Terapi Oksigen Pada Orang Dewasa
-
Upload
muhammad-rizal-ardiansyah -
Category
Documents
-
view
90 -
download
0
description
Transcript of Terapi Oksigen Pada Orang Dewasa
DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PROFESI DOKTER
BAGIAN ANESTESIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSIATS HALU OLEO
KENDARI2014
TERAPI OKSIGEN PADA ORANG DEWASAPembimbing : dr. Andi Hasna Suaib, Sp An
oleh : Wa Ode Azzahra M
Dengan penemuan yang sangat penting mengenai molekul oksigen oleh Joseph Priestley pada tahun 1775 dan bukti adanya pertukaran gas pada proses pernafasan oleh Lavoisier, oksigen menjadi suatu cara pengobatan dalam perawatan pasien. Sebelum tahun 1920 suplementasi oksigen dievaluasi oleh Baruch dkk dan akhirnya pada tahun 1920 ditetapkan suatu konsep bahwa oksigen dapat dipergunakan sebagai terapi.
PENDAHULUAN
o2
• komponen gas dan unsur yang vital dalam proses metabolisme
• Untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel yang ada dalam tubuh manusia.
• Normalnya diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas .
• Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi system respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis.
TERAPI OKSIGEN
Defenisi lain dari Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen dalam ruangan adalah 21 %.
Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat
dilakukan dengan cara meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2
(Orthobarik ) dan meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik).4
ssPada saat inspirasi pernafasan perut, otot difragma akan berkontraksi dan kubah difragma turun ( posisi diafragma datar ), selanjutnya ruang otot intercostalis externa menarik dinding dada agak keluar, sehingga volume paru-paru membesar, tekanan dalam paru-paru akan menurun dan lebih rendah dari lingkungan luar sehingga udara dari luar akan masuk ke dalam paru-paru.
Ekspirasi (exhalasi) adalah keluarnya CO2 dari paru ke atmosfir melalui jalan nafas.
Apabila terjadi pernafasan perut, otot difragma naik kembali ke posisi semula
( melengkung ) dan muskulus intercotalis interna relaksasi. Akibatnya tekanan dan ruang didalam dada mengecil sehingga
dinding dada masuk ke dalam, udara keluar dari paru-paru karena tekanan paru-paru
meningkat.
FISIOLOGI PERNAPASAN
Proses pertukaran gas pada pernafasan di bagi menjadi 2 macam sistem respirasi, yaitu
Ventilasi pulmonal Mekanik pernafasan
Transportasi gas pernafasanVentilasiDifusiPerfusi pulmonal
Pengukuran volume paru
Volume tidal (TV) yaitu volume udara yang dihirup dan dihembuskan setiap kali bernafas 500 ml
Volume cadangan inspirasi (IRV) , yaitu volume udara maksimal yang dapat dihirup setelah inhalasi normal 3000
ml
Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), volume udara maksimal yang dapat dihembuskan dengan kuat setelah ekshalasi
normal 1100 ml
Volume residual (RV) volume udara yg tersisa dalam paru-paru setelah ekshalasi maksimal 1200 ml
Tujuan terapi
oksigen
1. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk memfasilitasi metabolisme aerob.
2. Mempertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 > 90 % untuk :• Mencegah dan mengatasi
hipoksemia/hipoksia serta mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat.
• Menurunkan kerja nafas dan miokard.
• Menilai fungsi pertukaran gas
Indikasi Terapi
Oksigen
1. Pasien Hipoksia2. Pasien Hipoksemia 3. Oksigenasi kurang sedangkan paru normal4. Oksigenasi cukup sedangkan paru tidak normal5. Oksigenasi cukup, paru normal, sedangkan sirkulasi
tidak normal.6. Pasien yang membutuhkan pemberian oksigen
konsentrasi tinggi.7. Pada Beberapa trauma, Terapi ini diberikan dengan
orang yang mempunyai gejala :• Sianosis – Keracunan• Hipovolemi – Asidosis• Perdarahan - Selama dan sesudah pembedahan• Anemia berat - Klien dengan keadaan tidak sadar
hipoksemia akut : pneumonia, PPOK dengan eksaserbasi akut,
asma bronkial, gangguan kardiovaskular, emboli paru.
Terapi Oksigen Jangka Pendek
Terapi Oksigen Jangka panjang
Pada pasien dengan PPOK dan kor pulmonal,
Alat Aliran (L/menit) Fi O2 (fraksi oksigen inspirasi)
Kanula nasal
123456
0,240,280,320,360,400,44
Masker oksigen
5-66-77-8
0,400,500,60
Masker dengan kantong reservoir
678910
0,600,700,80≥0,80≥0,80
Kanul nasal / Kateter binasal / nasal prong : jika ada obstruksi nasal.
Sungkup muka dengan kantong rebreathing : pada pasien dengan PaCO2 tinggi, akan lebih meningkatkan kadar PaCO2 nya lagi.
Kateter nasofaringeal / kateter nasal : jika ada fraktur dasar tengkorak kepala, trauma maksilofasial, dan obstruksi nasal.
Kontraindikasi Relatif
TEKNIK PEMBERIAN OKSIGEN
Alat Pemberian Oksigen dengan Arus Rendah
Alat Pemberian Oksigen dengan Sistem Aliran Tinggi
1.Kateter Nasal
1. aliran 1 – 6 liter/mnt2. konsentrasi 24% - 44%.3. Prosedur pemasangan kateter ini
meliputi insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai naso faring
4. tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen yang lebih dari 44%
5. aliran dengan lebih dari 6 liter/mnt dapat menyebabkan nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, serta kateter mudah tersumbat dan tertekuk
Kanul Nasal/ Binasa/ Nasal
Prong
1. aliran 1-6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %
2. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%,
3. suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1/1.5 cm,
4. tidak dapat diberikan pada pasien dengan obstruksi nasal. Kecepatan aliran lebih dari 4 liter/menit jarang digunakan, sebab pemberian flow rate yang lebih dari 4 liter tidak akan menambah FiO2
Simple Oxygen Mask
1. Aliran 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%
2. Aliran O2 tidak boleh kurang dari 5 liter/menit untuk mendorong CO2 keluar dari masker
3. Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal
4. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%
5. Bisa terjadi aspirasi bila pasien mntah
Sungkup Muka dengan
Kantong Rebreathing
1. pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 35 – 60% dengan aliran 6 – 15 liter/mnt
2. Udara ekspirasi sebagian tercampur dengan udara inspirasi, sesuai dengan aliran O2, kantong akan terisi saat ekspirasi dan hampir menguncup waktu inspirasi.
3. Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir.
4. apabila ini terjadi dan aliran yang rendah dapat menyebabkan pasien akan menghirup sejumlah besar karbondioksida
Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing
1. konsentrasi oksigen yang tinggi mencapai 90 % dengan aliran 6 – 15 liter/mnt
2. prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer melalui satu atau lebih katup, sehingga dalam kantong konsentrasi oksigen menjadi tinggi
3. Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 90% dan tidak mengeringkan selaput lendir
4. Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah. Kantong oksigen bisa terlipat atau terputar
1. aliran udara ruangan bercampur dengan aliran oksigen yang telah ditetapkan
2. Diberikan pada pasien hyperkarbia kronik ( CO2 yang tinggi ) seperti PPOK yang terutama tergantung pada kendali hipoksia untuk bernafas, dan pada pasien hypoksemia sedang sampai berat
3. Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan / Temperatur dan kelembaban gas dapat dikontrol.
4. Tidak terjadi penumpukan CO2
Sungkup muka dengan venturi / Masker Venturi (High flow low concentration).
Bag and Mask /
Resuscitator Manual
1. Digunakan pada pasien : Cardiac arrest dan Respiratory failure
2. memberikan konsentrasi oksigen 74 % - 100 %.
3. Kekuatan pemijatan menentukan volume tidal ( VT).
4. Jumlah pijatan permenit menentukan frekuensi
5. Observasi dada pasien untuk menentukan kantong bekerja dengan baik dan apakah terjadi distensi abdomen
6. Risiko terjadinya peningkatan sekresi, pneumothorak, hemothorak, atau spasme bronkus yang memburuk.
1. Oksigen dialirkan ke humidifier, aliran harus cukup tinggi untuk menutup ventilasi pasien per menit. Dengan Oksigen T- piece memungkinkan pelembaban untuk selang ETT ( Endo Trakeal Tube ) atau trakeostomi.
2. Tidak akan menimbulkan kondensasi dalam selang. Pada pemakaiannya, kabut harus terlihat pada ekshalasi akhir.
3. Flow rate yang direkomendasikan adalah 10 liter/menit dengan nebuliser set untuk menjaga inspired oxygen concentration
Selang T / T piece / Briggs adaptor
HAL YANG HARUS DILAPORKAN DAN DIDOKUMENTASIKAN
Observasi dan catat terhadap penurunan kecemasan, peningkatan pengetahuan, penurunan kelemahan, penurunan frekuensi nafas, perubahan warna kulit,
peningkatan saturasi oksigen.
Monitor dan dokumentasikan hasil analisa gas darah dan pulse oksimetri untuk menilai keefektifan terapi oksigen.
Therapy Oksigen berhasil jika : Nilai PaO2 dan PaCO2 yang diharapkan tercapai
Monitor dan dokumentasikan kulit disekitar telinga, hidung , mukosa hidung terhadap iritasi.
Observasi dan catat posisi alat (kanula/masker, dll) yang tepat pada pasien .
Catat metode yang digunakan, berapa liter/ menit alirannya atau berapa FiO2 yang diberikan.10,11
Monitor dan dokumentasikan terjadinya efek samping / bahaya terapi oksigen yang lain.
KOMPLIKASI TERAPI OKSIGEN
1. Penderita PPOK dengan retensi CO2 sering bergantung pada “hypoxic drive” untuk mempertahankan ventilasinya. Konsentrasi O2 yang tinggi dapat mengurangi “drive” ini. Oksigen sebaiknya hanya diberikan dengan persentase rendah dan pasien diobservasi secara ketat untuk menilai adanya retensi CO2.9
2. Pneumonitis dan pembentukan membran hyaline didalam alveoli yang dapat menyebabkan penurunan pergantian gas dan atelektasis
3. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih tinggi berakibat iritasi trakeobronkial
TERIMA KASIH