Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

17
Pendidikan dan Pembangunan dalam Periode Tinggal Landas Oleh : Boediono Boediono, dilahirkan di Jakarta pada tanggaj 6 Juni 1945, adalah alumnus Fakuitas Ekonomi UGM, sedangkan gefar Ph.D. diperolehnya di University of California Berkeley. SaatinimenjabatsebagaiKepala Biro Perencanaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Ri. Pendahuluan Tahun ini adalah tahun terakhir dari periode Peiita V, dan sekaligus merupakan tahun terakhirdari era Pembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Pertama, yang telah dimulai sejaktahun 1969/70. Tahundepan mempakan awal dari periode Peiita VI d^ merupakanjuga awal dari eraPembangunan Jangka Panjang 25 Tahun Kedua y^g ditandai dengan periode "tinggal landas". Berbagai pemyataan, tulisan, maupun hasil diskusi menyatakan bahwa pembangunan sumber'daya manusia mendapat perhatian khusus dalam periode tinggal landas. Pembangunan pendidikan seringkali dipandangsemata-matasebagai suaiugejala^ penawaran atau supply phenomena di mana persoalan pokoknya terpusat pada bagaimana menghasilkanlulusan sebany'ak- banyaknya dan bagaimana meningkatkan mutu pendidikan itu sendiri. Dalam kenyataannya, pembangunan pendidikan itumerupakan suamgej alapermintaan atau demand phenomena di mana persoalan utamanya adalah untuk apa lulusan dihasilkanatauuntukapamutupendidikan itu ditingkatkan. Tentu saja kedua pandangan tersebut secara ideal hams dipertimbangkan secara simultan. Meskipun demikian, setiap tahap pembangunan pendidikan memerlukan tema atau tekanan sendiri-sendiri yaitu sesuai dengan lingkungan yang dituntut pada masing-masihg tahap pembangunan ekonomi khususnya dan pembangunan nasional umumnya. Pembangunan pendidikan dewasa ini agaknya dipandang sebagai gejala permintaan atau demand phenomena yang lebih mempersoalkan segi manfaat. Sesungguhnyalah bahwa pembangunan pendidikan, dalam jangka menengah dan jangka panjang, tidakdapatdilepaskandari lingkungan pembangunan nasional di mana proses pendidikan itu sendiri tumbuh dan dibesarkan; Mengingat investasi pendidikan

Transcript of Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Page 1: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Pendidikan dan Pembangunandalam Periode Tinggal Landas

Oleh : Boediono

Boediono, dilahirkan di Jakarta pada tanggaj 6Juni1945, adalah alumnus Fakuitas Ekonomi UGM,sedangkan gefar Ph.D. diperolehnya di University ofCalifornia Berkeley. SaatinimenjabatsebagaiKepalaBiro Perencanaan Departemen Pendidikan danKebudayaan Ri.

Pendahuluan

Tahun ini adalah tahun terakhir dariperiode Peiita V, dan sekaligus merupakantahun terakhirdari eraPembangunan JangkaPanjang 25 Tahun Pertama, yang telahdimulai sejaktahun1969/70. Tahundepanmempakan awal dari periode Peiita VI d^merupakanjuga awal dari eraPembangunanJangka Panjang 25 Tahun Kedua y^gditandai dengan periode "tinggal landas".Berbagaipemyataan, tulisan, maupunhasildiskusi menyatakan bahwa pembangunansumber'daya manusia mendapat perhatiankhusus dalam periode tinggallandas.

Pembangunanpendidikan seringkali• dipandangsemata-matasebagai suaiugejala^

penawaran atau supplyphenomena di manapersoalan pokoknya terpusat padabagaimanamenghasilkanlulusansebany'ak-banyaknya dan bagaimana meningkatkanmutu pendidikan itu sendiri. Dalamkenyataannya, pembangunan pendidikanitumerupakansuamgejalapermintaan atau

demand phenomena di mana persoalanutamanya adalah untuk apa lulusandihasilkanatauuntukapamutupendidikanitu ditingkatkan. Tentu saja keduapandangan tersebut secara ideal hamsdipertimbangkan secara simultan.Meskipun demikian, setiap tahappembangunan pendidikan memerlukantema atau tekanan sendiri-sendiri yaitusesuai dengan lingkungan yang dituntutpada masing-masihg tahap pembangunanekonomi khususnya dan pembangunannasional umumnya.

Pembangunan pendidikan dewasa iniagaknya dipandang sebagai gejalapermintaan atau demandphenomena yanglebih mempersoalkan segi manfaat.Sesungguhnyalah bahwa pembangunanpendidikan, dalam jangka menengah danjangkapanjang, tidakdapatdilepaskandarilingkunganpembangunannasionaldi manaproses pendidikan itu sendiri tumbuh dandibesarkan;

Mengingat investasi pendidikan

Page 2: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boediono, Pendidikan dan Pembangunan daJam Periode Tinggal Landas

merupakaninvestasijangkapanjang, makapelaksanaan pembangunan pendidikanmemerlukan fiemacam ideologi. Ideologiyang melandasi pembangunan pendidikan,

•yang selama ini seringkali digunakan,seperti diamanatkan dalam Pembukaan ^UUD 1945, yaitu "... mencerdaskankehidupan bangsa Oleh karena ituperwujudan' amanat tersebut lebihberorientasi pada peningkatan mutupendidikan.

Cuplikan tersebutmerupakan bagiandari amanat yang lebih utuh. Amanat utuhkiranya dapat digunakan sebagai ideologidalam pembangunan pendidikan di masadepan adalah"...memajukankesejahteraanumum, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan ikut melaksanakan keteitiban dunia

...". Dengan demikian arah pem^)angunanpendidikan dalam jangka panjangmencakup bukan hanya peningkatan mutuyang mencerminkan amanat"...mencerdaskan kehidupan bangsa...",melainkanmencakupjugapeningkatantarafhidup yang mencerminkan .amanat"...memajukankesejahteraanumum...", danmembangun pendidikan sesuai denganperkembangan iptek yang mencenninkanamanat "...ikut melaksanakan keteitiban

dunia...". Dengan demikian, pembangunaiipendidikan bukan hanya diorientasikanpada peningkatan mutu pendidikan,melainkan juga peningkatan taraf hidupsejalan dengan kemajuan ilmupengetahuandan teknologi.

Secara ringkas, pembangunanpendidikan dewasa ini danmenjelang masadepan agaknya perlu dipandang sebagaisuatu gejala permintaan atau demand phenomena yang berorientasi pada aspekmanfaat, dan investasinya kiranya perludilandaskan pada semacam ideologiperwujudanamanatPembukaan UUD 1945

yang utuh. Makalah ini, oleh karena itu,membahas tentang pembangunanpendidikan, sebagai salah satu faktor dalampembangunan sumberdayamanusia, dalamkaitannyadengan pembangunankhususnyadalam periode "tingg^ landas" yaitu erayang akan kita masuki di masa depan.

Kependudukan

Kependudukan merupakan sisipenyediaan (supply) dariproses pendidikanyaitu input dari mana kegiatan pendidikanitu berpangkal. Dari sisi penyediaanpendidikanatau segi kependudukan tumbuhkelompok penduduk usia yang merupakangelombang-gelombang anak didik yangakan melanda sistem pendidikan yangberlangsung dari satu periode waktu keperiode berikutnya.'^ Tingkah laku darigelombang-gelombang anak didik itu hamsdiwaspadai secara cermat dalampengamatan dan analisis pembangunanpendidikan dalam janga panjang, karenagelombang-gelombang anak didik tersebutakan timbul secara teratur dan bemmtan.

Jumlah penduduk akan meningkatdari 180,4juta pada tahun 1990; menjadi210,3 juta pada tahun 2000, dan menjadi253,7 juta pada tahun 2020, denganpertambahan yang semakin menumn.^^Angkapertumbuhanpendudukdi Indonesiatelah menurun dengan cepat sejak awaltahunPelita. Angkapertumbuhan penduduksebesar 1,64persen pada tahun 1990-1995,

1) Jumlah murid yang pertama kali melandaatau masuk tingkat 1 sekolah dasar, dalam jangkapanjang, dapat diamali sebagai suatu "gelombang"yang bergerak dari suatu waktu ke waktu yang Iain.

2) Aris Ananta dan Evi Nurvidya Arifin,Projection of Indonesian Population : 1990 • 2020,DemographieInstitute,PopulationProjectionSeriesNo. 2, January 1991, Jakarta.

Page 3: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17TAHUNXIIITRIWULANVI-1993

diperkirakan akan menunin sehinggamenjadi l,04persenpadatahun2005-2010,dan akan menuninlagi menjadi 0,66 persenpada 2015-2020. Angka kelahirannyadiperkirakan akan menunin juga dari 24,6pada tahun 1990-1995 menjadi 18,0 padatahun 2005-2010, dan turun lagi menjadi14,6 pada tahun 2015-2020. Sedangkanangka kematiannya akanjugamenurun dari8,3 pada tahun 1990-1995, menjadi 7,6pada tahun 2005-2010, dan akan menurunlagi menjadi 7,9 pada tahun 2015-2020.Menurunnya angka-angka tersebut sejakawal Pelitasecaracepattelahmenyebabkandemograhslebihawaldilndonesiadaripadadi negara-negara berkembanglairmya yangmemerlukan waktu lebih lama la^.

Angka ketergantungan (dependencyratio) yangmenuiijukkan anggotakeluargayang tergamtung pada kepala keluarga(bread winner) diperkirakan akan menurundari 66,15 persenpadatahun 1990, menjadi63,6padatahun2000,danturunlagimenjadi41,5 pada tahun 2020. Angkaketergantungan ini menunjukkan bahwadalam masa depan akan semakin banyakkepala keluarga yang bekerja sehinggasemakin kecil anggota yang tergantungkepadanya.

Tingkaturbanisasi (rate ofurbanization) yang menunjukkan perbandinganjumlah penduduk yang bermukim.di kotaterhadapmerekayangdi desamenunjukkankecenderungan yang semakin meningkaLDengan demikianmereka yangbermukimdi kota akan bertambah semakin banyak.Tingkaturbanisasi sebesar28,79pada tahun1990,diperkirakan akanmeningkatmenj adi36,46 pada tahun 2000, dan diperkirakanakan menurun lagi menjadi 52,22 padatahun 2020.

Struktur penduduk di masa depan

10

akan berubah. Penduduk usia di bawah 20

tahun, padatahun 1990,kiranyamerupakanjumlah yang paling besar dibandingkandengan' usia-usia lainnya. Pada tahun2005,strukturpenduduktersebutagaknyatembahmenjadi lebih tua, karena jumlah yangpaling besaradalah mereka yang berusia 30tahun ke bawah. Selanjutnya, pada tahun2020, struktur penduduk akan berubahbertambah tua, karena jumlah penduduklerbesar adalah mereka yang berusia 40tahun ke bawah. Dengan peikataan lain,strukturpenduduk yang sekarang berbentukpiramida yaitu lebih banyak usia muda,akan berubah menjadi stupa yaitu semakinlebih tua di masamendatang (lihatGambarStruktur Penduduk).

Kompisisi penduduk kelompokusiasekolah akan mengalami suatu gejalaperubah^. Penduduk kelompok usia 7-12tahun akan semakinberkurang yaitu sekitar26.0 juta pada tahun 1990, mencapaikejenuhan pada sekitar jumlah 25,0 jutapada tahun 1995, dan selanjutnya akansecara berangsur menurun perlahan Geveloff). Penduduk kelompok usia 13-15 tahunberjumlah 12,8 juta pada tahun 1990 akanmeningkatmenjadisejumlah 12,9jutapadatahun 1995, kemudian menujukkan gejalamenurun hingga mencapai sekitar 12,6jutapada tahun2020, dan menurun lagi menjadi12.1 juta pada tahun 2020. Pendudukkelompokusia 16-18 tahun akan meningkattern's dari sejumlah 10,5 juta pada tahun1990 menjadi 12,6 juta pada tahun 2015,dan kemudian akan menurun menjadi 12,3juta pada awal tahun 2020. Pendudukkelompokusia 19-24tahun akan meningkatdari sejumlah 20,6 juta pada tahun 1990,menjadi 25,6 juta pada tahun 2000, akantetapi menurun menjadi 24,7 jutapada lah^2020. Dengan perkataan lain, jumlah

Page 4: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boodiono, Penddikan danPembangunan dalam Periode Tinggal Landas

penduduk kelompbk usia sekolah dasar 7-12 tahun akan segera menunjukkan titikjenuhnya pada tahun 1995, sedangkankelompokusia 13-15 tahun akan mencapaititik baliknya pada tahun 2005, merekakelompok usia 16-18 tahun akan mulaimenunjukkan tanda-tanda menurun padaawal tahun 2020, dan kelompokusia 19-24tahun akan mulai menunjukkan gejalamenunm pada tahun 2020.

Secara ringkas, jumlah pendudukakan semakin bertambah tetapi dengantingkat pertambahan yang semakinmenurun. Angka ketergantungan akansemakin menurun, menunjukkan semakinberkurangnya mereka yang tergantungkepada kepalakeluargaataumeningkatnya,jumlah mereka yang bekeija. Tingkaturbanisasinya akan sem3kin meningkat,sehinggasemula seperempatdaripendudukbennukimmerijadi setengahdari pendudukbermukim di kota. Dengan demikian,permasalahan pembangunan akan teipusatpada daerah pedesaan yang semakinberkurang penduduknya dan daerahperkotaan yang semakin bertambahpenghuninya. Struktur penduduk di masadepan akan berubah sifamya dari lebihbanyak usia muda menjadi lebih banyakusia tua. Pembahan struktur penduduk inimempengaruhi jumlah peserta didik.

. Gelombang anak didik sekolah dasar akansemakin menurun, sedangkan gelombangsekolah lanjutan pertama dan atas akanmeningkat pada awalnya kemudian akanmenurun. Gelombang pendidikan tinggiakanmenurun menjelang akhir tahun2020.

Pergeseran Struktur Ekonomi danPerubahan Albkasi Tenaga Kerja.

Pada tahap awal pertumbuhanekonomi hampir semua negara tidakhanya

mempunyai satusektorekonomi; melainkandua. Boeke mengamati adanya dualismedalamperekonomianlndonesiapadazamankolonial. Pertumbuhan ekonomi berjalansangat lambat, atau hampir tidak tumbuh,karena sektor tradisional feodal dan sektormodem kapitalis hidup secara.berdampingandengantidaksalingpenganihmempengaruhi.^

Dualisme ekonomi ini dilihat jugaoleh ekonomi dari aliran "klasik", ArthurLewis. Dalam suatu ekonomi dengan."tenaga keija yang tidak terbatas", Lewismenandal adanya re-alokasi tenaga keijadari sektor pertanian subsisten (untukmemenuhi kebutuhan sendiri) ke sektorkapitalis (atau dalam pengertian ini adalahsektor industri).*^ Selanjutnya dikemuka-kan bahwa pertumbuhan ekonomi akanberlangsung apabila surplus yangdibentuk'oleh sektorkapitalisditanam kembali dalamperekonomian. ^ Re-alokasitenagakeija

3) Burger menyebut dua sistem ekonomisosial "pra-kapitalisme" dan "kapitalisme tinggi".LihatJiLBoekedanDil. Burger,EkonomiDualistisDialog Antara Boeke dan' Burger, Bhratara,Yojgyakarta 1973.BukuiniberisipidatoJ.H.Boekedalam pengukuhan guru besar luar biasa dalam ilmuekonomi kolonial-tropis pada Universitas Leidenpada tanggal IS Januari 1930 dengan judulDualistische Economie, serta lulisan D.H. Burgerdenganjudul "Boeke'sDualisme"yang terbitdalamJndonesie, tahun ke-7,1954, halaman 177-198.

4) Lihat Cris Manning dan Tadjuddin NoerEffendi, Urbanisasi, Pengangguran, dan SektorIn-/or/Tw/d/ATo/ajCetakankeduaYayasanPenerbitObor,Jakarta, 1990.

5)LihatArthurLewis, 'EconomicDevelopment with UnlimitedSupply of Labour", TheManchester School, nomor 22, May, 1954. Lihat jugamakalahpenulisyang sama,"FulherNotes:UnlimitedSupply of Labour", TheManchester School, Januari,1958.Makalah ini merupakan bahan pertimbanganutama atas diterimakannya Hadiah Nobel dalamIlmu Ekonomi pada tahun 1987.

11

Page 5: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNIStA, NO. 17TAHUN XIIITRIWULAN VI-1993

berlangsung karena tingkat upah di sektorpertaniari subsisten lebih rendah daripada'tingkat upah di sektor kapitalis.

Kuznets secara empirismengadakanpengkaji^teihadapperubahan-perubahanyangteijadi dalam pembangunandanhasilpengkajiannya kemudian dikenal sebagaisintesa pertumbuhan ekonoml modern.®^Pengkajian Kuznets tersebut dilanjutkanoleh Chenery danSyrquin berdasaikandatadari 111 negara menggunakan analisaekohometrik. Mereka antara lain

menganalisahubung^antarapertumbuhandan perubahan struktur ekonomi. Temuanmerekasama derigantemuan Kpznets yaitusemakin tinggi GNP, peranan sektorpertanian di dalam output dan kesempatankerja semakin menurun, sebaliknya peranan sektor industri dan jasa> semakinmeningkat.''^

Menurut Chenery, pada saat GNPper kapita sangat rendah (di bawah $100),peranan sektor pertanian sangat dominankarena menyumbang lebih dari 50 pereen,sedangkan sektor industri danjasamasing-masing hanya sekitar 10 dan 30 persen,sisanya sebesar 10 persen adalah sektorIain-lain. Pada saat GNP per kapitameningkat, peranan sektor pertaniansemakin menurunsementaraperan^keduasektoryanglain semakinmeningkaL KetikaGNP per kapita mencapai $1000, perananpertanian semakinmengecil, hanya sekitar12 persen; sedangkan peranan sektorindustri dan jasa masing-masing mencapai35 dan 44 persen. Titik temu antara sektorpertanian dan sektor industri terjadi padasaat GNP per kapita sekitar $350 denganmasing-masing sumbangannya terhadapGDP sebesar 25 persen.

Pergeseran komposisi tenaga kerjaberlangsung setelah berlangsungnyapergeseran struktur produksi. Pada saat

12

GNP per kapita $,100, komposisi tenagakeija di sektor pertanian sangat besar yaitusekitar 64 persen dari total tenaga keija.Sedangkan komposisi tenaga keija yangbekeija di sektor-sektor industri dan Jasamasing-masing baru 10 dan 26 persen.Dengan meningkatnya GNP per kapita,komposisi tenaga keija di sektor pertaniansemakin menurun sedangkan komposisitenaga kerja yang bekerja di sektor industridan jasa semakin meningkat. Ketika GNPperkapita$1000,00, komposisi tenagakerjayang bekeija di sektor pertanian tinggaal23 persen, sedangkan komposisinya disektorindustri menjadi 33 persendan sektor

'jasa sebesar 44 persen. Titik temu antarakomposisi tenaga keija yang bekeija disektor pertanian dan sektor industri teijadiketika GNP per kapita sekitar $680.

Struktur produksi Indonesia yangdiamati sejak tahun 1971 sampai tahun19818 mengalami pergeseran (lihatGambarStruktur Produksi). Pada tahun 1971,peranan sektor primer dalam GDP sangatdominan dengan persentasenya hampir 60persen, sedangkan sektor sekunderberperanan kecil dengan. persentasenyahanya kurang dari 10 persen. Sumbangansektor primer tersebut terus menurun daritahunke tahun berbarengandengan semakinmeningkatnyaperanansektorindustri. Padatahun 1988sumbangansektorprimersekitar35 persen dan sektor sekunder berperan

6)Lihat Kuznets, Simon, "Quantitative Aspects of theEconomicGrowth ofNations", EconomicDevelopment and Cultural Change, seri dari 10artikel, 1956-1957.

7) Lihat Chenery, HoUis B., "Patterns ofIndustrial Growth", American Economic Review, 50

: 624-54,1960.PeneIitianini kemudian direvisioleh

Chenery, H.B dan Syrquin. M. dalam 'Tattems ofDevelopment, 1950-1970", OxfordUniversityPress,London, 1975.

Page 6: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boedhno, Pendidikan dan Pembangunan daJam Periode Tinggal Landas

sekitar 25 persen.®^Berbeda dengan struktur produksi,

komposisi tenaga keija tidak mengalamiperubahan yang berarti selama dua dekadeterakhir.Padatahunl971,persentasetenaga 'keija yang bekeija di sektor primer sangattinggi, hampirTOpersen. Pereentase tersebutsecara perlahan menurun dan pada tahun1988 menjadi 55 persen. Menurunnyapersentase tenaga keija di sektor primertersebut temyatasedikit sekali yang diserapoleh sektor sekunder. Persentase tenagakerja di sektor sekunder hanya meningkatsedikit, dari 9 persen pada tahun 1971menjadi 12persen pada tahun 1988. Diluarharapan, sektor tersier mengalamipertumbuhan yang cepat dalam persentasetenaga keija, dari 24 persen di tahun 1971menjadi 36 persen pada tahun 1988.^^

Pergeseranstrukturekonomi tersebuttemyata tidak secara dengan sendirinyadiikuti dengan re-alokasi tenaga keija darisektor pertanian ke sektor industri yangmemerlukan pengetahuan yang lebihtinggi.'®^ Mereka yang bekeija di sektorpertanian bergeser ke sektor jasa yangmemerlukan tingkat pengetahuan danketerampilan yang tidak tinggi.Gejalamunculnya pedagang asongan, pedagangkecil kaki lima, kuli-kuli bangunanmerupakan gejala yangmenyertai perluasansektor jasa tersebut. Perluasan sektor jasasemacam itu memberikan pengaruh yang .sangatterbatasbagi pembangunanekonomi.Perluasan sektor-sektor dengan tingkatproduktivitas dan efiensi yang lebih tinggidiperlukan dalam pembangunan ekonomi.

Dalam periode tinggal landas akanterjadi suatu transformasi berpengaruhterhadap proporsi tenaga kerja menuruttingkat pendidikan. Anggaran yangdigunakan adalah bahwa perubahankoefisien industri menurut tingkat

pendidikanberlangsimgmenumtsuatupola'yang konsisten sejalan dengan prosespembangunan ekonomi dan perubahanstruktural. Data yang digunakan berasaldari negara-negara Tepian Pasifik (PacifikRim) yaitu Jepang, Korea, Hong Kong,Muangthai, Filipina, Singapura dan Indonesia tahun 1960-1987.

Pola keterkaitan antara pembangunan pendidikan dan pertumbuhanekonomi dapat digambarkan sebagaiberikut. Proporsi tenaga kerja yangberpendidikan dasar atau kurang akansemakin berkurang dengan meningkatnyapembangiman ekonomi dan mereka yangbeihasilmenamatkanpendidikanmenengahdan pendidikan tinggi akan semakinmeningkat. Tenaga kerja yang tidakmemperoleh pendidikan akan semakinmeningkat pada awal pembangunanekonomi, tetapi kemudian semakinmenumn pada t^ap pembangunan yanglebih tinggi bersamaan dengan

8) Lihat Boediono dan Abas Gozali,'Pendidikan danPergeseranStrukturalDalamPeriodeTinggal Landas", makalah disajikan pada LustrumKe-7 Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta. Proyeksi datanya lihat Boediono,"MenjelangPembangunanJangkaPanjangDuapuluhLima Tahun Kedua, 1993-2018 (Model EmpatSektor)", Pusat Informatika, Balitbang Depdikbud,Januari 1990.

9) Data diolah dari Biro Pusat Statistikmenggunakan klasifikasi sektor primer, sekunder,dan tersier. Mubyarto mengutip data Arsyad Anwardalam "MenerawangMasaDepan Pertanian Indonesia", Hutan, Perladangan dan Pertanian MasaDepan, PSPK, UGM, Yogyakarta, 1991,menggunakan klasiiikasilain mempunyai angkayangberbeda. Demikian juga Sukartawi dalam"Reorientasi Pendekatan Pembangunan Pertanian,Prisma, nomor 11, tahun XX, Nopember 1991.

10) Mengenai industrialisasi di Indonesia,lihatjugaHalHill, InvestasiAsing dan Industrialisasidi Indonesia, penerbit IP3ES, Jakarta, 1991.

13

Page 7: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17 TAHUNXIIITRIWULAN W-1993

meningkatnya jumlah mereka yangberpendidikan dasar, menerigah dan yangberpendidikan tinggi. Koefisienkumulatifhya diharapkan akan mening^atdengan meningkatnya pembangunan. Polapenibahan ini diharapkan akanberlangsungbersamaan dengan meningkatnyapembangunan nasional di masa depan (litiatGambarPolaStnikturPendidikanAngkatanKerja.).

Komposisi tenaga keija menunitpendidikan di Indonesia pada akhir tahun1980-anmenunjukkanbahwajumlahtenagakerja yang tidak bersekolah sebesar 53persen, mereka yang berpendidikan dasar>sebesar 34 persen, mereka yangberpendidikannienengahseb^ar11persen,mereka yang berpendidikan universitassebesar 2 persen. Pengalaman negara-negarayang telah mengalaini tinggallandas(misalnya Jepang, Korea dan Sing^pura)menunjukkansuatukomposisitenagakeijamenunit tingkat pendidikan yang beibedadari negara-negara yang sedangberkembang.

Proporsimerekayang berpendidikanmenengah dan dasar di negara yang sudahmelakukan tinggal landas biasanya lebihbesar daripada mereka yang tidakberpendidikan dan yang berpendidikantinggi. Pola yang demikian teijadi karenadalam masa tinggallandas, diperlukanlebihbanyak tenaga kerja yang berpendidikanmenengah dan dasar sebagai pelaksanalangsung pembangunan.

Berdasarkan pola keterkaitan antarapendidikan dan pertumbuhan ekononii,dapat diam^ti behwa agar Indonesiamemasuki proses tinggal landas makaproporsi tenaga kerja yang berpendidikanmenengah dan dasar harus ditingkatkanseperti pola proporsi tenaga kerja negarayang telah melakukan tinggal landas. Pada

14

akhir Pembangunan Jangka Panjang 25Tahun Kedua, proporsi tenaga kerja yangtidakberpendidikandidugaperludikurangidari 53 persen pada tahun 1990-anmenJadi11 persen. Mereka yang berpendidikandasar dan menengah masing-masingditingkatkan dari 34 persen dan 11 persenpada tahun 1990-anberturut-turutmenJadi52 persen dan 32 persen. Adapun merekayang berpendidikan tinggi ditingkatkan dari2 persen menj adi5 persen, dengananggapantingkat pertumbuhan ekonomi 7 persen(lihatGambarAngkatanKeijaTahun2000- •an).»"

Apabila diamati secara lebihterperinci lagi, tenaga kerja yang tidakberpendidikan akan lebih terpusat bekerjapada sektor pertanian. Mereka yang tidakberpendidikanini dalam sektorindustrijauhlebih kecil jumlahnya, sementara dalamsektor jasahampir tidak ada. Mereka yangberpendidikan dasar pada ke tiga sektortersebut kelihataimya diperlukan dalamjumlah yang lebih besar. Sementara itumereka yang berpendidikan menengahdiperlukan dalam jumlah yang l^ar lagiuntuk bekerja pada sektor industri danjasa.^^^

Pendidikan dan Latihan

Pendidikan dilihat dari dimensi

waktu dapat dibedakan dalam jangka

11) Lihat makalah'Boediono dan LuisCrouch,EducationalCompositionintheLabor Force: EvidenceforIndonesia'sFuture From Other PacificRim Countries, Center for Informatics, Office of

Research and Development, Ministry of Educationand Culture, July 1990. • -

12) Lihat Boediono, Yudo Swasono, LuisCrouch, Margaret Andrews, Hank Healey, An Approach for Roman Resources Supply and DemandProjections in Indonesia, September 1990.

Page 8: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boediono, Pendidikan dan Pembangunan dalam Perioda Tlngga! Landas

pendek, jangka menengah dan jangkapanjang.Pendidikandalamjangka pendekmerupakan gejala pendidikan itu sendiri dimana peningkatan pengetahuan danpembentukan watak anakdidikmerupakantujuanutamanya. Pendidikan dalamjangkamenengah merupakan gejalaekonoml yangmempersoalkan keterkailan antara hasilpendidikan dengan kebutuhan angkatankerja sehingga pemilikan pengetahuan danketerampilan merupakan hal yang palingutama. Sedangkan pendidikan dalamdimensi waktujangka panjangmerupakangejalakebudayaandimanapenerusannilai-nilai dari satu generasi ke generasiberikutnya merupakan tujuan pokoknya.Pembedaan pendidikan dalam dimensiwaktu ini tidak" dapat dilihat secara fisikdalam proses pendidikan, karena prosespendidikan berlangsung secara simultandalam ke tiga dimensi waktu tersebut.Membicarakan pendidikan dalam periodetinggallandasadalahmembahaspendidikansebagai gejala ekonomi dan gejalakebudayaan.

Pendidikan dan latihan diperlukandalam periode tinggal landas agaknyaterpusat pada tiga permasalahan utamasebagai berikut. Pertama, meriingkatkanpengetahuandn keterampilan raerekayangsudah keluar dari lembaga pendidikan(lulusan maupun putus sekolah) sehingga •dapat memasuki lapangan kerja. Kedua,meningkatkan pengetahuan danketerampilan bagi mereka yang tertinggaloleh kemajuan ilmu pengetahuan danteknologi tenaga kerja yang sudah bekeija.Ketiga, menyiapkan generasi yang akandatang agar mampu berperan serta secaraaktif dalam pembangunan. Duapermasalahan yang disebutkan terdahuluberkaitan dengan permasalahan yangdihadapi dalammasakini; sedangkan yang

disebutkan terakhir menyangkutpermasalahan yang dihadapi dalam masadepan.

Dalammencari penjelasanterhadapancaman tentang rendahnya produktivitasdan mutu tenaga kerja di Amerika Serikatpada akhir abad ke 20 dan di masa depan,Komisi Produktivitas dari Massachussetls

InstituteofTechnologymemberikanuraiansebagai berikut.'̂ ^ Banyak orang percayabahwaAmerikamemprodusirlebih rendahdaripadaJepang aiau Jeiman karena tenagakerja Amerika telahmenjadi terlalumewah,malas dan aman. Komisi menemukan

bahwapangkalpersoalannyabukanterletakpadapudamyaataumelemahnyanilai dasarAmerikadahkemampuannya,tetapidalamlembaga-lembaga yang mendidik orangAmerika untuk bekeija.

Mengenai pola pendidikan danlatihan yang diperlukan untukmeningkatkan produktivitas industri,Komisi membedakan dua macam pola.Termasuk dalam pola A adalah negara-negara seperti Amerila Serikat, Swediadan Inggris, di mana lembaga pendidikanformal memberikan hampir seluruhketerampilankhususyangdiperlukanuntukbekerja, dan pelatihan di tempat kerjamemberikan sedikitlebih banyakdaripadainsiruksi yangberkaitan dengan tugas yangsegera harus dilaksanakan. Pola B yangdianut negara-negara seperti Jepang danJerman Barat, sangat bersandar padapelatihan di tempat kerja (on-the-jobtraining) untuk mengembangkanketerampilan khususdanumum. Pertanyaanadalah apakah alur yang berbeda akan

13) Lihat Michael L.Dertouzos, Richard

KJ-ester,danRobert M.S0I0W,A/ode;/j/Imcr/co.TheMassachussetts InstituteofTechnology, Cambridge,Massachussetls, 1989. • .

15

Page 9: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17TAHUNXIIITRIWULAN VI -1993

berpengaruh terhadap perbedaanproduktivitas? Komisi sampai pada suatukesimpulan bahwa pola B, pelatihan ditempat kerja, temyata lebih mudahmenghasilkan tenaga kerja denganfleksibilitas dan keterampilan yangdiperlukan untuk menjawab perubahan-perubahan teknologi dan pasar yang sangatcepat dan tidak dapat diduga. Meskipundemikian, sepeiti kasus di Swedia yangtermasuk dalam pola A, produktivitastenaga kerjanya tinggi dan pendapatanperkapita-nya termasuk yangpaling tinggidi dunia.

Di Amerika Serikat dan negara lainyang termasuk dalam pola A, sekolah ataupendidikan formal merupakan lembagautama yang mengajarkan keterampilan.Kegagalan dan .transisi struktural darisekolah menengah ke dunia kerjamengakibatkan kelemahan keterampilandibandingkan dengan tenaga kerja dariJepang dan Eropa. Meskipun demikian,kombinasi keterkaitan yang ketat denganpengusaha lokal dan kebijaksanaan yangfleksibel dalam program pembiayaan,materipelajarandancarapenyampaiantelahmenyebabkan "community college" sangatefektifdalam penyiapan tenaga keij auntukmemasuki lapangan keija.

Di Jerman hampir semua anak usia16 tahun memasuki pekeijaan magang(apprenticeship) yang ditawarkan dalam400 jabatan. Bagi tiap-tiap pelatihan,kurikulum disusun bersamadengan pejabatpemerintah, perkumpulan pengusaha, danserikat keija. Kuiikulumnya disesiiaikansecarateraturagardapatmemenuhituntutanperubahan teknologi. Ujian nasionalmemberikan sertifikat terhadap merekayang berhasil menyelesaikan pekerjaanmagang (apprenticeship) tersebut. DiJepang pendidikan dan latihan bagi

16

pekeijaan khusus dan promosi dalam suatujenjang karier direncanakan dan dilakukanoleh perusahaan individual dan .tidakdiorganisir oleh program nasional.

Terdapat banyak sekali bukti bahwasistem pendidikan dan latihanmenggunakan pola B di negara-negaraJepang dan Jerman Barat ternyatamempunyaikelebihan untuk menghasilkantenaga keija yang terampil dan fleksibel.Ada alasanjugauntukmempercayai bahwapelajaran keterampilan di dalam bengkelkeijalebih diutamakan daripada di sekolah.KeunggulanpendekatanmenggunakanpolaB disebabkan karena keterampilan yangdikembangkan bersifat lebih luas danrelevan untuk memenuhi kebutuhan masa

kini dan masa depan perusahaan. Ada jugabukti bahwa keterampilan yang lebih luasdan fleksibel mempunyai pengaruhterhadappr^stasi industri. Perbedaanlatihankerja di perusahaan terhadap prestasi kerjadapat diamati bukan hanya bagi pekeijakasar tetapi juga bagi para teknisi daninsinyur.

Pelatihan. kembali atau retrainingbagi tenaga produksi, insinyur, teknisi, danmanajer yang memerlukan untukmempelajari keterampilan barupadawaktuperusahaannya mengalami transformasiekonomi dan telnologi. Pelatihan kembaliinijuga diperlukanbagimerekayangbelumbekeijayangmemerlukanketerampilandanpekerjabaru. Tidak satupun dari keduanyadapatdikeijakan denganbaikolehAmerikaSerikat. Di Amerika Serikat tenaga keijayang sudah tua akan dipecat (atau tidakdipekerjakan kembali) untuk memberikan

-jalan kepada tenaga kerja baru yangmemiliki keterampilan baru. Sebaliknya diJepangdan Jerman Barat, pola pelatihan ditempat keija dan rotasi memberikan jalanpelatihankembalisecarateraturbagi tenaga

Page 10: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boediono; PeDdldikan dan Pemb^unan dalam Periode Tinggsd Landas

keijadisemuajenjang. Rotasi menciptakanketerampilan yangberaneka ragam, tenagakeija yang fleksibel siap berubah deiiganmenciptakan suatu kondisi pikiran untukbelajar.

Mengenai sistem pendidikansemacam apa yang diperlukan dalam tahappembangunan jangka panjang 25 tahunkedua, Soedjatmoko memberikangambaransebagaiberikuL^^> Sudahbarang-tentu gambaran tersebut biikan merupakanjawabanyanglengkap. Sistem pendidikanyangdiperlukan dimasa yang akandatang,lebih menyangkut "spirit", jiwanyapendidikan. Pertama, cara mendidik barusmengakui dan menerima individualitas

setiap anakdidik,danmencobamerangsangdiauntuk be^ikir sendiri, secara kritis dankreatif.Selanjumyayanglmusdiutamakanialah bukan soal alih pengetahuan,melainkan peningkatan (learning capac-ifyj,kemampuanbelajarbangsa, danbelajarseumur hidup tanpa hentinya.

Adapunciri-ciri dankem^puanlainyangdigambarkannya adalah bahwa sistempendidikan perlu disesuaikan lebihbanyakpadakeperluan usaha industrialisasi, yaituproporsi insinyur dan ilmuwan untukraengisi keperluan dalam usahaindustrialisasi. Selanjutnya diuraikan jugabahwa selain peningkatanjumlah insinyurdan pakar di bidang ilmu mumi, keanekaragamandibidangilmu danteknologi perludikembangkan.

Soedjatmoko selanjutnyamemberikan penjelasan bahw ilmupengetahuan dan teknologi yang palingbesar dampaknya atas perkembanganmasyarakat dan .keadaan manusia dalam

tahappembangunan yang akandatang, ialahbidangboiteknologi.mikroelektronikadaninformatika, dan juga teknologi bahan(material technology). Disiplin-disiplin

ilmiah yang melandasi. ketiga bidangteknologi ini ialah solidstatephysics danmare»wh/:auntukbidangmikroelektrDmkadan biologi mikro serta genetika untukbioteknologi. Iskandar Alisyahbanamengatakah bahwa ada empat bidangteknologi yang telah dan akan terusmenentukan perkembangan ilmupengetahuan dan teknologi di Indonesia.Berdasarkan urutan laju dan prioritaspengembangannya, bidang-bldang ituadalah: teknologi informasi, bioteknologi,teknologi penerbangan dan ruang angkasa,.serta teknologi sumber dya energi —terraasukdi antaranyateknologinuklir."^

Secarasingkat, peimasalahan utamadalam eratinggal landas berkaitan denganpeimasalahanmasakiniyaitumereka yangsudahlepas dari lembagapendidikan tetapibelum bekeija dan mereka yang sudahbekeijatetapi teitinggal darikemajuan.iptek,serta berkaitan dengan masa depan yaitupenyiapan generasi rauda di masa depart.Adapun mengenai sistem pendidikan dimasadepan agaknya berkaitan dengan: (I)pembentukan"spirit",jiwanyapendidikan;(2) peningkatankemampiianbelajarseumurhidup; dan<3) penyesuaianpadakeperluanusaha industrialisasi. Pola pendidikandanlatihannya agaknya perlu disesuaikandeng^ daya serap lingkungan dan tahapperkembangan pembangunan.

Pendidikan dan Pembangunan

Salah satukeberhasilan yang sangat

14)Lihat Soedjatmoko, "Manusia IndonesiaMenjelang Abkd ke-2I dan Persiapannya".Prospek,nomor 1, volume 2, 1990.

15)Lihat Prof. Dr. Iskandar Alisyahbana,"Wajah Iptek Indonesia di Masa Depan", dalamPeriskop '92 majalah Editor, nomor 16. tahun V,4Januari 1992.

17

Page 11: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17TAHUNXIH TRIWULAN VI-1993

mengesankan pembangunan pendidikanadalah terbitnya Undang-undang Nomor 2Tahun 1989 tentang Sistem PendidikanNasional. Terbitnya Undang-undang inidilengkapi dengan Peraturan Pemerintah(PP) yang inenyertainya yaitu PP No. 27Tahun 1990TentangPendidikanDasar,PPNo. 28 Tahun 1990 Tentang PendidikanDasar, PP No. 29 Tahun 1990 TentangPendidikan Menengah, PP No. 30 Tahun1990 Tentang Pendidikan Tinggi, PP No.72 Tahun 1991 Tentang Pendidikan" LuasBiasa, PP No. 73 Tahun 1991 TentangPendidikanLuarSekolah.PP No. 38Tahun

1992 Tentang Tenaga Kependidikan, PPNo. 39 Tahun 1992 Tentang PeransertaMasyarakat Dalam Pendidikan Nasional.Undang-undangNo.4Tahun 1990TentangSerah Simpan Karya Cetak dan KaryaRekam, PP No. 70 Tahun 1991 TentangPelaksanaan Undang-undang No. 4 Tahun1990Tentang Serah Simpan Karya Cetakdan Karya Rekam, dan Undang-undangNo. 5 Tahun 1992 Tentang Benda CagarBudaya.

Diberlakukannya Undang-undangNomor 2 Tahii'n 1989 tentang SistemPendidikan dan PeraturanPemerintah yangmenyertainya maka pembangunanpendidikan dalam periode. tinggal landasakan diselenggarakandalam suatu "aturanpermainan" yang lebih mantap. Denganperkataanlain,Undang-undangNo.2Tahun1989 dengaan Peraturan Pemerintah yangmenyertainya merupakan landasanpembangunan pendidikan di masa depan.

Pembangunanpendidikandewasainiagaknya harus dipandang sebagai gejalapermintaan atau demandphenomena yaitumempersoalkan untuk apa lulusan itudihasilkan. Dengan perkataan Iain,pembangunan pendidikan agaknya perludipandang dalam kaitannya dengan

18

pembangimanekonomidanteknologi padakhususnyadanpembangunannasionalpadaumumnya. Setiap tahap pembangunanpendidikan memerlukan penekanan-penekanan khusus sesuai dengan tuntutanlingkungan pembangunan yangberlangsung pada periode tertentu. Dalamkasus kaitan pembangunan pendidikandengan pembangunan ekonomi di Koreadapaf digambarkan sebagai berikut;^^Sampai dengan tahun 1975, pembangunannasional di Korea ditekankan padapembangunan industri pertanian yangkurang memerlukan keterampilan. Dalamperiode wajib belajar sekolah d^ar dansekolahmenengahtingkatpertama. Strukturkurikulumnya ditekankan pada "life-contered, curriculum" atau real things oriented program". Dalam periode tahun 1965hingga 1975, pembangunan ekonomiditekankan pada "laborintensiveindustry"seperti misalnya industri tekstil, sepatu,pengalengan dankonstruksi. Dalam periodetersebut struktur kurikulumnya bersifat"discipline centeredcurriculum" sehinggamisalnya fisika, kimia, biologi diajarkansebagai suatu disiplin ilmu yang terpisah.Pada periode 1975 hingga 1985,perekonomian ditekankan pada "heavychemical industry" seperti misalnyamanufakturing, pembangunankapal,pupukdan semenyangmemerlukan keterampilankelas menengah. Perbandingan jumlahsekolah umum dengan sekolah kejuruanadalah sebesar70berbanding 30. Pada tahun1985d^ masa mendatang, perekonomianditekankan pada"knowledge intensive in-

16)Diskusi denganDr,. JongHaHan,direkturKorean Education Development Institute (KEDI),tanggal 12Maret 1993. KEDI adalah lembagadiluarKementrian Pendidikan Korea yang merupakanperumus kebijakan pendidikan di Korea.

Page 12: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boediono, Pendldikan dan Pembangunan daJam Periode JlnggaJ Landas

dustry"seperti misalnya komputer, robatik,telekomunikasi, space science dan industrinuklir. Stnikturkurikulumnyaberorientasipada"scienceandtechnologyteachingin asocial context". Jumlah sekolah umum

dibanding dengan sekolah kejuniandirenacanakan akan sebanding. Daripengalaman Korea tersebut dapat dilihatdengan jelas keterkaitan kurikulumpendidikan dengan tingkat pembangunanekonomi dan teknologinya.

Meskipun demikian mengingatinvestasi di bidang pendidikan merupansuatu proses beijangka panjang, makapembangunan pendidikan tersebut perludilaksanakan berdasaikan suatu ideologi.Dalam pembangunan pendidikan di Indonesia,landasanideologiteisebutdinyatakandalam amanat Pembukaan UUD 1945

"..memajukan kesejahteraan dunia...".Amanatinimenunjukkansecarajelasbahwaorientasi pendidikan adalah untukmenghapuskan kemiskinan ataumeningkatkan taraf hidup, meningkatkanmutu pendidikan atau meningkatkankecerdasan, serta melaksanakannya sesuaidengan perkembangan ilmu pengetahiiandan teknologi. Dengan demikianpembangunan pendidikan dilaksanakansesuai dengan tahap-tahap pembangunanekonomi dan teknologi pada khustisnyadanpembangunannasionalpadaumumnya.Pembangunan Pendidikan di TepianPasifik

Kemajuan pendidikan di Indonesiadalam lingkungan kemajuan pendidikan dinegara-negaraTepianPas!fik ^acifikRims)dapat digambarkan sebagai berikut.'^^Perbandingan anak usia sekolah dasarterhadap pendidikan usia sekolah dasar diIndonesia di antara negara-negaraSingapura, Malaysia,Thailand,Hong Kongdan Korea menunjukkan gejala yang

sebanding (lihat Grafik Primary GrossEnrollmentRatios).KeberhasilanprogramSD Inpreskiranya merupakan faktor y^rngberpenganihterhadap pencapaianprestasitersebut, dengan anggapan adanyakesamaan mutu sekolah dasar di antara

negara-negara tersebut

Padatingkatsekolahlanjutan tingkatpertama dan sekolah menengah atas, datatime series tahun 1960-1990yang tersediamenunjukkanbahwaIndonesiabetadapadaderajatyangpalingrendah, di manaHongKongdanKoreaberadadi puncaknyaQihatGrafik Secondary Gross Enrollment Ratios). Program wajib belajar pendidikandasar 9 tahun agaknya merupakan upayauntuk mengatasi peimasalahan ini. Sekalilagi dengan catatan tentang mutu sekolahlanjutan tingkat pertama.

Dalam kaitannya denganpermasalahan ketenaga kerjaan, dapatdiamati bahwa prensentase tenaga keijayangberpendidikantingkatsekolahlanjutanpertama dan sekolah menengahmenunjukkan bahwa keadaan Indonesiapada tahun 1989 masih'berada di bawahHong Kong pada tahun'-1960 dan Koreapada tahun 1970 (lihat Grafik PercentageofLaborForcewithSecondaryEducation).Keadaan Indonesia pada tahun 1989memangagaksulitdipeihandingkandengan

17) Perbandingan kemajuan pendidikan diIndonesiadengannegara-negaialaindiTepianPasifikdilakukanuntukmemperluaswawasanpembangunanpendidikan di Indonesia. Lihat Boediono, WalterMcMahon, dan Don Adams (eds.).Education,Economic, and Social Development, Center forInformatics, Office ofEducational and Cultural Research andDevelopment, Ministry of Education andCulture,Jakarta 1992.Lihat juga Walter McMahonandBoediono, Education and theEconomy, Centerfor Informatics, Office of Educational and CulturalResearch and Development, Ministry of Educationand Culture, Jakarta 1992.

19

Page 13: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA,NO. 17TAHUNXIIITBIWULANVI-1993

Korea pada tahun 1970,karena pada tahun.1989 pendapatan per kapita Indonesiasekitar US$540 sedangkan Korea padatahun 1970 masih sekitar $243. Hal inimungkin mencerminkan suatu keadaanbahwa upaya peningkatan pendidikantenaga keija di Indonesia agaknya sedikitbanyak dapat ditingkatkan dengankecepatan yanglebih tinggi daripada Korea.

Rata-rata tenaga kerja Indonesiaberada di bawah Singapura, Malaysia,Korea,Taiwan.Bahkanrata-raitapendidikantenaga keija Indonesia tersebut berada dibawah raita-rata pendidikan negara-negaraTepianPasifik GihatGrafik Average YearsofEducation ofLaborForce). Lama wakturata-rata pendidikantenaga kerja di Indo-nesiaini agaknyajugamenunjukkanderajatyang paling rendah dibandingkan dengannegara-negaraTepianPasifiklainnya(lihatGrafik Rated Quality of the Labor Force).

Adapun presentasi PenghasilanNasional yang dialokasikan untuk sektorpendidikandi Indonesiajuga masihpalingrendah dibandingkan dengan rata-rataTepian Pasifik maupun masing-masingnegara TepianPasifik (lihatGrafikPercentof GDP Spent on Education). Dalamperseniase dari Gross National Product,pengeluaran Pemerintah Pusat tidak jauhdari serendah Pakistan. Tetapi pada tingkat2,15 persen dari GDP pada tahun 1988,tingkat investasi pendidikan olehPemerintahPusatmasihtetapyangterendah

di antara negara-negara ASEAN dannegara-negaraTepianPasifik(pacifikRim),di mana tingkat rata-ratanya sebesar 4,2persen.Tingkatinvestasidalampendidikanini hanya sebesar kira-kira separuh dari 4peisen dariGNP yang telahdiinvestasikanJepang dalam tahun 1960padasaattinggal

20

landas Jepang menuju ke tingkatpertumbuhanyanglebih cepat, sekitar4,01persen dari GNP yang telah diinvestasikanPemerintah Pusat Thailand, dan kira-kirasepertiga dari yang diinvestasikan olehPemerintah Pusat Malaysia dalam periode1972-1975. Ketika Korea tinggal landasmenuju ke pertumbuhan ekonomi yanglebih pesat pada tahun 1960-an, anggaranDeprteraen Pendidikan sebesar 2,6 persendari GNP atau sebesar15,2 persen dari totalpengeluaran pemerintah, atau sekitar 150persen dari tingkat investasi di Indonesiapada tahun 1988/89.'®^

Tingkat investasi dalam kapital fisiktelah meningkat secara tajam dari 11,7persen dari GNP pada tahun 1969 (awalPelita I) menjadi 23,6 persen dari GNPpada paling sedikit akhirRepelita IV, yaitu"yang kedua setelah Singapore dalam diantara negara-negara ASEAN. Tetapi,tingkat investasi dalam pendidikan yangdiperlukan untuk mendukung prosesindustrialisaasi dan untuk mendukungpemerataan hanya beriangsung sangatlambat. Dengan, 10 persen dari anggaranPemerintah Pusat pada tahun 1988, angkainiyangterendahdari selunihnegara-negaraASEAN dan negara-negara Tepian Pasifik(Pacifik Rim), dimana rata-ratakeseluruhannya sebesar 18,6 persen.''^

18) LihatBoediono danWalter McMahon,"Education, Structural Change, and Investment inIndonesia", dalam Boediono, Walter McMahon, andDonAdams(eds.),Education,Economic,andSocialDevelopment (Second 25 Year Development Planand Sixth 5 Year Development Plan BackgroundPapers and Goals, Center forInformatics, Office ofResearch andDevelopment, Ministry of Educationand Culture, Jakarta 1992.

19) Lihat "Rancangan RencanaPeinbangunan Lima Tahun VI Pendidikan danKebudayaan", Biro Perencanaan, DepartemenPendidikan dan Kebudayaan, Jakarta 1993.

Page 14: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Bo&diono, PerKSdikan dan Pembangunan dalam Periode Tlnggal Landas

Penutup

Pembangunan pendidikan di masadepan akan berlangsung dalam periodetinggal landas akan berlangsung denganberpedoman pada Undang-undang No. 2Tahun 1989 tentang Sistem PendidikanNasional dan Peraturan Pemerintah yangmenyertainya.

Pembangunanpendidikaridewasainiagaknya perlu dipandang sebagai gejalapermintaanataudemandphenomena yangberorientasipadapennasalahan imtuk apalulusan dihasilkan. Dengan peikata^ lain,pembangun^ pendidikan tersebut tidakdapat dilepaskan darl lingkunganpembangunan nasional di mana prosespendidikan it'u sendiri tumbuh dandibesaikan. Setiap tahapari pembangunanmemerlukan penekanan khususnyatersendiri di bidang pendidikan sesuaidengan tuntutan pembangunan nasionalpadaumumnyadanpembangunan ekonomipada khususnya. '

Pembangunanpendidikanitu sendiridalam jangka panjang harus dilaksanakanberlandaskan semacam ideologi. Ideologi

/ yang melandasi pembangunan pendidikanadalah"...memajukankesejahteraanumum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutmelaksanakanketerdbanduniai ...".Dengandemiklan, peningkatan mutu pendidikandilaksanakandalamkerangkapeningkatantaraf hidup sesuai dengan perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam era tinggal landas jumlahpenduduk akan meningkat tetapi tingkatpertumbuhanriya semakin menurun.Struktur pendudukakan menjadi semakintua. Dengandemikian pennasalahandimasadepan menyangkut juga kelompok tua.

Perubahan jumlah dan strukturpenduduk tersebut-akan mempengaruhi

pendidikan dalam bentuk gelombang-gelombang anak didlk. Gelombang anakdidik masuk sekolah dasar sudahmenunjukkan gejala kejenuhan Gevel off)pada sekitar tahun 1990-95 pada jumlahkira-kira26juta; gelombangmasuksekolahlanjutan tingkat pertama muia-mula akanmeningkattetapikemudian menurunpadasekitartahun2000-2005padajumlahsekitar12juta; gelombangmasuksekolahlanjutantingkat atas akan menunjukkan gejalakejenuhan pada tahun 2005-2010 padajumlah sekitar 12 juta; sedangkangelombang masuk pendidikan tinggi akanmeningkat dan menunjukkan gejalamenurun pada tahun 2020 pada jumlahsekitar 26 juta.

Dalam periode tinggal landastersebutdiperidrakanjugaakanberlangsungpergeseran struktur ekonomi dari sektor

pertaniankesektorindustri dansektorjasa.Gejala yang dapat diamati dewasaini sektorjasa yang berkembang .adalah yangmemerlukan keterampilan tingkat rendahpada lapisan masyarakat berpendapatanrendahdan menengah,sq)erti pedaganganasongan-, pasarkaget, dan sebagainya. Padalapisan masyarakat berpendapatan tinggipergeseran ke sektor jasa denganketerampilan tinggi,sepertijasaperbankan.Peikembangan di sektor industri itu sendiritidak nampak menyolok.

Berbeda dari teori, seperti dapatdiamati dalam gejala masyarakat,pergeseranstnikturekonomiinitidakdapatdiikuti secara langsung oleh perubahankomposisi tenaga keija. Suatu intervensiyang aktif hams dilakukan di bidangpendidikan danlatihan agar merekayangbekeijadisektorpertaniandapatberangsurdialokasikah ke sektor industri dan sektorjasadengan tidakmenimbulkan goncanganyang dapat merusakkan sendi-sendi

21

Page 15: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17TAHUNXIIITRIWULAN VI • 1993

Gambar5: Primary Gross.Enrollment Ratios

140%

120%

lOC/i

1960 1965 1970 1975 1980 1985 1990

H Indonesia :-:f".Ma]aysia '^'Singapore

Korea • " -♦- Hong Kong

Gambar 6 :•Secondary.Gross Enrollent Ratios100%

80%

60%

40%

20%

1960 .1965 1970 1975 1980 1985 1990

Indonesia -HMalaysia -^Singapore Korea'-♦:HongKong.

Page 16: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

Boodiono, Pendidikan danPembangunan dalam Penode JJnggal Landas

Gambar?:

Average Years of Education of Labor ForceYears

10

i;Pacific-Rim®er^l;

Indonesia sing. Malay.Boedlono, McMahon, and Adams

m

WMim

m

*<

.•i5'>v2:

=Sim.

Avg. Korea Taiwan

Gambar 8: Percentage of Labor Forcewith Secondary Education

Percent (%)

Indonesia 1989 Hong Kong 1960 Korea 1970Author's research

Page 17: Pendidikan dan Pembangunan dalam PeriodeTinggal Landas

UNISIA, NO. 17TAHUNXIIITRIWULANVI-1993

Gambar9: Rated Quality of The Labor ForceIndex 0-12

12

10

8

Pacific Rim Average

'c^ .

./,vr

mMir

H

,j.A-

'•"i-'-'V'

• -7

'-vV-l

Indonesia Thailand Malay. Avg. Sing. H.K.Political and Economic Risk Consultancy

Gambario: Rercent of GDP Spent on Education

Indonesia

Pacific IRim Average ••

H.K.

Thai.

Avg.

Korea

Sing.

Malay.

0% 1% 2%

Boediono, McMahon, and Adams.

3% . 4% 5% 6%