BAB I tika

download BAB I tika

of 22

Transcript of BAB I tika

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangRumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial (WHO dalam Budi, 2011). Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, salah satu fungsi rumah sakit adalah penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya meningkatkan produktivitas kerja tenaga kesehatannya. Selain itu, rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, tidak hanya menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetapi juga harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja tenaga kesehatannya (Depkes RI, 2003)Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar tidak terjadi gangguan kesehatan pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Diantara sarana kesehatan,ruang instalasi gawat darurat merupakan suatu institusi dengan jumlah kesehatn yang cukup besar. (UU No. 23 Th 1992 kesehatan kerja)Kesehatan senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga menunjukan kemampuan untuk berintegrasi dengan lingkungan dan pekerjaanya (Wiku adisasito, 2007:2).Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang termasuk dalam suatu wadah hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes) terkadang terlupakan oleh para pengusaha atau manajemen. Keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya untuk industry tetapi untuk seluruh pegawai disetiap tempat kerja, begitu juga di sektor pelayanan kesehatan (Aditama, 2007)Di Indonesia, sampai saat ini belum banyak peraturan keselamatan dan kesehatan kerja di laksanakan dirumah sakit. Adanya asumsi bahwa tenaga kerja dirumah sakit dianggap sudah tahu dan dapat mempertahankan kesehatan dan melindungi dirinya serta di anggap lebih mudah melakukan konsultasi dengan dokter dan mendapatkan fasilitas perawatan secara informal, menjadikan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit seolah-olah di pinggirkan. Mengingat besarnya paparan dirumah sakit maka rumah sakit sebagai tempat pelayanan kesehatan sangat perlu untuk diterapkan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) untuk memberikan perlindungan kepada para pegawai (Ramli, 2010)Instalasi gawat darurat sebagai salah satu pelayanan di rumah sakit merupakan pelayanan yang berkesinambungan dalam perawatan dan pelayanan, pelayanan tersebut mencakup pelayanan pra rumah sakit dan rumah sakit. Pelayanan pra rumah sakit atau pelayanan sebelum pasien masuk ke rumah sakit, yaitu tindakan yang mencakup dukungan, instruksi, perawatan serta tindakan yang di berikan kepada pasien sampai pasien diserahkan ke rumah sakit. Pelayanan rumah sakit yaitu semua aspek perawatan dan tindakan yang diberikan oleh petugas gawat darurat termasuk pemindahan pasien (dirujuk, dirawat inap, atau dipulangkan), tanggapan dan tindakan atas bencana massal serta keadaan darurat dalam masyarakat lainnya seperti bencana alam dan mempersiapkan dukungan medik untuk pelayanan gawat darurat terpadu. 2 Instalasi gawat darurat dipimpin oleh Seorang Kepala (Kepala Instansi). Jumlah sumber daya manusia yang ada di Instalasi Gawat Darurat RSU PKU Muhammadiyah adalah 21 orang, yang terdiri 11 orang dokter umum, 10 orang perawat dan 1 orang pekarya. Di Instalasi Gawat Darurat juga terdapat ruangan yang dipakai apabila ada pasien yang gawat seperti ruang lavase, ruang observasi.Berdasarkan wawancara dan pengamatan awal pada petugas Instalasi Gawat Darurat pada tanggal 25 Februari 2016 permasalahan yang ada di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah adalah program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik tetapi belum maksimal. Penggunaan alat pelindung yang seharusnya mewajibkan semua petugas untuk memakai Alat Pelindung Diri tetapi para petugas menggunakan sesuai unit kerja masing-masing dengan resiko kerja masing-masing. Di Instalasi Gawat Darurat sendiri penggunaan Alat pelindung Diri seperti masker, sarung tangan, celemek dan masih banyak alat pelindung diri lainnya masih kurang disiplin. Hal seperti ini dikhawatirkan dapat menimbulkan kecelakaan kerja pada saat bertugas, semacam terkena pisau bedah dan tertusuk jarum. Tetapi dalam kejadian ini para petugas tidak melaporkan kebagian keselamatan dan kesehatan kerja karena mereka menganggap kejadian seperti ini bisa ditanganin dan diobati sendiri tanpa melaporkan kebagian keselamatan dan kesehatan kerja. Pemeriksaan secara kesehatan berkala hanya dilakukan pada saat pra pekerjaan dan unit kerja yang berisiko karena memerlukan dana yang cukup besar sehingga jarang dilakukan.Permasalahan di atas menunjukan bahwa penerapan dalam hal manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta masih kurang disiplin diterapkan, sehingga peneliti tertarik untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang seberapa jauh masalah Gambaran Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta .

B. Rumusan MasalahRumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran sistem manajemen penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) di Rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

C. Batasan MasalahUntuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal maka penulis membatasi masalah penelitian hanya tentang penerapan sistem manajemen keselamatan kesehatan kerja di rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

D. Tujuan Penelitiana) Tujuan UmumUntuk mengetahui sejauh mana Penerapan sistem manajemen Keselamatan kesehatan Kerja Diruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.b) Tujuan KhususUntuk mengetahui apa saja penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di ruang instalasi gawat darurat.E. Manfaat Penelitian1. Bagi Rumah SakitDiharapkan dengan hasil pembahasan ini dapat berguna sebagaibahan informasi yang akan membantu untuk pelaksanaan pengambilan keputusan dalam memecahkan permasalahan yang timbul dan juga mengembangkan konsep yang telah ada. Terutama bagian ruang instalasi gawat darurat.2. Bagi FakultasSebagai bahan bacaan di perpustakaan bagi mahasiswa bawah dan sebagai informasi yang dapat dijadikan pedoman untuk peneliti yang berminat dibidang penerapan keselamatan kesehatan kerja di ruang instalasi gawat darurat.

3. Bagi PenulisMenambah wawasan , pengalaman tentang penerapan keselamatan kesehatan kerja sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan yang ada dilapangan, khususnya dalam bidang penerapan keslamatan kesehatan kerja di Instalasi Gawat Darurat.

BAB IILANDASAN TEORIA. DefenisiDalam melakukan tinjauan keselamatan kesehatan kerja di ruang instalasi gawat darurat pada rumah sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta Perlu dibahas beberapa konsep, yaitu:1. Keselamatan KerjaMenurut sumamur (2001, p.104), keselamtan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan susana kerja yang aman dan tenteram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.Menurut Widodo Siswowarjo (2003) , keselamatan kerja adalah keselamatan kesehatan kerja secara definitif dikatakan merupakan daya dan upaya yang terencana untuk mencegah terjadinya musibah kecelakaan ataupun penyakit kerja.2. Pengertian KesehatanPengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan menunjukan kemampuan untuk berintekrasi dengan lingkungan dan pekerjaannya. Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan sekadar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan kearah pencegahan terhadap kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin. (wiku adisasiti, 2007:2)3. Kesehatan KerjaMenurut sumamur (1998) kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/masyarakat pekerja memperoleh derajat kesehatan yang setingginya baik fisik, atau mental, maupun sosial , dengan usaha-usaha preventif dan kuratif , terhadap penyakit atau gangguan- gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor pekerjaan dan lingkungan kerja , serta terhadap penyakit-penyakit umum lainnya.Demekian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi produktivitas kerjanya. Pekerja yangsehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang lebih baikbila dibandingkan dengan pekerja yang tenggangu dengn kesehatannya.Menurut Widodo Siswowardojo (2003), kesehatn kerja adalah peningkatan dan memelihara derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya , baik fisik, mental maupun sosial, mencegah dan melindungi tenaga kerja terhadap gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja dan faktor-faktor lain yang berbahaya, menempatkan tenaga kerja dalam suatu lingkungan sesuai dengan perbuatan kerja dan jiwa serta pendidikannya, meningkatkan efesiensi kerja dan produktivitas, serta mengusahakan agar masyarakat lingkungan sekitar perusahaan terhindar dari bahaya pencemaran akibat proses produksi , bahan bangunan, dan sisa produksi.4. Keselamatan Kerja dan KesehatanAda berbagai defenisi pengertian keselamatan kerja dan kesehatan sebagai berikut :a. Menurut Mangkunegara (2002, p. 163), keselamatan kerja dan kesehatan adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.b. Menurut Ridley, John (1983) yang dikutip oleh Boby Shiantosia (2000, p.6), mengartikan keselamatan kerja dan kesehatan adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.c. Jackson (1999, p. 222), menjelaskan bahwa keselamatan kerja dan kesehatan menunjukkan kepada kondisi-kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.d. Menurut keilmuan keselamatan kerja dan kesehatan diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan. (Forum, 2008, edisi no. 11)e. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I.No. Kep.463/MEN/1993 keselamatan kerja dan kesehatan adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lainnya di tempat kerja/perusahaan selalu dalam keadaan selamat dan sehat, serta agar setiap sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien.Konsep dasar mengenai keselamatan kerja dan kesehatan adalah perilaku yang tidak aman karena kurangnya kesadaran pekerja dan kondisi lingkungan yang tidak aman.5. Ruang IGDRuang adalah wadah yang meliputi ruang darat ,ruang laut , dan ruang udara ,termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup , melakukan kegiatan , dan memelihara kelangsuangan hidupnya. (penataanruang.com)Ruang adalah sela-sela antara dua (deret) tiang atau sela-sela antara empat tiang (dibawah kolong rumah). (kamus besar bahasa indonesia/kbbi).IGD adalah Instalasi Gawat Darurat buka 24 jam, merupakan salah satu unit terdepan dari bagian pelayanan rumah sakit yang memberikan pelayanan pada pasien gawat darurat/emergency dan false emergency bekerja sama dengan unit terkait lainnya.Tujuan pelayanan IGD adalah Tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien dengan cepat, tepat, ramah serta terpadu (CTRT) dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian (to save life and limb)Yang dapat dilayani di IGD adalah Mampu menangani pasien gawat darurat, tidak darurat, darurat tidak gawat, dan pasien tidak gawat, tidak darurat oleh karena penyakit tertentu dan Semua kecelakaan (accident) yang menimbulkan cedera fisik, mental, sosial : Gangguan pernafasan Susunan saraf pusat Sistem kardiovaskuler Trauma Berbagai luka Patah tulang Infeksi Gangguan metabolisme Keracunan Kerusakan organ dll.Mampu menangani kejadian sehari-hari, korban musibah masal, dan bencana6. Keselamatan dan kesehatan kerja di ruang instalasi gawat daruratBerdasarkan definisi-defenisi diatas dapat disimpulkan : keselamatan dan kesehatan di ruang gawat darurat adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya suatu hal yang tidak diinginkan terjadi pada petugas, pasien dan pengunjung yang akan datang ke ruang instalasi gawat darurat dengan menyediakan alat-alat pelindung diri ,pendekteksi kebakaran, racun api, dan alat keselamatan lainnya.B. Tujuan Keselamatan Kesehatan KerjaSecara umum, kecelakaan selalu diartikan sebagai kejadian yang tidak dapat diduga. Kecelakaan kerja dapat terjadi karena kondisi yang tidak membawa keselamatan kerja, atau perpuatan yang tidak selamat. Kecelaaan kerja dapat didefenisikan sebagai setiap perbuatan kondisi idak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja adalah dengan meneadakan unsur penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang ketat.(silalahi, 2008)Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan.Fungsi ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab akibat suatu kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.Menurut mangkunegara (2002, p.165) bahwa tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:1. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.2. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya selektif mungkin 3. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanan nya4. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningktan keselamtan dan kesehatan 5. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.6. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja7. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.Penerapan k3 ( keselamatan dan kesehatan kerja ) memiliki beberapa tujuan dalam pelaksanaannya berdasarkan Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja yaitu antara lain:1. Melindungi dan menjamin keselamatan setiap tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja2. Menjamin setiap sumber produksi yang dapat digunakan secara aman dan efesien.3. Meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas nasional Berdasarkan penjabaran tujuan penerapan k3 ditempat kerja dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja di atas terdapat harmoni mengenai penerapan k3 ditempat kerja antara pengusaha, tenaga kerja dan pemerintah / negara. Sehingga dimasa yang akan datang, baik dalam waktu dekat ataupun nanti, penerapan k3 ( keselamatan dan kesehatan kerja ) di indonesia dapat dilaksanakan secara nasional menyeluruh dari sabang meraoke. seluruh masyarakat indonesia sadar dan paham betul mengenai pentingnya k3 sehingga dapat melaksanakannya dalam kegiatan sehari-hari baik di tempat kerja maupun dilingkungan tempat tinggal. Dalam ruangan Instalasi Gawat Darurat tujuan penerapan keselamatan kesehatan kerja adalah untuk melindungi karyawan, pengunjung dan pasien yang akan datang keruang Instalasi Gawat Darurat tersebutC. Syarat Keselamatan KerjaMenurut UU no 1 tahun 1970 pasal 3 persyaratan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;e. Memberi pertolongan pada kecelakaan;f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran;h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya;n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang;o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang;q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.D. Landasan Hukum K3Dasar-dasar hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Indonesia telah banyak diterbitkan baik dalam bentuk undang-undang, untuk memastikan bahwa setiap karyawan baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja disuatu perusahaan berada pada kondisi aman dan terlindungi. Beberapa peraturan perundang-undangan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (Sugeng, 2005), sebagai berikut :1. Undang-undang no 14 tahun 1969 tentang ketentuan pokok mengenai tenaga kerja.Dalam UU ini dijelaskan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan , kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakukan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama.2. Undang-Undang RI No.1 tahun 1970 tentang kesehatan tenaga kerja sejak akan masuk kerja, selama bekerja dan akan di pindahankan ke tempat atau pekerjaan lain.3. Undang-Undang RI No.23 tahun 1992 tentang kesehatanPasal 23 ayat 1:Kesehatan kerja diselenggrakan agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal , sejalan dengan program perlindungan tenaga kerja.Pasal 23 ayat 2:Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja , pencengahan penyakit akibat kerja, dan syarat kesehatan kerja.Pasal 23 ayat 3:Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.E. Manfaat Keselamatan Dan Kesehatan KerjaMenurut OHSAS 18001: 2007 Secara umum manfaat penerapan keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan dibagi kepada 4 poin penting yaitu :1. Melindungi pekerjaTujuan utama penerapan SMK3 adalah melindungi pekerja dari segala macam bahaya kerja dan juga yang bisa menganggu kesehatan saat kerja. Dengan melindungi pekerja dengan SMK3 maka perusahaan otomatis akan untung karena meningkatkan produktivitas pekerja2. Mematuhi peraturan pemerintahDengan menerapkan SMK3 maka perusahaan telah mematuhi peraturan pemerintah Indonesia. Perusahaan yang tidak melaksanakan SMK3 akan diberikan sangsi oleh pemerintah karena dianggap lalai dalam melindungi pekerja.3. Meningkatkan kepercayaan konsumenDengan menerapkan SMK3 secara otomatis akan membuat kepercayaan konsumen. Ketika perusahaan sudah menerapkan SMK3 dalam memproduksi suatu produk, konsumen bisa meyakini prosedur telah bagus dan produksi bisa kontinu. Dengan menerapkan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi produk cacatan. 4. Membuat system manajemen efektifPenerapan SMK3 tidak jauh beda dengan ISO dimana semua tindakan terdokumentasi dengan baik, dengan adanya dokumen yang lengkap memudahkan melakukan tindakan perbaikan jika ada alur kerja yang tidak sesuai.

F. Dampak Mengabaikan Keselamatan Dan Kesehatan KerjaDampak / kerugian yang dapat timbul terbagi atas dua yaitu kerugian langsung (direct cost) dan kerugian tidak lansung (indirect cost).1. Kerugian secara lansung (direct cost)Kerugian lansung, adalah kerugian akibat kecelakaan yang lansung dirasakan dan membawa dampak terhdap organisasi sebagai berikut:a. Biaya pengobatan dan kompensasiKecelakaan mengakibatkan cedera, baik cedera ringan,berat, cacat atau menimbulkan kematian. Cedera ini mengakibatkan tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik sehingga mempengaruhi produktivitas.b. Kerugian produksiKecelakaan juga membawa kerugian terhadap proses produksi akibat kerusakaan atau cedera pada pekerja. Perusahaan tidak bisa berproduksi sementara waktu sehingga kehilangan peluang untuk mendapat keuntungan.c. Kerugian sosialKecelakaan dapat menimbulkan dampak sosial baik terhadap keluaga korban yang terkait langsung, maupun lingkungan sosial sekitarnya. Apabila seorang pekerja mendapat kecelakaan, keluarganya akan turut menderita. Bila korban tidak dapat bekerja atau meninggal , maka kelurga kehilangan sumber kehidupan, keluarga akan terlantar dan mengalami kesengsaraan.Dilingkup yang lebih luas, kecelakaan juga membawa dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Jika terjadi bencana peladakan atau kebakaran masyarakat sekitar akan turut panik, atau mungkin terjadi korban.d. Citra dan kepercayaan konsumenKecelakaan menimbulkan citra negatif bagi organisai karena dinilai tidak peduli keselamatan , tidak aman atau merusak lingkungan. Untuk membangun citra organisasi memerlukan perjuangan berat dan panjang. Karena citra organisasi sangat penting dan menentukan kemajuan suatu usaha dan untuk kepercayaan konsumen.G. Kegiatan di Unit Gawat DaruratKegiatan yang menjadi tanggung jawab UGD, secara umum dapat dibedakan atas tiga macam yaitu (Flynn, 2004):1. Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan untuk kehidupan penderita, namun sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh mendapatkan pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan.2. Menyelenggarakan pelayanan penyeringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan rawat inap intensif. Merujuk kasus-kasus gawat darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.3. Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat, serta menampung serta menjawab semua pertanyaan semua anggota masyarakat tentang segala sesuatu yang ada hubungannya dengan keadaan medis darurat (Emergency Medical Uestions).H. Karyawan Atau SDM Di Ruang Instalasi Gawat DaruratKaryawan atau SDM diruang instalsi gawat darurat rumah sakit menurut Permenkes adalah:1. Satpam2. Dokter Spesialis dan Sub Spesialisa. Bedahb. Syarafc. Paru-parud. THTe. Penyakit Dalamf. Penyakit Anakg. Kebidanan dan Kandungan3. Dokter Emergency dan Umum4. Perawat plus Sertifikasi PPGDPramurukti, POS, Pekarya, Cleaning Service, dan SDM lain yang siap membantuPeralatan kesehatan dan keselamatan kerja di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit terdiri sebagai berikut:

1. Alat Pelindung Diri (APD)Alat Pelindung Diri (APD) adalah Kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang disekelilingnya. (Hebbie Ilma Adzim: 2013)Berikut ini jenis alat pelindung diri di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit:a. Maskerb. Sarung tanggan2. Alat keselamatan dalam ruangan instalasi gawat daruratMenurut muhammad faizal: 2013 alat keselamatan adalah sarana utama untuk pencengahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gebang bagi keamanaan tenaga kerja, kecelakaan selain menjadi sebab hambat-hambatan lansung juga merupakan kerugian-kerugian secara tidak lansung, yakni keruskan mesin dan peralatan kerja terhentinya prose produksi untuk beberapa saat, kerusakaan pda lingkungan kerja dan lain-lain. Berikut ini peralatan k3:a. Fire alaram/ alat penditeksi kebakaranb. Racun apic. Tempat sampah medisd. Sabun steril anti mikrobae. Westafelf. Tandu orangg. P3KBAB IIIMETODE PENELITIANA. Jenis PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, maksud penulis menggunakan metode deskriftif adalah untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang kelengkapan pengisian rekam medis di Instalasi Gawat Darurat PKU Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaiamana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generasi. (Sugiono, 2006:2007 )B. Lokasi Dan Waktu Penelitian1. Lokasi penelitian Penelitian dilaksanakan Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta2. Waktu PenelitianPenelitian mulai dilaksanakan Februari 2016 Sampai Mei 2016C.Populasi Dan Sampel1. populasiPopulasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan kerakteristik tertentu yang ditetap kan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. ( Sugiyono, 2006: 117)Populasi dari penelitian ini adalah seluruh rekamedis yang di gunakan di unit gawat darurat.2. SampelSampel adalah bagian dari jumlah dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, karena ada keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di ambil dari populasi itu. ( Sugioyono, 2006: 118 )D. Sumber DataI. Data PrimerMerupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan lansung dari lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau yang bersangkutan yang memerlukannya. ( Sugiyono, 2006: 118 )Data primer yang diperoleh oleh penulis melalui wawancara lansung dengan petugas Instalasi Gawat Darurat Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta2. Data SekunderMerupakan data yang diperoleh oleh melakukan kegiatan penelitian dari sumber sumber yang sudah ada ( sugiyono, 2006:246 )

E. Metode Pengumpulan DataTeknik penelitian yang penulis gunakan saat melaksanakan penelitian adalah sebagai berikut1. Metode ObservasiSutrisno Hadi ( 1986 ) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses yang ompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. ( Sugiyono, 2006: 193 )Observasi yang dilakukan yaitu mengamati dan melihat lansung hal yang akan diteliti yaitu tentang kelengkapan pengisian rekam medis Instalasi Gawat Darurat.2. Metode WawancaraWawancara yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit / kecil. Wawancara dapat dilakukan melalui tatap muka. ( Sugiyono, 2006:194 )Wawancar yang dilakukan yaitu melalui tanya jawab atau berdialog dengan karyawan yang bekerja di bagian Instalasi Gawat Darurat

F. Instrument Penelitianinstrument penelitian adalah alat-alat instrumen yang akan di gunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa: kuesioner: ( daftar pertanyaan, formulir observasi, formulir formulir lain yang berkaitan dengan pencatat data dan sebagainya . ( Notoatmojo, 2010:87 )G. Teknik Analisis DataAnalisi kualitif adalah metode penelitian yang berdasarkan pada filasafat postpositivisme , digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, diman peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan gabungan. ( Sugiyono, 2006: 15 )