Bab Vii Tika

28
BAB VII PEMBAHASAN VII.1 Analisa Masalah Penemuan Kasus TB BTA (+) Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan evaluasi (Depkes RI, 2002). Salah satu masalah indikator dari program P2M di Puskesmas Grabag I yang dibahas pada laporan ini adalah penemuan kasus TB BTA (+) pada bulan Januari 2015, sebesar 18,78 %, sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah 70 %. Hasil ini menunjukan bahwa penemuan kasus TB BTA (+) belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2015. Gambar. Siklus Pemecahan Masalah Gambar diatas menjelaskan tahapan – tahapan pemecahan masalah sebagai berikut : Identifikasi masalah, penentuan 72

description

data

Transcript of Bab Vii Tika

Page 1: Bab Vii Tika

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1 Analisa Masalah Penemuan Kasus TB BTA (+)

Indikator merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan monitoring dan

evaluasi (Depkes RI, 2002). Salah satu masalah indikator dari program P2M di Puskesmas

Grabag I yang dibahas pada laporan ini adalah penemuan kasus TB BTA (+) pada bulan

Januari 2015, sebesar 18,78 %, sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang

adalah 70 %. Hasil ini menunjukan bahwa penemuan kasus TB BTA (+) belum mencapai

target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2015.

Gambar. Siklus Pemecahan Masalah

Gambar diatas menjelaskan tahapan – tahapan pemecahan masalah sebagai berikut :

Identifikasi masalah, penentuan penyebab masalah, memilih penyebah yang paling mungkin,

menentukan alternative pemecahan masalah, penetapan pemecahan masalah yang terpilih,

penyususnan rencana pemerapan, monitoring dan evaluasi.

Berdasarkan tahapan di atas, proses identifikasi dan penentuan prioritas masalah telah

dilakukan berdasarkan hasil manajemen program Puskesmas Grabag I selama periode Januari

2015 dibandingkan dengan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2015. Sesuai

72

Page 2: Bab Vii Tika

hasil manajemen program atau pelayanan, ditemukan bahwa penemuan kasus TB BTA (+)

menjadi masalah.

Gambar . Analisis Penyebab Masalah Melalui Pendekatan Sistem

Gambar diatas menjelaskan proses pengkajian masalah berdasarkan metode pendekatan

system. Dalam hal ini skor pencapaian suatu indikator kinerja mengalami masalah, maka

penyebab masalah tersebut dapat kita analisis dari input dan proses kesiatan tersebut. Input

mencakup 5 indikator yaitu man ( sumber daya manusia ), money ( sumber dana ), method

( cara pelaksanaan suatu kegiatan ), material (perlengkapan), dan machine ( peralatan). Proses

menjelaskan fungsi manajemen yang meliputi tiga indikator yaitu : P1 (perencanaan), P2

(pelaksanaan), dan P3 (pengawasan, pengendalian, dan penilaian).

73

Page 3: Bab Vii Tika

Lingkungan adalah segala sesuatu atau kondisi di sekitar ruang lingkup kehidupan

manusia / individu / organisme yang mempengaruhi tersebut, diantaranya adalah :

1. Lingkungan fisik : lingkungan alamiah di sekitar manusia ( fisik, kimiawi, biologik)

2. Lingkungan Non – fisik : Lingkungan yang muncul akibat adanya interaksi antar

manusia ( lingkungan sosial budaya)

VII.2. Analisis atau Inventarisasi Penyebab Masalah

Dari data SPM diketahui bahwa pencapaian indikator kinerja cakupan penemuan kasus

TB Paru BTA (+) selama Periode Januari 2015 adalah sebesar 18.78 %. Masalah ini

selanjutnya akan dilakukan analisis untuk menentukan kemungkinan penyebab masalah

dengan metode pendekatan system (input, proses, lingkungan, dan output).

VII.3. Analisa Penyebab Masalah

Tabel. Kemungkinan Penyebab Masalah

INPUT KELEBIHAN KEKURANGAN

Man Tersedianya tenaga

kesehatan (dokter, bidan,

perawat dan petugas

laboratorium) dan

koordinator program yang

kompeten untuk mendeteksi

penderita TB paru

Tenaga kesehatan yang

kompeten dalam melakukan

pendeteksian TB paru

tersebar merata, tidak hanya

di puskesmas, tetapi juga di

Posyandu, Pustu.

Terdapat dokter yang

memberikan pelayanan

kesehatan di balai pengobatan

umum puskesmas

Tidak ada kader khusus

untuk TB

Kurang optimalnya

pemberdayaan kader

kesehatan desa dalam

menemukan pasien TB

paru.

74

Page 4: Bab Vii Tika

Analis di laboratorium

Money Tersedianya dana dari

GFATM (The Global Fund

to Fight AIDS, Tuberculosis

and Malaria) melalui APBD

Pusat untuk kasus TB Paru,

mulai dari penemuan kasus,

Pembuatan sediaan,

pewarnaan, pembacaan,

pemeriksaan sputum BTA.

Tersedianya dana yang cukup

dari pemerintah pusat untuk

pengobatan TB,

laboratorium, pelatihan

petugas kesehatan.

Tidak ada kekurangan

Method Terdapat alur diagnosis TB

paru dalam penjaringan

suspek TB paru

Sudah ada standar pengambilan

dahak

Sudah ada standar mendeteksi

TB paru di balai pengobatan

umum.

Cara pengumpulan

sampel yang kurang

tepat sehingga

kualitas sampel yang

digunakan untuk

pembuatan sediaan

tidak bagus.

Material Tersedianya posyandu,

pustu, dan Puskesmas yang

merujuk pasien suspek TB

paru ke puskesmas

Tersedianya laboratorium

sebagai sarana untuk

pemeriksaan dahak pasien

suspek TB paru

Tersedianya unit radiologi

Tidak ada kekurangan

75

Page 5: Bab Vii Tika

untuk foto rontgen pasien

suspek TB

Tersedianya ruang aula di

Puskesmas, Poliklinik

kesehatan desa, dan

posyandu di dusun, untuk

kegiatan penyuluhan tentang

TB.

Machine Tersedianya alat untuk

melakukan pemeriksaan fisik

(stetoskop)

Tersedianya alat – alat

laboratorium untuk

melakukan pemeriksaan

sampel dahak (pot dahak,

objek glass, pipet, reagen

pewarna, lampu spiritus,

mikroskop, dll)

Tersedianya form

laboratorium untuk

pencatatan hasil pemeriksaan

laboratorium

Tersedianya buku register

pemeriksaan BTA.

Formulir untuk pencatatan

TB dengan BTA positif

(TB04 dan TB06)

Tersedianya sarana rontgen

Masih minimnya media

promosi atau penyuluhan

yang ada (misal : poster

atau pamphlet terbatas).

Lingkunga

n

Masyarakat memiliki kesadaran

untuk berobat ke tenaga kesehatan

terdekat bila sakit daripada ke

Kurangnya

pengetahuan pasien

TB dan keluarga

76

Page 6: Bab Vii Tika

dukun. pasien(suspek TB)

mengenai penyakit

TB dan kurang

pengetahuan

mengenai

lingkungan dan

rumah yang sehat.

Kurangnya

Kesadaran pasien

suspek TB untuk

diperiksakan dan

memeriksakan

dahaknya ke

Puskesmas Grabag

I.

VII.4. Analisis Proses

PROSES KELEBIHAN KEKURANGAN

P1 Terdapatnya target penjaringan

jumlah pasien suspek TB di

Puskesmas dan Pustu

Tersedianya alat untuk

pemeriksaan fisik untuk

pemeriksaan pasien di

Puskesmas, pustu.

Balai pengobatan umum di

puskesmas buka dari Senin -

Sabtu, kecuali hari libur.

Pengobatan di posyandu lansia

yang diselenggarakan satu kali

dalam sebulan.

Kurangnya peran aktif

kader untuk membantu

menjaring suspek TB

BTA (+)

Kurangnya penyuluhan

tentang TB kepada

warga.

77

Page 7: Bab Vii Tika

Pemeriksaan BTA di

laboratorium puskesmas Grabag

I selama jam kerja dari hari

Senin - Sabtu dari jam 08.00 -

14.00 WIB

P2 Petugas kesehatan (bidan,

dokter dan perawat) di Balai

Pengobatan umum melakukan

anamnesis dan pemeriksaan fisik

kepada pasien tersangka TB dan

melakukan rujukan ke

laboratorium untuk melakukan

pemeriksaan dahak.

Petugas kesehatan di pustu,

posyandu memberikan anjuran

untuk melakukan pemeriksaan

dahak ke puskesmas pada pasien

suspek TB yang ditemukan.

Pasien mendapatkan pot dahak

dan pengarahan cara

mengeluarkan dahak dari

petugas laboratorium dan obat

GG dari dokter jika dahak sulit

keluar.

Alat, bahan dan pemeriksa sudah

cukup kompeten.

Pemeriksaan untuk mendeteksi TB

paru sudah ada standar untuk

penderita TB paru.

Balai pengobatan umum, Pustu dan

posyandu lansia selalu ada sesuai

jadwal.

.

Beberapa pasien

suspek TB tidak

kembali untuk

mengumpulkan

sampel dahak.

Jumlah penyuluhan

TB paru yang masih

kurang baik untuk

kader dan terutama di

lingkunganmasyarakat

denganBTA +

Tidak adanya

koordinasi dengan

unit pelayanan

kesehatan baik

pemerintah maupun

swasta dalam

pendataan pasien

suspekTB paru yang

memeriksakan diri ke

pelayanankesehatan

swasta (bidan, dokter

praktek swasta,

BKPM)

78

Page 8: Bab Vii Tika

Laboratorium siap melakukan

pemeriksaan BTA.

P3 Terdapatnya laporan mengenai

jumlah pasien suspek TB di

puskesmas, didapatkan dari

pendataan pasien suspek TB dari

BP umum dan pasien suspek TB

yang dilakukan pemeriksaan

BTA di laboratorium.

Adanya pemetaan / pencatatan

pasien suspek TB berdasarkan

desa asal tempat tinggal.

Terdapat pengawasan dari

Dinkes Kabupaten setiap 3

bulan, terhadap preparat dahak

yang dikerjakan di Laboratorium

Puskesmas Grabag 1. Preparat

tersebut sekaligus juga dikirim

ke Dinkes Provinsi oleh Dinkes

Kabupaten.

Laporan program P2M TB paru

dilaporkan ke dinas kesehatan

kabupaten tiap 3 bulan sekali,

disertai dengan data pencapaian

program.

Evaluasi program 6 bulan – 1

tahun sekali.

Tidak adanya

pencatatan dan

pendataan terhadap

pasien suspek TB paru

yang memeriksakan

diri ke pelayanan

kesehatan swasta

(bidan, dokter praktek

swasta, poliklinik)

Lingkunga

n

Terjangkaunya sarana pelayanan

kesehatan dari wilayah tempat

tinggal masyarakat.

Masyarakat jika sakit memilih

berobat ke tenaga kesehatan

Kurangnya

pengetahuan

masyarakat mengenai

penyakit TB paru

Kurangnya kesadaran

79

Page 9: Bab Vii Tika

terdekat dari pada ke dukun.

Warga menyadari

kepentingannya bila batuk-

batuk, segera berobat ke

puskesmas.

masyarakat untuk

memeriksakan keluhan

batuknya dan

memeriksakan

dahaknya ke

laboratorium.

VII.3 Rekapitulasi Analisa Penyebab Masalah

Dari hasil pengamatan dan survei yang dilakukan didapatkan beberapa penyebab masalah

adalah sebagai berikut :

1. Tidak ada kader khusus untuk TB

2. Kurang optimalnya pemberdayaan kader kesehatan desa dalam menemukan pasien

TB paru.

3. Cara pengumpulan dahak yang kurang tepat

4. Masih minimnya media promosi atau penyuluhan yang ada (misal : poster atau

pamphlet terbatas).

5. Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga pasien(suspek TB) mengenai

penyakit TB dan kurang pengetahuan mengenai lingkungan dan rumah yang sehat.

6. Kurangnya Kesadaran pasien suspek TB untuk diperiksakan dan memeriksakan

dahaknya ke Puskesmas Grabag I.

7. Kurangnya peran aktif kader untuk membantu menjaring suspek TB BTA (+)

8. Kurangnya penyuluhan tentang TB kepada warga.

9. Tidak adanya koordinasi dengan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun

swasta dalam pendataan pasien suspek TB paru yang memeriksakan diri ke

pelayanan kesehatan swasta (bidan, dokter praktek swasta, BKPM)

10. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru

11. Tidak adanya pencatatan dan pendataan terhadap pasien suspek TB paru yang

memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan swasta (bidan, dokter praktek swasta,

poliklinik)

12. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB paru

80

Page 10: Bab Vii Tika

13. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan keluhan batuknya dan

memeriksakan dahaknya ke laboratorium.

81

Page 11: Bab Vii Tika

82

Input

PROSES

Machine Masih minimnya media promosi atau

penyuluhan yang ada (misal : poster

atau pamphlet terbatas).

P1 Kurangnya peran aktif kader

untuk membantu menjaring

suspek TB BTA (+)

Kurangnya penyuluhan

tentang TB kepada warga.

MAN Tidak ada kader khusus untuk TB

Kurang optimalnya pemberdayaan kader kesehatan desa dalam menemukan

pasien TB paru.

MoneyTidak ada masalah

MethodCara pengumpulan dahak yang kurang tepat

MaterialTidak ada masalah

P2Beberapa pasien suspek TB tidak kembali untuk mengumpulkan sampel

dahak.

Jumlah penyuluhan TB paru yang masih kurang baik untuk kader dan

terutama di lingkunganmasyarakat denganBTA +

Tidakadanya koordinasi dengan unitpelayanan kesehatan baik pemerintah

maupun swasta dalampendataanpasien suspekTB paru yang memeriksakan

diri ke pelayanankesehatan swasta (bidan, dokter praktek swasta, BKPM)

Lingkungan

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit

TB paru

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan

keluhan batuknya dan memeriksakan dahaknya ke

laboratorium.

P3 Tidak adanya pencatatan dan pendataan terhadap pasien suspek TB paru yang

memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan swasta (bidan, dokter praktek swasta,

poliklinik)

Gambar 8. Diagram Fish Bone

Cakupan Penemuan Kasus TB Paru BTA (+) di Puskesma Puskesmas Grabag I.

Page 12: Bab Vii Tika

VII.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Tabel 18 . Alternatif Pemecahan Masalah

No. Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan Masalah

1 Tidak ada kader khusus untuk TB Menggalang pembentukan kader khusus TB.

2 Kurang optimalnya pemberdayaan

kader kesehatan dalam menemukan

pasien TB paru.

Meningkatkan atau memaksimalkan kinerja

kader untuk menemukan pasien suspect TB

dengan cara memberikan penyuluhan kepada

kader sehingga pengetahuan kader mengenai

penyakit TB bertambah luas.

3 Cara pengumpulan dahak yang kurang

tepat

Memberikan penyuluhan mengenai cara batuk

yang baik dan benar kepada kader maupun

masyarakat, termasuk dengan pemberian tablet

GG malam sebelum pemeriksaan dahak

4 Kurangnya poster dan leaflet di tempat –

tempat umum untuk sosialisasi penyakit

TB.

Penggunaan poster tentang TB yang sudah ada

di laboratorium,diperbanyak untuk di tempat

umum sebagai alat komunikasi penyuluhan

tidak langsung dari petugas kesehatan

mengenai penyakit TB.

5. Kurangnya pengetahuan pasien TB dan

keluarga pasien n(suspek TB) mengenai

penyakit TB dan kurang pengetahuan

mengenai lingkungan dan rumah yang

sehat

Memberikan penyuluhan kepada

masyarakatterutama di sekitar lingkungan

pasien TB mengenai TB paru dan upaya

pencegahan dengan memlihara lingkungan

sehat dan kepemilikan rumah yang sehat.

6. Kurangnya kesadaran pasien suspek TB

untuk diperiksakan dan memeriksakan

dahaknya ke Puskesmas Grabag I

grabag

Memberikan penyuluhan kmengenai TB paru

terutama cara mendiagnosa TB paru dengan

pemeriksaan dahak sehingga meningkatkan

keinginan mereka untuk memriksa dahak

7. Kesulitan pasien suspek TB dalam

mengeluarkan dahak.

Memberikan penyeluhuhan mengenai cara

pengeluaran dahak dengan baik dan meminta

83

Page 13: Bab Vii Tika

dukungan dari anggota keluarga untuk

memberi dorongan pasien untuk bisa

mengeluarkan dahaknya.

8. Masih kurangnya jadwal rutin

penyuluhan tentang TB kepada

masyarakat dan kader kesehatan.

Membuat jadwal khusus untuk penyuluhan TB

paru diluar jadwal penyuluhan bersama dengan

lintas program lain

9. Kurangnya peran aktif kader untuk

membantu petugas kesehatan dalam

penemuan suspek TB.

Menggalang pembentukan kader khusus TB.

dan saran tetap memberikan mereka”hadiah”

apabila menemukan pasien suspect TB seperti

yang telah dijalankan sebelumnya sehingga

dorongan untuk menemukan suspect TB paru

makin tinggi.

10. Beberapa pasien suspek TB tidak

kembali untuk mengumpulkan sampel

dahak.

Memberikan penyuluhan mengenai TB paru

terutama cara mendiagnosa TB paru dengan

pemeriksaan dahak sehingga meningkatkan

keinginan mereka untuk memriksa dahak

11. Jumlah penyuluhan TB paru yang masih

kurang baik untuk kader dan terutama di

lingkungan masyarakat dengan BTA

positif

Meningkatan jumlah penyuluhan TB dengan

membuat jadwal khusus tentang penyuluhan

TB paru diluar jadwal penyuluhan bersama

dengan lintas program lain

12. Tidak adanya koordinasi dengan unit

pelayanan kesehatan baik pemerintah

maupun swasta dalam pendataan pasien

suspekTB paru yang memeriksakan diri

ke pelayanan kesehatan swasta (bidan,

dokter praktek swasta, BKPM)

Membuatkanformulirdan diisi oleh unit

pelayanan kesehatan tersebut mengenai data

pasien suspek TB yang datang periksa ke unit

pelayanan kesehatan tersebut.

13. Tidak ada evaluasi dan laporan

pendataan khusus terhadap pasien

suspek TB paru yang memeriksakan diri

ke pelayanan kesehatan swasta (bidan,

dokter praktek swasta, BKPM).

Mengikutsertakan unit pelayanan kesehatan

lain dalam evaluasi jumlah cakupan suspek TB

dan pembuatan data khusus pasien suspect TB

yang memeriksakan dirinya ke pelayanan

kesehatan lain.

84

Page 14: Bab Vii Tika

VII.5 Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

Gambar 9 . Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah

85

Tidak adanya kader khusus TB

Kurang optimalnya pemberdayaan kader kesehatan dalam menemukan pasien TB paru

Cara pengumpulan dahak yang kurang tepat

Kurangnya poster dan leaflet di tempat – tempat umum untuk sosialisasi penyakit TB

Kurangnya pengetahuan pasien TB dan keluarga pasienn (suspek TB) mengenai

penyakit TB dan kurang pengetahuan mengenai lingkungan dan rumah yang sehat

Kurangnya peran aktif kader untuk membantu petugas kesehatan dalam penemuan suspek

TB.

Tidak adanya koordinasi dengan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta

dalam pendataan pasien suspekTB paru yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan

swasta (bidan, dokter praktek swasta, BKPM)

Tidak ada evaluasi dan laporan pendataan khusus terhadap pasien suspek TB paru yang memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan

swasta (bidan, dokter praktek swasta, BKPM).

Jumlah penyuluhan TB paru yang masih kurang baik untuk kader dan terutama di

lingkungan masyarakat dengan BTA positif

Beberapa pasien suspek TB tidak kembali untuk mengumpulkan sampel dahak.

Masih kurangnya jadwal rutin penyuluhan tentang TB kepada masyarakat dan kader

kesehatan.

Kesulitan pasien suspek TB dalam mengeluarkan dahak.

Kurangnya kesadaran pasien suspek TB untuk diperiksakan dan memeriksakan dahaknya ke

puskesmas grabag

Menggalang pembentukan kader khusus TB

Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan kader TB mengenai TB paru dimulai dari definisi ,gejala,diagnosa dengan pemeriksaan dahak,cara mengeluarkan dahak dengan baik,pencegahan dengan memelihara lingkungan sehat dan kepemilikan rumah yang sehat dan penggunaan poster yang sudah ada sebagai penyuluhan pasif kepada masyarakat.

Membuat jadwal khusus untuk penyuluhan TB paru

Membuatkan formulir dan diisi oleh unit pelayanan kesehatan tersebut mengenai data pasien suspek TB yang

datang periksa ke unit pelayanan kesehatan tersebut.

Mengikut sertakan unit pelayanan kesehatan lain dalam evaluasi jumlah cakupan suspek TB dan pembuatan data khusus pasien suspect TB yang memeriksakan dirinya ke

pelayanan kesehatan lain.

Menyediakan sarana transportasi khusus untuk penjemputan dahak di rumah warga atau Pustu ke Puskesmas grabag Satelit/PRM

Melakukan kerja sama dengan praktek swasta untuk pencatatan pasien TB

Page 15: Bab Vii Tika

VII.6. Penentuan Prioritas Pemecahan Masalah dengan Kriteria Matriks MIVC

Tabel 19.. Matriks MIVC

No Alternatif Pemecahan Masalah M I V C Jumlah Prioritas

1 Menggalang pembentukan kader khusus TB dan

saran untuk tetap memberikan mereka”hadiah”

apabila menemukan pasien suspect TB seperti

yang telah dijalankan sebelumnya sehingga

dorongan untuk menemukan suspect TB paru

makin tinggi

3 4 3 4 9 VI

2 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat

dan kader TB mengenai TB paru dimulai dari

definisi ,gejala,diagnosa dengan pemeriksaan

dahak,cara mengeluarkan dahak dengan

baik,pencegahan dengan memelihara

lingkungan sehat dan kepemilikan rumah yang

sehat dan penggunaan poster yang sudah ada

sebagai penyuluhan pasif kepada masyarakat.

5 4 5 2 50 I

3 Melakukan kerja sama dengan praktek swasta

untuk pencatatan pasien TB

3 4 3 3 12 V

4 Membuat jadwal khusus untuk penyuluhan TB

Paru diluar jadwal penyuluhan bersama dengan

lintas program

3 3 5 1 45 II

5 Menyediakan sarana penjemputan dahak 3 3 3 5 5,4 VII

6 Membuatkan formulir untuk diisi mengenai

pencatatan suspek TB

3 4 4 3 16 IV

7 Mengikut sertakan unit pelayanan kesehatan lain

dalam evaluasi jumlah cakupan suspek TB dan

pembuatan data khusus pasien suspek TB yang

memeriksakan dirinya ke pelayanan kesehatan

3 4 5 4 25 III

86

Page 16: Bab Vii Tika

lain.

Berdasarkan matriks MIVC maka didapatkan prioritas alternative pemecahan masalah sebagai

berikut :

1. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan kader TB mengenai TB paru dimulai

dari defenisi ,gejala,diagnosa dengan pemeriksaan dahak,cara mengeluarkan dahak

dengan baik,pencegahan dengan memlihara lingkungan sehat dan kepemilikan rumah

yang sehat dan penggunaan poster yang sudah ada sebagai penyuluhan pasif kepada

masyarakat.

2. Membuat jadwal khusus untuk penyuluhan TB paru diluar jadwal penyuluhan bersama

dengan lintas program lain

3. Mengikut sertakan unit pelayanan kesehatan lain dalam evaluasi jumlah cakupan suspek

TB dan pembuatan data khusus pasien suspek TB yang memeriksakan dirinya ke

pelayanan kesehatan lain

4. Membuatkan formulir untuk diisi mengenai pencatatan suspek TB

5. Melakukan kerja sama dengan praktek swasta untuk pencatatan pasien TB

6. Menggalang pembentukan kader khusus TB dansaran untuk tetap memberikan

mereka”hadiah” apabila menemukan pasien suspect TB seperti yang telah dijalankan

sebelumnya sehingga dorongan untuk menemukan suspect TB paru makin tinggi

7. Menyediakan sarana penjemputan dahak

VII.7 Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah

Tabel 19 Rencana Kegiatan dari Strategi Pemecahan Masalah

No Pemecahan Masalah yang Paling Mungkin Bentuk Kegiatan

1 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan kader

TB mengenai TB paru dimulai dari

defenisi ,gejala,diagnosa dengan pemeriksaan

dahak,cara mengeluarkan dahak dengan

baik,pencegahan dengan memelihara lingkungan sehat

Melakukan penyuluhan TB

Paru kepada masyarakat dan

kader

87

Page 17: Bab Vii Tika

dan kepemilikan rumah yang sehat dan penggunaan

poster yang sudah ada sebagai penyuluhan pasif kepada

masyarakat.

2 Membuat jadwal khusus untuk penyuluhan TB paru

diluar jadwal penyuluhan bersama dengan lintas

program lain

Pembuatan Jadwal

3 Mengikut sertakan unit pelayanan kesehatan lain dalam

evaluasi jumlah cakupan suspek TB dan pembuatan

data khusus pasien suspek TB yang memeriksakan

dirinya ke pelayanan kesehatan lain

Mengadakan rapat lintas

sektor

4 Membuatkan formulir untuk diisi mengenai pencatatan

suspek TB

Pembuatan formulir

5 Melakukan kerja sama dengan praktek swasta untuk

pencatatan pasien TB

Mengadakan rapat lintas

sektor

6 Menggalang pembentukan kader khusus TB dansaran

untuk tetap memberikan mereka”hadiah” apabila

menemukan pasien suspect TB seperti yang telah

dijalankan sebelumnya sehingga dorongan untuk

menemukan suspect TB paru makin tinggi

Rapat koordinasi

pembentukan kader TB

7 Menyediakan sarana penjemputan dahak Membentuk tim untuk

penjemputan dahak di Pustu

atau rumah warga

88

Page 18: Bab Vii Tika

VII.8 Plan Of Action

Tabel 20 . Plan Of Action

No Kegiatan Tujuan Sasaran Lokasi Pelaksana Waktu Dana Metode Tolak ukur

1. Penyuluhan TB Paru

Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan kader tentang TB Paru dari defenisi ,gejala,diagnosa dengan pemeriksaan dahak,cara mengeluarkan dahak dengan baik,pencegahan dengan memlihara lingkungan sehat dan kepemilikan rumah yang sehat dan penggunaan poster yang sudah ada sebagai penyuluhan pasif pada masyarakat.

Masyarakat dan kader di area wilayah kerja Puskesmas Grabag I grabag

Balai Bagian P2M TB Paru dan Bagian Promkes

6 bulan sekali untuk setiap

Dana Operasional Puskesmas Grabag I grabag

Penyuluhan Proses: Terselenggaranya penyuluhan tentang TB ParuHasil: Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang TB Paru

89

Page 19: Bab Vii Tika

VII.9 Gann Chart

Tabel 22 Gann Chart

No. Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

1. Penyuluhan

TB Paru

90