IPS Alat Peraga Kls v SD

70
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi dari model model pembelajaran yang konvensional kepada model model pembelajaran yang terbaru maka, guru dituntut unutuk terus menerus melatih diri untuk menerapkan metode metode tersebut. Penerapan metode membutuhkan keterampilan khusus yang berawal dari pembiasaan penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan metode yang tepat maka akan dapat dihasilkan kemampuan siswa yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Mata Pelajaran IPS yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses belajar mengajar baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi atau siswa sebagai subjek penerima materi pelajaran. Hal ini yang terjadi di sekolah SDN Gedongombo V kelas V pada mata pelajaran IPS yang secara khusus pada materi Tokoh tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang. Secara umum materi yang seperti itu disampaikan dengan metode ceramah langsung melalui cerita. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan 1

description

alat peraga IPS Kelas 5

Transcript of IPS Alat Peraga Kls v SD

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan perubahan paradigma pendidikan yang berorientasi

dari model model pembelajaran yang konvensional kepada model model

pembelajaran yang terbaru maka, guru dituntut unutuk terus menerus melatih

diri untuk menerapkan metode metode tersebut. Penerapan metode

membutuhkan keterampilan khusus yang berawal dari pembiasaan

penggunaan metode dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan

metode yang tepat maka akan dapat dihasilkan kemampuan siswa yang baik

sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Mata Pelajaran IPS yang didominasi oleh aspek kognitif yang bersifat

deskriptif menimbulkan kesulitan tersendiri dalam proses belajar mengajar

baik itu dialami oleh guru yang menyampaikan materi atau siswa sebagai

subjek penerima materi pelajaran. Hal ini yang terjadi di sekolah SDN

Gedongombo V kelas V pada mata pelajaran IPS yang secara khusus pada

materi Tokoh tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang. Secara

umum materi yang seperti itu disampaikan dengan metode ceramah langsung

melalui cerita. Hal ini menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada diri siswa,

untuk menghindari proses yang membosankan maka, perlu dicarikan metode

pembelajaran yang sesuai dengan materi tersebut.

Dalam menyelesaikan permasalahan ini maka peneliti sebagai guru

bidang studi memilih metode yang dianggap sesuai yaitu metode alat peraga

untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa tentang materi pelajaran

IPS dengan metode penelitian tindakan kelas.

B. RUMUSAN MASALAH.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti membuat rumusan

masalah sebagai berikut : Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa

1

Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2014-2015 SDN Gedongombo V

Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban ?.

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini

adalah Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan Kemampuan Siswa

Pada Mata Pelajaran IPS melalui pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa

Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2008 SDN Gedongombo V Kecamatan

Semanding Kabupaten Tuban.

C. MANFAAT PENELITIAN

a. Bagi Kepala Sekolah : Sebagai sarana pembinaan kepada guru guru

bidang Sosial untuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.

b. Bagi guru bidang studi Ilmu sosial : Sebagai sarana untuk meningkatkan

hasil proses belajar mengajar bidang studi Sosial.

c. Bagi teman sejawat : Sebagai sarana untuk belajar dalam penelitian

tindakan kelas dengan metode yang berbeda sehingga memberikan

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas dalam penelitian tindakan kelas.

2

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. KEMAMPUAN SISWA

Kemampuan siswa merupakan identik dengan hasil belajar. Hasil

belajar adalah hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman

interaksi edukatif yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”.

Dapat diartikan bahwa hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau

Perubahan diri seseorang yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru

berkatpengalaman baru. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil

belajar merupakan hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih

menekankan pada proses kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya.

Hasil belajar merupakan hasil yang menunjukkan kemampuan

seseorang siswa dalam menguasai bahan pelajarannya. Hasil belajar dapat

diuji melalui test;sehingga dapat digunakan untuk mengetahui keefektifan

pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks. Hal ini disebabkan

banyak Faktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor

intern maupun faktor ekstern.

Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar.Karena prestasi

itu sendiri merupakan hasil belajar itu biasanya dinyatakan dengan nilai.

Menurut Winarno Surahmad (1997 : 88) sebagai berikut: “Hasil belajar adalah

hasil dimana guru melihat bentuk akhir dari pengalaman interaksi edukatif

yang diperhatikan adalah menempatkan tingkah laku”. Dapat diartikan bahwa

hasil belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau Perubahan diri seseorang

yang dinyatakan dengan cara bertingkah laku baru berkat pengalaman baru.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, maka hasil belajar merupakan

hasil kegiatan belajar sedangkan belajar sendiri lebih menekankan pada proses

kegiatannya, selain pada hasil kegiatannya. Hasil belajar merupakan hasil

yang menunjukkan kemampuan seseorang siswa dalam menguasai bahan

pelajarannya. Hasil belajar dapat diuji melalui test;sehingga dapat digunakan

3

untuk mengetahui keefektifan pengajaran dan keberhasilan siswa atau guru

dalam proses belajar mengajar.

Hasil belajar merupakan hasil dari proses kompleks.Hal ini disebabkan

banyakFaktor yang terkandung di dalamnya baik yang berasal dari faktor

intern maupun faktor ekstern. Adapun faktor intern yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu: 1) Faktor fisiologi seperti kondisi fisik dan kondisi indera. 2)

Faktor Psikologi meliputi bakat,minat,kecerdasan motivasi, kemampuan

kognitif.

Sedangkan faktor ekstern yang mempengaruhi hasil belajar adalah : 1)

Lingkungan Yang termasuk faktor lingkungan adalah 1) Alam,

masyarakat/keluarga. 2) Faktor Instrumental, Faktor ini terdiri dari

kurikulum/bahan pengajaran sarana dan fasilitas.

B. METODE ALAT PERAGA

Sedangkan yang dimaksud dengan alat peraga merupakan bagian dari

media oleh karena itu istilah media harus dipahami terlebih dahulu sebelum

mempelajari pengertian alat peraga itu sendiri. Media pengajaran diartikan

semua benda yang bisa menjadi perantara terjadinya proses belajar dapat

berupa perangkat lunak maupun keras. Menurut (Elly Estiningsih 1994), yang

dimaksud dengan alat peraga adalah media pembelajaran yang membawa atau

mengandung ciri ciri atau konsep yang dipelajari. Tiap-tiap benda yang dapat

menjelaskan suatu ide, prinsip, gejala atau hukum alam, dapat disebut alat

peraga. Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak

dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan

pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (R.M. Soelarko, 1995: 6)

Ada lima fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar

yang dikemukakan (Sudjana, 2002: 99-100) dalam bukunya Dasar-dasar

Proses belajar mengajar a). Penggunaan alat peraga dalam proses belajar

mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi

tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang

efektif. b). Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari

4

keseluruhan situasi mengajar. c). Alat peraga dalam pengajaran

penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam

pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e).

Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses

belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang

diberikan guru. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar.

Sebelum model pembelajaran ini dimulai, ada tiga unsur yang perlu

dipersiapkan. Yakni, siswa, guru, dan perangkat pembelajaran. Ketiga unsur

ini, merupakan hal yang paling dominan dan menentukan keberhasilan suatu

pembelajaran. Ketiganya harus saling mendukung. Kalau ketiga unsur ini

dapat berperan dengan baik, maka akan menghasilkan mutu pembelajaran

yang baik pula.

C. TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU

Dari beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan mengenai

pengaruh alat peraga terhadap daya serap siswa yang dilakukan oleh Pujiati

(2004) menunjukkan bahwa dengan menggunakan alat peraga pada

pembelajaran matematika mempunyai arti signifikan dalam meningkatkan

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penelitian tersebut maka, peneliti berasumsi bahwa

dengan menggunakan alat peraga dalam bentuk gambar gambar tokoh pejuang

zaman penjajahan Belanad dan Jepang akan dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa SDN Gedongombo V dalam mata pelajaran IPS khususnya pada

kompetensi dasar Mendeskripsikan Tokoh tokoh pejuang pada Zaman

Penjajahan Belanda Dan Jepang..

5

D. KERANGKA BERFIKIR

Kecenderungan proses belajar mengajar yang dilakukan pada mata

pelajaran IPS mengakibatkan siswa cepat merasa jenuh dan tidak tertarik

dengan apa yang disampaikan guru. Prilaku siswa seperti itu mendorong guru

untuk berfikir kreatif dan inovatif untuk mencari alternatif alternatif metode

penyampaian yang baru sehingga proses belajar mengajar bisa berjalan dengan

baik. Salah satu metode pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran IPS

secara khusus pada materi Tokoh tokoh pejuang pada masa penjajahan

Belanda dan Jepang adalah metode alat peraga berupa Gambar pahlawan atau

pejuang itu sendiri.

Alat peraga berupa gambar tokoh pejuang merupakan berusaha

memvisualisasikan tokoh pejuang sehingga tampak manusia yang mereka

pelajari sehingga mereka lebih mudah untuk mengingat dan lebih mudah

memahami materi pembelajaran. Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh

(R.M. Soelarko,1995:6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah

memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga

nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi

seseorang.

6

BAB III

PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN

Lokasi pelaksanaan perbaikan dilaksanakan di SDN Gedongombo V

Pada Siswa Kelas V Semester II Tahun Ajaran 2008 Kecamatan Semanding -

Kabupaten Tuban yan berjumlah 19 Siswa dengan jadwal sebagai berikut :

a. Tanggal 10 April 2008 materi pelajaran siklus satu dengan waktu 2 x 35

menit.

b. Tanggal 17 April 2008 materi pelajaran Siklus II dengan waktu 2 x 35

menit.

c. Tanggal 24 April 2008 materi pelajaran siklus III dengan alokasi waktu

2 x 35 menit.

B. PROSEDUR PENELITIAN

1. SIKLUS I

a. Perencanaan

Ada beberapa kegiatan pokok yang dilakukan dalam

pelaksanaan pembelajaran ini. Pertama, mempersiapkan kelas untuk

menerima pembelajaran. Kedua, kegiatan inti pembelajaran seperti

membimbing siswa dalam mengamati gambar agar keadaan kelas tetap

aman dan tertib, memperhatikan cara kerja siswa dalam kelompoknya,

mengawasi siswa dalam pembuatan laporan, mendiskusikan temuan-

temuan yang didapat siswa, dan bersama-sama siswa mengumpulkan

gambar-gambar serta mengatur kelas. Kegiatan penutup, bersama

siswa mengambil simpulan.

Dari ketiga kegiatan itu, yang perlu mendapat penjelasan

adalah kegiatan inti. Kegiatan ini sangat berhubungan dengan

pelaksanaan metode alat peraga. Langkah-langkah proses belajar

mengajar dengan menggunakan alat peraga meliputi : a) Dalam kelas

dipersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke

7

belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. b) Di atas meja

tersebut diletakkan 7 buah gambar tentang tokoh pejuang yang

berbeda-beda. c) Siswa yang telah dibagi dalam dua kelompok akan

mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan

kelompoknya. d). Siswa menjawab kuis/pertanyaan yang diberikan

guru. e). Siswa berdiskusi dan membuat laporan kelompok. f). Laporan

dibacakan di depan kelas. g). Bersama guru membahas temuan-temuan

dan mengambil simpulan. h). Melaksanakan tes.

Sedangkan tujuan akhir dari penelitian ini adalah 1) Siswa

mampu Mendeskripsikan dan mengidentifikasi Tokoh Pejuang pada

masa penjajahan Belanda Dan Jepang. 2) Siswa mampu

mendeskripsikan perjuangan yang dilakukan oleh para tokoh pada

masa penjajahan Belanda dan Jepang.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan perbaikan ini didesain dengan Langkah

langkah Pembelajaran menggunakan metode alat peraga gambar

tokoh pejuang Adapun pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur

sebagai berikut :

Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal

Memotivasi Siswa dan Apersepsi

1. Membuka pelajaran

2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

1. Menjawab salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. .Memperhatikan Penjelasan Guru

8

Kegiatan Inti

Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman sejarah perjuangan.

1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok.

2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar.

4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7. Meminta Siswa untuk presentasi

1. Siswa Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara berutan.

4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

Kegiatan akhir

Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh tokoh

2. Bersama siswa membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

3. Mengadakan Evaluasi

1. Siswa membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

9

c. Pengumpulan Data (Observasi)

Berdasarkan hasil pengamatan pada perbaikan pembelajaran

siklus I dengan menggunakan lembar observasi maka dapat diketahui

bahawa pada tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan

dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang

Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan

memberikan pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia

? Kapan mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan

penjajah belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa

siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di

sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama

sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan

Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam

kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru

adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti

dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak

memperhatikan secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru

menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru

memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.

Pada tahap inti Guru mempersiapkan pembentukan kelompok

sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai dengan

deretan bangku. Kemudian guru meminta siswa untuk menata tempat

duduk sesuai dengan jumlah kelompok masing masing, Dalam

penataan bangku berderet kebelakang ini siswa kesulitan untuk menata

karena guru tidak menjelaskan jumlah bangku yang ditata berapa

sesuai dengan jumlah kelompok dan belum memberikan nama

kelompok. Kegiatan selanjutnya Kemudian guru memulai menata

gambar tokoh tokoh perjuangan jaman belanda dan Jepang di atas meja

secara berurutan. Dari pengamatan observer diketahui fase ini siswa

tidak bisa menata sesuai dengan baik karena guru lupa memberikan

nomor urut pada gambar tokoh tokoh perjuangan tersebut. Kemudian

10

guru meminta siswa untuk mengamati satu persatu gambar yang sudah

ada didepan mereka. Setelah itu memulai langkah memberikan

pertanyaan atau kuis dengan cara menunjuk kelompok apa yang akan

menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh ini “ Kelompok A,

Jelaskan Gambar siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan

jelaskan perjuangan beliau pada masa penjajahan belanda dan jepang ?

Dari catatan observer pada fase ini agak berjalan dengan baik tetapi

menimbulkan kegaduhan karena siswa takut mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan secara individual dan tidak boleh diwakilkan

oleh kelompok tersebut. Langkah selanjutnya adalah guru meminta

siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan jalan

menceritakan dan mendiskusikan semua gambar yang tersedia. Namun

masih banyak siswa yang belum bisa berdiskusi dengan teman

kelompoknya karena takut. Setelah itu guru membimbing siswa untuk

menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi

dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa kelompok yang sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan

hasil diskusinya secara keseluruhan karena terlalu banyak tokoh yang

harus dipresentasikan,

Pada tahap akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran

tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dan

siswa memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi

hasil pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu.

Dari hasil pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui

bahwa sebagian besar siswa tidak bisa menjawab evaluasi. Sebagai

bahan untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh

perjuangan maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada

dalam pelajaran pertama.

11

d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)

Pada Siklus I, Pada tahap awal ada satu fase yang gagal yaitu

fase tanya jawab awal tentang tokoh tokoh perjuangan pada zaman

penjajah belanda dan jepang. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya

sebelum proses belajar mengajar tentang Tokoh Tokoh perjuangan

pada Zaman Belanda dan Jepang di mulai, guru memberikan

penjelasan tentang materi apa yang akan dipelajari pada pembelajaran

sebelumnya dan guru meminta siswa untuk membacanya lebih buku

tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang di

rumah sehingga siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup.

Pada tahap Inti hanya dua fase yang berhasil tetapi pada fase

yang lain gagal. Fase itu antara lain Siswa tidak dapat membentuk

deretan bangku ke belakang karena guru sebelumnya tidak

menjelaskan jumlah bangku dan guru tidak memberi nama kelompok

yang sudah dibentuk sehingga siswa kesulitan untuk menentukan

kelompok apa di tempat yang mana ?. Fase selanjutnya yang gagal

adalah Fase meletakkan gambar secara berurutan, fase gagal karena

guru lupa memberikan nomor urut pada gambar peraga atau ambar

tokoh pejuang sehinga siswa kesulitan untuk menentukan mana

gambar yang dahulukan dan mana gambar yang diletakkan belakang.

Hal ini bisa diselesaikan dengan cara memberikan nomer urut pada

gambar yang sudah ditentukan sehingga siswa tinggal menyusun

gambar sesuai urutan nomor dan urutan bangku. Fase selanjutkan yang

tidak berhasil adalah fase kuis atau pemberian pertanyaan kepada

siswa yang sudah mengetahui nomor urut gambar. Fase ini gagal

karena ketidak siapan siswa dalam menjawab pertanyaan atau kuis

yang disampaikan guru, karena proses penunjukkan siapa yang harus

menjawab pertanyaan dan gambar apa yang harus dijelaskan oleh

siswa secara acak dan mendadak sehingga bagi siswa yang tidak siap

dan tidak mau membaca maka, siswa kesulitan. Untuk mengatasi hal

tersebut maka perlu waktu dan kesempatan bagi siswa untuk

12

mendalami sejarah perjuangan para tokoh pejuang yang terdapat

dalam gambar sebagai alat peraga, sehingga dengan penguasaan

pengetahuan awal yang cukup maka siswa dapat menjawab kuis

dengan baik.

Fase yang gagal selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang

sejarah pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase ini merupakan

masalah klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk

mengungkapkan pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak

bisa berjalan dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan

karena guru sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana format

pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan banyak

disebabkan karena ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan

mengarang sehingga proses pembuatan laporan sangat lambat dan

memakan banyak waktu. Fase selanjutnya yang tidak berhasil adalah

fase presentasi tentang gambar tokoh pejuang sebagai alat peraga. Hal

di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang ditunjuk untuk

melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena

setiap kelompok mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu

faktor psikis atau mental yang tidak siap bagi siswa untuk duduk

didepan temannya, hal ini bisa diatasi dengan jalan memberikan

motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan

bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.

Pada tahap akhir ada satu fase yang gagal yaitu test atau

evaluasi siswa. Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan

siswa hanya 68,4 persen sedangkan 31,6 persen siswa mempunyai nilai

dibawah standart. Fase yang termasuk kategori berhasil adalah

pembahasan kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat

kesimpulan.

13

2. SIKLUS 2

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus Ke 1 maka, dibuat

perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus yang ke 2 sebagai

berikut yaitu Selama pelaksanaan pengamatan dari awal percobaan

sampai akhir pembelajaran diamati dan dicatat oleh pengamat dengan

struktur sebagai berikut : Yaitu tahap awal, Tahap inti dan tahap akhir.

Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.

Dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan tokoh perjuangan pada

zaman penjajahan Belanda dan Jepang siklus I dicatat sebagai

berikut :

Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2)

Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik

pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3)

Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4).

Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Guru membagi siswa dalam

dua kelompok. 2) Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun

memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3)

Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang

berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4) Memberi Tugas

mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan

kelompoknya. 5) Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh

yang ada diatas bangku. 6) Meminta siswa untuk berdiskusi tentang

tokoh tersebut serta membuat laporan. 7) Meminta Siswa untuk

presentasi Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Bersama siswa

membahas temuan-temuan dan mengambil simpulan. 2) Mengadakan

Evaluasi.

14

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus yang ke 2 ini

dilaksanakan dengan Langkah langkah Pembelajaran dengan

menggunakan metode alat peraga gambar tokoh pejuang Adapun

pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal

Memotivasi Siswa dan Apersepsi

1. Membuka pelajaran2. Memotivasi siswa

dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

1. Menjawab salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memperhatikan Penjelasan Guru

Kegiatan Inti

Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman sejarah perjuangan.

1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok.

2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar.

4. Memberi Tugas mengamati gambar yang

1. Siswa Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara berutan.

4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan

15

terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7. Meminta Siswa untuk presentasi

mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

Kegiatan akhir

Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh tokoh

1. Bersama siswa membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

2. Mengadakan Evaluasi

1. Siswa membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

c. Pengumpulan Data

Dari proses pelaksanaan perbaiakan pada siklus 2 maka

didapatkan data data sebagai berikut melalui lembar observasi yaitu

hasil pengamatan pada siklus pembelajaran I dapat diketahui pada

tahap awal setelah guru membuka pelajaran dilanjutkan dengan

memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan

memberikan pertanyaan Bangsa mana yang pernah menjajah indonesia

? Kapan mereka menjajah ? Siapakah tokoh perjuangan yang melawan

penjajah belanda dan Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa

siswa kurang antusias untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa di

sebabkan karena siswa belum mempunyai pengetahuan awal sama

sekali tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan

Jepang hanya 2 siswa yang mencoba menjawab walaupun masih dalam

16

kategori salah. Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru

adalah guru menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti

dari pembelajaran. Kegiatan ini siswa sedikit ada perubahan sikap agak

memperhatikan secara serius. Dari analisis pengamat tahapan ini guru

menggunakan metode Problem Based learning yaitu guru

memberikan masalah dengan memberikan pertanyaan.

Pada tahap inti Guru mempersiapkan pembentukan kelompok

sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai dengan

deretan bangku. Kemudian guru meminta siswa untuk menata tempat

duduk sesuai dengan jumlah kelompok masing masing, Dalam

penataan bangku berderet kebelakang ini siswa kesulitan untuk menata

karena guru tidak menjelaskan jumlah bangku yang ditata berapa

sesuai dengan jumlah kelompok dan belum memberikan nama

kelompok. Kegiatan selanjutnya Kemudian guru memulai menata

gambar tokoh tokoh perjuangan jaman belanda dan Jepang di atas meja

secara berurutan. Dari pengamatan observer diketahui fase ini siswa

tidak bisa menata sesuai dengan baik karena guru lupa memberikan

nomor urut pada gambar tokoh tokoh perjuangan tersebut. Kemudian

guru meminta siswa untuk mengamati satu persatu gambar yang sudah

ada didepan mereka. Setelah itu memulai langkah memberikan

pertanyaan atau kuis dengan cara menunjukk kelompok apa yang akan

menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh ini “ Kelompok A,

Jelaskan Gambar siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan

jelaskan perjuangan beliau pada masa penjajahan belanda dan jepang ?

Dari catatan observer pada fase ini agak berjalan dengan baik tetapi

menimbulkan kegaduhan karena siswa takut mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan secara individual dan tidak boleh diwakilkan

oleh kelompok tersebut. Langkah selanjutnya adalah guru meminta

siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan jalan

menceritakan dan mendiskusikan semua gambar yang tersedia. Namun

17

masih banyak siswa yang belum bisa berdiskusi dengan teman

kelompoknya karena takut. Setelah itu guru membimbing siswa untuk

menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi

dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa kelompok yang sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan

hasil diskusinya secara keseluruhan karena terlalu banyak tokoh yang

harus dipresentasikan,

Pada tahap akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran tentang

Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dan siswa

memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu. Dari

hasil pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui bahwa

sebagian besar siswa tidak bisa menjawab evaluasi. Sebagai bahan

untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh

perjuangan maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada

dalam pelajaran pertama.

d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)

Berdasarkan data hasil pengumpulan pada siklus 2 dapat

diketahui bahawa tahap awal semua fase dapat dijalankan dengan

lancar. baik yang dilakukan guru maupun respon siswa sudah sesuai

dengan harapan. Pada tahap Inti hanya 3 fase yang berhasil

tetapi pada fase yang lain gagal. Fase itu ada Fase meletakkan gambar

secara berurutan, fase itu gagal karena guru lupa memberikan nomor

urut pada gambar peraga atau gambar tokoh pejuang sehinga siswa

kesulitan untuk menentukan mana gambar yang dahulukan dan mana

gambar yang diletakkan belakang. Hal ini bisa diselesaikan dengan

cara memberikan nomer urut pada gambar yang sudah ditentukan

sehingga siswa tinggal menyusun gambar sesuai urutan nomor dan

urutan bangku. Fase selanjutkan yang tidak berhasil adalah fase kuis

18

atau pemberian pertanyaan kepada siswa yang sudah mengetahui

nomor urut gambar. Fase ini gagal karena ketidak siapan siswa dalam

menjawab pertanyaan atau kuis yang disampaikan guru, karena proses

penunjukkan siapa yang harus menjawab pertanyaan dan gambar apa

yang harus dijelaskan oleh siswa secara acak dan mendadak sehingga

bagi siswa yang tidak siap dan tidak mau membaca maka, siswa

kesulitan. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu waktu dan

kesempatan bagi siswa untuk mendalami sejarah perjuangan para

tokoh pejuang yang terdapat dalam gambar sebagai alat peraga,

sehingga dengan penguasaan pengetahuan awal yang cukup maka

siswa dapat menjawab kuis dengan baik.

Fase yang gagal selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang

sejarah pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase ini merupakan

masalah klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk

mengungkapkan pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak

bisa berjalan dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan

karena guru sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana format

pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan banyak

disebabkan karena ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan

mengarang sehingga proses pembuatan laporan sangat lambat dan

memakan banyak waktu. Fase selanjutnya yang tidak berhasil adalah

fase presentasi tentang gambar tokoh pejuang sebagai alat peraga. Hal

di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang ditunjuk untuk

melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena

setiap kelompok mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu

faktor psikis atau mental yang tidak siap bagi siswa untuk duduk

didepan temannya, hal ini bisa diatasi dengan jalan memberikan

motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan

bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.

Pada tahap akhir semua fase dapat dijalankan dengan baik Dari

hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan siswa mencapai nilai

19

84,2 persen sedangkan 15,8 persen siswa mempunyai nilai dibawah

standart. Fase yang termasuk kategori berhasil adalah pembahasan

kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat kesimpulan dan

evaluasi.

3. SIKLUS 3

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada Siklus Ke 2 maka, dibuat

perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus yang ke 3 sebagai

berikut yaitu Selama pelaksanaan pengamatan dari awal percobaan

sampai akhir pembelajaran diamati dan dicatat oleh pengamat dengan

struktur sebagai berikut : Yaitu tahap awal, Tahap inti dan tahap akhir.

Pengamat mencatat dalam lembar observasi yang telah disediakan.

Dalam pembelajaran IPS tentang perjuangan tokoh perjuangan pada

zaman penjajahan Belanda dan Jepang siklus I dicatat sebagai

berikut :

Kegiatan guru pada Kegiatan awal : 1) Membuka pelajaran 2)

Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik

pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab 3)

Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini 4).

Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

Kegiatan guru pada tahap Inti : 1) Guru membagi siswa dalam

dua kelompok. 2) Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun

memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B. 3)

Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang

berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar. 4) Memberi Tugas

mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan

kelompoknya. 5) Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh

yang ada diatas bangku. 6) Meminta siswa untuk berdiskusi tentang

tokoh tersebut serta membuat laporan. 7) Meminta Siswa untuk

presentasi Kegiatan Guru pada tahap Akhir : 1) Bersama siswa

20

membahas temuan-temuan dan mengambil simpulan. 2) Mengadakan

Evaluasi.

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan perbaikan pada siklus yang ke 3 ini

dilaksanakan dengan Langkah langkah Pembelajaran dengan

menggunakan metode alat peraga gambar tokoh pejuang Adapun

pelaksanaannya dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :

Tahap Fokus Kegiatan Guru Kegiatan SiswaKegiatan Awal

Memotivasi Siswa dan Apersepsi

1. Membuka pelajaran

2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

1. Menjawab salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memperhatikan Penjelasan Guru

Kegiatan Inti

Meningkatkan kemampuan siswa tentang pemahaman sejarah perjuangan.

1. Guru membagi siswa dalam dua kelompok.

2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang

1. Siswa Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan

21

yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar.

4. Memberi Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7. Meminta Siswa untuk presentasi

gambar tokoh secara berutan.

4. Siswa mengamatai setiap gambar tokoh dan mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

Kegiatan akhir

Memantapkan pemahaman siswa Perjuangan Tokoh tokoh

1. Bersama siswa membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

2. Mengadakan Evaluasi

1. Siswa membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

c. Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus pembelajaran III

maka didapatkan data sebagai berikut : Pada tahap awal setelah guru

membuka pelajaran dilanjutkan dengan memberikan pertanyaan

pancingan kepada siswa tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada

Zaman Belanda dan Jepang dengan memberikan pertanyaan Bangsa

mana yang pernah menjajah indonesia ? Kapan mereka menjajah ?

Siapakah tokoh perjuangan yang melawan penjajah belanda dan

Jepang ? dari hasil pengamatan diketahui bahwa siswa kurang antusias

22

untuk menjawab pertanyaan itu, hal itu bisa disebabkan karena siswa

belum mempunyai pengetahuan awal sama sekali tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang hanya 2 siswa

yang mencoba menjawab walaupun masih dalam kategori salah.

Kegiatan selanjutnya yang dilakukukan oleh guru adalah guru

menyampaikan Tujuan pembelajaran serta gambaran inti dari

pembelajaran.

Pada tahap inti Guru mempersiapkan pembentukan kelompok

sesuai dengan urutan absen dan meminta siswa duduk sesuai dengan

deretan bangku. Kemudian guru meminta siswa untuk menata tempat

duduk sesuai dengan jumlah kelompok masing masing, Dalam

penataan bangku berderet kebelakang ini siswa tidak kesulitan untuk

menata karena guru sudah menjelaskan jumlah bangku yang ditata

berapa sesuai dengan jumlah kelompok dan sudah memberikan nama

kelompok. Kegiatan selanjutnya Kemudian guru memulai menata

gambar tokoh tokoh perjuangan jaman belanda dan Jepang di atas meja

secara berurutan. Dari pengamatan observer diketahui fase ini siswa

tidak bisa menata sesuai dengan baik karena guru lupa memberikan

nomor urut pada gambar tokoh tokoh perjuangan tersebut. Kemudian

guru meminta siswa untuk mengamati satu persatu gambar yang sudah

ada didepan mereka. Setelah itu memulai langkah memberikan

pertanyaan atau kuis dengan cara menunjukk kelompok apa yang akan

menjawab dengan pertanyaan seperti ini contoh ini “ Kelompok A,

Jelaskan Gambar siapa yang ada berada pada nomor urut 5 dan

jelaskan perjuangan beliau pada masa penjajahan belanda dan jepang ?

Dari catatan observer pada fase ini agak berjalan dengan baik tetapi

menimbulkan kegaduhan karena siswa takut mendapat giliran untuk

menjawab pertanyaan secara individual dan tidak boleh diwakilkan

oleh kelompok tersebut. Langkah selanjutnya adalah guru meminta

siswa untuk berdiskusi dengan teman sekelompok tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dengan jalan

23

menceritakan dan mendiskusikan semua gambar yang tersedia. Namun

masih banyak siswa yang belum bisa berdiskusi dengan teman

kelompoknya karena takut. Setelah itu guru membimbing siswa untuk

menyamakan persepsi dengan jalan mempresentasikan hasil diskusi

dengan teman sebangku namun dari hasil pengamatan menunjukkan

bahwa kelompok yang sudah terbentuk tidak dapat mempresentasikan

hasil diskusinya secara keseluruhan karena terlalu banyak tokoh yang

harus dipresentasikan,

Pada tahap akhir guru menyimpulkan hasil pembelajaran tentang

Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang dan siswa

memperhatikan dengan seksama. Langkah kedua Mengevaluasi hasil

pembelajaran dengan cara memberikan evaluasi secara individu. Dari

hasil pembahasan hasil evaluasi dengan koreksi silang diketahui bahwa

sebagian besar siswa tidak bisa menjawab evaluasi. Sebagai bahan

untuk lebih dapat memahami tentang perjuangan tokoh tokoh

perjuangan maka, guru memberikan tugas kepada siswa untuk

mencari Gambar gambar tokoh perjuangan selain yang sudah ada

dalam pelajaran pertama.

d. Refleksi (Analisis dan Interpretasi)

Pada tahap awal ada satu fase yang gagal yaitu fase tanya jawab

awal tentang tokoh tokoh perjuangan pada zaman penjajah belanda dan

jepang. Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya sebelum proses

belajar mengajar tentang Tokoh Tokoh perjuangan pada Zaman

Belanda dan Jepang di mulai, guru memberikan penjelasan tentang

materi apa yang akan dipelajari pada pembelajaran sebelumnya dan

guru meminta siswa untuk membacanya lebih buku tentang Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang di rumah sehingga

siswa mempunyai pengetahuan awal yang cukup.

Pada tahap Inti hanya dua fase yang berhasil tetapi pada fase

yang lain gagal. Fase itu antara lain Siswa tidak dapat membentuk

24

deretan bangku ke belakang karena guru sebelumnya tidak

menjelaskan jumlah bangku dan guru tidak memberi nama kelompok

yang sudah dibentuk sehingga siswa kesulitan untuk menentukan

kelompok apa di tempat yang mana ?. Fase selanjutnya yang gagal

adalah Fase meletakkan gambar secara berurutan, fase gagal karena

guru lupa memberikan nomor urut pada gambar peraga atau ambar

tokoh pejuang sehinga siswa kesulitan untuk menentukan mana

gambar yang dahulukan dan mana gambar yang diletakkan belakang.

Hal ini bisa diselesaikan dengan cara memberikan nomer urut pada

gambar yang sudah ditentukan sehingga siswa tinggal menyusun

gambar sesuai urutan nomor dan urutan bangku. Fase selanjutkan yang

tidak berhasil adalah fase kuis atau pemberian pertanyaan kepada

siswa yang sudah mengetahui nomor urut gambar. Fase ini gagal

karena ketidak siapan siswa dalam menjawab pertanyaan atau kuis

yang disampaikan guru, karena proses penunjukkan siapa yang harus

menjawab pertanyaan dan gambar apa yang harus dijelaskan oleh

siswa secara acak dan mendadak sehingga bagi siswa yang tidak siap

dan tidak mau membaca maka, siswa kesulitan. Untuk mengatasi hal

tersebut maka perlu waktu dan kesempatan bagi siswa untuk

mendalami sejarah perjuangan para tokoh pejuang yang terdapat

dalam gambar sebagai alat peraga, sehingga dengan penguasaan

pengetahuan awal yang cukup maka siswa dapat menjawab kuis

dengan baik.

Fase yang gagal selanjutnya adalah kegiatan diskusi tentang

sejarah pejuang dalam gambar peraga, kegagalan fase ini merupakan

masalah klasik yaitu siswa tidak terbiasa berdiskusi untuk

mengungkapkan pendapat sehingga proses berjalannya diskusi tidak

bisa berjalan dengan lancar dan siswa kesulitan membuat laporan

karena guru sebelumnya tidak menjelaskan bagaimana format

pembuatan laporannya. Kesulitan pembuatan laporan banyak

disebabkan karena ketidakbiasaan siswa unutuk menulis dan

25

mengarang sehingga proses pembuatan laporan sangat lambat dan

memakan banyak waktu. Fase selanjutnya yang tidak berhasil adalah

fase presentasi tentang gambar tokoh pejuang sebagai alat peraga. Hal

di sebabkan karena ketidaksiapan siapa yang ditunjuk untuk

melakukan presentasi gambar gambar yang mereka pegang karena

setiap kelompok mempunyai gambar yang berbeda beda. Selain itu

faktor psikis atau mental yang tidak siap bagi siswa untuk duduk

didepan temannya, hal ini bisa diatasi dengan jalan memberikan

motivasi secara terus menerus tentang bagaimana cara presentasi dan

bagaimana menghilangkan grogi atau gemetar.

Pada tahap akhir ada satu fase yang gagal yaitu test atau

evaluasi siswa. Dari hasil test dapat diketahui bahwa keberhasilan

siswa hanya 68,4 persen sedangkan 31,6 persen siswa mempunyai nilai

dibawah standart. Fase yang termasuk kategori berhasil adalah

pembahasan kesimpulan tentang tokoh pejuang dan membuat

kesimpulan.

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. SIKLUS I

Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat

dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan

siswa dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek

keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan

sebagai berikut : Pada tahap awal hanya satu fase yang tidak dapat berjalan

dengan baik yaitu fase tanya jawab awal sedang fase yang lain berhasil

karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal yang baru

kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa dengan cara

menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa

dengan cara tanya jawab, Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan

hari ini, Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

Pada tahap inti hanya dua fase yang berhasil yaitu pembentukan

kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen dibagi dua

kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor

absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat

dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar

tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat

agambar sudah tersedia. Sedankan fase yang lain gagal.

Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa

dari 2 aspek yang menjadi pengamatan haya satu fase yang berhasil yaitu

pembahasan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan. Sedangkan pada

tahap evaluasi tidak berhasil.

Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada

tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.

Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 6 fase

27

yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung hanya 46

persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh

perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus I dapat dilihat di

tabel berikut :

Tabel 1

Hasil Evaluasi Siklus I

No Nama Siswa Nilai Siklus I KemampuanNilai

tertinggi/Terendah1 Dwi riyan 5 -2 Indra 4 - Terendah3 Novi A 6 +4 Riki Budi 7 +5 Aprilia 6 +6 Anto 5 -7 Andi 6 +8 Dedik 6 +9 Edo 5 -10 Fajar 5 -11 Khoiron 7 +12 Lilin 8 +13 Moh Dwi 8 +14 Novita sari 9 + Tertinggi15 Reny 7 +16 Rany 7 +17 Shinta 6 +18 Saftiaji 4 -19 Maya 6 +Jumlah 117Rata-rata 6,16

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah

6,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut

diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau

31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa

atau 68,4 persen.

28

2. SIKLUS 2

Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat

dari tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan

siswa dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek

keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan

sebagai berikut : Pada tahap awal semua fase sudah dapat lakuka

dengangan baik, sedang fase yang lain sudah dapat dilakukan pada siklus

pertama seingga pada siklus ke 2 tidak ada kendala. Selain itu keberhasil

tersebut tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal yang baru kegiatan

tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa dengan cara

menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa

dengan cara tanya jawab, Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan

hari ini, Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

Pada tahap inti hanya 3 fase yang berhasil yaitu pembentukan

kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen dibagi dua

kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor

absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat

dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar

tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat

agambar sudah tersedia. Pada fase persiapan pembentukan deretan bangku

dan pemberian nama kelompok sudah dapat derjalan dengan baik

Sedangkan fase yang lain masih gagal.

Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa

dari 2 aspek yang menjadi pengamatan keduanya sudah dapat dilakukan

dengan baik atau berhasil yaitu pembahasan hasil diskusi, pengambilan

kesimpulan dan evaluasi.

Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada

tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.

Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 9 fase

yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung mencapai 69,2

persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

29

Adapun pengukuran kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh

Tokoh perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus II dapat

dilihat di tabel berikut :

Tabel 2

Hasil Evaluasi Siklus II

No Nama Siswa Nilai Siklus I KemampuanNilai

tertinggi/Terendah1 Dwi riyan 5 -2 Indra 5 - Terendah3 Novi A 6 +4 Riki Budi 8 +5 Aprilia 7 +6 Anto 7 +7 Andi 7 +8 Dedik 7 +9 Edo 5 -10 Fajar 6 +11 Khoiron 8 +12 Lilin 8 +13 Moh Dwi 8 +14 Novita sari 9 + Tertinggi15 Reny 7 +16 Rany 7 +17 Shinta 7 +18 Saftiaji 6 +19 Maya 6 +

Jumlah 129Rata-rata 6,79

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa adalah

6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut

diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah 7 siswa atau

36,8 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 12 siswa

atau 63,2 persen.

3. SIKLUS 3

Dari hasil pengamatan yang sudah lakukan oleh teman sejawat dari

tahapan awal sampai tahapan akhir tentang keterlibatan guru dan siswa

30

dalam pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa dari 13 aspek

keterlibatan siswa serta proporsi ketercapaiannya dapat digambarkan

sebagai berikut : Pada tahap awal semua fase dapat berjalan dengan baik

yaitu fase tanya jawab awal sedang fase yang lain berhasil dari siklus 1

sampai 2 karena hal tersebut sudah sering dilakukan dan bukan hal yang

baru kegiatan tersebut yaitu Membuka pelajaran, Memotivasi siswa

dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan

pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab, Menyampaikan tujuan

pembelajaran pertemuan hari ini, Menyampaikan gambaran inti

pembelajaran. Pada tahap inti hanya 5 yang berhasil yaitu pembentukan

kelompok yang diurutkan sesuai dengan nomor absen dibagi dua

kelompok, dan siswa sudah bisa karena siswa semua mengetahui nomor

absennya berapa dan dia ada di kelompok mana. Fase yang dapat

dikatakan berhasil lagi adalah fase proses pengamatan gambar gambar

tokoh tokoh perjuangan yang sudah ada dihadapan mereka, karena alat

gambar sudah tersedia. Dan Memberi Tugas mengamati gambar yang

terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya. Fase yan kelima

yaitu Memberikan Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada

diatas bangku dapat berjalan dengan baik.

Pada tahap akhir dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa

dari 2 aspek yang menjadi pengamatan semua fase dapat berjalan dengan

baik yaitu pembahasan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan. Dan

proses evaluasi.

Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada

tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.

Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 2 yang

tidak berhasil dalam pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru

mencapai 84,6 persen.

Adapun kemampuan siswa dalam pemahaman Tokoh Tokoh

perjuangan pada Zaman Belanda dan Jepang pada siklus III dapat dilihat di

tabel berikut :

31

Tabel 3

Hasil Evaluasi Siklus III

No Nama Siswa Nilai Siklus I KemampuanNilai

tertinggi/Terendah1 Dwi riyan 7 +2 Indra 5 - Terendah3 Novi A 7 +4 Riki Budi 8 +5 Aprilia 8 +6 Anto 6 +7 Andi 6 +8 Dedik 7 +9 Edo 7 +10 Fajar 6 +11 Khoiron 7 +12 Lilin 9 +13 Moh Dwi 9 +14 Novita sari 10 + Tertinggi15 Reny 7 +16 Rany 7 +17 Shinta 8 +18 Saftiaji 5 -19 Maya 7 +Jumlah 136Rata-rata 7,16

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata rata siswa

adalah 7,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19 siswa

tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6 adalah

6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke atas

adalah 13 siswa atau 68,4 persen.

B. PEMBAHASAN

1. SIKLUS 1

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 dapat diketahui bahwa

nilai rata rata siswa adalah 6,16 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah

4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang

32

dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6

ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.

Dengan perbaikan pembelajaran yang sudah lakukan dengan

menggunakan alat peraga pada mata pelajaran IPS hasilnya belum

menunjukkan nilai yang signifikan hal ini disebabkan karena siswa

sebagai subjek penelitian belum memahami secara menyeluruh tentang

proses perbaikan pembelajaran ini, yang kedua ketidak siapan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran yang peneliti lakukan hal ini

disebabkan karena sikap mengajar guru yang sudah sejian lama terbentuk

menggunak metode metode konvensional. Ketidaksiapan ini tersebut dapat

dilihat dari data observasi tentang keberhasilan guru dalam pembelajaran.

Dari seluruh proses perbaikan pembelajaran dapat dikalkulasi

bahwa pada tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir

satu fase. Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai

hanya 6 fase yang menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung

hanya 46 persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-100) dalam

bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan alat peraga

dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi

mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi

belajar mengajar yang efektif. b). Penggunaan alat peraga merupakan

bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. c). Alat peraga

dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran.

d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau

bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran lebih

diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu

siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru. Penggunaan alat

peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar

mengajar.

33

2. SIKLUS 2

Setelah melihat hasil perbaikan penelitian pada siklus 2 didapatkan

hasil perkembangan prestasi siswa sebagai berikut bahwa nilai rata rata

siswa adalah 6,79 dengan nilai tertinggi 9 dan nilai terendah 4. Dari 19

siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 6

adalah 7 siswa atau 36, 8persen dan siswa yang mendapatkan nilai 6 ke

atas adalah 12 siswa atau 63,2 persen.

Jika dibandingkan dengan proses perbaikan prestasi pada siklus 1

terlihat jelas peningkatan prestasi belajar siswa yang cukup bagus dari

68,4 % yang mendapat nilai diatas 6 sekarang menjadi 84,2 %.

Sedangkan dilihat dari keberhasilan tindakan oleh guru sebagai

peneliti proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada tahap awal

hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase. Dengan

demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 9 fase yang

menunjukkan keberhasilan pembelajaran jika dihitung mencapai 69,2

persen keberhasilan guru dalam proses pembelajaran tersebut. Jika dilihat

dari proses perbaikan keberhasilan guru sebagai peneliti dari nilai 46 %

menjadi 69,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi linieritas antara

pencapaian prestasi siswa dalam mata pelajaran IPS dengan keberhasilan

tindakan guru dalam pembelajaran menggunakan alat peraga. Hal ini

namapak jelas keseuaian apa yang di samapaikan oleh (R.M. Soelarko,

1995: 6) bahwa Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu

yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat

menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang.

3. SIKLUS 3

Pada siklus yang ketiga nampak jelas perubahan prestasi belajar

siswa bahwa nilai rata rata siswa adalah 7,16 dengan nilai tertinggi 9 dan

nilai terendah 4. Dari 19 siswa tersebut diketahui siswa yang mendapatkan

nilai kurang dari 6 adalah 6 siswa atau 31,6 persen dan siswa yang

mendapatkan nilai 6 ke atas adalah 13 siswa atau 68,4 persen.

34

Dari seluruh proses pembelajaran dapat dikalkulasi bahwa pada

tahap awal hanya dua fase, tahap inti satu fase dan tahap akhir satu fase.

Dengan demikian dari 13 fase pembelajaran yang ini dicapai hanya 2 yang

tidak berhasildalam pembelajaran. Jika dihitung keberhasilan guru

mencapai 84,6 persen.

Dengan kondisi pencapaian prestasi belajar 7,16 maka, sudah cukup

untuk membuktikan bahwa alat peraga memang sangat berpengaruh pada

pencapaian prestasi belajar. Sesuai dengan pendapat (Sudjana, 2002: 99-

100) dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar a). Penggunaan

alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi

tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk

mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b). Penggunaan alat

peraga merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar.

c). Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan

dan isi pelajaran. d). Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat

hiburan atau bukan sekedar pelengkap. e). Alat peraga dalam pengajaran

lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan

membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru.

Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk

mempertinggi mutu belajar mengajar.

Grafik 4.1. Peningkatan Prestasi Belajar siswa siklus 1 s/d 3

35

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

7

7.2

NILAI

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

SIKLUS

GRAFIK PENINGKATAN NILAI

Series1

Dengan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan

metode Alat Peraga dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang Tokoh

pejuang dalam menghadapi penjajah belanda dan jepang.

Berdasarkan hasil pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan

metode alat peraga yang terdiri dari 3 siklus yang dilakukan oleh peneliti dan

siswa sebagai subjek penelitian maka didapatkan data sebagai berikut :

Grafik 4.2. Grafik Peningkatan perbaikan pembelajaran

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

PROSENTASE

SIKLUS

GRAFIK PENINGKATAN TINDAKAN

Series1 46 69.2 84.6

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

36

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analis dan pembahasan maka dapat di simpulkan

bahwa penggunaan metode alat peraga dapat meningkatkan pemahaman

konsep IPS pada siswa kelas V semester II SDN Gedongombo V Tahun

Ajaran 2008 di Kecamatan Semanding - Kabupaten Tuban.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan dan perbaikan pembelajaran dengan

menggunakan metode bervariasi maka disarankan :

a. Kepala sekolah hendaknya memberikan pembinaan kepada guru guru bidang

Sosial unutuk mempertimbangkan penggunaan metode Alat Peraga.

b. Bagi guru bidang studi Sosial untuk dapat menggunakan metode Alat Peraga

dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

c. Bagi teman sejawat sebagai observer yang akan melaksanakan penelitian

hendaknya lebih memperhatikan ketelitian dalam penyusunan langkah langkah

dalam prosedur PTK.

37

DAFTAR PUSTAKA

Departemen pendidikan Nasional 2007 ” Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan IPS”

Departemen pendidikan Nasional 2007 ” Silabus Mata Pelajaran IPS”

U. Usman, 1993. Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

W. Rochiati, 2005. Metode penelitian tindakan kelas, Bandung : PT Remaja Rosda karya.

Wardini J & N Marsinah, 2007 ” Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

www.Jurnalindonesia.online “Alat peraga sebagai metode pembelajaran IPS ” diakses tanggal 04 Mei 2008 jam 11.30.

38

Lembar Observasi Oleh Observer (Siklus I)

No Kegiatan guru Ada Komentar Kegiatan Siswa Ada KomentarA Kegiatan Awal

1. Membuka pelajaran

2. Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4. Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

Ada

Guru tidak bisa memotivasi siswa sehinga siswa kurang tertarik menjawab pertanyaan

Kegiatan Awal1. Menjawab

salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memperhatikan Penjelasan Guru

Ada

Siswa Mendengarkan dengan baik tetapi belum merespon pertanyaan

B Kegiatan Inti1. Guru membagi

siswa dalam dua kelompok.

2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor

Ada

Kegiatan Inti1. Siswa

Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara

Ada

39

urut gambar.4. Memberi

Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7. Meminta Siswa untuk presentasi

berutan.4. Siswa

mengamatai setiap gambar tokoh dan mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

C Kegiatan akhir1. Bersama siswa

membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

2. Mengadakan Evaluasi

Ada

Evaluasi belum berjalan dengan baik

Kegiatan akhir1. Siswa

membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

ada

Siswa belum mengerjakan evaluasi dengan baik

Observer/Pengamat

S. RAHAYU NINGSIH, S.PdNIP. 131 049 701

40

Lembar Observasi Oleh Observer (Siklus II)

No Kegiatan guru Ada Komentar Kegiatan Siswa Ada KomentarA Kegiatan Awal

1.Membuka pelajaran

2.Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3.Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4.Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

AdaGuru Sudah menjalankan langkah awal dengan baik

Kegiatan Awal1. Menjawa

b salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memperhatikan Penjelasan Guru

Ada

Siswa menikuti perintah dan bersikap pro aktif

B Kegiatan Inti1. Guru membagi

siswa dalam dua kelompo

2. Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3. Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar.

4. Memberi

Ada Guru Sudah bisa menjalankan fase demi fase dengan baik tetapi kurang jelas dalam mengarahkan terutama fase 4 sampai 7

Kegiatan Inti1. Siswa

Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara berutan.

4. Siswa

Ada Sisa kurang bisa menjalankan instruksi guru terutama fase 4 sampai 7

41

Tugas mengamati gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5. Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6. Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7. Meminta Siswa untuk presentasi

mengamatai setiap gambar tokoh dan mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

C Kegiatan akhir1. Bersama siswa

membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

2. Mengadakan Evaluasi

Ada

Guru sudah bisa menjalankan tugas dengan baik

Kegiatan akhir1. Siswa

membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

AdaSiswa Pro aktif

Observer/Pengamat

S. RAHAYU NINGSIH, S.PdNIP. 131 049 701

42

Lembar Observasi Oleh Observer (Siklus III)

No Kegiatan guru Ada Komentar Kegiatan Siswa Ada KomentarA Kegiatan Awal

1.Membuka pelajaran

2.Memotivasi siswa dengan cara menjelaskan serta mengaitkan topik pelajaran dengan pengetahuan siswa dengan cara tanya jawab

3.Menyampaikan tujuan pembelajaran pertemuan hari ini

4.Menyampaikan gambaran inti pembelajaran.

AdaGuru Sudah menjalankan langkah awal dengan baik

Kegiatan Awal1. Menjawa

b salam pembukaan dari guru.

2. Menjawab pertanyaan guru sesuai dengan pengetahuan awal

3. Memperhatikan penjelasan guru

4. Memperhatikan Penjelasan Guru

Ada

Siswa menikuti perintah dan bersikap pro aktif

B Kegiatan Inti1.Guru membagi

siswa dalam dua kelompok.

2.Mempersiapkan dua deretan bangku yang disusun memanjang ke belakang, masing-masing diberi tanda A dan B.

3.Meletakkan 7 buah atau lebih gambar tentang tokoh pejuang yang berbeda-beda dan memberi nomor urut gambar.

4.Memberi Tugas mengamati

Ada Guru Sudah bisa menjalankan fase demi fase dengan baik tetapi kurang jelas dalam mengarahkan terutama fase 6 sampai 7

Kegiatan Inti1. Siswa

Membagi menjadi 2 kelompok sesuai dengan perintah guru

2. Siswa Mengikuti perintah guru menyususn bangku memanjang dan memberi Tanda A dan B.

3. Siswa meletakkan gambar tokoh secara berutan.

4. Siswa mengamatai setiap gambar

Ada Sisa kurang bisa menjalankan instruksi guru terutama fase 6 sampai 7

43

gambar yang terletak di deretan meja yang sama dengan kelompoknya.

5.Memberi Pertanyaan atau Kuis tentang gambar tokoh yang ada diatas bangku.

6.Meminta siswa untuk berdiskusi tentang tokoh tersebut serta membuat laporan.

7.Meminta Siswa untuk presentasi

tokoh dan mengidentifikasinya

5. Siswa menjawab kuis dan bercerita tentang tokoh

6. Siswa melakukan diskusi

7. Siswa presentasi

C Kegiatan akhir1. Bersama

siswa membahas temuan-temuan dan mengambil sipulan.

2. Mengadakan Evaluasi

Ada

Guru sudah bisa menjalankan tugas dengan baik

Kegiatan akhir1. Siswa

membuat kesimpulan

2. Siswa mengerjakan soal evaluasi

AdaSiswa Pro aktif

Observer/Pengamat

S. RAHAYU NINGSIH, S.PdNIP. 131 049 701

44