Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

39
LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI “Pengaruh Berbagai Macam Nutrisi Terhadap Respirasi Pada Yeast” Oleh : Nadhira Adelina Safitri (130210103005) Khusnul Khotimah (130210103053) Dewi Citrawati M. (130210103079) Dian Ineke Damayanti (130210103085) Kelas B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Transcript of Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

Page 1: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

“Pengaruh Berbagai Macam Nutrisi Terhadap Respirasi Pada Yeast”

Oleh :

Nadhira Adelina Safitri (130210103005)

Khusnul Khotimah (130210103053)

Dewi Citrawati M. (130210103079)

Dian Ineke Damayanti (130210103085)

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

Page 2: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur allhamdulillah kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena

berkat petunjuk-Nya lah makalah yang berjudul “Sistem Ekskresi dan

Osmoregulasi” ini dapat terselesaikan dengan baik. Penyusunan makalah ini

bertujuan utama untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi

Tumbuhan.

Selesainya tugas ini tidaklah terlepas dari adanya bimbingan, bantuan, dan

petunjuk serta saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini

penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya.

Dalam penulisan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan

baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang

dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat di harapkan

demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi mahasiswa dan

masyarakat serta bermanfaat untuk calon pendidik dalam mengembangkan

evaluasi yang baik khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di

Universitas Jember.

Jember, 28 Oktober 2015

Penulis

Page 3: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Respirasi pada yeast (fermentasi) adalah respirasi yang terjadi dalam

keadaan ketersediaan oksigen bebas. Asam piruvat yang merupakan produk

glikolisis jika dalam keadaan ketiadaan oksigen bebas akan diubah menjadi

alkohol atau asam laktat. Pada manusia, kekurangan oksigen sering terjadi pada

atlet-atlet yang berlari jarah jauh dengan kencang. Atlet tersebut membutuhkan

kadar oksigen yang lebih banyak daripada yang diambil dari pernafasan. Dengan

kurangnya oksigen dalam tubuh, maka proses pembongkaran zat dilakukan

dengan cara anaerob, yang disebut dengan fermentasi. Fermentasi tidak harus

selalu dalam keadaan anaerob.

Fermentasi sudah dilakukan manusia sejak ditemukannya  jamur dan

bakteri yang mampu memfermentasi. Contoh produk hasil fermentasi yaitu,

alcohol, bir, tape, dll. Tapi pada kenyataannya di lapangan, sering ditemui

produsen tape, misalnya, menggunakan ragi secara tidak wajar atau tidak sesuai

aturan. Padahal, jika terlalu berlebihan akan mngakibatkan terciptanya produk

yang tidak sesuai harapan.

Dalam hal ini kami melakukan praktikum yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh jumlah ragi/fermipan/saccharomyces yang diberikan serta

apa saja yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a) Pengertian yeast ?

b) Fungsi dari tepung terigu?

c) Fungsi dari siklamat ?

d) Fungsi air untuk pertumbuhn jamur ?

e) Apa itu pertumbuhan jamur ?

f) Proses fermentasi dan respirasi jamur ?

Page 4: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

g) Membandingkan hasil dari ketiga nutrisi

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Berbagai Macam Nutrisi Terhadap Respirasi Pada Yeast.

Page 5: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Fermentasi merupakan kegiatan mikrobia pada bahan pangan sehingga

dihasilkan produk yang dikehendaki.Mikrobia yang umumnya terlibat dalam

fermentasi adalah bakteri, khamir dan kapang. Contoh bakteri yang digunakan

dalam fermentasi adalah Acetobacter xylinum pada pembuatan nata

decoco, Acetobacter aceti pada pembuatan asam asetat. Contoh khamir dalam

fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae dalam pembuatan alkohol sedang

contoh kapang adalah Rhizopus sp pada pembuatan tempe, Monascus

purpureus pada pembuatan angkak dan sebagainya. Fermentasi dapat dilakukan

menggunakan kultur murni ataupun alami serta dengan kultur tunggal ataupun

kultur campuran.

Fermentasi menggunakan kultur alami umumnya dilakukan pada proses

fermentasi tradisional yang memanfaatkan mikroorganisme yang ada di

lingkungan. Salah satu contoh produk pangan yang dihasilkan dengan fermentasi

alami adalah gatot dan growol yang dibuat dari singkong. Tape merupakan produk

fermentasi tradisional yang diinokulasi dengan kultur campuran dengan jumlah

dan jenis yang tidak diketahui sehingga hasilnya sering tidak stabil. Ragi tape

yang bagus harus dikembangkan dari kultur murni.

Etanol yang merupakan salah satu produk penting dalam bidang kesehatan

dan energi jua dapat dibuat menggunakan metode fermentasi. Proses fermentasi

merupakan salah satu cara yang banyak dilakukan untuk mendapatkan etanol

dalam dunia industri dengan memanfaatkan kemampuan mikroorganisme.

Mikroorganisme yang digunakan untuk memproduksi etanol dalam penelitian ini

adalah khamir Saccaromices cerevisiae. Efisiensi proses fermentasi dapat

ditingkatkan dengan mengamobilisasi sel mikroorganisme yang digunakan.

Amobilisasi sel bertujuan untuk membuat sel menjadi berkurang ruang geraknya,

namun dengan tetap mempertahankan aktivitas katalitiknya (Indryanti, 2013).

Proses fermentasi yang umum dijalankan adalah proses fermentasi

konvesional menggunakan sistem batch. Fermentasi ini mempunyai kendala

bahwa konsentrasi etanol yang dihasilkan sangat rendah karena produksi etanol

yang terakumulasi akan meracuni mikroorganisme pada proses fermentasi.

Page 6: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

Akumulasi dari produk terlarut yang bersifat racun akan menurunkan secara

perlahan-lahan dan bahkan dapat menghentikan pertumbuhan serta produksi dari

mikroorganisme Proses fermentasi yang umum dijalankan adalah proses

fermentasi konvesional menggunakan sistem batch. Fermentasi ini mempunyai

kendala bahwa konsentrasi etanol yang dihasilkan sangat rendah karena produksi

etanol yang terakumulasi akan meracuni mikroorganisme pada proses fermentasi.

Akumulasi dari produk terlarut yang bersifat racun akan menurunkan secara

perlahan-lahan dan bahkan dapat menghentikan pertumbuhan serta produksi dari

mikroorganisme fermentasi, terjadi penurunan produksi etanol sebesar 20,05.

(Winarno, 1998).

Produksi asam sitrat melalui fermentasi dipengaruhi oleh berbagai faktor

di antaranya kadar air, konsentrasi ion logam, dan konsentrasi vitamin dan

mineral dalam medium fermentasi Air memiliki fungsi yang sangat penting dalam

proses metabolisme organisme, diantaranya berfungsi sebagai sumber unsur

hidrogen dan oksigen yang diperlukan untuk biosintesis komponen-komponen sel,

berperan penting pada proses hidrolisis enzimatik, dan sangat berperan penting

pada proses transpor nutrien dan produk-produk metabolit melalui membran sel

(Syamsuri, 2006).

Tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein.

Disamping itu perlu ditambahkan bahan-bahan lain seperti kapur (Calsium

carbonat) sebagai sumber mineral dan pengatur pH meter (Dinas Pertanian, 2002).

Menurut Taherzadeh dan Karimi (2007) silulosa termasuk zat yang

menghambat aktivitas sel ragi dalam proses fermentasi. Silulosa dapat terbentuk

dari hasil hidrolisis hemiselulosa. fermentasi alkohol menggunakan molase dan

mikroba pemrosesnya adalah ragi roti (Saccharomyces cereviceae), dan

menemukan terjadi penurunan produksi etanol sebesar 20,05 % setelah lima kali

penggunaan ulang. Proses fermentasi berlangsung selama 36 jam. Temuan

tersebut masih lebih baik dibandingkan dengan temuan dalam penelitian ini, sebab

dalam penelitian ini hanya bisa digunakan tiga kali pengulangan.

Yeast secara normal hidup di alam, juga berada pada permukaan dan di

dalam tubuh manusia. Seperti pada mikroorganisme yang lain bakteri dan yeast

Page 7: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

dapat hidup pada rongga mulut yang sehat, usus dan kulit baik manusia maupun

hewan. Akan tetapi banyak juga yang berhubungan dengan penyakit pada manusia

terutama yeast yang termasuk yeast yang patogen misalnya: Candida albicans, C.

glabrata dan Cryptococcus neoformans. Sedangkan yeast yang muncul sebagai

patogen baru adalah Rhodotorula rubra, Trichosporon beigelii, dan Candida spp.

Disamping itu tentunya banyak yeast yang tidak berbahaya seperti:

Klyuveromyces marxianus, Candida catenulata, Pichia anomala, Saccharomyces

cerevisiae, Zygosaccharomyces dan Kloeckera apiculata Kehadiran yeast dalam

suatu produk makanan fermentasi misalnya: keju, mentega, yogurt, susu

fermentasi, mayonaise, sosis kering, salami dan lain-lain kebanyakan merupakan

mikroflora kontaminan yang telah banyak diteliti sebagai pemberi citarasa dan

mempercepat kematangan produk (Wyder, 1996) .

Page 8: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

BAB 3. METODELOGI PEMBELAJARAN

I. Metodologi

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat

1. Sendok

2. Baskom

3. Botol bekas

4. Balon Karet

5. Karet

6. Benang

4.1.2 Bahan

1. Air

2. Tepung

3. Vernipan

4. Gula pasir

5. Gula jawa

6. Jus anggur

I.2 Cara kerja

Mempersiapkan alat dan bahan

Mencampurkan masing-masing bahan yaitu 2 sendok vernipan, 1 sendok tepung dan jus anggur

Menambahkan air 20 ml untuk mengencerkan campuran bahan tersebut

Page 9: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

Mengaduk hingga homogen dan menjadi suatu larutan

Memasukkan kedalam botol plastik

Menutup botol dengan balon

Mengikat balon tersebut dengan karet supaya lebih kuat

Mengukur diameter balon hingga mengembang setiap 3 jam sekali selama 24 jam

Page 10: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

BAB 4. HASIL PENGAMATAN

a. Hasil pengamatan jus anggur

No Waktu Ukuran

1. 15.00 0 cm

2. 18.00 6,3 cm

3. 21.00 6,6 cm

4. 24.00 5,5 cm

5. 03.00 6 cm

6. 06.00 6,3 cm

7. 09.00 7,5 cm

8. 12.00 7,5 cm

9. 15.00 7,5 cm

b. Hasil pengamatan siklamat

No Waktu Ukuran

1. 15.00 0 cm

2. 18.00 5,3 cm

3. 21.00 6,0 cm

4. 24.00 4,5 cm

5. 03.00 4,5 cm

6. 06.00 5,2 cm

Page 11: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

7. 09.00 4,5 cm

8. 12.00 4,3 cm

9. 15.00 4,2 cm

c. Hasil Pengamatan gula jagung

No Waktu Ukuran

1. 13.30 0 cm

2. 16.30 5 cm

3. 19.30 7,5 cm

4. 22.30 9 cm

5. 01.30 9 cm

6. 04.30 9 cm

7. 07.30 10 cm

8. 10.30 10 cm

9. 13.30 10 cm

Page 12: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

BAB 5. PEMBAHASAN

Dalam praktikum ini penggunaan air merupakan sumber nutrisi bagi

pertumbuhan yeast yang kami gunakan dalam pengamatan ini. Menurut Syamsuri

(2006), air memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses metabolisme

organisme, diantaranya berfungsi sebagai sumber unsur hidrogen dan oksigen

yang diperlukan untuk biosintesis komponen-komponen sel, berperan penting

pada proses hidrolisis enzimatik, dan sangat berperan penting pada proses

transpor nutrien dan produk-produk metabolit melalui membran sel.Sedangkan

tepung yang digunakan dalam pengaatan ini adalah sebagai sumber karbohidrat,

lemak dan protein (Dinas Pertanian, 2002).

Tepung terigu mengandung dua macam protein yaitu protein gluten dan

protein glutenin. Kandungan gizi dalam tepung terigu mempunyai komposisi

kadar air 13%, kadar protein 12-13%, kadar hidrat arang 72-73%, kadar lemak

1,5%. Dari kandungan yang terdapat pada tepung tersbut dapat mendukung

pertumbuhan yeast yang terdapat dalam botol. Pada saat bercampur dengan air

yang berfungsi untuk menahan gas CO2 hasil fermentasi yang dihasilkan oleh

pertumbuhan yeast dalam air. Gas CO2 yang tertahan dalam kerangka jaringan

gluten dapat lolos kembali apabila kerangka gluten yang terbentuk tidak kuat.

Pemanis merupakan komponen bahan pangan yang umum, oleh karena itu

agak aneh kalau dimasukkan ke dalam daftar bahan tambahan makanan. Pemanis

yang termasuk BTM adalah pemanis pengganti gula (sukrosa). Pemanis, baik

yang alami maupun yang sintetis, merupakan senyawa yang memberikan persepsi

rasa manis tetapi tidak (atau hanya sedikit) mempunyai nilai gizi (non-nutritive

sweeteners).

Rumus kimia siklamat :

Page 13: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

Siklamat adalah pemanis buatan yang cukup murah. Memiliki rasa manis

30-50 kali gula pasir, dan jarang meninggalkan aftertaste pahit seperti halnya

sakarin dan K-acesulfame (akan dibahas di bagian kelima). Siklamat sering

digunakan dalam kombinasi dengan pemanis buatan lainnya, terutama sakarin

(dalam campuran siklamat – sakarin dalam perbandingan 10:1). Dari segi

strukturnya, siklamat merupakan garam kalsium atau natrium dari asam

sikloheksansulfamat. Siklamat dapat disintesis dengan reaksi sulfonasi terhadap

sikloheksilamin, baik oleh asam sulfamat maupun sulfurtrioksida. Siklamat tidak

rusak jika mengalami pemanasan. Dibandingkan dengan pemanis buatan Pemanis

alami merupakan bahan pemberi rasa manis yang diperoleh dari bahan-bahan

nabati maupun hewani. Contoh pemanis alami dapat dilihat pada gambar di

samping. Gula tebu mengandung zat pemanis fruktosa yang merupakan salah satu

jenis glukosa. Gula tebu atau gula pasir yang diperoleh dari tanaman tebu

merupakan pemanis yang paling banyak digunakan. Selain memberi rasa manis,

gula tebu juga bersifat mengawetkan.

Berkaitan dengan kenaikan atau tidak bertambahnya diameter balon, hal

ini disebabkan oleh efek dari Etanol sebagi hasil sampingan dari fermentasi.

Etanol dapat bersifat toksik bila kadarnya yang terlalu tinggi. Jadi di sini laju

respirasi dapat dipengaruhi oleh kadar etanol atau jumlah sel yang mati. Hal ini

juga disebabkan karena fase pertumbuhan dari mikroorganisme antara lain fase

lag organisme melakukan penyesuaian dengan lingkungannya. Fase ini akan

berlangsung cepat karena ketersediaan nutrisi masih melimpah. Selanjutnya pada

fase exponensial, pertumbuhan berjalan dua kali lebih cepat. Pada fase ini nutrisi

sangat banyak dan dapat diasimilasi. Lalu memasuki fase stasioner, disini

pertumbuhan mikroorganisme konstan. Hal ini disebabkan karena adanya

kompetisi antara jamur muda dan jamur remaja, pada fase ini pertumbuhan dan

kematian memiliki kedudukan yang seimbang. Fase yang terakhir yaitu fase

death, fase ini terjadi apabila kandungan nutrisi pada medium telah habis.pada

fase ini mikroorganisme yang bersifat racun menjadi semakin banyak. Maka dari

sini dapat diketahui bahwa pada saat diameter balon tidak mengalami

Page 14: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

pertambahan disinilah terjadi fase death dimana kandungan nutrisi pada medium

sudah habis.

Yeast atau khamir mempunyai struktur sel lebih besar daripada bakteri

yaitu berkisar antara 5-10 mikrometer. Koloni khamir sepintas seperti koloni

bakterio tetapi biasanya koloninya tidak mengkilat dan warnanya seperti mentega.

Setiap sel yeast terdiri dari 1 nukleus dan organella-organella (Tortora, 2007).

Fermentasi merupakan proses pemecahan senyawa organik menjadi

senyawa sederhana yang melibatkan mikroorganisme. Fermentasi adalah

perombakan anaerob karbohidrat yang menghasilkan pembentukan produk

fermentasi yang stabil.  Contoh produk fermentasi oleh mikroorganisme yang

dapat dimanfaatkan meliputi barang-barang seperti etil alkohol, asam laktat,

gliserol dan lain-lain.  Fermentasi adalah suatu oksidasi karbohidrat anaerob dan

aerob sebagian dan merupakan suatu kegiatan penguraian bahan-bahan

karbohidrat. Fermentasi berarti disimilasi anaerobik senyawa-senyawa organik

yang disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme atau ekstrak dari sel-sel tersebut.

Disimilasi yaitu proses pengubahan senyawa didalam sel seperti glikogen dan

ATP menjadi senyawa yang tingkat energinya lebih rendah sedemikian rupa

sehingga energi dibebaskan dalam proses ini.  Disimilasi berlangsung di dalam sel

dan produk-produknya dikeluarkan ke media sekitarnya.  Disimilasi terutama

menghasilkan senyawa organik, senyawa anorganik dan beberapa unsur,

contohnya karbohidrat, glikosida, alkohol, asam keto, hidrokarbon, asam amino

dan amina, sejumlah garam Fe, Mn, dan As, unsur karbon, belerang dan lain-lain. 

Proses fermentasi merupakan proses biokimia dimana terjadi perubahan-

perubahan atau reaksi-reksi kimia dengan pertolongan jasad renik penyebab

fermentasi tersebut bersentuhan dengan zat makanan yang sesuai dengan

pertumbuhannya. Akibat terjadinya fermentasi sebagian atau seluruhnya akan

berubah menjadi alkohol setelah beberapa waktu lamanya. Pati yang terkandung

dalam garut dapat diubah menjadi alkohol, melalui proses biologi dan kimia

(biokimia).

Page 15: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

Fermentasi oleh yeast, misalnya dapat menghasilkan etil alkohol (etanol) dan

CO2.

Secara fisiologi, ragi-ragi tersebut mempunyai persamaan yaitu menghasilkan

fermen atau enzim yang dapat mengubah substrat menjadi bahan lain dengan

mendapatkan keuntungan berupa energi.  Adapun substrat yang mereka ubah itu

berbeda-beda.  Orang membatasi pengertian fermentasi hanya pada alkoholisasi

dan laktalisasi. Setiap molekul glukosa yang didegradasi menjadi karbon dioksida

dan air melalui respirasi, sel membuat sekitar 38 molekul ATP, masing-masing

dengan 7,3 kkal/mol energi bebas. Pada Fermentasi alkohol, piruvat diubah

menjadi etanol dalam dua langkah. Langkah pertama menghidrolisis piruvat

dengan molekul air sehingga melepaskan karbondioksida dari piruvat dan

mengubahnya menjadi asetaldehida berkarbon dua. Dalam langkah kedua,

asetaldehida direduksi oleh NADH menjadi etanol sehingga meregenerasi

pasokan NAD+ yang dibutuhkan untuk glikolisis.

Reaksi penguraian glukosa sampai menjadi H2O, CO2 dan energi melalui tiga

tahap, yaitu glikolisis, daur Krebs, dan transpor elektron respirasi. Glikolisis

merupakan peristiwa perubahan glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2

molekul NADH yang berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2

molekul ATP untuk setiap molekul glukosa. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau

daur asam sitrat merupakan penguraian asam piruvat secara aerob menjadi CO2

dan H2O serta energi kimia. Reaksi ini terjadi disertai dengan rantai transportasi

elektron respiratori. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang

ke luar tubuh melalui stomata pada tumbuhan. Laju respirasi dipengaruhi oleh

beberapa hal yaitu : ketersediaan substrat, ketersediaan oksigen, suhu, tipe dan

Page 16: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

umur tumbuhan. Ketika ketersediaan substrat tinggi, maka laju respirasi

meningkat. Ketika suhu meningkat, maka laju respirasi meningkat. Laju respirasi

pada tumbuhan 1 dan yang lainnya berbeda tergantung jenis dan umur tumbuhan

tersebut.

Dalam proses fermentasi terjadi proses pembebasan energy tanpa adanya

oksigen, yang menggunakan mikroorganisme yang akan merombak dan

mengahsilkan suatu reaksi yang dapat memberikan tekanan .Pada pengamtan ini

terdapat pereaksi yaitu fermipan dan yang akan direaksikan adalah larutan gula

merah yang kemudian menghaislkan karbondioksida dan energy.Jadi pada

percobaain ini terjadi proses fermentasi yang menghasilkan energy dan

karbondioksida karena memiliki komponen lengkap untuk proses fermentasi

yang terbukti dengan mengembanya balon.

Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan

energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan

maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun

malam hari. Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup

memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan.

Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk

menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Pada

proses respirasi anaerob hidrogen bergabung dengan prodak asam piruvat

membentuk alkohol. Dalam fermentasi, satu molekul glukosa hanya dapat

menghasilkan 2 molekul ATP, bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul

glukosa mampu menghasilkan 38 molekul ATP.

Untuk percobaan kali ini kami menggunakan percobaan terhadap respirasi

yeast atau fernipan dengan perlakukan yang berbeda nutrisi terutama gula.

Pertama untuk hasil respirasi pada gula jagung, terlihat respirasi terjadi semakin

lama semakin besar hingga pengamatan akhir tetap besar. Dari besarnya diameter

terebut juga terlihat proses respirasi yang banyak. Sedangkan pengamatan pada

buah anggur yang kaya akan kandungan nutrisi seperti serat, vitamin dan juga

beberapa nutrisi penting lainnya. Selain itu, buah anggur juga memiliki

kandungan kadar gula yang tinggi. Hal ini juga karena dalam setiap 3 ons buah

Page 17: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

anggur terkandung 15 gram karbohidrat. Dalam hasil pengamatan dapat terlihat

bahwa proses respirasi yeast terhadap nutrisi anggur dari awal pengamatan terlihat

rdiameter besar, agak kecil dan besar lagi, namun tidak sebaik respirasi yang

dilakukan oleh yeast yang ada pada gula jagung. Namun jika dibandingkan

dengan dasar teori yang ada, bahwa anggur adalah media fermentasi yang baik

yang dapat menghasilkan alcohol yang cepat dan banyak.

Untuk perlakuan yang terakhir adalah respirasi dengan gula buatan yaitu

siklamat. Siklamat adalah pemanis buatan yang masih populer di Indonesia.

Pemanis buatan ini merupakan garam natrium dari asam siklamat. Siklamat

menimbulkan rasa manis tanpa rasa ikutan (tidak ada after taste-nya). Sifat

siklamat sangat mudah larut dalam air dan mempunyai tingkat kemanisan 30 kali

gula. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan pada tiga jam pertama diameter

balon masih agak kecil kemudian semakin lama besar dan kemudian kecil

kembali. Dari sini dapat jika melihat dari proses respirasi yeast paling baik dengan

prlakukan gula jagung.

Factor fermentasi bukan hanya dipengaruhi oleh jenis gula (nutrisi) yang

berbeda, tetapi banyak juga factor-faktor lain. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. pH

PH dari media sangat mempengaruhi pertumbuhan

mikroorganisme. Setiap mikroorganisme mempunyai pH minimal,

maksimal, dan optimal untuk pertumbuhannya. Untuk yeast, pH optimal

untuk pertumbuhannya ialah berkisar antara 4,0 sampai 4,5. Pada pH 3,0

atau lebih rendah lagi fermentasi alkohol akan berjalan dengan lambat.

2. Oksigen

Derajat aerobiosis adalah merupakan faktor utama dalam

pengendalian fermentasi. Bila tersedia O2 dalam jumlah besar, maka

produksi sel-sel khamir dipacu. Bila produksi alkohol yang dikehendaki,

maka diperlukan suatu penyediaan O2 yang sangat terbatas. Produk akhir

dari suatu fermentasi sebagian dapat dikendalikan dengan tegangan O2

substrat apabila faktor-faktor lainnya optimum.

Page 18: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

3. Substrat

Proses fermentasi mikroba memerlukan substrat yang mengandung

nutrisi sesuai dengan kebutuhan untuk pertumbuhannya. Fermentasi

adalah perubahan kimia dalam bahan pangan yang disebabkan oleh enzim-

enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme atau telah ada dalam bahan

pangan itu sendiri.  Perubahan yang terjadi sebagai hasil fermentasi

mikroorganisme dan interaksi yang terjadi diantara produk dari kegiatan

kegiatan tersebut dan zat-zat yang merupakan pembentuk bahan pangan

tersebut. Pertumbuhan mikroba pada media tumbuhnya ditandai dengan

peningkatan jumlah massa sel. Berdasarkan laju pertumbuhan,

pertumbuhan mikroba dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu fase

pertumbuhan lambat (Log Phase), fase pertumbuhan ekponensial dan fase

pertumbuhan stasioner.

4. Suhu (Temperatur)

Mikroorganisme mempunyai temperatur maksimal, optimal, dan

minimal untuk pertumbuhannya. Temperatur optimal untuk yeast berkisar

antara 25-30 oC dan temperatur maksimal antara 35-47 oC. Beberapa jenis

yeast dapat hidup pada suhu 0 oC. Temperatur selama fermentasi perlu

mendapatkan perhatian, karena di samping temperatur mempunyai efek

yang langsung terhadap pertumbuhan yeast juga mempengaruhi komposisi

produk akhir. Pada temperatur yang terlalu tinggi akan menonaktifkan

yeast. Pada temperatur yang terlalu rendah yeast akan menjadi tidak aktif.

Pengamatan pada pengaruh nutrisi dengan gula siklamat ini dimulai pukul

15.00. pada fase awal diameter balon tentu saja masih belum dapat di ukur atau 0.

Pada 3 jam selanjutnya yaitu pukul 18.00 diketahui diameter balon sebesar 5,3 cm

dimana interval antara diameter awal dan diameter kedua sebesar 5,3 cm. Pada 3

jam kedua yaitu pukul 21.00 diketahui diameter balon sebesar 6,0 cm dan interval

antara diameter dapus kedua dan ketiga sebesar 0,7 cm. Pada pukul 24.00

diketahui diameter balon sebesar 4,5 cm dengan interval 1,5 cm lebih kecil. Pada

Page 19: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

pukul 03.00 diketahui diameter balon sebesar 4,5 cm tanpa interval karena

diameter balon masih sama dengan sebelumnya. Pada pukul 06.00 diketahui

diameter balon 5,2 cm dengan interval 0,7 bertambah. Pada pukul 09.00 diketahui

diameter balon 4,5 cm dengan interval 0,7 berkurang. Pada pukul 12.00 diketahui

diameter balon 4,3 cm dengan interval 0,2 berkurang. Pada pukul 15.00 diketahui

diameter balon 4,2 cm dengan interval 0,1 berkurang. Pada pengamatan ini, juga

terjadi fluktuasi diameter balon dimana antara kenaikan maupun penurunan

diameter tidak terdapat perbedaan secara signifikan.

Pada pengamatan faktor nutrisi menggunakan jus anggur dimulai pukul

15.00. pada fase awal diameter balon tentu saja masih belum dapat di ukur atau 0.

Pada 3 jam selanjutnya yaitu pukul 18.00 diketahui diameter balon sebesar 6,3 cm

dimana interval antara diameter awal dan diameter kedua sebesar 6,3 cm. Pada 3

jam kedua yaitu pukul 21.00 diketahui diameter balon sebesar 6,6 cm dan interval

antara diameter dapus kedua dan ketiga sebesar 0,3 cm. Pada pukul 24.00

diketahui diameter balon sebesar 5,5 cm dengan interval 1,1 cm lebih kecil. Pada

pukul 03.00 diketahui diameter balon sebesar 6 cm dengan interval 0,4 cm

bertambah. Pada pukul 06.00 diketahui diameter balon 6,3 cm dengan interval 0,3

bertambah. Pada pukul 09.00, 12.00, dan 15.00 diketahui diameter balon konstan

yakni sebesar 7,5 cm. Sehingga dari tabel pengaruh nutrisi jus anggur diketahui

diameter balon mengalami fluktuasi dan penurunan sangat tampak pada tengah

malam yakni pukul 24.00.

Pengamatan pada pengaruh nutrisi dengan gula siklamat ini dimulai pukul

13.30. pada fase awal diameter balon tentu saja masih belum dapat di ukur atau 0.

Pada 3 jam selanjutnya yaitu pukul 16.30 diketahui diameter balon sebesar 18 cm

dimana interval antara diameter awal dan diameter kedua sebesar 18 cm. Pada 3

jam kedua yaitu pukul 19.30 diketahui diameter balon sebesar 22 cm dan interval

antara diameter dapus kedua dan ketiga sebesar 4 cm. Pada pukul 22.30 diketahui

diameter balon sebesar 24 cm dengan interval 2 cm. Pada pukul 01.30 diketahui

diameter balon sebesar 27 cm dengan interval 3 cm. Pada pukul 04.30 diketahui

diameter balon 31 cm dengan interval 4 cm. Pada pukul 07.30 diketahui diameter

Page 20: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

balon 31,5 cm dengan interval 0,5. Pada pukul 10.30 diketahui diameter balon 33

cm dengan interval 1,5 cm. Pada pukul 13.30 diketahui diameter balon 34 cm

dengan interval 1. Pada pengamatan ini, terjadi kenaikan diameter balon sehingga

semakin lama maka diameter balon akan semakin besar.

Di antara ketiga faktor nutrisi yakni dengan jus anggur, gula siklamat, dan

gula jagung didapatkan hasil yang bervariasi dimana urutan diameter terbesar

dimulai dari gula jagung, kemudian jus anggur, dan yang terakhir adalah gula

siklamat. Penyebab adanya perbedaan tersebut karena masing-masing struktur

kimia dari ketiga bahan yang berbeda. Gula jagung dan anggur merupakan gula

alami yang memiliki struktur kimia yang sederhana sehingga lebih mudah di

sederhanakan. Gula yang strukturnya sederhana akan lebih mudah di serap oleh

jamur untuk metabolisme jamur. Sedangkan siklamat mengandung gula sintetik

dimana siklamat memiliki struktur kimia kompleks sehingga susah di

sederhanakan dan susah untuk diserap jamur. Hal ini sesuai dengan yang di

jelaskan Seswati (2013) yaitu penyederhanaan senyawa komplek memudahkan

jamur dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan. Penyederhanaan senyawa-

senyawa kompleks seperti glukosa dalam bentuk polisakarida diubah menjadi

disakarida, dan monosakarida.

Page 21: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)
Page 22: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

LAMPIRAN

Page 23: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)
Page 24: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)
Page 25: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)
Page 26: Laporan Praktikum Mikologi (Yeast)

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian. 2002. Luas Tambah Serangan Organisme. Penganggu Tanamandan Bencana Alam di Kabupaten Klaten Tahun 2007. Klaten: Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

Indriany, Dewi. dkk. 2013. Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung (Zea Mays Untuk Produksi Bioetanol Menggunakan Sel Ragi Amobil SecaraBerulang. Online Jurnal of Natural Science. Vol 2 No. 3. ISSN: 2338-0950. Universitas Tadulako

Syamsuri. 2006. Pengaruh Kadar Ar Substrat dan Konsentrasi Dedak Padi pada Produksi Asam Sitrat dari Ampas Tapioka Menggunakan Aspergillus niger. ISSN: 979-9783-0- 3

Seswati.2013.Pengaruh Pengaturan Keasaman Media Serbuk Gergaji Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jamur Tiram Cokelat (Pleurotus Cystidiosus O.K. MILLER.). Jurnal Biologi Universitas Andalas, Vol 2(1). Diakses 27 Oktober 2015

Tortora. 2007. Principles of Anatomy And Physioliogy. Asia: Wiley

Taherzadeh, M.J. dan Karimi, K. 2007. Acid-Based Hydrolysis Processes For

Ethanol From Lignosellulosic Materials:A Review. BioResource. 2,

707-738

Winarno, F.G., 1998. Bahan Pangan Terfermentasi. Fateta. Bogor: IPB