TERAPI OKSIGEN 1

27
TERAPI OKSIGEN dr. Silmi Andriman. Sp. An SMF Anastesi dan Reanimasi RSUD dr. Zainoel Abidin Pemerintah Aceh Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

description

anestesi

Transcript of TERAPI OKSIGEN 1

  • TERAPI OKSIGEN

    dr. Silmi Andriman. Sp. An

    SMF Anastesi dan Reanimasi RSUD dr. Zainoel Abidin Pemerintah Aceh Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh

  • PENDAHULUAN

    Oksigen (O2)komponen gas dan unsur vital dalam

    proses metabolisme

    Oksigen ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris

    tahun 1775 dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas

    Beddoes sejak awal tahun 1800

    Terapi O2terapi pernafasan dalam mempertahankan

    okasigenasi jaringan yang adekuat

  • Lanjutan.

    Alvan Barach tahun 1920 terapi oksigen pasien hipoksemia

    dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit paru

    obstruktif kronik

    Chemiack tahun 1967 pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat pasien hiperkapnia dan

    memberikan hasil yang baik tanpa retensi CO2

  • DEFINISI

    Terapi Oksigen (O2) terapi pernafasan dalam mempertahankan okasigenasi jaringan yang adekuat

  • Tujuan umum terapi oksigen mencegah dan memperbaiki

    hipoksia jaringan

    Tujuan khusus mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari

    90%

    Tujuan Terapi

    Oksigen

  • SYARAT PEMBERIAN OKSIGEN

    Nyaman bagi pasien

    Tahanan jalan nafas yang rendah

    Dapat mengontrol konsentrasi oksigen

    udara inspirasi

    Tidak terjadi penumpukan CO2

    Efisien

  • Metode pemberian oksigen

    Sistem aliran rendah

    Pemberian O2 sistem aliran rendah pasien yang memerlukan O2 tetapi masih mampu bernafas dengan pola pernafasan normal pasien dengan Volume Tidal 500 ml

    dengan kecepatan pernafasan 16 20 kali permenit

    Terdiri dari (1) kateter nasal, (2) kanula nasal, (3) sungkup

    muka sederhana, (4) sungkup muka dengan kantong

    rebreathing, (5) sungkup muka dengan kantong non

    rebreathing

  • Kateter nasal

    Memberikan O2 secara kontinu dengan aliran 1 6 L/mnt

    dengan konsentrasi 24% - 44%

    Keuntungan : Pemberian O2 stabil, pasien bebas bergerak,

    makan dan berbicara, murah, nyaman dan dapat dipakai

    sebagai kateter penghisap

    Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 > 45%,

    terjadi distensi lambung, Iritasi selaput lendir nasofaring, aliran

    > 6 L/mnt nyeri sinus dan mengeringkan mukosa hidung, kateter mudah tersumbat

  • Kanula nasal

    Memberikan O2 kontinu dengan aliran 1 6 L/mnt dengan

    konsentrasi O2 sama dengan kateter nasal

    Keuntungan : Pemberian O2 stabil dengan volume tidal dan

    laju pernafasan teratur, mudah memasukkan kanul dibanding

    kateter, bebas makan, bergerak, berbicara, dan nyaman

    Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 lebih

    dari 44%, suplai O2

  • Sungkup Muka Sederhana

    Pemberian O2 kontinu atau selang seling 5 8 L/mnt dengan

    konsentrasi O2 40 60%

    Keuntungan : Konsentrasi O2 yang diberikan lebih tinggi dari

    kateter atau kanula nasal,dapat digunakan dalam pemberian

    terapi aerosol

    Kerugian : Tidak dapat memberikan konsentrasi O2 kurang

    dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran

    rendah

  • Sungkup muka dengan kantong rebreathing

    Pemberian O2 dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 80%

    dengan aliran 8 12 L/mnt

    Keuntungan : Konsentrasi O2 lebih tinggi dari sungkup muka

    sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir

    Kerugian : Tidak dapat memberikan O2 konsentrasi rendah,

    jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2,

    kantong O2 bisa terlipat

  • Sungkup muka dengan kantong non rebreathing

    Pemberian O2 dengan Konsentrasi O2 mencapai 99% dengan

    aliran 8 12 L/mnt udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi

    Keuntungan : Konsentrasi O2 yang diperoleh dapat mencapi

    100%, tidak mengeringkan selaput lendir

    Kerugian : Kantong O2 bisa terlipat

  • Sistem aliran Tinggi

    Pemberian O2 dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi

    oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat

    menambahkan konsentrasi O2 yang lebih tepat dan teratur

    Prinsip pemberian O2 gas yang dialirkan dari tabung

    sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur

    suplai O2 tercipta tekanan negatifudara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara

    pada alat ini sekitas 4 14 L/mnt dengan konsentrasi 30 55%

  • Lanjutan

    Keuntungan : Konsentrasi O2 yang diberikan konstan sesuai

    dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan

    pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat

    dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2

    Kerugian : Kerugian sistem ini pada umumnya hampir sama

    dengan sungkup muka yang lain pada aliran rendah

  • Sistem Pemberian Oksigen

    Oksigen bertekanan tinggi Oksigen cair

    Oksigen konsentrat

  • Transpor Oksigen.

    Pengangkutan oksigen ke jaringan

    Pengangkut O2 di dalam tubuh paru-paru dan sistem kardiovaskuler

    Pengangkutan O2 jaringan tergantung jumlah O2 yang

    masuk kedalam paru-paru, pertukaran gas dalam paru yang

    adekuat, aliran darah menuju jaringan, serta kapasitas darah

    untuk mengangkut O2

  • Lanjutan

    aliran darahderajat konstriksi jaringan vaskuler didalam jaringan serta curah jantung

    Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas

    hemoglobin terhadap O2

  • Tekanan parsial

    Perbedaan tekanan partial O2 dan CO2 pergerakan gas dan

    O2 mengalir dari udara luar melalui alveoli dan darah kedalam

    jaringan, sedangkan CO2 mengalir turun dari jaringan

    kedalam alveoli

    Jumlah kedua gas yang diangkut ke dan dari jaringan tidak adekuat bila sekitar 99% O2 yang larut didalam darah tidak

    terikat pada protein pembawa O2 hemoglobin dan bila sekitar

    94,5% CO2 yang larut dalam darah tidak mengalami

    serangkaian reaksi kimia reversibel yang mengubah CO2

    menjadi senyawa lain

  • Reaksi Hb dan oksigen

    Hb protein mengandung gugus heme yang melekat pada

    sebuah rantai polipeptida

    Masing-masing atom besi dapat mengikat satu molekul O2

    secara reversibel

    Atom besi tetap dalam bentuk fero, reaksi pengikatan O2

    reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi

    Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 Hb + O2 HbO2

  • Tipe kekurangan Oksigen dalam tubuh

    Hipoksemia

    Hipoksia

    Gagal nafas

  • Indikasi Pemberian oksigen

    Sianosis

    Hipovolemi

    Perdarahan

    anemia berat

    keracunan CO

    Asidosis

    Selama dan sesudah pembedahan

    Pasien dengan keadaan tidak sadar

  • Kriteria pemberian terapi oksigen

    Pemberian oksigen secara terus menerus

    apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat:

    PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%

    PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor

    pulmonal, polisitemia (hematokrit >56%)

    Pemberian oksigen secara berselang

    apabila hasil analisis gas darah saat latihan:

    Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%

    Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai

    komplikasi seperti hipertensi pulmoner, somnolen dan aritmia

  • Kontraindikasi terapi oksigen

    Penyakit paru

  • Resiko terapi oksigen

    keracunan oksigen

    distres substernal

    kongesti hidung

    nyeri tenggorokan

    Batuk

    retinopati prematuritas

  • TERIMA KASIH