TERAPI OKSIGEN danar

19
TERAPI OKSIGEN I. Pendahuluan Terapi oksigen adalah upaya pengobatan dengan obat oksigen untuk mencegah atau memperbaiki hipoksia jaringan, dengan cara meningkatkan masukan oksigen ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen dalam sirkulasi dan meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan atau ekstraksi oksigen jaringan. 1 Pada kegawatan kardiopulmoner, pemberian oksigen harus dilakukan secepatnya. Oksigen dibutuhkan dalam metabolisme aerob untuk menghasilkan energi. Oksigen yang terdapat dalam udara bebas sebesar 21% dengan tekanan parsial 150 mmHg, 1 sehingga pada keadaan kegawatan kardiopulmoner yang mengakibatkan hiposemia dan hipoksia jaringan perlu diperbaiki dengan peningkatan fraksi oksigen dalam udara inspirasi (FiO 2 ) dan peningkatan tekanan oksigen dalam udara inspirasi (PO 2 ). 2 Perjalanan oksigen dari udara luar sampai pemanfaatan di dalam sel untuk metabolisme di dalam tubuh harus melalui tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Difusi yaitu perpindahan oksigen melewati membrane alveoli-kapiler, terjadi karena adanya perbedaan tekanan O 2 di alveoli (PAO 2 ) dan di darah arteri (PaO 2 ). PAO 2 dapat ditingkatkan dengan pemberian oksigen, dengan demikian peningkatan perbedaan tekanan sepanjang membran akan memperbaiki PaO 2 . 2 Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 1

Transcript of TERAPI OKSIGEN danar

Page 1: TERAPI OKSIGEN danar

TERAPI OKSIGEN

I. Pendahuluan

Terapi oksigen adalah upaya pengobatan dengan obat oksigen untuk mencegah atau

memperbaiki hipoksia jaringan, dengan cara meningkatkan masukan oksigen ke dalam sistem

respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen dalam sirkulasi dan meningkatkan pelepasan

oksigen ke jaringan atau ekstraksi oksigen jaringan.1

Pada kegawatan kardiopulmoner, pemberian oksigen harus dilakukan secepatnya. Oksigen

dibutuhkan dalam metabolisme aerob untuk menghasilkan energi. Oksigen yang terdapat

dalam udara bebas sebesar 21% dengan tekanan parsial 150 mmHg,1 sehingga pada keadaan

kegawatan kardiopulmoner yang mengakibatkan hiposemia dan hipoksia jaringan perlu

diperbaiki dengan peningkatan fraksi oksigen dalam udara inspirasi (FiO2) dan peningkatan

tekanan oksigen dalam udara inspirasi (PO2).2

Perjalanan oksigen dari udara luar sampai pemanfaatan di dalam sel untuk metabolisme di

dalam tubuh harus melalui tiga tahap, yaitu ventilasi, difusi dan perfusi. Difusi yaitu

perpindahan oksigen melewati membrane alveoli-kapiler, terjadi karena adanya perbedaan

tekanan O2 di alveoli (PAO2) dan di darah arteri (PaO2). PAO2 dapat ditingkatkan dengan

pemberian oksigen, dengan demikian peningkatan perbedaan tekanan sepanjang membran

akan memperbaiki PaO2. 2

Oksigen pertama kali diisolasi oleh Joseph Priestley, kemudian pertama kali digunakan

sebagai obat pada tahun 1794 oleh Thomas Beddoes. Selanjutnya digunakan dalam pelayanan

anesthesia pada tahun 1868 oleh EW Andrews dan dipopulerkan untuk pneumonia pada tahun

1885 oleh GE Holtzapple. 1

Pemberian oksigen dapat dilakukan dengan memakai berbagai alat. Keefektifan masing –

masing alat ditentukan oleh kemampuan alat untuk menghantarkan oksigen dengan kecepatan

aliran yang cukup tinggi untuk mengimbangi kecepatan aliran inspirasi pada nafas spontan. 2

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 1

Page 2: TERAPI OKSIGEN danar

II. Indikasi Terapi Oksigen

Secara umum indikasi klinis terapi oksigen diberikan pada pasien yang menderita ketidak-

adekuatan oksigenasi jaringan yang terjadi akibat :1

1. Gagal nafas; akibat sumbatan jalan nafas, depresi pusat nafas, penyakit saraf otot,

Trauma toraks atau penyakit pada paru, misalnya ARDS

2. Kegagalan transportasi oksigen; akibat syok (kardiogenik, hipovolemik dan septik),

infark otot jantung, anemia atau keracunan CO

3. Kegagalan ekstraksi oksigen oleh jaringan akibat keracunan sianida

4. Peningkatan kebutuhan jaringan terhadap oksigen, seperti pada luka bakar, trauma

ganda, infeksi berat, penyakit keganasan, kejang demam, dll

5. Pasca anestesia terutama anestesia umum dengan gas gelak atau N2O

Dengan demikian tujuan terapi oksigen pada keadaan-keadaan seperti tersebut diatas

adalah untuk :1

1. Mengoreksi hipoksemia

2. Mencegah hipoksemia

3. Mengobati keracunan karbon monoksida

4. Fasilitas absorpsi gas dari jaringan dan rongga – rongga

III. Teknik dan Alat Terapi Oksigen

Pemilihan teknik dan alat yang akan digunakan sangat ditentukan oleh kondisi pasien yang

akan diberikan terapi oksigen. Teknik dan alat yang digunakan dalam terapi oksigen

hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :1

1. Mampu mengatur konsentrasi atau fraksi oksigen udara inspirasi

2. Tidak menyebabkan akumulasi CO2

3. Tahanan terhadap pernafasan minimal

4. Irit dan efisien dalam penggunaan oksigen

5. Diterima dan enak dipakai oleh pasien

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 2

Page 3: TERAPI OKSIGEN danar

Berdasarkan kriteria tersebut alat – alat terapi oksigen digolongkan menjadi :

A. Berdasarkan Fraksi Oksigen

1. Sistem Fixed Performance

Fraksi oksigen alat ini tidak tergantung pada kondisi pasien. Berdasarkan aliran gasnya

alat ini dibagi menjadi :

a. Aliran tinggi, misal pada sungkup venturi

b. Aliran rendah, pada mesin anestesi

2. Sistem Variable Performance

Fraksi oksigennya tergantung pada aliran oksigennya, faktor alat dan kondisi pasien. Alat

ini ada tiga jenis :

a. Sistem no capacity, misalnya : kanul atau kateter hidung atau trakea

b. Sistem small capacity, misalnya : kateter atau kanul dengan aliran tinggi dan sungkup

semi rigid

c. Sistem large capacity, misalnya : penumask, polymask

B. Berdasarkan Ada Tidaknya Hirupan Kembali Udara Ekspirasi

1. Sistem Non Rebreathing

Pada sitem ini kontak antara udara inspirasi dengan udara ekspirasi sangat

minimal. Udara ekspirasi langsung keluar ke udara atmosfir melalui katup searah

yang dipasang pada hubungan antara pengalir gas dengan mulut atau hidung

pasien. Untuk itu harus diberikan aliran gas yang cukup agar volume semenit dan

laju aliran puncak yang dibutuhkan terpenuhi atau memasang kantung penampung

udara inspirasi yang memungkinkan penambahan sejumlah gas bila diperlukan.1

2. Sistem Rebreathing

Pada sistem ini, udara ekspirasi yang ditampung pada kantung penampung yang

terletak pada pipa jalur ekspirasi, dihirup kembali setelah CO2 diserap oleh

penyerap CO2 selanjutnya dialirkan kembali ke pipa jalur inspirasi.1

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 3

Page 4: TERAPI OKSIGEN danar

C. Berdasarkan Kecepatan Aliran

1. Sistem Aliran Oksigen Tinggi

Sistem ini menggunakan sungkup venturi yang mempunyai kemampuan menarik udara

kamar pada perbandingan tetap dengan aliran oksigen sehingga mampu memberikan aliran

total gas yang tinggi dengan FiO2 yang tetap. Keuntungan alat ini adalah : FiO2 ysng

diberikan stabil dan mampu mengendalikan suhu dan humidifikasi udara inspirasi, sedangkan

kelemahannya adalah : alat ini mahal, mengganti seluruh alat apabila ingin mengubah FiO 2

dan tidak enak bagi pasien.1

2. Sistem Aliran Oksigen Rendah

Sebagian dari volume tidal berasal dari udara kamar. Alat ini memberikan FiO2 21% -

90%, tergantung dari aliran gas oksigen dan tambahan aksesoris seperti kantong penampung.

Alat yang umum digunakan dalam sistem ini adalah kanul nasal dan sungkup muka dengan

atau tanpa kantung penampung. Alat ini digunakan pada pasien dengan kondisi stabil, volume

tidalnya berkisar antara 300 – 700 ml (dewasa) dan pola nafasnya teratur.1

Pemberian oksigen dapat dibagi menjadi dua, tanpa memakai alat dan dengan memakai

alat. Pemberian oksigen dengan memakai alat dapat dibagi lagi menjadi dua invasif dan non

invasif.

1. Pemberian Oksigen Tanpa Alat

a. Mouth to mouth, konsentrasi O2 yang dapat diberikan 16%

b. Mouth to nose, konsentrasi O2 yang dapat diberikan 16%

2. Pemberian Oksigen Dengan Alat

a. Non – invasif

i. Kanul nasal (gambar 1)

Termasuk pada sistem non rebreathing, no capacity dan aliran rendah.1 melalui kanula

nasal oksigen yang dialirkan dapat diatur dengan kecepatan aliran antara 1-6 liter/menit untuk

menambah oksigen dari udara kamar yang diinspirasi pasien.2 Konsentrasi yang diinspirasi

pasien disebut fraksi oksigen inspirasi (FiO2), tergantung dari kecepatan aliran dan ventilasi

semenit dari pasien.2

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 4

Page 5: TERAPI OKSIGEN danar

Gambar 1. Kanul Nasal.3

Peningkatan kecepatan aliran oksigen 1 liter per menit akan meningkatkan konsentrasi

oksigen sebesar 4% (Tabel 1). Pemberian aliran yang lebih tinggi dapat berakibat

menegeringkan dan mengiritasi mukosa nasal.2

Tabel 1. Kecepatan Aliran dan Persentase Oksigen Kanul Nasal1,2

No. Kecepatan Aliran % Oksigen

1. 1 L/menit 21 – 24%

2. 2 L/menit 25 – 28%

3. 3 L/menit 29 – 32%

4. 4 L/menit 33 – 36%

5. 5 L/menit 37 – 40%

6. 6 L/menit 41 – 44%

ii. Sungkup Muka Sederhana

Sungkup muka sederhana atau dikenal dengan sungkup muka Hudson. Sungkup muka ini

mempunyai lubang tempat pipa saluran masuk O2 di dasarnya dan lubang – lubang kecil di

sekeliling sungkup muka.2 (Gambar 2)

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 5

Page 6: TERAPI OKSIGEN danar

Gambar 2. Sungkup Muka Sederhana.4

Oksigen dapat dialirkan dengan kecepatan 6 – 10 L/menit dengan FiO2 yang dicapai

sekitar 35 – 60%. Bila kecepatan aliran oksigen kurang dari 6 L/menit akan terjadi

penumpukan CO2 akibat terjadi dead space mekanik. Alat ini termasuk sistem oksigen –

sedang, aliran tinggi.2

iii. Sungkup Muka Dengan Kantung Reservoir

Sungkup muka ini terdiri atas sungkup muka sederhana yang dilengkapi dengan kantong

reservoir oksigen pada dasar sungkup muka dan satu katup satu arah yang terletak pada

lubang disamping sungkup dan satu lagi katup satu arah terletak diantara kantung reservoir

dengan sungkup muka.2 (Gambar 3) Pada saat inspirasi, katup yang terletak di bagian

samping sungkup muka menutup sehingga seluruh gas inspirasi berasal dari kantung

reservoir, sedangkan katup yang berada di antara kantung reservoir dan sungkup menutup

sehingga gas ekspirasi tidak masuk ke kantong reservoir tetapi dipaksa keluar melewati

lubang lubang kecil disamping sungkup. Pada sistem ini aliran oksigen terus menerus akan

mengisi kantung reservoir.

Gambar 3. Sungkup Muka Dengan Kantung Reservoir5

Kantung reservoir tersebut bertujuan untuk meningkatkan konsentrasi oksigen udara

inspirasi, alat ini digunakan apabila memerlukan FiO2 antara 60 – 90%.1 Kecepatan aliran

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 6

Page 7: TERAPI OKSIGEN danar

pada sungkup ini sebesar 9 – 15 L/menit dan dapat memberikan konsentrasi sebesar 90 –

100%.2 (Tabel 2) Alat ini termasuk kelompok large capacity dan non rebreathing.1

Tabel 2. Kecepatan Aliran dan Persentase Oksigen Sungkup Muka Dengan Reservoir 1,2

No. Kecepatan Aliran % Oksigen

1. 6 L/menit 60 %

2. 7 L/menit 70%

3. 8 L/menit 80%

4. 9 L/menit 90%

5. 10 – 15 L/menit 95 – 100%

iv. Sungkup Muka Venturi

Alat ini relatif mahal dibandingkan dengan beberapa alat, sungkup muka venturi terdiri

dari sungkup muka dan mixing jet.1,2 (gambar 4)

Gambar 4. Sungkup Muka Venturi6

Kelebihan dengan alat ini FiO2 yang diberikan dapat dikendalikan, tidak tergantung dari

aliran gas oksigen yang diberikan.1,2 Oksigen yang dibeerikan dapat diatur berkisar 24%,

28%, 35% dan 40% dengan kecepatan aliran 4 – 8 liter/menit, dan 45 – 50% dengan

kecepatan aliran 10 – 12 liter/menit. (Tabel 3)

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 7

Page 8: TERAPI OKSIGEN danar

Tabel 3. Kecepatan Aliran dan Persentase Oksigen Sungkup Muka Venturi 2

No. Kecepatan Aliran % Oksigen

1. 4 – 8 L/menit 24 – 40%

2. 10 – 12 L/menit 40 – 50%

Sungkup muka ini paling berguna pada pasien dengan PPOK yang diketahui memerlukan

sedikit hipoksemia untuk menjaga pacu respirasi. Sehingga diperlukan pemberian titrasi FiO2

untuk memperbaiki saturasi O2 tanpa menekan ventilasi semenit.2 Alat ini termasuk sistem

oksigen terkendali, aliran tinggi.2

v. Kateter Nasal

Alat ini mirip denga n kanul nasal, sederhana, murah dan mudah dalam pemakaiannya.

Tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan usia dan jenis kelamin dari pasien. Untuk anak

– anak digunakan kateter nomor 8 – 10 F, untuk wanita digunakan nomor 10 – 12 F dan

untuk pria digunakan nomor 12 – 14 F. Fraksi oksigen yang dihasilkan sama seperti kanul

nasal. 1 (Gambar 5)

Gambar 5. Kateter Nasal7

b. Invasif

i. Endotracheal Tube

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 8

Page 9: TERAPI OKSIGEN danar

Pipa trachea (Endotracheal Tube) dapat dimasukkan melalui mulut (Orotracheal Tube)

atau melalui hidung (nasotracheal tube).8 (gambar 6 dan 7)

Gambar 6. Pipa Endotrakeal9

Gambar 7. Nasotracheal Tube10

Kegunaan dari pipa endotracheal adalah :2

1. Memelihara jalan nafas atas terbuka

2. Membantu pemberian oksigen konsentrasi tinggi

3. Memfasilitasi pemberian ventilasi dengan volume tidal yang tepat untuk memelihara

pengembangan paru yang adekuat

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 9

Page 10: TERAPI OKSIGEN danar

4. Mencegah jalan nafas dari aspirasi isi lambung atau benda padat atau cairan dari

mulut, kerongkongan atau jalan nafas atas

5. Mempermudah penyedotan dalam trakea

6. Sebagai alternatif memasukkan obat

Di pasaran bebas dikenal beberapa ukuran dan perkiraan ukuran yang diperlukan, dapat

dilihat pada tabel 4 :

Tabel 4. Ukuran Pipa Trakea Berdasarkan Usia8

Usia Diameter (mm) Skala French Jarak Sampai Bibir

(cm)

Prematur 2 – 2.5 10 10

Neonatus 2.5 – 3.5 12 11

1 – 6 bulan 3 – 4 14 11

½ - 1 tahun 3.5 16 12

1 – 4 tahun 4 – 5 18 13

4 – 6 tahun 4.5 – 5.5 20 14

6 – 8 tahun 5 – 5.5* 22 15 – 16

8 – 10 tahun 5.5 – 6* 24 16 – 17

10 – 12 tahun 6 – 6.5* 26 17 – 18

12 – 14 tahun 6.5 – 7 28 – 30 18 – 22

Dewasa wanita 6.5 – 8.5 28 – 30 20 – 24

Dewasa pria 7.5 – 10 32 - 34 20 – 24

(*) tersedia dengan atau tanpa kaf

Cara memilih pipa trakea untuk bayi dan anak kecil :8

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 10

Page 11: TERAPI OKSIGEN danar

Diameter dalam pipa trakea (mm) = 4 + ¼ umur (tahun)

Panjang pipa orotracheal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)

Panjang pipa nasotracheal (cm) = 12 + ½ umur (tahun)

ii. Sungkup Laring (LMA)

Sungkup Laring atau Laryngeal Mask Airway (LMA) merupakan pipa yang ujungnya

berbentuk sungkup dengan balon yang bisa dikembangkan dengan memiliki berbagai ukuran

sesuuai usia pasien.2 (gambar 8 dan tabel 5)

Gambar 8. Laryngeal Mask Airway11

Tabel 5. Ukuran LMA8

Ukuran Usia Berat (Kg)

1.0 neonatus < 3

1.3 Bayi 3 – 10

2.0 Anak kecil 10 – 20

2.3 Anak 20 – 30

3.0 Dewasa kecil 30 – 40

4.0 Dewasa normal 40 – 60

5.0 Dewasa besar >60

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 11

Page 12: TERAPI OKSIGEN danar

Dikenal 2 macam sungkup laring, yaitu :8

1. Sungkup laring standar dengan satu pipa nafas

2. Sungkup laring dengan dua pipa yaitu satu pipa nafas standar dan lainnya pipa

tambahan yang ujung distalnya berhubungan dengan esofagus.

LMA dimasukkan ke dalam faring tanpa laringoskop sampai terasa ada tahanan. Adanya

tahanan menunjukkan ujung distal pipa sampai pada hipofaring dan balon segera

dikembangkan sehingga mendorong sungkup menutupi pembukaan trakea, dan menjadikan

tidak ada kebocoran. Pemberian ventilasi terjadi lewat lubang yang ada pada bagian tengah

sungkup LMA.2

Indikasi pemasangan LMA adalah :2

1. Ketidakmampuan penolong memberikan ventilasi dengan alat kantung nafas sungkup

muka.

2. Henti nafas dan henti jantung.

iii. Pipa esofagus – trakea (combitude)

Combitude merupakan pipa dengan dua lumen dan dua balon. Pipa ini dipasang tanpa

perlu memvisualisasi pita suara. (gambar 9) Satu lumen mempunyai lubang – lubang ventilasi

di sisi pipa pada tingkat hipofaring dan ujung distalnya buntu. Satu lumen lainnya

mempunyai ujung yang terbuka.

Bila combitude dimasukkan ke dalam mulut dan balon faring dikembangkan, balon akan

berada diantara dasar lidah dan palatum mole, sehingga combitude berada pada posisi yang

tepat dan memisahkan orofaring dari hipofaring. Pengembangan balon esofagus akan

memisahkan trakea atau esofagus. Combutude lebih sering masuk ke dalam esofagus

dibandungkan ke dalam trakea. Kontraindikasi dari penggunaan combitude adalah pasien

dengan refleks – refleks faring atau laring.

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 12

Page 13: TERAPI OKSIGEN danar

Gambar 9. Combitude12

IV. Pemantauan Pemberian Oksigen

Untuk memantau keefektifan pemberian oksigen dan membantu titrasi konsentrasi oksigen

inspirasi, dapat dengan pemeriksaan invasif yaitu analisis gas darah dan secara non – invasif

dengan alat oksimetri denyut.2

Penggunaan oksimetri denyut dapat pula sebagai petunjuk pemilihan alat oksigenasi

(Tabel 6).

Tabel 6. Pemilihan Alat Oksigen Berdasarkan Nilai Oksimetri Denyut2

Nilai Oksimetri Denyut Arti Klinis Pilihan Alat

95 – 100% Dalam batas normal O2 4 L/menit, kanul nasal

90 - < 95% Hiposia ringan sampai

sedang

Sungkup muka sederhana

85 – < 90% Hipoksia sedang sampai

berat

- Sungkup muka

dengan reservoir

- Ventilasi bantu

< 85% Hipoksia berat mengancam

nyawa

- Ventilasi dibantu

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 13

Page 14: TERAPI OKSIGEN danar

DAFTAR PUSTAKA

1. Mangku G, Senapathi AGT. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Indeks.

Jakarta. 2010

2. Karo S, Rahajoe UA, Sulistyo S. Buku Panduan Kursus Bantuan Hidup Jantung

Lanjut. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2008

3. http://nursingbegin.com/wp-content/uploads/2009/07/nasal-oxygen.jpg

4. http://www-personal.umich.edu/~lpt/oxdelivery_files/oxdeli6.gif

5. http://comps.fotosearch.com/comp/LIF/LIF154/face-mask-reservoir_~CCP02046.jpg

6. http://www.p-wholesale.com/upimg/10/460a2/venturi-mask-855.jpg

7. http://www.bettermost.com/X-oxygen%20tube.jpg

8. Latief AS, Suryadi AK, Dachlan RM. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi kedua.

Cetakan ke-5. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. 2010

9. http://www6.ufrgs.br/favet/imunovet/molecular_immunology/endotracheal_tubes.jpg

10. http://cdn.gotoknow.org/assets/media/files/000/180/061/original_Nasaltube3.jpg?

1285839909

11. http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/c/c3/

ProSeal_Laryngeal_Mask_Airway_inflated_001.jpg

12. http://img.esuppliersindia.com/fp/1/574/092.jpg

Danarto H.A (Kepaniteraan Klinik – UPN) Page 14