Tetanus Neonatorum

download Tetanus Neonatorum

of 19

description

tetanus neonatorum

Transcript of Tetanus Neonatorum

Tetanus Neonatorum

Tetanus NeonatorumClaudia Rosela GDefinisiTetanus merupakan suatu infeksi akut yang ditandai kondisi spastik paralisis yang disebabkan oleh neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.Tetanus neonatorum merupakan suatu bentuk tetanus generalisasi yang terjadi pada masa neonatalEtiologiPenyakit ini disebabkan oleh infeksi neorutoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan bakteri Clostridium tetani pada masa neonatalUmumnya infeksi terjadi akibat proses partus dan penanganan tali pusat yang kurang steri

EpidemiologiTetanus merupakan suatu masalah kesehatan di berbagai belahan dunia dengan taraf ekonomi rendah. Jumlah kasus tetanus neonatorum dapat dikatakan berbanding terbalik dengan kondisi sosial ekonomi suatu negaraLaki-laki = wanitaIndonesia walaupun belum berhasil mengeliminasi tetanus neonatorum ini, juga telah berhasil menekan secara drastis jumlah kasus penyakit ini. Pada tahun 2010, WHO menyatakan bahwa daerah Jawa dan Bali (59 % dari populasi Indonesia) telah berhasil bebas dari tetanus neonatorumFaktor Resikorendahnya sterilisasi dan kebersihan dari proses partus, penanganan pasca persalinan yang tidak adekuat dan kurangnya pengetahuan dan sosialisasi vaksin tetanus toxoid di berbagai negara miskin dan kurang berkembangadat istiadat setempat (contoh: Beberapa suku di Pakistan sering kali mengoleskan kotoran sapi pada lokasi pemotongan tali pusat)

Gejala KlinisManifestasi awal yang ditemukan adalah malas minum dan menangis yang terus menerusBayi kemudian akan kesulitan hingga tidak sanggup menghisap dan akhirnya mengalami gangguan menyusuKekakuan rahang kekakuan pada wajah (risus sardonicus) Kaku kuduk, disfagia dan kekakuan pada seluruh tubuh

Klasifikasi TetanusStadiumGejala Klinis1. RinganTrismus ringan, spastic tanpa spasme, tanpa disertai disfagia2. SedangTrismus sedang, spasme mulai muncul, disfagia ringan, mulai ada gangguan respiratori, Jumlah napas > 30 x/menit3. BeratTrismus berat, spastic dan spasme seluruh tubuh, disfagia berat, jumlah napas >140x/menit, mulai muncul apneu dan sistem simpatis mulai tergang ditandai takikardi >120x/menit4. Sangat beratStadium 3 ditambah dengan gangguan sistem saraf simpatis berat termasuk sistem kardiovaskulerKomplikasiLaringospasme yaitu spasme dari laring dan/atau otot pernapasan menyebabkan gangguan ventilasi. Fraktur dari tulang punggung atau tulang panjang akibat kontraksi otot berlebihan yang terus menerus. Hiperadrenergik menyebabkan hiperakitifitas sistem saaraf otonom yang dapat menyebabkan takikardi dan hipertensi yang pada akhirnya dapat menyebabkan henti jantung (cardiac arrest). Pneumonia Aspirasi (sering kali terjadi akibat aspirasi makanan ataupun minuman yang diberikan secara oral pada saat kejang berlangsung)

Penatalaksanaanterapi suportif (sedasi, pelemas otot, dsb)mencegah bertambahnya toxin yang mencapai CNS dan berusaha membunuh kuman yang masih dalam bentuk vegetatif untuk mencegah produksi tetanospasmin yang berkelanjutanEliminasi kuman dalam bentuk vegetatif dilakukan dengan membersihkan situs lukaPemberian antibiotik diperlukan untuk membunuh kuman Metronidazole IV (30 mg/kg/hari, dengan dosis maksimal 4 g/hari selama 10-14 hari)Netralisasi toksin dalam sirkulasi dilakukan dengan pemberian Tetanus Immunoglobulin (TIG) 3000-6000 unit dosis tunggal intramuskularATS dapat diberikan dengan dosis 10.000 unit dan pemberiannya dibagi menjadi 2 dosis ( IM, IV)Terapi suportifProtokol pemberian diazepam pada tetanus neonatorum:Pemberian diazepam 10 mg/kg/hari secara IV, atau dengan bolus IV setiap 3-6 jam dengan dosis 0,1-0,2 mg/kg/kali pemberian.Dosis maksimal diazepam : 40 mg/kg/hariPemberian via pipa nasogastric ataupun rectal dapat diberikan apabila jalur infuse belum terpasang (dosis sama dengan IV)Bila frekuensi napas < 30x/menit, dan alat bantu napas tidak tersedia, pemberian diazepam harus dihentikanSetelah 5-7 hari, dosis diazepam dapat dikurangi secara bertahap dan diberikan melalui pipa nasogastrik (dengan asumsi pasien mengalami perbaikan)

Pemberian cairan harus diberikan untuk menggantikan cairan dan elektrolit. Pemberian makanan secara oral dilarang, karena dapat menyebabkan aspirasi, oleh karena itu, nutrisi diberikan secara parenteral atau via nasogastric tube (NGT)PencegahanProses persalinan yang steril yang didukung tenaga medis dan peralatan medis yang mendukungPendidikan dan pengarahan tentang pentingnya persalinan yang steril dan sosialisasi vaksinasi tetanus pada ibu hamil khususnya yang belum mendapat vaksinasi atau dengan riwayat vaksinasi yang belum jelas.Imunisasi pada ibu hamil merupakan fokus primer dalam pencegahan tetanus neonatorum

Vaksin TetanusTabel 2 Rekomendasi jadwal imunisasi tetanus toxoid (TT) dan tetanus dan difteri toxoid (Td) untuk wanita pada masa subur yang belum divaksinasi DosisJadwal PemberianTT1 atau Td1Pada kontak pertama atau sedini mungkin saat kehamilanTT2 atau Td2Paling sedikit 4 minggu setelah dosis pertamaTT3 atau Td36-12 bulan setelah dosis kedua atau pada kehamilan berikutnyaTT4 atau Td41-5 tahun setelah dosis ketiga atau saat kehamilan berikutnyaTT5 atau Td51-10 tahun setelah dosis keempat atau saat kehamilan berikutnyaPrognosisPrognosis bergantung pada masa inkubasi, waktu yang dibutuhkan dari inokulasi spora hingga gejala muncul, dan waktu dari pertama kali munculnya gejala hingga spasme tetanik yang pertama. Tabel 4. Sistem skor untuk menentukan prognosis TetanusNomorFaktor Prognosis1 point0 point1Masa Inkubasi< 7 hari >7 hari2Masa Onset< 2 hari >2hari 3Situs masuk kuman (port of entry)Umbilikus, uterus, luka bakar, fraktur terbuka, injeksi intramuscularSitus lain atau tidak diketahui4Spasme yang muncul mendadak, dan bertambah buruk (paroxysm)YaTidak5Suhu (diukur melalui rectal)>38,4o C38,4o C6Nadi : pada dewasa : pada neonatus : > 120x/menit> 150x/ menit