Tiket Masuk Mikologi Mikoriza

9
Nama : Asmidyah Dwi Rahayu NIM : 125040201111019 Kelompok : Rabu, 15.05-16.45 Asisten : Diajeng TIKET MASUK MIKOLOGI 1. Pengertian Mikoriza Mikoriza adalah suatu bentuk asosiasi simbiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan miselium cendawan tertentu. Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran tanaman (Brundrett, 1996). Simbiosis ini terdapat hampir pada semua jenis tanam. 2. Jenis-jenis Mikoriza Berdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokan menjadi : Ektomikoriza (jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang diantara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang), Endomikoriza

description

tugas

Transcript of Tiket Masuk Mikologi Mikoriza

Nama: Asmidyah Dwi RahayuNIM: 125040201111019Kelompok: Rabu, 15.05-16.45Asisten: Diajeng

TIKET MASUK MIKOLOGI

1. Pengertian MikorizaMikoriza adalah suatu bentuk asosiasi simbiotik antara akar tumbuhan tingkat tinggi dan miselium cendawan tertentu.Mikoriza merupakan suatu bentuk simbiosis mutualistik antara jenis jamur tertentu dengan perakaran tanaman (Brundrett, 1996). Simbiosis ini terdapat hampir pada semua jenis tanam.

2. Jenis-jenis MikorizaBerdasarkan struktur dan cara jamur menginfeksi akar, mikoriza dapat dikelompokan menjadi : Ektomikoriza (jamur yang menginfeksi tidak masuk ke dalam sel akar tanaman dan hanya berkembang diantara dinding sel jaringan korteks, akar yang terinfeksi membesar dan bercabang),

Endomikoriza (Jamur yang menginfeksi masuk ke dalam jaringan sel korteks dan akar yang terinfeksi tidak membesar)(Brundrett, 1996).

3. Manfaat MikorizaManfaat yang diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza adalah sebagai :- Meningkatkan penyerapan unsur haraTanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsur hara mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman.

- Tahan terhadap serangan pathogenMikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bias diterangkan sebagai berikut:adanya lapisan hifa (mantel) dapat berfungsi sebagai pelindung fisik untuk masuknya pathogenmikoriza menggunakan hampir semua kelebihan karbohidrat dan eksudat akar lainnya, sehingga tidak cocok bagi patogen.fungi mikoriza dapat melepaskan antibiotik yang dapat menghambat perkembangan patogen. Sebagai konservasi tanahFungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanahdengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organik tanah.- Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuhFungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.- Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.- Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan non-esensial.

4. Sistem kerja (mekanisme) MikorizaHifa jamur EM tidak masuk ke dalam dinding sel tanaman inang. Sedangkan akar yang bersimbiosa dengan AM, harus diamati dibawah mikroskop, karena struktur arbuskular atau vesicular terbentuk di dalam sel tanaman inang dan hanya dapat diamati di bawah mikroskop setelah dilakukan perlakuan khusus dan pewarnaan. Struktur arbuskular dan vesicular berfungsi sebagai tempat cadangan karbon dan tempat penyerapan hara bagi tanaman. Miselium eksternal terdapat pada tipe EM dan AM, merupakan perpanjangan mantel ke dalam tanah. Suatu simbiosis terjadi apabila cendawan masuk ke dalam akar atau melakukan infeksi. Proses infeksi dimulai dengan perkecambahan spora didalam tanah. Hifa yang tumbuh melakukan penetrasi ke dalam akar dan berkembang di dalam korteks. Pada akar yang terinfeksi akan terbentuk arbuskul, vesikel intraseluler, hifa internal diantara sel-sel korteks dan hifa ekternal. Penetrasi hifa dan perkembangnnya biasanya terjadi pada bagian yang masih mengalami proses diferensissi dan proses pertumbuhan. Hifa berkembang tanpa merusak sel (Anas, 1998).Peranan MVA tersebut dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan P dan unsur hara lainnya melalui proses sebagai berikut:1. Modifikasi Kimia oleh mikoriza dalam proses kelarutan P tanah Pengaruh Mikoriza Arbuskula Pada Ketersediaan dan Penyerapan Unsur Hara Pada tahap ini, terjadi modifikasi kimia oleh mikoriza terhadap akar tanaman, sehingga tanaman mengeksudasi asam-asam norganik dan enzim fosfatase asam yang memacu proses mineralisasi P. Eksudasi akar tersebut terjadi sebagai respon tanaman terhadap kondisi tanah yang kahat P, yang mempengaruhi kimia rizosfer.2. Perpendekan jarak difusi oleh tanaman bermikoriza. Mekanisme utama bagi pergerakan P ke permukaan akarah melalui difusi yang terjadi akibat adanya gradien konsentrasi, serta merupakan proses yang sangat lambat. Jarak difusi ion-ion fosfat tersebut dapat diperpendek dengan hifa eksternal CMA, yang juga dapat berfungsi sebagai alat penyerap dan translokasi fosfat.3. Penyerapan P tetap terjadi pada tanaman bermikoriza meskipun terjadi penurunan konsentrasi minimum P. Konsentrasi P yang ada di larutan tanah dapat menjadi sangat rendah dan mencapai konsentrasi minimum yang dapat diserap akar, hal ini terjadi sebagai akibat terjadinya proses penyerapan ion fosfat yang ada di permukaan akar. Di bawah konsentrasi minimum tersebut akar tidak mampu lagi menyerap P dan unsur hara lainnya, sedangkan pada akar bermikoriza, penyerapan tetap terjadi sekalipun konsentrasi ion fosfat berada di bawah konsentrasi minimum yang dapat diserap oleh akar. Proses ini ini terjadi karena afinitas hifa eksternal yang lebih tinggi atau peningkatan daya tarikmenarik ion-ion fosfat yang menyebabkan pergerakan P lebih cepat ke dalam hifa MVA

5. Cara Perbanyakan Mikoriza

Masih terdapat beberapa kendala yang perlu dihadapi dalam upaya pemanfaatan mikoriza ini, bahwa upaya untuk memproduksi inokulan mikoriza dalam skala besar masih sulit. Di samping hal-hal tersebut penggunaan mikoriza ini masih mendapatkan kesulitan karena penggunaannya yang dalam jumlah relatif besar dan lamanya waktu untuk memproduksinya. Oleh karena itu masih diperlukan adanya penelitian-penelitian lebih lanjut dalam upaya untuk memaksimalkan potensi mikoriza ini. Umumnya produksi MVA yang sering dilakukan adalah dengan menggunakan metode pot kultur, yaitu menanam benih dalam pot-pot atau bak-bak plastik. 1. Tahap produksi MVA diawali dengan sterilisasi media. Media perbanyakan MVA yang berupa pasir/tanah/arang sekam dipanaskan dengan menggunakan dandang sabluk selama 1-2 jam. Tujuannya yaitu untuk membunuh mikroorganisme yang hidup pada media tanam, sehingga diharapkan kompetisi antara MVA dan mikroorganisme lain menjadi berkurang (Falah, 2011). Mikoriza yang digunakan sebagai starter mikoriza yang berupa akar yang bermikoriza/spora MVA di sekitar perakaran sebanyak 0,5-1 gram. Starter MVA yang dicampurkan minimal mengandung 10-20 spora (Falah, 2011).2. Tahap pemeliharaan dilakukan sampai inang berumur 2 bulan. Tanaman diletakkan pada suatu tempat yang cukup mendapatkan sinar matahari sambil sesekali dilakukan penyiraman dan pemupukan. Penyiraman tidak perlu dilakukan secara teratur, cukup dengan menjaga kelembapan media tanam. Pemupukan juga dilakukan secukupnya, dengan memilih pupuk cair yang mengandung unsur P rendah. Pemeliharaan tanaman yang telah tumbuh juga meliputi pengamatan terhadap serangan hama dan penyakit. Tanaman yang tampak terserang hama dan penyakit atau tumbuh abnormal segera dicabut dan diganti dengan benih yang baru. Tanaman yang terinfeksi mikoriza, maka tinggi, bobot kering, konsentrasi P pada bagian atas maupun akar tanaman mempunyai nilai yang tinggi dibandingkan dengan tanpa mikoriza. 3. Tahap stressing adalah suatu tahapan yang berupa usaha untuk menghambat atau menekan pertumbuhan tanaman inang dengan kondisi tertentu. Tujuannya yaitu untuk memacu MVA membentuk struktur tahan berupa spora. Spora inilah nantinya yang dapat dipanen dan menjadi sumber inokulum (starter mikoriza) (Falah, 2011).Usaha-usaha stressing yang dapat dilakukan adalah penghentian penyiraman setelah selama 2 bulan tanaman inang dipelihara dengan sesekali dilakukan penyiraman, maka pada bulan ketiga dilakukan stressing dengan menghentikan proses penyiraman selama 1 (satu) bulan. Dalam kondisi seperti ini secara otomatis akar tanaman inang akan berusaha keras untuk mendapatkan air. Pada saat inilah simbiosis antara MVA dan akar tanaman inang berjalan optimal. Hifa-hifa MVA akan tumbuh memanjang untuk membantu akar tanaman inang mencari sumber air (Falah, 2011). 4. Topping atau pemotongan bagian atas tanaman inang dilakukan dengan hanya menyisakan batang bawah 1/4nya. Kondisi ini dikombinasikan dengan melakukan pemaparan tanaman inang di bawah bawah sinar matahari. Kondisi seperti ini akan semakin menekan kondisi fisik tanaman inang dan MVA. Perlahan-lahan tanaman inang akan mati sehingga mempengaruhi kondisi MVA. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan tersebut MVA akan membentuk struktur tahan berupa spora untuk mempertahankan hidupnya (Falah, 2011).5. Pemanenan dapat dilakukan setelah tanaman inang mengalami stressing selama 1 (satu) bulan atau 3 (tiga) bulan sejak tanam awal. Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar tanaman inang dan mengambil bagian akarnya. Akar lalu dipotong kecil-kecil ( 0,5 cm) dan dicampur dengan media tanamnya. Selanjutnya kemas mikoriza beserta media tanamnya dalam kantong plastik dan siap untuk diaplikasikan sebagai pupuk hayati. Bila tidak langsung digunakan maka sebaiknya disimpan dalam lemari es (Falah, 2011).Penggunaan MVA lebih efektif diaplikasikan pada saat pembibitan karena MVA akan segera menginfeksi jaringan akar yang relatif masih muda. Dengan demikian bibit yang akan dipindahkan ke lapang perakarannya telah terlindungi oleh MVA sehingga dapat terhindar dari serangan patogen, khususnya patogen terbawa tanah. Namun dapat pula aplikasi dilakukan pada saat bibit dipindah ke lahan. Caranya yaitu dengan membuat lubang tanam, kemudian mengambil tanahnya dan mencampurnya dengan mikoriza. Dosis yang disarankan minimal 15-20 gram/bibit. Aplikasi sebaiknya dilakukan pada waktu sore hari (pukul 16.00-17.00 WIB) (Falah, 2011).

DAFTAR PUSTAKABrundrett, M., N. Bougher, B. Dell, T. Grove, and N. Malajczuk. 1996. Working with Mycorrhizas in Forestry and Agriculture. ACIAR Monograph 32. 374 +x p.

Falah, B.S. 2011. Teknik Perbanyakan Mikoriza. http://epetani.deptan.go.id/budidaya/teknik-perbanyakan-mikoriza-2408 Diakses 12 April 2015Warsito. 2012. Pengertian Mikoriza. https://warsitotti.files.wordpress.com/2012/01/mikoriza.pdf Diakses tanggal 12 April 2015