THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

26
Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016 MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMI ANAK SEJAK DINI Oleh: Firdaus (Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung) Abstrak Untuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan pendidikan pada anak usia dini serta guna mencapai hasil yang menggembirakan, para pendidik hendaklah senantiasa mencari berbagai metode yang efektif, serta mencari kaidah-kaidah pendidikan yang berpengaruh dalam mempersiapkan dan membantu pertumbuhan anak usia dini, baik secara mental dan moral, spiritual dan etos sosial, sehingga anak dapat mencapai kematangan yang sempurna guna menghadapi kehidupan dan pertumbuhan selanjutnya. Dengan bersumberkan kepada Al Qur-an dan hadis, ada beberapa metode pendidikan Islam yang dapat dan layak diterapkan pada kegiatan pendidikan terhadap anak usia dini. Kecerdasan anak pada sisi spiritual bergantung pada orangtua dan keluarganya sebagai tempat belajar pertama (sekolah dan lingkungan sekitarnya merupakan tempat belajar kedua). Jika keluarga (dalam hal ini orangtua) kurang memperhatikan aspek spiritual, maka dengan sendirinya sulit ditemukan anak yang memiliki kecerdasan spiritual. Tingkatan spiritual pada diri anak pun dapat berbeda-beda bergantung bagaimana pendekatan yang digunakan terhadapnya. Kata Kunci: Kecerdasan, Spiritual Islami, Anak Usia Dini Pendahuluan Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bercorak integralistik karena sistem ini melatih perasaan anak didik dengan cara sebegitu rupa sehingga dalam sikap hidup, tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segala jenis pengetahuan mereka dipengaruhi sekali oleh nilai-nilai

Transcript of THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Page 1: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

MEMBANGUN KECERDASAN SPIRITUAL ISLAMIANAK SEJAK DINI

Oleh: Firdaus(Dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Raden Intan Lampung)

AbstrakUntuk merealisasikan pelaksanaan kegiatan pendidikan padaanak usia dini serta guna mencapai hasil yang menggembirakan,para pendidik hendaklah senantiasa mencari berbagai metodeyang efektif, serta mencari kaidah-kaidah pendidikan yangberpengaruh dalam mempersiapkan dan membantupertumbuhan anak usia dini, baik secara mental dan moral,spiritual dan etos sosial, sehingga anak dapat mencapaikematangan yang sempurna guna menghadapi kehidupan danpertumbuhan selanjutnya. Dengan bersumberkan kepada AlQur-an dan hadis, ada beberapa metode pendidikan Islam yangdapat dan layak diterapkan pada kegiatan pendidikan terhadapanak usia dini. Kecerdasan anak pada sisi spiritual bergantungpada orangtua dan keluarganya sebagai tempat belajar pertama(sekolah dan lingkungan sekitarnya merupakan tempat belajarkedua). Jika keluarga (dalam hal ini orangtua) kurangmemperhatikan aspek spiritual, maka dengan sendirinya sulitditemukan anak yang memiliki kecerdasan spiritual. Tingkatanspiritual pada diri anak pun dapat berbeda-beda bergantungbagaimana pendekatan yang digunakan terhadapnya.

Kata Kunci: Kecerdasan, Spiritual Islami, Anak Usia Dini

Pendahuluan

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang bercorakintegralistik karena sistem ini melatih perasaan anak didikdengan cara sebegitu rupa sehingga dalam sikap hidup,tindakan, keputusan dan pendekatan mereka terhadap segalajenis pengetahuan mereka dipengaruhi sekali oleh nilai-nilai

Page 2: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

90

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

spiritual dan sangat sadar akan nilai etis Islam.1 Akan tetapimakna pendidikan tidaklah semata-mata kita menyekolahkananak ke sekolah, namun lebih luas dari itu. Seorang anak akantumbuh berkembang dengan baik manakala ia memperolehpendidikan yang paripurna agar ia kelak menjadi manusiayang berguna bagi masyarakat, negara dan agama. Anak-anakyang demikian ini adalah anak yang sehat dalam arti luas,yaitu sehat fisik, mental emosional, mental intelektual, mentalspiritual.2

Menurut Danah Zohar kecerdasan spiritual adalahkecerdasan untuk menghadapi dan memecahkan persoalanmakna dan nilai, yaitu kecerdasan untuk menempatkanperilaku dan hidup kita dalam kontek makna yang lebih luasdan kaya. Kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan ataujalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan denganyang lain.3 Menurut Ary Ginanjar Agustian kecerdasanspiritual adalah kemampuan untuk memberi makna ibadahterhadap setiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah dan pemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip“hanya karena Allah“.4

Fase awal belajar adalah masa yang dilalui sebelumanak memasuki fase belajar lanjutan selepas mereka dari usiabalita hingga menjelang akhir masa kanak-kanak. Anak mulaidapat mendengarkan cerita sejak ia dapat memahami apayang terjadi di sekelilingnya, dan mampu mengingat apa yangdisampaikan orang kepadanya. Hal itu biasanya terjadi padaakhir usia tiga tahun. Pada usia ini anak mampumendengarkan dengan baik dan cermat tentunya cerita yang

1 Mohammad Ali dan Marpuji Ali, Mazdab Al-Maun Tafsir Ulang PraksisPendidikan Muhammadiyah, (Jogyakarta: Abe Offset, 2005), hlm. 98.

2 Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa(Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995), hlm. 155.

3 Danah Zohar dan Ian Marshall, Spiritual Quotient, (Bandung: Mizan,2001), hlm. 4.

4 Ary Ginanjar Agustian, Emosional Spiritual Quotient, (Jakarta: Arga,2001), hlm. 57.

Page 3: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 91

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

sesuai untuknya ia bahkan akan meminta cerita tambahan.5Seni mendongeng, sebagaimana ditegaskan Anna Craff dapatmembantu mengembangkan kapabilitas anak-anak untukmelakukan dan membuat sesuatu. Disamping itu juga, untukmemaksimalkan kemampuan mereka untuk merasakan,menganalisa atau mengeksplorasi apa yang merekakemukakan.6 Pendek kata dapat membantu memotivasi anak-anak untuk mengaktualisasikan dirinya di depan publik.

Setiap anak yang lahir normal, baik fisik maupunmentalnya, berpotensi menjadi cerdas. Hal demikian, karenasecara fitrah manusia telah dibekali potensi kecerdasan olehAllah SWT, dalam rangka mengaktualisasikan dirinya sebagaihamba dan wakil Allah di bumi.7 Sedangkan definisi cerdasdalam Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah sempurnaperkembangan akal budinya (pandai,tajam pikiran).Sedangkan kecerdasan adalah kesempurnaan perkembanganakal budi, seperti kepandaian dalam ketajaman pikiran.8

Menurut Adi W. Gunawan dalam bukunya, GeniusLearning, definisi kata cerdas atau intellegence adalah sebagaiberikut:

a. Kemampuan untuk mempelajari atau mengerti daripengalaman, kemampuan untuk mendapatkan danmempertahankan pengetahuan serta mental.

b. Kemampuan untuk memberikan respon secara cepatdan berhasil pada situasi yang baru dan kemanapununtuk menggunakan nalar dalam memecahkanmasalah.

c. Kemampuan untuk mempelajari fakta-fakta dankeahlian-keahlian serta mampu menerapkan apa yang

5 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2005), hlm.3

6 MJA. Nashir, Bela Studio Membela Anak Dengan Teater, (Yogyakarta:Kepel Press, 2001), hlm.2

7 Suharso, Melejitkan IQ, IE, & IS, ( Jakarta: Inisiasi Press, 2001), hlm. 13.8 WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka,1976), hlm.201

Page 4: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

92

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

telah dipelajari, khususnya bila kemampuan ituberhasil dikembangkan.9

Dari berbagai definisi cerdas di atas, maka kecerdasanadalah kemampuan untuk mengetahui, mempelajari,menganalisis sebuah keadaan dan menggunakan nalar untukmengambil sebuah jalan atau solusi alternatif bagi keadaanyang dihadapinya. Adapun spritualitas, mencakup nilai-nilaikemanusiaan yang non-materiil seperti: kebenaran, kebaikan,keindahan, kesucian, dan cinta.10

Menurut Ary Ginanjar Agustian kecerdasan spiritualadalah kemampuan untuk memberi makna ibadah terhadapsetiap perilaku dan kegiatan, melalui langkah-langkah danpemikiran tauhidi (Integralistik) serta berprinsip “hanya karenaAllah“.11 Sehingga dalam Islam hal-hal yang berhubungandengan kecerdasan emosional dan spiritual seperti konsistensi(istiqomah), kerendahan hati (tawadhu), berserah diri (tawakal),ketulusan (ikhlas), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun),integrasi dan penyempurnaan (ihsan) merupakan bagian dariakhlakul karimah`.12

Pembentukan dan Pengembangan Kecerdasan SpiritualAnak

Pada hakikatnya masa anak-anak adalah faseterpenting dalam kehidupan manusia. Setiap manusia dewasapastilah telah mengalami masa anak-anak terlebih dahulu.Dalam pandangan Islam, anak adalah amanah dantanggungjawab yang harus dijaga serta dirawat dengan baikdan benar oleh orang tua yaitu perawatan dan penjagaan yang

9 Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk Praktis UntukMenerapkan Accelerated Learning, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003),hlm.229-230

10 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Popular,(Surabaya: Arkola, 1994), hlm.721.

11 Ary Ginanjar Agustian, Emotional Spiritual Quotient, (Jakarta: Arga,2001), hlm. 57.

12 Ibid, hlm. Xxxviii

Page 5: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 93

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

sesuai dengan kehendak sang pencipta, sang pemberi amanahyakni Allah SWT.13

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam babsebelumnya bahwa setiap anak dilahirkan dalam kondisifitrah (suci) artinya secara fisik maupun mental, anak adalahdalam keadaan hanif, lurus, suci, bersih dan mengakuikeberadaan Allah SWT sebagai Tuhannya, sehingga dapatdikatakan anak berpotensi beragama tauhid. Namun dapatberbalik arah dari agama tauhid lantaran pengaruhlingkungan terutama lingkungan keluarga. Anak adalahamanah yang telah diberikan Allah SWT kepada setiap orangtua dan juga merupakan hadiah terpenting dari Allah.14 Olehkarena itu upaya pendidikan adalah menjadi tanggung jawabdan kewajiban orang tua. Orang tua memiliki kewajibanuntuk memberikan bimbingan, arahan, didikan secara baikdalam rangka membentuk kepribadian, perkembanganintelektual, emosional dan spiritual anak. Pertumbuhan danperkembangan anak menurut para pakar ahli jiwa ialah masaperubahan tubuh, inteligensi, emosional dan kemampuaninteraksi yang memberi pengaruh pada utuhnya individu danmatangnya pendidikan.15

Perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arahyang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulangkembali. Tugas perkembangan sangat erat kaitannya denganpendidikan. Sesuai dengan teori perkembangan menyatakanbahwa perkembangan merupakan bertumbuhnya potensitingkah laku yang didapatkan dalam lingkungan tertentu. Biladikaitkan dengan konteks perkembangan anak dapatlahdimengerti bahwa jika anak hidup dalam suatu lingkungantertentu maka anak tersebut akan bertingkah laku yang khassesuai dengan lingkungan. Sehingga dalam pertumbuhan dan

13 Suharsono, Mencerdaskan Anak, ( Jakarta: Inisiasi Press, 2004 ), hlm.126.

14 Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, (Jakarta:Ba’dillah Press, 2002), hlm. 29.

15Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi, Kaifa Turabbi Waladan Shalihan,terj. Zainal Abidin, Begini Seharusnya Mendidik Anak, Panduan Mendidik AnakSejak Masa Kandungan Hingga Dewasa (Jakarta: Darul Haq, 2004), hlm. 131.

Page 6: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

94

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

perkembangan anak, lingkungan menjadi faktor terpenting.16

Lingkungan yang utama dan pertama bagi anak adalahkeluarga.

Berbicara tentang kecerdasan spiritual pada diri anak,maka dalam mengembangkan potensi kecerdasan anakseorang pendidik terutama orang tua harus mengetahui danmemahami fase perkembangan sesuai dengan usia anak. ParaPsikolog membagi fase pasca kelahiran anak yaitu:1. Fase menyusui sejak kelahiran sampai berumur dua tahun.

Pada tahap ini biasanya anak masih tergantung dengan ibudan bergerak hanya sebatas gerakan panca indera. Duatahun pertama ini adalah fase terpenting dalam prosespembentukan pribadi anak yang berasal dari usaha yangsungguh-sungguh dari orang tua terutama si ibu. Karenaanak sangat memperhatikan apa yang di lakukan oleh ibu.

2. Fase anak awal, dari umur dua tahun sampai enam tahun.Fase ini anak sudah mulai sedikit mengetahui dunia luar,pada tahap ini anak-anak sangat tergantung dengan apayang diajarkan oleh lingkungan keluarga, karena masa iniadalah masa yang peka dalam perkembangan kecerdasanyang dimilikinya bersandarkan kepada model perlakuandan interaksi psikologis dengan orang tua.

3. Fase anak pertengahan yang dimulai sejak umur enamtahun sampai sembilan tahun, ciri khasnya adalahberbarengan dengan usia sekolah dan anak mulai terbukaserta mulai nampak kemauannya untuk membedakanmana yang baik dan yang buruk (tamyiz). Hasil penelitianpara psikolog ini paralel dengan hadis Rasulullah SAWtentang dimulainya kemampuan tamyiz anak pada umurtujuh tahun. Pada usia ini anak diperintahkan untukmengerjakan shalat dan ibadah lainnya seperli latihanuntuk berpuasa, mempelajari dan membaca al-Qur’an.

4. Fase anak akhir, dimulai sejak sembilan tahun sampai duabelas tahun. Pada fase ini kecerdasan anak terus

16 FJ. Monks.A.M.P Knoers, Siti Rahayu Haditono, PsikologiPerkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, (Yogyakarta: Gajah MadaUniversity, 2002), hlm. 10

Page 7: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 95

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

berkembang, sampai kira-kira pertengahan fase iniperkembangan kecerdasan anak mencapai setengah potensikecerdasannya di masa depannya. Fase ini penting sekalidalam mengerjakan nilai-nilai moral dan dasar-dasaragama kepada anak. Para pendidik harus mengerahkansegenap metode motivasi, nasihat, memberi petunjuk danmembujuk serta membiasakan anak untuk mewujudkan halitu.17

Para pendidik muslim generasi pertama harus sungguhmemperhatikan pendidikan anak dalam tahun-tahun pertamapada masa kecilnya agar adat dan akhlak yang baik menjadikebiasaan. Peranan orang tua sebagai guru utama bagi anaksangat penting dalam memberikan contoh perilaku, bertuturkata, beribadah dan segala gerak-gerik merupakan hal pentingdalam proses identifikasi dan pertumbuhan kecerdasan sertakemampuan anak.

Dalam upaya pembentukan dan pengembangankecerdasan spiritual anak adalah tidak terlepas dari beberapafaktor yang mempengaruhi. Ada dua faktor penting yangmempengaruhi inteligensi seseorang, yaitu faktor bawaan danfaktor lingkungan.18 Sedangkan peranan bawaan daninteligensi tersebut dipengaruhi oleh kualitas kecerdasanorang tua serta kondisi anak saat pembentukan dalamkandungan, gizi selama pertumbuhan, dan rangsanganintelektual yang memberikan sumber daya pengalaman(Experiental Resources) bagi anak misalnya pendidikan, latihandan ketrampilan yang diberikan.19 Dengan demikian dapatdikatakan perkembangan pribadi anak merupakan produkkombinasi dari interaksi antara faktor pembawaan (hereditas)dan faktor lingkungan sosialnya.

Perkembangan yang sehat dan baik akan berlangsungapabila fasilitas lingkungan sosial dan potensialitas anak

17 Utsman Najati, Al-Hadiis Al-Nabawi wa ‘Ilmu Al-Nafs, terj. IrfanSalaim, Belajar EQ dan SQ Dari Sunnah Nabi, (Jakarta: Hikmah, 2003), hlm. 24-26.

18 Irwanto, dkk, Psikologi Umum, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991), hlm. 16819 Ibid

Page 8: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

96

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

dapat berjalan dengan baik. Sebaliknya jika keduanya tersebuttidak berlangsung dengan baik maka perkembangan padaanak akan hancur dan tiada berguna.20Dan perananlingkungan keluarga adalah sangat besar selamapertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Periodeanak-anak dalam ilmu Psikologi Umum yaitu terbagi atas duaperiode/fase, periode kanak-kanak awal (Early Chilhood)sekitar usia 2-6 tahun dan periode kanak-anak akhir (LateChilhood) sekitar usia 6-12 tahun.21

Pendidikan keluarga merupakan pendidikan dasar danutama bagi anak dalam pembentukan serta pengembanganjiwa keagamaan dan kecerdasan spiritual anak. Dikatakanlingkungan utama karena anak pertama-tama mendapatbimbingan dan didikan adalah dari keluarga. Sebagian besarkehidupan anak ialah berada dalam lingkungan orang tuanya,yaitu keluarga.

Pendidikan merupakan menanamkan akhlak yangutama, budi pekerti yang luhur serta didikan yang mulia padajiwa anak sejak kecil sampai ia menjadi orang yang kuasauntuk hidup dengan kemampuan usaha dan tenaganyasendiri. Dikatakan juga oleh Godfrey Thompson: “ByEducation I mean the influence of environment upon the individualto produce a permanent change in his habits of behaviour of thoughtand of attitude.”22 Maksud dalam pendidikan adalah pengaruhlingkungan kepada individu untuk menghasilkan sesuatuperubahan yang tetap di dalam kebiasaan bertingkah laku,berfikir dan bersikap.

Di dalam lingkungan pendidikan memiliki unsur yangmempengaruhi proses berlangsungnya pendidikan yaitulingkungan berwujud (dalam konteks ini adalah keluarga danlingkungan pergaulan) dan lingkungan berwujud

20 Kartini Kartono, Hygiene Mental, (Bandung: Mandar Maju, 2000), hlm. 67.21 Irwanto, dkk, op.cit., hlm. 42-4622 Sir Godfrey Thompson, A Modern Philosophy of Education, (London, 1959), hlm 19.

Page 9: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 97

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

kesusastraan (berupa buku-buku yang bermanfaat dan buku-buku yang merugikan, merusak).23

Masa anak-anak menjadi sangat penting dalammenanamkan dan menumbuhkembangkan segala potensiyang telah Tuhan anugerahkan. Jika sejak anak-anak padadirinya tumbuh dan berkembang pada pijakan akhlak muliadan terdidik selalu taat pada ajaran Islam yang mulia sertaselalu ingat, bersandar hanya kepada-Nya, maka anaktersebut akan memiliki potensi dan instingtif dalam menerimakebaikan dan akan menghindarkan dari pengaruh buruk.Dalam hal ini Islam sangat memperhatikan pendidikan akhlakdan menjelaskan tentang petunjuk yang sangat berharga didalam melahirkan anak-anak dengan kebiasaan, ketaatan yangmulia. Dan keluarga merupakan milieu pertama bagi anakdalam mendapatkan rangsangan, hambatan, pengaruh,budaya dan didikan yang pertama dalam pertumbuhan danperkembangan jiwa atau pribadi anak.

Pembentukan jiwa spiritual anak ini adalahimplementasi dari penanaman nilai-nilai keagamaan yangtujuannya adalah dapat memahami, menghayati,mengamalkan ajaran-ajaran Islam secara menyeluruh dengancakrawala berfikir yang luas akhirnya dapat menghiasaidimensi spiritualnya dengan cahaya ketuhanan. Nilai-nilaikeagamaan yang sangat penting untuk ditanamkan kepadaanak dalam mengembangkan dimensi spiritualnyadiantaranya sebagai berikut:

1. Penanaman takwa melalui ibadah shalat, puasa,mengaji dan lainnya

2. Pengajaran dzikir dan berdoa setiap akan melakukansesuatu apapaun

3. Pembentukan kesabaran4. Penanaman amal sholeh5. Pembentukan ajaran istiqomah.

Menurut Rusli Amin, berkembang tidaknya kecerdasanseseorang dipengaruhi beberapa faktor dibawah ini:

23 Zainuddin, dkk., Seluk beluk Pendidikan Dari al-Ghazali, (Jakarta: BumiAksara, 1991), hlm. 88-95.

Page 10: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

98

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

1. Memiliki ilmu pengetahuan yang luas2. Pengaruh keluarga3. Ketersediaan sarana yang menopang pengembangan

kecerdasan4. Motivasi yang tinggi oleh orang tua. 24

Seperti yang disampaikan oleh Hamdan Rajih bahwa kiat-kiat dalam membimbing dan mendidik anak menjadi lebihcerdas secara spiritual dan beradab adalah meliputi sebagaiberikut:

1. Mengajarkan al-Qur’an2. Melatih pelaksanaan shalat3. Melatih berpuasa4. Melatih pelaksanaan haji5. Mengajak bersama anak untuk bermain6. Memanfaatkan metode dakwah Rasulullah SAW yaitu

metode pendekatanketeladanan, memaksimalkan pemanfaatan waktu danpeluang bersama anak untuk memberikan pengarahan,sikap adil terhadap anak-anak, mendoakan kebaikanuntuk anak-anak, mengaktifkan potensi berpikir anak,dan mengembangkan mental anak. 25

Pendidikan yang diberikan kepada anak-anak yang harusdilaksanakan orang tua sebagai penanggung jawab utamabagi kelangsungan kehidupan anak-anak mereka dalampandangan Islam mencakup beberapa aspek, seperti yangtercantum dalam surat Luqman ayat 13-19 antara lain adalahsebagai berikut:1. Pembinaan iman dan tauhid (ayat 13-16)2. Pembinaan Akhlak (ayat 14,15,18 dan 19)3. Pembinaan ibadah (ayat 17)4. Pembinaan kepribadian dan sosial anak (ayat 16-17).

24 Rusli Amin, Menjadi Remaja Cerdas Panduan Melejitkan Potensi Diri,(Jakarta: Al-

Mawardi Prima, 2003), hlm. 15-25.25 Hamdan Rajih, Spiritual Quotient For Children Agar Si Buah HatiKuat

Imannya dan Taat Ibadahnya, (Yogyakarta: Diva Press, 2005), hlm. 159-214.

Page 11: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 99

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

ه إن الشرك لظلم عظيم وإذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يا بـني لا تشرك بالل نسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصاله في عامين أن ) ١٣( نا الإ ووصيـ

وإن جاهداك على أن تشرك بي ما ليس ) ١٤(اشكر لي ولوالديك إلي المصير نـيا معروفا واتبع سبيل من أناب إلي هما في الد لك به علم فلا تطعهما وصاحبـ

يا بـني إنـها إن تك مثـقال حبة ) ١٥(ثم إلي مرجعكم فأنـبئكم بما كنتم تـعملون تكن في صخرة أو في السماوات أو في الأرض يأت بها الله إن من خردل ف ـ

يا بـني أقم الصلاة وأمر بالمعروف وانه عن المنكر ) ١٦(الله لطيف خبير ك للناس ) ١٧(مور واصبر على ما أصابك إن ذلك من عزم الأ ولا تصعر خد

واقصد في ) ١٨(ولا تمش في الأرض مرحا إن الله لا يحب كل مختال فخور ) ١٩(مشيك واغضض من صوتك إن أنكر الأصوات لصوت الحمير

Artinya: “Dan ingatlah ketika luqman berkata kepada anaknya,diwaktu ia memberikan pelajaran kepadanya : “hai anakku,janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnyamempersekutukan Allah adalah kedzaliman yang besar(13). Dan kami perintahkan kepada manusia terhadap duaorang bapak ibunya : ibunya telah mengandungnya dalamkeadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnyadalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepadadua orang ibu bapak kamu dan hanya kepada-Kulahkembalimu (14). Dan jika keduanya memaksamu untukmempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak adapengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamumengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di duniadengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembalikepadaKu, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu.Maka kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamukerjakan (15). (Luqman berkata) hai anakku,sesungguhnya jika ada sesuatu perbuatan seberat biji sawidan berada di dalam batu atau di langit atau di dalambumi niscaya Allah akan mendatangkannya ataumembalasnya sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha

Page 12: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

100

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

Mengetahui (16). Hai anakku dirikanlah sholat dansuruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlahmereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlahterhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yangdemikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah(17). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu darimanusia (karena sombong). Dan janganlah kamu berjalandi muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidakmeyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakandiri (18). Dan sederhanalah kamu dalam berjalan danlunakkanlah suara kamu. Sesungguhnya seburuk-buruksuara adalah suara keledai (19).” (QS. Luqman : 13-19).26

Pendidikan akhlak merupakan salah satu hak anaksesuai dengan apa yang diperintahkan Rasul Allah SAWbahwa diantara hak anak terhadap ayahnya adalahmendapatkan pendidikan yang baik. Akhlak anak sangatdipengaruhi oleh lingkungan dimana hidup, khususnyadimasa awal pendidikan dan pembinaan anak dalamkeluarga. Pada mulanya anak mendapatkan pengaruh dariorang disekitarnya yaitu ayah, ibu dan seluruh anggotakeluarganya.

Sesungguhnya pentingnya pendidikan akhlak dalamIslam secara umum keberadaannya merupakan satu-satunyasarana untuk membangun kebaikan individu, masyarakat,dan peradaban manusia. Hubungan antara unsur-unsur inisangat erat bila dilihat dari faktor pembangunannya. Kebaikanindividu adalah sarana untuk membangun peradaban.Apabila kebaikan individu, masyarakat, dan peradaban sudahmerata maka kebahagiaan menjadi nilai yang alami. Danhakikat pencapaian tujuan dari kecerdasan spiritual ialahmeraih kebahagiaan sejati di dunia maupun di akhirat.

26 Soenarjo, dkk., Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya,(Semarang: Thoha Putra, 1995), hlm 654-655.

Page 13: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 101

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

Urgensi Pendidikan Akhlak sebagai Upaya PembentukanKecerdasan Spiritual Anak

Manusia hidup di dunia tidaklah dilihat dari harta, ilmuatau kekayaannya tetapi ditentukan sepenuhnya oleh akhlakyakni perbuatan yang baik dan seberapa jauh nilai-nilai etikamenjiwai dan mewarnai segala tindakannya.27 Agama adalahsumber akhlak yang tidak pernah kering, karena agamamemperhatikan dan mengatur semua gerak-gerik manusia.Jadi akhlak merupakan salah satu ajaran terpenting dalamagama apapun, rasanya semua agama sepakat danmemandang sama bahwa pemeluknya hendaklah berbuat baikdan meninggalkan perbuatan jahat, seperti yangdiperintahkan dalam agama.

Pada pendahuluan diatas kita mengetahui bahwa untukmembentuk peradaban tidak dapat dipisahkan dari perbaikanindividu dan masyarakat. Perbaikan itu melalui sebuahproses, yaitu pendidikan akhlak. Dan nilai akhlak tidak akanbisa tampak kecuali sebelumnya telah dipelajarikarakteristiknya tentang hakikat pendidikan akhlak itusendiri. Pengertian hakikat pendidikan akhlak memilikibeberapa pandangan. Kelompok pertama menyatakan bahwapendidikan akhlak adalah berkaitan dengan pembiasaan.Keutamaan akhlak muncul secara khusus karena kebiasaandan perilaku. Singkatnya kelompok ini mengatakan bahwapendidikan akhlak adalah dengan pengulangan yang terusmenerus untuk melakukan perbuatan. Pandangan kedua yaitumenyatakan bahwa pendidikan dapat membentuk akhlakseseorang, mampu membedakan antara jalan yang baik danburuk. Kelompok ketiga mengatakan bahwa pendidikanakhlak berlangsung dengan penugasan-penugasan, termasukdengan kalimat teguran.

Kelompok keempat menyatakan bahwa pendidikanakhlak tidak hanya berbicara tentang tingkah laku yangterlihat dengan kasat mata, namun juga berbicara mengenaipembersihan jiwa dari segala perbuatan yang keji dan hina,

27 Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta: PustakaPelajar, 2005), hlm. 224.

Page 14: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

102

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

bahkan menghiasi dengan segala sisi keutamaan secara lahirdan batin. Dan kelompok terakhir menyatakan bahwapendidikan akhlak merupakan pendidikan yang membentukkesiapan sikap berakhlak.28

Ada beberapa hal penting ketika kita membicarakantentang pentingnya pendidikan akhlak dalam upayanyamembentuk kecerdasan spiritual anak, dalam hal ini adalahmembentuk anak yang saleh. Diantaranya adalah sebagaiberikut:

1. Pendidikan akhlak dapat membentuk roh kebaikan.Dengan mengetahui ilmu akhlak maka seseorang akanbertambahlah pengetahuan tentang jalan kebaikan dankeburukan. Dengan demikian akan timbul suatukedisiplinan dan kepatuhan untuk mengisi jalan menujukebaikan serta berusaha mewujudkan secara optimalkepada orang lain untuk berkomitmen menjauhi jalankeburukan.

2. Pentingnya pendidikan akhlak adalah untukmewujudkan jiwa kasih sayang terhadap kebaikan dankebencian terhadap keburukan. Imam al-Ghazalimelimpahkan tanggung jawab pendidikan akhlak anakadalah kepada orang tua, sebab pendidikan akhlakmerupakan sarana kebahagiaan seseorang. Mendidikanak adalah bagian sangat suci dan sangat mulia. Anakdiibaratkan seperti jauhar permata yang indah danberkilauan, karena anak akan menerima apa saja yangditanamkam atau dibiasakan kepada dirinya.

3. Pentingnya pendidikan akhlak adalah berperan dalampembentukan jiwa ukhuwah insaniah. Penanaman jiwaini diberikan kepada anak-anak sejak kecil. Kemanusiaanmenuntut kita untuk memperhatikan orang lainsebagaimana memperhatikan diri sendiri.

28 Miqdad Yaljan, Daurut Tarbiyah Al-Akhlaqiyah Al-Islamiyah Fi Bina’ilFardi wal Mujtama’ wal Hadharah Al-Insaniyah, Terj. Tulus Musthofa,Kecerdasan Moral (Aspek Pendidikan Yang Terlupakan), (Yogyakarta: Talenta,2003), hlm.18-22.

Page 15: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 103

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

4. Pendidikan akhlak dapat membentuk kesadaran hidupbermasyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial.Anak-anak yang dibiasakan sejak kecil untuk berbuatkebaikan dan menjauhi keburukan maka akan tertanamdalam dirinya rasa solider dan kesadaran bersosialisasiyang cukup tinggi.

5. Pendidikan akhlak dapat membentuk jiwa yang taat danpatuh pada aturan akhlak.29

Dari uraian diatas maka kiranya dapat diambilkesimpulan bahwa akhlak mempunyai peranan penting yangmenjadi pondasi dalam pencapaian kebahagiaan di dunia dandi akhirat, sehingga pantaslah jika Rasulullah SAW diutusAllah hanya untuk menyampaikan dan menyempurnakanakhlak manusia. Dan begitu pentingnya pengawasan akanperkembangan anak serta menanamkan kebiasaan-kebiasaanakhlak terpuji kepada anak sejak dini guna mencapai akhlakyang mulia dan jiwa spiritual yang luhur pada diri anak.

Urgensi pendidikan akhlak dalam kehidupan manusiadan akan berpuncak kepada kecerdasan spiritual yang tinggimemiliki beberapa fungsi dan manfaat yang dijadikanpanduan bagi seorang muslim yaitu sebagai berikut:1. Akhlak sebagai bukti nyata keimanan seseorang2. Akhlak sebagai hiasan orang beriman3. Akhlak sebagai amalan yang paling berat timbangannya4. Akhlak mulia merupakan simbol segenap kebaikan5. Akhlak merupakan pilar bagi tegaknya masyarakat yangdiidam-idamkan6. Akhlak merupakan tujuan akhir diturunkannya Islam kedunia.30

Ketika suatu jiwa disembuhkan dengan caramenghilangkan semua sifat-sifat buruk dan mengganti dengansifat-sifat terpuji adalah seperti tubuh yang diobati dengancara menyembuhkan penyakitnya dan mengembalikankesehatannya. Seperti halnya tubuh, maka demikian pula

29 Ibid., hlm. 40-53.30 Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku Muslim Modern,

(Solo: Era Intermedia, 2004), hlm.21-38.

Page 16: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

104

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

dengan setiap anak dilahirkan dalam keadaan seimbang danpada dasarnya berwatak baik serta mempunyai jiwa yangsuci. Jiwa yang suci tersebutakan bertambah sempurna melalui pendidikan (Tarbiyah),perbaikan akhlak dan diberi pengetahuan.

Salah satu penghalang untuk mendekati AllahSubhanahu Wa Ta’ala dan mencapai spiritualitas yang tinggiadalah tidak adanya perjuangan serta upaya menjalanikehidupan agama dengan baik. Salah satu faktor pentingdalam upaya pendidikan untuk mencapai kehidupanberagama yang benar adalah ditujukan kepada anak-anak.Secara intrinsik anak adalah makhluk yang mudah menerimasegala pendidikan yang diajarkan oleh lingkungannya. Jikapendidikan dimasa pertumbuhannya baik, maka ketika anakmencapai usia remaja akan terpatri dan berpengaruh besardalam menakehidupan beragama secara cerdas dan berakhlakmulia.

Ketika tanda kecerdasan mulai terlihat pada diri anak,maka perhatian kepada dirinya harus ditingkatkan. Tandayang pertama adalah rasa malu, karena ketika dia mulaimerasa malu dan meninggalkan perbuatan-perbuatantertentu, hal itu tidak terkecuali karena pancaran cahaya akalyang membuatnya melihat, bahwa sebagian diantara hal-haltertentu itu buruk dan bertentangan dengan sebagian yanglain. Inilah karunia Allah yang diberikan kepadanya danmerupakan pertanda baik yang menunjukkan keseimbanganakhlak dan ketulusan hatinya. Dia juga akan mendapatpertanda baik akan kesempurnaan akalnya nanti ketika diaberanjak dewasa.

Kemudian seorang anak harus disibukkan olehkegiatan mempelajari kitab suci Al-Qur’an, hadis dan riwayat-riwayat tentang orang-orang baik untuk menumbuhkanjiwanya rasa cinta terhadap orang-orang saleh. Dia juga harusdijauhkan dari syair yang berisi dan berbicara tentang cintaserta nafsu. Anak juga harus diajarkan untuk selalu berbaktidan patuh kepada kedua orang tua, guru dan orang uanglebih tua darinya.

Page 17: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 105

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

Dan ketika anak menginjak usia remaja dia tidak bolehdibiarkan melalaikan kewajibannya dalam berwudhu danmengerjakan shalat lima waktu serta kewajiban lainnya.31

Kunci sukses pendidikan adalah keteladanan dan pembiasaan.Dengan mempraktekkan pola hidup Islami dalam suatulingkungan maka insya Allah anak akan segera mengikutipola hidup Islami tersebut.

Apabila ingin mengembangkan kemampuankecerdasan yang dimiliki anak secara maksimal berikut ininasehat Shinichi Suzuki yang baik untuk kita ikuti dalambuku karangan Mustofa:

1. Mulailah sedini mungkin.2. Ciptakanlah lingkungan sekitar sebaik mungkin3. Terapkanlah metode pengajaran yang terbaik4. Siapkanlah sejumlah besar latihan untuk anak5. Kerahkanlah guru-guru terbaik.32

Budi pekerti sangat dituntut pada masa anak-anak, supayasi anak tumbuh dengan memiliki perilaku terpuji, berakhlakulkarimah dan kuat imannya (spiritualnya).33 Akidah tanpaakhlak adalah seumpama sebatang pohon yang tidak dapatdijadikan tempat berlindung disaat kepanasan dan tidak pulaada buahnya yang dapat dipetik. Sebaliknya akhlak tanpaakidah hanya merupakan bayang-bayang benda yang tidaktetap, yang bergerak. Oleh karena itu penanaman pendidikanakhlak pada masa anak-anak mendapat perhatian dalamIslam.34

Membimbing anak menuju akhlak yang luhur sehinggatercipta anak saleh pada hakikatnya bertumpu pada tigaupaya, yaitu memberi teladan, memelihara dan membiasakananak sesuai perintah agama. Memberi teladan maksudnya

31 Ibid., hlm. 118.32Mustofa, Assalam Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur’an

Sejak Dalam Kandungan, (Yogyakarta: Assalam Ambarawa, 2005), hlm. 55.33 Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, dkk. Al-Manhajul Islami Fi Ri’ayati

Thufulah, terj. Abdullah Mahadi, Pendidikan anak Menurut Islam SebuahPendekatan Praktis, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2000), hlm. 77.

34 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2002), hlm. 109

Page 18: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

106

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

agar para orang tua terlebih dahulu menjadikan dirinyasebagai panutan bagi anak-anaknya. Untuk memenuhi hal itu,bagaimanapun para orang tua harus terlebih dahulumemahami dan mengamalkan ajaran agama. Dari sikap dantingkah laku keagamaan tersebut diharapkan dapat ditransferkepada anak-anak mereka dalam kehidupan rumah tangga.Sebab menurut pandangan Islam, rumah tangga merupakandasar bagi pendidikan sikap dan tingkah laku anak.35

Memelihara anak memiliki arti menjaga anak-anak agardapat mengembangkan secara sempurna (normal dan bugar),baik potensi fisiknya maupun potensi non fisiknya.Selanjutnya yang dimaksud dengan membiasakan adalahberupa upaya yang diterapkan dalam membentuk sikap anak.Pembiasaan yang dimulai sejak dini bagaimanapun akanberpengaruh dalam pembentukan sikap dan spiritualitas anakyang tinggi. Pembiasaan diberikan melalui proses latihan yangberulang-ulang sehingga akan menjadi suatu sikap yangdimiliki anak.36

Metode Pendidikan Akhlak dalam PembentukanKecerdasan Spiritual Anak

Sesungguhnya spiritualisasi Islam adalah metodeagama Islam dalam pembinaan jiwa dan pendidikan akhlakmanusia, karena pokok ajarannya adalah bersumber dariajaran Al-Qur’an dan Hadis. Dan spiritualusasi Islam hanyabisa terwujud dengan usaha manusia sendiri dalam lingkupbatas kemampuan dan fitrah manusianya serta batas-bataskenyataan hidupnya.37

Dalam upaya pembentukan jiwa spiritual pada anakadalah salah satunya dengan menerapkan metode atau caramengajarkan pendidikan akhlak secara baik. Caramengajarkan akhlak dapat dilakukan dengan taqdim al-takhali

35 Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh Telaah Pendidikan TerhadapSunnah Rasul Allah SAW, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000), hlm. 6.

36 Ibid., hlm. 8.37 Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam Dalam Menumbuhkembangkan

Kepribadian Dan Kesehatan Mental, (Jakarta: Ruhama, 1994), hlm. 57.

Page 19: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 107

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

an al-akhlaq al-mazmumah summa al-tahalli bi alakhlaq al-mahmudah, yakni dalam membawakan ajaran moral adalahdengan jalan takhalli (mengosongkan/meningglkan) akhlaktercela, kemudian tahalli (mengisi atau melaksanakan) akhlakterpuji. Dalam membawakan ajaran moral itu dapat dilakukanjuga dengan memberikan nasihat dan berdoa.38

Dalam pengajaran akhlak itu haruslah menjadikaniman sebagai fondasi dan sumbernya. Iman itu sebagai nikmatbesar yang menjadikan manusia bisa meraih kebahagiaandunia dan akhirat. Makna iman sesungguhnya memiliki suatupengaruh yang sangat besar dalam menentukan semuakehidupan material dan spiritual manusia, dan juga terhadaptingkah laku pribadi dan sosial manusia tanda seseorang yangimannya kuat adalah dapat dilihat dari perangai tingkah lakuatau akhlaknya. Akhlak yang buruk merupakan tanda imanyang lemah. Dengan demikian akhlak seseorang dapatdipandang sebagai perwujudan dari iman serta sebagai sifatseseorang yang ingin menjadi muslim sejati.39

Secara umum metode pengajaran akhlak yang sangatberpengaruh dalam pembentukan kecerdasan spiritual anakadalah dengan metode secara langsung dan tidak langsungdengan penerapannya melalui kebiasaan atau latihan-latihanperibadatan. Dengan demikian dalam mengajarkan akhlakterutama kepada anak yaitu dengan memberikan nasihatkepada anak agar menjauhkan akhlak tercela, kemudianmengisi melaksanakan akhlak terpuji. Jadi metode pembinaanakhlak yang di mulai sejak dini dan pembinaan tersebutmerupakan tugas dan tanggung jawab ayah dan ibu atauorang tua terhadap anaknya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam mendidik anaknya yaitu sebagai berikut:

1. Orang tua harus mendidik dan membina anak, jugamengajarkan kepadanya berbagai akhlak terpuji sertamenjauhkan dari teman-teman yang buruk.

38 Mansur, op.cit., hlm. 257.39 Asmaran, op.cit., hlm. 109.

Page 20: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

108

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

2. Orang tua harus mengetahui perkara utama yang amatdisukai anak adalah rakus terhadap anak. Oleh karenaitu pada masa ini anak harus mendapatkan pelajaranbahwa tatkala hendak makan ia harus menyebut asmaAllah dan menggunakan tangan kanan serta janganterlalu kenyang karena hal tersebut adalah hal yangburuk dan tercela.

3. Orang tua harus bersikap bijaksana dan tidakdibenarkan memarahi atau menghukum lantaranperbuatan kesalahan kecil.

4. Orang tua berkewajiban melarang anak membiasakandiri tidur di pagi hari atau pada jam-jam kerja.

5. Orang tua harus melarang anak bersikap sombong danangkuh terhadap teman-temannya, serta mendidikanak agar membiasakan diri bersikap ramah danrendah hati.

6. Anak harus dibiasakan memberi bukannya menerimaatau mengambil sekalipun dalam keadaan sempit danserba kekurangan.

7. Anak harus dibiasakan melakukan perbuatan terpujidan dilarang melakukan sebagian perbuatan tercela,seperti meludah dan menguap di tempat umum.

8. Membiasakan anak untuk tidak banyak bicara, danhanya berbicara sebatas keperluan saja.

9. Membiasakan anak agar selalu tabah dan sabar dalammenghadapi berbagai peristiwa seperti setelah belajar,sehingga ia memiliki semangat untuk belajar dan terusbelajar.

10. Mengizinkan anak untuk bermain dan beristirahat.11. Anak harus di cegah untuk berbuat mencuri atau

menggunakan barang orang lain.12. Tatkala anak mencapai usia baligh (Mumayyiz) atau

mampu membedakan antara yang baik dan yang burukhendaklah anak diajari dengan berbagai norma danajaran agama.40

40 ibid, hlm. 266-267.

Page 21: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 109

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

Dalam mendidik anak orang tua hendaklah menggunakandasar-dasar metode yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.Dasar-dasar metode yang harus diperhatikan dan dipegangoleh kedua orang tua dan para pendidik adalah sebagaiberikut:

1. Teladan yang baik. Hal ini adalah sangat baik danmemberikan pengaruh besar terhadap jiwa anak, anakbanyak meniru kedua orang tua bahkan keduanyadapat membentuk karakter anak. Kedua orang tuadituntut untuk memberikan keteladanan yang baikkepada anak-anak. Pendekatan keteladanan inimerupakan sarana pendidikan yang paling efektifuntuk diterapkan kepada anak-anak41

2. Waktu yang tepat untuk memberikan bimbingan.Pemilihan waktu yang tepat oleh kedua orang tuadalam memberikan bimbingan kepada anak-anak akanmemberikan pengaruh yang sangat besar agar nasihatyang diberikan memberikan buah yang diharapkan.Rasulullah memberikan tiga waktu yang sangat tepatuntuk membimbing anak yaitu saat wisata bersamaanak, saat makan bersama anak dan saat anak dalamkeadaan sakit.

3. Bersikap adil dan sama terhadap sesama anak.4. Memenuhi hak-hak anak.5. Mendoakan anak.6. Membelikan mainan.7. Membantu anak berbuat baik dan patuh.8. Jangan mencela anak. 42

Selain metode pendidikan akhlak yang diterapkan kepadaanak-anak yang disebutkan diatas, maka ada juga metodeyang sangat tepat dalam menerapkan pendidikan akhlakkepada anak-anak, yaitu sebagai berikut:

41 Muhammad Suwaid, Manhaj At-Tarbiyyah An-Nabawiyyah Lit-Thifl,terj. SalafuddinAbu Sayyid, Mendidik Anak Bersama Nabi SAW , (Solo: Pustaka Arafah, 2004),hlm. 456-483.

42 Hamdan Rajih, op.cit., hlm. 217.

Page 22: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

110

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

1. Dengan contoh (teladan) yang baik dari kedua orng tuadan lingkungan sekitarnya, karena pada masa awalkehidupan anak akan senantiasa mencontoh tingkah lakuorang lain terutama yang ia jumpai sehari-hari yaitu orangtua. Memberikan contoh-contoh dalam bentuk-bentukyang nyata. Dengan pemberian contoh kepada anak-anakterlebih saat usia diatas enam tahun merupakan caraefektif dalam memahamkan anak-anak dan berpengaruhbesar terhadap perkembangan mental dan spiritualnya.

2. Melalui praktek atau pengalaman yaitu denganmemberikan kesempatan kepada anak untukmelaksanakan secara langsung dalam bentuk tindakannyata. Orang tua dapat memberikan rangsangan denganmemberikan hadiah atau pujian, atau hanya bersifatdorongan. Sehingga anak akan merasa mantap hati bahwaperbuatan yang diajarkan tersebut memang baik dan harusdilaksanakan.43

Pendidikan sejak dini menempati kedudukan yang sangattinggi dan memperlihatkan aktivitas di rumah dan keluarga.Bimbingan dan didikan yang sangat efektif dan berpengaruhbesar terhadap pembentukan pribadi anak adalah bimbingandan pendidikan yang diberikan dalam lingkungan keluarga.Sebagai salah satu lapangan pendidikan, tampaknya Islamsangat menekankan rumah tangga sebagai lapanganpendidikan yang terpenting. Keluarga dinilai sebagai peletakdasar bagi pendidikan selanjutnya. Bapak dan ibu sebagaipasangan suami istri bertanggung jawab atas keselamatanputra-putrinya.

Selamat pertumbuhannya. Selamat perkembangannya.Selamat masa depannya. Selamat agamanya. Selamat ImanIslamnya, dan selamat dunia akhiratnya. Anak adalah buahhati, belahan jiwa, perhiasan dunia dan kebanggaan orang tuayang merupakan anugerah, karunia dan nikmat Allah SWTterbesar yang harus dijaga. Maka kewajiban kedua orangtuanya untuk membimbing dan mendidiknya sesuai dengan

43 Miqdad Yaljan, Potret Rumah Tangga Islamy, Penj. Salim Bazemool, Al-Baitul Islami, (Solo: Pustaka Mantiq, 1993), hlm. 133-134.

Page 23: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 111

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

petunjuk Allah dan Rasulullah. Tiada simpanan yang palingberharga dan kekayaan yang paling mahal nilainya untukkehidupan dunia dan akhirat dibandingkan anak yang shaleh,apalagi bila dibarengi dengan pendidikan dan bimbinganyang benar.

Penanaman dasar pendidikan moral dan akhlak di dalamkeluarga menempati posisi penting kedua setelah penanamankeimanan dan ibadahsejalan potensi dasar yang dimiliki anak,yaitu kecenderungan tauhid dan menerima segala kebaikanyang ditujukkan kepadanya, maka bimbingan dan didikanyang diberikan keluarga diarahkan kepada upayamengembangkan potensi yang dimaksud. Pengembanganyang paling awal adalah menanamkan dasar-dasar keyakinankepada ke-Esaan Allah. Dalam memberikan bimbingan, orangtua sudah diikat oleh tata nilai yang harus dipatuhi olehkedua belah pihak, yaitu oleh anak berupa ketaatan kepadakedua orang tua dan kewajiban orang tua dalam membimbinganak.

KesimpulanSuatu upaya menanamkan pendidikan akhlak kepada

anak sejak dini sangat penting agar tercapai suatu akhlakterpuji dan mampu membentuk kecerdasan spiritual secarabenar oleh orang tua agar kebahagiaan di dunia dan akhiratmampu diraih. Hakikat tujuan utama pendidikan dalam Islamadalah membentuk akhlak yang terpuji dan dapat diterapkandalam kehidupan sehari-hari.

Upaya penanaman pendidikan akhlak kepada anakdalam membentuk kecerdasan spiritual dan berakhlak muliahendaklah menggunakan metode yang tepat dan sesuaidengan memperhatikan usia perkembangan anak danmemperhatikan ajaran-ajaran Islam. Sehingga orang tua harusmemiliki kesabaran tinggi serta ilmu pengetahuan yang benardan mendalam tentang bagaimana mendidik anak secaraefektif sesuai anjuran dan perintah Rasulullah SAW.

Dari keterangan diatas kiranya penulis dapatmenyimpulkan bahwa pendidikan dalam keluarga teramatsangat penting dalam upaya menanamkan akhlak terpuji dan

Page 24: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

112

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

ketaatan didalam melaksanakan ajaran agama sehingga akantercipta anak yang cerdas secara spiritual. Peranan inidikendalikan sepenuhnya oleh orang tua. Bapak dan ibuadalah sebagai kunci utama dalam membina ketakwaan anak-anak mereka dengan cara membina dan mengembangkanpotensi yang dimiliki. Manusia sejak lahir pada hakikatnyatelah memiliki potensi tauhid, yang selalu cenderungmenerima kebaikan dan kebenaran. Dan itu semuanya dapatterwujud melalui pendidikan agama yang benar belandaskanpada nilai-nilai akhlak yang mulia.

Daftar Pustaka

Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik dengan Cerita, Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2005

Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategy, Petunjuk PraktisUntuk Menerapkan Accelerated Learning, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2003

Abu Sayyid, Mendidik Anak Bersama Nabi SAW , Solo: PustakaArafah, 2004.

Al-Maghribi Bin as-Said al-Maghribi, Kaifa Turabbi WaladanShalihan, terj. Zainal Abidin, Begini Seharusnya MendidikAnak, Panduan Mendidik Anak Sejak Masa KandunganHingga Dewasa, Jakarta: Darul Haq, 2004

Al-Husaini Abdul Majid Hasyim, dkk. Al-Manhajul Islami FiRi’ayati Thufulah, terj. Abdullah Mahadi, Pendidikan anakMenurut Islam Sebuah Pendekatan Praktis, Bandung: SinarBaru Algesindo, 2000

Ary Ginanjar Agustian, Emotional Spiritual Quotient, Jakarta:Arga, 2001

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2002

Dadang Hawari, Al-Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan KesehatanJiwa, Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1995

Danah Zohar dan Ian Marshall, Spiritual Quotient, Bandung:Mizan, 2001

Darajat, Zakiah Ilmu Jiwa Belajar Jakarta: Bulan Bintang, 1987.

Page 25: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

Membangun Kecerdasan Spiritual Islami 113

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

FJ. Monks.A.M.P Knoers, Siti Rahayu Haditono, PsikologiPerkembangan Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya,Yogyakarta: Gajah Mada University, 2002

Hamdan Rajih, Spiritual Quotient For Children Agar Si BuahHatiKuat Imannya dan Taat Ibadahnya, Yogyakarta: DivaPress, 2005

Irwanto, dkk, Psikologi Umum, Jakarta: Gramedia PustakaUtama, 1991

Jalaluddin, Mempersiapkan Anak Saleh Telaah PendidikanTerhadap Sunnah Rasul Allah SAW, Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2000

Kartini Kartono, Hygiene Mental, Bandung: Mandar Maju, 2000Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2005Miqdad Yaljan, Daurut Tarbiyah Al-Akhlaqiyah Al-Islamiyah Fi

Bina’il Fardi wal Mujtama’ wal Hadharah Al-Insaniyah, Terj.Tulus Musthofa, Kecerdasan Moral (Aspek Pendidikan YangTerlupakan), Yogyakarta: Talenta, 2003

Miqdad Yaljan, Potret Rumah Tangga Islamy, Penj. SalimBazemool, Al-Baitul Islami, Solo: Pustaka Mantiq, 1993

Muhammad Suwaid, Manhaj At-Tarbiyyah An-NabawiyyahLit-Thifl, terj. Salafuddin

Mustofa, Assalam Panduan Mengajar Bayi Anda Membaca Al-Qur’an Sejak Dalam Kandungan, Yogyakarta: AssalamAmbarawa, 2005

Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini,Jakarta: Ba’dillah Press, 2002

MJA. Nashir, Bela Studio Membela Anak Dengan Teater,Yogyakarta: Kepel Press, 2001

Mohammad Ali dan Marpuji Ali, Mazdab Al-Maun Tafsir UlangPraksis Pendidikan Muhammadiyah, Jogyakarta: Abe Offset,2005

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidikan Islam, Cet. I; Jakarta:Logos Wacana Ilmu, 1997Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah

Popular, Surabaya: Arkola, 1994Rusli Amin, Menjadi Remaja Cerdas Panduan Melejitkan Potensi

Diri, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003

Page 26: THEOLOGI NATURALISME DAN - Raden Intan

114

Al-Dzikra Vol.X No. 1 Januari–Juni Tahun 2016

Soenarjo, dkk., Departemen agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya,Semarang: Thoha Putra, 1995

Sir Godfrey Thompson, A Modern Philosophy of Education,London, 1959

Suharsono, Mencerdaskan Anak, Jakarta: Inisiasi Press, 2004.Suharso, Melejitkan IQ, IE, & IS, Jakarta: Inisiasi Press, 2001Ulwan, Abdullah Nashih. Pendidikan Anak dalam Islam Cet.

I; Jakarta: Pustaka Amani, 2007.Utsman Najati, Al-Hadiis Al-Nabawi wa ‘Ilmu Al-Nafs, terj.

Irfan Salaim, Belajar EQ dan SQ Dari Sunnah Nabi, Jakarta:Hikmah, 2003

Wahid Ahmadi, Risalah Akhlak Panduan Perilaku MuslimModern, Solo: Era Intermedia, 2004

WJS Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta:Balai Pustaka,1976

Yahya Jaya, Spiritualisasi Islam Dalam MenumbuhkembangkanKepribadian Dan Kesehatan Mental, Jakarta: Ruhama, 1994

Zainuddin, dkk., Seluk beluk Pendidikan Dari al-Ghazali, Jakarta:Bumi Aksara, 1991

*Dra. Ida Firdaus, M.Pd. adalah Dosen tetap JurusanPerbandingan Agama Fakultas Ushuluddin IAINRAden Intang Lampung. Saat ini sedang menyelesaikanstudi S3 di Program PAscasarjana IAIN Raden IntanLampung