Tindak Tutur

3
Tindak Tutur  pada suatu saat, tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatu tut ura n aka n men gan dun g 3 tindak yang saling berhu bung an. Yang pertama adalah tindak lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan sua tu ung kapan linguistik yang ber mak na. Jika anda menghadapi kesulitan mengenai pembentukan suara dan kata secara benar untuk menghasilkan sebuah tut ura n yan g bermak na dalam suatu bahasa (mi saln ya dikare nakan bah asa itu masih asing bagi anda atau lidah anda seakan-akan lumpuh ), boleh jadi anda gagal menghasilkan suatu tindak lokusi. (4). Saya baru saja membuat kopi Kebanyakan kita tidak hanya menghasilkan tuturan-tuturan yang terbentuk dengan baik tanpa suatu tujuan. Kita membentuk tuturan dengan beberapa fungsi di dalam pikiran. Ini adalah dimensi ke dua, atau tindak illokusi. Tindak illokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Kita mungkin men utu trkan (4) unt uk membua t sua tu per nyataan, tawa ran, pen jel asan ata u maksud-maksud komunikatiflainnya. Ini juga dapat disebut sebagai penekanan illokusi tuturan. Te nt u ki ta ti dak secara sederhana menc iptakan tuturan yang memiliki fungsi tanpa memaksudkan tuturan itu memiliki akibat. Inilah dimensi ke tiga, tinda k perl okusi . Dengan be rgantung pa da ke adaa n, anda akan menuturkan (4) dengan asumsi bahwa pendengar akan mengenali akibat yang anda timbulkan (misalkan; untuk menerangkan suatu aroma yang luar biasa, atau meminta pendengar untuk meminum kopi). Ini biasanya juga dikenal sebagai akibat perlokusi. Di antara ket iga dimensi ters ebut, yan g pal ing ban yak dibahas adalah tekan an illok usi. Istilah ‘tind ak tutur umumnya diterj emahk an secara sempit dengan sekedar diartikan sebagai tekanan illokusi suatu tuturan. Tekanan illokusi suatu tuturan adalah ‘apa yang diperhitungkan tekanan itu’. Tindak lokusi yang sama, seperti ditunjukan dalam (5 a.), dapat berarti sebagai suatu perkiraan (5 b.), sua tu janj i (5 c.), yang berbe da dengan (5 b. – d.) ini menu nju kan tekana n- tekanan illokusi yang berlainan. (5) a. Saya akan menemui andan nanti  b. Saya perkirakan bahwa c. Saya berjanji kepada anda bahwa d. Saya memperingatkan anda bahwa satu masalah yang ada dalam contoh (5) ialah bahwa tuturan yang sama secara potensial dapat memiliki tekanan illokusi yang agak berlainan (misalnya;  janji dengan peringatan). Bagaimana mungkin penutur dapat berasumsi bahwa

description

jhgfj

Transcript of Tindak Tutur

7/16/2019 Tindak Tutur

http://slidepdf.com/reader/full/tindak-tutur-5633879b84f51 1/3

Tindak Tutur

 pada suatu saat, tindakan yang ditampilkan dengan menghasilkan suatututuran akan mengandung 3 tindak  yang saling berhubungan. Yang pertama

adalah tindak lokusi, yang merupakan tindak dasar tuturan atau menghasilkan

suatu ungkapan linguistik yang bermakna. Jika anda menghadapi kesulitan

mengenai pembentukan suara dan kata secara benar untuk menghasilkan sebuah

tuturan yang bermakna dalam suatu bahasa (misalnya dikarenakan bahasa itu

masih asing bagi anda atau lidah anda seakan-akan lumpuh), boleh jadi anda

gagal menghasilkan suatu tindak lokusi.

(4). Saya baru saja membuat kopi

Kebanyakan kita tidak hanya menghasilkan tuturan-tuturan yang terbentuk dengan baik tanpa suatu tujuan. Kita membentuk tuturan dengan beberapa

fungsi di dalam pikiran. Ini adalah dimensi ke dua, atau tindak illokusi. Tindak 

illokusi ditampilkan melalui penekanan komunikatif suatu tuturan. Kita mungkin

menututrkan (4) untuk membuat suatu pernyataan, tawaran, penjelasan atau

maksud-maksud komunikatiflainnya. Ini juga dapat disebut sebagai penekanan

illokusi tuturan.

Tentu kita tidak secara sederhana menciptakan tuturan yang

memiliki fungsi tanpa memaksudkan tuturan itu memiliki akibat. Inilah dimensi

ke tiga, tindak perlokusi. Dengan bergantung pada keadaan, anda akan

menuturkan (4) dengan asumsi bahwa pendengar akan mengenali akibat yanganda timbulkan (misalkan; untuk menerangkan suatu aroma yang luar biasa, atau

meminta pendengar untuk meminum kopi). Ini biasanya juga dikenal sebagai

akibat perlokusi.

Di antara ketiga dimensi tersebut, yang paling banyak dibahas adalah

tekanan illokusi. Istilah ‘tindak tutur’ umumnya diterjemahkan secara sempit

dengan sekedar diartikan sebagai tekanan illokusi suatu tuturan. Tekanan illokusi

suatu tuturan adalah ‘apa yang diperhitungkan tekanan itu’. Tindak lokusi yang

sama, seperti ditunjukan dalam (5 a.), dapat berarti sebagai suatu perkiraan (5 b.),

suatu janji (5 c.), yang berbeda dengan (5 b. – d.) ini menunjukan tekanan-tekanan illokusi yang berlainan.

(5) a. Saya akan menemui andan nanti

 b. Saya perkirakan bahwa

c. Saya berjanji kepada anda bahwa

d. Saya memperingatkan anda bahwa

satu masalah yang ada dalam contoh (5) ialah bahwa tuturan yang sama

secara potensial dapat memiliki tekanan illokusi yang agak berlainan (misalnya;

 janji dengan peringatan). Bagaimana mungkin penutur dapat berasumsi bahwa

7/16/2019 Tindak Tutur

http://slidepdf.com/reader/full/tindak-tutur-5633879b84f51 2/3

tekanan illokusi yang dimaksudkan akan diketahui oleh pendengar? Pertanyaan

itu sudah diarahkan dengan mempertimbangkan 2 hal yaitu; alat-alat penunjuk 

tekanan illokusi dan kondisi-kondisi kebahagiaan.

Alat Penunjuk Tekanan Illokusi (APTI)

Alat yang paling jelas untuk menunjukan tekanan illokusi (Alat Penunjuk 

Tekanan Illokusi atau APTI) ialah jenis ungkapan yang ditunjukkan dalam (6),

dimana terdapat suatu celah untuk sebuah kata kerja yang secara eksplisit

menyebutkan tindakan illokusi yang sedang ditunjukkan. Kata kerja yang

demikian ini dapat dikatakan sebagai kerja kata performatif (Vp).

(6). Saya (kk.performatif) Anda bahwa …

Kondisi Felisitas

Ada harapan tertentu atau yang diharapkan secara teknis disebut sebagai

kondisi felisitas, karena tampilan suatu tindak tutur diketahui seperti apa yang

dimaksud. Terhadap beberapa kasus yang sudah jelas, seperti (9), tampilan itu

menjadi tidak tepat (tidak sesuai) jika penuturnya bukan orang dalam

konteks yang khusus (ini sebuah kasus tentang seorang hakim diruang siding

pengadilan).

(9). Anda dihukum 6 bulan penjara

Dalam konteks sehari-hari di antara orang-orang kebanyakan ada juga pra-

kondisi pada tindak tutur. Ada kondisi umum pada peserta, misalnya bahwa

mereka dapat memahami bahasa yang sedang digunakan dan mereka tidak sedang

 bermain peran atau sesuatu hal lain yang bukan-bukan. Jadi ada kondisi isi.

Misalnya untuk sebuah peringatan dan janji, kedua tuturan itu harus berisi tentang

 peristiwa yang akan terjadi mendatang.

Hipotesa performatif 

Satu cara untuk memikirkan tentang tindak tutur yang sedang ditampilkan

melalui tuturan ialah berasumsi bahwa setiap tuturan pokok (U) terdapat suatu

klausa, sama dengan (6) yang telah disajikan sebelumnya, yang mengandung

kata kerja performatif (Vp) yang membuat tekanan illokusi menjadi jelas. Itulah

yang disebut dengan hipotesa performatif.

Klasifikasi tindak tutur

7/16/2019 Tindak Tutur

http://slidepdf.com/reader/full/tindak-tutur-5633879b84f51 3/3

Sistem klasifikasi umum mencantumkan 5 jenis fungsi umum yang

ditunjukan oleh tindak tutur; deklarasi, representative, ekspresi, direktif, dan

komisif.

Deklarasi ialah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui tuturan.

Seperti contoh dalam (15) menggambarkan, penutur harus memiliki pesan

institusional khusus, dalam konteks khusus, untuk menampilkan suatu deklarasi

secara tepat.

(15) a. Sekarang saya menyebut anda berdua suami-istri

Pada waktu menggunakan deklarasi penutur mengubah dunia dengan kata-

kata. Representatif  ialah jenis tindak tutur yang menyatukan apa yang diyakini

 penutur khusus atau bukan. Pernyataan suatu fakta, penegasan, kesimpulan, dan pendeskripsian, seperti yang digambarkan dalam (16), merupakan contoh dunia

sebagai sesuatu yang diyakini oleh penutur yang menggambarkannya.

(16) a. Bumi itu datar 

Ekspresif ialah jenis tindak tutur yang menyatakan sesuatu yang dirasakan

oleh penutur. Tindak tutur itu mencerminkan pernyataan-pernyataan psikologis

dan dapat berupa pernyataan kegembiraan, kesulitan, kesukaan, kebencian,

kesenangan, atau kesengsaraan. Seperti digambarkan dalam (17), tindak tutur itu

mungkin disebabkan oleh sesuatu yang dilakukan oleh penutur atau pendengar,

tetapi semuanya menyangkut pengalaman penutur.(17) a. Sungguh, saya minta maaf.

Pada waktu menggunakan ekspresi penutur menyesuaikan kata-kata

dengan dunia (perasaannya).

Direktif ialahjenis tindak tutur yang dipakai oleh penutur untuk menyuruh

orang lain melakukan sesuatu. Jenis tindak tutur ini menyatakan apa yang menjadi

keinginan penutur. Tindak tutur ini meliputi; perintah, pemesanan, permohonan,

 pemberian saran, seperti yang digambarkan dalam (18), dan bentuknya dapat

 berupa kalimat positif dan negative.

(18) a. Berilah aku secangkir kopi. Buatkan kopi pahit.

Komisif  ialah jenis tindak tutur yang dipahami oleh penutur untuk 

mengikatkan dirinya terhadap tindakan-tindakan di masa yang akan dating.

Tindak tutur ini menyatakan apa saja yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak 

tutur ini dapat berupa; janji, ancaman, penolakan, ikrar, seperti yang ditunjukan

dalam (19), dan dapat ditampilkan sendiri oleh penutur atau penutur sebagai

anggota kelompok.

(19) a. Saya akan kembali.