TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf ·...

202
TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI YAYASAN DARUL YATAMA WAL-MASAKIN (DAYAMA) JEROWARU KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR Oleh: KAMARUDDIN NIM: 160403043 PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2018

Transcript of TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf ·...

Page 1: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

TESIS

MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI YAYASAN

DARUL YATAMA WAL-MASAKIN (DAYAMA) JEROWARU KECAMATAN JEROWARU

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh: KAMARUDDIN NIM: 160403043

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2018

Page 2: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

i

MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI YAYASAN

DARUL YATAMA WAL-MASAKIN (DAYAMA) JEROWARU KECAMATAN JEROWARU

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Pembimbing: Dr. H. S. ALI JADID AL-IDRUS, M.Pd

Dr. H. SUBKI, M.Pd.I

Oleh: KAMARUDDIN NIM: 160403043

Tesis ini tulis untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapat gelar Magister

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

ISLAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

MATARAM 2018

Page 3: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Tesis oleh: KAMARUDDIN, NIM: 160403043 dengan judul,

“Manajemen Strategik Pesantren Dalam Pengembangan

Kewirausahaan Di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”, telah

memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

Disetujui pada tanggal : ----------------------------------------

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. S. ALI JADID AL-IDRUS, M.Pd. NIP. 197807032007101003

Dr. H. SUBKI, M.Pd.I. NIP. 196612312000031010

Page 4: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

iii

PENGESAHAN PENGUJI Tesis Oleh : KAMARUDDIN, NIM: 160403043 dengan judul, “Manajemen Strategik Pesantren Dalam Pengembangan Kewirausahaan Di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (DAYAMA) Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”, telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

DEWAN PENGUJI

Prof. Dr. Suprapto, M.Ag (Ketua Sidang/Penguji I Dr. H Fahrurrozi, M.A. (Penguji Utama) Dr. H. S. Ali Jadid Al-Idrus, M.Pd (Pembimbing I/Penguji) Dr. H. Subki, M.Pd.I. (Pembimbing II/Sekretaris/Penguji)

Direktur Pas egeri Mataram

Page 5: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Kamaruddin

Nim : 160403043

Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

menyatakan bahwa tesis ini merupakan hasil karya saya sendiri dan

belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar magister di suatu

perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Mataram, Juli 2018 Saya yang menyatakan

KAMARUDDIN NIM. 160403043

Page 6: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

v

PENGESAHAN

Tesis berjudul: “Manajemen Strategik Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”,

yang ditulis oleh saudara Kamaruddin, NIM: 160403043, Program

Studi: Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Tanggal ujian tesis

pada hari ……..................................., telah dapat diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Magister Manajemen

Pendidikan.

Page 7: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

vi

NOTA DINAS PEMBIMBING I

Kepada Yth.

Direktur Pascasarjana UIN Mataram

di-

Mataram

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan Tesis dengan judul: “Manajemen Strategik Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”, yang ditulis oleh saudara Kamaruddin, NIM: 160403043, Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan dalam rangka memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan.

Pembimbing I

Dr. H. S. ALI JADID AL-IDRUS, M.Pd. NIP. 19780703200710 1 003

Page 8: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

vii

NOTA DINAS PEMBIMBING II

Kepada Yth.

Direktur Pascasarjana UIN Mataram

di-

Mataram

Setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi terhadap penulisan tesis dengan judul: “Manajemen Strategik Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”, yang ditulis oleh saudara Kamaruddin, NIM: 160403043, Program Studi: Manajemen Pendidikan Islam (MPI). Saya berpendapat bahwa tesis tersebut sudah dapat diajukan dalam rangka memperoleh gelar Magister Manajemen Pendidikan.

Pembimbing II

Dr. H. SUBKI, M.Pd.I NIP. 196612312000031010

Page 9: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

viii

MOTTO:

“Jujur merupakan mata uang yang berlaku disemua Negara.

Oleh karena itu, jadilah peribadi yang jujur untuk membuat

perubahan yang besar untuk diri sendiri, keluarga, agama,

bangsa dan Negara”.1

1 Dahlan Iskan, Kata-Kata Bijaksana

Page 10: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

ix

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Orang tua tercinta Amaq Sudirman dan Inaq Sudirman (almarhumah).

Istri tercinta Zuyyina Herawati, S. Pd., yang selalu memberikan

semangat kepada penulis agar tetap rajin kuliah.

Putra-putraku yang lincah dan gagah perkasa, Muhammad Oshsaka

Exacta Kazna dan Muhammad Osheter Bafta Kazna.

Bapak dan ibu mertua H. Jumerin dan Hj. Asi serta Inaq Jasmin

(almarhumah) dan Hj. Meriah (almarhumah).

Kakak-kakakku, Sudirman, M. Pd.I., Surniati, dan Sul’aniah.

Kakak-kakak iparku, Amaq Azizurrahman, Rohandi, S. Pd., dan

Salimah, QH., S. Pd. I., Muhammad fauzi, A. Md., Imron dan Nanda

Zulistina.

Keponakan-keponakan yang gagah-gagah dan cantik-cantik,

Azizurrahman, S. Pd., Muhammad Zainuddin SA., Isnaini Jariah,

Hilmianti Isnaini, Fina Nawarul Uyun Fitriyah, Muhammad Syahrul

Alam SR., dan Metarica Estetika Sulhan.

Rekan-rekan satu almamater MPI-C.

ABSTRAK

Page 11: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

x

MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI YAYASAN

DARUL YATAMA WAL-MASAKIN (DAYAMA) JEROWARU KECAMATAN JEROWARU

KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Oleh KAMARUDDIN Nim: 160403043

Penulisan tesis ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lingkungan

internal dan lingkungan eksternal yayasan,, perencanaan pesantren dalam pengembangan kewirausahaan, implementasi manajemen strategi pesantren dalam pengembangan kewirausahaan, serta pengawasan pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan cara mereduksi data, penyajian data, serta memverifikasi data dan kemudian disimpulkan.

Tesis ini menyimpulkan bahwa Yayasan Darul Yatama Wal-Maskin (Dayama) Jerowaru Kabupaten Lombok Timur masih belum mampu memanfaakan serta menganalisa secara optimal lingkungan internal dan lingkungan eksternalnya. Kekuatan-kekuatann yang dimiliki belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam rangka meraih setiap peluang-peluang dan mencegah setiap ancaman-ancaman yang terjadi, serta belum mampu memanfaatkan kelemahan-kelemahan dalam rangka meraih setiap peluang-peluang serta menghindari setiap ancaman-ancaman yang akan terjadi.

Dalam melakukan pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kabupaten Lombok Timur menerapkan manajemen strategi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan atau penggerakkan dan juga pengawasan (pengendalian). Implementasi manajemen strategi Pengembangan kewirausahaan dilakukan dengan cara membeli, menambah serta

Page 12: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xi

membangun unit usaha lainnya yang dananya itu bersumber dari penghasilan dari masing-masing unit usaha, Bentuk pengawasan atau pengendalian yang dilakukan yayasan dalam mengawasi setiap unit-unit usaha dilakukan dengan cara terus menerus dan sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila dibutuhkan serta melakukan audit internal oleh yayasan.

Kata Kunci: Manajemen Strategik, Pengembangan

Kewirausahaan, Pesantren

Page 13: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xii

Thesis. Kamaruddin. 2018 Strategic Management of Pesantren in Promoting Entrepreneurship at Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(dayama) Jerowaru jerowaru District East lombok

ABSTRACT

Keywords: Strategic Management, Entrepreneurship Development, Pesantren

This thesis aims to discover the internal and external condition, plans, its implementation, and monitoring for promoting entrepreneurship at Yayasan (foundation) Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Lombok Timur Regency. This qualitative research garnered the data through observations, interviews, and documentations. The data analysis techniques used were data reduction, presenataion and verification, and interpretation.

This study found that Yayasan Darul Yatama Wal-Maskin (Dayama) Jerowaru, Lombok Timur regency has not fully capitalized on and examined its internal and external environment. The strengths have not been totally used to attain every opportunity and hamper every threat faced, and was unable to employ the weaknesses to gain chances and avoid the future threats.

The strategic management applied to empower the entrepreneurship at Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Lombok Timur regency include the plans, organization, implementation, and monitoring (control). The implementation of the strategic management for the entrepreneurship development was manifested in the form of purchasing, multiplying and establishing other units of enterprise, whose finance came from each unit of enterprise. The monitoring and control performed by the foundation to monitor each unit of the enterprise included the use of a surprise inspection by the superintendents of the foundation and internal audit.

Page 14: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xiii

جرو وارو كين والمسا يتامىموضوع البحث: إدارة المعهد اإستراتيجية في تطوير اأعمال في مؤسسة دار ال لومبوك الشرقية

الباحث: قمر الدين 160403043رقم القيد:

الملخص

ارجية، وخطيط امعهد لطوير الة البيئية الداخلية وا د يق إدارة امعهمال وتطباأع يهدف البحث التعرف على اثه حخدم الباحث ي قية. استالشر اإسراتيجية ي تطوير اأعمال ي مؤسسة دار اليتامى وامساكن جرو وارو لومبوك

وعي، ويكون مع البيانات بطرق اما هج ال ها لبيانات وإعدادابإعادة تحليلحظة وامقابلة والتوثيق. ويكون الامتاجها. توصلت نتائج البحث أن مؤسسة دار اليتامى وامساكن جرو وا رفية م مبوك الشرو لو وتصحيحها واست

ارجية. القوة الي الة البيئية الداخلية وا توجيهها سة م يتمامؤس ها هذ متع يستطيعوا ااستفادة والتحليل من اع التهديدات امتوقعة. ي تطوير أعمال امؤسسة فإن يتامى وامساكنة دار المؤسس للحصول على الفرص امتاحة وم

ظيم و يط واجرو وارو لومبوك الشرقية قاموا بتطبيق اإدارة اإسراتيجية امشتملة على التخط فيذ والتقو لت م. تطبيق التأرباح كل كون مويلها منأخرى وياارية ي تطوير اأعمال بالقيام على الشراء وزيادة الوحدات التج اإدارة اإسراتيجية

بل قكم امستمر من ريق التحعن ط الوحدات. التقوم وامتابعة الي تقوم ها امؤسسة للتحكم على الوحدات التجاريةسابات الداخلية. هيئة امؤسسة إن احتاج إى مراجعة ا

اإدارة اإسراتيجية، تطوير اأعمال، امعهد كلمات المفتاحية:ال

Page 15: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xiv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi allah, tuhan semesta alam. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad saw, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin.

Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian tesis ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain: 1. Dr. H. S. Ali Jadid Al-Idrus, M.Pd. sebagai dosen pembimbing I

dan Dr. H. Subki, M.Pd.I. sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan, motivasi, dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan ditengah kesibukannya dalam suasana keakrabannya menjadikan tesis ini lebih matang dan selesai;

2. Dr. Mohammad Iwan Fitriani, M. Pd. Sebagai Ketua Prodi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram;

3. Prof. Dr. Suprapto, M. Ag. Selaku Direktur Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram;

4. Prof. Dr. H. Mutawalli, M. Ag. Selaku Rektor Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram yang telah memberi tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan memberi bimbingan dan peringatan untuk tidah berlama-lama di kampus tanpa pernah selesai;

5. dan seterusnya.

Mataram, 10 Juli 2018 Penulis Kamaruddin

Page 16: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xv

DAFTAS ISI

COVER LUAR TESISi LEMBAR LOGO ii COVER DALAM TESIS iii PERSETUJUAN PEMBIMBING iv PENGESAHAN PENGUJI v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi LEMBAR PENGECEKAN PLAGIARISME vii LEMBAR ABSTRAK viii MOTTO ix PERSEMBAHAN x KATA PENGANTAR xi DAFTAR ISI xii BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1 B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah 13

1. Identifikasi Masalah 13 2. Batasan Masalah 14 3. Rumusan Masalah 15

C. Tujuan Penelitian 15 D. Manfaat Penelitian. 16 E. Penelitian Terdahulu Yang Relevan. 17 F. Metodologi Penelitian 21

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian 21 2. Tempat Penelitian 22 3. Kehadiran Peneliti 22 4. Sumber Data Penelitian 25 5. Teknik Pengumpulan Data 26 6. Teknis Analisa Data 32 7. Pengecekan Keabsahan Data 38

Page 17: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xvi

G. Kerangka Teori 42 1. Manajemen Strategi. 42 2. Manajemen Strategik Kepemimpinan Di Pesantren 62 3. Kewirausahaan 64

H. Sistematika Pembahasan 70 BAB II: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN 75

A. Profil Lokasi Penelitian 75 1. Sejarah Berdirinya Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru 75 2. Letak Geografis Pondok Pesantren Dayama Jerowaru 79 3. Identitas Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin Jerowaru 84 4. Landasan Hukum Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

Jerowaru 85 5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Dayama Jerowaru 87 6. Maksud dan Tujuan Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru 63 7. Struktur Organisasi Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru 64 8. Fasilitas Induk Yayasan Darul Yatama Wal Masakin 91 9. Santri Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru 94 10. Bidang Usaha Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru 95 B. Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Yayasan Darul

103 C. Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru 77 D. Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin E. (Dayama) Jerowaru 85 F. Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan G. Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru 90

Page 18: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xvii

H. Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru 99

BAB III: PEMBAHASAN A. Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru 146 B. Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru 154 C. Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru 157

D. Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru 167

BAB IV: PENUTUP A. Kesimpulan 173 B. Saran-saran 175

DAFTAR PUSTAKA 132 LAMPIRAN-LAMPIRAN 135

Page 19: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tanah Yayasan 67

Tabel 2.2. Bangunan Yayasan 68

Tabel 2.3. Jenjang Pendidikan 71

Tabel 2.4. Jenis Pendidikan Formal 72

Tabel 2.5. Kitab-Kitab yang Diajarkan 72

Tabel 2.6. Usaha Perdagangan 73

Tabel 2.7. Usaha Peternakan 74

Tabel 2.8. Usaha Perikanan Dan Sawah Garam 76

Tabel 2.9. Jumlah Hewan Ternak 94

Tabel 2.10. Jumlah Lahan serta Lokasi Pertanian 95

Tabel 2.11. Jumlah Lahan serta Lokasi Perikanan 97

Tabel 3.1. Jumlah Hewan Ternak 118

Page 20: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Teknis Analisis Data 28

Gambar 2.1. Denah Lokasi Yayasan 58

Gambar 2.2. Struktur Organisasi 66

Gambar 3.1. Bagan Perputaran Keuangan 122

Page 21: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

xx

Page 22: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pesantren adalah suatu lembaga yang merupakan wujud proses

wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Keberadaan

pesantren di Indonesia ini memberikan sumbangsih yang sangat besar

sekali, baik itu ditataran lokal maupun tataran nasional. Di awal abad

ke-21 saat ini, pertumbuhan pesantren semakin pesat dan semakin

berkembang. Keeksistensian pesantren di awal abad ke-21 ini

memberikan warna baru dalam segala bidang. Termasuk di dunia

bisnis.

Nurcholish Majid mengatakan “Sebagai bagian lembaga

pendidikan nasional, kemunculan pesantren dalam sejarahnya telah

berusia puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun, dan disinyalir

sebagai lembaga yang memiliki kekhasan, keasliannya (indegeneous)

Indonesia”.2 Sebagai institusi yang memiliki khas indegeneous,

pesantren muncul dan selalu terus berkembang dari pengalaman-

2 Nurcholish Majid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan

(Jakarta: Paramadina, 1997),3.

Page 23: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

2

pengalaman sosiologis masyarakat yang ada di sekitar lingkungannya.

Akar atau dasar kultur ini barangkali mungkin sebagai suatu potensi

dasar yang menjadikan pesantren bisa bertahan dan sangat diharapkan

oleh masyarakat dan juga pemerintah. Sebagai sebuah institusi

budaya, pesantren lahir atas prakarsa dan inisiatif tokoh masyarakat

yang bersifat otonom, sejak awal berdiriya merupakan potensi

strategis yang ada di tengah kehidupan sosial masyarakat.

Suhartini berpendapat bahwa “pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan kepadanya, sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yang senantiasa diembannya, yakni: 1) sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (centre of excellence), 2) sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resource), 3) sebagai suatu lembaga yang punya kekuatan dalam pemberdayaan masyarakat (agent of development)”.3 Habib Thoha berpendapat bahwa “pesantren juga dipahami sebagai bagian yang terlibat dalam proses perubahan sosial (sosial change) di tengah perubahan yang terjadi. Dalam keterlibatannya dengan peran, fungsi dan perubahan yang dimaksud, pesantren memegang peranan kunci sebagai motivator, inovator, dan dinamisator mayarakat yang konsisten menanamkan semangat kemandirian, kewirausahaan, dan tidak menggantungkan dirinya kepada orang lain”.4

3 Suhartini, Problem Kelembagaan Pengembagan Ekonomi Pondok

Pesantren, dalam A. Halim (eds). Manajemen pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), 233.

4 Habib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), 52.

Page 24: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

3

Perkembangan dan juga pertumbuhan ekonomi masyarakat di

pesantren mempunyai andil yang sangat luar biasa dalam

menggalakkan kewirausahaan. Pesantren itu selalu giat dalam

berusaha dan bekerja secara bebas atau independent tanpa

menggantungkan atau mengharapkan suatu nasibnya dari orang lain

atau lembaga pemerintah baik itu pemerintah daerah atau pemerintah

pusat. Secara kelembagaan, pesantren memberikan contoh tauladan

yang sangat baik dengan memberikan contoh yang real (nyata)

dengan cara mengaktualisasikan dirinya dengan menunjukkan

semangat kemandirian melalui usaha-usaha yang konkrit dengan

didirikannya beberapa unit usaha ekonomi di pesantren yang

dimaksudkan adalah untuk memperkuat pendanaan pesantren dan

pemberdayaan ekonomi-ekonomi masyarakat.

Perubahan dan pengembangan pesantren terus dilakukan

termasuk dalam menerapkan manajemen yang profesional dalam

pengembangannyan tanpa harus menghilangkan keasliannya. Di

antara pengembangan yang harus dilakukan pesantren adalah

pengembangan sumber daya atau indeks pembangunan manusia

Page 25: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

4

pesantren, pengembangan komunikasi pesantren, pengembangan

ekonomi pesantren, dan pengembagan teknologi informasi pesantren.

Sekian banyak identitas asli manajemen pesantren setidaknya

ada dua kategori akademik yang sudah diasumsikan jauh-jauh hari

oleh para ilmuan yakni dominannya kepemimpinannya didominasi

dan kemandirian pengelolaannya. Sejarah telah menunjukkan atau

mencatat bahwa pesantren lahir atas inisiasi sosok kyai dan partisipasi

aktif masyarakat di dalamnya. Semenjak berdiri, hingga bebarapa

dekade selanjutnya, tidak banyak pesantren yang didirikan atau

diinisiasi pembangunannya oleh pemerintah. Kendati menjadi

lembaga pendidikan yang diakui oleh pemerintah, keberadaan

pesantren jauh dari kata diperhatikan. Seringkali, pesantren

berkembang karena landasan kebutuhan bersama.

Selain kepemimpinan kyai, terdapat pula aspek kemandirian,

sebagaimana disebutkan sebelumnya. Penulis mengasumsikan, ada

dua kontestasi pemaknaan kemandirian pesantren dalam sudut

pandang kesejarahan. Pertama, pesantren itu mandiri dikarenakan

oleh kekuatan daripada partisipasi aktif masyarakat sekitar. Dalam hal

Page 26: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

5

ini, pesantren memang didukung oleh swadaya masyarakat yang

sangat kuat manajerialnya. Misalnya masyarakat akan selalu bahu

membahu dan bantu-membantu untuk menyumbang pesantren di desa

atau wilayah mereka masing-masing. Kedua, kekuatan kemandirian

pesantren berada pada sosok kyai dalam mempertahankan

lembaganya tersebut.

Kyai umumnya mendirikan pesantren dengan memiliki tanah

dan lahan yang luas. Dan secara umum, dijadikan lahan penghasilan

sebagai bahan penyuplai proses tranmisi keilmuan di pesantren

mereka. Berdasarkan kategori tersebut, para pakar manajemen

pendidikan mengkategorikan kedua model pengelolaan pesantren

tersebut sebagai sistem manajemen tradisional pesantren. dimana

pengelolaannya berdasarkan proses. Dimana proses pelaksanaanya

berdasarkan proses seleksi alamiah. Baik itu dukungan yang kuat dari

dukungan masyarakat atau kegiatan ekonomis yang dimiliki oleh

kyai. Hal ini memang cukup berbeda dengan fenomena baru. Dimana

pesantren telah mulai menginternalisasi hal-hal baru ke dalam proses

manajerialnya.

Page 27: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

6

Zamansyari Dhofier berpendapat bahwa “pesantren tradisional, secara manjerial, sangat bertumpu pada kekuatan kapital yang dimiliki kyai, mulai dari sawah, tanah, dan sumber-sumber ekonomi lainnya. Diakui atau tidak, kyai merupakan pimpinan sekaligus admistrator pesantren, artinya selain menentukan visi dan misi serta landasan pesantren kyai juga menjalankan ide-idenya sendirian. Tanpa dibantu oleh pengurus yang professional”. 5 Pengelolaan pesantren modern hari ini, peranan kyai berkurang

dari segi manajerial, dikarenakan pada fase ini, seorang kyai

mendelegasikan wewenang kepada pengurus dan pembantu lainnya

yang dianggap kompeten yang bisa mengurus keberlansungan

pesantren. Peran kepemimpinan kyai, pada fase ini, sangat minim.

Pengelolaan pesantren dimandatkan kepada seluruh elemen yang

mendukung kepemimpinan kyai. Kongkritnya ada banyak sekali

model pengelolaan pesantren profesional dan modern.

Abd A’la mengatakan bahwa “ada pesantren tempatnya di

daerah Jember yang mempunyai swalayan dan supermarket, pesantren

ini dikenal oleh orang timur sebagai pesantren yang mampu

menciptakan secara lansung tenaga-tenaga kerja baru, dimana setiap

alumninya dipekerjakan di swalayan-swalayan yang dikelola oleh

5 Zamansyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1984), 17.

Page 28: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

7

pesantren tersebut.”6 Tidak hanya di Jawa Timur, ada Darut Tauhid di

Jawa Barat. Pesantren yang pertama kali dengan manajemen tingkat

tinggi. Aa Gym berpendapat bahwa pesantren memberikan warna

baru yang ada di Indonesia. Komitmennya untuk membentuk

pesantren yang megah, mewah namun mandiri secara pendanaan dan

perekonomiannya”.7

Fakta-fakta dan penomena di atas, membuktikan bahwa sistem

manajemen pesantren tidak lagi bertumpu pada recources yang

dimiliki oleh kyai. Pesantren dikelola berdasarkan prinsip-prinsip

manjerialisme modern. Manajemen itu sendiri bisa dikatakan sebagai

sebuah proses penting terstruktur yang dimulai dari perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating),

dan pengawasan (controlling). Selain itu, untuk mendukung proses-

proses manajerial yang efektif, secara teoritik, manajemen perlu juga

didukung orang-orang atau tenaga yang ahli atau profesional. Dengan

demikian, setiap kegiatan kewirausahaan (orientasi ekonomi untuk

6 Abd A’la, Pembaharuan Pesantren (Jogjakararta: Pelangi Aksara,

2006), 15. 7 Nur Dewi, ddk, Pesantren Agrobisnis Pendekatan Formula Area

Multifungsi Dan Model Konsepsi Perberdayaan Serta Profil Beberapa Santren (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004), 45.

Page 29: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

8

menyumbang kemandirian pesantren) memiliki resiko yang cukup

tinggi, maka pemimpin pesantren harus jeli dalam sistem manajerial

agar tetap mampu menjaga sustainsibilitasnya.

Dalam upaya menjaga keberlansungan operasional pesantren,

kyai biasanya melaksanakan tiga hal. Pertama, melibatkan partisipasi

masyarakat secara penuh; kedua, pengembangan SDA (sumber daya

alam) yang dimiliki oleh kyai atau pesantren sendiri. Ketiga,

menajemen kewirausahaan di pesantren harus disokong oleh SDM

(sumber daya manusia) yang memadai.

Di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Lombok Timur, mempunyai banyak unit bisnis. Seperti SPBU,

koperasi pesantren, pertanian, peternakan dan lain sebagainya. Dari

produk-produk unit bisnis tersebut, maka pendapatan pesantren akan

meningkat secara signifikan. Pengelolaan pesantren dengan baik dan

modern dapat dilihat dari manajemen strategi yang diterapkan

pimpinan pesantren dalam menjaga ketahanan (survive) pesantren

dalam menjalankan aktivitas pesantren sehari-sehari. Keberadaan

pesantren di lokasinya yang konon diidentikkan dengan wilayah yang

Page 30: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

9

indeks pembangunan manusianya masih rendah dan lokasi yang

panas, tidak membuat pimpinan pesantren merasa tersisih dalam

berkarya. Di tengah-tengah situasi seperti ini pimpinan pesantren

mampu melakukan perubahan yang sangat besar di segala bidang,

salah satunya adalah dunia bisnis. Semuanya itu tidak bisa terlepas

dari pada kemampuan seorang pimpinan pesantren dalam segi

manajemen srtategi.

Kepemimpinan strategik pimpinan pesantren juga dapat

ditunjukkan oleh beragam kemampuannya dalam menetapkan segala

prioritas isu-isu strategis yang lagi hangat. Pada tataran ini, pimpinan

pesantren secara aktif menyimak serta menganalisa perkembangan

global, sehingga pimpinan pesantren mampu mengidentifikasi

kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, peluang-peluang, dan

ancaman-ancaman atau ancaman yang mungkin muncul.

Di era globalisasi saat ini, adanya tuntutan terhadap pimpinan

pesantren dalam meningkatkan kemampuan dalam membentuk sikap

kompetisi yang sangat ketat (high-competition) yang diakibatkan

semakin kompleks dan nyata kompetisi di dunia usaha. Kemampuan

Page 31: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

10

dan keunggulan bersaing di era globalisasi ini dituntut untuk terus

secara kontinu mentransformasi dan mengembangkan seluruh

kemampuan yang ada pada dirinya dengan mengimplementasikan

jiwa wirausahanya melalui aspek manajemen strateginya agar selalu

relevan dalam mengikuti setiap perubahan lingkungan dan situasi

persaingan.

Dengan adanya bisnis (kewirausahaan) di Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur, tentu

pesantren tersebut merupakan salah satu pesantren yang tampil beda

di antara pesantren-pesantren yang ada di NTB. Keberadaan Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur

dengan mempunyai ciri khas kewirausahaannya, maka Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur memiliki

tingkat percaya diri yang tinggi. Dan itu dibuktikan dengan ada

banyak sekali unit bisnis yang dikelola.

Yuyus Suryana dan Kartib Bayu mengatakan “dengan memiliki

jiwa kewirausahaan yang seutuhnya, diharapkan para pelaku usaha

akan mampu untuk dapat terus-menerus meningkatkan efisiensi,

Page 32: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

11

produktivitas, kreativitas, dan inovasi dalam melaksanakan usahanya

guna meningkatkan kemampuan berbisnis dan memiliki keunggulan

untuk bersaing diberbagai situasi maupun kondisi dengan tetap

memperhatikan etika bisnis agar dapat menumbuhkan serta

meningkatkan kepercayaan bagi semua pihak”.8

Kekuatan popularitas pimpinan pesantren juga mempengaruhi

perkembangan unit-unit usaha yang ada di bawah

kepengurusan/naungan pesantren. Dalam dunia usaha (bisnis),

popularitas tidaklah cukup untuk membuat setiap bisnis berkembang,

melainkan pimpinan pesantren di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur mempunyai keahlian

dalam mengimplementasikan manajemen strategi.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti serta

dokumentasi yang ditunjukkan oleh pihak pesantren, ada banyak

sekali lahan perluasan dan atau pengembangan unit usaha yang

dilakukan oleh pesantren, seperti halnya pada unit usaha peternakan,

pertanian dan lain sebagainya. Pada unit usaha peternakan contohnya,

8Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wiarusahawan Sukses (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014), vi.

Page 33: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

12

jumlah sapi awalnya kurang dari seratus ekor dan ditempatkan di satu

kompleks perkandangan. Karena, dengan adanya kemampuan dalam

pengemplementasian manajemen strategi, maka jumlah ekor sapi

serta perluasaan kandang sampai dengan saat ini jumlahnya

bertambah dan ditempatkan di tempat yang berbeda-beda. Sedangkan

hasil yang diperoleh dari keseluruhan unit usaha yang dimiliki

pesantren diserahkan sepenuhnya ke pesantren dan kemudian

perputaran keuangan pesantren ditentukan sepenuhnya oleh pesantren

dalam rangka pengembangan kewirausahaan pesantren.

Namun, dibalik semua itu, pimpinan pesantren masih merasa

kesulitan dalam meningkatkan keeksistensiannya dalam

mengembangkan setiap unit bisnis yang dikelolanya dikarenakan oleh

masih rendahnya sumber daya manusia yang digunakan dalam

menangani setiap unit-unit bisnis tersebut serta masih kurangnya

kemampuan dalam memanfaatkan serta menganalisa lingkungan

internal dan lingkungan eksternal pesantren. Noor Ahmady

menyebutkan bahwa “salah satu keberhasilan pesantren menjalankan

Page 34: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

13

usaha adalah karena didukung oleh SDM (sumber daya manusia)

yang tangguh”.9

Dari paparan latar balakang di atas, maka peneliti tertarik dalam

melakukan penelitian di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur dengan judul “Manajemen

Strategik Pesantren Dalam Pengembangan Kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan

Jerowaru Kabupaten Lombok Timur”.

B. Identifikasi, Batasan, dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka identifikasi

permasalahannya adalah:

a. Pimpinan pesantren masih merasa kesulitan dalam

meningkatkan keeksistensiannya di dalam pengembangan setiap

unit usaha yang dikelolanya.

b. Masih rendahnya sumber daya manusia yang digunakan dalam

menangani setiap unit usaha yang dikelolanya tersebut.

9 Noor Ahmady, Pesantren Dan Kewirausahaan (Peran Pesantren

Sidogiri Pasuruan Dalam Mencetak Wirausaha Muda Dan Mandiri). Executive Summary Penelitian Di Lemlit UIN Sunan Ampel Surabaya.

Page 35: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

14

c. Masih kurangnya kemampuan pimpinan pesantren dalam

menganalisa serta memanfaatkan lingkungan internal dan

lingkungan eksternal pesantren.

2. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, untuk

mempermudah dan mengarahkan peniliti dalam penelitian ini,

maka peneliti akan membatasi masalah dalam penelitian ini yakni

tentang: Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Perencanaan

Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru, Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru, dan Pengawasan Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan, dan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan di atas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan :

Page 36: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

15

a. Bagaimana kondisi lingkungan internal dan lingkungan

eksternal pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Lombok Timur?

b. Bagaimana perencanaan kewirausahaan dalam pengembangan

kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur?

c. Bagaimana implementasi manajemen strategi pesantren dalam

pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur?

d. Bagaimana pengawasan pesantren dalam pengembangan

kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini yakni untuk menemukan,

membuktikan dan mengembangkan pengetahuan. Sedangkan secara

khusus, tujuan dari penelitian kualitatif yakni untuk menemukan.

Tujuan penelitian dalam proposal kualitatif ini bersifat sementara, dan

Page 37: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

16

kemudian akan berkembang ketika peneliti di lapangan. Tujuan dari

penelitian ini yakni:

1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan internal dan lingkungan

eksternal pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok

Timur.

2. Untuk mengetahui perencanaan kewirausahaan dalam

pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur.

3. Untuk mengetahui implementasi manajemen strategi pesantren

dalam pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur.

4. Untuk mengetahui pengawasan pesantren dalam pengembangan

kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Lombok Timur.

D. Signifikansi dan Manfaat Penelitian

Manfaat pelaksanaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Page 38: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

17

a. Untuk menambah wawasan tentang pesantren

b. Sebagai pengetahuan bagaimana manajemen strategi pimpinan

pesantren dalam pengembangan kewirausahaan.

c. Sebagai kontribusi dalam pengembangan kewirausahaan di

pesantren.

d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau referensi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya.

2. Manfaat praktis

a. Manfaat bagi pemimpin pesantren

Sebagai bahan evaluasi bagi pemimpin dalam menerapkan

manajemen strategi dalam pengembangan kewirausahaan.

b. Manfaat bagi warga pesantren

Sebagai bahan acuan atau referensi setiap warga pesantren

dalam membantu pimpinan pesantren untuk pengembangan

kewirausahaan.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa penelitian tentang manajemen strategi dan

kepemimpinan pernah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya.

Page 39: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

18

Untuk memahami beberapa permasalahan dalam penelitian yang

berjudul “Manajemen Strategik Pesantren Dalam Pengembangan

Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Lombok Timur. Maka penulis melakukan penelaahan

terhadap beberapa sumber sebagai bahan penulisan tesis ini, dalam

artian memastikan tesis dengan judul “Manajemen Strategik Pesantren

Dalam Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur, tidak sama dengan

hasil-hasil penelitian sebelumnya.

1. Muhammad Aqbal Fasa10 (1320310001) Magister Ekonomi Islam

Program Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2014 “Manajemen Unit

Usaha Pesantren (Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor

1 Ponorogo Jawa Timur)”. Dalam tesis ini disimpulkan bahwa

keberhasilan pengelolaan pesantren modern Darussalam Gontor

dalam mengelola unit usaha membentuk karakteristik tersendiri

adapun karakteristik pengelolaan unit usaha pondok modern

Darussalam gontor adalah perencanaan berbasis nilai pondok,

10 Muhammad Aqbal Fasa, tesis, “Manajemen Unit Usaha Pesantren

(Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jawa Timur, 2014)”.

Page 40: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

19

pengorganasian berbasis nilai pengkaderan, kepemimpinan kolektif

transformatif, dan total quality control. Dalam pengimplementasian,

karakteristik pengelolaan (proses) tersebut membentuk karakteristik

secara umum yakni, pelaksanaan kegiatan bisnis berbasis learning

by doing, sentralisasi keuangan berpusat, dan terciptanya

keseimbangan kesejahteraan lahiriayah dan bathiniah. Keseluruhan

karakteristik unit usaha pesantren tercermin pada pola manajemen

berbasis pondok. Visi dan misi menjadi dasar pergerakan dan motto

pondok menjadi kekuatan dalam segala aktivitas.

2. Siti Nur Aini Hamzah11 (13710017), Manajemen Pendidikan Islam,

2015, “Manajemen Pesantren Dalam Kewirausahaan Berbasis

Agrobisnis (Studi Multi-Kasus Di Pesantren Mukmin Mandiri

Sidoarjo Siduarjo Dan Pesantren Nurul Karomah Pemakesan

Madura)”. Dalam tesis ini disimpulkan bahwa Pesantren Mukmin

Mandiri Siduarjo dan Pesantren Nurul Karomah Pemakesan,

mengoperasikan pola manajemen yang hampir sama. Kyai di

11Siti Nur Aini Hamzah, Tesis, “Manajemen Pondok Pesantren Dalam

Kewirausahaan Berbasis Agrobisnis (Studi Multi-Kasus Di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo Siduarjo Dan Pondok Pesantren Nurul Karomah Pemakesan Madura, 2015)”.

Page 41: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

20

pesantren ini mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada

orang-orang yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk mengelola

usaha yang dinaungi oleh pondok pesantren. Hanya saja pesantren

Mukmin Mandiri Siduarjo memiliki sistem kewirausahaan yang

yang modern, dalam pengertian penglolaan bisnis yang mereka

lakukan dengan sangat profesional yang didukung dengan peralatan

yang memadai. Adapun manajemen yang di kembangkan oleh

pesantren nurul karomah pamekasan lebih bersifat tradisional,

karena masih menggunakan peralatan yang kurang memadai.

Penelitian-penelitian di atas, merupakan sebagian dari penelitian

yang membahas/menguraikan tentang kepemimpinan di pesantren. jika

dilihat secara sekilas terdapat kemiripan antara penelitian di atas

dengan tesis peneliti, dimana pimpinan pesantren dituntuk untuk aktif

dan kreatif dalam mengelola kewirausahaan. Dimana dalam penelitian

ini di fokuskan pada bagaimana pimpinan pesantren dalam

pengembangan kewirausahaan, yang difokuskan dalam kajian

manajemen strategi pimpinan pesantren dalam pengembangan

kewirausahaan.

Page 42: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

21

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif, dimana penelitian ini hanya menggambarkan atau

memaparkan data-data penelitian yang berhubungan dengan

Manajemen Strategik Pesantren dalam Pengembangan

Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Kecamatan Jerowaru Lombok Timur

Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat.

Meleong mengatakan bahwa penelitian kualitatif

merupakan “prosedur penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan

perilaku yang diamati”.12 Sugiyono menjelaskan “data yang

diperoleh di lapangan merupakan salah satu data yang mampu

menjawab masalah-masalah yang ada dalam penelitian. Pada

umumnya alasan menggunakan metode kualitatif kerena

permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh

12 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2002),3.

Page 43: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

22

makna”.13 Selain itu peneliti bermaksud untuk berusaha

memahami situasi-situasi sosial secara mendalam dan dapat

menemukan pola serta hipotesis dan teori.

2. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Di Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan Jerowaru

Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Pelaksanaan

penelitian dengan kajian tentang “Manajemen Strategik Pesantren

Dalam Pengembangan Kewirausahaan Di Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan Jerowaru

Kabupaten Lombok Timur”.

3. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, yang akan menjadi instrument

atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Kehadiran peneliti

berperan sebagai suatu instrumen kunci. Karena, itu merupakan

13 Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D

(Bandung: Alfabeta, 2016) 292.

Page 44: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

23

penentu dari semua proses penelitian di lapangan. Mengingat

karakteristik penelitian kualitatif, maka kehadiran peneliti

bertindak sebagai “key instrument atau alat penelitian yang

utama”. Kehadiran peneliti itu bukan ditujukan hanya untuk

mempengaruhi suatu subyek peneliti, tetapi untuk memperoleh

atau mendapatkan data dan informasi yang tepat dan akurat serta

menyakinkan sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti.

Peneliti kualitatif yang merupakan human instrument,

berfungsi dalam menetapkan fokus penelitian, memilih informan

yang tepat sebagai sumber data, menafsirkan data serta membuat

kesimpulan atas temuannya. Rancangan penelitian masih bersifat

sementara dan kemudian akan berkembang ketika peneliti tengah

memasuki obyek penelitian. Selain itu, dalam memandang suatu

realitas, penelitian kualitatif berasumsikan bahwa realitas itu

bersifat holistik/menyeluruh, dinamis, dan tidak dapat dipisahkan

dikarenakan oleh variabelnya akan banyak sekali. Meleong

mengatakan “penelitian kualitatif disadarkan pada upaya

Page 45: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

24

membangun pandangan mereka yang diteliti dengan rinci,

dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit”.14

Dengan demikian, dalam penelitian kualitatif belum dapat

digeneralisasikan (dikembangkan) instrument penelitian sebelum

masalah yang diteliti jelas sama sekali. Sugiyono menjelaskan

“dalam penelitian kualitatif “the researcher is the key

instrument”.15 Jadi, peneliti merupakan bagian yang sangat

penting dan kekaligus sebagai instrument kunci dalam penelitian

kualitatif yang bermaksud untuk memahami penomena tentang

apa saja yang dialami subjek penelitian. Misalnya perilaku,

motivasi, tindakan, persepsi dan lain sebagainya, secara holistik,

dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk bahasa atau kata-kata

pada suatu konteks khusus atau tertentu yang alamiah dengan

memanfaatkan berbagai macam metode alamiah.

Dalam hal ini, peneliti akan mendeskripsi tentang

Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Perencanaan

14 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 6. 15 Sugiyono, Metode Penelitian, 223

Page 46: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

25

Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru, Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Pengawasan Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan, dan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru.

4. Sumber Data

Sugiyono mengatakan dalam penelitian kualitatif, sumber

data dipilih secara purposive sampling dan snowball sampling.

“Purposive sampling merupakam teknik pengambilan sampel sumber data pertimbangan tertentu dengan cara memilih orang yang dianggap (paling) tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan mumudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi sosial yang diteliti. Snowball sampling merupakan teknik pengambilan sampel sumber data, yang pada awalnya jumlahnya sedikit, kemudian lama-lama menjadi besar”.16

Namun di dalam kegiatan penelitian ini, peneliti hanya

menggunakan metode Purposive sampling. Caranya yakni,

peneliti memilih orang-orang tertentu yang dipertimbangkan bisa

memberikan data yang diperlukan atau yang dapat memberikan

16 Sugiyono, Metode Penelitian, 223

Page 47: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

26

data dengan lengkap valid. Dalam hal ini, peneliti mencari data

yang berkaitan dengan Lingkungan Internal dan Lingkungan

Eksternal Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru, Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Implementasi Manajemen

Strategi Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, dan

Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru.

Kaitannya dengan hal itu, tentu orang yang paling tepat

yang bisa memberikan data dengan lengkap dan valid adalah

pimpinan pesantren dan atau orang yang ditunjuk oleh pimpinan

pesantren yang dianggap mampu dan tahu tentang segala

informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu langkah paling

strategis dalam penelitian. Karena, tujuan utama penelitian adalah

untuk memperoleh data yang tepat, akurat, dan valid. Tanpa

Page 48: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

27

mengetahui cara atau teknik dalam mengumpulkan data, maka

peneliti itu tidak akan bisa mendapatkan data yang memenuhi

standar data yang ditetapkan.

Sugiyono menjelaskan “Pengumpulan data bisa dilakukan

dalam berbagai berbagai cara, setting, dan berbagai sumber.

Pengumpulan data bisa menggunakan sumber primer dan sumber

sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang lansung

memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder

merupakan sumber yang tidak lansung memberikan data”.17

Macam-macam teknik dalam pengumpulan data penelitian

kualitatif yakni dengan menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi.

1. Metode Observasi

Husaini Usman mengatakan bahwa observasi

merupakan proses yang kompleks, tersusun dari aspek

psikologis dan biologis”.18 Observasi yang dimaksud adalah

observasi lansung. Observasi ini dilakukan dengan

17 Sugiyono, Metode Penelitian, 225. 18 Husaini Usman, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), 54.

Page 49: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

28

pengamatan secara lansung ke objek penelitian untuk melihat

dari dekat kegiatan yang dilakukan.

Nasution mengatakan “lihat dan dengar, catat apa yang

dilihat, didengar termasuk apa yang ia katakana, pikirkan dan

rasakan”.19 Peneliti mengamati pelaksanaan dan kegiatan di

pesantren dalam rangka mengetahui bagaimana implementasi

manajemen strategi pesantren dalam pengembangan

kewirausahaannya.

2. Metode Wawancara

Esterberg mendefinisikan wawancara sebagai berikut.

“a meeting of two persons to exchange information and idea trhough question and responses, resulting in communication and joint construction of meaning about of particular topic”. “Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu”.20

Wawancara ini digunakan sebagai cara dalam

pengumpulan data ketika peneliti melakukan studi

pendahuluan dalam menemukan permasalahan-permasalahan

19 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung:

Thersito, 2003), 57. 20Esterberg dalam Sugiyono, Metode Penelitian, 231.

Page 50: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

29

yang diteliti dari informan secara lebih mendalam. Untuk

mendapatkan gambaran dari permasalahan secara lebih

lengkap, maka peneliti perlu melakukan wawancara. Dalam

wawancara, peneliti secara pasti belum mengetahui data apa

saja yang didapatkan, sehingga peneliti itu sendiri lebih

banyak/sering mendengarkan setiap apa saja yang diceritakan

oleh informan.

Peneliti akan melakukan wawancara yang berkaitan

dengan Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru,

Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru, Implementasi Manajemen

Strategi Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan,

dan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru.

Berdasarkan analisis setiap jawaban dari informan,

maka peneliti dapat kembali mengajukan berbagai pertanyaan-

Page 51: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

30

pertanyaan (berikutnya) yang lebih terarah kepada suatu

tujuan.

Sebelum melakukan wawancara, peneliti terlebih dahulu

untuk menentukan orangnya, dan akan meminta waktu untuk

dapat melakukan wawancara. Dengan cara seperti ini, maka

suasana akan lebih baik, sehingga data yang dapat akan lebih

lengkap dan valid serta tidak bias.

Sugiyono mengatakan “bias adalah menyimpang dari

yang seharusnya, sehingga dapat dinyatakan data tersebut

subyektif dan tidak akurat. Kebiasan data ini akan tergantung

pada pewawanca, yang diwawancarai (informan) dan situasi

dan kondisi pada saat wawancara”.21

Adapun langkah-langkah wawancara untuk

mengumpulkan data penelitian kualitatif menurut Lincoln dan

Guba dalam Sugiyono yakni:22

1. Menetapkan kepada siapa wawancara itu dilakukan. 2. Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi

bahan pembicaraan. 3. Melansungkan alur wawancara.

21 Sugiyono, Metode Penelitian, 235. 22 Sugiyono, Metode Penelitian, 235.

Page 52: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

31

4. Mengkonfirmasikan ikhtisar dari hasil wawancara dan mengakhirinya.

5. Menuliskan hasil-hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

6. Mengidentifikasi tindak lanjut dari hasil wawancara

Dalam melakukan kegiatan wawancara ini, maka yang

akan diwawancara adalah pimpinan pesantren atau yang

ditunjuk pimpinan yang dianggap paling mampu dan tahu

tentang data yang dibutuhkan peneliti.

3. Metode Dokumentasi

Sugiyono menjelaskan “Dokumentasi merupakan

catatan-catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk gambar, tulisan, atau karya-karya monumental dari

seseorang”.23 Dokumen yang berbentuk tulisan seperti sejarah

kehidupan, catatan harian, ceritera, peraturan, biografi,

kebijakan dan lainya. Sedangkan dokumen yang berbentuk

gambar, seperti foto, sketsa, gambar hidup dan lain-lain.

Sedangkan, dokumen yang berbentuk karya-karya seperti

karya seni, yang berupa gambar, film, patung, dan lain-lain.

Studi dokumen ini merupakan pelengkap dari pada

23 Sugiyono, Metode Penelitian, 240

Page 53: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

32

penggunaan metode observasi dan wawacara dalam penelitian

kualitatif.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data bersifat

dokumenter dari Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur Kabupaten Lombok Timur

Nusa Tenggara Barat, seperti profil pesantren yang berupa

letak geografis, struktur organisasi, sejarah berdirinya, profil,

dan sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Nana Sudjana dan Awal Kusumah mendefinisikan “analisis

data adalah sebuahy proses yang dilakukan melalui pencatatan,

penyusunan, pengolahan dan penafsiran serta menghubungkan

makna data yang ada dalam kaitannya dengan masalah

penelitian”. 24 Data yang telah diperoleh melalui wawancara,

observasi, dan dokumentasi, maka peneliti melakukan analisis

melalui pemaknaan atau proses interpretasi terhadap data-data

yang telah diperolehnya.

24 Nana Sudjana & Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan

Tinggi (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000) 89.

Page 54: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

33

Sugiyono mengatakan “dalam penelitian kualitatif, data

diperoleh dari berbagai sumber, dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang bermacam-macam (triangulasi), dan

dilakukan secara terus-menerus sampai datanya jenuh”.25 Dengan

pengamatan yang terus-menerus mengakibatkan variasi data

tinggi sekali. Umumnya data yang diperoleh adalah data

kualitatif, sehingga teknik analisis data yang digunakan belum ada

polanya yang jelas. Sugiyono menjelaskan analisis data adalah:

“Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang lain”.26

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yakni suatu

analisis yang berdasarkan atas data yang diperoleh, Analisis data

penelitian kualitatif dilaksanakan sebelum memasuki lapangan,

selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Namun,

dalam penelitian kualitatif analisis data akan lebih difokuskan

25 Sugiyono, Metode Penelitian, 243. 26 Sugiyono, Metode Penelitian, 244.

Page 55: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

34

pada saat peneliti melakukan penelitian berproses di lapangan

bersamaan dengan peneliti mengumpulkan data. Analisis data

penelitian kualitatif dilakukan ketika pengumpulan data

berlansung, dan kemudian setelah selesai dalam pengumpulan

data pada periode tertentu.

Sugiyono menguraikan bahwa “adapun aktivitas dalam

menganalisis data, yakni data reduction, data display, dan

conclusion drawing/verification”.27

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak perlu,

dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga

diperoleh kesimpulan akhir dan diverifikasi. Reduksi data

berlansung terus-menerus selama penelitian berlansung.

Peneliti mengumpulkan semua hasil penelitian yang berupa

wawancara, dokumen-dokumen, foto-foto serta catatan penting

lainnya yang berkaitan dengan Lingkungan Internal dan

Lingkungan Eksternal Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

27 Sugiyono, Metode Penelitian, 246.

Page 56: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

35

(Dayama) Jerowaru, Perencanaan Kewirausahaan Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru,

Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Pengawasan Pesantren

dalam Pengembangan Kewirausahaan, dan Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data atau menyajikan data. Dengan menyajikan

data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang

terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami. Penyajian data dalam penelitian ini

dimaksudkan untuk menemukan suatu makna dari data-data

yang sudah diperoleh, kemudian disusun secara sistematis dari

bentuk informasi yang kompleks menjadi sederhana tetapi

selektif.

Page 57: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

36

Data yang sudah disederhanakan selanjutnya disajikan

dengan cara mendeskripsikan dalam bentuk paparan data

secara naratif. Dengan demikian didapatkan kesimpulan

sementara yang berupa temuan penelitian yang berkaitan

dengan Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru,

Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru, Implementasi Manajemen

Strategi Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan di

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan,

dan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Menarik kesimpulan selalu harus mendasarkan diri

pada atas semua data yang telah diperoleh dalam kegiatan

penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus

didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keingan

Page 58: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

37

peneliti. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif akan

menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan.

Adapun rumusan masalah yang harus terjawab dalam

penelitian yang berjudul “Manajemen Strategik Pesantren

Dalam Pengembangan Kewirausahaan Di Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Kecamatan

Jerowaru Kabupaten Lombok Timur” yakni: a) Bagaimana

kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal

pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok

Timur? b) Bagaimana perencanaan kewirausahaan dalam

pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur? c) Bagaimana

implementasi manajemen strategi pesantren dalam

pengembangan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur?, dan d)

Bagaimana pengawasan pesantren dalam pengembangan

Page 59: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

38

kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur?

Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

-

Gambar 1. Teknik Analisis Data

7. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk memenuhi keabsahan data tentang manajemen

strategi pimpinan pesantren dalam pengembangan kewirausahaan

di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Data Collection

Data Reduction

Data Display

Data Collection:

Drawing/Verification

Page 60: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

39

Lombok Timur Kecamatan Jerowaru Lombok Timur,

menggunakan teknik sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan peniliti pada

saat melakukan pengamatan di lapangan akan memungkinkan

peningkatan kepercayaan terhadap data yang telah

dikumpulkan. Karena, dengan perpanjangan keikutsertaan di

lapangan, maka peneliti banyak mendapat informasi,

pengetahuan, pengalaman, dan dimungkinkan peneliti bisa

menguji kebenaran informasi yang diberikan oleh distorsi.

Meleong mengatakan bahwa “Keikutsertaan peneliti sangat

menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan

keikutsertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian

sampai kejenuhan pengumpulan data”.28

Perpanjangan keikutsertaan memungkinkan terjadinya

peningkatan kepercayaan terhadap data yang telah

28 Lexy Meleong, Metodologi Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017),327. Edisi Revisi.

Page 61: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

40

dikumpulkan, dikarenakan dengan perpanjangan keikutsertaan

peneliti barada di lokasi penelitian dalam waktu yang cukup

panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang

mungkin dapat mengotori data.

b. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan dalam melakukan pengamatan bermaksud

untuk menemukan unsur-unsur dan ciri-ciri (karakteristik)

dalam situasi yang dicari secara rinci. Dalam hal ini, peneliti

melakukan pengamatan dengan sangat teliti dan rinci serta

berkesinambungan terhadap faktor-faktor yang menonjol,

kemudiaan peneliti menelaahnya secara rinci sehingga seluruh

faktor mudah dipahami.

c. Triangulasi

Sugiyono menjelaskan “dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Tujuan penelitian kualitatif bukan semata-mata mencari kebenaran, tetapi lebih pada pemahaman subjek terhadap dunia sekitarnya”.29

29Sugiyono, Metode Penelitian, 241.

Page 62: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

41

Oleh karena itu, dengan menggunakan triangulasi dalam

mengumpulkan data, maka data yang telah diperoleh akan

lebih konsisten, tuntas dan pasti. Teknik triangulasi yang

sering digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

Hal itu peneliti akan mencapainya dengan cara: (1)

membandingkan semua data dari hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara; (2) membandingkan segala apa yang

dikatakan informan di depan publik/umum dengan yang

dikatakan ketika secara pribadi; (3) membandingkan segala

yang dikatakan orang-orang tentang situasi tempat penelitian

dengan yang dikatakannya sepanjang waktu; (4)

membadingkan apa yang didapatkan dari hasil wawancara

dengan isi dokumen yang berkaitan.

Dengan triangulasi, peneliti dapat kembali mengecek

temuannya dengan cara membandingkan dengan berbagai

sumber, metode, atau teori. Untuk itu, maka peneliti

mengajukan beragam macam/variasi pertanyaan, mengecek

dengan menggunakan berbagai sumber data, dan

Page 63: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

42

memanfaatkan berbagai metode agar mengecekan kepercayaan

data dapat dilakukan. Sehingga data yang diperoleh benar-

benar mencapai tingkat kejenuhan yang tinggi.

G. Kerangka Teori

1. Manajemen Strategi

a. Konsep Dasar Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Ramayulis & Mulyadi menyatakan bahwa “istialah manajemen berasal dari kata management (bahasa inggris), turunan dari kata to manage artinya: mengurus tata/tata laksana/ketatalaksanaan. Manajemen diartikan bagaimana (cara) manajer mengatur, membimbing, dan memimpin agar usaha yang dikerjakan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya. Sinonom dari to manage yaitu “to hand” berarti mengurus, “to control” memeriksa, “to guide” memimpin. Jadi, bila dilihat dari asal katanya manajemen dapat diartikan sebagai: mengurus, mangatur, melaksanakan, dan mengelola”.30

Manajemen selalu diakaitkan dengan organisasi.

Secara umum dapat diartikan bahwa manajemen itu

merupakan suatu proses dalam mengkordinasi seluruh

aktivitas yang ada dalam suatu organisasi demi tercapainya

tujuan dengan cara yang efektif dan efisien. Sebagian besar

30 Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2017),23.

Page 64: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

43

dari hidup manusia berada dalam organisasi, baik organisasi

formal maupun informal. Banyak para ahli berpendapat

tentang manajemen itu sediri, tetapi belum ada kesamaan

tentang arti yang telah dirumuskan.

Para ahli tersebut mengemukakan definisi yang

berbeda tetapi mempunyai arti atau makna yang sama.

Sedarmayanti mendefinisikan bahwa “Manajemen

merupakan proses dari rangkaian kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian

(pengawasan), dilakukan untuk mencapai tujuan melalui

pemanfaatan SDM (sumber daya manusia) dan sumber daya

lainnya”.31

Wilson Bangun mengatakan bahwa “manajemen

merupakan rangkaian aktivitas yang dikerjakan anggota

organisasi dalam mencapai tujuannya”.32 Sedangkan George

R. Terry berpendapat bahwa “manajemen merupakan sebuah

31 Sedarmayanti, Manajemen Strategi (Bandung: PT Refika Aditama,

2014),2. 32 Wilson Bangun, Intisari Manajemen (Bandung: PT Refika Aditama,

2014) hal.3.

Page 65: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

44

kegiatan; pelaksanaanya disebut manajing dan yang

melakukannya disebut manajer”.33 Kemudian Ramayulis

berpendapat bahwa “manajemen merupakan proses

memperoleh suatu tindakan dari orang lain untuk mencapai

tujuan yang diinginkan”.34

Saipul Sagala berpendapat bahwa “manajemen sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Karena itu “manajemen adalah menjalankan fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian menjadi rangkaian suatu kegiatan dalam pengambilan keputusan bersifat mendasar serta menyeluruh dalam pendayagunaan sumberdaya dengan efisien disertai penetapan cara pelaksanaannya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi”.35

Definisi-definisi manajemen menurut para ahli di atas,

dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah serangkaian

cara atau tindakan seseorang atau suatu kelompok dalam hal

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, serta

pengendalian/pengawasan guna tercapainya tujuan organisasi

atau bersama.

33 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: pt bumi

aksara, 2014),9. 34 Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan, 24. 35 Saipul Sagala, Manajemen Strategik Dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017),50-52.

Page 66: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

45

2. Fungsi Manajemen

Ramayulis & Mulyadi mengutip pendapat para ahli yang

dituliskan dalam bukunya mengenai fungsi-fungsi manajemen

tesebut, antara lain:36

1. Menurut George R. Terry dan L. W.Roe (1973), fungsi

manajemen itu adalah:

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (pengorganisasian)

c. Staffing (pengontrolan staff)

d. Motivating (mengarahkan)

e. Controlling (pengawasan)

2. Menurut Sondang P. Siagian, fungsi manajemen itu adalah:

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (pengorganisasian)

c. Motivating (mengarahkan)

d. Controlling (pengawasan)

e. Evaluating (penilaian)

36 Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan, 54-55.

Page 67: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

46

3. Menurut Hendri Payol menegaskan bahwa fungsi manajemen

adalah sebagai berikut:

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (pengorganisasian)

c. Commanding (pemberian perintah)

d. Coordinating (pengkoordinasian)

e. Controlling (pengawasan)

4. Menurut Luther Gulick fungsi dari manajemen tersebut

adalah:

a. Planning (perencanaan)

b. Organizing (pengorganisasian)

c. Staffing (pengontrolan staff)

d. Directing (bimbingan)

e. Coordinating (pengkoordinasian)

f. Reporting (pembuatan laporan)

g. Budgeting (penganggaran)

Ramayulis dan Mulyadi berpendapat bahwa “Dari

beberapa definisi yang dikemukakan para ahli di atas, secara

Page 68: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

47

umum fungsi manajemen meliputi: (1) perencanaan (planning),

(2) pengorganisasian (organizing), (3) penggerakan (actuating),

dan (4) pengawasan (controlling). Setidaknya keempat fungsi

tersebut dianggap sudah mencukupi bagi aktivitas manajerial

yang akan memadukan pemanfaatan SDM (sumber daya

manusia) dan sumber daya material melalui kerjasama untuk

mencapai tujuan yaitu37 :

1. Perencanaan (Planning)

Sondang P. Siagian berpendapat bahwa:

“Sebagai kegiatan awal yang akan dilakukan oleh pimpinan dalam pelaksanaan manajemen adalah membuat perencanaan. Sebab setiap kegiatan akan dapat berjalan efektif dan efesien apabila direncanakan terlebih dahulu dengan matang”. Adapun pengertian planning adalah perncanaan tentang yang akan di capai, kemudian dijadikan pedoman terhadap apa yang akan diinginkan. Planning merupakan persiapan-persiapan pelakasanaan suatu tujuan yang biasanya mencakup berbagai kegiatan seperti merumuskan langkah-langkah kegiatan, menentukan kebutuhan yang diikuti oleh penentuan strategi, pencapaian tujuan dan kemudian penentuan program guna melakasanakan strategi tertentu”.38

37 Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan, 54- 66. 38 Sondang P. Siagian dalam Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan

Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2017),55-56

Page 69: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

48

2. Pengorganisasian (organizing)

Ramayulis & Mulyadi mengatakan“Pengorganisasian

merupakan aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-

hubungan kerja antar orang-orang, sehingga terwujud satu

kesatuan usaha dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan”.39

Dalam pengorganisasian terdapat adanya pembagian-

pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara

terperinci menurut bidang-bidang dan bagian-bagian

sehingga tercipta hubungan kerja sama yang harmonis dan

lancar dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada

saat merumuskan perencanaan.

3. Penggerakan (actuating)

Burhanuddin menjelaskan penggerakan (actuating)

“merupakan aktivitas seorang pemimpin yang mampu

mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara aktif agar

mereka mau bekerja secara sadar untuk tercapainya tujuan

39Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan, 60.

Page 70: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

49

yang ditetapkan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat

pada suatu organisasi”.40

Penggerakan atau memberikan arahan merupakan

kegiatan manajemen yang berhubungan dengan usaha

memberikan bimbingan, saran-saran, perintah-perintah dan

instruksi-instruksi kepada bawahan dalam rangka

melaksanakan tugasnya masing-masing, agar dapat

terlaksana dengan baik dan terarah pada tujuan ditetapkan

sebelumnya.

4. Pengawasan (controlling)

Pengawasan menurut Sondang P. Siagian adalah:

“Keseluruhan upaya penguatan palaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa keadaan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Pengawasan tersebut berupa kegiatan-kegiatan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat atau yang tengah dilaksanakan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang mempunyai hubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan”.41

40 Burhanuddin dalam Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan

Kepemimpinan Pendidikan Islam, 54- 66. 41 Sondang P. Siagian dalam Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan

Kepemimpinan Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2017), 66.

Page 71: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

50

Ini berarti pengawasan itu tidak mungkin akan terlaksana

tanpa adanya kegiatan perencanaan, dan rencana tidak akan

tercapai dengan optimal, jika tidak iringi dengan pelaksanaan

fungsi pengawasan, dengan demikian perencanaan dan

pengawasan dipandang sebagai sebuah mata rantai penting

yang selalu berhubungan, berkaitan, dan saling

mempengaruhi.

3. Tujuan dan Manfaat Menggunakan Manajemen

1. Tujuan menggunakan manajemen

a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi.

b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang

situasi di dalam pelaksanaan strategi.

c. Memperbaharui strategi agar sesuai dengan

perkembangan lingkungan eksternal.

d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan-kekuatan,

kelemahan-kelemahan, peluang-peluang, serta ancaman-

ancaman yang ada.

e. melakukan inovasi baru atas kegiatan agar lebih teratur.

Page 72: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

51

2. Manfaat menggunakan manajemen

a. Membantu membuat strategi yang lebih baik dengan

menggunakan pendekatan yang lebih logis, rasional,

sistematis pada pilihan strategis.

b. Merupakan sebuah proses bukan keputusan. Tujuan dari

proses adalah berkomitmen terhadap apa yang telah di

rencanakan.

c. Mengingatkan kesadaran akan ancaman eksternal

sehingga akan terbiasa mempersiapkan rencana lain atas

kejadian yang tidak dinginkan dari faktor luar.

d. Dapat mengetahui dengan baik strategi-strategi pesaing

sehingga akan lebih mudah menghadapinya.

e. Berkurangnya penolakan terhadap perubahan, karena

telah mempersiapkan rencana atas perubahannya tersebut.

f. Memungkinkan untuk identifikasi, penetuan prioritas, dan

mengeksplor peluang yang terbaik

g. Dapat merepresentasikan kerangka-kerangka kerja untuk

aktivitas control dalam mengatur rencana kegiatan.

Page 73: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

52

h. Menciptakan kerangka kerja komunikasi (internal)

terhadap orang lain.

i. Membantu mengintegarasikan perilaku individu kita ke

dalam kelompok atau golongan.

j. Mendorong untuk berpikir ke masa depan, karena dengan

manajemen berarti belajar menganalisa rencana.

k. Menjadi lebih terintegrasi, kooperatif, dan besemangat

dalam menghadapi masalah-masalah dan peluang-

peluang.

l. Mendorong untuk terciptanya sikap positif akan

perubahan-perubahan.

b. Konsep Dasar Strategi

Istilah strategi dirumuskan sebagai suatu tujuan yang

ingin dicapai, upaya untuk mengkomunikasikan apa saja yang

akan dikerjakan, oleh siapa yang akan mengerjakannya,

bagaimana cara mengerjakannya, dan kepada siapa hal-hal

tersebut dikomunikasikan, dan perlu dipahami juga mengapa

hasil kerja itu perlu dinilai. Suatu strategi terdiri dari suatu

Page 74: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

53

kumpulan pilihan yang terintegrasi, dan perlu disadari bahwa

pilihan tersebut belum tentu dapat menjangkau atau memenuhi

pilihan yang dianggap penting dari suatu hal yang dihadapi oleh

pimpinan atau eksekutif.

Sofjan Assauri mengatakan “Strategi adalah suatu

pernyataan yang mengarahkan kepada bagaimana masing-

masing individu bekerja sama dalam suatu organisasi, dalam

upaya pencapaian tujuan serta sasaran organisasi tersebut”.42

George R. Terry menguraikan “istilah strategi juga memilih arti

sebagai memilih cara yang paling efektif untuk menggunakan

sumber-sumber perusahaan dalam mencapai tujuan yang

ditetapkan. Strategi direncanakan untuk menyusaikan diri

dengan lingkungan (lingkungan dalam dan luar perusahaan)”.43

Sedarmayanti mendefinisikan bahwa “strategi merupakan

rencana jangka panjang, diikuti tindakan yang ditujukan untuk

42 Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive

Advantages (Jakarta: PT Rajagrapindo Persada) hal.3. edisi 2. 43 George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014),58.

Page 75: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

54

mencapai tujuan tertentu, yang umumnya adalah

(kemenangan)”.44

Sedarmayanti lebih lanjut menjelaskan pengertian strategi

secara umum dan khusus.

1. Pengetian strategi secara umum: a. Strategi: proses penentuan rencana pemimpin puncak

berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai dengan penyusunan cara/upaya bagaimana agar tujuan tercapai.

b. Strategi: proses yang menentukan adanya perencanaan terhadap top manajer yang terarah terhadap tujuan jangka panjang perusahaan, disertai penyusunan upaya bagaimana agar mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Pengetian strategi secara khusus:

Srategi: tindakan yang bersifat senantiasa meningkat, terus-menerus berdasarkan pada sudut pandang yang diharapkan pelanggan di masa depan (future). Sedarmayanti berpendapat bahwa strategi merupakan tindakan yang bersifat terus-menerus, mengalami peningkatan, dan dilakukan sesuai dengan sudut pandang tentang apa yang diinginkan serta yang diharapkan oleh konsumen di masa depan”.45

44 Sedarmayanti, Manajemen Strategi (Bandung: PT Refika Aditama,

2014),2. 45 Sedarmayanti, Manajemen Strategi, 2.

Page 76: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

55

Sondang P. Siagian dapat merumuskan suatu strategi

manajemen puncak harus memperhatikan beberapa faktor

yang sifatnya kritikal sebagai berikut:46:

a. Strategi berarti menentukan misi pokok suatu. b. Dalam merumuskan dan menerapkan strategi, manajemen

puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi organisasi yang bersangkutan.

c. Pengenalan tentang lingkungan mana organisasi akan berinteraksi.

d. Suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman yang dimiliki organisasi yang diperkirakan akan dihadapi.

e. Mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar dari berbagai alternatif yang dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.

f. Menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat yang mempunyai nilai paling strategi dan diperhitungkan dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi.

g. Sasaran jangka panjang umumnya memiliki paling sedikit 4 (empat) ciri yang menonjol yakni: a) sifatnya yang idealistic; b) jangkauan waktunya juga jauh ke masa depan; c) dinyatakan secara kualitatif, serta d) masih abstrak.

h. Memeperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi dibidang anggaran, sarana prasarana dan waktu.

i. Mempersiapkan tenaga kerja yang profesional.

46 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),16-17.

Page 77: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

56

j. Teknologi yang akan dimanfaatkan memerlukan seleksi yang tepat.

k. Bentuk, tipe dan struktur organisasi yang akan digunakan pun sudah harus turut diprhitungkan.

l. Menciptakan sistem pengawasan secara intens. m. Sistem penilaian tentang keberhasilan atau

ketidakberhasilan pelaksanaan strategi yang dilakukan berdasarkan serangakain kreterian yang rasional dan objektif.

n. Menciptakan suasana sistem umpan balik berbagai instrument yang ampuh bagi semua pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, atau hanya sekedar tercapai bahkan mungkin tidak tercapai.

Kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk

mengambil keputusan di masa depan. Dalam menentukan

strategi, harus dipahami bahwa hal yang pokok dari formulasi

strategi adalah menyusun perencanaan yang berkelanjutan.

1. Bentuk-Bentuk Strategi

Hadari Nawawi berpendapat bahwa “strategi terdapat beberapa

bentuk-bentuk yang dapat dipilih dan ditetapkan secara teoritis

ada 7 (tujuh) yakni47 :

a. Strategi Agresif

47 Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit

Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi Bidang Pendidikan (Yogyakarta: UGM Press, 2000), 50-51.

Page 78: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

57

Strategi yang mengatur suatu tindakan dengan cara

mendobrak penghalang, rintangan (ancaman) untuk

prestasi/keunggulan yang ditargetkan oleh perusahaan.

b. Strategi Konservatif

Strategi ini membuat program dan mengatur

tindakan/action dengan cara berhati-hati, yang disesuaikan

dengan kebiasaan.

c. Strategi Difensif

Strategi yang melakukan tindakan untuk mempertahan

kondisi keunggulan prestasi yang sudah dicapai.

d. Strategi Kompetitif

Strategi yang mengatur suatu tindakan (action) untuk

mewujudkan keunggulan yang melebihi organisasi lainnya

yang sama posisinya dan jenjangnya.

e. Strategi Inovatif

Strategi ini dilakukan dengan cara membuat program-

program yang bertujuan agar organisasi selalu tampil

sebagai pelopor.

Page 79: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

58

f. Strategi Diversifikasi

Strategi ini dilakukan dengan cara membuat program-

program dan mengatur atau tindakan (action) berbeda dari

strategi biasa yang dilakukan sebelumnya.

g. Strategi Preventif

Strategi ini dilakukan untuk memperbaiki dan mengoreksi

segala kekeliruan, baik dilakukan oleh organisasi sendiri

maupun yang diperintahkan oleh organisasi atasnya.

2. Formulasi Strategi

Crown Dirgantoro mendefinisikan “formulasi strategi

merupakan penentuan rangkaian aktivitas-aktivitas yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan. Dalam melakukan

formulasi strategi ada beberapa hal yang harus

dipertimbangkan di antaranya sebagai berikut”:48

a. Harus dipahami visi, misi, dan objektif perusahaan sehingga kita akan mengetahui ke arah mana perusahaan akan dibawa serta bagaimana caranya menuju ke arah tersebut.

b. Harus dipahami adalah posisi perusahaan pada saat ini.

48 Crown Dirgantoro, manajemen strategik (Jakarta: PT Grasindo,

2007), 83.

Page 80: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

59

c. Kemampuan mengidentifikasikan (menganalisis) faktor-faktor lingkungan internal maupun eksternal yang sedang dipahami oleh perusahaan.

d. Mencari alternative solusi yang bisa dilakukan guna mencapai tujuan secara lebih efesien di masa yang akan datang.

3. Peranan Strategi

Yogi menjelaskan “dalam lingkungan organisasi atau

perusahaan, strategi mempunyai peranan penting untuk

mencapai tujuan, karena strategi memberikan arah tindakan

dan bagaimana (cara) tindakan tersebut dilakukan supaya

tujuan yang diinginkan tercapai”.49

Strategi mempunyai 3 (tiga) peranan penting dalam mengisi

tujuan manajemen, yakni:

a. Strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan.

b. Strategi sebagai sarana koordinasi dan komunikasi.

c. Strategi sebagai target konsep strategi yang akan

digabungkan dengan visi dan misi untuk menentukan

perusahaan di masa yang akan datang.

49 Yogi, ddk, Manajemen Strategik Terapan: Panduan Cara Menganalisa Industri Dan Pesaing (Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2007), 15.

Page 81: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

60

c. Pengertian Manajemen Strategi

Keberhasilan suatu organisasi, ditentukan oleh

kemampuan pimpinan organisasi itu menetapkan strategi yang

tepat dalam menjalankan organisasinya dan memanfaatkan

lingkungan, dengan memilih pengorganisasian sumber daya

internal yang tepat. Ketepatan strategi yang diterapkan pimpinan

suatu organisasi, didasarkan pada pemikiran stratejik yang

dimilikinya dengan pengalaman pembelajarannya dalam situasi

lingkungan yang terus berubah. Manajemen stratejik merupakan

proses suatu organisasi menata perumusan dan

pengimplementasian strateginya.

Sofjan Assauri berpendapat bahwa “manajemen strategi

merupakan proses penetapan visi, misi, dan tujuan organisasi,

serta pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk

mencapainya”.50 Sedangkan Sedarmayanti mendefinisikan

“manajemen strategi sebagai suatu proses/rangakaian kegiatan

dalam pengambilan keputusan yang masih bersifat mendasar

50Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive

Advantages (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada) hal.9. edisi 2.

Page 82: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

61

dan menyeluruh, serta disertai dengan penetapan bagaimana

(cara) melaksanakannya yang dibuat oleh seorang pimpinan dan

kemudian diimplimentasikan oleh seluruh jajaran dalam

organisasi, untuk mencapai tujuan”.51 Kemudian Sondang P.

Siagian mengatakan “manajemen strategi merupakan suatu

proses yang dinamik karena ia berlansung secara terus-menerus

dalam suatu organisasi”.52

Syaiful Sagala mendefinisikan manajemen strategi

adalah “ suatu proses formulasi dan serta implementasi rencana

dan kegiatan-kegiatan (tindakan) yang berhubungan dengan hal-

hal vital yang dapat menembus (pervasif), serta

berkesinambungan bagi organisasi secara keseluruhan”.53

2. Manajemen Strategik Kepemimpinan Pesantren

M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo berpendapat bahwa:

“Kepemimpinan strategi dibedakan dari kepemimpinan biasa/rutin berdasarkan tiga dimensi yakni waktu, skala, dan lingkup tindakan. Jenis kepemimpinan ini lebih berurusan dengan waktu yang agak lama (longer term) dari pada waktu

51 Sedarmayanti, Manajemen Strategi, 3. 52 Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012),27. 53 Saipul Sagala, Manajemen Strategik, 130.

Page 83: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

62

yang pendek (shorter term). Isu-isu yang digarap berskala nasional atau internasional. Adapun lingkup tindakannya adalah lembaga pesantren secara keseluruhan dari pada hanya satu program khusus. Hasilnya berupa strategi tindakan”.54

Strategi-strategi tindakan pengasuh pesatren hendaknya

berkaitan dengan kurikulum pesantren, pendekatan belajar dan

mengajar, struktur dan proses perencanaan, pemecahan masalah,

pembuatan keputusan dan evaluasi, dan pendayagunaan berbagai

layanan baik secara individual dan institusional

Kepemimpinan strategi pengasuh pesantren juga ditunjukkan

dengan kemampuannya menetapkan prioritas isu-isu strategis. Pada

tataran ini, pengasuh pesantren aktif menyimak perkembangan

global sehingga mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,

peluang, dan ancaman.

54 M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren

Dalam Perspektif Global (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2006), 49.

Page 84: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

63

M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo kembali menjelaskan

“untuk membantu menemukan semua ini, dapat dipertimbangkan

beberapa pertanyaan ini berikut ini:55

1. Peluang apa saja yang bersumber dari perubahan-perubahan: a) konsektual (politik, ekonomi, legalitas, teknologi, budaya dan kependudukan); b) kurikulum (termasuk pendekatan dan dukungan terhadap belajar-mengajar) dan c) komunitas pesantren (termasuk hal-hal yang terkait dengan competitor/pesaing dan kolaborator/mitra kerja) yang dapat membantu pesantren untuk menjalankan misinya secara efektif?

2. Ancaman apa saja yang dapat ditimbulkan oleh perubahan konstektual, kurikulum dan komunitas pesantren yang harus diperhitungkan oleh lembaga agar dapat menjaga kemajuan dalam mencapai misi tersebut?

3. Keterbatasan internal apa yang musti dikelola dengan baik agar dapat memanfaatkan peluang atau menangkal/menghalau ancaman?

4. Kekuatan internal apa saja yang dapat membantu lembaga pesantren memanfaatkan peluang dan menghalau ancaman di atas?

Menyimak sejumlah pertanyaan di atas, seorang pengasuh

pesantren akan mampu merumuskan serentetan isu yang harus

dimasukkan ke dalam rencana strategis dengan mengedepankan

urutan prioritas tindakan. Suatu program akan dijalankan jika

55 M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pondok Pesantren,

49-50

Page 85: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

64

dipandang urgen untuk menghindari ancaman lembaga dan

potensial memberi sumbagan kepada pencapai misi.

3. Kewirausahaan

a.Pengertian Kewirausahaan

Menurut etimologi, kewirausahaan berasal dari kata wira

dan usaha. Wira berarti pahlawan, pejuang, manusia unggul,

berbudi luhur, teladan, berwatak agung, dan gagah berani.

Sedangkan usaha mempunyai penciptaan kegiatan atau berbagai

aktivitas/kegiatan bisnis. Wirausaha menurut KBBI adalah “orang

yang pandai atau berbakat mengenai produk baru, menentukan

cara produk baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk

baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya”.56

Sedangkan pengertian kewirausahaan menurut para ahli adalah

sebagai berikut:

1. Sulton mendefinisikan kewirausahaan adalah “semangat,

sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani

usaha atau suatu kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,

56 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi. 2

cetakan 4 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), 1012.

Page 86: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

65

menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk

baru dengan meningkatkan efesiensi dalam rangka

memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh

keuntungan yang lebih besar”.57

2. Suryana dalam bukunya kewirausahaan (entrepreneurship)

adalah “suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai,

kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam

menghadapi tantangan hidup dan cara memperoleh peluang

dengan berbagai risiko yang mungkin dihadapi”.58

3. Menurut Sukamdani Gitosardjono terdapat “enam hakikat

kewirausahaan yakni:

a. Kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.

b. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, strategi, proses, dan hasil bisnis.

c. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam menggerakkan sesuatu yang kreatif dan inovatif yang bermanfaat dalam memberikan nilai lebih.

d. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memecahkan

57 Sulton, Manajemen Kewirausahaan Pendidikan, Dalam Ali Imron,

Et, Al (Ed), Manajemen Pendidikan Analisis Substantive Dan Aplikasinya Dalam Institusi Pendidikan (malang: uin malang, 2003), hal 233.

58 Suryana, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 2.

Page 87: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

66

persoalan dalam menemukan peluang untuk memperbaiki, serta mengembangkan kehidupan usaha.

e. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang dibutuhkan untuk memulai sebuah usaha dan pengembangan usaha yang diyakini akan sukses.

f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan semua sumber daya secara kreatif dan inovatif untuk memenangkan persaingan.59

Berdasarkan definisi-definisi di atas, maka bisa disimpulkan

bahwa kewirausahaan adalah suatu kemauan serta kemampuan

seseorang dalam menciptakan suatu kegiatan usaha dengan cara

berfikir kreatif dan inovatif serta dengan memanfaatkan sumber

daya yang ada dan berani mengambil risiko semata-mata

bertujuan untuk memberikan pelayanan yang baik dan dapat

memperoleh keuntungan yang besar.

b. Jenis-Jenis Kewirausahaan

Menurut Indriyo Gito Sudarmo ada beberapa macam jenis

bisnis.

1. Ekstraktif adalah bisnis yang melakukan kegiatan dibidang pertambangan.

2. Agrobisnis, yaitu bisnis yang menjalankan bisnisnya dalam bidang pertanian.

59 Sukamdani Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam Dan

Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013), 206.

Page 88: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

67

3. Industri, yaitu bisnis yang bergerak dibidang industri. 4. Jasa, yaitu bisnis yang bergerak dibidang jasa yang dapat

menghasilkan produk yang tidak terwujud”.60

c.Fungsi Wirausaha

Setiap wirausaha mempunyai fungsi pokok dan fungsi tambahan

sebagai berikut:61

1. Fungsi Pokok Wirausaha

a. Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil

tujuan dan sasaran perusahan

b. Memutuskan tujuan dan sasaran perusahaan

c. Menetapkan bidang usaha pasar yang akan dilayani

d. Menghitung skala usaha yang diinginkannya

e. Mengendalikan secara efektif dan efesien

f. Menentukan permodalan yang diinginkannya

g. Memilih dan menetapkan criteria pegawai dan

memotivasinya

h. Mencari dan menciptakan berbagai cara baru

60 Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE,

1993), hal, 3. 61 Leonardus Saiman, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat,

2015),45-46.

Page 89: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

68

i. Mencari terobosan baru dalam mendapatkan masukan

serta mengelolanya menjadi barang dan jasa yang

menarik

j. Memasarkan barang dan jasa tersebut untuk memuaskan

pelanggan dan sekaligus dapat memperoleh dan

mempertahankan keuntungan maksimal

2. Fungsi Tambahan

a. Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka

mencari dan menciptakan usaha

b. Mengendalikan lingkungan ke arah yang lebih

menguntungkan

c. Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan

mayarakat dan lingkungan

d. Karakteristik Kewirausahaan

Para ahli mengemukan karakteristik-karakteristik

kewirausahaan dengan konsep serta pandangan yang berbeda-

beda. Suryana menjelaskan “adapun pendapat beberapa para ahli

tentang karakteristik kewirausahaan dilihat dari beberapa aspek

Page 90: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

69

kepribadian, jiwa, watak, sikap, dan perilakunya dapat dilihat

dari ciri-ciri atau komponen sebagai berikut”:62

1. Percaya diri, indikatornya adalah optimis, penuh keyakinan, berkomitmen, disiplin dan tanggung jawab.

2. Memiliki inisiatif, indikatornya adalah penuh energy, ceketa dalam bertindak dan aktif.

3. Memiliki motif berprestasi, indikatornya berorientasi pada hasil dan wawasan ke depan (future).

4. Memiliki jiwa kepemimpinan. Indikatornya adalah berani tampil beda, dapat dipercaya, dan tangguh dalam bertindak.

5. Berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan.

Sedangkan Gitosardjono mengemukan karakteristik

kewirausahaan sebagai berikut:63

1. Disiplin Dalam melaksanakan kegiatan, wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dengan ketetapan komitmen terhadap tugas dan pekerjaan secara menyeluruh yaitu ketetapan terhadap waktu terhadap peningkatan mutu pekerjaan, penerapan sistem kerja dan sebagainya.

2. Komitmen yang tinggi “Komitmen adalah kesepakatan yang dibuat oleh seseorang mengenai suatu hal, baik terhadap dirinya maupun terhadap orang lain”;

3. Jujur “Kejujuran adalah landasan moral bagi wirausahawan, kejujuran dalam berprilaku dikehidupan yang bersifat kompleks dan kejujuran dalam segala hal”;

4. Kreativitas dan inovatif

62 Suryana, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat, 2014), 2. 63 Sukamdani Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam Dan

Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013), 207-209

Page 91: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

70

“Untuk memenangkan persaingan, sebagai wirausahawan harus memiliki kreativitas yang tinggi yang dasarkan pada cara berpikir maju dengan gagasan baru yang inovatif”;

5. Mandiri “Seorang wirausahawan dikatakan mandiri dengan melakukan keingin yang baik tanpa ketergantungan dari pihak lain ketika mengambil keputusan atau tindakan”;

6. Realistis “Seorang wirausahawan selalu berpikir dengan realistis menggunakan fakta dan realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap mengambil keputusan maupun tindakan”.

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan adalah rancangan urutan penyajian

laporan penelitian. Sistematika pembahasan tidak hanya berupa daftar

isi buku yang dikalimatkan, melainkan juga penjelasan tentang judul-

judul bab dan subbabnya serta urutannya.64

Bab I: Pendahuluan. Dalam bab ini memuat tentang Konteks

dan Permasalahan Penelitian, Permasalahan Penelitian yang meliputi

Identifikasi Masalah, Batasan Masalah, dan Rumusan Masalah. Serta

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Orisinalitas Penelitian, Metode

Penelitian memuat tentang: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Tempat

Penelitian, Kehadiran Peneliti, Data Dan Sumber Data Penelitian,

64 Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, Dan Disertasi (Pascasarjana UIN Mataram, 2018), ,24.

Page 92: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

71

Teknik Pengumpulan Data, Teknis Analisa Data, Pengecekan

Keabsahan Data. Kajian teori (Manajemen Strategi meliputi: Konsep

Dasar Manajemen, Pengertian Manajemen, Fungsi Manajemen,

Tujuan dan Manfaat Menggunakan Manajemen, Konsep Dasar

Strategi, Pengertian Manajemen Strategi. Manajemen Strategik

Kepemimpinan Pesantren. Kewirausahaan: Pengertian Kewirausahaan,

Jenis-Jenis Kewirausahaan, Fungsi Kewirausahaan, Karakteristik

Kewirausahaan)

Bab II: Hasil Penelitian. Dalam bab ini memuat tentang

Profil Lokasi Penelitian yang meliputi: (Sejarah Berdirinya Yayasan

Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru, Letak Geografis Pondok

Pesantren Dayama Jerowaru, Identitas Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin Jerowaru, Landasan Hukum Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin Jerowaru, Visi dan Misi Pondok Pesantren Dayama Jerowaru,

Maksud dan Tujuan Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru,

Struktur Organisasi Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru,

Fasilitas Induk Yayasan Darul Yatama Wal Masakin, Santri Yayasan

Page 93: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

72

Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru, Bidang Usaha Yayasan Darul

Yatama Wal Masakin Jerowaru).

Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru, Perencanaan

Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru, Implementasi Manajemen Strategi Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Pengawasan Pesantren dalam

Pengembangan Kewirausahaan, dan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru.

Bab III: Pembahasan. Dalam bab ini memuat tentang ulasan

dari hasil penelitian yang pernah dilakukan selama berada di lapangan

yang membahas tentang Lingkungan Internal dan Lingkungan

Eksternal Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru,

Perencanaan Kewirausahaan Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru, Implementasi Manajemen Strategi Pesantren

dalam Pengembangan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Pengawasan Pesantren dalam

Page 94: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

73

Pengembangan Kewirausahaan, dan Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru.

Bab IV: Penutup. Dalam bab ini memuat tentang kesimpulan

dan saran dari apa yang telah diperoleh dari hasil penelitian. Bagian

akhir dari tesis memuat tentang daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan

riwayat hidup.

Page 95: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

74

Page 96: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

75

BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Profil Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru

Keberadaan Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru, tidak terlepas dari aktivitas dakwah islamiyah yang

digagas dan dirintis oleh TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-

Khalimi sejak tahun 1947. Setelah kembali dari belajar di Mekah,

selama 3 (tiga) tahun (1945-1947), beliau membuka pengajian

kecil (majelis taklim) di Keramat Direk Jerowaru dengan sistem

khalaqah, dan aktif melakukan dakwah dengan cara ngamari,

berkeliling ke berbagai kampung (dusun).

Jumlah santri dan jama’ah TGH. Muhammad Mutawalli

Yahya Al-Khalimi dari tahun-ketahun semakin banyak, maka

muncul ide untuk mendirikan pondok pesantren, yang mendapat

dukungan dari masyarakat. Pada tahun 1954 didirikan pondok

pesantren salafiyah pertama di Jerowaru, yang diberi nama

Page 97: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

76

Madrasah Nahdlatul Awam, setingkat madrasah ibtidaiyah (MI),

yang berlokasi di sebelah uatara Masjid Jamik Fathul Mubin

Jerowaru dan sebelah barat kantor Kepala Desa Jerowaru.65

Tetapi karena pengelolaannya belum bagus dan persoalan

pendanaan, maka pada tahun 1958 madrasah ini ditutup.

Setelah Madrasah Nahdlatul Awam tidak aktif lagi, TGH.

Muhammad Mutawalli Yahya Al-Khalimi lebih mengintensifkan

aktivitas dahwah dengan cara ngamari keberbagai tempat (desa),

dan majelis taklim (pengajian umum) di Jerowaru. Seiring

dengan aktivitas dakwahnya, beliau menyampaikan gagasan

mendirikan pondok pesantren permanen kepada para jama’ah, dan

mendapat dukungan besar dari masyarakat. Pada tahun 1968 -

1970 gedung madrasah permanen mulai dibangun, yang berlokasi

di komplek pondok pesantren yang sekarang, di sebelah timur

masjid Jerowaru. Pada tahun 1971 lembaga pondok pesantren

diresmikan, dengan nama Pondok Pesantren Darul Aitam

65 Fahrurrozi Dahlan, Sejarah Perjuangan dan Pergerakan

Dakwah Islamiyah TGH. Muhammad Mutawalli di Pulau Lombok: Pendekatan Cultural dan Sufistik Dalam Mengislamisasi Masyarakat Wetu Telu (Jakarta: Sentra Media, 2006), 46

Page 98: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

77

Jerowaru. Pondok pesantren ini membuka jalur pendidikan

formal, yaitu Madrasah Tsanawiyah Darul Aitam. Lembaga

pondok pesantren ini kemudian menjadi yayasan, dengan nama

Yayasan Pondok Pesantren Darul Yatama Wal Masakin

(Dayama) Jerowaru.66

TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Khalimi wafat

pada tanggal 4 Rajab 1403 H, bertepatan dengan tanggal 4 April

1984 M, serta dimakamkan berlokasi di sebelah barat Masjid

Fathul Mubin Jerowaru dan sebelah timur Gedeng Beleq.67

Setelah beliau wafat, Yayasan Dayama kemudian diasuh

(dipimpin) oleh putra tertuanya, TGH. Muhammad Sibawaihi

Mutawalli Yahya Al-Kalimi. Di bawah kepemimpinan TGH.

Muhammad Sibawaihi Mutawalli Yahya Al-Kalimi, Yayasan

Dayama semakin berkembang lebih baik. Pendidikan formal

dikembangkan. Pada tahun 1995 dibuka Madrasah Aliyah Darul

Aitam (MA DA). Didirikan juga MTs. DA, MI DA, dan RA DA

di Mengkuru, Desa Pandan Wangi Kecamatan Jerowaru. Selain

66 Fahrurrozi Dahlan, Sejarah Perjuangan, 50. 67 Fahrurrozi Dahlan, Sejarah Perjuangan, 38.

Page 99: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

78

menambah pendidikan formal, pendidikan nonformal juga

dikembangkan, berupa Diniyah Awwaliyah, dan Pengajian Kitab

Kuning. Lembaga sosial juga semakin mendapat perhatian pada

masa kepemimpinan TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli,

dengan mengelola Panti Asuhan (PA) dan mengembangkan

program untuk pakir miskin dan orang tua jompo, serta

pengelolaan majelis ta’lim. TGH. Muhammad Sibawaihi

Mutawalli terkenal aktif melakukan dakwah islamiyah di berbagai

tempat di pulau Lombok, dan beberapa kali ke luar daerah.

TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli wafat pada hari

Selasa, 24 Nopember 2015 M, bertempatan dengan tanggal 11

Safar 1437 H, serta dimakamkan di Bukit Ujung Kemalik

Surelalem Desa Pemongkong Kecamatan Jerowaru.

Sepeninggalnya, kepemimpinan Yayasan Dayama dilanjutkan

oleh putra-putranya, TGH. Badarul Islam sebagai Ketua Dewan

Pembina, dan TGH. Saipul Islam, MA sebagai Ketua Dewan

Pengurus Yayasan. Pada saat ini, Yayasan Dayama sedang dalam

tahap pembenahan untuk pengembangan lebih lanjut.

Page 100: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

79

2. Letak Geografis Pondok Pesantren Dayama Jerowaru

Yayasan Darul Yatama Wal Masakin(Yadama) berlokasi

di Desa Jerowaru. Letaknya strategis, berada di pusat desa dan

pusat kecamatan. Akses untuk menuju ke lokasi mudah.

Yadama merupakan pondok pesantren yang paling besar

di desa Jerowaru dan Kecamatan Jerowaru. Kantor sekretariatnya

beralamat di Jalan TGH. Muhammad Muatawalli Jerowaru,

sebelah utara masjid, wilayah Kadus Jerowaru Bat (Barat).

Sedangkan lokasi induk Yadama terletak di Jalan Tete Batu

Jerowaru, wilayah Kadus Jerowaru Daye (Utara), Desa Jerowaru.

Jarak dari ibu kota Kabupaten Lombok Timur (Selong), lebih

kurang 25 km, dan dari Mataram, ibu kota provinsi lebih kurang

52 km. Pondok Pesantren Dayama, terletak dengan batas-batas

sebagai berikut:

a) Sebelah utara adalah dibatasi oleh pemukiman penduduk dan

areal persawahan.

b) Sebelah timur dibatasi oleh areal persawahan.

Page 101: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

80

c) Sebelah selatan dibatasi oleh pemukiman penduduk.

d) Sebelah barat adalah dibatasi oleh pemukiman penduduk.68

Adapun denah lengkap lokasi Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1. Denah Lokasi Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru69

68 Observasi, Pada Tanggal 1 Ramadhan 1439 H. 69 Observasi, Pada Tanggal 1 Ramadhan 1439 H.

1

30

26

31

2

1

14

4

9

67

13

17

24

28 2

8

3

10

11

12

5

15

1

6

18

1919

2

3

2

7

2

U ARAH S

Page 102: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

81

Keterangan denah lokasi Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru:

(1) = Waserda Al-Khalimi (lantai 1 / dasar) dan

Sekretariat Pondok Pesantren Dayama (lantai 2 dan 3).

(2) = Dari arah Penyambak (Barat).

(3) = Makam TGH. Muhammad Muatawalli Yahya Al

Khalimi

(4) = Masjid Jami’ Fathul Mubin Jerowaru.

(5) = Jalan TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al

Khalimi Jerowaru.

(6) = Dari arah Sepapan (Utara).

(7) = Dari arah Jor (Selatan).

(8) = Kantor Kepala Desa Jerowaru.

(9) = Jalan Tete Batu Jerowaru.

(10) = Koperasi Pondok Pesantren Dayama Jerowaru.

(11) = Gang Bale Belek Jerowaru.

(12) = Gang Otak Dese Jerowaru.

Page 103: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

82

(13) = Asrama Putri Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru lantai 3 (tiga).

(14) = Arasama Panti Asuhan Pondok Pesantren

Dayama Jerowaru lantai 2 (dua).

(15) = Gang Madrasah Jerowaru.

(16) = Terowongan, dan di atasnya terdapat bangunan

kantor dan raung kelas

MTs. DA Jerowaru.

(17) = Gedung (ruang belajar) MTs. DA Jerowaru

(lantai 3).

(18) = Parit.

(19) = 19a. Perumahan Pengasuh Pondok Pesantren

Dayama Jerowaru.

19b. Perumahan Pengasuh Pondok Pesantren

Dayama Jerowaru.

(20) = Musholla Pondok Pesantren Dayama Jerowaru.

(21) = Sumur Bor / Tandon Air..

(22) = Tempat Parkir MA DA Jerowaru.

Page 104: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

83

(23) = Pos Satpam MA DA Jerowaru.

(24) = Gedung MA DA Jerowaru lantai 2 (lantai 1

kantor dan ruang belajar serta lantai 2 ruang belajar).

(25) = Gedung MA DA Jerowaru (ruang belajar lantai

1).

(26) = Aula lantai 2 (lantai 1 kantor Kepala, Ruang

TU, Perpusatakaan dan tempat ibadah MA DA, serta

lantai 2 aula Pondok Pesantren Dayama Jerowaru).

(27) = Jalan setapak di dalam kompleks Pondok

Pesantren Dayama Jerowaru.

(28) = Lapangan Pondok Pesantren Dayama Jerowaru.

(29) = Kantin.

(30) = Gedung Diniyah Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru lantai 2 dan

kantin di lantai 1/dasar satu ruang.

(31) = Asrama Putra Pondok Pesanren Dayama

Jerowaru lantai 2.

Page 105: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

84

3. Identitas Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

a) Nama Yayasan : Yayasan Darul Yatama Wal

Masakin Jerowaru

b) Nomor Akta Notaris : 03 Tanggal 06 Pebruari 2017.

c) Alamat : Jalan TGH. Muhammad Mutawalli

Yahya Al-Kalimi Jerowaru.

d) Desa : Jerowaru

e) Kecamatan : Jerowaru

f) Kabupaten/Kota : Lombok Timur

g) Provinsi : Nusa Tenggara Barat (NTB)

h) Tahun Bediri : 1971 M

i) Pendiri : TGH. Muhammad Mutawalli

Yahya Al-Kalimi.

j) Ketua Dewan Penasehat : Tajus Subki Imran

k) Ketua Dewan Pembina : TGH. Badarul Islam

l) Dewan Pengurus :

1) Ketua : TGH. Saipul Islam, MA.

2) Wakil Ketua : Putrawan Habibi, SP, MM.

Page 106: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

85

3) Sekretaris : Multazam Marjak, S.IP.

4) Bendahara : Ahmad Turmuzi, S.Pd.

m) Website/E-mail :

n) Jumlah Ustadz/Ustazah : 250 orang.

o) Jumlah Santri/Santriwati : 1,679 orang70

4. Landasan Hukum Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru

Untuk memacu perkembangan pondok pesantren, Darul

Yatama Wal Masakin (Dayama) kemudian mendirikan yayasan

yang memegang kendali oprasional pesantren sehari-hari, yakni

sebuah badan hukum yang diberi nama Yayasan Darul Yatama

Wal Masakin (Dayama).

Akta Notaris pertama Yayasan Darul Yatama Wal

Masakin (Dayama). Nomor 57 tahun 1973 pada Kantor Notaris

Abdurrahman, SH, Mataram. Kemudian dirubah dengan Akta

Notaris : Nomor 03 Tanggal 06 Pebruari 2017 pada Kantor

Notaris Zainul Islam, SH. Kemudian telah mendapat pengesahan

70 Dokumentasi, Identitas Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur, dikutip tanggal 1 Ramadhan 1439 H.

Page 107: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

86

dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia

melalui Surat Keputusan Nomor : AHU-

0002883.AH.01.04.Tahun 2017 Tentang Pengesahan Pendirian

Badan Hukum Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru.71

Dengan demikian Pondok Pesantren Dayama secara legal formal

telah diakui keberadaanya. Pengelolaan pondok pesantren

dipercayakan kepada Yayasan Dayama.

5. Visi dan Misi Pondok Pesantren Dayama Jerowaru

Visi : “Terwujudnya manusia yang cerdas dan sejahtera

dalam bingkai nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan agar

dapat menjadi rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil alamin)”.

Misi :

1. Membina, mengembangkan dan memberdayakan potensi-

potensi sosial dan keagamaan melalui pendidikan.

2. Membina dan memberi suri toladan kepada masyarakat

melalui program-program pemberdayaan sosial, ekonomi, dan

lingkungan.

71 Dokumentasi, Badan Hukum, dikutip Tanggal 1 Ramadhan

1439 H.

Page 108: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

87

3. Mendorong terciptanya keharmonisan sosial dan alamnya

dengan bersandar pada nilai-nilai ke-Islaman dan ke-

Indonesiaan.72

6. Maksud dan Tujuan Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru

Untuk mencapai visi dan misi, Yayasan Darul Yatama

Wal Masakin merumuskan beberapa tujuan yang ingin dicapai

dengan merujuk pada ruang lingkup keagamaan, kesosialan dan

kemasyarakatan.

Tujuan-tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut:73

1. Berperan aktif dalam membangun karakter yang relijius di

dalam kehidupan bermasyarakat melalui majelis taklim serta

majelis pendidikan baik formal maupun nonformal.

2. Mengembangkan ruang lingkup aktifitas syi’ar yang toleran

dalam bermasyarakat dan bernegara.

72 Dokumentasi, dikutip Tanggal 1 Ramadhan 1439 H. 73 Dokumentasi, dikutip Tanggal 1 Ramadhan 1439 H.

Page 109: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

88

3. Menyelenggarakan bentuk-bentuk kegiatan pengabdian dan

pemberdayaan masyarakat sebagai penegasan eksistensi

yayasan yang merupakan wadah sosial keummatan.

4. Membangun silaturahmi dan kerjasama dengan semua pihak

yang dipandang dapat memberikan kontribusi untuk

kemajuan yayasan dan masyarakat.

5. Meletakkan proses pendidikan sebagai pondasi utama dalam

kerangka kemanusian dan kehidupan sosial serta mampu

mencerdaskan kehidupan masyarakat dan bangsa dengan

melakukan pengembangan dan peningkatan sarana dan

prasarana pendidikan formal dan nonformal.

6. Memberikan prioritas ke-Islaman dan ke-Indonesiaan dalam

proses pendidikan formal serta nilai-nilai ke-Islaman dalam

pendidikan nonformal.

7. Struktur Organisasi Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru

Keberadaan struktur organisasi dalam sebuah lembaga

(organisasi), dimaksudkan untuk memperjelas dan mempertegas

Page 110: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

89

pembagian tugas (job discription) di dalam jajaran

kepengurusan, sehingga memudahkan pola kerja, alur komando

dan koordinasi bagi semua unsur pelaksana organisasi. Dengan

begitu tidak terjadi tumpang tindih (over lapping) dalam

pelaksanaan tugas masing-masing. Apabila pola dan alur kerja

sesuai dengan struktur organisasi yang telah ditetapkan, tentu

akan memberikan hasil yang optimal serta mekanisme kerja

akan berjalan secara efektif dan efisien.

Organisasi Pondok Pesantren Dayama mempunyai

struktur organisasi yang mempunyai tanggungjawab masing-

masing. Pengasuh pondok pesantren adalah putra dari TGH.

Muhammad Sibawaihi Mutawalli, yang mempunyai

tanggungjawab meneruskan perjuangan ayahandanya. Adapun

struktur organisasi Pondok Pesantren Dayama Jerowaru yaitu:

si Yayasan Darul Yatama Wal Masakin JerowaruPeriode Tahun 2017-202174

74 Dokumentasi, dikutip Tanggal 1 Ramadhan 1439 H.

Page 111: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

90

DEWAN PEMBINA

KETUA TGH. BADARUL ISLAM

DEWAN PENASEHAT

KETUA TAJUS SUBKI IMRAN

DEWAN PENGAWAS

KETUA

MUJITABE, S.Pd.

DEWAN PENGURUS

KETUA

TGH. SAIPUL ISLAM, MA

BENDAHARA

AHMAD TURMUZI, S.Pd.

SEKRETARIS

MULTAZAM MARJAK, S.IP.

BIDANG-BIDANG

BIDANG DAKWAH DAN KEUMMATAN

KETUA GUFRANIL HALIM, S.Pd.

BIDANG INVENTARIS DAN PENGELOLAAN ASET

KETUA H. BUSYAIRI, S.Sos.

BIDANG PENDIDIKAN DAN PESANTREN

KETUA

SIRAJUNNASIHIN,S.Pd.M.Pd.I.

BIDANG HUMAS DAN SOSIAL

KETUA BAYAN TEKE

SANTRI DAN JAMA’AH

= Garis = Garis

Page 112: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

91

8. Fasilitas Induk Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

a) Tanah Yayasan

Tabel 2.1. Tanah Yayasan75

No. Jenis Saspras Luas (M2)

Tahun Asal/Cara Perolehan

1. Tanah MTs, MA dan Diniyah Jerowaru

8,455 1991 Milik Sendiri (Wakaf)

2. Tanah Sekretariat

400 2010 Beli

3. Tanah Asrama Putri

752 1993 Beli dan Tukar Guling

4. Tanah Asarama Putra, Lapangan dan Perumahan Ustadz/ Ustazah

14,417 1999 Beli

5. Tanah Panti Asuhan

500 Beli

6. Tanah MTs, MI dan RA Mengkuru

5,000 1993 Hibah

7. Tanah SPBU 6,000 2000 Beli 8. Tanah

Pertanian, Perkebunan, Perternakan dan

Milik Sendiri

75 Dokumentasi, Luas Tanah Yayasan, dikutip Tanggal, 2

Ramadhan 1439 H.

Page 113: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

92

Perikanan

9. Tanah untuk Fasilitas Pendidikan di Dusun Erot

7,500 2011 Hibah Desa

b) Bagunan Yayasan

Tabel 2.2. Bangunan Yayasan. 76

No Jenis Bangunan Luas (M2) / Jumlah

Tahun Asal / Cara Perolehan

1 Mushola 200 1998 Milik Sendiri 2 Asrama Putra dan

Fasilitas Pendukungnya (Kamar Mandi, Sumur, Dapur)

600 1990 Milik Sendiri

3 Asarama Putri dan Fasilitas Pendukungnya (Kamar Mandi, Sumur, Aula, Dapur)

400 1990 Milik Sendiri

4 Asrama PA dan Fasilitas Pendukungnya (Kamar Mandi, Sumur, Aula, Dapur)

400 1990 Milik Sendiri

5 Gedung MA DA dan Fasilitas Pendukungnya (Perpustakaan, Laboratorium,

3,958,31 1989 Milik Sendiri

6 Gedung MTs DA dan 874 1971 Milik Sendiri

76 Dokumentasi, Bagunan Yayasan, dikutip Tanggal, 2 Ramadhan

1439 H.

Page 114: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

93

Fasilitas Pendukungnya (Perpustakaan, Laboratorium, dll)

7 Aula 250 1990 Milik Sendiri 8. Gedung Diniyah 400 1985 Milik Sendiri 9. Unit Perumahan

Pengasuh, Ustadz/ Ustazah

450 1990 Milik Sendiri

10. Sumur Bor, Tandon Air dan Kamar Mandi/WC

100 1999 Bantuan Pemprov

11. Gedung Koperasi Ponpes

200 1999 Bantuan Pemprov

12. Ruang Berobat Santri 30 1990 Milik Sendiri

13. Rumah Penjaga dan Kantin

60 1990

14. Gedung MTs, MI dan RA Mengkuru serta Fasilitas Pendukungnya (Perpustakaan, Laboraturium, dll).

2,500 1993 Milik Sendiri

15. Gedung Sekretariat dan Waserda

350 2014 Milik Sendiri

16. Kandang ternak 4 Kompleks

2008 Milik Sendiri

Page 115: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

94

17. Bangunan SPBU, Tempat Usaha Dagang

4 Jenis

18. Gudang 437 2017 Hibah 19. Dan lain-lainnya

9. Santri Yayasan Darul Yatama Wal Masakin Jerowaru

Ahmad Turmuzi, S. Pd., ketika diwawancarai oleh

peneliti menjelaskan bahwa:

“Santri yang terdapat di Yayasan Dayama terdiri dari dua macam, yaitu Santri bekerebung (santri mukim atau santri mondok), dan santri endek bekerebung (santri kolong/santri ngelaju atau santri tidak mondok). Jumlah santri seluruhnya pada tahun 2018, sebanyak 1,679 orang. Mereka umumnya berasal dari beberapa daerah di pulau Lombok, seperti Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat dan Kabupaten Lombok Utara. Ada juga yang berasal dari Sumbawa dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Jumlah santri yang menetap tinggal di asrama pondok adalah 553 orang. Dengan rincian, 200 santri yang tinggal di Asrama Yasin Al-Imran Putra, 278 santri yang tinggal di Asrama Yasin Al-Imran Putri, dan 34 santri yang tinggal di Asrama Panti Asuhan Putra, 41 santri yang tinggal di Panti Asuhan Putri, Sisanya merupakan santri tidak mondok”.77

77 Ahmad Turmuzi, Wawancara, Tanggal 2 Ramadhan 1439 H.

Page 116: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

95

10. Bidang Usaha Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

Jerowaru

a) Bidang Dakwah dan Keummatan

Dalam bidang ini, Yayasan Darul Yatama Wal Masakin

mengembangkan beberapa jenis kegiatan, yaitu:

1) Dakwah Islamiah oleh pengasuh yayasan ke basis-basis

jama’ah dengan sistem ngamari.

2) Majelis taklim / pengajian umum secara berkala oleh

pengasuh yayasan.

3) Pengumpulan zakat, infaq dan sadaqoh dari jama’ah,

berupa dana (uang) dan padi.

4) Pengasuhan anak yatim piatu / panti asuhan (PA).

5) Santunan kepada anak yatim, fakir miskin dan orang tua

jompo.

6) Kegiatan bakti sosial berupa penghijauan, pembangunan

jalan rintisan, pembangunan sarana irigasi, dan sunatan

masal.

Page 117: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

96

b) Bidang Pendidikan dan Pesantren

1) Mengembangkan Pendidikan Formal

Sampai dengan sekarang, Yayasan Darul Yatama

Wal Masakin telah dapat mengembangkan beberapa

jenajang satuan pendidikan formal. Keseluruhan jenjang

pendidikan formal diselenggarakan pada pagi hari (pukul

07.00 – 14.00 wita).

2) Tabel 2.3. Jenjang Pendidikan Formal78

No Jenjang Pendidikan Tahun Berdiri

Jumlah Santri/ Siswa

Nama Kepala Madrasah

L P 1 RA DA Mengkuru 25 37 Fatimah,

S.Pd. 2 MI DA Mengkuru 1993 166 161 Makmun,

S.Pd.I

3 MTs DA Jerowaru 1971 209 250 Hendra Karma, S.Pd.

4 MTs DA 2 Mengkuru 2004 131 120 Nursami, S.Pd.I.

5 MA DA Jerowaru 1989 264 316 Agus Sugandi, S.Pd.I.

Jumlah 795 884

78 Dokumentasi, dikutip Tanggal, 2 Ramadhan 1439 H..

Page 118: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

97

3) Mengembangkan Pendidikan Non Formal

Untuk mengembangkan pengetahuan keagamaan

para santri, Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

disamping mengembangkan jalur pendidikan formal juga

mengembangkan jalur pendidikan non formal. Waktu

penyelenggaraan pendidikan non formal dilaksanakan

pada sore dan malam hari.

Tabel 2.4. Jenis Pendidikan Non Formal79

No. Jenis

Pendidikan Non Formal

Tahun Dibuka

Jumlah Santri

Nama Kepala/ Ketua

Pengelola

Sistem / Metode

Pembelajaran

L P

1. Pendidikan Diniyah

1971 234 319 Gupranil Hakim, S.Pd.

- Klasikal - Soronga

n 2. Pengajian

Kitab Kuning 1971 234 319 Makmun,

S.Pd.I - Soronga

n 3. Pengajian

Dasar Al-Qur’an

2016 35 40 Lalu Mashur, S.Pd.I

- Klasikal

4. Tahfiz 2016 45 - Hafalan 5. Majelis

Taklim - Pengajia

n umum

79 Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H.

Page 119: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

98

Tabel 2.5. Kitab-kitab yang diajarkan:80

No. Kelompok Kitab Nama Kitab 1. Kitab Nahwu - Syarah Dahlan

- Syeh Khalid - Asymawi - Mutammimah - Ibnu Agil - Hudari - Syarah Baikuniah - Katarun Nada’ - Azhari, dll.

2. Kitab Sharef - Kailani - Talhis, dll.

3. Kitab Fiqih - Fathul Qarib - Fathul Mu’in - Bujaerimi - Ikna’

4. Kitab Hadist - Muhtarul Ahadist - Riadus Shalihin - Arba’in Nawawi - Tamqkih, dll.

5. Kitab Tauhid - Kipayatul Awam - Matan Sanusiah - Tijanuddarari - Tanwirul Kulub - Aspuriah - Tambihul Gapilin, dll.

6. Kitab Adab - Ta’lim Muta’alim - Duratun Nasihin - Baikuniah, dll.

80 Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H.

Page 120: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

99

c) Bidang Pengelolaan Usaha

1) Usaha Perdagangan

Tabel 2.6. Usaha Perdagangan81

No.

Jenis Usaha Perdagangan

Jasa Perdangan

Lokasi Nama Direktur/ Manajer/ Ketua

1. SPBU PT. Migas Hidayatullah

Melayani jual beli BBM, BBG dan Oli Pertamina

Sepapan, Jerowaru

H. Fathullah, SH

2. UD. Jumhuriah

Melayani jual beli sembako

Jerowaru

Turmuzi MJ, SE

3. Waserda Melayani jual beli ATK, kitab dan percetakan

Jerowaru

Sudarmono

2) Usaha Peternakan

Tabel 2.7. Usaha Peternakan82

81 Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H.

Page 121: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

100

No Jenis ternak Lokasi kandang Jumlah (ekor)

1

SAPI

Dusun Paek, Pandan Wangi

90

2 Dusun Tabuan 50

3 Dusun Semoto 24

Jumlah 164 1

KAMBING

Erot 32

2 Surelalem 1

Jumlah 33

3) Usaha Pertanian dan Perkebunan

Tabel 2.7. Usaha Pertanian dan Perkebunan83

No. Lokasi Areal Spesifikasi Jenis Usaha Perikanan 1. Jerowaru Bat Sawah

1. Sawah Mangkung (Arpan / Panten)

Budidaya Padi dan Tembakau

2. Sawah Jeranjang (Ismail / Main)

Budidaya Padi dan Tembakau

3. Sawah Raubelek (Safa’at)

Budidaya Padi dan Tembakau

2. Jerowaru Daye

Sawah Timur Asrama Putra

Budidaya Padi dan Tembakau/ Semangka

3. Jerowaru Lauk

Sawah 1. Sawah Tuan Sahar Budidaya Padi dan

82Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H. 83 Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H..

Page 122: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

101

Tembakau/Semangka 2. Sawah Pelambik Budidaya Padi dan

Tembakau/Semangka 3. Sawah Abdur

Rahman Budidaya Padi dan Semangka/ Tembakau

4. Serumbung, Pemongkong

Sawah Budidaya Padi dan Palawija

5. Tempelat, Jerowaru

Sawah Budidaya Padi dan Palawija

6. Pendem, Motong Wasi, Jerowaru

Kebun Bambu dan budidaya tanaman perkebunan

7. Dapur, Montong Wasi, Jerowaru

Sawah Budidaya Padi dan Tembakau

8. Tabuan Perkebunan Budidaya kelapa, Tembakau, Jagung, Palawija

9. Erot, Pemongkong

Perkebunan/ Ladang Jagung

10. Kwang Rundun

Perkebunan/ Ladang Jagung

11. Semerang Perkebunan Ladang Jagung

Page 123: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

102

4) Usaha Perikanan dan Sawah Garam

Tabel 2.8. Usaha Perikanan dan Sawah Garam84

No. Lokasi Areal Perikanan Spesipikasi Jenis Usaha Perikanan

1 Ujung Batu Putek Desa Permas

Tambak Budidaya udang

2 Serumbung 1. Tambak Budidaya udang

2. Embung Serumbung

Budidaya ikan air

3. Embung Enten Budidaya ikan air tawar

4. Embung Anton Budidaya ikan air tawar

3 Montong Wasi Tambak/Sawah Garam

Budi daya udang dan garam

4 Sende Tambak -

5 Sekaroh Tambak -

6 Serumbung Sawah Garam Garam

84 Dokumentasi, dikutip Tanggal 2 Ramadhan 1439 H..

Page 124: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

103

B. Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal

Lingkungan internal dan eksternal dalam suatu organisasi atau

yayasan itu pasti ada. Karena lingkungan internal dan eksternal ini

mempunyai karakteristik tertentu yang memiliki perbedaan-perbedaan

yang nyata. Adapun lingkungan internal dan lingkungan eksternal

dalam suatu organisasi atau yayasan meliputi sebagai berikut:

kekuatan-kekuatan, kelemahan-kelemahan, peluang-peluang, serta

ancaman-ancaman.

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Lombok Timur, memiliki beberapa kekuatan-kekuatan, kelemahan-

kelemahan, peluang-peluang, serta ancaman-ancaman. Dari hasil

wawancara yang dilakukan peneliti dengan pihak yayasan, maka

didapatkan sederetan jawaban-jawaban yang terkait dengan bagaimana

kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal dari Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur

sebagai berikut:

Page 125: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

104

1. Lingkungan Internal

a. Kekuatan-kekuatan Pesantren

1. Pengasramaan

Salah satu ciri khas pesantren adalah adanya

asrama bagi santri sehingga para santri dapat tinggal di

asrama. Meskipun dengan bentuk asrama yang sederhana

namun pengasramaan santri membawa dampak yang cukup

berarti. Kondisi ini maka akan sangat mempermudah tuan

guru atau ustadz dalam melaksanakan pengajian meskipun

dengan waktu yang berbeda-beda. Selain itu, posisi santri

yang berada di asrama akan sangat membantu dalam

melakukan pengawasan terutama terhadap aktivitas atau

bahkan jika ingin menanamkan suatu nilai kepada para santri.

Selain itu, yang berhubungan langsung dengan

kewirausahaan pesntren, para santri yang tinggal di asrama

sekaligus sebagai konsumen langsung dari bebarapa unit

usaha yang dikembangkan, dan beberapa dari mereka juga

dilibatkan dalam pengelolaan beberapa unit usaha pesantren.

Page 126: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

105

2. Keteladanan dan ketaatan

Pondok Pesantren Dayama Jerowaru dari awal

diasuh oleh tuan guru yang kharismatik, yang tidak saja

mengedepankan dakwah bi al-lisan, tetapi juga

mengedepankan dakwah bi al-hal, dan berjiwa ikhlas. Tuan

guru merupakan sumber suri tauladan bagi para santri dan

jamaahnya, serta menyebabkan ilmu yang diperoleh di

pondok pesantren menjadi lebih berkah. Keteladanan dan

ketaatan ini merupakan faktor penting dalam pengembangan

kewirausahaan pesntren. Melalui dakwah bi al-hal, dan

berjiwa ikhlas, tuan guru selaku pengasuh pesntren mampu

menggerakan jama’ah untuk gotong royong menyiapkan

fasilitas unit-unit usaha yang dibutuhkan, misalnya

membangun gedung tempat usaha, membuat kolam tambak,

penghijauan, dan lain sebagainya.

Page 127: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

106

3. Kemandirian

Pengembangan unit kewirausahan pesntren

dilakukan secara mandiri oleh yayasan dengan

memanfaatkan sumber daya yang dimiliki.

4. Aset tanah yayasan

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin memiliki asset

tanah yang tersebar di beberapa lokasi, terutama di wilayah

Kecamatan Jerowaru dan Keruak. Aset-aset tanah ini

memiliki pontensi untuk dijadikan lokasi pengembangan

unit-unit usaha.

5. Relevansi unit usaha

Unit-unit usaha yang dikembangkan oleh yayasan

sangat sesuai dengan kebutuhan masyarat dan lingkungan

setempat. Misalnya sembako yang dijual di unit usaha

dagang dan BBM di SPBU merupakan kebutuhan pokok

masyarakat. Alat tulis menulis yang disediakan di koperasi

pondok pesantren dapat memenuhi kebutuhan santri.

Kemudian unit usaha pertanian, perkebunan dan perikanan

Page 128: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

107

sangat cocok dikembangkan mengingat masyarakat di sekitar

pesntren merupakan petani (masyarakat agraris) dan nelayan

(masyarakat pesisir).

b. Kelemahan-kelemahan pesantren

1. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlibat dalam

pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan yayasan,

tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai. Latar

belakang pendidikannya beragam, tetapi tidak ada yang

sesuai dengan jenis unit usaha yang dikembangkan. Mereka

dipekerjakan atau direkrut sesuai dengan kebutuhan atas

dasar pertimbangan-pertimbangan tertentu, seperti bersikap

jujur, memiliki pengalaman kerja dalam unit usaha

tempatnya direkrut walaupun tidak berlatang belakang

pendidikan yang sesuai, dan lain-lainnya.

Akibat yang dirasakan dari sumber daya seperti itu,

menyebaban secra umum unit-unit usaha yang ada belum

terkelola dan berkembang seperti yang diharapkan.

Page 129: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

108

2. Manajemen

Secara umum sumber daya manusia yang dilibatkan

dalam pengelolaan kewirausahaan yayasan belum

berkompeten dan belum memiliki kemampuan yang merata.

Sehingga unit-unit usaha yang dimiliki oleh yayasan belum

mampu dikelola dan dikembangkan secara optimal. Bahkan

ada beberapa unit usaha yang pernah mengalami kemuduran

dan hampir gulung tikar (bangkrut), seperti koperasi pondok

pesantren dan SPBU.

Dalam kaitannya dengan unit usaha yang merupakan

usaha budidaya, masih menerapkan sistem pengelolaan

tradisional (manajemen tradisional). Misalnya pada unit

usaha budidaya tambak udang, budidaya ikan air tawar,

budidaya garam, peternakan sapi dan kambing, perkebunan

dan pertanian. Sifat tradisional dalam pengelolaannya dapat

dilihat dari sarana prasana yang digunakan, dan cara

budidayanya yang masih menerapkan pola-pola umum yang

Page 130: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

109

telah dikenal masayarakat sebelumnya (umumnya), belum

sepenuhnya menerapkan prinsip-prinsip budidaya modern.

3. Sumber Dana

Pengembangan kewirausahaan pesantren lenih

mengandalkan modal yang dimiliki yayasan (modal yayasan

merupakan modal pokok). Sehingga pengembangan berbagai

unit usaha belum bisa dikembangkan secara lebih luas dan

belum sesuai dengan kebutuhan pasar.

4. Pelibatan Santri

Santri belum dapat dilibatkan secara langsung dalam

unit-unit usaha pesantren yang dikembangkan. Mereka masih

focus untuk menuntut ilmu pendidikan di lembaga

pendidikan yang ada di madrasah pesantren, tetapi belum

dikembangkan potensi-potensi yang dimiliki dalam unit

kewirausahaan. Mereka belum diajarkan tentang

kewirausahaan melalui pengembangan unit usaha yang ada.

5. Alat Produksi Masih Tradisional

Page 131: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

110

Untuk beberapa unit usaha pesantren, seperti

perikanan dan pertanian pada umumnya masih menggunakan

alat produksi tradisional atau cara produksi tradisional. Hal

ini tentu saja berimbas pada belum maksimalnya hasil

produksi.85

2. Lingkungan Eksternal

a. Peluang-peluang Pesantren

1. Kondisi sosial ekonomi masyarakat

Kondisi sosial ekonomi masyarakat

Jerowaru/jama’ah yang menjadi basis masa tuan guru

pengasuh pesntren, sebagian besar berlatar belakang sebagai

petani dan memiliki sosial-budaya homogen, yang secara

langsung maupun tidak langsung telah membawa dampak

yang positif dalam perkembangan Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru. Dengan kondisi masyarakat seperti itu, maka unit-

unit usaha yang dikembangkan pesantren mendapat

dukungan yang signifikan dari para jama’ah. Disamping

85 Ahmad Turmuzi, S. Pd., H. Tahir Thayyib & Lalu Amiruddin, Wawancara, pada Tanggal 3 Ramadhan 1439 H. di kediamannya, pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 132: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

111

menjadi sumber pembiayaan unit usaha pesantren, mereka ini

bisa dijadikan sebagai mitra dalam pengembangan unit-unit

usaha, sekaligus sebagai pangsa pasar unit usaha pesntren.

2. Fanatisme

Sebagai wilayah muslim yang luas, masyarakat

Sasak (Lombok) telah terbentuk menjadi pribadi-pribadi

yang memiliki fanatisme tinggi terhadap Islam dan para tuan

guru di wilayahnya. Termasuk para jamaah tuan guru

pengasuh pesantren Darul Yatama Wal-Masakin Jerowaru.

Setiap perkataan beliau pada umumnya (selalu) terpatri di

jiwa setiap pribadi jamaahnya dan ini menumbuhkan gairah

perjuangan untuk membesarkan Pondok Pesantren Dayama

Jerowaru. Sikap ini memberikan kontribusi yang berarti

dalam pengembangan kewirausahaan pesantren. Dari para

jema’ah inilah sumber dana (modal) unit usaha pesantren

diperoleh. Yayasan rutin melakukan penggalangan dana

terhadap jama’ah,

Page 133: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

112

3. Alumni pesantren

Jama’ah yang merupakan lulusan dari pondok

pesantren Darul Yatama Wal-Masakin yang banyak dan

tersebar diberbagai tempat, terutama di wilayah Jerowaru dan

Keruak, merupakan tenaga kerja yang siap direkrut dalam

unit-unit usaha yang dikembangkan oleh pesantren.

4. Mitra Kewirausahaan

Dalam pengembangan kewirausahaan pesantren,

terdapat beberapa lembaga/instansi yang dapat diajak

bekerjasama atau menjadi mitra usaha, misalnya Puskeswan,

Dinas Perkebunan dan kehutanan, Dinas Perikanan dan

Kelautan, Universitas Mataram, pengusaha yang membeli

hasil produksi, dan lain-lainnya.

b. Ancaman-ancaman Pesantren

1. Keamanan

Faktor keamanan merupakan salah satu ancaman

yang cukup mengganggu dalam pengembangan unit usaha

Page 134: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

113

pesntren. Beberapa kali pernah terjadi kasus pencurian

terhadap benda/barang atau ternak milik yayasan.

2. tatus Hukum Aset Yayasan

Aset-aset yang dimiliki yayasan umumnya belum

memiliki status hukum yang jelas atau belum memiliki

sertifikat kepemilikan, terutama sekali aset berupa tanah.

Sehingga masyarakat sekitar sering kali mengklaim aset

milik yayasan menjadi aset milik pribadi. Banyak aset tanah

yayasan sekarang luasnya sudah menyusut, tidak sesuai lagi

dengan keadaannya semula. Kondisi ini mendorong Pengurus

Yayasan untuk bekerja keras mengamankan aset-aset milik

yayasan, termasuk mengurus status hukum/sertifikat

kepemilikan aset.

3. Faktor Alam

Pengembangan unit usaha pesantren sangat

dipengaruhi juga oleh factor alam, terutama unit usaha

seperti perinakan (tambak) dan sawah garam. Pada saat

produksi ada kalanya laut tidak bersahabat, sehingga

Page 135: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

114

berakibat kegagalan dalam produksi atau hasil produksi yang

diperoleh turun dan tidak sesuai dengan yang diharapkan,

Bentuk faktor alam dari laut ini, seperti naiknya permukaan

air laut sampai menggenangi kolam tambak dan sawah garam

(limpah), dan pencemaran air laut yang mengganggu

sirkulasi air tambak.

4. Sikap disiplin dan kejujuran

Pihak-pihak yang ditunjuk dalam pengelolaan unit

usaha tidak semuanya memiliki sikap disiplin dan jujur, Ada

diantara mereka yang justru menjadi sumber perusak,

misalnya menyalahgunakan uang unit usaha dan tidak

bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini tentu

menghambat pengembangan unit usaha,

5. Pemasaran hasil produksi

Beberapa unit usaha pesntren, seperti perikanan dan

perkebunan belum memiliki jaringan pemasaran yang tetap,

belum sepenuhnya melibatkan pengusaha besar (pabrik) yang

berkompeten dalam pemasaran hasil produksi. Selama ini

Page 136: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

115

pemasaran dilakukan melalui pengusaha-pengusaha local dan

kecil, yang membeli hasil produksi di bawah harga normal.

Disamping itu, hasil produksi budidaya ikan air tawar sering

kali juga di pasarkan dengan system “bede’e” (ikan ditukar

dengan beras) kepada para jama’ah.86

C. Perencanaan Kewirausahaan

Planning merupakan persiapan-persiapan pelakasanaan suatu

tujuan yang biasanya mencakup berbagai kegiatan seperti merumuskan

langkah-langkah kegiatan, menentukan kebutuhan yang diikuti oleh

penentuan strategi, pencapaian tujuan dan kemudian penentuan

program guna melakasanakan strategi tertentu.

Fungsi perencanaan antara lain menentukan tujuan atau

kerangka tindakan yang diperlukan untuk pencapaian tujuan tertentu.

Ini dilakukan dengan mengkaji kekuatan dan kelemahan organisasi,

menentukan kesempatan dan ancaman, menentukan strategi,

kebijakan, taktik dan program. Semua itu dilakukan berdasarkan

proses pengambilan keputusan secara ilmiah.

86 Ahmad Turmuzi, S. Pd., H. Tahir Thayyib & Lalu Amiruddin, Wawancara, Pada Tanggal 4 Ramadhan 1439 H. di Kediamannya Ahmad Turmuzi, S. Pd., pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 137: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

116

Ahmad Turmuzi, S. Pd., saat diwawancarai tentang

perencanaan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru Lombok Timur menjelaskan sebagai berikut:

“Perencanaan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin berangkat dari hasil pemikiran mendasar dari tokoh pendirinya, yaitu TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi. Beliau memiliki konsep pemikiran kemandirian dalam pengelolaan dan pendanaan pesantren, tidak bergantung sepenuhnya pada pemerintah. Konsep kemandirian yang digagasnya adalah menyiapkan fasilitas-fasilitas yang dapat dijadikan sumber dana untuk membiayai pengelolaan pesantren”.87

Perencanaan memiliki kedudukan terpenting dalam manajemen

karena merupakan basis bagi fungsi-fungsi pengorganisasian,

pengembangan sumber daya manusia, pengarahan dan pengaruhan,

serta pengendalian/pengawasan. Perencanaan merupakan “Navigasi”

dari seluruh proses manajemen. Tanpa perencanaan tidak akan ada

arah tepat yang dijadikan rujukan dari seluruh unsur dinamis dalam

suatu organisasi. Perencanaan merupakan basis untuk arahan,

kerjasama, dan penyesuaian secara cerdas.

87 Ahmad Turmuzi, S. Pd., Wawancara, Pada Tanggal 5 Ramadhan

di Kediamannya, pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 138: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

117

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan pihak

yayasan terkait dengan perencanaan bisnis yakni:

“Pada masanya, fasilitas yang telah dapat dikembangkan sebagai sumber dana terutama di sektor budidaya perikanan, pertanian dan perkebunan. Di sektor budidaya perikanan, beliau membangun dan mengembangkan budiya ikan air tawar, pertambakan dan sawah garam. Misalnya budi daya ikan air tawar di Embung Enten, Embung Anton, Embung Tabuan, dan Bedah Embung. Sementara fasilitas dan budidaya tambak, seperti di Tambak Serumbung (Ujung). Kemudian sawah garam di Serumbung (ujung). Sedangkan di sektor pertanian dan perkebunan, dilakukan dengan membuka areal untuk dikembangkan menjadi areal pertanian, perkebunan dan penghijaian (reboisasi), misalnya areal pertanian dan perkebunan di Tabuan sebagai lokasi budidaya kelapa, palawija dan padi, penghijauan di areal hutan Sekaroh”.88

Di samping untuk mengembangkan sosial ekonomi

masyarakat yang didakwahinya. TGH. Muhammad Mutawalli Yahya

Al-Kalimi, tidak saja mengembangkan sumber dana bagi pesantren,

tetapi juga mengedepankan dakwah bi al-hal kepada jama’ahnya

melalui sistem gotong royong dengan melibatkan masyarakat,

sehingga berhasil membangun berbagai fasilitas umum, seperti jalan,

88 Ahmad Turmuzi, S. Pd., Wawancara, pada tanggal 5 Ramadhan

di kediamannya, pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 139: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

118

jembatan, bendungan kecil, dan pasar (pasar baduik/ Jor, pasar Beleke,

pasar Pujut), dan lain-lainnya.

Pada kesempatan yang sama kembali Ahmad Turmuzi, S. Pd., menjelaskan bahwa:

“Gagasan pemikiran dan pola pengembangan sosial ekonomi pesantren yang dicetuskan dan dilaksanakan oleh TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi, merupakan cikal bakal kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin, dan kemudian diterusakan oleh penerusnya, putra tertuanya, TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli. Pada masanya, unit-unit usaha pesantren lebih diperluas lagi, lebih banyak jenisnya”.89

Kemudian pada hari yang sama dan waktu yang berbeda, H. M. Tahir

Tayyib bersama H. Fathullah90 menambahkan bahwa:

“Pada masa TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli dikembangkan beberapa macam unit usaha mandiri (kewirausahaan) Pondok Pesantren Dayama Jerowaru, yang diharapkan dapat dijadikan sumber pengembangan pondok pesantren ke depan, yaitu meliputi bidang : (1) pertanian (sawah), terdapat dibeberapa lokasi di wilayah Kecamatan Jerowaru dan Keruak; (2) peternakan (sapi dan kambing) di lima lokasi, yaitu di Paek (Mengkuru), Tabuan, Semoto, dan Surelalem (pribadi), serta

89 Ahmad Turmuzi, S. Pd., Wawancara, pada Tanggal 5 Ramadhan

di kediamannya, pukul 21.00 s/d 23.00 Wita. 90 H. Fathullah merupakan anak dari H. M. Tahir Tayyib dimana

kedua tinggal bersama dalam satu rumah.

Page 140: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

119

di Dusun Erot (kusus kambing) ; (3) perikanan (embung dan tambak) tersebar di beberapa lokasi, seperti di Embung Tabuan, Embung Anton, Embung Enten, dan tambak di Ujung Batu Putik, Serumbung (Ujung), Motong Wasi dan Sende, serta di Surelalem dan Tuwas-uas (pribadi); (4) sawah garam di Serumbung (Ujung) dan Montong Wasi, (5) perkebunan yang tersebar di beberapa areal, seperti di Tabuan, Montong Bile (Erot), Pendem (Montong Wasi), Kuwang Rundun dan Semerang, (6) SPBU; dan (7) koperasi pondok pesantren/waserda, yaitu UD Jumuhuriyah, dan Koperasi Pondok Pesantren Al-Imran”.91

Seperti Ayahandanya, TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli

juga memiliki kesolehan sosial melalui pengembangan dakwah bi al-

hal. TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli bersama jama’ahnya, juga

mampu membangun berbagai fasilitas umum, seperti jalan,

pengelolaan sumur (air bersih), bendungan kecil (misalnya bendungan

di dusun Mungkuru/Paek), dan lain-lainnya.

Kemudian H. Fathullah menjelaskan ketika diwawancarai sebagai

berikut:

“Unit-unit usaha tersebut telah dapat menjadi sumber pendanaan pengembangan pondok pesantren walaupun belum seperti yang diharapkan. Unit-unit kewirausahaan

91H. M. Tahir Tayyib bersama H. Fathullah, Wawancara, pada

Tanggal 5 Ramadhan di kediamannya, pukul 23.00 s/d 24.10 Wita.

Page 141: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

120

yang telah dikembangkan dari semenjak TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi dan TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli, belum dapat dikembangkan secara optimal, bahkan beberapa unit usaha tersebut ada terbengkalai, tidak terurus lagi. Berbagai kendala menjadi penghambat pengembangannya, antara lain yang sangat menonjol adalah lemahnya manajemen, kurangnya sumber daya manusia, dan kurangnya sumber dana”.92

Adapun manfaat-manfaat dari Perencanaan yakni: a)

Perencanaan bermanfaat untuk mempersiapkan pemecahan masalah

menjadi lebih baik, baik masalah yang nampak (foreseen) maupun

yang tidak tampak (unforeseen). b) Perencanaan berfungsi sebagai

alat untuk mengadaptasi inovasi baru, memecahkan konflik,

memperbaiki pendekatan lama, meningkatkan kualitas, memperbaiki

komunikasi, dan mencapai hasil lain yang diinginkan.

Dengan segala kekurangan yang ada, Generasi penerus TGH.

Muhammad Sibawaihi Mutawalli, yaitu dua putra beliau, TGH.

Badarul Islam dan TGH. Saipul Islam, MA, tetap meneruskan ide

cemerlang dan mengembangkan kewirausahan tersebut. Beberapa unit

usaha yang sempat terbengkalai dan kurang terurus, dibenahi dan terus

92 H. Fathullah, Wawancara, Pada Tanggal 5 Ramadhan di kediamannya, Pukul 23.00 s/d 24.10 Wita.

Page 142: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

121

dikembangkan, seperti tambak, koperasi pesantren, peternakan sapi,

dan SPBU. Pada masa ini telah dapat difungsikan kembali tambak

udang di Ujung Batu Putik dan Serumbung (Ujung), dibuka Waserda

Al-Kalimi, dan membuka kadang ternak di Semoto untuk

pengembangan ternak sapi, serta pengelolaan air bersih di Lingkok

Tutuk bekerja sama dengan Pemerintah Daerah Lombok Timur.

Walaupun saat ini belum dapat memberi kontribusi yang besar

(optimal) sebagaimana diharapkan terhadap perkembangan pondok

pesantren, jenis-jenis kewirausahaan tersebut memberi harapan sebagai

sumber pembiayaan ke depannya.

D. Implementasi Manajemen Strategi dalam Pengembangan

Kewirausahaan

Keberhasilan suatu organisasi, ditentukan oleh kemampuan

pimpinan organisasi itu menetapkan strategi yang tepat dalam

menjalankan organisasinya dan memanfaatkan lingkungan, dengan

memilih pengorganisasian sumber daya internal yang tepat. Ketepatan

strategi yang diterapkan pimpinan suatu organisasi, didasarkan pada

pemikiran stratejik yang dimilikinya dengan pengalaman

Page 143: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

122

pembelajarannya dalam situasi lingkungan yang terus berubah.

Manajemen strategik merupakan proses suatu organisasi atau

perusahaan menata perumusan dan pengimplementasian strateginya.

Bentuk-bentuk strategi yang digunakan dalam pengembangan

setiap unit usaha di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Lombok Timur, fokus di dalam bagaimana pengorganisasian

serta pelaksanaan yayasan dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

1. SPBU

SPBU ini merupakan unit usaha yang dikelola secara

swakelola oleh yayasan. Untuk menjalankan unit usaha ini

dilakukan dengan manajemen modern sesuai yang dipersyaratkan

oleh Pertamina.

Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan Haji

Fathullah selaku Manajer SPBU menjelaskan bahwa:

“Bentuk organisasi/struktur kerjanya tertuang dalam akta notaris, yang secara garis besar terdiri dari komisaris, direktur dan manager. Tugas pokok dan fungsi masing-masing sudah tertuang secara jelas di dalam akta notaris yang dimiliki. Di bawah manager terdapat beberapa karyawan sebagai pekerja dan mengoperasikan pompa BBM. Karyawan yang mengoperasikan pompa BBM memiliki jam kerja sesuai

Page 144: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

123

jadwal yang telah ditentukan dengan menggunakan system shief”.93

Komisaris, direktur, dan manager ditunjuk dan ditetapkan

oleh yayasan. Sedangkan karyawan dipilih dan ditetapkan oleh

manager atas persetuan direktur dan komisarus. Mereka semua

dipekerjakan dengan kontrak kerja yang jelas. Di dalam kontrak

kerja tersebut telah tertuang besaran upah (gaji) yang mereka

terima, yang ditetapkan berdasarkan UMR. Disamping gaji,

mereka juga memperoleh perlindungan kesehatan (BPJS Tenaga

Kerja). Bentuk penghargaan lain yang diperoleh adalah menerima

tunjangan hari raya.

Haji Fathullah mengatakan lebih lanjut menjelaskan

bahwa “Dana yang diperoleh dari dari hasil-hasil penjualan bahan

bakar minyak (BBM) yang terdiri dari premium, solar, pertalite,

dan pertamak kemudian diserahkan ke bendahara yayasan”.94

Penyerahan dana yang dihasilkan dari penjualan bahan bakar

93 H. Fathullah, Wawancara, Pada Tanggal 6 Ramadhan, di

kediamannya Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita. 94 H. Fathullah, Wawancara, Pada Tanggal 6 Ramadhan, di

kediamannya Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 145: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

124

minyak (BBM) ini untuk keperluan yayasan dalam perluasan unit

usaha.

Kemudian lebih lanjut Ahmad Turmuzi, S. Pd. Selaku

sekretaris yang sementara waktu merangkap sebagai bendahara

yayasan menjelaskan: “Dari dana yang terkumpul tersebut

dipergunakan oleh yayasan untuk membeli, menambah, dan

memperluas lahan unit bisnis dan atau segala sesuatu yang

menjadi kebutuhan yayasan”.95

2. Peternakan

Lalu Amiruddin selaku koordinator ketika diwawancara

menyatakan bahwa “Struktur organisasi pada unit kewirausahaan

ini dipimpin oleh seorang koordinator yang ditunjuk dan ditetapkan

oleh yayasan, sebagai perpanjangan tangan yayasan. Koordinator

dibantu oleh seorang ketua kelompok yang terdapat di masing-

masing kandang kolektif sebagai atasan langsung dari para

95 Ahmad Turmuzi, S. Pd. Wawancara, Pada Tanggal 6

Ramadhan, di kediamannya Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 146: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

125

pemelihara ternak (peternak). Ketua kelompok dipilih dari salah

satu peternak”.96

H. M. Tahir Thayyib kembali menambahkan saat diwawancara bahwa:

“Unit kewirausahaan bidang peternakan (sapi dan kambing) dikelola dengan system kadasan (pemeliharaannya oleh orang lain dan bagi hasil anak ternak/sapi). dengan pola pengelolaan kandang kolektif dan perguliran. Kandang kolektif disediakan oleh yayasan, sekaligus selaku pemilik. Pengguliran anakan sapi dilakukan oleh ketua koordinator dan ketua kelompok peternak atas persetujuan yayasan. Pengguliran dapat dilakukan di tempat semula (masyarakat sekitar kandang kolektif semula) atau dikembangkan dilokasi lainnya dengan membuat kandang kolektif baru untuk memberdayakan masyarakat setempat. Sedangkan koordinator peternakan, diupah (digaji) oleh yayasan. Koordinator, ketua kelompok dan pengadas (peternak) juga diberikan THR oleh yayasan, yang bentuknya ditentukan oleh yayasan”.97

Hewan ternak yang dimiliki oleh yayasan terdiri dari sapi

dan kambing. Dimana jumlah kandang untuk sapi terdiri dari 3

(tiga) kandang yang jumlah sapi keseluruhan sebanyak 164 ekor

96 Lalu Amiruddin, Wawancara, Pada Tanggal 6 Ramadhan, di

kediamannya H. M. Tahir Thayyib Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita. 97 H. M. Tahir Thayyib, Wawancara, Pada tanggal 6 Ramadhan, H.

M. Tahir Thayyib Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 147: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

126

sapi dan jumlah kandang kambing terdiri dari 2 (dua) kandang yang

jumlah kambingnya 33 ekor kambing.

Dari pengakuan H. M. Tahir Tayyib saat diwawancara, saat

penjualan hewan ternak, hasil penjualannya itu diserahkan ke

yayasan guna untuk menambah dana yayasan dalam perluasan unit

usaha.98

Tabel 2.9. Jumlah hewan ternak yang dimiliki Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur.99

No Jenis ternak

Lokasi kandang Jumlah (ekor)

Asal/cara perolehan

Nama ketua kelompok

1

SAPI

Dusun Paek, Pandan Wangi

90 Bantuan Pemerintah Pusat, dan Beli

Suhirman

2 Dusun Tabuan 50 Anakan Sapi di Kandang Paek

Jumasih

3 Dusun Semoto 24 Anakan Sapi di Kandang Paek

Suhaibun

98 H. M. Tahir Thayyib, Wawancara, Pada tanggal 6 Ramadhan, H.

M. Tahir Thayyib Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita. 99Dokumentasi, Dikutip Pada Tanggal . 6 Ramadhan, Pukul 21.00

s/d 23.00 Wita.

Page 148: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

127

Jumlah 164 1

KAMBING

Erot 32 Bantuan Pemda Lotim

Amaq Rijal

2 Surelalem 1 Sumbangan Jama’ah

Kalam

Jumlah 33

3. Pertanian

Struktur organisasi pada unit kewirausahaan pertanian

ini juga sama seperti pada unit usaha peternakan di atas yakni

dipimpin oleh seorang koordinator lapangan yang ditunjuk dan

ditetapkan oleh yayasan, sebagai perpanjangan tangan yayasan.

Lalu Amiruddin selaku koordinator unit usaha pertanian

saat diwawancara menjelaskan “Koordinator lapangan bertugas

untuk menentukan penggarap atau penyewa lahan pertanian. Unit

kewirausahaan bidang pertanian (sawah dan ladang) dilakukan

dengan sistem sakap (bagi hasil) dan sewa. Pada musim

penghujan lahan pertanian dikelola dengan system sakap”.100

100 Lalu Amiruddin, Wawancara, Pada tanggal 6 Ramadhan, Pukul

21.00 s/d 23.00 Wita, di rumahnya sekretaris yayasan,

Page 149: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

128

Pada kesempatan dan tempat yang sama, H. M. Tahir

Thayyib yang selaku koordinator unit usaha pertanian saat

diwawancara menambahkan menambahkan bahwa:

“Pada sistem sakap ini yayasan memberikan modal kepada penggarap sebagai biaya pengerjaan. Hasil panen kemudian dibagi tiga, satu bagian untuk pengembalian modal, satu bagian untuk bagian yayasan dan satu bagian untuk bagian penggarap. Sedangkan untuk masa tanam pada musim kemarau, lahan pertanian milik yayasan tersebut dikelola dengan sistem sewa. Besarnya sewa lahan ditentukan oleh yayasan, dan sewanya masuk sepenuhnya ke dalam kas yayasan. Dana yang yang diperoleh tersebut kemudian dikelola oleh yayasan untuk kepentingan pengembangan unit usaha yayasan”.101

Tabel 2.10. Jumlah lahan serta lokasi pertanian yang dimiliki Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur102

No. Lokasi

Areal Spesifikasi Jenis

Usaha Perikanan

Luas (M2)

Tahun Asal/Cara Perolehan

1. Jerowaru Bat

Sawah 1. Sawah

Mangkung (Arpan /

Budidaya Padi dan Tembakau

15,403

2013 Beli

101 Lalu Amiruddin & H. M. Tahir Thayyib, Wawancara, Pada

tanggal 6 Ramadhan, Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita, di rumahnya sekretaris yayasan,

102 Lalu Amiruddin & H. M. Tahir Thayyib, Dokumen Tentang Jumlah lahan serta lokasi Pertanian yang dimiliki yayasan.

Page 150: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

129

Panten) 2. Sawah

Jeranjang (Ismail / Main)

Budidaya Padi dan Tembakau

3,000 2013 Beli

3. Sawah Raubelek (Safa’at)

Budidaya Padi dan Tembakau

Gadai

2. Jerowaru Daye

Sawah Timur Asrama Putra

Budidaya Padi dan Tembakau/ Semangka

11,073

2006 Beli

3. Jerowaru Lauk

Sawah 1. Sawah

Tuan Sahar

Budidaya Padi dan Tembakau/Semangka

13,290

2016 Beli

2. Sawah Pelambik

Budidaya Padi dan Tembakau/Semangka

Hibah

3. Sawah Abdur Rahman

Budidaya Padi dan Semangka/ Tembakau

3,069 2014 Beli

4. Serumbung, Pemongkong

Sawah Budidaya Padi dan Palawija

45,040

Milik Sendiri (Yayasan)

5. Tempelat, Jerowaru

Sawah Budidaya Padi dan Palawija

15,000

2013 Beli

Page 151: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

130

6. Pendem, Motong Wasi, Jerowaru

Kebun Bambu dan budidaya tanaman perkebunan

2,020 2004 Hibah

7. Dapur, Montong Wasi, Jerowaru

Sawah Budidaya Padi dan Tembakau

3,000 2008 Hibah

8. Tabuan Perkebunan Budidaya kelapa, Tembakau, Jagung, Palawija

285,726

Milik Sendiri (Yayasan)

9. Erot, Pemongkong

Perkebunan/ Ladang

Jagung 200 2000 Wakaf

10. Kwang Rundun

Perkebunan/ Ladang

Jagung 1,600 2013 Wakaf

11. Semerang

Perkebunan Ladang

Jagung Wakaf

Dari data di atas, lahan tanah yang dibeli tersebut dananya

bersumber dari dana yayasan. Dimana dana yayasan itu sendiri

bersumber dari hasil unit-unit usaha yang sudah ada sebelumnya.

4. Perikanan

Unit usaha perikanan dikelola dan dikembangkan secara

swakelola oleh yayasan. Sama seperti unit usaha pertanian,

Page 152: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

131

struktur organisasi pada unit kewirausahaan ini dipimpin oleh

seorang koordinator lapangan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh

yayasan, sebagai perpanjangan tangan yayasan. Koordinator

lapangan bertugas untuk menentukan penjaga, pekerja dan

penggarap.

Lalu Amiruddin ketika diwawancara oleh peneliti

menjelaskan:

“Unit kewirausahaan perikanan terdiri dari unit usaha pertambakan, unit usaha budidaya air tawar di embung, dan unit usaha sawah garam. Unit usaha pertambakan dan budidaya ikan air tawar dikelola oleh koordinator lapangan, penjaga dan pekerja. Mereka ini, seperti pada unit usaha pertanian, digaji oleh yayasan. Sedangkan tata kelola sawah garam dilakukan dengan sistem sakap (bagi hasil). Pada unit usaha sawah garam ini juga terdapat koordinator lapangan dan penjaga, yang mendapatkan upah dari yayasan. Dana yang yang diperoleh tersebut kemudian dikelola oleh yayasan untuk kepentingan pengembangan unit usaha yayasan”.103

Tabel 2.11. Jumlah lahan serta lokasi perikanan yang dimiliki Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur104

103 Lalu Amiruddin, Wawancara, Pada Tanggal 7 Ramadhan,Pukul

21.00 s/d 23.00 Wita. 104 Lalu Amiruddin, Dokumentasi, Dikutip Pada Tanggal 8

Ramadhan, Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita di Rumahnya Sekretaris Yayasan,.

Page 153: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

132

No.

Lokasi Areal Perikanan

Spesipikasi Jenis Usaha Perikanan

Luas (M2)

Tahun

Asal/Cara Perolehan

1 Ujung Batu Putek Desa Permas

Tambak Budidaya udang

70,000

1970 Milik Sendiri (Yayasan)

2 Serumbung

3. Tambak Budidaya udang

45,041

1970 Milik Sendiri (Yayasan) dan Beli

4. Embung Serumbung

Budidaya ikan air

40,042

1960 Milik Sendiri (Yayasan)

5. Embung Enten

Budidaya ikan air tawar

40,000

1960 Milik Sendiri (Yayasan)

6. Embung Anton

Budidaya ikan air tawar

35,000

1960 Milik Sendiri (Yayasan)

3 Montong Wasi

Tambak/Sawah Garam

Budi daya udang dan garam

Milik Sendiri (Hibah)

4 Sende Tambak - 60,000

1990 Beli

5 Sekaroh Tambak - 90,000

2018 Kemitraan dengan

Page 154: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

133

BKPHL Renjani Timur

6 Serumbung

Sawah Garam

Garam 45,041

1970 Milik Sendiri (Yayasan)

5. Koperasi

Unit usaha ini terdiri dari tiga unit usaha, yaitu UD Jumuhuriyah,

Koperasi Pesntren dan Waserda Yayasan. Unit usaha ini

dijalankan dengan dua system :

a. UD Jumuhuriyah dikelola dengan model kemitraan dengan

pihak ketiga. Pengelolanya terdiri dari seorang manager dan

beberapa orang karyawan. Hasil usaha dari unit usaha ini

sepenuhnya dimanfaatkan untuk operasional Panti Asuhan

Yayasan.105

b. Koperasi pesantren Al-Imran dan waserda Al-Kalimi dikelola

secara swakelola. Pengelolanya terdiri dari seorang manager

dan beberapa orang karyawan. Hasil usahnya dimanfaatkan

105 Turmuzi MJ, SE, Wawancara, Pada Tanggal 9 Ramadhan,

Pukul 09.00 s/d 11.00 Wita.

Page 155: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

134

untuk operasional yayasan secara umum. Manager dan

karyawan mendapatkan upah sesuai dengan konrak kerja yang

telah ditetapkan oleh yayasan.106

E. Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan

Dalam pengembangan kewirausahan dari pada suatu organisasi

selain melakukan perencanaan yang matang, pengorganisasian yang

tepat serta pelaksanaan yang sesuai dengan rencana, itu tidaklah

sempurna, karena selain yang tiga hal tersebut yang paling penting

dilakukan adalah pengontrolan atau pengawasan. Dengan melakukan

pengawasan dari setiap pelaksaan yang sudah direncanakan baru

kemudian melakukan evaluasi dari apa yang ditemukan dalam

pelaksanaan yang tidak sesuai dengan maps yang telah ditentukan.

Adapun bentuk-bentuk kepengawasan Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur terhadap setiap unit

usaha yang dimiliki sebagai berikut:

106 Sudarmono, Wawancara, Pada Tanggal 9 Ramadhan, Pukul

21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 156: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

135

1. SPBU

H. Fathullah, selaku Manager SPBU saat diwawancara oleh peneliti

tentang pengawasan yang dilakukan menjelaskan bahwa:

a. Pengawasan rutin setiap hari oleh direktur dan manajemen.

Temuan-temuan dalam pengawasan disampaikan kepada dewan

komisaris. Kemudian ditindaklanjuti dalam rapat internal satu

bulan sekali, yang melibatkan dewan komisaris, direktur dan

manager untuk mencari solusi atas masalah yang timbul,

dan/atau memperkuat/meningkatkan aspek-aspek pelayanan

yang sudah baik. Hasil rapat disampaikan kepada Dewan

Pengurus Yayasan yang ditembuskan kepada Dewan Pembina

dan Dewan Pengawas Yayasan.

b. Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk laporan yang disampaikan oleh direktur dan

manager juga menjadi materi pembahasan rapat.

Page 157: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

136

c. Rapat Dewan Pengurus dilakukan minimal satu kali

sebulan.Hasil rapat disampaikan kepada dewan pembina dan

dewan pengawas.

d. Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan Pembina

dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali.

Hasil audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan

Pembina.107

2. Peternakan

Lalu Amiruddin & H. M. Tahir Thayyib menjelaskan terkait

dengan pengawasan yang dilakukan dirinya dengan yayasan

sebagai berikut:

a. Pengawasan rutin setiap hari yang dilakukan oleh penjaga

dan/atau ketua kelompok peternak. Bila ada masalah yang

dihadapi atau ada hal-hal penting yang ditemukan, disampaikan

kepada koordinator. Koordinator melakukan pengawasan ke

setiap kandang kolektif dan berkomunikasi langsung dengan

107 H. Fathullah, Wawancara, Di tempat kediamannya Pada tanggal

10 Ramadhan Pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 158: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

137

ketua kelompok dan peternak, dilakukan minimal dua kali dalam

sebulan. Hasil temuan dan hal-hal penting yang dianggap urgen

kemudian disampaikan oleh koordinator kepada pengurus

yayasan.

b. Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator

juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus

dilakukan minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan

kepada dewan pembina.

c. Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan Pembina

dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali.

Hasil audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan

Pembina.

d. Melakukan patroli malam dengan melibatkan Pamswakarsa

Amphibi, dan melibatkan aparat Kepolisian dalam patroli

malam bila dibutuhkan.

Page 159: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

138

e. Melibatkan puskeswan untuk melakukan pengawasan terhadap

kesehatan ternak dan memberikan pengobatan bila

dibutuhkan.108

3. Pertanian

Sedangkan untuk unit usaha bidang pertanian kembali Amiruddin

& H. M. Tahir Thayyib selaku koordinator bidang pertanian saat

diwawancara menjelaskan bahwa:

a. Untuk unit usaha perkebunan, yayasan menunjuk salah

seorang ketua kelompok. Ketua kelompok ini yang melakukan

pengawasan rutin, yang hasilnya disampaikan kepada

koordinator lapangan.

b. Koordinator lapangan melakukan pengawasan melekat

minimal satu kali sebulan, dan khusus untuk perkebunan

berkoordinasi dengan ketua kelompok termasuk dalam

pembagian hasil panen dan penentuan penggarap atau

penyewa lahan pertanian. Hasil atau temuan disampaikan

kepada dewan pengurus yayasan.

108 Lalu Amiruddin & H. M. Tahir Thayyib, Wawancara, Di tempat kediamannya H. M. Tahir Thayyib, Pada tanggal 10 Ramadhan pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 160: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

139

c. Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh

koordinator juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat

Dewan Pengurus dilakukan minimal satu kali sebulan.Hasil

rapat disampaikan kepada dewan pembina.

d. Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun

sekali. Hasil audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan

Dewan Pembina.109

4. Perikanan

Lalu Amiruddin menjawab saat diwawancara tentang bagaimana

pengawasann terhadap unit usaha perikanan menjelaskan tidak

jauh berbeda dengan bentuk pengawasan yang dilakukan pada

tiap unit usaha di atas yakni:

109 Lalu Amiruddin & H. M. Tahir Thayyib, Wawancara, Di

tempat kediamannya H. M. Tahir Thayyib, Pada tanggal 11 Ramadhan pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 161: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

140

a. Menunjuk penjaga di masing-masing unit usaha perikanan,

yang bertugas untuk melakukan pengawasan setiap hari.

b. Koordinator lapangan melakukan pengawasan melekat

minimal satu kali sebulan, dan berkoordinasi dengan penjaga

termasuk penentuan waktu panen dan penjualan hasil panen.

Hasil atau temuan disampaikan kepada dewan pengurus

yayasan.

c. Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh

koordinator juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat

Dewan Pengurus dilakukan minimal satu kali sebulan.Hasil

rapat disampaikan kepada dewan pembina.

d. Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun

Page 162: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

141

sekali. Hasil audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan

Dewan Pembina.110

5. Koperasi

Untuk unit usaha koperasi ini, model pengawasan yang dilakukan

sama dengan apa yang dilakukan pada unit usaha SPBU, karena

unit usaha ini dilakukan dengan cara perdagangan sama halnya

dengan unit usaha SPBU.

Turmuzi MJ, SE & Sudarmono, saat diwawancara tentang

bagaimana pengawasan yang dilakukan pada unit usaha koperasi

ini menjelaskan:

a. Pada masing-masing unit usaha ditunjuk manager sebagai

pengelola dan pengawas rutin. Hasil dan hal-hal penting

disampaikan kepada dewan pengurus yayasan.

b. Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang dilaporkan oleh manager

juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan

110 Lalu Amiruddin, Wawancara, Di tempat kediamannya Pada

tanggal 12 Ramadhan pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 163: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

142

Pengurus dilakukan minimal satu kali sebulan.Hasil rapat

disampaikan kepada dewan pembina.

c. Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan

Dewan Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun

sekali. Hasil audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan

Dewan Pembina.111

111 Turmuzi MJ, SE & Sudarmono, Wawancara, Di tempat kediamannya Ahmad Turmuzi, S. Pd., Pada tanggal 13 Ramadhan pukul 21.00 s/d 23.00 Wita.

Page 164: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

143

BAB III

PEMBAHASAN

Pada bab ini, fokus utama yang dibahas yakni manajemen

strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di Yayasan

Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur yang

mengkaji tentang: a) kondisi lingkungan internal dan lingkungan eksternal

pesantren dalam pengembangan kewirausahaan, b) perencanaan

kewirausahaan pesantren, c) implementasi manajemen strategik pesantren

dalam pengembangan kewirausahaan, dan d) pengawasan pesantren

dalam pengembangan kewirausahaan di pesantren.

A. Lingkungan Internal dan Eksternal Pesantren

Lingkungan organisasi adalah sesuatu yang tak terhingga yang

berada di luar batas-batas organisasi yang mempunyai potensi

mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap

bagian maupun keseluruhan organisasi. Dalam membuat

perencanaan, manajer harus memperhitungkan apa yang mungkin

terjadi pada periode mendatang.

Page 165: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

144

Sebelum tahun 1970-an, manajer membuat perencanaan

jangka panjang mengandalkan asumsi, masa depan akan selalu lebih

baik sehingga perencanaan masa depan sekedar perpanjangan apa

yang telah dilakukan di masa lalu. Perubahan lingkungan dan kejutan

seperti krisis energi, deregulasi industri, percepatan teknologi,

meningkatnya persaingan global membuat perencanaan harus

berubah. Kondisi tersebut memaksa manajer perlu menyusun

pendekatan secara sistematis untuk analisa lingkungan baik internal

maupun eksternal. Saat ini, menstra tidak hanya digunakan untuk

organisasi bisnis yang mencari laba tapi juga badan pemerintah,

swasta, pendidikan, rumah sakit, organisasi nirlaba lainnya.

1. Strengths (Kekuatan-kekuatan)

Strengths (Kekuatan) adalah “kekuatan-kekuatan” yang

dimiliki & ada di Organisasi dan andal untuk didayagunakan agar

organisasi dapat tumbuh dan berkembang serta menang bersaing112.

Kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur cukuplah banyak.

112 Agusdin, Manajemen Strategic (Slide Perkuliahan Semester 2) UIN Mataram 2017.

Page 166: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

145

Diantara semua kekuatan-kekuatan yang dimiliki yayasan sangat

mempengaruhi sekali dalam kegiatan pengembangan kewirausahaan

pesantren dengan berusaha mencoba memahami karakteristik dari

masing-masing kelebihan dari pada kekuantan-kekuatan yang

dimiliki yayasan.

Kekuatan-kekuatan inilah yang menjadi modal dasar dalam

melakukan pengembangan kewirausahaan serta menjadikan

kekuatan-kekuatan tersebut sebagai modal besar dalam melakukan

gebrakan baru dalam dunia usaha. Kemampuan yayasan dalam

mengimplementasian manajemen srtategi murupakan aset yang

sangat besar dalam pengembangan kewirausahaan yayasan. Dari

kekuatan yang dimiliki oleh yayasan, menjadikan Yayasan Darul

Yatama Wal-Masakin melakukan banyak hal baru yang dapat

menjadikan yayasan menjadi lebih maju dan mandiri. Kemandirian

yayasan ini sangatlah memungkinkan untuk melakukan hal yang

lebih besar dalam melakukan setiap tindakan kewirausahaan.

Yang merupakan kekuatan-kekuatan yayasan adalah

pengasramaan para santri, keteladanan dan ketaatan, kemandirian

Page 167: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

146

pesantren, aset tanah yayasan, dan relevansi unit usaha. Dari sekian

jenis kekuatan-kekuatan yang dimiliki yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowatu Lombok Timur, kemudian ini yang

dimaksimalkan oleh pimpinan pesantren dalam melakukan setiap

jenis kewirausahaan yang dibentuk.

Keteladanan dan ketaatan jamaah misalnya, pimpinan

pesantren mampu mempengaruhi jamaah untuk menyiapkan unit-unit

usaha yang dibutuhkan. misalnya membangun gedung tempat usaha,

membuat kolam tambak, penghijauan, dan lain sebagainya. Kemudian

kemandirian pesantren dalam pengembangan unit usaha pesantren

dilakukan secara mandiri oleh yayasan dengan memanfaatkan sumber

daya yang dimiliki.

Sedangkan dengan asset yang dimiliki pesantren yang

tersebar di beberapa lokasi, terutama di wilayah Kecamatan Jerowaru

dan Keruak. aset tanah ini memiliki pontensi untuk dijadikan lokasi

pengembangan unit-unit usaha pesantren. Serta dengan adanya

relevansi unit usaha pesantren, Unit-unit usaha yang dikembangkan

oleh yayasan sesuai dengan kebutuhan masyarat dan lingkungan

Page 168: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

147

setempat. Misalnya sembako yang dijual di unit usaha dagang dan

BBM di SPBU merupakan kebutuhan pokok masyarakat. Alat tulis

menulis yang disediakan di koperasi pondok pesantren dapat

memenuhi kebutuhan santri. Kemudian unit usaha pertanian,

perkebunan dan perikanan sangat cocok dikembangkan mengingat

masyarakat di sekitar pesntren merupakan petani (masyarakat agraris)

dan nelayan (masyarakat pesisir).

2. Weaknesses (Kelemahan-kelemahan)

Weaknesses (Kelemahan-kelemahan) adalah kelemahan-

kelemahan yang dimiliki dan ada dalam Organisasi, yang

menjadikan Organisasi sukar/tidak dapat tumbuh dan berkembang

dan tidak mampu bersaing113. Diantara sekian kelemahan yang

dimiliki yayasan merupakan suatu dasar yang musti harus dipahami.

Kemampuan yayasan dalam mendeteksi kelemahan-kelemahan

yayasan merupakan sebagai bahan acuan dalam melakukan evaluasi.

113 Agusdin, Manajemen Strategic (Slide Perkuliahan Semester 2) UIN Mataram 2017.

Page 169: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

148

Kelemahan-kelemahan yang dimiliki yayasan menjadikan

yayasan sukar atau sulit dalam melakukan perkembangan serta

pertumbahan secara signifikan. Dengan adanya kelemahan-

kelemahan yang dimiliki yayasan serta kemampuan dalam

memamahami setiap kelemahan, maka dengan sendirinya yayasan

akan dapat dengan segera untuk mengantisipasi setiap kemungkinan-

kemungkinan yang terjadi yang diakibatkan oleh kelemahan-

kelemahan yang dimiliki yayasan.

Sumber daya manusia (SDM) yang tidak memadai yang terlibat

dalam pengelolaan dan pengembangan kewirausahaan yayasan, tidak

memiliki kualifikasi pendidikan yang sesuai. Mereka dipekerjakan

atau direkrut sesuai dengan kebutuhan atas dasar pertimbangan-

pertimbangan tertentu, seperti bersikap jujur, memiliki pengalaman

kerja dalam unit usaha tempatnya direkrut walaupun tidak berlatang

belakang pendidikan yang sesuai. Akibat yang dirasakan dari sumber

daya seperti itu, menyebaban secara umum unit-unit usaha yang ada

belum terkelola dan berkembang seperti yang diharapkan.

Page 170: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

149

Manajemen yang diterapkan pada umumnya dalam pengelolaan

kewirausahaan yayasan belum berkompeten dan belum memiliki

kemampuan yang merata. sehingga beberapa unit usaha pernah

mengalami kemuduran dan hampir gulung tikar (bangkrut), seperti

koperasi pondok pesantren dan SPBU. Kemudian Pengembangan

kewirausahaan pesantren lebih mengandalkan sumber dana atau

modal yang dimiliki yayasan. Sehingga pengembangan berbagai unit

usaha belum bisa dikembangkan secara lebih luas dan belum sesuai

dengan kebutuhan pasar. Kemudian para Santri belum terlibat secara

langsung dalam unit-unit usaha yang dikembangkan pesantren.

Dikarenakan karena mereka masih focus untuk menuntut ilmu di

lembaga pendidikan yang ada di pesantren.

Sedangkan untuk alat produksi yang digunakan pesantren

masih sangat tradisional. Hal ini tentu saja berimbas pada belum

maksimalnya hasil produksi. Dalam kaitannya dengan unit usaha

usaha budidaya juga masih menerapkan manajemen tradisional.

Misalnya pada unit usaha budidaya tambak udang, budidaya ikan air

tawar, budidaya garam, peternakan sapi dan kambing, perkebunan dan

Page 171: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

150

pertanian. Sifat tradisional dalam pengelolaannya dapat dilihat dari

sarana prasana yang digunakan, dan cara budidayanya yang masih

menerapkan pola-pola umum yang telah dikenal masayarakat

sebelumnya (umumnya), belum sepenuhnya menerapkan prinsip-

prinsip budidaya modern.

3. Opportunities (Peluang-peluang)

Opportunities (Peluang-peluang) adalah sebanyak mungkin

peluang yang dapat diraih dan didayagunakan agar organisasi dapat

tumbuh dan berkembang dan mampu mengalahkan pesaing-

pesaingnya114. Kondisi sosial ekonomi masyarakat jema’ah Jerowaru

yang sebagian besar berlatar belakang sebagai petani dan memiliki

sosial-budaya homogen, yang secara langsung maupun tidak

langsung telah membawa dampak yang positif dalam perkembangan

Pondok Pesantren Dayama Jerowaru.

Dengan kondisi masyarakat seperti itu, maka unit-unit usaha

yang dikembangkan pesantren mendapat dukungan yang signifikan

114 Agusdin, Manajemen Strategic (slide perkuliahan semester 2) UIN Mataram 2017.

Page 172: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

151

dari para jama’ah. Disamping menjadi sumber pembiayaan unit

usaha pesantren, mereka ini bisa dijadikan sebagai mitra dalam

pengembangan unit-unit usaha, sekaligus sebagai pangsa pasar unit

usaha pesantren.

Sedangkan sebagai wilayah muslim yang luas, masyarakat

Sasak memiliki fanatisme tinggi terhadap Islam dan para tuan guru di

wilayahnya. Termasuk para jamaah tuan guru pengasuh pesantren

Darul Yatama Wal-Masakin Jerowaru. Perkataan-perkataan beliau

umumnya terpatri di jiwa setiap pribadi jamaahnya dan ini

menumbuhkan gairah perjuangan untuk membesarkan Pondok

Pesantren Dayama Jerowaru. Sikap ini memberikan kontribusi yang

berarti dalam pengembangan kewirausahaan pesantren. Dari jema’ah

inilah sumber dana (modal) unit usaha pesantren diperoleh.

Dalam pengembangan kewirausahaan pesantren, terdapat

beberapa lembaga/instansi yang dapat diajak bekerjasama atau

menjadi mitra usaha, misalnya Puskeswan, Dinas Perkebunan dan

kehutanan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Universitas Mataram,

pengusaha yang membeli hasil produksi, dan lain-lainnya.

Page 173: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

152

4. Threats (Ancaman)

Threats (Ancaman) adalah ancaman-ancaman terhadap

keberlangsungan Organisasi dalam persaingan yang jika Organisasi

tidak memahami dan menyadarinya untuk segera diatasi atau

diantisipasi, maka kehidupan, kemampu-tumbuhan, kemampuan

bersaing Organisasi bisa menurun.115

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Lombok Timur memiliki sederatan ancaman-ancaman yang mungkin

akan terjadi seperti faktor keamanan, Status Hukum Aset Yayasan,

Faktor Alam, Sikap disiplin dan kejujuran.

Faktor keamanan merupakan salah satu ancaman yang cukup

mengganggu dalam pengembangan unit usaha pesntren. Beberapa kali

pernah terjadi kasus pencurian terhadap benda/barang atau ternak

milik yayasan. Sedangakan untuk status hukum aset yayasan yang

dimiliki yayasan umumnya belum memiliki sertifikat kepemilikan,

terutama asset berupa tanah. Sehingga banyak sekali masyarakat

sekitar sering mengklaim milik yayasan menjadi asset milik pribadi

115 Agusdin, Manajemen Strategic (slide perkuliahan semester 2) UIN Mataram 2017.

Page 174: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

153

dan ini yang membuat luasnya tanah yayasan mulai menyuyut, tidak

sesuai lagi dengan keadaannya semula. Dengan alasan inilah pengurus

yayasan bentindak lebih cepat dan tegas dalam mengamankan asset

yayasan termasuk dalam pembuatan sertifikat tanah.

Selain permasalah tentang asset tanah tersebut, dalam

Pengembangan unit usaha pesantren juga sangat dipengaruhi juga

oleh factor alam, terutama unit usaha seperti perikanan (tambak) dan

sawah garam. Pada saat produksi ada kalanya laut tidak bersahabat,

sehingga berakibat kegagalan dalam .

Sedangkan dalam pengelolaan unit usaha tidak semuanya

memiliki sikap disiplin dan jujur, Ada diantara mereka yang justru

menjadi sumber perusak, misalnya menyalahgunakan uang unit usaha

dan tidak bekerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini tentu

menghambat pengembangan unit usaha.

Kemudian untuk Pemasaran hasil produksi seperti perikanan

dan perkebunan selama ini pemasaran dilakukan melalui pengusaha-

pengusaha lokal dan kecil, bahkan dipasarkan dengan sistem “bede’e”

(ikan ditukar dengan beras) kepada para jama’ah.

Page 175: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

154

B. Perencanaan Kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru.

Planning merupakan persiapan-persiapan pelakasanaan suatu

tujuan yang biasanya mencakup berbagai kegiatan seperti merumuskan

langkah-langkah kegiatan, menentukan kebutuhan yang diikuti oleh

penentuan strategi, pencapaian tujuan dan kemudian penentuan

program guna melakasanakan strategi tertentu.

Merencanakan adalah membuat suatu target-target yang akan

dicapai atau diraih di masa depan. Dalam organisasi perencanaan

adalah suatu proses memikirkan dan menetapkan secara matang arah,

tujuan, dan tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber daya dan

metode/teknik yang tepat.

Perencanaan kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin berangkat dari hasil pemikiran mendasar dari tokoh

pendirinya, yaitu TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi.

Beliau memiliki konsep pemikiran kemandirian dalam pengelolaan

dan pendanaan pesantren, tidak bergantung sepenuhnya pada

Page 176: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

155

pemerintah. Konsep kemandirian yang digagasnya adalah menyiapkan

fasilitas-fasilitas yang dapat dijadikan sumber dana untuk membiayai

pengelolaan pesantren.

Habib Thoha berpendapat bahwa “pesantren juga dipahami sebagai bagian yang terlibat dalam proses perubahan sosial (sosial change) di tengah perubahan yang terjadi. Dalam keterlibatannya dengan peran, fungsi dan perubahan yang dimaksud, pesantren memegang peranan kunci sebagai motivator, inovator, dan dinamisator mayarakat yang konsisten menanamkan semangat kemandirian, kewirausahaan, dan tidak menggantungkan dirinya kepada orang lain”.116

Pengembangan sektor-sektor usaha itu sepenuhnya dengan

melibatkan masyarakat yang menjadi basis massanya (jama’ahnya).

Dengan begitu, TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi, tidak

saja mengembangkan sumber dana bagi pesantren, tetapi juga beliau

mengedepankan dakwah bi al-hal kepada jama’ahnya melalui sistem

gotong royong. Penekanan pola dakwah bi al-hal, di samping pola

dakwah bi al-lisan sekaligus bertujuan untuk mengembangkan sosial

ekonomi masyarakat yang didakwahinya.

116 Habib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam

(Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996), 52.

Page 177: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

156

Suhartini berpendapat bahwa “pesantren dengan berbagai harapan dan predikat yang dilekatkan kepadanya, sesungguhnya berujung pada tiga fungsi utama yang senantiasa diembannya, yakni: 1) sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (centre of excellence), 2) sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resource), 3) sebagai suatu lembaga yang punya kekuatan dalam pemberdayaan masyarakat (agent of development)”.117

Oleh karena itu, TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-

Kalimi bersama jama’ahnya telah berhasil membangun berbagai

fasilitas umum, seperti jalan, jembatan, bendungan kecil, dan pasar

(pasar baduik/ Jor, pasar Beleke, pasar Pujut), dan lain-lainnya.

Gagasan pemikiran dan pola pengembangan sosial ekonomi

pesantren yang dicetuskan dan dilaksanakan oleh TGH. Muhammad

Mutawalli Yahya Al-Kalimi, merupakan cikal bakal kewirausahaan

di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin, dan kemudian diterusakan

oleh penerusnya, putra tertuanya, TGH. Muhammad Sibawaihi

Mutawalli. Pada masanya, unit-unit usaha pesantren lebih diperluas

lagi, lebih banyak jenisnya.

117 Suhartini, Problem Kelembagaan Pengembagan Ekonomi Pondok

Pesantren, dalam A. Halim (eds). Manajemen pesantren (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), 233.

Page 178: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

157

Unit-unit kewirausahaan yang telah dikembangkan dari

semenjak TGH. Muhammad Mutawalli Yahya Al-Kalimi dan TGH.

Muhammad Sibawaihi Mutawalli, belum dapat dikembangkan secara

optimal, bahkan beberapa unit usaha tersebut ada terbengkalai, tidak

terurus lagi. Berbagai kendala menjadi penghambat

pengembangannya, antara lain yang sangat menonjol adalah lemahnya

manajamen, kurangnya sumber daya manusia, dan kurangnya sumber

dana. Generasi penerus TGH. Muhammad Sibawaihi Mutawalli, yaitu

dua putra beliau, TGH. Badarul Isalam dan TGH. Saipul Islam, MA,

tetap meneruskan ide cemerlang dan mengembangkan kewirausahan

tersebut.

C. Manajemen Strategi Pesantren dalam Pengembangan

Kewirausahaan

Sofjan Assauri berpendapat bahwa “manajemen strategi

merupakan proses penetapan visi, misi, dan tujuan organisasi, serta

pengembangan kebijakan dan program pelaksanaan untuk

mencapainya”.118

118Sofjan Assauri, Strategic Management: Sustainable Competitive

Advantages (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada) hal.9. edisi 2.

Page 179: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

158

Lebih lanjut Sedarmayanti mengatakan “manajemen strategi

sebagai suatu proses/rangakaian kegiatan dalam pengambilan

keputusan yang masih bersifat mendasar dan menyeluruh, serta disertai

dengan bagaimana (cara) melaksanakannya yang dibuat oleh seorang

pimpinan dan kemudian diimplimentasikan oleh seluruh jajaran dalam

organisasi, untuk mencapai tujuan”.119

Adapun bentuk implementasi manajemen strategi yang

dilakukan oleh Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur dalam

pengembangan kewirausahaan adalah sebagai berikut:

1. SPBU

Unit usaha yang dikelola secara swakelola oleh yayasan.

Untuk menjalankan unit usaha ini dilakukan dengan manajemen

modern sesuai yang dipersyaratkan oleh Pertamina. Bentuk

organisasi/struktur kerjanya tertuang dalam akta notaris, yang

secara garis besar terdiri dari komisaris, direktur dan manager.

Dana yang diperoleh dari dari hasil-hasil penjualan bahan

bakar minyak (BBM) yang terdiri dari premium, solar, pertalite,

119 Sedarmayanti, Manajemen Strategi, 3.

Page 180: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

159

dan pertamak kemudian diserahkan ke bendahara yayasan.

Kemudian dana yang terkumpul tersebut dipergunakan oleh

yayasan untuk membeli, menambah, dan memperluas lahan unit

bisnis dan atau segala sesuatu yang menjadi kebutuhan yayasan.

2. Peternakan

Struktur organisasi pada unit kewirausahaan ini dipimpin

oleh seorang koordinator yang ditunjuk dan ditetapkan oleh

yayasan, sebagai perpanjangan tangan yayasan. Koordinator

dibantu oleh seorang ketua kelompok yang terdapat di masing-

masing kandang kolektif sebagai atasan langsung dari para

pemelihara ternak (peternak). Ketua kelompok dipilih dari salah

satu peternak.

Unit kewirausahaan bidang peternakan (sapi dan kambing)

dikelola dengan system kadasan (pemeliharaannya oleh orang

lain dan bagi hasil anak ternak/sapi). dengan pola pengelolaan

kandang kolektif dan perguliran. Kandang kolektif disediakan

oleh yayasan, sekaligus selaku pemilik. Pengguliran anakan sapi

dilakukan oleh ketua koordinator dan ketua kelompok peternak

Page 181: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

160

atas persetujuan yayasan. Pengguliran dapat dilakukan di tempat

semula (masyarakat sekitar kandang kolektif semula) atau

dikembangkan dilokasi lainnya dengan membuat kandang kolektif

baru untuk memberdayakan masyarakat setempat.

Tabel 3.1. Jumlah hewan ternak yang dimiliki Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur

No Jenis ternak Lokasi kandang

Jumlah (ekor)

Asal/cara perolehan

Nama ketua kelompok

1

SAPI

Dusun Paek, Pandan Wangi

90 Bantuan Pemerintah Pusat, dan Beli dari hasil SPBU

Suhirman

2 Dusun Tabuan

50 Anakan Sapi di Kandang Paek

Jumasih

3 Dusun Semoto

24 Anakan Sapi di Kandang Paek

Suhaibun

Jumlah 164 1

KAMBING

Erot 32 Bantuan Pemda Lotim

Amaq Rijal

2 Surelalem 1 Sumbangan Jama’ah

Kalam

Jumlah 33

Page 182: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

161

Dari data di atas, menunjukkan bahwa pengembangan

unit usaha peternakan atau dikembangkan oleh yayasan dilakukan

dengan cara setiap hasil dari peranakan sapi yang bersumber dari

direktorat jendral peternakan dan hasil pembelian oleh yayasan

yang bersumber dari hasil SPBU yang berjumlah 90 ekor sapi

yang bertempat di Dusun Paek, Pandan Wangi yang kemudian

semua hasil peranakan itu yang jumlahnya 50 ekor sapi di

kembangkan serta ditempatkan ditempat lain serta 24 ekor dari

hasil peranakan sapi lainnya yang dari Dusun Paek, Pandan

Wangi kemudian dikembangkan lagi ketempat yang lain. Dan ini

menunjukkan bahwa kemampuan dalam pengembangan

kewirausahaan dari Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin

(Dayama) Jerowaru benar-benar cerdas dalam menerapkan

manajeman strategi dalam pengembagan setiap unit usaha.

3. Pertanian

Struktur organisasi pada unit kewirausahaan ini dipimpin

oleh seorang koordinator lapangan yang ditunjuk dan ditetapkan

oleh yayasan, sebagai perpanjangan tangan yayasan. Koordinator

Page 183: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

162

lapangan bertugas untuk menentukan penggarap atau penyewa

lahan pertanian. Unit kewirausahaan bidang pertanian (sawah dan

ladang) dilakukan dengan sistem sakap (bagi hasil) dan sewa.

Pada musim penghujan lahan pertanian dikelola dengan sistem

sakap.

Pada sistem sakap ini yayasan memberikan modal kepada

penggarap sebagai biaya pengerjaan. Hasil panen kemudian

dibagi tiga, satu bagian untuk pengembalian modal, satu bagian

untuk bagian yayasan dan satu bagian untuk bagian penggarap.

Sedangkan untuk masa tanam pada musim kemarau, lahan

pertanian milik yayasan tersebut dikelola dengan system sewa dan

sewanya masuk sepenuhnya ke dalam kas yayasan. Dana yang

yang diperoleh tersebut kemudian dikelola oleh yayasan untuk

kepentingan pengembangan unit usaha yayasan.

4. Perikanan

Unit usaha perikanan dikelola dan dikembangkan secara

swakelola oleh yayasan. Sama seperti unit usaha pertanian, struktur

organisasi pada unit kewirausahaan ini dipimpin oleh seorang

Page 184: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

163

koordinator lapangan yang ditunjuk dan ditetapkan oleh yayasan,

sebagai perpanjangan tangan yayasan. Koordinator lapangan

bertugas untuk menentukan penjaga, pekerja dan penggarap. Unit

kewirausahaan perikanan terdiri dari unit usaha pertambakan, unit

usaha budidaya air tawar di embung, dan unit usaha sawah garam.

Unit usaha pertambakan dan budidaya ikan air tawar

dikelola oleh koordinator lapangan, penjaga dan pekerja. Mereka

ini, seperti pada unit usaha pertanian, digaji oleh yayasan.

Sedangkan tata kelola sawah garam dilakukan dengan sistem sakap

(bagi hasil). Pada unit usaha sawah garam ini juga terdapat

koordinator lapangan dan penjaga, yang mendapatkan upah dari

yayasan. Dari dana yang terkumpul tersebut dipergunakan oleh

yayasan untuk membeli, menambah, dan memperluas lahan unit

bisnis dan atau segala sesuatu yang menjadi kebutuhan yayasan.

5. Koperasi

Unit usaha ini terdiri dari tiga unit usaha, yaitu UD Jumuhuriyah,

Koperasi Pesntren dan Waserda Yayasan. Unit usaha ini dijalankan

dengan dua system:

Page 185: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

164

a. UD Jumuhuriyah dikelola dengan model kemitraan dengan

pihak ketiga. Pengelolanya terdiri dari seorang manager dan

beberapa orang karyawan.

b. Koperasi pesantren Al-Imran dan waserda Al-Kalimi dikelola

secara swakelola. Pengelolanya terdiri dari seorang manejer dan

beberapa orang karyawan.

Hasil usaha dari unit usaha ini sepenuhnya dimanfaatkan

untuk operasional Panti Asuhan Yayasan. Dari keseluruhan jenis

unit usaha yang dibentuk, dibangun dan dikembangkan oleh

Yayasan, keseluruhan hasil dari tiap-tiap unit usaha itu

dikumpulkan keyayasan dan kemudian yayasan memutuskan untuk

melakukan pengembangan secara lansung dari hasil tiap-tiap unit

bisnis tersebut untuk kemudian menjadikan tiap unit tersebut

bertambah maju atau bertambah luas.

Dana yang dikumpulkan dari hasil tiap-tiap unit usaha

tersebut ada yang diperuntukkan untuk lembaga pendidikan, ada

juga yang diperuntukkan untuk kegiatan lembaga sosial, dan ada

juga diperuntukkan untuk perputaran dana yang diperuntukkan

Page 186: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

165

untuk tiap-tiap unit bisnis yang membutuhkan. Dengan adanya

perputaran uang hasil dari tiap-tiap unit bisnis yang dikelola oleh

yayasan, kemudian yayasan kembali mengelolanya dengan cara

membeli, menambah, serta membangun unit usaha yang baru.

Gambar 3.1. Bagan Perputaran Keuangan Yayasan

Perputaran keuangan di dalam Yayasan Darul Yatama Wal-

Masakin (Dayama) Jerowaru Lombok Timur sangatlah menarik.

Kemamampuan dalam mengimplementikan manajemen strategi

sangatlah kelihatan dengan sangat jelas. Sebagaimana dari data-data

yang telah didapatkan menunjukkan bahwa kepiawaian pimpinan

Bisnis Lembaga Sosial

Lembaga Pendidika

1. SPBU 2. Peternakan 3. Pertanian 4. Perikanan &

sawah garam 5. Koperasi

1. Panti Asuahan

1. MI 2. MTs 3. MA

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin Jerowaru

Page 187: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

166

pesantren dalam mengelola keuangan sangatlah luar biasa.

Pengembangan serta penambahan unit usaha yang dilakukan oleh

yayasan dilakukan dengan cara apik sekali. Kebutuhan-kebutuhan

untuk tiap-tiap lembaga tertentu yang membutuhkan dana seperti

lembaga sosial masyarakat, hanya diambilkan dari hasil koperasi

yang dimiliki.

Sedangkan untuk keperluan dalam memajukan lembaga

pendidikan yang dimiliki pesantren, baik itu untuk pembangunan

infrastruktur sarana dan prasarana madrasah serta peningkatan

kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan diambilkan dari

sebagian dana yang di hasilkan dari hasil penjualan bahan bakar

minyak (BBM), peternakan, pertanian, dan perikanan serta sawah

garam.

Kemudian dari sisanya itu diperuntukkan kembali untuk

pembelian lahan baru untuk pertanian, peternakan, serta kebutuhan

lainnya yang diperlukan yayasan termasuk di dalamnya adalah

untuk dana operasional pesantren sehari-hari.

Page 188: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

167

D. Pengawasan Pesantren dalam Pengembangan Kewirausahaan

Pengawasan menurut Sondang P. Siagian dalam Ramayulis dan

Mulyadi adalah:

“Keseluruhan upaya penguatan palaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa keadaan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan Pengawasan tersebut berupa kegiatan-kegiatan untuk mengamankan rencana dan keputusan yang telah dibuat atau yang tengah dilaksanakan. Pengawasan merupakan fungsi manajemen yang mempunyai hubungan erat dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya, terutama dengan fungsi perencanaan”.120

Pengawasan yang dilakukan oleh yayasan tehadap setiap unit usaha

tetap dilakukan, karena dengan melakukan pengawasan, maka

implementasi manajemen strategi yang diterapkan oleh yayasan akan

berdampak secara signifikan terhadap kemajuan dan perkembangan

setiap unit bisnis.

1. SPBU

Pengawasan rutin setiap hari oleh direktur dan

manajemen. Temuan-temuan dalam pengawasan disampaikan

kepada dewan komisaris. Kemudian ditindaklanjuti dalam rapat

internal satu bulan sekali, yang melibatkan dewan komisaris,

120 Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2017), 66.

Page 189: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

168

direktur dan manager untuk mencari solusi atas masalah yang

timbul, dan/atau memperkuat/meningkatkan aspek-aspek

pelayanan yang sudah baik. Hasil rapat disampaikan kepada

Dewan Pengurus Yayasan yang ditembuskan kepada Dewan

Pembina dan Dewan Pengawas Yayasan.

Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk laporan yang disampaikan oleh direktur dan

manager juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan

Pengurus dilakukan minimal satu kali sebulan.Hasil rapat

disampaikan kepada dewan pembina dan dewan pengawas.

Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali. Hasil

audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pembina.

2. Peternakan

Pengawasan rutin setiap hari yang dilakukan oleh

penjaga dan/atau ketua kelompok peternak. Bila ada masalah

Page 190: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

169

yang dihadapi atau ada hal-hal penting yang ditemukan,

disampaikan kepada koordinator. Koordinator melakukan

pengawasan ke setiap kandang kolektif dan berkomunikasi

langsung dengan ketua kelompok dan peternak, dilakukan

minimal dua kali dalam sebulan. Hasil temuan dan hal-hal penting

yang dianggap urgen kemudian disampaikan oleh koordinator

kepada pengurus yayasan.

Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan

pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator

juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus

dilakukan minimal satu kali sebulan. Hasil rapat disampaikan

kepada dewan pembina.

Melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali. Hasil

audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pembina.

Serta melakukan patroli malam dengan melibatkan Pamswakarsa

Page 191: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

170

Amphibi, dan melibatkan aparat Kepolisian dalam patroli malam

bila dibutuhkan. Melibatkan puskeswan untuk melakukan

pengawasan terhadap kesehatan ternak dan memberikan

pengobatan bila dibutuhkan.

3. Pertanian

Untuk unit usaha perkebunan, yayasan menunjuk salah

seorang ketua kelompok. Ketua kelompok ini yang melakukan

pengawasan rutin, yang hasilnya disampaikan kepada koordinator

lapangan. Koordinator lapangan melakukan pengawasan melekat

minimal satu kali sebulan, dan khusus untuk perkebunan berkoordinasi

dengan ketua kelompok termasuk dalam pembagian hasil panen dan

penentuan penggarap atau penyewa lahan pertanian. Hasil atau temuan

disampaikan kepada dewan pengurus yayasan.

Sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-waktu bila

dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat dewan pengawas,

termasuk hal-hal yang disampaikan oleh koordinator juga menjadi

materi pembahasan rapat. Rapat Dewan Pengurus dilakukan minimal

satu kali sebulan.Hasil rapat disampaikan kepada dewan pembina. Dan

Page 192: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

171

melakukan audit internal oleh Yayasan. Ketua Dewan Pembina

dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan Pengawas

untuk melakukan audit internal satu tahun sekali. Hasil audit

dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pembina.

4. Perikanan

Untuk unit usaha perikanan Menunjuk penjaga di masing-

masing unit usaha perikanan, yang bertugas untuk melakukan

pengawasan setiap hari. Koordinator lapangan melakukan

pengawasan melekat minimal satu kali sebulan, dan berkoordinasi

dengan penjaga termasuk penentuan waktu panen dan penjualan hasil

panen. Hasil atau temuan disampaikan kepada dewan pengurus

yayasan.

Selanjutnya sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-

waktu bila dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum rapat

dewan pengawas, termasuk hal-hal yang disampaikan oleh

koordinator juga menjadi materi pembahasan rapat. Rapat Dewan

Pengurus dilakukan minimal satu kali sebulan. Hasil rapat

disampaikan kepada dewan pembina dan melakukan audit internal

Page 193: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

172

oleh Yayasan. Ketua Dewan Pembina dan/atau Dewan Pengurus

Yayasan menugaskan Dewan Pengawas untuk melakukan audit

internal satu tahun sekali. Hasil audit dilaporkan kepada Dewan

Pengurus dan Dewan Pembina.

6. Koperasi

Untuk unit usaha koperasi ini, ditunjuk manager sebagai

pengelola dan pengawas rutin. Hasil dan hal-hal penting disampaikan

kepada dewan pengurus yayasan. Sidak Dewan Pengurus Yayasan

sewaktu-waktu bila dibutuhkan. Hasil temuan dibahas dalam forum

rapat dewan pengawas, termasuk hal-hal yang dilaporkan oleh

manager juga menjadi materi pembahasan rapat.

Kemudian rapat Dewan Pengurus dilakukan minimal satu kali

sebulan dan hasil rapat disampaikan kepada dewan pembina. Serta

melakukan audit internal oleh Yayasan. Selanjutnya Ketua Dewan

Pembina dan/atau Dewan Pengurus Yayasan menugaskan Dewan

Pengawas untuk melakukan audit internal satu tahun sekali dan hasil

audit dilaporkan kepada Dewan Pengurus dan Dewan Pembina.

Page 194: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

173

B VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang diuraikan oleh penulis di atas terkait

tentang manajemen strategik pesantren dalam pemengembangan

kewirausahaan di Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama)

Jerowaru Lombok Timur dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang dimiliki oleh

Yayasan Darul Yatama Wal-Masakin (Dayama) Jerowaru

Lombok Timur masih belum mampu dianalisa serta dimanfaatkan

secara optimal dan menyeluruh. Karena, masih belum

memanfaatkan kekuatan-kekuatan yang dimiliki pesantren dalam

meraih segala peluang-peluang yang ada serta menghindari atau

menghalau kemungkinan ancaman-ancaman yang mungkin

terjadi, belum mampunya pesantren dalam memanfaatkan

kelemahan-kelemahan yang dimiliki dalam meraih peluang-

peluang yang ada serta menghindari atau mengahalau ancaman-

ancaman yang mungkin terjadi.

Page 195: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

174

2. Perencanaan bisnis (kewirausahaan) di awali oleh TGH.

Mutawally Yahya mengelola lahan pertanian, peternakan, dan

perikanan, kemudian dikembangakan oleh anaknya TGH

Sibawaihi Mutawally dengan membuat unit-unit usaha lainnya

seperti SPBU, memperluas lahan peternakan, pertanian, serta

terbentuknya unit usaha yang lainnya seperti koperasi.

3. Manajamen strategik yang diterapkan Yayasan Darul Yatama

Wal-Masakin (Dayama) dalam pengembangan kewirausahaan

yakni dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan

dan kemudian melakukan pengawasan (pengendalian). Dan

kemudian, hasil-hasil yang diperoleh dari tiap-tiap unit bisnis itu

dikumpulkan ke yayasan dan kemudian yayasan yang mengatur

keuangan secara menyeluruh serta mempergunakannya untuk

membeli, menambah, membangun unit-unit usaha serta kebutuhan

operasionalnya yayasan.

4. Bentuk pengawasan atau pengendalian yang dilakukan yayasan

dalam mengawasi setiap unit-unit usaha dilakukan dengan cara

terus menerus dan sidak Dewan Pengurus Yayasan sewaktu-

Page 196: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

175

waktu bila dibutuhkan serta melakukan audit internal oleh

yayasan.

B. SARAN-SARAN

Berdasarkan hasil penelitian serta temuan lapangan yang

didapatkan oleh peneliti, maka dapat diajukan saran-saran sebagai

berikut:

1. Yayasan kedepannya berusaha untuk lebih mengenali lingkungan

organisasinya yang meliputi lingkungan internal dan eksternalnya,

supaya di masa mendatang, yayasan mampu untuk memanfaatkan

segala kekuatan-kekuatan dalam meraih segala peluang-peluang

dan mengahadang ancaman-ancaman yang mungkin terjadi serta

memanfaatkan kelemahan-kelemahan untuk meraih peluang-

peluang dan menghidari ancaman-ancaman yang mungkin atau

akan terjadi.

2. Meningkatkan sumberdaya manusia pesantren secara menyeluruh

dan kontinu untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan

kewirausahaan secara signifikan. Karena, dengan semakin

tingginya sumberdaya manusia yang digunakan dalam menangani

Page 197: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

176

setiap unit usaha pesantren, maka akan dapat bekerja secara lebih

professional.

3. Mengadakan pelatihan secara terus-menerus tentang ilmu

manajemen, kewirausahaan, dan lain sebagainya yang bisa

berdampak positif untuk kelansungan pesantren dalam

meningkatkan dan atau mengembangkan kewirausahaan pesantren.

Page 198: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

177

DAFTAR PUSTAKA

Abd A’la, Pembaharuan Pesantren (Jogjakararta: Pelangi Aksara,

2006).

Agusdin, Manajemen Strategic (slide perkuliahan semester 2) UIN

Mataram 2017.

Bawani, Tradisionalisme Dalam Pendidikan Islam (Surabaya: Al

Ikhlas).

Crown Dirgantoro, manajemen strategik (Jakarta: PT Grasindo, 2007).

Fahrurrozi Dahlan, Sejarah Perjuangan dan Pergerakan Dakwah Islamiyah TGH. Muhammad Mutawalli di Pulau Lombok: Pendekatan Cultural dan Sufistik Dalam Mengislamisasi Masyarakat Wetu Telu (Jakarta: Sentra Media, 2006)

George R. Terry, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: PT Bumi

Aksara, 2014).

Habib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 1996)

Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik Dan Riset Pendidikan,

Edisi 4 (Jakatra: Bumi Aksara, 2014). Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang

Pemerintahan Dengan Ilustrasi Bidang Pendidikan (Yogyakarta: UGM Press, 2000)

Page 199: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

178

Husaini Usman, Metodelogi Penelitian Sosial (Jakarta: Bumi Aksara,

1996).

Indriyo Gito Sudarmo, Manajemen Keuangan (Yogyakarta: BPFE,

1993).

Kartini Kartono, Pemimpin Dan Kepemimpinan: Apakah Kepemimpinan Abnormal Itu? (Jakarta: Pt Rajagrafindo Persada, 2011).

Kasmir, Kewirausahaan (Jakarta: Rajagrafindo, 2010)

Lexy Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002).

Leonardus Saiman, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat, 2015)

M. Sulthon dan Moh. Khusnuridlo, Manajemen Pesantren Dalam Perspektif Global (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2006).

Mardiyah, Kepemimpinan Kyai Dalam Memelihara Budaya

Organisasi (Yogyakarta: Aditya Media Publishing, 2015). Muhammad Aqbal Fasa, Tesis, “Manajemen Unit Usaha Pesantren

(Studi Kasus Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo Jawa Timur, 2014)”.

Nana Sudjana & Awal Kusumah, Proposal Penelitian di Perguruan

Tinggi (Bandung: PT Sinar Baru Algensindo, 2000) Nasution, Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif (Bandung:

Thersito, 2003)

Page 200: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

179

Nurcholish Majid, Bilik-Bilik Pesantren Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta: Paramadina,1997)

Nur Dewi, ddk, Pesantren Agrobisnis Pendekatan Formula Area

Multifungsi Dan Model Konsepsi Perberdayaan Serta Profil Beberapa Santren (Jakarta: Departemen Agama RI, 2004)

Noor Ahmady, Pesantren Dan Kewirausahaan (Peran Pesantren

Sidogiri Pasuruan Dalam Mencetak Wirausaha Muda Dan Mandiri). Executive Summary Penelitian Di Lemlit UIN Sunan Ampel Surabaya.

Pedoman Penulisan Artikel, Makalah, Proposal, Tesis, Dan Disertasi

(Pascasarjana UIN Mataram, 2018). Ramayulis & Mulyadi, Manajemen Dan Kepemimpinan Pendidikan

Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2017). Sugiyono, Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2016). Sobry Sutikno, Pemimpin Dan Kepemimpinan:Tips Praktis Untuk

Menjadi Pemimpin Yang Diidolakan (Lombok:Holistica Lombok, 2014).

Sulton, Manajemen Kewirausahaan Pendidikan, Dalam Ali Imron, Et,

Al (Ed), Manajemen Pendidikan Analisis Substantive Dan Aplikasinya Dalam Institusi Pendidikan (Malang: UIN Malang, 2003)

Sugihartono, Psikologi Pendidikan (Yogyakarta: UNY Press, 2007).

Suhartini, Problem Kelembagaan Pengembagan Ekonomi Pondok Pesantren, dalam A. Halim (eds). Manajemen Pesantren (Yogyakarta: pustaka pesantren, 2005)

Page 201: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

180

Sedarmayanti, Manajemen Strategi (Bandung: PT Refika Aditama,

2014).

Sondang P. Siagian, Manajemen Stratejik (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2012).

Saipul Sagala, Manajemen strategi Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017).

Sofjan Assauri, Strategi Management: Sustainable Competitive

Advantages (Jakarta: PT Rajagrapindo Persada) hal.3. edisi 2.

Sudarman Damin, Kepemimpinan Pendidikan: Kepemimpinan Jenius

(IQ + EQ), Etika, Perilaku Motivasional, Dan Mitos (Bandung: Alfabeta Bandung, 2012).

Suryana, Kewirausahaan (Jakarta: Salemba Empat, 2014)

Sukamdani Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam Dan Kebudayaan (Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013)

Siti Nur Aini Hamzah, Tesis, “Manajemen Pondok Pesantren Dalam

Kewirausahaan Berbasis Agrobisnis (Studi Multi-Kasus Di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo Siduarjo Dan Pondok Pesantren Nurul Karomah Pemakesan Madura, 2015)”.

Sukamdani Gitosardjono, Wirausaha Berbasis Islam Dan Kebudayaan

(Jakarta: Pustaka Bisnis Indonesia, 2013) Veithzal Rivai, Islamic Leadership: Membangun Superleadership

Melalui Kecerdasan Spiritual (Jakarta: Bumi Aksara, 2013).

Page 202: TESIS MANAJEMEN STRATEGIK PESANTREN DALAMetheses.uinmataram.ac.id/1401/1/Kamaruddin160403043.pdf · manajemen strategik pesantren dalam pengembangan kewirausahaan di yayasan darul

181

W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi. 2 cetakan 4 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995)

Wilson Bangun, Intisari Manajemen (Bandung: PT Refika Aditama,

2014)

Yogi, ddk, Manajemen Strategik Terapan: Panduan Cara Menganalisa Industri Dan Pesaing (Jakarta: Poliyama Widya Pustaka, 2007)

Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan

Karakteristik Wiarusahawan Sukses (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014).

Zamahsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan

Hidup Kyai (Jakarta: LP3ES, 1984)