roy ala yani.rtf

29
7/21/2019 roy ala yani.rtf http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 1/29 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada saat sekarang keperawatan di Indonesia mulai mengembangkan dirinya sebagai suatu profesi yang mandiri dan bekerja secara berkolaborasi dengan team kesehatan lainnya. Sebagai profesi yang mandiri perawat dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilannya, sehingga dapat diakui oleh klien dan profesi lain. Perubahan paradigma sehat, kemajuan ilmu dan teknologi serta meningkatnya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan, merupakan tantangan perawat dalam mengembangankan dirinya untuk lebih akontabel. Perawat akontabel adalah perawat yang memiliki dasar kompetensi kognitif, teknikal, interpersonal dan etik legal. Pengembangan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan keperawatan sangat  berhubungan erat dengan teori-teori keperawatan yang dikembangkan pada periode sebelumnya. Pemahaman terhadap teori keperawatan yang dikembangkan sebelumnya  perlu bagi perawat untuk melaksanakan praktek profesinya sehingga lebih berfokus  pada tuntutan klien. Salah satu teori keperawatan yang dapat dikembangkan untuk  praktek keperawatan di Indonesia adalah teori “Model daptasi !oy" dari Sister #allista !oy. $eori ini menjelaskan bagaimana indi%idu&klien mampu meningkatkan kesehatannya dengan mempertahankan perilaku secara adaptif dan merubah perilaku yang maladaptif.

Transcript of roy ala yani.rtf

Page 1: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 1/29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada saat sekarang keperawatan di Indonesia mulai mengembangkan dirinya

sebagai suatu profesi yang mandiri dan bekerja secara berkolaborasi dengan team

kesehatan lainnya. Sebagai profesi yang mandiri perawat dituntut untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilannya, sehingga dapat diakui

oleh klien dan profesi lain.

Perubahan paradigma sehat, kemajuan ilmu dan teknologi serta meningkatnya

tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya keperawatan, merupakan

tantangan perawat dalam mengembangankan dirinya untuk lebih akontabel. Perawat

akontabel adalah perawat yang memiliki dasar kompetensi kognitif, teknikal,

interpersonal dan etik legal.

Pengembangan ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan keperawatan sangat

 berhubungan erat dengan teori-teori keperawatan yang dikembangkan pada periode

sebelumnya. Pemahaman terhadap teori keperawatan yang dikembangkan sebelumnya

 perlu bagi perawat untuk melaksanakan praktek profesinya sehingga lebih berfokus

 pada tuntutan klien. Salah satu teori keperawatan yang dapat dikembangkan untuk

 praktek keperawatan di Indonesia adalah teori “Model daptasi !oy" dari Sister

#allista !oy. $eori ini menjelaskan bagaimana indi%idu&klien mampu meningkatkan

kesehatannya dengan mempertahankan perilaku secara adaptif dan merubah perilaku

yang maladaptif.

Page 2: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 2/29

nak usia sekolah merupakan indi%idu yang relatif masih muda yang mengalami

 proses perkembangan baik fisik, psikologis maupun sosial. 'alam proses

 perkembangannya, anak mengalami berbagai stressor dan akan selalu beradaptasi untuk

mencapai perkembangan yang optimal. Masuk rumah sakit bagi seorang anak

merupakan stressor berat yang mungkin akan mengganggu proses perkembangnnya.

(leh karena itu salah satu peran perawat sebagai pembela anak harus mampu membantu

anak yang mengalami “hospitalisasi" untuk beradaptasi dengan baik.

Makalah ini akan membahas tentang teori “Model daptasi !oy" dan

 penerapannya dalam pemberian asuhan keperawatan kepada anak usia sekolah yang

mengalami hospitalisasi akibat sindroma nefrotik yang dderitanya.

B. Tujuan

1. $ujuan )mum

Memberikan gambaran tentang penerapan teori “Model daptasi !oy" pada

asuhan keperawatan anak yang mengalami hospitalisasi.

2. $ujuan *husus

a. Menjelaskan teori “Model daptasi !oy".

b. Menerapkan teori “Model daptasi !oy" dalam pemberian asuhan keperawatan

anak yang mengalami hospitalisasi.

c. Menganalisa hasil penerapan teori “Model daptasi !oy" dalam pemberian

asuhan keperawatan anak.

C. Sistematika Penulisan

Penulisan makalah ini disusun dalam + lima bab, dengan sistematika sebagai

 berikut

/

Page 3: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 3/29

BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari 0 1atar belakang, / $ujuan, dan 2

Sistematika Penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORI, terdiri dari 0 'asar Pengembangan $eori, /

3ilosofi, 2 sumsi 'asar $eori, dan 4 Proses *eperawatan 5erdasar $eori

“Model daptasi !oy"

BAB III : PENERAPAN ASUS, terdiri dari 0 Pengkajian, / 'iagnosa

*eperawatan, 2 Perencanaan, 4 Pelaksanaan, dan + 6%aluasi.

BAB I! : PE"BAHASAN, membahas tentang analisa kekuatan dan kelemahan

 penerapan teori.

BAB ! : PENUTUP, membahas tentang kesimpulan hasil penerapan teori.

 

2

Page 4: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 4/29

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dasar Pengembangan Te#ri

Model daptasi !oy dibentuk berdasarkan teori interaksi sosial. Sister #allista

!oy mengadopsi teorinya berdasar teori adaptasi 7elson tahun 0894. Menurut 7elson

respon adaptif merupakan fungsi dari mulai datangnya stimulus sampai tercapainya

derajat adaptasi yang dibutuhkan indi%idu. 'erajat adaptasi dibentuk dari lingkungan

internal dan eksternal yang didorong oleh tiga jenis stimulus yaitu fokal stimuli,

kontekstual stimuli dan residual stimuli $omey dan lligood, 088:.

!oy mengkombinasikan teori tersebut dengan definisi !apoport;s tentang sistem

dan pandangan terhadap manusia sebagai sistem adaptif yang dalam keperawatan

dikenal sebagai konsep diri. !oy juga menggunakan teori #oombs dan Snyg tentang

konsistensi diri dan faktor mayor yang mempengaruhi konsep diri, juga #ooley yang

dipublikasikan 6pstein;s tentang persepsi diri yang merupakan pengaruh respon

 persepsi yang lain.

Selain konsep-konsep tersebut !oy juga mengembangkan "nilai humanism"

yang berasal dari konsep Maslow untuk menggali keyakinan dan nilai dari manusia.

Menurut !oy humanism dalam keperawatan adalah keyakinan terhadap kemampuan

koping manusia yang dapat meningkatkan kemampuan untuk meningkatkan derajat

kesehatan. Pendekatan secara holistik dalam keperawatan adalah dasar dalam

"7umanism".

4

Page 5: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 5/29

B. $il#s#%i

Model adaptasi !oy adalah system model yang esensial dan banyak digunakan

sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. !oy

menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yang

utuh. 'alam memenuhi kebutuhannya, manusia selalu dihadapkan berbagai persoalan

yang kompleks, sehingga dituntut untuk melakukan adaptasi. Penggunaan koping atau

mekanisme pertahanan diri, adalah berespon melakukan peran dan fungsi secara optimal

untuk memelihara integritas diri dari keadaan rentang sehat sakit dari keadaan

lingkungan sekitarnya. <adi ada + faktor penting dari !oy adalah manusia, sehat, sakit,

lingkungan dan keperawatan yang saling terkait.

C. Asumsi Dasar Te#ri

Model daptasi dari !oy ini dipublikasikan pertama pada tahun 08=> dengan

asumsi dasar model teori ini adalah

1. Setiap orang selalu menggunakan koping yang bersifat positif maupun negatif.

*emampuan beradaptasi seseorang dipengaruhi oleh tiga komponen yaitu ?

 penyebab utama terjadinya perubahan, terjadinya perubahan dan pengalaman

 beradaptasi.

2. Indi%idu selalu berada dalam rentang sehat @ sakit, yang berhubungan erat dengan

keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan adaptasi.

!oy menjelaskan bahwa respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh

akan menimbulkan suatu kebutuhan dan menyebabkan indi%idu tersebut berespon

melalui upaya atau perilaku tertentu. Setiap manusia selalu berusaha menanggulangi

 perubahan status kesehatan dan perawat harus merespon untuk membantu manusia

 beradaptasi terhadap perubahan ini.

+

Page 6: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 6/29

!oy menjelaskan asumsi dasar teorinya ke dalam paradigma keperawatan.

Paradigma keperawatan meliputi 4 empat konsep utama yaitu manusia, lingkungan,

kesehatan dan keperawatan.

1. "anusia

 Manusia sebagai penerima pelayanan keperawatan berada dalam sistem "adaptif 

holistik". rtinya bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan diri

secara efektif terhadap perubahan lingkungan baik eksternal maupun internal. Manusia

adalah penerima tindakan keperawatan, sesuatu yang hidup, kompleks, memiliki sistem

adaptif. 'alam hal ini manusia dibentuk untuk berhubungan dengan lingkungan sekitar

yang memberikan masukan yang mengakibatkan aktifnya sistem kontrol dan proses

umpan balik&efektor serta output. $omey dan lligood, 088:

  'engan demikian lebih spesifik dapat dijelaskan bahwa manusia merupakan

sistem adaptif dengan tindakan kognator dan regulator untuk mempertahankan diri

dalam 4 empat bagian adaptif yaitu fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan

interdependen. 3itApatrick dan Bhall, 08:8

"#&el Sistem A&a'tasi "anusia ber&asar ("#&el A&a'tasi R#)(

 

&

 

)mpan 5alik 

Sumber $omey dan lligood, />>9

In'ut Pr#ses *#ntr#l E%ekt#r Out 'ut

•Stimuli eksterndan intern

$ingkat adaptasi

focal, residual

konstektual

Mekanisme koping !egulator 

*ognator 

3ungsi fisiologi*onsep diri

3ungsi Peran

Interdependensi

!espon

o daptif 

o Inefektif 

9

Page 7: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 7/29

Skema diatas menunjukkan manusia sebagai sistem adaptasi selalu mendapatkan

input sebagai stimulus untuk melakukan proses kontrol. Proses kontrol adalah

mekanisme koping yang terdiri dari subsistem regulator  dan cognator . Subsistem

regulator melakukan koping yang diperlihatkan dalam mode adaptasi fisiologis.

Penghubung sistem regulator adalah proses koping neural, kimia dan endokrin. $anda-

tanda yang dinyatakan oleh akti%itas regulator antara lain peningkatan tekanan darah

dan frekuensi nadi, ketegangan, kegembiraan, hilang nafsu makan dan meningkatnya

serum cortisol. Sedangkan subsistem kognator berhubungan dengan fungsi yang lebih

tinggi dari otak yaitu persepsi atau pengolah informasi yang terdiri dari proses

 perhatian, dan ingatan. Mekanisme koping kognator diperlihatkan dalam 2 tiga mode

adaptif, yaitu konsep diri, interdependen dan fungsi peran. $anda tidak efektifnya

akti%itas kognator dapat beruba salah persepsi, pendengaran tidak efektif, lemah dalam

mengambil keputusan maupun tingkah laku yang tidak pantas. 'alam mempertahankan

integritas manusia, regulator dan cognator sering dianggap berperan bersama-sama.!oy

C ndrew;s ,0880 ? Deorge, 088+ ?$omey dan lligood,088:.

!egulator dan kognator digambarkan sebagai aksi dari perubahan lingkungan

yang dimanifestasikan melalui efektor atau modes adaptasi terdiri dari Meleis, 088=

a. daptasi fisiologis meliputi oksigenasi, nutrisi, eliminasi, akti%itas dan istirahat,

sensori, cairan dan elektrolit, integritas kulit, fungsi saraf, fungsi endokrin dan

reproduksi.

b. *onsep diri, menunjukkan keyakinan&perasaan diri sendiri yang mencakup ?

 persepsi, perilaku dan respon. *onsep diri meliputi integritas psikis, moral & etik &

spiritual diri, konsistensi diri, ideal diri dan harga diri.

c. 3ungsi peran, menggambarkan hubungan interaksi perorangan dengan orang lain

=

Page 8: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 8/29

yang tercermin pada peran pertama, kedua dan seterusnya.

d. *etergantungan mengidentifikasi nilai manusia, cinta dan keseriusan. Proses ini

terjadi dalam hubungan antar manusia dengan indi%idu dan kelompok.

(utput dari mekanisme adaptasi manusia adalah respon adaptif dan respon

maladaptif&inefektif. !espon adaptif adalah semua yang mengacu pada peningkatan

integritas manusia yaitu semua tingkah laku yang tampak ketika manusia dapat mengerti

tentang tujuan hidup, tumbuh, produksi dan kekuasaan. Sedangkan respon inefektif

adalah respon yang dapat mengganggu integritas manusia.

!espon adaptif maupun maladaptif keduanya akan menjadi input&masukan

melalui proses umpan balik. *edunya dapat bertindak sebagai suatu stimulus untuk

terjadinya mekanisme koping.

2. Lingkungan

1ingkungan adalah semua kondisi, keadaan sekitar dan pengaruh lingkungan

yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok.Deorge,

088+

1ingkungan adalah masukan pada seseorang sebagai sistem adaptif, yang

merupakan stimulus internal dan eksternal. Setiap perubahan lingkungan berperan

sebagai meningkatkan energi untuk beradaptasi. $ingkat adaptasi adalah jangkauan

stimulus sehingga manusia yang dapat mengadaptasikan responnya dengan usaha yang

wajar. 'erajat adaptasi manusia ditentukan oleh kombinasi stimulus fokal, kontekstual,

dan residual. daptasi diperoleh jika manusia berespon positif terhadap perubahan

lingkungan. !espon positif dapat meningkatkan integritas manusia. 3itApatrick C

Bhall, 08:8.

:

Page 9: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 9/29

Stimulus fokal adalah stimulus yang langsung menyebabkan keadaan sakit dan

ketidakseimbangan, seperti kuman penyebab penyakit. Stimulus konstektual adalah

stimulus yang dapat menunjang terjadinya sakit faktor presipitasi ketika dalam kondisi

sehat, seperti daya tahan tubuh menurun atau perubahan cuaca. Sedangkan stimulus

residual adalah sikap, keyakinan dan pemahaman indi%idu yang dapat mempengaruhi

terjadinya kondisi sakit yang dikenal dengan faktor predisposisi, seperti gaya hidup

tidak sehat atau perubahan fungsi peran.

3. ese+atan

Sehat merupakan refleksi dari kondisi adaptif, dimana terdapat interaksi antara

manusia dengan lingkungan. daptasi adalah proses meningkatkan integritas fisiologi,

 psikologi dan sosial, yang dinyatakan secara langsung sebagai kemampuan

melaksanakan tujuan untuk kelangsungan hidup dan perkembangan, yang dikenal

dengan kesempurnaan dan kesatuan. $omey dan lligood, 088:.

Pada model ini disebutkan pula bahwa kesehatan adalah bagian adaptasi yang

dimanifestasikan dengan pembebasan energi yang berhubungan dengan stimulus

lingkungan. Proses ini akan meningkatkan integrasi secara keseluruhan. Selanjutnya

 proses ini akan menjadikan integrasi yang lebih baik. Meleis, 088=

'engan demikian sehat merupakan integrasi dan kondisi tidak sehat adalah tidak 

ada integrasi. Pengertian sehat ini lebih dari tidak adanya penyakit tetapi menunjukkan

 pada kondisi yang lebih baik. 3itApatrick C Bhall, 08:8.

4. e'era,atan

*eperawatan didefinisikan sebagai sistem teori dari pengetahuan yang

menentukan proses analisa dan tindakan yang berhubungan dengan tindakan manusia

terhadap penyakit dan resiko penyakit. *eperawatan merupakan disiplin praktek karena

8

Page 10: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 10/29

memiliki "Scientific  Body of Knowledge" yang digunakan untuk memberikan pelayanan

yang perlu bagi manusia, dengan cara meningkatkan kemampuan dan mempengaruhi

kesehatan kearah yang positif. $omey dan lligood, 088:

$ujuan keperawatan adalah membantu manusia beradaptasi terhadap perubahan

yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan

interdependensi selama sehat dan sakit. *eperawatan menjadi peran unik, yaitu sebagai

fasilitator untuk proses adaptasi dengan mengkaji perilaku dalam setiap modes adaptasi

dan menangani pengaturan pengaruh stimuli. Meleis, 088=

D. Pr#ses e'era,atan Ber&asar Te#ri -"#&el A&a'tasi R#)(

Sebagai sebuah profesi, keperawatan lebih merupakan suatu disiplin ilmu yang

 berorientasi pada praktek. kti%itas spesifik prakteknya diterapkan dalam bentuk

 proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah untuk menyelesaikan masalah dari

hasil pengkajian data yang ditemukan, identifikasi kebutuhan indi%idu, seleksi dan

implementasi tindakan keperawatan serta menge%aluasi tindakan yang telah diberikan.

Proses keperawatan menggambarkan pandangan !oy tentang manusia sebagai

sistem adaptif. Menurut !oy ada 9 enam tahap identifikasi dalam proses keperawatan

yaitu pengkajian perilaku, pengkajian stimulus, penentuan diagnosa keperawatan,

 penentuan tujuan, inter%ensi, dan e%aluasi. !oy C ndrew;s, 0880.

1. Pengkajian 'erilaku

Model daptasi !oy memandang manusia secara holistik sebagai sistem adaptif.

Masukan&input dalam proses adaptasi adalah stimuli dari lingkungan internal dan

eksternal. Proses adaptasi&mekanisme koping berupa akti%itas regulator dan cognator ,

yang ditunjukkan dalam oleh 4 empat modes Adaptif. 

0>

Page 11: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 11/29

Pengkajian keperawatan berdasarkan model ini meliputi data tentang

a. *ebutuhan fisiologis, terdiri dari Deorge, 088+ ? $omey dan lligood, />>9

1) (ksigenasi, yaitu pola penggunaan oksigen untuk pernapasan dan fungsi

kardio%askuler, serta patofisiologinya.

2)  Eutrisi, meliputi pola penggunaan nutrisi untuk mempertahankan fungsi,

meningkatkan pertumbuhan dan memperbaiki jaringan yang rusak.

3) 6liminasi, merupakan pola eleminasi dari produk buangan..

4) kti%itas dan istirahat, adalah pola aki%itas dan istirahat.

5) Proteksi, adalah pola yang berhubungan dengan integritas kulit dan kekebalan.

6) Penginderaan, yaitu proses pemberian informasi teradap proses persepsi.

7) #airan dan elektrolit, merupakan proses yang kompleks untuk mempertahankan

cairan dan elektrolit tubuh dalam kondisi yang seimbang.

8) 3ungsi neurologis, merupakan proses yang komplek yang berhubungan dengan

sistem regulator dan kognator. 3ungsi ini mengkordinasi dan mengontrol

 pergerakan tubuh, kesadaran dan fungsi kognitif @ emosional.

9) 3ungsi endokrin, adalah pola pengaturan endokrin yang berhubungan dengan

integrasi dan koordinasi fungsi tubuh.

b. *ebutuhan konsep diri, meliputi ? integritas psikis, moral & etik & spiritual diri,

konsistensi diri, ideal diri dan harga diri.

c. *ebutuhan fungsi peran, meliputi? proses transisi peran, perilaku peran, integrasi

 peran, pola penguasaan peran dan proses koping peran.

d. *ebutuhan interdependen, meliputi? pola memberi dan menerima, afeksi, pola

kemandirian, strategi koping perpisahan dan kesendirian.

00

Page 12: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 12/29

Pengumpulan data dilakukan melalui data subyektif, obyektif dan pengukuran

data. !oy mengidentifikasi beberapa tanda yang menunjukkan ketidakefektifan adaptasi

dari sistem regulator, antara lain ? peningkatan denyut jantung dan tekanan darah,

ketegangan, peningkatan serum cortisol, kehilangan nafsu makan, peningkatan

rangsang. Sedangkan ketidakefektifan sistem cognator ditandai dengan salah persepsi,

ketidakmampuan belajar, sulit mengambil keputusan, ketidaktepatan berespon.

2.  Pengkajian stimuli

Setelah mengkaji perilaku, perawat menganalisa pola perilaku klien untuk

mengidentifikasi respon adaptif dan inefektif. Perawat juga perlu mengkaji stimulus

internal dan eksternal yang mempengaruhi perilaku klien. Stimuli yang mempengaruhi

 perilaku meliputi focal, contekstual  dan residual . Pengkajian stimuli tersebut adalah  

a. *ultur, yang meliputi status sosial ekonomi, etnis dan sistem keyakinan.

b. *eluarga, yang meliputi struktur dan tugas-tugas.

c. $ahap perkembangan meliputi usia, jenis kelamin, tugas, keturunan, dan genetik.

d. Integritas modes adaptif @ fisiologis mencakup patologi penyakit, konsep diri,

fungsi peran, interdependensi.

e. 6fekti%itas kognator, meliputi persepsi, pengetahuan, dan ketrampilan.

f. *ondisi lingkungan, meliputi perubahan lingkungan internal atau eksternal,

 pengelolaan pengobatan, penggunaan obat, alkohol, dan tembakau.

3. Diagn#sa ke'era,atan

!oy menunjukkkan 2 metode pembuatan diagnosa keperawatan.Deorge, 088+

a. Menggunakan tipe yang berhubungan dengan 4 modes adaptasi. #ontoh, hipoksia.

0/

Page 13: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 13/29

b. Menggunakan diagnosa dengan mengobser%asi respon dalam satu modes berdasar

stimuli yang paling mempengaruhi. #ontoh, nyeri dada akibat kekurangan oksigen

 pada otot jantung karena cuaca panas.

c. Menggunakan respon dalam satu atau beberapa modes adaptif yang berhubungan

stimulus yang sama. #ontoh, nyeri dada pada seorang petani yang bekerja di luar

 pada cuaca yang panas. 'iagnosa dapat ditulis juga dengan kegagalan peran karena

keterbatasan kemampuan fisik untuk bekerja pada cuaca panas.

4. "eneta'kan tujuan

Menetapkan tujuan adalah penetapan pernyataan jelas dari hasil perilaku asuhan

keperawatan untuk klien. $ujuan umum didefinisikan sebagai mempertahankan dan

memperkuat perilaku adaptif dan merubah perilaku tidak efektif menjadi adaptif. $ujuan

 jangka pendek mengidentifikasi hasil perilaku yang meningkatkan adaptasi. Pernyataan

tujuan harus menunjukkan perilaku , perubahan yang diharapkan dan kerangka waktu.

5. Inter.ensi

Inter%ensi keperawatan adalah perencanaan tindakan yang ditujukan untuk

melakukan perubahan & pengaturan stimulus fokal dan konstektual. !encana tindakan

difokuskan pada peningkatan kesanggupan klien untuk melakukan koping sehingga

seluruh stimuli yang mempengaruhi perilaku mampu diadaptasi dengan baik. Perawat

dapat pula merencanakan akti%itas spesifik untuk mengubah stimulus terpilih secara

tepat. Deorge, 088+.

6. E.aluasi/

6%aluasi mencakup penilaian efektifitas inter%ensi keperawatan dalam

hubungan dengan perilaku klien. Perawat perlu mengkaji perilaku klien setelah rencana

diimplementasikan dan dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan. 6%aluasi

02

Page 14: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 14/29

menunjukkan efekti%itas mekanisme koping klien terhadap stimuli yang diterimanya,

dan perawat perlu menggunakan ketrampilan obser%asi, pengukuran dan wawancara

untuk melakukan kegiatan tersebut.

<ika tujuan tidak tercapai, perawat harus menemukan apa yang salah. Perawat

kembali ke langkah pertama untuk melihat secara ketat pada perilaku yang terus

menjadi tidak efektif dan mencoba untuk memahami situasinya lebih lanjut.

BAB III

04

Page 15: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 15/29

PENERAPAN ASUS

A. asus

n. M umur = tahun, jenis kelamin laki-laki, beragama Islam, masuk rumah

sakit dengan diagnosa medis sindroma nefrotik. *eluhan utama saat masuk rumah sakit

adalah badan bengkak dan perut membuncit sejak kira-kira satu bulan yang lalu. *lien

mengeluh rasa sakit pada skrotum, ada luka kira-kira 0 cm/ berwarna kemerahan. Sakit

 bertambah bila daerah scrotum diangkat dan berkurang bila lokasi luka tidak dipegang.

*lien pernah dirawat di rumah sakit lain sebanyak 2 kali dengan kasus yang sama dan

 jarak waktu sekitar 9 bulan, dan selanjutnya kontrol teratur setiap / minggu. 'alam

keluarga tidak ditemukan riwayat penyakit alergi atau penyakit lain dengan gejala yang

sama dengan klien. 7asil pengkajian secara lengkap dijelaskan berikut ini

B. Asu+an e'era,atan Ber&asar Te#ri R#)

1. Pengkajian 'erilaku

Pengkajian keperawatan terhadap kasus diatas adalah

a. *ebutuhan fisiologis, yaitu

0 (ksigenasi 5entuk dada simetris, frekuensi napas /4 F & menit, suara nafas

%esikuler pada seluruh area paru, suara jantung S0, S/ tunggal, tak ada mur-mur,

tekanan darah 00>&=> mm7g, nadi 0>: F &menit.

2)  Eutrisi *lien biasa makan tiga kali sehari dengan porsi cukup. *eluarga

mengetahui diit rendah garam untuk anaknya. Minum air putih dan susu

sejumlah sekitar 2-4 gelas&hari. 5erat badan 0: kg, Panjang 5adan 0>/ #m,

lingkar lengan atas 0= #m, turgor kulit tegang pada abdomen, oedema relatif

grade I ekstremitas bawah. Mukosa mulut lembab, tidak terjadi hipersali%asi,

0+

Page 16: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 16/29

tidak terdapat stoma, bising usus G tidak meningkat. Barna kulit agak pucat,

konjungti%a anemis.

Pemeriksaan darah 5)E 09 mg&dl 0>-/>

Serum #reat 0,/ mg&dl >,9-0,2

 Ea 02> mmol&l 02+-049

* 2,> mmol&l 2,+-+,/

lbumin /,> gr&dl 2,/ @2,+

#holesterol 9:0 mgr&dl 0+>-/+>

3) 6liminasi *lien berak 0- / F&hari, konsistensi lunak, warna feces kuning.

*encing 2-+ F & sehari, jumlah sedikit, warna urine kekuningan agak keruh,

<umlah 04+> ml&/4 jam, tidak ada keluhan saat kencing.

Pemeriksaan fisik bladder kosong, tidak ada skibala. Scrotum membesar

simetris dan terdapat luka.

Pemeriksaan urine lbumin G G G G

6ritrosit 2 @ 4

1eukosit 2 @ 4

5akteri gram -

4) kti%itas dan istirahat *lien biasanya sekolah dan bermain dengan teman-

temannya pada siang hari dan tidak tidur siang. $idur malam jam /0.>> @ >+.2>

BI5. Saat di rumah sakit klien bermain di tempat tidur sendirian.$idur malam

 jam /0.>> @ >+.2> BI5. $ak ada kebiasaan khusus saat tidur dan tidak ada

keluhan saat tidur.

5) Proteksi *lien telah mendapat imunisasi lengkap saat bayi. $erdapat luka dan

 bengkak pada skrotum kira-kira 0 cm/ berwarna kemerahan.

09

Page 17: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 17/29

6) Penginderaan *lien mampu melihat dan mendengar dengan baik, perabaan

 baik, pengecap dan penghidu baik. 'isorientasi tidak ada. *lien merasa nyeri

 pada lokasi pemasangan infus dan pada scrotum saat digerakkan atau dipegang.

7) #airan dan elektrolit $erdapat asites sejak 0 bulan yang lalu, oedema pada

ektremitas grade I, pada wajah dan palpebra dan scrotum.

8) 3ungsi neurologis *ontrol terhadap pergerakan tubuh baik, kesadaran

composmentis, klien takut jika akan dilakukan tindakan keperawatan terutama

yang menimbulkan sakit.

9) 3ungsi endokrin tidak ada gangguan pada fungsi endokrin.

Pemeriksaan fisik tidak pembesaran kelenjar tiroid.

b. *ebutuhan konsep diri *lien malu bertemu dengan temannya jika sedang sakit,

karena badannya bengkak dan jelek.

c. *ebutuhan fungsi peran *lien tidak bisa sekolah dan tidak dapat bermain dengan

temannya seperti biasanya.

d. *ebutuhan interdependen *lien tidak dapat berakti%itas mandiri seperti mandi,

makan, berpakaian. Semua akti%itas dibantu ibunya. *lien menunjukan kesedihan

karena tak dapat bermain sepeda seperti biasanya.

0/ Pengkajian stimuli

a. *ultur *lien dari suku <awa, beragama Islam, penghasilan orang tua cukup, biaya

 perawatan rumah sakit ditanggung askes.

b. *eluarga *lien masih sekolah, peran sebagai anak dengan tugas belajar.

c. $ahap perkembangan *lien berusia = tahun, jenis kelamin laki-laki, riwayat

keluarga tidak ada yang menderita nefrotik sindrome.

0=

Page 18: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 18/29

d. Integritas modes adaptif @ fisiologis. Sindroma nefrotik belum jelas diketahui

 penyebabnya, tetapi diduga akibat autoimun. Sindrom ini ditandai dengan

 peningkatan permiabilitas glomerulus yang mengakibatkan proteinuria masif

sehingga terjadi hipoproteinemia. kibatnya tekanan onkotik plasma menurun dan

terjadi pergeseran cairan dari intra%askuler ke intestisial yang ditandai dengan

edema pada seluruh tubuh yang tergantung pada derajat permeabilitas tersebut.

Holume plasma, curah jantung dan kecepatan filtrasi glomerulus berkurang

mengakibatkan retensi natrium. 7ipoalbuminemia merangsang sintesa protein di

hepar, sehingga terjadi peningkatan sintesa lipid, lipoprotein dan trigliserida yang

ditandai pula dengan peningkatan cholesterol.

*lien sudah 4 kali dirawat di rumah sakit dengan kasus yang sama. Saat masuk

rumah sakit badan bengkak dan terdapat luka pada srotum dengan warna

kemerahan. *lien mengeluh nyeri pada daerah tersebut. *eluarga tidak mengetahui

awal dari penyakit ini. <ika badannya bengkak klien malu bermain dengan temannya

karena merasa dirinya sangat jelek. *lien tidak dapat sekolah dan tidak dapat

 bermain seperti biasanya.

e. 6fekti%itas *ognator *eluarga tahu penyakit yang diderita anaknya adalah ginjal

dan harus diit rendah garam. Penyakit ini sudah kambuh sebanyak 2 kali ini, dan

segera dibawa ke rumah sakit untuk pengobatan. *eluarga selalu menyiapkan

makanan rendah garam, tetapi saat anak jajan di sekolah tidak dapat dikontrol.

f. *ondisi lingkungan nak sekarang dipasang infus dan mendapatkan injeksi. nak

sering menangis jika didekati perawat, karena takut disuntik.

3. Diagn#sa ke'era,atan 

0:

Page 19: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 19/29

5erdasar hasil pengkajian pengkajian diatas, maka dapar dirumuskan diagnosa

keperawatan sebagai berikut

a. Dangguan integritas kulit scrotum akibat edema dan penekanan

b. !esiko infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh hipoalbumin, edema

c.  Eyeri akut scrotum akibat luka dan edema pada area scrotum.

d. 6dema akibat peningkatan permiabilitas %askuler akibat hipoalbumin.

e. #emas & takut akibat tindakan pengobatan&perawatan

f. Dangguan citra tubuh akibat edema pada seluruh tubuh

4. "eneta'kan tujuan

$ujuan yang diharapkan untuk menyelesaikan masalah klien adalah

a. Integritas kulit terjaga.

b. Menunjukkan proses yang efektif terhadap kekebalan.

c. *lien mampu menunjukkan strategi koping yang efektif terhadap nyeri.

d. #airan tubuh dalam kondisi seimbang.

e. *lien mampu menunjukkan koping efektif terhadap rasa cemas&takut.

f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh.

5. Inter.ensi

$indakan keperawatan yang berhubungan dengan pencapaian tujuan adalah

a. *lien menunjukkan perbaikan luka dan mempertahankan integritas kulit.

a. 1akukan perawatan luka setiap hari.

b. 7indari pakaian yang ketat yang menekan kulit.

c. $opang area yang edema untuk mencegah tekanan.

d. 5ersihkan kelopak mata yang edema dengan normal saline dan lap lembut.

e. <aga kulit tetap dalam kondisi kering, jika perlu beri talk.

08

Page 20: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 20/29

Page 21: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 21/29

g. 5erikan diuretik dan kortikosteroid sesuai dengan ketentuan.

e. *lien mampu menunjukkan koping yang efektif terhadap rasa cemas&takut.

a. Siapkan anak sebelum melakukan tindakan dengan menjelaskan prosedur.

b. 5iarkan keluarga tetap mendampingi anak selama prosedur tindakan

c. 5erikan akti%itas pengalihan&bermain untuk mengurangi cemas.

d. 5erikan tindakan yang membuat anak nyamanmusik, humor, mainan

e. 5erikan kepercayaan kepada orang tua dan anak 

f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh.

a. $unjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema.

b. <elaskan pada anak dan orangtua bahwa gejala yang berhubungan dengan terapi

steroid akan hilang bila obat dihentikan.

c. jak anak bermain dengan anak yang seusia dan yang tidak terinfeksi sesuai

dengan batas toleransi akti%itasnya.

d. 5erikan umpan balik yang positif terhadap perilaku yang adaptif.

e. Dali minat klien terhadap permainan.

6. E.aluasi/

6%aluasi merupakan tindakan mengkaji ulang respon dan kondisi klien setelah

tindakan keperawatan dilakukan berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. 7asil

e%aluasi dari masalah-masalah klien tersebut diatas adalah

a. Integritas kulit tetap terjaga dan terjadi penyembuhan luka pada scrotum.

b. $idak didapatkan tanda dan gejala infeksi.

c. *lien mampu menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri dengan melakukan

teknik distraksi dan relaksasi secara terbimbing atau mandiri.

/0

Page 22: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 22/29

d. #airan tubuh dalam kondisi seimbang yang ditandai dengan tidak adanya edema dan

tidak terdapatnya albumin dalam urine.

e. *lien mampu menunjukkan koping efektif terhadap rasa cemas&takut, dan

melakukan akti%itas secara mandiri sesuai dengan toleransinya.

f. *lien menunjukkan respon positif terhadap citra tubuh yang ditunjukkan dengan

hilangnya rasa malu dan keyakinan bahwa edemanya akan sembuh setelah

 pengobatan.

//

Page 23: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 23/29

BAB I!

PE"BAHASAN

"Model adaptasi !oy" merupakan salah satu " grand teori" keperawatan yang

menekankan manusia sebagai sistem adaptasi yang senantiasa terus menerus menerima

stimulus dari lingkungan. Manusia merupakan makhluk biopsikososial yang memiliki

sistem adaptif untuk berintegrasi secara konstan dengan perubahan lingkungan sehingga

mampu melakukan penyesuaian secara efektif. Sistem adaptif manusia terdiri dari

subsistem regulator dan kognator yang ditunjukkan dengan empat model adaptasi yang

meliputi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

daptasi adalah proses meningkatkan integritas fisiologi, psikologi dan sosial,

yang dinyatakan secara langsung sebagai kemampuan melaksanakan tujuan untuk

kelangsungan hidup dan perkembangan, yang dikenal dengan kesempurnaan dan

kesatuan

1ingkungan yang mempengaruhi manusia merupakan kombinasi lingkungan

internal dan eksternal yang terdiri dari stimulus fokal, kontekstual dan residual. Praktek

keperawatan merupakan upaya perawat untuk membantu klien meningkatkan adaptasi

terhadap perubahan lingkungan sehingga tercapai kondisi sehat&adaftif.

Pada semua bidang praktek keperawatan konsep model !oy dapat diterima

sebagai acuan, walaupun kurang memandang keperawatan sebagai fasilitator atau

metode yang dapat menelaah semua konsep sentral keperawatan, karena konsep model

!oy lebih berfokus pada manusia dan lingkungan adaptasinya.

Penerapan teori "model adaptasi !oy" dalam praktek keperawatan, perawat

melakukan dua tahap pengkajian, yaitu pengkajian perilaku dan pengkajian stimulus.

Pada kasus anak dengan diagnosa medis "sindroma nefrotik" yang mengalami

/2

Page 24: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 24/29

hospitalisasi, pengkajian fisiologi terutama yang berhubungan dengan perubahan status

keseimbangan cairan dan elektrolit yang mempengaruhi seluruh sistem tubuh. 'alam

hal ini anak menunjukkan tanda edema pada ekstremitas, palpebra, perut dan scrotum,

serta hipoalbuminemia dan peningkatan cholesterol. Pengkajian konsep diri

menunjukkan perasaan malu karena badannya bengkak. Pengkajian fungsi peran klien

tidak bisa sekolah dan bermain dengan temannya seperti biasanya. Pengkajian

interdependensi yaitu klien tidak dapat berakti%itas secara mandiri.

Pada pengkajian terhadap stimulus klien adalah anak usia sekolah yang mulai

mengembangkan rasa industri dan mengembangkan akti%itas fisik untuk kebutuhan

 pertumbuhan dan perkembangnnya. *lien mengalami peningkatan permeabilitas

membran glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan proteinuria secara masif.

sehingga terjadi hipoproteinemia. *ondisi ini menyebabkan beberapa tanda seperti pada

 pengkajian perilaku. Sementara keluarga hanya tahu penyakit yang diderita anaknya

adalah ginjal dan menjalankan diit rendah garam. dapun akibat hospitalisasi anak

sering menangis jika didekati perawat, karena takut disuntik dan tidak dapat

menjalankan peran untuk membentuk kemandirian.

5erdasar hasil pengkajian perilaku dan stimuli maka dirumuskan diagnosa

keperawatan yaitu dari modes fisiologis meliputi 0 Dangguan integritas kulit

scrotum akibat edema dan penekanan, / !esiko infeksi akibat penurunan daya tahan

tubuh hipoalbumin, edema, 2 Eyeri akut scrotum akibat luka dan edema pada area

scrotum, dan 4 6dema akibat peningkatan permeabilitas %askuler akibat hipoalbumin.

Pada modes konsep diri terdapat gangguan citra tubuh akibat edema pada seluruh tubuh

Pada modes interdependen terdapat cemas&takut akibat tindakan pengobatan&perawatan

/4

Page 25: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 25/29

$ujuan dan inter%ensi keperawatan menurut adalah untuk meningkatkan

kemampuan klien dalam mengelola stimuli sehingga mencapai kondisi yang adaptif

 pada seluruh modes adaptif. $indakan keperawatan untuk mengelola stimuli pada kasus

anak dengan sindrome nefrotik tindakan adalah

1. 5erhubungan dengan stimulus fokal & penyebab langsung sakit, adalah

a. Mengukur dan mengatur cairan yang masuk dan keluar.

b. Melibatkan keluarga dalam melakukan prosedur dengan menjelaskan setiap

 prosedur yang asing bagi anak serta melakukan akti%itas pengalihan&bermain

untuk mengurangi cemas dan nyeri.

c. Menunjukkan aspek positif dari penampilan dan bukti penurunan edema dan

menjelaskan gejala edema akan hilang setelah pengobatan.

d. Menjauhkan anak dari sumber infeksi, baik pengunjung, alat atau klien lain.

e. Melakukan perawatan luka secara hati-hati.

2. 5erhubungan dengan konstektual & stimulus yang menunjang terjadinya sakit faktor 

 presipitasi

a. Menghindari semua yang menekan kulit pakaian yang ketat, tempat tidur.

b. Menjaga kebersihan kulit terutama yang mengalami edema.

c. Memantau tanda infeksi suhu tubuh

d. Menyiapkan anak sebelum prosedur yang menyebabkan nyeri kenyamanan.

e. Mengajak anak bermain sesuai dengan batas toleransinya yeri.

3. 5erhubungan dengan stimulus residual &sikap, keyakinan dan pemahaman indi%idu

a. Mengajari anak tentang nyeri, dan memastikan bahwa nyeri&sakit bukan suatu

hukuman.

b. Menjelaskan anak bahwa bermain dapat dilakukan meskipun sakit.

/+

Page 26: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 26/29

6%aluasi merupakan tindakan mengkaji ulang respon dan kondisi klien setelah

tindakan keperawatan yang dilakukan berdasar pada tujuan yang telah ditetapkan. Pada

kasus anak yang mengalami hospitalisasi sesuai dengan "Model daptasi !oy", maka

hasil e%aluasi adalah klien menunjukkan kemampuan koping yang efektif terhadap

integritas kulit, kekebalan tubuh, nyeri, keseimbangan cairan tubuh, cemas & takut dan

citra tubuh. *emampuan aaptif tersebut ditunjukkan dengan penyembuhan luka dan

hilangnya nyeri, cemas&takut , edema serta tidak didapatkannya albumin dalam urine.

*lien juga dapat melakukan akti%itas bermain dan akti%itas lain secara mandiri.

/9

Page 27: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 27/29

BAB !

PENUTUP

A. esim'ulan

5erdasarkan hasil pembahasan teori "Model daptasi !oy" dan kasus anak yang

mangalami hospitalisasi dengan sindrome nefrotik, dapat disimpulkan bahwa anak

adalah manusia yang berkembang dan memiliki sistem adaptasi seperti dalam konsep

!oy. nak memiliki lingkungan internal dan eksternal dengan tiga tingkat adaptasi

stimulus yaitu fokal, konstektual dan residual. 1ingkungan internal utama yang

mempengaruhi anak pada kasus sindroma nefrotik adalah peningkatan permeabilitas

gromerulus yang menyebabkan hipoalbuminemia. Sedangkan lingkungan eksternal

utama yang mempengaruhi anak adalah masuk rumah sakit serta tindakan perawatan

dan pengobatan yang menyakitkan.

kibat perubahan lingkungan tersebut anak melakukan mekanisme koping yang

meliputi 4 modes adaptif yaitu fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdendensi.

Mekanisme koping tersebut terutama ditunjukkan dengan adanya edema, perasaan

malu, keterbatasan bermain dan keterbatasan kemandiriannya. Mekanisme koping anak

oleh !oy harus dikaji melalui pengkajian perilaku.

Perubahan beberapa perilaku & respon dalam keperawatan dirumuskan dalam

diagnosa keperawatan yang merupakan label & nama dari beberapa gejala dan tanda

mekanisme koping. 'iagnosa keperawatan pada kasus diatas antara lain edema karena

 permeabilitas %askuler meningkat akibat hipoalbumin, ganguan citra tubuh akibat

edema dan perasaan takut akibat tindakan yang menyakitkan.

/=

Page 28: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 28/29

Masalah @ masalah yang dihadapi anak menurut !oy harus dilakukan inter%ensi

dengan tujuan meningkatkan kemampuan mekanisme koping indi%idu agar adaptif.

Inter%ensi tersebut antara lain melalui tindakan mengukur dan mengatur cairan yang

masuk dan keluar, melibatkan keluarga dalam melakukan prosedur dengan menjelaskan

setiap prosedur yang asing bagi anak serta melakukan akti%itas pengalihan&bermain

untuk mengurangi cemas dan nyeri, menunjukkan aspek positif dari penampilan dan

 bukti penurunan edema dan menjelaskan gejala edema akan hilang setelah pengobatan,

menjauhkan anak dari sumber infeksi, baik pengunjung, alat atau klien lain serta

melakukan perawatan luka secara hati-hati.

Sedangkan hasil e%aluasi setelah dilakukan inter%ensi adalah klien menunjukkan

kemampuan koping yang efektif terhadap integritas kulit, kekebalan tubuh, nyeri,

keseimbangan cairan tubuh, cemas & takut dan citra tubuh , yang ditandai dengan

 penyembuhan luka dan hilangnya nyeri, cemas&takut , edema serta tidak didapatkannya

albumin dalam urine. *lien juga dapat melakukan akti%itas bermain dan akti%itas lain

secara mandiri.

/:

Page 29: roy ala yani.rtf

7/21/2019 roy ala yani.rtf

http://slidepdf.com/reader/full/roy-ala-yanirtf 29/29

DA$TAR PUSTAA

3itApatrick, <oyce. <. C nn, 1.Bhall. 08:8. Conceptual Models of Nursing – Analysis and Application. )S ppleton C 1ange

Deorge, <ulia.5. 088+. Nursing Theories – The Base for Profesional Nursing

 Practice. 4rd  6dition. )S ppleton C 1ange

Marriner, . />>0.  Nursing Theories and Their Work . Indiana Mosby #ompany

Meleis, faf.I. 088=. Theoretical Nursing : Developent and Progress/ 2rd 6dition.

Philadelphia 1ippincott-!a%en Publisher 

!eed, Shearer.C Eicol />>2. Perspectives on Nursing Theory. Philadelphia

1ippincott Billiams C Bilkins.

!oy, S.#. and 7eather, . . 0880. The !oy Adaptation Model – the Definitive

 "tateent / )S ppleton C 1ange

$omey, Marriner dan lligood 088: Nursing Theorists and their Work# Philadelphia

Mosby

  />>9. Nursing Theorists and their Work# SiFth

edition. Philadelphia Mosby

Bong, 'onna 1.0889. Wong and Whaley$s Clinical Manual %f Pediatric Nursing&

4&6. Philadelphia Mosby-Jear 5ook.

/8