makalah resorpsi raden

39
BAB I PENDAHULUAN Tulang dibangun oleh proses resorpsi dan aposisi, demikian halnya yang terjadi pada gigi dimana akar-akar gigi sulung menunjukkan resorpsi fisiologis sebagai permulaan pergantian. Resorpsi yaitu perusakan jaringan (gigi dan tulang) yang mengalami demineralisasi oleh osteoklas. Resorpsi bisa terjadi pada tulang alveolar edentulous, pada akar gigi sulung sebagai permulaan pergantian, juga pada gigi yang mengalami kelainan patologis. Semua struktur jaringan keras gigi dapat mengalami resorpsi bahkan pada proses karies pun dapat terjadi resorpsi yang terlihat pada foto rontgen. Sejauh ini bentuk yang paling umum didapati adalah resorpsi akar gigi desidui, resorpsi yang terjadi akibat adanya trauma, tekanan terhadap gigi yang tidak erupsi ataupun pada tumor. Kadang-kadang bila resorpsi meluas, gigi dapat tanggal tetapi pada bentuk lain resorpsi dapat diatasi dan gigi dapat dipertahankan sehingga gigi dapat berfungsi. Praktek kedokteran gigi umum mencakup sebagian besar pemeriksaan, diagnosa, perencanaan perawatan, perawatan,

description

radiologi

Transcript of makalah resorpsi raden

Page 1: makalah resorpsi raden

BAB I

PENDAHULUAN

Tulang dibangun oleh proses resorpsi dan aposisi, demikian halnya yang

terjadi pada gigi dimana akar-akar gigi sulung menunjukkan resorpsi fisiologis sebagai

permulaan pergantian. Resorpsi yaitu perusakan jaringan (gigi dan tulang) yang

mengalami demineralisasi oleh osteoklas. Resorpsi bisa terjadi pada tulang alveolar

edentulous, pada akar gigi sulung sebagai permulaan pergantian, juga pada gigi yang

mengalami kelainan patologis.

Semua struktur jaringan keras gigi dapat mengalami resorpsi bahkan pada

proses karies pun dapat terjadi resorpsi yang terlihat pada foto rontgen. Sejauh ini

bentuk yang paling umum didapati adalah resorpsi akar gigi desidui, resorpsi yang

terjadi akibat adanya trauma, tekanan terhadap gigi yang tidak erupsi ataupun pada

tumor. Kadang-kadang bila resorpsi meluas, gigi dapat tanggal tetapi pada bentuk lain

resorpsi dapat diatasi dan gigi dapat dipertahankan sehingga gigi dapat berfungsi.

Praktek kedokteran gigi umum mencakup sebagian besar pemeriksaan,

diagnosa, perencanaan perawatan, perawatan, dan pencegahan penyakit. Dokter gigi

sering menggunakan sinar-x atau peralatan lainnya untuk membantu penegakkan

diagnosis. Perawatan dapat mencakup pencabutan saraf gigi, pencabutan gigi,

penggantian gigi yang tercabut. Dokter gigi juga sering melakukan anestesi untuk

meringankan nyeri. Peran terpenting dari dokter gigi umum adalah tindakan

pencegahan. Jika seorang dokter memeriksa pasiennya secara berkala, maka penyakit

dapat dideteksi lebih awal dan dirawat sebelum menjadi penyakit yang parah dan

serius.

Kedokteran gigi telah lebih dari satu abad menggunakan pemeriksaan

radiografi sebagai sarana untuk memperoleh informasi diagnostik mengenai tulang

yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksan klinis dan pemeriksaan lainnya salah

Page 2: makalah resorpsi raden

satunya adalah kerusakan tulang alveolar yang merupakan masalah penting dalam

kedokteran gigi terutama dalam penyakit periodontal. Untuk melihat dan mengetahui

perubahan kelainan pada keseluruhan gigi dibutuhkan foto rontgen. Indikator kualitas

tulang yang banyak digunakan dalam penelitian radiografi adalah kepadatan tulang

trabekulasi rahang.

Pada makalah ini tim penulis mencoba membahas lebih lanjut resorpsi pada

gigi dimana resorpsi tersebut sering ditemukan pada pemeriksaan foto rontgen yang

dibuat secara rutin. Resopsi tersebut merupakan resorpsi internal maupun eksternal.

Kerusakan akibat resorpsi ini terlihat pada radiografi dengan kepadatan yang

berkurang, sebagian besar tidak teratur dan menyebar bahkan jika dentin pun sudah

teresorpsi dan telah digantikan oleh unsur yang berkalsifikasi masih dapat terlihat.

Secara radiografi lesi dari resorpsi internal memiliki margin halus, tajam dan dapat

dengan jelas ditentukan. Gigi yang terlibat dapat memperlihatkan suatu bulatan atau

ovoid radiolusen dibagian sentral gigi kecuali perforasi sudah terjadi. Resorpsi akar

eksternal adalah akibat inflamasi lesi periapikal dan tampak lamina dura menghilang

disekitar apeks

Page 3: makalah resorpsi raden

BAB II

DEFINISI DAN BENTUK RESORPSI

2.1. Definisi

Resorpsi adalah proses asimilasi bagian struktur yang dibentuk oleh

organisme, dimana terjadi perusakan jaringan gigi yang telah mengalami

demineralisasi oleh osteoklas. Kondisi ini berkaitan dengan proses fisiologis atau

patologis dimana telah terjadi kehilangan jaringan seperti dentin, sementum atau

tulang alveolar. Resorpsi dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen.

Berdasarkan resorpsi patologis menurut etiologinya terbagi atas dua tipe yaitu resorpsi

internal dan resorpsi eksternal. Resorpsi internal ialah resorpsi yang berawal dari

dalam gigi. Resopsi ini merupakan suatu proses idiopatik dimana jaringan pulpa

meresorpsi dinding saluran pulpa akibatnya bisa terjadi perforasi. Resorpsi internal

berawal dari rongga pulpa meluas ke enamel dan terlihat suatu pink spot yang sering

disebut “pink tooth”. Penyebab predisposisi yang jelas terhadap resorpsi internal

belum pasti, namun demikian banyak faktor yang dijumpai pada kondisi tersebut.

³’⁵’⁶’⁹

Resorpsi internal didefinisikan sebagai suatu proses resorpsi yang terjadi pada

permukaan pulpa yang berbatasan dengan dentin. Resorpsi internal yang terjadi lebih

sering didapati pada gigi sulung dibandingkan pada gigi permanen dan dianggap

sebagai bentuk reaksi yang tidak diinginkan. Awal mula terjadinya resorpsi internal

pada gigi geligi sulung sering dihubungkan dengan injuri traumatik, oklusi traumatik

(bruksisma), inflamasi dan infeksi pada pulpa serta terjadi setelah perawatan pulpa

seperti direct pulp capping dan pulpotomi dengan kalsium hidroksida. Karena tidak

ada penyebab spesifik yang dapat dianggap sebagai etiologi awal proses resorpsi ini,

sehingga kemudian diistilahkan sebagai resorpsi internal idiopatik. ⁵’⁸’¹⁰’¹¹

Page 4: makalah resorpsi raden

Resorpsi bisa terjadi dengan cepat akan tetapi bisa juga berlangsung perlahan

dan dalam waktu yang lama. Resorpsi akar internal secara klasik diuraikan sebagai

akibat inflamasi kronis jangka panjang pada pulpa. Resorpsi ini dapat bersifat

sementara, sehingga terdapat lacuna pada dinding saluran akar. Sedangkan resorpsi

yang bersifat progresif, odontoblast dirusak dan tidak terdapat predentin. ¹’⁴’⁵

2.2 Bentuk Resorpsi

Bentuk resorpsi internal dibedakan atas dua tipe yakni resorpsi radang dan

resorpsi penggantian. Symptom dini sering tidak ada sehingga tidak diketahui oleh

penderita maupun dokter gigi. Biasanya resorpsi ditemukan pada foto rontgen yang

dibuat secara rutin. ⁹’¹⁴’¹⁷

Resorpsi internal radang adalah perusakan tulang gigi yang berasal dari pulpa,

kebanyakan berpusat pada sentral pulpa. Pada foto rontgen terlihat perluasan

radiolusen dengan bentuk oval atau bulat, kecuali bila telah mencapai kontur akar jelas

dipisahkan oleh tulang gigi dari ruang periodontal. Pada resorpsi penggantian

bentuknya tidak terbatas dan tidak tajam, hal ini terjadi oleh karena osteodentin yang

menyerupai tulang menggantikan tulang gigi yang telah diresorpsi. Pada proses ini

pulpa masih dalam keadaan vital. ⁴’⁸’¹¹

Gambaran yang terbatas dan tajam dipakai juga sebagai kriteria untuk

membedakan resorpsi internal. Resorpsi internal oleh pembentukan osteodentin

memperlihatkan gambaran dengan batas yang kurang tajam. Foto rontgen yang

diambil dari berbagai sudut memperlihatkan pada kerusakan internal yang tidak

terlihat adanya kelainan tulang, kecuali kalau proses menembus ke arah periodontal.

Pada pemeriksaan klinis terlihat mahkota gigi banyak kehilangan dentin sehingga

jaringan pulpa terlihat kemerah - merahan, proses ini dapat juga menembus email ke

rongga mulut maka akan terlihat suatu pulpa polip.

Pada resorpsi internal radang, pulpa koroner menjadi nekrotis dan di tempat

lesi juga tedapat jaringan granulasi. Sedangkan pada resorpsi internal penggantian bila

di dalam tulang sesudah perusakan terjadi pembentukan kembali, kadang-kadang

Page 5: makalah resorpsi raden

terbentuk dentin seperti tulang (osteodentin). Osteodentin kemudian akan terkena

proses perusakan, pembentukan kembali dan fase istirahat yang berselang-seling. ¹’⁹’¹¹

Resorpsi internal yang dilaporkan terjadi pada usia 40 atau 50 tahun dan paling

sering pada wanita. Gigi desidui terlibat kira-kira 4% kasus resorpsi internal, resorpsi

tersebut dapat terjadi di bagian gigi manapun. Resorpsi yang mempengaruhi mahkota

atau akar bahkan keduanya. Paling sering terjadi pada pertengahan akar atau pada 1/3

apikal akar. Kemungkian prosesnya agak profresif lambat, meluas satu tahun lebih.

Kemungkinan lain yakni dapat berkembang secara cepat dan akhirnya gigi perforasi

setelah beberapa bulan. Beberapa perkembangan terhadap titik kerusakan dapat

menyebabkan gigi tidak berfungsi sedangkan yang lainnya dapat pula mengalami

perbaikan.

Secara rontgenografi, lesi dari resorpsi internal memiliki margin halus yang

tajam dapat dengan jelas ditentukan pada gigi yang terlibat memperlihatkan suatu

bulatan atau ovoid yang radiolusen di bagian sentral gigi kecuali perforasi terjadi,

dalam hal ini pulpa tidak terlihat lagi pada lesi dan perluasan ini bentuknya tidak

teratur.

http://books.google.co.id/books?

id=mO6Z07lHQO4C&pg=PA455&dq=internal+resorption+radiology&hl=id&ei=YXHGTrj0OdHKrAez6b3BDg&sa=

Page 6: makalah resorpsi raden

X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDkQ6AEwAw#v=onepage&q=internal%20resorption

%20radiology&f=false

Inflamasi dapat menghasilkan karakteristik perubahan vascular. Infeksi pulpa

sebagai akibat terbukanya karies juga terlihat pada kasus resorpsi internal. Pulpa polip

terkadang juga dapat berhubungan dengan resorpsi internal. Adanya singulum

invaginasi yang dalam atau “dens invaginatus” dan “aberrant” atau saluran akar yang

banyak (supermumerary root canal) pada saluran akar yang berhubungan dengan

periosonsium dapat menyebabkan infeksi pulpa sehingga terjadilah resorpsi internal.

Page 7: makalah resorpsi raden

BAB III

RESORPSI INTERNAL

3.1. Proses Resorpsi

Pulpa gigi yang sehat terdiri dari sel mesenkim yang belum berdiferensiasi.

Sel-sel ini mampu menjadi sel yang meresorpsi dentin (odontoklas) setelah terjadinya

iritasi terus-menerus terhadap pulpa gigi oleh suatu rangsangan dari luar. Aktifitas

resorpsi dari odontoklas terbatas hanya pada jaringan yang sudah mengalami

mineralisasi saja, oleh karena predentin yang belum mengalami mineralisasi bertindak

sebagai barier yang melindungi dentin. Kerusakan odontoblas terjadi sebelum

pelepasan predentin. Hal ini mungkin akibat gangguan suplai darah ke pulpa

sehubungan dengan trauma yang terjadi secara mendadak terhadap gigi atau adanya

iritasi terus-menerus terhadap pulpa gigi oleh rangsangan dari luar (atrisi) atau

rangsang dari dalam (inflamasi). ²’⁸

Pada kebanyakan kasus, proses resorpsi internal berkembang secara lambat

walaupun tidak selalu. Resorpsi internal biasanya asimtomatis dan biasanya terdeteksi

sebagai penemuan radiografi yang insidental, kadang-kadang apabila resorpsi terjadi

pada bagian mahkota gigi dapat terlihat adanya “pink spot”

Skaning mikroskop electron memperlihatkan dinding dentin pulpa tidak

memiliki odontoblast dan predentin. Sel-sel inflamasi terutama neutrofil dan sel yang

menyerupai makrofag dapat terlihat melekat pada permukaan dentin yang rusak. Sel-

sel odontoblas yang disebut juga dentinoblast ini ukurannya besar dan tersebar, bagian

inti selnya ditutupi oleh microvilli dan disekitar tubulus dentin sering didapati bakteri.

Pada resorpsi internal yang dimaksud kerusakan pulpa di bagian akar gigi bersifat

progresif, dimana bagian ini membesar sampai terjadi perforasi akar gigi. Selanjutnya

akan melibatkan ligament periodontal, pada tahap ini pengungkapan klinis melalui

radiografi sulit untuk menentukan apakah resorpsi internal atau eksternal. ¹’⁹

Page 8: makalah resorpsi raden

Resorpsi internal pada awalnya tidak terlihat secara histologis, namun

kecurigaan ini dapat dilihat melalui gambaran radiografinya. Resorpsi sepertinya

bermula pada bagian lingual saluran akar dan menyebar ke lateral, meninggalkan

sedikitnya setengah ukuran labio-lingual saluran akar sedangkan bagian mesial dan

distal tetap utuh . nekrosis pulpa pada bagian mahkota sepertinya disebabkan oleh

adanya kebocoran kecil (mikroleakage), hal ini dapat diketahui secara klinis dengan

adanya perubahan warna dan perforasi pada pulpa. Keadaan ini didapati bersama

dengan resorpsi internal. ⁵’⁹’¹⁰

3.2 Gambaran Klinis

Gambaran radiografis menunjukkan insiden resorpsi internal yang sangat

rendah pada gigi dicabut. Presentasenya bervariasi dari 0,09% hingga 1,0 %.

Gambaran klini menunjukkan frekuensi kira-kira 0,3 %

Riwayat medis dlakukan untuk mengenali kelainan sistemik sebelumnya atau

sekarang. Jika ada rasa sakit, lokasi dan karakternya ditentukan. Selama inspeksi

visual, kondisi gigi secara keseluruhan juga diamati apakah menunjukkan sedikit

transluse atau ada perubahan warna.

Resorpsi internal adalah proses pada bagian pulpa yang tidak menunjukkan

gejala klinis yang khas atau gejala yang hampir mirip dengan asimptomatik pulpitis

kronis dengan eksaserbasi akut. Bilamana pada resorbsi internal, mahkota gigi banyak

kehilangan dentin sehingga jaringan pulpa terlihat kemerah-merahan menembus email

inilah yang dinamakan “pink spot” yang disebabkan irradiasi jaringan granular

melewati lapisan tipis email. Proses ini juga dapat menembus email ke rongga mulut,

maka akan terlihat suatu pulpa polip, yaitu proliferasi fibroblas dan pembuluh darah

yang berasal dari jaringan pulpa.

Page 9: makalah resorpsi raden

Pink spot pada incisivus sentral kiri atas

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

3.3. Etiologi

Resorbsi akar internal secara klasik diuraikan sebagai akibat inflamasi kronis

jangka panjang pada pulpa. Resorpsi interna juga sering dikenal dan diklasifikasikan

sebagai idiopatik resopsi interna. Resorpsi internal dapat bersifat sementara dimana

terdapat lakuna pada dinding saluran akar atau bersifat progresif dimana odontoblast

dirusak sehingga tidak terdapat predentin.

Banyak peneliti yang mengembangkan dan mendikusikan kasus ini dan

beberapa teori telah dikembangkan untuk mendapatkan kemungkinan penyebab.

Awal mula terjadinya resorpsi internal dihubungkan dengan injuri traumatik,

inflamasi. Selain itu bisa disebabkan hilangnya vitalitas sementum, perubahan

vaskular pada pulpa, saluran akar tambahan, dan penyakit sistemik. Etiologi resorpsi

internal biasanya berbeda maka diagnosis yang akurat merupakan hal yang penting.

Diagnosis yang akurat didasarkan pada kriteria radiografi dan dilengkapi dengan

penemuan klinis dari riwayat dan pemeriksaan yang dilakukan. Proses resorpsi

terbentuk karena penurunan pH menjadi asam contohnya pada kasus pulpitis

irreversibel sehingga dentin dan email larut oleh khelasi. Resorpsi internal yang tidak

ditangani dapat menyebabkan fraktur gigi.

Resorpsi internal bermula dari pulpa yang terjadi disebabkan osteoklas yang

distimulasi untuk aktif disertai kombinasi dekstruksi odontoblast yang disebabkan

inflamasi kronis pada pulpa. Bila ada barier yang mengalami pengapuran sempurna

dari pulpa tanpa mengalami inflamasi, maka tidak ditemui adanya resorpsi internal.

Sebaliknya bila tidak terbentuk barier dan pulpa mengalami inflamasi kronis,

kemungkinan dapat terjadi resorpsi internal.

Page 10: makalah resorpsi raden

Pulp caping direct dan indirect serta pupotomi terkadang disertai resorpsi

internal. Insiden inflamasi gigi sulung yang tinggi dapat diketahui sehubungan dengan

peningkatan resorpsi internal terhadap pulpotomi dengan kalsium hidroksida. Kadar

alkali dari kalsium hidroksida dapat menyebabkan inflamasi pulpa yang parah disertai

metaplasia dimana resorpsi internal terjadi di dalam akar gigi sulung tersebut.

Resorpsi internal dengan inflamasi kronis dapat dilihat secara mikroskopis,

akan tetapi diketahui bahwa ada terjadi perubahan idiopatik distropik. Hal ini

menyebabkan transformasi dari non diffrentiated sel dari jaringan pulpa menjadi giant

multiseluler sel yang berperan dalam proses resorpsi. Pada resorpsi internal tipe

idiopatik banyak gigi yang kemungkinan dipengaruhi resorpsi penggatian pada suatu

saat. Bahan radioaktif inhalasi atau injeksi dapat menyebabkan resorpsi internal di

dalam dentin dan kemungkinan itu harus selalu dipertimbangkan.

Perlekatan di dalam pulpa dapat terjadi gejala radang dan karena itu terjadi

resorbsi internal. Penyebabnya yakni kebocoran bahan restorasi seperti semen silikat,

kerusakan akibat preparasi pada gigi dengan penyemprotan air/pendingin yang tidak

cukup, oklusi traumatik, sesudah pulp capping pada gigi geligi sulung dengan preparat

kalsium hidroksida atau pulpotomi dengan glutaraldehid atau formokresol.

Sesudah perawatan ortodontik pada orang dewasa kadang-kadang bisa

mengakibatkan resorpsi internal, hal ini mungkin disebabkan radang pulpa yang

berhubungan dengan proses pemindahan elemen-elemen dengan foramen apikalis

yang menyempit proses resorpsi penggantian terjadi tidak hanya dalam gigi pada

rahang tetapi juga didalam gigi.

Pada kasus trauma gigi, pendarahan interpulpal dapat terbentuk. Membentuk

sumbatan darah yang terorganisasi dan digantikan jaringan granulasi yang menekan

dinding dentin pulpa chamber atau saluran akar.

Pada sejumlah kasus berdasarkan anamnesis tidak dapat ditunjukkan bahwa

kondisi-kondisi yang tersebut diataslah penyebab kerusakan internal. Mungkin

penyebabnya adalah trauma yang tidak dapat diingat kembali atau penyebab lain yang

belum diketahui. Menarik perhatian adalah adanya resorpsi internal pada elemen-

Page 11: makalah resorpsi raden

elemen gigi depan dari seorang penderita gagal ginjal, dekat sebelum dilakukan

transplantasi ginjal akan tetapi lesi menghilang sesudah transplantasi. Juga herpes

zoster disebut-sebut sebagai penyebab resorpsi internal.

Keterlibatan 1/3 apikal dari akar distal molar pertama kanan bawah dengan

resorpsi internal yang disebabkan oleh traumatik oklusi juga menyebabkan kondensasi

osteitis dibawah akar. Pada kasus lain dimana gigi kaninus kiri atas yang telah

direstorasi dan mengalami trauma oklusi sejak mahkota dipasang. Setelah dilakukan

pemeriksaan klinis dan radiografi terlihat adanya resorpsi internal pada gigi tersebut.

Radiografi periapikal regio kaninus kiri atas memperlihatkan soket dari gigi kaninus

kiri atas yang tidak mengalami erupsi sempurna yang di ambil secera pembedahan.

Hilangnya lamira dura pada gigi premolar satu kiri atas berhubungan dengan tekanan

resorpsi gigi yang tidak erupsi. Soket yang ada mirip kavitas sebuah kista.

3.4 Diagnosis resorpsi internal

Terdapat diagnosis dasar untuk resorpsi internal, yaitu :

-pengamatan visual dari perubahan warna mahkota gigi

-Foto rontgen

- mikroskopi cahaya

- mikroskopi elektron

Mikroskopi cahaya menunjukkan perbedaan tingkatan dari inflamasi jaringan

pulpa dengan inflitrasi predominan lympocytes, makrofag, beberapa leukosit, dilusi

pembuluh darah,multinuklear dentinoklas pada bagian lakuna permukaan pulpa

dentin.

Mikroskopi elektron menunjukkan dinding dentin pulpa tanpa odontoblas.

Dentinoklas dalam jumlah yang banyak, ukurannya 50 µm dan beberapa jumlah

philodops ke arah permukaan dentin dan menempel pada bagian tersebut.

Page 12: makalah resorpsi raden

3.5. Berbagai gambaran radiologi dari resorpsi internal

Resorpsi internal, meskipun bukan suatu hal yang jarang ada tetapi yang pasti

bukan suatu fenomena yang sering timbul. Kerusakan biasanya mengenai satu elemen

gigi. Bentuk resorpsi internal dibedakan atas resorpsi internal radang dan resorpsi

penggantian, akan tetapi bila ditinjau dari etiologinya maka resorpsi internal dibedakan

atas resorpsi internal radang dan resorpsi internal idiopati.

I. Resorbsi internal Radang

Resorpsi internal radang dalam berbagai kasus yang berbeda antara lain :

1.1. Resorbsi internal yang disebabkan oleh trauma

Trauma yang dimaksud ada beberapa bentuk yakni trauma preparasi kavitas,

trauma kecelakaan dan trauma oklusi. Pada saat preparasi mahkota dapat terjadi

trauma akibat peggunaan bur dengan kecepatan tinggi tanpa air pendingin. Demikian

juga pada gigi akan terdapat resorpsi internal pada 1/3 apikal yang disebabkan

traumatik preparasi ektra koronal. Sedangkan ada juga disebabkan oleh trauma

kecelakaan yang apabila mengalami perluasan resorpsi internal dari mahkota hingga

ke 2/3 servikal akar, hal inilah yang menyebabkan tanggalnya gigi tersebut.

1.2. Resorpsi interna setelah dilakukan pulp capping indirect dan rirect serta

pulpotomy

Serangkaian gambaran radiografi menunjukkan bahwa resorpsi internal

terjadi setelah perawatan pulp capping dan pulpotomi. Dalam gambaran radiografi

terlihat bagian tengah akar mengalami resorpsi internal dari gigi setelah pulpotomi.

Dapat dilihat keterkaitan resorpsi interna setelah pulp capping.

Page 13: makalah resorpsi raden

Gambaran radiografi menunjukkan daerah radiolusen pada 1/3 mahkota dekat

servikal gigi. Darah tersebut mempunyai diameter hampir selebar akar gigi. Lesi pada

gambaran tersebut mempunyai batas yang relatif halus dan radiodensitas yang tidak

merata. Saluran akar secara jelas dapat dilihat melalui lesi radiolusen itu. Saluran akar

dibagian mahkota, dekat dengan tambalan amalgam mempunyai dinding yang

radiopak, mungkin dilakukan pulp cpping sebelunya tetapi tidak terlihat perubahan

pada periapikal sehingga lesi tersebut didiagnosa sebagai resorpsi internal.

Page 14: makalah resorpsi raden

1.3. Resorpsi internal yang terjadi setelah infeksi sebagai akibat meluasnya

lesi karies yang melibatkan pulpa.

Beberapa radiografi juga menunjukan bahwa terjadinya resorpsi internal oleh

karena proses karies. Gambaran meluasnya kamar pulpa kebagian servikal dari kedua

akar mesial dan distal merupakan petunjuk keterlibatan gigi dengan resorpsi internal.

Demikian juga yang terjadi, dimana 2/3 apikal mengalami perluasan dan ini erat

kaitannya dengan resorpsi internal.

Resorpsi internal jarang mengalami lebih dari dua gigi pada satu pasien.

Resorpsi Internal hanya menyerang satu gigi saja. Terlihat dengan jelas gambaran

radiolusen dari struktur gigi. Ada keraguan bahwa mungkin saja resorpsi internal tidak

terjadi kerusakan yang ada merupakan akibat dari resorpsi eksternal dari kerusakan

yang berlanjut dari pulpa setelah sebelum gigi yang mengalami resorpsi terserang

karies (tanda panah)

Gambaran radiografi menunjukan resorpsi internal yang berawal dari bagian

pertengahan mahkota gigi stimulusnya mungkin berasal dari inflamasi pulpa. Resorpsi

terjadi setelah adanya kerusakan yang berlanjut dari pulpa.

Page 15: makalah resorpsi raden

II. Resorpsi internal idiopatik

Resorpsi internal dengan etiologi yang tidak diketahui disebut juga dengan

resorpsi idiopatik. Pada sejumlah kasus berdasarkan anamneses tidak dapat

ditunjukkan bahwa suatu kondisi tertentu sebagai penyebab kerusakan internal.

Mungkin penyebabnya adalah trauma yang tidak dapat diingat kembali, mungkin juga

penyebab yang belum diketahui.

Pada gambar radiografi yang memperlihatkan gambaran normal gigi-geligi

dan jaringan sekitarnya kecuali perluasan kamar pulpa. Keopakan yang tidak teratur

terdapat pada kamar pulpa yang meluas pada gigi, pada pemeriksaan kunjungan (7

tahun 7 bulan) tidak terdapat karies, tidak ada rasa sakit atau ketidaknyaman sejak

kunjungan 8 bulan yang lalu. Tidak dijumpai keadaan patologis kecuali atrisi yang

berat.

Resorpsi idiopatik juga dijelaskan pada foto radiografi, dimana proses resorpsi

berhubungan dengan anomaly perkembangan. Sebuah dens invaginatus (dens in dente)

berbentuk mahkota yang berhubungan dengan periodonsium, hal ini dapat

menyebabkan infeksi pulpa sehingga terjadilah resorpsi internal.

3.6. Perawatan resorpsi interna

Diagnosis awal dan terapi resorpsi interna sangat penting. Setelah

mendiagnosis, penting dalam melakukan perawatan endodontik. Hal ini merupakan

satu – satunya jalan untuk menghentikan perkembangan resorpsi. Perawatan yang

berhasil dapat terlihat bila penjalaran resorpsi berhenti setelah penumpatan ruang

endodontik. Perawatan untuk resorpsi internal tanpa perforasi adalah dengan

perawatan saluran akar. Kasus ini memiliki prognosis yang baik dan resorpsi tidak

akan terjadi lagi

Page 16: makalah resorpsi raden

Perawatan resorpsi internal terbagi menjadi :

-bukan bedah

-rekalsifikasi,remineralisasi dengan preparasi kalsium hidroksida

-bedah

Pemilihan perawatan yang dilakukan berdasarkan kemampuannya,kondisi

ruang praktek,dan jenis resorpsi.Perlu diperjelas bahwa melakukan terapi dan

pengisian dari resorpsi internal bukanlah sesuatu yang mudah dan membutuhkan

ketrampilan seorang spesialis endodontik.

Perawatan bukan bedah terdiri dari trepanasi gigi,pembuangan jaringan

residual pulpa gigi vital dan menghasilkan jaringan granulasi yang baru.Terapi ini sulit

dilakukan selama excochealtion.Irigasi menggunakan 4 % NaOCl,jaringan granulasi

secara mekanis dan kemikal dibawa keluar dari efek organilitik NaOCl.

Pengisisan defek resorpsi bisa menggunakan termal,yaitu guttapercha.Setelah

pengisisan saluran akar dan resopsi defek selesai,penting untuk meletakkan dasar

semen GIC kemudian pengisian akhir.Foto rontgen harus dilakukan setelah saluran

akara terisi dan kontrol radiografi harus dilakukan setelah 12 dan 24 bulan.Pengisian

yang berlebih tidak akan menimbulkan komplikasi.Ini akan teresorpsi.Akan tetapi bila

terapi tidak dilakukan sesuai waktunya,proses resorpsi akan terus berjalan dan hasil

akhirnya gigi akan fraktur dan gigi tersebut tanggal.

Page 17: makalah resorpsi raden

BAB IV

RESORPSI EKSTERNAL

4.1. Mekanisme Resorpsi Jaringan Keras

Jaringan keras tubuh terdiri dari dua komponen utama, yaitu mineral dan

matriks. Rasio dari komponen-komponen ini dibedakan oleh tulang, sementum, dan

dentin, dengan asam dan enzim yang berperan sebagai monitor proses degradasi

jaringan ini. Umumnya, tulang dapat mengalami remodelisasi sebagai proses adaptasi

terhadap adanya perubahan, tetapi resorpsi yang terjadi pada jaringan keras gigi

permanen merupakan tanda akan adanya proses patologis. Baik tulang, sementum,

email, dan dentin dapat diresorpsi oleh clast cells. Osteoklas berbentuk besar,

mempunyai beberapa nukleus, dan sel motilnya berasal dari sel prekursor

hematopoietik sumsum tulang. Sel-sel yang memiliki satu nukleus juga terlibat pada

saat jaringan keras gigi mengalami resorpsi.

Pada kondisi normal jaringan keras gigi dilindungi dari proses resorpsi oleh

permukaan lapisan blast cells. Selama lapisan tersebut berfungsi sempurna, maka

resorpsi dapat dihindari. Regulasi hormonal resorpsi tulang diperantarai oleh

osteoblas. Stimulasi yang dilakukan hormon paratiroid akan membuat osteoblas

membuka permukaan tulang untuk osteoklas. Bagaimanapun, kerja hormon paratiroid

tidak mempengaruhi sementoblas. Hal tersebut menjelaskan mengapa tulang dan

bukan gigi yang mengalami remodelisasi untuk beradaptasi dengan perubahan

fungsional.

Jaringan keras yang habis akan mengakibatkan sel-sel teresorpsi. Perpindahan

organ matriks tulang mengakibatkan sel-sel fagosit mendeteksi adanya komponen

mineral. Jadi, lapisan blast cells yang terdapat pada jaringan keras membentuk suatu

barrier protektif, yang harus dihancurkan atau dilewati terlebih dahulu, untuk memicu

terjadinya aktivitas osteoklas. Pada kondisi klinis, berbagai bentuk kerusakan dapat

Page 18: makalah resorpsi raden

mempengaruhi lapisan blast sel tersebut, seperti trauma, scaling dan root planing yang

berat pada perawatan periodonti. Setelah terjadinya luka akibat trauma, osteoklas

bergerak menuju permukaan jaringan keras yang terekspos dan mengeluarkan asam ke

ruang ekstraseluler unutk mendemineralisasi jaringan keras. Efek lebih jauh, bahkan

akan menghasilkan lingkungan asam yang akan mendukung fungsi enzim lisosom

yang bekerja optimal pada pH rendah, untuk mendegradasi matriks jaringan.

Terdapat dua mekanisme yang terlibat dalam proses terjadinya resorpsi

jaringan keras.

1. Mekanisme pemicu

2. Penyebab berlanjutnya proses resorpsi

Mekanisme pemicu pada resorpsi akar adalah terlepasnya permukaan akar dari

lapisan protektif blast cells. Hal ini kemudian diikuti oleh kerusakan yang terjadi pada

lapisan sel-sel sementoblas. Untuk kelanjutan proses resorpsi diperlukan stimulus, seperti

infeksi, tekanan mekanis yang terus – menerus seperti perawatan ortodonti. Oleh karena

itu, perawatan resorpsi akar harus ditujukan kepada eleminasi penyebabnya, contohnya

mengangkat penyebab terjadinya infeksi atau penghentian perawatan ortodonti.

Resorpsi akar dapat disebabkan oleh beberapa hal, baik umum maupun lokal.

Adanya perubahan keseimbangan antara osteoblas dan osteoklas pada ligamen periodontal

dapat menghasilkan sementum tambahan pada permukaan akar (hipersementosis) atau

menyebabkan hilangnya sementum bersama dengan dentin, yang dinamakan resorpsi

eksternal.

Resorpsi dapat didahului oleh peningkatan suplai darah ke suatu daerah yang

berdekatan dengan permukaan akar. Proses inflamasi mungkin disebabkan oleh infeksi,

kerusakan jaringan pada ligamen periodontal, atau gingivitis hiperplastik pasca trauma

dan epulis. Osteoklas diduga berasal dari derivat monosit darah. Inflamasi meningkatkan

permeabilitas dari pembuluh darah, sehingga memungkinkan pelepasan monosit yang

akan bergerak ke tulang atau permukaan akar yang cedera. Penyebab lain dari resorpsi

meliputi tekanan, bahan kimia, penyakit sistemik dan gangguan endokrin.

Page 19: makalah resorpsi raden

4.2. Macam-macam resorpsi akar

Menurut Tronstad, resorpsi akar eksternal dapat dibagi menjadi enam jenis

a. Resorpsi Permukaan

Resorpsi permukaan merupakan temuan patologis yang umum terjadi pada

permukaan akar. Aktivitas osteoklas merupakan respon terhadap injuri pada ligamen

periodontal atau sementum. Resorpsi permukaan biasanya dapat dilihat melalui

Scanning Electron Microscopy (SEM). Permukaan akar menunjukkan resorption

lacunae superfisial. Kondisi ini dapat mengalami perbaikan spontan berupa

pembentukan sementum baru

Resorption lacunae superfisial

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

b. Resorpsi Akibat Inflamasi

Resorpsi akibat inflamasi diduga terjadi karena infeksi jaringan pulpa. Daerah

yang terinfeksi biasanya berada di sekitar foramen apikal dan canalis lateralis.

Sementum, dentin, dan jaringan periodontal yang berdekatan juga dapat terlibat. Pada

Page 20: makalah resorpsi raden

pemeriksaan radiografi terlihat adanya radiolusen pada daerah tersebut (Gambar A).

Saluran akar dan tubulus dentin terinfeksi dan nekrosis, serta respon inflamatori

dengan aktivitas osteoklas terjadi di dentin dan tulang. Pertambahan aktivitas

osteoklas yang berada di dentin pada sebelah kanan menunjukkan pengaruh bakteri

yang berada di tubulus dentin (Gambar B)

Resorpsi inflamasi.

A.foto radiografi resorpsi akar eksternal akibat infeksi pulpa.

B.Ilustrasi proses terjadinya resorpsi akar akibat infeksi pulpa.

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

c. Resorpsi Penggantian

Resorpsi penggantian biasanya terjadi pada trauma yang berat. Resorpsi

penggantian sering terjadi setelah replantasi, terutama bila replantasi terlambat

dilakukan. Cedera pada permukaan akar biasanya berat, sehingga penyembuhan

dengan sementum tidak dapat terjadi, yang menyebabkan kontak langsung antara

tulang alveolar dan permukaan akar (Gambar A). Proses ini dapat bersifat reversibel

apabila permukaan akar yang terlibat kurang dari 20%. Karena osteoklas berkontak

langsung dengan dentin, maka resorpsi dapat terus berlangsung tanpa stimulasi hingga

Page 21: makalah resorpsi raden

tulang alveolar mengggantikan dentin (Gambar B). Istilah ankylosis dapat digunakan

pada kasus ini karena tulang alveolar melekat langsung ke dentin. Secara radiografis,

ruang ligamen periodontal tidak akan terlihat karena penggabungan tulang dengan

dentin. Pada kasus ini, saluran akar harus diobturasi untuk mencegah resorpsi akar

akibat infeksi pulpa.

Resorpsi penggantian

A. Foto radiografi dari gigi ankylosis akibat resorpsi penggantian.

B. Ilustrasi proses terjadinya resorpsi akar akibat infeksi pulpa

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

d. Resorpsi Akibat Tekanan

Tekanan pada akar gigi dapat menyebabkan resorpsi yang merusak jaringan

ikat diantara dua permukaan. Tekanan dapat disebabkan oleh gigi yang erupsi atau

impaksi ,pergerakan ortodonti, trauma karena oklusi, atau jaringan patologis seperti

kista atau neoplasma. Resorpsi akibat tekanan, misalnya akibat perawatan ortodonti

dapat terjadi pada apeks gigi , dengan cedera berasal dari tekanan pada sepertiga apeks

sewaktu menggerakkan gigi. Akibatnya dapat terjadi pemendekkan akar gigi (Gambar

A). Rangsangan terhadap aktivitas osteoklas di apeks akibat tekanan berlebihan

Page 22: makalah resorpsi raden

selama perawatan ortodonti dapat menyebabkan terjadinya resorpsi akar (Gambar B).

Osteoklas dapat meluas sampai ke dentin dan mengenai tubulus dentin tanpa adanya

bakteri. Menurut Newman, gigi yang paling sering mengalami resorpsi akibat tekanan

adalah gigi insisivus karena gigi insisivus lebih sering digerakkan. Tekanan yang

diberikan dapat membangkitkan pelepasan sel-sel monosit dan pembentukan osteoklas

sehingga terjadi resorpsi. Apabila penyebab tekanan dihilangkan, maka resorpsi dapat

dihentikan.

Ilustrasi resorpsi akar akibat dorongan dari gigi impaksi

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

Page 23: makalah resorpsi raden

Resorpsi akibat perawatan ortodonti

A. Foto radiografi dari resorpsi akar akibat perawatan ortodonti.

B. Ilustrasi proses terjadinya resorpsi akar akibat perawatan ortodonti

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

e. Resorpsi Sistemik

Resorpsi sistemik adalah resorpsi yang diakibatkan adanya gangguan sistemik.

Jenis ini dapat terjadi pada sejumlah penyakit dan gangguan endokrin seperti : Paget’s

disease, calcinosis, Gaucher’s disease dan Turner’s syndrome. Selain itu, resorpsi ini

dapat terjadi pada pasien yang menjalani terapi radiasi.8

f. Resorpsi Idiopatik

Etiologi resorpsi akar idiopatik sampai saat ini masih belum diketahui secara

jelas. Pada beberapa kasus dapat terjadi resorpsi akar yang penyebabnya bukan karena

faktor sistemik maupun lokal. Resorpsi ini dapat terjadi pada satu gigi maupun

beberapa gigi. Laju resorpsi bervariasi dari lambat (bertahun-tahun), sampai cepat dan

agresif (beberapa bulan) yang melibatkan sejumlah besar kerusakan jaringan. Letak

dan bentuk defek resorpsi juga bervariasi.

Page 24: makalah resorpsi raden

Resorpsi idiopatik dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu resorpsi apikal dan

resorpsi servikal. Resorpsi apikal biasanya lambat dan dapat berhenti secara spontan,

yang mungkin akan mempengaruhi satu atau beberapa gigi, dengan pemendekan akar

secara bertahap, dan apeks gigi tetap bulat. Sedangkan resorpsi servikal terdapat pada

bagian servikal gigi. Defek dapat melebar dan berbentuk lekukan dangkal.Tipe ini

dapat juga disebut sebagai resorpsi perifer, resorpsi tersembunyi, pseudo pink spot,

atau ekstrakanal invasif.

Defek dapat juga dijumpai pada permukaan eksternal gigi yang kemudian

berlanjut ke dentin berupa ramifikasi. Hal ini tidak mempengaruhi dentin dan

predentin pada sekitar pulpa. Resorpsi tipe ini sering dianggap keliru sebagai resorpsi

internal. Resorpsi servikal dapat disebabkan oleh inflamasi kronis ligamen periodontal

atau trauma. Resorpsi servikal paling baik ditangani dengan pembedahan dan

pembuangan jaringan granulasi. Defek tersebut lalu dibentuk untuk direstorasi. Usia

rata - rata pasien yang mengalami resorpsi idiopatik pada wanita adalah berusia 32

tahun, sedangkan laki-laki berusia 44 tahun. Resorpsi idiopatik lebih sering terjadi

pada perempuan daripada laki-laki. Resorpsi akar idiopatik yang terdapat pada

beberapa gigi biasanya asimptomatik. Resorpsi ini biasanya dapat diketahui dari foto

radiografi. Beberapa pasien mengeluhkan tambalan longgar, restorasi lepas,

goyangnya gigi, dan juga nyeri yang berhubungan dengan gigi dan jaringan

sekitarnya, namun nyeri terhadap perkusi dan palpasi bukan merupakan gejala awal.

Penyebab resorpsi ini tidak tunggal, melainkan berkaitan dengan kondisi lain seperti

adanya inflamasi periapikal, tumor atau kista, kekuatan mekanis yang berlebihan atau

reimplantasi gigi.

4.3. Pengaruh resorpsi eksternal pada akar

Resorpsi eksternal akar umumnya diikuti oleh gejala klinis tanpa menyebabkan

kerusakan jaringan periodontal yang dapat disalahartikan dengan kelainan saluran akar

ataupun penyakit periodontal. Walaupun demikian, pada tahap akhirnya resorpsi

eksternal dapat mengganggu sulkus gingiva dan menyebabkan abses periodontal. Lesi

tersebut dapat diindakasikan dengan meningkatnya kedalaman poket dan drainase pus

Page 25: makalah resorpsi raden

saat probing. Pada tahap ini terdapat berbagai bentuk, mekanisme, dan tampilan klinis

dari resorpsi eksternal akar.

Foto periapikal resorpsi servikal idiopatik

Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf

Page 26: makalah resorpsi raden

BAB V

RINGKASAN

Resorpsi adalah proses asimilasi bagian struktur yang dibentuk oleh organisme,

dimana terjadi perusakan jaringan gigi yang telah mengalami demineralisasi oleh osteoklas.

Kondisi ini berkaitan dengan proses fisiologis atau patologis dimana telah terjadi kehilangan

jaringan seperi dentin, sementum atau tulang alveolar.

Resorpsi dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Berdasarkan resorpsi

patologis menurut etiologinya terbagi atas dua tipe yaitu resorpsi internal dan resorpsi

eksternal,keadaan tersebut bergantung pada bagian permukaan gigi yang teresorpsi

Resorpsi internal ialah resorpsi yang berawal dari dalam gigi. Resorpsi ini merupakan

suatu proses idiopatik dimana jaringan pulpa meresorpsi dinding saluran pulpa akibatnya bisa

terjadi perforasi,resorpsi yang terjadi pada permukaan pulpa yang berbatasan dengan dentin.

Resorpsi internal yang terjadi lebih sering didapati pada gigi sulung di bandingkan pada gigi

permanen dan dianggap sebagai bentuk reaksi yang tidak diinginkan.

Gambaran radiografinya : lesi terlokalisasi,radiolusen, bulat, oval, outline biasanya

telihat tajam atau agak bergerigi.Resorpsi internal jarang terjadi, namun dapat muncul pada

setiap gigi, baik gigi yang telah direstorasi ataupun gigi yang bebas karies. Defeknya bisa

terdapat di mana saja di dalam saluran akar. Bila hal tersebut terjadi pada ruang pulpa,

dinamakan ”pink spot” karena pulpa yang membesar terlihat melalui mahkota.

Resorpsi akar eksternal adalah akibat inflamasi lesi periapikal.lamina dura menghilang

disekitar apeks

Page 27: makalah resorpsi raden

DAFTAR PUSTAKA

Kaljac-Staudt,Greta ;Marina Katunari; Marija IviÊ-Kardum2000. Internal Resorption

Therapy and Filling. Acta Stomatol Croat, Vol. 34, br. 4, A S

http://biblioisbook.blogspot.com/ Diakses Jumat 18 November 2011,pkl 20.50.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17805/3/Chapter%20II.pdf Diakses Jumat 18

November 2011,pkl 21.40.

internal resorbtion of tooth : http://books.google.co.id/books?

id=mO6Z07lHQO4C&pg=PA455&dq=internal+resorption+radiology&hl=id&ei=YXHGTrj0OdHKrAez6b

3BDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=4&ved=0CDkQ6AEwAw#v=onepage&q=internal

%20resorption%20radiology&f=false