Tesis Matematika SD Kls V

download Tesis Matematika SD Kls V

of 40

Transcript of Tesis Matematika SD Kls V

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu bangsa sangat ditentukan atau dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan bangsa itu sendiri. Pendidikan adalah suatu masalah yang sangat kompleks dan senantiasa melibatkan tiga unsur yang terpenting didalamnya. Ketiga unsur penting tersebut yaitu pemerintah, guru, dan orang tua siswa. Tidak seorang pun orang tua menginginkan anaknya tidak bersekolah atau berpendidikan lebih tinggi. Namun harus disadari bahwa dalam menempuh suatu pendidikan pada lembaga pendidikan yang telah tersedia memerlukan sarana dan prasarana yang memadai, dan perlu diingat bahwa dalam menempuh pendidikan, kendala yang ditemui saat ini adalah mahalnya biaya pendidikan, sehingga orang tua yang berpenghasilan menengah kebawah tidak mampu menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian jelaslah bahwa program

pemerintah dalam bidang pendidikan agak sukar dapat terwujud sebagaimana yang diinginkan Undang-undang Dasar 1945. Usaha pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia seperti yang tercantum didalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945 dilakukan antara lain menyediakan sarana dan prasasrana pendidikan yang memadai. Seperti membangun gedung sekolah dan menyediakan atau mengangkat guru sesuai dengan profesi yang telah diperolehnya pada jenjang pendidikan

[1]

baik pendidikan menengah maupun tinggi. Perhatian pemerintah itu, telah dijabarkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 yang berbunyi: 1. Tiap-tiap pengajaran. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan warga Negara berhak mendapatkan

suatu system pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang(UUD 1945:7) Sebagaimana pendidikan di diketahui bahwa kehadiran dalam lembaga rangka

tengah-tengah

masyarakat

mencerdaskan kehidupan bangsa mutlak diadakan. Oleh karena itu, pemdidikan sebagai suatu usaha sadar yang bertujuan mengembangkan kepribadian seperti bakat, minat, dan potensipotensi lain yang dimiliki oleh anak didik dapat diaplikasikan pada lembaga-lembaga pendidikan yang diinginkannya. Dalam rangka mengembangkan kepribadian pada setiap anak didik, maka pemerintah menetapkan Undang-Undang nomor 2 Tahun 1989 tentang Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang kelak diharapkan dapat

mengembangkan kepribadian manusia pada setiap lembaga pendidikan yang tersedia seperti jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia pada masa yang akan datang, diharapkan perkembangan pendidikan dari tahun ketahun. Sejalan dengan program tersebut, maka pemerintah tetap memperhatikan dan meninjau kembali setiap 5

[2]

tahun. Seperti yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara pada bidang kesejahtreaan rakyat pendidikan dan kebudayaan pada sub bagian pendidikan poin b dinyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk: Meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggung jawab, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani, juga harus menumbuhkan jiwa patriotisme dan mempertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan kesetiakawanan social serta kesadaran pada sejarah bangssa dan sikap menghargai jasa para pahlawan, serta berorientasi masa depan (GBHN,1993:158). Untuk merealisasikan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka salah satu cara yang paling tepat diterapkan adalah meningkatkan iklim belajar dan mengajar yang dapat

menumbuhkan rasa percaya diri dan budaya belajar dikalangan masyarakat terus dikembangkan agar tumbuh sikap dan perilaku yang kreatif,(GBHN,1993:158). Karena itu, pemerintah dalam hal ini, presiden sangat memperhatikan pendidikan suatu bangsanya, agar terhindar dari buta aksara. Dengan demikian kegiatan itu lebih diperjelas lagi programnya dalam bidang pendidikan. Hal ini diketahui ketika Presiden Soeharto mencanangkan pada tanggal 2

[3]

Mei 1994 sebagai program wajib belajar pendidikan 9 tahun yang pada gilirannya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Sejalan dengan itu, maka pembangunan lima tahun ke enam bertujuan untuk: 1. Menumbuhkan sikap dan tekad kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan lahir batin yang lebih selaras, adil dan merata. 2. Meletakkan landasan pembangunan yang mantap untuk tahap pembangunan berikutnya (GBHN,1993:87) Sementara itu, sasaran umum pembangunan lima tahun keenam adalah tumbuhnya sikap kemandirian dalam diri manusia dam masyarakat Indonesia melalui peningkatan peran serta, efisiensi, dan produktifitas rakyat dalam rangka meningkatkan tarap hidup, kecerdasan, dan kesejahteraan lahir batin

(GBHN,1993:87). Karena itu, untuk mewujudkan program pendidikan yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia yang diharapkan mampu berdampingan dan bersaing dengan bangsa-bangsa lainnya di dunia. Program pengembangan dalam bidang pendidikan terus berjalan dengan pergantian Pimpinan Nasional kita ( Presiden ) dengan sendirinya program Pendidikan juga berubah diantaranya sistem pendidikan kita dimana kurikulumya yang kita pakai ini sudah berubah yaitu dari kurikulum Tahun 1997 , kurikulum 2004

[4]

yaitu KBK ( Kurikulum Berbasis Kompetensi ) dan yang terbaru Tahun 2006 namanya KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan ) ini dilakukan oleh pemerintah sebagai usaha perwujudan melalui upaya meningkatkan rasa ingin terus belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa yang sementara duduk pada bangku sekolah dasar yang terasa memiliki suatu kendala sebagai akibat kurangnya minat belajar bagi setiap siswa, khususnya pada bidang studi matematika. Sebagai akibat kurangnya kesadaran belajar atau minat belajar terhadap bidang studi matematika yang disebabkan oleh beberapa hal antara lain faktor guru, siswa, lingkungan, waktu, sarana, dan prasarana yang sangat menentukanakan tercapainya atau tidaknya prestasi belajar yang lebih optimal bagi setiap siswa SD pada umumnya. Seiring dengan kurangnya minat belajar terhadap mata pelajaran matematika SDN NO. 061 Desa Rumpa Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar B. Perumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Inpres N0. 061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar C. Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang akan dilaksanakan selalu memperhatikan tentang tujuan yang akan dicapai baik yang

[5]

bersifat umum maupun khusus. Adapun tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut: Untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN Inpres No. 061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar D. Manfaat Penelitian Manfaat yang bisa diambil dalampenelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Memberikan sumbangan pemikiran yang lebih baik mengenai pentingnya minat belajar 2. Menjadi bahan bacaan bagi semua orang khususnya pada perpustakaan Unisbar.

[6]

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR Dalam pembahasan bab ini, penulis lebih banyak memfokuskan perhatian pada kegiatan kajian atau tinjauan kepustakaan yang dikutip dari berbagai buku baik langsung maupun tidak langsung dalam pembahasan skripsi ini. Selanjutnya, penulis menguraikan pula kerangka pikir dan hipotesis penelitian. Dengan demikian, dalam bab ini penulis membaggi atas tiga pembahasan utama yang diuraikan secara terperinci serta sistematika sebagai berikut: A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Minat Minat tidak dibawa lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan dipengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minatminat baru. Walaupun minat terahadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat belajar akan membantu seseorang dalam belajar. Mengembangkan minat belajar terhadap sesuatu pada dasarnya siswa melihat bagaimana hubungan antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai individual. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya, bahwa

[7]

belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting, dan bila siswa melihat bahwa hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar ia akan berminat dan bermotivasi untuk mempelajarinya. Menurut Hilgard yang dikutip oleh Slameto (1987:59) bahwa: Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhayikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat belajar pengaruhnya terrhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dalam pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dihapal dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Jika terdapat siswa yang kurang berminat terhadap belajar, dapatlah diusahakan agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita serta kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.

[8]

Selanjutnya Slameto (1987:182) mengemukakan bahwa: Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Dalam proses belajar harus diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau mempunyai motivasi untuk berpikir dan memusatkan

perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar. Beberapa ahli pendidikan berpendapat yang

dikemukakan oleh Slameto (1987:183) bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Misalnya sisswa menaruh minat pada olah raga balap mobil. Sebelum mengajarkan percepatan gerak pengajar dapat menarik siswa dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saja berlangsung kemudian sedikit demi sedikit diarahkan kemateri pelajaran yang sesungguhnya. Disamping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner (1975) dalam Slameto (1987:183) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa. Ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan

[9]

antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa di masa yang akan dating. Rooijakkers (1980) dalam Slameto (1989:183) berpendapat hal ini dapat pula dicapai dengan cara menghubungkan bahan pengajaran dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa. Siswa misalnya akan menaruh perhatian pada pelajaran tentang gaya barat, bila hal itu dikaitkan dengan peristiwa mendaratnya manusia pertama di bulan. Bila usaha-usaha di atas berhasil, pengajaran dapat diintensifkan dalam usaha mencapai tujuan pengajaran. Intensif merupakan alat yang dipakai untuk membujuk seseorang agar melakukan sesuatu yang tidak mau dilakukan atau yang tidak dilakukan dengan baik. Diharapkan pemberian intensif akan membangkitkan motivasi siswa, dan mungkin minat terhadap bahan yang akan diajarkan akan muncul. Studi-studi eksperimental menunjukkan bahwa

siswa-siswa yang secara teratur dan sistematis diberi hadiah karena belajar dengan baik atau karena perbaikan dalam kualitas pekerjaannya, ceenderung bekerja lebih baik dari pada siswa-siswa yang dimarahi atau dikritik karena pekerjaannya yang buruk atau karena hasil kerjanya yang buruk tidak terbukti efektif, bahkan hukuman yang terlalu berat dan sering lebih menghambat belajar. Tetapi hukuman yang ringan masih lebih baik dari pada tidak ada perhatian sama sekali. Hendaknya pengajar bertindak bijaksana dalam menggunakan intensif. Intensif apapun yang dipakai perlu

[10]

disesuaikan

dengan

diri

siswa

masing-masing

(Slameto,1987:184) Minat seseorang dapat dipengaruhi oleh faktorfaktor lain dan dapat pula minat dibawa sejak lahir, misalnya setelah lulus dari SMTA, seorang anak berminat untuk kuliah di Fakultas Psikologi, anak yang lain ada yang berminat ke Fakultas Sastra, dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Kalau diperhatikan minat ketiga orang itu, satu dengan yang lainnya tidak sama. Dan memang setiap orang mempunyai minat

yang berbeda walaupun diantaranya ada juga yang sama. Membicarakan tentang minak akan menyangkut dua halyang perlu diperhatikan. Pertama yaitu minat pembawaan.minat ini muncul dengan tidak dipengaruhi oleh factor-faktor lain, baik kebutuhan maupun lingkungan. Biasanya minat ini muncul berdasarkan bakat yang ada. Denga kata lain apabila seseorang mempunyai bakat dibidang pendidikan (guru) maka ia berminat masuk ke UNM atau FKIP. Kedua, yaitu minat yang muncul karena adanya pengaruh-pengaruh seperti lingkungan dan kebutuhan. Karena teman-teman intimnya sewaktu SMTA, masuk Fakultas Hukum maka teman lainnya terpaksa masuk pula di Fakultas Hukum, walaupun minatnya bukan Fakultas Hukum. Atau mungkin saja karena biaya yang tidak memungkinkan masuk ke Fakultas Kedokteran (Dewa Ketut S, 1983:53) Spesialisasi, bidang studi yang menarik minat seorang akan dapat dipelajari dengan sebaik-baiknya, dan sebaliknya bidang studi yang tidak sesuai dengan minatnya

[11]

tidak akan mempunyai daya tarik baginya. Maka dari itu dalam kegiatan belajar diharapkan ialah minat secara maksimal dan ditunjang oleh fasilitas yang diharapkan. 2. Pengertian Prestasi Belajar Setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia pada dasarnya bertujuan untuk memperoleh suatu hasil. Hasil yang diperoleh dari suatu usaha itu dapat menjadi pengalaman baru bagi yang bersangkutan. Di dalam suatu proses belajar mengajar, seseorang dapat memperoleh pengalaman-pengalaman baru sebagai hasil belajarnya. Pengalaman baru yang diperoleh melalui proses belajar mengajar berupa pengetahuan, keterampilan serta sikap dan tindakan. Seorang guru yang memiliki wawasan berpikir luas selalu berusaha agar siswanya memperoleh hasil belajar yang tinggi. Keberhasilan seorang guru dalam menggajar dapat dilihat dari hasil belajar yang dicapai oleh anak didiknya. Tingkat keberhasilan itulah yang disebut dengan prestasi. Prestasi dapat berarti hasil yang dicapai setelah suatu kegiatan selesai dikerjakan. Untuk lebih jelasnya penertian prestasi itu, maka berikut ini dukutip pengertian yhang dikemukakan oleh Adinegoro dalam bukunya

Ensiklopedi Umum sebagai berikut: Prestasi; segala pekerjaan yang berhasil, (Adinegoro, 1954:298). Sedangkan W.J.S Poerwadarminta dalam kamus Umum Bahasa Indonesia memberikan pengertian itu sebagai

[12]

berikut: Prestasi; hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan). (W.J.S. Poerwadarmint, 1989:768) Dari pengertian-pengertian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil tertinggi yang dicapai oleh seseorang atau suatu bangsa di dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Suatu prestasi hanya dapat dicapai apabila disetai atau melalui usaha kerja keras. Prestasi tersebut dapat dicapai melalui tahap demi tahap asal ada kemauan dan dengan latihan yang teratur serta terus menerus. Mengenai belajar Ny. Roestiyah N.K. memberikan pengertian sebagai berikut: Belajar adalah suatu proses aktivitas yang dapat membawa perubahan pada individu. (Roestiyah N.K, 1981:149) Selanjutnya P.M. Lawalata dalam bukunya yang berjudul Psychologi Pendidikan memberikan pengertian terhadap belajar sebagai berikut: Belajar adalah proses perubahan pada kepribadian yang ternyata padanyna ada pola sambutan baru berupa sikap, aktivitas dan pengertian (P.M. Lawalata, 1970:17). Berdasarkan atas defnisi yang dikemukakan di atas, maka dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan tentang belajar yaitu sebagai berikut: 1. Belajar merupaka suatu hal yang mendorong terjadinya perubahan tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah yang buruk.

[13]

2. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat dari latihan atau pengalaman. 3. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan dalam pengertian, pemecahan masalah, keterampilan, kecakapan, kebiasaan dan sikap. Selanjutnya di bawah ini diberikan contoh tentang perubahan belajar itu misalnya seorang anak yang dahulu belum mengenal simbol huruf, lambang-lambang bilangan dan sebagainya. Sesudah mengalami proses belajar dalam waktu tertentu maka kemudian anak itu dapat berhitung, membaca dan lain sebagainya. Berdasarkan hal ini maka kita dapat mengatakan bahwa anak tersebut telah mengalami perubahan tingkah laku dari tidak tahumen jadi tahu dan mengenal huruf serta lambang-lambang bilangan. Dengan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar itu adalah perubahan diri sendiri dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil, dari sikap kaku menjadi sikap yang baik dan sebagainya. Winarno Surachmad memberikan pengertian belajar sebagaimana dikemukakan dalam bukunya yang berjudul Dasar-Dasar Interaksi Belajar Mengajar sebagai berikut: Belajar merupakan proses pertumbuhan yang dihasilkan oleh perhubungan berkondisi antara stimulus dan respons (Winarno Surachmad, 1972:61) Hasil belajar merupakan kebulatan pola tingkah laku yang isinya meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap.

[14]

Dengan dasar pengertian prestasi dan belajar itu sendiri maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai seseorang dari kegiatan belajarnya. Untuk lebih jelasnya, dikutip pengertian prestasi belajar sebagaimana dikemukakan oleh Syamsu Mappa sebagai berikut: prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai murid dalam bidang studi dengan menggunakan test standar sebagai alat pengukur keberhasilan belajar seorang murid (Syamsu Mappa,1997:2). Selanjutnya Rahman Natawi Jaya mengemukakan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh dalam

hubungannya dengan bahan yang telah dipelajari yang Nampak dalam tingkah lakunya (Rahman Natawi Jaya, 1979:173) Sedangkan Umar Tirtaraharja dalam sebuah tulisannya mengemukakan sebagai berikut: Prestasi belajar dalam bahasa inggris disebut Scolastic achievement, academic achievement, atau achievement, prestasi belajar dapat diartikan sebagai taraf kemampuan actual yang bersifat terukur berupa penguasaan ilmu pengetahuan, keterampilan, sikap interest yang dicapai oleh murid dari apa yang telah dipelajari di sekolah

[15]

Dengan

adannya

kutipan

sebagaimana

yang

disebutkan di atas maka penulis berkesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari suatu kecakapan yang nyata dan dapat diukur langsung dengan mempergunakan alat test setelah seseorang melakukan perbuatan belajar. Tujuan yang utama dari setiap program pendidikan yang diadakan disekolah ialah untuk menciptakan dan menggiatkan belajar, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang bentuk dan coraknya sederhana sampai kepada pengetahuan yang tersukar dan rumit atau untuk mengembangkan sikap tertentu ataupun untuk memiliki keterampilan dalam berbagai bidang. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Belajar dapat terjadi karena adanya suatu ransangan baik terjadi dari dalam diri siswa itu sendiri ataupun dari lingkungan sekitar. Berdasarkan hal itu maka faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat

dikategorikan atas dua bagian yaitu: a. Faktor Internal Faktor internal dimaksudkan adalah hal-hal yang bersumber dari diri orang yang belajar. Dalam hal ini, baik yang sifatnya menunjang maupun yang bersifat

menghambat proses belajar. Secara umum, faktor internal dapat kita bedakan atas dua bagian, yaitu:

[16]

1. Factor Fisik Yang kami maksudkan dengan faktor fisik adalah segala hal yang berhubungan dengan fisik orang yang belajar. Hal mana dapat digambarkan bahwa jika seseorang tidak sehat fisiknya, jelas akan memberikan pengaruh yang tidak sehat pula terhadap proses belajarnya. Bahkan bukan hanya itu, anak yang mempunyai cacat tubuh, sudah barang tentu akan menimbulkan gangguan pada kegiatan belajarnya. 2. Faktor Psikhis Yang kami maksudkan dengan faktor psikhis disini adalah hal yang berhubungan dengan kejiwaan orang yang belajar, karena bagaimanapun juga, belajar akan melibatkan kegiatan psikhis dan fisik. Oleh karenanya jika kejiwaan terganggu, tentunya akan berpengaruh buruk pula terhadap belajar. Faktor psikhis ini, dapat lagi dibedakan atas beberapa hal, yaitu: Motivasi Yang dimaksud motivasi adalah

dorongaan yang bersumber dari dalam diri seseorang yang belajar. Seseorang yang

melakukan kegiatan tanpa dilandasi motivasi yang kuat sukar diharapkan memperoleh hasil yang memuaskan, bahkan lebih besar

kemungkinannya akan memperoleh kegagalan.

[17]

Minat Minat adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang dibawa sejak lahir, sehingga minatnya sudah Nampak sejak anak masih kecil. Masalah minat terhadap sesuatu

memegang peranan penting untuk menentukan keberhasilan dalam belajar. Oleh sebab itu dapat dinyatakan bahwa minat yang besar terhadap apa yang dipelajarinya akan

memberikan peluang yang besar pula terhadap usaha untuk mencapai sukses. Demikian pula ssebaliknya, belajar yang tidak didasari oleh minat yang kuat, akan menemui jalan buntu. Konsentrasi Konsentrasi pemusatan dipelajari. Sangat kurang orang yang dapat membagi perhatiannya kepada dua hal yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Oleh sebab itu kebanyakan dari kita hanya mampu memberikan perhatian kepada satu hal saja. Intelegensi Dimaksudkan kemampuan, kecerdasan, kecakapan yang dimiliki seseorang untuk dimaksudkan terhadap apa adalah yang

perhatian

[18]

menanggapi segala sesuatu yang ada dalam lingkungannya. Oleh sebab itu, dalam proses belajar seseorang faktor intelegensi pun memegang peranan penting terhadap tinggi dan rendahnya prestasi belajar seseorang. Ini berarti bahwa individu yang memiliki intelegensi yang tinggi, akan mencapai prestasi belajar yang tinggi pula, sebaliknya individu yang intelegensinya rendah, akan mencapai prestasi yang rendah pula. Disiplin dan kebiasaan belajar Disiplin dimaksudkan adalah ketakutan melaksanakan dan mematuhi segala aturan dan rencana kegiatan belajar yang telah

dipersiapkan. Disiplin yang dilaksanakan dalam waktu yang lama, akan mengakibatkan terbentuknya kebiasaan pada diri. Tanpa disiplin dan kebiasaan individu dalam melaksanakan aktivitas belajar itu akan mengalami kesulitan, karena disiplin dan kebiasaan belajar itulah, yang memungkinkan anak dapat belajar secara efektif dan efisien.

[19]

b. Faktor Eksternal Yang dimaksudkan faktor eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar diri orang yang bbelajar, dimana hal-hal tersebut turut berpengaruh terhadap proses belajar. Karena faktor eksternal mempunyai andil yang cukup besar terhadap tercapainya prestasi belajar maka kami kemukakan beberapa faktor eksternal sebagai berikut: Tempat Belajar Tidak dapat disangkali bahwa dengan tempat belajar yang teratur, aman dan lengkap sangat menentukan tinggi rendahnya konsentrasi. Karena konsentrasi itu sendiri adalah factor yang merupakan penentu dalam keberhasilan proses belajar. Waktu Belajar Selain tempat belajar yang memadai, juga diharapkan adanya waktu tertentu yang cukup lama, sehingga memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar dengan baik. Dalam memilih waktu belajar, hendaknya dipertimbangkan pula situasi dan kondisinya agar dapat memungkinkan terciptanya produktivitas belajar yang berkualitas tinggi. Alat dan Bahan Pelajaran Kecuali tempat dan waktu belajar, alat dan bahan pelajaran tidak kalah pentingnya di dalam menentukan produktivitas belajar, karena jelas bahwa

[20]

bila kita belajar dengan mempergunakan alat yang memadai, hasilnya akan lebih baik dibanding dengan belajar yang tanpa dibantu alat yang baik. Demikian pula kelengkapan bahan pelajaran, dimana bila belajar dengan lengkap bahan yang diperlukan, hasilnya juga akan lebih baik. Keadaan lingkungan Hal lain yang tidak dapat diabaikan dalam teercapainya produktivitas belajar yang tinggi adalah keadaan lingkungan, bahkan lingkungan inilah yang menjadi pangkal tolak dari faktor eksternal proses belajar. Lingkugan yang dimaksud disini bukan hanya lingkungan keluarga, melainkan termasuk lingkungan masyarakat, geografis. lingkungan sosial serta lingkungan

B. Kerangka Pikir Mengenai masalah minat belajar terhadap matematika yang menyebabkan prestasi yang kurang menggembirakan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain faktor guru, siswa, orang tua, lingkungan, waktu, sarana dan prasarana yang kurang memadai di sekolah. Ada tiga faktor yang lebih penting diperhatikan untuk dapat ditanggulangi secara dini, antara lain faktor guru, faktor orang tua, dan faktor siswa itu sendiri.

[21]

1. Faktor Guru Dalam proses belajar mengajar guru, berhasil tidaknya siswa banyak ditentukan oleh guru, sebab guru adalah motivator dalam setiap kegiatan yang ada di dalam dan di luar sekolah yang sehubungan dengan kegiatan intrakurikuler. Suatu pekerjaan dapat berhasil baik apabila dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki kecakapan dan keahlian dalam bidang itu. Sebaliknya pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bukan ahlinya tentu hasilnya kurang memuaskan. Demikian pekerjaan sebagai guru matematika, seharusnya dipegang oleh orang-orang yang memiliki

pengetahuan serta keterampilan yang cukup memadai tentang seluk beluk matematika. 2. Faktor Orang Tua Dalam pendidikan formal pusat kegiatan di sekolah tetapi orang tua tetap ikut terlibat langsung dalam kegiatan ini. Sebelum murid mengikuti proses belajar mengajar segala sesuatu yang menyangkut alat pelajaran dan kondisi murid harus disiapkan dari rumah. Disamping anak mengikuti pelajaran di sekolah paling lama 6 jam, sedangkan waktu yang selebihnya di lingkungan keluarga bersama orang tua. Orang tua diharapkan menjadi fasilitator anak dalam menuju kesuksesannya. 3. Faktor Siswa Dalam proses belajar mengajar aspirasi siswa

merupakan sumber utama bagi seorang guru bagi dalam proses penyajian materi. Demikian pula berhasil tidaknya seorang

[22]

mendemonstrasikan metode-metode mengajar di sekolah banyak ditentukan oleh faktor siswa dan berhasil tidaknya seorang siswa dalam suatu jenjang pendidikan banyak ditentukan oleh siswa itu sendiri. Bagan dari kerangka pikir tersebut di atas sebagai berikut:

GURU Minat SiswaORANG TUA

LINGKUNGAN BELAJAR

Prestasi

Analisa

Rekomendasi

C. Hipotesis Hipotesis adalah pendapat yang sebenarnya masih rendah kadar kebenarannya atau kadar kebenarannya masih belum meyakinkan (Sudjana, 1991:37) Jadi hipotesis atau dugaan sementara peneliti dalam penelitian ini yaitu Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Mandar Kabupaten Polewali

[23]

BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu minat belajar sebagai variabel bebas dan prestasi belajar matematika siswa V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Polewali Mandar sebagai variabel terikat. 2. Desain Penelitian Desain penelitian pada hakekatnya merupakan strategi yang mengatur ruang atau teknis penelitian dengan Kabupaten

kemungkinan munculnya kontaminasi yang paling kecil sekalipun dari variabel lain. Untuk memudahkan memperoleh data dan kesimpulan secara objektif, tentang hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Alu Kabupaten Polewali Mandar

B. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Devinisi Operasional Variabel Telah disebutkan di atas bahwa variabel dalam penelitian ini adalah minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa. Agar tidak terjadi kesalahan atau kerancuan dalam menyelesaikan penelitian ini maka terlebih dahulu

[24]

variabelnya didefinisikan secara terperinci atau operasional. Adapun definisi operasional yang dimaksud adalah: Minat belajar yaitu suatu keinginan murid untuk dapat lebih menetahui apa yang dipelajari. Minat belajar yang dimaksudkan adalah minat belajar siswa kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar a. dalam bidang studi matematika. b. Prestasi belajar matematika yaitu hasil yang dicapai bagi murid SD kelas V dalam studi matematikia. 2. Pengukuran Variabel Untuk mengukur variable dalam penelitian ini

digunakan criteria sebagai berikut: a. Jika koefisien korelasi lebih besar dari koefisien korelasi teoritis maka hipotesis kerja diterima dan hipotesis nihil ditolak. b. Jika koefisien korelasi lebih kecil dari koefisien korelasi teoritis maka hipotesis kerja ditolak dan hipotesis nihil diterima. C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Untuk menguji sampai dimana kebenaran hipotesis yang telah diajukan, diperlukan data yang relevan data yang dibutuhkan hipotesis tersebut. Pengumpulan data itu dilakukan dengan mengadakan penelitian terhadap keseluruhan anggota yang diharapkan dapat memberikan keterangan dan informasi yang diperlukan.

[25]

Keseluruhan

anggota

yang

dimaksudkan

dapat

memberikan keterangan yang diperlukan itu, dinamakan populasi. Sutrisno Hadi mengatakan bahwa populasi adalah: Seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diselidiki disebut populasi atau universum. Populasi dibatasi sebagai sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama. (Sutrisno Hadi, 1984:220) Berdasarkan uraian di atas maka sudah jelaslah arti dan tujuan populasi, dimana populasi dapat dikatakan universum, yaitu keseluruhan dari individu-individu yang akan diselidiki. Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah siswa kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar sebanyak 24 orang. 2. Sampel Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini digunakan teknik total sampling (sampel utuh). Teknik ini digunakan mengingat jumlah populasi sangat kecil atau sedikit, jadi keseluruhan dari jumlah populasi diambil sebagai sampel. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Teknik Angket Tahun Ajaran 2009/2010

[26]

Angket adalah suatu teknik memperoleh data dengan cara menggunakan pertanyaan tertulis yang

disampaikan kepada orang yang ingin diperoleh datanya (Abimayu). Untuk keperluan analisis data, maka angket yang diberikan kepada siswa sebanyak 10 nomor dengan option a, b, c, dan d, dengan skor sebagai berikut: item yang terdiri dari 10 nomor, dengan options a, b, c, dan d berbobot 4, 3, 2, dan 1 jika ada yang menjawab a semua dari daftar pertanyaan itu maka diperoleh skor 40 jika ada yang menjawab b semua dari daftar pertanyaan itu maka diperoleh skor 30 jika jawaban bervariasi maka skor juga bervariasi 2. Dokumentasi Dokumentasi adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan memeriksa atau mencatat dokumentasi atau catatan yang ada hubungannya dengan masalah yang diselidiki. Dokumentasi adalah tanda bukti tertulis. Dalam penelitian ini, teknik dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data nilai prestsi belajar matematika siswa V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar Tahun Ajaran 2009/2010. E. Teknik Analisis Data Untk menyelesaikan atau menguji kebenaran hipotesis yang diajukan, (diterima atau ditolak) maka data yang diperoleh

[27]

akan dianalisis atau diolah dengan koefisien korelasi produk moment. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

(Hadi, 1984:194) Dimana: rxy Xy SDx = Koefisien korelasi antara X dan Y = produk dari x kali y = standar deviasi dari variable X

SDy = standar deviasi dari variable Y X2 N = kuadrat dari minat belajar = jumlah subjek yang diselidiki

[28]

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini akan disajikan sejumlah data yang telah berhasil dikumpulkan selama penelitian yang siperoleh dari siswa kelas V SD NO 061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar Data-data yang terkumpul akan disajikan dalam bentuk table sebagai berikut: Table 1 Skor angket dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar Tahun Ajaran 2009/2010 NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Skor Angket (X) 2 34 32 30 34 34 32 28 33 33 Prestasi Belajar Matematika(Y) 3 7 7 6 7 7 7 5 7 7

[29]

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 299 30 31 32 33 34 35 36

29 29 29 28 28 34 33 40 32 34 33 31 34 34 34 29 37 39 33 33 33 32 30 31 34 32 30

6 6 6 5 5 7 7 9 7 7 7 6 7 9 7 6 8 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6

[30]

37 38 39 40 41 42

34 33 32 31 34 31

7 7 7 7 7 6

Sumber data: Skor angket dan Prestasi belajar matematika Untuk menganalisa data yang sudah terkumpul di atas digunakan teknik korelasi produk moment dengan rumus sebagai berikut:

Sedangkan

langkah-langkah

yang

ditempuh

dalam

menggunakan Product Moment adalah sebagai berikut: a. Mencari mean dari kedua variable bersangkutan yaitu Mx dan My b. Mencari standat deviasi dari kedua variable c. Mencari deviasi-deviasi tiap-tiap nilai kedua variable X dan Y; X = 0 dan Y = 0 d. Mengalikan tiap-tiap X dan tiap-tiap Y yang sebaris, dan memasukkan kedalam kolom.

Untuk menggunakan analisis statistic deskriptif dan infrensial sesuai dengan rumus diatas, maka digunakan data penelitian yang disajikan dalam table berikut ini:

[31]

Table 2 Tabel Kerja dari Tabel 1 N O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 X 34 32 30 34 34 32 28 33 33 29 29 29 28 28 34 33 40 32 34 34 31 34 39 34 Y 7 7 6 7 7 7 5 7 7 6 6 6 5 5 7 7 9 7 7 7 6 7 9 7 X + 1,596 - 0,404 - 2,404 + 1,596 + 1,596 - 0,404 - 4,404 + 0,569 + 0,569 + 3,404 - 3,404 - 3,404 - 4,404 - 4,404 + 1,596 + 0,596 X2 2,5472 0,1632 5,7792 2.5472 2.5472 0,1632 19,3952 0,3552 0,3552 11,5872 11,5872 11,5872 19,3952 19,3952 2,5472 0,3552 57,6992 0,1632 2,5472 2,5472 1,9712 2,5472 43,5072 2,5472 Y + 0,286 + 0,286 - 0,714 +0,286 + 0,286 + 0,286 - 1,714 + 0,286 + 0,286 - 0,714 - 0,714 - 0,714 - 1,714 - 1,714 + 0,286 + 0,286 Y2 0,0817 0,0817 0,5097 0,0817 0,0817 0,0817 2,9377 0,0817 0,0817 0,5097 0,5097 2,9377 2,9377 0,0817 0,0817 5,2257 0,0817 0,0817 0,0817 0,0817 0,5097 0,0817 5,2257 0,0817 XY + 0,4564 - 0,1155 +1,7164 +0,4563 +0,4564 - 0,4564 +7,5484 +0.1704 +0,1704 +2,4304 + 2,4304 + 2,4304 +7,5484 + 7,5484 + 0,4564 + 0,1704 +17,364 4

[32]

25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

29 37 34 33 33 33 32 30 31 34 32 30 34 33 32 31 34 31

6 8 7 7 7 7 7 6 6 7 7 6 7 7 7 6 7 6

+ 7,596 - 0,404 + 1,596 + 1,596 - 1,404 + 1,596 + 6,596 + 1,596 - 3,404 +4,596 + 1,596 + 0,596 + 0,596 + 0,596 - 0,404 - 2,404 - 1,404

11,5782 21,1232 2,5472 0,3552 0,3552 0.3552 0,1632 5,7792 1,9712 2,5472 0,1632 5,7792 2,5472 0,3552 0,1632 1,9712 2,5472 1,9712

+ 2,286 + 0,286 + 0,286 + 0,286 - 0,714 + 0,286 + 2,286 + 0,286 - 0,714 + 1,286 + 0,286 + 0,286 + 0,286 +0,286 + 0,286

0,5097 1,6537 0,0817 0,0817 0,0817 0,0817 0,0817 0,5097 0,5097 0,0817 0,0817 0,5097 0,0817 0,0817 0,0817 0,5097 0,0817 0,5097

- 0,1155 +0,4564 +0,4564 + 1,0024 + 0,4564 +15,678 4 +0,4564 +2,4304 +5,9104 +0,4564 +0,1704 +0,1704 +0,1704 - 0,1155 +1,7164 +1,0024 +0,4564 - 0,1155 +1,7164 +0,4564 +0,1704 - 0,1155 +1,0024 +0,4564

[33]

+ 1,596 - 0,404 - 2,404 + 1,596 +0,596 - 0,404 - 1,404 + 1,596 - 1,404

- 0,714 - 0,714 + 0,286 + 0,286 - 0,714 + 0,286 + 0,286 + 0,286 - 0,714 + 0,286 - 0,714

+1,0024

136 1

28 2

0

286,118 4

0

28,567 4

87,5823

1. N 2. Mx

= 42 = = =32404 My = = = 6714

3. SDx

=

SDy

=

[34]

= = = 2,610 4. xy =875823

= = = 0,824

Diisikan ke dalam rumus xy =( = = 0,969)(

=)( )

B. Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil perhitungan di atas ternyata nilai product moment epiris (to) yang diperoleh lebih besar (0,969) bila dibandingkan dengan nilai product moment teoritis (th) pada taraf significant 5% (0,304). Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar dinyatakan diterima.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi minat siswa belajar maka semakin meningkat pula prestasi belajar matematika yang diperoleh.

[35]

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh maka, kesimpulan yang dapat di kemukakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Ada hubungan minat belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO.061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar 1. Jadi hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang berbunyi ada hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar pada mata pelajaran matematika kelas V SDN NO. 061 Desa Rumpa Kecamatan Mapilli Kabupaten Polewali Mandar diterima. 2. Semakin tinggi minat siswa belajar matematika, semakin meningkat pula prestasi belajarnya. B. Saran Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Kiranya guru bidang studi matematika lebih memotivasi siswa dalam mempelajari matematika sehingga prestasi belajar siswa lebih meningkat lagi. 2. Karena bidang studi matematika dianggap sulitdan kurang disukai oleh sebagian siswa, maka guru harus

[36]

menggunakan metode mengajar yang cocok untuk mengajarkan bidang studi matematika. 3. Perlunya persediaan di perpustakaan sekolah khususnya yang menyangkut bidang studi matematika. 4. Berhubung karena penilitian ini sifatnya masih sangat sederhana karena ruang lingkkupnya sangat terbatas maka diharapkan adanya peneliti lanjutan yang

mempergunakan populasi dan sampel yang lebih luas agar diperoleh hasil yang lebih baik.

[37]

ANGKET UNTUK SISWA

Petunjuk pengisian Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang diaggap sesuai/mendekati keadaan sebenarnya 1. Bagaimanakah anggapan anda tentang bidang studi matematika? a. Sangat sulit b. Sulit c. Sedikit sulit d. Tidak sulit

2. Apakah anda berminat dalam mempelajari matematika? a. Ya b. Kadang-kadang c. Kurang berminat d. Tidak

3. Dalam mempelajari matematika di sekolah apakah mempunyai buku paket? a. Ya b. Kadang-kadang c. Kurang d. Tidak

4. Apakah anda selalu membaca buku paket tersebut? a. Selalu b. Kadang-kadang c. Jarang d. Tidak pernah

5. Selain buku paket apakah anda memiliki buku-buku penunjang diluar yang ditentukan? a. Ya b. Kadang-kadang c. Jarang d.Tidak ada

6. Apakah anda dalam mempelajari matematika melakukan belajar secara kelompok? a. Ya b. Kadang-kadang c. Jarang d.Tidak pernah

7. Apakah guru anda sering memberikan soal-aosl matematika untuk diselesaikan? a. Sering b. Kadang c. Jarang d. Tidak pernah

8. Jika anda mengalami kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika, apakah mencari orang yang dianggap dapat membantu? a. Ya b. Kadang c. Jarang d. Tidak

9. Apakah anda senantiasa mendapat dukunngan dari bapak/ibu untuk belajar dengan tertur?

[38]

a. Ya

b. Kadang

c. Jarang

d. Tidak

10. Apakah anda dalam mempelajari matematika dirumah mempunyai fasilitas penunjang seperti papan tulis, mistar dan lain-lain? a. Ya mempunyai b. Kadang c. Kurang d. Tidak

[39]

DAFTAR PUSAKA Abimayu, Soli 1978. Penganntar teknik-teknik Bimbingan Dan Penyuluhan FIK-IKIP UP. Adinegoro, 1954. Ensiklopedia Umum Dalam Bahasa Indonesia, Bulan Bintang Jakarta. Ketut, Dewa. S. 1983. Bimbingan dan Pennyuluhan di Sekolah. Swadaya Usaha Nasional. Lawalata, P.M. Psykologi Pendidikan, Ujung Pandang FIK-IKIP. Rahman Ntawijaya, 1979. Prose Belajar Matematika, Surabaya, Usaha Nasional. Roestiyah, N.K, 1981. Didaktif Metodik, Bina Aksara, Jakarta. Slameto, 1987. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, Bina Aksara. Sudjana Nana, 1991. Metodik Statistik, Bandung;Tarsito. Surachmad, Winarno, 1972. Dasar dan Teknik Research, Tarsito Bandung. Tirtaharja Umar, 1979. Diagnostik Kesulitan Belajar, Ujung Pandang.

[40]