tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang...

18
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional suatu bangsa tidak hanya perlu dilandasi oleh investasi fisik, tetapi harus pula dilandasi oleh investasi sumber daya manusia melalui proses pendidikan, latihan dan pengembangan yang dikaitkan dan sesuai dengan program dalam peren- canaan tenaga kerja. Selain itu perlu pula didorong oleh perubahan sistem nilai pendukung produktivitas, yaitu: etos kerja, disiplin dan motivasi serta orien- tasi ke masa depan. Dalam pengembangan sumber daya manusia produktif diperlukan suatu tahapan proses pengembangan melalui tenaga kerja terdidik, terlatih, profesional, mandiri dan kreatif serta inovatif. Profil, peranan dan tantangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu masalah yang perlu dikaji, terutama dilihat dari perencanaan tenaga kerja. Bertitik tolak pada asumsi bahwa untuk mampu tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, maka perlu diperhatikan ungkapan yang diutarakan oleh Bapak Soeharto, Presiden Republik

Transcript of tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang...

BAB I

PENDAHULUAN

A. PERMASALAHAN

1. Latar Belakang Masalah

Pembangunan Nasional suatu bangsa tidak hanya

perlu dilandasi oleh investasi fisik, tetapi harus

pula dilandasi oleh investasi sumber daya manusia

melalui proses pendidikan, latihan dan pengembangan

yang dikaitkan dan sesuai dengan program dalam peren-

canaan tenaga kerja. Selain itu perlu pula didorong

oleh perubahan sistem nilai pendukung produktivitas,

yaitu: etos kerja, disiplin dan motivasi serta orien-

tasi ke masa depan.

Dalam pengembangan sumber daya manusia produktif

diperlukan suatu tahapan proses pengembangan melalui

tenaga kerja terdidik, terlatih, profesional, mandiri

dan kreatif serta inovatif.

Profil, peranan dan tantangan sumber daya manusia

yang berkualitas merupakan suatu masalah yang perlu

dikaji, terutama dilihat dari perencanaan tenagakerja.

Bertitik tolak pada asumsi bahwa untuk mampu

tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang

berkualitas, maka perlu diperhatikan ungkapan yang

diutarakan oleh Bapak Soeharto, Presiden Republik

Indonesia dalam pidato kenegaraan, tanggal 16 Agustus

1984 yaitu sebagai berikut:

Yang menjadi andalan utama pembangunannasional kita bukanlah kekayaan yang berlimpahruah, melainkan kualitas manusia indonesia.Kualitas manusia Indonesia itulah yang akanmenentukan berhasil atau tidaknya usaha kitauntuk tinggal landas nanti.

Terlepas dari pandangan hidup, latar belakangbudaya, perkembangan sejarahnya, banyak bangsayang maju karena berhasil meningkatkan kualitasmanusia, walaupun mereka miskin dengan kekayaanalam.

Dari pidato tersebut, semakin jelaslah kiranya

bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan

kunci untuk mampu tinggal landas.

Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia untuk tinggal landas dalam kurun waktu

Jangka Panjang Duapuluh Lima Tahun Kedua, adalah

merupakan sasaran strategis yang harus dapat dicapai.

GBHN/TAP MPR 11/1988 mengisyaratkan bahwa:

"Jumlah penduduk yang sangat besar, apabila dapat

dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efektif, akan merupakan modal pembangunan yang besar dan

sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembagunandisegala bidang".

GBHN/TAP MPR 11/1993, mengisyaratkan pula bahwa:

Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah

"Penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya

manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan

nasional".

Dengan memperhatikan GBHN tahun 1983 dan tahun

1993 tersebut, maka jelaslah bahwa : Apabila sumber

daya manusia tidak dibina dan dikembangkan kualitas-

nya, maka sumber daya manusia dalam jumlah besar tidak

akan menjadi modal pembangunan atau aset nasional,

tetapi akan menjadi beban dan penghambat pembangunan.

Kualitas sumber daya manusia, sangat tergantung

dari kemampuan pengembangan sumber daya manusia, dan

pengembangan sumber daya manusia akan tergantung pada

pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang diperoleh.

Kinerja dan produktivitas tenaga kerja akan

sangat ditentukan oleh program pendidikan dan latihan

serta pengembangan.

Pendidikan dan latihan dilingkungan pegawai

negeri sampai saat ini dirasakan masih belum sempurna

dan belum luas daya jangkaunya sehingga belum menjadi-

kan pegawai negeri mencapai mutu kerja yang tinggi dan

belum tanggap menyerap perkembangan-perkembangan

mutakhir.

Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 (Bab

VI bagian F butir 41) memberi arahan yang jelas, yaitu

sebagai berikut:

"Pembangunan aparatur negara diarahkan untukmewujudkan aparatur negara yang handal sertamampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraantugas pemerintahan umum dan pembangunan denganefisien, efektif dan terpadu, yang didukung olehaparat negara yang profesional, bertanggungjawab, bersih dan berwibawa serta menjunjungtinggi keadilan. Pendayagunaan aparatur negaraterus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengankualitas, efesiensi pelayanan dan pengayomankepada masyarakat serta kemampuan profesional dankesejahteraan aparatnya. Hal tersebut merupakantantangan dan pekerjaan yang harus ditangani.

Pembangunan Nasional Jangka Panjang (PJP II) yang

menekankan kepada pengembangan sumber daya manusia,

memerlukan pegawai yang berkualitas dan profesional.

Sementara itu masih dirasakan adanya kesenjangan

antara kemampuan profesional aparatur/ pegawai yang

ada pada saat ini, dengan kemampuan profesional yang

diharapkan/diantisipasi untuk melaksanakan PJP n.

Kesenjangan tersebut perlu segera diatasi dengan jalan

meningkatkan kemampuan profesional dan/atau menyiapkan

kader melalui pendidikan yang variatif termasuk

pendidikan tinggi yang secara khusus diselenggarakan

untuk menunjang/mempersiapkan hal tersebut.

Adanya arus globalisasi yang menimbulkan peruba

han lingkungan secara global, regional dan nasional

yang sangat cepat, menjadikan masyarakat antar bangsa

makin saling tergantung, sehingga tidak clapat mengi-

solasi diri dari dunia sekitar. Perubahan yang cepat,

adanya saling ketergantungan satu sama lain senantiasa

dapat menimbulkan masalah yang kompleks dan rumit

sehingga memerlukan wawasan yang luas dalam melakukan

pendekatan dan pemecahannya. Ini menuntut adanya

orientasi baru dalam penyelenggaraan pelayanan atau

layanan administrasi pemerintah dan bisnis, dewasa ini

maupun dimasa yang akan datang.

Belum tercapainya layanan administrasi yang

diperlihatkan/diberikan oleh pegawai negeri secara

optimal, menuntut peningkatan kinerja pegawai negeri

termaksud agar mempunyai wawasan luas dengan tetap

didasarkan oleh nilai-nilai luhur kehidupan bangsa.

Kecenderungan tersebut akan masih berlangsung

lama dimasa depan.

Usaha untuk mewujudkan manusia produktif, tidak

dapat lepas dari peran pendidikan, terutama jenjang

pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan tinggi berorien-

tasi pada penyiapan tenaga kerja yang berkemampuan

akademis dan atau profesional (P.P No. 30/ 1990 Bab IIPasal 2 ayat 1).

Dengan demikian pendidikan tinggi menjadi sarana

kunci bagi pembangunan bangsa, sehingga kepedulian

terhadap peningkatan kualitas jenjang pendidikan

tinggi menjadi keharusan yang mendesak agar keluaran

yang dihasilkan menjadi investasi sumber daya manusia

yang benar-benar produktif.

Dalam rangka merealisasikan keluaran pendidikan

tinggi yang berkualitas, perguruan tinggi denganberbagai unsur didalamnya mempunyai peran yang strate-

gis. Namun pada kenyataannya, perguruan tinggi mengha-dapi berbagai masalah yang intinya berfocus padaproduktivitas pendidikan yang masih rendah.

Rendahnya produktivitas pendidikan antara laindibuktikan dengan:

1. Kualitas pendidikan yang masii rendah2. Pendidikan yang belun relevan dengan kebutuhan

pembangunan akan tenaga terampil3. Manajemen pendidikan yang belum tertata secara

efisien ( Tilaar, 1991 : 5 )

Permasalahan pokok pendidikan di Indonesicdewasa mi dan masa mendatang berkisar padkualitas produktivitas pendidikan nasional vanmasih harus ditingkatkan, baik dari segi prestasib"TnH K^1 Segl Pr°SeS atau kemampuan untukbertumbuh yang belum mantap ( Engkoswara, 1992 :i- ~ £. ) .

Disamping itu, dilingkungan perguruan tinggiterdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan, sepertiyang terdapat dalam ketetapan MPR Nomor ll/MPR/1983,yaitu sebagai berikut:

1. Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat

a

a

yang

2. Mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmupengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh

pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawabyang besar terhadap masa depan bangsa dannegara Indonesia dalam rangka pelaksanaan TriDharma Perguruan Tinggi.

3. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagaimasyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoralPancasila dan berkepribadian Indonesia.

Dengan adanya perubahan aspirasi dan kebutuhan

masyarakat, maka agar lulusan perguruan tinggi dapat

semakin produktif dalam bekerja, mengisyaratkan kepada

perguruan tinggi agar dapat selalu mengantisipasi

aspirasi dan kebutuhan tersebut. Kemauan dan kemampuan

mengantisipasi termaksud, salah satu upayanya diwujud-

kan dalam kesediaan untuk mengadakan studi evaluatif

terhadap lulusan dalam melaksanakan tugas ( bekerja ).

Perlu disadari bahwa dengan kondisi jumlah

penduduk yang besar, apabila kualitas sumber daya

manusia rendah dan tidak optimal pemanfaatannya, maka

hal termaksud bukan lagi menjadi "aset negara" tetapi

justru menjadi "beban negara". oleh sebab itu maka

Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta dan

Perguruan Tinggi Kedinasan diharapkan dapat lebih

berperan guna mempersiapkan tenaga pembangunan yanglebih berkualitas.

Dalam rangka mempersiapkan tenaga pembangunan

yang berkualitas tersebut maka berdasarkan Keputusan

Presiden nomor 34 tahun 1972 tentang pembagian tanggung

jawab pendidikan dan latihan, diutarakan bahwa:

"Ketua Lembaga Administrasi Negara bert.ugas dan

bertanggung jawab atas pembinaan pendidikem dan lati

han khusus pegawai negeri "

Untuk melaksanakan Keputusan Presiden tersebut,

maka Lembaga Administrasi Negara telah mendirikan

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi

Negara Republik Indonesia (STIA LAN-RI), yang salah

satu kampusnya berada di Bandung.

STIA sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kedina-.

san dihadapkan pada tantangan yang sama, yaitu pembi

naan aparatur negara melalui pendidikan.

Kondisi obyektif yang ada dewasa ini menjadi

tantangan sekaligus membuka peluang bagi STIA untuk

mempersiapkan para lulusannya yang perlu memiliki

wawasan yang luas dan kemampuan profesional dalam

bidang administrasi dan manajemen.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah

dikemukakan, yang salah satunya adalah adanya isu

tentang rendahnya produktivitas pendidikan tinggi,

menunjukkan adanya sesuatu yang kurang dalam

penyelenggaraan/pengelolaan perguruan tinggi. Pada

dasarnya, walaupun hasil pendidikan di STIA mempunyai

manfaat bagi pribadi lulusan, akan tetapi kegunaan

riel bagi Instansi pengguna/tempat lulusan bekerja,asih perlu untuk diketahui/diteliti . Untuk mem-

buktikannya, salah satu upayanya adalah dengan caramengadakan evaluasi terhadap kualitas lulusan yangdapat dilihat atau salah satu caranya dinilai melaluikinerjanya.

Secara skematis, ruang lingkup permasalahan

m

m

a yang tertera pada bagandapat digambarkan sebagaiman

berikut ini.

Jinaanl

Peng

ingan

>er

t

-> Pendidikan|->L

BAGAN 1

RUANG LINGKUP PERMASALAHAN PENELITIAN

I 1 Menteri Pendidikandan Kebudayaan

Pembinaan pendidik-|an umum & kejuruan I

Ketua LAM-RI

Pembinaan

Pendidikan

dan

Latihan

Pegawai

Negeri

LAN-RI

L_

| Sekolah'I TinggijIlmu| AdminisI trasi

| Jakarta

Bandung

h-Ujung

Pandang

Input

1 Pegawai Negeri

• Pegawai

Negeri Sipit

- ABRI

2 Pegawai Negeri

Sipil (PNS)

- PNS Pusat

• PNS Daerah

- PNS Menurut

UU No.8/1974

Proses

Pengalaman

Kerja

Kuliah

C Teori &

Praktek)

Bimbingan

Peneli tian

Skripsi

Uj ian

Sidang

1 1

| Mpnfpri T^nngR |1 Kerja |

| Pembinaan Latihan||Keahlian dan Ke- j| juruan tenaga 11 kerja bukan pega-1| wai negeri [1 i

10

]Kiner-j

11

Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya

identifikasi dengan mengacu kepada pertanyaan pokok

penelitian yang dirumuskan sebagai berikut:

"Sejauh manakah kinerja lulusan STIA-LAN Kampus

Bandung".

Pertanyaan pokok tersebut menyangkut beberapa

permasalahan, yang penulis jabarkan dalam beberapa

pertanyaan, yaitu sebagai berikut:

1. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat mempero-

leh tambahan ilmu pengetahuan.

2. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat melaksa

nakan tugas/pekerjaan dengan lebih lancar (dapat

lebih produktif dalam bekerja).

3. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat lebih

memahami situasi/lingkungan kerja.

4. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para

lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat termo-

tivasi untuk lebih berprestasi ditempat kerjanya.

5. Apakah ada manfaat penugasan atau pemberian ijin

mengikuti pendidikan di STIA dengan pembinaan dan

rencana pengembangan organisasi ditempat kerja

masing-masing lulusan STIA.

12

6. Faktor lain apakah yang selama proses belajar,

berpengaruh terhadap keberhasilan program pendidi

kan dalam kaitan/guna menunjang kinerja lulusanSTIA.

Permasalahan tersebut merupakan acuan penelitian

yang perlu dibahas secara rinci, agar dapat memberi

gambaran tentang kinerja lulusan STIA-LAN KampusBandung ditempat kerjanya masing-masing.

B. TUJUAN DAN KRITERIA KEBERHASILAN KINERJA

Tujuan penelitian ini, antara lain adalah:

1. Untuk dapat mengetahui lebih Ianjut tentang apakah

para lulusan STIA merasakan adanya nilai tambah

berupa ilmu pengetahuan, sehingga berpengaruhterhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang padaakhirnya diharapkan dapat berpengaruh pula terhadapkinerja di Instansi masing-masing.

2. Untuk dapat mengetahui tentang bagaiinana cara yangbaik dan tepat dalam mengadakan penyempurnaankonsep pendidikan di STIA pada m;.sa yang akandatang, agar para lulusan STIA merasa dapat lebih

>mpu (lebih berkualitas), sehingga kinerjanyaleningkat, dapat lebih berprestasi, dan pada akhir

nya dapat meningkatkan produktivitas kerja individudan Instansi tempat kerjanya.

mai

me

13

Kriteria Keberhasilan Kinerja:

Dalam menentukan kriteria keberhasilan kinerja,

perlu diperhatikan adanya faktor yang mempengaruhi

kinerja, yaitu sebagai berikut:

1. Ability2. Capacity3. Help

4. Incentive

5. Environment

6. Validity7. Evaluation

(Notoatmodjo, 1992 : 33)

Dari ketujuh faktor yang mempengaruhi kinerja

tersebut maka dapat ditentukan bahwa kriteria keberha

silan kinerja adalah sebagai berikut:

1. Adanya kemampuan mengaplikasikan ilmu pengetahuan

dan keterampilan.

2. Adanya sistem dan prosedur, yang dapat berupa

bantuan/pembinaan dan evaluasi.

3. Adanya lingkungan kerja, termasuk di dalamnya

kepuasan kerja.

4. Motivasi untuk lebih berprestasi.

Keseluruhannya tersebut, tertuang pada berbagai

aspek, dan khususnya dalam penelitian ini meliputi

yaitu sebagai berikut:

1. Kaitannya dengan adanya kemampuan untuk memahami

pengetahuan dan keterampilan, maka khusus bagi

STIA mengacu pada upaya mewujudkan lulusan yang

berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.

Hal termaksud dituangkan pada pertanyaan penelitian

nomor 1 yaitu tambahan ilmu pengetahuan, pembekalan

selama proses belajar mengajar yang mempengaruhi

keberhasilan pendidikan dan keberhasilan lulusan,

dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor 6, yaitu

faktor lain yang mempengaruhi kinerja.

2. Kaitannya dengan adanya sistem dan prosedur, maka

selain pengalaman lulusan, bantuan/pembinaan dan

evaluasi hasil kerja perlu dilaksanakan. Hal ter

maksud dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor

2 yaitu kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Kaitannya dengan adanya lingkungan kerja yang baik,

akan menciptakan ketertiban/disiplin, kepuasan

kerja dan keberhasilan kinerja, hal termaksud

tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 3 dan

nomor 5, yaitu pemahaman terhadap situasi/lingku

ngan kerja, dan rencana pengembangan pegawai/orga-

nisasi.

4. Kaitannya dengan motivasi untuk lebih berprestasi

tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 4.

Dengan lebih berkualitasnya lulusan, maka di

harapkan lulusan akan menunjukkan kinerja yang baik di

tempat kerjanya masing-masing. Di samping bekal ilmu

pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang ada,

kriteria keberhasilan kinerja perlu diperhatikan untuk

15

dipenuhi guna mewujudkan kinerja yang baik.

C. PENTINGNYA PENELITIAN

Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan

pengembangan pegawai negeri, terutama dalam atau

melalui pendidikan di STIA. Pendidikan sangat diperlu

kan (dalam hal ini khususnya bagi pegawai negeri),

agar supaya pegawai negeri dapat lebih terampil dan

mampu melaksanakan tugas sesuai dengan peranan yang

diberikan kepadanya. Sampai saat ini masih belum

pernah dilakukan suatu penelitian yang menyangkut

kinerja lulusan, setelah mengikuti pendidikan di STIA

dan kembali bekerja di Instansinya. Oleh sebab itu

penelitian tentang evaluasi hasil pendidikan di STIA

perlu dilakukan.

Penelitian ini penting untuk dilakukan karena

beberapa alasan, yaitu:

1. Program pendidikan khususnya pendidikan bagi peg

awai negeri, merupakan upaya pembinaan dan pengem

bangan sumber daya manusia. Salah satu wujud dari

pembinaan dan pengembangan termaksud adalah melalui

pendi^xkan di STIA, dimana lulusannya dipersiapkan

untuk menduduki golongan pangkat III A/Penata Muda

atau yang setingkat dalam suatu instansi. Disamping

itu penelitian ini dimaksudkan juga guna pemikiran

16

kembali tentang konsep atau program penyempurnaan

sistem pendidikan khususnya di STIA, agar dapat

mengupayakan konsep yang lebih terarah, sempurna

dan _^rmanfaat, agar menghasilkan lulusan yang

lebih berkualitas.

2. Apabila diadakan penghitungan secara kuantitatif,

maka program pendidikan di STIA telah cukup banyak

menghasilkan/mengeluarkan lulusan sejak berdirinya

STIA LAN Kampus Bandung tahun 1973. Sejak tahun

1983 sampai April 1994, jumlah lulusan adalah 2.871

orang, oleh sebab itu sudah waktunya untuk mengada-

kan pengkajian efektivitasnya dengan cara mengada

kan evaluasi tentang kinerja lulusan, ditempat

kerjanya masing-masing.

3. Bila diperhatikan dari segi ilmu pegetahuan, maka

keberadaan pendidikan kedinasan pegawai negeri,

merupakan salah satu bidang garapan administrasi

pendidikan yang belum banyak dibahas secara khusus,

sehingga dengan demikian diharapkan penelitian ini

dapat lebih menarik untuk dikaji lebih lanjut.

4. Dari penelitian ini, nantinya diharapkan dapat

menemukan konsep untuk perbaikan/penyempurnaan

pendi "i;kan, khusv ;:nya bagi Perguruan Tinggi

Kedinasan yang sampai saat ini masih perlu dibina

dan dikembangkan secara terus menerus. Dikaitkan

16

dengan tugas pokok Lembaga Administrasi Negara, ini

akan bermanfaat guna penyempurnaan dan pengembangan

kebijaksanaan lebihi lanjut, khususnya yang ber-

kaitan dengan pembinaan perguruan tinggi kedinasan

maupun pembinaan pegawai negeri.