TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN...

download TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN …kepegawaian.dephub.go.id/assets/_multimedia/document/2015/04/29/... · R-PP TENTANG KORP PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DIRINGKAS . R-PP

If you can't read please download the document

Transcript of TINDAK LANJUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN...

  • TINDAK LANJUT

    UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

    APARATUR SIPIL NEGARA

    1

    Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi

    Yogyakarta-Inna Garuda, 28 April 2015

  • LATAR BELAKANG

  • 1. Albania 113 33

    2. Ethiopia 113 33

    3. Guatemala 113 33

    4. Nigeria 113 33

    5. Timor Leste 113 33

    6. Rep. Dominica 113 32

    7. Ecuador 113 32

    8. Mesir 113 32

    9. Indonesia 113 32 10. Madagaskar 113 32

    LATAR BELAKANG DITETAPKAN UU ASN

  • CORRUPTION PERCEPTION INDEX 2014

    85

    PERINGKAT NEGARA SKOR

    FILIPINA 38

    119

    107

    100 36 CINA

    INDONESIA 34

    VIETNAM 31

    TIMOR LESTE 133 28

  • lambatnya

    pembangunan ekonomi

    nasional selama ini

    disebabkan adanya

    birokrasi yang

    menghambat

    pertumbuhan ekonomi

    harus diikuti kebijakan

    pemberdayaan ekonomi

    masyarakat miskin secara

    langsung tanpa hambatan

    birokrasi

    IN MEMORIAM

    THEE KIAN WIE

  • 7

    25 21

    38 38

    54 56 64

    79 81 83

    94

    4 12

    22

    44 44

    58

    47

    61

    75 80

    89

    100

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    2002

    2012

    Percentile rank among all countries (ranges from 0 (lowest) to 100 (highest)

    rank)

    Government

    Effectiveness The quality of public services,

    The quality of the civil service

    the degree of its independence from political pressures,

    the quality of policy formulation and implementation,

    the credibility of the government's commitment to such policies.

  • EFFICIENCY

    DRIVEN

    TAHAPAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

    PDB NOMINAL (US$ MILIAR) 711 4,257 9,706 16,578

    POPULASI (JUTA JIWA) 237

    PERSIAPAN AKSELERASI KEBERLANJUTAN

    6,793 2,416 1,335 12,989

    286 319 353 302 269 253 336

    PDB Nominal per capita

    Sumber: KEN, Proyeksi Ekonomi Indonesia 2011-2045

    FACTOR

    DRIVEN EFFICIENCY

    DRIVEN

    INDONESIA menjadi negara High Income

  • TRANSFORMASI BIROKRASI &

    RULE BASED BUREAUCRACY

    PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY

    DYNAMIC GOVERNANCE

    2013

    2018

    2025

    ADMINISTRASI

    KEPEGAWAIAN

    MANAJEMEN

    SDM

    PENGEMBANG

    AN POTENSI

    HUMAN

    CAPITAL

    PENGELOLAAN SDM

    APARATUR

    BIROKRASI BERSIH,

    KOMPETEN DAN

    MELAYANI

  • BONUS DEMOGRAFI

    MASYARAKAT EKONOMI ASIA

    Pada tahun 2015 bangsa-bangsa yang berada di kawasan Asia Tenggara yang terhimpun dalam ASEAN akan masuk ke era Masyarakat Ekonomi Asian (MEA).

    Dalam MEA disepakati adanya integrasi ekonomi di wilayah ASEAN. Dari kesepakatan yg sdh dirancang sejak 2003 itu, tdk hanya

    memperbolehkan adanya perdagangan bebas, di mana produk dr satu negara bebas dijual di negara lain, akan tetapi di sektor jasa, investasi, tenaga kerja terdidik, dan aliran modal, juga mendapatkan kebebasan untuk bergerak.

    Dng demikian, apabila MEA sdh berjalan, disatu negara ASEAN tdk hanya terlihat produk milik negara lain namun juga akan ditemukan dokter, insinyur, dosen, guru dr negara lain hadir di tengah masyarakat.

    THE COUNTRY WHO HAS QUALIFIED MAN POWER WILL BE SURVIVE.

    Singapura, Malaysia, dan Thailand bisa jadi yg akan mengendalikan bahkan mendapat keuntungan dr MEA. Ini terjadi karena kualitas SDM di ketiga negara itu lebih baik namun pasar dlm negerinya sdh sempit shg merka akan akan mencari pasar yg lebih terbuka , seperti Myanmar, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Indonesia.

    Bagaimana Indonesia merespon

    Diperkirakan, MEA akan menciptakan lapangan kerja dan mampu meningkatkan kesejahteraan hingga sampai 600 juta orang.

    Pada saat MEA diberlakukan akan terjadi permintaan tenaga kerja profesional atau terlatih sebanyak 41% (14 juta orang), tenaga kerja kelas menengah 22% (38 juta orang), dan tenaga kerja kasar 24% (12 juta oraang).

    ISRAN NOOR KETUA APKASI SEKALIGUS BUPATI KUTAI TIMUR, KALIMANTAN TIMUR :

    MEA yg akan diberlakukan nanti akan berdampak pada daerah-daerah pergerakan barang, investasi, tenaga kerja, dan modal akan bergerak bebas hingga ke pelosok daerah itu sebabnya daerah-daerah di Indonesia harus siap menghadapi MEA 2015.

  • Rendahnya kinerja dan buruknya pelayanan

    Lemahnya pengukuran kinerja

    Rekrutmen & promosi tdk fair nuansa

    kedekatan, ekonomi, politis

    Lemahnya penegakan integritas

    Tidak fleksibel/dinamis

    11

    ASN

  • Meningkatkan:

    Independensi dan Netralitas

    Kompetensi

    Kinerja/ Produktivitas Kerja

    Integritas

    Kesejahteraan

    Kualitas Pelayanan Publik

    Pengawasan Dan Akuntabilitas

    TUJUAN UTAMA UU ASN

    12

    ASN

  • PERSETUJUAN RUU ASN OLEH DPR RI 19 DESEMBER 2013

    UU NO. 5 THN 2014 TTG ASN TGL 15 JANUARI 2014

    http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&frm=1&source=images&cd=&cad=rja&docid=efxqg7Kyh7ondM&tbnid=zCkKFzowY_Oe_M:&ved=0CAUQjRw&url=http://dprd.batangharikab.go.id/&ei=LpDTUoWQEceWiAebn4GYCA&bvm=bv.59026428,d.aGc&psig=AFQjCNGfLXPE5iM24bEBIWXRcZrU8Uu_Uw&ust=1389683082263570

  • UNDANG-UNDANG ASN DIUNDANGKAN TANGGAL 15 JANUARI 2014

    1. 19 RPP 2. 4 PERATURAN PRESIDEN 3. 1 PERMENPAN DAN RB

  • PEMBAHASAN R-PP

  • NO RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

    1 R-PP tentang Jabatan Administrasi dan Kompetensi

    2 R-PP tentang Jabatan Fungsional

    3 R-PP tentang Jabatan Pimpinan Tinggi

    4 R-PP tentang Pengisian Jabatan ASN tertentu yang berasal dari prajurit Tentara Nasional Indonesia dan anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

    5 R-PP tentang Hak dan Kewajiban Pegawai ASN

    6 R-PP tentang Tata Cara Penyusunan dan Penetapan Kebutuhan Jumlah dan Jenis Jabatan

    7 R-PP tentang Pengadaan dan Tata Cara Sumpah/Janji PNS

    8 R-PP tentang Pangkat dan Jabatan

    9 R-PP tentang Pengembangan Karier, Pengembangan Kompetensi, Pola Karier, Promosi dan Mutasi.

    10 R-PP tentang Penilaian Kinerja.

    DAFTAR PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014

  • NO RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH

    11 R-PP tentang Gaji, Tunjangan Kinerja, Tunjangan Kemahalan, dan Fasilitas lain

    12 R-PP tentang Disiplin

    13 R-PP tentang Pemberhentian, Pemberhentian Sementara, dan pengaktifan Kembali

    14 R-PP tentang Pengelolaan Program Jaminan Pensiun

    15 R-PP tentang Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, dan Bantuan Hukum

    16 R-PP tentang Manajemen PPPK

    17 R-PP tentang PNS Yang Diangkat Sebagai Pejabat Negara

    18 R-PP tentang Korp Pegawai ASN

    19 R-PP tentang Upaya Administratif dan Badan Pertimbangan Pegawai ASN

  • NO RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN

    1 R-Perpres tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Fungsi, Tugas, Wewenang, dan Tanggung Jawab ASN

    2 R-Perpres tentang Fungsi, Tugas, dan Kewenangan LAN

    3 R-Perpres tentang Fungsi, Tugas, dan Kewenangan BKN

    4 R-Perpres tentang Jenis Jabatan Yang Dapat Diisi PPPK

    NO RANCANGAN PERATURAN MENTERI PAN DAN RB

    1 R-Permen tentang Seleksi dan Tata Cara Pembentukan Tim Seleksi KASN

  • 1. R-PP TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA 2. R-PP TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL (FORMASI, PENGADAAN, PANGKAT DAN JABATAN, PENGEMBANGAN KARIER

    PENGEMBANGAN KOMPETENSI POLA KARIER PROMOSI DAN MUTASI, PNS YG DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA, PENGAKTIFAN KEMBALI, PNS YG MENCALONKAN DIRI ATAU DICALONKAN SEBAGAI PEJABAT NEGARA

    3. R-PP TENTANG DISIPLIN DAN PENILAIAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL 4. R-PP TENTANG UPAYA ADMINISTRATIF DAN BADAN PERTIMBANGAN PEGAWAI

    APARATUR SIPIL NEGARA 4. R-PP TENTANG CUTI PEGAWAI NEGERI SIPIL 5. R-PP TENTANG GAJI NEGERI SIPIL 6. R-PP TENTANG PENSIUN PEGAWAI NEGERI SIPIL 7. R-PP TENTANG KORP PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

    DIRINGKAS

  • R-PP TTG PPPK KETENTUAN UMUM STATUS DAN KEDUDUKAN MANAJEMEN PPPK

    1. PENETAPAN KEBUTUHAN; 2. PENGADAAN; 3. PENILAIAN KINERJA; 4. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN; 5. PENGEMBANGAN KOMPETENSI; 6. PEMBERIAN PENGHARGAAN; 7. DISIPLIN; 8. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA; 9. PERLINDUNGAN

  • 2. R-PP TENTANG MANAJEMEN PEGAWAI NEGERI SIPIL

    FORMASI

    PENGADAAN

    PANGKAT DAN JABATAN

    PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, POLA

    KARIER, PROMOSI DAN MUTASI

    PNS YANG DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA

    PENGAKTIFAN KEMBALI SEBAGAI PNS

    HAK KEPEGAWAIAN YANG DIANGKAT SEBAGAI PEJABAT NEGARA,

    DAN PIMPINAN ATAU ANGGOTA LNS

    PNS YG MENCALONKAN DIRI ATAU DICALONKAN SEBAGAI

    PEJABAT NEGARA

    PEMBERHENTIAN

  • MATERI UNDANG-UNDANG APARATUR SIPIL NEGARA

  • 1. PNS (Pasal 1 butir 3 & Pasal 7)

    Berstatus pegawai tetap dan Memiliki NIP secara Nasional;

    Menduduki jabatan pemerintahan.

    2. PPPK (Pasal 1 butir 4 & Pasal 7)

    Diangkat dengan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi dan ketentuan Undang-Undang.

    Melaksanakan tugas pemerintahan.

    PEGAWAI ASN

    berkedudukan sebagai unsur aparatur negara

    melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan

    harus bebas dari pengaruh/intervensi golongan & partai politik

    P 6

  • PEGAWAI NEGERI SIPIL PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

    Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional

    Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang ini.

  • PEGAWAI ASN

    PNS PPPK

    P 6

  • a. Jabatan Administrasi;

    b. Jabatan Fungsional; dan

    c. Jabatan Pimpinan Tinggi.

    Jabatan ASN terdiri atas: P13

  • JABATAN ASN

    JABATAN ADMINISTRASI

    JABATAN FUNGSIONAL

    JABATAN PIMPINAN

    TINGGI

    PEGAWAI ASN

    P 20

    P 13

  • JABATAN ADMINISTRASI

    ADMINISTRATOR

    APENGAWAS

    PELAKSANA

    ESELON III

    ESELON IV

    ESELON V

  • JABATAN FUNGSIONAL

    JABATAN FUNGSIONAL

    KETERAMPILAN

    JABATAN FUNGSIONAL

    KEAHLIAN

    PENYELIA

    MAHIR

    TERAMPIL

    PEMULA

    UTAMA

    MADYA

    MUDA

    PRTAMA

  • JABATAN PIMPINAN

    TINGGI

    UTAMA

    MADYA

    PRATAMA

  • KEWENANGAN PENGANGKATAN

    Presiden memilih di antara salah seorang dari tiga orang

    calon yang diajukan PPK dan menetapkan

    pengangkatannya bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Utama

    dan Madya.

    PPK memilih di antara salah seorang dari tiga orang

    calon yang diajukan Pyb dan menetapkan

    pengangkatannya bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.

  • KELEMBAGAAN

    PRESIDEN

    MENTERI

    LAN

    BKN

    KASN

  • PRESIDEN

    (1) Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan merupakan pemegang kekuasaan tertinggi

    dalam kebijakan, pembinaan profesi, dan Manajemen ASN.

    (2) Presiden mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada:

    a. Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur

    negara, berkaitan dengan kewenangan perumusan dan penetapan kebijakan, koordinasi dan

    sinkronisasi kebijakan, serta pengawasan atas pelaksanaan kebijakan ASN;

    b. KASN, berkaitan dengan kewenangan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan dan

    Manajemen ASN untuk menjamin perwujudan Sistem Merit serta pengawasan terhadap

    penerapan asas serta kode etik dan kode perilaku ASN;

    c. LAN, berkaitan dengan kewenangan penelitian, pengkajian kebijakan Manajemen ASN,

    pembinaan, dan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ASN; dan

    d. BKN, berkaitan dengan kewenangan penyelenggaraan Manajemen ASN, pengawasan dan

    pengendalian pelaksanaan norma, standar, prosedur, dan kriteria Manajemen ASN.

  • KASN

    - 7 KOMISIONER - ASISTEN + PEJABAT FUNGSIONAL - SEKRETARIAT DIPIMPIN SEORANG PNS

    Bertugas:

    a. menjaga netralitas Pegawai ASN;

    b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; dan

    c. melaporkan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

    Manajemen ASN kepada Presiden.

    Merupakan lembaga nonstruktural yang mandiri dan bebas dari

    intervensi politik untuk menciptakan Pegawai ASN yang

    profesional dan berkinerja, memberikan pelayanan secara adil

    dan netral, serta menjadi perekat dan pemersatu bangsa.

  • Manajemen PNS meliputi:

    a. penyusunan dan penetapan kebutuhan;

    b. pengadaan;

    c. pangkat dan jabatan;

    d. pengembangan karier;

    e. pola karier;

    f. promosi;

    g. mutasi;

    h. Penilaian kinerja

    XXXXXXXXXX

    Manajemen PNS

    37

    i. penggajian dan tunjangan; j. penghargaan; k. disiplin; l. pemberhentian; m. pensiun dan tabungan hari

    tua; dan n. perlindungan.

  • 1. Dasar penetapan kebutuhan : a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan analisis

    jabatan dan analisis beban kerja. b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun

    berdasarkan prioritas kebutuhan c. Penetapan jabatan ditetapkan dengan Peraturan Presiden. d. Jumlah jabatan ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

    2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja 3. Rasio PNS : PPPK = 60:40 sekaligus Penataan Jumlah dan sebarannya 4. Prosedur: Melalui Pengusulan (konvensional) Pendekatan Informasi Teknologi (tidak perlu usulan)

    (Pasal 56 RUU ASN)

    PENETAPAN KEBUTUHAN DAN

    PENGENDALIAN JUMLAH

    38

  • 1. Dasar pengadaan: - pengisian kebutuhan jabatan yang lowong - sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri

    2. Tahapan : a. Perencanaan b. Pengumuman lowongan c. Pelamaran d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang) e. Pengumuman hasil seleksi f. Masa percobaan g. Pengangkatan menjadi PNS

    3. Instrumen tes

    a. Computer Aid Test (CAT) b. LJK 4. Metode tes: a. Masal dan waktu tertentu b.Setiap saat dan tidak masal

    (Pasal 58)

    PENGADAAN PNS

    39

  • PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.

    Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.

    PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi, dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.

    PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.

    Pangkat dan Jabatan

    40

  • NO JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

    NOMENKLATUR PANGKAT JENJANG

    1 2 3 4 5

    Kepala LPNK 21

    UTAMA

    1 PIMPINAN TINGGI

    1. Sekjen

    20 MADYA

    2. Sesmen

    3. Sestama

    4. Deputi

    5. Dirjen

    6. Irjen

    7. Sekda Prop. 19

    1. Ka. Biro

    18

    PRATAMA

    2. Direktur

    3. Asisten Deputi

    4. Sekda Kab/Kota 17

    5. Asisten Daerah 16

    6. Kepala Dinas

    JABATAN, PANGKAT, DAN JENJANG PNS

  • 1 2 3 4 5

    2 FUNGSIONAL UTAMA ADMINISTRASI

    Ahli Utama 15

    Ahli Madya 14

    Ahli Muda 13 ADMINISTRATOR

    Ahli Pertama 12

    FUNGSIONAL KETERAMPILAN Penyelia 11 PENGAWAS

    Mahir 10

    Terampil 9 PELAKSANA

    Pemula 8

  • PADANAN PANGKAT TENTARA NASIONAL INDONESIA DAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

    DENGAN JABATAN DAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

    NO TNI POLRI PEGAWAI NEGERI SIPIL

    PANGKAT PANGKAT PANGKAT JABATAN JENJANG

    1 1. Letnan Jenderal

    2. Laksamana Madya

    3. Marsekal Madya

    Komisaris

    jenderal Polisi 21 Kepala LPNK Utama

    2

    1. Mayor Jenderal 2. Laksamana Muda 3. Marsekal Muda

    Inspektur

    Jenderal Polisi

    20

    1. Sekjen

    2. Sesmen

    3. Sestama

    4. Dirjen

    5. Irjen

    6. Deputi

    Madya

    19 7. Sekda Prop

    3 1. Brigadir Jenderal 2. Laksamana Pertama

    3. Marsekal Pertama Brigadir Jenderal Polisi 18

    1. Ka. Biro

    2. Direktur

    3. Asdep Pratama

    4 Kolonel Komisaris Besar Polisi 17 Sekda Kab/Kot

    5 Letnan Kolonel Ajun Komisaris Besar Polisi 16 Kepala Dinas

    Asisten Daerah

  • Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.

    Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:

    - kompetensi;

    - kualifikasi;

    - persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;

    - penilaian atas prestasi kerja;

    - kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan

    - pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah

    tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.

    Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi yang dibentuk oleh PyB.

    PROMOSI PNS

    44

  • Sifat Dasar pengisian: Dilakukan secara kompetitif dan terbuka dikalangan PNS

    Seleksi: dilakukan oleh Panitia Seleksi Instansi yang dipilih dan diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berkoordinasi dengan KASN;

    Proses Pengisian jabatan:

    Pimpinan Tinggi Utama dan Madya dilakukan pada tingkat nasional,

    Pimpinan Tinggi Pratama dilakukan pada tingkat nasional, propinsi, atau antar intansi dalam 1 (satu) kabupaten/kota.

    PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

    45

  • JPT utama dan madya tertentu dapat berasal dari non-PNS dengan persetujuan Presiden yang pengisiannya dilakukan secara terbuka dan kompetitif serta ditetapkan dalam KEPRES.

    JPT dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri setelah mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan dan sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan melalui proses secara terbuka dan kompetitif.

    JPT di lingkungan Instansi Pemerintah tertentu dapat diisi oleh prajurit TNI dan anggota Polri sesuai dengan kompetensi berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pengisian JPT dari Non-PNS

    46

  • PIMP K/L /PPK

    MEMBENTUK

    PANSEL

    MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

    MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

    Laporan PRESIDEN

    KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH

    PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    MEMASTIKAN SISTEM MERIT

    1

    5

    6

    7

    3

    2

    PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSAT

    KASN

    8

    MENYAMPAIKAN 3 CALON

    4

    KOORDINASI

    47

  • PPK

    MEMBENTUK

    PANSEL

    MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

    MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

    Laporan PRESIDEN

    MEMASTIKAN SISTEM MERIT

    1 5

    MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT

    KASN

    6

    7

    Pembatalan, Peringatan dan Teguran

    PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    2

    4

    3

    KOORDINASI PyB

    MEMILIH & MENETAPKAN

    8

    48

  • GUBERNUR/ PPK

    MEMBENTUK

    PANSEL

    MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

    MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

    Laporan PRESIDEN

    KEPUTUSAN PRESIDEN JPT TERPILIH

    MEMASTIKAN SISTEM MERIT

    1 5

    6

    8

    3

    MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAH

    KASN

    9

    MENYAMPAIKAN 3 CALON

    MENDAGRI

    PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    2

    4

    PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    7

    KOORDINASI

    49

  • GUBERNUR/PPK

    MEMBENTUK

    PANSEL

    MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA

    MENYAMPAIKAN 3 CALON JPT

    LAPORAN PRESIDEN

    MEMASTIKAN SISTEM MERIT

    1

    5

    8

    3

    MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH

    7

    Pembatalan, Peringatan dan

    Teguran

    MENETAPKAN JPT

    6

    KASN

    PENGAWASAN PELAKSANAAN SELEKSI DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    PENGAWASAN PEMBENTUKAN PANSEL DAN KEPUTUSAN MENGIKAT

    2

    4

    PyB KOORINASI

    50

  • MASA TRANSISI

    INPRES NOMOR 3 TAHUN 2015

    PERMENPAN 13 TAHUN 2014

  • PERCEPATAN

    PENGISIAN JPT YG LOWONG

    TERBUKA DAN KOMPETITIF

    SINGKAT DAN SEDERHANA

    DAPAT DIISI NON PNS

    KOORDINASI

    PENGAWASAN

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Kementerian/Lembaga baru atau Kementerian/Lembaga yang melakukan reorganisasi TA 2015

    Secara cepat dan tepat Menjamin kinerja fisik, keuangan dan pelayanan publik

    Sesuai rekam jejak jabatan (kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, diklat, integritas & moralitas serta persyaratan lain yg dibutuhkan) oleh Panitia Seleksi

    Sekurang-kurangnya 10 hari kerja meliputi: pengumuman (5 hari), seleksi sesuai rekam jejak, serta wawancara (5 hari)

    Dalam hal tidak ada PNS yang memenuhi syarat Dengan persetujuan presiden

    PPK berkoordinasi dengan KASN

    Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

    Reformasi Birokrasi

    PENGISIAN PERCEPATAN JPT

  • Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun. Pejabat yang habis masa jabatannya harus mengikuti seleksi/uji kompetensi

    kembali untuk menduduki jabatan yang sama pada periode berikutnya. Pejabat ybs harus memenuhi target kinerja yang diperjanjikan dengan atasan. Pejabat yang tidak memenuhi kinerja yang diperjanjikan dalam waktu 1 (satu)

    tahun pada suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam) bulan untuk memperbaiki kinerjanya.

    Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tidak menunjukan perbaikan kinerja, maka Pejabat yang bersangkutan harus mengikuti seleksi ulang uji kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tersebut Pejabat ybs dapat dipindahkan pada jabatan lain sesuai dengan kompetensi yang dimiliki atau ditempatkan pada jabatan yang lebih rendah.

    POLA KARIR JPT

    53

  • SWASTA

    JABATAN ADMINISTRASI JABATAN FUNGSIONAL

    JABATAN PIMPINAN TINGGI

    ADMINISTRATOR

    PENGAWAS

    PELAKSANA

    FUNGSIONAL AHLI

    FUNGSIONAL TERAMPIL PPPK

    TNI

    POLRI

    SWASTA

    NON

    PEGAWAI NEGERI SIPIL

    POLA KARIR

  • Setiap PNS dapat dimutasi tugas dan/atau lokasi dalam satu Instansi Pusat, antar-Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke perwakilan NKRI di luar negeri.

    Dilakukan oleh PPK dalam wilayah kewenangannya.

    Perpindahan PNS antarkabupaten/kota dalam satu provinsi ditetapkan oleh Gubernur setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.

    Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.

    Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat atau sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat yang Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala BKN.

    Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

    MUTASI PNS

    55

    Mutasi PNS dilakukan dengan memperhatikan: - prinsip larangan konflik kepentingan. - Pembiayaan sebagai dampak mutasi dibebankan pada APBN dan APBD.

  • Dilakukan berdasarkan:

    perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat unit atau organisasi;

    Memperhatikan

    target, sasaran, hasil, dan manfaat yang dicapai, serta perilaku PNS.

    Metode

    objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.

    Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan secara berjenjang kepada atasan langsung dari PNS, dan dapat mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat dan bawahannya.

    Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kepada Tim Penilai Kinerja PNS.

    PENILAIAN KINERJA PNS

    56

    PNS yang penilaian kinerjanya tidak mencapai target kinerja dikenakan sanksi administrasi sampai dengan pemberhentian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.

    Dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, & resiko pekerjaan.

    Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap.

    PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah dibebankan APBD.

    Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas yang meliputi:

    tunjangan kinerja dan (dibayar sesuai pencapaian kinerja)

    tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat kemahalan: indeks harga di daerah)

    Tunjangan PNS dibebankan pada APBN dan APBD

    Single Salary

    Simple salary

    Penggajian dan Tunjangan

    PNS

    57

  • PNS yang telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian, kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, dan prestasi kerja dalam melaksanakan tugasnya dapat diberikan penghargaan.

    Penghargaan tsb berupa pemberian: tanda kehormatan;

    kenaikan pangkat istimewa;

    kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau

    kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.

    Penghargaan PNS

    58

  • PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:

    a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan UUDNRI 1945;

    b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan dan/atau pidana umum;

    c. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau

    d. dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana.

    Pemberhentian Tidak Dengan

    Hormat

    59

  • PNS diberhentikan dengan hormat karena:

    PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena:

    dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara singkat 2 (dua) tahun dengan tidak berencana.

    PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena:

    melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.

    Pemberhentian PNS

    60

    meninggal dunia;

    atas permintaan sendiri;

    mencapai batas usia pensiun;

    perampingan organisasi;

    tidak cakap jasmani dan/atau

    rohani.

    Menjadi anggota/Pengurus Parpol;

    Mencalonkan/dicalonkan sebagai

    pejabat negara;

    Tidak mencapai target sasaran kerja;

    Melanggar salah satu disiplin berat;

  • PNS diberhentikan sementara, apabila:

    diangkat menjadi pejabat negara;

    diangkat menjadi komisioner atau anggota lembaga nonstruktural; atau

    ditahan karena menjadi tersangka tindak pidana.

    Pengaktifan kembali PNS yang diberhentikan sementara dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.

    Pemberhentian Sementara

    PNS

    61

  • Batas usia pensiun PNS yaitu:

    58 (lima puluh delapan) tahun bagi Pejabat Administrasi;

    60 (enam puluh) tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi; dan

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat Fungsional (PP 21/2014).

    Batas Usia Pensiun

    62

  • Hak bagi PNS yang berhenti bekerja.

    PNS diberikan jaminan pensiun apabila: meninggal dunia;

    atas permintaan sendiri dengan usia dan masa kerja tertentu;

    mencapai batas usia pensiun;

    perampingan organisasi /kebijakan pemerintah yang mengakibatkan pensiun dini; atau

    tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas dan kewajiban.

    Jaminan pensiun dan jaminan hari tua mencakup jaminan pensiun dan jaminan hari tua yang diberikan dalam program jaminan sosial nasional.

    Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah selaku pemberi kerja dan iuran PNS yang bersangkutan.

    Jaminan Pensiun & Jaminan

    Hari Tua

    63

  • Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:

    jaminan kesehatan;

    jaminan kecelakaan kerja;

    jaminan kematian; dan

    bantuan hukum. -> berupa pemberian bantuan hukum dalam perkara yang dihadapi di

    pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

    Perlindungan

    64

    Mencakup jaminan sosial yg diberikan dalam program jaminan sosial nasional

  • Manajemen PPPK meliputi: a. penetapan kebutuhan; b. pengadaan; c. penilaian kinerja; d. gaji dan tunjangan; e. pengembangan kompetensi; f. pemberian penghargaan; g. disiplin; h. pemutusan hubungan perjanjian kerja; dan i. perlindungan.

    MANAJEMEN PPPK

    65

  • PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PPPK

    66

    PERATURAN PRESIDEN TENTANG

    JABATAN YANG DAPAT DIISI PPPK

    PERATURAN MENTERI PAN DAN RB

    MENGENAI PENETAPAN JUMLAH DAN

    JENIS JABATAN YANG DAPAT DIISI

    PPPK

    REGULASI PENGISIAN PPPK

  • FOKUS PENGATURAN

    AMANAT UU ASN (Ps. 93-105)/ DESAIN RPP

    KOREA

    Kriteria Jabatan tidak berkaitan dengan perumusan dan penetapan kebijakan;

    tidak berkaitan dengan pengambilan keputusan dalam pertahanan dan keamanan negara, rahasia negara dan keuangan negara

    tidak berwenang mengambil keputusan dalam pengelolaan asset, personil dan keuangan;

    bersifat teknis operasional; bersifat pelayanan; dan/atau bersifat mandiri

    Boleh diposisi mana saja yang memerlukan keahlian yang spesifik (expert)

    Proporsi Jumlah - 1-2% dari total pegawai pemerintah

    Pengembangan kompetensi

    Bentuk kursus/seminar/penataran Paling banyak 15 hari kerja dalam 1

    tahun

    Hanya beberapa hari karena sudah dianggap ahli

    R-PP MANAJEMEN PPPK

  • FOKUS PENGATURAN

    AMANAT UU ASN (Ps. 93-105)/ DESAIN RPP

    KOREA

    Gaji berdasarkan beban kerja, tanggung jawab jabatan, dan resiko pekerjaan

    Lebih tinggi ( 1,5 7 x gaji PNS di jabatan yang sama) dari PNS karena merupakan pakar/expertise

    Pola karier Diamanatkan namun PPPK terbatas dengan masa kerja kontrak maka sebaiknya tidak ada pola karier

    Tidak ada pola karier karena sudah dianggap ahli

    Masa kontrak Minimal 1 tahun dan dapat diperpanjang sesuai kebutuhan dan berdasarkan penilaian kerja

    Minimal 2 tahun dan dapat diperpanjang setiap tahun sampai dengan 5 tahun setelahnya yang bersangkutan harus reapply

    Legal standing Tunduk pada hukum administrasi negara Tunduk pada hukum administrasi negara

    Pensiun Tidak mendapat pensiun Tidak mendapat pensiun

    Rasio PNS dan PPPK

    Direncanakan 60 berbanding 40 100 berbanding 1

    R-PP MANAJEMEN PPPK

  • Terima Kasih