebut miskin.

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teori implementasi dari Van

Metter dan Horn karena terdapat kesesuaian antara masalah yang terdapat pada

identifikasi masalah dengan apa yang dijabarkan dalam teori tersebut. Kesesuaian

dapat dilihat dari indikator ukuran dan tujuan kebijakan bahwa tujuan dari

Page 76: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

program ini belum tercapai karena belum mencapai pada sasaran yang dituju. Dari

indikator komunikasi dimana komunikasi belum dapat dijalankan dengan baik

karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan mengerti tentang PNPM

Mandiri. Terakhir yaitu bahwa program PNPM Mandiri ini hanya sebatas

memberikan pembinaan atau keterampilan kepada masyarakat yang putus sekolah

atau menganggur sehingga setelah program ini selesai masyarakat tetap

menganggur dan program ini menjadi tidak berkelanjutan.

Dengan demikian, setelah menggunakan teori yang telah dipaparkan diatas

diharapkan tujuan dari penelitian ini untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

dapat tercapai. Maka untuk mempermudah mamahami alur berpikir peneliti

menggambarkan kerangka berpikirnya sebagai berikut:

Gambar 1

KERANGKA BERPIKIR

Implementasi PNPM Mandiri: 1. Ukuran dan tujuan kebijakan 2. Sumber daya 3. Karakteristik agen pelaksana 4. Sikap/kecenderungan para

pelaksana 5. Komunikasi antar organisasi 6. Lingkungan ekonomi, sosial,

politik (Van Metter dan Horn)

Permasalahan dalam implementasi

PNPM Mandiri:

1. Kurangnya sosialisasi yang

mengakibatkan kesalahpahaman

pada masyarakat.

2. Tidak adanya kegiatan ekonomi

berupa pinjaman dana bergulir

untuk mengembangkan usaha

Tujuan PNPM Mandiri: 1. Peningkatan pendapatan 2. Peningkatan modal 3. Peningkatan SDM 4. Peningkatan kesejahteraan

masyarakat

Page 77: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti dan akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan hasil dari refleksi

penelitian berdasarkan landasan teori yang digunakannya sebagai dasar

argumentasi. Dengan demikian hipotesis penelitian menggambarkan keyakinan

peneliti tentang jawaban dari masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti memiliki

hipotesis yaitu: “Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, peneliti memprediksikan hipotesis tersebut

masih kurang maksimal, paling tinggi sebesar 70% dari nilai ideal”.

Page 78: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2008:2),

sedangkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap

variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan

variabel yang lain. Jenis datanya adalah kuantitatif, sehingga metode penelitian

yang digunakan oleh peneliti adalah metode kuantitatif deskriptif. Metode

penelitian ini digunakan untuk memperoleh dan menyajikan data secara maksimal

dan menyeluruh sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian sehingga

diharapkan data yang diperoleh benar-benar mengkualifikasi temuan-temuan.

3.2 Instrumen Penelitian

Page 79: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2008:102),

sehingga instrumen yang dibuat adalah sesuai dengan variabel dalam penelitian

ini. Jadi pada dasarnya instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

variabel yang diteliti dan diukur dari indikator-indikator variabel yang diberikan

oleh peneliti.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diantaranya:

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008:142). Kuesioner diberikan

kepada (subyek) responden penelitian atau sampel yang telah ditentukan

dan berisi beberapa pertanyaan atau pernyataan untuk dijawab sesuai

dengan fokus penelitian.

2. Wawancara

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak

terstruktur yaitu wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2008:140).

Wawancara tidak terstruktur bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

lebih mendalam lagi tentang fokus penelitian.

3. Pengamatan / Observasi

52

Page 80: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Menurut Hadi dalam Sugiyono (2008:145) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dalam penelitian

ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi nonpartisipan

yaitu peneliti tidak terlibat langsung dan hanya menjadi pengamat yang

independen.

4. Studi Kepustakaan

Pengumpulan data penelitian diperoleh dari berbagai referensi yang

relevan mengenai penelitian ini berdasarkan teks books maupun jurnal

ilmiah.

Dalam penelitian ini, skala pengukuran instrumen penelitian yang

digunakan adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Indikator yang disusun melalui item-item instrumen dalam

bentuk pertanyaan atau pernyataan diberikan jawaban setiap instrumennya.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata.

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban setiap item instrumen diberi

skor sebagai berikut: (Sugiyono, 2008:94)

Page 81: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 2 Skoring Item Instrumen Jawaban Skor

Sangat Setuju 4 Setuju 3

Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen dari tingkat implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang:

Tabel 3

Kisi-kisi Istrumen Penelitian

Variabel Indikator Sub Indikator No.Item

Instrumen

Implementasi

menurut Van

Metter dan Van

Horn

1.Ukuran dan Tujuan

Kebijakan

1. Tujuan Kebijakan

2. Sasaran

1, 2

3, 4

2. Sumberdaya 1. Sumberdaya manusia

2. Sumberdaya finansial

5, 6

7, 8

3.Karakteristik Agen

Pelaksana

1. Ketegasan

2. Teknologi

3. Kepentingan

9, 10

11, 12

13, 14

4.Sikap/Kecenderungan

para pelaksana

1. Disiplin

2. Ramah

15, 16

17, 18

Page 82: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

5. Komunikasi

Antarorganisasi dan

Aktivitas Pelaksana

1. Transmisi

2. Kejelasan

3. Konsistensi

19, 20

21, 22

23, 24

6. Lingkungan

ekonomi, sosial dan

politik

1. Ekonomi

2. Sosial

3. Politik

25, 26

27, 28

29, 30

3.3 Populasi dan Sampel Peneitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat miskin penerima manfaat

PNPM Mandiri di Kelurahan Ketapang dimana masyarakat miskinnya berjumlah

1.000 orang, berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan Ketapang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oeh

populasi tersebut (Sugiyono, 2008:81). Sampel dalam penelitian ini dihitung

berdasarkan ketentuan besaran sampel atas besaran populasi dengan

menggunakan teknik Proportional Area Random Sampling. Dikatakan

Proportional area random sampling karena populasi terdiri dari sub populasi

yang tidak homogen, dan tiap-tiap populasi akan diwakili dalam penelitian sesuai

dengan proporsinya masing-masing. Jadi pada pokoknya yaitu mengambil sampel

dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan besar kecilnya sub populasi,

Page 83: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

100035

100061

100021

100010

100048

100031

100012

100022

100026

100038

100052

100013

sehingga nantinya jumlah sampel yang akan diambil akan menghasilkan sampel

yang representatif.

Tabel 4

Perhitungan Sampel

N = 1000

S = 258 tingkat kesalahan 5% (lihat tabel penentuan jumlah sampel menurut Issac

Michale dalam Sugiyono, (2008:87)

Area Jumlah Penduduk

Perhitungan Hasil Hasil Akhir

Rt 01 35 x 100 % = 0.035 % x 258 9.03 9

Rt 02 61 x 100 % = 0.061 % x 258 15.7 16

Rt 03 21 x 100 % = 0.021 % x 258 5.4 5

Rt 04 10 x 100 % = 0.01 % x 258 2.5 3

Rt 05 48 x 100 % = 0.048 % x 258 12.3 12

Rt 06 31 x 100 % = 0.031 % x 258 7.9 8

Rt 07 12 x 100 % = 0.012 % x 258 3.09 3

Rt 08 22 x 100 % = 0.022 % x 258 5.6 6

Rt 09 26 x 100 % = 0.026 % x 258 6.7 7

Rt 10 38 x 100 % = 0.038 % x 258 9.8 10

Rt 11 52 x 100 % = 0.052 % x 258 13.4 13

Page 84: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

100031

100057

100053

100034

100045

100063

100085

100098

100047

100068

100050

Rt 12 13 x 100 % = 0.013 % x 258 3.3 3

Rt 13 31 x 100 % = 0.031 % x 258 7.9 8

Rt 14 57 x 100 % = 0.057 % x 258 14.7 15

Rt 15 53 x 100 % = 0.053 % x 258 13.6 14

Rt 16 34 x 100 % = 0.034 % x 258 8.7 9

Rt 17 45 x 100 % = 0.045 % x 258 11.6 12

Rt 18 63 x 100 % = 0.063 % x 258 16.2 16

Rt 19 85 x 100 % = 0.085 % x 258 21.9 22

Rt 20 98 x 100 % = 0.098 % x 258 25.2 25

Rt 21 50 x 100 % = 0.05 % x 258 12.9 13

Rt 22 47 x 100 % = 0.047 % x 258 12.1 12

Rt 23 68 x 100 % = 0.068 % x 258 17.5 17

Jumlah 1000 258

Dari perhitungan sampel tersebut diatas, maka peneliti mengambil sampel

sebanyak 258 sampel yang kesemuanya tersebar di seluruh area, sedangkan cara

pengambilan sampel tersebut, peneliti menentukannya secara acak (random).

3.4 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data menurut Burhan (2005:164) adalah kegiatan lanjutan

setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan

data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap memeriksa (editing),

proses pemberian identitas (coding), dan proses pembenaran (tabulating) adalah

sebagai berikut:

1. Editing

Page 85: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti selesai

menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting karena

kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum memenuhi

harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan, berlebihan bahkan

tumpang tindih.

2. Coding

Coding adalah bahwa data yang telah diedit diberi identitas sehingga

memiliki arti tertentu pada saat dianalisis. Pengkodean ini menggunakan dua

cara, pengkodean frekuensi dan pengkodean lambang. Pengkodean frekuensi

digunakan apabila jawaban pada poin tertentu memiliki bobot tertentu,

sedangkan pengkodean lambang digunakan pada poin yang tidak memiliki

bobot tertentu.

3. Tabulating

Tabulating adalah memasukkan data pada tabel-tabel tertentu dan mengatur

angka-angka serta menghitungnya. Tabel data adalah tabel yang dipakai

untuk mendeskripsikan data sehingga memudahkan peneliti untuk

memahami struktur dari sebuah data.

3.4.2 Teknik Analisa Data

Page 86: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Teknik analisa data yang digunakan oleh peneliti adalah statistik

deskriptif yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul.

1. Validitas

Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen

benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur

dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian

konsep dan hasil pengukuran. Rumus uji validitas ini adalah dengan

menggunakan rumus Product Moment yang dikutip oleh Sugiyono

(2008:183).

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi Product Moment ∑X = Jumlah skor dalam sebaran X ∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y ∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan ∑X² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran 2X ∑Y² = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran 2Y n = Jumlah sampel

2. Reliabilitas

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi

dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu teknik perhitungan

rxy = }{ }{ ∑ ∑∑ ∑

∑ ∑ ∑−−

−2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYN

Page 87: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

yang dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara

butir-butir pernyataan dalam kuesioner. Variabel yang dinyatakan

reliabel jika nilai Alphanya lebih dari 0,3 (Purwanto, 2007:181).

Dengan dilakukan uji reliabilitas maka akan menghasilkan suatu

instrumen yang benar-benar tepat/akurat dan mantap. Apabila

koefisien reliabilitas instrumen yang dihasilkan lebih besar berarti

instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup baik.

Rumus Alpha Cronbach (Arikunto, 2002:171) adalah sebagai berikut:

ri =

Keterangan:

ri = reliabilitas internal seluruh instrument ∑si

2 = mean kuadrat kesalahan k = mean kuadrat antara subyek st

2 = varians total

Adapun untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan Uji T

(t-test) satu sampel dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008:178):

t = X - µо

S √n

Keterangan:

Page 88: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

t = nilai t yang dihitung X = nilai rata-rata µо = nilai yang dihipotesiskan s = simpangan baku sampel n = jumlah anggota sampel

Hipotesis dalam penelitian ini adalah Hipotesis Nol (Ho) lebih kecil atau

sama dengan (≤) dan Hipotesis Alternatifnya (Ha) lebih besar (>) sehingga yang

digunakan adalah uji pihak kanan dengan taraf kesalahan 5%. Dengan demikian

berlaku ketentuan:

1. Bila t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. Bila t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

3.5 Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Ketapang yang beralamat di Jl.

Darussalam III Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang Kode

Pos. 15147. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2009 sampai dengan

Januari 2011.

Adapun jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan

Desember 2009 – Januari 2011 Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des Jan

1 Pengajuan Judul

2 Perizinan dan Observasi Awal

3 Pengumpulan Data

Page 89: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kelurahan Ketapang

Kelurahan Ketapang merupakan bagian dari Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang Provinsi Banten. Secara administratif Kelurahan Ketapang terbagi

menjadi 5 RW dan 28 RT. Luas Kelurahan Ketapang seluruhnya adalah 180 Ha.

Letak geografis Kelurahan Ketapang merupakan daerah dataran rendah. Jumlah

penduduk di Kelurahan Ketapang yaitu 10.371 jiwa. Pekerjaan atau mata

pencaharian utama penduduk adalah wiraswasta, baik sebagai karyawan,

pedagang ataupun jasa dengan sebagian diantaranya memiliki kerja tidak tetap.

Jumlah penduduk miskin di Kelurahan Ketapang sebanyak 1.000 jiwa. Adapun

4. Penyusunan Usulan Proposal

5. Seminar Skripsi

6. Revisi Usulan

7. Penelitian Lapangan

8. Pengolahan Data

9. Penyusunan Hasil Penelitian

10. Ujian Skripsi

11. Revisi Laporan

Page 90: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

batas-batas administratif wilayah Kelurahan Ketapang yaitu, sebelah utara

berbatasan dengan DKI Jakarta, sebelah selatan berbatsan dengan Kelurahan

Gondrong, sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Petir, sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Poris Indah.

Tabel 6

Jumlah Penduduk Berdasarkan Struktur Umur

No. Kelompok

Umur (Tahun)

Jumlah Penduduk

Tahun 2009 2010

1 0-5 852 919

2 6-10 783 826

3 11-15 866 896

4 16-20 900 926

5 21-25 854 863

6 26-30 786 803

7 31-35 977 981

8 36-40 826 835

9 41-45 680 698

10 46-50 687 704

Page 91: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sumber: Laporan Pendataan Penduduk kelurahan Ketapang, 2010

4.1.2 Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sejahtera

Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Sejahtera dibentuk pada tanggal

21 September 2007 dan dicatatkan di akta notaris No. 0019/Da/Daf/2007 dan

00198/Daf/2007. Koordinator BKM dipilih melalui voting tertutup oleh para

anggota BKM terpilih secara periodik (bergantian) karena setiap anggota BKM

memiliki peluang yang sama sebagai koordinator BKM. Anggota BKM terdiri

dari 12 orang, selain pengurus BKM ada juga Unit-unit Pengelola, yaitu Unit

11 51-55 678 695

12 56-60 545 540

13 61-65 437 432

14 66> 289 253

Jumlah 10.155 10.371

Page 92: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pengelola Keuangan (UPK), Unit Pengelola Lingkungan (UPL), dan Unit

Pengelola Sosial (UPS).

1. VISI

”Masyarakat mampu membangun sinergi dengan berbagai pihak untuk

menanggulangi kemiskinan secara mandiri, kolektif, dan berkelanjutan”.

2. MISI

”Memberdayakan masyarakat perkotaan, terutama masyarakat miskin,

dalam penanggulangan kemiskinan melalui pengembangan kapasitas, penyediaan

sumber daya dan mmembudayakan kemitraan sinergis antara masyarakat dengan

pelaku pembangunan lainnya”.

Gambar 2

STRUKTUR DPK BKM SEJAHTERA BKM

RUSMAN

SEKRETARIAT

ROSIDI

UPL

MUHIDIN

UPK

PAJAR MAWARTI

UPS

JUBAEDAH

Page 93: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4.1.3 Deskripsi Kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang

Ada dua program kerja yang terealisasi dalam Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang dilaksanakan di Kelurahan

Ketapang yaitu:

1. Pemberdayaan Fisik/Lingkungan

Kegiatannya berupa:

Tabel 7

Kegiatan Pemberdayaan Fisik/Lingkungan

No Nama KSM Jenis Kegiatan Lokasi

1. Surya Pekerjaan Paving Block RT 04 RW 02

RT05 RW02

2. Gelatik Pekerjaan Paving Block RT02 RW02

3. Anggrek Perbaikan Saluran Air RT05 RW04

4. Palem Penerangan Jalan Umum RW 004

5. Mawar Pekerjaan Paving Block

&Perbaikan Saluran Air

RT05 RW05

RT02 RW05

6. Mentari Perbaikan Jembatan RT04 RW03

7. Abadi Pekerjaan Paving Block RT01 RW01

8. Anugrah Pekerjaan Paving Block RT04 RW05

RT02 RW 05

9. Merpati Perbaikan Saluran Air &

Pekerjaan Paving Block

RT04 RW02

RT03 RW02

10. Budi Mulia Pekerjaan Paving Block RT04 RW04

11. Warna Pembuatan Tong Sampah RW 01 – 05

Sumber: Laporan PJM Pronangkis PNPM Mandiri, 2009

Page 94: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

2. Pemberdayaan Sosial

Kegiatannya berupa:

Tabel 8

Kegiatan Pemberdayaan Sosial

No Nama KSM Jenis Kegiatan Lokasi 1. Melati • Penyuluhan/Pelatihan

Ibu hamil & melahirkan

• Pelatihan membuat souvenir dari manik-manik

RW 01 – 05 RW 03

2. Garuda • Pelatihan keterampilan menjahit & border

• Pelatihan membuat anyaman dari resam

• Pelatihan keterampilan Sablon

RW 01 – 05 RW 04 RW 05

Sumber: Laporan PJM Pronangkis PNPM Mandiri, 2009

4.2 Pengujian Persyaratan Statistik

4.2.1 Uji Validitas Instrumen

Pada penelitian ini, analisis data penelitian yang dilakukan pertama kali

adalah dengan melakukan uji validitas instrument. Hal ini dimaksudkan untuk

menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Uji Validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.

Adapun rumus yang digunakan adalah menggunakan statistik korelasi product

momen dengan bantuan SPSS Statistics 13.0 dengan hasil sebagai berikut:

Page 95: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 9

Hasil Uji Validitas Instrumen (Uji Butir Pertanyaan)

No. Butir Pernyataan Koefisien Korelasi r tabel Keterangan

1 1 0,438 0,113 Valid 2 2 0,359 0,113 Valid 3 3 0,325 0,113 Valid 4 4 0,407 0,113 Valid 5 5 0,485 0,113 Valid 6 6 0,305 0,113 Valid 7 7 0,272 0,113 Valid 8 8 0,361 0,113 Valid 9 9 0,342 0,113 Valid 10 10 0,245 0,113 Valid 11 11 0,337 0,113 Valid 12 12 0,380 0,113 Valid 13 13 0,191 0,113 Valid 14 14 0,173 0,113 Valid 15 15 0,376 0,113 Valid 16 16 0,371 0,113 Valid 17 17 0,334 0,113 Valid 18 18 0,303 0,113 Valid 19 19 0,354 0,113 Valid 20 20 0,355 0,113 Valid 21 21 0,451 0,113 Valid 22 22 0,336 0,113 Valid 23 23 0,406 0,113 Valid 24 24 0,463 0,113 Valid 25 25 0,468 0,113 Valid 26 26 0,449 0,113 Valid 27 27 0,202 0,113 Valid 28 28 0,128 0,113 Valid 29 29 0,134 0,113 Valid 30 30 0,237 0,113 Valid

Sumber: Data primer diolah, 2010

Page 96: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Adapun kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah apabila r

hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen dinyatakan valid, dan jika r hitung ≤ r

tabel, berarti item/butir instrument dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tabel 9 di

atas dapat diketahui bahwa semua instrumen adalah valid dengan dibuktikan dari

nilai r hitung > r tabel pada taraf signifikasi 95 persen atau dengan kata lain

memiliki tingkat kesalahan sebesar 5 persen. Artinya semua instrumen dipakai

karena indikator sudah terukur pula dari instrumen lainnya.

4.2.2 Uji Realibilitas Instrumen

Untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka

peneliti melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji

reliabilitas adalah instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang

dinyatakan tidak valid maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam

pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan bantuan

SPSS Statistics 13.0. Adapun hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan dalam

penelitian ini adalah nilai Alpha Cronbach sebesar 0.721. Jika kita mengacu pada

Purwanto yang menggunakan pedoman reliability instrumen adalah sebesar 0.3

artinya 0.721 > dari 0.3 sehingga instrumen yang diuji bisa reliabel.

Page 97: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 10

Reliability Statistics

Sumber: Data primer diolah, 2010

4.2.3 Uji Frekuensi dan Normalitas Data

Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian

ini maka peneliti mencoba untuk melakukan mean, median dan modus dan

normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena

apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistik yang digunakan adalah

statistik non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal

maka statistik yang digunakan adalah statistik parametric. Pengolahan data dalam

penelitian ini menggunakan bantuan SPSS Statistics 13.0. SPSS atau Statistical

Product and Service Solution merupakan program aplikasi yang digunakan untuk

melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan komputer (Sarwono,

2006:71). Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 11 dibawah ini :

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items .721 .725 30

Page 98: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 11

Standar Deviasi Implementasi PNPM Mandiri

Sumber: Data primer diolah, 2011

Dari tabel 11 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata atau mean dari nilai

implementasi PNPM Mandiri diketahui sebesar 81,96 dengan standar error of

mean 0,464. Dengan demikian rata-rata implementasi PNPM Mandiri populasi

penelitian adalah berkisar antara mean ± (2 x 0,464) atau berkisar 81,96. Standar

deviasi implementasi PNPM Mandiri sebesar 7,456 artinya sebaran data berkisar

antara 7,456 di bawah rata-rata (74,504) hingga 7,456 di atas rata-rata (89,416).

N Valid 258 Missing 0

Mean 81.96 Std. Error of Mean .464 Median 80.82(a) Mode 81 Std. Deviation 7.456 Variance 55.590 Skewness .540 Std. Error of Skewness .152 Kurtosis -.022 Std. Error of Kurtosis .302 Range 39 Minimum 67 Maximum 106 Sum 21145

Page 99: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 12

Distribusi Frekuensi Implementasi PNPM Mandiri TOTAL

Sumber: Data primer diolah, 2010

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent Valid 67 2 .8 .8 .8

68 1 .4 .4 1.2 70 4 1.6 1.6 2.7 71 8 3.1 3.1 5.8 72 9 3.5 3.5 9.3 73 6 2.3 2.3 11.6 74 10 3.9 3.9 15.5 75 12 4.7 4.7 20.2 76 14 5.4 5.4 25.6 77 14 5.4 5.4 31.0 78 10 3.9 3.9 34.9 79 17 6.6 6.6 41.5 80 16 6.2 6.2 47.7 81 18 7.0 7.0 54.7 82 10 3.9 3.9 58.5 83 11 4.3 4.3 62.8 84 8 3.1 3.1 65.9 85 9 3.5 3.5 69.4 86 10 3.9 3.9 73.3 87 10 3.9 3.9 77.1 88 11 4.3 4.3 81.4 89 4 1.6 1.6 82.9 90 5 1.9 1.9 84.9 91 6 2.3 2.3 87.2 92 7 2.7 2.7 89.9 93 7 2.7 2.7 92.6 94 2 .8 .8 93.4 95 4 1.6 1.6 95.0 96 7 2.7 2.7 97.7 98 2 .8 .8 98.4 101 1 .4 .4 98.8 103 1 .4 .4 99.2 105 1 .4 .4 99.6 106 1 .4 .4 100.0 Total 258 100.0 100.0

Page 100: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan tabel 12 di atas, distribusi frekuensi implementasi PNPM

Mandiri menunjukan bahwa Implementasi PNPM Mandiri tersebut cukup

bervariasi, dimana nilai terendah adalah 67 dan nilai tertinggi adalah 106.

Demikian halnya dengan jumlah responden yang memperoleh nilai-nilai tersebut,

dimana dari 258 responden yang memperoleh nilai 68, 101, 103, 105, 106 masing-

masing hanya satu orang atau 0,4 persen. Nilai 67, 94, 98 masing-masing terdiri

dari dua orang atau 0,8 persen. Nilai 70, 89, 95 masing-masing terdiri dari empat

orang atau 1,6 persen, sedangkan untuk nilai 90 hanya lima orang atau 1,9 persen.

Nilai 73, 91 masing-masing terdiri dari enam orang atau 2,3 persen. Nilai 92, 93,

96 masing-masing terdiri dari tujuh orang atau 2,7 persen. Nilai 71, 84 masing-

masing terdiri dari delapan orang atau 3,1 persen. Nilai 72, 85 masing-masing

terdiri dari sembilan orang atau 3,5 persen. Nilai 74, 78, 82, 86, 87 terdiri dari

sepuluh orang atau 3,9 persen. Nilai 83, 88 tardiri dari 11 orang atau 4,3 persen.

Nilai 75 hanya 12 orang atau 4,7 persen. Nilai 76, 77 hanya 14 orang atau 5,4

persen. Nilai 80 hanya 16 orang atau 6,2 persen. Nilai 79 hanya 17 orang atau 6,6

persen. Nilai 81 hanya 18 orang atau 7,0 persen. Nilai 81 menunjukkan mode

atau modus untuk implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri. Apabila dibandingkan dengan nilai tengah dari top score atau

(target maksimum) implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri sebesar 81,96.

Berdasarkan nilai distribusinya juga dapat diketahui distribusi

implementasi program PNPM Mandiri adalah normal. Hal ini diketahui dari

swekness sebesar 0,540 dan kurtosis yang menunjukan nilai sebesar -0,022,

Page 101: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

dimana nilai ini berada pada angka kisaran antara -1 hingga 1 atau -2 hingga 2

(Yuliana, 2010:81), berarti distribusi data implementasi program PNPM Mandiri

adalah normal. Apabila digambarkan bentuk distribusi data implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri seperti pada grafik 1 seperti

berikut:

Grafik 1

Distribusi Data Implementasi PNPM Mandiri

Sumber: Data primer diolah, 2010

11010090807060

50

40

30

20

10

0

Frequency

Mean = 81.96Std. Dev. = 7.456N = 258

Page 102: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4.3 Deskripsi Data

4.3.1 Identitas Responden

Responden adalah salah satu hal penting dalam penelitian ilmiah.

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat miskin penerima program

PNPM Mandiri yang ada di kelurahan ketapang. Masyarakat miskin berjumlah

1.000 orang. Berdasarkan tabel Issac Michael dengan tingkat kesalahan 5% maka

diperoleh sampel dalam penelitian ini sejumlah 258 orang.

Dalam mengisi kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas

diri sebagai penunjang data. Dimana identitas diri meliputi jenis kelamin, tingkat

usia, tingkat pendidikan terakhir, dan status pekerjaan.

Tabel 13

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 157 61%

Perempuan 101 39%

Jumlah 258 100%

Sumber : Data primer diolah, 2010

Berdasarkan tabel 13 di atas maka dapat diketahui jumlah responden

sebanyak 258 orang, terdiri dari 157 laki-laki dan 101 perempuan. Dengan lebih

banyaknya identitas responden yang berjenis kelamin laki-laki maka pandangan

dari golongan perempuan kurang mewakili dalam memberikan penilaian terhadap

implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di

Page 103: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Hal ini disebabkan

karena jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki atau sebesar 61% lebih

mendominasi daripada jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan atau

sebesar 39%, sehingga pandangan dari responden yang berjenis kelamin laki-laki

lebih besar.

Tabel 14

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Usia

Tingkat Usia Jumlah Persentase

31-40 40 16%

41-50 81 31%

51-60 92 36%

60> 45 17%

Jumlah 258 100%

Sumber : Data primer diolah, 2010

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat dideskripsikan bahwa responden

memiliki usia yang bervariasi, mulai dari usia 31-40 tahun hingga usia 60 tahun

ke atas. Komposisi variasi usia responden dengan rincian tingkat usia 31-40 tahun

sebanyak 40 orang dari keseluruhan sampel, tingkat usia 41-50 tahun sebanyak 81

orang dari keseluruhan sampel, tingkat usia 51-60 tahun sebanyak 92 orang dari

keseluruhan sampel, dan tingkat usia 60 tahun ke atas sebanyak 45 orang. Dari

tabel di atas terlihat bahwa frekuensi terbesar responden berada pada rentang usia

51-60 tahun sebesar 36%, sedangkan frekuensi terkecil responden berada pada

Page 104: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

rentang usia 31-40 tahun yaitu sebesar 16%. Hal ini menunjukkan bahwa

mayoritas masyarakat yang menerima manfaat dari program PNPM Mandiri

adalah dengan rentang usia tersebut di mana kebanyakan diantaranya sudah tidak

memiliki pekerjaan lagi.

Tabel 15

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan Terakhir Jumlah Persentase

SD 154 60%

SLTP 71 27%

SLTA 33 13%

Jumlah 258 100%

Sumber : Data primer diolah, 2010

Berdasarkan data tabel 15 di atas, maka dapat dilihat bahwa responden

memiliki latar belakang tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Penjabarannya

adalah sebagai berikut: responden yang berlatar belakang SD berjumlah 154

orang, yang berlatar belakang SLTP berjumlah 71 orang, dan yang berlatar

belakang SLTA berjumlah 33 orang. Dapat disimpulkan bahwa tingkat

pendidikan responden didominasi oleh responden yang berlatar belakang SD

yakni sebesar 60%, karena sasaran program PNPM Mandiri adalah masyarakat

miskin.

Page 105: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Tabel 16

Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase

Buruh 121 47%

Wiraswasta 24 10%

Pedagang 14 5%

Ibu Rumah Tangga 99 38%

Jumlah 258 100%

Sumber : Data primer diolah, 2010

Berdasarkan data tabel 16 di atas, maka dapat diketahui bahwa responden

memiliki status pekerjaan yang berbeda. Dengan penjabaran sebagai berikut

responden yang bekerja sebagai buruh berjumlah 121, lalu yang bekerja

wiraswasta berjumlah 24 orang, kemudian yang bekerja sebagai pedagang

berjumlah 14 orang, dan yang terakhir yaitu sebagai Ibu Runah Tangga berjumlah

99 orang. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden dan juga

sebagai penerima manfaat dari program PNPM Mandiri yaitu buruh dan ibu

rumah tangga yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan sewaktu-waktu, tidak

hanya itu gaji buruh juga kecil sehingga kebutuhannya kurang terpenuhi.

Page 106: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4.3.2 Analisis Data

Jenis dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuantitatif deskriptif, maka data yang diperoleh tidak hanya berbentuk kalimat

dari hasil wawancara dan pernyataan dari hasil penyebaran kuesioner, melainkan

ditampilkan dari hasil penelitian yang berbentuk angka yang kemudian diolah.

Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah skala Likert, pilihan jawaban dalam

kuesioner terdiri dari empat item yaitu sangat setuju bernilai 4, setuju bernilai 3,

tidak setuju bernilai 2, dan sangat tidak setuju bernilai 1. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan enam indikator implementasi kebijakan yang dikemukakan

oleh Van Metter dan Van Horn. Maka enam indikator implementasi kebijakan itu

terdiri dari ukuran dan tujuan kebijakan, sumberdaya, karakteristik agen

pelaksana, sikap/kecenderungan para pelaksana, komunikasi antarorganisasi dan

aktivitas pelaksana, dan lingkungan ekonomi, sosial, dan budaya.

Untuk mengetahui dan menjelaskan lebih dalam mengenai berapa besar

tingkat implementasi PNPM Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang terkait dengan keenam indikator

dari teori yang telah dirumuskan sesuai dengan masalah yang ditemukan di

lapangan. Adapun lebih lengkapnya peneliti menguraikannya dalam bentuk grafik

disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan yang diajukan

melalui kuesioner kepada para responden yaitu sebagai berikut:

Page 107: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

1. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Tingkat keberhasilan implementasi kebijakan dapat diukur dari ukuran dan

tujuan kebijakan yang dibuat. Oleh karena itu untuk merealisasikan kebijakan

publik agar berhasil maka ukuran dan tujuan kebijakan yang dibuat harus

disesuaikan dengan permasalahan yang ada dan juga kondisi masyarakat

setempat. Dalam indikator ukuran dan tujuan kebijakan terdapat dua sub indikator

yakni tujuan kebijakan dan sasaran kebijakan.

Tujuan kebijakan implementasi terdapat dua pernyataan. Pertama,

pernyataan mengenai tujuan dari program tersebut sudah sesuai dengan yang

diharapkan. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 34,5 persen tidak setuju

dengan pernyataan bahwa tujuan dari program tersebut sudah sesuai. Untuk lebih

jelasnya perhatikan grafik 2 berikut:

Grafik 2

Kesesuaian Tujuan Program PNPM Mandiri

Dengan yang Diharapkan

Sumber: Data primer diolah, 2010

Page 108: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 2 di atas dapat dilihat bahwa 53 responden atau sebesar

20,5 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan tentang kesesuaian tujuan

program PNPM Mandiri dengan yang diharapkan, 78 responden atau sebesar 30,2

persen menjawab setuju, 89 responden atau sebesar 34,5 persen menjawab tidak

setuju, dan 38 responden atau sebesar 14,7 persen menjawab sangat tidak setuju

dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden menjawab tidak setuju terkait pernyataan tersebut,

hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden merasakan bahwa

Program PNPM Mandiri belum sesuai yang diharapkkan oleh masyarakat. Masih

banyak masyarakat yang belum tahu dan paham tentang apa itu PNPM Mandiri.

Akan tetapi ada juga yang menjawab setuju dan sangat setuju, hal ini dikarenakan

mereka telah merasakan manfaat dari kegiatan PNPM itu dan disebabkan juga

karena hanya orang-orang tertentu saja yang memahami tentang PNPM Mandiri,

seperti Ketua RT dan RW dan juga Kepala Lingkungan setempat.

Kedua, pernyataan mengenai kagiatan yang dilaksanakan dalam program

PNPM Mandiri sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Data hasil penelitian

menunjukan bahwa 55,8 persen dari keseluruhan responden menyatakan setuju

terhadap pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 3 di bawah

ini:

Page 109: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 3

Kesesuaian Kegiatan-kegiatan yang Dilaksanakan dalam

Program PNPM Mandiri Sesuai dengan yang Sudah Ditetapkan

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 3 di atas dapat dilihat bahwa 40 responden atau sebesar

15,5 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan dalam program PNPM Mandiri sesuai dengan yang sudah

ditetapkan, 144 responden atau sebesar 55,8 persen menjawab setuju, 61

responden atau sebesar 23,6 persen menjawab tidak setuju dan 13 responden atau

sebesar 5,0 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut, hal ini

dapat diartikan bahwa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam program

PNPM Mandiri sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Artinya tidak ada

penyimpangan antara apa yang sudah ditetapkan dengan kegiatan dan hasilnya.

Namun ada juga yang menjawab tidak setuju, hal ini dikarenaan masyarakat tidak

mengetahui kegiatan apa saja yang telah dilaksanakan.

Page 110: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sasaran kebijakan terdapat dua pernyataan. Pernyataan pertama mengenai

pelaksanaan program PNPM Mandiri sudah tepat pada sasaran yang dituju. Data

hasil penelitian menunjukan bahwa 57 persen responden tidak setuju bahwa

pelaksanaan program PNPM Mandiri sudah tepat pada sasaran yang dituju. Untuk

lebih jelasnya perhatikan grafik 4 di bawah ini.

Grafik 4

Pelaksanaan Program PNPM Mandiri Sudah Tepat

Pada Sasaran Yang Dituju

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 4 di atas dapat dilihat bahwa 8 responden atau sebesar

3,1 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa pelaksanaan

program PNPM Mandiri sudah tepat pada sasaran yang dituju, 86 responden atau

sebesar 33,3 persen menjawab setuju, 147 responden atau sebesar 57,0 persen

menjawab tidak setuju dan 17 responden atau sebesar 6,6 persen menjawab sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 111: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sebagian besar responden yakni sebesar 57% responden atau lebih dari

setengah jumlah sampel menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang

menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan program PNPM Mandiri sudah tepat

pada sasaran yang dituju. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden

belum merasakan manfaat dari program PNPM tersebut. Program ini dibuat

dengan tujuan mengurangi jumlah masyarakat miskin tapi kenyataan di lapangan

bahwa jumlah penduduk miskin di Kelurahan Ketapang mengalami peningkatan.

Akan tetapi masih ada responden yang menjawab setuju dan sangat setuju terkait

hal tersebut, karena jika saja program PNPM Mandiri ini benar-benar

dilaksanakan sesuai dengan aturan yang ada dan bersikap adil kepada masyarakat

maka program tersebut akan berjalan dengan baik.

Pernyataan kedua yaitu mengenai kegiatan yang dilaksanakan program

PNPM Mandiri mengutamakan kepentingan masyarakat miskin. Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa 69,8 persen responden menjawab tidak setuju

dengan pernyataan bahwa kegiatan dalam program PNPM Mandiri

mengutamakan masyarakat miskin. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 5 di

bawah ini:

Page 112: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 5

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan PNPM Mandiri Mengutamakan

Kepentingan Masyarakat Miskin

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 5 di atas dapat dilihat bahwa 36 responden atau sebesar

14 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan PNPM Mandiri mengutamakan kepentingan masyarakat

miskin, 36 responden atau sebesar 14 persen menjawab setuju, 180 responden atau

sebesar 69,8 persen menjawab tidak setuju, dan 6 responden atau sebesar 2,3

persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yakni sebesar 69,8 persen responden atau lebih

dari setengah jumlah sampel menjawab tidak setuju dengan pertanyaan yang

menyatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan dalam program PNPM Mandiri

mengutamakan kepentingan masyarakat miskin. Hal ini dapat diartikan bahwa

program ini belum mengutamakan sasarannya pada masyarakat miskin. Apalagi

kegiatan pinjaman dana bergulir yang diutamakan untuk masyarakat miskin sudah

Page 113: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

tidak berjalan lagi. Namun ada pula yang menjawab setuju dan sangat setuju

sebesar 14 persen, karena mereka sudah merasakan manfaat dari kegiatan PNPM

Mandiri tersebut.

2. Sumber Daya

Indikator kedua dari teori Van Metter dan Van Horn adalah sumber daya,

hal ini terkait dengan sejauh mana kemampuan memanfaatkan sumber daya yang

tersedia karena akan menentukan suatu keberhasilan proses implementasi. Dalam

indikator sumber daya terdapat dua sub indikator yakni sumber daya manusia dan

sumber daya finansial.

Sumber daya manusia terdiri dari dua pernyataan. Pertama, jumlah tenaga

pelaksana sudah mencukupi untuk melaksanakan kegiatan. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa 61,6 persen responden setuju bahwa jumlah tenaga

pelaksana sudah mencukupi untuk melaksanakan kegiatan. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 6 berikut:

Page 114: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 6

Jumlah Tenaga Pelaksana Sudah Mencukupi

Untuk Melaksanakan Kegiatan

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 6 di atas dapat dilihat bahwa 35 responden atau sebesar

13,6 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa jumlah tenaga

pelaksana sudah mencukupi untuk melaksanakan kegiatan, 159 responden atau

61,6 persen menjawab setuju, dan 64 responden atau sebesar 24,8 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebesar 61,6 persen setuju dengan pernyataan

tersebut, hal ini dapat diartikan bahwa jumlah tenaga pelaksana sudah mencukupi

untuk melaksanakan kegiatan. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang

dilaksanakan dapat selesai pada waktu yang tepat, selain itu dalam kegiatan

pembangunan infrastruktur memang tidak membutuhkan tenaga yang terlalu

banyak karena dapat meminta bantuan dari masyarakat sebagai wujud partisipasi

masyarakat terhadap program tersebut. Di sisi lain adapula responden yang

Page 115: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

menjawab tidak setuju sebesar 23,8 persen terkait dengan pernyataan tersebut,

karena mereka jarang melihat dan tidak kenal dengan para pekerjanya.

Pernyataan kedua dari sub indikator sumberdaya manusia adalah

pembangunan sarana umum dilaksanakan oleh tenaga ahli yang sesuai. Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa 59,3 persen responden menjawab setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 7 di bawah ini:

Grafik 7

Pembangunan Sarana Umum Dilaksanakan Oleh

Tenaga Ahli Yang Sesuai

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 7 di atas dapat dilihat bahwa 44 responden atau sebesar

17,1 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa pembangunan

sarana umum dilaksanakan oleh tenaga ahli yang sesuai, 153 responden atau 59,3

persen menjawab setuju, 54 responden atau sebesar 20,9 persen menjawab setuju,

dan 7 responden atau sebesar 2,7 persen menjawab sangat setuju dengan

pernyataan tersebut.

Page 116: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mayoritas responden yaitu sebanyak 153 orang atau 59,3 persen setuju

dengan pernyataan tersebut, hal ini dapat diartikan bahwa pembangunan sarana

umum/infrastruktur dilaksanakan oleh tenaga ahli yang sesuai. Maksudnya

pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan dilaksanakan oleh orang

yang mengerti dan memiliki sifat pekerja keras karena pembangunan ini

membutuhkan tenaga yang cukup kuat.

Sub indikator ke dua dari indikator sumber daya adalah sumber daya

finansial yang terdiri dari dua pernyataan. Pernyataan pertama mengenai dana

pembangunan infrastruktur terdistribusi secara merata. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa 149 responden atau 57,8 persen tidak setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 8 di bawah ini:

Grafik 8

Dana Pembangunan Infrastruktur Terdistribusi Secara Merata

Sumber: Data primer diolah, 2010

Page 117: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 8 di atas dapat dilihat bahwa 28 responden atau sebesar

10,9 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa dana pembangunan

infrastruktur terdistribusi secara merata, 69 responden atau sebesar 26,7 persen

menjawab setuju, 149 responden atau sebesar 57,8 persen menjawab tidak setuju,

dan 12 responden atau sebesar 4,7 persen menjawab sangat tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yakni sebesar 57,8 persen responden atau lebih

dari setengah jumlah sampel menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang

menyatakan bahwa dana dalam pembangunan infrastruktur terdistribusi secara

merata. Hal ini dikarenakan perbedaan luas antara wilayah satu dengan yang

lainnya. Namun ada 69 responden yang menjawab setuju dengan pernyataan ini.

Pernyataan kedua dari sub indikator sumberdaya finansial adalah

masyarakat yang mengetahui laporan keuangan dari petugas PNPM Mandiri. Data

hasil penelitian menunjukkan bahwa 51,2 persen responden tidak setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 9 di bawah ini:

Page 118: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 9

Masyarakat Mengetahui Laporan Keuangan dari

Petugas PNPM Mandiri

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 9 di atas dapat dilihat bahwa 22 responden atau sebesar

8,5 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat

mengetahui laporan keuangan dari petugas PNPM Mandiri, 71 responden atau

sebesar 27,5 persen menjawab setuju, 132 responden atau sebesar 51,2 persen

menjawab tidak setuju, dan 33 responden atau sebesar 12,8 persen menjawab

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yakni sebesar 51,2 persen responden atau

setengah dari jumlah sampel menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang

menyatakan bahwa masyarakat mengetahui laporan keuangan dari petugas PNPM

Mandiri. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden tidak

mengetahui laporan keuangan maupun kegiatan dari program PNPM Mandiri.

Akan tetapi masih ada responden yang menjawab setuju terkait hal tersebut,

berdasarkan hasil wawancara oleh Bapak Munir salah satu responden penelitian

Page 119: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

ini mengatakan bahwa yang mengetahui kegiatan-kegiatan dan juga laporan

PNPM Mandiri hanyalah orang-orang dekat/kerabat dari para petugas PNPM itu

sendiri.

3. Karakteristik Agen Pelaksana

Indikator ketiga dari teori Van Metter dan Van Horn adalah karakteristik

agen pelaksana, hal ini terkait dengan agen pelaksana yang terlibat dalam

pengimplementasian kebijakan publik. Kinerja implementasi kebijakan juga

sangat dipengaruhi oleh agen pelaksana yang menjalankannya. Dalam indikator

karakteristik agen pelaksana terdapat tiga sub indikator yakni ketegasan,

tekhnologi, dan kepentingan.

Sub indikator ketegasan terdiri dari dua pernyataan. Pertama, petugas

PNPM Mandiri dalam melaksanakan kegiatan bersikap tegas kepada masyarakat.

Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 47,7 persen setuju dengan pernyataan

tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 10 berikut ini:

Page 120: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 10

Petugaas PNPM Mandiri Dalam Melaksanakan Kegiatan

Bersikap Tegas Kepada Masyarakat

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 10 di atas dapat dilihat bahwa 57 responden atau 22,1

persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas PNPM Mandiri

dalam melaksanakan kegiatan bersikap tegas kepada masyarakat, 123 responden

atau sebesar 47,7 persen menjawab setuju, 72 responden atau sebesar 27,9 persen

menjawab tidak setuju, dan 6 responden atau sebesar 2,3 persen menjawab sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebesar 123 orang atau 47,7 persen menjawab

setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa petugas PNPM Mandiri

bersikap tegas pada masyarakat dalam melaksanakan kegiatan. Sikap tegas ini

dimaksudkan untuk mendukung masyarakat agar lebih semangat dalam

melaksanakan kegiatan, dan agar tujuan dari program PNPM mandiri dapat segera

terwujud. Akan tetapi masih ada responden yang menjawab tidak setuju terkait hal

Page 121: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

tersebut, hal ini dikarenakan masyarakat tidak mengetahui kegiatan PNPM

Mandiri.

Pernyataan kedua dari sub indikator ketegasan yaitu mengenai petugas

PNPM Mandiri memberikan teguran kepada masyarakat yang tidak ikut dalam

melaksanakan kegiatan. Data hasil penelitian menunjkkan bahwa 48,1 persen

responden menjawab setuju. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 11 di bawah

ini:

Grafik 11

Petugas PNPM Mandiri Memberikan Teguran Kepada Masyarakat

Yang Tidak Ikut Dalam Melaksanakan Kegiatan

Sumber: Data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 11 di atas dapat dilihat bahwa 31 responden atau

sebesar 12,0 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas

PNPM Mandiri memberikan teguran kepada masyarakat yang tidak ikut dalam

melaksanakan kegiatan, 124 responden atau sebesar 48,1 persen menjawab setuju,

Page 122: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

80 responden atau 31,0 persen menjawab tidak setuju, dan 23 responden atau

sebesar 8,9 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yakni sebanyak 124 responden atau 48,1 persen

menjawab setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa petugas PNPM

Mandiri memberikan teguran kepada masyarakat yang tidak ikut dalam

melaksanakan kegiatan. Akan tetapi faktanya bagi mereka yang sudah

mendapatkan teguran tetap saja tidak mau melaksanakan kegiatan, padahal

kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan. Namun ada 80

responden atau 31,0 persen yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena

merasa tidak perlu ada teguran dari petugas PNPM Mandiri.

Sub indikator teknologi terdiri dari dua pernyataan. Pertama,

pembangunan infrastruktur didukung oleh teknologi canggih. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa 55,8 persen responden tidak setuju dengan pernyataan

tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 12 berikut ini:

Grafik 12

Pembangunan Infrastruktur didukung Oleh Teknologi Canggih

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Page 123: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 12 di atas dapat dilihat bahwa 34 responden atau

sebesar 13,2 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa

pembangunan infrastruktur didukung oleh teknologi canggih, 65 responden atau

sebesar 25,2 persen menjawab setuju, 144 responden atau 55,8 persen menjawab

tidak setuju, dan15 responden atau sebesar 5,8 persen menjawab sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yakni sebanyak 144 responden atau 55,8 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa pembangunan

infrastruktur didukung oleh teknologi canggih. Hal ini dikarenakan pembangunan

infrastruktur jalan yang dilakukan masih dalam lingkungan desa yang tidak

membutuhkan teknologi canggih seperti pembangunan infrastruktur di jalan-jalan

besar, seperti kota atau provinsi. Namum ada juga responden yang menjawab

setuju dan sangat setuju karena dengan didukung oleh teknologi canggih maka

jalan yang dibuat akan lebih kuat dan tahan lama.

Pernyataan kedua dari sub indikator teknologi yaitu tersedianya sarana

komputer untuk pembuatan proposal/laporan kegiatan Data hasil penelitian

menunjkkan bahwa 60,1 persen responden menjawab setuju. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 13 di bawah ini:

Page 124: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 13

Tersedianya Sarana Komputer Untuk

Pembuatan Proposal/Laporan Kegiatan

Sumber: Data primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 13 di atas dapat dilihat bahwa 68 responden atau

sebesar 26,4 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa tersedianya

sarana komputer untuk pembuatan proposal atau laporan kegiatan. 155 responden

atau sebesar 60,1 persen menjawab setuju, 32 responden atau 12,4 persen

menjawab tidak setuju, dan 3 responden atau sebesar 1,2 persen menjawab sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut

Mayoritas responden sebanyak 155 orang atau 60,1 persen menjawab

setuju dengan pernyataan yang menyatakan bahwa tersedianya sarana komputer

untuk pembuatan proposal atau laporan kegiatan, karena ketersediaan komputer

akan sangat membantu bagi masyarakat yang ingin mengajukan proposal untuk

kegiatan yang diajukan dan juga bermanfaat bagi petugas PNPM mandiri untuk

membuat laporan kegiatan. Namun ada juga beberapa responden yang menjawab

stidak setuju karena akan membuang-buang biaya.

Page 125: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sub indikator kepentingan terdiri dari dua pernyataan. Pertama, adanya

pihak-pihak yang mengutamakan kepentingan individu/kelompok. Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa 47,3 persen responden setuju dengan pernyataan

tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 14 berikut ini:

Grafik 14

Adanya Pihak-pihak Yang Mengutamakan

Kepentingan Individu/Kelompok

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 14 di atas dapat dilihat bahwa 67 responden atau

sebesar 26,0 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya

pihak-pihak yang mengutamakan kepentingan individu/kelompok, 107 responden

atau sebesar 41,5 persen menjawab setuju, 60 responden atau 23,3 persen

menjawab tidak setuju, dan 24 responden atau sebesar 9,3 persen menjawab

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 126: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebesar 41,5 persen

dengan pernyataan yang menyatakan bahwa adanya pihak-pihak yang

mengutamakan kepentingan individu/kelompok. Tidak dapat dipungkiri bahwa

dalam setiap pelaksanaan suatu program pasti ada saja pihak yang mengutamakan

kepentingan individu/kelompok, sama halnya dengan program PNPM Mandiri ini

terdapat pihak yang lebih mengutamakan keluarga, kerabat atau wilayahnya untuk

dijadikan sebagai sasaran penerima manfaat program. Akan tetapi ada juga yang

menjawab tidak setuju karena hal seperti itu akan sangat merugikan bagi

masyarakat miskin yang lebih membutuhkan.

Pernyataan kedua dari sub indikator kepentingan yaitu adanya pihak yang

mendominasi dalam melaksanakan kegiatan. Data hasil penelitian menunjukkan

bahwa 48,8 persen responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk

lebih jelasnya perhatikan grafik 15 di bawah ini:

Grafik 15

Adanya Pihak Yang Mendominasi Dalam Melaksanakan Kegiatan

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 127: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 15 di atas dapat dilihat bahwa 66 responden atau

sebesar 25,6 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya

pihak yang mendominasi dalam melaksanakan kegiatan, 126 responden atau

sebesar 48,8 persen menjawab setuju, 61 responden atau 23,6 persen menjawab

tidak setuju, dan 5 responden atau sebesar 1,9 persen menjawab sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebesar 48,8 persen

dengan pernyataan yang menyatakan bahwa adanya pihak yang mendominasi

dalam melaksanakan kegiatan. Pada dasarnya pernyataan ini hampir sama dengan

pernyataan sebelumnya, bahwa terdapat pihak yang mendominasi kegiatan-

kegiatan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri.

4. Sikap/Kecenderungan Para Pelaksana

Indikator keempat dari teori Van Metter dan Van Horn adalah

sikap/kecenderungan para pelaksana, hal ini terkait dengan sikap penerimaan atau

penolakan dari agen pelaksana yang sangat mempengaruhi keberhasilan atau

tidaknya kinerja implementasi kebijakan publik. Dalam indikator

sikap/kecenderungan para pelaksana terdapat dua sub indikator yakni disiplin dan

ramah.

Sub indikator disiplin terdiri dari dua pernyataan. Pertama, petugas PNPM

Mandiri disiplin dalam melaksanakan kagiatan. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa 52,3 persen responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 16 berikut ini:

Page 128: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 16

Petugas PNPM Mandiri Disiplin Dalam Melaksanakan Kagiatan

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 16 di atas dapat dilihat bahwa 54 responden atau

sebesar 20,9 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas

PNPM Mandiri disiplin dalam melaksanakan kegiatan, 135 responden atau

sebesar 52,3 persen menjawab setuju, 66 responden atau 25,6 persen menjawab

tidak setuju, dan 3 responden atau sebesar 1,2 persen menjawab sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 135 orang atau 52,3 persen

menjawab setuju dan 54 orang atau 20,9 persen sangat setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan yang dilaksanakan sudah sesuai

dengan jadwal yang sudah dibuat sebelumnya. Di sisi lain terdapat 25,6 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena mereka tidak

mengetahui jadwal kegiatan program tersebut.

Page 129: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pernyataan kedua dari sub indikator disiplin yaitu mengenai pelaksanaan

kegiatan program PNPM Mandiri sudah sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Data hasil penelitian menunjkkan bahwa 49,6 persen responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 17 di bawah ini:

Grafik 17

Pelaksanaan Kegiatan Program PNPM Mandiri Sudah Sesuai

Dengan Waktu Yang Telah Ditentukan

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 17 di atas dapat dilihat bahwa 21 responden atau

sebesar 8,1 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa pelaksanaan

kegiatan program PNPM Mandiri sudah sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan, 63 responden atau sebesar 24,4 persen menjawab setuju, 128

responden atau 49,6 persen menjawab tidak setuju, dan 46 responden atau sebesar

17,8 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 130: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 128 orang atau 49,6 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Namun ada juga yang

menjawab setuju yaitu sebesar 24,4 persen. Pada dasarnya setiap pelaksanaan

kegiataan sudah ada jadwalnya, mungkin mereka tidak mengetahui jadwal

tersebut karena hanya petugas dan anggota pelaksana saja yang mengetahui

jadwalnya.

Sub indikatir ke dua dari indikator sikap/kecenderungan para pelaksana

adalah ramah yang terdiri dari dua pernyataan. Pernyataan pertama mengenai

petugas PNPM Mandiri yang bersikap ramah kepada masyarakat Data hasil

penelitian menunjukkan bahwa 124 responden atau 48,1 persen setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 18 di bawah ini:

Grafik 18

Petugas PNPM Mandiri Yang Bersikap Ramah Kepada Masyarakat

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 131: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 18 di atas dapat dilihat bahwa 84 responden atau

sebesar 32,6 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan tentang petugas

PNPM Mandiri yang bersikap ramah kepada masyarakat, 124 responden atau

sebesar 48,1 persen menjawab setuju, 45 responden atau 17,4 persen menjawab

tidak setuju, dan 5 responden atau sebesar 1,9 persen menjawab sangat tidak

setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden menjawab setuju sebanyak 48,1 persen dan sangat

setuju sebanyak 32,6 persen dengan pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan

bahwa setiap petugas PNPM Mandiri harus bersikap ramah kepada masyarakat

agar masyarakat merasa ada kedekatan dan lebih nyaman dalam melaksanakan

kegiatan.

Pernyataan kedua dari sub indikator ramah yaitu mengenai kegiatan

sosialisasi petugas PNPM Mandiri yang memberikan senyuman kepada

masyarakat. Data hasil penelitian menunjkkan bahwa 48,8 persen responden

menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan

grafik 19 di bawah ini:

Page 132: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 19

Kegiatan Sosialisasi Petugas PNPM Mandiri yang

Memberikan Senyuman Kepada Masyarakat

Sumber: data primer diolah, 2010

Berdasarkan grafik 19 di atas dapat dilihat bahwa 70 responden atau

sebesar 27,1 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa dalam

kegiatan sosialisasi petugas PNPM Mandiri memberikan senyuman, 126

responden atau sebesar 48,8 persen menjawab setuju, 59 responden atau 22,9

persen menjawab tidak setuju, dan 3 responden atau sebesar 1,2 persen menjawab

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yaitu 48,8 persen menjawab setuju dengan

pernyataan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kegiatan sosialisasi

petugas harus bersikap ramah kepada masyarakat, misalnya kepada masyarakat

yang bertanya tentang kegiatan PNPM Mandiri maka petugas harus bisa

memberikan penjelasan dengan kata-kata yang sopan dan tidak membentak atau

marah-marah. Karena sikap dari para petugas akan sangat mempengaruhi

keikutsertaan masyarakat dalam menjalankan kegiatan. Namun ada juga yang

Page 133: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

menjawab tidak setuju, karena menurutnya motivasi untuk menjalankan suatu

kegiatan itu tergantung dari tiap individunya masing-masing.

5. Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana

Indikator kelima dari teori Van Metter dan Van Horn adalah komunikasi

antarorganisasi dan aktivitas pelaksana, hal ini terkait dengan koordinasi

komunikasi di antara pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses implementasi,

dengan komunikasi yang terjalin dengan baik maka kesalahan-kesalahan akan

sangat kecil untuk terjadi. Dalam indikator komunikasi antarorganisasi dan

aktivitas pelaksana terdapat dua sub indikator yakni transmisi dan kejelasan.

Sub indikator transmisi terdiri dari dua pernyataan. Pertama, adanya

komunikasi yang baik antara petugas PNPM Mandiri dengan masyarakat. Data

hasil penelitian menunjukkan bahwa 55,4 persen responden setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 20 berikut ini:

Grafik 20

Adanya Komunikasi Yang Baik Antara

Petugas PNPM Mandiri dengan Masyarakat

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 134: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 20 di atas dapat dilihat bahwa 72 responden atau

sebesar 27,9 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya

komunikasi yang baik antara petugas PNPM Mandiri dengan masyarakat,143

responden atau sebesar 55,4 persen menjawab setuju, 38 responden 14,7 persen

menjawab tidak setuju, dan 5 responden atau sebesar 1,9 persen menjawab sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebanyak 143 orang atau 55,4 persen menjawab

setuju dan 72 orang atau 27,9 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan

tersebut. Hal ini berarti bahwa komunikasi merupakan hal yang sangat penting

dalam kegiatan agar informasi yang diberikan dapat diterima dengan baik kepeda

si penerima. Ini berkaitan juga dengan kegiatan sosialisasi, informasi yang jelas

akan membantu masyarakat agar lebih faham tentang apa itu PNPM Mandiri.

Tanpa adanya informasi yang jelas maka tujuan kegiatan akan sulit untuk dicapai.

Namun ada beberapa responden hanya 14,9 persen yang tidak setuju dengan

pernyataan tersebut karena mungkin kurang mengerti akan pentingnya

komunikasi dalam suatu kegiatan.

Pernyataan kedua dari sub indikator transmisi yaitu mengenai Petugas

PNPM Mandiri sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Data hasil

penelitian menunjkkan bahwa 55,8 persen responden menjawab setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 21 di bawah ini:

Page 135: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 21

Petugas PNPM Mandiri sering Melakukan Sosialisasi Kepada Masyrakat

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 21 di atas dapat dilihat bahwa 44 responden atau

sebesar 17,1 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas

PNPM Mandiri sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat, 144 responden

atau sebesar 55,8 persen menjawab setuju, 66 responden atau 25,6 persen

menjawab tidak setuju, dan 4 responden atau sebesar 1,6 persen menjawab sangat

tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebanyak 144 orang atau 55,8 persen menjawab

setuju dengan pernyataan tersebut, bahwa kegiatan sosialisasi yang lebih sering

dilaksanakan itu sangat penting. Kegiatan sosialisasi sebaiknya juga melibatkan

masyarakat sebagai penerima manfaat program tersebut agar lebih mengerti.,

karena fakta yang terjadi masih banyak masyarakat yang belum faham tentang

PNPM Mandiri. Namun ada 25,6 persen menjawab tidak setuju dengan

pernyataan tersebut.

Page 136: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Sub indikator ke dua dari indikator komunikasi antarorganisasi dan

aktivitas pelaksana adalah kejelasan yang terdiri dari empat pernyataan.

Pernyataan pertama mengenai masyarakat yang selalu hadir dan aktif dalam

kagiatan sosialisasi yang dilakukan petugas PNPM Mandiri. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa 146 responden atau 55,6 persen setuju dengan pernyataan

tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 22 di bawah ini:

Grafik 22

Masyarakat Yang Selalu hadir dan Aktif Dalam Kagiatan Sosialisasi

Yang Dilakukan Petugas PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 22 di atas dapat dilihat bahwa 20 responden atau

sebesar 7,8 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat

selalu hadir dan aktif dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan petugas PNPM

Mandiri, 146 responden atau sebesar 55,6 persen menjawab setuju, 85 responden

atau 32,9 persen menjawab tidak setuju, dan 7 responden atau 2,7 persen

menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 137: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mayoritas responden yaitu sebanyak 55,6 persen menjawab setuju dan

32,9 persen menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Kehadiran

masyarakat dalam kegiatan sosialisasi memang sangat penting, tapi faktanya

bahwa hanya sedikit sekali masyarakat yang bisa mengikuti kegiatan sosialisasi.

Kagiatan sosialisasi harusnya dihadiri oleh seluruh ketua RW dan RT serta

masyarakat, dan diwajibkan pula kepada ketua RT untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat akan tetapi hal itu tidak pernah dilakukan sehingga

masyarakat tidak tahu.

Pernyataan kedua dari sub indikator transmisi yaitu mengenai masyarakat

yang paham dan mengerti semua informasi yang diberikan oleh petugas PNPM

Mandiri. Data hasil penelitian menunjkkan bahwa 53,9 persen responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 23 di bawah ini:

Grafik 23

Masyarakat yang Paham dan Mengerti semua informasi

yang diberikan oleh Petugas PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2011

Page 138: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 23 di atas dapat dilihat bahwa 16 responden atau

sebesar 6,2 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat

paham dan mengerti semua informasi yang diberikan oleh petugas PNPM

Mandiri, 91 responden atau sebesar 35,3 persen menjawab setuju, 139 responden

atau 53,9 persen menjawab tidak setuju, dan 12 responden atau sebesar 4,7 persen

menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebanyak 53,9 persen tidak setuju dengan

pernyataan tersebut karena memang faktanya bahwa hanya sedikit sekali

masyarakat yang ikut dan hadir dalam kegiatan sosialisasi sehingga pengetahuan

mereka tentang PNPM Mandiri juga sangat sedikit. Akan tetapi ada sebanyak 35,3

persen yang menjawab setuju dengan pernyataan tersebut karena mereka

mengetahui tentang program PNPM Mandiri.

Pernyataan ketiga dari sub indikator transmisi yaitu mengenai masyarakat

yang mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan dalam program PNPM

Mandiri. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,5 persen responden

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 24 di bawah ini:

Page 139: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 24

Masyarakat Yang Mengetahui Kegiatan Apa Saja

Yang Dilakukan Dalam Program PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 24 di atas dapat dilihat bahwa 22 responden atau

sebesar 8,5 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat

mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam program PNPM Mandiri,

80 responden atau sebesar 31,0 persen menjawab setuju, 151 responden atau 58,5

persen menjawab tidak setuju, dan 5 responden atau sebesar 1,9 persen menjawab

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebanyak 58,5 persen menjawab tidak setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti menunjukkan bahwa masyarakat tidak

mengetahui kegiatan apa saja yang dilaksanakan dalam program PNPM Mandiri

karena kegiatan sosialisasi yang tidak efektif. Akan tetapi ada 31,0 persen yang

menjawab setuju dengan pernyataan tersebut mereka memang sudah mengetahui

kegiatan dalam program PNPM Mandiri.

Page 140: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pernyataan keempat dari sub indikator transmisi yaitu mengenai petugas

PNPM Mandiri memberikan konfirmasi pada masyarakat tentang kegiatan yang

akan dilaksanakan. Data hasil penelitian menunjkkan bahwa 51,9 persen

responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 25 di bawah ini:

Grafk 25

Petugas PNPM Mandiri Memberikan Konfirmasi Pada

Masyarakat Tentang Kegiatan Yang Akan Dilaksanakan

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 25 di atas dapat dilihat bahwa 50 responden atau

sebesar 19,4 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa petugas

PNPM Mandiri memberikan konfirmasi pada masyarakat tentang kegiatan yang

akan dilaksanakan, 134 responden atau sebesar 51,9 persen menjawab setuju, 60

responden atau 23,3 persen menjawab tidak setuju, dan 14 responden atau sebesar

5,4 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 141: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mayoritas responden yaitu sebesar 134 orang atau 51,9 persen menjawab

setuju dengan pernyataan bahwa petugas PNPM Mandiri memberikan konfirmasi

pada masyarakat tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Pemberian konfirmasi

kembali memang sangat penting untuk mengingatkan kembali pada masyarakat

bahwa akan ada kegiatan yang dilaksanakan, setidaknya konfirmasi dilakukan

satu hari sebelum pelaksanaan kegiatan. Namun ada juga yang menjawab tidak

setuju dengan pernyataan tersebut karena semua kegiatan sudah diatur dalam

jadwal yang telah dibuat.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Indikator keenam dari teori Van Metter dan Van Horn adalah lingkungan

ekonomi, sosial, dan politik. Hal ini terkait dengan sejauhmana lingkungan

eksternal mendorong keberhasilan kebijakan publik yang telah ditetapkan.

Lingkungan sosial, ekonomi, dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi biang

keladi dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Dalam indikator

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik terdapat tiga sub indikator yakni ekonomi,

sosial, dan politik.

Sub indikator ekonomi terdiri dari dua pernyataan. Pertama, kegiatan-

kegiatan dalam program PNPM Mandiri dapat menciptakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,3 persen responden

tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 26

berikut ini:

Page 142: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 26

Kegiatan-Kegiatan Dalam Program PNPM Mandiri

Dapat Menciptakan Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 26 di atas dapat dilihat bahwa 36 responden atau

sebesar 14,0 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan-

kegiatan dalam program PNPM Mandiri dapat menciptakan lapangan pekerjaan

bagi masyarakat, 72 responden atau sebesar 27,9 persen menjawab setuju, 135

responden atau 52,3 persen menjawab tidak setuju, dan 15 responden atau sebesar

5,8 persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 135 orang atau 52,3 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa kegiatan-kegiatan dalam

program PNPM Mandiri dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Nahidi salah satu anggota BKM

Sejahtera di kelurahan ketapang mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan setelah

program PNPM Mandiri ini selesai diharapkan dapat membuka lapangan

Page 143: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

pekerjaan dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Namun faktanya bahwa

sebagian besar masyarakat tidak dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Akan

tetapi ada sebesar 27,9 persen menjawab setuju dan 14,0 persen menjawab setuju

dengan pernyataan tersebut. Mereka yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan

baru biasanya dilakukan dengan cara mencari tambahan modal lain dan memiliki

motivasi kerja yang tinggi.

Pernyataan kedua dari sub indikator ekonomi yaitu adanya peningkatan

pendapatan masyarakat setelah diadakan program PNPM Mandiri. Data hasil

penelitian menunjkkan bahwa 47,3 persen responden menjawab tidak setuju

dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 27 di bawah

ini:

Grafik 27

Adanya Peningkatan Pendapatan Masyarakat

Setelah Diadakan Program PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 144: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 27 di atas dapat dilihat bahwa 47 responden atau

sebesar 18,2 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan tentang adanya

peningkatan pendapatan masyarakat setelah diadakan program PNPM Mandiri, 65

responden atau sebesar 25,2 persen menjawab setuju, 122 responden atau 47,3

persen menjawab tidak setuju, dan 24 responden atau sebesar 9,3 persen

menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Sebagian besar responden yaitu sebanyak 122 orang atau 47,3 persen

menjawab tidak setuju dengan pernyataan tentang adanya peningkatan pendapatan

masyarakat setelah diadakan program PNPM Mandiri. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Bapak Nahidi salah satu anggota BKM Sejahtera di Kelurahan

Ketapang mengatakan bahwa pada dasarnya tujuan setelah program PNPM

Mandiri ini selesai diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan dan

peningkatan pendapatan bagi masyarakat. Namun faktanya bahwa tidak ada

masyarakat yang pendapatannya meningkat bahkan masih sama seperti

sebelumnya. Ada juga responden yang menjawab setuju dengan pernyataan

tersebut, mungkin karena mereka bisa memanfaatkan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakan dengan baik.

Sub indikator ke dua dari indikator lingkunan ekonomi, sosial, dan politik

adalah lingkungan sosial yang terdiri dari dua pernyataan. Pernyataan pertama

mengenai adanya dukungan yang positif dari masyarakat terhadap pelaksanaan

PNPM Mandiri. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 183 responden atau

70,9 persen menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 28 di bawah ini:

Page 145: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 28

Adanya Dukungan Yang Positif Dari Masyarakat

Terhadap Pelaksanaan PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 28 di atas dapat dilihat bahwa 36 responden atau

sebesar 14,0 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya

dukungan yang positif dari masyarakat terhadap pelaksanaan PNPM Mandiri, 183

responden atau sebesar 70,9 persen menjawab setuju, 36 responden atau 14,0

persen menjawab tidak setuju, dan 3 responden atau sebesar 1,2 persen menjawab

sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden

yaitu sebanyak 183 orang atau 70,9 persen menjawab setuju dengan pernyataan

tentang adanya dukungan yang positif dari masyarakat terhadap pelaksanaan

PNPM Mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat dalam

mendukung program PNPM Mandiri sangat besar, dan dengan adanya program ini

diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang nyaman. Akan tetapi terdapat 1,2

persen yang menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 146: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Pernyataan kedua dari sub indikator lingkungan sosial yaitu kerjasama

yang terjalin antara para pelaksana PNPM Mandiri dengan masyarakat. Data hasil

penelitian menunjkkan bahwa 76,0 persen responden menjawab setuju dengan

pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik 29 di bawah ini:

Grafik 29

Kerjasama Yang Terjalin Antara Para Pelaksana

PNPM Mandiri Dengan Masyarakat

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 29 di atas dapat dilihat bahwa 23 responden atau

sebesar 8,9 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa terjalin

kerjasama antara para pelaksana PNPM Mandiri dengan masyarakat, 196

responden atau sebesar 76,0 persen menjawab setuju, 26 responden atau 10,1

persen menjawab tidak setuju, dan 13 responden atau sebesar 5,0 persen

menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Page 147: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mayoritas responden menjawab setuju yaitu sebesar 76,0 persen dengan

pernyataan mengenai kerjasama yang terjalin antara para pelaksana PNPM

Mandiri dengan masyarakat, dan sedikit sekali yang menjawab tidak setuju hanya

10,1 persen. Ini artinya bahwa dalam setiap pelaksanaan kegiatan apapun hal yang

paling penting adalah kerjasama yang baik antara masyarakat dengan para

pelaksananya, karena tanpa ada kerjasama maka tujuan dari kegiatan tersebut akan

sulit dicapai.

Sub indikatir ketiga dari indikator lingkunan ekonomi, sosial, dan politik

adalah lingkungan politik yang terdiri dari dua pernyataan. Pernyataan pertama

mengenai pengaruh lingkungan politik terhadap pelaksanaan kegiatan program

PNPM Mandiri. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 149 responden atau

57,8 persen menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya

perhatikan grafik 30 di bawah ini:

Grafik 30

Pengaruh Lingkungan Politik Terhadap

Pelaksanaan Kegiatan Program PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Page 148: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Berdasarkan grafik 30 di atas dapat dilihat bahwa 78 responden atau

sebesar 30,2 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan mengenai

pengaruh lingkungan politik terhadap pelaksanaan kegiatan program PNPM

Mandiri, 117 responden atau sebesar 45,3 persen menjawab setuju, 54 responden

atau sebesar 20,9 persen menjawab tidak setuju, dan 9 responden atau sebesar 3,5

persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden yaitu sebesar 45,3 persen menjawab setuju dengan

pernyataan bahwa lingkungan politik sangat mempengaruhi dalam setiap

kebijakan, terutama orang-orang yang mempunyai kekuasaan biasanya akan

sangat mendominasi dalam pelaksanaan kebijakan tersebut. Akan tetapi ada juga

responden yang menjawab tidak setuju dengan pernyataan tersebut karena tanpa

ada dukungan dari pemerintah asal anggaran yang tersedia cukup maka kegiatan

akan berjalan dengan baik.

Pernyataan kedua dari sub indikator lingkungan politik yaitu mengenai

adanya dukungan yang baik dari pemerintah daerah terhadap program PNPM

Mandiri. Data hasil penelitian menunjukkan bahwa 60,5 persen responden

menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Untuk lebih jelasnya perhatikan

grafik 31 di bawah ini:

Page 149: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Grafik 31

Adanya Dukungan Yang Baik Dari Pemerintah Daerah

Terhadap Program PNPM Mandiri

Sumber: Data Primer Diolah, 2010

Berdasarkan grafik 31 di atas dapat dilihat bahwa 27 responden atau

sebesar 10,5 persen menjawab sangat setuju dengan pernyataan bahwa adanya

dukungan yang baik dari pemerintah daerah terhadap program PNPM Mandiri,

156 responden atau sebesar 60,5 persen menjawab setuju, 61 responden atau

sebesar 23,6 persen menjawab tidak setuju, dan 14 responden atau sebesar 5,4

persen menjawab sangat tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Mayoritas responden menjawab setuju dengan pernyataan tersebut,

pemerintah daerah sangat mendukung program tersebut apalagi program PNPM

Mandiri ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat supaya mandiri dan

untuk mengurangi kemiskinan. Tanpa adanya dukungan dari pemerintah maka

kegiatan program tersebut tidak dapat terealisasi dengan baik. Namun dalam

pelaksanaannya terdapat hambatan seperti kurangnya anggaran yang tersedia, hal

ini terbukti bahwa belum semua masyarakat miskin merasakan manfaat dari

Page 150: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

program PNPM Mandiri. Di sisi lain ada juga responden yang menjawab tidak

setuju dengan pernyataan tersebut karena sudah tidak percaya lagi dengan janji-

janji aparat pemerintah yang tidak pasti.

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut:

“Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

(PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan

Cipondoh Kota Tangerang, peneliti memprediksikan hipotesis tersebut masih

kurang maksimal, paling tinggi sebesar 70% dari nilai ideal”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.

Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yakni sebagai berikut.

1. Berdasarkan data yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh dalam

penelitian ini adalah

4 x 30 x 258 = 30960

Keterangannya adalah 4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan

pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 30 = jumlah item

pernyataan yang diajukan kepada responden, 258 = jumlah sampel yang

dijadikan responden. Nilai mean atau rata-ratanya 30960 : 258 = 120,

sedangkan untuk skor penelitian adalah sebesar 21145. Skor penelitian adalah

jumlah total nilai seluruh pertanyaan yang dijawab oleh seluruh responden.

Page 151: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Dengan demikian nilai tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah 21145 : 30960 = 0,68

maka dalam persentase menjadi 68%.

2. Dalam variabel penelitian mengenai tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang nilai

yang dihipotesiskan adalah 70%, ini berarti bahwa 0,70 x 30960 = 21,672

dibagi 258 = 84. Hipotesis statistiknya dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho

untuk memprediksi µ lebih rendah atau sama dengan 70% dari skor ideal

paling tinggi, sedangkan Ha lebih besar dari 70% dari skor ideal yang

diharapkan. Atau dapat ditulis dengan rumus:

Ho = µ ≤ 70% ≤ 0,70 x 30960 : 258 = 84

Ha = µ > 70% > 0,70 x 30960 : 258 = 84

Diketahui:

x = 21145 : 258 = 81,96

µo = 70% = 0,70 x 30960 : 258 = 84

s = 7,456

n = 258

ditanya : t ?

Keterangan :

t = nilai t yang dihitung

x = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

Page 152: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Jawab : t =

ns

x μο−

t = 81,96 – 84

7,456 √258

t = -2,04

7,456

16,06

t = -2,04

0,46

t = -4,43 Harga thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga ttabel dengan

derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 258 – 1 = 257 dan taraf kesalahan = 5% untuk

uji satu pihak kanan (one tail test) maka harga t tabelnya yaitu 1,645, karena harga

thitung lebih kecil dari pada harga ttabel atau Ho (-4,43 < 1,645) dan jatuh pada

penerimaan Ho maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Dari perhitungan populasi ditemukan bahwa tingkat Implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan

2009 di Kelurahan Ketapang adalah:

21145 Tingkat Implementasi PNPM Mandiri = x 100% = 68,29 % 30960

Jadi, telah diketahui bahwa tingkat implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang adalah sebesar 68,29%.

Page 153: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Daerah Daerah Penerimaan Penolakan

Ho Ho

-4,43 1,645

68% 70%

Gambar 3 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Uji Pihak Kanan

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, hal yang paling penting dan diutamakan adalah

menjawab rumusan masalah deskriptif yang telah dibuat oleh peneliti di awal

penelitian yaitu seberapa besar tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.

Dalam penelitian untuk menjawab rumusan masalah ini, kita dapat melihat

dari perhitungan dengan menggunakan rumus t test satu sampel dengan menguji

pihak kanan adalah bila harga t-hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t

tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Karena Ho (-4,43 < 1,645 ) maka Ho

diterima dan Ha ditolak, ini berarti Ho dapat diterima bila ≤ 70 persen. Kemudian

berdasarkan data yang diperoleh, skor ideal instrumen adalah adalah 4 x 30 x 258

= 30960. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada responden,

30 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 258 = jumlah

Page 154: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

sampel yang dijadikan responden), sedangkan nilai skor dari hasil penelitian

adalah sebesar 21145. Dengan demikian nilai tingkat implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di

Kelurahan Ketapang adalah 21145 : 30960 = 0,6829 atau 68,29 persen.

Dari perhitungan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa jawaban dari

rumusan masalah deskriptif yaitu seberapa besar tingkat implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di

Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang mencapai 68,29%,

apabila di ukur dengan menggunakan skala interval maka tingkat implementasi

PNPM Mandiri di Kelurahan Ketapang dapat dikatakan kurang baik atau belum

maksimal. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut:

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

7740 15480 23220 30960

21145

Sumber: Data Primer diolah, 2010

Nilai 21145 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, oleh

karena itu tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang

termasuk dalam kategori kurang baik karena berada di antara interval

keduanya.

Page 155: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

4.6 Pembahasan

Dalam hasil penelitian dapat kita melihat kembali pada teori yang

digunakan peneliti dalam penelitian ini. Peneliti menggunakan teori implementasi

kebijakan dari Van Metter dan Van Horn yang disebut dengan A Model of The

Policy Implementation yang dikutip dari buku Agustino, selanjutnya digunakan

sebagai indikator untuk mengukur tingkat implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Teori implementasi kebijakan dari

Van Metter dan Van Horn tersebut terdiri dari enam indikator yaitu Ukuran dan

Tujuan Kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik Agen Pelaksana,

Sikap/kecenderungan Para Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas

Pelaksana, dan Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data yang

menggambarkan harga tingkat indikator penelitian mengenai tingkat implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Untuk

mengetahui harga tingkat indikator terlebih dahulu mengetahui skor ideal dari

setiap indikator. Skor ideal indikator yang terdiri dari empat pernyataan (1,2,dan

4) diperoleh dari perhitungan 4 x 258 x 4 = 4128 (4 = nilai tertinggi dari setiap

jawaban yang diajukan kepada responden, 258 = jumlah sampel yang dijadikan

responden, 4 = jumlah ítem pernyataan yang diajukan kepada responden). Untuk

indikator yang terdiri dari enam pernyataan (indikator 3,5, dan 6) skor idealnya

adalah 4 x 258 x 6 = 6192 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban yang diajukan

Page 156: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

kepada responden, 258 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah

ítem pernyataan yang diajukan kepada responden).

Hasil perhitungan skor pada indikator ukuran dan tujuan kebijakan adalah

2608 (lihat lampiran tabel jawaban responden), maka nilai indikator ukuran dan

tujuan kebijakan adalah 2608 : 4128 = 0,63 diprosentasikan (dikalikan 100)

menjadi 63 persen. Skor pada indikator sumberdaya adalah 2722, maka nilai

indikatornya adalah 2722 : 4128 = 0,65 diprosentasikan (dikalikan 100) menjadi

65 persen. Skor indikator karakteristik agen pelaksana adalah sebesar 4366, maka

nilai indikatornya adalah 4366 : 6192 = 0,70 diprosentasikan (dikalikan 100)

menjadi 70 persen. Skor indikator sikap/kecenderungan para pelaksana adalah

sebesar 2913, maka nilai indikatornya adalah 2913 : 4128 = 0,70 diprosentasikan

(dikalikan 100) menjadi 70 persen. Skor indikator komunikasi antarorganisasi dan

aktivitas pelaksana adalah sebesar 4235, maka nilai indikatornya adalah 4235 :

6192 = 0,68 diprosentasikan (dikalikan 100) menjadi 68 persen. Skor indikator

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik adalah 4301, maka nilai indikatornya

adalah 4301 : 6192 = 0,69 diprosentasikan (dikalikan 100) menjadi 69 persen.

Berdasarkan perhitungan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat

persetujuan responden terhadap indikator penelitian adalah indikator ukuran dan

tujuan kebijakan sebesar 63 persen, indikator sumberdaya sebesar 65 persen,

indikator karakteristik agen pelaksana sebesar 70 persen, indikator

sikap/kecenderungan para pelaksana sebesar 70 persen, indikator komunikasi

antarorganisasi dan aktivitas pelaksana sebesar 68 persen, dan indikator

lingkungan ekonomi, sosial, dan politik sebesar 69 persen.

Page 157: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Dari masing-masing tingkat persetujuan tersebut dapat diartikan bahwa

tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang untuk setiap indikatornya

berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di bawah ini:

1. Indikator Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1032 2046 3096 4128

2608

Nilai 2608 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, maka masuk

dalam kategori kurang baik karena berada di antara keduanya.

Indikator ukuran dan tujuan kebijakan termasuk dalam kategori kurang

baik karena dari hasil prosentase baru mencapai 63% dari nilai yang

diharapkan yaitu 70%. Salah satu tujuan dari Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri adalah mengurangi angka kemiskinan, akan

tetapi berdasarkan hasil penelitian atau fakta di lapangan ternyata Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang

belum mengutamakan masyarakat miskin bahkan jumlah penduduk miskin

yang ada bertambah. Apalagi jumlah dana yang di dapat dari pemerintah

untuk pelaksanaan program PNPM mandiri di Kelurahan Ketapang tiap

tahunnya mengalami penurunan dan kegiatan ekonomi berupa pinjaman dana

bergulir sudah tidak berjalan lagi, padahal kegiatan tersebut merupakan salah

satu cara untuk mengembangkan usaha dan kemandirian masyarakat. Selain

Page 158: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

itu masih banyak pula masyarakat miskin yang belum merasakan manfaat dari

Program Nasional Pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri.

Menurut para responden yang mengikuti program ini dirasakan

program ini masih kurang konsisten karena para pelaksana dari program itu

sendiri diantaranya masih mementingkan kepentingannya masing-masing.

Untuk itulah maka PNPM mandiri ini masih perlu diawasi dalam

pelaksanaannya agar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai

sebagaimana yang diharapkan. (Hana, 2010:73)

2. Indikator Sumberdaya

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1032 2064 3096 4128

2722 Nilai 2722 termasuk dalam ketegori interval tidak baik dan baik, maka masuk

kategori kurang baik karena berada di antara keduanya.

Indikator sumber daya termasuk ke dalam kategori kurang baik karena

dari hasil prosentase baru mencapai 65% dari nilai yang diharapkan yaitu

70%. Indikator sumber daya terdiri dari sumber daya manusia dan sumber

daya finansial. Berdasarkan hasil penelitian atau fakta di lapangan

membuktikan bahwa sumber daya manusia telah cukup baik tetapi sumber

daya finansial masih terdapat kekurangan karena dari dana yang tersedia

belum bisa mencakup seluruh kegiatan terutama pembangunan jalan secara

Page 159: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

keseluruhan. Selain itu masaih ada masyarakat yang tidak mengetahui laporan

kegiatan serta keuangan dari PNPM mandiri. Masyarakat juga

mengungkapkan bahwa alokasi dana untuk suksesnya program ini masih harus

ditingkatkan alokasinya mengingat masih cukup tingginya angka kemiskinan

di kelurahan Ketapang.

Dalam melaksanakan kegiatan untuk penegembangan sumber daya

manusia ada masyarakat yang menyatakan tidak setuju karena tidak

seluruhnya kegiatan pelatihan dan seminar ataupun yang lainnya memberi

dampak output yang sama, akan tetapi ada juga yang tidak mampu

mengembangkan kemampuannya walaupun telah mengikuti kegiatan-kegiatan

tersebut. Untuk itulah dalam pelaksanaan PNPM Mandiri ini masih belum

mencapai keberhasilan yang diharapkan. Masyarakat juga merasa bahwa

program PNPM Mandiri tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, hal ini

wajar karena masyarakat masih beranggapan bahwa bantuan dari pemerintah

berbentuk uang yang tidak perlu dikembalikan lagi seperti Bantuan Langsung

Tunai (BLT). (Hana, 2010:64)

3. Indikator Karakteristik Agen Pelaksana

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1548 3096 4644 6192 4366

Nilai 4366 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, maka masuk

dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

Page 160: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Indikator karakteristik agen pelaksana termasuk dalam kategori baik

karena dari hasil prosentase sudah mencapai 70% dari nilai yang diharapkan

yaitu 70%. Kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh ciri-

ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Indikator

karakteristik agen pelaksana ini terdiri dari 3 sub indikator, yaitu ketegasan,

kepentingan, teknologi. Indikator ini dinilai sudah cukup baik karena para

pelaksananya dapat bertindak tegas kepada masyarakat. Selain memberikan

teguran, para petugas juga memberikan motivasi untuk

menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan

PNPM Mandiri.

Masyarakat sangat mendukung dengan adanya pejabat pelaksana

PNPM Mandiri karena pelaksanaan program-program dapat terlaksana dengan

konsep yang jelas sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dibuat

sebelumnya. (Herawati, 2010:76)

4. Indikator Sikap/Kecenderungan para Pelaksana

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1032 2064 3096 4128

2913

Nilai 2913 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, maka masuk

ke dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

Page 161: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Indikator sikap/kecenderungan pelaksana termasuk dalam kategori

baik karena dari hasil prosentase sudah mencapai 70% dari nilai yang

diharapkan yaitu 70%. Sikap/kecenderungan para pelaksana menentukan

berhasil atau tidaknya implementasi kebijakan publik. Mayoritas masyarakat

menjawab setuju dan menilai baik sikap ramah dan disiplin dari para

pelaksana, karena setiap kegiatan dapat dijalankan sesuai dengan jadwal yang

telah ditentukan sebelumnya. Pelaksana PNPM Mandiri juga bersikap ramah

dan bersahabat kepada masyarakat sehingga ada kedekatan antara pelaksana

dengan masyarakat dan pada akhirnya mendorong masyarakat untuk

berpartisipasi dalam program tersebut.

5. Indikator Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1548 3096 4644 6192

4235

Nilai 4235 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, maka masuk

ke dalam kategori kurang baik karena berada di antara keduanya.

Indikator komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana termasuk

dalam kategori kurang baik karena dari hasil prosentase baru mencapai angka

68% dari yang diharapkan yaitu 70%. Komunikasi merupakan faktor penting

dalam menjalankan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan. Berdasarkan hasil

penelitian membuktikan bahwa komunikasi yang terjalin antara pelaksana

Page 162: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

PNPM Mandiri dengan masyarakat kurang baik karena sosialisasi yang tidak

efektif. Kegiatan sosialisasi kebanyakan hanya dihadiri oleh ketua RW, RT,

Kepala lingkungan dan anggota BKM serta masyarakat terdekat saja,

sedangkan masyarakat sebagai penerima manfaat dari program ini hanya

beberapa orang saja. Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya pemahaman

masyarakat terhadap program PNPM Mandiri.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik

Sangat Tidak Baik Tidak Baik Baik Sangat Baik

1548 3096 4644 6192

4301

Nilai 4301 termasuk dalam kategori interval tidak baik dan baik, maka masuk

ke dalam kategori baik karena lebih mendekati kategori baik.

Indikator lingkungan ekonomi, sosial, dan politik termasuk dalam

kategori baik karena hampir mendekati nilai yang diharapkan yaitu 69%.

Berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa lingkungan sosial dan

politik sangat mendukung adanya program PNPM Mandiri ini, dimana adanya

dukungan yang positif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah. Masyarakat di

Kelurahan Ketapang dalam kehidupan sehari-hari masih saling membantu dan

bersifat kekeluargaan oleh karena pengembangan masyarakat mencakup

serangkaian kegiatan untuk mambangun kesadaran kritis dan kemandirian

masyarakat. Pemerintah Daerah juga sangat mendukung program ini karena

ikut membantu menyelesaikan permasalahan di daerahnya untuk mengurangi

Page 163: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

kemiskinan dan memberdayakan masyarakat supaya mandiri. Tanpa adanya

dukungan dari pemerintah maka tujuan yang ingin dicapai akan sulit

direlisasikan. Namun dari segi ekonomi masih terdapat kendala yaitu masih

terbatasnya jumlah anggaran yang diterima pelaksana PNPM Mandiri untuk

melaksanakan kegiatan.

Berdasarkan perhitungan dan pengujian hipotesis diketahui bahwa tingkat

implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri

Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang adalah sebesar 68,29 persen dari

nilai ideal yang diharapkan. Hal tersebut berarti bahwa tingkat implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan

2009 di Kelurahan Ketapang masih kurang maksimal. Pengujian hipotesis

berdasarkan uji hipotesis satu pihak yang menunjukkan Ho diterima dan Ha

ditolak. Jadi hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa tingkat implementasi

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan

2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang masih kurang

maksimal dan paling tinggi 70 persen dari apa yang diharapkan dapat diterima,

atau tidak terdapat perbedaan antara yang diduga dalam populasi dengan data

yang terkumpul dari sampel.

Pembahasan selanjutnya peneliti akan menjawab perumusan masalah yang

terdapat pada bab 1 yaitu mengenai seberapa besar tingkat implementasi Program

Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di

Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, yaitu bahwa besar

tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Page 164: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Mandiri Tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota

Tangerang masih kurang maksimal. Hal ini ditunjukan dari hasil perhitungan pada

tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

Mandiri di Kelurahan Ketapang tersebut. Skor ideal instrumen adalah 4 x 30 x

258 = 30960. (4 = nilai dari setiap jawaban pertanyaan yang diajukan pada

responden, 30 = jumlah item pertanyaan yang diajukan kepada responden, 258 =

jumlah sampel yang dijadikan responden), sedangkan hasil kuesioner

pengumpulan data adalah sebesar 21145. Dengan demikian nilai tingkat

implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di

Kelurahan Ketapang adalah 21145 : 30960 = 0,6829 atau 68,29 persen. Pengujian

hipotesis pada bahasan sebelumnya menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha

ditolak. Berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa tingkat

implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri di

Kelurahan Ketapang mencapai angka 68,29 persen dari yang diharapkan.

Dari pengolahan data diatas dapat diketahui bahwa interval untuk masing-

masing indikator pada tingkat implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri di Kelurahan Ketapang adalah cukup tinggi yaitu

hampir mendekati kategori baik. Hal ini sesuai dengan hasil hipotesis yang

didapat yaitu 68,29 persen dari yang diharapkan yaitu maksimal 70 persen.

Artinya bahwa dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri masih dihadapkan

pada beberapa hambatan. Oleh karena itu perlu ditingkatkan lagi kesiapan

pemerintah dan masyarakat dalam menyambut dan melaksanakan program PNPM

tersebut.

Page 165: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Kegiatan sosialisasi yang tidak efektif merupakan salah satu hal yang

menjadi hambatan dalam program ini. Fakta yang ada di lapangan bahwa masih

banyak masyarakat yang belum tahu dan mengerti tentang PNPM Mandiri. Dalam

melaksanakan sebuah kebijakan atau proram-program yang diberikan pemerintah

komunikasi dan koordinasi merupakan hal penting yang harus dilakukan. Bentuk

komunikasi tersebut salah satunya yaitu dengan sosialisasi, jika sosialisasi

dilakukan dengan baik dan benar maka kesalahan-kesalahan akan sangat kecil

untuk terjadi dalam proses implementasi.

Hambatan lainnya yaitu program PNPM Mandiri ini hanya sebatas

memberikan pembinaan atau keterampilan saja dan tidak berkelanjutan. Padahal

program PNPM Mandiri ini merupakan salah satu program pemerintah untuk

mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara

melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti belajar keterampilan menjahit,

membuat anyaman atau kerajinan tangan dan lain-lain. Namun kegiatan-kegiatan

tersebut hanya dilaksanakan pada saat ada kegiatan saja, setelah program selesai

masyarakat kembali seperti sebelumnya. Jika masyarakat mau lebih bekerja keras

lagi dan memiliki motivasi yang tinggi serta didukung dengan ide-ide yang kreatif

maka kegiatan-kegiatan yang pernah dilksanakan dapat dikembangkan lagi

sehingga program tersebut menjadi berkelanjutan, bahkan bisa menambah

pendapatan dan juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lain.

Page 166: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam penelitian tentang tingkat Implementasi Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan

Ketapang Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang, peneliti menggunakan teori dari

Van Metter dan Van Horn yang disebut dengan A Model of The Policy

Implementation. Ada enam indikator implementasi kebijakan dari Van Metter dan

Van Horn yang kemudian digunakan sebagai indikator untuk mengukur tingkat

implementasi PNPM Mandiri di Kelurahan Ketapang, yaitu Ukuran dan Tujuan

Kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik Agen Pelaksana, Sikap/Kecenderungan

Para Pelaksana, Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana, dan

Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.

Untuk mengukur tingkat implementasi PNPM Mandiri pada penelitian ini

adalah melalui penyebaran kuesioner dengan menggunakan teori dari Van Metter

dan Van Horn yang di dalamnya terdapat 6 indikator yang terdiri dari 14 sub

indikator, di mana seluruh indikator tersebut terdapat 30 pernyataan yang diajukan

kepada responden. Adapun hasil penelitian berdasarkan masing-masing indikator

adalah sebagai berikut:

Indikator pertama yaitu ukuran dan tujuan kebijakan yang terdiri dari 2 sub

indikator yang didalamnya terdapat 4 pernyataan. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa indikator ukuran dan tujuan kebijakan mencapai angka 63%.

Page 167: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Hal ini dapat diartikan bahwa tujuan dari PNPM Mandiri di Kelurahan Ketapang

belum tercapai, karena masih banyak masyarakat yang belum tahu dan paham

tentang PNPM Mandiri dan masih banyak masyarakat miskin yang belum

meerasakan manfaat dari kegiatan PNPM Mandiri tersebut.

Indikator kedua yaitu sumber daya yang terdiri dari 2 sub indikator yang di

dalamnya terdapat 4 pernyataan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa

sumber daya untuk mendukung pelaksanaan program PNPM Mandiri diantaranya

sumber daya manusia dan sumber daya finansial mencapai angka 65%. Dari

sumber daya manusia sudah cukup baik tetapi masih terdapat kekurangan dari

sumber daya finansial yaitu dana yang tersedia belum bisa mencakup seluruh

kegiatan atau pembangunan infrastruktur secara keseluruhan.

Indikator ketiga yaitu karakteristik agen pelaksana yang terdiri dari 3 sub

indikator yang di dalamnya terdapat 6 pernyataan. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa indikator karakteristik agen pelaksana sudah mencapai angka

70%. Indikator ini dinilai sudah cukup baik karena para pelaksananya dapat

bertindak tegas kepada masyarakat. Selain memberikan teguran, para petugas juga

memberikan motivasi untuk menumbuhkembangkan kesadaran masyarakat dalam

pelaksanaan kegiatan PNPM Mandiri.

Indikator keempat yaitu sikap/kecenderungan para pelaksana yang terdiri

dari 2 sub indikator yang di dalamnya terdapat 4 pernyataan. Dari hasil penelitian

menunjukkan bahwa indikator indikator sikap/kecenderungan para pelaksana

mencapai angka 70%. Mayoritas masyarakat menjawab setuju dan menilai baik

sikap ramah dan disiplin dari para pelaksana, karena setiap kegiatan dapat

Page 168: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

dijalankan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksana

PNPM Mandiri juga bersikap ramah dan bersahabat kepada masyarakat sehingga

ada kedekatan antara pelaksana dengan masyarakat dan pada akhirnya mendorong

masyarakat untuk berpartisipasi dalam program tersebut.

Indikator kelima yaitu komunikasi antarorganisasi dan aktivitas pelaksana

yang terdiri dari 3 sub indikator yang di dalamnya terdapat 6 pernyataan. Dari

hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator komunikasi antarorganisasi dan

aktivitas pelaksana mencapai angka 68%. Komunikasi yang terjalin antara

pelaksana PNPM Mandiri dengan masyarakat kurang baik karena sosialisasi yang

tidak efektif. Kegiatan sosialisasi kebanyakan hanya dihadiri oleh ketua RW, RT,

Kepala lingkungan dan anggota BKM serta masyarakat terdekat saja, sedangkan

masyarakat sebagai penerima manfaat dari program ini hanya beberapa orang saja.

Hal inilah yang mengakibatkan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap

program PNPM Mandiri.

Indikator keenam yaitu lingkungan ekonomi, sosial, dan politik yang

terdiri dari 3 sub indikator dan di dalamnya terdapat 6 pernyataan. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa indikator lingkungan ekonomi, sosial, politik

mencapai angka 69% dan dapat dikatakan baik. Program PNPM Mandiri ini

mendapat dukungan yang positif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah.

Pemerintah Daerah sangat mendukung program ini karena ikut membantu

menyelesaikan permasalahan di daerahnya untuk mengurangi kemiskinan dan

memberdayakan masyarakat supaya mandiri. Tanpa adanya dukungan dari

pemerintah maka tujuan yang ingin dicapai akan sulit direlisasikan. Namun dari

Page 169: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

segi ekonomi masih terdapat kendala yaitu masih terbatasnya jumlah anggaran

yang diterima pelaksana PNPM Mandiri untuk melaksanakan kegiatan.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan di

atas dengan judul “Tingkat Implementasi Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat (PNPM) Mandiri tahun 2007 dan 2009 di Kelurahan Ketapang

Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang”, peneliti memberikan saran sebagai

berikut:

1. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, petugas pelaksana PNPM Mandiri

sebaiknya lebih teliti lagi dalam mengidentifikasi masalah yang ada di

masyarakat agar program PNPM Mandiri ini berjalan sesuai dengan sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengurangi jumlah penduduk

miskin dan memberdayakan masyarakat.

2. Agar sosialisasi dapat berjalan dengan baik maka perlu ditingkatkan

koordinasi dan komunikasi antara lembaga pelaksana yaitu antara BKM

Sejahtera dengan masyarakat, karena dengan adanya komunikasi yang baik

maka penyampaian informasi dari tingkat atas (pelaksana) sampai tingkat

bawah (masyarakat) akan lebih mudah diterima sehingga masyarakat lebih

tahu dan paham tentang PNPM Mandiri.

3. Dalam proses pelaksanaan kegiatan agar dapat berjalan lancer sesuai dengan

prosedur maka perlu ditingkatkan pengawasan oleh ketua BKM beserta

anggotanya yakni dengan memberikan teguran dan motivasi kepada

masyarakat untuk meningkatkan atau menumbuh kembangkan kesadaran kritis

Page 170: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

masyarakat dalam melaksanakan setiap kegiatan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan dan membangun masyarakat yang mandiri.

4. Dalam melaksanakan kegiatan sosial sebaiknya pihak penyelenggara PNPM

Mandiri memberikan kegiatan-kegiatan yang lebih menarik dan bermanfaat

tetapi dengan biaya yang murah kepada masyarakat untuk memudahkan

masyarakat mengembangkan usaha tersebut. Misalnya membuat kerajinan

tangan yang berasal dari sumber daya yang ada di daerah tersebut seperti

membuat tikar anyaman yang terbuat dari daun pandan atau alang-alang dan

anyaman yang terbuat dari resam. Selain itu dapat juga membuat rangkaian

bunga dari sedotan, bahannya bisa didapat dengan menggunakan sedotan

bekas yang sudah tidak terpakai. Jadi untuk membuat kerajinan itu tidak perlu

membutuhkan biaya yang mahal akan tetapi bisa memanfaatkan sumber daya

yang ada di daerah tersebut dengan sebaik mungkin.

Page 171: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adi, Isbandi Rukminto. 2003. Pemberdayaan, pengembangan Masyarakat dan

Intervensi Komunitas. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI

Agustino, Leo. 2006. Politik dan Kebijakan Publik. Bandung: AIPI Bandung-

Puslit KP2W Lemlit Unpad

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta:rineka Cipta

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama

Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media

Group

Islamy, Irfan. 2004. Prinsip -prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Jakarta:

Bumi Aksara

Kaho, Josef Riwu. 2007. Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Karina. 2003. Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan. Jakarta: Gramedia

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, dan Peluang. Jakarta: Erlangga

Makmur, Syarif. 2008. Pemberdayaan SDM dan Efektivitas Organisasi. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada

MS, Wahyu. 2005. Perubahan Sosial dalam Pembangunan. Jakarta: Mitra Utama

Nugroho, Iwan dan Rokhmin Dahuri. 2004. Pembangunan Wilayah: Perspektif

Ekonomi, Sosial, dan Lingkungan. Jakarta: LP3ES

Nugroho, Rian. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan Evaluasi.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Parson, Wayne. 2006. Public Policy: Pengantar Teori dan Praktik Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Page 172: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Purwanto. 2007. Instrumen Penelitian dan Pendidikan:Pengembangan dan

Pemanfaatan. Yogyakarta:Pelajar

Rochaety, Ety dkk. 2009. Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS.

Jakarta: Mitra Wacana Media

Seabrook, Jeremy. 2006. Kemiskinan Global. Yogyakarta: Resist Book

Singarimbun, Masri dkk. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: Pustaka LP3ES

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sumodiningrat, Gunawan. 2007. Pemberdayaan Sosial: Kajian Ringkas tentang

Pembangunan Manusia Indonesia. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara

Syafiie, Inu Kencana. 2008. Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia

(SANRI). Jakarta: Bumi Aksara

Tangkilisan, Hessel Nogi. 2005. Manajemen Publik. Jakarta: PT. Gramedia

Widiasarana Indonesia

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1995. Pengantar Administrasi Pembangunan. Jakarta:

LP3ES

Wahab, Solihin Abdul. 2008. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi ke

Implementasi Kebijakan Negara. Jakkarta: Bumi Aksara

Wicaksono, Kristian Widya. 2006. Administrasi dan Birokrasi Pemerintah.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Sumber Lain

Agoes Widjanarko. 2007. Petunjuk Pelaksanaan PNPM Mandiri. Jakarta :

Departemen Pekerjaan Umum. Direktorat Jenderal Cipta Karya

Chamsyah, Bachtiar. 2007. Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Indonesia

Upaya Menangani Permasalahan Sosial Kemiskinan

http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=21

6&Itemid=76, tanggal akses 12 Mei 201

Modjo, Ikhsan. 2008. Menyikapi Penurunan Angka kemiskinan.

http://mimodjo.blogspot.com/2008/07/menyikapi-penurunan-angka-

kemiskinan.html. Tanggal akses 25 April 2010

Page 173: TINGKAT IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL …repository.fisip-untirta.ac.id/1233/1/SKRIPSI NURMALASARI... · 2019-01-28 · Ketua BKM Sejahtera di Kelutahan Ketapang. 12. Untuk semua

Moelya, Febryna ”ryn”. 2010. Implementasi Kebijakan.

http://rynmoelya.blogspot.com/2010/11/implementasi-kebijakan.html.

Tanggal Akses 25 Februari 2010

Ridwan, Muhammad. 2009. Memahami Masalah Kemiskinan di Indonesia.

http://www.mediawarga-bogor.co.cc/2009/01/memahami-masalah-

kemiskinan-di.html

Ritonga, Hamotangan. Penyebab Kegagalan Kemiskinan.

http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/ekonomi. Tanggal akses 12 Mei

2010

Sahdan, Gregorius. 2005. Ekonomi Rakyat dan Kemiskinan.

http://www.ekonomirakyat.org/edisi.22/artikel_6.html, tanggal akses 25

April 2010

Sidabutar, Albert. 2008. Indikator kemiskinan pada satu Rumah Tangga Miskin.

http://bersamatoba.com/tobasa/berita/14-indikator-kemiskinan-di-rumah-

tangga, tanggal akses 27 Mei 2010

Tim Penyusun. 2007. Modul PJM Pronangkis. Jakarta : Departemen Pekerjaan

Umum. Direktorat Jenderal Cipta Karya

http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan, tanggal akses 12 Mei 2010