Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

24
KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Perspektif Keperawaan Anak”. Makalah ini dibuat untuk memahami konsep dasar dan perspektif keperawatan anak. Sekalipun penulis telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga, dan waktu agar tulisan ini menjadi lebih baik, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis dengan senang hati menerima saran dan kritikan yang bersifat membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Akhirnya pada-Nya jualah kita berserah diri semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis.

Transcript of Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Page 1: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah dengan judul “Perspektif Keperawaan Anak”.

Makalah ini dibuat untuk memahami konsep dasar dan perspektif

keperawatan anak. Sekalipun penulis telah mencurahkan segenap pemikiran, tenaga,

dan waktu agar tulisan ini menjadi lebih baik, penulis menyadari bahwa makalah ini

masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu penulis dengan senang hati menerima

saran dan kritikan yang bersifat membangun demi untuk kesempurnaan makalah ini.

Pada kesempatan ini, penulis juga ingin mengucapkan rasa terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan makalah ini. Akhirnya

pada-Nya jualah kita berserah diri semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

khususnya bagi penulis.

Padang, 21 Februari 2010

Penulis

Page 2: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

DAFTAR ISI

Halaman depan ........................................................................................................i

Kata Pengantar ................……………………………………………………….....ii

Daftar Isi ...........................…………………………………………………….......iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........…………………………………………………………...1

1.2Rumusan Masalah ....………………………………………………………….....1

1.3 Tujuan .......……………………………………………………………………...1

BAB II ISI

2.1 Kesehatan Selama Masa Kanak-Kanak............................................................... 2

2.2 Masyarakat Sehat Tahun 2010.............................................................................2

2.3 Mortalitas dan Morbiditas pada Bayi dan Anak-Anak........................................ 2

2.4 Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia............................................... 5

2.5 Pengaruh Budaya, Agama Dan Kepercayaan Kesehatan Anak...........................5

2.6 Keperawatan Pediatrik......................................................................................... 6

2.7 Filosofi Asuhan....................................................................................................6

2.8 Peran Perawat Pediatrik....................................................................................... 7

2.9 Berpikir Kritis Dan Proses Keperawatan Anak Dan Keluarga............................9

BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................11

3.2 Saran ...................................................................................................................11

DAFTAR KEPUSTAKAAN ..................................................................................12

Page 3: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan adalah suatu keadaan sejahterah fisik, mental, dan social yang

komplet bukan semata-mata terbebas dari penyakit. Selain definisi luas ini, kesehatan

secara tradisionil dinilai dengan memperhatikan mortalitas dan morbiditas selama

periode tertentu. Sebagai salah satu indikator kesehatan adalah derejat kesehatan anak

Derajat kesehatan anak ini tidak liuput dari peran dari seorang perawat dalam

memberikan asuhan keperawatan baik pada anak, maupun keluarga atau orang tua

anak. Upaya asuhan keperawatan pada anak tidak hanya berfokus pada pemberian

asuhan kuratif dan rehabilitatif tetapi juga mencakup aspek promotif dan preventif.

Untuk menjadi seorang perawat profesional yang mampu menjalankan peran

dan fungsinya khususnya pada asuhan keperawatan anak, maka seorang calon

perawat perlu mengetahui perspektif dari keperawatan anak.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini masalah yang dibahas adalah :

1. Kesehatan selama masa kanak-kanak

2. Masyarakat sehat tahun 2010

3. Mortalitas dan morbiditas pada bayi dan anak-anak

4. Evolusi pelayanan kesehatan anak di indonesia

5. Pengaruh budaya, agama dan kepercayaan kesehatan anak

6. Keperawatan pediatrik

7. Filosofi asuhan

8. Peran perawat pediatrik

9. Berpikir kritis dan proses keperawatan anak dan keluarg

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami konsep dasar dan

perspektif keperawatan anak.

Page 4: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

BAB II

ISI

2.1 Kesehatan Selama Masa Kanak-Kanak

WHO mendefinisikan kesehatan adalah suatu keadaan sejahterah fisik,

mental, dan social yang komplet bukan semata-mata terbebas dari penyakit. Selain

definisi luas ini, kesehatan secara tradisionil dinilai dengan memperhatikan mortalitas

dan morbiditas selama periode tertentu.

Informasi mengenai mortalitas dan morbiditas penting bagi perawat. Data

tersebut memberikan informasi signifikan tentang :

1. Penyebab kesakitan dan kematian

2. Kelompok usia beresiko tinggi terhadap gangguan atau bahaya

tertentu

3. Kemajuan pengobatan dan pencegahan

4. Area tertentu dalam konseling kesehatan

2.2 Masyarakat Sehat Tahun 2010

Masyarakat sehat 2010 ditetapkan berdasarkan inisiatif untuk melanjutkan

masyarakat sehat 2000. Tujuan dan sasaran untuk masyarakat sehat 2010 ini

dikembangkan melalui suatu proses konsultasi luas yang dicirikan oleh kolaborasi

dan partisipasi masyarakat.

Dua tujuan yang saling tumpang tindih telah diajukan untuk masyarakat

sehat 2010 yaitu (1) meningkatkan usia hidup sehat (2) menghilangkan kesenjangan

kesehatan. Dua tujuan ini akan didukung oleh empat tujuan yang berkaitan dengan

meningkatkan prilaku sehat, perlindungan kesehatan, menjamin akses ke pelayanan

kesehatan berkualitas dan menekankan pencegahan di komunitas.

2.3 Mortalitas dan Morbiditas pada Bayi dan Anak-Anak

MORTALITAS

Page 5: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Gambaran tingkat kejadian untuk peristiwa seperti kematian pada anak sering disebut

sebagai statistik vital. Statistik mortalitas menggambarkan insiden atau jumlah

individu yang meninggal selama periode waktu tertentu. Ini biasanya disajikan

sebagai angka per 100000 karena frekuensi kejadiannya yang rendah.

Mortalitas Bayi

Angka mortalitas bayi adalah jumlah kematian per 1000 kelahiran hidup selama tahun

pertama kehidupan. Angka ini kemudian dibagi menjadi mortalitas neonatal (usia <

28 hari) dan mortalitas pascanatal (usia 28 hari sampai 11 bulan).

Berat badan lahir dianggap sebagai penentu utama kematian neonatus di negara

teknologi maju dan sangat berkaitan dengan usia gestasi (Ventura dkk,1998).

Hubungan antara berat badan lahir (dan usia gestasi) dan mortalitas menunjukkan

bahwa makin rendah berat badan lahir, makin tinggi mortalitasnya.

Akses dan penggunaan asuhan pranatal kualitas tinggi adalah strategi pencegahan

satu-satunya yang paling menjanjikan untuk menurunkan kelahiran dini dan

mortalitas bayi. Faktor lain yang meningkatkan resiko mortalitas bayi meliputi ras

kulit hitam, gender laki-laki, gestasi pendek atau panjang, urutan kelahiran (semua

kecuali urutan kedua), usia maternal (sangat muda atau tua), dan tingkat pendidikan

ibu rendah (Avery dan First, 1994).

Jumlah kematian yang terjadi dalam tahun pertama kehidupan secara proporsional

masih tinggi jika dibandingkan dengan angka kematian usia lain. Empat penyebab

utama kematian bayi berusia kurang dari 1 tahun : anomali kongenital, gangguan

yang berhubungan dengan gestasi pendek dan berat badan lahir rendah yang tidak

khas, sindrom kematian bayi mendadak, dan sindrom distres pernafasan.

Mortalitas masa kanak-kanak

Untuk anak berusia lebih dari 1 tahun, angka kematiannya lebih kecil dari angka

kematian bayi. Anak usia 5 sampai 14 tahun mempunyai angka kematian yang lebih

rendah. Namun, peningkatan tajam terjadi selama masa remaja akhir, terutama karena

cedera, pembunuhan, dan bunuh diri.

Page 6: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Setelah usia 1 tahun terdapat perubahan dramatik dalam penyebab kematian, yaitu

cedera yang tidak disengaja. Selain itu, kematian akibat kekerasan telah meningkat

secara tetap di antara individu usia muda 10 sampai 25 tahun.

Penurunan utama angka kematian dalam masa kanak-kanak adalah kematian yang

disebabkan oleh penyakit gastrointestinal, penyakit infeksi, kondisi perinatal,

neoplasma dan cedera. Tidak adanya penyalit infeksi sebagai penyebab utama

kematian membuktikan bahwa agens antibiotik dan imunisasi telah berperan dalam

penurunan angka mortalitas.

Cedera penyebab utama kematian pada anak berusia lebih dari 1 tahun, bertanggung

jawab untuk lebih banyak kematian dan kecacatan pada anak daripada kombinasi

semua penyebab penyakit. Terdapat tuntutan untuk mengenal cedera dan

pencegahannya dalam istilah host (orang yang dikenai), lingkungan (waktu dan

tempat), dan agens (objek yang menjadi penyebab langsung).

Tenggelam adalah penyebab utama kedua kematian akibat cedera pada anak laki-laki

dan ketiga pada anak perempuan usia 1 sampai 24 tahun. Luka bakar adalah

penyebab utama kematian kedua akibat cedera pada anak perempuan dan ketiga pada

anak laki-laki usia 1 sampai 14 tahun

Penggunaan senjata apai yang tidak tepat adalah penyebab utamakeempat kematian

akibat cedera pada anak laki-laki dan perempuan usia 5 sampai 24 tahun. Asfiksia

mekanis seringkali menjadi penyebab utama kematian akibat cedera pada bayi.

Keracunan menyebabkan sejumlah besar cedera pada anak di bawah usia 4 tahun,

tetapi keracunan adalah penyebab utama ketiga kematian akibat cedera pada laki-laki

dan kedua pada perempuan (biasanya karena bunuh diri) pada kelompok usia 15

sampai 24 tahun.

Tanggung jawab keperawatan yang utama adalah mengantisipasi dan mengenali

kapan tindakan keselamatan dilakukan. Aspek preventif dalam asuhan anak adalah

bagian dari promosi kesehatan yang terus menerus selama masa kanak-kanak.

MORBIDITAS

Prevalensi penyakit khususdalam populasi pada waktu tertentu dikenal sebagai

statistik morbiditas.

Page 7: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Morbiditas masa kanak-kanak

Penyakit akut dapat didefinisikan sebagai gejala cukup berat sehingga membatasi

aktivitas atau memerlukan pertolongan medis. Morbiditas masa kanak-kanak

disebabkan antara lain oleh penyakit pernafasan, infeksi dan parasit, cedera dan pilek

sebagai penyakit utama masa kanak-kanak.

Kelompok anak khusus yang mengalami peningkatan morbiditas – anak tunawisma,

anak yang hidup miskin, anak berat badan lahir rendah, anak dengan penyakit kronik,

anak yang diadopsi berasal dari negara lain, dan anak di pusat day care. Aspek paling

penting dari morbiditas adalah derajat ketidakmampuan yang diakibatkannya

(disabilitas).

Pendidikan orang tua mengenai tipe penyakit di masa kanak-kanak dan pengenalan

gejala yang memerlukan pengobatan adalah bagian penting dalam asuhan

keperawatan.

Morbiditas baru

Anak menghadapi masalah prilaku, sosial (keluarga), dan pendidikan yang dapat

mengganggu kesehatan mereka secara bermakna. Masalah ini disebut sabagi

morbiditas baru atau penyakit sosial pediatrik.

2.4 Evolusi Pelayanan Kesehatan Anak Di Indonesia

Sebelum abad ke-19, kesehatan anak kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak.

Jumlah tenaga kesehatan terutama dokter dan bidan sangat sedikit, sementara

epidemik terjadi di banyak tempat dan tidak ada kontrol. Selain itu, buku - buku

informasi tentang kesehatan anak sangat sedikit.

Hambatan serius dalam pelayanan kesehatan anak adalah :

1. Hambatan finansial yang menghambat keterjangkauan pelayanan

2. Hambatan sistem, seperti melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan

3. Hambatan pengetahuan, seperti kurang memahami perlunya mengawasi

pranatal atau anak atau ketidaksadaran tentang ketersediaan pelayanan.

Tujuan pelayanan kesehatan saat ini adalah memperbaiki akses anak dan keluarga ke

pelayanan kesehatan.

Page 8: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

2.5 Pengaruh Budaya, Agama Dan Kepercayaan Kesehatan Anak

Nilai budaya sangat berpengaruh pada kesehatan anak,contohnya pada pemberian

makanana,pakaian,sekolah ,pola asuh dan pola didik.Masih banyak yang memiliki

anggapan yang salah dalam pemberian makanan pada anak ,separti pantangan makan

telur,pantangan makan ikan,dan sebagainya. Agama sangat berpengaruh dalam

kesehatan anak, contohnya untuk kesehatan mental,jasmani dan rohani anak tersebut.

2.6 Keperawatan Pediatrik

Keperawatan bayi dan anak sesuai dengan definisi keperawatan yaitu ”diagnosis dan

penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial”.

Definisi ini mencakup empat gambaran esensial tentang praktik keperawatan

kontemporer :

1. Perhatian pada rangkaian pengalaman dan respons manusia terhadap

kesehatan dan penyakit tanpa terbatas pada orientasi berfokus-masalah.

2. Integrasi data objektif dengan pengetahuan yang didapat dari pemahaman

tentang pengalaman subjektif pasien atau kelompok.

3. Penerapan pengetahuan ilmiah pada proses diagnosis dan pengobatan.

4. Penetapan hubungan caring yang menfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.

2.7 Filosofi Asuhan

1. Perawatan Berfokus pada anak

Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengingat anak

bagian dari keluarga.

Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu

keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau

sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak (Wong, perry, 2002)

Perawat yang bertindak sebagai pemberi pelayanan keperawatan hendaknya

berfokus pada keluarga, dengan memperhatikan kemampuan dalam

menentukan kekuatan dan kelemahan untuk dijadikan acuan dalam

pemberian pelayanan keperawatan.

Page 9: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Untuk itu dalam pemberian askep diperlukan keterlibatan keluarga. Hal ini

sangat penting, mengingat anak selalu membutuhkan orangtua selama di

rumah sakit.

Perawat dengan menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan

pada anak yang sakit selama di rumah sakit.

2. Atraumatic Care

Atraumatic Care adalah perawatan yang tidak menimbulkan adanya trauma

pada anak dan keluarga.

Atraumatic Care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan kepada

anak dan kelurga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan

keperawatan yang diberikan, seperti memperhatikan dampak tindakan yang

diberikan dengan melihat prosedur tindakan yang kemungkinan berdampak

adanya trauma.

Untuk mencapai perawatan ada beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh

perawat antara lain :

Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga.

Meningkatkan kemampuan orangtua dalam mengontrol perawatan

pada anak.

Mencegah atau mengurangi cedera dan nyeri

Tidak melakukan kekerasan pada anak.

Modifikasi lingkungan fisik.

3. Manajemen Kasus

Pengelolaan kasus secara komprehensif adalah bagian utama dlm

pemberian askep secara utuh, melalui upaya pengkajian, penentuan

diagnosis, perencanaan, pelaksnaan , dan evaluasi dari berbagai kasus

baik akut maupun kronis.

Kemampuan perawat dalam mengelola kasus secara baik tentu

berdampak dalam proses penyembuhan pada anak, mengingat anak

memiliki kebutuhan yang spesifik dan berbeda satu dengan yang lain.

Page 10: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Keterlibatan orangtua dalam pengelolaan kasus sangat dibutuhkan,

karena proses perawatan di rumah adalah bagian tanggung jawabnya

dgn meneruskan program di rumah sakit.

2.8 Peran Perawat Pediatrik

1. Hubungan terapeutik

Dalam hubungan terapeutik, caring, batasan yang didefinisikan dengan baik,

memisahkan perawat dari anak dan keluarga. Batasan ini bersifat positif dan

profesionaldan akan meningkatkankendali keluarga atas perawatan kesehatan anak

(Rushton, McEnhill dan Amstrong, 1996; Barnsteiner dan Gillis-Donovan, 1990).

Keduanya, baik perawat maupun keluarga diberdayakan, dan komunikasi yang

terbuka dipertahankan.

2. Advokasi/caring keluarga

Sebagai advokat, perawat membantu anak-anakdan keluarga mereka dalam

menentukan berbagai pilihanyang diberitahukandan bertindak dalam memberikan

yang terbaik kepada anak. Advokasi itu meliputi jaminan bahwa keluarga akan

mengetahui semua pelayanan kesehatan yang tersedia, diinformasikan secara tepat

tentang pengobatan dan prosedurnya, dilibatkan dalam perawatan anak, dan

didorong untuk berubah atau mendukung praktik pelayanan kesehatan yang ada.

3. Pencegahan penyakit / Promosi kesehatan

Setiap perawat yang terlibat dalam perawatan anak harus mempraktikkan

kesehatan preventif. Tanpa memerhatikan masalah yang telah diidentifikasi, peran

perawat adalah untuk merencanakan asuhan yang mengembangkan setiap aspek

pertumbuhan dan perkembangan.

Ketika masalah teridentifikasi, perawat bertindak untuk mengintervensi secara

langsung atau merujuk keluarga ke individu atau lembaga kesehatan lainnya.

Pendekatan terbaik untuk pencegahan adalah pendidikan dan pedoman antisipasi.

4. Penyuluhan kesehatan

Penyuluhan ini melibatkan transmisi informasi pada tingkat pemahaman anak dan

keluarga dan kebutuhan mereka terhadap informasi. Perawat berfokus pada

Page 11: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

pemberian penyuluhan kesehatan yang tepat dengan umpan balik dan evaluasi

yang tulus untuk meningkatkan pembelajaran.

5. Dukungan / konseling

Dukungan dapat diberikan dengan cara mendengar, menyentuh, dan kehadiran

fisik. Konseling melibatkan pertukaran pendapat dan ide yang memberi dasar

untuk pemecahan masalah bersama. Konseling melibatkan dukungan, penyuluhan,

teknik untuk mendorong ekspresi perasaan dan pikiran, dan pendekatan untuk

membantu keluarga mengatasi stres.

6. Peran restoratif

Perawat secara langsung terlibat dalam pemenuhan kebutuhan fisik dan emosi

anak, termasuk makan, mandi, toiletting, berpakaian, keamanan, dan sosialisasi.

Aspek penting restorasi kesehatan adalah pengkajian dan evaluasi status fisik yang

berkesinambungan.

7. Koordinasi / kolaborasi

Perawat, sebagai anggota tim kesehatan, berkolaborasi dan mengkoordinasi

pelayanan keperawatan dengan aktivitas profesional lain. Konsep ”asuhan holistik”

hanya dapat direalisasi melalui penyatuan pendekatan interdisiplin.

8. Pengambilan keputusan etis

Dilema etis muncul ketika pertentangan dari pertimbangan moral mendasari

berbagai alternatif. Orang tua, dokter, perawat dan anggota tim kesehatandapat

memperoleh keputusan berbeda pada nilai moral yang menentangnya. Pertentangan

nilai moral ini meliputi autonomi (hak pasien mengatur diri sendiri), nonmalefience

(kewajiban untuk memperkecil atau mencegah bahaya), beneficence (kewajiban

untuk mempromosikan kesejahteraan pasien), dan keadilan (konsep kesamaan).

Metode pemecahan masalah kesehatan secara sistematis pada keperawatan dikenal

dengan proses keperawatan.

9. Riset

Penekanan saat ini pada hasil yang dapat diukuruntuk menentukan efektivitas

intervensi (sering kali kaitannya dengan biaya) menuntut agar perawat mengetahui

Page 12: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

apakah intervensi klinis menimbulkan hasil positif untuk klien mereka. Tuntutan

ini telah mempengaruhi tren saat ini ke arah praktik berdasarkan penelitian.

10. Perencanaan pelayanan kesehatan

Di masa depan, keperawatan harus memasukkan komponen politik ke dalam

identitas profesional merekadan berupaya untuk mempengaruhi lembaga

pemerintah yang membuat keputusan (Brown, 1996). Standar praktik adalah

tingkat kinerja yang diharapkan dari seorang profesional.

11. Tren masa depan

Pergeseran fokus saat ini dari pengobatan penyakit menjadi promosi kesehatan

akan memperluas peran perawat dalam asuhan ambulatori, dengan pencegahan dan

penyuluhan kesehatan yang mendapat penekanan besar. Fokus asuhan keperawatan

tidak lagi apa yang kita lakukan untuk keluarga, tetapi apa yang kita lakukan dalam

kemitraan dengan mereka (Plotnick dan Presler, 1996).

2.9 Berpikir Kritis Dan Proses Keperawatan Anak Dan Keluarga

Berpikir kritis

Berpikir kritis adalah suatu proses berpikir sistematik yang penting bagi seorang

profesional. Berpikir kritis adalah berpikir dengan tujuandan mengarah sasaran yang

membantu individu membuat penilaian berdasarkan data bukan perkiraan (Alfaro-

LeFevre, 1995). Berpikir kritis dan proses keperawatan adalah krusial untuk

keperawatan profesional karena cara berpikir ini terdiri atas pendekatan holistik untuk

pemecahan masalah. Keterampilan kognitif yang digunakan dalam berpikir kualitas

tinggi memerlukan disiplin intelektual, evaluasi diri, berpikir ulang, oposisi,

tantangan, dan dukungan (Paul,1993). Berpikir kritis mentransformasikan cara

individu memandang dirinya sendiri, memahami dunia, dan membuat keputusan

(Chafee, 1994).

Proses keperawatan

Proses keperawatana adalah suatu metode identifikasi masalah dan pemecahan

masalah yang menggambarkan apa yang sebenarnya dilakukan perawat.

1. Pengkajian

Page 13: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Pengkajian adalah suatu proses kontinu yang dilakukan semua fase pemecahan

masalah dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan.

2. Diagnosis keperawatan

Tahap kedua dari proses keperawatan adalah identifikasi masalah dan diagnosis

keperawatan. Pada fase ini, perawat harus menginterpretasi dan membuat

keputusan tentang data yang dikumpulkan.

Praktik keperawatan terdiri dari 3 dimensi : aktivitas dependen adalah area praktik

keperawatan yang mengandalkan tanggung gugat perawat untuk

mengimplementasikan tindakan yang ditetapkan. Aktivitas interdependen adalah

area praktik keperawatan yang tanggung jawab dan gugat keperawatannya

tumpang tindih dengan disiplin lain seperti kedokteran dan memerlukan kolaborasi

diantara kedua disiplin tersebut. Aktivitas independen adalah area praktik

keperawatan yang merupakan tanggung jawab langsung dari perawat.

3. Perencanaan

Setelah diagnosis keperawatan teridentifikasi, suatu rencana asuhan dibuat dan

hasil atau tujuannya ditetapkan. Rencana asuhan standar adalah rencana yang

cukup luas untuk menghadapi situasi yang dapat dialami pasien dengan masalah

tertentu. Rencana asuhan individual adalah rencana yang ditekankan hanya pada

diagnosis yang berlaku pada situasi pasien tertentu.

4. Implementasi

Fase implementasi dimulai ketika perawat menempatkan intervensi tertentu ke

dalam tindakan dan mengumpulkan umpan balik mengenai efeknya.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah langkah akhir dalam proses pembuatan keputusan. Perawat

mengumpulkan, menyortir, dan menganalis data untuk menetapkan apakah (1)

tujuan telah tercapai (2) rencana memerlukan modifikasi (3) alternatif baru harus

dipertimbangkan.

6. Dokumentasi

Page 14: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

Meskipun dokumentasi bukan salah satu dari lima tahap proses keperawatan,

proses ini penting untuk evaluasi. Evaluasi dilakukan paling baik dengan bukti

tertulis tentang kemajuan pencapaian hasil.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masyarakat sehat 2010 ditetapkan berdasarkan inisiatif untuk melanjutkan

masyarakat sehat 2000. Tujuan dan sasaran untuk masyarakat sehat 2010 ini

dikembangkan melalui suatu proses konsultasi luas yang dicirikan oleh kolaborasi

dan partisipasi masyarakat.

Informasi mengenai mortalitas dan morbiditas penting bagi perawat. Data

tersebut memberikan informasi signifikan tentang penyebab kesakitan dan kematian,

kelompok usia beresiko tinggi terhadap gangguan atau bahaya tertentu, kemajuan

pengobatan dan pencegahan dan area tertentu dalam konseling kesehatan.

Peran perawat pediatrik mencakup hubungan terapeutik, advokasi keluarga,

pencegahan penyakit, penyuluhan kesehatan, konseling, koordinasi, kolaborasi,

pembuat keputusan etis, riset dan perencanaan pelayanan kesehatan. Seorang perawat

pediatrik harus memiliki kemampuan berpikir kritis dalam memberikan asuhan

keperawatan.

Page 15: Tgs 1 (Perspektif Keperawatan Anak)

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

dalam memahami konsep dasar dan perspektif keperawatan anak.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim. 2010. Perspektif Perawatan Anak. (http://blog perawat indonesia.com

diakses tanggal 17 Februari 2010)

Anonim. 2008. Peran Perawat Menuju Indonesia Sehat 2010. (http://blog go

nursing.com diakses tanggal 17 Februari 2010)

Hidayat, A Azis. 2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika:

Jakarta.

Nelson. 1993. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC

Wong, Dona l, dkk. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatric. EGC : Jakarta.