Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

35
1 BAB I PENDAHULUAN Penyakit Dekompresi atau dalam bahasa inggris kita sebut sebagai Decompression Sickness adalah suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh setiap penyelam. Secara sederhana dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan medis dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf. Akibat dari kondisi tersebut maka timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke, dimana akan timbul gejala- gejala seperti mati rasa (numbness), paralysis (kelumpuhan), bahkan kehilangan kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia. PERHATIAN: SCUBA DIVING adalah aktifitas yang relatif aman apabila kita melakukannya sesuai standard prosedur yang telah diajarkan sewaktu mengambil

Transcript of Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

Page 1: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit Dekompresi atau dalam bahasa inggris kita sebut sebagai

Decompression Sickness adalah suatu keadaan yang paling harus dihindari oleh

setiap penyelam

Secara sederhana dekompresi didefinisikan sebagai suatu keadaan medis

dimana akumulasi nitrogen yang terlarut setelah menyelam membentuk gelembung

udara yang menyumbat aliran darah serta system syaraf Akibat dari kondisi tersebut

maka timbul gejala yang mirip sekali dengan stroke dimana akan timbul gejala-

gejala seperti mati rasa (numbness) paralysis (kelumpuhan) bahkan kehilangan

kesadaran yang bisa menyebabkan meninggal dunia

PERHATIAN

SCUBA DIVING adalah aktifitas yang relatif aman apabila kita

melakukannya sesuai standard prosedur yang telah diajarkan sewaktu mengambil

2

training selam Itu sebabnya proses training yang baik dan benar sangat PENTING

bagi keselamatan kita bersama Semua bahaya SCUBA DIVING termasuk

Dekompresi dapat dihindari hanya dengan langkah yang mudah Disiplin dan taat

pada prosedur adalah kunci untuk melakukan Scuba Diving dengan aman

TEORI DASAR

Hukum Fisika yang paling mendasari teori dekompresi adalah HUKUM

HENRY dimana hukum tersebut menyebutkan bahwa pada sebuah bejana yang

berisi air dan udara bila tekanan udara ditingkatkan maka akan terjadi pelarutan

udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring dengan peningkatan tekanan udara

Saat tekanan dalam bejana tersebut sudah cukup tinggi apabila tekanan udara

dikurangi secara perlahan-lahan maka gas yang terlarut akan dibebaskan secara

perlahan kembali ke udara tanpa membentuk gelembung udara Lain halnya bila

tekanan tersebut dikurangi secara cepat maka udara yang terlarut didalam zat cair

akan dibebaskan secara cepat pula dan membentuk gelembung udara seperti air

mendidih (boiling water)

Teori lainnya yang mendukung teori dekompresi adalah HUKUM BOYLE

yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tekanan udara maka kepadatan molekul

udara akan semakin padat pada volume yang sama Contoh jika dipermukaan air kita

ada sebuah balon yang berukuran 1 Liter berisi satu juta molekul gas maka pada

kedalaman 30 meter 1 Liter balon gas tersebut akan akan berisi 4 juta molekul gas

Hal ini berarti bahwa semakin dalam kita menyelam maka kita menghirup lebih

banyak molekul gas ketimbang saat kita tidak menyelam

NITROGEN ADALAH BIANG KELADI DARI DEKOMPRESI

Saat kita menyelam akibat terjadinya peningkatan tekanan maka udara yang

kita hirup lebih banyak dari biasanya Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita

hirup saat menyelam adalah mayoritas Oksigen dan Nitrogen Peningkatan oksigen

3

yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme tubuh namun gas nitrogen

tidak digunakan oleh tubuh kita Maka akibatnya gas Nitrogen akan terakumulasi

didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman

penyelaman Dengan kata lain semakin dalam kita menyelam semakin lama kita

menyelam maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin banyak

BAGAIMANA BISA TERJADI

Tubuh manusia adalah obat yang paling manjur bagi dirinya sendiri tubuh

kita memiliki kemampuan menetralisir zat beracun dengan sendirinya Begitu pula

saat tubuh kita mengalami kelebihan nitrogen dalam jumlah yang wajar tubuh kita

bisa me-netralisir dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat melalui proses

respirasi (pernafasan) Sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama dan tidak terlalu

dalam serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam maka nitrogen tersebut bukan

menjadi masalah

Masalah terjadi bila kita naik dengan cepat dari kedalaman tertentu ke

permukaan air Hal ini akan sama kondisinya dengan botol bir yang kita kocok lalu

kita buka tutupnya Nitrogen yang sudah ter-akumulasi didalam cairan tubuh

penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung udara (buih) akibat dari penurunan

tekanan secara drastis Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun

sistem syaraf tubuh manusia Akibatnya bisa sangat fatal mirip dengan stroke

Gejala-gejala dekompresi ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu type pain only yang

relatif lebih ringan biasanya menimbulkan rasa sakit di persendian sakit kepala

gatal-gatal di kulit Dekempresi yang lebih parah biasanya terjadi jika kita melanggar

berat aturan durasi dan kedalaman menyelam atau naik ke permukaan dengan cepat

Dekompresi type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan kehilangan

kesadaran (pingsan) mati rasa bahkan kematian

4

Mengkonsumsi alkohol keletihan faktor obesitas usia dll dapat juga

meningkatkan resiko dekompresi namun selama aturan penyelaman pokok yang

meliputi naik perlahan-lahan batas-batas kedalaman dan batas durasi penyelaman

tidak kita langgar maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2

Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau

tertunda sampai maksimal 48 jam Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah

melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik pesawat karena dalam waktu sekian

lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat menyelam Dekompresi

bukan penyakit menular dekompresi bukan penyakit menahun dan teori ini tidak

akan pernah berubah

BAGAIMANA MENGHINDARI PENYAKIT DEKOMPRESI

Taati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP)

atau dive computer anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda

Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18

meter dalam 1 menit Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal

yang sangat mudah

BAGAIMANA SEANDAINYA DEKOMPRESI TERJADI

Berilah oksigen murni (100) pada penyelam yang menunjukan gejala

dekompresi sehabis menyelam hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas

Hyperbarik (Recompression Chamber) Segera evakuasi korban ke fasilitas

hyperbarik terdekat Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban

mendapatkan terapi hiperbarik

Didalam Recompression chamber (Hyperbarik) si pasien akan dimasukan

kedalam tabung besar dimana tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti

sewaktu kita menyelam Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat

5

didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah dan di netralisir secara

alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan

NAIK PESAWAT SETELAH MENYELAM

Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir

secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita Bila

didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen lalu kita naik pesawat terbang

maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan

laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya

18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 2: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

2

training selam Itu sebabnya proses training yang baik dan benar sangat PENTING

bagi keselamatan kita bersama Semua bahaya SCUBA DIVING termasuk

Dekompresi dapat dihindari hanya dengan langkah yang mudah Disiplin dan taat

pada prosedur adalah kunci untuk melakukan Scuba Diving dengan aman

TEORI DASAR

Hukum Fisika yang paling mendasari teori dekompresi adalah HUKUM

HENRY dimana hukum tersebut menyebutkan bahwa pada sebuah bejana yang

berisi air dan udara bila tekanan udara ditingkatkan maka akan terjadi pelarutan

udara kedalam zat cair tersebut proporsi seiring dengan peningkatan tekanan udara

Saat tekanan dalam bejana tersebut sudah cukup tinggi apabila tekanan udara

dikurangi secara perlahan-lahan maka gas yang terlarut akan dibebaskan secara

perlahan kembali ke udara tanpa membentuk gelembung udara Lain halnya bila

tekanan tersebut dikurangi secara cepat maka udara yang terlarut didalam zat cair

akan dibebaskan secara cepat pula dan membentuk gelembung udara seperti air

mendidih (boiling water)

Teori lainnya yang mendukung teori dekompresi adalah HUKUM BOYLE

yang menyebutkan bahwa semakin tinggi tekanan udara maka kepadatan molekul

udara akan semakin padat pada volume yang sama Contoh jika dipermukaan air kita

ada sebuah balon yang berukuran 1 Liter berisi satu juta molekul gas maka pada

kedalaman 30 meter 1 Liter balon gas tersebut akan akan berisi 4 juta molekul gas

Hal ini berarti bahwa semakin dalam kita menyelam maka kita menghirup lebih

banyak molekul gas ketimbang saat kita tidak menyelam

NITROGEN ADALAH BIANG KELADI DARI DEKOMPRESI

Saat kita menyelam akibat terjadinya peningkatan tekanan maka udara yang

kita hirup lebih banyak dari biasanya Seperti kita ketahui bahwa udara yang kita

hirup saat menyelam adalah mayoritas Oksigen dan Nitrogen Peningkatan oksigen

3

yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme tubuh namun gas nitrogen

tidak digunakan oleh tubuh kita Maka akibatnya gas Nitrogen akan terakumulasi

didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman

penyelaman Dengan kata lain semakin dalam kita menyelam semakin lama kita

menyelam maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin banyak

BAGAIMANA BISA TERJADI

Tubuh manusia adalah obat yang paling manjur bagi dirinya sendiri tubuh

kita memiliki kemampuan menetralisir zat beracun dengan sendirinya Begitu pula

saat tubuh kita mengalami kelebihan nitrogen dalam jumlah yang wajar tubuh kita

bisa me-netralisir dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat melalui proses

respirasi (pernafasan) Sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama dan tidak terlalu

dalam serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam maka nitrogen tersebut bukan

menjadi masalah

Masalah terjadi bila kita naik dengan cepat dari kedalaman tertentu ke

permukaan air Hal ini akan sama kondisinya dengan botol bir yang kita kocok lalu

kita buka tutupnya Nitrogen yang sudah ter-akumulasi didalam cairan tubuh

penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung udara (buih) akibat dari penurunan

tekanan secara drastis Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun

sistem syaraf tubuh manusia Akibatnya bisa sangat fatal mirip dengan stroke

Gejala-gejala dekompresi ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu type pain only yang

relatif lebih ringan biasanya menimbulkan rasa sakit di persendian sakit kepala

gatal-gatal di kulit Dekempresi yang lebih parah biasanya terjadi jika kita melanggar

berat aturan durasi dan kedalaman menyelam atau naik ke permukaan dengan cepat

Dekompresi type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan kehilangan

kesadaran (pingsan) mati rasa bahkan kematian

4

Mengkonsumsi alkohol keletihan faktor obesitas usia dll dapat juga

meningkatkan resiko dekompresi namun selama aturan penyelaman pokok yang

meliputi naik perlahan-lahan batas-batas kedalaman dan batas durasi penyelaman

tidak kita langgar maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2

Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau

tertunda sampai maksimal 48 jam Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah

melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik pesawat karena dalam waktu sekian

lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat menyelam Dekompresi

bukan penyakit menular dekompresi bukan penyakit menahun dan teori ini tidak

akan pernah berubah

BAGAIMANA MENGHINDARI PENYAKIT DEKOMPRESI

Taati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP)

atau dive computer anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda

Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18

meter dalam 1 menit Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal

yang sangat mudah

BAGAIMANA SEANDAINYA DEKOMPRESI TERJADI

Berilah oksigen murni (100) pada penyelam yang menunjukan gejala

dekompresi sehabis menyelam hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas

Hyperbarik (Recompression Chamber) Segera evakuasi korban ke fasilitas

hyperbarik terdekat Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban

mendapatkan terapi hiperbarik

Didalam Recompression chamber (Hyperbarik) si pasien akan dimasukan

kedalam tabung besar dimana tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti

sewaktu kita menyelam Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat

5

didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah dan di netralisir secara

alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan

NAIK PESAWAT SETELAH MENYELAM

Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir

secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita Bila

didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen lalu kita naik pesawat terbang

maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan

laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya

18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 3: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

3

yang dihirup akan berdampak positif bagi metabolisme tubuh namun gas nitrogen

tidak digunakan oleh tubuh kita Maka akibatnya gas Nitrogen akan terakumulasi

didalam tubuh penyelam proporsi dengan durasi menyelam dan kedalaman

penyelaman Dengan kata lain semakin dalam kita menyelam semakin lama kita

menyelam maka akumulasi nitrogen didalam tubuh penyelam akan semakin banyak

BAGAIMANA BISA TERJADI

Tubuh manusia adalah obat yang paling manjur bagi dirinya sendiri tubuh

kita memiliki kemampuan menetralisir zat beracun dengan sendirinya Begitu pula

saat tubuh kita mengalami kelebihan nitrogen dalam jumlah yang wajar tubuh kita

bisa me-netralisir dengan sendirinya dalam waktu yang relatif singkat melalui proses

respirasi (pernafasan) Sepanjang kita tidak menyelam terlalu lama dan tidak terlalu

dalam serta naik perlahan-lahan sehabis menyelam maka nitrogen tersebut bukan

menjadi masalah

Masalah terjadi bila kita naik dengan cepat dari kedalaman tertentu ke

permukaan air Hal ini akan sama kondisinya dengan botol bir yang kita kocok lalu

kita buka tutupnya Nitrogen yang sudah ter-akumulasi didalam cairan tubuh

penyelam akan dilepas dalam bentuk gelembung udara (buih) akibat dari penurunan

tekanan secara drastis Buih-buih inilah yang akan menyumbat aliran darah maupun

sistem syaraf tubuh manusia Akibatnya bisa sangat fatal mirip dengan stroke

Gejala-gejala dekompresi ini dibagi menjadi 2 jenis yaitu type pain only yang

relatif lebih ringan biasanya menimbulkan rasa sakit di persendian sakit kepala

gatal-gatal di kulit Dekempresi yang lebih parah biasanya terjadi jika kita melanggar

berat aturan durasi dan kedalaman menyelam atau naik ke permukaan dengan cepat

Dekompresi type 2 ini gejalanya bisa lebih serius meliputi kelumpuhan kehilangan

kesadaran (pingsan) mati rasa bahkan kematian

4

Mengkonsumsi alkohol keletihan faktor obesitas usia dll dapat juga

meningkatkan resiko dekompresi namun selama aturan penyelaman pokok yang

meliputi naik perlahan-lahan batas-batas kedalaman dan batas durasi penyelaman

tidak kita langgar maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2

Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau

tertunda sampai maksimal 48 jam Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah

melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik pesawat karena dalam waktu sekian

lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat menyelam Dekompresi

bukan penyakit menular dekompresi bukan penyakit menahun dan teori ini tidak

akan pernah berubah

BAGAIMANA MENGHINDARI PENYAKIT DEKOMPRESI

Taati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP)

atau dive computer anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda

Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18

meter dalam 1 menit Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal

yang sangat mudah

BAGAIMANA SEANDAINYA DEKOMPRESI TERJADI

Berilah oksigen murni (100) pada penyelam yang menunjukan gejala

dekompresi sehabis menyelam hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas

Hyperbarik (Recompression Chamber) Segera evakuasi korban ke fasilitas

hyperbarik terdekat Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban

mendapatkan terapi hiperbarik

Didalam Recompression chamber (Hyperbarik) si pasien akan dimasukan

kedalam tabung besar dimana tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti

sewaktu kita menyelam Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat

5

didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah dan di netralisir secara

alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan

NAIK PESAWAT SETELAH MENYELAM

Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir

secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita Bila

didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen lalu kita naik pesawat terbang

maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan

laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya

18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 4: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

4

Mengkonsumsi alkohol keletihan faktor obesitas usia dll dapat juga

meningkatkan resiko dekompresi namun selama aturan penyelaman pokok yang

meliputi naik perlahan-lahan batas-batas kedalaman dan batas durasi penyelaman

tidak kita langgar maka kecil sekali kemungkinan menderita dekompresi type 2

Gejala-gejala Dekompresi biasanya timbul sesaat setelah menyelam atau

tertunda sampai maksimal 48 jam Gejala dekompresi tidak mungkin terjadi setelah

melewati 48 jam setelah diving atau setelah naik pesawat karena dalam waktu sekian

lama tubuh sudah menetralisir akumulasi nitrogen akibat menyelam Dekompresi

bukan penyakit menular dekompresi bukan penyakit menahun dan teori ini tidak

akan pernah berubah

BAGAIMANA MENGHINDARI PENYAKIT DEKOMPRESI

Taati standard prosedur yang tertuang pada Recreational Dive Planner (RDP)

atau dive computer anda akan mempelajari hal tersebut pada training selam anda

Naik ke permukaan secara perlahan-lahan sehabis menyelam dengan kecepatan 18

meter dalam 1 menit Semua bahaya Scuba diving dapat dihindari hanya dengan hal

yang sangat mudah

BAGAIMANA SEANDAINYA DEKOMPRESI TERJADI

Berilah oksigen murni (100) pada penyelam yang menunjukan gejala

dekompresi sehabis menyelam hubungi Rumah Sakit yang memiliki fasilitas

Hyperbarik (Recompression Chamber) Segera evakuasi korban ke fasilitas

hyperbarik terdekat Gejala-gejala Dekompresi tidak akan membaik sampai si korban

mendapatkan terapi hiperbarik

Didalam Recompression chamber (Hyperbarik) si pasien akan dimasukan

kedalam tabung besar dimana tekanan udara akan ditingkatkan kembali seperti

sewaktu kita menyelam Dengan demikian buih-buih nitrogen yang menyumbat

5

didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah dan di netralisir secara

alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan

NAIK PESAWAT SETELAH MENYELAM

Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir

secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita Bila

didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen lalu kita naik pesawat terbang

maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan

laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya

18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 5: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

5

didalam aliran darah akan kembali melarut didalam darah dan di netralisir secara

alamiah oleh tubuh melalui proses pernafasan

NAIK PESAWAT SETELAH MENYELAM

Nitrogen didalam tubuh kita sehabis menyelam secara umum akan dinetralisir

secara sempurna dalam waktu 12 - 24 jam tergantung profil menyelam kita Bila

didalam tubuh kita masih ada akumulasi nitrogen lalu kita naik pesawat terbang

maka dekompresi masih bisa terjadi akibat perbedaan tekanan udara di permukaan

laut dan di ketinggian jelajah pesawat terbang Oleh sebab itu tunggulah sedikitnya

18 jam sehabis menyelam sebelum naik pesawat terbang

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 6: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

6

BAB II

KONSEP DASAR MEDIS

1 Definisi

Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit atau kelainan-kelainan

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangkannya gelembung-

gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan

tekanan disekitarnya

Penyakit dekompresi merupakan penyakit akibat kerja penyelaman

yang disebabkan oleh pelepasan dan mengembangnya gelembung gas dari

fase larut dalam darah atau jaringan akibat penurunan tekanan lingkungan

yang mendadak Faktor predisposisi terjadinya penyakit dekompresi antara

lain umur berat badan lebih temperatur lingkungan kegiatan fisik

kebugaran fisik cidera alkohol riwayat penyelaman penyelaman berulang

dan retensi CO2 Oleh karena itu perlu diidentifikasi faktor risiko yang

mempengaruhi terjadinya penyakit dekompresi

Decompression illness (DCI) atau penyakit dekompresi merupakan

istilah yang meliputi semua masalah ynag mencakup dysbaric injuries

Arterial Gas Embolism (AGE) dan decompression sickness (DCS)

DCI dapat terjadi bahkan pada penyelam yang sudah mematuhi aturan

standar dekompresi dan prinsip-prinsip keselamatan menyelam dengan baik

Arterial Gas Embolism (AGE)

Seperti telah disebutkan secara singkat diatas AGE terjadi ketika gas

atau gelembung udara yang keluar melalui jaringan paru-paru yang rusak

memasuki pembuluh darah pada paru-paru dan didistribusikan ke berbagai

jaringan-jaringan tubuh termasuk juga jantung dan otak sehingga terjadi

gangguan pada sistem sirkulasi tubuh

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 7: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

7

Decompression Sickness (DCS)

Istilah lainnya adalah caisson disease Penyakit ini terjadi akibat

penurunan tekanan (dekompresi) internal dan mengenai orang-orang yang

bekerja di bawah tekanan atmosfer yang lebih besar dari keadaan normalnya

misalnya seperti pada penyelam dan kru udara yang naik dengan cepat ke

daerah bertekanan atmosfer yang rendah

Gejala-gejalanya antara lain sakit pada persendian rasa kaku atau kebas

kesemutan bercak-bercak pada kulit kejang yang diikuit batuk nafas

pendek-pendek gatal-gatal rasa kelelahan yang tidak biasa pusing-pusing

tubuh terasa lemah perubahan kepribadian gangguan fungsi kemih ataupun

pencernaan jalan sempoyongan kehilangan koordinasi gemetar atau

mengalami kelumpuhan hingga jatuh pingsan

2 Etiologi

DCS disebabkan oleh penurunan tekanan ambien yang mengakibatkan

pembentukan gelembung gas inert dalam jaringan tubuh Ini mungkin terjadi

ketika meninggalkan lingkungan tekanan tinggi naik dari kedalaman atau

naik ke ketinggian

3 Klasifikasi

Tipe I

Biasa disebut pain only bends

Gejala-gejala

Nyeri sendi dan sekitar bertambah setelah 24 jam

3 ndash 7 hari sembuh bila tidak ndash rekompresi

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 8: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

8

Gatal-gatalbercak kulit

Pusing mengantuk

Kelelahan berlebihan

Tipe II

Serius dan menyerang SSP atau kardiopulmoner

1) SSP

a) Otak

Penglihatan kabur

Lumpuh lemah separuh badan

Tidak bias bicara

Bingungkejangkoma

b) Serebellum

Sempoyongan

Gemetar tremor

Sulit berbicara

c) Medula Spinalis

Nyeri rujukan

Lumpuh lemah kedua tungkai atau ke-4 anggota gerak

Rasa kramanestesi

Gangguan BAK BAB

d) Vestibuler

Pusingmuntah

Tinnitus

Gangguan pendengaran

2) Paru dan Jantung

a) Sesak Napas

b) Batuk

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 9: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

9

c) Nyeri dada

d) Payah Jantung

3) Usus

a) Mual ndash muntah (darah)

b) Diare (darah)

c) Kejang usus

4) Kulit

a) Gatal-gatal

b) Bercak

4 Epidemiologi

Insiden penyakit dekompresi jarang diperkirakan sebesar 28 kasus

per 10000 penyelaman dengan risiko 26 kali lebih besar untuk laki-laki

daripada perempuan DCS mempengaruhi sekitar 1000 penyelam scuba AS

per tahun Pada tahun 1999 Divers Alert Network ( DAN) diciptakan Dive

Proyek Eksplorasi untuk mengumpulkan data tentang profil menyelam dan

insiden Dari tahun 1998 hingga tahun 2002 mereka tercatat 50150

penyelaman dari yang 28 recompressions yang diperlukan-walaupun ini

akan hampir pasti berisi insiden emboli gas arteri (AGE)-dengan laju

sekitar 005

5 Pathogenesis

Gelembung gas (nitrogen) berhubungan dengan supersaturasi gas

dalam darah dari jaringan saat berkurang

Normal gas dari jaringan - larut dalam darah ndash ke alveoli paru dan keluar

melalui napas

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 10: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

10

Abnormal gas lepas lebih cepat dalam bentuk tidak larut (gelembung

pada jaringan darah amp sel

Ada jaringan cepat amp lambat dalam menyerap amp melepas gas nitrogen

tergantung pada

o kecepatan aliran darah ke jaringan

o daya larut dalam jaringan

Jaringan cepat

darah

otak

lemak

Jaringan lambat tulang rawan sendi

Penyelaman dalam singkat gangguan pernapasan kelumpuhan ndash PD tipe

II

Penyelaman dangkal ndash lama nyeri pada sendi ndash Bends PD tipe I

6 Manifestasi Klinis

DCS jenis Bubble lokasi Tanda amp gejala (manifestasi klinis)

Muskuloskeletal

Sebagian besar

sendi

(Siku bahu

pinggul

pergelangan

tangan lutut

pergelangan kaki)

Localized sakit mendalam mulai dari

ringan sampai menyiksa Kadang-kadang

sakit membosankan tetapi jarang sakit

tajam

Aktif dan pasif gerak sendi memperburuk

rasa sakit

Rasa sakit dapat dikurangi dengan

menekuk bersama untuk mencari posisi

yang lebih nyaman

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 11: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

11

Jika disebabkan oleh ketinggian nyeri

dapat terjadi segera atau sampai berjam-

jam kemudian

Yg berhubung

dgn kulit Kulit

Gatal biasanya di sekitar wajah telinga

leher lengan dada dan atas

Sensasi serangga kecil merayapi kulit

( formication )

Belang-belang atau marmer kulit biasanya

di sekitar bahu dada bagian atas dan perut

dengan gatal

Pembengkakan kulit disertai dengan kecil

seperti depresi-bekas luka kulit ( edema

pitting )

Neurologis Otak

sensasi Diubah kesemutan atau mati

rasa paresthesia peningkatan

sensitivitas hyperesthesia

Kebingungan atau kehilangan memori

( amnesia )

Visual kelainan

Dijelaskan perubahan mood atau perilaku

Kejang pingsan

Neurologis Saraf tulang

belakang

Ascending kelemahan

atau kelumpuhan pada kaki

Girdling sakit perut atau dada

Inkontinensia urin dan fecal incontinence

Konstitusional Seluruh tubuh Sakit kepala

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 12: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

12

Dijelaskan kelelahan

Generalised malaise buruk lokal sakit

Audiovestibular telinga batin

Kehilangan keseimbangan

Pusing vertigo mual muntah

Gangguan pendengaran

Paru Paru-paru

Batuk kering persisten

Pembakaran nyeri dada di bawah tulang

dada diperburuk oleh bernapas

Sesak napas

Frekuensi

Gejala dengan frekuensi

Gejala Frekuensi

lokal nyeri sendi 89

lengan gejala 70

gejala kaki 30

Pusing 53

Serangan

Timbulnya gejala DCS

Waktu untuk mulai Persentase kasus

dalam waktu 1 jam 42

dalam waktu 3 jam 60

dalam 8 jam 83

dalam waktu 24 jam 98

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 13: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

13

Kelumpuhan 23

sesak nafas 16

kelelahan ekstrim 13

runtuh ketidaksadaran 05

dalam 48 jam 100

7 Faktor Predisposisi

Meskipun terjadinya DCS tidak mudah ditebak faktor predisposisi banyak

dikenal Mereka dapat dianggap sebagai lingkungan atau individu

Lingkungan

Faktor-faktor lingkungan berikut telah terbukti meningkatkan risiko

DCS

Besarnya penurunan rasio tekanan - besar penurunan rasio tekanan lebih

mungkin menyebabkan DCS dari kecil Berulang eksposur -

penyelaman berulang-ulang dalam waktu singkat (beberapa jam)

meningkatkan risiko DCS berkembang Ascents berulang untuk

ketinggian di atas 5500 meter (18000 kaki) dalam waktu singkat sama

meningkatkan risiko DCS ketinggian berkembang Laju pendakian -

pendakian cepat semakin besar risiko DCS berkembang The US Navy

Dive Manual menunjukkan bahwa tingkat pendakian lebih besar dari

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 14: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

14

sekitar 20 m menit (66 ft menit) ketika menyelam meningkatkan

kemungkinan DCS sedangkan tabel selam rekreasi seperti tabel

Buumlhlmann memerlukan tingkat pendakian 10 m menit (33 ft menit)

dengan m 6 terakhir (20 kaki) mengambil minimal satu

menit[31]Seorang individu terkena dekompresi cepat (tingkat tinggi

pendakian) di atas 5500 meter (18000 kaki) memiliki risiko lebih besar

ketinggian dari DCS yang terkena ketinggian yang sama tetapi pada

tingkat yang lebih rendah pendakian Durasi pemaparan - semakin lama

durasi menyelam semakin besar risiko DCS Lagi penerbangan

terutama untuk ketinggian 5500 m (18000 kaki) dan di atas membawa

risiko lebih besar DCS ketinggian Scuba diving sebelum terbang -

penyelam yang naik ke ketinggian segera setelah menyelam

meningkatkan risiko mereka terserang DCS bahkan jika menyelam

sendiri dalam batas-batas menyelam tabel amantabel Dive membuat

ketentuan waktu pasca-menyelam di tingkat permukaan sebelum terbang

untuk mengizinkan semua kelebihan nitrogen sisa untuk outgas Namun

tekanan dipertahankan bahkan di dalam pesawat terbang bertekanan

mungkin serendah setara tekanan untuk ketinggian 2400 m (7900 kaki)

di atas permukaan laut Oleh karena itu asumsi bahwa tabel interval

menyelam permukaan terjadi pada tekanan atmosfer normal adalah batal

dengan terbang selama interval permukaan dan aman menyelam

dinyatakan maka dapat melebihi batas menyelam meja Menyelam

sebelum melakukan perjalanan ke ketinggian - DCS dapat terjadi tanpa

terbang jika seseorang bergerak ke-ketinggian lokasi tinggi pada lahan

segera setelah scuba diving-misalnya scuba penyelam di Eritrea yang

berkendara dari pantai ke Asmara dataran tinggi pada 2400 m (7900 ft

) meningkatkan risiko dari DCS Menyelam Di Ketinggian - menyelam

di permukaan air yang ketinggian di atas 300 m (980 ft)-misalnya Danau

Titicaca berada pada 3800 m (12500 ft)-tanpa menggunakan versi tabel

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 15: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

15

dekompresi atau komputer menyelam yang dimodifikasi untuk

ketinggian tinggi

Individu

Cacat septum atrium (PFO) shunt kiri-ke-kanan

menunjukkan Tabrakan kanan-ke-kiri memungkinkan gelembung

untuk masuk ke dalam sirkulasi arteri Faktor-faktor individu berikut

ini telah diidentifikasi sebagai kemungkinan berkontribusi terhadap

peningkatan risiko DCS

1 Usia seseorang - ada beberapa laporan yang mengindikasikan risiko

yang lebih tinggi DCS ketinggian dengan bertambahnya umur

2 Sebelumnya cedera - ada beberapa indikasi bahwa sendi baru atau

cedera ekstremitas dapat mempengaruhi individu untuk

mengembangkan terkait gelembung dekompresi

3 Ambient suhu - ada beberapa bukti menunjukkan bahwa paparan

individu untuk ambien suhu dingin sangat dapat meningkatkan

risiko DCS ketinggian Dekompresi resiko penyakit dapat dikurangi

dengan suhu udara meningkat selama dekompresi berikut

penyelaman dalam air dingin

4 Jenis tubuh - biasanya seseorang yang memiliki tubuh tinggi

kandungan lemak pada risiko yang lebih besar dari DCS Hal ini

disebabkan kali lebih besar nitrogen kelarutan lima di lemak dari

dalam air menyebabkan jumlah yang lebih besar dari total tubuh

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 16: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

16

terlarut nitrogen selama waktu pada tekanan Lemak mewakili

sekitar 15-25 persen dari orang dewasa yang sehat tubuh tetapi

menyimpan sekitar setengah dari jumlah total nitrogen (sekitar 1

liter) pada tekanan normal

5 Konsumsi alkohol dan dehidrasi - meskipun alkohol dehidrasi

meningkatkan konsumsi sehingga dapat meningkatkan kerentanan

terhadap DCS [30] sebuah studi tahun 2005 menyimpulkan bahwa

konsumsi alkohol tidak meningkatkan risiko DCS [40] Studi yang

dilakukan oleh Walder menyimpulkan bahwa penyakit dekompresi

dapat dikurangi dalam penerbang ketika tegangan permukaan serum

dibesarkan dengan minum salin isotonik [41] dan tegangan

permukaan air yang tinggi umumnya dianggap sebagai bermanfaat

dalam mengontrol ukuran balon Mempertahankan hidrasi yang

tepat sangat dianjurkan

6 foramen ovale paten ndash lubang antara bilik atrium

dari jantung dalam janin biasanya ditutup dengan flap dengan napas

pertama saat lahir Pada sekitar 20 dari orang dewasa flap tidak

sepenuhnya segel bagaimanapun memungkinkan darah melalui

lubang saat batuk atau selama kegiatan yang meningkatkan tekanan

dada Dalam menyelam ini dapat memungkinkan darah vena

dengan microbubbles gas inert untuk melewati paru-paru di mana

gelembung dinyatakan akan disaring oleh sistem kapiler paru-paru

dan kembali langsung ke sistem arteri (termasuk arteri ke otak

sumsum tulang belakang dan jantung) Dalam sistem arteri

gelembung (emboli gas arteri) jauh lebih berbahaya karena mereka

menghalangi sirkulasi dan menyebabkan infark (jaringan mati

karena kehilangan lokal aliran darah) Di otak infark

menghasilkan stroke dan di sumsum tulang belakang dapat

menyebabkan kelumpuhan

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 17: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

17

8 Prognosis

Pengobatan segera dengan oksigen 100 di ikuti oleh rekompresi

hiperbarik tidak akan menimbulkan efek jangka panjang Namun cedera

jangka panjang permanen dari DCS adalah mungkin Tiga bulan follow-up

pada kecelakaan menyelam dilaporkan kepada Notes pada tahun 1987

menunjukkan 143 dari 268 penyelam disurvei masih memiliki sisa tanda-

tanda dan gejala dari tipe II DCS dan 7 dari Tipe I DCS Jangka panjang

tindak lanjut menunjukkan hasil yang sama dengan 16 mempunyai

sequalae neurologis yang permanen

9 Diagnosis

Riwayat menyelam sebelumnya (24 jam)

Adanya gejala-gejala di atas

Bila ragu lakukan terapi RUBT dan 20 ndash 40 menit pertama di dapat

perbaikan terapi lanjut (PD)

Penyakit dekompresi harus dicurigai jika ada gejala yang terkait

dengan kondisi tersebut terjadi setelah penurunan tekanan khususnya dalam

waktu 24 jam menyelam Pada tahun 1995 95 dari semua kasus yang

dilaporkan ke Divers Alert Network telah menunjukkan gejala dalam waktu

24 jam Sebuah diagnosis alternatif harus dicurigai jika gejala berat mulai

lebih dari enam jam setelah dekompresi tanpa eksposur ketinggian atau jika

gejala apapun yang terjadi lebih dari 24 jam setelah permukaan Diagnosis

dikonfirmasi jika gejala yang lega oleh recompression

Walaupun MRI atau CT sering dapat mengidentifikasi gelembung dalam

DCS mereka tidak bagus dalam menentukan diagnosis sebagai sejarah yang

tepat dari acara dan deskripsi dari gejala

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 18: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

18

10 Pencegahan

Menyelam Underwater

Untuk mencegah pembentukan gelembung kelebihan yang dapat

menyebabkan penyakit dekompresi penyelam batas laju pendakian mereka

untuk sekitar 10 meter (33 kaki) per menit dan melaksanakan jadwal

dekompresi yang diperlukan jadwal ini mengharuskan penyelam naik ke

kedalaman tertentu dan tetap pada kedalaman yang sampai gas yang

memadai telah dieliminasi dari tubuh untuk memungkinkan pendakian lebih

lanjut Masing-masing dinamakan berhenti dekompresi dan jadwal

untuk waktu tertentu dan kedalaman bawah mungkin juga mengandung satu

atau lebih berhenti atau tidak sama sekali Penyelaman yang tidak

mengandung berhenti dekompresi disebut tidak-stop penyelaman tapi

penyelam biasanya jadwal berhenti keselamatan pendek di 3 meter (10

kaki) 46 meter (15 kaki) atau 6 meter (20 kaki) tergantung pada lembaga

pelatihan

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 19: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

19

Jadwal dekompresi mungkin berasal dari tabel dekompresi software

dekompresi atau dari komputer menyelam dan ini biasanya didasarkan pada

model matematika dari tubuh serapan dan pelepasan gas inert sebagai

perubahan tekanan Model ini seperti algoritma dekompresi Buumlhlmann

dirancang untuk memenuhi data empiris dan menyediakan jadwal

dekompresi untuk kedalaman tertentu dan durasi menyelam

Sejak penyelam di permukaan setelah menyelam masih memiliki gas

inert kelebihan dalam tubuh mereka setiap menyelam berikutnya sebelum

kelebihan ini sepenuhnya dieliminasi perlu memodifikasi jadwal

mempertimbangkan beban gas sisa dari menyelam sebelumnya Hal ini akan

mengakibatkan waktu yang tersedia lebih singkat di bawah air atau

meningkat dekompresi waktu selama penyelaman berikutnya Penghapusan

total gas kelebihan dapat berlangsung berjam-jam dan meja akan

menunjukkan waktu pada tekanan normal yang dibutuhkan yang dapat

sampai 18 jam

Dekompresi waktu dapat secara signifikan disingkat dengan bernapas

campuran mengandung gas inert kurang banyak selama fase dekompresi dari

menyelam (atau murni oksigen di halte di 6 meter (20 kaki) air atau

kurang) Alasannya adalah bahwa outgases gas inert pada tingkat yang

sebanding dengan perbedaan antara tekanan parsial gas inert dalam

penyelam tubuh dan tekanan parsial dalam gas pernapasan sedangkan

kemungkinan pembentukan gelembung tergantung pada perbedaan antara

gas inert parsial tekanan dalam tubuh penyelam dan tekanan

ambien Pengurangan dalam persyaratan dekompresi juga dapat diperoleh

dengan bernapas Nitrox campuran selama menyelam karena kurang

nitrogen akan diambil ke dalam tubuh daripada selama menyelam yang sama

dilakukan di udara

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 20: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

20

Berikut jadwal dekompresi tidak sepenuhnya melindungi terhadap

DCS Algoritma yang digunakan dirancang untuk mengurangi kemungkinan

DCS ke tingkat yang sangat rendah tetapi tidak mengurangi sampai nol

Paparan dengan Ketinggian

Salah satu terobosan paling signifikan dalam pencegahan DCS

ketinggian adalah oksigen pra-bernapas Menghirup oksigen murni secara

signifikan mengurangi beban nitrogen dalam jaringan tubuh dan jika terus

tanpa henti memberikan perlindungan yang efektif setelah terpapar

barometric tekanan lingkungan-rendah Namun bernafas oksigen murni

selama penerbangan saja (pendakian perjalanan keturunan) tidak

mengurangi risiko DCS ketinggian

Meskipun oksigen murni pra-pernapasan merupakan metode yang

efektif untuk melindungi terhadap DCS ketinggian adalah logistik rumit dan

mahal untuk perlindungan brosur penerbangan sipil baik komersial atau

swasta Oleh karena itu hanya saat ini digunakan oleh awak pesawat militer

dan astronot untuk perlindungan selama ketinggian tinggi dan operasi

ruang Hal ini juga digunakan oleh awak uji terbang terlibat dengan

sertifikasi pesawat

Astronot kapal Stasiun Luar Angkasa

Internasional mempersiapkan kendaraan-kegiatan ekstra (EVA) keluar

kamp pada tekanan atmosfir yang rendah 102 psi (070 bar)

menghabiskan delapan jam tidur di airlock Quest sebelum mereka

ruang angkasa Selama EVA mereka menghirup oksigen 100 pada

mereka pakaian antariksa yang beroperasi pada 43 psi (030 bar)

meskipun penelitian telah memeriksa kemungkinan menggunakan 100

O 2 sebesar 95 psi (066 bar) di sesuai untuk mengurangi pengurangan

tekanan sehingga risiko DCS

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 21: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

21

11 Penatalaksanaan

a Rekompresi amp oksigen (utama)

Tujuan rekompresi

bull Memperkecil gelembung gas

bull Gejala hilang saat dekompresi sampai ke permukaan

bull Gelembung gas larut

Tujuan oksigenasi

bull Perbaikan jaringan hipoksia

bull Kurangi tekanan nitrogen larut

bull Terapi sebaiknya dilakukan dalam 6-8 jam pertama

bull Terapi sesuai jenis PD

b Medikamentosa

1 Cairan dan elektrolit

2 Anti platelet

3 Anti edema

4 Anti konvulsan (bila kejang)

5 Digitalis (kalau perlu)

Terapi yang segera dilakukan bila kondisi pasien stabil

1 Pasien dirawat di ruangan intermediate

2 Posisi kepala lebih rendah dari badan

3 Berikan oksigen 100

4 Siapkan infus intravena

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 22: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

22

5 Berikan carian NS 500ml dalam 1jam dilanjutkan dengan 500ml

dalam 4 jam

6 Bila pasien tidak stabil manajemen dilakukan di ruangan critical care

Lakukan monitoring ABC Pada kasus berat dengan komplikasi

cardiopulmonary arest lakukan manajemen sesuai standar ACLS

7 Pasien harus diperiksa kemungkinan adanya trauma fisik yang

menyertai komplikasi menyelam

Investigasi

1 Rontgen foto thoraks untuk mengetahui adanya pneumothoraks atau

pneumomediastinum

2 EKG untuk menyingkirkan penyebab dari jantung bila gejala utama

yang dominan adalah nyeri dada

3 Analisa gas darah bila pasien sesak nafas atau saturasi oksigen

rendah

Terapi definitif terapi definif emergency diving adalah terapi

rekompresi segera

1 Bila dicurigai adanya DCI atau CAGE (cerebral arterial gas

embolism) segera hubungi spesialis diving medicine setelah kondisi

pasien stabil

2 Bila diagnosis cedera karena menyelam telah jelas jangan rawat

pasien di bangsal neurologi atau penyakit dalam untuk investigasi

karena

a Departemen ini tidak memiliki fasilitas untuk rekompresi

b Terapi yang lambat pada DCI dan CAGE akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas

Pengobatan Oksigenasi Hiperbarik (OHB) adalah suatu cara

pengobatan secara medik yang dilakukan terhadap pasien di dalam ruangan

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 23: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

23

udara bertekanan tinggi (RUBTHiperbaric chamber) sambil bernafas

oksigen murni (O2 100)

Oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan dimana pasien

menghirup oksigen murni (100) pada tekanan udara lebih besar dari pada

tekanan udara atmosfir normal pengobatan oksigen hiperbarik

iniberpangaruh pada pengiriman oksigen secara sistematikdimana terjadi

peningkatan 2-3 kali lebih besar daripad atmosfir biasa

Pada dasarnya pengobatan OHB ditujukan pada jaringan yang

mengalami hipoksia( kekurangan oksigen) atau iskemik (kekurangan aliran

darah) yang pada keadaan tersebutreaksi radikal bebas sangat meningkat

Manfaat lain dari pemberian OHB adalah meningkatnya daya hidup sel dan

jaringan membentuk neovaskularisasi dan proliferasi jaringan yang hal ini

penting untuk proses penyembuhan luka meningkatkan kemampuan butir

darah putih (lekosit)dalam membasmi penyakit membunuh kuman secara

langsung dan mengobati penyakit emboli udara serta penyakit dekompresi

(penyakit akibat salah prosedur menyelam)

Macam Mekanisme Yang Menunjukkan Manfaat Yang Diperoleh

Dengan Pengobatan Oksigen Hiperbarik

Beberapa mekanisme berikut menerengkan manfaat diperoleh

berkaitan dengan pemberian oksigen hiperbarik secara berkala baik sebagai

pengobatn tunggal ataupun biasanya lebih sering berupa pengobatan

kombinasi dengan prosedur medis atau bedah lainnya mekanisme tersebut

berperan untuk mempercepat proses penyembuhan kondisi atau keadaaan

yang masih dapat diobati

a) Hiperoksigenasi

Memberikan pertolongan segera terhadap jaringan yang miskin perfusi

di daerah yang aliran darahnya buruk Peningkatan tekanan di dalam

RUBT (Ruang Udara Bertekanan Tinggi) menghasilkan peningkatan

konsentrasi oksigen plasma selama 10-15 kali lipat Ini diwujudkan pada

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 24: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

24

nilai oksigen arterial yaitu antara 1500-2000 mmHg serta menghasilkan

peningkatan sebesar 4 kali lipat pada proses difusi oksigen di kapiler

Meskipun bentuk hiperoksigenasi ini hanya bersifat sementara mnamun

hal ini akan sangat berguna dengan berjalanya waktu pengobatan untuk

mempertahankankelangsungan hidup jaringan hingga kerusakan

terkoreksi atau suatu suplai darah terbentuk

b) Neovaskularisasi

Menunjukkan adanya suatu respon yang tidak langsung dan respon

lambat terhadap pemberian oksigen hiperbarik Efek terapeutiknya

meliputi meningkatkan pemecahan fibroblast pembentukan kolagen

barudan angiogenesis kapiler di daerah yang sulit terbentuk

neovaskulerseperti pada kerusakan jaringan akibat radiasi

osteomyelitisrefrakter dan ulkus kronis

c) Hiperoksia

Akan meningkatkan aktivitas anti mikroba oksigen hiperbarik

menyebabkan terlambatnya toksin dan inaktivasi toksin pada infeksi

kuman klostridium perfringens (gas Gangren) HIpoksia menyebabkan

fagositosis dan membunuh sel darah putihyang teroksidasi serta

meningkatkan aktivitas Aminoglikosida Penemuan terbaru

menunjukkan adanya perpanjangan efek pasca pemberian antibiotic

d) Efek Penekanan Langsung

Menggunakan konsep hokum Boyle untuk mengurangi volume

intravaskuler atau gas bebas lainnya selama lebih dari seabad lamanya

mekanisme ini dibentuk sebagai dasar pengobatan OHB (Oksigen

Hiperbarik) sebagai pengobatan standaruntuk penyakit dekompresi dan

emboli gas artericerebral (CAGE) yang biasanya berkaitan dengan para

penyelam

e) Hiperoksia

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 25: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

25

Menyebabkan timbulnya vasokonteiksi Ini terjadi tanpa disertai

komponen hipoksia dan sangat menolong di dalam di dalam penanganan

kompartemen syndrome intermediate serta penyakit iskemia akut

lainnya pada cedera ekstremitas dan juga mengurangi timbulnya edema

interstitial pada jaringan yang dicangkok (graft) Penelitian paada

aplikasi OHB terdapat pada penanganan luka baker telah

mengidentifikasikansuatu penurunan yang bermaknapada kebutuhan

cairan untukresusitasi bilamana pengobatan OHB ditambahkan

terhadap protocol penanganan standar luka baker

Penurunan Perfusi Akibat Cedera

Adalah merupakan yang berhubungan dengan prosesreperfusi yang

terjadi sebagai akibat aktivasi lekosit yang tidak sesuaimenyimpang

Pola kerusakan jaringan setelah kondisi iskemik adalah merupakan

akibat dari dua komponen berikut

Komponen cedera yang ireversibel sebagai akibat langsung

hipoksia

Komponen cedera tak langsung yang diakibatkan aktivasi lekosit

yang menyimpang tadi

OHB berperang mengurangi akibat dari komponen cedera yang tidak

langsung tersebut dengan mencegah aktivasi lekosit yang

menyimpang Pada keadaan demikian OHB dapat mempertahankan

jaringan perifer yang mungkin saja akan hilang atau rusak akibat proses

cedera tadi (iskeia dan perfusi)

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 26: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

26

BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

I PENDAHULUAN

Penderita yang mengalami dekompresi memerlukan penilaian yang cepat dan

pengelolaan yang tepat guna menghindari kematian Karena desakan waktu maka

dibutuhkan suatu system penilaian yang mudah Baik primary survey maupun

secondary survey dilakukan berulang-ulang agar dapat mengenali penurunan keadaan

penderita dan memberikan terapi yang diperlukan

II PERSIAPAN

Penderita berlangsung dalam 2 keadaan berbeda Fase pertama adalah fase

pre-rumah sakit (pre-hospital) dimana seluruh kejadian sebaiknya berlangsung

dalam koordinasi dengan dokter di rumah sakit Fase kedua adalah fase rumah

sakit (in-hospital) dimana dilakukan persiapan untuk menerima penderita sehingga

dapat dilakukan rekompresi dan oksigenasi dalam waktu cepat

a) Fase Pra-Rumah Sakit

Koordinasi yang baik antara dokter di rumah sakit dengan petugas di lapangan akan

menguntungkan penderita Sebaiknya rumah sakit sudah diberitahu sebelum

penderita mulai diangkut dari tempat kejadian Pemberitahuan ini memungkinkan

rumah sakit untuk mempersiapkan tim trauma sehingga sudah siap saat penderita

sampai di rumah sakit

Pada fase pra-rumah sakit titik berat diberikan pada penjagaan airway kontrol

perdarahan dan syok imobilisai penderita dan pengiriman ke rumah sakit

terdekat yang cocok sebaiknya ke suatu pusat trauma yang diakui

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 27: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

27

Scene timewaktu di tempat kejadian yang lama harus dihindari Yang juga penting

adalah mengumpulkan keterangan yang akan dibutuhkan di rumah sakit seperti

waktu kejadian sebab kejadian dan riwayat penderita Mekanisme kejadian dapat

menerangkan jenis dan berat perlukaan

pemakaian protokol tetap di fase pra-rumah sakit maupun komunikasi yang

terus menerus akan meningkatkan kualitas pelayanan pra-rumah sakit

untuk pengendalian mutu pelayanan pra-rumah sakit harus ada laporan

periodik untuk kemudian dilakukan pengkajian multidisiplin

b) Fase Rumah Sakit

Harus dilakukan perencanaan sebelum penderita tiba Sebaiknya ada ruangandaerah

rekompresi dan oksigenasi

Perlengkapan airway (laringoskop endotracheal tube dsb) sudah dipersiapkan

dicoba dan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau Cairan kristaloid (misal

Ringerrsquos lactate) yang sudah dihangatkan dan diletakkan di tempat yang mudah

dicapai Perlengkapan monitoring yang diperlukan sudah dipersiapkan Suatu system

pemanggilan tenaga medik tambahan sudah harus ada demikian juga tenaga

laboratorium dan radiologi Dipersiapkan juga formulir rujukan ke pusat trauma serta

proses rujukannya

Semua tenaga medik yang kontak dengan penderita harus dihindarkan dari

kemungkinan penularan penyakit menular terutama hepatitis dan AIDS Center for

Disease Control (CDC) dan pusat kesehatan lain sangat menganjurkan pemakaian alat

proteksi seperti masker kedap air kacamata baju kedap air sepatu dan sarung tangan

kedap air terutama jika ada kontak dengan cairan tubuh penderita

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 28: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

28

III TRIASE

Triase adalah cara pemilahan penderita berdasarkan kebutuhan terapi dan sumber

daya

yang tersedia Terapi berdasarkan pada kebutuhan ABC (Airway Breathing

Circulation)

Triase juga berlaku untuk pemilahan penderita di lapangan dan rumah sakit yang

akan

dirujuk Merupakan tanggung jawab tenaga pra-rumah sakit (dan pimpinan tim

lapangan) bahwa penderita akan dikirim ke rumah sakit Merupakan kesalahan

besar untuk mengirim penderita ke rumah sakit non-trauma bila ada pusat trauma

yang tersedia Suatu skoring akan membantu dalam pengambilan keputusan

pengiriman ini (misalnya Revised Trauma Score Pediatric Trauma Score dsb)

IV PRIMARY SURVEY

Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis

perlukaan tanda-tanda vital dan mekanisme trauma Pada penderita yang terluka

parah terapi diberikan berdasarkan prioritas Tanda vital penderita harus dinilai

secara cepat dan efisien Pengelolaan penderita berupa primary survey yang

cepat dan kemudian resusitasi secondary survey dan akhirnya terapi definitif

Proses ini merupakan ABC-nya trauma dan berusaha untuk mengenali keadaan yang

mengancam nyawa terlebih dahulu dengan berpatokan pada urutan berikut

a Airway menjaga jalan nafas disertai control servikal

b Breathing menjaga pernafasan dengan ventilasi

c Circulation disertai kontrol perdarahan

d Disability status neurologis

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 29: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

29

e Exposure enviromental control buka baju penderita tapi cegah hipotermia

A Airway and Cervical Spine Control

Yang pertama harus dinilai adalah kelancaran jalan nafas Ini meliputi pemeriksaan

adanya obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing fraktur tulang

wajah fraktur mandibula ataupun maksila fraktur laring ataupun trakea Usaha untuk

membebaskan airway harus melindungi vertebra servikal Dalam hal ini dapat

dimulai dengan melakukan chin lift dan jaw thrust Pada penderita yang dapat

berbicara dianggap bahwa jalan nafas bersih walaupun demikian penilaian ulang

terhadap airway harus tetap dilakukan

Permasalahan

1) Jalan napas tidak efektif bd peningkatan secret akibat batuk

Kriteria Hasil pola napas kembali efektif

Intervensi

1) Observasi jumlah dan karakter sputum

R peningkatan sputum akan menambah kesulitan bernapas

2) Auskultasi bunyi napas dan catat adanya bunyi napas tambahan

R bunyi napas menuruntidak ada bila jalan napas mengalami

obstruksi karena perdarahan

3) Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi

R chin lift dan jaw thrust memungkinkan memudahkan

pernapasan

4) Observasi pola batuk dan karakter secret

R sputum berdarah dapat diakibatkan karena kerusakan jaringan

5) Kolaborasi dalam pemberian oksigen

R memaksimalkan bernapas dan mengurangi kerja paru

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 30: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

30

B Breathing dan Ventilasi

Airway yang baik tidak menjamin ventilasi yang baik Pertukaran gas yang terjadi

pada saat bernafas mutlak diperlukan untuk pertukaran O2 dan mengeluarkan

CO2 dari tubuh Ventilasi yang baik meliputi fungsi yang baik dari paru dinding dada

dan diafragma Setiap komponen ini harus dievaluasi secara cepat

Dada penderita harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan Auskultasi

dilakukan

untuk memastikan masuknya udara ke dalam paru Perkusi dilakukan untuk menilai

adanya udara ataupun darah dalam rongga pleura Inspeksi dan palpasi dapat

memperlihatkan kelainan dinding dada yang mungkin mengganggu ventilasi

Permasalahan

1) Kerusakan pertukaran gas bd akumulasi nitrogen

Kriteria Hasil menunjukan ventilasi yang normal

Intervensi

1) Catat frekuensi dan kedalaman pernapasan dan penggunaan otot

bantu

R takipnea dan dispnea dapat menyertai gangguan pertukaran

gas

2) Observasi adanya perubahan pernapasan

R memungkinkan terjadinya bahaya lebih lanjut

3) Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan yang disarankan

R mempercepat proses pemulihan

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 31: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

31

C Circulation dan Kontrol Perdarahan

1) Volum Darah dan Cardiac Output

Perdarahan merupakan penyebab kematian pasca bedah yang mungkin

dapat diatasi dengan terapi yang cepat dan tepat di rumah sakit Suatu keadaan

hipotensi harus dianggap disebabkan oleh hipovolemia sampai terbukti

sebaliknya Dengan demikian maka diperlukan penilaian yang cepat dari

status hemodinamik penderita

Ada 3 penemuan klinis yang dalam hitungan detik dapat memberikan

informasi mengenai keadaan hemodinamik ini yakni tingkat kesadaran

warna kulit dan nadi

2) Perdarahan

Perdarahan luar harus dikelola pada primary survey Perdarahan

eksternal dihentikan dengan penekanan pada luka

Permasalahan

1) Perubahan perfusi jaringan bd kurangnya suplai darah ke jaringan

Kriteria Hasil menunjukan peningkatan perfusi yang efektif

Intervensi

1) Kaji Tanda-tanda vital

R mengetahui keadaan umum klien

2) Observasi adanya perubahan warna kulit

R warna kulit dapat menunjukan tanda bahwa terjadi gangguan

suplai ke jaringan

3) Palpasi nadi yang besar seperti a femoralis atau a karotis (kiri-

kanan)

R untuk mengetahui kekuatan kecepatan dan irama nadi

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 32: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

32

4) Kolaborasi dalam pemberian cairan dan elektrolit

R mendukung volume sirkulasi

D Disability (Neurologic Evaluation)

Menjelang akhir primary survey dilakukan evaluasi terhadap keadaan

neurologis secara cepat Yang dinilai disini adalah tingkat kesadaran

serta ukuran dan reaksi pupil Suatu cara sederhana untuk menilai tingkat

kesadaran adalah metode AVPU

A Alert (sadar)

V VerbalVokal Respons terhadap rangsangan vocal

P Pain Respons terhadap rangsangan nyeri

U Unresponsive Tidak bada respons

Glasgow Coma Scale (GCS) adalah sistem scoring yang sederhana

dan dapat meramal kesudahan (outcome) penderita GCS ini dapat

dilakukan sebagai pengganti AVPU Bila belum dilakukan pada survei

primer harus dilakukan pada secondary survey pada saat pemeriksaan

neurologis

Penurunan kesadaran dapat disebabkan penurunan oksigenasi danatau

penurunan perfusi otak ataupun disebabkan trauma langsung pada otak

Penurunan kesadaran menuntut dilakukannya reevaluasi terhadap keadaan

oksigenasi ventilasi dan perfusi

Alkohol dan obat-obatan dapat mengganggu tingkat kesadaran

penderita Walaupun demikian bila sudah disingkirkan kemungkinan

hipoksia ataupun hipovolemia sebagai sebab penurunan kesadaran maka

trauma kapitis dianggap sebagai penyebab penurunan kesadaran dan

bukan alkoholisme sampai terbukti sebaliknya

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 33: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

33

Permasalahan

Walapun sudah dilakukan segala usaha pada penderita dengan trauma

kapitis penurunan keadaan pada penderita dapat terjadi dan kadang

terjadi dengan cepat Lucid intervaL pada perdarahan epidural adalah

contoh penderita yang sebelumnya masih dapat berbicara tapi sesaat

kemudian meninggal Diperlukan evaluasi ulang yang sering untuk dapat

mengenal adanya perubahan neurologis Mungkin perlu kembali ke

primary survey untuk memperbaiki airway oksigenasi dan ventilasi serta

perfusi Bila diperlukan konsul sito ke ahli bedah saraf dapat dilakukan

pada primary survey

E ExposureKontrol Lingkungan

Penderita harus dibuka keseluruhan pakaiannya sering dengan cara

menggunting guna memeriksa dan evaluasi penderita Setelah pakaian

dibuka penting agar penderita tidak kedinginan Harus dipakaikan selimut

hangat ruangan yang cukup hangat dan diberikan cairan intra vena yang

sudah dihangatkan Yang penting adalah suhu tubuh penderita bukan rasa

nyaman petugas kesehatan

Permasalahan

Penderita trauma mungkin datang ke ruang operasi sudah dalam

keadaan hipotermia dan kemungkinan diperberat dengan resusitasi cairan

dan darah Masalah seperti ini sebaiknya diatasi dengan control

perdarahan yang dilakukan secara dini Ini mungkin hanya dapat dicapai

dengan tindakan operatif atau pemasangan fiksasi eksternal pada fraktur

pelvis Usaha menjaga suhu tubuh penderita harus ilakukan dengan

sungguh-sungguh

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 34: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

34

V SECONDARY SURVEY

Pada secondary survey dengan pasien dekompresi kita dapat

mengetahui keparahan yang terjadi

Diagnosa keperawatan

1) Nyeri badan dan sendi bd peningkatan metabolisme dalam tubuh

Kriteria Hasil klien tidak menunjukan ekspresi nyeri

Intervensi

1) Tentukan karakteristik nyeri

R membantu mengevaluasi nyeri yang dirasakan

2) Tentukan penyebab nyeri yang dirasakan

R memaksimalkan dalam menangani nyeri

3) Kaji pernyataan verbal dan non-verbal klien tentang nyeri

R kesesuaian antara respon verbal dan non verbal dapat

memudahkan perawat dalam mengetahui intensitas nyeri

4) Ajarkan tekhnik menejemen nyeri

R tekhnik menejemen nyeri atau pengalihan nyeri dapat

mengurangi nyeri yang dirasakan misalnya seperti bimbingan

imajinasi atau visualisasi

5) Kolaborasi dalam pemberian analgetik

R dapat mengurangi nyeri yang dirasakan apabila sudah tidak

dapat menahan nyeri

2) Intoleransi aktivitas bd manifestasi klinis yang terjadi

Kriteria Hasil Menunjukkan teknikperilaku yang melakukan kembali

melakukan aktivitas

Intervensi

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien

Page 35: Askep penyakit dekompresi AKPER PEMKAB MUNA

35

1) Tingkatkan tirah baringduduk Berikan lingkungan tenang batasi

pengunjung sesuai keperluan

R meningkatkan istirahat dan ketenangan Menyediakan energy

yang digunakan untuk penyembuhan

2) Ubah posisi dengan sering berikan perawatan kulit yang baik

R meningkatkan fungsi pernapasan dan meminimalkan tekanan

pada area tertentu untuk menurunkan resiko kerusakan jaringan

3) Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai toleransi

R memungkinkan periode tambahan istirahat tanpa gangguan

4) Berikan antikonvulsan bila perlu

R membatasi pergerakan yang dapat meningkatkan keparahan

klien