Tinggalkan Mental Burukmu!
-
Upload
ciaeleonora -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Tinggalkan Mental Burukmu!
Tinggalkan Mental Burukmu!
Di tengah persaingan dunia global, manusia semakin dituntut untuk semakin maju. Tak
dapat dipungkiri, peradaban manusia menjadi semakin maju dari hari ke hari. Hal ini tentunya
berdampak pada peningkatan persaingan dunia global sehingga mau tidak mau kita harus
memajukan diri kita sendiri. Di Indonesia misalnya, sarjana sudah mengantre untuk melamar
pekerjaan namun hasilnya masih ada sebagian besar yang tidak mendapatkan pekerjaan sehingga
mengharuskan dirinya berubah status menjadi “pengangguran”. Begitulah yang terjadi setiap
tahunnya terutama di Indonesia. Timpangnya jumlah lowongan pekerjaan dengan pelamar
pekerjaan mengharuskan adanya persaingan sengit di antara para pelamar pekerjaan sehingga
hanya yang terbaiklah yang akhirnya mendapat pekerjaan. Sementara yang lainnya? Belum jelas
nasibnya. Bagaimana dengan pemerintah? Seharusnya negara mampu menjawab persoalan ini
karena menjadi tugas bagi pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya.
Namun, penduduk Indonesia juga sangat “melimpah”, banyak yang membutuhkan pekerjaan,
tidak hanya sarjana yang baru lulus, sarjana-sarjana yang lulusnya tahun-tahun lalu pun
berlomba-lomba mencari pekerjaan, bahkan yang sudah berumur pun ingin mempunyai
pekerjaan tambahan demi mencukupi kebutuhan keluarga yang terus bertambah.
Terlepas hal tersebut, penduduk dunia juga semakin bertambah setiap tahunnya. Dapat
dikatakan bahwa kita tidak hanya bersaing dengan sesama Warga Negara Indonesia tapi juga
dengan Warga Negara Asing. Mengapa begitu? Persaingan pekerjaan tidak lagi bersifat lokal,
dunia sudah mengglobal yang mana memudahkan akses bagi negara lain untuk masuk ke negara
kita, begitu pula sebaliknya. Semua manusia butuh makan dan mempunyai banyak kebutuhan
lainnya. Wajar apabila saat ini kita bersaing satu sama lain untuk mendapatkan kualitas hidup
yang lebih baik. Kita pun juga mempunyai kesempatan yang sama untuk memperbaiki kualitas
hidup kita. Tidak menjadi masalah apabila warga asing bekerja di dalam negeri asalkan memang
memenuhi persyaratan yang diminta pemerintah Indonesia serta perusahaan, asalkan semuanya
fair.
Bagaimana dengan kita, warga Indonesia, agar tidak kalah saing? Jawabannya ada pada diri kita masing-masing yakni sikap kita, apalagi sebagai generasi muda kita harus berusaha agar sejajar dengan SDM di negara maju. Sering digaungkan “Revolusi Mental” oleh Presiden Jokowi yang intinya mengajak masyarakat Indonesia untuk segera mengubah dirinya. Menurut Koentjaraningrat, mentalitas masyarakat Indonesia dihinggapi oleh kelemahan yakni
meremehkan mutu, suka menerabas, tak percaya diri sendiri, tak berdisiplin murni, dan suka mengabaikan tanggung jawab.1, p.45.
1 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004