Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

38
GRAND THEORY KEPERAWATAN Sister Callista Roy A. Pendahuluan Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit. Level ke empat dari teori tersebut adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004). Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan. Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak 1

description

F=GRAND TIRO KEPERAWATAN

Transcript of Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Page 1: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

GRAND THEORY KEPERAWATAN

Sister Callista Roy

A. Pendahuluan

Teori Keperawatan diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari

meta theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih konkrit.

Level ke empat dari teori tersebut adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan

prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau

“melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge atau tentang

suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika (Krippendorf 1986 dalam Sell dan

Kalofissudis, 2004).

Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus

global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan

yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.

Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand theory

sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model

konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya

tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary Human Being”

Martha Rogers;

“Health as Expanding Consciousness” Margaret Newman; “Theory of Human

Becoming” Rosemarie Rizzo Parse. Grand theory dapat menyediakan dasar bagi middle

range theory. Contohnya teori “Self care deficit” Orem adalah middle range theory dengan

self care sebagai grand theory, dan model adaptasi Roy dengan konsep manusia adalah

sistem adaptif sebagai middle range theory

1

Page 2: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Grand Theory Keperawatan dibedakan dengan Teori Filosofi Keperawatan :

Philosophical Theory

Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan

dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan

sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi

belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik  keperawatan, sehingga

perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrac) yang

dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan. Contohnya: Nightingale

dalam mendefinisikan “Modern Nursing”.

Sedangkan Grand theory atau Nursing theory (Alligood, 2002). Teori pada level

ini lebih fokus dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan praktisi keperawatan yang spesifik

seperti spesifik untuk kelompok usia klien, kondisi keluarga, tempat tinggal klien, kondisi

kesehatan, dan peran perawat (Alligood, 2002). Hampir sama dengan model konsep yang

menjadi asal pembentukan teori. Kerangka kerja atau paradigma yang berperan sebagai

rujukan atas pendekatan sistemik fenomena sesuai dengan disiplin. Berbeda dengan

model konsep karena memberikan perspektif yang benar dan telah teruji. Contohnya:

Teori Roy (manusia sebagai sistem yang adaptif) berasal dari Roy Adaptation Model

Pandangan 3 (tiga) ahli keperawatan tentang penerapan Grand Theory Keperawatan

pada tatanan nyata:

1. Levine

Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan nilai-

nilai, dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu rangkaian

disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki individu dalam

menjalin hubungan manusia sekitarnya.Intisari dari keperawatan adalah manusia.

Asumsinya sebagai berikut:

a. Kondisi Klien memasuki system pelayanan kesehatan dalam bagian penyakit atau

perubahan kesehatan.

2

Page 3: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

b. Responsibilitas tanggung jawab. Perawat bertanggung jawab dalam mengenal

respon (perubahan tingkah laku atau tingkat fungsi tubuh ) sebagai adaptasi

klien atau usaha untuk beradaptasi terhadap lingkungan.

Levine berfokus pada satu orang klien, implikasi utama dalam pengaturan perawatan

akut, dimana intervensi dapat bersifat mendorong atau terapeutik.

2. Betty Neuman

Systems Model merupakan pendekatan sistem pada asuhan keperawatan klien

yang dinamis dan terbuka, difokuskan pada definisi masalah keperawatan dan

pemahaman pada interaksi klien dengan lingkungan. Klien sebagai sistem adalah

individu, keluarga, grup, komunitas, atau isu. Penekanan pada penurunan stres dengan

memperkuat garis-garis pertahanan fleksibel, normal, maupun resisten, dengan

intervensi diarahkan pada ketiga garis pertahanan tersebut yang terkait dengan 3 level

prevensi : primer, sekunder, tersier.

3. Dorothy Orem

Keperawatan mandiri (self care) menurut Orem’s adalah suatu pelaksanaan

kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu itu sendiri untuk memenuhi

kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai

keadaan, baik sehat maupun sakit” (Orem’s 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa

semua manusia itu mempunyai kebutuhan- kebutuhan self care dan mereka

mempunyai hak untuk mendapatkan kebutuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu.

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang

mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu

memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan, teori ini dikenal

dengan teori self care (perawatan diri).

3

Page 4: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

B. Adaptation Theory Roy

Model konseptual Roy berbasis pada model konseptual adaptasi. Konsep kunci pada

model konseptual Roy adalah manusia, tujuan, kesehatan, lingkungan, dan aktivitas

keperawatan. Dalam model konseptual, teori keperawatan akan menjabarkan pemikiran

(ide), dan proposisi manusia di konseptualisasikan sebagai sistem adaptik terbuka yang

bersifat holistik dimana terjadi proses pelayanan keperawatan, dan manusia sebagai

penerima (resipien). Adaptasi diartikan sebagai kapasitas yang dimiliki oleh manusia untuk

menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan dan manusia juga mampu

mempengaruhi manusia lainnya.

1. Asumsi dasar

Asumsi dasar teori ini sebagai berikut :

a. Setiap individu memiliki integrasi keseluruhan dari komponen bio, psiko dan sosial

yang berinteraksi secara konstan dengan lingkungan sekitarnya

b. Untuk menjaga keseimbangan homeostasis atau integritas seseorang harus

melakukan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi melalui kemampuan yang

dimiliki sejak lahir atau diperoleh melalui pengalaman

c. Perubahan dari efek rangsangan pada individu terdiri dari tiga jenis yaitu focal,

conteRtual dan residual stimuli

d. Individu mempunyai zona adaptasi berhubungan dengan kapasitas kemampuan

respon terhadap rangsangan, kemampuan adaptasi setiap individu berbeda antara

yang satu dengan yang lain.

e. Setiap individu pasti berusaha keras untuk mempertahankan integritas fisiologi,

konsep diri, fungsi peran dan interdependen mode

f. Kemampuan individu untuk menjaga kesehatannya tergantung dari energi yang

dimiliki dan kemampuan untuk adaptasi yang positif terhadap stimuli, sehat dan

sakit dilihat dari garis continuum pergerakannya kearah adaptif atau kearah

maladaptive

4

Page 5: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

2. Elemen Model Adaptasi Roy

Terdapat lima elemen keperawatan model adaptasi Roy :

a. Konsep Person (manusia yang menerima asuhan keperawatan)

Person adalah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat luas dan masing-

masing sebagai sistem adaptasi yang holistik. Roy memandang orang secara

menyeluruh atau holistik sebagai suatu kesatuan yang hidup secara konstan dan

melakukan interaksi yang menyebabkan terjadinya pertukaran informasi, bahan dan

energi antara sistim dan lingkungan. Interaksi yang konstan ini akan menyebabkan

perubahan baik internal maupun eksternal.

b. Tingkat adaptasi person

Tingkat adaptasi person tergantung dari stimulus yang diterima dan yang masih

dapat diadaptasi secara normal, dimana rentang respon cukup luas bagi setiap orang

dan setiap tingkat adaptasi seseorang selalu berubah. Hal tersebut dikarenakan

pengaruh oleh mekanisme koping yang dimiliki orang tersebut.

Roy menggunakan mekanisme koping untuk menjelaskan proses kontrol seseorang

sebagai adaptif sistim, beberapa mekanisme koping diwariskan dari genetik seperti

sel darah putih sebagi sistim pertahanan tubuh dan yang lain berasal dari pelajaran

seperti penggunaan antiseptik. Roy memperkenalkan konsep ilmu keperawatan yang

unik yaitu mekanisme kontrol yang terdiri dari Regulator dan Cognator yang

merupakan sub sistim dari mekanisme koping.

c. Sub sistim regulator

Sub sistim regulator mempunyai komponen input, proses internal dan output serta

umpan balik. Input stimulus bisa internal atau eksternal, transmiter regulator sistin

adalah kimia, neural dan endokrin, autonomik reflek adalah respon neural dalam

brain stem dan spinal cord yang diteruskan sebagai perilaku output dari regulator

sub sistim. Contoh proses regulator adalah bila ada stimulus yang berbahaya dari

luar diterima dan dikirim melalui syaraf optik ke pusat otak dan pusat otonomi otak

5

Page 6: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

maka efek dari saraf simpatik adalah peningkatan tekanan darah dan meningkatnya

denyut jantung.

d. Sub sistim cognator

Sub sistim cognator berhubungan dengan fungsi otak dalam memproses informasi,

penilaian dan emosi. Informasi berhubungan dengan proses internal dalam memilih

atensi, mencatat dan memori belajar berkorelasi dengan proses imitasi

reinforcement dan insight, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

berhubungan dengan penilaian atau analisa, sedangkan emosi adalah proses

pertahanan untuk mencari keringanan, mempergunakan penilaian dan kasih sayang.

3. Fungsi mode

Empat fungsi mode yang dikembangkan oleh Roy terdiri dari :

a. Mode fungsi fisiologis meliputi :

1) Oksigenasi, menjelaskan pola penggunaan O2 sehubungan dengan respirasi dan

sirkulasi

2) Nutrisi menjelaskan pola-pola nutrient (zat gizi) yang digunakan untuk

memperbaiki sel tubuh dan perkembangan

3) Eleminasi, menjelaskan pola-pola eliminasi BAB dan BAK

4) Integritas kulit menjelaskan pola-pola fungsi fisiologis kulit

5) Indra sensori menjelaskan fungsi sensori perceptual sehubungan dengan

informasi pengelihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan penciuman

6) Cairan dan elektrolit menjelaskan pola-pola fisiologis cairan dan elektrolit

7) Fungsi neurologis menjelaskan pola-pola neural kontrol, pengaturan dan

intelektual

8) Fungsi endokrin menjelaskan pola-pola kontrol dan pengaturan termasuk respon

stres dan sistim endokrin.

6

Page 7: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

b. Mode konsep diri

Mode konsep diri mengenali pola-pola nilai, kepercayaan, dan emosi sehubungan

dengan ide-ide pribadi. Perhatian ini diberikan kepada fisik personal dan moral etik

pribadi

c. Mode fungsi peran

Mode fungsi peran mengenali pola-pola interaksi sosial seseorang dalam

hubunganya dengan orang lain yang dicerminkan oleh peran primer, sekunder dan

tersier. Fokusnya pada peran identitas dan peran keunggulan

d. Mode Interdependen

Mode ini mengenali pola-pola manusia tentang nilai kasih sayang, cinta kasih dan

ketegasan dimana proses ini melalui hubungan interpersonal pada tingkat

perorangan atau kelompok

4. Tujuan keperawatan

Tujuan keperawatan menurut Roy adalah untuk meningkatkan respon adaptasi dalam

hubunganya dengan empat mode adaptif. Respon adaptif mempunyai pengaruh positif

tehadap kesehatan. Perubahan internal dan eksternal, stimulus, status koping seseorang

adalah elemen lain yang bermakna dalam proses adaptasi, tingkat adaptasi seseorang

ditentukan oleh fokal, kontekstual dan residual stimuli.

Fokal stimuli adalah stimulus yang langsung berhadapan dengan seseorang yang

mempunyai pengaruh kuat pada seseorang. Kontekstual stimuli adalah semua stimulus

yang dialami seseorang baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi situasi

yang dapat diukur, diobservasi dan secara subyektif dilaporkan. Residual stimuli adalah

ciri tambahan yang ada dan relevan dengan situasi yang ada tetapi sukar untuk

diobservasi.

5. Konsep Sehat

Sebelumnya Roy mendefinisikan sehat sebagai rangkaian kesatuan dari paling sehat

sampai kematian tetapi kemudian direvisi sebagai suatu keadaan dan proses terintegrasi 7

Page 8: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

didalam tubuh seseorang secara keseluruhan. Integritas seseorang diekspresikan melalui

kemampuan memenuhi tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan,

reproduksi, dan keunggulan. Perawat menggunakan konsep model adaptasi Roy tentang

konsep sehat sebagai tujuan mengetahui perilaku seseorang.

6. Konsep Lingkungan

Lingkungan didefinisikan sebagai semua kondisi, keadaan, dan pengaruh sekitar yang

mempengaruhi perkembangan perilaku seseorang atau kelompok. Stimulus lingkungan

internal dan eksternal merupakan area studi keperawatan.

7. Kegiatan keperawatan

Model adaptasi Roy memberikan petunjuk untuk perawat dalam mengembangkan

proses keperawatan. Elemen dalam proses keperawatan menurut Roy meliputi

pengkajian tahap pertama dan kedua, diagnosa, tujuan, implementasi, dan evaluasi,

langkah-langkah tersebut sama dengan proses keperawatan secara umum.

a. Pengkajian Tahap Pertama

Pada pengkajian tahap pertama mengumpulkan data perilaku output seseorang

sebagai sistim adaptasi dihubungkan dengan empat adaptif mode yaitu fungsi

fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen. Pengkajian tahap pertama

berkenaan dengan pengkajian perilaku.

b. Pengkajian tahap kedua

Pengkajian tahap kedua setelah perawat menganalisa tema yang timbul pada pola

perilaku klien yang diperoleh pada pengkajian tahap pertama untuk

mengidentifikasi respon tidak efektif atau atau respon adaptif yang diperlukan untuk

mendukung tindakan perawat. Fase pengkajian ini perawat mengumpulkan data

tentang fokal, konteRtual dan residual stimuli yang mempengaruhi klien, terdiri dari

faktor genetik,seks, tahap perkembangan, obat-obatan, alkohol, rokok, konsepdiri,

fungsi peran, interdependen, pola interaksi sosial, mekanisme koping, stres fisik dan

emosional, orentasi budaya, agama dan lingkungan fsik.

8

Page 9: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

c. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan, Roy menjelaskan tiga metode untuk membuat diagnosa

keperawatan. Pertama menggunakan typologi diagnosa sesuai dengan adaptasi

mode, kedua dengan mengobservasi perilaku yang paling dipengaruhi oleh stimulus,

ketiga adalah menyimpulkan perilaku dari satu atau lebih adaptif mode berhubungan

dengan stimulus yang sama.

d. Tujuan keperawatan

Tujuan keperawatan adalah akhir perilaku yang diharapkan dapat dicapai oleh

seseorang. Tujuan jangka pendek adalah mengidentifikasi perilaku yang diharapkan

klien setelah memanipulasi fokal, kontekstual dan residual stimuli keadaan perilaku

klien yang mengindikasikan regulator atau cognator klien, sedangkan tujuan jangka

panjang dibuat untuk menggambarkan resolusi adaptasi terhadap masalah dan

tersedianya energi untuk mencapai tujuan yaitu kelangsungan hidup, perkembangan,

reproduksi dan keunggulan.

e. Implementasi

Implementasi keperawatan direncanakan dengan tujuan merubah atau memanipulasi

fokal, kontekstual dan residual stimuli dan juga memperluas kemampuan koping

seseorang pada zona adaptasi sehinga total stimuli berkurang dan kemampuan

adaptasi meningkat.

f. Evaluasi

Evaluasi keperawatan model Roy didasarkan pada perilaku yang diharapkan

dibandingkan perilaku yang ditunjukkan seseorang apakah bergerak kearah

pencapaian tujuan atau keluar dari tujuan yang ditentukan.penilaian kembali tujuan

dan intervensi dibuat berdasarkan hasil evaluasi

9

Page 10: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Gambar 1: Skema Manusia Sebagai sistem Adaptive

Control Processes(Coping Mechanisme)

Masukan

Feedback

Sister Callista Roy (1984, Introduction to Nursing: An Adaptation Model (2nd ed) dalam

Saleeem, 2008)

C. Aplikasi Teori Adaptasi Roy

Selama lebih dari 30 tahun Model Adaptasi Roy telah digunakan untuk memahami

dan menuntun praktik keperawatan dalam perawatan pasien. Para perawat menggunakan

model ini sebagai framework untuk mengkonseptualisasi dan merencanakan intervensi

keperawatan pada pasien atau menggunakan model ini untuk menciptakan intervensi untuk

pemisahan populasi klinik.

Roy Adaptation Model telah diimplementasikan di NICU sebagai sebuah ideology

untuk keperawatan (Nyqvist dan sjoden, 1993 dalam Senesac 2007), pada perawatan bedah 10

Cognator

Regulator

Fungsi

fisiologis

Konsep Diri

Fungsi Peran

Interdepen-densi

Persepsi

Stimulus Ekternal

Stimulus Internal

Tingkat Adaptasi (Local, Contektual, Residual stimulus)

Keluaran

Respon Adaptif

Respon Maladaptif

Page 11: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

akut, sebagai alat dokumentasi dalam proses keperawata , pada fasilitas rehabilitasi untuk

mengintegrasi basis professional perawatan pasien (Mastal, Hammond, dan Roberts, 1982

dalam Senesac, 2007); pada dua unit rumah sakit umum sebagai konseptual framework

untuk menuntun praktik; memfasilitasi sistem integral keperawatan pada bagian orthopedic,

unit neurosurgical untuk mempertahankan lingkungan praktik professional bagi pelatihan

mahasiswa, meningkatkan otonomi professional, membantu proses rekrutmen dan

penguranan staf, dan untuk meningkatkan kejelasan peran pemberi layanan, dan

menguatkan dan mengefektifkan kolaborasi interdisiplin.

Peran perawat yang diharapkan berdasarkan teori Roy. Perawat harus mampu

meningkatkan respon adaptif pasien pada situasi sehat atau sakit. Perawat dapat mengambil

tindakan untuk memanipulasi stimuli fokal, kontextual maupun residual stimuli dengan

melakukan analisa sehingga stimuli berada pada daerah adaptasi. Perawat harus mampu

bertindak untuk mempersiapkan pasien mengantisipasi perubahan melalui penguatan

regulator, cognator dan mekanisme koping yang lain. Pada situasi sehat, perawat berperan

untuk membantu pasien agar tetap mampu mempertahankan kondisinya sehingga

integritasnya akan tetap terjaga. Misalnya melalui tindakan promotif perawat dapat

mengajarkan bagaimana meningkatkan respon adaptif.

Pada situasi sakit, pasien diajarkan meningkatkan respon adaptifnya akibat adanya

perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal. Misalnya, seseorang yang

mengalami kecacatan akibat amputasi karena kecelakaan. Perawat perlu mempersiapkan

pasien untuk menghadapi realita. Dimana pasien harus mampu berespon secara adaptif

terhadap perubahan yang terjadi didalam dirinya. Kehilangan salah satu anggota badan

bukanlah keadaan yang mudah untuk diterima. Jika perawat dapat berperan secara

maksimal, maka pasien dapat bertahan dengan melaksanakan fungsi perannya secara

optimal.

KASUS

11

Page 12: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Ibu L, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang menjalar

sampai ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat melakukan kegiatan

sehari-hari, termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah dilakukan konsultasi dengan dokter A,

Ibu L dinyatakan mengalami herniasi diskus intervertebra (HNP), dan dijadwalkan untuk

dilakukan discectomi (operasi pemotongan bagian diskus yang mengalami herniasi).

Selanjutnya Ibu L diantar oleh suaminya dengan membawa surat pengantar dari dokter A

masuk rumah sakit untuk dilakukan persiapan-persiapan termasuk pemeriksaan penunjang

sebelum waktu operasi ditetapkan. Hasil pengkajian didapatkan data TD 120/90 mmHg, nadi

92x/menit, respirasi 24x/menit dan suhu 37,5˚C, pasien tampak gelisah.

Ibu L adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita disebuah toko

miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa melihatnya menjadi orang

yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Sebelum masuk RS kebiasaan Ibu L

melakukan aktifitas 12 jam perhari. Pola tidur 8 jam di waktu malam dan 1-1,5 jam di waktu

siang. Olah raga yang biasa dlakukan adalah jalan pagi setiap hari Ahad.

Setelah persiapannya dianggap cukup, maka disepakati akan dilakukan operasi pada tanggal 21

Maret 2011 jam 10.00 pagi. Hasil kesepakan tersebut diperkuat surat persetujuan operasi yang

di tanda tangani oleh bpk A selaku suami Ibu L.

Asuhan Keperawatan berdasarkan Aplikasi Teori Roy

12

Page 13: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

1. Pengkajian

a. Pengkajian tahap pertama

Pengkajian tahap pertama adalah mengumpulkan data perilaku output Ibu L sebagai

sistim adaptasi dihubungkan dengan 4 mode adaptif fungsi fisiologis, konsep diri, peran

dan interdependen.

Pengkajian tahap pertama pada Ibu N didapatkan data :

Mode fisiologis

S : Menyatakan gerakan- nya terbatas

O : Pasien nampak terbaring di tempat tidurnya dan nampak ragu-ragu untuk bergerak,

serta tampak gelisah

Mode Konsep diri

S : Menyatakan cemas akan terjadi perubahan penampilan

O : Tampak gelisah

Mode Fungsi peran

S : Menyatakan takut terjadi kecacatan

O : Rendah diri terhadap penampilanya

Mode Interdependen

Tidak berdaya

b. Pengkajian tahap ke dua

Setelah mengidentifikasi respon tidak efektif dan respon adaptif selanjutnya melakukan

pengkajian tahap kedua yang meliputi fokal, kontekstual dan residual stimuli.

Pengkajian tahap dua pada Ibu N didapatkan data :

1) Pengkajian stimulus

a) Stimulus fokal (etiologi)

b) Stimulus konstekstual (presipitasi)

c) Stimulus residual (predisposisi)

- Identifikasi stimulus yang berpengaruh: Budaya, keluarga, fase perkembangan

- Istirahat dan aktifitas

Tidur sering terbangun dan keterbatasan beraktifitas

13

Page 14: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Kekurangan istirahat tidur dapat menyebabkan kelelahan dan menghambat proses

recovery sedangkan keterbatasan aktifitas dapat menyebabkan ketergantungan

ADL

- Rasa nyeri dapat mengaktivasi RAS yang menghambat proses tidur sedangkan

post operasi discectomi membutuhkan sedikit pengaturan aktifitas

Self Konsep : Penurunan konsep diri body image takut terjadi kecacatan

Phisical self : Rendah diri tehadap penampilannya

Personal self : Ketakutan terhadap gagalnya pengembalian fungsi normal dari

kaki

Fungsi peran : Takut keberadaannya menjadi beban orang lain

Peran primer : Kehilangan hoby bermain tenis setiap minggu

Peran tersier : Banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk berobat

Interdependence :

Keterbatasan kebebasan di rumah sakit

Kesepian, terbatasnya interaksi dengan keluarga dan kolega

Adanya jadwal berkunjung dari rumah sakit

2. Diagnosa keperawatan

Sesuai dengan metode pembuatan diagnose keperawatan yang dikembangkan oleh Roy

melalui tiga cara yaitu menggunakan tipologi berdasarkan adaptasi mode, mengobservasi

perilaku yang paling dipengaruhi oleh stimulus dan menyimpulkan dari perilaku dari satu

atau lebih adaptif mode dengan stimulus yang sama maka disusunlah diagnosa sbb:

a. Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan keterbatasan gerak

b. Cemas dan ketakutan berhubungan dengan penurunan konsep diri body image dan

harga diri

14

Page 15: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

3. Intervensi

Tanggal :

Problem aktual/resiko :

Gangguan istirahat dan aktifitas berhubungan dengan nyeri dan keterbatasan gerak

Hasil yang diharapkan :

Klien dapat tidur 8 jam perhari tanpa gangguan

Dengan keterbatasan aktifitasnya klien dapat menggunakan kemampuan yang dimiliki

secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan ADL nya

Kondisikan lingkungan yang nyaman bagi klien-Lakukan mobilisasi sesuai dengan

program perawatan

Tindakan keperawatan :

Ajarkan klien untuk melakukan mobilisasi secara mandiri

Latih klien sesuai kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan ADLnya sesuai dengan kemampuan

Tanggal :

Problem aktual/resiko :

Cemas dan ketakutan berhubungan dengan : penurunan konsep diri body image dan

harga diri

Hasil yang diharapkan :

Klien mampu mengungkapkan cemas dan ketakutanya dan mau mendiskusikan untuk

mencari alternatif pemecahan

15

Page 16: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Tindakan keperawatan :

Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk membantu

memecahkan permasalahan klien

Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki

Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan

perawatan dengan benar

Rencanakan kehadiran keluarga untuk menemani klien

16

Page 17: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

PEMBAHASAN

1. Konsep Teori

Model yang dikembangkan Roy dapat diaplikasikan diberbagai tatanan pelayanan RS

pada klien dengan penyakit akut maupun kronis, dari klien dengan permasalahan

fisiologis dan psikologis, sesuai dengan karakteristik teori oleh George (1995) bahwa

teori harus dapat diaplikasikan untuk mengatasi masalah klien dari yang sederhana

sampai yang komplek. Pada intervensi, model adaptasi Roy dapat menghindarkan

terjadinya duplikasi pembuatan perencanaan tindakan dan lebih terarah karena

penetapan masalah berdasarkan berbagai respon yang sama walaupun berasal dari

berbagai sistim mode.

2. Aplikasi teori

Pendekatan adaptasi model dirasa lebih sesuai atau lebih mudah dikerjakan pada klien

dengan gangguan medikal bedah seperti discectomi dan pasca pembedahan karena

observasi terhadap respon klien baik yang adaptif maupun yang tidak efektif dapat

dilakukan dengan lebih teliti dan dalam waktu yang cukup. Aplikasi model asuhan pada

contoh kasus agak sulit untuk dilakukan karena selama ini kurangnya pengalaman

dalam aplikasi model asuhan dari Roy, akan tetapi setelah mencoba untuk

mengaplikasikan pada contoh kasus sangat membantu untuk merumuskan diagnosa dan

intervensi, pada perumusan diagnosa kita dapat melakukan dengan berbagai macam

pendekatan. Hal ini karena Roy menawarkan berbagai alternatif yang memudahkan

sesuai kasus. Pada intervensi dapat dihindarkan terjadinya duplikasi rencana tindakan

karena rencana tindakan dapat dipadukan dari berbagai sumber pengkajian yang sangat

lengkap sehingga rencana dapat dibuat ringkas, terarah dan menjangkau cakupan yang

luas dari permasalahan klien.

17

Page 18: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

SKENARIO

Kepala Ruangan : Indriyani (Ns.Indri)

Perawat : St. Khaeruni (Ns.Uni), Fatimah (Ns.Ima)

Dokter : Arsad Suni (Dr. A)

Pasien : Nurlina (Ibu L)

Keluarga Pasien : Adam (Bpk. A)

Narator : Mardia (Ns.Mar)

Narator : Ibu L, 48 tahun mengalami nyeri yang luar biasa di daerah punggung bawah yang

menjalar sampai ke tungkai sebelah kanannya. Nyeri ini sangat hebat pada saat

melakukan kegiatan sehari-hari, termasuk untuk berdiri dan duduk. Setelah

dilakukan konsultasi dengan dokter A, Ibu L dinyatakan mengalami herniasi diskus

intervertebra (HNP), dan dijadwalkan untuk dilakukan discectomi (operasi

pemotongan bagian diskus yang mengalami herniasi).

Selanjutnya Ibu L diantar oleh suaminya dengan membawa surat pengantar dari

dokter A masuk rumah sakit untuk dilakukan persiapan-persiapan termasuk

pemeriksaan penunjang sebelum waktu operasi ditetapkan. Hasil pengkajian Ns.

Ima didapatkan data TD 120/90 mmHg, nadi 92x/menit, respirasi 24x/menit dan

suhu 37,5˚C, pasien tampak gelisah.

Ibu L adalah wanita yang memiliki usaha menjual baju dan perlengkapan wanita

disebuah toko miliknya. Ia mengaku memiliki banyak pelanggan yang terbiasa

melihatnya menjadi orang yang berbusana serasi dengan koleksi jualannya. Sebelum

masuk RS kebiasaan Ibu L melakukan aktifitas 12 jam perhari. Pola tidur 8 jam di

waktu malam dan 1-1,5 jam di waktu siang. Olah raga yang biasa dlakukan adalah

jalan pagi setiap hari Ahad.

Setelah persiapannya dianggap cukup, maka disepakati akan dilakukan operasi pada

tanggal 21 Maret 2011 jam 10.00 pagi. Hasil kesepakan tersebut diperkuat surat

persetujuan operasi yang di tanda tangani oleh bpk A selaku suami Ibu L.

18

Page 19: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Pada hari ke dua pasca operasi Ns. Ima perawat shift malam melakukan evaluasi

pasien Ibu L (jam 06.00), dimana pasien terbaring di tempat tidurnya dan nampak

ragu-ragu untuk bergerak, serta ekspresi tampak gelisah. Bpk A juga tampak

murung dan hanya diam sambil menopang dagunya. Melihat kondisi demikian, Ns.

Ima berusaha mengeksplorasi perasaan Ibu L dan suaminya. Dari hasil evaluasi

tersebut Ns. Ima mendapatkan data berupa keluhan sebagai berikut :

Ibu L mengatakan pernah mendapat informasi kalau penyakitnya itu bisa

menyebabkan kelumpuhan, atau membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti

biasanya.

Ibu L menyatakan takut bergerak.

Bapak A menanyakan apakah istrinya bisa sembuh dan tidak akan cacat?

Dari data-data tersebut diatas, maka oleh Ns. Ima menetapkan masalah

keperawatannya adalah “Cemas”. Selanjutnya jam 07.30 proses timbang terima

antara Ns. Ima dan Ns. Uni bersama kepala ruangannya Ns. Indri. Pada timbang

terima tersebut Ns. Ima menyampaikan masalah pasien Ibu L dan keluarganya. Ns.

Indri menginstruksikan kepada Ns. Uni untuk menindaklanjuti masalah keperawatan

Ibu L. Setelah timbang terima selesai, Ns. Ima dan Ns. Uni ke kamar Ibu L.

Sementara itu Ns. Indri berkolaborasi dengan dokter mengenai pasien-pasien di

ruangan tersebut.

Narator : Dari cerita kasus diatas, kelompok menarik kesimpulan bahwa, dengan masalah

keperawatan yang ditetapkan oleh Ns. Ima tersebut tepat, dan bila tidak ditangani

dengan baik akan berdampak pada respons “maladaptive” pada pasien dan

keluarganya. Dengan demikian, tugas Ns.Uni adalah membantu terciptanya respons

adaptif pada pasien dan keluarganya dengan menggunakan pendekatan Komunikasi

Terapeutik. Untuk itu, mari kita saksikan pertunjukkan kelompok satu dalam “Role

Play” berikut ini.

19

Page 20: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan

1. Topik : Dua hari pasca pembedahan, di ruang perawatan dengan masalah “Cemas”

2. Proses Keperawatan

1) Kondisi Klien

Data Subjektif : Ibu L mengatakan pernah mendapat informasi kalau penyakitnya

itu bisa menyebabkan kelumpuhan, atau membuatnya tidak bisa beraktivitas seperti biasanya

Bapak A menanyakan apakah istrinya bisa sembuh dan tidak akan cacat?

Ibu L menyatakan gerakannya terbatas dan takut bergerak

Ibu menyatakan cemas akan terjadi perubahan penampilan

Bpk A menyatakan takut terjadi kecacatan pada istrinya

Data Objektif : Pasien nampak terbaring di tempat tidurnya dan nampak ragu-

ragu untuk bergerak, serta tampak gelisah

Bpk A juga tampak murung dan hanya diam sambil menopang dagunya

2) Masalah Keperawatan

Cemas berhubungan dengan penurunan konsep body image

3) Tujuan

Pasien dan keluarga mampu mengungkapkan perasaan cemas, serta mau mendiskusikan

untuk mencari alternatif pemecahan masalah

20

Page 21: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

4) Tindakan keperawatan :

Bina hubungan saling percaya dan yakinkan kehadiran perawat adah untuk

membantu memecahkan permasalahan klien

Kuatkan koping klien dengan aspek adaptif yang dimiliki

Jelaskan operasi discectomi tidak akan menimbulkan kecacatan bila dilakukan

perawatan dengan benar

3. Strategi Pelaksanaan

1) Fase Orientasi

a. Salam Terapeutik

P : “Assalamualaikum Bu Lina, saya Ns. Uni, temannya Ns. Ima, pagi ini saya

yang akan merawat bu Lina”

K : Oh… iya, dengan senang hati kalau suster mau merawat saya”

b. Evaluasi / Validasi

P : “Bagaimana perasaan bu Lina hari ini?”

K : ”Alhamdulillah suster, sakitnya sudah berkurang, tapi..saya takut

bergerak” (dengan raut muka cemas)

c. Kontrak

P : “Katanya bu Lina dan suami ibu sering merasa cemas dan takut dengan

proses penyembuhan penyakit ibu, bagaimana kalau kita diskusi/bercerita

tentang hal ini”

K : “Baiklah kalau begitu, iya saya juga mau suster” (sahut suami pasien)

P : “Kira-kira dalam waktu 15 menit, kita berdiskusi masalah ini? bagaimana

menurut bu Lina?”

K : “Iya .., biar lebih sedikit waktunya juga saya setuju”

21

Page 22: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

P : “Kita diskusi di sini di tempat tidur bu Lina saja ya, sambil ibu istirahat”

K : “Iya suster, karena saya masih takut kalau bangun duduk”

2) Fase Kerja

P : “Bu, kira-kira apa yang membuat ibu takut dengan kondisi saat ini?”

K : “Suster, kata orang penyakit saya ini bisa bikin lumpuh, saya takut kalau

nanti saya tidak bisa berjalan normal lagi, terus takut bergerak. Sambung

Bpk A “ betul tidak cacat suster?, saya juga takut kalau itu terjadi”

P : ”Oh itu masalahnya, ”Ibu tidak usah takut bergerak karena bergerak akan

membantu proses penyembuhan Ibu, yang penting tidak terlalu aktif, tidak apa-

apa, Ibu bisa bangun dan jalan ke kamar mandi, dan Insya Allah sembuh”

K : ”Oh iya, begitu suster..tapi bagaimana dengan jahitan luka operasi saya, nanti

tidak terlepas suster?”

P : ”Oh, Insya Allah tidak bu..Justru kalau Ibu tidak mau bergerak nanti kaku,

selain itu berbaring lama bikin aliran darahnya tidak lancar, sehingga lama

sembuhnya”

K : ”Terima kasih Suster, saya sudah mengerti sekarang. Tapi suster, saya juga susah

tidur”, iya suster kadang menjelang subuh baru tertidur istri saya (kata Bpk A)

P : ”Kenapa Bu?” ada yang mengganjal pikiran ibu, coba kemukakan, mungkin

saya bisa membantunya”

K : ”Itu tadi masalahnya suster, saya kepikiran karena takut nanti saya tidak bisa

berjalan normal lagi (timpang) suster, saya juga takut begitu suster” (tambah

suaminya)

P : ”Insya Allah Ibu bisa berjalan dan beraktifitas seperti biasa, tentu ibu harus

yakin, bersyukur dan selalu berdoa, karena dokter berhasil melakukan

”Operasi” Ibu, jadi ibu tidak usah khawatir, bapak juga, yach...!

K : Alhamdulillah kalau begitu, sekarang hati saya sudah terasa lega (sambil saling

menatap dan senyum gembira ibu Lina dan suaminya).

22

Page 23: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

3) Fase Terminasi

P : Bagaimana perasaan bu Lina dan bpk A, setelah bincang-bincang dengan kami

K : Alhamdulillah, saya sudah mengerti, merasa senang, perasaan takut dan cemas saya

juga sudah hilang. Saya juga demikian suster (kata suami pasien)

P : Baiklah, kalau begitu sekarang ibu Lina istirahat dulu, nanti kalau ada yang

belum jelas, ibu dan bapak bisa tanya lagi, selanjutnya kami berharap ibu Lina

dapat menerima perubahan status kesehatan yang terjadi saat ini.

Dokter :

Iya benar kata Ns. Uni, penyakit ibu memang terjadi di tulang belakang tepatnya di

tulang belakang bagian bawah (L ke 3-4), tapi Alhamdulillah kami telah berhasil

mengoperasinya, insya Allah ibu dapat sembuh dan beraktivitas seperti biasanya.

Jadi ibu dan bapak sekarang banyak berdoa yach...!

K : ”Terima kasih suster.. terima kasih dokter.., (ucapan bersamaan pasien& suami).

Narator : Dokter A dan Ns. Uni meninggalkan Ibu L dan Bpk A.

Demikianlah tadi ”Role Play” dari kelompok satu, yang menggambarkan penerapan

Grand Teori Callista Roy pada kasus pasien pasca operasi dengan HNP, semoga

bermanfaat. Saran, masukan dan kritikan sangat kami harapkan demi perbaikan kita

bersama, ......... Wassalam.....................

23

Page 24: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

DAFTAR PUSTAKA

Fitzpatrick , J.J, Wall, A.I.(1989). Conceptual models of Nursing: Analysis And Application

(2nd ed),California : Appleton & Lange

George. (1995). Nursing Theories (The Base for Profesional Nursing Practice), Fourth Edition.

USA : Appleton & Lange.

Mariner, A.(1998). Nursing Theorists And Their Works. (4th ed) Philadelphia: Lippincott:

Raven Publisher

Pearson A., Vaughan B. (1986). Nursing Model For Practice. Bedford Square London,

William Heinemann Medical Books

Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6

Ed. USA : Mosby Inc.

24

Page 25: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

25

Page 26: Tgs Grand Teori Roy 1 OK Skali

26