Tika
description
Transcript of Tika
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini peseta didik diharapkan mampu :
1. Memahami teknik dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan metode proses
keperawatan.
2. Memahami standar dokumentasi keperawatan.
3. Memahami aspek legal serta manajemen resiko.
Bab ini menjelaskan terlebih dahulu tentang teknik dokumentasi asuhan keperawatan
berdasarkan metode proses keperawatan, standar dokumentasi keperawatan, dan aspek legal
serta manajemen resiko. Dokumentasi asuhan keperawatan berdasarkan metode proses
keperawatan menguraikan tentang cara menggunakan dokumentasi keperawatan dalam
penerapan proses keperawatan, standar dokumentasi keperawatan menguraikan tentang
kebijakan / garis penetuan terhadap tindakan keperawatan yang diberikan atau ukuran / model
terhadap hal yang sama tepat dengan akurat, yang berguna untuk mengorganisasikan kualitas
karateristik dan penampilan kerja dalam praktek keperawatan, dan aspek legal serta
manajemen resiko menguraikan tentang Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi
kelayakan yang mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan di tinjau dan hukum yang
berlaku di Indonesia, sedangkan Manajemen resiko adalah untuk menidentifikasi
resiko,mengendalikan kejadian-kejadian,mencegah kerusakan.manajemen resiko
memutuskan apakah akan menginvestigasi insiden lebih lanjut ( huber 2000 ).
1. Teknik Dokumentasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Metode Proses
Keperawatan
Dalam pendokumentasian ada 3 teknik, yaitu :
1) Naratif
Bentuk naratif adalah merupakan pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling
lama serta merupakan sistem pencatatan yang fleksibel. Karena suatu catatan naratif
dibentuk oleh sumber asal dari dokumentasi maka sering dirujuk sebagai
dokumentasi berorientasi pada sumber.
Keuntungan catatan naratif :
Pencatatan secara kronologis memudahkan penafsiran secara berurutan dari
kejadian dari asuhan/tindakan yang dilakukan.
Memberi kebebasan kepada perawat untuk mencatat menurut gaya yang
disukainya.
Format menyederhanakan proses dalam mencatat masalah, kejadian
perubahan, intervensi, rekasi pasien dan outcomes.
Kelemahan catatan naratif :
Cenderung untuk menjadi kumpulan data yang terputus-putus, tumpang
tindih dan sebenarnya catatannya kurang berarti.
Kadang-kadang sulit mencari informasi tanpa membaca seluruh catatan atau
sebagian besar catatan tersebut.
Perlu meninjau catatan dari seluruh sumber untuk mengetahui gambaran
klinis pasien secara menyeluruh.
Dapat membuang banyak waktu karena format yang polos menuntun
pertimbangan hati-hati untuk menentukan informasi yang perlu dicatat setiap
pasien.
Kronologis urutan peristiwa dapat mempersulit interpretasi karena informasi
yang bersangkutan mungkin tidak tercatat pada tempat yang sama.
Mengikuti perkembangan pasien bisa menyita banyak waktu.
2) Flowsheet (bentuk grafik)
Flowsheet memungkinkan perawat untuk mencatat hasil observasi atau
pengukuran yang dilakukan secara berulang yang tidak perlu ditulis secara
naratif, termasuk data klinik klien tentang tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
pernafasan, suhu), berat badan, jumlah masukan dan keluaran cairan dalam 24
jam dan pemberian obat. Flow sheet merupakan cara tercepat dan paling efisien
untuk mencatat informasi. Selain itu tenaga kesehatan akan dengan mudah
mengetahui keadaan klien hanya dengan melihat grafik yang terdapat pada flow
sheet. Oleh karena itu flow sheet lebih sering digunakan di unit gawat darurat,
terutama data fisiologis.
Lembar alur yang unik, berupa kesimpulan penemuan, termasuk flowsheet
instruksi dokter/perawat, grafik, catatan pendidikan dan catatan pemulangan
klien. Rangkaian informasi dalam sistem pendekatan orientasi masalah. Catatan
ini dirancang dengan format khusus pendokumentasian informasi mengenai
setiap nomor dan judul masalah yang sudah terdaftar.
Flowsheet sendiri berisi hasil observasi dan tindakan tertentu. Beragam format
mungkin digunakan dalam pencatatan walau demikian daftar masalah, flowsheet
dan catatan perkembangan adalah syarat minimal untuk dokumentasi pasien yang
adekuat/memadai.
3) Checklist
Checklist adalah suatu format pengkajian yang sudah dibuat dengan pertimbang-
pertimbangan dari standar dokumentasi keperawatan sehingga memudahkan
perawat untuk mengisi dokumentasi keperawatan, karena hanya tinggal mengisi
item yang sesuai dengan keadaan pasien dengan mencentang. Jika harus mengisi
angka itupun sangat ringkas misal pada data vital sign.
Keuntungan model flowsheet dan checklist :
Mudah dalam pengisian dan lebih cepat
Alur sudah ada tinggal mengisikan dan tidak terputus-putus
Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain
Kelemahan model ini adalah :
Tidak dapat menjabarkan pengkajian sesuai yang kita inginkan.
Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.
2. Standar Dokumentasi Keperawatan
1) Pengertian Standar Dokumentasi Keperawatan
Merupakan kebijakan / garis penetuan terhadap tindakan keperawatan yang
diberikan atau ukuran / model terhadap hal yang sama tepat dengan akurat, yang
berguna untuk mengorganisasikan kualitas karateristik dan penampilan kerja dalam
praktek keperawatan.
a. Standar I.
Pengumpulan data NCP sistematis tentang status kesehatan klien data yang
diperoleh dibicarakan lalu ditulis / direkam.
b. Standar 2.
Diagnosa keperawatan untuk didapat dari data status kesehatan.
c. Standar 3.
Rencanan keperawatan dan hasil yang diharapkan diperoleh dari diagnosa
keperawatan.
d. Standar 4.
Rencana keperawatan secara media termasuk pendekatan secara medis untuk
mengukur kemajuan penyakit yang didapat di diagnosa keperawatan.
e. Standar 5.
Sikap perawat terhadap pasien sangat diperlukan bagi proses penyembuhan.
f. Standar 6.
Sikap perawatan menolong pasien untuk meningkatkan kemampuan terhadap
kesehatan.
g. Standar 7.
Kemajuan dan kemunduran kesehatan klien ditentukan oleh klien dan
perawat.
h. Standar 8.
Kemajuan dan kemunduran dicatat dan didokumentasi serta revisi untuk
rencanan keperawatan selanjutnya.
2) Tujuan Standar Dokumentasi Keperawatan
a. Memperkuat pola pencatatan keperawatan.
b. Sebagai pedoman praktik pendokumentasian keperawatan.
3) Karakteristik Standar Dokumentasi Keperawatan
a. Umum
1. Ditetapkan oleh badan yang berwenang.
2. Menunjukkan tingkat kualitas sesuai tujuan yang spesifik.
3. Dipublikasikan.
4. Didasari oleh definisi keperawatan dan proses keperawatan.
5. Dilaksanakan oleh semua perawat di sistem pelaksanaan kesehatan.
6. Memandu tindakan keperawatan.
7. Dapat dicapai dan meningkatkan tingkat praktik yang baik.
8. Bahasa mudah dipahami.
9. Dapat diakses oleh yang memerlukan.
b. Karakteristik Standar Dokumentasi Dilihat Dari Sudut Pandang Perawat
Karakteristik ini memberikan panduan dalam pertanggungan jawaban
professional. Selain itu, karakteristik ini dapat meningkatkan kepuasan
perawat dengan adanya protocol dalam praktek keperawatan. Karakteristik
ini juga memberikan kriteria hasil yang dapat mengevaluasi asuhan
keperawatan, serta memberikan kerangka bagi pendekatan sistematis untuk
pengambilan serta keputusan praktek keperawatan.
c. Karakteristik Standar Dokumentasi Dilihat Dari Sudut Pandang Klien
Karakteristik tersebut dapat memberi tahu klien tentang ide-ide tentang
tanggung jawab kualitas asuhan keperawatan, meningkatkan kepuasan klien
dan mereflesikan hak klien. Selain itu, karakteristik ini memberikan batasan
pada klien tentang suatu model pelayanan asuhan keperawatan, penetapan
kebutuhan pelayanan keperawatan dan keuntungan bagi klien.
3. Aspek Legal Serta Manajemen Resiko
1) Pengertian Aspek Legal
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan di tinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. di
indonesia hukum di bagi dua, yakni :
a. Hukum pidana
b. Hukum perdata
sumber hukum utama :
a. Konstitusi
b. Badan legislatif
c. Sistem peradilan (yudikatif)
d. peraturan administratif
2) Pengertian Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah untuk menidentifikasi resiko,mengendalikan kejadian-
kejadian,mencegah kerusakan.manajemen resiko memutuskan apakah akan
menginvestigasi insiden lebih lanjut ( huber 2000 ).
Manajemen resiko dalam keperawatan adalah sisitem yang menjamin pelayanan
keperawatan yang tepat dan berusaha mengenai potensial bahaya dan
menghilangkan sebelum terjadi.
3) Langkah-Langkah Dalam Manajemen Resiko
a. Mengenali resiko yang mungkin terjadi
b. Menganalisanya
c. Melakukan tindakan untuk mengurangi resiko tersebut
d. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil
4) Salah satu alat yang di gunakan dalam manajemen resiko adalah laporan insiden dan
laporan kejadian.
5) Laporan kejadian memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam upaya
menjelaskan penyimpangan dari standar pelayanan, memperbaiki tindakan yang
diperlukan untuk ,mencegah frekuensi, dan untuk meningkatkan manajemen resiko
terhdap situasi yang berpotensi menjadi tuntutan.
DAFTAR PUSTAKA
http://queenbeeieffa.blogspot.co.id/2011/12/dokumentasi-keperawatan.html
http://kumpulanaskep-nurses.blogspot.co.id/2013/03/standar-dokumentasi-keperawatan.html
http://roby-murora.blogspot.co.id/2012/11/aspek-legal-serta-manajemen-resiko.html
SOAL
1. Pencatatan tradisional dan dapat bertahan paling lama serta merupakan sistem
pencatatan yang fleksibel, merupakan pengertian teknik pendokumentasian dalam
bentuk…
a. Naratif
b. Flowsheet
c. Checklist
d. POR
2. Yang merupakan keuntungan dari model flowsheet dan checklist adalah kecuali,..
a. Mudah dalam pengisian dan lebih cepat
b. Alur sudah ada tinggal mengisikan dan tidak terputus-putus
c. Mudah dalam mencari informasi per item pengkajian dan catatatan lain
d. Harus mengikuti alur dalam pengisian flowsheet dan checklist.
3. (1) Diagnosa keperawatan untuk didapat dari data status kesehatan.
(2) Rencanan keperawatan dan hasil yang diharapkan diperoleh dari diagnose
keperawatan.
(3) Sikap perawat terhadap pasien sangat diperlukan bagi proses penyembuhan.
(4) Kemajuan dan kemunduran dicatat dan didokumentasi serta revisi untuk rencanan
keperawatan selanjutnya.
Dari pernyataan diatas, manakah isi dari standar 5 ?
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
4. Berikut ini yang merupakan tujuan standar dokumentasi keperawatan adalah…
a. Dapat dicapai dan meningkatkan tingkat praktik yang baik.
b. Memperkuat pola pencatatan keperawatan.
c. Memandu tindakan keperawatan.
d. Dapat diakses oleh yang memerlukan.
5. Dibawah ini adalah langkah-langkah dalam manajemen resiko kecuali…
a. Mengenali resiko yang mungkin terjadi.
b. Dilaksanakan oleh semua perawat di sistem pelaksanaan kesehatan.
c. Melakukan tindakan untuk mengurangi resiko tersebut.
d. Mengevaluasi langkah-langkah yang diambil.