Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

6
Terapi Oksigenasi Hiperbarik pada Pasien dengan Penyakit Dekompresi Penyakit dekompresi terjadi akibat supersaturasi kritis pada penurunan tekanan sekitarnya, yang mengakibatkan gas lepas lebih cepat dari jaringan atau darah dalam bentuk tidak larut dalam bentuk gelembung gas. Gelembung-gelembung gas yang terbentu dapat mengakibatkan sumbatan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan iskemia pada organ, dan gelembung tersebut juga dapat menyebabkan keadaan hipoksia seluler. Oleh karena itu, tujuan pengobatan penyakit dekompresi adalah melawan efek hipoksia pada Jaringan. Pengobatan terdiri dari 3 tindakan yang saling melengkapi : 1. Oksigenasi (Hiperbarik atau nonnobarik) 2. Rekompresi 3. Pengobatan dengan medika.'nentosa (terhadap perubahan- perubalun biohumoral yang terjadi dalam penyakit dekompresi). Oksigenasi memiliki keuntungan untuk melawan hipoksia jaringan, mengurangi tekanan nitogen yang terlarut dalam plasma, dan mempercepat larutnya kembali gelembung-gelembung gas nitrogen. Rekompresi memiliki tujuan untuk memperkecil gelembung gas dan melarutkan kembali gas-gas nitrogen ke dalam darah atau jaringan. Penggabungan terapi oksigenasi dan rekompresi terdapat pada terapi oksigenasi hiperbarik. Terapi ini paling baik karena menggabungkan keuntungan-keuntungan dari masing-masing terapi yang pada prinsipnya sesuai dengan teori fisika yang sederhana, yaitu bila diberikan tekanan tinggi pada tubuh kita gelembung akan mengecil volume dan diameternya (hukum Boyle), selain itu sesuai hukum Henry bahwa sebagian gelembung nitrogen akan kembali menjadi larutan. oksigen tekanan tinggi dapat berdifusi dalam jaringan tanpa melewati darah, sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh jaringan.

Transcript of Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

Page 1: Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

Terapi Oksigenasi Hiperbarik pada Pasien dengan Penyakit Dekompresi

Penyakit dekompresi terjadi akibat supersaturasi kritis pada penurunan tekanan sekitarnya, yang mengakibatkan gas lepas lebih cepat dari jaringan atau darah dalam bentuk tidak larut dalam bentuk gelembung gas. Gelembung-gelembung gas yang terbentu dapat mengakibatkan sumbatan pada pembuluh darah, sehingga menyebabkan iskemia pada organ, dan gelembung tersebut juga dapat menyebabkan keadaan hipoksia seluler. Oleh karena itu, tujuan pengobatan penyakit dekompresi adalah melawan efek hipoksia padaJaringan. Pengobatan terdiri dari 3 tindakan yang saling melengkapi :

1. Oksigenasi (Hiperbarik atau nonnobarik)2. Rekompresi3. Pengobatan dengan medika.'nentosa (terhadap perubahan-perubalun biohumoral yang

terjadi dalam penyakit dekompresi).Oksigenasi memiliki keuntungan untuk melawan hipoksia jaringan, mengurangi

tekanan nitogen yang terlarut dalam plasma, dan mempercepat larutnya kembali gelembung-gelembung gas nitrogen.

Rekompresi memiliki tujuan untuk memperkecil gelembung gas dan melarutkan kembali gas-gas nitrogen ke dalam darah atau jaringan.

Penggabungan terapi oksigenasi dan rekompresi terdapat pada terapi oksigenasi hiperbarik. Terapi ini paling baik karena menggabungkan keuntungan-keuntungan dari masing-masing terapi yang pada prinsipnya sesuai dengan teori fisika yang sederhana, yaitu bila diberikan tekanan tinggi pada tubuh kita gelembung akan mengecil volume dan diameternya (hukum Boyle), selain itu sesuai hukum Henry bahwa sebagian gelembung nitrogen akan kembali menjadi larutan. oksigen tekanan tinggi dapat berdifusi dalam jaringan tanpa melewati darah, sehingga dapat langsung dimanfaatkan oleh jaringan.

Prosedur Terapi Oksigen Hiperbarik pada Pasien dengan Penyakit Dekompresi

Karena adanya bahaya keracunan oksigen, maka terapi OHB dilakukan pada tekanan O2 = 60 fsw (2,8 ATA). Untuk efekstif hasil OHB, maka harus dilaksanakan sebelum 5-6 jarn sejak munculnya gejala, maksirnum 12 jam. Semakin cepat dilaksanakan terapi oHB khasitnya semakin baik karena belum terjadi komplikasi mekanis dan biokimiawi yang ditimbulkan oleh gelembung sehingga belum ada kerusakna yang permanen.Dalam terapi oksigenasi hiperbarik dikenal tabel pengobatan US Navy, yang terdiri dari tabel pengobatan dengan udara tekanan tinggi, yaitu tabel IA, 2A, 3, dan 4 serta tabel pengobatan dengan oksigen bertekanan tinggi yaitu rabel 5, 6 dan 6A. Tabel pengobatan dengan udara tekanan tinggi saat ini sudah ditinggalkan karena waktu pengobatannya lama sehingga sering terjadi kegagalan menyelesaikan tabel pengobatan, dan hasilnya kurang efektif dibandingkan pengouatan dengan oksigen tekanan tinggi.

Untuk dapat memilih tabel pengobalan dengan tepat maka diagnosa harus tepat pula. Mendiagnosa kasus penyakit penyelaman disamping berdasarkan gejala klinis yang ada harus kita lihat pula riwayat penyelamannya.

Pengobatan rekompresi didalam OHB, diantaranya:1. Tabel 5

Page 2: Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

Tabel ini dipakai untuk mengobati pain-only DCS jika gejalanya hilang dalam waktu kurang dari l0 menit pada 60 fsw. Pelaksanaan:a. Setelah pasien, tender, dan operator RUBT siap, tekan (kompresi/descent)

RUBT dengan kecepatan 25 fpm. Selama penekanan pasien bernafas dengan udara.

b. Setibanya di 60 fsw, segera pasang masker dan penderila bernafas dengan oksigen murni 20 menit udara 5 menit, dilanjutkan CO2 murni 20 rnenit. Pada 20 menit pertama harus diperhatikan keluhan penderita bila kurang dari l0 menit keluhan hilang, selesaikan tabel 5. Lamanya di 60 fsw dihitung sejak tiba di 60 fsw sampai mulai di dekompresi.

c. Setelah kompresi di 60 fsw selesai lakukan dekompresi (ascent) dengan kecepatan I fpm sampai tiba di 30 fsw. Jika terjadi keterlambatan naik (ascent) jangan dikompensasi, sebaliknya jika terlalu cepat haru dikompensasi dengan memperlambat naik (ascent).

d. Setibanya di 30 fsw, lepas masker, penderita bernafas dengan udara selama 5 menit, dilanjutkan oksigen 20 menit, udara 3 menit. Dekompresi di 30 fsw selesai.

e. Lakukandekompresi (ascent) dari 30 fsw kepermukaan dengan kecepatan I feet permenit selama dekompresi pasien bernafas dengan oksigen. Keluarkan penderita dari RUBT, terapi selesai.

f. Jika karena sesuatu hal oksigen hanrs dihentikan, tunggu sclama l8 menit evaluasi apa yang terjadi untuk mencntukan tindakan sclanjutnyn.

g. Jika oksigen harus dihentikan pada 60 fsw, setibanya di 30 fsw pindah ke tabel 6.

Page 3: Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

2. Tabel 6Tabel ini dipakai untuk penyakit dekompresi tipe serius (berat), atau tipe pain only jika gejala tidak hilang dalarn waktu l0 rnenit pertama di 60 fsw. Pelaksanaan :

a. Kompresi/descent dengan kecepatan 25 fpm sampai kedalaman 60 fsw selama penekanan pasien bernafas dengan udara.

b. Setibanya 60 fsw segera pasang masker penderita bernafas dengan oksigen murni 20 menit - udara 5 menif oksigen murni 20 menit – udara 5 menit ; oksigen murni 20 menit - udara 5 menit. tamanya di 60 fsw dihitung sejak tiba sampai mulai didekompresi.

c. Lakukan dekompresi dengan kecepatan I fpm sampai tiba di 30 fsw. Jika terjadi keterlambatan ascent jangan dikompensasi, Jika terlalu cepat harus dikompensasi dengan memperlambat ascent. Selama dekompresi pasien bernafas dengan oksigen.

d. Setibanya di 30 fsw lepas masker, bernafas dengan udara 15 menit, pasang masker bernafas dengan oksigen 30 menit, udara 15 menit - oksigen 30 menit. Dekompresi di 30 fsw selesai.

e. Lakukan dekompresi (ascent) dari 30 fsw kepermukaan dengan kecepatan I fpm selama dekompresi pasien bernafas dengan oksigen. Keluarkan pasien dari RUBT, terapi selesai.

f. Jika oksigen terpaksa hanrs dihentikan, tunggu 15 menit, evaluasi apa yang terjadi untuk menentukan tindakan selanjutnya.

g. Selama terapi tender bemafas dengan udara. Kecuali untuk penyelaman ulang atau tabel diperpanjang maka tender bernafas dengan oksigen murni saat dekompresi dari 30 fsw kepermukaan.Tabel6 dapat diperpanjang dengan menambahkan pada :60 fsw : 20 menit oksigen - 5 menit udara dan / atau30 fsw : 60 menit oksigen - 5 menit udara.

Page 4: Terapi Oksigenasi Hiperbarik Pada Pasien Dengan Penyakit Dekompresi

3. Tabel 6ATabel ini dipakai untuk pengobatan emboli gas dan pada kasus-kasus dimana kita tidak dapat menenhrkan diagnosanya apakah emboli gas atau penyakit dekompresi dengan pasti. Dengan pelaksanaan :a. Kompresi seepat mungkin sampai 165 fsw. selama kompresi dikedalaman 165

fsw sampai dekompresi ke 60 fsw penderita bernafas dingan udara. Evaruasi gejala klinis yang ada, jika hilang.

b. Dekomprci deng;nn kecepatan naik 25 gm sampai di 60 fsw.

c. setibanya di 60 fsw, pasang masker penderita bernafas dengan oksigen 20 menit - udara 5 menit ; oksigen 20 menit - udara 5 menit.

d. Dekompresi dari 60 fsw dengan kecepatan 1 fpm sampai di 30 fsw, selama dekompresi penderita bernafas dengan oksigen.

e. Setibanya di kedalanun 30 fws, penderita bernafas dengan udara 15 menit - oksigen 60 menit; udara 15 menit - oksigen 60 menit.

f. Dekompresi dari 30 fsw dengan kecepatan 1fpm sampai ke permukaan, selama dekompresi pasien bernapas dengan oksigen. Terapi dikompresi ,.

g. Jika karena suatu hal terpaksa pemberian oksigen pada penderita dihentikan, tunggu 15 menit sambil dievaluasi, tentukan tindakan selanjutnya.

h. Selama terapi tender bernafas dengan udara, kecuali jika merupakan penyelaman ulang bagi tender atau tabel 6 A diperpanjang maka tender bemafas dengan oksigen 30 menit terakhir saat dekompresi dari 30 menit fws kepermukaan.

i. Tabel 6A dapat diperpanjang dengan penambahan pada :60 fws : 20 menit oksigen - 5 menit udara dan / aiau30 fws : 60 menit oksigen - 15 menit udara