TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI...

116
PENGARUH POLA ASUH DAN TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Mazaya Ghalia Adisti NIM: 11140700000151 2019 M FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Transcript of TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI...

Page 1: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

PENGARUH POLA ASUH DAN TIPE KEPRIBADIAN BIG FIVE

TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Mazaya Ghalia Adisti

NIM: 11140700000151

2019 M

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Page 2: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang
Page 3: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang
Page 4: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang
Page 5: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Juli 2019

(C) Mazaya Ghalia Adisti

(D) Pengaruh Pola Asuh dan Tipe Kepribadian Big Five terhadap Adiksi

Smartphone Siswa SMP X.

(E) xiii + 82 halaman + lampiran

(F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada pengaruh pola asuh dan

tipe kepribadian big five terhadap adiksi smartphone pada siswa SMP X.

Populasi penelitian ini adalah siswa-siswi SMP X yang terdiri dari kelas 7-9.

Sampel dalam penelitian ini berjumlah 203 siswa. Pengambilan sampel

menggunakan teknik non-probability sampling. Peneliti mengadaptasi alat ukur

yang terdiri dari Parental Authority Questionnaire (PAQ), Big Five Inventory

(BFI) dan Smartphone Addiction Scale (SAS). Uji validitas alat ukur

menggunakan teknik Confirmatory Factor Analysis (CFA). Analisis

menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pola asuh dan tipe

kepribadian big five dengan signifikansi sebesar 24,9% sisanya 75,1%

dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil uji hipotesis masing-masing

variabel terdapat tiga dimensi yang berpengaruh signifikan, yaitu authoritarian,

permissive dan neuroticism terhadap adiksi smartphone pada siswa SMP X.

(G) Buku bacaan: buku + jurnal + artikel online

v

Page 6: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology Jakarta Islamic State University

(B) July 2019

(C) Mazaya Ghalia Adisti

(D) The effect of parenting style and big five personality type on smartphone

addiction in X junior high school students

(E) xiv + pages + appendix

(F) This study aims to find out whether the influence of parenting and big five

personality types on smartphone addiction for junior high school students.The

population of this study was X junior high school students consisting of grades

7-9. The sample in this study amounted to 203 students. Sampling used a non-

probability sampling technique. The researcher adapted a measuring instrument

consisting of Parental Authority Questionnaire (PAQ), Big Five Inventory (BFI)

and Smartphone Addiction Scale (SAS). The validity of the measuring

instrument using the Confirmatory Factor Analysis (CFA) technique. The

analysis used multiple regression analysis techniques. The results showed that

there were significant effects of parenting variables and big five personality

types with a significance of 24.9%, the remaining 75.1% were influenced by

other variables. Based on the results of hypothesis, each variable has three

dimensions that have a significant effect, those are authoritarian, permissive and

neuroticism on smartphone addiction in X junior high school students.

(G) Reading materials: ; books: + journals: + internets:

vi

Page 7: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang

telah memberikan penulis berbagai macam nikmat di antaranya nikmat iman dan

islam serta sehat wal afaiat sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini

dengan lancar dan tepat pada waktunya.

Pada penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang

telah membantu penulis baik secara materi, tenaga ataupun moril, maka dari itu

penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Zahrotun Nihayah M.Si, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Bapak Bambang Suryadi, Ph.D, Wakil

Dekan Bidang Akademik Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta dan jajaran yang telah memfasilitasi mahasiswa dalam

rangka menciptakan lulusan yang berkualitas.

2. Ibu Mulia Sari Dewi, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan selama delapan semester.

3. Bapak Dr. Achmad Syahid, M.A sebagai pembimbing skripsi saya yang telah

memberikan banyak bimbingan saran dan masukan dalam penyusunan skripsi.

4. Segenap Ibu/Bapak Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Psikologi

yang telah memberikan banyak ilmu yang sangat berarti kepada peneliti.

vii

Page 8: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

5. Pimpinan dan Staff Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pelayanan yang baik terhadap penulis sehingga penulis dapat

sampai di titik ini.

6. Kepala Sekolah SMP X dan staff yang telah memberikan peneliti izin untuk

melakukan penelitian di sekolah sehingga peneliti bisa mendapatkan data

responden.

7. Para responden yaitu Siswa/i SMP X yang telah menolong penulis dalam

penelitian ini. Terimakasih karena telah meluangkan waktunya untuk mengisi

kuesioner penulis.

8. Kedua orangtua serta keluarga yang telah memberikan doa dan dukungannya

baik moril maupun materil kepada peneliti

9. Sahabat terdekat Dery Frisnadi, Syifa Nadia, Maulida Hanifa, Ghazi Ahda, dan

Dandi Dharmawan, yang telah memberikan dukungan selama ini baik dalam

sehari-hari maupun dalam penyusunan skripsi.

10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang tidak bisa penulis ucapkan

satu-persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini

Akhir kata, Penulis ucapkan terimakasih atas perhatiannya dan mohon maaf

pula atas segala kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat khususnya bagi

penulis, dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin.

Waassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Juli 2019

Penulis

viii

Page 9: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

DAFTAR ISI

1.2 Perumusan dan Pembatasan Masalah…………………………. 9

1.2.1 Pembatasan Masalah…………………………………….. 9

1.2.2 PerumusanMasalah …………………………………........ 10

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian……………………………….. 10

1.3.1 Tujuan Penelitian………………………………………… 10

1.3.2 Manfaat Penelitian……………………………………….. 10

1.3.2.1 Manfaat Teoritis ………………………………………… 10

1.3.2.2 Manfaat Praktis ………………………………………… 11

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA………………………………….…………… 12-29

2.1 Adiksi Smartphone ……………………………………………..

2.1.2 Dimensi Adiksi Smartphone ………………………………

2.1.3 Faktor yang mempengaruhi Adiksi Smartphone…………….

2.1.4 Pengukuran Adiksi Smartphone………………………………

12

13

15

16

2.2 Pola Asuh ……………....................................……………........ 17

2.2.1 Dimensi Pola Asuh…….…................................................. 18

2.2.2 Jenis-jenis Pola Asuh.........……………………….............. 19

2.2.3 Pengukuran Pola Asuh …………………………………... 21

2.3.Tipe Kepribadian Big Five …………… ………………………. 22

2.3.1 Definisi Tipe Kepribadian Big Five ………....................... 22

2.3.2 Dimensi Tipe Kepribadian Big Five …….......................... 23

2.3.3 Pengukuran Tipe Kepribadian Big Five …………………. 26

2.4 Kerangka Berpikir………………………………….…………. 26

2.6 Hipotesis Penelitian………………………………….………... 28

2.6.1 Hipotesis Mayor ……………....…………….................. 28

2.6.2 Hipotesis Minor ……………....……………................. 29

BAB 3 METODE PENELITIAN………………………………………... 30-51

3.1 Populasi dan Sampel …………..……………....…………….... 30

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………………….. 31

3.3 Teknik Pengumpulan Data………………………………………

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data………………………………

34

34

3.4 Uji Validitas ……………………………………………………. 37

ix

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

HALAMAN PESETUJUAN………………………………………………. ii

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………....... iii

HALAMAN PERNYATAAN…………………………………………....... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………………………… v

ABSTRAK………………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR………………………………….………………….. vii

DAFTAR ISI………………………………….……………………………. ix

DAFTAR TABEL………………………………….………………………. xi

DAFTAR GAMBAR………………………………….…………………… xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………….………………… xiii

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………... 1-11

1.1 Latar Belakang………………………………………………… 1

Page 10: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

3.4.1 Uji validitas konstruk Adiksi Smartphone………………… 39

3.4.2 Uji validitas konstruk Pola Asuh …….……….…………...

3.4.2.1 Uji validitas dimensi Authoritarian………………….

3.4.2.2 Uji validitas dimensi Authoritative…………………..

3.4.2.3 Uji validitas dimensi Permissive…………………....

41

41

43

44

3.4.3 Uji validitas konstruk Tipe Kepribadian Big Five ………. 45

3.4.3.1. Uji validitas dimensi Agreebelness……………. 45

3.4.3.2. Uji validitas dimensi Conscientiousness…………..

3.4.3.3. Uji validitas dimensi Neuroticism……………………

3.4.3.4. Uji validitas dimensi Extraversion…………………..

3.4.3.5. Uji validitas dimensi Openess to new experience…..

46

47

48

49

3.5 Teknik Analisis Data………………………………….………. 51

BAB 4 HASIL PENELITIAN………………………………….………... 53-62

4.1 Deskripsi Umum Subjek Penelitian………………………….. 53

4.2 Analisis Deksriptif………………………………….…………. 54

4.3 Katogorisasi partisipan penelitian…………………….……….. 56

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian…………………………………. 57

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian……………………… 57

4.4.2 Pengujian proporsi varians independent variable………… 62

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN……………………… 64-72

5.1 Kesimpulan………………………………….………………… 64

5.2 Diskusi………………………………….…………………...… 64

5.3 Saran…………………………………………………...……… 69

5.3.1 Saran teoritis…………………………………………...… 69

5.3.2 Saran praktis………………………………….………..… 70

DAFTAR PUSTAKA………………………………….………… 71

LAMPIRAN………………………………….………………...… 72

x

Page 11: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue Print Smartphone Addiction Scale ........................................ 34

Tabel 3.2 Blue Print Parenting Style................................……………….. 35

Tabel 3.3 Blue Print Big five Inventory…....……..……………… 36

Tabel 3.4 Muatan faktor item Adiksi Smartphone............................…… 39

Tabel 3.5 Muatan faktor item Authoritarian.....................……….................. 41

Tabel 3.6 Muatan faktor item Authoritative ……………………………….. 42

Tabel 3.7

Tabel 3.8

Tabel 3.9

Tabel3.10

Tabel3.11

Tabel3.12

Muatan faktor item Permissive………….………………..................

Muatan faktor item Agreebelness………….……………….............

Muatan faktor item Conscientiouness………….………………........

Muatan faktor item Neuroticism ………….………………..............

Muatan faktor item Extraversion………….………………...............

Muatan faktor item Openess to new experience………….………..

43

45

46

47

48

48

Tabel 4.1 Subjek Penelitian………………………………………............... 51

Tabel 4.2 Deskripsi statistik variabel penelitian……………………………. 53

Tabel 4.3 Norma skor……………………………………………………...... 54

Tabel 4.4 Kategorisas skor variabel penelitian……………………………... 55

Tabel 4.5 Tabel R Square……………………………………....………….... 56

Tabel 4.6 Tabel Anova……………………………………….…………...... 56

Tabel 4.7 Tabelkoefisien regresi independent variable……………….... 57

Tabel 4.8 Proporsi varians variabel setiap independent variable………. 60

xi

Page 12: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir............. ..................................................... 28

xii

Page 13: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ........................................................................75

Lampiran 2 Syntax Uji Validitas ........................................................................78

Lampiran 3 Path diagram ....................................................................................83

Lampiran 4 Tabel Spss ........................................................................................88

xiii

Page 14: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan zaman di bidang ilmu teknologi semakin berkembang pesat. Berbagai

macam penemuan dengan tujuan mempermudah ruang gerak dan ruang lingkup

manusia diciptakan satu persatu setiap tahunnya. Ini membuktikan bahwa daya

pikir masyarakat dan juga pola perilaku manusia semakin maju dan berkembang

dengan pesat. Peningkatan penemuan menjadi lebih cangih ini tentu memang tidak

lepas dari para penemu-penemu sebelumnya (Dini, 2018).

. Penyempurnaan telepon ini semakin menjadi-jadi di abad yang sekarang

serba modern ini. Dimulai dari munculnya telepon koin, telepon genggam (HP),

hingga saat sekarang ini orang-orang lebih akrap mengenalnya dengan istilah

smartphone atau gadget ( Maulida, 2013).

Pada awalnya smartphone diperuntukkan bagi kalangan pebisnis agar

memudahkan kegiatan usahanya. Tetapi pada nyatanya para remaja juga

memilih smartphone karena aplikasi dan fitur-fiturnya yang canggih terdapat di

dalamnya. Banyaknya fitur-fitur dan aplikasi yang tersedia ini membuat para

remaja sulit lepas dari smartphone (Daeng, 2017).

Menurut Sativa (2017) waktu atau durasi yang ideal untuk melakukan

menggunakan smartphone adalah sepanjang 257 menit atau sekitar 4 jam 17 menit

dalam sehari. Dengan durasi itu, peneliti meyakini remaja tak hanya memiliki

kemampuan yang mumpuni dalam hal teknologi, tetapi juga bisa bersosialisasi. Di

Page 15: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

2

atas 4 jam 17 menit, barulah gadget dianggap mampu mengganggu kinerja otak

remaja.

Penggunaan smartphone secara berlebihan akan berdampak buruk bahkan

adiksi bagi pola perilaku remaja dalam kesehariannya, remaja yang cenderung terus

menerus menggunakan smartphone akan sangat tergantung dan menjadi kegiatan

yang harus dan rutin dilakukan oleh remaja dalam aktifitas seharihari, tidak

dipungkiri saat ini remaja lebih sering bermain smartphone dari pada belajar dan

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, Hal ini mengkhawatirkan sebab pada

masa remaja mereka masih tidak stabil. Untuk itu penggunaan smartphone pada

remaja perlu mendapatkan perhatian khusus bagi orang tua agar tidak menjadi

adiksi (Al-ayouby, 2017).

Definisi mengenai adiksi awalnya ditunjukkan pada kasus penyalahgunaan

obat-obatan, tetapi definisi tersebut memunculkan suatu bentuk kontroversi

mengenai konsep tersebut. Kemudian definisi tersebut beralih dengan mengikut

sertakan beberapa tingkah laku yang tidak mengandung sesuatu hal yang

memabukkan seperti halnya bermain video game (Keepers,1990), compulsive

ambling (Griffits,1990), overeating (Lesuire dan Bloome,1993), dan

Televisionviewing (Winn) (dalam Ajizah, 2013) karena itu munculah definisi

addiction sebagai aktifitas kompulsif yang tidak terkendali tanpa memperdulikan

konsekuensi negatif yang ditimbulkan. Adiksi smartphone adalah suatu aktivitas

atau kegiatan dalam menggunakan smartphone yang dilakukan secara terus-

menerus tanpa adanya kesadaran saat melakukan kegiatan dengan jangka waktu

Page 16: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

3

lebih dari normal yang tidak sehat atau merugikan diri sendiri dan dapat

mempengaruhi keadaan fisik, psikis, maupun sosial.

Tingkat adiksi terhadap smartphone yang terjadi di seluruh dunia saat ini

nampaknya semakin parah. Aktivitas yang berlebihan dengan smartphone juga

sering diarahkan terhadap penurunan prestasi akademik. Hal ini cukup beralasan,

mengingat rata-rata mahasiswa mengabiskan waktu 94,6 menit per hari untuk

menggunakan SMS dan sekitar 48,5 menit untuk akses email. Aktivitas lain seperti

menggunakan facebook dan internet menghabiskan waktu berguna dari mahasiswa

hingga 73 menit. Selain itu, peneliti dari Universitas Baylor, Robert, menegaskan

smartphone juga membawa dampak buruk lain (Biantoro, 2014).

Benua Asia memiliki jumlah adiksi smartphone terbanyak dan diprediksi

akan terus meningkat. Survei tersebut menjelaskan 72% di antara anak-anak berusia

11-12 tahun di Korea Selatan menghabiskan waktunya 5,4 jam sehari untuk

menggunakan smartphone. Jumlah ini belum digabungkan dengan total

penggunaan smartphone oleh remaja di berbagai negara lain di Asia, termasuk

Singapura, yang rupanya memiliki tingkat penggunaan smartphone tertinggi di

dunia. Padahal, populasinya hanya sebanyak 6 juta jiwa saja (Jeko, 2015).

Hasil survei lainnya menunjukkan bahwa sekitar 47 persen dari orang tua

mengatakan, anak mereka kebanyakan menghabiskan waktu seharian di depan

layar gadget atau smartphone. Sedangkan 43% lainnya mengaku anak mereka telah

memiliki ikatan emosi dengan smartphone yang dimiliki (Alia, 2015).

Data tahun 2013 mencatat penggunaan internet menggunakan smartphone

di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-anak dan remaja diprediksi mencapai

Page 17: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

4

30 juta (Setiawan, 2013). Sedangkan pada tahun 2014, Indonesia menempati urutan

kelima seluruh dunia sebagai negara pengguna smartphone dengan pengguna aktif

yaitu sebanyak 47 juta pengguna atau sekitar 14% dari seluruh total pengguna

ponsel (Heriyanto, 2014).

Dampak adiksi smartphone semakin meresahkan, Poli jiwa RSUD Dokter

Koesnadi, Bondowoso sejak Desember lalu merawat dua pasien remaja kecanduan

smartphone yang menunjukan bahwa pasien mengalami kecanduan tingkat akut.

Kedua pasien dibawa berobat oleh orang tuanya ke poli jiwa karena mengalami

perubahan kepribadian secara drastis. Mereka tidak mau sekolah, menjadi

pemurung, mengurung diri dalam kamar, dan menghabiskan hampir seluruh waktu

memegang smartphone (Widarsha 2018).

Menurut Lin, et.al. (2014) terlalu sering menggunakan smartphone muncul

sebagai masalah sosial yang signifikan dengan semakin populernya smartphone.

Adiksi smarphone dapat dianggap sebagai salah satu bentuk adiksi teknologi.

Sedangkan menurut Lee (2013), di antara banyak adiksi teknologi, adiksi

smartphone merupakan yang lebih baru dan lebih serius kali ini.

Park dan Lee (2013) mengemukakan bahwa definisi adiksi smartphone

sebagai perilaku penggunaan ponsel secara berlebihan yang dapat dianggap sebagai

gangguan kontrol impulsif yang tidak memabukkan dan mirip dengan judi

patologis.

Chiu (2014) menyebutkan dalam penelitiannya bahwa adanya gangguan

adiksi smartphone adalah sebagai salah satu alasan untuk pengalihan rasa stres pada

diri seorang individu dikalangan remaja, dan tidak adanya kontrol diri yang kuat

Page 18: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

5

terhadap pemakaian smartphone sebagai awal mula terjadinya adiksi akan alat

komunikasi tersebut. Smartphone juga berfungsi untuk menghasilkan kesenangan

dan menghilangkan rasa sakit dan perasaan stres untuk sementara waktu, namun

apabila gagal untuk mengendalikan atau membatasi penggunaan akan memiliki

konsekuensi yang membahayakan (Deursen, et.al 2015).

Ching and Leung (2017) menguji pengaruh pola asuh terhadap adiksi

smartphone. Data dari 211 Mahasiswa di Hong Kong (138 wanita / 74 laki-laki)

melalui tanggapan mereka terhadap empat kuesioner. Salah satu model persamaan

struktural yang telah diuji mengindikasikan bahwa gaya pengasuhan (berwibawa

atau permisif) dapat menjadi prediktor yang wajar dari gaya attachment (aman atau

meremehkan) dan pengaturan diri (kontrol impuls atau penetapan tujuan) untuk

adiksi smartphone (antisipasi positif, penarikan, hubungan cyberspace atau

penggunaan berlebihan). Gaya pengasuhan ternyata berkorelasi positif untuk

memprediksi keterikatan, sedangkan keterikatan positif berkorelasi dengan prediksi

self-regulation. Self-regulation itu berkorelasi negatif dengan adiksi smartphone.

Pola asuh merupakan kegiatan kompleks mencakup perilaku spesifik

tertentu yang bekerja secara sendiri-sendiri atau terpisah dan bersamaan untuk

mempengaruhi perilaku anak (Darling, 1999). Baumrind (1966) membedakan pola

asuh menjadi 3 jenis, yaitu: (1) authoritarian; orang tua cenderung membentuk,

mengontrol dan mengevaluasi perilaku dan sikap anak dengan memberikan

standart, biasanya dengan standart yang absolute. (2) authoritative; orang tua

cenderung mengarahkan aktivitas anak tetapi dengan alasan yang rasional, dan

bertindak sesuai dengan masalah yang dihadapi. (3) permissive; orang tua

Page 19: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

6

cenderung berperilaku dengan tidak menghukum, menerima dan mendorong anak

untuk bersikap otonomi, mendidik anak berdasarkan logika dan memberi

kebebasan pada anak untuk menentukan tingkah laku dan kegiatannya.

Pola asuh adalah salah satu faktor yang ada pada masa kanak-kanak dan

remaja yang dapat menentukan perilaku seseorang dimasa mendatang. Remaja

yang berada dalam lingkungan keluarga yang kurang hangat dan kurang akan

dukungan, akan termotivasi untuk mencari alternative lain, yaitu Internet. Hasil

penelitian baru-baru ini oleh Moazedian dkk (2014) mengindikasikan bahwa ada

pengaruh yang signifikan pola asuh authoritative dengan tingginya level adiksi

smartphone.

Selain dari pola asuh, teori kepribadian big five menjadi faktor yang tidak

kalah penting dalam pembentukan seorang anak yang mengidap adiksi smartphone.

Menurut Allport kepribadian adalah suatu organisasi dinamik dari sistem psikofisik

yang menentukan model penyesuaian individu dengan lingkungan. Defenisi ini

menekankan pada atribut eksternal seperti peran individu dalam lingkungan sosial,

penampilan individu, dan reaksi individu terhadap orang lain (Allport dalam

Asra,2008;Alwisol,2005).

Setelah beberapa dekade, cabang psikologi kepribadian memperoleh suatu

pendekatan taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum yaitu dimensi

big five personality. Dimensi big five pertama kali diperkenalkan oleh Goldberg

pada tahun 1981. Dimensi ini tidak mencerminkan perspektif teoritis tertentu, tetapi

merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam menjelaskan dirinya

sendiri dan orang lain. Taksonomi big five bukan bertujuan untuk mengganti sistem

Page 20: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

7

yang terdahulu, melainkan sebagai penyatu karena dapat memberikan penjelasan

sistem kepribadian secara umum. Big Five disusun bukan untuk menggolongkan

individu ke dalam satu kepribadian tertentu, melainkan untuk menggambarkan

sifat-sifat kepribadian yang disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya

sehari-hari.Pendekatan ini disebut Goldberg sebagai Fundamental Lexical (

Goldberg dalam John & Srivastava,1999).

Pearson dan Hussain (2016) membuat penelitian dengan sampel 256

pengguna smartphone yang dipilih sendiri (M = 29,2; SD = 9,49) menyelesaikan

survei online. Hasilnya menunjukkan bahwa 13,3% sampel tergolong adiksi

smartphone. Analisis regresi mengungkapkan bahwa narsisisme, keterbukaan,

neurotisme, dan usia dikaitkan dengan adiksi smartphone.

Penelitian oleh Bianchi dan Phillips (2005) menemukan bahwa

agreeableness dikaitkan dengan penggunaan smartphone untuk bermain game.

Dengan sampel 112 orang dewasa, mereka yang rendah dalam agreeableness

ditemukan lebih cenderung bermain game di smartphone mereka dibandingkan

dengan mereka yang memiliki agreeableness tinggi.

Costa dan McCrae (1992) menggambarkan rendahnya agreeableness

sebagai self-centered dan selfish. Para penulis menambahkan bahwa individu yang

rendah dalam agreeableness juga lebih anti-sosial dan cenderung

menyalahgunakan smartphone mereka dibandingkan dengan orang-orang yang

tinggi dalam agreeableness.

Mowen (2000) menguji pengaruh ciri kepribadian big five terhadap adiksi

smartphone. Regresi logistik dan regresi linier hirarkis digunakan untuk

Page 21: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

8

menganalisis hasil dari sampel sebanyak 312 peserta. Penelitian ini menemukan

bahwa individu yang ekstravert lebih cenderung adiksi smartphone. Sebuah survei

terhadap 112 orang yang berusia antara 18 sampai 59 tahun yang meneliti tentang

conscientiousness menemukan bahwa orang yang kurang teliti menghabiskan lebih

banyak waktu untuk mengirim pesan teks daripada yang lebih tinggi dalam

conscientiousnessnya.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, terdapat beberapa variabel

yang menyebabkan adiksi smartphone. Variabel tersebut yaitu pola asuh dan tipe

kepribadian big five. Peneliti mencoba untuk mengarahkan permasalahan yang akan

diteliti, sehingga pada penelitian ini penulis mengambil topik penelitian “Pengaruh

pola asuh dan tipe kepribadian big five terhadap adiksi smartphone Siswa SMP X.”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1. Pembatasan masalah

Masalah yang akan menjadi fokus peneliti adalah pengaruh pola asuh dan tipe

kepribadian big five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X. Batasan penelitiann

yaitu sebagai berikut:

1. Adiksi smartphone yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan teori Park

& Lee (2014) mengacu pada gangguan kontrol impuls yang melibatkan internet

dan telepon selular.

2. Pola asuh yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan teori Baumrind

(1991) mengacu pada suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, baik

baik fisik maupun psikologis yang diterapkan orang tua dalam upaya

Page 22: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

9

membangun kepribadian anak selama masa perkembangan. Pola asuh dibagi

menjadi 3 jenis, yaitu authoritarian, authoritative, dan permissive.

3. Tipe kepribadian big five yang dimaksud dalam penelitian ini sesuai dengan

teori John & Srivastava (1999) yaitu sifat-sifat yang berbeda pada setiap

individu. Kepribadian menurut teori ini dibagi dalam lima buah domain

kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor, yaitu tipe

kepribadian big five: extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism, dan openness.

4. Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi aktif pada SMP X.

1.2.2 Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, berdasarkan pembatasan masalah diatas sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan pola asuh dan tipe kepribadian big five

terhadap adiksi smartphone?

2. Adakah pengaruh masing-masing dimensi di dalam pola asuh dan tipe

kepribadian big five terhadap adiksi smartphone?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menguji ada tidaknya pengaruh signifikan dari pola asuh dan tipe kepribadian

big five terhadap adiksi smartphone pada siswa-siswi SMP X..

2. Menguji ada tidaknya pengaruh dari masing-masing dimensi dari pola asuh dan

tipe kepribadian big five terhadap adiksi smartphone pada siswa siswi SMP X..

Page 23: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

10

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada

perkembangan ilmu psikologi, dimana hasil penelitian ini diharapkan dapat

menambah pengetahuan tentang adiksi smartphone dan variabel apa saja yang

dapat mempengaruhinya.

1.4.2 Manfaat praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini diharapkan bagi orang tua, guru dan

kepala sekolah dapat lebih memahami lagi mengenai adiksi smartphone pada

remaja (siswa-siswi SMP) serta hal-hal apa saja yang bisa mempengaruhi adiksi

smartphone sehingga dapat berguna nantinya untuk mencegah anak remaja

teradiksi smartphone.

Page 24: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Adiksi smartphone

2.1.1. Pengertian Adiksi smartphone

Menurut Park dan Lee (2014) Adiksi smartphone adalah gangguan kontrol impuls

yang melibatkan internet dan smartphone. Kwon, et al. (dalam Karuniawan &

Cahyanti, 2013) mengemukakan bahwa adiksi smartphone merupakan perilaku

keterikatan atau adiksi terhadap smartphone yang memungkinkan menjadi masalah

sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa aktivitas sehari-

hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri seseorang. Selain itu, Park

dan Lee (dalam Bian & Leung, 2014) menyebutkan bahwa definisi adiksi

smartphone adalah perilaku penggunaan ponsel secara berlebihan yang dapat

dianggap sebagai gangguan kontrol impulsif yang tidak memabukkan dan mirip

dengan judi patologis Chiu (dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013) juga

mengemukakan bahwa adiksi smartphone adalah salah satu adiksi yang memiliki

resiko lebih ringan dari pada adiksi alkohol ataupun adiksi obat-obatan, Yuwanto

(dalam Karuniawan & Cahyanti, 2013) menambahkan, perilaku yang dapat

dikatakan sebagai adiksi adalah apabila seseorang tidak dapat mengontrol

keinginannya dan menyebabkan dampak negatif pada diri individu yang

bersangkutan.

Page 25: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

13

Dari definisi yang dijabarkan oleh para ahli di atas, yang diambil adalah

pengertian dari Park & Lee (2014) bahwa adiksi smartphone merupakan gangguan

control impuls yang melibatkan internet dan telpone selular.

2.1.2. Dimensi Adiksi smartphone

Mengenai karakteristik adiksi smartphone, tidak jauh berbeda dengan karakteristik

adiksi lainnya seperti Griffiths (dalam Terry, Szabo, & Griffiths, 2004) yang telah

merumuskan kembali komponen umum adiksi menurut Brown dalam penjelasan

teori dan menerapkannya pada perilaku seperti olahraga, perjudian, video game,

dan internet pada smartphone.

Menurut Kwon, et al. (2013), Kwon, Kim, Cho, dan Yang (2013), adiksi

smartphone memiliki enam faktor yang konsisten dalam pengembangan skala

adiksi smartphone, yaitu:

1) Gangguan kehidupan sehari-hari

Gangguan kehidupan sehari-hari termasuk kehilangan pekerjaan yang

direncanakan, mengalami kesulitan berkonsentrasi di kelas atau saat bekerja,

menderita pusing atau penglihatan kabur, sakit pada pergelangan tangan atau di

bagian belakang leher, dan gangguan tidur.

2) Antisipasi positif

Antisipasi positif digambarkan sebagai perasaan gembira dan menyingkirkan

stres dengan menggunakan smartphone, dan merasa hampa tanpa smartphone.

3) Penarikan diri

Penarikan melibatkan menjadi seseorang tidak sabaran, rewel, dan tak

tertahankan tanpa smartphone, terus-menerus harus bersama smartphone dalam

pikiran bahkan saat tidak menggunakannya, tidak pernah menyerah

Page 26: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

14

menggunakan smartphone, dan menjadi kesal ketika terganggu saat

menggunakan smartphone.

4) Hubungan berorientasi pada dunia maya

Hubungan berorientasi pada dunia maya termasuk pertanyaan tentang perasaan

bahwa hubungan seseorang dengan teman-temannya yang diperoleh melalui

smartphone lebih intim daripada hubungan dengan teman-teman di dunia nyata,

mengalami perasaan rugi yang tidak terkendali bila tidak dapat menggunakan

smartphone, dan akibatnya terus-menerus memeriksa smartphone.

5) Penggunaan berlebihan

yaitu menggunakan smartphone secara berlebihan dan tidak terkendali. Selain

itu, penggunaan berlebihan menyebabkan pengguna lebih memilih untuk

mencari pertolongan melalui smartphone dan perilaku dimana pengguna selalu

mempersiapkan pengisian baterai smartphone sehingga selalu merasakan

dorongan untuk terus menggunakan smartphone walaupun seseorang sudah

memutuskan untuk berhenti menggunakannya.

6) Toleransi

merupakan kondisi kegagalan individu untuk mengendalikan dirinya ketika

menggunakan smartphone.

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi Adiksi smartphone

Menurut Yuwanto (dalam Trisilia, 2012) ada empat faktor Adiksi smartphone yaitu:

1) Faktor internal

Page 27: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

15

Faktor ini terdiri atas faktor-faktor yang menggambarkan karakteristik

individu, seperti tingkat sensation seeking yang tinggi, self-esteem yang rendah,

kepribadian ekstraversi yang tinggi, dan kontrol diri yang rendah.

2) Faktor situasional

Faktor ini terdiri atas faktor-faktor penyebab yang mengarah pada penggunaan

telepon genggam sebagai sarana membuat individu merasa nyamansecara

psikologis ketika menghadapi situasi tidak nyaman, seperti pada saat stress,

mengalami kesedihan, kesepian, mengalami kecemasan, mengalami kejenuhan

belajar, dan leisure boredom (tidak adanya kegiatan saat waktu luang).

3) Faktor sosial

Terdiri atas faktor penyebab adiksi telepon genggam sebagai sarana

berinteraksi dengan orang lain. Faktor ini terdiri atas perilaku wajib dan adanya

keterhubungan yang tinggi.

4) Faktor eksternal

Faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor ini terkait dengan tingginya

paparan media tentang smartphone. Pada faktor ini dijelaskan tentang

bagaimana individu menjadi kecanduan karena besarnya pengaruh media dalam

memasarkan smartphone dan fasilitas yang disediakan sehingga menyebabkan

individu menjadi kecanduan terhadap smartphone. Ada beberapa factor ekternal

adalah:

a. Faktor lingkungan

Lingkungan membuat adanya penekanan dari teman sebaya dan juga

masyarakat. Hal ini menjadi banyak orang yang menggunakan

Page 28: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

16

smartphone, maka masyarakat lainnya menjadi enggan meninggalkan

smartphone. Selain itu sekarang hampir setiap kegiatan menuntut

seseorang untuk menggunakan smartphone.

b. Faktor budaya

Faktor budaya berpengaruh paling luas dan mendalam terhadap perilaku

remaja. Sehingga banyak remaja mengikuti trend yang ada didalam

budaya lingkungan mereka, yang mengakibatkan keharusan untuk

memiliki smartphone.

c. Faktor sosial

Faktor sosial yang mempengaruhinya seperti kelompok teman dekat,

keluarga serta status sosial. Peran keluarga sangat penting dalam faktor

sosial, karena keluarga sebagai acuan utama dalam perilaku remaja

Berdasarkan faktor diatas, peneliti menggunakan dua faktor dalam

penelitian ini yaitu faktor internal dan eksternal. Peneliti menggunakan variabel tipe

kepribadian big five sebagai faktor internal dan variabel pola asuh sebagai faktor

eksternal.

2.1.4. Pengukuran Adiksi smartphone

Pengukuran adiksi smartphone pada penelitian ini menggunakan alat ukur yang

dikembangkan oleh Kwon, dkk. (2013) yaitu adiksi smartphone Scale (SAS) yang

memiliki konsistensi internal dengan reliabilitas cronbach alpha sebesar 0,967.

Skala adiksi smartphone ini memiliki 33 item, dengan enam pilihan jawaban,

namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya empat pilihan dengan tujuan

Page 29: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

17

untuk menghindari pilihan jawaban netral, yaitu sangat tidak setuju, tidak setuju,

setuju, dan sangat setuju. Adapun dimensi-dimensinya adalah:

1) Gangguan kehidupan sehari-hari

2) Antisipasi positif

3) Penarikan diri

4) Hubungan dengan dunia maya

5) Penggunaan berlebihan

6) Toleransi

2.2 Definisi Pola Asuh (Parenting Style)

Baumrind (1991) menjelaskan Pola asuh biasanya digunakan untuk

menggambarkan variasi normal dalam percobaan orang tua untuk mengkontrol

kehidupan sosial anak mereka. Sedangkan Livingstone dan Bober (2004)

mendefinisikan Pola asuh sebagai materi dan simbol pertanggung jawaban orang

tua untuk mempercepat perkembangan anak yang belum dewasa. Darling (1999)

menjelaskan parenting (pengasuhan) adalah sebuah aktivitas kompleks yang di

dalamnya terdapat beberapa perilaku spesifik yang dilakukan secara individu

maupun bersama-sama yang bertujuan untuk mempengarahi perilaku anak. Dalam

menerapkan praktek pengasuhan, setiap orang tua memiliki variasi pola

pengasuhan yang berbeda dengan lainnya sebagai upaya untuk mengontrol dan

bersosialisasi dengan anak mereka.

2.2.1 Aspek Pola asuh

Menurut Baumrind (1996), pola asuh dapat tergambar dalam dua aspek utama,

yaitu:

Page 30: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

18

a. Responsiveness dan Acceptance (warmth)

Aspek ini menggambarkan situasi atau keadaan dimana orang tua membantu

perkembangan anak dan self-assertion dengan menyesuaikan dan

mempertimbangkan permintaan anak. Meliputi kehangatan, memberikan

dukungan, dan komunikasi yang beralasan. orangtua yang dominan dalam

aspek ini menunjukkan sikap ramah, memberi kan pujian, dan memberikan

semangat saat anak mengalami masalah. Hal ini dibuat lebih mudah menerima

dan menginternalisasikan standar yang diberikan oleh orangtua. Sebaliknya,

otrangtua yang tidak dominan dalam aspek ini akan menunjukkan perilaku

seolah-olah mereka tidak mencintai atau bahkan menolak kehadiran anak. Hal

ini membuat anak merasa tidak perlu mencintai orangtuanya dan mudah

mengalami stres.

b. Demandingness dan Control (strictness)

Aspek ini berlaku pada derajat dimana orangtua membuat tuntutan dan

mengawasi kegiatan anak. Sehingga membuat anak menjadi terintegrasi ke

dalam masyarakat dengan peraturan perilaku, konfrontasi langsung, dan

tuntutan kedewasaan (perilaku kontrol). Hal ini diwujudkan oleh orangtua

melalui bagaimana mereka memberikan batasan-batasan, menetapkan dan

mengharapkan serta menunjukkan kekuatannya pada anak. Kontrol orangtua

ini berfungsi sebagai pelindung atau pencegah bagi anak dari perilaku-perilaku

negatif. Orangtua yang menerapkan kontrol dalam tingkat relatif rendah akan

kurang menuntut tanggung jawab anak, hanya sedikit memberikan

pengawasan, dan memberikan kebebasan kepada anak untuk mengekspolari

Page 31: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

19

lingkungannya secara tak terbatas. Sebaliknya, Orang tua yang menerapkan

kontrol dalam tingkatan tinggi akan membatasi kebebasan anak dengan

menentukan banyak tuntutan yang disertai dengan pengawasan.

2.2.2 Jenis-Jenis Pola asuh

Baumrind (1966) membedakan Pola asuh menjadi 3 macam, yaitu:

a. Authoritarian

Merupakan gaya pengasuhan yang membatasi dan bersifat menghukum yang

mendesak anak untuk mengikuti petunjuk yang diberikan dan menghormati

pekerjaan dan usaha-usaha yang telah dilakukan orang tua. Orang tua yang

authoritarian menetapkan batasan-batasan dan kendali yang tegas dan kurang

memberikan peluang kepada anak untuk berdialog secara verbal, sehingga

orang tua yang authoritarian memegang kendali penuh dalam mengontrol

anak-anaknya (Santrock, 2007:15). Orang tua authoritarian mencoba untuk

membentuk, mengontrol, dan mengevaluasi perilaku dan sikap anak sesuai

dengan standar yang ditetapkan. Setiap tindakan dan setiap keputusan hidup

anak ditentukan oleh orang tua. Orang tua memegang sikap bahwa mereka

adalah sosok otoritas, dan anak-anak didorong untuk tunduk dengan

mengorbankan keinginan mereka sendiri. Orang tua authoritarian berusaha

membentuk, mengontrol, dan mengevaluasi anak dengan sejumlah standart

atau aturan. Aturan tersebut biasanya bersifat mutlak. Ia mengutamakan

kepatuhan dan menggunakan pemaksaan dalam membentuk tingkah laku yang

diinginkan. Kepatuhan anak merupakan nilai yang diutamakan, dengan

memberlakukan manakala terjadi pelanggaran. Orang tua authoritarian

Page 32: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

20

menurut Baumrind memiliki sikap acceptance (penerimaan) rendah tapi control

yang tinggi, menghukum, bersikap mengomando (mengharuskan atau

memerintah anak untuk melakukan suatu tanpa kompromi), bersikap kaku

(keras), dan cenderung emosional dan bersikap menolak (dalam Yusuf,

2009:51).

b. Authoritative

Merupakan gaya pengasuhan yang mendorong anak untuk mandiri tetapi tetap

memberi batasan dan mengendalikan tindakan-tindakan mereka, juga memberi

kesempatan kepada anak untuk berdialog secara verbal. Orang tua yang

authoritative bersikap terbuka, fleksibel dan memberikan kesempatan kepada

anaknya untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan peraturan yang rasional

(Santrock, 2007:15). Orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas

terhadap tingkah laku anak, mereka berusaha menyediakan panduan dengan

menggunakan alasan dan aturan dengan reward dan punishment. Orang tua

authoritative menurut Baumrind memiliki sikap acceptance (penerimaan)

tinggi, namun kontrolnya tinggi, bersikap responsive terhadap kebutuhan anak,

mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan, serta

memberikan penjelasan tentang dampak perbuatan yang baik dan yang buruk

(dalam Yusuf, 2009:52).

c. Permissive

Orang tua permissive tidak pernah memberi hukuman dan menerima apa yang

dilakukan anak tanpa memberikan intervensi. Orang tua tipe ini memberikan

respon pada anak dengan cara menerima apapun tindakan anak. Orangtua

Page 33: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

21

memberikan sedikit tuntutan terhdap tanggung jawab anak, sehingga anak juga

kurang memiliki rasa tanggung jawab. Orang tua permissive tidak menegakkan

aturan secara ketat, cenderung mengacuhkan dan memanfaafkan tingkah laku

bermasalah anak (Kusdwiratri, 2011:93).

Orang tua permissive cenderung memberi banyak kebebasan pada

aanak dengan menerima dan memaklumi segala perilaku, tuntutan dan tindakan

anak, namun kurang menuntut sikap tanggung jawab dan keteraturan perilaku

anak (Lestari, 2012:48). Orang tua Permissive menurut Baumrind memiiki

sikap acceptance (penerimaan) tinggi, namun control rendah dan memberi

kebebasan kepada anak untuk menyatakan dorongan atau keinginannya (dalam

Yusuf, 2009:52)

2.2.3 Pengukuran Pola asuh

Berbagai alat ukur dikembangkan untuk mengukur Pola asuh, diantaranya adalah

Parental Authority Questionnaire yang dikembangkan oleh Buri (1991)

berdasarkan teori tiga faktor Pola asuh , yaitu: Authoritarian, Authoritative, dan

Permissive. PAQ ini berisi 30 pernyataan yang dirancang untuk mengukur pola

asuh kedua orang tua dalam hal otoritas dan penerapan disiplin yang dilakukan

orang tua berdasarkan sudut pandang anak.

Kemudian, skala Pola asuh lainnya adalah Schaefer Parenting style (dalam

Moazedian, 2014). skala ini terdiri dari 77 item yang diukur menggunakan skala

likert. Skala ini mengukur dua komponon control dan kindness. Dari dua alat ukur

yang dipaparkan di atas, maka penulis akan menggunakan Parental Authority

Questionnaire (PAQ) dikarenakan alat ukur ini menggunakan grand theory

Baumrind, yang paling sesuai untuk melihat jenis pola asuh anak didalam keluarga.

Page 34: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

22

2.3 Tipe Kepribadian Big Five

2.3.1 Definisi Kepribadian Big Five

Allport (dalam Asra,2008;Alwisol,2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah

organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan

caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Kepribadian ini

terletak di belakang perbuatan-perbuatan khusus dan di dalam individu.

Menurut Goldberg (1992) manusia dibedakan menurut karakter dan

kepribadian yang dimiliki masing-masing. Setiap individu memiliki ciri, sikap, dan

pola berfikir berbeda yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan mereka di besarkan

dan pendidikan yang mereka peroleh. Feist dan Feist (2009) menyatakan bahwa big

five adalah salah satu kepribadian yang dapat memprediksi dan menjelaskan

perilaku seseorang. Ini merupakan pendekatan yang digunakan oleh para psikologi

untuk melihat kepribadian yang telah dibentuk dengan menggunakan analisis

faktor.

Kepribadian telah dikonsepkan dari bermacam-macam perspektif teoritis

yang masing-masing berbeda tingkat keluasannya (McAdams dalam John &

Srivastava, 1999). Masing-masing tingkatan ini memiliki keunikan dalam

memahami perbedaan individu dalam perilaku dan pengalamannya. Namun, jumlah

sifat kepribadian dan skala kepribadian tetap dirancang tanpa henti- hentinya

(Goldberg dalam John & Srivastava, 1999).

Psikologi kepribadian memerlukan model deskriptif atau taksonomi

mengenai kepribadian itu sendiri. Salah satu tujuan utama taksonomi dalam ilmu

pengetahuan adalah untuk menyederhanakan defenisi yang saling tumpang-tindih.

Page 35: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

23

Oleh karena itu, dalam psikologi kepribadian, suatu taksonomi akan mempermudah

para peneliti untuk meneliti sumber utama karakteristik kepribadian daripada hanya

memeriksa ribuan atribut yang berbeda-beda yang membuat setiap individu berbeda

dan unik (John & Srivastava, 1999).

Setelah beberapa dekade, cabang psikologi kepribadian memperoleh suatu

pendekatan taksonomi kepribadian yang dapat diterima secara umum yaitu dimensi

“Tipe kepribadian big five”. Dimensi Big Five pertama kali diperkenalkan oleh

Goldberg pada tahun 1981. Dimensi ini tidak mencerminkan perspektif teoritis

tertentu, tetapi merupakan hasil dari analisis bahasa alami manusia dalam

menjelaskan dirinya sendiri dan orang lain. Taksonomi Big Five bukan bertujuan

untuk mengganti sistem yang terdahulu, melainkan sebagai penyatu karena dapat

memberikan penjelasan sistem kepribadian secara umum (John & Srivastava,

1999).

Big Five disusun untuk menggambarkan sifat-sifat kepribadian yang

disadari oleh individu itu sendiri dalam kehidupannya sehari-hari. Pendekatan ini

disebut Goldberg sebagai Fundamental Lexical (Language) Hypothesis; perbedaan

individu yang paling mendasar digambarkan hanya dengan satu istilah yang

terdapat pada setiap bahasa (dalam Pervin, 2005).

Tipe kepribadian big five atau yang juga disebut dengan Five Factor Model

oleh Costa & McRae dibuat berdasarkan pendekatan yang lebih sederhana. Di sini,

penulis berusaha menemukan unit dasar kepribadian dengan menganalisa kata-kata

yang digunakan orang pada umumnya, yang tidak hanya dimengerti oleh para

psikolog, namun juga orang biasa (Pervin, 2005)

Page 36: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

24

2.3.2 Dimensi Tipe Kepribadian Big Five

Dimensi Tipe kepribadian big five (Costa & McCrae, 1992) dalam Pervin, Cervone

& John, 2005 adalah sebagai berikut:

a. Extraversion (E)

individu yang extraversion cenderung energik, antusias, dominan, ramah,

komunikatif penuh kasih sayang, ceria, senang berbicara, senang berkumpul

dan menyenangkan. Sebaliknya mereka yang memiliki skor extraversion yang

rendah biasanya cenderung pemalu, tidak pencaya diri, pasif dan tidak

mempunyai cukup kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang kuat

(Friedman & Schustack,2008).

b. Agreeableness (A)

Agreeableness berkaitan dengan kedermawanan dan ketika diminta membuat

satu keinginan untuk segala hal, mereka lebih mungkin membuat keinginan

yang tnuistik. Dimensi agreeableness membedakan antara orang-orang yang

berhati lembut dengan mereka yang kej orang-orang yang tinggi pada dimensi

agreeableness cenderung ramah, kooperatif, mudah percaya, dan hangat.

Individu yang rendah pada dimensi ini adalah individu yang cenderung dingin,

suka berselisih dan kasar (Friedman & Schustack, 2008). cenderung penuh

dengan curiga, pelit, tidak ramah, mudah kesal, dan penuh dengan kritik

terhadap orang lain (Feist & Feist, 2006).

c. Conscientiousness (C)

Conscientiousness mendeskripsikan orang-orang yang teratur, terkontrol,

terorganisir, ambisius, terfokus pada pencapaiannya, dan memiliki disiplin

Page 37: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

25

diri Feist & Feist, 2006). Individu yang tinggi dalam dimensi ini umumnya

berhati- hati, dapat diandalkan, teratur, dan bertanggungjawab. Sebaliknya

mereka yang rendah pada dimensi conscientiousness cendenung ceroboh,

berantakan, dan tidak dapat diandalkan (Friedman & Schustack, 2008).

d. Neuroticism (N)

Individu yang tinggi dalam dimensi neuroticism cenderung gugup, sensitive,

tegang, dan mudah cemas (Friedman & Schustack, 2008). Individu yang

neuroticism juga cenderung penuh kecemasan, temperamental, mengasihani

diri sendiri sangat sadar akan dirinya sendiri, emosional, dan rentan terhadap

gangguan yang berhubungan dengan stres (Feist & Feist, 2006). Sedangkan

individu yang dengan neuroticism .rendah cenderung tenang dan santai

(Friedman & Schustack, 2008).

e. Openess to new experience (O)

Secara general individu yang openness adalah kreatif, dan artistic (Friedman &

Schustack, 2008). orang-orang yang konsisten mencari pengalaman yang

berbeda dan bervariasi akan memiliki skor tinggi pada keterbukaan terhadap

pengalaman. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka terhadap pengalaman

hanya akan bertahan dengan hal-mal yang tidak asing, yang mereka tahu akan

mereka nikmati. Individu yang tinggi dengan keterbukaannya juga akan

cenderung mempertanyakan nilai-nilai sional sementara mereka yang rendah

keterbukaannya cenderung mendukung nilai tradisional dan memilihara gaya

hidup yung konstan. Kesimpulannya, orang-orang yang tinggi keterbukaannya

biasanya kreatif, imajinatif, penuh rasa penasaran, terbuka dan lebih memlih

Page 38: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

26

variasi. Sebaliknya, mereka yang rendsh keterbukaannya terhadap pengalam

biasanya konvensional, rendah hati, konsertif dan tidak terlalu penasaran

terhdap sesuatu (Feist& feist,2006).

2.3.3 Pengukuran Tipe Kepribadian Big Five

Ada berbagai alat ukur yang dikembangkan untuk mengukur kepribadian big five,

diantaranya adalah:

1. Big Five Inventory (BFI dikembangkan oleh John & srivastava (1999). BFI

merupakan kuesioner self-report yang terdiri dari 44 item pemyataan Tujuan

dari tes ini adalah terciptanya inventori yang ringkas, fleksibel dan efisien

melakukan penilaian terhadap 5 dimensi dari Tipe kepribadian big five.

2. International Personality Item Pool NEO (IPIP-NEO) yang dibuat oleh Lewis

Goldberg (1992). skala ini dibuat berdasarkan teori Big Five yang digunakan

oleh Costa dan Mecrae dalam membuat NEO PI-ER. skala iri terdiri dari 50

transparent adjective dan 100 unipolar adjective markers.

Dari dua alat ukur yang dipaparkan di atas, penulis akan menggunakan big

five inventory (BFI). Hal ini dikarenakan BFI sudah banyak digunakan dan teruji

pada penelitian penelitian terdahulu.

2.4 Kerangka Berfikir

Smartphone memang sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Banyaknya

manfaat yang ditawarkan seperti berkirim email, bormain game secara online,

membuka media sosial, teleconference dan masih banyak lagi manfaat lainnya.

Akan tetapi, dibalik segala keuntungannya tersebut, smartphone dapat memiliki

dampak yang negatif jika dipakai secara berlebihan yang menganahkan keperilaku

Page 39: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

27

adiksi smartphone. Adiksi smartphone dipengaruhi oleh beberapa faktor, dalam

penelitian ini faktor yang diduga mempengaruhi adalah pola asuh dan tipe

kepribadian seseorang.

Pola asuh adalah suatu proses interaksi antara orang tua dan anak, baik

berupa fisik maupun psikologis yang diterapkan orang tua. Terdapat 3 jenis pola

asuh orang tua yaitu authoritarian, authoritative dan permissive. Salah satu faktor

lainnya yang dapat mengarahkan seseorang kepada adiksi internet adalah tipe

kepribadian. Kepribadian telah ditemukan berpengaruh secara dominan terhadap

penggunaan internet pada smartphone.

Seperti yang diketahui ketika sesorang memiliki skor yang tinggi pada trait

neuroticism mereka akan cenderung meng-akses internet pada smartphone untuk

menghindari kesendirian atau kesepian. Sedangkan pada trait agreeableness, akan

berpengaruh secara negatif terhadap adiksi smartphone. Hal ini dikarenakan orang-

orang dengan agreeableness yang tinggi cenderung untuk prososial, ramah dan

bersahabat dengan yang lain. Sama halnya dengan orang-orang yang dominan pada

trait extraversion, mereka beranggapan bahwa online activities atau berhubungan

secara online bukanlah sebagai social support.

Kemudian, openness to experience diduga mempengaruhi adiksi

smartphone. Hal ini dikarenakan orang-orang dengan openness memiliki motivasi

yang lebih tinggi untuk mencari tahu hal-hal yang baru melalui internet pada

smartphone seperti melalui instagram, path, line dan lain sebagainya. Berdasarkan

penulisan berikut adalah gambar kerangka berpikir untuk penelitian pengaruh pola

asuh dan tipe kepribadian terhadap adiksi smartphone.

Page 40: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

28

Gambar 2.1 bagan kerangka berfikir

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir yang sudah dijelaskan di atas maka

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

2.5.1 Hipotesis Mayor

Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan Pola asuh (authoriter, authoritative dan

permissive) dan Tipe Kepribadian Big five (extraversion, agreeableness,

conscientiousness neuroticsm, dan openness) terhadap kecenderungan Adiksi

smartphone siswa SMP X..

Authoritative

Authoritarian

Pola Asuh

Permissive

Counscientiousness

Extraversion

Neuroticism

Agreeableness

Openess to

experience

Tipe kepribadian Big Five

Adiksi smartphone

Page 41: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

29

2.5.2 Hipotesis Minor

Ha.1: Terdapat pengaruh yang signifikan dari authoriter pada pola asuh terhadap

adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.2: Terdapat pengaruh yang signifikan dari authoritative pada pola asuh terhadap

adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.3: Terdapat pengaruh yang signifikan dari permissive pada pola asuh terhadap

adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.4: Terdapat pengaruh yang signifikan dari extraversion pada tipe kepribadian

big five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.5: Terdapat pengaruh yang signifikan dari agreeableness pada tipe kepribadian

big five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.6: Terdapat pengaruh yang signifikan dari conscientiousness pada tipe

kepribadian big five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.7: Terdapat pengaruh yang signifikan dari neuroticsm pada tipe kepribadian big

five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X..

Ha.8: Terdapat pengaruh yang signifikan dari openness pada tipe kepribadian big

five terhadap adiksi smartphone siswa SMP X..

Page 42: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa siswi yang terdiri dari kelas 7-9

di SMP tahun 2017/2018 yang berjumlah 298 siswa. Jumlah sampel dalam

penelitian ini sebanyak 203 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan

adalah teknik non probability sampling, yaitu setiap unsur yang terdapat dalam

populasi tidak memiliki kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai

sampel. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan convience sampling technique,

yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan kemudahan dan

kesediaan untuk merespon menjadi sampel.

Populasi dalam penelitian ini dipilih berdasarkan karakteristik sebagai

berikut:

a. Remaja laki-laki dan perempuan dalam batasan usia menurut Santrock (2007)

usia remaja pada rentang 11-23 tahun. Kelompok remaja dianggap sebagai

kelompok yang beresiko terkena adiksi smartphone, familiar dengan

smartphone dan memiliki fleksibilitas waktu untuk menggunakan dan bermain

smartphone

b. Memakai smartphone lebih dari setahun dan merupakan pengguna aktif yaitu

setiap harinya mengakses smartphone

Page 43: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

30

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian ini terdiri atas satu variabel terikat atau Dependent Variable

(DV) dan delapan variabel bebas atau independent variable (IV). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah adiksi smartphone, sedangkan variabel bebas dalam

penelitian ini adalah dimensi-dimensi pola asuh dan dimensi-dimensi tipe

kepribadian big five.

Setelah penulis menentukan variabel terikat dan variabel bebas, maka

selanjutnya disusun definisi operasional dari variabel-variabel yang kemudian

digunakan dalam penelitian ini.

Adapun penjelasan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :

1. Adiksi smartphone

Adiksi smartphone yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan perilaku

keterikatan atau adiksi terhadap smartphone yang memungkinkan menjadi

masalah sosial seperti halnya menarik diri, dan kesulitan dalam performa

aktivitas sehari-hari atau sebagai gangguan kontrol impuls terhadap diri

seseorang dan juga perilaku seseorang yang tidak dapat mengontrol

keinginannya dan menyebabkan dampak negatif pada diri individu yang

bersangkutan.

2. Baumrind (1966) membedakan Pola Asuh menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Authoritarian

orang tua authoritarian cenderung untuk membentuk, mengontrol dan

mengevaluasi perilaku dan tingkah laku anak sesuai dengan stan yang

berlaku. Orang tua dengan Pola Asuh authoritarian tidak mampu mentimbal

Page 44: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

31

balik antara orangtua dengan anak dan menyukai hukuman untuk

mengontrol perilaku mereka. Pola asuh ini mengakibatkan kurangnya

hubungan yang hangat dan komunikatif dalam keluarga.

a. Authoritative

orang tua memiliki batasan dan harapan yang jelas terhadap tingkah laku

anak, mereka berusaha untuk yediakan panduan dengan men menggunakan

alasan dan aturan dengan reward dan punishment yang berhubungan dengan

tingkah laku anak secara jelas tetapi juga tetap menjalankan kedisiplinan

yang tinggi dengan cara yang hangat, mas akal, fleksibel, dan terbuka. Pola

asuh ini dapat menjadikan sebuah keluarga hangat, penuh penerimaan, mau

saling mendengar, peka terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk

berperan serta dalam mengambil keputusan didalam keluarga.

b. Permissive

orang tua permissive berusaha berperilaku tidak menghukum, menerima

dan afirmatif terhadap impuls, keinginan dan tindakan anak. orang tua

membicarakan dan mengajak anak untuk menentukan aturan didalam rumah

orang tua menunjukkan diri mereka kepada anak sebagai orangtua yang

memenuhi keinginan anak. Orang tua memperbolehkan anak untuk

mengatur sendiri aktivitas yang diinginkan anak, menghindari kontrol dan

tidak mendorong anak untuk mengikuti standar atau aturan.

Page 45: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

32

3. Big Five Personality (Costa & McCrae, 1992) dalam Pervin, Cervone &

John, 2005) adalah sebagai berikut:

a. Extraversion (E)

Individu yang extraversion cenderung energik, antusias, dominan, ramah,

komunikatif, penuh kasih saying, ceria, senang berbicara, senang

berkumpul dan menyenangkan.

b. Agreeableness (A)

Agreeableness berkaitan dengan kedermawanan dan ketika diminta

membuat satu keinginan untuk segala hal, mereka lebih mungkin membuat

keinginan yang altuistik. Dimensi agreeableness membedakan antara orang-

orang yang berhati lembut dengan mereka yang kejam.

c. Conscientiousness (C)

Conscientiousness mendeskripsikan orang-orang yang teratur, terkontrol,

terorganisir, ambisius, terfokus pada pencapaiannya, dan memiliki disiplin

dini, tndividu yang tinggi dalam dimensi ini umumnya berhati-hati, dapat

diandalkan, teratur, dan bertanggung jawab.

d. Neuroticism (N)

Individu yang tinggi dalam dimensi neuroticism cenderung gugup,

sensitive, tegang, dan mudah cemas. individu yang neuroticism juga

cenderung penuh kecemasan, temperamental, mengasihani diri sendiri,

sangat sa akan dirinya sendiri, emosional, dan rentan terhadap gangguan

yang berhubungan dengan stres.

Page 46: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

33

e. Openess (o)

Secara general individu yang openness adalah imaginatif. menyenangkan,

kreatif, dan artistic. Orang- orang yang konsisten mencari pengalaman yang

berbeda dan bervariasi akan memiliki skor tinggi pada keterbukaan terhadap

pengalaman.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah skala model Likert

dimana pada setiap pernyataan dilengkapi dengan alternatif jawaban berupa sangat

setuju hingga sangat tidak setuju. Skala likert yang dipakai dihilangkan angka

netralnya yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh kecenderungan untuk

menjawab netral dan mendorong untuk memutuskan sendiri apakah jawaban positif

atau negatif.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan established

instrument, yaitu alat ukur yang sudah dikembangkan oleh penulis lain. Instrumen

pengukuran Pola Asuh, tipe kepribadian big five dan adiksi smartphone diadaptasi

dari bahasa Inggris, sehingga penulis akan melakukan penerjemahan item item

dalam instumen tersebut ke dalam bahasa Indonesia (translate).

3.3.1 Instrumen Pengumpulan Data

Bagian skala pengukuran terdiri dari tiga buah skala, yaitu:

1) Skala adiksi smartphone yang menggunakan Smartphone Addiction Scale

(SAS) yang dikembangkan oleh Kwon, et al. (2013). Skala adiksi smartphone

ini memiliki 33 item dengan reliabilitas sebesar 0,930 dan enam pilihan

jawaban, namun yang digunakan dalam penelitian ini hanya empat pilihan

Page 47: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

34

dengan tujuan untuk menghindari jawaban netral. Dibawah ini adalah blue print

dari Adiksi smartphone Scale (SAS).

Tabel 3.1 Blue Print Smartphone Addiction Scale (SAS)

2) Skala Pola Asuh. Skala yang digunakan dalam penelitian ini merupakan skala

baku yang berasal dari teori tiga faktor Baumrind (966) yang dikembangkan

oleh Buri (1991) skala ini terdiri dari 30 item yang telah diterjemahkan oleh

penulis kedalam bahasa Indonesia. Dalam penelitian ini penulis membuat

pengukuran dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat Tidak sesuai (STS),

Tidak sesuai TSO, Sesuai (S), dan Sangat sesuai (SS).

No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1 Gangguan

kehidupan sehari-

hari

• Kehilangan rencana

• Kesulitan berkonsentrasi

• Gangguan fisik

• Gangguan tidur

1

2

3, 4

5

1

1

2

1

2 Antisipasi positif • Perasaan gembira

• Perasaan hampa

6, 7 ,8 ,9

11, 12

4

2

3 Penarikan diri • Tidak sabaran

• Terus bersama

smartphone

• Tidak menyerah

• Kesal

15

14, 16, 19

17

18

1

3

1

1

4 Hubungan

berorientasi

• Hubungan pertemanan

• Merasa rugi

• Terus memeriksa

20, 21, 23

22

24,25

4

1

2

5 Berlebihan • Tak terkendali

• Meminta bantuan

• Charger

• Dorongan

29

27

28

30

1

1

1

1

6 Toleransi • Gagal mengontrol 31, 32, 33 3

Jumlah 33

Page 48: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

35

Table 3.2 Blue Print Pola Asuh

3) Skala Tipe Kepribadian Big Five Penulis menggunakan skala untuk

kepribadian Big Five ini dengan skala baku BFI (John & Srivastava, 1999).

Item-item terdiri dari 44 item yang terdiri dari dimensi Extrversion,

Agreeableness, Conscientiousness, Neuroticism, dan Openness yang

menggambarkan ciri-ciri kepribadian seseorang. Dalam penelitian ini penulis

membuat pengukuran dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat Tidak sesuai

(STS), Tidak sesuai TS), sesuai (S), dan Sangat Sesuai (SS).

No Dimensi Indikator No Item Jumlah

1 Authoritarian

• Memaksa mengikuti pendapat otangtua

• Memiliki keinginan agar anak mematuhi

aturannya tanpa syarat

• Tidak mengijinkan anak untuk berbicara

atau mengutarakan perasaan

• Memberikan tekanan agar anak

berperilaku sebagaimana mestinya

• Menuntut agar anak menghargai penuh

posisinya dan kekuasaan sebagai orang

tua

• Menghukum jika anak melanggar aturan

2,16,25

3,26

7

9

12,29

18

3

2

1

1

2

1

2

Authoritative

• Memberikan arahan dengan memberikan

penjelasan yang logis dan disiplin

• Menetapkan harapan dan mengharagi

pendapat dan sudut pandang anak saat

membuat suatu keputusan

• Menetapkan aturan yang tegas dan

disertai penjelasan namun tidak

membatasi anak

8,15, 23, 27

11, 20, 30

4, 5, 22

4

3

3

3

Permissive

Jumlah

• Peran anak dan orangtua sama tidak

dibatasi

• Tidak memiliki aturan yang tegas, jelas

dan konsisten

• Membiarkan anak utuk membuat aturan

sendiri

• Lebih banyak mendengarkan keinginan

anak, tidak merasa bertanggung jawab

dalam memberikan arahan

1, 17

10, 28

6, 13, 19, 24

14, 21

2

2

4

2

30

Page 49: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

36

Table 3.3 Blue Print Big Five Inventory (BFI)

No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1 Extraversion

Penuh kasih sayang, mudah

bergaul, senang berbicara,

menyukai kesenangan, aktif,

bersemangat.

1, 11, 16

26, 36

6, 21, 31 8

2 Agreeableness Berhati lembut, mudah

percaya,dermawan, ramah,

toleran, bersahabat

7, 17, 22, 32,

42

2, 12, 27, 37 9

3 Conscientiousnes Teliti, pekerja keras,

teroraginisir, tepat waktu,

ambisius, gigih

3, 13, 28, 33,

38

8, 18, 23, 43 9

4 Neuroticism Pencemasan, tempramen,

mengasihi diri sendiri, sadar

diri, emosional, rentan

4, 14, 19, 29,

39

9, 24, 34 8

5 Openness to

Experience

Imajinatif, kreatif, orisinil,

inovatif, penasaran, bebas

5, 10, 15, 20,

25, 30, 40, 44

35, 41 10

Jumlah 44

3.4 Uji Validitas

Untuk menguji validitas konstruk alat ukur pada penelitian ini, peneliti

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan bantuan software

Lisrel 8.70. Adapun logika dari CFA yang dikemukakan Umar (dalam Febriana,

2015) adalah sebagai berikut:

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefiniskan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya yang disebut faktor. Sedangkan pengukuran terhadap faktor ini

dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-itemya.

Page 50: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

37

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun tiap subtes

hanya mengukur satu faktor saja. Artinya baik item maupun subtes bersifat

unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia, dapat diestimasi matriks korelasi antar item yang

seharusnya diperoleh jika memang unidimensional. Matriks korelasi ini disebut

sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan matriks dari data empiris, yang

disebut matriks S. Jika teori tersebut benar (unidimensional) maka tidak ada

perbedaa antara matriks ∑ - matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S =

0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan chi-

square. Jika hasil chi-square tidak signifikan (p>0.05), maka hipotesis nihil

tersebut “tidak ditolak” artinya teori unidimensionalitas tersebut dapat diterima.

Sedangkan jika nilai chi-square signifikan (p<0.05), artinya item tersebut

mengukur lebih dari satu faktor atau bersifat multidimensional. Maka perlu

dilakukan modifikasi terhadap model pengukuran dengan cara membebaskan

parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran.

5. Adapun dalam memodifikasi model pengukuran dilakukan dengan cara

membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan pengukuran. Hal ini terjadi

ketika suatu item mengukur selain faktor yang hendak diukur. Setelah beberapa

kesalahan pengukuran dibebaskan untuk saling berkorelasi, maka akan

diperoleh model yang fit, maka model terakhir inilah yang akan digunakan pada

langkah selanjutnya.

Page 51: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

38

6. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan atau

mengukur apa yan hendak diukur, dengan menggunakn t-test. Jika hasil t-test

tidak signifikan (t<1.96) atau koefisien muatan faktornya negatif, maka item

tersebut tidak signifikan dalam mengukur apa yang hendak diukur, sebaiknya

item yang demikian dieliminasi atau didrop.

7. Terakhir, setelah dilakukan langkah-langkah sepertiyang disebutkan di atas dan

mendapatkan item dengan muatan faktor signifikan (t>1.96) dan positif. Maka,

selanjutnya item-item yang signifikan (t>1.96) dan positif tersebut diolah untuk

mendapatkan faktor skornya.

3.4.1 Uji Validitas Adiksi smartphone

Peneliti menguji apakah 33 item dari adiksi smartphone bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur adiksi smartphone. Berdasarkan hasil analisis yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 2150.20,

df= 495, p-value= 0.00000 RMSEA= 0.129. Peneliti kemudian melakukan

beberapa kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

chi-square= 369.62, df= 330, p-value= 0.06548, RMSEA= 0.024. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA <0.05 (signifikan), yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu adiksi smartphone. Selanjutnya adalah melihat apakah item tersebut

signifikan mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan

apakah item tersebut perlu untuk di drop atau tidak. Adapun

Page 52: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

39

koefisien muatan faktor untuk item pengukuran adiksi smartphone seperti pada

tabel 3.4

Tabel 3.4 Faktor Item Adiksi Smartphone

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.33 0.07 5.01 V

2 0.40 0.06 6.40 V

3 0.46 0.07 6.53 V

4 0.40 0.07 5.62 V

5 0.40 0.07 5.63 V

6 0.66 0.06 10.89 V

7 0.55 0.06 8.50 V

8 0.53 0.07 8.12 V

9 0.41 0.07 5.98 V

10 0.67 0.06 10.36 V

11 0.46 0.07 6.72 V

12 0.68 0.06 11.09 V

13 0.65 0.06 10.37 V

14 0.41 0.07 6.02 V

15 0.66 0.06 10.34 V

16 0.61 0.06 9.58 V

17 0.62 0.06 9.66 V

18 0.47 0.07 6.83 V

19 0.33 0.07 4.58 V

20 0.43 0.07 6.60 V

21 0.41 0.06 6.71 V

22 0.51 0.07 7.70 V

23 0.26 0.07 3.66 V

24 0.51 0.07 7.69 V

25 0.33 0.06 5.09 V

26 0.40 0.06 6.20 V

27 0.41 0.07 6.05 V

28 0.08 0.07 1.29 -

Page 53: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

40

29 0.63 0.06 9.88 V

30 0.61 0.07 9.36 V

31 0.53 0.06 8.63 V

32 -0.12 0.06 -1.88 -

33 0.20 0.07 2.83 v

Keterangan: tanda √ = signifikan (t >1.96); X = tidak signifikan

Pada tabel di atas, 2 item dengan t-value di bawah 1.96 (t <1.96) yang tidak

signifikan, sehingga item-item tersebut harus didrop. Maka hanya 31 item yang

dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk Adiksi

smartphone.

3.4.2 Uji Validitas konstruk Pola asuh

Peneliti mengukur apakah 30 item yang terdiri dari 3 dimensi pola asuh yaitu

authoritarian, authoritative dan permissive bersifat unidimensional yang artinya

benar hanya mengukur pola asuh.

3.4.2.1 Uji validitas dimensi Authoritarian

Peneliti menguji apakah 10 item dari dimensi Authoritarian, bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur Authoritarian,. Berdasarkan hasil

analisi CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-

square= 160.56, df= 35, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.133. Peneliti melakukan

beberapa kali modifikasi terhadap model, kesalahan pengukuran pada beberapa

item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan

chi-square= 37.51, df=25, p-value= 0.05163, RMSEA= 0.050. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA < 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

Page 54: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

41

yaitu Authoritarian. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

Authoritarian, seperti pada tabel 3.5

Tabel 3.5 Muatan faktor item Authoritarian

Pada tabel di atas, terlihat tidak ada item dengan t-value dibawah 1.96

(t <1.96). maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam mengestimasi skor

untuk dimensi Authoritarian.

3.4.2.2 Uji validitas dimensi Authoritative

Peneliti menguji apakah 10 item dari dimensi Authoritative bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur Authoritative. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 258.69,

df= 35, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.178. Peneliti melakukan beberapa kali

modifikasi terhadapt model, kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan

berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan chi-square= 29.24,

df= 20 p-value=0.08321, RMSEA=0.048. Nilai chi-square menghasilkan RMSEA

< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.44 0.07 5.96 V

2 0.84 0.06 13.40 V

3 0.16 0.08 2.11 V

4 0.26 0.08 3.50 V

5 0.18 0.07 2.33 V

6 0.60 0.07 8.50 V

7 0.62 0.07 8.98 V

8 0.51 0.07 7.09 V

9 0.70 0.07 10.52 V

10 0.34 0.08 4.38 V

Page 55: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

42

mana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu Authoritative. Adapun koefisien

muatan faktor untuk item pengukuran Authoritative, seperti pada tabel 3.6

Tabel 3.6 Muatan faktor item Authoritative

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.97 0.13 7.44 V

2 0.40 0.08 5.04 V

3 0.34 0.07 4.83 V

4 0.21 0.06 3.45 V

5 0.33 0.07 4.65 V

6 1.08 0.16 6.77 V

7 0.83 0.12 6.66 V

8 0.25 0.06 4.01 V

9 0.34 0.07 4.90 V

10 0.29 0.06 4.47 V

Pada tabel di atas, terlihat tidak ada item dibawah t-value di bawah 1.96

(t <1.96). ). maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam mengestimasi skor

untuk dimensi Authoritative.

3.4.2.3 Uji Validitas dimensi Permissive

Peneliti menguji apakah 10 item dari dimensi Permissive bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur Permissive. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 192.87,

df= 35, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.149. Peneliti melakukan beberapa kali

modifikasi terhadapat model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan chi-

square= 37.01, df= 27 p-value= 0.09482 RMSEA=0.043. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

Page 56: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

43

yaitu Permissive. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

Permissive, seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Muatan faktor item Permissive

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.29 0.08 3.68 V

2 0.54 0.07 7.68 V

3 0.26 0.07 3.61 V

4 0.66 0.08 7.75 V

5 0.52 0.07 7.33 V

6 0.08 0.07 1.06 -

7 0.82 0.08 10.77 V

8 0.30 0.07 4.22 V

9 0.39 0.07 5.45 V

10 -0.02 0.07 -0.24 -

Pada tabel di atas, terdapat 2 item dibawah 1.96 (t <1.96) yang tidak

signifikan, sehingga item-item tersebut harus didrop. Maka hanya 8 item yang

dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk Permissive.

3.4.3 Uji Validitas konstruk Kepribadian Big Five

Peneliti mengukur apakah 44 item yang terdiri dari 5 Kepribadian Big Five dimensi

yaitu Agreebleness, Extraversion, Conscientiousnes, Neuroticism dan Openness to

Experince bersifat unidimensional yang artinya benar hanya mengukur Kepribadian

Big Five.

3.4.3.1 Uji Validitas dimensi Agreebleness

Peneliti menguji apakah 9 item dari dimensi Agreebleness bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur Agreebleness. Berdasarkan hasil analisis CFA yang

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 164.18,

Page 57: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

44

df= 27, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.159. Peneliti melakukan beberapa kali

modifikasi terhadapat model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan chi-

square= 21.05, df= 15 p-value= 0.13518 RMSEA=0.045. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu Agreebleness. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

Agreebleness, seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.8 Muatan faktor item Agreebleness

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.33 0.08 4.36 V

2 0.91 0.11 8.52 V

3 0.27 0.12 2.27 V

4 0.45 0.08 5.71 V

5 0.38 0.08 4.84 V

6 0.09 0.08 1.12 -

7 0.19 0.07 2.65 V

8 0.34 0.08 4.28 V

9 -0.27 0.08 -3.59 -

Pada tabel di atas, terdapat 2 item dengan t-value di bawah 1.96 (t <1.96)

yang tidak signifikan, sehingga item-item tersebut harus didrop. Maka hanya 7 item

yang dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk

Agreebleness.

3.4.3.2 Uji Validitas dimensi Conscientiousnes

Peneliti menguji apakah 9 item dari dimensi Conscientiousnes bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur Conscientiousnes Berdasarkan hasil

Page 58: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

45

analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan

chi-square= 157.52, df= 27, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.155. Peneliti

melakukan beberapa kali modifikasi terhadapat model, kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan chi-square= 25.58, df= 17 p-value= 0.08245 RMSEA=0.050. Nilai chi-

square menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu Conscientiousnes. Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

Conscientiousnes, seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.9 Muatan faktor item Conscientiousnes

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.66 0.08 8.46 V

2 0.51 0.08 6.73 V

3 0.42 0.07 6.03 V

4 -0.07 0.07 -0.96 -

5 0.62 0.08 7.99 V

6 0.81 0.09 8.91 V

7 0.39 0.07 5.66 V

8 0.61 0.07 8.62 V

9 0.47 0.08 6.20 V

Pada tabel di atas, terdapat 1 item dengan t-value di bawah 1.96 (t <1.96)

yang tidak signifikan, sehingga item tersebut harus didrop. Maka hanya 8 item yang

dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk Conscientiousnes.

3.4.3.3 Uji Validitas dimensi Neuroticism

Peneliti menguji apakah 8 item dari dimensi Neuroticism bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur Neuroticism Berdasarkan hasil analisis CFA yang

Page 59: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

46

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 167.28,

df= 20, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.191. Peneliti melakukan beberapa kali

modifikasi terhadapat model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan chi-

square= 15.54, df= 12 p-value= 0.21328 RMSEA=0.038. Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu Neuroticism Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

Neuroticism, seperti pada tabel 3.7

Tabel 3.10 Muatan faktor item Neuroticism

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.10 0.08 1.31 -

2 0.74 0.07 11.28 V

3 0.72 0.07 10.66 V

4 0.45 0.07 6.07 V

5 0.80 0.06 12.44 V

6 0.12 0.08 1.54 -

7 0.20 0.08 2.51 V

8 0.36 0.08 4.66 V

Pada tabel di atas, terdapat 2 item dengan t-value di bawah 1.96 (t <1.96)

yang tidak signifikan, sehingga item-item tersebut harus didrop. Maka hanya 6 item

yang dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk Neuroticism.

3.4.3.4 Uji Validitas dimensi Extraversion

Peneliti menguji apakah 7 item dari dimensi Extraversion bersifat unidimensional,

artinya benar-benar mengukur Extraversion Berdasarkan hasil analisis CFA yang

Page 60: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

47

dilakukan dengan model satu faktor ternyata tidak fit dengan chi-square= 139.01,

df= 14, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.210. Peneliti melakukan beberapa kali

modifikasi terhadapat model, kesalahan pengukuran pada beberapa item

dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan chi-

square= 7.16 , df= 7 p-value= 0.41236 RMSEA=0.011 Nilai chi-square

menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item mengukur satu faktor saja

yaitu extraversion Adapun koefisien muatan faktor untuk item pengukuran

extraversion, seperti pada tabel 3.10

Tabel 3.11 Muatan faktor item Extraversion

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.38 0.08 4.87 V

2 0.74 0.10 7.31 V

3 0.73 0.10 7.05 V

4 0.59 0.09 6.48 V

5 0.25 0.08 2.97 V

6 0.54 0.08 6.50 V

7 0.37 0.07 4.96 V

Pada tabel di atas, terlihat tidak ada item dengan t-value di bbawah 1.96

(t <1.96). maka seluruh item tersebut dapat digunakan dalam mengestimasi skor

untuk dimensi extraversion.

3.4.3.5 Uji Validitas dimensi Openness to Experince

Peneliti menguji apakah 8 item dari dimensi Openness to Experince bersifat

unidimensional, artinya benar-benar mengukur Openness to Experince

Berdasarkan hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor ternyata

Page 61: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

48

tidak fit dengan chi-square= 302.92, df= 35, p-value= 0.00000, RMSEA= 0.195.

Peneliti melakukan beberapa kali modifikasi terhadapat model, kesalahan

pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka

diperoleh model fit dengan chi-square= 30.82, df= 21 p-value= 0.07676

RMSEA=0.048. Nilai chi-square menghasilkan RMSEA< 0.05, yang artinya

model dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima di mana seluruh item

mengukur satu faktor saja yaitu Openness to Experince Adapun koefisien muatan

faktor untuk item pengukuran Openness to Experince, seperti pada tabel 3.

Tabel 3.12 Muatan faktor item Openness to Experince.

ITEM KOEFESIEN STANDAR EROR T-VALUE SIGNIFIKAN

1 0.69 0.07 9.90 V

2 0.46 0.07 6.47 V

3 0.03 0.07 0.46 -

4 0.15 0.07 1.97 V

5 0.83 0.07 12.42 V

6 0.20 0.08 2.55 V

7 0.62 0.08 8.04 V

8 0.50 0.07 7.06 V

9 -0.41 0.07 -5.44 -

10 0.35 0.08 4.66 V

Pada tabel di atas, terdapat 2 item dengan t-value dibawah 1.96 (t <1.96)

yang tidak signifikan, sehingga item-item tersebut harus didrop. Maka hanya 8 item

yang dapat digunakan dalam mengestimasi skor faktor untuk konstruk Openness to

Experince.

Page 62: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

49

3.5 Teknik Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian mengenai Pola Asuh dan tipe kepribadian big

five yang mempengaruhi smartphone addicition, maka peneliti mengolah data yang

didapat dengan menggunakan multiple regression analysis (analisis regresi

berganda). Teknik analisis berganda digunakan untuk menjawab hipotesis nihil

yang terdapat di BAB 2. Dalam penelitian ini, Adiksi smartphone dijadikan sebagai

dependent variable dan untuk Pola Asuh dan Tipe Kepribadian Big Five peneliti

jadikan sebagai independent variable, maka susunan persamaan regresinya adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8+ e

Keterangan:

Y = Smartphone Addicition

a = konstanta/intercept

b=koefisien regresi

X1 = Authoritarian pada Pola Asuh

X2 = Authoritative pada Pola Asuh

X3 = Permissive pada Pola Asuh

X4 = Agreebleness pada tipe kepribadian big five

X5 = Conscientiousness pada tipe kepribadian big five

X6 = Extraversion pada tipe kepribadian big five

X7 = Neuroticism pada tipe kepribadian big five

X8 = Opennes to new experience pada tipe kepribadian big five

e=residu

Page 63: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

50

Melalui analisis regresi berganda in akan diperoleh nilai R2, yaitu koefisien

determinasi yang menunjukan besarnya proporsi (presentase) varians dari DV yang

bisa dijelaskan oleh bervariasinya independent variable secara keseluruhan.

Adapun untuk mendapatkan nilai R2, digunakan rumus sebagai berikut:

R2 =SSreg

SSy

Uji R2 diuji untuk membuktikan apakah penambahan varians dari

independent variable satu persatu signifkan atau tidak penambahannya. Untuk

membuktikan apakah regresi X pada Y signifikan atau tidak, maka dapat diuji

dengan menggunkan uji F, untuk membuktikan hal tersebut digunakan rumus

sebagai berikut:

F = R2/k /(1-R2)/(N-k-1)

Keterangan:

R2 = proporsi varians

K = jumlah independent variable

Page 64: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi umum subjek penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah siswa-siswi di SMP X. dengan total sampel sebanyak 203

orang yang terdiri dari kelas 7, 8 dan 9 dengan rentang umur 11-15 tahun.

Tabel 4.1 Deskripsi hasil penelitian berdasarkan data demografi

Demografi Jumlah (N) Presentase (%)

Jenis Kelamin Laki-Laki

Perempuan

109

94

53.7%

46.3%

Umur 11 Tahun

12 Tahun

13 Tahun

14 Tahun

15 Tahun

2

79

43

74

5

1.0%

38.9%

21.2%

36.5%

2.5%

Tempat Tinggal

Tinggal bersama

ayah

Tinggal bersama ibu

Tinggal bersama

Orangtua

1

18

184

0.5%

8.9%

90.6%

Status Ayah

Status Ibu

Masih Hidup

Sudah Meninggal

Masih Hidup

Sudah Meninggal

189

14

200

3

93.1%

6.9%

98.5%

1.5%

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa responden pada penelitian ini yang berjenis

kelamin laki-laki berjumlah 109 orang dengan presentase 53.7%, dan responden berjenis

kelamin perempuan terdapat 94 orang dengan presentase 46.3%. Selanjutnya, dapat

diketahui umur dari responden yaitu pada umur 11 tahun berjumlah 2 orang dengan

presentasi 1.0%, 12 tahun berjumlah 79 orang dengan presentase 38.9%, berumur 13 tahun

berjumlah 43 orang dengan presentase 21.2%, berumur 14 tahun berjumlah 74 orang

dengan presentase 36.5%, dan yang berumur 15 tahun berjumlah 5 orang dengan presentase

2.5%.

Berikutnya, dijelaskan gambaran tempat tinggal berdasarkan dengan siapa mereka tinggal.

Hanya tinggal bersama ayah terdapat 1 orang dengan presentase 0.5%, Hanya tinggal

Page 65: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

bersama ibu terdapat 18 orang dengan presentase 8.9%, dan tinggal bersama orangtua

lengkap terdapat 184 orang dengan presentase 90.6%.

Berikutnya, dijelaskan gambaran berdasarkan status ayah. Untuk yang memiliki

ayah masih hidup terdapat 189 orang dengan presentase 93.1% . Untuk yang memiliki ayah

sudah meninggal terdapat 14 orang dengan presentase 6.9%.

Berikutnya, dijelaskan gambaran berdasarkan status ibu Untuk yang memiliki ibu

masih hidup terdapat 200 orang dengan presentase 98.5% . Untuk yang memiliki ibu sudah

meninggal terdapat 3 orang dengan presentase 1.5%.

4.2 Analisis Deskriptif

Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis melakukan analisis deskriptif. Analisis deskriptif

tersebut bertujuan untuk menganalisis sejumlah data yang dikumpulkan dalam penelitian

guna memperoleh gambaran mengenai suatu variable. Dalam hasil analisis deskriptif ini

akan disajikan sebuah tabel yang terdiri atas nilai maksimum, minimum, mena, dan standar

deviasi. Gambaran hasil analisis deksriptif ini dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut

Tabel 4.2 Deskripsi statistic

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Adiksi

Smartphone

203 27 77 50.00 9.470

Authoritarian 203 33 75 50.00 8.971

Authoritative 203 20 74 50.00 8.739

Permissive 203 28 73 50.00 8.292

Agreebleness 203 26 70 50.00 8.101

Conscientiousness 203 30 76 50.00 8.830

Extraversion 203 26 70 50.00 8.638

Neuroticism 203 29 72 50.00 8.904

Openess to new

experience

203 29 75 50.00 8.719

Valid N (listwise) 203

Berdasarkan tabel 4.2, terdapat penjelasan mengenai gambaran umum deskripsi

statistic dari variabel-variabel yang diteliti dengan indeks yang dijadikan acuan dalam

Page 66: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

perhitungan ini adalah skor mean, standar deviasi (SD), maksimum dan minimum tiap

variabel penelitian.

Dependen variabel yaitu Adiksi smartphone memiliki nilai minimum 27, nilai

maksimum 77 dan SD= 9.47, variabel Authoritarian memiliki nilai minimum 33, nilai

maksimum 75 dan SD = 8.97, variabel Authoritativememiliki nilai minimum 20, nilai

maksimum 74 dan SD = 8.73, variabel Permissive memiliki nilai minimum 28, nilai

maksimum 73, dan SD = 8.29, variabel Agreebelness memiliki nilai minimum 26, nilai

maksimum 70, dan SD = 8.10, variabel Contiousness memiliki nilai minimum 30, nilai

maksimum 76 dan SD = 8.83, variabel Extraversion memiliki nilai minimum 26 nilai

maksimum 70 dan SD = 8.63, variabel Neurotism memiliki nilai minimum 29 nilai

maksimum 72 dan SD = 8.90. variabel Openess to New Experience memiliki nilai

minimum 29 nilai maksimum 75 dan SD = 8.71.

4.3 Kategorisasi Partisipan Penelitian

Setelah melakukan deksripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian, maka hal

yang perlu dilakukan adalah pengkategoriasian terhadap data penelitian. Kategorisasi

variabel bertujuan untuk menempatkan responden penelitian ke dalam kelompok-

kelompok terpisah secara berjenjang menurut suatu kontimum berdasarkan atribut yang

diukur. Untuk mengelompokkan responden ke dalam jenjang tersebut, ditetapkan norma

dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score seperti pada tabel dibawah

Tabel 4.3 Norma skor

Kategorisasi Norma

Tinggi

Sedang

Rendah

X > Mean + 1 Standart Deviasi

X -1 Standart Deviasi ≤ X ≤ Mean + 1

Standart deviasi

X < Mean -1 Standart Deviasi

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan selanjutnya akan dijelaskan

perolehan nilai presentase kategorisasi untuk Authoritative,Authoritarian, Permissive,

Extraversion, Agreeableness, Conscientiousness, Neurotism, Openness to experience pada

tabel 4.4 berikut

Page 67: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Tabel 4.4 Kategorisasi partisipan penelitian

Variabel Frekuensi(%)

Rendah Sedang Tinggi

Adiksi Smartphone 13.3% 74.4% 12.3%

Authoritative 10.8% 75.9% 13.3%

Authoritarian 13.8% 72.4% 13.8%

Permissive 9.4% 77.8% 12.8%

Extraversion 12.8% 75.4% 11.8%

Agreeableness 8.9% 78.3% 12.8%

Conscientiousness 15.8% 73.9% 10.3%

Neuroticism 15.3% 70.9% 13.8%

Opennes to Experience 6.9% 79.3% 13.8%

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa seluruh variabel pada umumnya berada

pada kategori sedang, namun jika dilihat antara yang tinggi dan rendah,, kategori adiksi

smartphone cenderung lebih rendah (13.3%). Selanjutnya kategori authoritative cenderung

lebih tinggi (13.3%). Kategori authoritarian berimbang antara hasil rendah dan tinggi

(13,8%). Kategori permissive cenderung lebih rendah (9.4%). Kategori extraversion

cenderung lebih rendah (12.8%). Kategori agreeableness cenderung lebih tiggi (12.8%).

Kategori conscientiousness cenderung lebih rendah (15.8%). Kategori neuroticism

cenderung lebih rendah (15.3%). Sedangkan kategori opennes to experience cenderung

lebih tinggi (13.8%).

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

4.4.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahap ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan

menggunakan software SPSS 21. Seperti yang telah disebutkan pada BAB 3, dalam regresi

ada tiga hal yang dilihat yaitu melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa persen

(%) varians dependent variable dan melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari

masing-masing independent variable.

Page 68: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Tabel 4.5 Tabel R Square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .499a .249 .219 8.371

Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa perolehan R-square sebesar 0.249 atau 24.9%

artinya, proporsi varians dari adiksi smartphone yang dijelaskan oleh pola asuh

(authoritarian, authoritative,permissive ) dan tipe kepribadian big five (extraversion,

agreeableness, conscientiousness, neuroticism dan opennes to experience adalah sebesar

24.9%, sedangkan 75,1% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua peneliti menganalisis pengaruh dari keseluruhan independent

variabel terhadap adiksi smartphone. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Tabel Anova

Model Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

1

Regression 4519.274 8 564.909 8.061 .000b

Residual 13595.575 194 70.080

Total 18114.849 202

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat pada kolom Sig bahwa (Sig < 0.05), maka

hipotesis nihil menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari authoritative,

authoritarian, permissive, extraversion, agreebleness, conscientiousness, neuroticism dan

opennes to experience terhadap adiksi smartphone ditolak, artinya terdapat pengaruh yang

signifikan dari authoritative, authoritarian, permissive, extraversion, agreebleness,

conscientiousness, neuroticism dan opennes to experience terhadap adiksi smartphone

pada remaja.

Langkah selanjutnya peneliti melihat signifikansi koefisien regresi pada setiap

variabel pada kolom signifikan. Jika signifikansi < 0.05 maka koefisien regresi berpengaruh

Page 69: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

secara signifikan terhadap Adiksi smartphone. Adapun tabel koefisien regresi dari setiap

independent variable terhadap dependent variable ditampilkan pada tabel berikut

Tabel 4.7 Tabel koefisien regresi variabel

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 18.011 8.612 2.091 .038

authoritarian .287 .067 .271 4.249 .000

authoritative .054 .071 .050 .769 .443

permissive .238 .076 .208 3.127 .002

agreebleness -.011 .086 -.009 -.126 .900

conscientiousne

ss

-.089 .075 -.083 -1.189 .236

extraversion -.088 .081 -.081 -1.097 .274

Neuroticism .258 .074 .243 3.502 .001

openness to new

experience

-.009 .081 -.008 -.108 .914

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dipaparkan persamaan regresi sebagai berikut:

Adiksi smartphone = 18.001 + 0.287 Authoritarian* + 0.054 Authoritative + 0.238

Permissive* - 0.011 Agreebleness - 0.089 Conscientiousness - 0.088 Extraversion + 0.258

Neuroticism* – 0.009 Opennes to Experience.

Keterangan: Signifikan (*)

Pada tabel 4.7 terdapat 1 koefisien regresi yang signifikan, yaitu . authoritarian,

permissive dan neuroticism. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak

signifikan. Penjelasan dari nilai yang diperoleh pada masing-masing independent variabel

adalah sebagai berikut:

1. Variabel Authoritarian

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.287 dengan signifikansi 0.000 (sig <

0.05). Dengan demikian, authoritarian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

adiksi smartphone. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukan arah hubungan

yang positif antara authoritarian dan adiksi smartphone. Dari arah hubungan

Page 70: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

tersebut dapat diartikan jika skor authoritarian semakin tinggi maka semakin tinggi

pula tingkat adiksi smartphone.

2. Variabel Authoritative

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.054 dengan signifikansi 0.443 (sig >

0.05). Dengan demikian, authoritative memiliki pengaruh terhadap adiksi

smartphone, namun tidak signifikan.

3. Variabel Permissive

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.238 dengan signifikansi 0.002 (sig <

0.05). Dengan demikian, permissive memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

adiksi smartphone. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukan arah hubungan

yang positif antara permissive dan adiksi smartphone. Dari arah hubungan tersebut

dapat diartikan jika skor permissive semakin tinggi maka semakin tinggi pula

tingkat adiksi smartphone.

4. Variabel Agreebleness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.011 dengan signifikansi 0.900 (sig >

0.05). Dengan demikian, agreebleness memiliki pengaruh terhadap adiksi

smartphone, namun, tidak signifikan.

5. Variabel Conscientiousness

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.089 dengan signifikansi 0.236 (sig >

0.05). Dengan demikian, conscientiousness memiliki pengaruh terhadap adiksi

smartphone, namun tidak signifikan.

6. Variabel Extraversion

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.088 dengan signifikansi 0.274 (sig >

0.05). Dengan demikian, extraversion memiliki pengaruh terhadap adiksi

smartphone, namun tidak signifikan.

7. Variabel Neuroticism

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.258 dengan signifikansi 0.001 (sig <

0.05). Dengan demikian, neuroticism memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

Page 71: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

adiksi smartphone. Nilai koefisien regresi yang positif menunjukan arah hubungan

yang positif antara neuroticism dan adiksi smartphone. Dari arah hubungan tersebut

dapat diartikan jika skor neuroticism semakin tinggi maka semakin tinggi pula

tingkat adiksi smartphone.

8. Variabel Openness to new Experience

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar – 0.009 dengan signifikansi 0.914 (sig >

0.05). Dengan demikian, openness to new experience memiliki pengaruh terhadap

adiksi smartphone, namun tidak signifikan.

4.4.2 Pengujian proporsi varians masing-masing independent variable

Peneliti ingin mengetahui bagaimana proporsi varian dari masing-masing independent

variable terhadap kepercayaan diri. Besarnya proporsi varian pada kepercayaan diri dapat

dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.8 Proporsi varians variabel setiap independent variable

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .313a .098 .093 9.018 .098 21.766 1 201 .000 *

2 .329b .108 .100 8.986 .011 2.416 1 200 .122

3 .392c .154 .141 8.777 .045 10.631 1 199 .001 *

4 .398d .159 .142 8.774 .005 1.151 1 198 .285

5 .427e .183 .162 8.670 .024 5.768 1 197 .017 *

6 .447f .200 .175 8.601 .017 4.179 1 196 .042 *

7 .499g .249 .222 8.350 .050 12.951 1 195 .000 *

8 .499h .249 .219 8.371 .000 .012 1 194 .914

Keterangan: Signifikan (*)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Variabel Authoritarian memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.098 atau

9.8% dengan nilai sig F change = 0.000

2. Variabel Authoritative memberikan sumbangan yang tidak signifikan sebesar 0.011

atau 1,1% dengan nilai sig F change = 0.122

Page 72: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

3. Variabel Permissive memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.045 atau 4,5%

dengan nilai sig F change = 0.001

4. Variabel Agreebleness memberikan sumbangan yang tidak signifikan sebesar 0.005

atau 0,5% dengan nilai sig F change = 0.285

5. Variabel Conscientiousness memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.024 atau

2,4% dengan nilai sig F change = 0.017

6. Variabel Extraversion memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.017 atau 1,7%

dengan nilai sig F change = 0.042

7. Variabel Neuroticism memberikan sumbangan yang signifikan sebesar 0.050 atau 5%

dengan nilai sig F change = 0.000

8. Variabel Openness to new experience memberikan sumbangan yang tidak signifikan

sebesar 0.000 atau 0% dengan nilai sig F change = 0.914

Berdasarkan tabel diatas terdapat lima independent variable yang signifikan memberikan

sumbangan terhadap adiksi smartphone yaitu variable authoritarian sebesar 9.8%,

variable permissive sebesar 4,5% , variable conscientiousness sebesar 2,4%, variable

extraversion sebesar 1,7% dan neuroticism sebesar 5%. Sedangkan variable authoritative

, agreeableness dan openness to new experience tidak memberikan sumbangan yang

signifikan terhadap adiksi smartphone.

Page 73: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

51

Page 74: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

62

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab 4, maka kesimpulan

yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

Pertama, terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel authoritative, au-

thoritarian, permissive, extraversion, agreebleness, conscientiousness, neuroticism

dan opennes to experience terhadap adiksi smartphone siswa siswi SMP X.

Kedua, hasil uji koefisien regresi masing-masing independent variable

menunjukkan dari delapan variabel yaitu authoritative, authoritarian, permissive,

extraversion, agreebleness, conscientiousness, neuroticism dan opennes to experi-

ence terdapat tiga variabel yang signifikan mempengaruhi adiksi smartphone siswa

siswi SMP X. Variabel yang dinyatakan signifikan mempengaruhi adiksi

smartphone pada siswa siswi SMP adalah authoritarian, permissive, neuroticism.

Ketiga, berdasarkan table R-Square bahwa ketiga variabel menyumbang

24.9% sementara 75.1% dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian ini.

5.2 Diskusi

Dari hasil penelitian yang dijelaskan pada bab 4, peneliti mencoba untuk

memaparkan penjelasannya secara berurut pengaruh dari masing-masing independ-

ent variable (IV) terhadap adiksi smartphone.

Page 75: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

63

Pertama adalah variabel pola asuh, dari hasil penelitian didapatkan bahwa

berdasarkan koefisien regresi, dua dari tiga variable pada pola asuh yaitu authori-

tarian dan permissive berpengaruh signifikan terhadap adiksi smartphone,

sedangkan variable authoritative tidak berpengaruh signifikan terhadap adiksi

smartphone. Artinya, dapat dijelaskan bahwa variabel yang memiliki nilai positif,

yaitu authoritarian dan permissive memiliki pengaruh signifikan terhadap adiksi

smartphone. Sedangkan authoritative tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap adiksi smartphone.

Variabel authoritarian. Variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap

adiksi smartphone. Artinya, jika seseorang memiliki pola asuh authoritarian yang

paling dominan maka orang tersebut semakin tinggi pula adiksi smartphonenya dan

sebaliknya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Kwon dkk (2017) yang mengindikasikan bahwa ada pengaruh yang

signifikan pola asuh authoritarian dengan tingginya level pada permasalahan adiksi

smartphone. Masih dikutip dari sumber yang sama, pola asuh authoritarian yang

mana orang tua cenderung untuk keras dan memaksa kehendak kepada anak

berpengaruh secara signifikan terhadap adiksi smartphone. Hal ini dikarenakan

anak dengan jenis pola asuh authoritarian menjadikan smartphone sebagai media

pelarian untuk melepaskan diri dari sikap otoriter orang tua, dimana ketika anak

mengakses smartphone ia dapat mengeksplorasi dirinya secara bebas.

Variabel authoritative. Variabel ini berpengaruh secara tidak signifikan

terhadap adiksi smartphone. Artinya, jika seseorang memiliki pola asuh authorita-

tive yang paling dominan, maka semakin rendah pula adiksi smartphone. Penelitian

Page 76: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

64

ini sejalan dengan pernyataan Golmohammadian dkk., (2010), hal ini terjadi karena

anak dengan jenis pola asuh authoritative membuat anak menjadi lebih mau

menerima pengaruh orangtua dikarenakan orangtua tidak memaksakan keinginan

mereka kepada anaknya tetapi justu memberikan mereka alasan dan penjelasan

untuk mengadopsi perilaku dan nilai-nilai tertentu dari orang tua mereka.

Variabel permissive. Variabel ini berpengaruh secara signifikan terhadap

adiksi smartphone. Artinya, jika seseorang memiliki pola asuh permissive yang

paling dominan maka orang tersebut semakin tinggi pula smartphone addicition

dan sebaliknya. Penelitian ini sejalan dengan pernyataan Baumrind (dalam Yusuf,

2009) menurutnya orang tua permissive memiiki sikap acceptance (penerimaan)

tinggi, namun control rendah dan memberi kebebasan kepada anak untuk

menyatakan dorongan atau keinginannya.

Kemudian, selanjutnya penulis akan membahas variabel tipe kepribadian

big five yaitu variabel extraversion. Variabel ini tidak berpengaruh secara signif-

ikan terhadap adiksi smartphone. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan

(Friedman & Schustack,2008) bahwa individu yang memiliki kepribadian

extraversion yang tinggi maka ia cenderung energik, antusias, dominan, ramah,

komunikatif penuh kasih sayang, ceria, senang berbicara, senang berkumpul dan

menyenangkan. Sebaliknya mereka yang memiliki kepribadian extraversion yang

rendah biasanya cenderung pemalu, tidak pencaya diri, pasif dan tidak mempunyai

cukup kemampuan untuk mengekspresikan emosi yang kuat. Menurut Kim (2015)

timenemukan bahwa extraversion berpengaruh negatif untuk adiksi smartphone.

Page 77: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

65

Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian ini bahwa extraversion ber-

pengaruh positif terhadap adiksi smartphone karena individu yang memiliki

kepribadian extraversion yang tinggi maka ia cenderung energik, antusias,

dominan, ramah, komunikatif penuh kasih sayang, ceria, senang berbicara, senang

berkumpul dan menyenangkan yang bisa mengurangi perilaku adiksi smartphone.

Jadi bisa disimpulkan siswa yang memiliki kepribadian extraversion yang tinggi

maka dapat mengurangi adiksi smartphone.

Variabel agreeableness. Variabel penelitian ini tidak signifikan dengan tipe

kepribadian agreeableness terhadap adiksi smartphone. Hasil ini tidak sesuai

dengan penelitian Manolis (2015), bahwa individu dengan kepribadian

agreeableness rendah cenderung anti sosial serta menyalahgunakan smartphone na-

mun dalam penelitian ini variabel agreebleness tidak signifikan diduga bahwa siswa

masih remaja yang sedang dalam masa transisi untuk membentuk kepribadian

agreebleness, dapat disimpulkan bahwa siswa masih belum matang untuk

membedakan antara orang-orang yang berhati lembut dengan orang orang yang ke-

jam jadi dapat disimpulkan bahwa siswa masih belum matang untuk menentukan

perilaku ramah, kooperatif, mudah percaya, dan hangat maka variabel ini tidak

dapat digunakan untuk mengurangi adiksi smartphone.

Variabel conscientiousness. variabel penelitian ini tidak signifikan terhadap

adiksi smartphone. Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya

menurut Kim, dkk (2015) bahwa conscientiousness tidak berhubungan dengan

penggunaan smartphone. penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan (Pervin,

dkk., 2010) bahwa Individu yang memiliki kepribadian conscientiousness yang

Page 78: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

66

tinggi maka ia memiliki karakteristik yang terorganisir, dapat diandalkan, pekerja

keras, penuh pertimbangan, dan disiplin. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa/

remaja yang memiliki kepribadian concientiousness yang tinggi ia memiliki ke-

mampuan dalam mengorganisir dan penuh pertimbangan untuk membuat dirinya

mampu mengontrol dalam penggunaan smartphone. Dengan karakteristik

kepribadian seperti itu individu dapat mengontrol penggunaan adiksi smartphone.

Variabel neuroticism. variabel penelitian ini signifikan terhadap adiksi

smartphone. Penelitian ini sesuai dengan pernyataan (Costa & McCrae, 1992) da-

lam Pervin, Cervone & John, 2005) bahwa Individu yang memiliki neuroticism

yang tinggi cenderung gugup, sensitive, tegang, dan mudah cemas. individu yang

memiliki kepribadian neuroticism memiliki karakteristik penuh kecemasan,

temperamental, mengasihani diri sendiri, emosional, dan rentan terhadap gangguan

yang berhubungan dengan stres. hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebe-

lumnya menurut Ehrenberg (2008) bahwa individu yang memiliki kepribadian

neurotik menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengirim pesan teks dan

melaporkan kecenderungan kecanduan ponsel yang lebih kuat. dapat disimpulkan

bahwa siswa yang bisa mengontrol tingkat kecendrungan adiksi smartphone ia bisa

memiliki kontrol diri terhadap kepribadian neuroticism sehingga siswa dapat men-

gurangi tingkat kecendrungan terhadap adiksi smartphone.

Variable yang terakhir yaitu openness. variabel ini tidak berpengaruh sig-

nifikan terhadap adiksi smartphone. Penelitian ini tidak seseuai dengan pernyataan

(Lee, Tam, & Chie, 2013) bahwa Tipe kepribadian keterbukaan (openness) adalah

individu yang memiliki keingintahuan yang tinggi, senang berdiskusi, dan dimintai

Page 79: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

67

pendapat dengan orang lain. Kepribadian openness cenderung berinteraksi secara

langsung, dan tidak mengherankan jika tidak begitu fokus terhadap smartphone.

Maka dapat diduga bahwa siswa masih masa remaja dimana siswa masih dalam

masa transisi yang masih belum matang dan masih dibimbing untuk membentuk

kepribadian opennes dimana individu masih belajar untuk memiliki keingintahuan

yang tinggi, senang utuk berdiskusi, dan dimintai pendapat dengan orang lain maka

variabel ini tidak signifikan untuk mengurangi kecenderungan tingkat adiksi

smartphone.

5.3 Saran

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh

karena itu penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis dan saran

praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian lain

yang akan meneliti dependen variabel yang sama.

5.3.1 Saran Teoritis

1. Variasi dari 8 dimensi independent yang ada dalam penelitian ini hanya mem-

berikan sumbangan sebesar 0.249 atau 24.9% sedangkan 75,1% sisanya di-

pengaruhi variabel lain diluar penelitian ini. Penulis menyarankan agar

penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan variabel-variabel lain yang

terkait dengan adiksi seperti: social anxiety, locus of control, impulsivity dan

sensation seeking.

2. Peneliti yang ingin meneliti variabel yang sama hendaknya lebih cermat dalam

melakukan uji validitas konten sebelum item diuji konstuknya sehingga tidak

mengalami kekurangan item atau penghapusan dimensi dan indikator alat ukur

Page 80: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

68

yang mungkin disebabkan kesalahan responden dalam melakukan uji

keterbacaan.

5.3.2 Saran Praktis

1. Pola asuh authoritarian dan permissive berpengaruh secara positif terhadap

adiksi smartphone. Oleh karena itu untuk mengurangi adiksi smartphone pada

anak, maka sebaiknya dihindari pola asuh authoritarian dan permissive.

Artinya orang tua, guru-guru serta pihak sekolah disarankan menggunakan

pendekatan pola asuh authoritative.

2. Orangtua hendaknya lebih meningkatkan pemahaman tentang pengasuhan

anak, misalnya dengan mengikuti kelas-kelas parenting. Selain itu, disarankan

bagi orang tua, guru-guru serta pihak sekolah dapat melakukan kontrol yang

suportif, menciptakan komunikasi yang terbuka dengan anak, dan memahami

penggunaan smartphone pada anak. Dengan bimbingan dan pantauan yang

cukup dari orang tua, diharapkan remaja dapat memiliki kesadaran dan

tanggung jawab untuk menggunakan smartphone dengan bijak.

3. Khusus bagi siswa-siswi yang memiliki tingkat neuroticism yang tinggi, maka

dapat digunakan cara lain untuk mengurangi neuroticism tersebut selain

menggunakan smartphone secara berlebihan. Misalnya dengan mengikuti kur-

sus, aktif berorganisasi untuk mengembangkan soft skill, ataupun mengajak

keluarga melakukan kegiatan bersama yang dapat mempererat kelekatan emo-

sional diantara anggota keluarga.

Page 81: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

69

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yusuf. (2009). Guru dan pembelajaran bermutu. Bandung: Rizqi Press.

Alia, (2015). Viva #1newstainment, Survei: 50 Persen Bocah Zaman Sekarang

Kecanduan Gadget.

Alwisol.(2005)Psikologi Kepribadian; edisirevisi.Malang.UMM Press.

Al-ayouby, M. Hafiz (2017). Dampak penggunaan gadget anak usia dini (Studi di

PAUD dan TK.Handayani Bandar Lampung). Skripsi. Bandar lampung:

Universitas Lampung.

Asra, K.Y(2008) Psikologi Kepribadian 1: Panduan Untuk Mata Kuliah

Psikologi Kepribadian 1. Pekanbaru: Fakultas Psikologi UIN Suska.

Andreassen, C. S., Pallesen, S., & Griffiths, M. D. (2017). The relationship

between addictive use of social media, narcissism, and self-esteem:

Findings from a large national survey. Addictive Behaviors, 64, 287–293.

Adalbjarnardottir, S. & Hafsteinsson, L.G. (2001). Adolescents‟ perceived

parenting style and their substance use: concurrent and longitudinal

analyses. Journal of Research on Adolescence, 11: 401-23.

Amichai, Y & Hamburger. (2005). Personality and the internet. The social net:

Human Behavior in Cyberspace, 27-55.

ANTARA News, (2014). “Pengguna Internet di Indonesia Terus Meningkat.” dari

http://www.antaranews.com/ Diakses pada tanggal 1 februari 2014

Armstrong, L., Phillips, J.G., Sailing, L.L. (2000). Potential determinants of

heavier internet usage. International Journal of Human Computer

Studies, 53, 537-50.

Aslanbay, M. (2006). A compulsive consumption: Internet use addiction

tendency. The case of Turkish high school student.

Aunola, K., Stattin, H & Nurmi, J.E. (2000). Parenting styles and adolescents‟

achievement strategies. Journal of Adolescence, 23, 205-222.

Ajizah, Siti (2013). Hubungan Kecanduan Game Online terhadap Prestasi

Akademik Mahasiswa di Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Skripsi.

Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Sarjana Reguler Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia.

Page 82: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

70

Baumrind, D. (1966). Effects of authoritative parental control on child behavior.

Child Development, 37(4), 887-907.

Baumrind, D. (1991). The influence of parenting style on adolescent competence

and substance use. The journal of Early Adolescence, 11, 56-95.

Baumrind, D. (1971). Current patterns of parental authority. Developmental

Psychology Monograph, 4, 1–103.

Baumrind, D. (2005). Patterns of parental authority and adolescent autonomy.

New Directions for Child and Adolescent Development, no. 108.

Beard, K.W & Wolf, E.M. (2001). Modification in the proposed diagnostic

criteria for internet addiction. CyberPsychology & Behavior, 4(3), 377-

383.

Beranuy M., Oberst, U., Carbonell, Chamarro, A. (2009). Problematic internet

and mobile phone use and clinical symptoms in college students:

Bian, M. W., & Leung, L. (2014). Smartphone addiction: Linking loneliness,

shyness, symptoms and patterns of use to social capital. Media Asia,

14(2), 159-176

Bianchi A & Phillips JG. (2005). Psychological predictors of problem mobile

phone use. Journal of Cyberpsychological Behaviour, 8, 39–51

Biantoro, Bramy. 2014 “Benarkah Tingkat Kecanduan Smartphone Mahasiswa

Sudah Parah” https://www.merdeka.com/teknologi/benarkah-tingkat-

kecanduan-smartphone-mahasiswa-sudah-parah.html diakses 30 agustus

2014 pukul 14.00

Buri, J. R. (1991). Parental authority questionnaire. Journal of Personality

Assessment, 57(1), 110-119.

Celik, S & Basal, A (2012). Predictive Role of Personality Traits on Internet

Addiction. Journal of Distance Education, 13(4), 10-24.

Ceyhan, A.A. (2011). University students‟ Problematic Internet use and

communication skills according to the internet use purposes. Educational

Sciences:Theory and Practice, 11(1), 69-77.

Chiu, S. I. (2014). The relationship between life stress and smartphone addiction

on Taiwanese university student: A mediation model of learning self-

efficacy and social self-efficacy. Computers in Human Behavior, 34, 49–

57. Chou C, Condron L & Belland, J.C. (2005). A review of the research on internet

addiction. Educational Psychology Review, 17 (4), 363-389.

Page 83: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

71

Costa, P. T., Jr., dan McCrae, R. R. 1992. Revised NEO Personality Inventory

(NEO-PI-R) and NEO Five-Factor (NEO-FFI) Inventory Professional

Manual. Odessa, FL: PAR

Dailymail.uk. (2014). Parents who are controlling and overly demanding are more

likely to have internet-addicted children.

http://www.dailymail.co.uk/news/article-2541605/Parents-controlling-

overly-demanding-likely-raise-internet-addicted-children-researchers-

say.html diakses pada tanggal 5 februari 2014

Daeng, Intan. N.N Mewengkang Edmon R Kalesaran. (2017) Penggunaan

smartphone dalam menunjang aktivitas perkuliahan oleh mahasiswa

fispol unsrat manado. e-journal “Acta Diurna” Volume: VI, 1.

Darling, N (1999). Parenting style and its correlats. EDO-PS-99-3. Diunduh

tanggal 28 Januari 2014 dari

http://ecap.crc.illinois.edu/ecearchive/digests/1999/darlin99.pdf

Dini, Au (2018). “Pengaruh Penggunaan Gadget Pada Tumbuh Kembang Anak

UsiaDini.”file:///C:/Users/Darmawan/Downloads/PENGARUH%20PEN

GGUNAAN%20GADGET%20PADA%20TUMBUH%20KEMBANG%

20ANAK.pdf

Ehrenberg, A. S. Juckes, K. M. White and S. P. Walsh (2008) Personality and

self-esteem as predictors of young people’s technology use.

CyberPsychology and Behavior 11 6, 739- 741.

Feist, J & Feist G.J. (2006). Theories of personality. New York: McGraw-Hill

Companies.

Frangos, C.C, Frangos C.C & Kiohos, A.P. (2010). Internet addiction among

greek university students: Demographic Associations with the

Phenomenon, using the Greek version of Young‟s internet addiction test.

Journal of Economic Sciences and Applied Research 3(1), 49-74

Friedman H.S & Schustack, M.W. (2008). Kepribadian: teori klasik dan riset

modern. Jakarta: Erlangga.

Griffiths, M.D. (1998). Internet addiction: Does it really exist?. Psychology and

the internet: intrapersonal, interpersonal and transpersonal applications

(61-75). New York: Academic Press.

Gary B, S., Thomas J, C., & Misty E, V. (2007). Discovering Computers :

Fundamentals, 3thed. (Terjemahan). Jakarta: Salemba Infotek

Page 84: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

72

Goldberg, L. R. (1990). An alternative "description of personality": The Big-Five

factor structure. Journal of Personality and Social Psychology, 59, 1216-

1229. DOI: 10.1037//0022-3514.59.6.1216

Goldberg, L. R. (1992). The development of marker scales for the Big-Five factor

structure. Psychological Assessment, 4, 26-42. DOI: 10.1037/1040-

3590.4.1.26

Heriyanto, T. 2014. “Indonesia Masuk 5 Besar Negara Pengguna Smartphone.”

http://inet.detik.com/read/2014/02/03/11002/2485920/31/indonesia-

masuk-5-besar-negara-pengguna-smartphone, diakses 15 agustus 2015

pukul 17.10

Jeko, (2015) “Makin Banyak Remaja di Asia yang Kecanduan

Smartphone”https://www.liputan6.com/tekno/read/2329307/makin-

banyak-remaja-di-asia-yang-kecanduan-smartphone diakses 1 oktober

2015 pukul 8.33

John, O.P., & Srivastava, S. (1999). The Big Five trait taxonomy: History,

measurement, and theoritical perspective. Dalam Pervin, L.A., & John,

Keepers, G. A. (1990). Pathological Preoccupation with Video Games. Journal of

the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 29, 49-50.

http://dx.doi.org/10.1097/00004583-199001000-00009

Kheng Tan, W., Yi Yang, C. (2012). Personality trait predictors of usage of

internet services. International Conference on Economics, Bussiness

Innovation, 38, 185-189.

Kim, A.H. (2008). Korean parents‟ and adolescents‟ report of parenting style: A

developmental study. Dissertation. University of Meryland. (disertasi)

Kim, S & Kim, R. (2002). A study of internet addiction: status, causes and

remedies. Journal of Korean Home Economics Association English

Edition, 3(1), 1-20. Diakses dari

http://www.khea.or.kr/InternationalJournal/2002/1.PDF

Ko, C.H, Yen, J.Y, Chen, S.H, Yang M.J, Lin H.C, Yen, C.F. (2009). Proposed

diagnostic criteria and the screening and diagnosing tool of Internet

addiction in college students. Comprehensive Psychiatry, 5(4), 378-384.

Kraut, P., Patterson, M., Lundmark, V., Kiesler, S., Mukopadhyay, T., Scherlis,

W. (1998). Internet paradox: A social technology that reduces social

involvement and psychological well-being. American Psychologist, 53,

65-77.

Kraut, R., Kiesler, S., Boneva, B., Cummings, J.N., Helgeson, V., Crawford, A.M.

(2002). Internet paradox revisited. Journal of Social Issues, 58, 49- 74.

Page 85: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

73

Kurniawan, A., & Cahyanti, I. Y. (2013). Hubungan antara academic stress

dengan smartphone addiction pada mahasiswa pengguna smartphone.

Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, 1(1), 16-21.

Kwon M, Lee JY, Won WY, Park JW, Min JA, et al. (2013) Development and

validation of a smartphone addiction scale (SAS). PLoS One 8: e56936.

Larsen, R.J & Buss D,M. (2008). Personality psychology. New York: McGraw-

Hill Companies.

Lemmens, J.S., Valkenburg, P.M., Peter, J. (2009). Development and validation

of a game addiction scale for adolescent. Media Psychology, 12, 77-95.

DOI: 10.1080/15213260802669458.

Lee, W. (2013). An Exploratory Study on Addictive Use of Smartphone:

Developing SAUS, Journal of Convergence Information Systems, 18(12),

403-407.

Lee, H., Hee-June, A., & Sam-Wook, C. (2014). The SAMS: Smartphone

addiction management system and verification. J Medical System, 38(1)

1-10. doi 10.1007/s10916-013-0001-1

Lin, C.H, Lin, S.L & Wu, C.P. (2009) The effects of parental monitoring and

leisure boredom on adolescents‟ internet addiction. Pro Quest Education

Journals, 44(176), 993-1004.

Leung L. Leisure Boredom, Sensation Seeking, Self-esteem, Addiction Symptoms

and Patterns of Mobile Phone Use. Mediat Interpers Commun.

2007;(April):359–98.

Mappiare, A. (1992). Psikologi remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Maulida, Hidayahti. (2013). Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget

Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah

Teknologi Pendidikan 2013. FKIP Universitas Negeri Semarang.

Semarang

Moazedian, A., Taqavi, S.A., HosseiniAlmadani, S.A., Mohammadyfar, M.A.,

Sabetimani, M. (2014). Parenting style and internet addiction. Journal of

Life Science and Biomedicine, 4(1), 9-14.

Mowen’s (2000) I Need My Smartphone: A Hierarchical Model Of. Personality

And Cell-Phone Addiction. Personality and Individual Differences 79

(2015) 13-19.

Niemz, K., Ghriffiths, M, & Banyard, P. (2005). Prevalence of pathological

internet use among university students and correlations with self esteem,

the general health questionnaire (GHQ), and disinhibiton. Cyber

Page 86: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

74

Psychology & Behavior, 8(6), 562-570.

Park, N., & Lee, H. (2012). Social implications of smartphone use: Korean

college students’ smartphone use and psychological well-being.

Cyberpsychology, Behavior, and Social Network-ing, 15(9), 491–497.

Park, N. and Lee, H. (2013). Nature of Youth Smartphone Addiction in Korea:

Diverse Dimensions of Smartphone Use and Individual Traits, Journal of

Communication Research, 51 (1), 100-132.

Park, G., R., Moon, G., W., Yang., D., H., (2014) The Moderation Effect of

Smartphone Addiction in Relationship between Self-Leadership and

innovative Behavior. International Journal of Social, Management,

Economics and Business Engineering. 5-8

Pearson, C. & Hussain, Z. (2016). Smartphone addiction and associated

psychological factors. The Turkish Journal on addictions, 3, 193-207.

doi: 10.15805/addicta.2016.3.0103

Pervin, L.A & John, O.P. (1997). Personality theory and research. United States

of America: John Wiley & Sons, Inc.

Pervin, L., Daniel, C., & Oliver, P. (2005). Personality : Theory and Research.

United States of America: John Willey & Sors Inc.

Prihati, M., Zulkaida, A, Harsanti, I. (2012). Kontribusi kepribadian introvert

terhadap kecanduan internet pada mahasiswa. Skripsi. Jakarta:

Universitas Gunadarma.

Roberts, J., Pullig, C., & Manolis, C. (2014). I need my smart- phone: A

hierarchical model of personality and cell-phone addiction. Personality

and Individual Differences, 79, 13–19.

Ross, C., Orr, E.S., Sisic, M., Arseneault, J.M., Simmering, M.G., Orr, R. (2009).

Personality and motivations associated with facebook use. Computers in

Human Behavior, 23, 578-586.

Samarein, Z.A., Far, N.S., Yekleh, M., Tahmasebi, S., Yaryari, F., Ramezani, V.,

Sandi L. (2013). Relationship between personality traits and internet

addiction of students at kharazmi university. International Journal of

Psychology and Behavioral Research, 2 (1), 10-17.

Santrock, J. W. (2012). Life-span development. NY: McGraw-Hill

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup.

Edisi Ke-5. Jakarta: Erlangga.

Page 87: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

75

Sativa, Rahma Lillahi. 2017. “Berapa Lama Waktu Ideal Gunakan Gadget”,

https://inet.detik.com/cyberlife/d-3398914/berapa-lama-waktu-ideal-

gunakan-gadget, diakses pada 18 Januari 2017 pukul 12.17

Setiawan, Agung Budi. 2013. Dealing with Cyberbullies.

https://www.academia.edu/7586179/Dealing_with_Cyberbullies,

diakses pada 30 Mei 2016 pukul 15.10

Schultz, D.P & Schultz, S.E. (2005). Theories of personality. United States of

America: Thomson Wadsworth.

Srivastava, L. (2005). Mobile phones and the evolution of social behavior.

Behavior & Information Technology, 24, 111–29.

Suler, J. (1998). Internet addiction support group. The psychology of cyberspace,

vol. 2.

Trisilia, L. (2012). Kontrol diri sebagai prediktor kecanduan menggunakan

Blackberry Service. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera

Utara.

Umar, Jahja. (2010). Bahan Pelatihan Statistika untuk mentor akademis Fakultas

Psikologi UIN Jakarta. Tidak Diterbitkan.

Valcke, M., Bonte, S., De Wever, B., Rots, I. (2010). Internet parenting styles and

the impact on internet use of primary school children. Computers &

Education, 55(2), 454-464.

Van Deursen, A. J. A. M, Bolle, C. L., Hegner, S. M., & Kommers, P. A. M.

(2015). Modeling habitual and addictive smartphone behavior: The role

of smartphone usage types, emotional intelligence, social stress, self-

regulation, age, and gender. Computers in Human Behavior, 45, 411-

420. https://doi.org/10.1016/j.chb.2014.12.039

Widarsha, Chuk. S. 2018 “Pelajar Didiagnosa Kecanduan Smartphone Tetap

Diawasi Psikiater.” https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-

3824933/pelajar-didiagnosa-kecanduan-smartphone-tetap-diawasi-

psikiater?_ga=2.36073184.1924854143.1573366937-

191868129.1563566160 diakses 20 januari 2018 pukul 19.15.

Widyanto, L & Ghriffiths, M. (2006). „Internet addiction‟: a critical review. Int J

Ment Health Addict, 4, 31-51. DOI 10.1007/s11469-006-9009-9

Young, K.S & Abreu, C.N.D. (2011). Internet addiction: A handbook and guide

to evaluation and treatment. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

Young, K.S. (1996). Internet addiction: the emergence of a new clinical disorder.

CyberPsychology and Behavior, 1(3), 237-24.

Page 88: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

76

Yuwanto, L. (2010). “Mobile phone addict.” http://www.ubaya.ac.id/

2014/content/articles_detail/10/Mobile-Phone-Addict.html diakses 18

Maret 2017 pukul 17.00

Yuwanto, L. (2013). Pengembangan alat ukur blackberry messenger addict.

Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur & Teknik

Sipil), 5, 61-70.

Page 89: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Assalamualaikum Wr. Wb

Selamat pagi/siang/sore

Saya mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini saya sedang

melakukan penelitian untuk penyusunan tugas akhir penelitian (skripsi). Saya meminta

ketersediaan Anda untuk mengisi sejumlah angket di bawah ini. Dalam pengisian angket tidak

ada jawaban benar dan salah. Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda, oleh karena itu

pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Semua jawaban Anda akan dijaga

kerahasiaanya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian saja. Bantuan Anda dalam

mengisi angket ini merupakan bantuan yang berarti bagi keberhasilan penelitian ini. Atas

perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Hormat Saya,

Mazaya Ghalia Adisti

Lampiran 1

Page 90: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Data Responden

Nama/Inisial :

Umur : tahun

Kelas :

Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan

Tempat Tinggal : [ ] Tinggal bersama orang tua

[ ] Tinggal terpisah dengan orang tua

Status Orang tua : [ ] Masih hidup

[ ] Sudah meninggal

Saya yang bertnda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian menjadi responden.

Jakarta,……………….2018

(Nama Inisial dan Tanda Tangan)

Page 91: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Petunjuk Cara Pengisian

Anda diminta untuk menjawab semua pernyataan yang diberikan. Setelah membaca setiap

kalimat, berilah tanda () pada pilihan jawaban yang anda anggap paling sesuai dengan keadaan

diri anda. Tidak ada jawaban benar atau salah. Terdapat 4 alternatif jawaban yang dapat anda

pilih

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

1 Saya sering ragu apakah saya cukup pintar

SKALA I

No Pernyataan Jawaban

STS TS S SS

1 Saya sering kehilangan aktivitas pekerjaan

sehari-hari yang direncanakan karena

penggunaan hanphone

2 Saya memiliki waktu yang sulit untuk

berkonsentrasi di kelas, saat melakukan

tugas, atau saat bekerja karena penggunaan

hanphone

3 Saya sering mengalami pusing atau

penglihatan kabur karena penggunaan

Page 92: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

handphone yang berlebihan

4 Saya sering merasa sakit di pergelangan

tangan atau di belakang leher saat

menggunakan hanphone

5 Terkadang saya merasa lelah dan kurang

tidur karena penggunaan hanphone yang

berlebihan

6 Saya merasa tenang atau nyaman saat

menggunakan handphone

7 Saya merasa senang atau gembira saat

menggunakan handphone

8 Saya merasa percaya diri saat

menggunakan handphone

9 Saya mampu menghilangkan stres dengan

menggunakan handphone

10 Tidak ada yang lebih menyenangkan

daripada menggunakan handphone saya.

11 Hidup saya akan kosong tanpa handphone

saya

12 Saya merasa paling bebas saat

menggunakan handphone

13 Bagi saya menggunakan handphone adalah

Page 93: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

hal yang paling menyenangkan untuk

dilakukan

14 Saya tidak dapat bertahan karena tidak

memiliki handphone

15 Saya Merasa tidak sabar dan rewel ketika

saya tidak memegang handphone saya

16 Handphone saya selalu di pikiran saya

bahkan ketika saya tidak menggunakannya

17 Hanphone sudah mempengaruhi kehidupan

sehari hari saya oleh sebab itu saya tidak

akan melepaskan hanphone saya

18 Saya akan mudah menjadi kesal ketika

terganggu saat menggunakan ponsel saya

19 Saya suka membawa ponsel saya ke toilet

bahkan ketika saya sedang terburu-buru

untuk sampai ke toilet

20 Saya merasa senang bertemu lebih banyak

orang melalui penggunaan ponsel

21 Merasa bahwa hubungan saya dengan

teman-teman di ponsel saya lebih dekat

daripada hubungan saya dengan teman-

teman saya yang sebenarnya

22 Saat saya tidak bisa menggunakan ponsel

maka saya akan sama menyakitkannya

Page 94: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

seperti kehilangan teman.

23 Saya merasa bahwa teman-teman di

handphone saya mengerti saya lebih baik

daripada teman hidup saya yang

sebenarnya

24 Saya terus-menerus memeriksa ponsel

saya agar tidak ketinggalan percakapan di

antara orang lain di media sosial

25 Saya selalu memeriksa situs SNS (Social

Networking Service) seperti Twitter,

Facebook, Instagram, line dll ketika

bangun tidur

26 Lebih suka berbicara dengan teman-teman

di ponsel saya untuk bergaul dengan

teman-teman saya di dunia nyata atau

dengan anggota keluarga saya yang lain

27 Saya lebih suka mencari informasi dari

ponsel saya untuk bertanya kepada orang

lain

28 Baterai saya yang terisi penuh tidak

berlangsung selama satu hari penuh

29 Menggunakan ponsel lebih lama dari yang

saya inginkan

Page 95: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

30 Saya selalu merasa ingin menggunakan

ponsel saya lagi setelah saya berhenti

menggunakannya

31 Setelah mencoba berkali-kali untuk

mempersingkat waktu penggunaan

handphone saya, tetapi gagal sepanjang

waktu

32 Saya selalu berpikir bahwa saya harus

mempersingkat waktu penggunaan

handphone saya

33 Orang-orang di sekitar saya mengatakan

bahwa saya menggunakan handphone

terlalu berlebihan

Skala II

Page 96: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Petunjuk

Baca dan fahamilah setiap pertanyaan berikut ini dan kemudian nyatakanlah apakah isinya sesuai

dengan keadaan diri anda, dengan cara menyilan huruf pilihan sebagai berikut:

STS: Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

No Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1 Orang tua saya merasa bahwa anak

punya peran yang sama dalam

keluarga

2 Orang tua saya akan memaksa saya

jika saya tidak setuju dengan

pendapat mereka

3 Orang tua saya mengharapkan saya

langsung mengerjakan perintah

mereka tanpa bertanya terlebih

dahulu

4 Orang tua saya selalu

mendiskusikan alasan dari aturan

yang telah dibuat

5 Orang tua saya selalu mengajak

berdiskusi ketika ada aturan yang

menurut saya tidak masuk akal

6 Orang tua saya merasa saya bebas

Page 97: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

membuat keputusan sendiri

walaupun tidak sesuai dengan yang

mereka inginkan

7 Orang tua saya tidak memperbolehkan

saya untuk

menanyakan keputusan yang telah

mereka buat

8 Orang tua saya mengarahkan saya

dalam mengambil keputusan

dengan memberikan alasan yang

masuk akal

9 Orang tua saya berpikir jika

memarahi saya, saya akan nurut

10 Orang tua saya tidak merasa bahwa

saya perlu mematuhi aturan yang

berlaku

11 Saya bebas mendiskusikan harapan

–harapan saya yang kurang

sependapat dengan orang tua saya

12 Orang tua saya merasa harus

memberitahu siapa pemimpin

dalam keluarga

13 Orang tua saya jarang memberi

arahan terhadap perilaku saya

14 Orang tua saya melakukan apa

yang saya inginkan ketika

membuat keputusan

Page 98: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

15 Orang tua saya selalu memberi

arahan dan bimbingan dengan cara

yang masuk akal

16 Orang tua saya sangat marah jika

saya tidak sependapat dengan

mereka

17 Orang tua saya merasa masalah

akan lebih mudah jika mereka

membebaskan anaknya

18 Orang tua saya menghukum saya

ketika saya melanggar aturan

19 Orang tua saya memperbolehkan

saya memutuskan banyak hal

20 Orang tua saya menjadikan

pendapat saya sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil

keputusan

21 Orang tua saya merasa tidak

bertanggung jawab dalam mengatur

perilaku saya

22 Orang tua saya bersedia merubah

aturan keluarga sesuai dengan

kondisi dan kebutuhan saya

Page 99: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

23 Orang tua saya berharap saya

mengikuti arahan mereka namun

bersedia mendiskusikannya

24 Orang tua saya memperbolehkan

saya memiliki sudut pandang

sendiri dana menentukan apa yang

akan saya lakukan

25 Orang tua saya merasa masalah

lebih mudah terpecahkan jika

mereka mengajarkan disiplin dan

melarang hal yang tidak seharusnya

dilakukan

26 Orang tua saya sering memberi

tahu apa yang harus saya lakukan

dan cara melakukannya

27 Orang tua saya bisa mengerti ketika

saya tidak setuju dengan perintah

mereka

28 Orang tua saya tidak mengatur

perilaku dan keinginan saya

29 Orang tua saya ingin dihargai

dengan memaksa saya mematuhi

harapan mereka

30 Orang tua saya bersedia mengakui

kesalahannya dan mendiskusikan

kembali keputusan mereka ketika

keputusannta menyakitkan saya

Page 100: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Skala III

Baca dan fahamilah setiap pertanyaan berikut ini dan kemudian nyatakanlah apakah isinya sesuai

dengan keadaan diri anda, dengan cara menyilan huruf pilihan sebagai berikut:

STS: Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

No Pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

1 Saya suka berbicara

2 Saya suka mencari kesalahan orang

lain

3 Saya mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh

4 Saya merasa tidak bersemangat

5 Saya suka memberikan ide-ide

yang baru

6 Saya suka menyendiri

7 Saya suka menolong dan tidak

mementingkan diri sendiri

Page 101: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

8 Saya terkadang agak ceroboh

9 Saya adalah orang yang tenang dan

dapat menghadapi masalah dengan

baik

10 Saya memiliki rasa ingin tahu yang

besar terhadap sesuatu

11 Saya bersemangat

12 Saya memulai pertengkaran dengan

orang lain

13 Saya mampu bekerja dengan baik

14 Saya mudah merasa tegang

15 Saya suka memikirkan sesuatu

16 Saya mampu menyenangkan orang

lain

17 Saya suka memaafkan

18 Saya bekerja tidak teratur

19 Saya sering merasa khawatir

20 Saya suka membayangkan sesuatu

21 Saya pendiam

22 Saya mudah percaya dengan orang

Page 102: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

lain

23 Saya pemalas

24 Saya mampu menahan diri saat

marah

25 Saya memiliki ide-ide baru yang

positif

26 Saya mempunyai kepribadian yang

tegas

27 Saya kurang bersahabat dengan

orang lain

28 Saya mampu menuntaskan

pekerjaan

29 Saya mudah marah dan perasaan

saya meledak-ledak

30 Saya suka dengan seni

31 Saya pemalu

32 Saya baik hati pada siapapun

33 Saya menyukai hal-hal yang praktis

34 Saya tetap tenang disituasi yang

menegangkan

35 Saya menyukai pekerjaan yang

rutin

36 Saya ramah, suka bergaul dan

berteman

37 Saya kasar terhadap orang lain

Page 103: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

38 Saya membuat rencana dan

mengerjakannya

39 Saya mudah gugup

40 Saya suka menyampaikan gagasan

41 Saya tidak tertarik pada seni

42 Saya suka bekerjasama dengan

orang lain

43 Perhatian saya mudah teralihkan

44 Saya suka musik dan hal-hal yang

berhubungan dengan budaya

Page 104: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

Lampiran Syntax

1. Syntax Adiksi Smartphone

Lampiran 2

UJI VALIDITAS KONSTRUK SAS

DA NI=33 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 X17 X18 X19 X20 X21 X22 X23 X24 X25 X26 X27 X28 X29 X30 X31 X32 X33

PM SY FI=SAS.COR

MO NX=33 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

SAS

FR TD 7 6 TD 4 3 TD 23 21 TD 29 28 TD 11 10 TD 30 26 TD 16 7 TD 2 1 TD 12 11 TD 17 14 TD 32 31

FR TD 32 27 TD 27 25 TD 17 5 TD 8 6 TD 15 14 TD 22 21 TD 14 11 TD 14 12 TD 14 6 TD 9 7 TD 18 14

FR TD 19 6 TD 25 15 TD 19 2 TD 11 1 TD 14 10 TD 29 6 TD 28 25 TD 33 14 TD 15 14 TD 22 21 TD 14 11

FR TD 14 12 TD 14 6 TD 9 7 TD 18 14 TD 19 6 TD 25 15 TD 19 2 TD 11 1 TD 14 10 TD 22 6 TD 12 7

FR TD 29 22 TD 9 1 TD 25 1 TD 20 7 TD 19 14 TD 23 15 TD 16 14 TD 6 4 TD 6 3 TD 28 8 TD 18 6

FR TD 17 16 TD 30 7 TD 31 10 TD 24 12 TD 28 13 TD 18 13 TD 10 3 TD 29 3 TD 25 9 TD 31 8

FR TD 33 4 TD 4 1 TD 5 4 TD 33 30 TD 21 3 TD 31 27 TD 30 8 TD 29 18 TD 25 8 TD 25 3 TD 17 15

FR TD 15 11 TD 27 13 TD 13 7 TD 19 7 TD 31 13 TD 31 20 TD 33 13 TD 31 5 TD 21 20 TD 21 13

FR TD 30 4 TD 11 4 TD 29 27 TD 25 24 TD 32 28 TD 30 2 TD 33 3 TD 23 20 TD 29 23 TD 26 9 TD 25 20

FR TD 30 27 TD 29 5 TD 6 5 TD 5 3 TD 16 10 TD 21 10 TD 15 13 TD 27 1 TD 29 10 TD 32 7 TD 24 2 TD 19 13

FR TD 30 13 TD 26 23 TD 26 8 TD 26 21 TD 17 13 TD 33 17 TD 17 3 TD 17 4 TD 30 20 TD 14 4 TD 19 3 TD 19 11

FR TD 29 2 TD 28 2 TD 28 19 TD 9 6 TD 14 9 TD 18 16 TD 11 6 TD 15 7 TD 15 6 TD 13 9 TD 24 8 TD 24 19

FR TD 9 2 TD 33 9 TD 27 26 TD 11 7 TD 33 27 TD 33 15 TD 22 14 TD 33 1 TD 33 6 TD 28 4 TD 7 3 TD 14 5 TD 21 9

FR TD 25 2 TD 25 19 TD 28 26 TD 26 7 TD 26 2 TD 16 6 TD 27 19 TD 28 24 TD 9 8 TD 27 24 TD 31 24 TD 24 14

FR TD 23 22 TD 23 6 TD 23 11 TD 23 10 TD 23 17 TD 26 24 TD 16 5 TD 15 4 TD 15 5 TD 5 1 TD 30 5 TD 26 13 TD 13 12

FR TD 27 21 TD 27 14 TD 27 20 TD 27 23 TD 30 25 TD 23 4

PD

OU MI SS TV AD=OFF

Page 105: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

2. Syntax Parenting Style (Authoritative)

3. Syntax Parenting Style (Authoritarian)

UJI VALIDITAS KONSTRUK PSTATIVE

DA NI=10 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=PSTATIVE.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PSTATIVE

FR TD 9 8 TD 10 4 TD 10 2 TD 10 3 TD 6 2 TD 6 1 TD 8 3 TD 7 4 TD 3 2 TD 9 3 TD 7 6 TD 10 9 TD 10 8 TD 7 1 TD 4 2

PD

OU MI SS TV

UJI VALIDITAS KONSTRUK PSARIAN

DA NI=10 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=PSARIAN.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PSARIAN

FR TD 5 3 TD 10 7 TD 4 1 TD 10 5 TD 10 8 TD 6 3 TD 6 5 TD 6 4 TD 7 1 TD 7 6

PD

OU MI SS TV

Page 106: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

4. Syntax Parenting Style (Permissive)

UJI VALIDITAS KONSTRUK PSPER

DA NI=10 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=PSPER.COR

5. Syntax Tipe Kepribadian Big Five (Agreebelness)

UJI VALIDITAS KONSTRUK PSPER

DA NI=10 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=PSPER.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

PSPER

FR TD 10 6 TD 7 4 TD 4 1 TD 9 6 TD 10 3 TD 6 2 TD 10 2 TD 8 2

PD

OU MI SS TV

UJI VALIDITAS KONSTRUK BFAGREEBELNESS

DA NI=9 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=BFAGREEBELNESS.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BFAGREEBELNESS

FR TD 9 7 TD 8 5 TD 8 1 TD 9 3 TD 9 4 TD 7 6 TD 6 3 TD 9 6 TD 3 2 TD 8 3 TD 6 1 TD 5 4

PD

OU MI SS TV

Page 107: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

6. Syntax Tipe Kepribadian Big Five (Comscientiousness)

7. Syntax Tipe Kepribadian Big Five (Extraversion)

UJI VALIDITAS KONSTRUK BFCS

DA NI=9 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=BFCS.COR

MO NX=9 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BFCS

FR TD 9 5 TD 8 7 TD 6 1 TD 9 8 TD 9 4 TD 3 2 TD 9 1 TD 6 5 TD 6 2 TD 7 3

PD

OU MI SS TV

UJI VALIDITAS KONSTRUK BFEX

DA NI=7 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9

PM SY FI=BFEX.COR

MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BFEX

FR TD 4 3 TD 7 5 TD 5 3 TD 5 1 TD 4 1 TD 6 4 TD 3 2

PD

OU MI SS TV

Page 108: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

8. Syntax Tipe Kepribadian Big Five (Neuroticism)

9. Syntax Tipe Kepribadian Big Five (Openness to experience)

UJI VALIDITAS KONSTRUK BFNEU

DA NI=8 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

PM SY FI=BFNEU.COR

MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BFNEU

FR TD 8 6 TD 7 4 TD 8 4 TD 7 6 TD 8 7 TD 5 1 TD 6 3 TD 8 3

PD

OU MI SS TV

UJI VALIDITAS KONSTRUK BFOP

DA NI=10 NO=203 MA=PM

LA

X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10

PM SY FI=BFOP.COR

MO NX=10 NK=1 LX=FR TD=SY

LK

BFOP

FR TD 10 6 TD 4 3 TD 7 2 TD 8 3 TD 9 1 TD 6 3 TD 8 4 TD 7 5 TD 3 2 TD 4 2 TD 6 1 TD 10 1 TD 10 7 TD 9 8

PD

OU MI SS TV

Page 109: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

1. Path Diagram Adiksi Smartphone

Lapiran 3

Page 110: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

2. Path Diagram Pareting Style ( Authoritative)

3. Path Diagram Pareting Style ( Authoritarian)

Page 111: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

4. Path Diagram Pareting Style ( Permissive)

5. Path Diagram Tipe Kepribadian Big Five (Agreebelness)

Page 112: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

6. Path Diagram Tipe Kepribadian Big Five (Conscientiousness)

7. Path Diagram Tipe Kepribadian Big Five (Extraversion)

Page 113: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

8. Path Diagram Tipe Kepribadian Big Five (Neuroticism)

9. Path Diagram Tipe Kepribadian Big Five (Openness to experience)

Page 114: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

LAMPIRAN TABEL SPSS

1. Tabel Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Adiksi

Smartphone

203 27 77 50.00 9.470

Authoritarian 203 33 75 50.00 8.971

Authoritative 203 20 74 50.00 8.739

Permissive 203 28 73 50.00 8.292

Agreebleness 203 26 70 50.00 8.101

Conscientiousness 203 30 76 50.00 8.830

Extraversion 203 26 70 50.00 8.638

Neuroticism 203 29 72 50.00 8.904

Openess to new

experience

203 29 75 50.00 8.719

Valid N (listwise) 203

Lampiran 4

Page 115: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

2. Tabel Kategorisasi Variabel

3. Tabel R square

4. Table anova

Variabel Frekuensi(%)

Rendah Tinggi

SAS 50.7% 49.3%

Authoritative 50.2% 49.8%

Authoritarian 51.2% 48.8%

Permissive 53.2% 46.8%

Extraversion 50.7% 49.3%

Agreeableness 51.2% 48.8%

Conscientiousness 49.8% 50.2%

Neuroticism

Opennes to Experience

51.2%

56.2%

48.8%

43.8

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .499a .249 .219 8.371

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 4519.274 8 564.909 8.061 .000b

Residual 13595.575 194 70.080

Total 18114.849 202

Page 116: TERHADAP ADIKSI SMARTPHONE SISWA SMP X SKRIPSI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/51378... · 2020. 7. 21. · 10. Semua pihak dan rekan seperjuangan tercinta yang

5. Tabel Koefisien Regresi

6. Tabel Proporsi Varians

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .313a .098 .093 9.018 .098 21.766 1 201 .000 *

2 .329b .108 .100 8.986 .011 2.416 1 200 .122

3 .392c .154 .141 8.777 .045 10.631 1 199 .001 *

4 .398d .159 .142 8.774 .005 1.151 1 198 .285

5 .427e .183 .162 8.670 .024 5.768 1 197 .017

6 .447f .200 .175 8.601 .017 4.179 1 196 .042

7 .499g .249 .222 8.350 .050 12.951 1 195 .000 *

8 .499h .249 .219 8.371 .000 .012 1 194 .914

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t

Sig. B Std. Error Beta

1

(Constant) 18.011 8.612 2.091 .038

authoritarian .287 .067 .271 4.249 .000

authoritative .054 .071 .050 .769 .443

permissive .238 .076 .208 3.127 .002

agreebleness -.011 .086 -.009 -.126 .900

conscientiousness -.089 .075 -.083 -1.189 .236

extraversion -.088 .081 -.081 -1.097 .274

Neuroticism .258 .074 .243 3.502 .001

openness to new

experience

-.009 .081 -.008 -.108 .914